Anda di halaman 1dari 36

AUDIT

LINGKUNGAN
SEARPHIN NUGROHO S.T., M.T.
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
(RPS)

 Pert. 1 : Pendahuluan (Perencanaan Audit)


 Pert. 2 : Tujuan, Ruang Lingkup dan Kriteria Audit
 Pert. 3 : Metode Audit
 Pert. 4 : Pengambilan Kesimpulan
 Pert. 5 : Tindakan Perbaikan
 Pert. 6 : Pelaporan Audit
 Pert. 7 : Kompetensi Auditor
 Pert. 8 : UTS
 Pert. 9 : Sertifikasi Kompetensi
 Pert. 10 : Lembaga Jasa Audit Lingkungan Hidup
 Pert. 11 – 15 : Sistematika Penyusunan dan Tata Cara Penulisan Dokumen Audit LH
 Pert. 16 : UAS
Penetapan tujuan, ruang lingkup (termasuk lokasi dan rentang
pelaksanaan audit), dan kriteria

Metode Audit

Cara kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan


audit, sehingga tujuan audit dapat tercapai.
Pelaksanaan audit pada umumnya dapat
dilakukan di lokasinya langsung (on-
site), dari jarak jauh (remote),
ataupun gabungan dari keduanya,
sehingga metode-metode yang
digunakan di dalam audit
menyesuaikan tempat pelaksanaannya. Tanggung jawab penerapan metode audit
Selain itu, pertimbangan penggunaan yang efektif untuk setiap audit tertentu
metode di dalam audit juga didasarkan dalam tahap perencanaan tetap berada pada
pada risiko dan peluang yang berkaitan personel pengelola program audit atau ketua
tim audit.
dengannya, seperti:
 Kompetensi auditor yang tersedia
 Ketidakpastian yang timbul dari
penerapan metode audit
 Dll.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Melaksanakan Audit On-
site dan/atau Virtual (SNI ISO 19011: 2018)

1. On-site Auditing
Untuk meminimalkan interferensi/gangguan antara aktivitas audit dan proses kerja
auditi serta untuk memastikan kesehatan dan keselamatan tim audit selama
kunjungan, hal-hal berikut harus dipertimbangkan:
a. Perencanaan kunjungan
b. Kegiatan audit di lapangan
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Melaksanakan Audit On-
site dan/atau Virtual (SNI ISO 19011: 2018)

a. Perencanaan kunjungan
 memastikan bahwa izin dan akses ke bagian-bagian lokasi auditi dikunjungi sesuai
dengan ruang lingkup audit;
 memberikan informasi yang memadai kepada auditor tentang keamanan, kesehatan
(misalnya karantina), kesehatan dan keselamatan kerja serta norma budaya dan jam
kerja untuk kunjungan termasuk vaksinasi dan izin yang diminta dan
direkomendasikan, jika berlaku;
 konfirmasi dengan auditi bahwa alat pelindung diri (APD) yang diperlukan akan
tersedia untuk tim audit, jika ada;
 mengkonfirmasi rencana dengan auditi mengenai penggunaan perangkat seluler dan
kamera termasuk merekam informasi seperti foto lokasi dan peralatan, salinan screen
shot atau fotokopi dokumen, video kegiatan dan wawancara, dengan
mempertimbangkan masalah keamanan dan kerahasiaan;
 pengecualian untuk audit ad hoc yang tidak terjadwal, pastikan bahwa personel yang
dikunjungi (auditi) akan diberi tahu tentang tujuan dan ruang lingkup audit.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Melaksanakan Audit On-
site dan/atau Virtual (SNI ISO 19011: 2018)

b. Kegiatan audit di lapangan


 hindari gangguan yang tidak perlu dari proses operasional;
 memastikan bahwa tim audit menggunakan APD dengan benar (jika ada);
 memastikan prosedur darurat dikomunikasikan (misalnya pintu keluar darurat, titik berkumpul);
 jadwalkan komunikasi untuk meminimalkan gangguan;
 menyesuaikan ukuran tim audit dan jumlah pemandu dan pengamat sesuai dengan ruang lingkup audit,
untuk menghindari gangguan pada proses operasional sejauh mungkin;
 jangan menyentuh atau memanipulasi peralatan apa pun, kecuali diizinkan secara eksplisit, bahkan jika
kompeten atau berlisensi;
 jika suatu insiden terjadi selama kunjungan di lokasi, ketua tim audit harus meninjau situasi dengan
auditi dan, jika perlu, dengan klien audit dan mencapai kesepakatan apakah audit harus diinterupsi,
dijadwalkan ulang atau dilanjutkan;
 jika mengambil salinan dokumen di media apapun, mintalah izin sebelumnya dan pertimbangkan
kerahasiaan dan masalah keamanan;
 saat membuat catatan, hindari mengumpulkan informasi pribadi kecuali diminta oleh tujuan audit atau
kriteria audit.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Melaksanakan Audit On-
site dan/atau Virtual (SNI ISO 19011: 2018)

