Mengenal Covid-19 Lebih Dekat-1
Mengenal Covid-19 Lebih Dekat-1
Penulis:
Pembimbing:
Dr. Hj. Anna Yuliana, M.Si, apt. Firman Gustaman, M.Farm, Dr. Ruswanto
PRAKATA
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
PRAKATA.......................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
Contents.......................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................vi
DAFTAR TABEL............................................................................................vii
1. SEJARAH COVID-19..................................................................................1
2. DEFINISI...................................................................................................7
2.1 Apa itu Coronavirus?........................................................................7
2.2 Apa itu COVID-19?............................................................................8
3. PENULARAN...........................................................................................11
3.1 Penularan Kontak dan Droplet.......................................................11
3.2 Penularan Melalui Udara................................................................11
3.3 Penularan Fomit.............................................................................12
4. NEW NORMAL DAN KEBIJAKAN SESUAI PSBB........................................13
5. MENCEGAH LEBIH BAIK DARIPADA MENGOBATI TERHADAP COVID-19 17
5.1 Mencegah Terjadinya Penularan Corona Virus Saat Menggunakan
Transportasi Umum........................................................................20
5.2 Etika Saat Bersin dan Batuk............................................................21
5.3 Harus Menjaga Lingkungan Rumah Tetap sehat Agar Terhindar dari
Virus Corona...................................................................................21
5.4 Upaya untuk Pencegahan Covid-19 dengan GERMAS (Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat)...............................................................22
ii
5.5 Menyiapkan Tempat Kerja Mencegah terjadinya Corona Virus.....22
5.6 Melakukan terjadinya pencegahan COVID-19 akan penyebaran
dengan Physical Distancing............................................................23
5.7 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) menurut Kemenkes
2017...............................................................................................23
6. STIGMA TERHADAP PENDERITA COVID-19............................................24
6.1 Stigma Penderita Penyakit.............................................................24
6.2 Istilah Terkait COVID-19.................................................................25
6.3 Peranan Pemerintah.......................................................................26
6.4 Pesan WHO....................................................................................27
7. KARAKTERISTIK DAN DIAGNOSIS COVID-19...........................................29
7.1 Karakteristik COVID-19...................................................................29
7.1.1 Karakteristik Patogenik......................................................30
7.1.2 Karakteristik Epidemiologi..................................................31
7.1.3 Karakteristik Klinis..............................................................32
7.2 Kriteria Diagnosis............................................................................33
8. BUDAYA BERMEDIA SOSIAL SAAT PANDEMI COVID-19.........................35
9. DAMPAK PEMBELAJARAN PADA MASA PANDEMI COVID-19.................38
9.1 Dampak Jangka Pendek..................................................................38
9.2 Dampak pada Lulusan Sekolah.......................................................41
9.3 Kerugian Siswa pada Proses Penilaian............................................41
9.4 Dampak Terhadap Orang Tua.........................................................41
9.5 Dampak Terhadap Guru atau Dosen..............................................42
10. STUDY FROM HOME............................................................................44
iii
10.1 Melakukan Perubahan Terhadap Pola Pembelajaran................45
10.2 Belajar Online (E-Learning)........................................................45
10.3 Pembelajaran Online Berbasis Proyek........................................48
10.4 Sinergi Pembelajaran Online Berbasis Proyek............................49
11. PANDEMI COVID-19 BAGI USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH
(UMKM).....................................................................................................50
12. JENIS-JENIS DAN METODE RAPID-TEST UNTUK MENDETEKSI VIRUS
SARS-COV-2...............................................................................................54
12.1 Reverse Transcription Polymerase Chain Raction (RT-PCR)........55
12.2 Loop-mediated Isothermal Amplification (LAMP)......................56
12.3 Lateral Flow Assay......................................................................57
12.4 Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA)...........................59
12.5 Quantitative Real-time Polymerase Chain Reaction (q-PCR)......61
13. DESKRIPSI INFORMASI HOAX COVID-19 DI MEDIA SOSIAL...................63
13.1 Deskripsi Tentang Terjangkit / Terinfeksi Virus Corona..............63
13.2 Deskripsi Tentang Kesehatan.....................................................66
13.3 Deskripsi Tentang Perilaku Masyarakat.....................................69
14. KEBIJAKAN DALAM PENANGANAN DAN PENGENDALIAN MENGENAI
COVID-19...................................................................................................74
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1……………………………………………………………………………………….. 4
Gambar 2..……………………………………………………………………………………… 5
5
Gambar 3………………………………………………………………………………………. 30
30
Gambar 4………………………………………………………………………………………. 36
Gambar 5…………………………………………………………………………..…………. 59
Gambar 6……………………………………..…………………………………….………… 61
Gambar 7………………………………………………………………………………………. 77
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1…………………………………………………………………………………………. 46
vi
1. SEJARAH COVID-19
1
pada hewan-hewan yang sebelumnya belum pernah menginfeksi
manusia.
