Anda di halaman 1dari 176

PERENCANAAN IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Kurikulum


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala

Dikerjakan Oleh:

Nama : Farhan Afnan


Nim : 1704101010132
Jurusan : Teknik Sipil

Dosen Pengasuh:
Dr. Benazir, S.T., M.Eng
NIP : 19881027 201901 1 101

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM-BANDA ACEH

2020
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
JL. TGK. SYEKH ABDUL RAUF NO. 7 DARUSSALAM – BANDA ACEH 23111
TELP./FAX. (0651) 52222

LEMBAR PENILAIAN

PERENCANAAN IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

TSI 310/ 2 SKS

Dikerjakanoleh:

Nama : Farhan Afnan

Nim : 1704101010132

Jurusan : Teknik Sipil

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Kurikulum

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Syiah Kuala

Kepada Mahasiswa Yang Bersangkutan

Diberikan Nilai

(.........)

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing

Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air

(Dr. Benazir, S.T., M.Eng)

NIP. 19881027 201901 1 101


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
JL. TGK. SYEKH ABDUL RAUF NO. 7 DARUSSALAM – BANDA ACEH 23111
TELP./FAX. (0651) 52222

LEMBAR KONSULTASI

A. Mata Kuliah : Perancangan Geometrik Jalan Raya


Kode / SKS : TSI 310 / 2 SKS
Nama : Farhan Afnan
NIM :1704101010132
Jurusan : Teknik Sipil
Nama Dosen : Dr. Benazir, S.T., M. Eng

B. Kegiatan Konsultasi

Nomor Tanggal Konsultasi Paraf

1 13/02/20 -Penjelasan Soal.

-Jabarkan setiap hitungan untuk juli lanjutkan ke


19/02/
20 nfr.

-Perbaikan NFR.
-Langsung laporan BAB 5.
27/02/ -Setiap perhitungan dijabarkan Juli 1.
20
-Lanjutkan ke debit banjir.

-Sistematika penulisan laporan perlu direvisi.


-Gambar grafik limpasan 50 dan 100 tahum di-
09/03/ gabung dalam satu gambar.
20 -setelah perhitungan debit andalan, dalam
laporan
perlu dinarasikan hubungan antara debit
26/03/ andalan
20 terhadap NFR yang telah dihitung. Jika debit
andalan memenuhi (Qa˃NFR) berarti air sungai
kruengbuloh blang ara (BBA) mencukupi untuk
dialirkan ke daerah irigasi. Jika tidak memenuhi
perlu dilakukan rotasi penanaman ataupun
dicari
sungai terdekat untuk disuplekasikan debitnya
ke
krueng BBA.
-Jika poin poin diatas sudah selesai, lanjutkan
dengan membagi petak tersier, dan juga
menghitung
luasan D.I (bisa dihitung melalui auto CAD).

C. Selesai pada tanggal ........................ Banda Aceh, 2020


Dosen Pembimbing

Dr. Benazir, S.T., M. Eng


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
JL. TGK. SYEKH ABDUL RAUF NO. 7 DARUSSALAM – BANDA ACEH 23111
TELP./FAX. (0651) 52222

LEMBAR KONSULTASI

D. Mata Kuliah : Perancangan Geometrik Jalan Raya


Kode / SKS : TSI 310 / 2 SKS
Nama : Farhan Afnan
NIM :1704101010132
Jurusan : Teknik Sipil
Nama Dosen : Dr. Benazir, S.T., M. Eng

E. Kegiatan Konsultasi

Nomor Tanggal Konsultasi Paraf

6 13/04/20 -Pembagian petak tersier sudah memenuhi syarat.


-Perlu diperhatikan dengan urutan penomoran
penanaman
petak tersier. Urutannya mulai dari hilir dulu, yaitu
sawah
yang dialirkan debitnya lebih dahulu dimulai
penomorannya.
Misalkan untuk sawah di desa blang talon, baiknya
SBT3 jadi
SBT 1 begitu juga sebaliknya.
-Batas antara SBT 1 (setelah diganti SBT 3) dengan
SDM se-
baiknya garis batasnyamengikuti jalan desa.
-Penanaman petak cukup 1 kali ditulis di peta hanya
border
(garis batas yang disatukan). Misalkan untuk BT2
3/05/2 cukup 1 kali
0 dan bordenya disatukan. Begitu juga dengan yang
lainnya.
-Lanjutkan ke titik penempatan bangunan peta pada
situasi
tersebut. Tata cara penggambaran bangunan dapat
dirujuk
dalam KP 07.