2. Remote/Virtual Auditing
Audit virtual dilakukan ketika sebuah organisasi melakukan pekerjaan atau
menyediakan layanan menggunakan lingkungan on-line yang memungkinkan orang
terlepas dari lokasi fisiknya untuk melaksanakan proses (misalnya intranet
perusahaan, "cloud komputasi"). Mengaudit lokasi virtual terkadang disebut sebagai
audit virtual. Audit jarak jauh mengacu pada penggunaan teknologi untuk
mengumpulkan informasi, mewawancarai auditi, dll. Ketika metode "tatap muka"
tidak memungkinkan atau diinginkan.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Melaksanakan Audit On-
site dan/atau Virtual (SNI ISO 19011: 2018)

Audit virtual mengikuti proses audit standar sambil menggunakan teknologi untuk
memverifikasi bukti objektif. Auditi dan tim audit harus memastikan persyaratan
teknologi yang tepat untuk audit virtual yang dapat mencakup:
 memastikan tim audit menggunakan protokol akses jarak jauh yang disetujui,
termasuk devices yang diminta, perangkat lunak, dll .;
 melakukan pemeriksaan teknis sebelum audit untuk menyelesaikan masalah teknis;
 memastikan rencana/opsi lainnya tersedia dan dikomunikasikan ke auditi untuk
mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan (misalnya gangguan akses, penggunaan
teknologi alternatif), termasuk ketentuan untuk waktu audit tambahan jika perlu.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Melaksanakan Audit On-
site dan/atau Virtual (SNI ISO 19011: 2018)

 Kompetensi auditor harus mencakup:


 Saat melakukan pertemuan pembukaan atau audit secara
virtual, auditor harus mempertimbangkan dan hal-hal
 Keterampilan teknis untuk menggunakan berikut:
peralatan elektronik yang sesuai dan
teknologi lainnya saat mengaudit;
 risiko yang terkait dengan audit virtual atau jarak jauh;

 Pengalaman dalam memfasilitasi


 menggunakan denah/diagram lokasi virtual untuk referensi
pertemuan secara virtual untuk atau pemetaan informasi elektronik;
melakukan audit dari jarak jauh.  memfasilitasi pencegahan hambatan dan gangguan
kebisingan di latar belakang;
 meminta izin sebelumnya untuk mengambil salinan screen-
capture dokumen atau rekaman apa pun, dan
mempertimbangkan masalah kerahasiaan dan keamanan;
 memastikan kerahasiaan dan privasi selama jeda audit, mis.
dengan mematikan mikrofon, menjeda kamera.
Penerapan Metode pada Audit Lingkungan Hidup
 Pelaksanaan audit, khususnya audit
lingkungan hidup dilakukan untuk
menemukan bukti objektif sehingga Identifikasi masalah
tujuan audit dapat tercapai sesuai • Pembuatan
dengan permintaan klien audit. Rumusan hipotesis rancangan
penelitian (metode
 Terkait dengan hal tersebut, tidak jarang spesifik)
tim audit melakukan pendekatan Uji Hipotesis • Pengambilan
berbasis ilmiah melalui metodologi sampel
penelitian sebagai upaya untuk • Pengolahan dan
Penarikan kesimpulam analisis data
menentukan tingkat obyektivitas bukti
serta temuan audit.
Uji Hipotesis
 Pembuatan Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian (dalam konteks ini seperti dokumen dan/atau
prosedur kerja) sangat ditentukan oleh permasalahan yang akan diteliti
(tujuan audit). Pada suatu permasalahan yang dilaporkan oleh klien kepada
personel pengelola program audit atau auditor, terdapat kemungkinan
muncul sejumlah sub-sub permasalahan yang memerlukan rancangan
penelitian yang berbeda pula, termasuk metode yang terkait dengan
penentuan sampel yang dibutuhkan, pengumpulan sampel, serta teknik
pengolahan dan analisis sampel.
Uji Hipotesis
 Penentuan Sampel
Pada penelitian ilmiah, dikarenakan keterbatasan sumberdaya (waktu, biaya, tenaga, dll.), penelitian
dilakukan hanya terhadap sampel, tidak pada polulasi. Sebagai bagian dari populasi, pengambilan
sampel yang diambil harus representative, yakni mewakili kondisi yang sebenarnya dari sampel.
Oleh karena itu, Batasan lingkup pengambilan sampel harus ditentukan terlebih dahulu untuk
menghindari bias.