2
pada dalurn pernapasan seperti pada gagal pernapasan akut,
pneumonia, Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) dan juga
komplikasi dan masalah pada organ-organ yang lainnya sehingga
dapat menyebabkan kematian bagi penderita-penderitanya. Pada
tanggal 12 Maret 2020, World Health Organization (WHO)
mengumumkan juga bahwa COVID-19 ini bisa sebagai menjadi
pandemik. Hingga saat pada tanggal 29 maret 2020, terdapat
634.835 kasus dan 33.106 jumlah kematian diseluruh dunia.
Sementara di Indonesia juga sudah ditetapkan 1.528 kasus dengan
positif COVID-19 dan 136 kasus kematian.
3
terdapat dalam ordo Nidovirales adalah non segmented positive-
sense RNA viruses. Virus corona termasuk dalam familia
coronaviridae, dengan sub famili coronavirinae, genus
betacoronavirus, subgenus sarbecovirus. Saat pengelompokan
virus ini pada awalnya dipilah juga kedalam kelompok-kelompok
serologi, namun sekarang berdasarkan pengelompokan menjadi
filogenetik.
Gambar 1.
Virus Corona
Sumber: Kementrian kesehatan Republik Indonesia
Deskripsi untuk virus corona ini yaitu virus ini berbentuk bulat
dengan diameter sekitar 125nm seperti yang digambar menurut
penelitian menggunakan cryo-electron microscopy. Untuk partikel
virus corona ini mengandung 4 protein struktural utama, yaitu
terdapat protein S (Spike Protein) yang memiliki bentuk seperti
paku, kedua yaitu protein M (membrane protein), dan yang ketiga
protein aea (Envelope protein) dan yang terakhit yaitu protein N
(Nucleocapsidecprotein). Berat molekul-molekul protein ini yaitu
diantaranya Protein S (150 kDa), (7) Protein M (25-30 kDa), (8)
protein E (8-12 kDa), (9) sedangkan protein N terdapat dalam
nukelokapsid.
4
Gambar 2.
Struktural Protein Virus Corona
Sumber: Badan Karantina Pertanian
6
2. DEFINISI
8
hewan kepada manusia yang bersifat sensitive terhadap panas.
Virus ini dapat diinaktifkan oleh disinfektan.
9
Meski penyakit covid 19 tidak mematikan, akan tetapi
penyakit ini dinyatakan sangat berbahaya untuk kesehatan. Sebab,
pertama, penyakit ini merupakan penyakit infeksi. Kedua, virusnya
begitu agresif. Ketiga, tingkat penularan yang tinggi. Keempat,
penularannya bisa melalui interaksi antar personal. Kelima, bagi
orang yang memiliki riwayat penyakit tertentu akan lebih rentan
terpapar coronavirus dan mengalamikomplikasi parah ketika
positif COVID-19. Keenam, dapat merusak paru-paru, bahkan
dapat menyebabkan kerusakan paru permanen bagi penderita
yang memiliki kemampuan regenerasi paru yang rendah seperti
pada lansia, pasien yang memiliki penyakit penyerta, dan perokok.
10
3. PENULARAN
11
mengevaluasi apakah SARS-CoV-2 juga dapat menyebar melalui
aerosol, dimana prosedur yang menghasilkan aerosol tidak
dilakukan terutama di tempat dalam ruangan dengan ventilasi
yang buruk.
12
4. NEW NORMAL DAN KEBIJAKAN SESUAI PSBB
15
ketidakpastian timeline juga membuat masyarakat abai terhadap
kedisiplinan yang sebenarnya tetap harus terjaga.
16
5. MENCEGAH LEBIH BAIK DARIPADA MENGOBATI TERHADAP
COVID-19
17
“Lebih Baik Mencegah Daripada Mengobati” kalimat ini sudah
tidak asing terdengan, dimanapun terutama baik rumah sakit
ataupun gedung kesehatan yang lainnya, sehingga kalimat ini lebih
baik untuk mencegah daripada mengobati yang artinya kita harus
lebih menjaga tubuh kita sebelum akan adanya terjadi hal yang
tidak diharapkan, sehingga kitapun harus melakukan terjadinya
tindakan mengobatinya. Dalam menekan laju penyebaran COVID-
19, banyak tindakan pencegahan yang dilakukan dan diimbau oleh
pemerintah maupun beberapa pihak tertentu.
18
terkontaminasi, maka virus dapat dengan mudah masuk ke
tubuh kita.
5. Wajib menggunakan masker dengan baik dan benar sehingga
dapat menutupi untuk mulut, serta hidung. Baik sedang sakit
ataupun keluar rumah.
6. Buang dan tidak gunakan lagi tisu dan masker jika sudah
digunakan ke tempat sampah, lalu lakukan cic tangan anda.
7. Untuk saat ini harus tetap berada dirumah, dan hindari
kontak langsung dengan orang lain.
8. Hindari untuk berpergian ke luuar rumah jika dalam keadaan
kondisi kurang sehat/tidak sehat, terutama jika Anda merasa
demam, batuk dan sulit bernapas. Segera hubungi petugas
kesehatan terdekat, dan mintalah bantuan mereka.
Sampaikan pada petugas jika dalam 14 hari sebelumnya Anda
pernah melakukan perjalanan terutama ke negara ataupun
daerah yang terpapar, dan harus mengikuti arahan dari
petugas kesehatan setempat supaya lebih aman.
