Anda di halaman 1dari 10

Vol.14 No.1.

Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

SISTEM PENTANAHAN GRID


PADA GARDU INDUK PLTU TELUK SIRIH

Oleh:

AndiSyofian. ST. MT
Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang

ABSTRAK
Sistem pentanahan bertujuan untuk mengamankan peralatan-peralatan listrik maupun manusia yang
berlokasi di sekitar gangguan dengan cara mengalirkan arus gangguan ke tanah. Salah satu faktor untuk
mendapatkan nilai tahanan pentanahan yang kecilyaitu letak elektroda yang akan ditanam dan kondisi tanah di
daerah dimana sistem pentanahan tersebut akan dipasang. Analisa ini bertujuan untuk mengetahui besarnya
tahanan pentanahan pada Gardu Induk PLTU Teluk Sirih dengan melakukan pengukuran langsung kemudian
membandingkannya dengan hasil design, dimana hasil yang diperoleh mengacu pada standar IEEE Std 80-1986.
Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa nilai tahanan pentanahan sangat dipengaruhi oleh kedalaman
elektroda yang ditanam, jumlah elektroda, jarak antar elektroda, ukuran konduktor dan kondisi tanah dimana
elektroda tersebut ditanam.

Kata Kunci : pentanahan, grid

ABSTRACT
Grounding system have the function to make safe the electrics equipments and also human which have
location arround the equipments by conducting over current to the ground. One of factor to get the small
resistance of grounding that is ground rod position and ground condition in area which ground rod will be
installed. This analysis aim to know the resistance of grounding in PLTU Teluk Sirih Substation by perform
direct meassurement and then compare with the result design, which result obtained relate with standard of
IEEE Std 80-1986. The conclusion of result analyse that grounding resistance very influenced by ground rod
deepness, ground rod amound, distance between ground rod, ground rod size and ground condition where
ground rod planted.

Key word : grounding, grid

1. PENDAHULUAN sehingga arus gangguan itu mengalir ke tanahs


ebagai akibat isolasi peralatan yang tidak
Gardu Induk pembangki tmerupakan suatu berfungsi dengan baik. Arus gangguan tersebut
sistem Instalasi listrik yang terdiri dari beberapa akan mengalir pada bagian-bagian peralatan yang
peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik terbuat dari metal dan juga mengalir dalam tanah
dari Pembangkit ke jaringan transmisi yang di sekitar gardu induk. . Arus gangguan ini
selanjutnya disalurkan ke jaringan distribusi menimbulkan gradien tegangan diantara peralatan
primer, dan berfungsi sebagai penyalur daya dengan peralatan, peralatan dengan tanah dan
dengan kapasitas KVA, MVA sesuai dengan juga gradien tegangan pada permukaan tanah itu
tegangan operasinya. Gardu induk merupakan sendiri. Besarnya gradien tegangan pada
salah satu bagian dari sistem tenaga listrik yang permukaan tanah tergantung pada tahanan jenis
mempunyai kemungkinan sangat besa tanah atau sesuaidengan struktur tanah tersebut.
rmengalami bahaya yang disebabkan oleh
timbulnya gangguan dari petir maupun arus lebih

136
Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

Karena peranannya yang sangat penting tegangannya semakin merata. Adapun bentuk dari
dalam menyalurkan daya listrik dan menjadi pentanahan sistem grid dapat dilihat pada gambar
penghubung listrik dari pembangkit ke jaringan 2.1 berikut:
transmisi maka dibutuhkan kontinuitas dan
keandalan dari gardu induk tersebut. Untuk
mendukung hal tersebut maka perlu diterapkan
suatu sistem pentanahan yang memenuhi
persyaratan sistem pengaman.