Generalisasi dari sampel ke populasi mengandung risiko akan terdapatnya kekeliruan atau
ketidaktepatan, dikarenakan sampel tidak 100% mencerminkan secara tepat keadaan populasi. Oleh
karena itu, teknik penentuan sampel sangat penting peranannya dalam penelitian, terutama untuk
memperkecil kekeliruan generalisasi dari sampel ke populasi.
Uji Hipotesis
Diantara berbagai teknik penentuan sampel, yang paling umum digunakan ialah tenkik penentuan secara acak/random.
Terdapat lima macam teknik penentuan dan pengambilan sampel secara acak, yaitu:
a. Simple random sampling: pemilihan sampel dari populasi dengan cara sedemikian rupa sehingga tiap anggota
populasi mempunyai peluang yang sama besar untuk menjadi sampel.
b. Systematic random sampling: pengambilan sampel secara sistematis dengan interval tertentu dari suatu kerangka
sampel yang telah diurutkan
c. Stratified random sampling: pengambilan sampel dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok
yang homogen, yang diesebut dengan strata.
d. Cluster sampling: pengambilan sampel yang berupa kluster/kelompok/gerombol dari beberapa kelompok dalam
populasi, di mana setiap kelompok terdiri atas unit atau elemen yang lebih kecil.
e. Multi-stage sampling: pengambilan sampel yang proses pengambilan sampelnya dilakukan dalam dua tahap atau
lebih
 Pengumpulan Data/Sampel

Check list

Sampling (abiotik & biotik)

Metode
pengambilan
Pengamatan
data/bukti audit

Interview

Kuesioner
CHECK LIST
Cara ini dipilih apabila kita telah memiliki
informasi atau data yang cukup banyak. Informasi
mengenai parameter lingkungan yang diaudit
diberikan dengan data-data deskripsi. Seluruh
anggota tim dimintai pendapatnya dan kemudian
dibuat list/daftar parameter lingkungan. List ini
kemudian diuji oleh tim auditor. Cara ini dipergunakan untuk mengambil kondisi
lingkungan tertentu. Caranya ialah dengan
mengambil sampel lingkungan kemudian
dianalisis di laboratorium. Cara ini pada
umumnya digunakan untuk parameter fisik dan
beberapa parameter biotik.

SAMPLING
PENGAMATAN
Cara pengamatan ini hampir dapat dilakukan
untuk seluruh parameter lingkungan. Kondisi
lingkungan diamati di lapangan. Cara pengamatan
masing-masing parameter tidak sama. Oleh
karenanya, setiap parameter menggunakan
metode penelitian yang sesuai dengan parameter
tertentu. Cara penelitian ini dipergunakan khusus untuk
parameter social budaya, ekonomi, dan Kesehatan
masyarakat. Cara wawancara/interview ini sangat
banyak macamnya.

INTERVIEW
KUESIONER
Cara ini dipergunakan untuk mengetahui persepsi
dan preferensi masyarakat terhadap persoalan
lingkungan yang ada di lingkungan kegiatan
usaha dan sekitarnya. Cara kuesioner ini
dimaksudkan untuk mencocokkan kondisi
lingkungan yang diteliti dengan metode lain
seperti sampling, pengamatan dan pengukuran.
Udara & Kebisingan