-Pada peta situasi jika ada saluran ekisting yang tidak


dipakai
4/05/2 dalam perencanaan ini sebaiknya dihapus saja.
0 Begitu juga
jika ada saluran yang direncanakan digambar pada
peta tsb.
-Lanjutkan dengan laporan BAB jaringan irigasi.
17/05/ -Lanjutkan juga ke perhitungan dan penggambaran
20 saluran.
Potongan saluran digambarkan untuk setiap 1
saluran cukup
satu pias (cross), geometri saluran boleh trapesium
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
JL. TGK. SYEKH ABDUL RAUF NO. 7 DARUSSALAM – BANDA ACEH 23111
TELP./FAX. (0651) 52222

atau segi-
empat dan boleh juga keduanya.

-Potongan saluran digambarkan untuk setiap saluran


cukup 1
pias (cross).

-Font pada gambar dimensi terlalu kecil.


-Lanjutkan ke bangunan utama dan pelengkap
parameter sesai
dengan soal dan jika ada yang belum diketahui boleh
ditentukan
sendiri dengan ketentuan-ketentuan yang dalam KP.

F. Selesai pada tanggal ........................ Banda Aceh, 2020


Dosen Pembimbing

Dr. Benazir, S.T., M. Eng


NIP. 198810272019011101
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
JL. TGK. SYEKH ABDUL RAUF NO. 7 DARUSSALAM – BANDA ACEH 23111
TELP./FAX. (0651) 52222

LEMBAR KONSULTASI

G. Mata Kuliah : Perancangan Geometrik Jalan Raya


Kode / SKS : TSI 310 / 2 SKS
Nama : Farhan Afnan
NIM :1704101010132
Jurusan : Teknik Sipil
Nama Dosen : Dr. Benazir, S.T., M. Eng

H. Kegiatan Konsultasi

Nomor Tanggal Konsultasi Paraf

10 2/06/20 -Cek kembali perhitungan lebar bersih pintu bangunan


pengambilan di Bab VII. Lebar tidak sesuai dengan
hasil
hitungan dan dimensi untuk pilar 2 metr terlalu
besar.
-Cek kembali perhitungan Bangunan pengambil
saluran
primer di Bab VII.
-Lanjutkan ke penggambaran untuk bangunan-
bangunan
yang telah didesain misalkan untuk kantong lumpur,
9/06/2 intake
0 , penguras dll. Lenkapi juga gambar peletakan
bendung di
peta situasi.

-Lengkapi penggambaran untuk bangunan-bangunan


yang
telah didesain, termasuk gambar pintu intake dan
lainnya.
-Untuk memudahkan coba ditanyakan ke teman yang
sudah
selesai bagian gambar yang perlu dilengkapi.
-Untuk gambar peletakan bendung di badan sungai
masih
belum adanya saluran pengarah, kantong lumpur,
saluran
primer dan saluran pembilang menuju sungai
-Lengkapi semua laporan sesuai dengan sistematika
yang ada
pada soal. Laporan dibuat dalam satu file (tidak
terpisah),
semua gambar desai dilampirkan pada lampiran
ukuran A3.
Selanjutnya dikirim dengan format PDF.
-Konsultasi selanjutnya sebelum jam 10.00 besok
hari, 10 juni
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK
JL. TGK. SYEKH ABDUL RAUF NO. 7 DARUSSALAM – BANDA ACEH 23111
TELP./FAX. (0651) 52222

2020.

I. Selesai pada tanggal ........................ Banda Aceh, 2020


Dosen Pembimbing

Dr. Benazir, S.T., M. Eng


NIP. 198810272019011101
Perancangan irigasi dan bangunan air

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air tepat pada waktunya, dengan segala
keterbatasan yang dimiliki penulis sehingga tugas ini belum sempurna
sebagaimana yang diharapkan.

Shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabiyullah Muhammad SAW,


yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan ke alam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.