Terdorong dari kenyataan di atas maka


penulis mencoba untuk membuat suatu studi
pentanahan pada gardu induk yang memenuhi
persyaratan sistem pengaman serta memperkecil
tegangan permukaan tanah sehingga tegangan
Gambar 2.1 Pentanahan Sistem Grid
permukaan yang timbul tidak membahayakan baik
dalam kondisi normal maupun saat terjadi
gangguan ke tanah. Gardu induk yang akan Penyambungan antara konduktor dengan
digunakan penulis sebagai lokasi perencanan yaitu batang elektroda dan antara konduktor dengan
Gardu induk PLTU Teluk Sirih berlokasi di konduktor dilakukan dengan cara cadweld. Proses
TelukSirih, Kelurahan Bungus Teluk Kabung, penyambungannya yaitu menyusun secara
Kota Padang, yang masih dalam proses berlapis batang elektroda dengan konduktor
konstruksi. Sistem pentanahan yang digunakan ataupun konduktor dengan konduktor dalam
adalah sistem grid, dimana sistem pembumian cetakan yang kering dan bersih. Setelah itu
grid dilakukan dengan cara menanamkan batang- cetakan ditutup dan letakkan piringan logam pada
batang konduktor sejajar dengan permukaan tanah tempatnya, selanjutnya masukkan material las
pada kedalaman tertentu. (bubuk mesiu) sambil mengetuk bagian bawah
cetakan untuk memastikan bubuk mesiu merata
dan mencapai lokasi pemicu. Tutup cover atas
cetakan dan bakar mesiu pada lokasi pemicu
2. LANDASAN TEORI dengan pematik api, cetakan dapat dibuka setelah
2.1. Sistem Pentanahan Grid 10 detik. Untuk lebih jelasnya, proses cadweld
Peralatan gardu induk sebaiknya dapat dilihat pada lampiran. Adapun hasil dari
dipasang pembumian grid dengan penghantar cadweld dapat dilihat pada gambar berikut:
yang besar berguna untuk memperkecil tahanan
pembumian dan batasan tegangan diantara
peralatan dan permukaan tanah pada nilai yang
diijinkan. Pembumian grid merupakan salah satu
sistem pembumian yang banyak digunakan pada
gardu induk karena mempunyai beberapa
keuntungan dibandingkan sistem pembumian
lainnya. Beberapa keuntungan tersebut antara lain
gradien tegangan pada sistem pembumian grid
akan lebih rata serta tahanan pentanahan yang
lebih kecil. Sistem pembumian grid dilakukan
dengan cara menanamkan batang-batang elektroda Gambar 2.2 Hasil Cadweld
pada kedalaman tertentu. Batang-batang elektroda
tersebut terhubung satu dengan yang lainnya 2.2. Tahanan Jenis Tanah
menggunakan konduktor, sehingga membentuk Dalam membuat suatu perencanaan
beberapa buah mesh. Distribusi tegangan pembumian gardu induk, perlu dilakukan survey
tergantung pada jarak elektroda paralel, makin lapangan untuk mengetahui komposisi tanah pada
besar jarak elektroda maka pendistribusian tempat gardu induk tersebut akan dibangun,
tegangannya makin tidak rata dan makin dekat karena hal ini sangat berhubungan dengan harga
jarak elektroda paralel maka pendistribusian tahanan pembumian peralatan tersebut. Ada

37
Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

beberapa faktor yang mempengaruhi harga Temperatur tanah pada kedalaman 5 feet
tahanan pembumian, antara lain: sifat geologi (= 1,5 m) biasanya stabil terhadap perubahan
tanah, komposisi zat kimia dalam tanah, temperatur permukaan. Bagi Indonesia daerah
kandungan air tanah, temperatur tanah, selain itu tropic perbedaan temperatur selama setahun tidak
faktor perubahan musim juga mempengaruhinya. banyak, sehingga faktor temperatur boleh dikata
tidak ada pengaruhnya.
Sifat geologi tanah merupakan faktor
utama yang menentukan tahanan jenis tanah. 2.3. Elektroda Pentanahan
Bahan dasar dari pada tanah relatif bersifat bukan
Elektroda adalah bagian penghantar yang
penghantar. Tanah liat umumnya mempunyai
merupakan bidang temu penghantar antar medium
tahanan jenis terendah, sedang batu-batuan dan yang berbeda daya hantarnya.
quartz bersifat sebagai insulator. Tabel dibawah
ini menunjukkan harga-harga tahanan jenis tanah Elektroda bumi adalah sebuah penghantar
(ρ)dari berbagai jenis tanah: yang mempunyai kontak yang erat dengan bumi
dan menghantarkan hubungan listrik dengan
bumi.

