Anda di halaman 1dari 106

MENGENAL COVID-19 LEBIH DEKAT

Penulis:

Nurul Kamilah, Sukma Ayudia, Widya Oktavia, Gina Maya Lestari,


Oktaviani Ayu Saputri, Mina Fauziah, Fanisa Riadhiani, Paras Layna Safa,
Yana Herdiana, Rika Zahara Dewi, Wiwin Kristiana, Melia Fujiyanti, Nida
Puspa Dewi, Wini Wahyuni, Alicia Nadira D, Mochamad Fajar Deliaz,
Wemfi Riska Roswandi, Wina Aprilia Setiawati

Pembimbing:

Dr. Hj. Anna Yuliana, M.Si, apt. Firman Gustaman, M.Farm, Dr. Ruswanto
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


kesempatan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan penulisan
buku ini. Semoga apa yang penulis sampaikan bermanfaat bagi
pembaca. Buku ini hadir sebagai pengetahuan untuk menambah
wawasan tentang wabah penyakit Coronavirus disease.

Penulis berharap kehadiran buku ini bisa menambah informasi dan


pengetahuan tentang COVID-19. Untuk itu, penulis juga berharap
supaya pembaca bisa memanfaatkan kembali ilmu nya untuk orang-
orang sekitar serta diharapkan untuk mengetahui mengenai
pencegahan, penyebarannya dan dampaknya supaya bisa lebih berhati-
hati dan selalu melakukan sesuai dengan protokol kesehatan.

Untuk dampaknya sendiri, mulai dari pembelajaran saat pandemi


ini menggunakan sistem daring, krisis ekonomi yang menjadi
meningkat. Maka, buku ini menjelaskan mengenai dampak-dampak
tersebut, serta cara untuk pencegahan terjadinya COVID-19 dan cara
untuk mencegah terjadinya penyebaran.

Tasikmalaya, Agustus 2020

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

PRAKATA.......................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
Contents.......................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................vi
DAFTAR TABEL............................................................................................vii
1. SEJARAH COVID-19..................................................................................1
2. DEFINISI...................................................................................................7
2.1 Apa itu Coronavirus?........................................................................7
2.2 Apa itu COVID-19?............................................................................8
3. PENULARAN...........................................................................................11
3.1 Penularan Kontak dan Droplet.......................................................11
3.2 Penularan Melalui Udara................................................................11
3.3 Penularan Fomit.............................................................................12
4. NEW NORMAL DAN KEBIJAKAN SESUAI PSBB........................................13
5. MENCEGAH LEBIH BAIK DARIPADA MENGOBATI TERHADAP COVID-19 17
5.1 Mencegah Terjadinya Penularan Corona Virus Saat Menggunakan
Transportasi Umum........................................................................20
5.2 Etika Saat Bersin dan Batuk............................................................21
5.3 Harus Menjaga Lingkungan Rumah Tetap sehat Agar Terhindar dari
Virus Corona...................................................................................21
5.4 Upaya untuk Pencegahan Covid-19 dengan GERMAS (Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat)...............................................................22
ii
5.5 Menyiapkan Tempat Kerja Mencegah terjadinya Corona Virus.....22
5.6 Melakukan terjadinya pencegahan COVID-19 akan penyebaran
dengan Physical Distancing............................................................23
5.7 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) menurut Kemenkes
2017...............................................................................................23
6. STIGMA TERHADAP PENDERITA COVID-19............................................24
6.1 Stigma Penderita Penyakit.............................................................24
6.2 Istilah Terkait COVID-19.................................................................25
6.3 Peranan Pemerintah.......................................................................26
6.4 Pesan WHO....................................................................................27
7. KARAKTERISTIK DAN DIAGNOSIS COVID-19...........................................29
7.1 Karakteristik COVID-19...................................................................29
7.1.1 Karakteristik Patogenik......................................................30
7.1.2 Karakteristik Epidemiologi..................................................31
7.1.3 Karakteristik Klinis..............................................................32
7.2 Kriteria Diagnosis............................................................................33
8. BUDAYA BERMEDIA SOSIAL SAAT PANDEMI COVID-19.........................35
9. DAMPAK PEMBELAJARAN PADA MASA PANDEMI COVID-19.................38
9.1 Dampak Jangka Pendek..................................................................38
9.2 Dampak pada Lulusan Sekolah.......................................................41
9.3 Kerugian Siswa pada Proses Penilaian............................................41
9.4 Dampak Terhadap Orang Tua.........................................................41
9.5 Dampak Terhadap Guru atau Dosen..............................................42
10. STUDY FROM HOME............................................................................44
iii
10.1 Melakukan Perubahan Terhadap Pola Pembelajaran................45
10.2 Belajar Online (E-Learning)........................................................45
10.3 Pembelajaran Online Berbasis Proyek........................................48
10.4 Sinergi Pembelajaran Online Berbasis Proyek............................49
11. PANDEMI COVID-19 BAGI USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH
(UMKM).....................................................................................................50
12. JENIS-JENIS DAN METODE RAPID-TEST UNTUK MENDETEKSI VIRUS
SARS-COV-2...............................................................................................54
12.1 Reverse Transcription Polymerase Chain Raction (RT-PCR)........55
12.2 Loop-mediated Isothermal Amplification (LAMP)......................56
12.3 Lateral Flow Assay......................................................................57
12.4 Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA)...........................59
12.5 Quantitative Real-time Polymerase Chain Reaction (q-PCR)......61
13. DESKRIPSI INFORMASI HOAX COVID-19 DI MEDIA SOSIAL...................63
13.1 Deskripsi Tentang Terjangkit / Terinfeksi Virus Corona..............63
13.2 Deskripsi Tentang Kesehatan.....................................................66
13.3 Deskripsi Tentang Perilaku Masyarakat.....................................69
14. KEBIJAKAN DALAM PENANGANAN DAN PENGENDALIAN MENGENAI
COVID-19...................................................................................................74

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1……………………………………………………………………………………….. 4

Gambar 2..……………………………………………………………………………………… 5
5

Gambar 3………………………………………………………………………………………. 30
30

Gambar 4………………………………………………………………………………………. 36

Gambar 5…………………………………………………………………………..…………. 59

Gambar 6……………………………………..…………………………………….………… 61

Gambar 7………………………………………………………………………………………. 77

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1…………………………………………………………………………………………. 46

vi
1. SEJARAH COVID-19

Kasus pertama terjadinya COVID-19 yaitu di Wuhan dimana


Wuhan ini merupakan Ibu kota di China tengah yang termasuk
kedalam provinsi Hubei, dan provinsi ini yaitu termasuk kedalam
ke tujuh besar yang ada di negara itu sendiri yang terdapat
penduduk sebanyak 11 juta penduduk. Awal bulan Desember pada
tahun 2019 ada seorang pasien yang didiagnosis terjangkit
menderita pneumonia yang tidak biasa. Peneliti-peneliti yang
terdapat di Institute of Virology yang ada di Wuhan melakukan
analisis metode metagenomics untuk mengidentifikasi virus
corona baru ini yang sebagai etiologi potensial, dengan menyebut
virus tersebut menjadi novel corona virus 2019 (n-CoV-2019). Saat
31 Desember 2019 World Health Organization (WHO) di Beijing
telah menerima informasi mengenai sekelompok pasien yang
menderita pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya dari kota
yang sama pula. Untuk itu, kasus ini akan setiap hari terus
menerus meningkat serta memuncak diakhir januari hinggal awal
bulan februari tahun 2020.

Menurut World Health Organization (WHO), menyebutkan


bahwa virus corona ini berasal dari CoV atau Coronaviruses yang
dapat menyebabkan penyakit mulai dari yang ringan seperti dari
flu biasa hingga bisa menjadi yang lebih parah seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS-CoV). Sedangkan untuk Novel Coronavirus (nCoV)
ini merupakan virus jenis baru yang belum bisa diidentifikasi
sebelumnya pada manusia. Virus corona ini yaitu dikatakan
dengan zoonotis yang artinya dapat ditularkan antara hewan dan
manusia. Menurut peneliti yang telah dilakukan, bahwa SARS-CoV
dapat ditularkan dari kucing jenis luwak atau biasa yang lebih
dikenal dengan musang ke manusia dan MERS-CoV dari unta ke
manusia sehingga virus ini bisa disebut dengan zoonitis. Namun,
adapun beberapa virus corona juga akan dikenal beredar juga

1
pada hewan-hewan yang sebelumnya belum pernah menginfeksi
manusia.

Awalnya banyak laporan yang datang dari ibu kota provinsi


Hubei dan provinsi Sekitar lainnya, Kemudian menjadi betambah
hingga ke provinsi-provinsi lain dan diseluruh negara China.
Penularan kasus inii belum bisa diketahui dengan pasti, namun
kasus pertama ini dikaitkan dengan pasar ikan yang terdapat di
Wuhan. Pada tanggal 18 Desember sampai tanggal 29 Desember
2019 terdapat 5 pasien yang dirawat dengan Acute Respiratory
Distress Syndrome (ARDS). Saat tanggal 31 Desember 2019 sampai
3 januari 2020 untuk kasus ini justru menjadi meningkat pesat
atau memuncak, ditandai dengan adanya laporan sebanyak 44
kasus. Tidak sampai satu bulan, kasus ini telah menyebar di
berbagai provinsi-provinsi lain yang ada di China, Thailand, Jepang
dan Korea Selatan. Saat awal tanggal 30 januari tahun 2020, telah
terdapat 7.736 kasus-kasus yang terkonfirmasi corona virus di
China, dan terdapat 86 kasus lain dilaporkan dari berbagai negara-
negara seperti negara Taiwan, Thailand, Vietnam, Malaysia, Nepal
Sri Lanka, Kamboja, Jepang, Singapura, Arab Saudi, Korea Selatan,
Filipina, India, Australia, Kanada, Finlandia, Prancis dan Jerman.

Terdapat sampel yang telah diteliti sehingga menunjukan


etiologi corona virus baru. Awalnya, penyakit ini juga dinamakan
sementara sebagai 2019 novel coronavirus (2019-nCoV) yang
kemudian World Health Organization (WHO) memberikan
informasi nama baru untuk virus ini sejak tanggal 11 Februari 2020
yaitu Coronavirus Disease (COVID-19) yang akan disebabkan oleh
virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 atau bisa
disebut dengan SARS-CoV-2. Setelah itu, virus ini juga dapat
ditularkan dari manusia ke manusia dan secara luas di China dan
lebih dari 190 negara dan teritori lainnya juga. Untuk Infeksi virus
ini akan disebut dengan COVID-19 dan lebih berbahaya
dibandingkan dengan SARS atau MERS. COVID-19 ini menimbulkan
berbagai penyakit komplikasi yang terutama gangguan-gangguan

2
pada dalurn pernapasan seperti pada gagal pernapasan akut,
pneumonia, Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) dan juga
komplikasi dan masalah pada organ-organ yang lainnya sehingga
dapat menyebabkan kematian bagi penderita-penderitanya. Pada
tanggal 12 Maret 2020, World Health Organization (WHO)
mengumumkan juga bahwa COVID-19 ini bisa sebagai menjadi
pandemik. Hingga saat pada tanggal 29 maret 2020, terdapat
634.835 kasus dan 33.106 jumlah kematian diseluruh dunia.
Sementara di Indonesia juga sudah ditetapkan 1.528 kasus dengan
positif COVID-19 dan 136 kasus kematian.

Covid-19 pertama ini dilaporkan pertamanya terjadi pada


tanggal 2 Maret 2020 yaitu sejumlah dua kasus. Pada tanggal 31
Maret 2020 terdapat data yang menunjukan kasus yang
terkonfirmasi dengan berjumlah sebanyak 1.528 kasus dan 136
untuk kasus kematian. Pada tingkat mortalitas COVID-19 di
Indonesia ini sebesar 8,9% yang merupakan angka yang tertinggi di
Asia Tenggara. Pada tanggal 30 Maret 2020, terdapat 693.224
kasus dan 33.106 kematian yang terdapat di seluruh dunia tidak
hanya di negara China. Eropa dan Amerika Utara menjadi pusat
untuk pandemi COVID-19 dengan kasus dan kematian yang telah
melebihi negara China. Amerika Serikat pernah menjadi atau
menduduki peringkat pertama dengan banyak kasus yaitu
sebanyak 19.332 kasus pada tanggal 30 maret 2020 juga disusul
oleh spanyol yang memiliki kasus baru sebanyak 6.549 kasus.
Setelah itu juga, negara Italia memiliki tingkat mortalitas paling
tinggi di dunia, yaitu sebanyak 11,3%.

Terdapat Pusat Pengendalian dan terdapat juga Pencegahan


Penyakit AS (CDC) menyebutkan juga virus corona yang sebagai
pada tahun 2019 novel coronavirus (2019-nCoV) dan penyakit ini
yang sekarang lebih populernya dengan istilah coronavirus
disease-19 (COVID-19). Virus ini termasuk dalam seuperdomain
biota dan kingdom virus. COVID-19 merupakan kelompok virus
besar yang termasuk kedalam ordo Nidovirales. Semua virus yang

3
terdapat dalam ordo Nidovirales adalah non segmented positive-
sense RNA viruses. Virus corona termasuk dalam familia
coronaviridae, dengan sub famili coronavirinae, genus
betacoronavirus, subgenus sarbecovirus. Saat pengelompokan
virus ini pada awalnya dipilah juga kedalam kelompok-kelompok
serologi, namun sekarang berdasarkan pengelompokan menjadi
filogenetik.

Gambar 1.
Virus Corona
Sumber: Kementrian kesehatan Republik Indonesia

Deskripsi untuk virus corona ini yaitu virus ini berbentuk bulat
dengan diameter sekitar 125nm seperti yang digambar menurut
penelitian menggunakan cryo-electron microscopy. Untuk partikel
virus corona ini mengandung 4 protein struktural utama, yaitu
terdapat protein S (Spike Protein) yang memiliki bentuk seperti
paku, kedua yaitu protein M (membrane protein), dan yang ketiga
protein aea (Envelope protein) dan yang terakhit yaitu protein N
(Nucleocapsidecprotein). Berat molekul-molekul protein ini yaitu
diantaranya Protein S (150 kDa), (7) Protein M (25-30 kDa), (8)
protein E (8-12 kDa), (9) sedangkan protein N terdapat dalam
nukelokapsid.

4
Gambar 2.
Struktural Protein Virus Corona
Sumber: Badan Karantina Pertanian

Ada tujuh tipe CoV yang dapat menginfeksi manusia, dengan


empat subkelompok utama CoV: alfa, beta, gamma, dan delta.
Tujuh coronavirus yang dapat menginfeksi manusia terdiri dari: a.
Alpha coronavirus (229E), b. alpha coronavirus (NL63), c. Beta
corona virus (OC43), d. Beta corona virus (HKU1), e. Beta corona
virus yang menyebabkan sindrom pada sistem pernafasan
dikawasan Timur Tengah (MERS-CoV) f. Beta coronavirus yang
dapat menyebabkan sindrom dalam pernafasan akut parah (SARS-
CoV), g. SARS-CoV-2 diberikan untuk mengidentifikasi dari famili
virus sendiri (CoV baru atau COVID-19). Menurut CDC atau Centers
for Disease Control dan Prevention (CDC) menggunakan nama
COVID-19.

Coronavirus menjadi etiologi untuk COVID-19 ini termasuk


kedalam satu genus yaitu beta coronavirus. Dan untuk hasil
analisis dari filogenetiknya ini menunjukan bahwa virus corona ini
termasuk kedalam subgenus yang sama dengan coronavirus
sehingga menyebabkan wabah virus ini menjadi Severe Acute
Respiratory Illness atau SARS pada tahun 2002 hingga 2004 silam
5
yaitu sarbecovirus. Dasarnya, untuk International Committee in
Taxonomy of Viruses mengajukan nama yaitu SARS-CoV-2.

Coronavirus terpapar atau mewabah di negara Indonesia ini


sejak 2 maret 2020 hingga saat ini kasus positif terus bertambah
sehingga terinfokan bahwa telah menyebar di 34 provinsi di
Indonesia serta 415 kabupaten/kota. Adapun dampak yang dapat
ditimbulkan dari pandemi ini sehingga dapat mengubah pula
berbagai macam aspek yang terdapat di kehidupan manusia
tentunya.

Menurut World Health Organization (WHO) data terbaru yang


terinfeksi virus corona di Dunia sejak Desember 2019 sampai
Agustus 2020 ini terinfeksi mencapai 19.498.877 jiwa, meninggal
dunia mencapai 722.405 jiwa serta yang sembuh mencapai
12.525.218 jiwa.

6
2. DEFINISI

2.1 Apa itu Coronavirus?

Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat


menyebabkan penyakit pada hewan mauoun manusia. Beberapa
jenis coronavirus di ketahui menyebabkan infeksi pada saluran
pernafasan mulai dari batuk, pilek, hingga yang lebih serius seperti
Middle East Respiratury Syndrome (MERS) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru
menyebabkan penyakit COVID-19.

Coronavirus desease 19 yang disingkat dengan COVID-19


adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada
manusia dan hewan, virus ini di temukan pada 31 Desember 2019
di Wuhan, China. World Health Organization (WHO) member
nama COVID-19 dengan nama Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus-2 (SARS-COV-2). Selanjutnya, WHO menyebut
penyakit yang ditimbulkan oleh virus ini dengan nama Corona
Virus Desease 2019 (COVID-19) (Yuliana, 2020, h 188).

Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif,


berkapsul dan tidak bersegmen. Coronavirus tergolong ordo
Nidovirales, keluarga Coronaviridae. Struktur coronavirus
berbentuk seperti kubus dengan protein S berlokasi di permukaan
virus. Protein S atau spike protein merupakan salah satu protein
antigen utama virus dan merupakan sturuktur utama untuk
penulisan gen. Protein S ini berperan dalam penempelan dan
masuknya virus ke dalam sel host (interaksi protein S dengan
reseptornyadi sel inang) (Wang, 2020). Coronavirus bersifat
sensitif terhadap panas dan secara efektif dapat diinaktifkan oleh
desinfektan yang mengandung klorin, pelarut lipid dengan suhu
56oC selama 30 menit, eter, alkohol, asam peroksiasetat, detergen
nonionik, formalin, oxidizing agent, dan kloroform. Klorheksidin
tidak efektif dalam mengnonaktifkan virus (Wang, 2020 dan
Korsman, 2012).
7
2.2 Apa itu COVID-19?

COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh


jenis coronavirus yang baru ditemukan. Virus baru dan penyakit ini
tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan, China pada
bulan Desember 2019. COVID-19 ini sekarang menjadi sebuah
pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia.

Covid-19 bisa menyerang siapa saja. Penyakit ini dinyatakan


sangat berbahaya bagi kesehatan. Karena, penyakit ini menular
melalui droplet penderita covid 19. Droplet besar dapat berpindah
dalam jarak kurang dari satu meter. Sementara itu, droplet kecil
dapat berpindah lebih dari satu meter. Oleh karena itu, perlu
adanya jaga jarak (physical distancing) minimal dua meter dengan
orang lain.

Virus ini sangat agresif dan menular dengan sangat cepat


serta telah menyebar hampir semua Negara termasuk Indonesia
hanya dalam waktu beberapa bulan. Untuk mencegah
penyebarannya beberapa Negara menerapkan kebijakan untuk
melakukan lockdown atau pembatasan social berskala besar
(PSBB).

Penularan dan transmisi COVID-19 sangat masif, sehingga


menewaskan lebih banyak korban dari pada SARS dan MERS.
COVID-19 telah menyumbangkan 31,4% kematian di seluruh
dunia, sehingga pada 11 Maret 2020 WHO secara resmi
menyatakan bahwa COVID-19 sebagai pandemi. Untuk kasus
Indonesia, tingkat case fatality rate cukup tinggi, yaitu sekitar
8,73%. Hal ini mengindikasikan bahwa penyakit tersebut sudah
menjangkiti begitu banyak populasi di berbagai negara dan sangat
berbahaya. Kondisi ini meresahkan dan mencemaskan
masyarakat.

COVID-19 merupakan virus RNA strain tunggal positif. Virus


ini disebut juga virus zoonotik, yaitu virus yang ditransmisikan dari

8
hewan kepada manusia yang bersifat sensitive terhadap panas.
Virus ini dapat diinaktifkan oleh disinfektan.

Virus ini berbahaya, karena transmisi atau penyebarannya


yang begitu cepat dibandingkan dengan wabah SARS yang pernah
melanda duni pada tahun 2002. Virus ini penyerang saluran
pernafasan manusia, virus ini juga dapat menyebar melalui
tetesan kecil (droplet) yang dikeluarkan melalui hidung atau mulut
pada saat penderita batuk atau bersin.

Adapun proses transmisinya dapat terjadi dengan 3 metode


yaitu: pertama, droplet penderita pada saat batuk atau bersin
mengenai benda disekitarnya kemudian ada orang lain yang
menyentuh benda yang telah terkontaminasi dengan droplet
tersebut, kemudian orang tersebut menyentuh bagian mata,
hidung ataupun mulut. Sebelum orang tersebut mencuci tangan
maka kemungkinan besar akan terinfeksi COVID-19. Kedua,
seseorang tanpa sengaja menghirup droplet dari penderita COVID-
19. Ketiga, kontak langsung seperti berjabat tangan.

Adapun gejala awal dari penyakit yang disebabkan COVID-19


adalah demam dengan suhu diatas 38oC, batuk kering, pilek,
gangguan pernafasan, sakit tenggorokan, letih, dan lesu. Ada
beberapa gejala lain juga dapat muncul jika terinfeksi virus COVID-
19 akan tetapi gejala ini jarang terjadi , yaitu: diare, sakit kepala,
konjungtivitis, hilangnya kemampuan mengecap rasa atau
mencium bau, serta ruam di kulit. Gejala-gejala COVID-19
iniumumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah
penderita terpapar coronavirus. Menurut World Health
Organization (WHO) 6% penderita mengalami gejala seperti
gangguan pada paru-paru, septic shock hingga resiko kematian.
Sebanyak 14% mengalami gejala berat seperti kesulitan bernafas
dan sesak, 80% lainnya memiliki gejala ringan seperti demam,
batuk, serta memiliki riwayat pneumonia.

9
Meski penyakit covid 19 tidak mematikan, akan tetapi
penyakit ini dinyatakan sangat berbahaya untuk kesehatan. Sebab,
pertama, penyakit ini merupakan penyakit infeksi. Kedua, virusnya
begitu agresif. Ketiga, tingkat penularan yang tinggi. Keempat,
penularannya bisa melalui interaksi antar personal. Kelima, bagi
orang yang memiliki riwayat penyakit tertentu akan lebih rentan
terpapar coronavirus dan mengalamikomplikasi parah ketika
positif COVID-19. Keenam, dapat merusak paru-paru, bahkan
dapat menyebabkan kerusakan paru permanen bagi penderita
yang memiliki kemampuan regenerasi paru yang rendah seperti
pada lansia, pasien yang memiliki penyakit penyerta, dan perokok.

