Anda di halaman 1dari 9

TL 3105 Laboratorium Lingkungan

Tugas 1

Nama/NIM : Tia Widya Puteri/15312054


Ade Lismi Rohaya/15312074

GAS KROMATOGRAFI

Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan


perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua
fase, yaitu fase diam (stationary phase) dan fase gerak (mobile phase). Jika fase
gerak berupa cairan maka disebut kromatografi cair (liquid chromatography)
dan jika fase gerak berupa gas disebut kromatografi gas (gas chromatography).
Kromatografi gas adalah teknik pemisahan campuran untuk sampel yang
menguap menjadi komponen-komponen yang lebih kecil dan selanjutnya tiap
komponen diidentifikasi karakteristiknya. Sampel akan disuntikkan melalui
injection port lalu melewati kolom dimana sampel akan dipisah-pisah menjadi
komponen-komponen yang lebih kecil. Fase gerak yang biasa digunakan adalah
gas inert seperti helium, gas helium akan membawa sampel melalui kolom,
selanjutnya ke detektor untuk dianalisis lebih lanjut. Pada kromatografi gas suhu
injection port, kolom, dan detektor akan dikontrol oleh thermostatted heaters.
Ada 2 jenis kromatografi gas, yaitu :
1. Kromatografi gas–cair (KGC) yang fase diamnya berupa cairan yang
diikatkan pada suatu pendukung sehingga solut akan terlarut dalam fase
diam.
2. Kromatografi gas-padat (KGP), yang fase diamnya berupa padatan dan
kadang-kadang berupa polimerik.

Gambar 1. Skema sistem kromatografi gas


TL 3105 Laboratorium Lingkungan
Tugas 1

Sistem yang terdapat pada peralatan kromatografi gas terdiri dari:


1. Kontrol dan penyedia gas pembawa
2. Ruang suntik sampel
3. Kolom yang diletakkan dalam oven yang dikontrol secara termostatik
4. Sistem deteksi dan pencatat (detektor dan recorder)
5. Komputer yang dilengkapi dengan perangkat pengolah data.

1. Fase gerak
Fase gerak pada GC juga disebut dengan gas pembawa karena tujuan
awalnya adalah untuk membawa solut ke kolom, karenanya gas pembawa tidak
berpengaruh pada selektifitas. Syarat gas pembawa adalah tidak reaktif,
murni/kering karena apabila tidak murni akan berpengaruh pada detektor, dan
dapat disimpan dalam tangki tekanan tinggi (biasanya merah untuk hidrogen,
dan abu-abu untuk nitrogen).

2. Ruang suntik sampel


Lubang injeksi didesain untuk memasukkan sampel secara cepat dan
efisien. Desain yang populer terdiri atas saluran gelas yang kecil atau tabung
logam yang dilengkapi dengan septum karet pada satu ujung untuk
mengakomodasi injeksi dengan semprit (syringe). Karena helium (gas pembawa)
mengalir melalui tabung, sejumlah volume cairan yang diinjeksikan (biasanya
antara 0,1-3,0 μL) akan segera diuapkan untuk selanjutnya di bawa menuju
kolom. Berbagai macam ukuran injeksi saat ini tersedia di pasaran sehingga
injeksi dapat berlangsung secara mudah dan akurat. Septum karet, setelah
dilakukan pemasukan sampel secara berulang, dapat diganti dengan mudah.
Sistem pemasukan sampel (katup untuk mengambil sampel gas) dan untuk
sampel padat juga tersedia di pasaran.
Pada dasarnya, ada 4 jenis injektor pada kromatografi gas, yaitu:
a. Injeksi langsung (direct injection), yang mana sampel yang diinjeksikan
akan diuapkan dalam injector yang panas dan 100 % sampel masuk
menuju kolom.
b. Injeksi terpecah (split injection), yang mana sampel yang diinjeksikan
diuapkan dalam injector yang panas dan selanjutnya dilakukan
TL 3105 Laboratorium Lingkungan
Tugas 1