Hidrologi

Abiotik
Kualitas Air

Tanah

Objek/sampel Flora
yang Biotik
dikumpulkan
Fauna

Sosial Ekonomi

Sosekbudkesmas
Budaya

Kesehatan Masyarakat
 Abiotik
1. Komponen iklim, udara ambien & kebisingan

Parameter Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data


Metode Lokasi
• Suhu udara • Pengumpulan data • Pelabuhan udara • Tabulasi data
• Kelembaban nisbi udara sekunder terdekat • Klasifikasi Schmith & Ferguson,
• Kualitas udara • Pengukuran di • Stasiun meteorologi Koppen, dan Oldeman
lapangan (untuk terdekat • Metode lainnya sesuai dengan
kualitas udara) SNI/ISO/standar resmi lainnya

Parameter Peralatan yang Digunakan Waktu Metode Analisis Data


Pengukuran

• Gas SOx • Gas sampler • 24 jam • Pararosanilin


• Gas NOx • Gas sampler • 24 jam • Saltzman
• Gas H2S • Gas sampler • 24 jam • Mercurythiocyanate
• Gas CO • NDIR analyzer • Sesaat • NDIR
• Debu • High volume sampler • 24 jam • Gravimetric
• Pb • High volume sampler • 24 jam • Gravimetric
• Kebisinan • Sound level meter • Sesaat • -
• Metode lainnya sesuai dengan SNI/ISO/standar
resmi lainnya
 Abiotik
2. Komponen hidrologi

Parameter Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data


Metode Lokasi
• Tinggi muka air tanah • Pengamatan lapangan • Sungai • Analisis hidrograf
• Pola aliran dan debit • Pengukuran lapangan • Saluran primer, • Pengukuran lapangan
sungai sekunder, dan tersier • Penilaian ahli
• Tinggi, lama, dan • Metode lainnya sesuai
frekuensi dengan
genangan/banjir SNI/ISO/standar resmi
• Kualitas air lainnya
permukaan (sumur,
sungai)
 Abiotik
3. Komponen kualitas air permukaan (fisik)

Parameter Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data


Metode Lokasi
• Warna • Pengukuran in-situ • Sungai • Visual
• Rasa dan bau • Pengambilan sampel • Saluran primer, • Organoleptik
• Kekeruhan air sekunder, dan tersier • Gravimetrik
• Padatan tersuspensi • Elektrometrik
• DHL • Metode lainnya sesuai
dengan
SNI/ISO/standar resmi
lainnya
 Abiotik
4. Komponen kualitas air permukaan (kimia)

Parameter Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data


Metode Lokasi
• pH • Pengukuran in-situ • Sungai • Visual
• DO • Pengambilan sampel • Saluran primer, • Titrimetrik
• BOD air sekunder, dan tersier • Spektofotometrik
• COD • Metode lainnya sesuai
• Kesadahan total dengan
• Kalsium (Ca) SNI/ISO/standar resmi
• Magnesium (Mg) lainnya
• Mangan (Mn)
• Karbonat (CO3)
• Nitrit (NO2)
• Nitrat (NO3)
• Sulfat (SO4)
 Abiotik
5. Komponen tanah

