Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP

DISKRIMINASI
Scanned by CamScanner
PANDUAN PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP
KEKERASAN DISKRIMINASI

Pengertian Diskriminasi
Diskiriminasi secara umum dinyatakan sebagai perlakuan yang berbeda pada suatu individu
atau kelompok karena perbedaan pada karakteristik suatu individu. Karakteristik tersebut
disebut dengan karakteristik yang dilindungi yakni umur, kecacatan, gender, agama dan
kepercayaan, ras dan etnis, kehamilan dan maternitas, pernikahan dan kemitraan sipil, dan
orientasi seksual berdasarkan Equality Act tahun 2010. Diskriminasi terjadi ketika nilai,
kepercayaan, atau budaya yang dimiliki suatu individu membuat ia memperlakukan seseorang
dengan mengecualikan hak dan peluang lain yang seharusnya didapatkan oleh setiap warga
negara. Diskriminasi dapat terjadi pada berbagai ranah dan level, termasuk pada anak dan
lingkungan sekolahnya (SCIE, 2018).

Beberapa bentuk diskriminasi yaitu:

• Pelecehan verbal, pernyataan menghina atau penggunaan bahasa yang tidak


pantas
• Tidak mengizinkan akses pada alat bantu komunikasi
• Pelecehan atau pengucilan yang disengaja atas perbedaan karaktertistik
• Menolak hak-hak dasar untuk perawatan kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan
peradilan pidana yang berkaitan dengan karakteristik yang dilindungi
• Penyediaan layanan di bawah standar
• Perlakuan lain yang membahayakan suatu individu karena perbedaan
karakteristik.

Salah satu bentuk dari diskriminasi lainnya adalah kebencian karena suatu ras dan etnis,
agama, gender, kecacatan dan orientasi seksual yang melekat pada suatu individu sehingga
membuat seseorang memberikan perlakuan yang tidak baik padanya atau disebut dengan hate
crime seperti pada gambar diatas.

Diskriminasi Pada Anak


Diskriminasi pada anak bisa berasal dari guru, teman-temannya, dan orang-orang di sekitarnya.
Pada institusi sekolah, anak imigran berpotensi mengalami diskriminasi yang datang dari guru
dan teman sebayanya. Guru sebaiknya memberikan bentuk perhatian, cara mengajar, hingga
beban hukuman dengan porsi yang sama dan sesuai. Perbedaan perlakuan pada murid boleh
terjadi tetapi tidak dikarenakan oleh perbedaan umur, ras dan etnis, kecacatan, kepercayaan,
kelas sosial dan orientasi seksual. Bentuk diskriminasi yang sering terjadi pada anak usia dini
adalah perbedaan perlakuan, pelecehan verbal, dan menghambat akses yang seharusnya
didapatkan oleh anak.

Anak dengan ciri istimewa atau disebut dengan anak istimewa seperti gambar diatas juga
merupakan individu rentan akan diskriminasi. Menurut Kemensos RI (2018), ‘anak istimewa
adalah anak yang mengalami keterbatasan fisik atau mental yang sesungguhnya mempunyai
potensi istimewa yang dapat dikembangkan sehingga anak tetap dapat berpartisipasi secara
bermakna dengan lingkungan sosialnya’. Anak istimewa adalah ia yang memiliki kelainan seperti
tunanetra, tunarungu, tunawicara, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, berkesulitan belajar,
lambat belajar, mengalami spektrum autisme, memiliki gangguan motorik, menjadi korban
penyalahgunaan NAPZA, dan kelainan lainnya seperti tunaganda (Kemensos RI, 2018).

Kekerasan terhadap anak istimewa umumnya karena adanya anggapan atau stigma negatif
tentang keterbatasan, tidak dapat belajar, tidak mempunyai potensi, anak nakal dan anak aneh.
Sering kali orang tua yang maupun guru yang menangani anak istimewa tidak tahu cara
memperlakukan anak istimewa dengan benar sehingga dapat menimbulkan kekerasan dan hak-
haknya terabaikan.

Contoh bentuk diskriminasi pada pendidikan anak usia dini sebagai berikut (MPI, 2015):

 Ekspresi yang menjelaskan adanya ekspektasi yang rendah pada seorang anak
 Komentar atau ucapan yang menyebutkan perbedaan ciri fisik atau latar belakang anak
 Pertanyaan yang membuatnya merasa berbeda dengan anak lainnya
 Fasilitas yang berbeda pada anak

Berbagai pesan negatif hingga perlakuan yang ia rasakan berbeda dengan teman lainnya dapat
membuat ia merasa terkucilkan dan tidak ingin mengekspresikan pendapat dan
kemampuannya. Bukan hanya berasal dari guru, tetapi juga dapat berasal dari teman-
temannya. Seorang guru haruslah memperhatikan pergaulan pada anak muridnya dan ikut
mencegah apabila ada perilaku diskriminasi.
Pencegahan Diskriminasi Pada Anak
Pencegahan perilaku diskriminasi pada anak adalah dengan mengubah asumsi dan anggapan
buruk mengenai perbedaan dari orang dewasa di sekitarnya dan teman-teman sebayanya.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah diskriminasi adalah sebagai berikut (MPI,
2015; Suttie, 2013):

 Mengenali perbedaan pada anak dan perilaku diskriminasi


 Tidak mengabaikan anak yang berbeda melainkan duduk bersama dan mendengarkan
cerita dari si anak
 Membuka wawasan dan pengetahuan guru mengenai suatu kelompok
 Memaparkan pendapat positif terhadap kelompok-kelompok yang rentan pada
diskriminasi
 Membantu anak mengembangkan pertemanan yang antar kelompok
 Memberikan gambaran atau film motivasi mengenai keterbatasan

Apabila guru atau orang dewasa lain menemukan adanya diskriminasi yang terjadi pada diri
anak, maka hal yang perlu dilakukan adalah memberikan gambaran dan pengajaran mengenai
buruknya tindakan diskriminasi. Guru dapat mulai mengenalkan anak tentang perbedaan dan
cara menanggapi perbedaan tersebut.
REFERENSI:
1. Rochdale Borough Safeguarding Adults Board. Discriminatory Abuse. Disadur dari:
Online [https://www.rbsab.org/the-public/what-is-abuse/discriminatory-abuse.aspx]
2. Discrimination Against Children. Disadur dari: Online
[https://adc.bmj.com/content/archdischild/89/9/804.full.pdf]
3. Kementerian Sosial RI. 2018. Program Keluarga Harapan : Modul Perlindungan Anak.
Disadur dari: Online [https://pkh.kemsos.go.id/dokumen/DOCS20181010110312.pdf]
4. Migration Policy Institute. 2015. The Impact of Discrimination on the Early
Schooling Experiences of Children from Immigrant Families. Disadur dari: Online
[https://www.migrationpolicy.org/sites/default/files/publications/FCD-Adair.pdf}
5. Social Care Institute For Excellence. 2018. Types and Indicators of Abuse. Disadur
dari: Online [https://www.scie.org.uk/safeguarding/adults/introduction/types-and-
indicators-of-abuse]
6. Suttie, Jill. 2013. Greater Good Magazine. Five Ways to Reduce Racial Bias in Your Children.
Disadur dari: Online
[https://greatergood.berkeley.edu/article/item/five_ways_to_reduce_racial_bias_in_your
_children]

Anda mungkin juga menyukai