pemecahan.
c. Injeksi tanpa pemecahan (splitness injection), yang mana hampir semua
sampel diuapkan dalam injector yang panas dan dibawa ke dalam kolom
karena katup pemecah ditutup.
d. Injeksi langsung ke kolom (on column injection), yang mana ujung semprit
dimasukkan langsung ke dalam kolom.
Teknik injeksi langsung ke dalam kolom digunakan untuk senyawa-
senyawa yang mudah menguap, karena jika penyuntikannya melalui lubang
suntik secara langsung dikhawatirkan akan terjadi penguraian senyawa tersebut
karena suhu yang tinggi atau pirolisis.

3. Kolom
Kolom merupakan tempat terjadinya proses pemisahan karena di
dalamnya terdapat fase diam. Oleh karena itu, kolom merupakan komponen
sentral pada GC.
Ada 3 jenis kolom pada GC yaitu kolom kemas (packing column), kolom
kapiler (capillary column), dan kolom preparative (preparative column).
Perbandingan kolom kemas dan kolom kapiler dtunjukkan oleh gambar berikut :

Gambar 2. Kolom kemas (kiri) dan kolom kapiler (kanan)

Kolom kemas terbuat dari gelas atau logam yang tahan karat atau dari
tembaga dan aluminium. Panjang kolom jenis ini adalah 1–5 meter dengan
diameter dalam 1-4 mm. Kolom kapiler sangat banyak dipakai karena kolom
kapiler memberikan efisiensi yang tinggi (harga jumlah pelat teori yang sangat
besar > 300.000 pelat). Kolom preparatif digunakan untuk menyiapkan sampel
yang murni dari adanya senyawa tertentu dalam matriks yang kompleks.
TL 3105 Laboratorium Lingkungan
Tugas 1

Fase diam yang dipakai pada kolom kapiler dapat bersifat non polar,
polar, atau semi polar.

4. Detektor
Komponen utama selanjutnya dalam kromatografi gas adalah detektor.
Detektor merupakan perangkat yang diletakkan pada ujung kolom tempat keluar
fase gerak (gas pembawa) yang membawa komponen hasil pemisahan. Detektor
pada kromatografi adalah suatu sensor elektronik yang berfungsi mengubah
sinyal gas pembawa dan komponen-komponen di dalamnya menjadi sinyal
elektronik. Sinyal elektronik detektor akan sangat berguna untuk analisis
kualitatif maupun kuantitatif terhadap komponen-komponen yang terpisah di
antara fase diam dan fase gerak.
Pada garis besarnya detektor pada GC termasuk detektor diferensial,
dalam arti respon-respon yang keluar dari detektor memberikan hubungan yang
linier dengan kadar atau laju aliran massa komponen yang teresolusi.
Kromatogram yang merupakan hasil pemisahan fisik komponen-komponen
oleh GC disajikan oleh detektor sebagai deretan luas puncak terhadap waktu.
Waktu tambat tertentu dalam kromatogram dapat digunakan sebagai data
kualitatif, sedangkan luas puncak dalam kromatogram dapat dipakai sebagai
data kuantitatif yang keduanya telah dikonfirmasikan dengan senyawa baku.
Akan tetapi apabila kromatografi gas digabung dengan instrumen yang
multipleks misalnya GC/FT-IR/MS, kromatogram akan disajikan dalam bentuk
lain.
Beberapa sifat detektor yang digunakan dalam kromatografi gas adalah
sebagai berikut :

Kecepatan Alir (ml/menit)


Batas
Jenis Detektor Jenis Sampel Gas
Deteksi H2 Udara
Pembawa
Senyawa
Hantaran panas 5-100 ng 15-30 - -
umum
30-
Ionisasi nyawa Hidrokarbon 10-100 pg 20-60 200-500
60
Halogen
Penangkap
organic, 0,05-1 pg 30-60 - -
elektron
pestisida
TL 3105 Laboratorium Lingkungan
Tugas 1

