Anda di halaman 1dari 11

PEMILIHAN UMUM

DI INDONESIA

Nama : Ahmad Aza Munaqorobi


Kelas : X-EA
NO.Absen : 03

SMK Negeri 1 Magelang.


Alamat: Jalan Cawang No. 2, Jurangombo, Magelang Selatan, Jurangombo Sel., Kec.
Magelang Sel., Magelang, Jawa Tengah 56172
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan KasihkaruniaNya sehingga Makalah Pemilihan Umum di Indonesia ini dapat
kami selesaikan sebagaimana adanya.

Penyusunan makalah ini saya tujukan untuk memenuhi tugas mata Pendidikan
Kewarganegaraan, agar para mahasiswa dapat mengetahui dan memahami materi tentang
Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia.

Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada pengampu mata pelajaran Pendidikan


Kewarganegaraan yang senantiasa mendampingi dan membimbing kami dalam
penyusunanan makalah ini. Tak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang telah memberikan dukungan dan semangatnya kepada saya, sehingga makalah ini
dapat saya selesaikan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari akan kekurangan penyususnan makalah ini, untuk itu saya
mengharapkan masukan, saran dan kritik yang sifatnya membangun demi penyempurnaan
makalah ini dikemudian hari. Akhirnya, semoga makalah ini dapat menjadi referensi
dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di dalam kelas.

Magelang, 28 Mei 2019

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ ii

DAFTAR ISI............................................................................................................... 1

BAB I : PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah............................................................................ 2

Rumusan Masalah...................................................................................... 3

Tujuan Penulisan....................................................................................... 3

BAB II : PEMBAHASAN

Pengertian Pemilihan Umum..................................................................... 4

Sistem Penyelenggaraan Pemilihan Umum............................................... 4

Penyelenggaraan Pemilihan Umum di Indonesia...................................... 6

BAB III : KESIMPULAN.................................................................................... 7

BAB IV : PENUTUP.............................................................................................. 8

LAMPIRAN GAMBAR............................................................................................. 8

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemilu dalam negara-negara demokrasi termasuk di Indonesia, merupakan suatu


proses yang meletakkan kedaulatan rakyat sepenuhnya ditangan rakyat itu sendiri melalui
sistim pergantian kekuasaan secara damai yang dilakukan secara berkala sesuai dengan
prinsip-prinsip yang digariskan oleh konstitusi. Prinsip-prinsip dalam pemilihan umum
yang sesuai dengan konstitusi antara lain prinsip kehidupan ketatanegaraan yang
berkedaulatan rakyat (demokrasi) ditandai bahwa setiap warga negara berhak ikut serta
dan aktif dalam setiap proses pengambilan keputusan kenegaraan.

Sebuah negara berbentuk republik yang berarti kekuasaan dikembalikan ke


masyarakyat (publik) untuk menentukan arah dan substansi roda pemerintahan yang tidak
lepas dari pengawasan rakyat itu sendiri. Bentuk pemerintahan yang terbentuk karena
kemauan rakyat dan bertujuan untuk memenuhi kepentingan rakyat itu sendiri disebut
demokrasi. Demokrasi merupakan sebuah proses, artinya sebuah republik tidak akan
berhenti di satu bentuk pemerintahan selama rakyat negara tersebut memiliki kemauan
yang terus berubah. Ada kalanya rakyat menginginkan pengawasan yang superketat
terhadap pemerintah, tetapi ada pula saatnya rakyat bosan dengan para wakilnya yang terus
bertingkah karena kekuasaan yang seakan-akan tak ada batasnya. Berbeda dengan bentuk
pemerintah negara monarki yang menjadikan garis keturunan sebagai landasan untuk
memilih pemimpin, pada republik demokrasi diterapkan azas kesamaan dan persamaan di
mana setiap orang yang memiliki kemampuan untuk memimpin dapat menjadi pemimpin
apabila ia disukai oleh sebagian besar rakyat.

Melalui sistim demokrasi, pemerintah membuat kontrak atau perjanjian dengan


rakyat yang disebut dengan istilah kontrak sosial. Dalam sebuah republik demokrasi,
kontrak sosial atau perjanjian masyarakat ini diwujudkan dalam sebuah pemilihan umum.
Melalui pemilihan umum, rakyat dapat memilih secara langsung siapa yang menjadi
perwakilannya di lembaga legislatif dan memilih langsung atau melalui perwakilannya
untuk memilih pemerintah dilembaga eksekutif untuk penyaluran aspirasi atau kehendak
rakyat yang selanjutnya akan menentukan masa depan sebuah negara.

2
B. RUMUSAN MASALAH
Pada makalah ini, rumusan masalah terbatas sebagai berikut :
1. Bagaimanakah gambaran umum pelaksanaan pemilu anggota legislatif (dewan
perwakilan rakyat)?
2. Bagaimana kondisi pemilu legislatif di Indonesia?
3. Harapan apa yang dimiliki warga pada penyelenggaraan pemilu di Indonesia?