Adapun kelompok yang sangat rentan dan memiliki potensi


yang sangat besar jika terinfeksi COVID-19 yaitu lansia, penderita
penyakit lain seperti asma, diabetes, laki-laki, serta perokok.

10
3. PENULARAN

Infeksi SARS-CoV-2 umumnya dapat menyebabkan penyakit


pernapasan ringan hingga berat dan kematian, sedangkan
sebagian orang yang terinfeksi SARS-CoV-2 ini tidak pernah
menunjukkan gejala apapun.

3.1 Penularan Kontak dan Droplet

Penularan SARS-CoV-2 ini dapat terjadi melalui kontak


langsung, kontak tidak langsung, atau kontak erat dengan orang
yang terinfeksi melalui sekresi seperti air liur atau droplet saluran
napas yang keluar saat orang tersebut batuk, bersin, berbicara,
atau menyanyi (Liu et al, 2020; Chan JF-W et al, 2020). Dropleti
saluran napas memiliki ukuran diameter >5-10 µm sedangkan
droplet yang berukuran ≤5 µm disebut sebagai droplet nuclei atau
aerosol (WHO, 2014). Penularan droplet saluran napas dapat
terjadi ketika seseorang melakukan kontak erat (berada dalam
jarak 1 meter) dengan orang yang mengalami gejala-gejala
pernapasan (seperti batuk atau bersin) atau yang sedang berbicara
atau menyanyi: dalam keadaan-keadaan ini, droplet saluran napas
yang mengandung virus dapat mencapai mulut, hidunng, dan
mata orang yang rentan dan dapat menimbulkan infeksi.
Penularan kontak tidak langsung dimana terjadi kontak antara
inang yang rentan dengan benda atau permukaan yang
terkontaminasi (penularan fomit).

3.2 Penularan Melalui Udara

Penularan melalui udara yaitu penyebaran agen infeksius


yang diakibatkan oleh penyebaran droplet nulcei (aerosol) yang
tetap infeksius saat melayang di udara dan bergerak hingga jarak
yang jauh (WHO, 2014). Penularan SARS-CoV-2 melalui udara
dapat terjadi selama pelaksanaan prosedur medis yang
menghasilkan aerosol (WHO, 2020) WHO, bersama dengan
kalangan ilmuwan, terus secara aktif mendiskusikan dan

11
mengevaluasi apakah SARS-CoV-2 juga dapat menyebar melalui
aerosol, dimana prosedur yang menghasilkan aerosol tidak
dilakukan terutama di tempat dalam ruangan dengan ventilasi
yang buruk.

3.3 Penularan Fomit

Droplet yang dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi dapat


mengontaminasi permukaan dan benda, sehingga terbentuk fomit
(permukaan yang terkontaminasi). SARS-CoV-2 yang hidup dan
terdeteksi melalui RT-PCR dapat ditemui di permukaan-
permukaan tersebut selama berjam-jam hingga berhari-hari,
tergantung lingkungan sekitarnya (termasuk suhu dan
kelembapan) dan jenis permukaan. Konsentrasi virus dan/atau
RNA ini lebih tinggi di fasilitas pelayanan kesehatan di mana pasien
COVID-19 diobati (Fears AC et al, 2020; Chiya PY et al, 2020). Oleh
karena itu, penularan ini dapat terjadi secara tidak langsung
melalui lingkungan sekitar atau benda-benda yang terkontaminasi
virus dari orang yang terinfeksi (misalnya, stetoskop atau
termometer), yang dilanjutkan dengan sentuhan pada mulut,
hidung, atau mata.

Meskipun terdapat bukti-bukti yang konsisten atas


kontaminasi SARS-CoV-2 pada permukaan dan bertahannya virus
ini pada permukaan-permukaan tertentu, tidak ada laporan
spesifik yang secara langsung mendemonstrasikan penularan
fomit. Orang yang berkontak dengan permukaan yang mungkin
infeksius sering kali juga berkontak erat dengan orang yang
infeksius, sehingga penularan droplet saluran napas dan transmisi
fomit sulit dibedakan. Namun, penularan fomit dipandang sebagai
penularan SARS-CoV-2 yang mungkin karena adanya temuan-
temuan yang konsisten mengenai kontaminasi lingkungan sekitar
yang terinfeksi dan karena penularan jenis-jenis coronavirus lain
dan virus-virus saluran pernapasan lain dapat terjadi dengan cara
ini.

12
4. NEW NORMAL DAN KEBIJAKAN SESUAI PSBB

Indonesia telah melaksanakan masa tanggap darurat


penanganan covid sejak awal Maret 2020, kemudian disusul
modifikasi kebijakan karantina wilayah menjadi PSBB dimulai pada
10 April 2020 di Jakarta, kemudian disusul beberapa kota satelit
Jakarta, lalu diikuti wilayah lain dalam lingkup provinsi, kabupaten,
atau kota yang menunjukkan kecenderungan peningkatan kasus
secara signifikan. Walaupun kebijakan PSBB tidak dilaksanakan
serentak ke seluruh wilayah, dampaknya terhadap sosial ekonomi
masyarakat tetap terasa se-Indonesia.

Praktis setelah 3 bulan melewati masa tanggap darurat dan


PSBB, pemerintah Indonesia mulai menjajaki penerapan
kehidupan normal yang baru (new normal) dan melonggarkan
PSBB.

Pada tanggal 28 Mei 2020, Pemerintah Pusat melalui Menteri


Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas pada
tanggal 26 Mei 2020 dalam jumpa pers bersama Menteri Luar
Negeri yaitu Retno Mrsudi dan Tim Pakar Gugus Tugas
Penanganan COVID-19 menyampaikan Protokol Masyarakat
Produktif dan Aman COVID-19 menuju Normal Baru (New
Normal). Dimana pemerintah menyebutnya “Penyesuaian PSBB”,
yang sedang disusun kriteria dan langkah-langkahnya dan
menentukan bagaimana Penyesuaian PSBB diberlakukan.
Dijelaskan oleh Monoarfa bahwa studi tentang pengalaman
berbagai Negara berhasil menangani COVID-19, juga ada beberapa
prasayart agar masyarakat dapat produktif tetapi keamanan dari
bahaya COVID-19 tetap terjamin, yaitu:

a. Penggunaan data dan ilmu pengetahuan sebagai dasar


pengembilan keputusan untuk menyesuaikan PSBB.
b. Penyesuaian PSBB dilakukan secara bertahap dan
memperhatikan zona.
c. Penerapan protocol kesehatan yang ketat.
13
d. Review pelaksanaan Penyesuaian PSBB yang dimungkinkan
adanya pemberlakuan kembali PSBB dengan efek jera yang
diberlakukan secara ketat apabila masyarakat tidak disiplin
dalam beraktifitas.

Dalam rilis pers tersebut dijelaskan juga tentang kesulitan


pemerintah memberlakukan pembatasan sepenuhnya, sementara
roda perekonomian harus tetap berjalan. Pertumbuhan ekonomi
kuartal I 2020 sudah menunjukkan kinerja menurun di 2,97%.
Pemerintah perlu mengedukasi masyarakat tentang normal baru
sedini dan semasif mungkin, sampai obat dan vaksin COVID-19
tersedia atau kasus COVID-19 dapat ditekan menjadi sangat kecil.
Protocol kesehatan dalam kegiatan sehari-hari juga tetap
diterapkan dengan disiplin dan ketat.

Monoarfa juga menjelaskan bahwa Indonesia berpatokan


pada tiga kriteria yang direkomendasikan WHO dalam membuat
keputusan Penyesuaian PSBB, yaitu:

a. Epidemiologi, yaitu Angka Reproduksi Efektif (Rt) dimana


menunjukkan rata-rata jumlah orang yang terinfeksi oleh satu
orang yang terinfeksi. Ketika Rt=2,5 berarti satu orang yang
terinfeksi dapat menularkan virus ke 2-3 orang lainnya. Maka,
diharapkan Rt <1 selama dua minggu berturut-turut, dimana
walaupun virus masih ada tetapi penyebaran virus sudah
dapat dikendalikan. Metode ini diadopsi oleh berbagai
negara, antara lain Amerika Serikat dan 54 negara bagiannya
serta Inggris dan Jerman. Rt juga sangat dipengaruhi physical
distancing.
Studi di Inggris dengan judul “Quantifying the Impact of
Physical Distance Measures on the Transmission of COVID-19
in the UK” menemukan pengurangan 74% kontak harian rata-
rata dapat mengurangi Rt dari angka 2,6 ke 0,62.
b. Sistem kesehatan, yaitu rasio jumlah tempat tidur rumah sakit
untuk perawatan dibandingkan jumlah kasus yang
memerlukan perawatan >1,2. Sistem kesehatan mencakup
14
berbagai hal yaitu tenaga kesehatan, peralatan, dan tempat
tidur, yang mampu menangani peningkatan kasus COVID-19
≥20% dari kapasitas saat ini. Misalnya rata-rata jumlah kasus
baru harian adalah 200, maka paling sedikit 220 tempat tidur
rumah sakit yang dibutuhkan untuk pasien COVID-19. Selain
itu juga, direkomendasikan untuk menyediakan IGD dan
ruang isolasi, APD, serta petugas medis yang cukup.
c. Surveilans, artinya yaitu jumlah tes per 1 juta penduduk ≥
3.500. WHO merekomendasikan untuk melakukan tes
mingguan 1 orang dari setiap 1.000 orang per minggu dimana
Indonesia perlu menerapkan 270.000 tes COVID-19 per
minggu. Namun pemerintah dapat merasionalisasikan jumlah
tes yang diperlukan dengan kondisi dan kebutuhan lapangan.
Di tingkat daerah, DKI Jakarta telah melakukan 132.000 tes,
dimana angka tersebut melebihi 50% dari batas yang
diperlukan. Namun secara nasional Indonesia, masyarakat
masih harus memiliki kesadaran untuk melakukan tes
mandiri dan lebih banyak tes dengan meningkatkan kapasitas
laboratorium.

Catatan berikutnya dari pemerintah adalah tantangan untuk


mendorong contactless society dan cashless society sebagai salah
satu upaya pengendalian virus di Indonesia. Merujuk pada Korea
Selatan, dimana teknologi digital dan robot banyak digunakan
untuk mengurangi kontak dengan orang. Sementara pemerintah
Jepang juga telah merilis 10 langkah untuk mengurangi kontak
sosial, yaitu dengan selalu memakai masker, melakukan belanja
online, serta Work From Home kecuali untuk layanan dasar.

Pemerintah belum menetapkan waktu yang pasti kapan


pelaksanaan kebijakan Penyesuaian PSBB akan diberlakukan.
Berbagai spekulasi waktu bermunculan dari beberapa lembaga
pemerintah yang mestinya dapat dikoordinasikan dengan baik
agar tidak menjadi spekulasi di dalam masyarakat. Namun

15
ketidakpastian timeline juga membuat masyarakat abai terhadap
kedisiplinan yang sebenarnya tetap harus terjaga.

Namun Panji Hadisoemarto (2020), epidemiolog Universitas


Padjadjaran dalam artikelnya yang dipublikasikan Majalah Tempo
(30/05/2020) mengingatkan tentang risiko kasus COVID-19 yang
akan selalu ada. Sebabnya ada dua hal, yaitu: (1) kasus yang
menjadi sumber penularan; dan (2) orang rentan yang menjadi
sasaran penularan. Menurut Hadisumarto, kerentanan populasi
akan bahaya COVID-19 belum akan berkurang secara signifikan
kecuali jika ada perkembangan drastis tentang ditemukannya
vaksin dan setidaknya digunakan oleh 60% populasi rentan.
Contoh kasus Swedia yang diklasifikasikan menerapkan strategi
herd immunity baru mencakup sekitar 7% dari populasi Kota
Stockholm yang memiliki respon antibody terhadap COVID-19.
Membaca dua hal tersebut maka kebijakan Normal Baru atau
Penyesuaian PSBB akan sangat mungkin untuk dikembalikan
kepada PSBB, atau bahkan kebijakan yang lebih kuat dari PSBB.

Sejalan dengan pemerintah dan WHO, Hadisoemarto


menambahkan tentang kebutuhan akan sistem surveilans dan
pemeriksaan laboratorium yang kuat. Sementara itu dengan
kapasitas Indonesia yang sangat terbatas dalam menghadapi virus
ini, dimana Negara-negara maju dengan system kesehatan yang
kuat juga kewalahan, perlu kita sadari bahwa hidup new normal
bukanlah hidup berdampungan, apalagi berdamai dengan COVID-
19. Melainkan hidup New Normal yaitu kehidupan dimana
manusia selalu dihadapkan dengan adanya ancaman COVID-19.

16
5. MENCEGAH LEBIH BAIK DARIPADA MENGOBATI TERHADAP
COVID-19

Coronavirus atau CoV adalah keluarga besar dari virus yang


bisa menginfeksi baik hewan maupun manusia. Menurut World
Health Organization (WHO) untuk virus ini dapat menyebabkan
penyakit Ringan hingga parah seperti penyakit dari MERS-CoV dan
SARS-CoV.

Untuk menekan terjadinya laju penularan COVID-19,


pemerintah Indonesia mengimbau untuk tetap physical distancing
atau menjaga jarak fisik, kerja untuk dilakukan dirumah, belajar
menjadi dirumah, sampai beribadahpun di rumah. Berdasarkan
imbauan tersebut sejumlah pemerintah daerah mengambil
kebijakan dengan memberlakukan aturan belajar dirumah bagi
siswa sekolah. Menurut Kepala dari Bidang Median dan Opini
Publik Kementrian Busroni, untuk tetap melakukan social
distancing dan melakukan karantina mandiri dirumah sendiri yang
berperan dalam pencegahan terjadinya penyebaran virus ini serta
untuk penanganan untuk memperlambat terjadinya penularan
COVID-19, tetapi tidak ada juga maknanya jika masa pandemi libur
ini dijadikan untuk berlibur, sama saja dengan halnya
memindahkan kontak dengan orang lain diluar. Dalam menjaga
jarak (Social distancing) harus dipatuhi serta dilaksanakan dengan
tetap bertahan untuk tetap di rumah, tidak pula melakukan kontak
langsung dengan orang lain.

Mencegah dalam penularan corona virus ini menurut Dr.Reisa


Broto Asmoro menyebutkan bahwa semua orang jga harus tetap
menjaga gaya hidup yang bersih dan sehat, makananpun menjadi
salah satu untuk pencegahan sehingga harus menggunakan
makanan yang seimbang, istirahat harus cukup, rutin melakukan
aktivitas atau olahraga ringan, tidak boleh stres ataupun panik
sehingga dapat memicu terjadinya penurun daya tahan tubuh.

17
“Lebih Baik Mencegah Daripada Mengobati” kalimat ini sudah
tidak asing terdengan, dimanapun terutama baik rumah sakit
ataupun gedung kesehatan yang lainnya, sehingga kalimat ini lebih
baik untuk mencegah daripada mengobati yang artinya kita harus
lebih menjaga tubuh kita sebelum akan adanya terjadi hal yang
tidak diharapkan, sehingga kitapun harus melakukan terjadinya
tindakan mengobatinya. Dalam menekan laju penyebaran COVID-
19, banyak tindakan pencegahan yang dilakukan dan diimbau oleh
pemerintah maupun beberapa pihak tertentu.

Adapun beberapa cara juga yang bisa untuk dilakukan


mencegah trjadinya penularan virus ini, menurut kemenkes yaitu:

1. Harus menjaga kondisi badan agar stamina tetap prima serta


sistm imun meningkat, serta menjaga kesehatan .
2. Harus sering mencuci tangan dengan baik dan benar serta
teratus menggunakannya dengan air, dan sabun atau hand-
rub berbasis alkohol. Sekitar 98% penyebaran penyakit
bersumber dari tangan. Karena itu, menjaga kebersihan
tangan adalah hal yang sangat penting. Rekomendasi WHO
dalam menghadapi wabah COVID-19 adalah melakukan
proteksi dasar, yang terdiri dari cuci tangan secara rutin
dengan alkohol atau sabun dan air.
3. Sosial distancing (menjaga jarak) yaitu dengan menjaga
kondisi dengan jaga jarak dengan orang lain agar tidak terjadi
penularan. Menurut kemenkes yang harus dilakukan yaitu
menjaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter, jangan
pergi ketempat ramai dan gunakan masker ditempat
keramaian, tidak salaman, tetap tinggal dirumah, tidak pergi
kemana-mana kecuali urusan yang penting, tidak kumpul-
kumpul.
4. Hindari untuk tidak menyentuh mata, hidung serta mulut
atau disebut dengan segitiga wajah. Tangan menyentuh
banyak hal yang dapat terkontaminasi virus. Jika kita
menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang

18
terkontaminasi, maka virus dapat dengan mudah masuk ke
tubuh kita.
5. Wajib menggunakan masker dengan baik dan benar sehingga
dapat menutupi untuk mulut, serta hidung. Baik sedang sakit
ataupun keluar rumah.
6. Buang dan tidak gunakan lagi tisu dan masker jika sudah
digunakan ke tempat sampah, lalu lakukan cic tangan anda.
7. Untuk saat ini harus tetap berada dirumah, dan hindari
kontak langsung dengan orang lain.
8. Hindari untuk berpergian ke luuar rumah jika dalam keadaan
kondisi kurang sehat/tidak sehat, terutama jika Anda merasa
demam, batuk dan sulit bernapas. Segera hubungi petugas
kesehatan terdekat, dan mintalah bantuan mereka.
Sampaikan pada petugas jika dalam 14 hari sebelumnya Anda
pernah melakukan perjalanan terutama ke negara ataupun
daerah yang terpapar, dan harus mengikuti arahan dari
petugas kesehatan setempat supaya lebih aman.
9. Harus pantau terus perkembangan mengenai virus ini dari
sumber resmi dan akurat tidak dari sumber hoax.

Salah satu untuk mencegah terinfeksi terjadinya dari COVID-


19 yaitu dapat meningkatkan untuk sistem imun tubuh ataupun
meningkatkan daya tahan tubuh. Pada dasarnya juga, pada tubuh
manusia memilki sistem imun yang untuk melawan bakteri,
patogen maupun virus yang menyebabkan penyakit. Tetapi, ada
halnya yang bisa untuk melemahkan sistem imun dari tubuh
seseorang yaitu dengan bertambahnya usia, kurangnya gizi,
memiliki penyakit, bahkan mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
Dengan iu, fungsi dari sistem imun ini senantiasa harus dijaga
sehingga daya tahan tubuh menjadi lebih kuat. Adapun beberapa
cara-cara yang dapat dilakukan meningkatkan sistem imun adalah
dengan mengkonsumsi untuk makanan yang bergizi, berolahraga
dengan rutin, mengelola stres dengan baik, beristirahat yang
cukup, meongonsumsi suplemen penunjang bagi daya tahan
tubuh. Terdapat juga untuk beragam untuk upaya dari berbagai

19
literatur sehingga dapat memperbaiki untuk daya tahan tubuh
terhadap infeksi pada saluran nafas. Selain itu diantaranya harus
berhenti merokok dan tidak konsumsi alkohol, menjaga pula
kualitas tidur. Untuk terjadinya berhenti merokok ini dapat
menurunkan pula risiko terjadinya infeksi dari saluran pernafasan
baik saluran nafas atas dan bawah. Efek samping dari merokok ini
dapat menurunkan fungsi dari proteksi pada epitel saluran
pernafasn, makrofag alveolus, sel dendrit, sel NK, serta sistem
imun yang adaptif, selain itu merokok juga dapat meningkatkan
virulensi mikroba dan resisten antibiotika.

Jika kita kurang tidur juga akan dapat berdampak terhadap


sistem imun. Saat gangguan tidur juga dapat berhubungan dengan
terjadinya peningkatan rentan terhadap infeksi yang ditandai
dengan gangguan proliferasi mitogenik limfosit, dan juga
penurunan ekspresi HLA-DR, dan upregulasi CD14+ dan variasi sel
limfosit T CD4+ dan variasi dari sel limfosit T CD4+ dan CD8+.

Suplemen yang didapatkan untuk bermanfaat yaitu vitamin D.


Salah satu untuk suplemen yang didapatkan yang bermanfaat
yaitu dari vitamin D. Sehingga untuk suatu dari meta analisis dan
tela’ah pada sistematik yang menunjukan bahwa suplementasi
dari vitamin D ini dapat secara aman untuk memproteksi sehingga
terhadap infeksi pada saluran napas yang akut. Pada efek yang
proteksi tersebut lebih besar pada orang dengan adanya kadar 25-
OH vitamin D kurang dari 25nmol/L dan sehingga yang
mengonsumsi harian ataupun mingguan tanpa dosis yang bolus.

5.1 Mencegah Terjadinya Penularan Corona Virus Saat


Menggunakan Transportasi Umum

a. Harus selalu cuci tangan sebelum ataupun sesudah


menggunakan tranportasi umum.
b. Harus menghindari dari keramaian dan tetap jaga jarak saat
berada di transportasi umum.

20
c. Tidak boleh menggunakan handphone jika tidak penting dan
tidak boleh makan ataupun minum saat berada di
transportasi umum.
d. Jangan untuk berpegangan ke tiang, jika terpaksa segera cuci
tangan jangan cuci tangan setelah turun.

5.2 Etika Saat Bersin dan Batuk

a. Harus untuk lakukan tutup hidung dan mulut dengan


menggunakan saputangan ataupun tisu.
b. Jika tidak punya tisu, maka bisa menggunakan bagian yang
terdapat bagian dalm siku.
c. Segera langsung membuang tisu yang sudah dipakai.
d. Lakukan mencuci tangan dengan menggunakan air yang
bersih dan menggunakan sabun ataupun mencuci tangan
berbasis alkohol.
e. Gunakan masker dengan baik dan benar.

5.3 Harus Menjaga Lingkungan Rumah Tetap sehat Agar Terhindar


dari Virus Corona

a. Memasang air purifier


Air purifier ini bisa memiliki kemampuan untuk menyearing
udara serta membersihkannya dari bakteri, jamur, patogen
ataupun virus.
b. Bersihkan Rumah dan Bersihkan Diri Kita
Harus sudah dipastikan untuk membersihkan dari bagian-
bagian rumah yang secara menyeluruh begitu juga dengan
kebersihan diri.
c. Batasi Tamu yang Datang Berkunjung ke Rumah
Jika tamu yang akan datang memiliki keperluan yang tidak
terlalu mendesak, dan tunda serta bertemulah ditempat lain
di luar rumah.
d. Hindari Berbagai Barang dari Rumah Tangga

21
Maka sebaiknya jangan pernah untuk menggunakan barang-
barang rumah tangga yang akan bersifat pribadi yang secara
bersamaan karena berisiko.
e. Menjaga untuk kebersihan Makanan yang jika dikonsumsi
Harus memastikan jika kebersihannya sebelum dimasak dan
jika kematangan makanan jika setelah dimasak untuk
mengurangi terjadinya risiko terkena coronavirus.