Parameter Peralatan yang Metode Analisis Data


Digunakan

• Jenis tanah • - • Studi Pustaka


• Kedalaman tanah • Bor meteran • Pengamatan lapangan
• Permeabilitas • Alat-alat lab • Pengukuran laboratorium
• Tekstur tanah • Alat-alat lab • Analisa granuler
• Reaksi tanah • Alat-alat lab • pH meter
• Kandungan bahan organic • Alat-alat lab • Analisa laboratorium
• Kandungan N, P, K, Ca, Mg • Alat-alat lab • Analisa laboratorium
• KTK • Alat-alat lab • Analisa laboratorium
• Metode lainnya sesuai dengan
SNI/ISO/standar resmi lainnya
 Biotik
1. Komponen Flora
Struktur dan komposisi jenis vegetasi di lapangan
diamati parameter jenis kerapatan, frekuensi,
dominasi, indeks nilai penting, indeks kesamaan
komunitas, indeks keanekatagaman, dan indeks
keseragaman. Untuk mengukur data parameter-
parameter ini salah satunya dengan menggunakan
metode transek. Di areal penelitian arah transek
ditentukan dengan mempertimbangkan
keterwakilan tipe komunitas vegetasi yang diteliti.
Panjang transek ditetapkan minimal sepanjang 1
km.
Metode pengumpulan dan analisis data komponen vegetasi adalah sebagai berikut:
 Pada setiap garis transek ditentukan petak-petak pengamatan secara sistematik dengan
awal acak (systematic with random start). Metode pengumpulan dan analisis data
vegetasi dilakukan dengan cara pengambilan contoh (cuplikan sampel) dan bukan
dengan cara sensus, mengingat adanya kendala teknis (dana, tenaga, dan waktu). Sampel
vegetasi diambil 3 jalur masing-masing sepanjang 1 km, dianggap sudah mewakili
karena sudah mempertimbangkan tipologi komunitas vegetasi yang ada dan
mempertimbangkan homogenitas tipe vegetasi yang ada.
 Dari setiap petak (kuadrat) dihitung jumlah individu setiap spesies dan diukur
keliling/diameter serta tinggi pohon untuk vegetasi tingkat pohon (diameter > 20cm),
tingkat tiang (diameter antara 10 – 20 cm), dan tingkat pancang (antara 2 – 10 cm), dan
tingkat semai (anakan pohon yang baru tumbuh hingga anakan pohon yang mempunyai
diameter <2 cm).
 Biotik
2. Komponen Fauna
Metode yang dapat digunakan untuk penelitian fauna dapat dipilih dari salah satu metode di bawah
ini:
a. Metode IPA (Index Point of Abundance), pada metode ini dilakukan pencatatan populasi hewan
pada titik-titik acak yang sudah ditentukan, dimana tiap titik dikunjungi setiap 20 menit untuk
pencatatan hewan tsb. Kemudian hasil pencatatan dianalisis untuk menentukan frekuensi dan
dominasi hewan pada tempat tsb.
b. Metode inventariasi, dilakukan pencatatan semua jenis fauna yang terdapat di suatu habitat
atau suatu areal proyek, dengan langsung menjelajah ke tempat yang berpotensi terdapat
hewan-hewan di dalamnya.
c. Metode wawancara, dilakukan pencatatan semua jenis fauna yang terdapat di suatu habitat atau
suatu areal proyek terhadap responden dari beberapa gol. masyarakat yang mengetahui akan
keberadaan fauna di sekitar mereka.
d. Metode pengamatan jejak, dilakukan identifikasi jejak langkah kaki hewan beserta kotorannya.
e. Dsb.
 Sosial, Ekonomi, Budaya, dan Kesehatan Masyarakat
Dalam melaksanakan audit lingkungan, diperlukan informasi atau data tentang human
concern atau kepedulian manusia yang terkait dengan kesejahteraan dan Kesehatan
masyarakat. Sebagian keberhasilan dalam pengelolaan lingkungan komponen fisik
ditentukan oleh manusia. Oleh karena itu, perlu mengetahui kinerja pengelolaan
komponen aspek manusia. Aspek social meliputi seluruh komponen social yang berada
pada lingkungan internal perusahaan maupun masyarakat di luarnya.

Aspek ini merupakan aspek yang bervariasi dan tidak konsisten antara suatu daerah
dengan lain serta pada suatu waktu terhadap waktu yang lainnya. Bahkan antara suatu
kegiatan usaha terhadap kegiatan lainnya. Maka dari itu diperlukan metode yang tepat
menyesuaikan dengan kondisi lokasi yang diaudit dan lingkungan disekitarnya.
 Sosial, Ekonomi, Budaya, dan Kesehatan Masyarakat
1. Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Metode Pengumpulan Data


Komponen Metode Analisis
Parameter Lingkungan
Lingkungan Data
Metode Lokasi

Sosial ekonomi • Demografi dan kependudukan • Pengumpulan data • Desa-desa/ • Tabulasi silang
• Fasilitas social dan fasilitas umum sekunder pemukiman • Analisa
• Sarana dan prasarana perhubungan darat • Observasi penduduk deskriptif dan
• Sumber mata pencaharian • Wawancara terdekat tabulasi silang
• Peluang bekerja dan berusaha • Wilayah • Penilaian ahli
• Rekreasi dan pariwisata administrasi
proyek
Budaya • Pola kepemilikan tanah masyarakat • Pengumpulan data • Desa-desa/ • Tabulasi silang
setempat (tanah milik, tanah adat) sekunder pemukiman • Analisa
• Perubahan gaya hidup dan tradisi • Observasi penduduk deskriptif dan
masyarakat local • Wawancara terdekat tabulasi silang
• Akulturasi dan asimilasi dengan tokoh • Wilayah • Penilaian ahli
• Pola konsumsi masyarakat dan administrasi
• Persepsi masyarakat terhadap proyek ketua suku atau proyek
adat
 Sosial, Ekonomi, Budaya, dan Kesehatan Masyarakat
2. Komponen Kesehatan Lingkungan & Masyarakat
Komponen
Parameter Sub-Parameter Pengamatan Data Pengukuran Analisa Data
Lingkungan

