LINGKUNGAN
SEARPHIN NUGROHO S.T., M.T.
RENCANA PEMBELAJARAN
SEMESTER (RPS)
Pert. 1 : Pendahuluan (Perencanaan Audit)
Pert. 2 : Tujuan, Ruang Lingkup dan Kriteria Audit
Pert. 3 : Metode Audit
Pert. 4 : Pengambilan Kesimpulan
Pert. 5 : Tindakan Perbaikan
Pert. 6 : Pelaporan Audit
Pert. 7 : Kompetensi Auditor
Pert. 8 : UTS
Pert. 9 : Sertifikasi Kompetensi
Pert. 10 : Lembaga Jasa Audit Lingkungan Hidup
Pert. 11 – 15 : Sistematika Penyusunan dan Tata Cara Penulisan Dokumen
Audit LH
Pert. 16 : UAS
Tata Cara Pelaksanaan Program Audit Secara Umum
(SNI ISO 19011:2018)
PLAN DO CHECK ACTION
Menetapkan
tujuan program
audit (5.2)
Mengevaluasi dan
Menentukan serta meningkatkan
mengevaluasi resiko dan program audit
peluang dari program audit (5.7)
(5.3)
Permulaan audit
individu (6.2)
Mempersiapkan
Melaksanakan Melaksanakan
kegiatan audit
kegiatan audit (6.4) audit lanjutan (6.7)
individu (6.3)
Melmpersiapkan
dan Menyelesaikan
mendistribusikan audit (6.6)
laporan audit (6.5)
Komunikasi saat pelaksanaan audit
Pihak penanggungjawab
Situasional fungsi/proses yang diaudit
(jika memungkinkan)
Metode audit yang dipilih untuk suatu audit bergantung pada tujuan,
ruang lingkup dan kriteria audit yang ditetapkan, serta durasi dan
lokasi. Lokasi adalah tempat informasi yang diperlukan untuk
aktivitas audit tertentu tersedia bagi tim audit. Ini mungkin termasuk
lokasi fisik dan virtual.
Penilaian objektif
Tahap 2: kelompok
tim auditor
Evaluasi kinerja pengelolaan lingkungan dalam audit lingkungan
Langkah strategis dan penting dalam audit lingkungan adalah membuat evaluasi kinerja
usaha dan/atau kegiatan. Suatu usaha dan/atau kegiatan akan menunjukkan suatu kinerja
manajemen yang baik dalam pengelolaan lingkungan apabila hasil pengelolaan suatu
komponen lingkungan tertentu, missal dampak lingkungan yang berupa kerusakan atau
pencemaran lingkungan dapat ditanggulangi dengan baik.
Komponen lingkungan
yang dievaluasi
1. Manajemen lingkungan
2. Penaatan suatu usaha dan/atau kegiatan
Terdapat kemungkinan komponen/aspek
terhadap hukum
yang dievaluasi jauh lebih banyak dari
3. Fasilitas pengelolaan cemaran
seharusnya
4. Pelaksanaan AMDAL
5. Audit penanganan pencemaran
Evaluasi dilakukan terhadap komponen lingkungan yang jelek atau dipersoalkan,
yang didasari oleh hasil penilaian aspek-aspek melalui pembobotan. Kondisi
lingkungan yang jelek ini terjadi karena manajemen pengelolaan lingkungan belum
taat hukum, atau karena ketidaksempurnaan AMDAL atau fasilitas penanganannya.
Dari evaluasi seluruh aspek akan ditetapkan kinerja suatu pelaku usaha dan/atau
kegiatan dalam pengelolaan lingkungan.
Kinerja auditi
Upaya mitigasi
Penanganan
terhadap
Penanggulangan
permasalahan atau
kinerja negatif
kerusakan
lingkungan
Kriteria penilaian evaluasi kinerja pengelolaan lingkungan
DIPERLUKAN
PENILAIAN YANG
OBJJEKTIF
Metode evaluasi kinerja pengelolaan lingkungan
Evaluasi kinerja pengelolaan lingkungan yang dilaksanakan dengan mengkaji satu
atau dua factor, atau bahkan seluruh factor di dalam aspek-aspek yang dinilai,
sehingga evaluasi ini bersifat multidimensi. Kondisi beberapa factor ini diinteraksikan
satu sama lain untuk menentukan kinerjanya. Metode yang dimaksud di atas adalah
metode matriks interaksi.