5.4 Upaya untuk Pencegahan Covid-19 dengan GERMAS (Gerakan


Masyarakat Hidup Sehat)

a. Untuk makanan harus dengan gizi seimbang dengan cukupi


cairan dengan minum air putih minimal 2L/hari.
b. Lakukan olahraga dan melakukan pula istirahat yang cukup.
c. Masak makan-makanan sampai matang hingga sempurna.
d. Harus tetap menjaga kebersihan dari lingkungan.
e. Jika terjadi demam dan sesak makan hubungi pelayanan
kesehatan terdekat untuk berkonsultasi.
f. Harus memberhentikan merokok.
g. Wajib menggunakan masker baik sedang flu, batuk ataupun
saat kondisi akan keluar rumah.
h. Mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand
sanitizer sesering mungkin

5.5 Menyiapkan Tempat Kerja Mencegah terjadinya Corona Virus

a. Tetap menjaga tempat kerja selalu bersih dan higienis.


b. Mengajak rekan kerja untuk tetap melakukan kebersihan
disekitar lingkungan tempat kerja.
c. Selalu menghibau untuk sering melakukan cuci tangan secara
teratur serta menyeluruh.
d. Berkonsultasi dan tetap mengecek perjalanan dari
pemerintah sebelum berbisnis atau bekerja.
e. Harus tetap menghimbau pekerja jika yang sedang sakit untuk
tetap berada di rumah dan tidak diperkenankan untuk keluar
rumah.
22
f. Sebaiknya harus melakukan teleworking atau work from
home jika itu diperlukan.

5.6 Melakukan terjadinya pencegahan COVID-19 akan penyebaran


dengan Physical Distancing

a. Mengurangi kontak langsung dengan sesama warga setempat


ataupun diluar.
b. Harus menghindari dari kerumunan, pertemuan publik serta
tempat umum.
c. Social distancing (jaga jarak) dengan orang lain lebih dari 1
meter.
d. Membantu untuk mengurangi ataupun memperlambat
terjadinya penyebaran wabah virus.
e. Dengan diharapkannya tindakan itu mengurangi adanya
orang sakit untuk kontak dengan yang sehat.
f. Dalam bentuk adanya physical distancing yaitu tidak untuk
bersalaman, harus menunda acara besar seperti pertemuan
dengan masyarakat, hiburan, bisnis ataupun olahraga.

5.7 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) menurut Kemenkes


2017

a. Strategi untuk pencegahan dan pengendalian infeksi akan


berkaitan dengan pelayanan kesehatan.
b. Pencegahan dan pengendalian infeksi ini untuk isolasi di
rumah atau perawatan dirumah masing-masing.
c. Pencegahan dan pengendalian infeksi untuk yang melakukan
observasi.
d. Pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan
kesehatan (Fasyankes) dengan pra rujukan.
e. Pencegahan dan pengendalian infeksi hanya untuk
pemulasaran jenazah.

23
6. STIGMA TERHADAP PENDERITA COVID-19

6.1 Stigma Penderita Penyakit

Stigma merupakan suatu istilah yang menggambarkan


keadaan atau kondisi terkait sudut pandang atas sesuatu yang
dianggap bernilai negatif (Arboleda-Florez, 2020). Stigma dipahami
sebagai konstruksi sosial dimana tanda membedakan aib sosial
melekat pada orang lain untuk mengidentifikasikan dan
mendevaluasi mereka. Stigma social dalam konteks kesehatan
adalah hubungan negatif antara sesorang atau sekelompok orang
yang berkarakteristik tertentu dan penyakit tertentu (Wilsher,
2011). Stigma dapat:

1) Mendorong orang untuk menyembunyikn penyakit demi


menghindari diskriminasi
2) Mencegah orang untuk mencari perawatan kesehatan
3) Mencegah mereka untuk berprilaku sehat
Stigma dari beberapa penyakit dan kelainan merupakan isu sentral
dalam kesehatan masyarakat. Para penderita dari beberapa penyakit
tertentu sering mendapatkan stigma yang memberikan rasa rendah diri
seperti penderita kusta, TBC, diabetes, dan lain sebagainya. Mereka
dianggap memeiliki stigma negative di masyarakat, sehingga orang-
orang di sekitarnya cenderung menjauh dan tidak mau terlibat kontak
dengan mereka walaupun mereka sudah dinyatakan sembuh
(Septiawan, Mulyani, dan Susanti, 2018).
Ada consensus bahwa penelitian stigma mengambil dua jalur
oposisi dan terisolasi (De-Graft Aikins, 2006):
1) Pendekatan mikro-sosial, dicirikan oleh kerja psikologis (social),
memeriksa stigma di tingkat individu dan antar individu
2) Pendekatan makro-sosial, dilambangkan dengan karya sosiologis
berkaitan dengan analisis tingkat kelompok (social/budaya) dan
struktual.
Pada awal tahun 2020, seiring dengan munculnya pandemic global
COVID-19 seakan-akan menambah deretan penyakit yang dapat
menimbulkan stigma negative bagi penderita maupun keluarganya.
24
COVID-19 termasuk penyakit yang dapat menular dengan sangat cepat
dan dapat menyebabkan kematian.

6.2 Istilah Terkait COVID-19

Sebagai penyakit yang baru saja muncul COVID-19 masih


berkembang dengan pesat. Bagi sebagian orang dengan imunitas yang
baik COVID-19 dapat di lawan dengan system imun dalam tubuhnya
sendiri. Karena orang yang menderita COVID-19 atau terinfeksi
coronavirus ini baru bias diketahui setelah melakukan test tertentu. Ada
4 sebutan orang terkait COVID-19 yaitu:
1) Orang dalam pemantauan (ODP)
2) Pasien dalam pengawasan (PDP) atau suspek
3) Orang tanpa gejala (OTG)
4) Positif COVID-19
Orang dalam pemantauan (ODP), merupakan orang yang
memiliki kriteria seperti: demam diatas 38oC, batuk pilek, memiliki
riwayat perjalanan ke Negara yang memiliki tranmisi local COVID-19,
tinggal di daerah dengan transmisi local di Indonesia dalam 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala, namun tidak memiliki riwayat kontak
langsung dengan orang positif COVID-19.
Pasien dalam pemantauan (PDP) atau suspek, merupakan orang
yang memiliki kriteria seperti: demam, batuk pilek, sesak nafas tanpa
disertai pneumonia, memiliki riwayat perjalanan ke Negara yang
memiliki tranmisi local COVID-19, tinggal di daerah dengan transmisi
local di Indonesia dalam 14 hari terakhir sebelum timbul gejala, dan
memiliki riwayat kontak langsung dengan kasus konfirmasi positif
COVID-19.
Orang tanpa gejala (OTG) adalah orang-orang yang tidak
menunjukkan gejala tetapi mempunyai resiko tertular dari orang yang
terkonfirmasi positif COVID-19. K ategori OTG juga memiliki riwayat
kontak berat, baik kontak fisik atau berada dalam ruangan dengan
radius satu meter dari pasien COVID-19.
Dan kelompok yang paling ditakuti adalah (positif corona) dimana
pada kasus ini seseorang terbukti positif terinfeksi SARS-COV-2.

25
Berdasarkan hasil laboratorium diagnosis COVID-19 harus
dikonfirmasikan dengan Reverse Transcription Polymerase Chain
Reaction (RT-PCR) atau sekuensing gen untuk specimen pernafasan
atau darah. Selanjutnya dapat dilakukan CT scan dada yang memiliki
sensitivitas yang lebih tinggi untuk diagnosis COVID-19 dibandingkan
dengan RT-PCR dari sampel swab (Ai, Yang and Xia, 2020).

6.3 Peranan Pemerintah

Pemerintah telah melakukan upaya dalam menekan penyebaran


COVID-19 melalui beberapa cara:
1) Pembentukan gugus tugas penanganan COVID-19 berdasarkan
Kepres nomer 7 tahun 2020 (Kepres No.7 Tahun 2020 dan Kepres
No.9 Tahun 2020)
2) Pengembangan website resmi (https://www,covid19.go.id/) dan
infeksi Emerging website (https://covid19.kemkes.go.id/).
3) Penunjukan dr.Achmad Yurianto (Sesditjen P2P Kemenkes)
sebagai juru bicara COVID-19 dengan penunjukan ini maka
informasi resmi terkait COVID-19 bersifat terpadu
4) Penerapan pembatasan social berskala besar (PSBB) di sejumlah
provinsi, kabupaten, kota yang terdampak Covid-19.
Namun sosialisasi ke level masyarakat awam mungkin masih perlu
upaya yang lebih giat lagi, terutama terkait dengan pencegahan stigma
terhadap penderita dan keluarga terkait COVID-19.

6.4 Pesan WHO

Setelah resmi dideklarasi sebagai pandemik global, WHO sgera


memberikan 30 pesan yang di kelompokkan menjai 6 grup pesan
terkait COVID-19 (WHO, 2020). Ke enam grup pesan tersebut
ditunjukkan untuk:
1) Populasi umum
2) Petugas kesehatan

26
3) Pemimpin tim atau manager di fasilitas kesehatan
4) Pengasuh anak
5) Orang tua (lansia)
6) Orang yang terisolasi
Selanjutnya, WHO bekerja sama dengan United Nations Children’s
Fund (UNICEF), International Federation of Red Cross and Red Crescent
Societies (IFRC) telah mengeluarkan “Social Stigma associated with
COVID-19 : A guide to preventing and addressing” (WHO, 2020). Tingat
stigma yang terkait dengan COVID-19 di dasarkan pada 3 faktor utama
yaitu:
1) Itu adalah penyakit baru dan masih banyak yang tidak diketahui
2) Kita sering takut pada yang tidak diketahui
3) Mudah untuk mengaitkan rasa takut itu dengan ‘orang lain’
Berikut adalah beberapa contoh tentang tindakan yang mungkin
dilakukan untuk melawan sikap stigmatisasi:
1) Menyebarkan fakta (Spreading the facts)
2) Melibatkan influencer (Engaging social influencers)
3) Memperkuat suara (Amplify the voices) orang-orang yang pulih
dari COVID-19
4) Pastikan anda menggambarkan berbagai kelompok etnis (Make
sure your portray different ethnic groups) yang menunjukan
beragam komunitas yang terdampak dan bekerjasama untuk
mencegah penyebaran COVID-19
5) Jurnalisme etis (Ethical journalism) dengan mempromosikan
konten seputar praktik pencegahan infeksi dasar, gejala COVID-19,
dan kapan harus mencari perawatan kesehatan
Tautkan (Link up) sejumlah inisiatif mengatasi stigma dan stereotip
untuk menciptakan gerakan dan lingkungan positif yang menunjukkan
kepedulian dan empati.

27
7. KARAKTERISTIK DAN DIAGNOSIS COVID-19

7.1 Karakteristik COVID-19

Karakteristik dari Coronavirus yang memiliki sub family virus


corona yang dapat dikategorikan ke dalam empat genus yaitu
terdapat genus α, β, γ, dan δ. Selain itu juga, virus baru ini
terdapat 7 virus corona yang telah diketahui dan menginfeksi bagi
manusia khususnya. Dan kebanyakan dari virus ini, menyebabkan
infeksi untuk saluran pernapasan atas atau ISPA, namun Middle
East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV), Severe Acute
Respiratory Syndrom CoronaVirus (SARS-CoV) dan novel
coronavirus 2019 (COVID-19) dapat juga yang menyebabkan
terjadinya pneumonia ringan hingga berat, serta penularannya
juga yang bisa terjadi antar manusia. Berdasarkan Undang-undang
RRC (Republik Rakyat China) tentang pencegahan dan tindakan
terhadap penyakit yang menular, Covid-19 ini dikategorikan
sebagai penyakit menular termasuk kelas B (Communicable
disease), dan kemudian ditangani sebagai menular pada kelas A.
Diagnosis dan tindakan untuk COVID-19 yang dengan pemahaman
yang lebih dalam dan akumulasi maka pengalaman dari sekian
diagnosis dan tindakan corona virus, maka direncanakan diagnosis
dan terapi corona virus disease 2019 ini menjadi edisi revisi kelima
tentatif dan diubah sekarang menjadi edisi keenam tentatif. Virus
ini akan sensitif jika terkena panas dan sinar ultraviolet, dapat juga
dinon-aktifkan. Oleh karena itu, cairan pembersih tangan atau
hand sanitizer yang mengandung klorheksidin tidak untuk
direkomendasikan untuk wabah ini.

Adapun beberapa jenis pada corona virus yang diketahui


dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan mulai dari
batuk pilek yang ringan sampai parah seperti dengan halnya
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute
Respiratory Syndrom (WHO, 2020).

28
Gambar 3.
Peningkatan Penderita Positif COVID-19 di luar China
Sumber: WHO, 2020

7.1.1 Karakteristik Patogenik

Pengetahuan mengenai karakter baik secara fisik maupun


kimianya dari virus corona ini yang didapat dari study yang
sebelumnya mengenai SARS-Cov dan MERS-CoV. Auantuk
virus ini juga sensitif pada pemanasan dapat dinonaktifkan
pada suhu 56˚C selama 30 menit dan pelarut lemak seperti
eter, etanol 75%, adapun disinfektan yang mengandung
klorin, asam peroksiasetat, kloroform kecuali untuk
khlorheksidin.

Secara resmi pada Novel coronavirus 2019 (nCoV-2019)


sebagai Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
(SARS-CoV-2) Oleh ICTV, dan termasuk kedalam genus β yang
memiliki envelope, berbentuk bundar atau oval bahkan sering
pleomorfik dengan memiliki diameter antara 60-140 nm. Oleh
karena itu, secara genetik beda dengan SARSr-CoV dan
MERSr-CoV. Virus ini secara genetik berbeda dengan SARS-
CoV dan MERS-CoV. Adapun studi terbaru yang menunjukan
bahwa tingkat untuk kesamaan atau homolohi antara nCov-
19 dan bat SARS-Like coronavirus (bat-SL-CoVZC45) diatas
85%. Pada Novel coronacirus 2019 ini dapat ditemukan juga
didalam sel epithelia peda pernapasan setelah 96 jam
lamanya dengan kultrus invitro, dan membutuhkan waktunya
29
sekitar 6 hari untuk dapat diisolasi dan melakukan kultur sel
line vero E6 dan Huh-7.

7.1.2 Karakteristik Epidemiologi

Pada kasus CFR akan tergantung pada ketersediaan


layanan dikesehatan, dimana usia dan masalah kesehatan
dalam populasi dan jumlah kasus yang tidak terdiagnosis.
Menurut penelii telah menghasilkan angkat tingkat fasilitas
kasus (CFR) antara 2% dan 3% pada bulan januari 2020. World
Health Organization (WHO) juga dapat menyimpulkan bahwa
untuk CFR kasus ini adalah sekitar 3% dan 2% hanya di
Provinsi Hubei di China bagian tengah. Sehingga WHO dapat
memperkirakan untuk rasio dalam fasilitas infeksi ini dengan
rata-rata (IFR, mortalitas di antara yang terinfeksi) berkisar
antara 0,8% sampai 0,9%. Ada juga sebuah penelitian
observasional terhadap 9 orang yang tidak dapat menemukan
penularan vertikal dari ibu ke bayi yang baru saja lahir.

Adapun, peneliti mendeskriptif di Wuhan untuk tidak


menemukan bukti untuk penularan virus yang melalui
hubungan seks, namun ada juga beberapa ahli yang
menyatakan bahwa penularan hubunan seks ini dapat terjadi
melalui rute yang lain.

a. Sumber Infeksi pada pasien Covid-19


Untuk saat ini, yang menjadi sumber utama dari infekdi
yaitu pada pasien yang menderita COVID-19. Pembawa
nCoV-2019 yang menjadi asimptomatik juga dapat
berpotensi untuk menjadi sumber infeksi.
b. Rute penularannya
Pada umumnya penularan corona virus Disease ini melalui
kontak langsung serta droplet yang bisa menularkannya.
Selain itu, penularan lewat udara mungkin saja terjadi
pada orang yang sudah lama akan erpapat konsentrasi
pada udara tinggi di ruang tertutup.
30
c. Manusia yang rentan akan virus
Biasanya dalam kategori umur, manusia yang umumnya
akan rentan terhadap virus.

7.1.3 Karakteristik Klinis

a. Manisfestrasi Klinis

Terdapat masa inkubasi untuk covid-19 ini yaitu 1-14 hari


lamanya, dan pada umumnya terjadi pada hari yang ketiga
sampai hari ketujuh. Adapun, tanda-tanda umum yang
terinfeksi corona yaitu seperti demam, kelelahan batuk kering
yang disetai dengan hidung tersumbat dan diare pada
beberapa pasien.

Dikarenakan ada beberapa pasien yang parah sehingga


tidak bisa mengalami kesulitan bernapas yang jelas dan
terjadi hipoksemia, maka dari itu ada perubahan juga pada
panduan ini, untuk kasus yang parah pada hipoksemia juga
biasanya akan terjadi setelah onset penyakit dengan
mengalami satu minggu setelahnya dan menjadi lebih buruk
dapat dengan cepat berkembang menjadi sindrom gangguan
pernapasan akut, syok sepsis, asidosis metabolik yang sulit
ditangani, dan perdarahan dan disfungsi koagulasi, dan lain-
lain.
Edisi ini menekankan bahwa pasien dengan kondisi sakit
ringan hanya mengalami demam ringan, kelelahan ringan dan
sebagainya, tetap tanpa manifestasi pneumonia. Pada tahap
awal COVID-19, hasil rontgen menunjukkan bahwa ada
beberapa bayangan polakecil (multiple small patches shadow)
dan perubahan interstitial, terutama di periferal paru.
Seiring perkembangan penyakit, hasil rontgen pasien ini
berkembang lebih lanjut menjadi beberapa bayangan tembus
pandang/kaca (multiple ground glass shadow) dan bayangan
infltrasi di kedua paru. Pada kasus yang parah dapat terjadi

31
konsolidasi paru. Pada pasien dengan COVID-19, jarang
ditemui adanya efusi pleura.

b. Pemeriksaan Laboratorium

Pada pasien covid-19 terdapat fase awal yang dilakukan


pemeriksaan laboratorium, dimana dapat ditemukan hitung
sel darah putih yang total maupul yang normal dan dihitung
juga untuk limfosit yang menurun. Ataerdapat beberapa
pasien yang dapat terjadi peningkatan pada nilai enzim hati,
enzim otot, LDH maupun mioglobin. Dan pada beberapa
pasien untuk yang sedang kritis dapat ditemukan terjadinya
peningkatan pada kadar troponinnya. Sehingga, untuk
sebagian besarnya pemeriksaan laboratorium ini bisa
menunjukan peningkatan pada nilai C-Reaktif protein dan
memiliki tingkat laju endap darah sedangkan untuk nilai
prokalsitonin normal tidak terjadi peningkatan atau
penurunan.

c. Chest Imaging (Rontgen Dada)

Di fase awal COVID-19, hasil rontgen dada menunjukkan


bayangan bercak-bercak kecil (small patched shadow) yang
multipel dan perubahan interstitial, khususnya di periferal
paru. Seiring perjalanan penyakit, gambaran yang muncul
pada pasien berkembang menjadi bayangan perselubungan
(ground glass) yang multipel dan bayangan infiltrasi pada
kedua paru. Pada kasus yang parah, dapat terjadi konsolidasi
paru. Jarang ditemukan efusi pleura pada pasien COVID-19.

7.2 Kriteria Diagnosis

Terdapat kasus suspek yang terduga (Suspected Cases) yang


harus didiagnosis dengan mempertimbangan kedua faktor,
sehingga bisa melalui riwayat epidemiologi dan manifestasi klinis.

32
a. Epidemiologi
a) Memiliki riwayat yang tinggal di Wuhan dan daerah
sekitarnya, di komunitas lain yang melaporkan kasus
dalam 14 hari yang sebelum onset.
b) Memiliki riwayat kontaknya dengn pasien (Hasil test dari
asam nukleat nCoV-2019 positif).
c) Memiliki riwayat kontak dengan pasien yang demam atau
memiliki gejala gangguan pada sistem pernafasan dari
Wuhan dan sekitarnya.
d) Kasus klaster (clustering occurrence of cases):
Manifestasi klinis (1) Demam dan gejala pada sistem
pernafasan (2) Menunjukkan gambaran rontgen
pneumonia (3) Pada fase awal, dapat ditemukan untuk
hitung sel darah putih total yang normal maupun
menurun.
b. Kasus yang terkonfirmasi dengan kasus yang terduga dapat
berubah untuk statusnya yang terkonfirmasi berdasarkan
salah satu bukti etiologis:
a) Hasil positif untuk test asam nukleat nCoV-2019 dengan
real time fluorescence RTP-RCR.
b) Urutan gen virus sangat mirip (highly homologous)
dengan nCoV-2019 yang sudah diketahui.

33
8. BUDAYA BERMEDIA SOSIAL SAAT PANDEMI COVID-19

Media social telah menjadi salah satu media untuk edukasi


(Mehmet et al, 2020), dimuali daei banyaknya informasi dan
peluang terjadinya interaksi serta arahan untuk menuju
pengembangan informasi ke dalam tautan lain. Hal tersebut
menandakan bahwa selain keterkaitannya sebagai media hiburan,
media social dapat dijadikan sebagai alternative sumber jawaban
untuk pertanyaan keseharian, termasuk info dan pertanyaan
tentang COVID-19.

Internet dan budaya secara signifikan telah mendapat


manfaat dari kolaborasi atas keduanya (Alison, 2018). Mengenali
dampak internet terhadap masyarakat dan budaya sangat penting,
di mana jelas bahwa internet dapat mempengaruhi budaya
melalui kebebasan dan fleksibilitasnya (Tzu-Bin Lin eds, 2015).
Efeknya bahkan dapat dianggap sebagai budaya sendiri. Jika
dipelajari hasilnya, kolaborasi internet dan budaya di Indonesia
dapat membantu menjadikan internet lebih bermanfaat dengan
berfokus pada keakuratan informasi dengan menyadari
keterbatasannya.