Tabel 2.1. Tabel Harga-harga tahanan jenis tanah Pada dasarnya ada tiga jenis elektroda
dari berbagai jenis tanah yang digunakan pada sistem pentanahan yaitu:

No Jenis Tanah Tahanan Jenis 1. Elektroda batang


Tanah (Ohm
Meter) 2. Elektroda pelat
1 Rawa 30 3. Elektroda pita
2 Tanah Liat 100
3 Pasir Basah 200 Elektroda –elektroda ini dapat digunakan
4 Batu-batu Kerikil 500 secara tunggal maupun multiple dan juga secara
Basah gabungan dari ketiga jenis.
5 Pasir dan Batu Kerikil 1000
Kering 2.3.1 Elektroda Batang
6 Batu 3000
Sumber: PUIL 2000 Elektroda batang terbuat dari batang atau
pipa logam yang ditanam vertikal di dalam tanah.
Biasanya dibuat dari bahan tembaga, stainless
Komposisi zat kimia dalam tanah
steel atau galvanised steel. Perlu diperhatikan pula
terutama sejumlah zat organik maupun anorganik
dalam pemilihan bahan agar terhindar dari
yang dapat larut perlu untuk diperhatikan pula.
galvanic couple yang dapat menyebabkan korosi.
Didaerah yang mempunyai tingkat curah hujan
Pemasangan elektroda dilakukan dengan cara
tinggi biasanya mempunyai tahanan jenis tanah dimasukkan tegak lurus ke dalam tanah dan
yang tinggi disebabkan garam yang terkandung
panjangnya disesuaikan dengan tahanan
pada lapisan atas larut. Pada daerah yang
pentanahan yang diperlukan. Jenis elektroda
demikian ini untuk memperoleh pentanahan yang
batang seperti terlihat pada gambar 2.3:
efektif yaitu dengan menanam elektroda pada
kedalaman yang lebih dalam dimana larutan
garam masih terdapat.
Kandungan air tanah sangat berpengaruh
terhadap perubahan tahanan jenis tanah( ρ
)terutama kandungan air tanah sampai dengan
20%. Dalam salah satu test laboratorium untuk Gb. 2.3. elektroda batang
tanah merah penurunan kandungan air tanah dari
20% ke 10% menyebabkan tahanan jenis tanah
naik samapai 30 kali.Kenaikan kandungan air
tanah diatas 20% pengaruhnya sedikit sekali.

38
Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

2.3.2 Elektroda Pelat


2.4. Tahanan Pentanahan
Bentuk elektroda pelat biasanya empat Tahanan pentanahan sebagian besar
persegi panjang yang terbuat dari tembaga, timah tergantung pada panjang elektroda dan sedikit
atau pelat baja yang ditanam di dalam tanah. Cara tergantung pada ukuran penampangnya. Jika
penanaman biasanya secara vertikal, sebab dengan beberapa elektroda diperlukan untuk memperoleh
menanam secara horizontal hasilnya tidak berbeda tahanan pentanahan rendah, jarak antar elektroda
jauh dengan vertikal. Penanaman secara vertikal tersebut minimum harus dua kali lipat
adalah lebih praktis dan ekonomis. Jenis elektroda panjangnya, (PUIL 2000).
pelat seperti terlihat pada gambar 2.4:
Pentanahan yang ideal harus memberikan
nilai tahanan pentanahan mendekati nol atau ≤ 1
ohm untuk gardu induk bertegangan tinggi
(ANSI/IEEE Std 80-1986). Sebagai perkiraan
pertama, sebuah nilai minimum dari tahanan
pentanahan grid gardu induk pada tanah yang
seragam (uniform) untuk lapisan pertama
(permukaan tanah) saja dapat dihitung dengan
persamaan :

.................2.1

Dimana,
Rg = tahanan pentanahan grid (Ω)
Ρρ = tahanan jenis tanah (Ω-m)
A = luas area pentanahan grid (m2)

Gb. 2.4. Elektroda pelat Kemudian, pada lapisan kedua dengan


adanya gabungan antara grid dan batang rod untuk
2.3.3 Elektroda Pita tanah yang seragam, jumlah konduktor grid dan
konduktor batang rod yang ditanam pada
Elektroda jenis ini terbuat dari bahan kedalaman tertentu, diperoleh persamaan seperti
metal berbentuk pita atau juga kawat BBC yang di dibawah ini [Laurent, P. G., 1951 dan Nieman, J,
tanam di dalam tanah secara horisontal sedalam ± 1952] :
2 feet. Elektroda pita ini bisa dipasang p ada
struktur tanah yang mempunyai tahanan jenis
rendah pada permukaan dan pada daerah yang ........................2.2
tidak mengalami kekeringan. Hal ini cocok untuk
daerah-daerah pegunungan dimana harga tahanan
Dimana L = total dari panjang konduktor yang
jenis tanah makin tinggi dengan kedalaman. Jenis
tertanam (m). Untuk perhitungan nilai tahanan
elektroda pita seperti terlihat pada gambar 2.5:
dari pentanahan grid yang diformulasikan oleh
Nieman, J., (1952), diperoleh sebagai berikut :