9. Harus pantau terus perkembangan mengenai virus ini dari
sumber resmi dan akurat tidak dari sumber hoax.
19
literatur sehingga dapat memperbaiki untuk daya tahan tubuh
terhadap infeksi pada saluran nafas. Selain itu diantaranya harus
berhenti merokok dan tidak konsumsi alkohol, menjaga pula
kualitas tidur. Untuk terjadinya berhenti merokok ini dapat
menurunkan pula risiko terjadinya infeksi dari saluran pernafasan
baik saluran nafas atas dan bawah. Efek samping dari merokok ini
dapat menurunkan fungsi dari proteksi pada epitel saluran
pernafasn, makrofag alveolus, sel dendrit, sel NK, serta sistem
imun yang adaptif, selain itu merokok juga dapat meningkatkan
virulensi mikroba dan resisten antibiotika.
20
c. Tidak boleh menggunakan handphone jika tidak penting dan
tidak boleh makan ataupun minum saat berada di
transportasi umum.
d. Jangan untuk berpegangan ke tiang, jika terpaksa segera cuci
tangan jangan cuci tangan setelah turun.
21
Maka sebaiknya jangan pernah untuk menggunakan barang-
barang rumah tangga yang akan bersifat pribadi yang secara
bersamaan karena berisiko.
e. Menjaga untuk kebersihan Makanan yang jika dikonsumsi
Harus memastikan jika kebersihannya sebelum dimasak dan
jika kematangan makanan jika setelah dimasak untuk
mengurangi terjadinya risiko terkena coronavirus.
23
6. STIGMA TERHADAP PENDERITA COVID-19
25
Berdasarkan hasil laboratorium diagnosis COVID-19 harus
dikonfirmasikan dengan Reverse Transcription Polymerase Chain
Reaction (RT-PCR) atau sekuensing gen untuk specimen pernafasan
atau darah. Selanjutnya dapat dilakukan CT scan dada yang memiliki
sensitivitas yang lebih tinggi untuk diagnosis COVID-19 dibandingkan
dengan RT-PCR dari sampel swab (Ai, Yang and Xia, 2020).
26
3) Pemimpin tim atau manager di fasilitas kesehatan
4) Pengasuh anak
5) Orang tua (lansia)
6) Orang yang terisolasi
Selanjutnya, WHO bekerja sama dengan United Nations Children’s
Fund (UNICEF), International Federation of Red Cross and Red Crescent
Societies (IFRC) telah mengeluarkan “Social Stigma associated with
COVID-19 : A guide to preventing and addressing” (WHO, 2020). Tingat
stigma yang terkait dengan COVID-19 di dasarkan pada 3 faktor utama
yaitu:
1) Itu adalah penyakit baru dan masih banyak yang tidak diketahui
2) Kita sering takut pada yang tidak diketahui
3) Mudah untuk mengaitkan rasa takut itu dengan ‘orang lain’
Berikut adalah beberapa contoh tentang tindakan yang mungkin
dilakukan untuk melawan sikap stigmatisasi:
1) Menyebarkan fakta (Spreading the facts)
2) Melibatkan influencer (Engaging social influencers)
3) Memperkuat suara (Amplify the voices) orang-orang yang pulih
dari COVID-19
4) Pastikan anda menggambarkan berbagai kelompok etnis (Make
sure your portray different ethnic groups) yang menunjukan
beragam komunitas yang terdampak dan bekerjasama untuk
mencegah penyebaran COVID-19
5) Jurnalisme etis (Ethical journalism) dengan mempromosikan
konten seputar praktik pencegahan infeksi dasar, gejala COVID-19,
dan kapan harus mencari perawatan kesehatan
Tautkan (Link up) sejumlah inisiatif mengatasi stigma dan stereotip
untuk menciptakan gerakan dan lingkungan positif yang menunjukkan
kepedulian dan empati.
27
7. KARAKTERISTIK DAN DIAGNOSIS COVID-19
28
Gambar 3.
Peningkatan Penderita Positif COVID-19 di luar China
Sumber: WHO, 2020
a. Manisfestrasi Klinis
31
konsolidasi paru. Pada pasien dengan COVID-19, jarang
ditemui adanya efusi pleura.
b. Pemeriksaan Laboratorium
32
a. Epidemiologi
a) Memiliki riwayat yang tinggal di Wuhan dan daerah
sekitarnya, di komunitas lain yang melaporkan kasus
dalam 14 hari yang sebelum onset.
b) Memiliki riwayat kontaknya dengn pasien (Hasil test dari
asam nukleat nCoV-2019 positif).
c) Memiliki riwayat kontak dengan pasien yang demam atau
memiliki gejala gangguan pada sistem pernafasan dari
Wuhan dan sekitarnya.
d) Kasus klaster (clustering occurrence of cases):
Manifestasi klinis (1) Demam dan gejala pada sistem
pernafasan (2) Menunjukkan gambaran rontgen
pneumonia (3) Pada fase awal, dapat ditemukan untuk
hitung sel darah putih total yang normal maupun
menurun.
b. Kasus yang terkonfirmasi dengan kasus yang terduga dapat
berubah untuk statusnya yang terkonfirmasi berdasarkan
salah satu bukti etiologis:
a) Hasil positif untuk test asam nukleat nCoV-2019 dengan
real time fluorescence RTP-RCR.
b) Urutan gen virus sangat mirip (highly homologous)
dengan nCoV-2019 yang sudah diketahui.