Dalam penyelesaian Tugas Perencanaan Irigasi dan Bangunan Airini,


penulis telah banyak memperoleh pengarahan dan bimbingan. Ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Bapak Dr, Benazir, S.T.,
M.Eng. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga
dan ilmu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan di sana sini dalam penulisan


laporan ini, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk
dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan laporan selanjutnya. Semoga
laporan ini bisa memberikan ilmu kepada penulis khususnya dan kepada
mahasiswa teknik sipil pada umumnya.

Darussalam, Mei 2020

Penulis

Farhan Afnan

i
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

NIM. 1704101010132

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN DAN PENILAIAN


LEMBAR SOAL
LEMBAR KONSULTASI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………... ii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………... vi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….. viii
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………1
1.2 Maksud dan Tujuan …………………………………………… 2
1.3 Data-Data yang Diperlukan …………………………………… 2
1.3.1 Data Topografi ………………………………………….. 2
1.3.2 Data Hidrologi ………………………………………….. 2
1.3.3 Data Morfologi …………………………………………. 3
1.3.4 Data Geologi ……………………………………………. 3
1.3.5 Data Mekanika Tanah …………………………………... 3
1.3.6 Standar Untuk Perencanaan …………………………….. 3
1.3.7 Data Lingkungan dan Ekologi ………………………….. 3
BAB II. GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI …………………………. 4
BAB III.DATA PERENCANAAN …………………………………………. 5
3.1 Ketentuan-Ketentuan Umum …………………………………..5
3.2 Format Laporan Perancangan Irigasi dan Bangunan Air ……... 5
3.3 Kerangka Acuan Pelaksanaan Tugas …………………………. 6
3.4 Rencana Schedule Pelaksanaan ……………………………….. 7
3.5 Data Perencanaan ……………………………………………... 7
3.5.1 Data Perhitungan Kebutuhan Air Tanaman …………...... 7
3.5.2 Data Perhitungan Debit Banjir Rancangan ……………... 7
3.5.3 Data Desain Jaringan Irigasi ……………………………. 8
3.5.4 Data Sungai dan Bendung ……………………………….8

ii
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

3.6 Gambar Detail Desain ………………………………………… 8


3.7 Referensi ……………………………………………………….9
BAB IV. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………….. 12
4.1 Debit Andalan ………………………………………………….12
4.2 Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi …………………………….14
4.2.1 Evapotranspirasi Potensial ……………………………… 14
4.2.2 Perkolasi …………………………………………………15
4.2.3 Menentukan Waktu dan Kebutuhan Air ……………….. 15
4.2.4 Kebutuhan Air Selama Penyiapan Lahan ………………. 16
4.2.5 Kebutuhan Air Tanaman ………………………………...16
4.2.6 Penggantian Lapisan Air ………………………………...17
4.2.7 Curah Hujan Efektif …………………………………….. 17
4.2.8 Pola Tanam ……………………………………………... 17
4.2.9 Kebutuhan Air Irigasi Tanaman Padi ……………………18
4.2.10 Kebutuhan Pengambilan ……………………………….18
4.2.11 Debit Pengambilan ……………………………………. 19
4.3 Perencanaan Jaringan Irigasi Teknis ………………………….. 19
4.4 Trase Saluran ………………………………………………….. 19
4.5 Saluran Pembawa ……………………………………………... 20
4.6 Dimensi Saluran ………………………………………………. 20
4.7 Elevasi Muka Air ………………………………………………21
4.8 Dimensi Bangunan ……………………………………………. 22
4.8.1 Dimensi Bangunan Bagi dan Sadap ……………………. 22
4.8.2 Dimensi Box bagi ………………………………………..22
4.8.3 Dimensi Gorong-Gorong ……………………………….. 23
4.8.4 Dimensi Talang …………………………………………. 23
4.9 Analisa Mercu ………………………………………………… 25
4.9.1 Tinggi Air Sebelum Pembendungan ……………………. 25
4.9.2 Debit Per Satuan Lebar Bendung ………………………. 25
4.9.3 Menghitung Tinggi Air di Atas Mercu …………………. 25
4.10 Tinjauan Stabilitas Konstruksi ………………………………. 26
4.10.1 Stabilitas Erosi Bawah Bendung ……………………… 26