C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH


Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan rumusan masalah sebagaimana tersebut
di atas yaitu :
1. Untuk mengetahui gambaran umum pelaksanaan pemilu anggota legislatif di
Indonesia baik tingkat pusat (DPR), daerah propinsi (DPRD Propinsi) dan
daerah kabupaten/Kota (DPRD Kabupaten/Kota).
2. Untuk mengetahui kondisi pemilu legislatif di Indonesia.
3. Untuk mengetahui harapan yang dimiliki warga pada penyelenggaraan pemilu
di Indonesia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemilihan Umum

Pemilihan umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana pelaksanaan


kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Dalam konstitusi
negara kita, pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
(UUD RI 1945) menyebutkan: “Kedaulatan adalah ditangan rakyat, dan dilakukan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat”. Makna kedaulatan rakyat yang
dimaksud sama dengan makna kekuasaan tertinggi, yaitu kekuasaan yang terakhir dalam
wewenang untuk membuat keputusan. Tidak ada satu pasalpun yang secara eksplisit
menyebutkan bahwa negara Republik Indonesia adalah negara demokrasi. Namun karena
implementasi kedaulatan adalah ditangan rakyat, itu berati tidak lain adalah demokrasi itu
sendiri. Dengan demikian, secara implisit dapatlah dikatakan bahwa negara Republik
Indonesia adalah negara demokrasi.

Permaknaan kedaulatan ditangan rakyat dalam perwujudannya manakala negara


atau pemerintah menghadapi masalah besar yang bersifat nasional, baik di bidang
ketatanegaraan, hukum, politik, ekonomi, agama dan sosial budaya, maka semua warga
negara diundang atau diwajibkan untuk ikut serta berpartisipasi membahas, merembuk,
menyatakan pendapat serta membuat suatu keputusan bersama. Keputusan bersama ini
dilakukan melalui pemilihan umum, inilah prinsip demokrasi yang esensial.

B. Sistem Penyelenggaraan Pemilihan Umum

Dalam ilmu politik dikenal bermacam-macam sistem pemilihan umum, akan tetapi
umumnya berkisar pada 2 prinsip pokok, yaitu :

a. Single-member constituency (satu daerah memilih satu orang wakil rakyat;


biasanya disebut Sistem Distrik). Sistem yang mendasarkan pada kesatuan
geografis. Jadi setiap kesatuan geografis (yang biasanya disebut distrik karena
kecilnya daerah yang diliputi) mempunyai satu wakil dalam dewan perwakilan
rakyat. Sistem seperti ini mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya :
4
1. Kurang memperhitungkan adanya partai kecil dan golongan minoritas, apalagi
jika golongan ini terpencar dalam beberapa distrik.
2. Kurang representatif dalam arti bahwa calon yang kalah dalam suatu distrik,
kehilangan suara-suara yang telah mendukungnya.

Disamping itu sistem ini juga mempunyai kelebihan, antara lain :

1. Wakil yang terpilih dapat dikenal oleh penduduk distrik, sehingga hubungannya
dengan penduduk distrik lebih erat.
2. Lebih mendorong kearah integrasi partai-partai politik karena kursi yang
diperebutkan dalam setiap distrik pemilihan hanya satu. Mendorong partai-
partai untuk menyisihkan perbedaan-perbedaan yang ada dan mengadakan
kerjasama.
3. Berkurangnya partai dan meningkatnya kerjasama antara partai-partai yang
mempermudah terbentuknya pemerintah yang stabil dan meningkatkan
stabilitas nasional.
4. Sederhana dan mudah untuk diselenggarakan

b.        Multi-member constituency (satu daerah pemilihan memilih beberapa wakil rakyat;
biasanya dinamakan Proportional Representation atau Sistem Perwakilan Berimbang).
Gagasan pokok dari sistem ini adalah bahwa jumlah kursi yang diperoleh oleh sesuatu
golongan atau partai adalah sesuai dengan jumlah suara yang diperolehnya.
Sistem ini memiliki beberapa kelemahan diantaranya :

1. Mempermudah fragmentasi partai dan timbulnya partai-partai baru.


2. Wakil yang terpilih merasa dirinya lebih terikat kepada partai dan kurang
merasakan loyalitas kepada daerah yang telah memilihnya.
3. Mempersukar terbentuknya pemerintah yang stabil, oleh karena umumnya
harus mendasarkan diri atas koalisi dari dua-partai atau lebih.

Keuntungan system Propotional diantaranya :

1. System propotional dianggap representative, karena jumlah kursi partai dalam


parlemen sesuai dengan jumlah suara masyarakat yang di peroleh dalam
pemilu.

5
2. System ini di anggap lebih demokatis dalam arti lebih egalitarian, karena
praktis tanpa ada distorsi.

C. Penyelenggaraan Pemilihan Umum di Indonesia

Sejak kemerdekaan Negara Republik Indonesia hingga tahun 2019. Dari


pengalaman sebanyak itu, penyelenggaraan pemilihan umum di Indonesia sudah menjadi
realitas demokrasi yang berkedaulatan rakyat.