Upaya pengembangan dapat pula dilaksanakan terhadap factor yang score-nya di atas
3. Prioritas pengembangan dilaksanakan terhadap factor yang memiliki angka lebih
dari 3. upaya mitigasi dapat dilaksanakan pula langsung ke aspeknya. Aspek yang
memiliki score lebih rendah harus ditangani terlebih dahulu.
Menentukan kesimpulan audit
a. Persiapan rapat penutup b. Isi dari kesimpulan audit
Kesimpulan audit harus membahas masalah-masalah
Tim audit harus berunding sebelum pertemuan seperti berikut ini:
penutupan untuk: a) tingkat kesesuaian dengan kriteria audit dan
a) mereview temuan audit dan informasi/data tepat ketahanan sistem manajemen, termasuk
lainnya yang dikumpulkan selama audit, terhadap efektivitas sistem manajemen dalam memenuhi
tujuan audit; hasil yang diinginkan (mis. Pengelolaan
lingkungan), identifikasi risiko dan efektivitas
b) menyetujui kesimpulan audit, dengan tindakan yang diambil oleh auditee untuk
mempertimbangkan ketidakpastian yang melekat menangani risiko;
dalam proses audit; b) penerapan, pemeliharaan, dan peningkatan sistem
c) menyiapkan rekomendasi, jika ditentukan pada saat manajemen yang efektif;
perencanaan audit; c) pencapaian tujuan audit, cakupan ruang lingkup
audit dan pemenuhan kriteria audit;
d) mendiskusikan tindak lanjut audit, apabila d) temuan serupa yang dibuat di area berbeda yang
memungkinkan. diaudit atau dari audit bersama atau audit
sebelumnya untuk tujuan mengidentifikasi tren
yang sedang berlangsung,
Pelaksanaan rapat penutup
Pertemuan penutup harus diadakan untuk
mempresentasikan temuan dan kesimpulan audit. Rapat
penutupan harus dipimpin oleh ketua tim audit dan
dihadiri oleh manajemen auditi dan mencakup, jika
memungkinkan:
mereka yang bertanggung jawab atas fungsi atau
proses yang telah diaudit;
klien audit;
anggota lain dari tim audit;
pihak berkepentingan terkait lainnya sebagaimana
ditentukan oleh klien audit dan / atau auditi.
Jika memungkinkan, ketua tim audit harus memberi tahu
auditi tentang situasi yang dihadapi selama audit yang
dapat menurunkan kepercayaan yang dapat ditempatkan
dalam kesimpulan audit. Jika ditentukan dalam sistem
manajemen atau dengan persetujuan klien audit, peserta
harus menyetujui kerangka waktu rencana tindakan
untuk menangani temuan audit.
Tingkat kerincian audit harus
mempertimbangkan keefektifan sistem Untuk beberapa situasi audit, rapat dapat
manajemen dalam mencapai tujuan bersifat formal dan notulensi, termasuk
auditi, termasuk pertimbangan konteks, catatan kehadiran, harus disimpan.
risiko, dan peluangnya. Pemahaman Dalam kasus lain, mis. audit internal,
auditi terhadap proses audit juga harus rapat penutupan bisa jadi kurang formal
dipertimbangkan selama rapat dan hanya terdiri dari
penutupan, untuk memastikan tingkat mengkomunikasikan temuan audit dan
detail yang benar diberikan kepada kesimpulan audit
peserta.
Jika memungkinkan, berikut ini harus dijelaskan kepada auditi dalam rapat
penutupan:
a) Menjelaskan bahwa bukti audit yang dikumpulkan didasarkan pada sampel
informasi yang tersedia dan tidak selalu mewakili efektivitas keseluruhan proses
yang diaudit;
b) metode pelaporan;
c) bagaimana temuan audit harus ditangani berdasarkan proses yang disepakati;
d) konsekuensi yang mungkin timbul jika tidak menangani temuan audit secara
memadai;
e) penyajian temuan dan kesimpulan audit sedemikian rupa sehingga dapat dipahami
dan diakui oleh manajemen auditi;
f) semua aktivitas pasca-audit terkait (misalnya implementasi dan peninjauan
tindakan korektif, penanganan keluhan audit, proses banding).
Setiap perbedaan pendapat tentang temuan audit atau kesimpulan antara tim audit dan
auditi harus dibahas dan, jika memungkinkan, diselesaikan. Jika tidak terselesaikan, ini
harus dicatat. Jika ditentukan oleh tujuan audit, peluang untuk perbaikan
KESIMPULAN