Di dalam penyebaran informasi terkait COVID-19, media


social atau bentuk teknologi lainnya dari bentuk pendidikan, yang
sebagai institusi social perkembangannya turut dipengaruhi oleh
pertumbuhan media yang cepat (Hanson et al). Banyak persepsi
dan norma dalam masyarakat didasarkan pada informasi yang
mereka terima terlebih lagi informasi terkait COVID-19. Sebelum
mengarah pada media social, media cetak dapat dijadikan sebagai
sebuah contoh. Di dalam sudut pandang politik kekuasaan, di
mana pada saat tidak ada surat kabar, para penjajah masih dapat
mempertahankan control atas orang-orang dengan menetapkan
diri mereka sebagai pihak yang lebih baik dan unggul (Hamilton et
al).

34
Hal serupa terjadi juga pada aplikasi hiburan yang sedang
marak digemari khalayak yakni Tiktok, dimana mereka
memberikan tautan cepat menuju situs resmi COVID-19 yang
dikelola oleh pemerintah di halaman video yang menyangkut
tentang COVID-19 di dalamnya. Dengan menggunakan aplikasi
yang sedang naik daun tersebut tentunya akan mudah sekali
dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dan dapat
dimanfaatkan dalam mengedukasi terkait COVID-19.

Gambar 4.
Informasi Corona Virus pada Aplikasi Tiktok
Sumber: Pribadi
35
Usaha dari media social yang mengarahkan langsung berita-
berita terkait COVID-19 yang saat ini merupakan tingkat urgensi
paling tinggi, merupakan bentuk pencegahan terhadap maraknya
hoax yang dapat berpotensi meresahkan masyarakat Indonesia
dan berpotensi meruntuhkan rantai kenasionalismean
masyarakat.28 Kehadirannya media social yang begitu erat dengan
masyarakat menyebabkan warga di negara-negara demokratis
menganggapnya sebagai bagian dari kehidupan.

36
9. DAMPAK PEMBELAJARAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

Pertama kalinya muncul pandemi yang disebabkan oleh virus


Corona di Indonesia, pemerintah melakukan banyak cara untuk
mencegah penyebarannya. Salah satunya adalah melalui surat
edaran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
Direktorat Pendidikan Tinggi No 1 tahun 2020 tentang pencegahan
untuk terjadinya penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19) di
perguruan tinggi ataupun Sekolah. Dalam surat edaran teresebut
perguruan tinggi dan sekolah-sekolah oleh pihak Kemendikbud
diberikan instruksi untuk menyelenggarakan pembelajaran jarak
jauh (Study From Home) dengan pembelajaran sistem online.
Dengan adanya menutup sekolah dan perguruan tinggi
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjadi risau. Di New York AS
(Organisasi Internasional) menangkap bahwa salat satu sector
yang begitu sangat terdampak oleh virus corona ini yaitu
pendidikan.
Keberlangusan pendidikan yang disebabkan oleh pandemic
COVID-19 ini memiliki beberapa dampak, yaitu:

9.1 Dampak Jangka Pendek

Dimana dirasakan oleh banyaknya keluarga di Indonesia baik


itu di kota-kota besar maupun desa. Banyak keluarga yang
mungkin tidak terbiasa melalukan sekolah di rumah. Karena
kebanyakan orang tua sibuk dengan pekerjaannya di luar rumah.
Banyak masalah dengan psikologis anak-anak peserta didik karena
terbiasa belajar tatap muka langsung dengan gurunya. Dengan
terjadinya pandemic COVID-19 ini maka pelaksanaan pengajaran
berlangsung secara online. Belajar online mungkin berjalan pada
skala yang belum pernah terukur dan teruji karena belum pernah
terjadi sebelumnya. Khususnya di daerah terpencil sangat
kebingungan karena infrastruktur informasi teknologinya sangat
terbatas.

37
Pandemic ini dapat memiliki akhiran yang berbeda pada
setiap negara (Lee, 2020) yang bergantung pada kebijakan yang
diterapkan dan ketanggapan pemerintah guna meminimalisir
penyebaran COVID-19 ini. Pemerintah Indonesia telah
mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mengurangi tingkat
penyebaran virus corona yaitu dengan memberlakukan social
distancing, physical distancing sampai adanya pemberlakukan
PSBB (pembatasan social berskala besar) pada daerah-daerah
tertentu di Indonesia. Kebijakan tersebut dikeluarkan agar
membatasi penyebaran COVID-19 yang berdampak pada berbagai
bidang di seluruh dunia khususnya pendidikan di Indonesia.
Pandemic COVID-19 mendesak pengujian pendidikan jarak
jauh yang belum pernah dilakukan secara serempak sebelumnya
(Sun et al, 2020) bagi semua elemen pendidikan yakni peserta
didik, guru hingga orang tua. Mengingat pada masa pandemik,
waktu, lokasi dan jarak menjadi permasalahan besar saat ini
(Kusuma & Hamidah, 2020). Sehingga Study From Home menjadi
solusi untuk mengatasi kesulitan dalam melaksanakan
pembelajaran secara tatap muka langsung. Pembelajaran online
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi, website,
jejaring social dan juga learning management system (Gunawan et
al, 2020).

Dengan adanya pandemic COVID-19, seluruh jenjang


pendidikan dari Sekolah Dasae/Ibtidaiyah sampai perguruan tinggi
memperoleh dampak negative, karena mereka diharuskan untuk
Study From Home untuk mencegah penularan COVID-19.

Menteri Nadiem Makarim (Menteri Pendidikan) memberikan


semangat peningkatan produktivitas bagi seluruh siswa maupun
mahasiswa untuk mengangkan peluang kerja ketika menjadi
lulusan sebuah sekolah atau kuliah. Namuna dengan adanya
pandemic COVID-19 ini dunia pendidikan Indonesia perlu
mengikuti alur yang sekiranya dapat menolong kondisi sekolah
dalam keadaan darurat. Sekolah juga perlu memaksakan diri untuk
38
menggunakan media online. Namun, dalam menggunakan
teknologi banyak jenis masalah yang dapat menghambat
terlaksananya efektivitas pembelajaran dengan metode online
diantaranya yaitu:

a. Keterbatasan untuk penguasaan teknologi informasi oleh


guru, dosen maupun siswa dengan kondisi guru atau dosen
dilihat dari guru ataupun dosen yang lahir sebelum tahun
1980-an. Sehingga ada kendala teknologi informasi
membatasi mereka dalam menggunakan media daring.
b. Sarana dan prasarana yang tidak memadai
Banyak daerah-daerah yang di Indonesia dalam kondisi
ekonominya yang menghawatirkan. Kesejahteraan guru
maupun murid yang membatasi mereka yang dari serba
terbatas dalam menikmati sarana dan prasarana teknologi
informasi yang sangat diperlukan dengan adanya wabah
covid-19 ini.
c. Akses Internet yang terbatas
Jaringan-jaringan internet yang dengan benar-benar masih
belum merata dipelosok negeri ini, dan tidak semua lembaga
pendidikan juga baik dari sekolah dasar hingga perguruan
tinggi dapat meningmati internet. Dan jikapun ada jaringan
internet kondisinyapun masih belum mampu untuk
mengcover media daring.
d. Dengan kurang siapnya penyediaan anggaran biaya juga
dengan sesuatu yang dapat menghambat karena aspek
kesejahteraan guru dan murid masih jauh dari harapan.
Ketika mereka juga kita dapat menggunakan kuota internet
untuk memenuhi kebutuhan menggunakan media daring,
maka dengan jelas mereka juga tidak sanggup membayarnya,
dan negarapun belum hadir secaara menyeluruh dalam
memfasilitasi kebutuhan biaya yang di maksudnya.

39
9.2 Dampak pada Lulusan Sekolah

Banyak lulusan-lulusan dari sekolah menengah kejuruan yang


mencari pekerjaan pada tahuin ini mengalami gangguan yang
hembat dengan adanya dampak dari covid-19. Para pelajar lulusan
sekarang gagal mendapat ilmu yang semestinya pada akhir studi
ajaran. Dampaknya para pelajar mendapat penilaian yang tidak
sesuai.

9.3 Kerugian Siswa pada Proses Penilaian

Banyak kerugian yang didapat oleh mahasiswa/I dampak


ditutupnya sekolah ataupun kampus. Tidak jarang ujian yang
semestinya dilakukan pada kondisi normal, dengan keadaan
pandemii maka ujian menjadi via online. Informasi penilaian murid
sangat dibutuhkan oleh para keluarga murid karena penilaian
sangat berartii untuk masa depan murid itu sendiri. Skill maupun
keahlian murid menjadi terhambat akibatnya banyak murid yang
tidak bisa menunjukan skill dan gagal menguasai keterampilan
yang dimiliki dan gagal mendapat penilaian. Kasus seperti itu juga
berlaku untuk perguruan tinggi.seperti biasa dilakukan.

9.4 Dampak Terhadap Orang Tua

Para orangtua juga terkena imbasnya karena adanya biaya


tambahan untuk pembelian kuota internet yang dibutuhkan
mahasiswa untuk kegiatan selama belajar karena akibat pandemi
kegiatan belajar menggunakan via online/daring yang dilakukan
selama beberapa bulan kedepan sehingga biaya yang dibutuhkan
berlipat dan menanbah beban orangtua.

Pembelajaran online juga mau tidak mau memkasa orangtua


menggunakan teknologi dan siap mengajar melalui teknologi.

40
9.5 Dampak Terhadap Guru atau Dosen

Terdapat kompetensi dari guru ataupun dosen dalam


menggunakan teknologi yang akan mempengaruhi dari kualitas
program dalam belajar mengajar, oleh karena itu sebelumnya
harus mengadakan prodgram dari belajar daring atau via online
sehingga untuk para dosen baik guru akan memberikan pelatihan
terlebih dahulu sebelum melakukannya program tersebut.
Adapaun beberapa dampak lainnya yang dirasakan oleh guru yaitu
dalam proses belajar mengajar online dirumah yang dengan tanpa
sarana dan prasarana sehingga memadai dirumah. Dengan
demikiaan, kendala yang dihadapi dengan para dosen atau guru
yaitu dengan adanya penambahan biaya khusus seperti biaya
untuk pembelian kuota internet yang menjadi terus bertambah,
teknologi via onlinepun haru memiliki atau memerlukan koneksi
jaringan ke internet dengan baik, oleh karena itu juga tingkat
penggunaan kuota internet akan terus bertambah dan akan
menambah beban dari pengeluaran pengajar.

Menurut Zhao (2003), pada tinjauan literatur untuk saat ini


banyak peneliti mengenai implementasi teknologi dalam
pembelajaran daring/via online berkaitan dengan penghematan
pada biaya serta efisiensi, sehingga peningkatan pada kualitas dan
efektivitas pendidikan online ini memerlukan kerangka dalam
kerja yang harus diterapkan disekolah atau perguruan tinggi.
Menurut Chakraborty (2014) ada beberapa faktor yang dapat
memiliki pengalaman dalam proses belajar yang menari untuk
pembelajaran online. Adapun faktor utamanya yaitu harus
menciptakan serta memelihara lingkungan dalam proses belajar
yang positif, membangun komunitas untuk belajar, memberikan
pula umpan balik yang konsisten secara tepat waktu dan
menggunakan teknologi yang tepat untuk mengirimkan tujuan
yang tepat dan benar.

Menurut Lewis (2015) seiring dengan meningkatnya untuk


peluang pembelajaran online dalam masyarakat saat ini sehingga
41
pustakawan harus mempertimbangankan bagaimana cara-cara
tambahan untuk merancang pembelajaran via online dengan
efektif.

42
10. STUDY FROM HOME

Study From Home dapat menghubungkan pembelajar


(peserta didik) dengan sumber belajarnya yaitu database, pakar
atau instruktur, dan perpustakaan dimana secara fisik terpisah
atau bahkan berjauhan namun tetap dapat berkomunikasi,
berinteraksi ataupun berkolaborasi secara langsung/synchronous
dan secara tidak langsung/asynchronous. Study From Home
merupakan bentuk pelatihan atau pembelajaran jarak jauh dengan
menggunakan teknologi telekomunikasi dan informasi, contohnya
yaitu internet, CD-ROOm dengan secara langsung maupun tidak
langsung (Molinda, 2005).

Study From Home tentunya merupakan metode pembelajaran


yang tepat pada saat pandemic COVID-19. Salah satu penerapan
yang dapat memadukan Study From Home yaitu dengan
pembelajaran berbasis proyek. Dimana komponen utamanya yaitu
mengajukan pertanyaan ataupun masalah yang dituangkan untuk
menyusun dan juga memulai aktivitas yang menekankan kepada
sejumlah proyek sampai didapatkannya hasil akhir berupa produk
sebagai rangkaian aktivitas komunikasi individu atau berbagai hasil
tugas yang menjawab pertanyaan. Sehingga dapat memberikan
peluang kepada peserta didik untuk mempelajari konsep secara
mendalam sekaligus juga dapat meningkatkan hasil belajar
mereka. Pembelajaran berbasis proyek ini merupakan investigasi
mendalam tentang sebuah topic dari dunia nyata (Sucilestari dan
Arizona, 2018). Peserta didik diminta untuk mengatasi masalah
nyata dan isu-isu penting yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
khususnya dalam proses pembelajaran agar terancang proyek
dengan baik. Maka, proyek yang dibangun tersebut dapat
memberikan kebermaknaan bagi mereka.

43
Sehingga perlu adanya pembelajaran yang efektif untuk
diterapkan kepada peserta didik agar kompetensi mereka
meningkat. Dan juga karena adanya pandemic COVID-19 ini
menyebabkan pembelajaran tidak berjalan maksimal karena harus
tetap di rumah dan menerapkan physical distancing. Sehingga
Study From Home berbasis proyek ini menjadi salah satu solusi
agar masalah yang dihapadi dapat menjawab permasalah
tersebut.

10.1 Melakukan Perubahan Terhadap Pola Pembelajaran

Pola pembelajaran yang diubah terlihat masif mulai dari


tingkatan Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Organisasi PBB
mengatakan bahwa lebih dari 1,5 miliat pelajar di dunia tidak bisa
belajar di sekolah akibat virus corona. Tentunya masalah ini dapat
menuntut instansi pendidika dan pendidik (guru dan dosen) yang
menjadi garda terdepan untuk menerapkan proses pembelajaran
yang tepat. Pemerintah menerapkan regulasi agar belajar di
rumah, bekerja di rumah dengan menerapkan physical distancing
agar virus corona tidak menyebar secara cepat.

10.2 Belajar Online (E-Learning)

Dari hasil riset dahulu banyak yang menunjukkan bahwa


pemebalajaran online banyak kelebihannya dibandingkan dengan
tatap muka langsung. Menurut Nisa (2012) rata-rat hasil belajar
mata kuliah Statistik mahasiwa Tadris Bahasa Inggris Semester II
Tahun Akademik 2010/2011 dengan metode e-learning lebih baik
dibandingkan dengan metode konvensional. Sama seperti Santoso
(2009) mengungkapkan bahwa pembelajaran online dapat
memberikan pengaruh yang lebih besar daripada menggunakan
media LKS terhadap prestasi belajar kimia.

Demikian juga menurut Mulyani (2013) bahwa pembelajaran


e-learning dapat berpengaruh lebih tinggi terhadap hasil
44
pembelajaran fisika pada konsep impuls dan momentum
dibandingan dengan pembelajaran konvensional. Terdapat
beberapa aplikasi yang dapat digunakan untuk melakukan
pembelajaran online. Salah satu aplikasi yang gratis dan banyak
digunakan yaitu Google Classroom. Pada aplikasi tersebut Guru,
Dosen, Pengajar dan juga Tutor dapat membuka kelas serta
mengundang peserta didiknya ke dalam kelas. Selain itu juga
pengajar dapat memberikan nilai terkait tugas yang dikumpulkan
secara rapi dan terarsip dengan baik.

Pembelajaran online tersebut dapat dilakukan dengan


pemberian materi berupa slide power point, e-book, video
pembelajaran dll., tugas (mandiri atau kelompok), sekaligus
penilaian. Pengajar dan peserta didik dalam aplikasi ini
dimungkinkan untuk berinteraksi melalui forum diskusi (stream)
terkait dengan permasalahan materi dan jalannya pembelajaran
secara interaktif. Bahkan, sekarang ini aplikasi Google Classroom
dapat melakukan video teleconference yaitu dengan Google Meet
(https://classroom.google.com).

Selain itu juga, ada beberapa flatform yang digunakan untuk


belajar online secara gratis pada Tabel 10.1.

Tabel 1. Flatform Untuk Sumber Belajar Online Gratis (Adit,


2020).

No Flatform Situs
1 Rumah Belajar https://belajar.kemdikbud.go.id/
2 Meja Kita https://mejakita.com/
3 Icando https://bit.ly/appicando
4 Indonesia X https://www.indonesiax.co.id/
5 Google for https://edu.google.com/
education
6 Kelas Pintar https://www.kelaspintar.id/
7 Microsoft Office https://www.microsoft.com/id-
365 id/education/products/office
45
8 Quipper School https://www.quipper.com/id/schoo
l/
9 Ruang Guru https://ruangguru.com/belajar
10 Sekolahmu https://www.sekolah.mu/kelasmu/
11 Zeniuis https://www.zenius.net/
12 Cisco Webex https://www.webex.com/
(Sumber: Kompas.com)

Pembelajaran google classroom secara keseluruhan cukup


efektif tingkat kecenderungannya sebagai media pembelajaran
yaitu sebesar 77,27% (Sabran dan Sabara, 2018). Sari (2019)
menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari
kemudahan, kemanfaatan, dan kualitas layanan Google Classroom
terhadap efektivitas pembelajaran.

Selain itu juga aplikasi Edmodo bisa digunakan untuk


pembelajaran online dimana aplikasi tersebut memiliki fitur-fitur
yang menarik seperti polling, gradebook, file and links, quiz,
library, assignment, award, badge, dan juga parent code. Adapun
kelebihan dari Edmodo yaitu peserta didik kelas dasar sampai
menengah dapat dipantau oleh orang tua secara simultan
(https://www.edmodo.com/).

Dari hasil penelitian terhadap penggunaan e-learning, aplikasi


Edmodo yang digunakan pada mata pelajaran IPA pada hasil
evaluasi para ahli (expert judgement) dan uji coba produk kepada
siswa menunjukkan hasil yang sangat baik, serta efektif untuk
meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas VIII di SMP Negeri
2 Singaraja (Suriadhi., dkk, 2014).

Tetapi ada juga masalah yang dihadapi pada saat melakukan


pembelajaran online terutama akses internet (paket data) dan
belum terbiasanya pengajar dan peserta didik menggunakan
aplikasi pembelajaran online. Salah satu kendala yang sering
muncul selama pelaksanaan pembelajaran online yitu paket
internet yang tidak dimiliki mahasiswa, keterbatasan akses
46
internet oleh dosen dan mahasiswa, dan belum terbiasanya
dengan pembelajaran online (Gunawan et al, 2020). Ada juga
sebagian dosen melakukan pembelajaran online dengan
menggunakan WhatsApp. Dan beberapa ada yang menggunakan
LMS Moodle daring yang dikembangkan universitas atau secara
mandiri maupun Google Classroom. Sebagian juga menggunakan
aplikasi Zoom Cloud Meetings. Tetapi yang paling banyak
digunakan untuk membagi file yaitu WhatsApp.

Pebelajaran melalui online mencakup lima hal penting


menurut Setyosari (2007), yaitu:

a. Isi yang disajikan memiliki relevansi dengan tujuan khusus


pembelajaran yang ingin dicapai,
b. Menggunakan metode-metode pembelajaran melalui contoh-
contoh dan latihan-latihan untuk membantu belajar,
c. Menggunakan media seperti gambar-gambar dan kata-kata
untuk menyajikan isi dan metode,
d. Mengembangkan dan membangun pengetahuan dan
keterampilan baru sesuai dengan tujuan individu dan
peningkatan organisasi.

10.3 Pembelajaran Online Berbasis Proyek

Pembelajaran online yang disinergikan dengan basis


pembelajaran yang tepat akan memberikan efek pembelajara yang
lebih optimal. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat
meningkatkan kompetensi peserta didik dari berbagai riset yang
telah dilakukan yaitu pembelajaran online berbasis proyek.
Interaksi dapat terjadi secara efektif dalam pembelajaran berbasis
proyek dengan memanfaatkan proses penyelidikan dengan cara
mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan produk yang
aplikatif dan berikatan dengan kehidupan sehari-hari. Secara
khusus, pembelajaran berbasis proyek ini terdiri dari tugas-tugas
berbasis penyelidikan yang dapat membatu peserta duduj
47
mengembangkan pentingnya teknologi, social dan inti dari
kurikulum (sahin, 2013). Adapun beberapa hasil riset yang
menunjukkan keefektifan dalam pembelajaran berbasis proyek
yaitu dapat meningkatkan kecakapan hidup mahasiswa (Sucilestari
dan Arizona, 2018). Peningkatan ini terjadi pada semua aspek
kacakapan hidup yaitu kecakapan vokasional, personal, social, dan
akademik. Model pembelajaran berbasis proyek menjadi
alternative yang dapat diimplementasikan untuk membina
kecakapan hidup mahasiswa di perguruan tinggi atau peserta didik
di sekolah khususnya pembelajaran yang berkaitan dengan sains.
Menurut Chasanah et al. (2014) juga pembelajaran dengan model
project based learning lebih efektif dibandingkan dengan model
pembelajaran konvensional karena dapat mengembangkan
kemampuan yang kreatif dan juga keterampilan proses sains
siswa.

10.4 Sinergi Pembelajaran Online Berbasis Proyek

Diungkapkan oleh Noor, et al (2017) bahwa pembelajaran


online berbasis proyek secara signifikan efektif dalam pencapaian
sikap spiritual, sikap social, proyek produk dan ketuntasan belajar
peserta didik. Berdasarkan berbagai hasil riset yang dijelaskan
diatas dapat menjadi salah satu solusi dalam mengoptimalkan
pembelajaran khususnya di tengah terjadinya pandemic COVID-19.
Melalui pembelajaran online berbasis proyek tersebut, maka
peserta didik memiliki pengetahuan dan ilmu yang didapatkan dan
dapat dimanfaatkan sebagai bekal mereka ketika menghadapi
permasalahan.

48
11. PANDEMI COVID-19 BAGI USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH
(UMKM)

Pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini mau tidak mau


memberikan dampak terhadap berbagai sector. Pada ekonomi
global, pandemic COVID-19 memberikan dampak yang sangat
signifikan pada perekonomian domestic Negara dan keberadaan
UMKM. Laporan Organisation for Economic Co-operation and
Development (OCED) menyebutkan bahwa pandemic ini
berimplikasi terhadap ancaman krisis ekonomi besar yang ditandai
dengan terhentinya aktivitas produksi di banyak negara, jatuhnya
tingkat konsumsi masyarakat, hilangnya kepercayaan konsumen,
dan jatuhnya bursa saham pada akhirnya mengarah kepada
ketidakpastian (OCED, 2020).