Di Indonesia pada pemilu kali ini, tidak memakai salah satu dari kedua macam
sistem pemilihan diatas, tetapi merupakan kombinasi dari keduanya. Hal ini terlihat pada
satu sisi menggunakan sistem distrik, antara lain pada Bab VII pasal 65 tentang tata cara
Pencalonan Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota dimana
setiap partai Politik peserta pemilu dapat mengajukan calon anggota DPR, DPD, DPRD
Provinsi, dan DPRD Kabupaten/ Kota dengan memperhatikan keterwakilan perempuan
sekurang-kurangnya 30%.
Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2019 telah dilalui dengan demokratis,
aman dan damai. Pemilu tahun ini akan menjadi sejarah terbesar pesta demokrasi di
Indonesia, dan kita patut bersyukur telah melaluinya dengan lancar.
Hal ini dikatakan oleh Koordinator Aliansi Abadi Indonesia, Hayum Talaohu.
Menurutnya, atas kelancaran Pemilu 2019, segenap elemen masyarakat perlu memberikan
apresiasi dan ucapan terima kasih kepada penyelenggara Pemilu yaitu Komisi Pemilihan
Umum (KPU).
Sejarah digelarnya pemilu serentak berawal dari aksi Effendi Ghazali dan Koalisi
Masyarakat untuk Pemilu Serentak. Pada 2013, peraih gelar Ph.D., dalam bidang
komunikasi politik dari Radboud Nijmegen University Belanda ini menggugat Undang-
Undang (UU) Nomor 42/2008 tentang Pilpres ke Mahkamah Konstitusi (MK). MK
mengabulkan dan mengeluarkan putusan uji materi (judicial review) untuk UU yang
digugat Effendi Ghazali tersebut pada Mei 2013 kendati baru resmi disidangkan pada
Januari 2014. Namun, penerapan pemilu serentak bisa dilakukan pada 2019, bukan untuk
Pemilu 2014 dengan alasan waktu yang terlalu mepet. Effendi Ghazali pun
mempertanyakan kebijakan MK tersebut. 

6
BAB III
KESIMPULAN

Di dalam negara demokrasi, pemilihan umum merupakan salah satu unsur yang
sangat vital, karena salah satu parameter mengukur demokratis tidaknya suatu negara
adalah dari bagaimana perjalanan pemilihan umum yang dilaksanakan oleh negara
tersebut. Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan oleh rakyat. Implementasi dari
pemerintahan oleh rakyat adalah dengan memilih wakil rakyat atau pemimpin nasional
melalui mekanisme yang dinamakan dengan pemilihan umum. Jadi pemilihan umum
adalah satu cara untuk memilih wakil rakyat dan pemimpinnya. Harapan warga dari
terselenggaranya pemilu adalah terpilihnya wakil rakyat yang sesuai dengan keinginan
rakyat. Tantangan yang ada adalah adanya warga yang tidak menunaikan hak pilihnya atau
golput karena kecewa dengan kinerja pemimpin sebelumnya.

Dari materi diatas setidaknya ada beberapa poin yang dapat disarikan dalam tema
singkat tentang “Pemilu” ini :
a.       Pemilihan umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana pelaksanaan
kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
b.      Dalam pembagian tipe demokrasi modern, saat ini Negara Republik Indonesia
sedang berada dalam tahap demokrasi dengan pengawasan langsung oleh  rakyat.
Pengawasan oleh rakyat dalam hal ini, diwujudkan dalam sebuah penyelenggaraan pemilu
yang demokratis.
c.       Disusunnya undang-undang tentang pemilu, partai politik, serta susunan dan
kedudukan lembaga legislatif yang baru menjadikan masyarakat kita lebih mudah untuk
memulai belajar berdemokrasi.
d.      Cepat atau lambat, rakyat Indonesia akan dapat memahami bagaimana caranya
berdemokrasi yang benar di dalam sebuah republik.
e.       Pemahaman ini akan timbul secara bertahap seiring dengan terus dijalankannya
proses pendidikan politik, khususnya demokrasi di Indonesia, secara konsisten.

7
BAB IV
PENUTUP

Demikian makalah ini saya susun. Sebagai warga negara yang baik, kita harus
menunaikan hak dan kewajiban kita. Memilih dalam pemilu disatu sisi adalah hak, namun
disisi lainnya adalah kewajiban kita. Sebagai banagsa dan negara yang besar, harapan kita
banyak yang kesemuanya menuju Indonesia yang lebih baik.
Saya menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, namunpun demikian,
penulis berharap ada manfaatnya bagi kita semua. Atas kekurangan yang ada, penulis
harapakan saran dan masukannya.

Lampiran gambar :

Logo Komisi Pemilihan Umum

Lambang Partai Peserta 2019.

anner Sosialisasi Pemilu


Kertas suara dan kotak suara

8
9

Anda mungkin juga menyukai