Anda di halaman 1dari 8

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manfaat fenomena astronomi untuk kehidupan manusia menyebabkan pengkajian


astronomi telah menjadi perhatian sejak awal peradaban manusia. Bangsa Yunani, Babilon, Cina,
India dan Inka – Maya merupakan bangsa-bangsa yang memberikan perhatian besar terhadap
fenomenaastronomi. Bangsa-bangsa tersebut mempelajari astronomi untuk mendukung
kehidupan mereka, seperti penentuan arah mata angin dan sistem perhitungan waktu dan
kalender. Penentuan arah mata angin berkaitan dengan letak benda langit di angkasa, sedangkan
sistem perhitungan waktu dan kalender disusun berdasarkan pergerakan atau perubahan posisi
berbagai benda langit terhadap bumi. Perhitungan waktu dalam satu hari dipengaruhi oleh rotasi
bumi sedangkan sistem kalender dipengaruhi oleh peredaran bulan ataupun revolusi bumi
mengelilingi matahari. Berbagai macam perhitungan waktu tersebut mengindikasikan bahwa
bangsa kuno tidak hanya mengamati benda langit tetapi juga mengembangkan berbagai cara
perhitungan matematis.
Kegunaan konsep geometri bola, yang paling utama, tentunya adalah penerapannya pada
permukaan sebuah bola. Pada bola-bola yang biasa kita temui dalam kehidupan sehari-hari, entah
itu bola sepak, bola basket, atau bola tenis, seringkali kita tak memfokuskan perhatian hanya
pada permukaannya (pengecualian mungkin perlu diberikan kepada ilmuwan dalam dunia
olahraga yang harus mendesain bola sebaik mungkin supaya berfungsi dengan optimal).
Sebenarnya, hampir tak ada bola yang permukaannya diperhatikan sedemikian rupa sampai perlu
dihitung-hitung menggunakan perhitungan geometri bola. Setidaknya hanya ada dua bola yang
bernasib demikian: bola langit dan bola bumi. Kebanyakan dari para pembaca sekalian
mungkin sudah familiar dengan bola bumi, baik Bumi sebagai benda langit berbentuk hampir
bola, atau mungkin miniatur bola bumi di kelas yang kerap disebut globe. Tapi, bola langit?
Apalagi ini?
Bola langit adalah salah satu sisa paham geosentris yang masih lestari dipakai hingga
masa kini. Meskipun paham geosentris sendiri sudah lama padam sejak ditenggelamkan oleh
Copernicus dkk dengan paham heliosentris, astronom masa kini masih mendapati bola langit
sebagai salah satu konsep yang penting dalam pengamatan astronomi. Konsep bola langit
berawal dari pandangan orang zaman dahulu, yang menganggap bintang gemintang di langit

1
selayaknya kilau hiasan langit malam. Bintang yang demikian banyak, namun tak terjangkau.
Dari pemahaman akan tak terjangkaunya bintang, mungkin bisa saja kita berimajinasi bahwa
mereka memutuskan untuk menganggap seluruh bintang di langit memiliki jarak yang sama dari
mata individu yang sedang mengamati mereka. Seluruh bintang ini kemudian bisa kita anggap
“menempel” pada suatu “permukaan” yang jaraknya tak terhingga dari mata para pengamat.
Ketika kita menyusun bintang-bintang yang terletak di sembarang arah pada jarak yang sama
dari suatu titik, bangun ruang apakah yang akan didapati? Tentu saja bola. Ketika seisi langit
yang kita lihat kemudian ditempelkan pada kulit bola, bentuk bola apa yang akan kita dapati?
Dialah bola langit.
Dalam penerapannya, geometri bola pada bola langit dan bola bumi secara umum dapat
dibilang serupa. Astronom menggunakan perhitungan geometri bola untuk memetakan posisi
benda langit, baik bintang (termasuk Matahari), planet, komet, asteroid ataupun benda langit
lainnya. Sebagaimana para kartograf (pembuat peta) akan bersemangat memetakan pulau atau
kenampakan alam lain yang baru mereka temukan di peta, astronom akan senantiasa
bersemangat memetakan objek yang mereka amati pada peta bintang.berdasarkan beberapa
keterangan diatas, untuk mengetahui dan mengkaji tentang geometri bola maka akan dibahas
pada makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud geometri bola?
1.2.2 Bagaimanakah konsep garis dalam geometri bola?
1.2.3 Apa manfaat geometri bola?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui geometri bola
1.3.2 Untuk mengetahui konsep garis dalam geometri bola
1.3.3 Untuk mengetahui manfaat geometri bola

2
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Geometri bola


Spherical geometry (geometri bola) digunakan karena alam semesta dimodelkan sebagai
suatu bola. Oleh karena itu, spherical geometry banyak digunakan untuk perhitungan
astronomi dan keperluan navigasi. Ada beberapa perbedaan antara plane geometry (geometri
bidang) dengan spherical geometry (geometri bola). Tidak terdapat perbedaan konsep titik
dalam plane geometry dan spherical geometry, tetapi terdapat perbedaan dalam konsep
garis.

2.2 Konsep Garis dalam Geometri Bola


Konsep garis dalam spherical geometry tidak sama dengan konsep garis lurus yang
menghubungkan dua titik dalam plane geometry. Garis dalam spherical geometry disebut
geodesic, yaitu lintasan terpendek yang menghubungkan dua titik pada permukaan bola.
Geodesic merupakan bagian dari great circle dari suatu bola. Secara singkar, garis pada
plane geometry akan digantikan dengan great circle dalam spherical geometry. Great circle
adalah lingkaran-lingkaran pada bola dimana pusat lingkaran tersebut berimpit dengan pusat
bola.Contoh great circle pada bola bumi adalah garis khatulistiwa dan semua garis bujur.
Garislintang bukan merupakan great circle, melainkan small circle karena pusat lingkaran
dari garis lintang tidak berimpit dengan pusat bumi.
Perbedaan konsep garis dalam plane geometry dan spherical geometry menyebabkan
adanya perbedaan konsep sudut. Besar sudut dalam plane geometry ditentukan oleh
perpotongan dua garis lurus sedangkan besar sudut dalam spherical geometry ditentukan
oleh perpotongan dua great circle. Konsekuensi dari definisi sudut tersebut adalah jumlah

sudut dalam spherical triangle1 melebihi 180 .

3
Sudut A : sudut yang terbentuk antara great circle yang
memuat titik A dan B dengan great circle yang memuat
titik A dan C

Sudut B : sudut yang terbentuk antara great circle yang


memuat titik B dan A dengan great circle yang memuat
titik B dan C

Sudut C : sudut yang terbentuk antara great circle yang


Gambar 2.1. Spherical Triangle
memuat titik C dan B dengan great circle yang memuat
titik C dan A

Seperti halnya dalam plane triangle, dalam spherical triangle juga terdapat aturan cosinus.

2.3 Manfaat Geometri Bola


Faktor yang mempengaruhi perbedaan durasi siang hari adalah letak pengamat dan waktu
(dalam hal ini adalah hari atau tanggal) dilakukan pengamatan. Letak pengamat yang
berpengaruh terhadap durasi siang hari adalah garis lintang dari lokasi pengamat. Garis
lintang dari suatu tempat berpengaruh menentukan besar sudut antara arah utara pada horison
dengan arah kutub utara dari celestial sphere. Sebagai contoh adalah kota Utrecht yang
memiliki posisi lintang 52,08o (lintang positif menunjukkan tempat ada di belahan bumi

utara) akan memiliki sudut antara arah utara kota Utrecht dengan kutub utara sebesar 52,08 .

4
Gambar 2.2. Pengaruh Letak Tempat Terhadap Sudut

Faktor kedua yang mempengaruhi perbedaan durasi siang hari adalah faktor waktu
(dalam hal ini adalah hari atau tanggal). Besarnya sudut deklinasi matahari dipengaruhi oleh
faktor waktu. Sebagai contoh variasi siang hari karena faktor waktu adalah belahan bumi utara
yang memiliki durasi siang hari pendek pada sekitar bulan Desember dan durasi siang hari
panjang pada sekitar bulan Juni.

5
Gambar 2.3. Penemuan Besar Deklinasi Matahari

Gambar 2.4. Durasi Siang

Siang hari adalah suatu periode ketika matahari berada di atas horizon suatu tempat. Lintasan
(khayal) matahari selama satu hari penuh merupakan suatu lingkaran yang disebut diurnal circle.
Oleh karena itu, untuk menentukan durasi siang hari kita perlu menghitung panjang busur
diurnal circle matahari di atas horizon. Pada gambar dibawah, diurnal circle adalah lingkaran
yang memuat XMY sedangkan busur XMY adalah lintasan matahari di atas horizon.

Z : Zenit

P : Kutub Utara

O : Pengamat

X : Titik terbit matahari

Y : Titik terbenam matahari

M : Posisi matahari pada tengah hari

N : Arah utara pengamat

: (garis) lintang tempat pengamat pada titik O

6
: Deklinasi matahari (jarak sudut antara matahari dan equator)

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Spherical geometry (geometri bola) digunakan karena alam semesta dimodelkan
sebagai suatu bola yang banyak digunakan untuk perhitungan astronomi dan
keperluan navigasi.
2. Perbedaan konsep garis dalam plane geometry dan spherical geometry menyebabkan
adanya perbedaan konsep sudut. Besar sudut dalam plane geometry ditentukan oleh
perpotongan dua garis lurus sedangkan besar sudut dalam spherical geometry
ditentukan oleh perpotongan dua great circle.
3. Manfaat geometri bola adalah untuk menghitung lamanya siang hari dibagian bumi.
3.2 Saran
Kajian astronomi harus selalu diperhatikan karena manfaatnya terhadap kehidupan
manusia yang sangatlah besar.

7
DAFTAR PUSTAKA

Wijaya, Ariyadi. 2009. Matematika Astronomi: Bagaimana Matematika Mempelajari Alam.


Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas
MIPA. Universitas Negeri Yogyakarta: 189-196.

Anda mungkin juga menyukai