..........2.3

Gb. 2.5. Elektroda pita


Untuk h = 0, r =

39
Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

Perhitungan tahanan pentanahan grid untuk


kedalaman tertentu yakni 0 < h < 2.5 m
Lc = L1 n + L2 m
berdasarkan Laurent, P.G.,(1951) diperoleh:
............................2.7
D1 =
2.4
........................................2.8
Dari kedua persamaan 2.3 dan 2.4 diatas
D2 =
dikombinasikan oleh IEEE Std 80-1986 (untuk
.........................................2.9
lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran)
diperoleh persamaan untuk kedalam konduktor 0
m < h < 2.5 m Lc =
........2.10

Dimana,
.......
.2.5 L1 = panjang konduktor (m)
L2 = lebar konduktor (m)
Dimana h = kedalaman penanaman konduktor (m) n = jumlah konduktor parallel sisi panjang
m = jumlah konduktor parallel sisi lebar
Panjang total konduktor pentanahan L merupakan D1 = jarak antar konduktor parallel sisi
penjumlahan dari grid dan rod : panjang
D2 = jarak antar konduktor parallel sisi
L = Lc + Lr ...................................2.6 lebar
Untuk menetukan ukuran dari konduktor tembaga
Dengan, minimum yang dipakai sebagaikisi-kisi
Lc = panjang konduktor pentanahan grid pengetanahan, digunakan persamaan berdasarkan
Lr = panjang konduktor pentanahan rod. pada dokumen PLTU Sumbar Project No. 33-
F5911S-CAL-D0901-01:
Untuk menentukan panjang konduktor pentanahan
grid Lc dapat dirumuskan dengan mengacu pada
gambar 2.6.

...2.
11

Dimana:

= temperatur maksimum

Ta = temperatur sekeliling

= thermal coefficient of
resistivity

= resistivity of the ground


conductor

= 234.00 0C

= thermal capacity per


Gambar 2.6. Sistem Pentanahan Grid dengan unit volume
Panjang L1 dan L2

40
Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

= rms short circuit current elektroda-elektroda tersebut (‘E’, ‘P’, ‘C’). Besar
tegangan sumber antara elektroda ‘E’ dan ‘C’
= duration of current adalah 50 Volt, dengan arus yang terukur pada
ampermeter adalah 1 A. Selanjutnya kita
mengukur besarnya tegangan antara elektroda ‘E’
2.5. Teori Dasar Pengukuran Tahanan dan elektroda ‘P’, dimana volt meter
Pentanahan dengan Metode tiga elektroda menunjukkan tegangan sebesar 25 Volt, maka
besar tegangan pentanahan pada area tersebut
(Three Poin Methode)
adalah : R = V / I = 25 / 1 = 25 Ohm.
Metode tiga elektroda ini dimaksudkan Disamping itu perlu dilakukan dalam
untuk mengukur nilai tahanan pentanahan, yang penempatan elektroda-elektroda adalah pertama
terdiri dari tiga batang elektroda, elektroda- elektroda ‘P’ ditanam ditengah-tengah elektroda
elektroda tersebut antara lain : elektroda ‘E ‘E’ dan ‘C’. kedua elektroda ‘P’ ditanam dengan
(Earth)’, elektroda ‘P’ (Beda Potensial), dan jarak 3 meter lebih dekat dengan elektroda ‘E’,
elektroda ‘C’ (Current). dan yang ketiga elektroda ‘P’ ditanam dengan
jarak 3 meter lebih dekat dengan elektroda ‘C’.
Elektroda-elektroda haruslah ditanam
Apabila diperoleh tiga pembacaan yang
pada area yang hendak kita ukur. Elektroda yang
sesuai satu dengan yang lainnya dalam batas-batas
pertama-tama kita tanam adalah elektroda ‘E’,
ketelitian pengukuran yang dilakukan, maka
kemudian elektroda ‘C’ kita tanam. Dengan
demikian akan ada potensial antara ‘E’ dan tahanan dari hubungan tanah adalah harga rata-
rata pembacaan tersebut. Namun, bila tidak ada
elektroda ‘C’ yang timbul dari sumber catu. Jarak
kesesuaian maka elektroda ‘C’ harus dipindahkan
antara elektroda ‘E’ dan ‘C’ yang ditanam
dan ditanam pada jarak yang lebih jauh dari
tersebut harus cukup jauh, seperti terlihat pada
elektroda ‘E’. kemudian sekali lagi diambil tiga
gambar 2.7 :
pembacaan yang sesuai. (Pabla AS, Ir Hadi
Abdul, 1986 : hal 175).