Jika hal ini berlanjut OCED memprediksi akan terjadi


penurunan tingkat output antara seperempat hingga seperlima di
banyak Negara, dengan pengeluaran konsumen berpotensi turun
sekitar sepertiga (OCED,2020). Prediksi ini tentu mengancan juga
perekonomian nasional Indonesia yang menyebutkan ada tiga
implikasi terkait pandemic COVID-19 yakni sector pariwisata,
perdagangan, dan investasi. Indonesia yang di dominasi oleh
keberadaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebgai
tulang punggung perekonomian nasional juga terdampak secara
serius tidak saja pada aspek total produksi dan nilai perdagangan
akan tetapi juga pada jumlah tenaga kerja yang harus kehilangan
pekerjaannya karena pandemic ini (Pakpahan Aknol Kristian,
2020).

Dalam situasi pandemic ini, menurut KemenkopUKM ada


sekitar 37.000 UMKM yang memberikan laporan bahwa mereka
terdampak sangat serius dengan adanya pandemic ini ditandai
dengan : sekitar 56% melaporkan terjadi penurunan penjualan,
22% melaporkan permasalahan pada aspek pembiayaan, 15%
melaporkan pada masalah distribusi barang, dan 4% melaporkan
kesulitan mendapatkan bahan baku mentah (Rahman Riska, 2020).
49
Masalah-masalah diatas juga semakin meluas jika dikaitkan
dengan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
yang diterapkan di beberapa wilayah di Indonesia. Merujuk pada
Peraturan Mentri Kesehatan No.9/2020 tentang pedoman PSBB
dalam rangka percepatan penanganan COVID-19, PSBB meliputi
pembatasan kegiatan tertentu dalam suatu wilayah yang diduga
terinfeksi COVID-19 termasuk pembatasan terhadap pergerakan
orang atau barang untuk satu provinsi atau kabupaten/kota
tertentu untuk mencegah penyebaran COVID-19 (Kementrian
Koprasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah, 2020). Pembatasan
tersebut paling sedikit dilakukan melalui pelinuran sekolah dan
tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, dan pembatasan
kegiatan di tempat atau fasilitas umum. Ditakutkan dengan
adanya PSBB aktivitas ekonomi terutama produksi, distribusi, dan
penjualan akan mengalami gangguan yang pada akhirnya
berkontribusi semakin dalam pada kinerja UMKM dan
perekonomian nasional seperti hasil kajian Kementrian Keuangan
diatas.

Ada beberapa solusi jangka pendek untuk tetap menjaga


eksitensi UMKM. Menurut OECD, beberapa solusi perlu
dipertimbangkan untuk dilakukan yakni: protocol kesehatan ketat
dalam menjalankan aktivitas ekonomi oleh UMKM, penundaan
pembayaran hutang atau kredit untuk menjaga keuangan UMKM,
bantuan keuangan bagi UMKM, dan kebijakaan struktual (OECD,
2020):

a. Protokol kesehatan yang ketat dapat diterapkan ketika


pemerintah memberikan izin bagi UMKM untuk menjalankan
aktivitasnya dengan beberapan persyaratan yang harus
dipatuni seperti: penggunaan masker, sarung tangan, dan
jaga jarak aman antar pekerja. Dalam konteks ini pemerintah
dapat melibatkan aparatur sipil pada kantor desa
bekerjasama dengan bintara Pembina desa (Babinsa/TNI) dan
bhayangkara Pembina keamanan dan ketertiban masyarakat

50
(Babinkamtibmas/polisi) dalam pengawasan implementasi
protocol kesehatan bagi UMKM yang diizinkan menjalankan
aktivitasnya.
b. Pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan untuk
memberikan kelonggaran pembayaran cicilan hutang atau
kredit bagi UMKM atau bahkan penundaan proses
pembayaran tersebut sampai enam bulan ke depan dengan
mempertimbangkan likuiditas keuangan UMKM termasuk
menyederhanakan proses administrasi mendapatkan
pinjaman di tengah situasi darurat ini. Hal ini dapat dilakukan
agar para pelaku UMKM termasuk para pekerja tetap dapat
menjaga tingkat konsumsi dan daya belinya sekaligus
mendukung berjalannya roda perekonomian nasional.
c. Bantuan keuangan kepada para pelaku UMKM pemerintah
Indonesia telah menggelontarkan anggaran sebesar Rp.70,1
triliun untuk insentif perpajakan dan stimulasi kredit usaha
rakyat dari total anggaran Rp.405,1 triliun mengatasi
pandemic COVID-19 melalui APBN 2020 (Rkhmat Nur Hakim,
2020). Pendistribusian anggaran tersebut harus transparan,
jelas, dan tepat sasaran agar eksistensi UMKM dan aktivitas
perekonomian riil tetap terjaga. Selain anggaran yang telah
ditetapkan pemerintah juga dapat mendorong sector
perbankan baik bank milik pemerintah ataupun bank swasta
untuk dapat memberikan pinjaman lunak kepada para pelaku
UMKM tentu dengan mekanisme ketat siapa saja yang berhak
mendapatkan pinjaman dengan suku bunga lunak ini jangan
sampai pinjaman ini di salahgunakan dan akhirnya malah
merugikan kinerja bank pemberi pinjaman.
d. Kebijakan struktual untuk kepentingan jangka panjang,
kebijakan ini tidak saja digunakan untuk menghadapi
pandemin COVID-19 tetapi juga era industry 4.0 kedepannya.
Kebijakan ini meliputi kebijakan-kebijakan jangka pendek bagi
UMKM yakni pengenalan teknologi digital dan pelatihan bagi
para pelaku dan pekerja UMKM serta kebijakan panjang bagi
UMKM untuk beradaptasi dengan penggunaan teknologi
51
untuk proses produksi, penggunaan media teknologi digital
untuk mempromosikan produk UMKM, dan menemukan
pasar potensial bagi produk yang dihasilkan. Dalam jangka
pendek, perlu adanya pendampingan bagi para pelaku UMKM
untuk dapat memanfaatkan media e-commerce (belajar
daring) untuk menjual produk-produk mereka (Bahwana Petir
Grda, 2020).

Cara lain yang dapat dilakukan untuk membantu UMKM


bertahan dalam situasi pandemic ini adalah dengan
memanfaatkan dana Tanggung Jawab Social dan Lingkungan (TJSL)
yang dimiliki oleh perusaan swasta dan badan usaha milik Negara
(BUMN). Pemerintah perlu mengeluarkan intruksi dan pedoman
untuk seluruh BUMN agar mengalihkan dana TJSL yang ada untuk
membantu secara langsung UMKM-UMKM yang terdampak
pandemic COVID-19. BUMN pun dapat bergerak dalam produksi
farmasi dan alat pelindung diri (APD) seperti masker dan pakaian
medis dapat melibatkan para pekerja UMKM yang bergerak dalam
bidang usaha memproduksi pakaian dalam skala besar untuk
kebutuhan APD. Melihat potensi pasar mengenai kebutuhan APD
baik untuk kebutuhan domestic maupun internasional, peluang ini
dapat dimanfaatkan sekaligus memberi rasa aman ancaman
pemutusan hubungan kerja atau penutupan produksi yang dialami
UMKM dalam jangka pendek. Untuk perusahaan swasta, dana TJSL
juga dapat dialihkan untuk membantu UMKM yang berada di
sekitar perusahaan tersebut. Bentuk bantuan bisa beruba sepaket
sembako atau pembelian produk-produk UMKM untuk kemudian
disalurkan ke tempat lain. Tindakan seprti ini setidaknya dalam
jangka pendek mampu memberikan rasa aman untuk para pelaku
UMKM (Santoso Yusuf Imam, 2020).

52
12. JENIS-JENIS DAN METODE RAPID-TEST UNTUK MENDETEKSI
VIRUS SARS-COV-2

COVID-19 adalah sebuah nama yang diberikan oleh WHO


yang menjelaskan tentang penyakit yang disebabkan oleh
coronavirus. Sedangkan, SARS-COV-2 (Severe Acute Respiratory
Syndrome-Coronavirus 2) adalah coronavirus yang dapat
menyebabkan infeksi pada saluran pernafasan manusia.

Penyebaran SARS-COV-2 yang cepat di berbagai negara di


dunia telah menyebabkan World Health Organization (WHO)
mengeluarkan informasi mengenai status COVID-19 dari epidemik
menjadi pandemik. SARS-CoV-2 dapat menyerang paru-paru sel
inang melalui reseptor Angiotensin Converting Enzyme-2 (ACE2)
yaitu entry receptor (pintu masuk) virus ini ke dalam sel inang.
Keberadaan virus di dalam sel inang akan menginisiasi berbagai
respon proteksi yang mengarah ke pneumonia dan sindrom
pernafasan akut (Astuti & Ysrafil, 2020). (Zhao et al., 2020)
menemukan bahwa 83% sel yang menyerupai ACE 2 adalah sel
epitel alveolus tipe II (alveolar epithelial type II/ACE II) yang
membuat sel-sel ini menjadi reservoir virus. Hal inilah yang
menjelaskan mengapa gejala COVID-19 pada saluran pernafasan
dan paru-paru menjadi organ yang paling rentan terkena virus.
Virus SARS- CoV-2 memiliki ukuran genom lengkap sebesar 29,9
Kb atau 29.903 bp (Wu et al., 2020 dan Khailany et al., 2020).

Gejala infeksi COVID-19 sangat tidak spesifik, termasuk


didalamnya gejala pernafasan, batuk, demam, dyspnea (sesak
nafas) dan pneumonia (Huang et al., 2020). Oleh karena itu, tes
diagnostik khusus untuk infeksi yang disebabkan oleh COVID-19 ini
sangat dibutuhkan untuk konfirmasi cepat terhadap dugaan kasus,
skrining pasien dan melakukan virus surveillance, serta mencegah
terjadinya penyebaran sekunder (Nguyen et al., 2020). Sejauh ini,
sudah ada beberapa metode diagnostik untuk tes COVID-19, yang
sebagian besar didasarkan pada lima perbedaan teknik sebagai
53
berikut, yaitu: Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction
(RT-PCR), Loop-mediated Isothermal Amplification (LAMP), Lateral
Flow test, Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA), dan
Quantitative Real-time Polymerase Chain Reaction (q-PCR) (Green
et al., 2020).

12.1 Reverse Transcription Polymerase Chain Raction (RT-PCR)

Teknik RT-PCR adalah metode yang sangat umum dan telah


lama digunakan dalam penelitian obat, terutama untuk deteksi
informasi genetik. Teknik RT- PCR ini dilakukan menggunakan
mRNA (messenger RNA) sebagai cetakan (template). Tahap
pertama pada teknik ini menggunakan enzim reverse transcriptase
untuk mengubah template mRNA sehingga menghasilkan DNA
untai tungal komplementer yang disebut cDNA (complementary
DNA).
Proses ini dikenal sebagai transkripsi balik. Tahap selanjutnya
adalah mengubah cDNA untai tunggal menjadi DNA level latar
belakang). Level Ct berbanding terbalik dengan jumlah target
asam nukleat dalam sampel (semakin rendah tingkat Ct semakin
besar jumlah asam nukleat target untai ganda menggunakan
enzim DNA polimerase. Molekul DNA yang dihasilkan pada tahap
ini dapat digunakan sebagai template untuk reaksi PCR
selanjutnya. Dalam real time PCR, waktu nyata suatu reaksi positif
dideteksi oleh akumulasi sinyal fluoresen. Ct (cycle treshold)
didefenisikan sebagai jumlah siklus yang diperlukan agar sinyal
fluoresen dapat melewati ambang (yaitu melebihi dalam sampel).
Saat ini, teknik molekuler standar yang digunakan untuk
mendeteksi SARS-COV-2 adalah teknik Quantitative Realtime
Reserve Transcription-Polymerase Chain Reaction (qRT-PCR).
Protokol untuk mendeteksi menggunakan qRT-PCR ini sudah
disetujui, direkomendasikan, dan tersedia secara daring pada situs
web WHO sejak tanggal 17 Januari 2020 (Corman et al., 2020).
Namun demikian, teknik qRT-PCR ini membutuhkan fasilitas
laboratorium dengan level keamanan yang tinggi, seperti

54
laboratorium biosafety level 2 atau lebih. Teknik qRT-PCR ini dapat
langsung dilakukan untuk menguji keberadaan virus RNA secara
cepat, sensitif, dan dapat diandalkan. Hasil uji dengan qRT-PCR
dapat diperoleh dalam waktu 3-4 jam, sehingga bisa
mengkonfirmasi ada tidaknya infeksi dengan waktu relatif cepat.
Namun demikian, masih terdapat beberapa keterbatasan dari
metode RT-PCR untuk deteksi patogen, diantaranya:

1. RT-PCR bergantung pada penangkapan dan pendeteksian


virus sehingga besar kemungkinan pasien yang telah bersih
atau pulih dari penyakit akan terlewat dari deteksi,
2. Distribusi virus pada saluran pernafasan setiap orang cukup
bervariasi. Jika seseorang terinfeksi virus, maka virus ini
dapat dideteksi di dalam sputum atau usap (swab)
nasofaring. Meskipun demikian, virus bisa juga tidak
terdeteksi di kedua lokasi tersebut pada waktu yang
bersamaan.

12.2 Loop-mediated Isothermal Amplification (LAMP)

LAMP adalah teknik baru untuk amplifikasi asam nukleat


dengan spesifitas tinggi, efisien, dan cepat (2-3 jam) di bawah
kondisi suhu konstan (isotermal) (Nguyen et al., 2020). Berbeda
dengan teknik PCR, reaksi LAMP dilakukan dengan serangkaian
langkah atau siklus suhu bolak balik. Amplifikasi isothermal
dilakukan pada suhu konstan dan tidak memerlukan mesin
thermal cycler. Dengan masuknya reverse transcription (RT),
metode RT-LAMP memiliki potensi untuk menjadi alat tambahan
yang berguna untuk diagnosis penyakit menular mengingat
kesederhanaan dan keandalannya (Itou et al., 2014). Secara
khusus, LAMP menggunakan dua primer (FIP dan BIP, yang
masing- masing terdiri dari dua bagian) dan dua primer luar (F3
dan B3 yang dapat mengenali total enam wilayah berbeda dalam
DNA target). Dua loop primer digunakan Forward loop primer (LF)
dan Backward loop primer (LB) untuk mempercepat efisiensi

55
amplifikasi dan deteksi (Kashir & Yaqinuddin, 2020).
Uji LAMP dapat dilakukan secara cepat dan tidak
memerlukan reagen atau instrumen yang mahal, sehingga
penerapan uji LAMP dapat membantu mengurangi biaya untuk
deteksi virus Korona (Enosawa et al., 2003). Tes LAMP untuk
deteksi COVID-19 dimulai dengan pengumpulan sampel swab
dari hidung atau tenggorokan, atau dapat juga dengan
menggunakan sampel lendir (sputum/dahak) yang dihasilkan dari
batuk. Seperti teknik RT-PCR, pada tes LAMP juga dilakukan
konversi RNA virus sampel menjadi DNA untuk kemudian
diamplifikasi. Kemudian, keberadaan DNA pada sampel dapat
terdeteksi berdasarkan sifat turbidity (kekeruhan). Campuran
reaksi LAMP akan berubah menjadi keruh karena adanya
produksi bahan kimia magnesium pirofosfat. Oleh karena
kekeruhan ini dapat dilihat dengan mata telanjang, maka akan
memudahkan deteksi COVID-19 (Mori et al., 2001). Keakuratan
hasil uji dengan teknik LAMP dapat ditingkatkan dengan
penggunaan pewarna fluoresen khusus, yang dapat berubah
warna ketika terjadi reaksi campuran. Ketika zat warna
berinteraksi dengan DNA virus, intensitas cahaya atau
perubahan warna yang terjadi dapat diukur, sehingga dapat juga
digunakan untuk perkiraan jumlah molekul virus RNA yang
terdapat di dalam sampel.

12.3 Lateral Flow Assay

Lateral Flow Immunoassay yang dikembangkan untuk uji


SARS-CoV-2 mampu mendeteksi dua jenis antibodi, yaitu IgG dan
IgM, yang menunjukkan adanya kekebalan terhadap SARS- CoV-
2 Lateral Flow Assay, disebut juga sebagai ‘tes antibodi’,
merupakan teknik untuk deteksi antibodi terhadap penyakit
dengan menggunakan sampel darah pasien. Tes Lateral Flow
menggunakan teknologi yang sama dengan teknik yang biasa
digunakan untuk tes kehamilan. Tes ini dapat mendeteksi
antibodi terhadap virus dari darah pasien, serta dapat

56
menunjukkan apakah pasien masih terinfeksi atau telah pulih
dari COVID-19. Tes Lateral Flow dapat diselesaikan dengan cepat,
sekitar 15 menit, kelebihan utama dari tes Lateral Flow ini adalah
kemampuannya untuk mendeteksi apakah saat pengujian
dilakukan pasien masih terinfeksi virus (infeksi aktif) atau telah
pulih dari infeksi COVID-19, meskipun tubuh pasien tidak lagi
mengandung virus.
Immunoassay yang mendeteksi antibodi IgG dan IgM ini
sangat mudah dibaca dan juga adanya garis kontrol yang ketika
muncul dapat menunjukkan bahwa pengujian telah berfungsi
dengan benar. Garis uji akan muncul ketika salah satu dari kedua
jenis penanda antibodi tersebut ditemukan di dalam sampel.
Kemunculan salah satu dari dua garis penanda IgG atau IgM,
atau kemunculan keduanya, mengindikasikan hasil tes positif,
yang menunjukkan bahwa pasien saat ini telah terinfeksi dengan
COVID-19.
Teknologi Lateral Flow ini merupakan teknologi jenis baru,
dimana bukti dan keakuratannya untuk deteksi virus Korona masih
dalam proses evaluasi. Sejauh ini, tes Lateral Flow hanya dapat
digunakan untuk menentukan apakah pasien telah terinfeksi
COVID-19 pada beberapa titik sampel. Tes lebih lanjut diperlukan
untuk mendeteksi apakah seorang pasien saat ini terinfeksi. Tes
Lateral Flow lebih mahal dan cukup memakan waktu untuk
pengujian dengan skala besar, jika dibandingkan tes antibodi
berbasis skala laboratorium seperti ELISA.

57
Gambar 5.
Hasil Lateral Flow Assay
(Green et al., 2020)
12.4 Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA)

Saat ini, sedang dikembangkan tes serologi menggunakan tes


darah untuk antibodi spesifik COVID-19 (Zhang et al., 2020). ELISA
adalah pengujian imunologi yang biasanya digunakan untuk
mendeteksi antibody, antigen, protein, dan glikoprotein didalam
sampel biologis. Pengujian ELISA biasanya dilakukan pada 96-well
plates yang memungkinkan pengukuran beberapa sampel dalam
satu kali percobaan. Plates yang digunakan untuk uji ELISA ini
memiliki daya serap khusus yang dapat memastikan antibodi atau
antigen dapat menempel pada permukaan plate. Tes ELISA dapat
digunakan untuk mendiagnosa suatu penyakit yang ada didalam
tubuh seperti AIDS yang disebabkan oleh virus HIV. Tahapan-
tahapan pengujian menggunakan metode ELISA ini diantaranya:
1. Plate ELISA dilapisi dengan antibodi penangkap, yaitu
antibodi terhadap antigen yang diinginkan. Kemudian,
antibodi yang tidak terikat bisa dicuci dari plate.
2. Sampel, misalnya serum, kemudian ditambahkan ke dalam
plate, dan selanjutnya antigen dalam sampel akan berikatan
dengan antibodi penangkap yang telah melapisi plate,
3. Antibodi deteksi, yaitu antibodi yang telah diberi label
58
dengan enzim, biasanya horse peroxidase atau alkaline
phosphatase, ditambahkan ke dalam plate Antibodi deteksi
ini akan berikatan dengan antigen target yang sudah terikat
pada plate,
4. Substrat enzym yang dapat menimbulkan warna tertentu
yaitu enzym yang bereaksi (Misalnya TMB dan ABTS)
ditambahkan ke dalam plate. Tes ELISA biasanya bersifat
kromogenik atau menggunakan reaksi perubahan warna pada
substrat, sehingga dapat diukur dengan menggunakan alat
plate reader.
Tes antibodi dengan ELISA menunjukkan hasil uji yang positif
apabila terjadi perubahan warna, yang menunjukkan adanya
antibodi terhadap COVID-19 dalam sampel darah pasien yang
diuji. Namun demikian, karena antibodi akan tetap terdeteksi ada
di dalam darah bahkan setelah infeksi virus hilang, maka hasil
yang positif tersebut bukan berarti bahwa virus masih ada di
dalam tubuh pasien. Antibodi yang ada di dalam tubuh ini
bertugas untuk menyediakan kekebalan tubuh jika pasien kembali
terpapar virus yang sama. Hasil uji yang negatif, ditunjukan
dengan tidak ada perubahan warna, memiliki arti bahwa pasien
belum terinfeksi COVID-19 dan kemungkinan tidak memiliki
kekebalan terhadap virus yang terkait. Hasil negatif ini juga bisa
terjadi karena tes masih terlalu dini ketika dilakukan terhadap
pasien.

59
Gambar 6.
Metode ELISA
(www.imunologi.org)
12.5 Quantitative Real-time Polymerase Chain Reaction (q-PCR)

Teknik qPCR merupakan teknik in vitro untuk


menentukan/mengukur jumlah dan keberadaan dari produk PCR
(template DNA) secara real time. Teknik ini berguna untuk
penyelidikan dan penelitian terhadap ekspresi gen-gen tertentu
(Maddock & Jenkins, 2017). Selain itu, metode qPCR ini
memungkinkan penghitungan konsentrasi awal dari template yang
digunakan, sehingga dapat juga digunakan sebagai alat analitik
untuk melakukan evaluasi jumlah salinan DNA, konsentrasi virus
(viral load), deteksi polimorfisme nukleotida tunggal (single
nucleotide polymorphism atau SNP), dan diskriminasi alel. Ketika
didahului dengan proses reverse-transcription PCR (RT-PCR), maka
qPCR merupakan metode yang ampuh untuk pengukuran ekspresi
mRNA (Dymond, 2013).
Masalah utama dalam deteksi dengan menggunakan qRT-PCR
adalah adanya resiko hasil false-negative dan false- positive. Untuk
meminimalisir kemungkinan terjadinya hasil deteksi yang false-
positive, maka Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
60
Amerika (US-CDC) telah merancang panel diagnostic yang
bertujuan untuk mendeteksi SARS-COV-2 menggunakan teknik
Reak-time RT-PCR (Jernigan, 2020).