33
8. BUDAYA BERMEDIA SOSIAL SAAT PANDEMI COVID-19
34
Hal serupa terjadi juga pada aplikasi hiburan yang sedang
marak digemari khalayak yakni Tiktok, dimana mereka
memberikan tautan cepat menuju situs resmi COVID-19 yang
dikelola oleh pemerintah di halaman video yang menyangkut
tentang COVID-19 di dalamnya. Dengan menggunakan aplikasi
yang sedang naik daun tersebut tentunya akan mudah sekali
dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dan dapat
dimanfaatkan dalam mengedukasi terkait COVID-19.
Gambar 4.
Informasi Corona Virus pada Aplikasi Tiktok
Sumber: Pribadi
35
Usaha dari media social yang mengarahkan langsung berita-
berita terkait COVID-19 yang saat ini merupakan tingkat urgensi
paling tinggi, merupakan bentuk pencegahan terhadap maraknya
hoax yang dapat berpotensi meresahkan masyarakat Indonesia
dan berpotensi meruntuhkan rantai kenasionalismean
masyarakat.28 Kehadirannya media social yang begitu erat dengan
masyarakat menyebabkan warga di negara-negara demokratis
menganggapnya sebagai bagian dari kehidupan.
36
9. DAMPAK PEMBELAJARAN PADA MASA PANDEMI COVID-19
37
Pandemic ini dapat memiliki akhiran yang berbeda pada
setiap negara (Lee, 2020) yang bergantung pada kebijakan yang
diterapkan dan ketanggapan pemerintah guna meminimalisir
penyebaran COVID-19 ini. Pemerintah Indonesia telah
mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mengurangi tingkat
penyebaran virus corona yaitu dengan memberlakukan social
distancing, physical distancing sampai adanya pemberlakukan
PSBB (pembatasan social berskala besar) pada daerah-daerah
tertentu di Indonesia. Kebijakan tersebut dikeluarkan agar
membatasi penyebaran COVID-19 yang berdampak pada berbagai
bidang di seluruh dunia khususnya pendidikan di Indonesia.
Pandemic COVID-19 mendesak pengujian pendidikan jarak
jauh yang belum pernah dilakukan secara serempak sebelumnya
(Sun et al, 2020) bagi semua elemen pendidikan yakni peserta
didik, guru hingga orang tua. Mengingat pada masa pandemik,
waktu, lokasi dan jarak menjadi permasalahan besar saat ini
(Kusuma & Hamidah, 2020). Sehingga Study From Home menjadi
solusi untuk mengatasi kesulitan dalam melaksanakan
pembelajaran secara tatap muka langsung. Pembelajaran online
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi, website,
jejaring social dan juga learning management system (Gunawan et
al, 2020).
39
9.2 Dampak pada Lulusan Sekolah
40
9.5 Dampak Terhadap Guru atau Dosen
42
10. STUDY FROM HOME
43
Sehingga perlu adanya pembelajaran yang efektif untuk
diterapkan kepada peserta didik agar kompetensi mereka
meningkat. Dan juga karena adanya pandemic COVID-19 ini
menyebabkan pembelajaran tidak berjalan maksimal karena harus
tetap di rumah dan menerapkan physical distancing. Sehingga
Study From Home berbasis proyek ini menjadi salah satu solusi
agar masalah yang dihapadi dapat menjawab permasalah
tersebut.
No Flatform Situs
1 Rumah Belajar https://belajar.kemdikbud.go.id/
2 Meja Kita https://mejakita.com/
3 Icando https://bit.ly/appicando
4 Indonesia X https://www.indonesiax.co.id/
5 Google for https://edu.google.com/
education
6 Kelas Pintar https://www.kelaspintar.id/
7 Microsoft Office https://www.microsoft.com/id-
365 id/education/products/office
45
8 Quipper School https://www.quipper.com/id/schoo
l/
9 Ruang Guru https://ruangguru.com/belajar
10 Sekolahmu https://www.sekolah.mu/kelasmu/
11 Zeniuis https://www.zenius.net/
12 Cisco Webex https://www.webex.com/
(Sumber: Kompas.com)
48
11. PANDEMI COVID-19 BAGI USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH
(UMKM)
50
(Babinkamtibmas/polisi) dalam pengawasan implementasi
protocol kesehatan bagi UMKM yang diizinkan menjalankan
aktivitasnya.
b. Pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan untuk
memberikan kelonggaran pembayaran cicilan hutang atau
kredit bagi UMKM atau bahkan penundaan proses
pembayaran tersebut sampai enam bulan ke depan dengan
mempertimbangkan likuiditas keuangan UMKM termasuk
menyederhanakan proses administrasi mendapatkan
pinjaman di tengah situasi darurat ini. Hal ini dapat dilakukan
agar para pelaku UMKM termasuk para pekerja tetap dapat
menjaga tingkat konsumsi dan daya belinya sekaligus
mendukung berjalannya roda perekonomian nasional.
