Makalah Pemilu
Makalah Pemilu
DI INDONESIA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan KasihkaruniaNya sehingga Makalah Pemilihan Umum di Indonesia ini dapat
kami selesaikan sebagaimana adanya.
Penyusunan makalah ini saya tujukan untuk memenuhi tugas mata Pendidikan
Kewarganegaraan, agar para mahasiswa dapat mengetahui dan memahami materi tentang
Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia.
Penulis menyadari akan kekurangan penyususnan makalah ini, untuk itu saya
mengharapkan masukan, saran dan kritik yang sifatnya membangun demi penyempurnaan
makalah ini dikemudian hari. Akhirnya, semoga makalah ini dapat menjadi referensi
dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di dalam kelas.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................... 1
BAB I : PENDAHULUAN
Rumusan Masalah...................................................................................... 3
Tujuan Penulisan....................................................................................... 3
BAB II : PEMBAHASAN
BAB IV : PENUTUP.............................................................................................. 8
LAMPIRAN GAMBAR............................................................................................. 8
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
2
B. RUMUSAN MASALAH
Pada makalah ini, rumusan masalah terbatas sebagai berikut :
1. Bagaimanakah gambaran umum pelaksanaan pemilu anggota legislatif (dewan
perwakilan rakyat)?
2. Bagaimana kondisi pemilu legislatif di Indonesia?
3. Harapan apa yang dimiliki warga pada penyelenggaraan pemilu di Indonesia?
3
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam ilmu politik dikenal bermacam-macam sistem pemilihan umum, akan tetapi
umumnya berkisar pada 2 prinsip pokok, yaitu :
1. Wakil yang terpilih dapat dikenal oleh penduduk distrik, sehingga hubungannya
dengan penduduk distrik lebih erat.
2. Lebih mendorong kearah integrasi partai-partai politik karena kursi yang
diperebutkan dalam setiap distrik pemilihan hanya satu. Mendorong partai-
partai untuk menyisihkan perbedaan-perbedaan yang ada dan mengadakan
kerjasama.
3. Berkurangnya partai dan meningkatnya kerjasama antara partai-partai yang
mempermudah terbentuknya pemerintah yang stabil dan meningkatkan
stabilitas nasional.
4. Sederhana dan mudah untuk diselenggarakan
b. Multi-member constituency (satu daerah pemilihan memilih beberapa wakil rakyat;
biasanya dinamakan Proportional Representation atau Sistem Perwakilan Berimbang).
Gagasan pokok dari sistem ini adalah bahwa jumlah kursi yang diperoleh oleh sesuatu
golongan atau partai adalah sesuai dengan jumlah suara yang diperolehnya.
Sistem ini memiliki beberapa kelemahan diantaranya :
5
2. System ini di anggap lebih demokatis dalam arti lebih egalitarian, karena
praktis tanpa ada distorsi.
Di Indonesia pada pemilu kali ini, tidak memakai salah satu dari kedua macam
sistem pemilihan diatas, tetapi merupakan kombinasi dari keduanya. Hal ini terlihat pada
satu sisi menggunakan sistem distrik, antara lain pada Bab VII pasal 65 tentang tata cara
Pencalonan Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota dimana
setiap partai Politik peserta pemilu dapat mengajukan calon anggota DPR, DPD, DPRD
Provinsi, dan DPRD Kabupaten/ Kota dengan memperhatikan keterwakilan perempuan
sekurang-kurangnya 30%.
Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2019 telah dilalui dengan demokratis,
aman dan damai. Pemilu tahun ini akan menjadi sejarah terbesar pesta demokrasi di
Indonesia, dan kita patut bersyukur telah melaluinya dengan lancar.
Hal ini dikatakan oleh Koordinator Aliansi Abadi Indonesia, Hayum Talaohu.
Menurutnya, atas kelancaran Pemilu 2019, segenap elemen masyarakat perlu memberikan
apresiasi dan ucapan terima kasih kepada penyelenggara Pemilu yaitu Komisi Pemilihan
Umum (KPU).
Sejarah digelarnya pemilu serentak berawal dari aksi Effendi Ghazali dan Koalisi
Masyarakat untuk Pemilu Serentak. Pada 2013, peraih gelar Ph.D., dalam bidang
komunikasi politik dari Radboud Nijmegen University Belanda ini menggugat Undang-
Undang (UU) Nomor 42/2008 tentang Pilpres ke Mahkamah Konstitusi (MK). MK
mengabulkan dan mengeluarkan putusan uji materi (judicial review) untuk UU yang
digugat Effendi Ghazali tersebut pada Mei 2013 kendati baru resmi disidangkan pada
Januari 2014. Namun, penerapan pemilu serentak bisa dilakukan pada 2019, bukan untuk
Pemilu 2014 dengan alasan waktu yang terlalu mepet. Effendi Ghazali pun
mempertanyakan kebijakan MK tersebut.
6
BAB III
KESIMPULAN
Di dalam negara demokrasi, pemilihan umum merupakan salah satu unsur yang
sangat vital, karena salah satu parameter mengukur demokratis tidaknya suatu negara
adalah dari bagaimana perjalanan pemilihan umum yang dilaksanakan oleh negara
tersebut. Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan oleh rakyat. Implementasi dari
pemerintahan oleh rakyat adalah dengan memilih wakil rakyat atau pemimpin nasional
melalui mekanisme yang dinamakan dengan pemilihan umum. Jadi pemilihan umum
adalah satu cara untuk memilih wakil rakyat dan pemimpinnya. Harapan warga dari
terselenggaranya pemilu adalah terpilihnya wakil rakyat yang sesuai dengan keinginan
rakyat. Tantangan yang ada adalah adanya warga yang tidak menunaikan hak pilihnya atau
golput karena kecewa dengan kinerja pemimpin sebelumnya.
Dari materi diatas setidaknya ada beberapa poin yang dapat disarikan dalam tema
singkat tentang “Pemilu” ini :
a. Pemilihan umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana pelaksanaan
kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
b. Dalam pembagian tipe demokrasi modern, saat ini Negara Republik Indonesia
sedang berada dalam tahap demokrasi dengan pengawasan langsung oleh rakyat.
Pengawasan oleh rakyat dalam hal ini, diwujudkan dalam sebuah penyelenggaraan pemilu
yang demokratis.
c. Disusunnya undang-undang tentang pemilu, partai politik, serta susunan dan
kedudukan lembaga legislatif yang baru menjadikan masyarakat kita lebih mudah untuk
memulai belajar berdemokrasi.
d. Cepat atau lambat, rakyat Indonesia akan dapat memahami bagaimana caranya
berdemokrasi yang benar di dalam sebuah republik.
e. Pemahaman ini akan timbul secara bertahap seiring dengan terus dijalankannya
proses pendidikan politik, khususnya demokrasi di Indonesia, secara konsisten.
7
BAB IV
PENUTUP
Demikian makalah ini saya susun. Sebagai warga negara yang baik, kita harus
menunaikan hak dan kewajiban kita. Memilih dalam pemilu disatu sisi adalah hak, namun
disisi lainnya adalah kewajiban kita. Sebagai banagsa dan negara yang besar, harapan kita
banyak yang kesemuanya menuju Indonesia yang lebih baik.
Saya menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, namunpun demikian,
penulis berharap ada manfaatnya bagi kita semua. Atas kekurangan yang ada, penulis
harapakan saran dan masukannya.
Lampiran gambar :
8
9