Pada pengujian sampel menggunakan panel diagnostik CDC,


maka kontrol negatif harus memberikan hasil yang negatif, yaitu
ketika tidak ada kurva fluoresensi yang melewati garis ambang
batas yang ditetapkan. Disamping itu, terjadinya false-positive
dengan satu atau lebih primer dan reaksi probe kontrol negatif
merupakan indikasi terjadi kontaminasi pada sampel. Oleh
karena itu, kontrol internal penting digunakan pada pengujian
dengan teknik ini karena berguna untuk mengidentifikasi zat-zat
yang dapat mengganggu proses amplifikasi PCR. Karena false
positives menimbulkan resiko terhadap pasien penderita COVID-
19, maka semua laboratorium klinis yang menggunakan tes real-
time RT PCR ini harus mengikuti konfirmasi pengujian standar
dan mengikuti pedoman pelaporan pada otoritas kesehatan
masyarakat yang tepat (Tahamtan & Ardebili, 2020). Deteksi real-
time RT PCR menggunakan primer untuk target gen yang
berbeda- beda. Pemilihan primer ini dipengaruhi oleh variasi dari
urutan RNA virus. Penelitian melaporkan keragaman genetik dan
evolusi yang cepat dari virus Korona jenis baru ini (Phan, 2020),
ketika hasil false negative dapat terjadi akibat mutasi pada
primer dan daerah target probe dalam genom SARS- CoV-2
(Tahamtan & Ardebili, 2020). Oleh karena itu, hasil uji real-time
RT PCR harus diinterpretasikan secara hati- hati. Hasil real-time
RT PCR yang negatif pada sampel dari saluran pernafasan,
misalnya, sebaiknya diulang dengan pengujian di titik sampel
yang lain seperti saluran pernafasan bawah.

Namun, prosedur pengambilan sampel yang tepat, standar


praktik laboratorium yang baik, dan penggunaan kit deteksi real
time RT PCR yang berkualitas dapat mengurangi hasil deteksi yang
tidak akurat (Tahamtan & Ardebili, 2020). Hingga saat ini, teknik
Real Time Reverse Transcriptase- PCR, atau qRT-PCR, masih dinilai

61
sebagai teknik yang terbaik untuk deteksi SARS-CoV-2 karena
manfaatnya untuk uji dan deteksi secara kualitatif, spesifik dan
sederhana (Shen et al., 2020). Selain itu, teknik real-time RT PCR
memiliki sensitifitas yang memadai untuk deteksi terhadap infeksi
dini. Oleh karena itu, metode ini dijadikan referensi standar dan
digunakan sebagai metode utama untuk deteksi COVID-19. Yang
penting untuk diperhatikan dalam deteksi SARS-CoV-2 adalah
penggunaan kombinasi metode deteksi dengan real-time RT PCR
dan CT image, untuk memfasilitasi manajemen resiko COVID- 19.

62
13. DESKRIPSI INFORMASI HOAX COVID-19 DI MEDIA SOSIAL

13.1 Deskripsi Tentang Terjangkit / Terinfeksi Virus Corona

Di media social WhatsApp telah beredar pesan berantai yang


menyatakan bahwa terdapat seorang pasien terinfeksi virus
corona di RS Siloam Jember. Akan tetapi menurut pihak RS Siloam
Jember, sempat terdapat pasien dengan ciri-ciri Corona, namun
setelah dilakukan perawatan, pasien tersebut tidak terbukti
terpapar COVID-19 (Kominfo, 20 Januari 2020).

Kominfo juga memberitakan dalam lamannya 23 Januari


2020, bahwa telah beredar informasi yang menyatakan virus
corona sudah menyebar dan masuk ke Indonesia, dibawa oleh
pekerja yang berasal dari China yang bekerja di Gedung BRI 2
benhil, Jakarta Pusat. Namun Menteri Kesehatan menyatakan
bahwa karyawan tersebut menderita radang tenggorokan
(kominfo, 23 Januari 2020).

Berita bohong juga beredar melalui pesan berantai di


WhatsApp yang berisi tangkapan layar percakapan yang
mengatasnamakan RSUP Dr. Sarjito. Dimana dalam pesan
tersebut, terdapat seorang pria yang menghimbau untuk
menggunakan masker jika berkunjung ke RSUP Dr. Sarjito karena
adanya virus berbahaya yang berasal dari Wuhan, dan pagi ini
sudah ada 2 perawat yang tertular. Namun menurut RSUP Dr.
Sarjito, berita tersebut tidak benar (Kominfo, 23 Januari 2020).

Ditengarai telah beredar di Facebook yang menyatakan


bahwa ditemukan satu orang yang dicurigai terinfeksi Virus
Corona, di Rumah Sakit Wahidin Makassar. Namun berita itu
dibantah oleh Direktur Utama rumah sakit tersebut yang
mengatakan bahwa pasien yang dicurigai tersebut ternyata
mengidap penyakit infeksi saluran pernapasan (ISPA) (Kominfo, 26
Januari 2020).

63
Berita tentang pasien yang terjangkit Virus Corona juga telah
beredar melalui media online yang menyebutkan bahwa Virus
Corona sudah masuk di Jakarta dan 1 pasien sedang diisolasi di
RSPI Sulianti Saroso. Penjelasan dari Direktur Medik dan
Keperawatan menyatakan bahwa setelah dilakukan tes pasien
tersebut dinyatakan negatif (Kominfo; 26 Januari 2020).

Masih tentang berita yang beredar di Surabaya, yang disitir


oleh Kominfo, bahwa telah disebarluaskan melalui Facebook
tentang Warga Negara Asing (WNA) asal China terserang Virus
Corona di RSU Dr Soetomo Surabaya. Namun menurut Humas
RSUD Dr Soetomo, pasien yang berasal dari China itu disebut tidak
terjangkit Virus Corona (Kominfo; 27 Januari 2020).

Terjadi di Surabaya disinyalir oleh Kominfo yang menyatakan


bahwa telah beredar di media sosial yang menyebutkan tentang
adanya pasien berusia 7 bulan meninggal karena Virus Corona di
RSUD Dr Soetomo Surabaya, namun hal tersebut dibantah oleh
pihak Rumah Sakit yang menegaskan hingga berita tersebut
diturunkan 27 Januari 2020, belum ada pasien dengan gejala Virus
Corona (Kominfo; 27 Januari 2020).

Berita hoax juga terjadi di Halmahera, hal ini berkaitan


dengan adanya akun di media sosial yang memuat foto surat
himbauan kepada karyawan PT. Indonesia Weda Bay Industrial
Park (IWIP) disertai narasi yang berisikan sudah ada tiga karyawan
TKA China yang meninggal terkait Corona. Setelah dikonfirmasi ke
PT. IWIP, disampaikan bahwa tidak ada karyawan terinfeksi Virus
Corona (Kominfo; 29/1/2020).

Selanjutnya masih dari Kominfo, diberitakan bahwa diketahui


sebuah video yang menggambarkan detik–detik seorang warga
yang terkena Virus Corona di pusat perbelanjaan di Lombok, akan
tetapi setelah ditelusuri warga tersebut pingsan bukan karena
Virus Corona, namun karena mengidap penyakit epilepsi (Kominfo,
29 Januari 2020).
64
Selanjutnya di Singkawang juga beredar informasi melalui
WhaatsApp bahwa terdapat satu orang pasien positif suspek
Corona dari Puskesmas Singkawang Selatan yang dirujuk ke
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Abdul Aziz, Kota
Singkawang. Namun hal tersebut dibantah oleh Direktur RSUD dr.
Abdul aziz yang mengatakan hingga 01 Februari 2020, belum ada
warga yang berstatus ODP (Kominfo; 02 Februari 2020).

Diberitakan oleh Kominfo, bahwa telah beredar melalui


Whatsapp seorang mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta
(UNY) terinfeksi Corona, namun berita tersebut diluruskan oleh
Dinas kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta bahwa yang
terjangkit bukan mahasiswa UNY, namun seorang warga dalam
pengawasan (Nurhadi, M.; 2020).

Di Jakarta telah beredar di media sosial bahwa sekolah


Internasional Mentari International School telah meliburkan siswa
dan gurunya karena diduga ada yang terkena Virus Corona.
Namun hal itu dibantah Kepala Sekolahnya, beliau menjelaskan
bahwa sekolah diliburkan selama 4 hari karena akan disemprot
desinfektan (Garjito, D.& Intan, R; 2020).

Disinyalir oleh Kominfo, bahwa telah beredar sebuah video di


media sosial yang memperlihatkan seorang satpam tiba-tiba jatuh
ke lantai di daerah Tanjung Duren, sehingga membuat orang di
sekitarnya panik. Pada video itu terdapat keterangan bahwa
petugas keamanan tersebut terkena Virus Corona, namun setelah
diperiksa petugas medis, ternyata dia pingsan karena sakit flu
(Kominfo, 24 Maret 2020).

Dikabarkan oleh Kominfo tentang adanya berita yang beredar


di media sosial yang menyatakan bahwa ada seorang pasien
terinfeksi Virus Corona dan dirawat di RSUD Cibabat, Cimahi. Akan
tetapi, menurut Plt. Direktur Utam rumah sakit pasien yang masuk
IGD 06 Maret 2020 adalah pasien batuk, pilek dan menyerupai
infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) (Kominfo, 10 Maret 2020).
65
Beredar dari Twitter bahwa di sebuah Mall Kawasan Pantai
Indah Kapuk seorang perempun terlihat terkapar dan diduga
terpapar Virus Corona, akan tetapi setalah dilakukan pengecekan,
ternyata lokasi tersebut bukan di PIK, namun di Clementi Mall
Singapura (Gunadha, R. & Aditya, R; 2020).
Kominfo juga mengabarkan bahwa telah beredar pesan
berantai yang menyatakan bahwa Tim Medis RSUD Ciereng
Subang yang sedang melakukan evakuasi penumpang Bis
Primajasa yang meninggal dunia dan diklaim sebagai akibat Virus
Corona. Namun fakta dari berita tersebut menurut Kabid Humas
Polda Jawa Barat, ybs meninggal karena sakit maag, dan diduga
gagal ginjal (Kominfo, 24 Maret 2020).

Di Tangerang juga beredar melalui tangkapan layar seorang


penderita COVID-19 menjadi calon penumpang ojek onlinedi
penginapan Aeropolis Neglasari Kota Tangerang untuk diantar ke
Wisma Atlet C2 di Kemayoran. Setelah dikonfirmasi melalui
Marketing Coomunication Aeropolis, dijelaskan bahwa tidak ada
penghuni yang menderita COVID-19 (Kominfo; 24 Maret 2020).

Di Solo, beredar pesan melalui Whatsapp, yang menyebutkan


adanya penjemputan paksa orang dalam pengawasan (ODP)
Corona di Karanganyar. Dalam gambar dan keteranganya terlihat
penjemputan dilakukan oleh ambulans dan petugas medis lengkap
dengan pakaian alat pelindug diri. Menurut Babinsa setempat, ia
membenarkan bahwa terdapat warga berstatus, ODP akan tetapi
video/foto tersebar tersebut, bukan berada di wilayahnya
(Kominfo, 24/3/2020).

13.2 Deskripsi Tentang Kesehatan

Deskripsi tentang kesehatan dalam berita hoax diawali


dengan munculnya penjelasan bahwa merokok dapat mencegah
dan mengobati sakit akibat COVID-19 (Gunadha,R & Intan, R;
2020).

66
Diberitakan pula bahwa bawang putih dapat digunakan untuk
menyembuhkan infeksi akibat virus Corona (Kominfo; 28 Januari
2020; Garjito,D & Aditya, R (2020).

Sementara itu Garjito,D & Aditya, R. (2020) juga menuliskan


bahwa ada berita yang menyatakan bahwa, cuaca dingin dan salju
membunuh virus COVID-19, hal ini diklarifikasi oleh WHO yang
menyatakan bahwa berita tersebut adalah mitos dan sebaiknya
tidak dipercaya. Pengering tangan, lampu, desinfeksi, ultraviolet
(UV) namun menurut WHO pengering tangan tidak efektif
membunuh COVID-19, cuci tangan memakai sabun dan air
merupakan cara terbaik. Adapun lampu UV tidak digunakan untuk
mensterilkan tangan karena radiasi UV (Garjito,D & Aditya, R. ;
2020).

Menyemprotkan alkohol ke seluruh tubuh efektif membunuh


virus Corona, namun menurut WHO hal tersebut tidak benar,
karena menyemprotkan bahan tadi justru akan berbahaya bagi
tubuh, terlebih jika masuk ke dalam mata dan mulut. Berita
selanjutnya disebutkan bahwa membasuh hidung dengan garam
dapat mencegah infeksi virus Corona, namun tidak ada bukti
mencuci hidung dengan garam dapat melindungi dari infeksi
COVID-19 (Garjito,D & Aditya, R ;2020).

Adapun nyamuk dan hewan peliharaan diduga dapat


menularkan virus Corona, namun sampai saat ini tidak ada bukti
yang menjelaskan hal tersebut. Mandi air panas diberitakan dapat
mencegah virus Corona akan tetapi menurut WHO, mandi air
panas tidak akan mencegah dari terinfeksi Virus COVID-19.
Adapun adanya informasi bahwa antibiotik dapat membunuh virus
Corona, informasi tersebut salah karena antibiotic membunuh
bakteri bukan virus (Garjito,D & Aditya, R. 2020).

Sementara itu menurut Kominfo, telah tersiar kabar yang


dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI bahwa Virus Corona
dapat dicegah dengan rutin minum air putih dan menjaga
67
tenggorokan tetap lembab, namun hal itu dibantah oleh Direktur
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian
Kesehatan yang mengatakan bahwa Kemenkes tidak
mengeluarkan berita tersebut (Kominfo, 27/1/2020).

Berita hoax yang menyatakan bahwa menurut Presiden


Jokowi, minum Bodrex dapat menyembuhkan infeksi Corona
(Kominfo; 28 Januari 2020), demikian pula dengan cairan Dettol
ditemukan pesan di sosial media Whatsapp yang menyebutkan
bahwa virus Corona dapat dicegah dengan cara rutin minum air
putih dan menjaga kelembapan tenggorokan (Gunadha,R &
Rahmayunita, H;2020).
Tersiar berita bahwa tisu basah dapat digunakan sebagai
pengganti masker (Gunandha, R. &Aditya, R.;2020). Kominfo (01
Februari 2020) memberitakan bahwa telah beredar sebuah
gambar hasil tangkapan layar dengan narasi judul "Waspada! Virus
Corona Bisa Menular Lewat Game Free Fire", namun menurut
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit, kemungkinan penyebaran virus Corona melalui barang
sangatlah rendah.

Disinyalir oleh Kominfo, adanya berita hoax yang menyatakan


bahwa dengan berwudhu dapat membunuh virus Corona. Berita
tersebut telah diklarifikasi oleh dokter dari Rumah Sakit OMNI
Hospital Pulomas yang menyatakan bahwa Virus Coronas sejauh
ini dibunuh dengan menggunakan desinfektan (Kominfo; 01
Februari 2020).

Di samping itu, beredar pula berita di media sosial Facebook


dengan narasi "Alhamdulillah..!Kita Tinggal Di Indonesia! Di Pimpin
Pak Jokowi Menghadapi Corona Serasa Hanya Menghadapi
Demam Sehabis Main Hujan2an, klaim tersebut tidak terbukti
karena upaya pemerintah menghadapi Virus Corona diantaranya
adalah dengan menghentikan sementara impor dari Tiongkok,
menghentikan penerbangan dari dan ke Tiongkok, mengatur ulang

68
pemberian visa hingga menyiapkan rumah sakit bagi yang
terinfeksi virus tersebut (Kominfo; 10 Maret 2020).

Kominfo memberitakan bahwa telah beredar melalui


postingan di media sosial yang mengklaim bahwa vaksin anti Virus
Corona telah ada dan dikembangkan sebelumnya. Klaim itu secara
luas dibagikan dalam sebuah grup anti-vaksin di Facebook, di
mana beberapa pengguna mengatakan penyakit ini bisa menjadi
rencana pemerintah untuk melakukan vaksinasi ke lebih banyak
orang. Namun hal tersebut terbantahkan oleh ahli dari Universitas
John Hopkins yang mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada
vaksin Virus Corona (Kominfo; 27 Januari 2020).

Santoso, A. (2020), memberitakan bahwa telah beredar pesan


berantai di WhatsApp group (WAG) tentang akan diadakannya
penyemprotan racun untuk mengatasi virus Corona COVID-19
lewat udara, namun menurut juru bicara pemerintah untuk
penanganan Virus Corona hal itu tidak benar.

Kominfo juga menyatakan bahwa telah beredar berita hoax


tentang obat Avigan yang diimpor dari Cina merupakan obat
pembunuh janin (Kominfo; 24 Maret 2020).

13.3 Deskripsi Tentang Perilaku Masyarakat

Jemadu, L., (2020) menyampaikan bahwa masuknya virus


Corona di Indonesia, mencoba mengetengahkan sebuah teori yang
menyebut bahwa penulis Amerika Serikat, Dean Koontz, sudah
memprediksi merebaknya virus mematikan ini sejak 1981. Selain
itu muncul berita hoax bahwa Corona sudah muncul di buku Iqro
namun menurut penjelasan dari Sekretaris Jenderal Dewan
Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Corona dalam
Bahasa Arab bukan berarti virus (Gunadha, R. & Aditya, R; 2020).

Novinty, D. & Pratnyawan, A. (2020) mengabarkan bahwa dari


sebuah instagram diketahui seseorang memborong mie instan

69
berkardus-kardus dan diduga karena takut Corona,namun berita
telah diklarifikasi bahwa hal tersebut dilakukan sebagai belanja
grosiran.

Beredar melalui Whatsapp, bahwa Gubernur DKI Jakarta


menghimbau untuk menyetop berbagai aktivitas publik terkait
Virus Corona, namun berita tersebut telah diklarifikasi oleh
Pemprov DKI melalui akun Facebooknya, bahwa berita tersebut
tidak benar (Gunadha, R. & Adiyta, R.; 2020).

Kominfo memberitakan bahwa telah beredar informasi di


media sosial Whatsapp yang menyebutkan adanya penutupan
sejumlah gerbang tol menuju Jakarta, diantaranya: arah Tangerang
ke Jakarta, arah Depok Bogor ke Jakarta, arah Bekasi ke Jakarta,
namun berita tersebut telah diluruskan oleh PT Jasa Marga
(Kominfo, 21 Maret 2020).

Telah beredar informasi viral di media sosial Facebook yang


menyebutkan bahwa Prabowo menghilang disaat negara lagi
genting. Akan tetapi, juru bicara Prabowo Subianto, mengatakan
bahwa Prabowo meminta TNI menjemput alat kesehatan dari
Shanghai, Tiongkok (Kominfo; 23 Februari 2020).

Kominfo juga memberitakan bahwa telah beredar di media


sosial sebuah gambar yang terdiri atas empat foto yang berbeda
dilengkapi narasi “Keadaan kota kota di dunia saat Corona
mendera datang. Jakarta paling beda...! Nekat, Tidak Mengerti,
atau...?”. Masing foto tersebut bertuliskan kota dan negara. Foto
kiri atas tertulis “WUHAN”, foto kanan atas tertulis “ITALY”, foto
kiri bawah tertulis INDONESIA. Setelah dilakukan penelusuran
ternyata foto yang bertuliskaan INDONESIA adalaah foto yang
setidaknya sudah diunggah di internet sejak tahun 2016 (Kominfo;
22 Maret 2020).

Beredar di media sosial Twitter foto paket bantuan COVID-19


Tiongkok yang bertuliskan "To: Front Pembela Islam", ternyata

70
foto tersebut merupakan hasil suntingan. Diketahui paket bantuan
COVID-19 bertuliskan “Tsingshan Charity Foundation” bukan "To:
Front Pembela Islam". Disitir dari cnnindonesia.com, Wakil Kepala
Perwakilan RI di Beijing Dino Kusnadi menyebutkan bahwa
peralatan kesehatan merupakan bantuan dari berbagai pihak
diantaranya Inacham dan Tsingshan Charity Foundation, berupa
masker, pelindung wajah, kacamata, baju pelindung petugas
kesehatan, dan alat tes COVID-19 (Komninfo; 23 Maret 2020).

Berita hoax lainnya adanya sebuah foto dilengkapi narasi “KH


K.H Ma’ruf Amin menghimbau kepada seluruh umat ISLAM di
INDONESIA untuk melakukan sholat TOBAT supaya virus corona
atau COVID-19 agar cepat teratasi”. Namun, faktanya foto
tersebut merupakan dokumentasi Sekretariat Wakil Presiden yang
ditayangkan oleh media online Republika dengan judul sebut
belum ada perubahan persiapan haji pada Jum’at 06 Maret 2020
(Kominfo; 23 Maret 2020).

Perilaku masyarakat dalam menyebarkan berita hoax juga


dicerminkan dari beredarnya di Facebook sebuah foto berjudul
“Foto Dokter Hadio di Pagar Temui Anak Sebelum Meninggal
Terinfeksi Corona, akan tetapi fakta sebenarnya foto tersebut
bukan foto dokter Hadio yang meninggal karena Virus Corona,
namun seorang dokter yang berasal dari Malaysia (Kominfo; 24
Maret 2020).

Berita hoax masih dilengkapi dengan beredarnya di media


sosial sebuah tautan berjudul "Jokowi Minta Perbanyak Acara di
Daerah Wisata yang Terdampak Virus Corona". Terhadap tautan
itu muncul narasi sebagai berikut "Ben modyar kabeh (biar
meninggal semua) rakyatnya...biz itu WNA china digratiskan
masuk, Truz yg disalahkan gubernur jkt, buzzer dungu Pura pura
gila aah,". Klaim narasi tersebut salah karena artikel tersebut
muncul pada 25 Februari 2020, sedangkan Virus Corona baru
terungkap 02 Maret 2020 (Kominfo; 24/3/2020).

71
Beredar informasi di media sosial dan pesan berantai yang
berisi narasi yang menyebutkan bahwa Pemerintah akhirnya
memutuskan untuk melakukan lockdown di Indonesia mulai
tanggal 20 Maret 2020. Akan tetapi tautan video pada postingan
tersebut berisi siaran press Menlu RI mengenai kebijakan
tambahan Pemerintah Indonesia terkait perlintasan orang dari dan
ke Indonesia terkait Virus Corona-19 (Kominfo; 20 Maret 2020).