c. Bantuan keuangan kepada para pelaku UMKM pemerintah
Indonesia telah menggelontarkan anggaran sebesar Rp.70,1
triliun untuk insentif perpajakan dan stimulasi kredit usaha
rakyat dari total anggaran Rp.405,1 triliun mengatasi
pandemic COVID-19 melalui APBN 2020 (Rkhmat Nur Hakim,
2020). Pendistribusian anggaran tersebut harus transparan,
jelas, dan tepat sasaran agar eksistensi UMKM dan aktivitas
perekonomian riil tetap terjaga. Selain anggaran yang telah
ditetapkan pemerintah juga dapat mendorong sector
perbankan baik bank milik pemerintah ataupun bank swasta
untuk dapat memberikan pinjaman lunak kepada para pelaku
UMKM tentu dengan mekanisme ketat siapa saja yang berhak
mendapatkan pinjaman dengan suku bunga lunak ini jangan
sampai pinjaman ini di salahgunakan dan akhirnya malah
merugikan kinerja bank pemberi pinjaman.
d. Kebijakan struktual untuk kepentingan jangka panjang,
kebijakan ini tidak saja digunakan untuk menghadapi
pandemin COVID-19 tetapi juga era industry 4.0 kedepannya.
Kebijakan ini meliputi kebijakan-kebijakan jangka pendek bagi
UMKM yakni pengenalan teknologi digital dan pelatihan bagi
para pelaku dan pekerja UMKM serta kebijakan panjang bagi
UMKM untuk beradaptasi dengan penggunaan teknologi
51
untuk proses produksi, penggunaan media teknologi digital
untuk mempromosikan produk UMKM, dan menemukan
pasar potensial bagi produk yang dihasilkan. Dalam jangka
pendek, perlu adanya pendampingan bagi para pelaku UMKM
untuk dapat memanfaatkan media e-commerce (belajar
daring) untuk menjual produk-produk mereka (Bahwana Petir
Grda, 2020).
52
12. JENIS-JENIS DAN METODE RAPID-TEST UNTUK MENDETEKSI
VIRUS SARS-COV-2
54
laboratorium biosafety level 2 atau lebih. Teknik qRT-PCR ini dapat
langsung dilakukan untuk menguji keberadaan virus RNA secara
cepat, sensitif, dan dapat diandalkan. Hasil uji dengan qRT-PCR
dapat diperoleh dalam waktu 3-4 jam, sehingga bisa
mengkonfirmasi ada tidaknya infeksi dengan waktu relatif cepat.
Namun demikian, masih terdapat beberapa keterbatasan dari
metode RT-PCR untuk deteksi patogen, diantaranya:
55
amplifikasi dan deteksi (Kashir & Yaqinuddin, 2020).
Uji LAMP dapat dilakukan secara cepat dan tidak
memerlukan reagen atau instrumen yang mahal, sehingga
penerapan uji LAMP dapat membantu mengurangi biaya untuk
deteksi virus Korona (Enosawa et al., 2003). Tes LAMP untuk
deteksi COVID-19 dimulai dengan pengumpulan sampel swab
dari hidung atau tenggorokan, atau dapat juga dengan
menggunakan sampel lendir (sputum/dahak) yang dihasilkan dari
batuk. Seperti teknik RT-PCR, pada tes LAMP juga dilakukan
konversi RNA virus sampel menjadi DNA untuk kemudian
diamplifikasi. Kemudian, keberadaan DNA pada sampel dapat
terdeteksi berdasarkan sifat turbidity (kekeruhan). Campuran
reaksi LAMP akan berubah menjadi keruh karena adanya
produksi bahan kimia magnesium pirofosfat. Oleh karena
kekeruhan ini dapat dilihat dengan mata telanjang, maka akan
memudahkan deteksi COVID-19 (Mori et al., 2001). Keakuratan
hasil uji dengan teknik LAMP dapat ditingkatkan dengan
penggunaan pewarna fluoresen khusus, yang dapat berubah
warna ketika terjadi reaksi campuran. Ketika zat warna
berinteraksi dengan DNA virus, intensitas cahaya atau
perubahan warna yang terjadi dapat diukur, sehingga dapat juga
digunakan untuk perkiraan jumlah molekul virus RNA yang
terdapat di dalam sampel.
56
menunjukkan apakah pasien masih terinfeksi atau telah pulih
dari COVID-19. Tes Lateral Flow dapat diselesaikan dengan cepat,
sekitar 15 menit, kelebihan utama dari tes Lateral Flow ini adalah
kemampuannya untuk mendeteksi apakah saat pengujian
dilakukan pasien masih terinfeksi virus (infeksi aktif) atau telah
pulih dari infeksi COVID-19, meskipun tubuh pasien tidak lagi
mengandung virus.
Immunoassay yang mendeteksi antibodi IgG dan IgM ini
sangat mudah dibaca dan juga adanya garis kontrol yang ketika
muncul dapat menunjukkan bahwa pengujian telah berfungsi
dengan benar. Garis uji akan muncul ketika salah satu dari kedua
jenis penanda antibodi tersebut ditemukan di dalam sampel.