3. Metodologi Penelitian
3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian


eksperimen. Data yang diambil berupa pengujian
dan pembuktian yang bertujuan untuk
mendapatkan fakta-fakta dan sifat-sifat mengenai
Gambar 2.7. Pengukuran tahanan pentanahan suatu permasalahan. Dalam hal ini penulis
dengan berusaha untuk menganalisa tahanan pentanahan
metode tiga elektroda sistem grid pada gardu induk PLTU Teluk Sirih.

Dengan demikian ada arus yang mengalir,


yang diukur dengan meter A. Apabila elektroda
yang lain, yaitu ‘P’ sekarang ditanam dibeberapa 3.2. Lokasi Penelitian
tempat disekitar ‘E’ dan ‘C’, dan voltmeter
dihubungkan maka voltmeter tersebut akan Penelitian ini dilakukan di Gardu Induk
menunjukkan harga tegangan antara ‘E’ dan ‘P’. PLTU TelukSirih 2 X 112 MW yang masih dalam
(Pabla AS, Ir Hadi Abdul, 1986 : 172 – 173). tahap konstruksi.Berlokasi di TelukSirih,
Selanjutnya dengan menggunakan hukum KelurahanBungusTelukKabung, Kota Padang.
Ohm kita dapat menentukan besarnya tahanan Jaraknya sekitar 30 km sebelahselatan Padang,
pentanahan tersebut (R = V / I). Sebagai contoh : Ibu Kota provinsi Sumatera
Misalkan suatu area yang hendak kita ketahui Barat.Koordinatgeografispada 01o 04’ 32” LS dan
besar harga tahanan pentanahannya kita tanam

41
Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

100o 22’ 36 BT. Untuk gambar lokasi diberikan c. Mengukur tahanan pentanahan
pada lampiran.
Dari keseluruhan proses pengukuran dan
analisa yang dilakukan maka dapat diketahui
besarnya tahanan pentanahan yang aman untuk
gardu induk PLTU TelukSirih 2X112MW.

3.3. Pengumpulan Data b.Diagram Alir

Data yang diperlukan adalah: Secara garis besar diagram alir


perhitungan seperti berikut:
a. Pengamatan lapangan tentang jenis tanah dan
luas area gardu induk PLTU Teluk Sirih
b. Mendapatkan data tentang besarnya tahanan
jenis tanah PLTU Teluk Sirih
c. Mendapatkan data tentang konfigurasi Grid

a. Alat Ukur dan Material yang Digunakan

i. Alat Ukur

Adapun alat ukur yang digunakan


seperti tabel 3.1 di bawah ini:

Tabel 3.1 Spesifikasi Alat Ukur

Nama Alat Earth Tester


Model 4105A
Merk Kyoritsu

ii. Material yang Digunakan

Spesifikasi Material yang digunakan


seperti pada tabel 3.2 di bawah ini:

Tabel 3.2 Spesifikasi Material

Konduktor Rod
Tipe Copper Tipe Copper
Ukuran 120 mm2 Ukuran 6 cm

b. Teknik Analisa Data

a. Menentukan nilai tahanan jenis tanah


berdasarkan jenis tanah di area switchyard Gambar 3.1 Alur Proses
PLTU Teluk Sirih.
b. Menghitung tahanan pentanahan
berdasarkan konfigurasi grid yang ada