iii
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

4.10.2 Berat Sendiri Konstruksi ……………………………… 26


4.10.3 Gaya Akibat Gempa Bumi ……………………………. 26
4.10.4 Gaya Akibat Tekanan Lumpur ………………………... 27
4.10.5 Tekanan Lateral Tanah ……………………………….. 27
4.10.6 Gaya Hidrostatis ………………………………………. 28
4.10.7 Gaya Hidrodinamis …………………………………….28
4.10.8 Gaya Tekanan Ke Atas ………………………………... 28
4.11 Bangunan Pengambilan ………………………………………29
4.12 Bangunan Pembilas/Penguras ……………………………….. 30
4.12.1 Bangunan Pembilas pada Tubuh Bendung ………….. 30
4.12.2 Bangunan Pembilas Kantung Lumpur ………………. 30
4.13 Kantung Lumpur …………………………………………….. 30
4.14 Perencanaan Tembok Tepi …………………………………...31
BAB V. ANALISA HIDROLOGI ………………………………………….. 32
5.1 Curah Hujan Efektif …………………………………………... 32
5.2 Evapotranspirasi ………………………………………………. 36
5.3 Kebutuhan Air ………………………………………………… 43
5.4 Curah Hujan Rancangan ……………………………………….47
BAB VI. PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI ………………………... 81
6.1 Jaringan Irigasi Teknis ………………………………………... 81
6.2 Skema Sistem Jaringan Irigasi …………………………………82
6.3 Trase Saluran ………………………………………………….. 82
6.4 Debit Pengambilan ……………………………………………. 83
6.5 Dimensi Saluran ………………………………………………. 84
6.6 Tampang Lintang Ekonomis ………………………………….. 84
BAB VII. PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA ……………………... 87
7.1 Perencanaan Bendung ………………………………………… 87
7.1.1 Perhitungan Kedalaman Air Sebelum Pembendungan …. 87
7.1.2 Perhitungan Debit Per Satuan Lebar Bendung …………. 90
7.1.3 Perhitungan Tinggi Energgi …………………………….. 91
7.1.4 Perhitungan Tinggi Air di atas Mercu Bendung ………... 92
7.1.5 Profil Mercu …………………………………………….. 93
7.2 Perencanaan Kolam Olak ……………………………………... 95

iv
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

7.2.1 Menghitung Kedalaman Kritis …………………………. 95


7.2.2 Merencanakan Kolam Loncat Air ……………………….96
7.3 Bangunan Pengambilan ……………………………………….. 99
7.4 Perencanaan Bangunan Penguras ……………………………... 100
7.5 Perencanaan Saluran Pengarah ………………………………...101
7.6 Perencanaan Kantong Lumpur ……………………………….. 101
7.6.1 Menghitung Luas Rata-Rata ……………………………. 101
7.6.2 Perhitungan Tinggi Air di Saluran ……………………… 102
7.6.3 Perhitungan Kemiringan Saluran Normal In …………… 103
7.6.4 Perhitungan Kemiringan Kantong Lumpur Is …………...104
7.6.5 Kontrol Keadaan Aliran ………………………………… 105
7.6.6 Mengecek Ukuran Partiker yang Terbilas ……………… 106
7.6.7 Perhitungan Panjang Kantong Lumpur ………………….106
7.6.8 Pengecekan Efisiensi …………………………………….107
7.7 Pintu Pembilas ………………………………………………… 108
7.8 Saluran Pembilas ……………………………………………… 109
7.9 Bangunan Pengambilan Saluran Primer ……………………….110
BAB VIII. ANALISIS REMBESAN DAN STABILITAS ………………….112
8.1 Stabilitas Selama Debit Sungai Rendah ………………………. 112
8.1.1 Rembesan dan Tekanan Air Tanah ……………………... 113
8.1.2 Analisa Stabilitas ……………………………………….. 116
8.1.3 Keamanan Terhadap Gelincir …………………………... 121
8.1.4 Keamanan Terhadap Erosi Bawah Tanah ………………. 123
8.2 Stabilitas Selama Debit Sungai Banjir ………………………... 125
BAB IX. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………… 131
9.1 Kesimpulan …………………………………………………….131
9.2 Saran …………………………………………………………... 132
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 133
LAMPIRAN