Kemunculan salah satu dari dua garis penanda IgG atau IgM,
atau kemunculan keduanya, mengindikasikan hasil tes positif,
yang menunjukkan bahwa pasien saat ini telah terinfeksi dengan
COVID-19.
Teknologi Lateral Flow ini merupakan teknologi jenis baru,
dimana bukti dan keakuratannya untuk deteksi virus Korona masih
dalam proses evaluasi. Sejauh ini, tes Lateral Flow hanya dapat
digunakan untuk menentukan apakah pasien telah terinfeksi
COVID-19 pada beberapa titik sampel. Tes lebih lanjut diperlukan
untuk mendeteksi apakah seorang pasien saat ini terinfeksi. Tes
Lateral Flow lebih mahal dan cukup memakan waktu untuk
pengujian dengan skala besar, jika dibandingkan tes antibodi
berbasis skala laboratorium seperti ELISA.
57
Gambar 5.
Hasil Lateral Flow Assay
(Green et al., 2020)
12.4 Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
59
Gambar 6.
Metode ELISA
(www.imunologi.org)
12.5 Quantitative Real-time Polymerase Chain Reaction (q-PCR)
61
sebagai teknik yang terbaik untuk deteksi SARS-CoV-2 karena
manfaatnya untuk uji dan deteksi secara kualitatif, spesifik dan
sederhana (Shen et al., 2020). Selain itu, teknik real-time RT PCR
memiliki sensitifitas yang memadai untuk deteksi terhadap infeksi
dini. Oleh karena itu, metode ini dijadikan referensi standar dan
digunakan sebagai metode utama untuk deteksi COVID-19. Yang
penting untuk diperhatikan dalam deteksi SARS-CoV-2 adalah
penggunaan kombinasi metode deteksi dengan real-time RT PCR
dan CT image, untuk memfasilitasi manajemen resiko COVID- 19.
62
13. DESKRIPSI INFORMASI HOAX COVID-19 DI MEDIA SOSIAL
63
Berita tentang pasien yang terjangkit Virus Corona juga telah
beredar melalui media online yang menyebutkan bahwa Virus
Corona sudah masuk di Jakarta dan 1 pasien sedang diisolasi di
RSPI Sulianti Saroso. Penjelasan dari Direktur Medik dan
Keperawatan menyatakan bahwa setelah dilakukan tes pasien
tersebut dinyatakan negatif (Kominfo; 26 Januari 2020).
66
Diberitakan pula bahwa bawang putih dapat digunakan untuk
menyembuhkan infeksi akibat virus Corona (Kominfo; 28 Januari
2020; Garjito,D & Aditya, R (2020).
68
pemberian visa hingga menyiapkan rumah sakit bagi yang
terinfeksi virus tersebut (Kominfo; 10 Maret 2020).
69
berkardus-kardus dan diduga karena takut Corona,namun berita
telah diklarifikasi bahwa hal tersebut dilakukan sebagai belanja
grosiran.
70
foto tersebut merupakan hasil suntingan. Diketahui paket bantuan
COVID-19 bertuliskan “Tsingshan Charity Foundation” bukan "To:
Front Pembela Islam". Disitir dari cnnindonesia.com, Wakil Kepala
Perwakilan RI di Beijing Dino Kusnadi menyebutkan bahwa
peralatan kesehatan merupakan bantuan dari berbagai pihak
diantaranya Inacham dan Tsingshan Charity Foundation, berupa
masker, pelindung wajah, kacamata, baju pelindung petugas
kesehatan, dan alat tes COVID-19 (Komninfo; 23 Maret 2020).
71
Beredar informasi di media sosial dan pesan berantai yang
berisi narasi yang menyebutkan bahwa Pemerintah akhirnya
memutuskan untuk melakukan lockdown di Indonesia mulai
tanggal 20 Maret 2020. Akan tetapi tautan video pada postingan
tersebut berisi siaran press Menlu RI mengenai kebijakan
tambahan Pemerintah Indonesia terkait perlintasan orang dari dan
ke Indonesia terkait Virus Corona-19 (Kominfo; 20 Maret 2020).
72
Berita hoax tentang pasar masih berlanjut dengan beredarnya
pesan berantai Whatsapp yang berisi informasi bahwa pada hari
Minggu tanggal 22-29 Maret 2020 akan dilakukan penutupan
Pasar Tanjung dan semua pertokoan yang ada di Mojokerto. Akan
tetapi menurut Kepala Disperindag Kota Mojokerto menegaskan
bahwa informasi tersebut adalah tidak benar (Kominfo; 24 Maret
2020).
73
14. KEBIJAKAN DALAM PENANGANAN DAN PENGENDALIAN
MENGENAI COVID-19
74
Partisipasi masyarakat dalam penanganan Covid-19
mempunyai peranan penting, masyarakat dapat berperan
sebagai objek dan subjek penanganan COVID-19. untuk itu
kesadarn masyarakat untuk melakukan social distancing
/physical distancing, self quarantine dan self isolation sangat
pencegahan dan penanganan penyebaran COVID-19.
b. Penguatan organisasi
75
Gambar 7.