42
Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

Sumber: Dokumen PLTU Sumbar Project No. 33-


4. Analisa dan Pembahasan F5911S-CAL-D0901-01
4.1. Data Tanah dan Konfigurasi Grid GI 4.1.3.Data Konduktor
PLTU Teluk Sirih
Data Spesifikasi dari konduktor untuk GI
4.1.1.Data Tanah PLTU Teluk Sirih PLTU Teluk Sirih dapat dilihat pada tabel 4.3
berikut(untuk lebih jelasnya lihat lampiran):
Adapun data Tanah di PLTU Teluk Sirih
dapat dilihat seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Data Konduktor untuk
Tabel 4.1 Spesifikasi Tanah PLTU Teluk Sirih
Pentanahan GI PLTU Teluk Sirih
Berdasarkan Kedalamam

Kedalaman Tipe Tanah Tahanan Jenis Deskripsi Spesifikasi


(m) Tanah (Ω m) Type Tembaga
0,5 Clean 2500 Luas Permukaan 120 mm2
Limestone
5 Moist Soil 100 Konduktor
>5 Moist Soil 100 Sumber: Dokumen PLTU Sumbar Project No. 33-
Sumber: Dokumen PLTU Sumbar Project No. 33- F5911S-CAL-D0901-01
F5911S-CAL-D0901-01

4.1.2.Data Konfigurasi Grid GI PLTU Teluk 4.2. Perhitungan Tahanan Pentanahan


Sirih
Untuk data konfigurasi grid pada GI PLTU Teluk Dari data jenis tanah dan konfigurasi grid
Sirih didapatkan sebagai berikut: pada gardu induk PLTU Teluk Sirih, maka dapat
Tabel 4.2 Data Konfigurasi Grid GI PLTU Teluk dihitung panjang total konduktor pentanahan dan
Sirih tahanan pentanahannya berdasarkan persamaan
(2.6) dan (2.5):
Deskripsi Spesifikasi
Panjang konduktor (L1) 100 m Panjang Total Konduktor
Lebar konduktor (L2) 52 m
Jumlah konduktor paralel 12 Diketahui: L1= 100 m, L2= 52 m, D2=
sisi panjang (m) 8,7 m, m= 12 m
Jumlah konduktor paralel sisi 7
lebar (n)
Jarak antara konduktor paralel 9,1 m
sisi panjang (D1)
Jarak antara konduktor paralel 8,7 m
sisi lebar (D2)
Kedalaman konduktor 0,8 m Lr = 2,5 X 34 = 85
Sehingga L= Lc + Lr
Panjang elektroda batang 2,5 m = 1321,7 + 85
(Rod) = 1406,7 m
Total elektroda batang (Rod) 34 Tahanan Pentanahan
Diameter elektroda 6 cm Diketahui: ρ = 100 Ω m, L= 1406,7
m, A= 5200 m2, h= 2,5 m
batang (Rod)

43
Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

Setelah penyambungan selesai, posisikan range


switch alat ukur pada posisi 20 Ω untuk mengukur
pada skala 20 Ω, setelah itu tekan “Press To Test”
kemudial lock untuk membaca nilai tahanan
pentanahan pada layar alat ukur. Jika pada
saatpengukuran penunjuk melebihi skala 20 Ω,
maka ubah range switch pada posisi 200 Ω, jika
masih melebihi juga ubah range switch ke posisi
Ω tertinggi yaitu 2000 Ω.

Hasil pengukuran tahanan pentanahan


Jadi tahanan pentanahan berdasarkan hasil untuk 34 titik pada GI PLTU Teluk Sirih bisa
perhitungan untuk gardu induk PLTU Teluk Sirih dilihat pada tabel berikut:
adalah 0,7106 Ω.
Tabel 4.4. Hasil pengukuran tahanan
pentanahan gardu induk PLTU Teluk
4.3. Pengukuran Tahanan Pentanahan dan Sirih
Hasil Pengukuran
Tahanan
Pengukuran tahanan pentanahan sistem Tahanan
Titik Pentanahan Titik
Grid dilakukan untuk memastikan bahwa Pentanahan (Ω)
besarnya tahanan pentanahan sudah sesuai dengan (Ω)
hasil perhitungan dan standar yang telah
1 0,37 18 0,42
ditentukan.
2 0,34 19 0,33
Adapun prosedur pengukuran tahanan
pentanahan adalah sebagai berikut: 3 0,33 20 0,49

