Gas Kromatografi
Gas Kromatografi
Tugas 1
GAS KROMATOGRAFI
1. Fase gerak
Fase gerak pada GC juga disebut dengan gas pembawa karena tujuan
awalnya adalah untuk membawa solut ke kolom, karenanya gas pembawa tidak
berpengaruh pada selektifitas. Syarat gas pembawa adalah tidak reaktif,
murni/kering karena apabila tidak murni akan berpengaruh pada detektor, dan
dapat disimpan dalam tangki tekanan tinggi (biasanya merah untuk hidrogen,
dan abu-abu untuk nitrogen).
pemecahan.
c. Injeksi tanpa pemecahan (splitness injection), yang mana hampir semua
sampel diuapkan dalam injector yang panas dan dibawa ke dalam kolom
karena katup pemecah ditutup.
d. Injeksi langsung ke kolom (on column injection), yang mana ujung semprit
dimasukkan langsung ke dalam kolom.
Teknik injeksi langsung ke dalam kolom digunakan untuk senyawa-
senyawa yang mudah menguap, karena jika penyuntikannya melalui lubang
suntik secara langsung dikhawatirkan akan terjadi penguraian senyawa tersebut
karena suhu yang tinggi atau pirolisis.
3. Kolom
Kolom merupakan tempat terjadinya proses pemisahan karena di
dalamnya terdapat fase diam. Oleh karena itu, kolom merupakan komponen
sentral pada GC.
Ada 3 jenis kolom pada GC yaitu kolom kemas (packing column), kolom
kapiler (capillary column), dan kolom preparative (preparative column).
Perbandingan kolom kemas dan kolom kapiler dtunjukkan oleh gambar berikut :
Kolom kemas terbuat dari gelas atau logam yang tahan karat atau dari
tembaga dan aluminium. Panjang kolom jenis ini adalah 1–5 meter dengan
diameter dalam 1-4 mm. Kolom kapiler sangat banyak dipakai karena kolom
kapiler memberikan efisiensi yang tinggi (harga jumlah pelat teori yang sangat
besar > 300.000 pelat). Kolom preparatif digunakan untuk menyiapkan sampel
yang murni dari adanya senyawa tertentu dalam matriks yang kompleks.
TL 3105 Laboratorium Lingkungan
Tugas 1
Fase diam yang dipakai pada kolom kapiler dapat bersifat non polar,
polar, atau semi polar.
4. Detektor
Komponen utama selanjutnya dalam kromatografi gas adalah detektor.
Detektor merupakan perangkat yang diletakkan pada ujung kolom tempat keluar
fase gerak (gas pembawa) yang membawa komponen hasil pemisahan. Detektor
pada kromatografi adalah suatu sensor elektronik yang berfungsi mengubah
sinyal gas pembawa dan komponen-komponen di dalamnya menjadi sinyal
elektronik. Sinyal elektronik detektor akan sangat berguna untuk analisis
kualitatif maupun kuantitatif terhadap komponen-komponen yang terpisah di
antara fase diam dan fase gerak.
Pada garis besarnya detektor pada GC termasuk detektor diferensial,
dalam arti respon-respon yang keluar dari detektor memberikan hubungan yang
linier dengan kadar atau laju aliran massa komponen yang teresolusi.
Kromatogram yang merupakan hasil pemisahan fisik komponen-komponen
oleh GC disajikan oleh detektor sebagai deretan luas puncak terhadap waktu.
Waktu tambat tertentu dalam kromatogram dapat digunakan sebagai data
kualitatif, sedangkan luas puncak dalam kromatogram dapat dipakai sebagai
data kuantitatif yang keduanya telah dikonfirmasikan dengan senyawa baku.
Akan tetapi apabila kromatografi gas digabung dengan instrumen yang
multipleks misalnya GC/FT-IR/MS, kromatogram akan disajikan dalam bentuk
lain.
Beberapa sifat detektor yang digunakan dalam kromatografi gas adalah
sebagai berikut :
Senyawa
nitrogen
Nitrogen-fosfor 0,1-10 g 20-40 1-5 700-100
organik dan
fospat organic
Senyawa-
Fotometri nyala 50-
senyawa 10-100 pg 20-40 60-80
(393 nm) 70
sulfur
Senyawa-
Fotometri nyala 120-
senyawa 1-10 pg 20-40 100-150
(526 nm) 170
fosfor
Senyawa yang
2 pg
Foto ionisasi terionisasi dg 30-40 - -
C/detik
UV
0,5 pg C
Konduktivitas
Halogen, N, S 12 pg S 20-40 80 -
elektrolitik
4 pg N
Fourier
Senyawa-
Transform-
senyawa 1000 pg 3-10 - -
inframerah
organik
(FTIR)
Sesuai untuk
10 pg-10
Selektif massa senyawa 0,5-30 - -
ng
apapun
Sesuai untuk
Emisi atom elemen 0,1-20 pg 60-70 -
apapun
5. Komputer
Komponen GC selanjutnya adalah komputer. GC modern menggunakan
komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunaknya (software) untuk
digitalisasi signal detektor dan mempunyai beberapa fungsi antara lain:
1. Memfasilitasi setting parameter-parameter instrumen, seperti aliran fase
gas, suhu oven, pemrograman suhu, dan penyuntikan sampel secara
otomatis.
2. Menampilkan kromatogram dan informasi-informasi lain dengan
menggunakan grafik berwarna.
3. Merekam data kalibrasi, retensi, serta perhitungan-perhitungan dengan
statistik.
4. Menyimpan data parameter analisis untuk analisis senyawa tertentu.
DERIVATISASI
Derivatisasi merupakan proses kimiawi untuk mengubah suatu senyawa
menjadi senyawa lain yang mempunyai sifat-sifat yang sesuai untuk dilakukan
TL 3105 Laboratorium Lingkungan
Tugas 1
5. Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam
yang sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala macam
campuran.
Sedangkan kekurangan kromatografi gas di antaranya adalah:
1. Teknik kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap
2. Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran
dalam umlah besar.
3. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada tingkat
gram mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton
sukar dilakukan kecuali jika ada metode lain.
4. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif
terhadap fasa diam dan zat terlarut.
Daftar Pustaka
Adamovics, J.A., 1997, Chromatographic Analysis of Pharmaceuticals, 2nd Edition,
Marcel Dekker, New York.
Grob, R.L., 1995, Modern Practice of Gas Chromatography, 3th Ed., Jhon Wiley and
Sons, New York.
Kealey, D and Haines, P.J., 2002, Instant Notes: Analytical Chemistry, BIOS
Scientific Publishers Limited, New York.
Kenkel, J., 2002, Analytical Chemistry for Technicians, 3th. Edition., CRC Press,
U.S.A.
Settle, F (Editor), 1997, Handbook of Instrumental Techniques for Analytical
Chemistry, Prentice Hall PTR, New Jersey, USA.
Watson, D.G., 1999, Pharmaceutical Analysis: A textbook for pharmacy students
and pharmaceutical chemists, Churchill Livingston, UK.
TL 3105 Laboratorium Lingkungan
Tugas 1