Kesehatan • Keberadaan vector • Kepdatan populasi dan • Data sekunder Penangkapan larva Tabulasi dan
Lingkungan [enyakit keanekaan jenis dan pengamatan vector/landing trap matematis
lapangan
• Habitat vektor • Area beristirahat • Pengamatan Estimasi )professio Penilaian ahli
• Area berkembang biak lpaangan nal judgement)
• Sanitasi lingkungan • Jalan dan pemakaian • Data sekunder Tabulasi
MCK • Pengamatan
• Kebiasaan BAB lapangan
• Cara pembuangan limbah • Wawancara
• Saluran pembuangan
limbah
• Penyakit infeksi • Prev. penyakit • Data sekunder Tabulasi
berkaitan dengan air • Infeksi yang ditularkan
melalui air
 Sosial, Ekonomi, Budaya, dan Kesehatan Masyarakat
2. Komponen Kesehatan Lingkungan & Masyarakat

Komponen
Parameter Sub-Parameter Pengamatan Data Pengukuran Analisa Data
Lingkungan

Kesehatan • Tingkat Kesehatan • Keadaan 10 jenis penyakit • Data sekunder • Tabulasi dan
Masyarakat masyarakat • Penderita dengan penyakit matematis
• Sirkulasi dan wabah • Metode lainnya
penyakit sesuai dengan
• KIA/imunisasi SNI/ISO/standar
• Posyandu resmi lainnya
• KB
• Tingkat pelayanan • Jumlah dan intensitas • Data sekunder • Tabulasi dan
Kesehatan masyarakat kehadiran tenaga medis matematis
dan paramedis • Metode lainnya
• Jumlah dan kondisi sarana sesuai dengan
Kesehatan SNI/ISO/standar
• Program dan gizi resmi lainnya
masyarakat
• Peran pengobatan non-
medis
Uji Hipotesis
 Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah terkumpul kemudian diolah. Mula-mula, data diseleksi berdasarkan relaibilitas dan
validitasnya. Data yang relaibilitas dan validitasnya rendah, termasuk data yang kurang lengkap,
disisihkan atau dibuang atau dilengkapi dengan substitusi. Kemudian, data yang telah terseleksi
diatur dalam table atau matriks agar memudahkan pengolahan selanjutnya.

Analisis data merupakan suatu langkah yang sangat kritis dalam penelitian. Peneliti harus
memastikan pola analisis yang akan digunakan. Untuk penelitian kuantitatif, diperlukan data-data
dalam bentuk angka-angka untuk dapat dianalisis secara statistic. Pada penelitian kualitatif, data
yang diperlukan dapat berupa angka-angka maupun tingkat kondisi suatu objek penelitian, untuk
dapat ditarik kesimpulan secara deskriptif.
KESIMPULAN

 Metode audit merupakan cara kerja yang sistematis untuk memudahkan


pelaksanaan kegiatan audit, sehingga tujuan audit dapat tercapai.
 Rangkaian metode untuk pelaksanaan audit lapangan bergantung pada lokasi yang
diaudit, apakah itu on-site dan/atau virtual.
 Dalam penentuan metode audit, khususnya audit lingkungan hidup, tidak jarang
pendekatan berbasis metodologi penelitian dilakukan untuk memperoleh objektivitas pada
bukti dan temuan audit.
 Aspek-aspek yang umumnya dikaji/dievaluasi dalam audit lingkungan hidup ialah
abiotic, biotik, dan sosekbudkesmas/
TUGAS

 Mengapa ruang lingkup audit dapat berubah walaupun pelaksanaan audit sedang
berlangsung?
 Apa sajakah tugas dari Tim Evaluasi pada kegiatan audit lingkungan hidup?
 Jelaskan 3 (tiga) jenis usaha dan/atau kegiatan yang termasuk ke dalam kategori
beresiko tinggi serta alasannya berdasarkan Lampiran 1 Peraturan Menteri No. 3
Tahun 2013!

Tugas dikumpulkan pada pertemuan ke-5 melalui e-mail: searphin91@gmail.com


dengan subjek: Tugas 1 Audit Lingkungan
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai