Anda di halaman 1dari 12

Identifikasi Struktur Geologi dan …… (Anjar Pranggawan Azhari et al.

IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DAN PENGARUHNYA


TERHADAP SUHU PERMUKAAN TANAH BERDASARKAN DATA
LANDSAT 8 DI LAPANGAN PANASBUMI BLAWAN
(IDENTIFICATION OF GEOLOGICAL STRUCTURE AND ITS IMPACT
TO LAND SURFACE TEMPERATURE BASED ON LANDSAT 8 DATA
ON BLAWAN GEOTHERMAL FIELD)
Anjar Pranggawan Azhari*)1, Sukir Maryanto**), dan Arief Rachmansyah***)
*) Program Pascasarjana Fisika, Universitas Brawijaya, Malang
**)Jurusan Fisika, Universitas Brawijaya, Malang
***)Jurusan Teknik Sipil, Universitas Brawijaya, Malang
1e-mail: sukir@ub.ac.id (coressponding author)

Diterima 19 Januari 2016; Direvisi 4 April 2016; Disetujui 11 Mei 2016

ABSTRACT

This paper presented used remote sensing method for identification geological structure on
Blawan-Ijengeothermal field and its system. Remote sensing data, specifically Landsat 8 and DEM
SRTM, provide lineaments from the 753 multispectral band and the land surface temperature (LST)
from single thermal infra red band using a retrieval method. Surface emissivity was determined based
on Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) of study area. Remote sensing analysis is good
approach to identification of geological structure from surface that control thermal manifestation in
Blawan geothermal field. It shows Blawan fault is the main structure in geothermal field which
associated with high LST and hot springs. Interpretation indicated reservoir of Blawan-Ijen geothermal
system spread from Plalangan to southwest area.

Keywords: Fault, Blawan-Ijen, Geothermal, Landsat, LST

1
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 13 No. 1 Juni 2016 : 1 – 12

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur geologi dan gambaran sistem
panasbumi Blawan-Ijen dengan aplikasi penginderaan jauh. Data penginderaan jauh khususnya citra
multispektral komposit 753 Landsat 8 dan DEM SRTM digunakan sebagai data untuk mendelineasi
struktur patahan di permukaan. Suhu permukaan tanah diperoleh dari pengolahan citra thermal
inframerah Landsat 8 dengan bantuan metode semi empiris. Emisivitas permukaan diperoleh
berdasarkan klasifikasi indeks vegetasi NDVI daerah penelitian. Analisis data penginderaan jauh
merupakan pendekatan yang cukup baik dalam mengidentifikasi struktur geologi yang mengontrol
manifestasi panasbumi Blawan. Hasil interpretasi menunjukkan patahan Blawan adalah struktur
utama di daerah geothermal Blawan yang berasosiasi dengan suhu permukaan tanah yang tinggi dan
deretan mata air panas. Interpretasi mengindikasikan reservoir sistem panasbumi Blawan berada di
bawah permukaan Plalangan dan menerus dari Plalangan menuju arah barat daya daerah penelitian.

Kata kunci: Patahan, Blawan-Ijen, Panasbumi, Landsat, Suhu permukaan tanah

1 PENDAHULUAN ditandai dengan adanya sebaran mata


Daerah penelitian yaitu Kompleks air panas di bagian utara dengan suhu
Ijen berada di Jawa Timur. Kompleks tidak lebih dari 50°C. Munculnya mata
Ijen secara morfologi ditandai oleh air panas di sekitar Blawan akibat
kaldera Kendeng yang berdiameter 14- terbentuknya patahan di Kaldera bagian
16 km di Utara dan deretan utara yang dikenal dengan nama
pegunungan di Selatan. Kompleks Ijen Patahan Blawan (Zaenuddin et al.,
bermula akibat adanya proses vulkanik 2012).
Quartenary dan erupsi pada gunung Ijen Struktur geologi seperti patahan
Tua. Di bagian dalam kaldera, topografi dan rekahan seringkali mempunyai ciri
didominasi oleh banyak kerucut tertentu di permukaan Bumi seperti
vulkanik (Bergen et al., 2000). Dominasi kelurusan (Massinai et al., 2014) dan
batuan di kaldera Ijen yaitu batuan Ijen patahan utama berasosiasi dengan suhu
tua di utara dan batuan Ijen muda di permukaan tanah yang tinggi di daerah
kaldera internal (Sujanto et al., 1988). potensi panasbumi (Qin et al., 2011). Di
Batuan Ijen tua terdiri dari breksi, lava, permukaan, patahan dapat mengontrol
dan basalt-tuf, sedangkan batuan Ijen pembelokan aliran sungai yang cukup
muda terdiri dari tuf, breksi, dan lava tajam dan mengikuti arah patahan
(Utama et al., 2012). Terbentuknya (Somantri, 2008).
Kaldera Ijen diikuti oleh terbentuknya Ciri struktur patahan tersebut
danau purba Blawan, dengan diameter dapat ditampakkan dengan bantuan
lebih dari 5 km, yang pernah ada di citra Landsat 8 yang memiliki sensor
dalam Kaldera Ijen. Danau ini multispektral. Citra multispektral
meninggalkan jejak lapisan sedimen Landsat 8 cukup baik digunakan sebagai
klastik yang cukup tebal. Endapan data dalam mendelineasi kelurusan
danau ini terdapat di tebing bukit dan struktur secara otomatis. Hasil delineasi
dataran luas yang sebagian tererosi oleh otomatis dikaji kembali secara visual
aliran sungai yang berada di wilayah ini pada DEM SRTM untuk menentukan
dan tersesarkan oleh sebuah sesar kelurusan yang merupakan patahan.
(Sitorus et al., 1990). Beberapa lokasi Sedangkan gejala struktur patahan
kemiringan lapisan ini terganggu oleh terhadap suhu permukaan tanah dapat
patahan yang tebentuk setelah Danau ditampakkan dengan citra inframerah
Blawan kering. thermal (TIR) Landsat 8. Penginderaan
Daerah Blawan-Ijen adalah jauh dengan citra inframerah thermal
daerah berpotensi panasbumi (Afandi et sudah banyak dimanfaatkan untuk
al., 2013; Raehanayati et al., 2013). memperoleh data mengenai suhu
Potensi panasbumi di daerah ini permukaan tanah khususnya di daerah

2
Identifikasi Struktur Geologi dan …… (Anjar Pranggawan Azhari et al.)

potensi panasbumi. Selain itu suhu 2.2.1 Delineasi struktur patahan


permukaan tanah merupakan salah Delineasi struktur patahan
satu indikator kunci pada daerah dilakukan dengan delineasi kelurusan
potensi panasbumi. struktur secara otomatis dengan metode
Berdasarkan hal-hal tersebut, tresholding kemudian dikaji secara
penelitian ini bertujuan untuk i) meng- visual hingga didapatkan struktur
identifikasi struktur patahan secara patahan pada fokus daerah penelitian.
otomatis berdasarkan kelurusan citra Tahapan dari delineasi tersebut yaitu
multispektral Landsat 8 dan dibuat komposit citra 753 Landsat 8.
menentukan pengaruhnya terhadap Pemilihan citra multispektral Landsat 8
suhu permukaan tanah berdasarkan komposit band 753 dikarenakan
citra inframerah thermal Landsat 8 pada komposit band ini adalah yang terbaik
daerah penelitian, dan ii) menginterpretasi dalam menampilkan struktur geologi
sistem panasbumi Blawan secara (Hashim et al., 2013). Komposit 753
konseptual. terlebih dahulu dikoreksi radiometrik
dengan Top of Atmospheric (ToA)
2 DATA DAN METODE
Reflectance. Setelah itu, citra ditapis
2.1 Data
dengan operator Sobel 3x3. Terakhir
Data penginderaan jauh yang
citra hasil tapis didelineasi kelurusannya
digunakan adalah citra Landsat 8 OLI
secara otomatis dengan algoritma LINE
path 117 row 66 pada 8 Mei 2015 dan
pada perangkat lunak PCI Geomatica
DEM SRTM 2012. Kedua data tersebut
dengan metode tresholding. Algoritma
adalah data sekunder yang diunduh di
tersebut meliputi tiga tahapan yaitu
laman USGS. Data multispektral
edge detection, tresholding, dan curve
Landsat 8 yang digunakan adalah band
extraction. Parameter yang digunakan
7, band 5, dan band 3 untuk delineasi
pada delineasi ini adalah RADI (radius
otomatis kelurusan struktur dengan
metode tresholding sedangkan data DEM deteksi tepi), GTHR (nilai minimum
SRTM digunakan untuk delineasi secara gradien treshold), LTHR (panjang
visual. Data yang digunakan untuk minimum untuk menyambungkan garis
menentukan estimasi suhu permukaan delineasi), FTHR (error maksimum
tanah adalah citra Landsat 8 band infra dalam mencocokkan polyline ke
merah thermal dan citra multispektral lengkung piksel), ATHR (angular
band 5 dan band 4. Citra infra merah maksimum antar segmen dalam
thermal yang digunakan hanya band 10. polyline), dan DTHR (piksel minimum
Citra Landsat 8 berperan utama untuk menyambungkan titik akhir antar
pada penelitian ini dimana sebaran suhu garis). Besarnya nilai parameter yang
permukaan tanah dihitung berdasarkan digunakan pada penelitian ini mengacu
citra inframerah thermalnya sedangkan pada parameter terbaik dalam delineasi
struktur patahan dideliniasi dari kelurusan pada tutupan lahan yang
kelurusan hasil otomatisasi yang rapat yaitu RADI=3, GTHR=30, LTHR=30,
digunakan sebagai data pelengkap FTHR=5, ATHR=30, dan DTHR=30
keberadaan patahan baru di lapangan (Hashim et al., 2013).
yang tidak ditampilkan oleh peta geologi Hasil delineasi otomatis diban-
(Sujanto et al., 1988) yang ada. dingkan dengan delineasi secara visual
pada citra DEM SRTM 2012 yang diberi
2.2 Metode efek hill shading dengan sudut iluminasi
Metode yang digunakan pada sebesar 10°. Delineasi pada DEM SRTM
penelitian ini adalah sebagai berikut. dilakukan dalam tampilan 2D dan 3D.

3
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 13 No. 1 Juni 2016 : 1 – 12

Analisis ketelitian hasil delineasi persamaan Jimenez-Munoz dan Sobrino


kelurusan struktur patahan masih dalam Qin et al. (2011) sebagai berikut:
terbatas secara kualitatif dengan cara
tumpang tindih dan membandingkan 𝑇𝑠𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟
𝑇𝑠 = 𝑇𝑠𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟
− 273 (2-6)
arah kelurusan dominan kelurusan 1 + (𝜆 ) ln 𝜀
ℎ 𝑐/𝑗
utama dengan patahan utama di peta
geologi daerah penelitian. dengan Ts adalah suhu permukaan
tanah dalam °C, 𝜆 adalah panjang
2.2.2 Metode Perhitungan Suhu
gelombang emisi radiansi efektif pada
Permukaan Tanah
sensor TIR (11.5µm), h adalah tetapan
Suhu permukaan tanah pada
Planck (6.626x10-34 Js), c adalah
daerah penelitian dihitung dengan
kecepatan cahaya (2.998 x 108 m.s-1), j
metode semi empiris dimana emisivitas
adalah tetapan Boltzmann (1.38 x 10-23
permukaan diperoleh berdasarkan
klasifikasi nilai Normalized Difference JK-1). Tsensor adalah kecerahan suhu
Vegetation Index (NDVI). Nilai NDVI dalam satuan Kelvin yang dihitung
sendiri diperoleh dengan algoritma berdasarkan persamaan berikut (USGS,
berikut ini 2015):

𝜌𝑛𝑖𝑟 − 𝜌𝑟𝑒𝑑 𝐾2
𝑁𝐷𝑉𝐼 = (2-1) 𝑇𝑠𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟 = 𝐾1 (2-7)
𝜌𝑛𝑖𝑟 + 𝜌𝑟𝑒𝑑 ln(1 + 𝐿 )
𝑠𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟

Dengan 𝜌𝑛𝑖𝑟 dan 𝜌𝑟𝑒𝑑 adalah nilai


dengan K1 dan K2 adalah tetapan
reflektansi kanal 5 dan kanal 4.
konversi spesifik kanal inframerah
Nilai emisivitas tanah dikategorikan
thermal yang terdapat pada metadata
oleh Sobrino et al. dalam Qin et al.
citra, dan Lsensor adalah digital number
(2011) ke dalam tiga kelompok yaitu
kanal10 yang telah diubah ke dalam
a) NDVI <NDVIs (0.2), nilai emisivitas
nilai radiansi.
tanahnya, 𝜀𝑠 , adalah 0.97, b) NDVI>NDVIv
Validasi suhu permukaan tanah
(0.65), nilai emisivitas tanahnya (𝜀𝑣 )
adalah 0.99, dan c) 0.2 ≤ NDVI ≤ 0.65, yang dihasilkan dari data Landsat 8
emisivitasnya dinyatakan oleh persamaan dilakukan dengan membandingkan
trend nilainya dengan hasil pengecekan
𝜀 = 𝑚𝑃𝑣 + 𝑛 (2-2) di lapangan pada beberapa titik.
Perbandingan keduanya dapat dilihat
dengan
pada Gambar 3-6.
𝑚 = 𝜀𝑣 − 𝜀𝑠 − (1 − 𝜀𝑠 )𝐹𝜀𝑣 (2-3)
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
𝑁𝐷𝑉𝐼 − 𝑁𝐷𝑉𝐼𝑠 2
𝑃𝑣 = ( ) (2-4) 3.1 Kelurusan Struktur dari
𝑁𝐷𝑉𝐼𝑣 − 𝑁𝐷𝑉𝐼𝑠
Penginderaan Jauh
Hasil delineasi otomatis pada
𝑛 = 𝜀𝑠 + (1 − 𝜀𝑠 )𝐹𝜀𝑣 (2-5)
citra Landsat 8 OLI komposit 753
Dimana F = 0.55 serta NDVIv dan NDVIs ditunjukkan oleh Gambar 3-1. Kelurus-
secara berturut-turut merepresentasi- an yang terdelineasi otomatis pada
kan NDVI dari vegetasi dan tanah. Gambar 3-1 masih berasosiasi dengan
Suhu permukaan tanah diperoleh pola pengarian dan jalan raya sehingga
dari pengolahan kanal inframerah dibandingkan dengan analisis visual 2D
thermal citra Landsat 8 yaitu kanal 10. dan 3D DEM SRTM (Gambar 3). Hasil
Digital number kanal 10 terlebih dahulu akhir delineasi kelurusan struktur yang
diubah ke dalam bentuk radiansi. Suhu terdiri dari tujuh patahan ditunjukkan
permukaan tanah dihitung mengikuti oleh Gambar 3.2.

4
Identifikasi Struktur Geologi dan …… (Anjar Pranggawan Azhari et al.)

a b

Gambar 3-3: Visualisasi 3D DEM SRTM dengan efek hill shade di a) patahan Blawan, F1 dan b) graben
Sungai Bayupahit, F4 dan F5

Gambar 3-2 dan 3-3a menunjuk- Shading gelap disekitar sungai


kan bahwa F1 adalah patahan Blawan Banyupahit memperlihatkan gawir
berarah barat daya – timur laut seperti patahan F4 dan F5. Gawir ini
yang ditunjukkan pula oleh Sujanto et memanjang dengan arah utara – selatan
al. (1988) pada peta geologi kompleks dengan kontur elevasi yang sangat rapat
Ijen. Gawir patahan Blawan digambarkan yang merepresentasikan kemiringan
oleh bayang gelap. Patahan Blawan yang curam dengan inklinasi yang
berasosiasi dengan Sungai Kalisat di sama. Kedua patahan (F4 dan F5) di
daerah Sempol dan sebagian tertutup Sungai Banyupahit ini membentuk
oleh sedimen danau purba Blawan graben walaupun panjang keduanya
sehingga gawir tampak tidak tegas. Di berbeda.
samping itu, deretan mata air panas di
desa Blawan mengikuti kecenderungan
arah dari kelurusan F1 hasil delineasi.
Hal tersebut adalah bukti-bukti yang
menunjukkan bahwa kelurusan F1
adalah patahan.
F2 dan F3 pada Gambar 3-2 dan
Gambar 3-3b diidentifikasi berdasarkan
adanya pergeseran jejak perlapisan dan
hilangnya jejak perlapisan di sisi lain.
Kelurusan struktur F2 diinterpretasikan
sebagai patahan geser karena
mengakibatkan pembelokan arah aliran
sungai Banyupahit yang melewatinya. Gambar 3-2: Kelurusan struktur akhir hasil
delineasi otomatis komposit 753
Landsat 8 OLI yang dikaji ulang
dengan delineasi visual pada
DEM SRTM

Struktur patahan hasil delineasi


masih dapat diterima menurut hasil
analisa kualitatif karena memiliki posisi
dan arah dominan yang sama dengan
patahan di peta geologi daerah penelitian
yaitu berarah barat daya – timur laut.
Namun untuk beberapa patahan baru
perlu dilakukan pengecekan di lapangan
untuk melanjutkan penelitian ini.
Gambar 3-1: Kelurusan struktur (garis merah
dan hijau muda) hasil delineasi Perlunya pengecekan lapangan lebih
otomatis komposit 753 Landsat 8 lanjut juga termasuk untuk menentukan
OLI 8 Mei 2015 terkoreksi ToA
Reflectance panjang patahan sebenarnya mengingat

5
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 13 No. 1 Juni 2016 : 1 – 12

resolusi citra Landsat 8 yang terbatas NDVI ≤ 0.65 (Sobrino et al., 2004), dan
sebesar 30 meter. lahan bervegetasi rapat untuk NDVI >
0.65 (Qin et al., 2011). Pada kotak merah
3.2 Indeks Vegetasi dan Suhu Permuka- (Gambar 3-4) sebagai daerah fokus
an Tanah dari Landsat 8 OLI penelitian, lahan bervegetasi rapat
Indeks vegetasi yang dinyatakan mendominasi permukaan diikuti oleh
oleh NDVI pada Gambar 3-4 dihitung lahan campuran dan lahan gundul.
dengan menggunakan persamaan 2-1. Bagian barat daerah penelitian
Indeks vegetasi menyatakan kerapatan didominasi oleh lahan campuran. Lahan
vegetasi yang menutupi suatu campuran dengan vegetasi jarang ini
permukaan. Nilai indeks vegetasi NDVI tersebar semakin luas dari utara ke
dapat dijadikan untuk menentukan selatan. Daerah yang ditandai oleh
emisivitas permukaan secara empiris warna merah adalah lahan gundul.
dan mampu menonjolkan aspek Daerah ini berada di Sempol dan
kerapatan vegetasi secara implisit Blawan. Lahan gundul ini mengindikasi-
(Danoedoro, 2012). Kerapatan vegetasi kan bahwa daerah ini lebih aktif secara
dan tutupan lahan diklasifikasikan thermal di bawah permukaan
sebagai badan air untuk NDVI < 0, dibandingkan dengan lahan campuran
lahan gundul atau tidak bervegetasi dan lahan bervegetasi rapat (Mia et al.,
untuk 0 ≤ NDVI <0.2, lahan campuran 2014).
atau bervegetasi jarang untuk 0.2 ≤

Gambar 3-4: Klasifikasi lahan Kompleks Ijen dan daerah penelitian (kotak merah) berdasarakan NDVI
dari Landsat 8 OLI 8 Mei 2015

6
Identifikasi Struktur Geologi dan …… (Anjar Pranggawan Azhari et al.)

Berdasarkan Gambar 3-5, estimasi Suhu permukaan tanah pada


suhu permukaan tanah pada fokus fokus penelitian berkisar 21°C sampai
daerah penelitian lebih tinggi 34°C sedangkan suhu permukaan tanah
dibandingkan dengan area sekitarnya di Kompleks Ijen adalah 16°C sampai
yang berada di dalam Kaldera Kompleks 40°C dan sebagian besar bernilai 21°C -
Ijen kecuali di kawah Gunung Ijen yang 25°C. Suhu permukaan tanah sejatinya
suhu permukaannya mencapai 36°C. diperoleh dari radiasi total oleh panas
Berdasarkan penelitian Gunawan et al. interior Bumi dan panas permukaan
(2016) menggunakan kamera thermal tanah. Suhu atmosfer di permukaan
Forward-Looking Infrared (FLIR) model secara lokal memiliki karakteristik yang
T650sc menunjukkan suhu permukaan identik dan dianggap konstan sehingga
di kawah Ijen berkisar antara 21°C tidak mempengaruhi suhu permukaan
sampai 28°C pada September 2014 secara ekstrim (Qin et al., 2011).
terkecuali pada bibir kawah yang
terdapat fumarole yaitu 37,2°C sampai
39,5°C.

Gambar 3-5: Suhu permukaan tanah Kompleks Ijen dan fokus daerah penelitian (kotak merah)
berdasarkan citra thermal Landsat 8 OLI 8 Mei 2015 dan 21 titik pengukuran di
lapangan

7
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 13 No. 1 Juni 2016 : 1 – 12

Trend yang sama juga diperlihatkan mata air panas dan suhu permukaan
oleh hasil pengukuran di lapangan pada tanah yang tinggi.
beberapa titik. Perbandingan antara Berdasarkan overlay antara
suhu permukaan tanah hasil pengukuran struktur patahan dan suhu permukaan
di lapangan dan hasil pengolahan citra tanah pada Gambar 3-7, jelas terlihat
ditunjukkan oleh grafik korelasi pada bahwa pola patahan Blawan (F1) diikuti
Gambar 3-6. Korelasi tersebut cukup oleh pola suhu permukaan tanah yang
erat dengan nilai R2=0.7335. tinggi (warna merah dan jingga) dan
Konduktivitas batuan berperan deretan mata air panas, sehingga
utama sebagai jalur transfer panas di patahan Blawan adalah patahan utama
litosfer Bumi, namun konveksi panas pengontrol manifestasi panas sistem
tidak dapat diabaikan begitu saja pada panasbumi Blawan. Kondisi ini
lapangan panasbumi. Hal ini dikarenakan dikarenakan sebaran lapisan bawah
energi dari sumber panas pada sistem permukaan yang membawa manifestasi
panasbumi ditransfer pula melalui panas bumi Blawan teridentifikasi
fluida menuju permukaan. Salah satu menyebar mengikuti patahan Blawan
fluida ini adalah air yang berada di dan pola aliran sungai yang mengarah
bawah permukaan. Fluida ini bersirkulasi ke timur laut setelah diinvestigasi
membawa panas di dalam lapisan dengan metode geolistrik dan Ground
reservoir panasbumi. Sebagian fluida Penetrating Radar oleh Maryanto et al.,
bergerak menuju ke permukaan Bumi (2016). Lebih lanjut, lapisan pembawa
dan muncul sebagai mata air panas. panas di sekitar sungai merupakan
Fluida panas ini bergerak melalui zona lapisan berpori yang dapat dilalui fluida.
lemah seperti patahan dan rekahan Patahan lainnya tidak terasosiasi
yang terkoneksi ke reservoir. Beberapa dengan suhu permukaan yang tinggi
kasus seperti yang dinyatakan oleh Qin mengindikasikan patahan-patahan
et al. (2011) dan Wu et al. (2012) bahwa tersebut tidak mengontrol manifestasi
patahan berasosiasi dengan deretan panasbumi di area penelitian.

Gambar 3-6: Korelasi antara suhu permukaan tanah berdasarkan citra thermal Landsat 8 OLI 8 Mei
2015 dan suhu permukaan tanah di lapangan (in situ) bulan Mei pada 21 titik
pengukuran

8
Identifikasi Struktur Geologi dan …… (Anjar Pranggawan Azhari et al.)

Gambar 3-7: Overlay struktur patahan dan mata air panas pada estimasi suhu permukaan tanah
daerah penelitian berdasarkan citra thermal Landsat 8 OLI 8 Mei 2015

Arah pergerakan relatif dari yang lebih tinggi dibandingkan dengan


patahan yang terdelineasi dapat daerah disekitarnya.
diperkirakan. Patahan Blawan (F1) Air meteorik seperti air hujan
diperkirakan adalah patahan normal bergerak masuk ke reservoir panasbumi
dimana blok di sepanjang selatan dikarenakan adanya gaya gravitasi. Air
bergerak relatif turun dibandingkan blok bergerak dari tempat dengan elevasi
di utara patahan Blawan. Topografi di tinggi menuju tempat elevasi rendah
blok selatan lebih rendah dibandingkan melalui celah-celah yang ada. Celah itu
dengan topografi di utaranya. Jenis kemungkinan besar adalah struktur
pergerakan yang sama dialami oleh patahan-patahan di sekitar Sungai
patahan F5 dan F6 yaitu pergerakan Banyupahit (F2, F3, F4, F5) dan
patahan F6 di sekitar Gunung Blau.
patahan normal, dimana di sebelah
Struktur patahan ini ditandai pula
barat patahan F5 dan F6 relatif bergerak
dengan suhu permukaan tanah yang
turun. Selain membentuk graben bersama
lebih rendah dibandingkan dengan suhu
patahan F5, struktur patahan F4
permukaan patahan Blawan seperti
menyebabkan pergeseran sungai yang
yang diperlihatkan oleh Gambar 3-6.
sangat tajam (Gambar 3-2 dan Gambar
Berdasarkan tanda-tanda ini daerah
3-3). Bukti ini mengindikasikan patahan
Sungai Banyupahit dan Gunung Blau
F4 adalah kombinasi patahan normal adalah zona recharge panasbumi
dan patahan geser. Blawan.
Zona luahan pada sistem Suhu permukaan tanah di
panasbumi Blawan diperkirakan berada Plalangan dan Blawan dipengaruhi
di sekitar desa Blawan. Zona luahan ini secara langsung dari reservoir panas
ditunjukkan oleh manifestasi panasbumi bumi yang memiliki gradien suhu yang
pada zona luahan adalah mata air lebih tinggi dibandingkan disekitarnya.
panas Blawan. Mata air panas ini Hal ini diperlihatkan oleh suhu
bergerak dan muncul ke permukaan permukaan tanah yang cukup tinggi
melalui patahan Blawan. Selain itu zona dan seperti yang diungkapkan oleh
luahan ditandai dengan suhu permukaan Raehanayati et al., (2013) dan Afandi et
9
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 13 No. 1 Juni 2016 : 1 – 12

al., (2013) bahwa reservoir panasbumi Blawan, iii) adanya indikasi


Blawan berada di bawah permukaan kemenerusan reservoir di bawah
Plalangan dan Blawan. Reservoir permukaan Blawan dan Plalangan
panasbumi Blawan kemungkinan menuju arah barat daya daerah
dipanaskan oleh intrusi di sekitar penelitian yaitu ke arah Djampit.
reservoir yang berada di Watu Capil
(Raehanayati et al., 2013; Riani et al., UCAPAN TERIMAKASIH
2013). Selain itu di tenggara reservoir Penulis mengucapkan banyak
terdapat Gunung Blau. Gunung Blau terima kasih kepada Hibah Penelitian
adalah jalur magma yang paling tua Unggulan Perguruan Tinggi 2015, NSF –
sekitar 50.000 tahun lalu yang berada USAID 2015 PGA 2000005053, dan
di dalam kaldera Ijen (Bergen et al., kelompok penelitian BRAVO
2000). ENERGEOBHAS (PHK RG-A) yang
Lebih jauh jika melihat Gambar memberikan dukungan sekaligus
3-5 dan Gambar 3-7, suhu permukaan pemikiran dalam penelitian ini serta
yang tinggi mengindikasikan reservoir USGS yang telah menyediakan citra
panasbumi menerus dari Plalangan Landsat 8 OLI, James Foster dari
menuju barat daya. Klasifikasi NDVI University of Hawaii, USA, atas
(Gambar 3-4) pun mendukung hal ini masukan dan diskusinya.
dimana lahan campuran yang lebih aktif
secara thermal mengikuti arah sebaran
yang sama ke arah barat daya. Namun DAFTAR RUJUKAN
Afandi, A., Maryanto, S., dan Rachmansyah, A.,
Utama et al., (2012) menyatakan bahwa
2013. Identifikasi Reservoar Panasbumi
prospek panasbumi di Kompleks Ijen Dengan Metode Geomagnetik Daerah
dibagi menjadi dua yaitu sistem yang Blawan Kecamatan Sempol Kabupaten
mengarah ke Blawan dan sistem yang Bondowoso, Journal Neutrino Vol. 6,
mengarah ke Gunung Djampit yang No. 1, October 2013.
berada di barat daya daerah penelitian. Bergen, M.J., Bernard, A., Sumarti, S.,
Sriwana, T., dan Sitorus, K., 2000.
Penyelidikan di daerah perkiraan
Crater Lakes of Java: Dieng, Kelud and
kemenerusan untuk melihat batasan Ijen, Excursion Guidebook IAVCEI
dari kedua sistem perlu dilakukan lebih General Assembly, Bali.
lanjut untuk memahami sistem di Danoedoro, Projo, 2012. Pengantar Penginderaan
kompleks Ijen secara keseluruhan. Jauh Digital, Penerbit ANDI Yogyakarta.
Gunawan, H., Caudron, C., Pallister, J.,
Primulyana, S., Christenson, B.,
4 KESIMPULAN
Mccausland, W., Hinsberg, V., Lewicki,
Penggunaan data penginderaan J., Rouwet, D., Kelly, P., Kern, C.,
jauh Landsat 8 dan DEM SRTM dapat Werner, C., Johnson, J.B., Utami, S.B.,
digunakan untuk mendeteksi struktur Syahbana, D.K., Saing, U., Suparjan,
geologi baru di daerah Blawan-Ijen serta Purwanto, B.H., Sealing, C., Cruz,
pengaruhnya terhadap suhu permukaan M.M., Maryanto, S., Bani, P., Laurin,
A., Schmid, A., Bradley, K., Nandaka,
tanah. Hasil penelitian mengindikasikan
I.G.M.A., dan Hendrasto, M., 2016.
i) patahan Blawan sebagai patahan New Insights Into Kawah Ijen's Volcanic
utama sebagai jalur fluida panas System From The Wet Volcano
sehingga berasosiasi dengan suhu Workshop Experiment, Geological
permukaan tanah yang tinggi dengan Society London Special Publications,
korelasi antara suhu permukaan tanah Vol. 437, doi.org/10.1144/SP437.7.
Hashim, M., Ahmad, S., Johari, M.A.M., dan
in situ dan citra thermal Landsat 8
Pour, A.B., 2013. Automatic Lineament
sebesar 0,73, ii) daerah Blawan adalah Extraction in A Heavily Vegetated Region
zona luahan dan daerah Sungai using Landsat Enhanced Thematic
Banyupahit dan Gunung Blau sebagai Mapper (ETM+) Imagery, Advances in
zona recharge sistem panasbumi Space Research, Vol. 51, 874-890.