Lakukan sambungan pengukuran seperti 4 0,29 21 0,29


gambar 4.2: 5 0,36 22 0,31
Kuning 6 0,33 23 0,47
Hijau
7 0,47 24 0,39
8 0,39 25 0,35
E P C
C1 P1 E1 9 0,42 26 0,32
10 0,49 27 0,34
5- 5-
RE 11 0,39 28 0,37
10m 10m
12 0,47 29 0,38
13 0,31 30 0,40
Gambar 4.1. Sambungan pengukuran tahanan 14 0,42 31 0,36
pentanahan GI Teluk Sirih
15 0,33 32 0,43
Pastikan elektroda bantu dan elektroda
16 0,44 33 0,38
yang akan diukur sudah tersambung dengan benar
ke alat ukur. Jarak antara elektroda pada saat 17 0,47 34 0,32
pengukuran 6 m, untuk elektroda bantu ditanam
sepanjang 300 cm sedangkan untuk elektroda
yang akan diukur ditanam sepanjang 2,5 m.

44
Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

4.4. Pembahasan gardu induk PLTU Teluk Sirih sudah sesuai


dengan standar ANSI/IEEE Std 80-1986 yaitu ≤ 1.
Pengukuran tahanan pentanahan pada
gardu induk PLTU Teluk Sirih menggunakan alat
earth tester kyoritsu 4105A, dengan luas gardu
induk 5200 m2, dimana banyaknya rod yang akan 5. Kesimpulan
dipasang adalah 34 titik.
1. Sistem pentanahan yang sesuai pada gardu
Sebelum melakukan pengukuran, terlebih induk PLTU Teluk Sirih saat ini adalah
dahulu dilakukan perhitungan besarnya tahanan Sistem Pentanahan Grid.
pentanahan gardu induk berdasarkan data yang
telah diambil sebelumnya. Dari hasil perhitungan 2. Besarnya nilai tahanan pentanahan pada
didapatkan tahanan pentanahan sebesar 0,7106 Ω. gardu induk PLTU Teluk Sirih berdasarkan
Hasil perhitungan ini sudah sesuai standar, hasil perhitungan adalah 0,7 Ω, sedangkan
dimana pentanahan yang baik untuk gardu induk pada saat pengukuran langsung didapatkan
bertegangan tinggi harus memberikan nilai nilai terendah sebesar 0,29 Ω dan nilai
tahanan mendekati nol atau ≤ 1 ohm (ANSI/IEEE tertinggi sebesar 0,49 Ω dengan hasil rata-
Std 80-1986 terlampir). rata sebesar 0,38 Ω.

Setelah nilai tahanan pentanahan telah


diketahui dari hasil perhitungan, maka dilakukan Daftar Pustaka
pengukuran langsung ke gardu induk untuk
mengetahui nilai tahanan pentanahan yang Arismunandar, Artono, DR. Teknik Tenaga
sebenarnya kemudian nantinya hasil yang Listrik. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
diperoleh akan dibandingkan dengan hasil
perhitungan.Nilai tahanan pentanahan untuk 34 Hutauruk, T.S, Ir. 1991. Pengetanahan Netral
titik elektroda pentanahan tersebut didapatkan Sistem Tenaga dan Pengetanahan
nilai terendah sebesar 0,29 Ω dan nilai tertinggi Peralatan. Jakarta: Erlangga
sebesar 0,49 Ω dengan hasil rata-rata sebesar 0,38
Ω. PT. PLN (Persero). 2007. Contract Document
PLTU Sumatera Barat (2X112 MW) Book
Berikut adalah tabel perbandingan antara III C.
hasil perhitungan berdasarkan data yang ada
sebelumnya dengan kondisi aktual yang PLTU Sumbar Project.2010. Calculation Of
sebenarnya: Earthing.

Tabel 4.5. Perbandingan Tahanan Pentanahan An American National Standard.1986. IEEE


No Parameter (Design) (Aktual) Guide for Safety in AC Substation
Grounding. Amerika: The Institute of
1. Tahanan 0,7 Ω 0,29 Ω (nilai Electrical and Electronics Engineers, Inc.
Pentanahan terendah)

0,49 Ω (nilai
tertinggi)

0,38 Ω (nilai
rata-rata)

Dari hasil perhitungan dan pengukuran


langsung, maka nilai tahanan pentanahan pada

45

Anda mungkin juga menyukai