Kominfo juga mendeteksi adanya informasi di media sosial


yang menyebutkan bahwa pada 25 Maret 2020 Pemeritahan
Provinsi Bali akan melakukan lockdown. Namun menurut
Sekeretaris Daerah Provinsi Bali, akan ada penutupan bandara dan
semua aktivitas di Bali karena tanggal 25 Maret bertepatan
dengan Hari Raya Nyepi (Kominfo;20 Maret 2020).

Beredar kabar berantai melalui WhatApp akan adanya


penutupan pasar tradisional Wameo di kota Bau-bau, dijelaskan
bahwa pasar ditutup untuk dibersihkan dan dimaksudkan untuk
mencegah Virus Corona. Namun berita tersebut sudah disanggah
oleh Pemerintah Kota Bau–Bau yang mengatakan bahwa berita
tersebut tidak benar (Kominfo; 21 Maret 2020).

Berikutnya masih berkaitan dengan pasar, diberitakan oleh


Kominfo, bahwa telah beredar pesan berantai di media sosial
WhatsApp yang menyatakan bahwa berdasarkan informasi dari
pedagang sayur dan buah Pasar Induk Tanah Tinggi, mulai Senin-
Kamis akan lockdown. Berita tersebut telah disanggah oleh
Pemkot Tangerang yang mengatakan bahwa tidak ada penutupan
pasar di Kota Tangerang (Kominfo; 23 Maret 2020).

Ternyata berita hoax tentang pasar yang akan ditutup juga


beredar di Bangka, menurut Kominfo, pasar Muntok akan ditutup
selama 3 hari mulai tanggal 29 Maret 2020, akan tetapi berita
tersebut dianulir oleh Kepala Dinas Koperasi UKM dan
Perindustrian Kabupaten Bangka Barat (Kominfo; 24 Maret 2020).

72
Berita hoax tentang pasar masih berlanjut dengan beredarnya
pesan berantai Whatsapp yang berisi informasi bahwa pada hari
Minggu tanggal 22-29 Maret 2020 akan dilakukan penutupan
Pasar Tanjung dan semua pertokoan yang ada di Mojokerto. Akan
tetapi menurut Kepala Disperindag Kota Mojokerto menegaskan
bahwa informasi tersebut adalah tidak benar (Kominfo; 24 Maret
2020).

Berita bohong masih terus ada dengan beredarnya unggahan


melalui Facebook yang menyebutkan bahwa Pasar Inpres Soe di
Nusa Tenggara Timur akan ditutup akibat Corona. Namun menurut
Kasat Reskrim Timor Tengah, polisi berhasil menangkap pelaku
penyebar hoax, dan setelah diperiksa, pelaku dilepaskan oleh
pihak berwajib, setelah ybs menandatangani surat di atas materai,
yang menyatakan bahwa ybs tidak akan mengulangi perbuatannya
lagi (Kominfo; 24 Maret 2020).

73
14. KEBIJAKAN DALAM PENANGANAN DAN PENGENDALIAN
MENGENAI COVID-19

COVID-19 merupakan genus corona virus β, covid-19 ini


memiliki genetic yang berbeda degan SARs –CoV dan Mers-CoV.
Coronavirus sensitive terhadap sinar ultraviolet dan panas, dan
dapat dinonaktifkan secara efektiv ketika suhu lingkungan 56⁰C
selama 30 menit mengandung klorin, asam pyroxyacetic dan
chloroform kecuali chlorhexidine.

Berdasarkan bukti yang tersedia, COVID-19 dapat menular


melaui kontak dekat dan droplet, bukan melalui transmisi udara.
orang yang paling beresiko tertular adalah mereka yang kontak
langsung dengan yang terinfeksi atau orang yang merawat pasien
COVID-19. Tindakan pencegahan dan mitigasi merupakan kunci
penerapan di pelayanan kesehatan dan masyarakat.

a. Partisipasi Masyarkat dalam Penanganan COVID-19

Partisipasi masyarakat memiliki peranan penting dalam


upaya pencegahan terjadinya penyabaran wabah COVID-19.
Pemerintah telah menganjurkan masyarakat untuk
menerapkan social distancing (pembatasan social) dan
physical distancing (pembatasan fisik) guna memotong rantai
penyebaran terebut.

Pelaksanaan kebijakan pemerintah sebagaimana telah


diatur dalam UU No.4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit
Menular, mensyaratkan keterlibatan masyarakat secara aktif,
seperti : masyarakat patuh terhadap imbauan agar tetap
dirumah, ikut serta dalam pencegahan penyebaran
dilingkungan masing-masing dan ikut memberi subangan
materi maupun tenaga sukarela. Tanpa partisipasi
masyarakat, tujuan pelaksanaan kebijakan tersebut tidak
akan tercapai dengan baik.

74
Partisipasi masyarakat dalam penanganan Covid-19
mempunyai peranan penting, masyarakat dapat berperan
sebagai objek dan subjek penanganan COVID-19. untuk itu
kesadarn masyarakat untuk melakukan social distancing
/physical distancing, self quarantine dan self isolation sangat
pencegahan dan penanganan penyebaran COVID-19.

Masyarakat harus mengacu pada penciptaan peluang yang


memberikan ruang bai anggota masyarakat untuk aktif
terlibat dan untuk menarik manfaat dari kegiatan yang diikuti.
(Theron dan Mchunu, 2014). Dalam hal ini, masyarakat dapat
merasakan manfaat ketika terlibat dalam penanganan
penyebaran Covid-19. Gagasan partisipasi masyarakat ini
mirip dengan prinsip pembangunan berbasis masyarakat,
dimana anggota masyarakat memobilisasi diri mereka sendiri
dan memikul tanggung jawab dalam penanganan Covid-19.

b. Penguatan organisasi

Pencegahan dan pengendalian COVID-19 harus


ditempatkan pada prioritas paling utama dalam segala
kebijakan pemerintahan. Institusi kesehatan pada semua
tingkatan/ level harus mengikuti pentunjuk pemerintah
pusat/ daerah setempat dan memperkuat pedoman kerja
pencegahan dan pengendalian epidemi loka dan membentuk
kelompok ahli pencegahan dan pengendalian COVID-19 yang
melibatkan para ahli dan pemangku kepentingan terkait.

75
Gambar 7.
Alur Peringatan Dini di China
Sumber: Vileg et al. BMC Public Healtd (2017) 17:415

Pada epedemi yang terjadi di Cina, tanggung jawab Pusat


Pencegahan dan Pengedalian Penyakit Center for Disease
Control and Preventions (CDC) pada semua tingkatan termasuk
mengatur, koordinasi, supervisi, dan evaluasi surveilans untuk
penumpulan, analisis, laporan dan memberikan umpa balik
terhadap data monitoring, melakukan pelatihan investigasi
lapangan, pemeriksaan laboratorium dan pengetahuan profesional
lainnya, memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat
dan evaluasi resiko, menyiapan pedoman metode perlindungan
pribadi/ individu untuk masyarakat umum dan orang-orang khusus
dan petunjuk disinfeksi tempat-tempat khusus.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, Presiden Joko Widodo


menetapkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 7 Tahun 2020
tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19).

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, yang berada


dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden, bertujuan:

76
2. Meningkatkan ketahanan nasional dibidang kesehatan
3. Mempercepat penanganan COVID-19 melalui sinergi antar
kementrian/lembaga dan pemerintah daerah
4. Meningkatkan antisipasi pertimbangan eksklasi penyebaran
COVID-19
5. Meningkatkan sinergi pengambilan kebijakan Meningkatkan
kesiapan dan kemampuan dalam mencegah, mendeteksi dan
merespon.
6. Meningkatkan kesiapan dan kemampuan dalam mencegah,
mendeteksi dan merespon terhadap COVID-19.

Menurut Keppres ini Gugus Tugas Percepatan Penanganan


COVID-19 memiliki tugas: memberikan arahan kepada Pelaksana
dalam melaksanakan evaluasi pelaksanaan epercepatan
penanganan COVID-19.

Struktur Pelaksanaan dalam Gugus Percepatan Penanganan


COVID-19 memiliki tugas:

1) Menetapkan dan melaksanaan rencana operasional


percepatan penanganan COVID-19.
2) Mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan
percepatan penanganan COVID-19.
3) Melakukan pengawasan pelaksanaan percepatan penanganan
COVID-19.
4) Mengerahkan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan
percepatan penanganan COVID-19.
5) Melaporkan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-19
kepada Presiden dan Pengarah.

Langkah-langkah pencegahan yang paling efektif di


masyarakat meliputi:

a) Melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer


jika tangan jika tangan tidak terlihat kotor atau tangan
dengan sabun jika tangan terlihat kotor.

77
b) Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut.
c) Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung
dan mulut dengan lengan atas atau baian dalam atau tisu, lalu
buanglah tisu ke tempat sampah.
d) Pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan
melakukan kebersihan tangan setelah membuang masker.
e) Menjaga jarak (minimal 1 meter) dari orang yang mengalami
gejala gangguan pernapasan.

78
DAFTAR PUSTAKA

Abrar, Thea Fatanah. “Jangan Kaget, Ini Prediksi Sri Mulyani Soal
Ekonomi RI”. CNBC Indonesia. Diakses 12 Agustus 2020.
https://www.cnbcindonesia.com/market/20200419092613-
17152924/jangan -kaget-ini-prediksi-sri-mulyani-soal-ekonomi-ri.

Adit, A. (2020). 12 Aplikasi Pembelajaran Daring Kerjasama


Kemendikbud, Gratis!.
https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/22/123204571/12-
aplikasi-pembelajaran-daring-kerjasama-kemendikbud-gratis?
page=all

Advice on the use of masks in the context of COVID-19. Interim


guidance. Jenewa: World Health Organization; 2020 (tersedia di
https://www.who.int/publications/i/item/advice-on-the-use-of-
masks-in-the-community-during-home-care-and-in-healthcare-
settings-in-the-context-of-the-novel-coronavirus-(2019-ncov)-
outbreak).

Ai, T., Yang, Z. and Xia, L. (2020) ‘Correlation of Chest CT and RT-PCR
Testing in Coronavirus Disease’, Radiology, 2019, pp. 1–8. doi:
10.14358/PERS.80.2.000.

Alison Colman, “Net. Art and Net.Pedagogy: Introducing Internet Art to


the Digital Art Curriculum,” Studies in Art Education 46, no.
Technology issue (2018): 61-73.

Allcott, H., & Gentzkow, M. (2017). Social media and fake news in the
2016 election. Journal of Economic Perspectives, 31(2), 211–236.
doi:10.1257/jep.31.2.211

Allyn, M. R. (2003). Computers, gender and pay.Journal of Business


Economic Studies, 9, 33–44. [Google Scholar]

79
Arboleda-Flórez, J. (2002) ‘What causes stigma?’, World Psychiatry,
1(1), pp. 25–26. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1489829/.

Arif putra. 2020 “5 bahaya virus Corona yang membuat kita harus
waspada”.

Asadi S, Bouvier N, Wexler AS, Ristenpart WD. The coronavirus


pandemic and aerosols: Does COVID-19 transmit via expiratory
particles Aerosol. Sci Technol. 2020;54:635-8.

Astuti I dan Ysrafil, (2020): Severe Acute Respiratory Syndrome


Coronavirus 2 (SARS-CoV-2): An overview of viral structure and
host response, Diabetes & Metabolic Syndrome, doi:
10.1016/j.dsx.2020.04.0 20.

Bayu Tejo, Muhammad et al. 2020. Budaya Media Social, Edukasi


Masyarakat dan Pandemi COVID-19. Jurnal Sosial dan Budaya
Syar-i/ FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Vol. 7 No. 6, pp. 529-
542, DOI: 10.15408/sjsbs.v7i5.15210.

Bhwana, Petir Garda, “Ministry Proposes Soft Loans for SMEs Affected
by COVID- 19.” Tempo.co. Diakses 12 Agustus 2020.
https://en.tempo.co/read/1327970/minist ry-proposes-soft-loans-
for-smes- affected-by-covid-19.

Bourouiba L. Turbulent Gas Clouds and Respiratory Pathogen


Emissions: Potential Implications for Reducing Transmission of
COVID-19. JAMA. 2020;323(18):1837-1838.

Bruns DP, Nina VK, Thomas RB. COVID-19: Facts, Cultural


Considerations, and Risk of Stigmatization. First Published April 21,
2020. J of Transcul Nurs.

Budiansyah, A. (2020). Internet Digratiskan Selama Wabah Corona di


RI, Setuju?

80
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200407180620-37-
150401/internet-digratiskan-selama-wabah-corona-di-ri-setuju.

Burke RM, Midgley CM, Dratch A, Fenstersheib M, Haupt T, Holshue M,


et al. Active Monitoring of Persons Exposed to Patients with
Confirmed COVID-19 —United States, January–February 2020.
MMWR Morb Mortal Wkly Rep. 2020;69(:245-6.

Chakraborty, M. and Muyia Nafukho, F. (2014), "Strengthening student


engagement: what do students want in online courses?",
European Journal of Training and Development, Vol. 38 No. 9, pp.
782-802.

Chan JF, Kok KH, Zhu Z, Chu H, To KK, Yuan S, Yuen KY. Genomic
characterization of the 2019 novel human-pathogenic coronavirus
isolated from a patient with atypical pneumonia after visiting
Wuhan. Emerg Microbes Infect. 2020 Dec;9(1):221-236.

Chan JF-W, Yuan S, Kok K-H, To KK-W, Chu H, Yang J, et al. A familial
cluster of pneumonia associated with the 2019 novel coronavirus
indicating person-to-person transmission: a study of a family
cluster. Lancet. 2020;395 14-23.

Chasanah, ARU, Khoiri, N .& Nuroso, H. (2016). Efektivitas Model


Project Based Learning terhadap Keterampilan Proses Sains dan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Pokok Bahasan Kalor
Kelas X SMAN 1 Wonosegoro Tahun Pelajaran 2014/2015.
Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika. 7 (1), 19-24.
http://journal.upgris.ac.id/index.php/JP2F/article/view/1149DOI:h
ttp://dx.doi.org/10.26877/jp2f.v7i1.1149

Chia PY, untuk Singapore Novel Coronavirus Outbreak Research T,


Coleman KK, Tan YK, Ong SWX, Gum M, et al. Detection of air and
surface contamination by SARS-CoV-2 in hospital rooms of
infected patients. Nat Comm. 2020;11(1).24.Guo Z-D, Wang Z-Y,
Zhang S-F, Li X, Li L, Li C, et al. Aerosol and Surface Distribution of

81
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 in Hospital
Wards, Wuhan, China, 2020. Emerg Infect Dis. 2020;26(7).

Cheng VCC, Wong SC, Chen JHK, Yip CCY, Chuang VWM, Tsang OTY, et
al. Escalating infection control response to the rapidly evolving
epidemiology of the coronavirus disease 2019 (COVID-19) due to
SARS-CoV-2 in Hong Kong. Infect Control Hosp Epidemiol.
2020;41:493-8.

Corman, V.M.; Landt, O.; Kaiser, M.; Molenkamp, R.; Meijer, A.; Chu,
D.K.; Bleicker, T.; Brünink, S.; Schneider, J.; Schmidt, M.L.; et al.
(2020): Detection of 2019 novel coronavirus (2019-nCoV) by real-
time RT-PCR. Eurosurveillance, 25, 2000045.

De-Graft Aikins, A. (2006) ‘Reframing applied disease stigma research:


A multilevel analysis of diabetes stigma in Ghana’, Journal of
Community and Applied Social Psychology, 16(6), pp. 426–441.
doi: 10.1002/casp.892.

Döhla M, Wilbring G, Schulte B, Kümmerer BM, Diegmann C, Sib E, et


al. SARS-CoV-2 in environmental samples of quarantined
households (pracetak). MedRxiv. 2020 doi:
10.1101/2020.05.02.20088567

Dr. Meva nareza. 2020.”cegah virus corona dengan memperkuat sistem


imun”.

Dymond SJ, (2013): Quantitative PCR, Methods in Enzymology, 529:


279-289.

Enosawa M, Kageyama Sawai K, et al, (2003): Use of loop- mediated


isothermal amplification of the IS900 sequence for rapid detection
of cultured Mycobacterium avium subsp, paratuberculosis, J Clin.
Microbiol, 41:4359-4365.

Garjito, D.& Intan, R. (2020). Benarkah ada siswa positif Virus Coron di
MISB? 10 Maret, 2020. https://www.suara.com/news.
82
Garjito, D. & Aditya, R. (2020).15 Mitos Virus Corona dari Makan
Bawang Putih ssampai Mandi Air Panas. Jum’at, 06 Maret 2020.
17;49 WIB.https://www.suara.com/news/

Gunadha, R. & Intan, I.(2020). Ada Korban Virus Corona di Pantai Indah
Kapuk, Benarkah?, 15 Maret 2020. https://www.suara.com/news.

Gunadha, R.& Rahmayunita, H. (2020). 6 Berita Palsu soal Virus Corona,


Salah Satunya Minum Bodrex Sembuh. Kamis, 30 Januari 2020 |
17:57 WIB. https://www.suara.com/news.

Gunadha, R & Rahmayunita, ,H. (2020). CEK FAKTA: Benarkah Cairan


Dettol Ant iseptik Bisa Membunuh Virus Corona?. Senin, 03
Februari 2020, 20:04 WIB.https://www.suara.com/news.

Gunadha, R.& Aditya, R.(2020). Benarkah anies imbau tutup aktivitas


publik karena Corona?. 12 Maret 2020.
Http://www.suara.com/news.

Gunadha, R. &Aditya, R. (2020). Benarkah Tisu Basah Alternatif


Menyiasati Kelangkaan Masker?, Rabu, 04 Maret 2020.
http://www.suara.com.

Gunadha,R & Aditya, R. (2020). Corona muncul dalam buku


Iqro? Jum’at, 31 Januari 2020. Https;//www.suara.com/news

Gunawan, Suranti, NMY. & Fathoroni (2020). Variations of Models and


Learning Platforms for Prospective Teachers Duringthe COVID-19
Pandemic Period. Indonesian Journal of Teacher Education. 1 (2),
61-70. https://journal.publication-
center.com/index.php/ijte/article/view/95/48

Ghinai I, McPherson TD, Hunter JC, Kirking HL, Christiansen D, Joshi K,


et al. First known person-to-person transmission of severe acute
respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) in the USA.
Lancet. 2020;395:1137-44.

83
Green K, Winter A, Dickinson R, Graziadio S, Wolff R, Mallett S and
Allen J, (2020): What tests could potentially be used for the
screening, diagnosis and monitoring of COVID-19,
www.cebm.net/covid-19.

Gunawan, Suranti, N. M. Y., & Fathoroni. (2020). Variations of Models


and Learning Platforms for Prospective Teachers During the
COVID-19 Pandemic Period. Indonesian Journal of Teacher
Education, 1(2), 61–70.

Hamilton, Martill, and Millar, “Power, the State, and the Social Media
Network.”

Hamner L, Dubbel P, Capron I, Ross A, Jordan A, Lee J, et al. High SARS-


CoV-2 Attack Rate Following Exposure at a Choir Practice —Skagit
County, Washington, March 2020. MMWR Morb Mortal Wkly Rep.
2020;69:606-10.

Hakim, Rakhmat Nur. “Jokowi Gelontorkan Rp 405,1 Triliun untuk Atasi


COVID-19, Ini Rinciannya.” Kompas. Diakses 12 Agustus 2020.
https://nasional.kompas.com/read/2020/03/31/18253871/jokowi
-gelontorkan-rp-4051-triliun-untuk-atasi-covid-19-ini- rinciannya.

Hanson et al., “Use and Acceptance of Social Media among Health


Educators”; Richert et al., “Media ad Social Partners: The Social
Nature of Young Children’s Learning From Screen Media.”

Hermann, M., Pentek, T.& Otto, B. (2016). Design Principles for


Industrie 4.0 Scenarios. Presented at the 49th Hawaiian
International Conference on Systems Science.
https://pdfs.semanticscholar.org/069c/d102faebef48fbb7b531311
e0127652d926e.pdf

Huang C, Wang Y, Li X, Ren L, Zhao J, Hu Y, et al. Clinical features of


patients infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China.
Lancet. 2020;395:497-506.

84
Infection Prevention and Control of Epidemic and Pandemic prone
Acute Respiratory Infections in Health Care. Jenewa: World Health
Organization; 2014 (tersedia di
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/112656/97892
41507134_eng.pdf;jsessionid=41AA684FB64571CE8D8A453
C4F2B2096?sequence=1).

Itou K, Markotter W dan Nel LH, (2014): Reverse Transcription-Loop-


Mediated Isothermal Amplification System for the Detection of
Rabies Virus, Current Laboratory Techniques in Rabies Diagnosis,
Research, and Prevention, Academic Press, 85-95

Jemadu;L (2020).Cek Fakta: Buku Novel dari Tahun 1981 Sudah


Ramalkan Virus Corona?, Senin 02 Maret 2020. 22.01 WIB.
Https://www.suara.com.

Jernigan DB, (2020): Update: Public Health Response to the Coronavirus


Disease 2019 Outbreak — United States, February 24, 2020, CDC,
69 (8): 216-219

Kagermann, H., Lukas, W.D.& Wahlster, W. (2013).Final report:


Recommendations for implementing the strategic initiative
INDUSTRIE 4.0.Industrie 4.0 Working Group.
https://www.din.de/blob/76902/e8cac883f42bf28536e7e8165993
f1fd/recommendations-for-implementing-industry-4-0-data.pdf

Kementerian Kesehatan RI. 2014c. Peraturan Menteri Kesehatan RI


Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
Jakarta. Kemenkes RI

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Peraturan menteri


kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 Tentang
Pedoman PPI. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). 2.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Pedoman
Kesiapsiagaan Menghadapi MERSCoV di Indonesia.

85
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. “Perkembangan
Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar
(UB) Tahun 2017-2018.” Diakses 13 Agustus 2020.
http://www.depkop.go.id/uploads/laporan/1580223129_PERKEM
BANGAN%20DATA%20USAHA%20MIKRO,%20KECIL,
%20MENENGAH%20(UMKM)%20DAN%20USAHA%20BESAR
%20(UB)%20TAHUN%202017%20-%202018.pdf.

Keppres No. 7 Tahun 2020 (2020) Keputusan Presiden Republik


Indonesia No. 7 Tahun 2020 Tentang Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Indonesia.

Keppres No. 9 Tahun 2020 (2020) Keputusan Presiden Republik


Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas
Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 Tentang Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Indonesia.