10
Identifikasi Struktur Geologi dan …… (Anjar Pranggawan Azhari et al.)

Massinai, M.A., Rusman, S., dan Syamsuddin, Patahan Lembang, http://file.upi. edu/
2014. Struktur Geologi Sulawesi Barat Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGR
Ditinjau dari Kelurusan Geomorfologi AFI/132314541-LILI_SOMANTRI/ pj_
Regional, Proceeding Seminar Nasional patahan_lembang.pdf, download 13
Geofisika 2014, Makassar, 13 April 2015.
September 2014. Maryanto, S., Suciningtyas, I.K.L.N., Dewi,
Mia, M.B., Nishijima, J., dan Fujimitsu, Y., 2014. C.N., dan Rachmansyah, A., 2016.
Exploration and Monitoring Geothermal Integrated Resistivity and Ground
Activity using Landsat ETM+ Images, A Penetrating Radar Observations of
Case Study at Aso Volcanic Area in Underground Seepage of Hot Water at
Japan, Journal of Volcanology and Blawan-Ijen Geothermal Field,
Geothermal Research 275, 14-21. International Journal of Geophysics,
Qin, Q., Zhang, N., Nan, P., dan Chai, L., 2011. Volume 2016 (2016) Article ID
Geothermal Area Detection using 6034740.
Landsat ETM+ Thermal Infrared Data Sujanto, Syarifuddin, M.Z., dan Sitorus, K.
and its Mechanistic Analysis – A Case 1988. Geological Map of TheIjen Caldera
Study in Tengchong, China, International Complex, East Java, Direktorat
Journal of Applied Earth Observation Vulkanologi.
and Geoinformation, Vol. 13, 552-559. USGS. 2015. Landsat 8 (L8) Data Users Handbook
Raehanayati, Maryanto, S., dan Rachmansyah, LSDS-1574 Version 1.0, Departement of
A., 2013. Studi Potensi Geotermal the Interior USGS.
Blawan-Ijen, Jawa Timur Berdasarkan Utama, A.P., Dwinanto, A., Situmorang, J.,
Metode Gravity, Jurnal Neutrino, Hikmi, M., dan Irshamukhti, R. 2012.
Volume 6, No.1. Green Field Geothermal System in Java,
Riani, E., Maryanto, S., dan Rachmansyah, A. Indonesia, Proceedings 1st ITB
2013. Subsurface Geological Survey Geothermal Workshop 2012 at
Based on Gravity Method in Ijen Bandung, Indonesia, 6-8 Maret 2012.
Volcano, East Java, Physics Student Wu, W., Zou, L., Shen, X., Lu, S., Su, N., Kong,
Journal UB, Vol. 1, No. 1, 62-64. F., Dong, Y., 2012. Thermal Infrared
Sitorus, K., M, A. Purbawinata, dan A. Remote-Sensing Detection of Thermal
Zaennudin. 1990. Geologi Kaldera Ijen, Information Associated with Faults: A
Pusat vulkanologi dan Mitigasi Bencana Case Study in Western Sichuan Basin,
Geologi. China, Journal of Asian Earth Scienes,
Sobrino, J.A., Jimenez-Munoz, J.C., dan Vol. 43, 110-117.
Paolini, L., 2004. Land Surface Zaenuddin, A., Wahyudin, D. Surmayadi, M.,
Temperature Retrieval from Landsat dan Kusdinar, E., 2012. Prakiraan
TM5, Remote Sensing of Environment, Bahaya Letusan Gunung Api Ijen Jawa
Vol. 90, No. 4, 434-440. Timur, Jurnal Lingkungan dan Bencana
Somantri, Lili. 2008. Pemanfaatan Citra Geologi, Vol. 3, No. 2, 109-132.
Penginderaan Jauh untuk Mengidentifikasi

11
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 13 No. 1 Juni 2016 : 1 – 12

12

Anda mungkin juga menyukai