Anda di halaman 1dari 3

Rev.

PROTOKOL ASESMEN JARAK JAUH (REMOTE ASSESSMENT)

Protokol asesmen jarak jauh ini berlaku sebagai tindak lanjut Kebijakan Komite Akreditasi
Nasional (KAN) Nomor 001/KAN/03/2020 terkait antisipasi dampak pandemik global
Covid-19 terhadap proses akreditasi dan penilaian kesesuaian.

Asesmen dapat dilakukan dengan cara asesmen jarak jauh secara keseluruhan dan atau dapat
dilakukan secara sebagian (kombinasi).

Penggunaan asesmen jarak jauh dalam rangka re-asesmen atau pengaktifan kembali status
akreditasi atau verifikasi lapangan dapat dilakukan evaluasi kasus per kasus. Manajemen KAN
memiliki kewenangan penuh untuk menentukan kapan dan bagaimana (metode) asesmen
jarak jauh akan dipergunakan.

PRASYARAT

1. LPK harus menyediakan seluruh infrastruktur yang diperlukan agar proses asesmen
jarak jauh dapat berlangsung dengan baik, contoh: koneksi internet, computer dan/atau
telpon pintar, software dan lain-lain. Personel KAN akan melakukan
pengujian/pengecekan terhadap kesiapan infrastruktur ini sebelum dilakukan asesmen
jarak jauh.
2. LPK wajib menghadirkan anggota manajemen, personel teknis dan personel kunci
lainnya yang harus ada dalam rangka asesmen jarak jauh.
3. LPK harus memberi akses kepada asesor KAN ke dokumentasi dan rekaman yang
diperlukan selama asesmen jarak jauh berlangsung secara online sehingga asesor dapat
mempelajari dokumen dan rekaman untuk menentukan kesesuaiannya terhadap
persyaratan akreditasi.
4. Khusus untuk skema laboratorium / lembaga inspeksi : lembaga inspeksi /laboratorium
harus dapat memberikan fasilitas berupa video/rekaman unjuk kerja
pengujian/kalibrasi/inspeksi untuk memastikan bahwa pendukung kompetensi
Rev.1

lembaga inspeksi/laboratorium (peralatan dan bahan, kondisi akomodasi dan


lingkungan, dll) dapat dipastikan kesesuaiannya.

PELAKSANAAN

KAN menetapkan tata cara pelaksanaan asesmen jarak jauh sebagai berikut:

1. Personel KAN (PIC) melakukan komunikasi dengan LPK mengenai pengaturan dan
pelaksanaan asesmen jarak jauh yang mencakup infrastruktur IT (lihat prasyarat), dan
waktu pelaksanaan asesmen. Untuk memudahkan komunikasi, PIC akan membuat
Whatsapp Group yang terdiri dari personel LPK, asesor yang ditunjuk dan sekretariat.
2. Ketua tim berdiskusi dengan anggotanya menentukan rekaman dan dokumen apa saja
yang diperlukan untuk keperluan asesmen jarak jauh termasuk sejumlah sampel file
uji/kalibrasi/inspeksi/sertifikasi sesuai lingkup/klien.
3. Personel permanen yang ditugaskan sebagai tim asesmen akan mengkomunikasikan
kebutuhan dokumen dan rekaman ini ke LPK dan memastikan seluruh dokumen dan
rekaman telah terkumpul paling lambat 1 minggu sebelum pelaksanaan asesmen jarak
jauh.
4. Rapat pembukaan menggunakan video conference dengan media yang telah disepakati
sebelumnya (contoh: google hangouts, zoom, skype, dan lain sebagainya) yang diikuti
semua personel tim asesmen dan LPK. Tatacara dan materi dalam rapat pembukaan
sesuai dengan asesmen lapangan.
5. LPK menentukan personil yang bertanggungjawab mendampingi Tim Asesmen (setiap
Asesor minimal 1 orang pendamping) dan bertanggung jawab jika ada temuan
ketidaksesuaian dan perbaikannya.
6. Setelah rapat pembukaan, tim dibagi dalam media komunikasi terpisah sesuai
kesepakatan untuk memudahkan proses asesmen jarak jauh sesuai dengan personel
pendamping masing-masing, termasuk penggunaan email, chat dan video call.
Rev.1

7. Komunikasi dan koordinasi internal tim asesmen melalui WA Group yang telah dibuat.
Ketua tim melakukan koordinasi secara intensif dengan anggotanya untuk memantau
perkembangan proses asesmen.
8. Rapat penutupan dilakukan menggunakan video conference seperti pelaksanaan rapat
pembukaan yang diikuti semua personel tim asesmen dan LPK. Tatacara dan materi
dalam rapat penutupan sesuai dengan asesmen lapangan.

PELAPORAN

1. Pelaporan asesmen dilakukan sesuai dengan Prosedur Proses Akreditasi PPA 09


(Pelaporan Asesmen).
2. Bukti kehadiran berupa screenshot foto-foto personel yang terlibat dalam rapat
pembukaan dan rapat penutupan.
3. Jika tidak ada keberatan atas temuan asesmen, Ketua Tim akan mengirimkan laporan
melalui KAN MIS. Jika ada keberatan, Ketua Tim membuat catatan atas keberatan
tersebut dalam laporan asesmen pada KAN MIS. Tidak diperlukan persetujuan berupa
tandatangan basah dari temuan selama asesmen jarak jauh berlangsung.

Jakarta, 19 Maret 2020


Komite Akreditasi Nasional
Sekretaris Jenderal KAN

Drs. Kukuh S. Achmad M.Sc.

Anda mungkin juga menyukai