v
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

DAFTAR TABEL

Tabel Uraian Hal

5.1 Data Curah Hujan Setengah Bulanan Tahun 1995-2015............... 35


5.2 Data klimatologi ........................................ 37
5.3 Harga W sesuai temperatur dan ketinggian................................... 38
5.4 Fungsi temperatur udara rata-rata (˚c) ........................................ 39
5.5 Nilai Ra ekivalen dengan evaporasi dalam mm/hari..................... 40
5.6 Pengaruh Temp F(T) thp Rn1 ........................................ 41
5.7 Pengaruh Tek. Uap f(ed) thp Rn1 ........................................ 41
5.8 Pengaruh penyinaran matahari f(n/N) thp Rn1.............................. 42
5.9 Perhitungan Evapotranspirasi ........................................ 44
5.10 Curah Hujan Maksimum ........................................ 51
5.11 Nilai koefisien Yn dan Sn ........................................ 55
5.12 Distrbusi sebaran metode Gumbel Tipe I...................................... 56
5.13 Distribusi frekuensi metode Log Pearson Tipe III......................... 56
5.14 Distribusi sebaran metode Log Pearson Tipe III........................... 57
5.15 Faktor frekuensi k untuk metode Log Normal............................... 58
5.16 Distrbusi sebaran metode Log Normal ........................................ 58
5.17 Rekapitulasi curah hujan rancangan DAS sungai.......................... 59
5.18 Syarat Pemilihan Jenis Distribusi ........................................ 59
5.19 Periode Ulang 50 dan 100 Tahun ........................................ 60
5.20 Hyetograph Rencana Periode Ulang 50 Tahun = 193,67 mm....... 61
5.21 Hyetograph Rencana Periode ulang 100 tahun = 212,24 mm....... 62
5.22 Evapotranspirasi (ETo) ........................................ 67
5.23 Jumlah hari hujan (n) ........................................ 67
5.24 Perbedaan Evapotranspirasi potensial dengan aktual.................... 68
5.25 Evapotranspirasi Aktual ........................................ 69
5.26 Curah Hujan Bulanan ........................................ 70
5.27 Penyimpanan Kelembaban Tanah ........................................ 71
5.28 Kelebihan Air (WS) ........................................ 72

vi
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

5.29 Infiltrasi ........................................ 73


5.30 Penyimpanan air tanah pada akhir bulan....................................... 74
5.31 Limpasan Dasar ........................................ 75
5.32 Limpasan Permukaan ........................................ 76
5.33 Limpasan Hujan Sesaat ........................................ 77
5.34 Total Limpasan ........................................ 78
5.35 Debit Sungai (Qs) m3/det ........................................ 79
5.36 Debit Andalan (Qa) ........................................ 80
5.37 Hitungan Hidrograf Koreksi Metode Nakayasu............................ 81
5.38 Skala Ulang 50 Tahun ........................................ 84
5.39 Skala Ulang 100 Tahun ........................................ 87
6.1 Dimensi saluran trapesium ........................................ 96
6.2 Dimensi gorong-gorong ........................................ 98
7.1 Perhitungan kedalaman air sebelum pembendungan..................... 100
7.2 Perhitungan tinggi energi ........................................ 102
7.3 Perhitungan tinggi air di atas mercu ........................................ 103
7.4 Kemiringan Hilir ........................................ 104
7.5 Perhitungan Permukaan Mercu Tipe Ogee III............................... 105
8.1 Perhitungan Jalur Rembesan dan Tekanan Air pada Debit Rendah
Tanpa Lantai Lindung ........................................ 125
8.2 Angka Rembesan Lane (CL) ........................................ 126
8.3 Perhitungan Jalur Rembesan dan Tekanan Air pada Debit Rendah
dengan Lantai Lindung ........................................ 127
8.4 Gaya dan Momen Horizontal ........................................ 129
8.5 Gaya dan Momen Vertikal Berat Mati Bendung........................... 130
8.6 Gaya dan Momen Vertikal Tekanan Air Tanah (Uplift Pressure). 131
8.7 Tekanan Air selama Banjir Rencana (Lane).................................. 136
8.8 Gaya dan Momen Horizontal ........................................ 137
8.9 Gaya dan Momen Vertikal Berat Mati Bendung........................... 138
8.10 Gaya dan Momen Vertikal Tekanan Air Tanah (Uplift Pressure). 139
8.11 Tekanan Air selama Banjir Rencana (Lane).................................. 140