Senyawa
nitrogen
Nitrogen-fosfor 0,1-10 g 20-40 1-5 700-100
organik dan
fospat organic
Senyawa-
Fotometri nyala 50-
senyawa 10-100 pg 20-40 60-80
(393 nm) 70
sulfur
Senyawa-
Fotometri nyala 120-
senyawa 1-10 pg 20-40 100-150
(526 nm) 170
fosfor
Senyawa yang
2 pg
Foto ionisasi terionisasi dg 30-40 - -
C/detik
UV
0,5 pg C
Konduktivitas
Halogen, N, S 12 pg S 20-40 80 -
elektrolitik
4 pg N
Fourier
Senyawa-
Transform-
senyawa 1000 pg 3-10 - -
inframerah
organik
(FTIR)
Sesuai untuk
10 pg-10
Selektif massa senyawa 0,5-30 - -
ng
apapun
Sesuai untuk
Emisi atom elemen 0,1-20 pg 60-70 -
apapun

5. Komputer
Komponen GC selanjutnya adalah komputer. GC modern menggunakan
komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunaknya (software) untuk
digitalisasi signal detektor dan mempunyai beberapa fungsi antara lain:
1. Memfasilitasi setting parameter-parameter instrumen, seperti aliran fase
gas, suhu oven, pemrograman suhu, dan penyuntikan sampel secara
otomatis.
2. Menampilkan kromatogram dan informasi-informasi lain dengan
menggunakan grafik berwarna.
3. Merekam data kalibrasi, retensi, serta perhitungan-perhitungan dengan
statistik.
4. Menyimpan data parameter analisis untuk analisis senyawa tertentu.
DERIVATISASI
Derivatisasi merupakan proses kimiawi untuk mengubah suatu senyawa
menjadi senyawa lain yang mempunyai sifat-sifat yang sesuai untuk dilakukan
TL 3105 Laboratorium Lingkungan
Tugas 1

analisis menggunakan kromatografi gas (menjadi lebih mudah menguap). Alasan


dilakukannya derivatisasi:
• Senyawa-senyawa tersebut tidak memungkinkan dilakukan analisis
dengan GC terkait dengan volatilitas dan stabilitasnya.
• Untuk meningkatkan batas deteksi dan bentuk kromatogram. Beberapa
senyawa tidak menghasilkan bentuk kromatogram yang bagus (misal
puncak kromatogram saling tumpang tindih) atau sampel yang dituju
tidak terdeteksi, karenanya diperlukan derivatisasi sebelum dilakukan
analisis dengan GC.
• Meningkatkan volatilitas, misal senyawa gula. Tujuan utama derivatisasi
adalah untuk meningkatkan volatilitas senyawa-senyawa yang tidak
mudah menguap (non-volatil). Senyawa-senyawa dengan berat molekul
rendah biasanya tidak mudah menguap karena adanya gaya tarik-
menarik inter molekuler antara gugus-gusug polar karenanya jika gugus-
gugus polar ini ditutup dengan cara derivatisasi akan mampu
meningkatkan volatilitas senyawa tersebut secara dramatis.
• Meningkatkan deteksi, misal untuk kolesterol dan senyawa-senyawa
steroid.
• Meningkatkan stabilitas. Beberapa senyawa volatil mengalami
dekomposisi parsial karena panas sehingga diperlukan derivatisasi untuk
meningkatkan stabilitasnya.
• Meningkatkan batas deteksi pada penggunaan detektor tangkap elektron
(ECD).