Alur Peringatan Dini di China
Sumber: Vileg et al. BMC Public Healtd (2017) 17:415
76
2. Meningkatkan ketahanan nasional dibidang kesehatan
3. Mempercepat penanganan COVID-19 melalui sinergi antar
kementrian/lembaga dan pemerintah daerah
4. Meningkatkan antisipasi pertimbangan eksklasi penyebaran
COVID-19
5. Meningkatkan sinergi pengambilan kebijakan Meningkatkan
kesiapan dan kemampuan dalam mencegah, mendeteksi dan
merespon.
6. Meningkatkan kesiapan dan kemampuan dalam mencegah,
mendeteksi dan merespon terhadap COVID-19.
77
b) Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut.
c) Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung
dan mulut dengan lengan atas atau baian dalam atau tisu, lalu
buanglah tisu ke tempat sampah.
d) Pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan
melakukan kebersihan tangan setelah membuang masker.
e) Menjaga jarak (minimal 1 meter) dari orang yang mengalami
gejala gangguan pernapasan.
78
DAFTAR PUSTAKA
Abrar, Thea Fatanah. “Jangan Kaget, Ini Prediksi Sri Mulyani Soal
Ekonomi RI”. CNBC Indonesia. Diakses 12 Agustus 2020.
https://www.cnbcindonesia.com/market/20200419092613-
17152924/jangan -kaget-ini-prediksi-sri-mulyani-soal-ekonomi-ri.
Ai, T., Yang, Z. and Xia, L. (2020) ‘Correlation of Chest CT and RT-PCR
Testing in Coronavirus Disease’, Radiology, 2019, pp. 1–8. doi:
10.14358/PERS.80.2.000.
Allcott, H., & Gentzkow, M. (2017). Social media and fake news in the
2016 election. Journal of Economic Perspectives, 31(2), 211–236.
doi:10.1257/jep.31.2.211
79
Arboleda-Flórez, J. (2002) ‘What causes stigma?’, World Psychiatry,
1(1), pp. 25–26. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1489829/.
Arif putra. 2020 “5 bahaya virus Corona yang membuat kita harus
waspada”.
Bhwana, Petir Garda, “Ministry Proposes Soft Loans for SMEs Affected
by COVID- 19.” Tempo.co. Diakses 12 Agustus 2020.
https://en.tempo.co/read/1327970/minist ry-proposes-soft-loans-
for-smes- affected-by-covid-19.
80
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200407180620-37-
150401/internet-digratiskan-selama-wabah-corona-di-ri-setuju.
Chan JF, Kok KH, Zhu Z, Chu H, To KK, Yuan S, Yuen KY. Genomic
characterization of the 2019 novel human-pathogenic coronavirus
isolated from a patient with atypical pneumonia after visiting
Wuhan. Emerg Microbes Infect. 2020 Dec;9(1):221-236.
Chan JF-W, Yuan S, Kok K-H, To KK-W, Chu H, Yang J, et al. A familial
cluster of pneumonia associated with the 2019 novel coronavirus
indicating person-to-person transmission: a study of a family
cluster. Lancet. 2020;395 14-23.
81
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 in Hospital
Wards, Wuhan, China, 2020. Emerg Infect Dis. 2020;26(7).
Cheng VCC, Wong SC, Chen JHK, Yip CCY, Chuang VWM, Tsang OTY, et
al. Escalating infection control response to the rapidly evolving
epidemiology of the coronavirus disease 2019 (COVID-19) due to
SARS-CoV-2 in Hong Kong. Infect Control Hosp Epidemiol.
2020;41:493-8.
Corman, V.M.; Landt, O.; Kaiser, M.; Molenkamp, R.; Meijer, A.; Chu,
D.K.; Bleicker, T.; Brünink, S.; Schneider, J.; Schmidt, M.L.; et al.
(2020): Detection of 2019 novel coronavirus (2019-nCoV) by real-
time RT-PCR. Eurosurveillance, 25, 2000045.
Garjito, D.& Intan, R. (2020). Benarkah ada siswa positif Virus Coron di
MISB? 10 Maret, 2020. https://www.suara.com/news.
82
Garjito, D. & Aditya, R. (2020).15 Mitos Virus Corona dari Makan
Bawang Putih ssampai Mandi Air Panas. Jum’at, 06 Maret 2020.
17;49 WIB.https://www.suara.com/news/
Gunadha, R. & Intan, I.(2020). Ada Korban Virus Corona di Pantai Indah
Kapuk, Benarkah?, 15 Maret 2020. https://www.suara.com/news.
83
Green K, Winter A, Dickinson R, Graziadio S, Wolff R, Mallett S and
Allen J, (2020): What tests could potentially be used for the
screening, diagnosis and monitoring of COVID-19,
www.cebm.net/covid-19.
Hamilton, Martill, and Millar, “Power, the State, and the Social Media
Network.”
84
Infection Prevention and Control of Epidemic and Pandemic prone
Acute Respiratory Infections in Health Care. Jenewa: World Health
Organization; 2014 (tersedia di
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/112656/97892
41507134_eng.pdf;jsessionid=41AA684FB64571CE8D8A453
C4F2B2096?sequence=1).