Khailany RA, Safdar M dan Ozaslan M, (2020): Genomic


Characterization of a Novel Sars-CoV-2, Gene Reports, 19 (2020),
doi: 10.1007/s10096-020- 03899-4

Khasir J dan Yaqinuddin A, (2020): Loop mediated isothermal


amplification (LAMP) assays as a rapid diagnostic for COVID-19,
Medical Hypotheses, doi: 10.1016/j.mehy.2020.1 09786

Kominfo. (2020). Dipimpin Pak Jokowi Menghadapi Corona Serasa


Hanya Menghadapi Demam. 10 Maret 2020.
https://kominfo.go.id/content/detail.

Kominfo. (2020). Foto Dokter Hadio Berdiri di Pagar Temui Anak


Sebelum Meninggal Terinfeksi Corona, 24 Maret 2020.
https://kominfo.go.id/content/detail.

Kominfo. (2020).Jokowi: Virus Corona Minum Bodrex 5 Menit Langsung


Sembuh, 28 Januari 2020. https://kominfo.go.id/content/detail.

86
Kominfo. (2020).Obat Avigan yang Dipesan Jokowi adalah Obat
Pembunuh Janin 24 Maret. https://kominfo.go.id/content/detail.

Kominfo. (2020). Ma'ruf Amin Imbau Umat Islam Shalat Taubat agar
Virus Corona Cepat Teratasi, 23 Maret 2020. Http://
kominfo.go.id/content/detail.

Kominfo. (2020). Penyembuhan Virus Corona dengan Bawang Putih.28


Januari 2020. https://kominfo.go.id/content/detail.

Kominfo. (2020).Virus Corona Dapat Dicegah dengan Rutin Minum Air


Putih dan Menjaga Tengggorokan Tetap Lembab, 27 Januari
2020. https://kominfo.go.id/content/detail.

Kominfo. (2020). Data Tol yang Ditutup Arah DKI Jakarta.21Maret 2020.
https://www.kominfo.go.id/content/detail.

Kominfo. (2020). Vaksin Virus Corona Sudah Ada dan Dikembangkan


Sebelumnya, 27 Januari 2020.
Http://kominfo.go.id/content/detail.

Kominfo. (2020). Virus Corona Bisa Menular Lewat Game Free Fire. 01
Feb 2020https://kominfo.go.id/content/detail.

Kominfo.(2020). Foto Keadaan Kota-Kota di Dunia saat Corona


Mendera Datang. Jakarta Paling Beda, 22 Maret 2020.
https://kominfo.go.id/content/detail.

Kominfo.(2020).“To: Front Pembela Islam" pada Foto Paket Bantuan


COVID-19 Tiongkok, 23 Maret 2020.
https://kominfo.go.id/content/detail.

Kominfo.(2020). Jokowi Minta Perbanyak Acara Wisata agar Banyak


Rakyat Tewas karena Corona, 24 Maret 2020.
https://kominfo.go.id/content/detail.

87
Kominfo. (2020).Video Satpam Pingsan di Tanjung Duren, 24 Maret
2020. https://kominfo.go.id/content/detail.

Kominfo. (2020). Akhirnya Pemerintah Memutuskan Indonesia


Lockdown, 20 Maret 2020. https://kominfo.go.id/content/detail.

Kominfo. (2020). Jokowi Minta Perbanyak Acara Wisata agar Banyak


Rakyat Tewas karena Corona, 24 Maret 2020.
https://kominfo.go.id/content/detail.

Kominfo. (2020).Orang Terinfeksi Virus Corona di Rumah Sakit Wahidin


Makassar, 26 Januari 2020. https://kominfo.go.id/content/detail.

Kominfo. (2020).Virus Corona Dapat Dicegah dengan Rutin Minum


Air Putih dan Menjaga Tengggorokan Tetap Lembab, 27 Januari
2020. https://kominfo.go.id/content/detail.

Kominfo. (2020).Virus Corona Sudah Masuk di Jakarta, 1 Pasien di RSPI


Sulianti Saroso Jakarta Sedang Diisolasi, 26 Januari 2020.
https://kominfo.go.id/content/detail.

Kominfo. (2020). Video Detik-detik Warga Terkena Virus Corona di


Pusat Perbelanjaan Lombok, 29 Januari 2020;
https://kominfo.go.id/content/.

Kominfo. (2020).Virus Corona Diduga Sudah Menyebar dan Masuk ke


Indonesia di Gedung BRI 2, 23 Januari
2020.https://kominfo.go.id/content/detail.

Kominfo. (2020).WNA Asal China Terserang Corona di RSU Dr Soetomo


Surabaya, 27 Januari 2020.https://kominfo.go.id/content/detail.

Kominfo. (2020).Video Penumpang Bus Primajasa Meninggal di Cipali,


24 Maret 2020.https://kominfo.go.id/content/detail.

Kominfo. (2020).Pasien Corona Masuk RSUD Cibabat Cimahi, 10 Maret


2020. https://kominfo.go.id/content/detail.

88
Kominfo. (2020).Pasar Inpres Soe ditutup akibat Coron, 24 Maret 2020.
https://kominfo.go.id/content/detail.

Kominfo. (2020).Ada Virus Berbahaya di RSUP Dr. Sardjito, 23 Januari


2020. https://kominfo.go.id/content/detail.

Kominfo. (2020). Pasar Muntok akan Ditutup selama 3 Hari Mulai


Tanggal 29 Maret 2020, 24 Maret 2020.
https://kominfo.go.id/content/detail.

Kominfo. (2020).Pasar Induk Tanah Tinggi di Tangerang akan


Lockdown, 23 Maret 2020. https://kominfo.go.id/content/detail.

Kominfo.(2020).Pasar Wameo Tutup Pekan Depan Terkait Corona,21


Maret 2020.https://www.kominfo.go.id/content/detail.

Kominfo.(2020). Pasar Tanjung dan Semua Pertokoan Mojokerto


Ditutup Terkait Corona, 24 Maret 2020.
https://kominfo.go.id/content/detail

Kominfo.(2020). ODP Corona di Karanganyar Dijemput Paksa, 24 Maret


2020.https://kominfo.go.id/content/detail.

Kominfo. (2020). Pasien Positif Suspek Virus Corona di Singkawang, 02


Februari 2020. https://kominfo.go.id/content/detail.

Kominfo. (2020). Seorang Pasien Terpapar Virus Corona di RS Siloam


Jember, 20 Januari 2020. https://kominfo.go.id/content/detail.

Kominfo .(2020).Tiga Orang TKA China PT.IWIP Meninggal Dunia Akibat


Virus Corona

Korsman, S.N.J., van Zyl, G.U., Nutt, L., Andersson, M.I, Presier, W.
(2012). Viroloy. Chins: Churchill Livingston Elsevier.

Kusuma, J. W., & Hamidah. (2020). Platform Whatsapp Group Dan


Webinar Zoom Dalam Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa

89
Pandemik Covid 19. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume,
5(1).

Lee, A. (2020). Wuhan novel coronavirus ( COVID-19): why global


control ischallenging. Public Health, January, 19– 21.

Lewis, S., Whiteside, A. and Dikkers, A. (2015), "Providing Chances for


Students to Recover Credit: Is Online Learning a Solution?",
Exploring Pedagogies for Diverse Learners Online (Advances in
Research on Teaching, Vol. 25), Emerald Group Publishing Limited,
pp. 143-157.

Liu J, Liao X, Qian S, Yuan J, Wang F, Liu Y, et al. Community


Transmission of Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2,
Shenzhen, China, 2020. Emerg Infect Dis. 2020;26:1320-3.

Luo L, Liu D, Liao X, Wu X, Jing Q, Zheng J, et al. Modes of contact and


risk of transmission in COVID-19 among close contacts (pracetak).
MedRxiv. 2020 doi:10.1101/2020.03.24.20042606.

Ma J, Qi X, Chen H, Li X, Zhan Z, Wang H, etal. Exhaled breath is a


significant source of SARS-CoV-2 emission (pracetak). MedRxiv.
2020 doi: 10.1101/2020.05.31.20115154.

Maddock S dan Jenkins R, (2017): Quantitative PCR: Things to Consider,


in Understanding PCR, Academic Press: 45-52.

Matson MJ, Yinda CK, Seifert SN, Bushmaker T, Fischer RJ,


vanDoremalen N, et al. Effect of Environmental Conditions on
SARS-CoV-2 Stability in Human Nasal Mucus and Sputum. Emerg
Infect Dis. 2020;26(9).

Mehmet Kaya et al., eds., Putting Social Media and Networking Data in
Practice for Education, Planning, Prediction and Recommendation
(Singapore: Springer, 2020),
https://link.spinger.com/10.1007/978-3-030-33698-1; Daniel
Miller et al., eds., “Education and Young People,” in How the
90
World Changed Social Media (Media Kingdom: UCL Press, 2016),
70-84.

Mittal R, Ni R, Seo J-H. The flow physics of COVID-19. J Fluid Mech.


2020;894.

Molinda, M.(2005), Instructional Technology and Media for Learning


New Jersey Colombus, Ohio

MorawskaL, Cao J. Airborne transmission of SARS-CoV-2: The world


should face the reality. Environ Int. 2020;139:105730.

Mori Y.; Nagamine K.; Tomita N.; Notomi T. (2001): Detection of


Loop- Mediated Isothermal Amplification Reaction by Turbidity
Derived from Magnesium Pyrophosphate Formation. Biochem.
Biophys. Res. Commun., 289(1),150–154.10.1006/bbrc.2001.5921.

Muhyidin. 2020. COVID-19, New Normal dan Perencanaan


Pembangunan di Indonesia. The Indonesian Journal of
Development Planning Volume IV No. 2 –Juni 2020.

Mulyadi, Mohammad. 2009. Partisipasi Masyarakat dalam


Pembangunan Masyarakat Desa. Tangerang: Nadi Pustaka.

Mulyani, W. (2013). Pengaruh Pembelajaran Berbasis E-Learning


terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Impuls dan Momentum.
Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika FTK UIN Syarif Hidaytullah
Jakarta.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26232
/3/WIWI%20MULYANI-FITK.pdf

Nguyen T, Bang DD dan Wolff A, (2020): 2019 Novel Coronavirus


Disease (Covid- 19): Paving the Road for Rapid Detection and
Point- of-Care Diagnostics, Micromachines, 11, 306,
doi:10.3390/mi11030306.

91
Nisa, LC. (2002). Pengaruh Pembelajaran E-Learning Terhadap Hasil
Belajar Mata Kuliah Statistics Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris
Fakultas Tarbiyah IAINWalisongo. Jurnal Phenomenon 2(1), 7-26
.http://journal.walisongo.ac.id/index.php/Phenomenon/article/vie
w/416DOI:http://dx.doi.org/10.21580/phen.2012.2.1.416.

Noor, ME., Hardyanto, W &Wibawanto, H. (2017). Penggunaan E-


Learning dalam Pembelajaran Berbasis Proyek di SMA Negeri 1
Jepara. Innovative Journal of Curriculum and Educational
Technology 6 (1), 17-26.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujet/article/view/15572

Novinty, D. & Pratnyawan , A. (2020).Terungkap fakta di balik foto


borong mie instan takut Virus Corona, Kamis 05 Maret
2020.Http://www.suara.com/news/2020,diakses 23 Maret 2020.

Nurhadi, M. (2020).Beredar kabar mahasiswa UNY positif Corona,


Sutrisna Wibawa: Tidak benar, 14 Maret 2020.
Http://jogja.sura.com/read.

OECD. “SME Policy Responses.” Diakses 13 Agutus 2020.


https://read.oecd-ilibrary.org/view/?ref=119_119680-
di6h3qgi4x&title=Covid- 19_SME_Policy_Responses.

Ong SWX, Tan YK, Chia PY, Lee TH, Ng OT, Wong MSY, et al. Air, Surface
Environmental, and Personal Protective Equipment Contamination
by Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2)
From a Symptomatic Patient. JAMA. 2020 323(16):1610-1612.

Pakpahan, Aknolt Kristian. “Tanggung Jawab Pemerintah.” Pikiran


Rakyat, 4 Maret 2020, hal. 14.

Pastorino B, Touret F, Gilles M, de Lamballerie X, Charrel RN. Prolonged


Infectivity of SARS-CoV-2 in Fomites. Emerg Infect Dis. 2020;26(9).

92
Paules CI, Marston HD, Fauci AS. Coronavirus Infections—More Than
Just the Common Cold. JAMA. 2020;323(8):707–708. doi: 10.1001/
jama.2020.0757.

Pung R, ChiewCJ, Young BE, Chin S, Chen MIC, Clapham HE, et al.
Investigation of three clusters of COVID-19 in Singapore:
implications for surveillance and response measures. Lancet.
2020;395:1039-46.

Rahman, Riska. “37,000 SMEs hit by COVID-19 crisis as government


prepares aid.” The Jakarta Post. 13 Agustus 2020.
https://www.thejakartapost.com/news/2 020/04/16/37000-smes-
hit-by-covid-19- crisis-as-government-prepares-aid.html.

Report of the WHO- China Joint Mission on Coronavirus Disease 2019


(COVID-19) 16-24 Februari 2020. Jenewa: World Health
Organization; 2020 (tersedia di
https://www.who.int/docs/default-source/ coronaviruse/who-
china-joint-mission-on-covid-19-final-report.pdf).

Sabran & Sabara, E. (2018). Keefektifan Google Classroom sebagai


Media Pembelajaran. Prosiding Seminar Nasional Lembaga
Penelitian Universitas Negeri Makassar “Diseminasi Hasil
Penelitian Melalui Optimalisasi Sinta dan Hak Kekayaan
Intelektual”, 122-125.
https://ojs.unm.ac.id/semnaslemlit/article/view/8256

Sahin, A. (2013). STEM Project-Based Learning. Boston, USA:


SensePublishers

Santoso, Yusuf Imam. “Menghitung dampak COVID-19 terhadap dunia


usaha hingga UMKM.” Kontan.co.id. Diakses 13 Agutus 2020.
https://nasional.kontan.co.id/news/meng hitung-dampak-covid-
19

93
Santoso, A. (2020). Muncul broadcast penyemprotan racun Corona
malam ini dipastikan hoax. detik-News, 22 Maret 2020;
Http://news.detik.com/berita.

Santoso, E. (2009). Pengaruh Pembelajaran Online Terhadap Prestasi


Belajar Kimia Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa. Tesis.
Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret
Surakarta.https://core.ac.uk/download/pdf/12351793.pdf

Sari, IN. (2019). Pengaruh Penggunaan Google classroom terhadap


Efektivitas Pembelajaran Mahasiswa Universitas Islam Indonesia.
Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta.https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/13733

Septiawan, L. F., Mulyani, S. and Susanti, D. A. (2018) ‘Stigma patient


leader in sumberarum village district dander district bojonegoro
year 2017’, 8(2), pp. 27–32. Available at:
http://ejournal.rajekwesi.ac.id/index.php/jurnal-penelitian-
kesehatan/article/download/173/134.

Shen M, Zhou Y, Ye J, et al, (2020): Recent advances and perspective of


nucleic acid detection for coronavirus, Journal of
Pharmaceuticals Analysis, 10: 97-101.

Setyosari, P. (2007). Pembelajaran Sistem Online: Tantangan dan


Rangsangan. Majalah Ilmiah Pembelajaran 2, 1-10.
https://journal.uny.ac.id/index.php/mip/article/view/5992

Sucilestari, R. & Arizona, K. (2018). Peningkatan Kecakapan Hidup


melalui Pembelajaran Sains Berbasis Proyek. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Biologi. 436-441.
http://www.jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/SemnasBIO/article/
view/700

Sucilestari, R. & Arizona, K. (2018). Pengaruh Project Based Learning


pada Matakuliah Elektronika Dasar terhadap Kecakapan Hidup
Mahasiswa Prodi Tadris Fisika UIN Mataram. Konstan Jurnal Fisika
94
dan Pendidikan Fisika, 3 (1), 26-35.
https://jurnalkonstan.ac.id/index.php/jurnal/article/view/4DOI:htt
ps://doi.org/10.20414/konstan.v3i1.4

Sumber: https://setkab.go.id/presiden-teken-keppres-gugus-tugas-
percepatan-penanganan-covid-19/ diakses pada 19 Mare 2020.

Sun, L., Tang, Y., & Zuo, W. (2020). Coronavirus pushes education
online. Nature Materials, 20200205.

Suriadhi, Gede,. Tastra, I Dewa Kade. & Suwatra, Ign. Wayan.(2014).


Pengembangan E-Learning Berbasis Edmodo pada Mata Pelajaran
IPA Kelas VIII di SMP Negeri 2 Singaraja. Journal Edutech
Universitas Pendidikan Ganesha, 2(1).
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JEU/article/view/3795/
DOI:http://dx.doi.org/10.23887/jeu.v2i1.3795

Taskforce for the COVID-19 Cruise Ship Outbreak, Yamagishi T.


Environmental sampling for severe acute respiratory syndrome
coronavirus 2 (SARS-CoV-2) during a coronavirus disease ( COVID-
19) outbreak aboard a commercial cruise ship (pracetak). MedRxiv.
2020.

Tahamtan A dan Ardebili A, (2020): Real time RT-PCR in COVID-19


detection: issues affecting the results, Expert Review of Molecular
diagnostic, DOI: 10.1080/14737159.2020.1757437

Theron, F. dan N. Mchunu. 2014. Public Participation as a MicroLevel


Development Strategy: the Principles and Context for Authentic
and Empowering Development in Theron, F. and Davids, I. (eds.).
Development, the State and Civil Society in South Africa. Hatfield:
Van Schaik.

Tzu-Bin Lin, Victor Chen, and Ching Sing Chai, eds., New Media and
Learning in the 21st Century; A Social-Culture perspective
(Singapore: Springer, 2015),
https://eric.ed.gov/ERICWebPortal/recordDetail?accno=EJ745810.
95
Van Doremalen N, Bushmaker T, Morris DH, Holbrook MG, Gamble A,
Williamson BN, et al. Aerosol and surface stability of SARS-CoV-2
as compared with SARS-CoV-1. N Engl J Med. 2020;382:1564-7.

Vileg et al. BMC Public Health ( 2017 ) 17.415

Wang, Z., Qiang, W., Ke, H. (2020). A Handbook of 2019-nCoV


Pneumonia Control and Prevention. Hubei Science and Technologi
Press. China.

WHO (2020a) Coronavirus ( COVID-19) Dashboard (New Website).


Available at: https://who.sprinklr.com/# (Accessed: 13 Agustusl
2020).

WHO (2020b) Mental Health and Psychosocial Considerations During


COVID-19 Outbreak, World Health Organization. Geneva. Available
at:
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/331490/WHO-
2019-nCoV-MentalHealth-2020.1-eng.pdf.

WHO (2020c) Naming the coronavirus disease (COVID-19) and the virus
that causes it. Available at:
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel- coronavirus-
2019/technical-guidance/naming-the- coronavirus-disease-(covid-
2019)-and-the-virus-that-causes-it. (Accessed: 14 Agustus 2020).

WHO (2020d) Social Stigma associated with COVID-19: A guide to


preventing and addressing. Available at:
https://www.who.int/docs/default-source/ coronaviruse/covid19-
stigma-guide.pdf.

WHO (2020e) WHO Director-General’s opening remarks at the media


briefing on COVID-19 - 11 March 2020.
Available at:
https://www.who.int/dg/speeches/detail/who-director-general-s-
opening-remarks-at-the-media-briefing-on-covid-1911-march-
2020.
96
WHO (2020f) WHO Director-General’s remarks at the media briefing on
2019-nCoV on 11 February 2020. Available
at: https://www.who.int/dg/speeches/detail/who-director-
general-s-remarks-at-the-media-briefing-on-2019-ncov-on-11-
february-2020.

WHO. (2020). WHO Director-General’s remarks at the media briefing


on 2019-nCov on 11 February 2020.

"WHO Gunakan Istilah Physical Distancing, Ini Bedanya dengan Social


Distancing", 1 April 2020.

Wilsher, E. J. (2011) The impact of Neglected Tropical Diseases, and


their associated stigma, on people’s basic capabilities. Durham
University. Available at:
http://etheses.dur.ac.uk/3301/1/THESIS_FINALpdf.pdf.

World Health Organization (WHO). (2020). Transmisi SARS-CoV-2:


implikasi terhadap kewaspadaan pencegahan infeksi,
https://www.who.int/docs/default-
source/searo/indonesia/covid19/transmisi-sars-cov-2---implikasi-
untuk-terhadap-kewaspadaan-pencegahan-infeksi---pernyataan-
keilmuan.pdf?sfvrsn=1534d7df_4. Dipublikasikan 09 Juli 2020,
diakses pada tanggal 12 Agustus 2020.

World Health Organization (WHO). 2020. https://www.who.int/health-


topics/coronavirus. Diakses 12 Agustus 2020.

World Health Organization (WHO).2020. Global surveillance for human


infection with novel-coronavirus (2019-ncov).
https://www.who.int/publications-detail/global-surveillancefor-
human-infection-with-novel-coronavirus-(2019-ncov) Interim 31
Januari 2020. Diakses 12 Agustus 2020.

World Health Organization (WHO). 2020. Home care for patients with
suspected novel coronavirus (nCoV) infection presenting with mild
symptoms and management of contacts.
97
https://www.who.int/internal-publications-detail/home-care-for-
patients-withsuspected-novel-coronavirus-(nCoV)-infection-
presenting-with-mild-symptoms-andmanagement-of-contacts.

World Health Organization (WHO). 2020.


Repatriation_Quarantine_nCoV-keyconsiderations_HQ
final11Feb.pdf.

World Health Organization (WHO). (2020). Transmisi SARS-CoV-2:


implikasi terhadap kewaspadaan pencegahan infeksi.

Wu F, Zhao S et al, (2020): A new coronavirus associated with human


respiratory disease in China, Nature, 579 (7798): 265-269.
(www.cdc.gov/coronavirus/2019ncov/lab/rt-pcr-detection-
instruction).

Yantina debora. 2020 “bahaya virus corona COVID-19 dan cara


mencegahnya”.

Yasinta rahmawati. 2020. “dari china, begini awal penyebaran virus


corona ke seluruh dunia”.

Yuliana, “Corona Virus Deseases ( COVID-19); Sebuah Tinjauan


Literatur, Wellness and Healthy Magazine, Volume 2, Nomor 1,
February 2020.

Zed, M. (2014). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor


Indonesia.

Zhao, F. (2003), "Enhancing the quality of online higher education


through measurement", Quality Assurance in Education, Vol. 11
No. 4, pp. 214-221.

Zhou J, Otter J, Price JR, Cimpeanu C, Garcia DM, Kinross J, et al.


Investigating SARS-CoV-2 surface and air contamination in an
acute healthcare setting during the peak of the COVID-19

98
pandemic in London (pracetak). MedRxiv. 2020 doi:
10.1101/2020.05.24.20110346.

99

Anda mungkin juga menyukai