Kelebihan dan Kekurangan Kromatografi Gas


Kromatografi Gas memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan metode
kromatografi lainnya, kelebihannya antara lain:
1. Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggi.
2. Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi
pemisahan yang tinggi.
3. Gas mempunyai vikositas yang rendah.
4. Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat sehingga
analisis relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi.
TL 3105 Laboratorium Lingkungan
Tugas 1

5. Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam
yang sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala macam
campuran.
Sedangkan kekurangan kromatografi gas di antaranya adalah:
1. Teknik kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap
2. Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran
dalam umlah besar.
3. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada tingkat
gram mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton
sukar dilakukan kecuali jika ada metode lain.
4. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif
terhadap fasa diam dan zat terlarut.

Aplikasi kromatografi gas


Kromatografi gas telah digunakan pada sejumlah besar senyawa-senyawa
dalam berbagai bidang. Dalam senyawa organic dan anorganik, senyawa logam,
karena persyaratan yang digunakan adalah tekanan uap yang cocok pada suhu
saat analisa dilakukan. Berikut akan kita lihat beberapa kegunaan kromatografi
gas pada bidang-bidangmya adalah :
a. Polusi udara
Kromatografi gas merupakan alat yang penting karena daya pemisahan
yang digabungkan dengan daya sensitivitas dan pemilihan detector GLC
menjadi alat yang ideal untuk menentukan banyak senyawa yang
terdapat dalam udara yang kotor, KGC dipakai untuk menetukan Alkil-
Alkil Timbal, Hidrokarbon, Aldehid, Keton, SO, H, S, beberapa oksida dari
nitrogen, dan lain-lain.
b. Klinik
Diklinik kromatografi gas menjadi alat untuk menangani senyawa-
senyawa dalam klinik seperti : asam-asam amino, karbohidrat, CO , dan O
dalam darah, asam-asam lemak dan turunannya, trigliserida-trigliserida,
plasma steroid, barbiturate, dan vitamin .
c. Bahan-bahan pelapis
Digunakan untuk menganalisa polimer-polimer setelah dipirolisa, karet
TL 3105 Laboratorium Lingkungan
Tugas 1

dan resin-resin sintesis.


d. Bahan makanan
Digunakan dengan TLC dan kolom-kolom, untuk mempelajari
pemalsuanatau pencampuran, kontaminasi dan pembungkusan dengan
plastic pada bahan makanan, juga dapat dipakai unutk menguji jus,
aspirin, kopi, dan lain-lain.
e. Sisa-sisa peptisida
KGC dengan detector yang sensitive dapat menentukan atau
pengontrolan sisa-sisa peptisida yang diantaranya senyawa yang
mengandung halogen, belerang, nitrogen, dan fosfor.
f. Perminyakan
Kromatografi gas dapat digunakan unutk memisahkan dan
mengidentifikasi hasil-hasildari gas-gas hidrokarbon yang ringan.
g. Bidang farmasi dan obat-obatan
Kromatografi gas digunakan dalam pengontrolan kualitas, analisa hasil-
hasilbaru dalam pengamatan metabolisme dalam zat-zatalir biologi
h. Bidang kimia atau penelitian.
Digunakan untuk menentukan lama reaksi pada pengujian kemurnian
hasil.

Daftar Pustaka
Adamovics, J.A., 1997, Chromatographic Analysis of Pharmaceuticals, 2nd Edition,
Marcel Dekker, New York.
Grob, R.L., 1995, Modern Practice of Gas Chromatography, 3th Ed., Jhon Wiley and
Sons, New York.
Kealey, D and Haines, P.J., 2002, Instant Notes: Analytical Chemistry, BIOS
Scientific Publishers Limited, New York.
Kenkel, J., 2002, Analytical Chemistry for Technicians, 3th. Edition., CRC Press,
U.S.A.
Settle, F (Editor), 1997, Handbook of Instrumental Techniques for Analytical
Chemistry, Prentice Hall PTR, New Jersey, USA.
Watson, D.G., 1999, Pharmaceutical Analysis: A textbook for pharmacy students
and pharmaceutical chemists, Churchill Livingston, UK.
TL 3105 Laboratorium Lingkungan
Tugas 1

Anda mungkin juga menyukai