85
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. “Perkembangan
Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar
(UB) Tahun 2017-2018.” Diakses 13 Agustus 2020.
http://www.depkop.go.id/uploads/laporan/1580223129_PERKEM
BANGAN%20DATA%20USAHA%20MIKRO,%20KECIL,
%20MENENGAH%20(UMKM)%20DAN%20USAHA%20BESAR
%20(UB)%20TAHUN%202017%20-%202018.pdf.
86
Kominfo. (2020).Obat Avigan yang Dipesan Jokowi adalah Obat
Pembunuh Janin 24 Maret. https://kominfo.go.id/content/detail.
Kominfo. (2020). Ma'ruf Amin Imbau Umat Islam Shalat Taubat agar
Virus Corona Cepat Teratasi, 23 Maret 2020. Http://
kominfo.go.id/content/detail.
Kominfo. (2020). Data Tol yang Ditutup Arah DKI Jakarta.21Maret 2020.
https://www.kominfo.go.id/content/detail.
Kominfo. (2020). Virus Corona Bisa Menular Lewat Game Free Fire. 01
Feb 2020https://kominfo.go.id/content/detail.
87
Kominfo. (2020).Video Satpam Pingsan di Tanjung Duren, 24 Maret
2020. https://kominfo.go.id/content/detail.
88
Kominfo. (2020).Pasar Inpres Soe ditutup akibat Coron, 24 Maret 2020.
https://kominfo.go.id/content/detail.
Korsman, S.N.J., van Zyl, G.U., Nutt, L., Andersson, M.I, Presier, W.
(2012). Viroloy. Chins: Churchill Livingston Elsevier.
89
Pandemik Covid 19. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume,
5(1).
Mehmet Kaya et al., eds., Putting Social Media and Networking Data in
Practice for Education, Planning, Prediction and Recommendation
(Singapore: Springer, 2020),
https://link.spinger.com/10.1007/978-3-030-33698-1; Daniel
Miller et al., eds., “Education and Young People,” in How the
90
World Changed Social Media (Media Kingdom: UCL Press, 2016),
70-84.
91
Nisa, LC. (2002). Pengaruh Pembelajaran E-Learning Terhadap Hasil
Belajar Mata Kuliah Statistics Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris
Fakultas Tarbiyah IAINWalisongo. Jurnal Phenomenon 2(1), 7-26
.http://journal.walisongo.ac.id/index.php/Phenomenon/article/vie
w/416DOI:http://dx.doi.org/10.21580/phen.2012.2.1.416.
Ong SWX, Tan YK, Chia PY, Lee TH, Ng OT, Wong MSY, et al. Air, Surface
Environmental, and Personal Protective Equipment Contamination
by Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2)
From a Symptomatic Patient. JAMA. 2020 323(16):1610-1612.
92
Paules CI, Marston HD, Fauci AS. Coronavirus Infections—More Than
Just the Common Cold. JAMA. 2020;323(8):707–708. doi: 10.1001/
jama.2020.0757.
Pung R, ChiewCJ, Young BE, Chin S, Chen MIC, Clapham HE, et al.
Investigation of three clusters of COVID-19 in Singapore:
implications for surveillance and response measures. Lancet.
2020;395:1039-46.
93
Santoso, A. (2020). Muncul broadcast penyemprotan racun Corona
malam ini dipastikan hoax. detik-News, 22 Maret 2020;
Http://news.detik.com/berita.
Sumber: https://setkab.go.id/presiden-teken-keppres-gugus-tugas-
percepatan-penanganan-covid-19/ diakses pada 19 Mare 2020.
Sun, L., Tang, Y., & Zuo, W. (2020). Coronavirus pushes education
online. Nature Materials, 20200205.
Tzu-Bin Lin, Victor Chen, and Ching Sing Chai, eds., New Media and
Learning in the 21st Century; A Social-Culture perspective
(Singapore: Springer, 2015),
https://eric.ed.gov/ERICWebPortal/recordDetail?accno=EJ745810.
95
Van Doremalen N, Bushmaker T, Morris DH, Holbrook MG, Gamble A,
Williamson BN, et al. Aerosol and surface stability of SARS-CoV-2
as compared with SARS-CoV-1. N Engl J Med. 2020;382:1564-7.
WHO (2020c) Naming the coronavirus disease (COVID-19) and the virus
that causes it. Available at:
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel- coronavirus-
2019/technical-guidance/naming-the- coronavirus-disease-(covid-
2019)-and-the-virus-that-causes-it. (Accessed: 14 Agustus 2020).
World Health Organization (WHO). 2020. Home care for patients with
suspected novel coronavirus (nCoV) infection presenting with mild
symptoms and management of contacts.
97
https://www.who.int/internal-publications-detail/home-care-for-
patients-withsuspected-novel-coronavirus-(nCoV)-infection-
presenting-with-mild-symptoms-andmanagement-of-contacts.
98
pandemic in London (pracetak). MedRxiv. 2020 doi:
10.1101/2020.05.24.20110346.
99