vii
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

DAFTAR GAMBAR

Gambar Uraian Hal

2.1 Lokasi wilayah sungai Pase - Peusangan.................................... 4


2.2 Lokasi Perencanaan Krueng Buloh Blang Ara............................ 5
5.1 Grafik Hyetograph Periode 50 Tahun ........................................ 61
5.2 Grafik Hyetograph Periode 100 Tahun....................................... 62
5.3 Grafik Hidrograf Nakayasu ........................................ 83
7.1 Kurva Hubungan Debit dan Muka Air Sebelum Pembendungan 100
7.2 Bentuk bendung mercu Ogee III ........................................ 103
7.3 Kurva hubungan x dan y pada bendung Mercu Ogee III............ 105
7.4 Desain Mercu Oge III ........................................ 106
7.5 Kolam Olak Tipe III (USBR 1973) ........................................ 109
7.6 Tipe pintu pengambilan ........................................ 111
7.7 Geometri Saluran Pembilas ........................................ 112
7.8 Hubungan Antara Diameter Saringan dan Kecepatan Endap Untuk
Air Tenang ........................................ 115
7.9 Tegangan geser kritis dan kecepatan geser kritis sebagai fungsi
besarnya butir untuk ρ5 = 2.650 kg/m3 (pasir)............................. 118
7.10 Grafik pembuangan sedimen Camp untuk aliran turbelensi
(Camp, 1945) ........................................ 121
8.1 Perencanaan bendung ........................................ 125
8.2 Perencanaan bendung dengan lantai lindung.............................. 126

viii
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sektor pertanian merupakan hal yang sangat penting bagi perekonomian di
Indonesia. Dengan tanah yang cukup subur dan letak geografisnya, berbagai
fariasi tanaman akan tumbuh subur di Indonesia. Negara Indonesia memiliki dua
musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Jika tidak dimanagemen
dengan baik dan tidakdi buat sarana dan prasarana penunjang yang baik maka
pada musim kemara sawah-sawah kekurangan air sedangkan pada kondisi musim
penghujan sawah dapat tergenang oleh air. Oleh karena itu, diperlukan adanya
perencanaan irigasi dan bangunan air yang baik dan benar.
Laporan ini berisikan tentang perencanaan jaringan irigasi dan bangunan
air. Jaringan irigasi merupakan suatu jaringan yang berfungsi untuk membawa air
dari sumbernya untuk keperluan tertentu, kemudian dibagikan secara teratur dan
air yang telah digunakan dapat dibuang kembali ke sungai. Jaringan-jaringan
irigasi terdiri dari bangunan utama, saluran irigasi (primer, sekunder, tersier, dan
kuarter) dan saluran pembuang (kuarter, tersier, sekunder, dan primer). Sedangkan
bangunan utama adalah semua bangunan yang direncanakan di sepanjang sungai
atau aliran air untuk membelokkan air ke dalam jaringan saluran irigasi agar dapat
digunakan untuk keperluan irigasi.

1.2. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dari penulisan laporan Perancangan Irigasi dan Bangunan
Air ini adalah untuk mengetahui jumlah kebutuhan air irigasi yang diperlukan
pada daerah irigasi yang direncanakan dan kemampuan air sungai yang tersedia
untuk mengairi sawah. Berdasarkan kebutuhan air di petak sawah, maka dapat
direncanakan jaringan irigasi. Sedangkan tujuan dari penulisan laporan
Perancangan Irigasi dan Bangunan Air adalah untuk memahami bagaimana proses
dalam merencanakan jaringan irigasi dan merancang konstruksi bangunan air di
suatu daerah untuk memenuhi kebutuhan air di sawah.

1
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

1.3. Lingkup Pembahasan


Lingkup bahasan yang terdapat di dalam laporan ini meliputi analisis
hidrologi, perencanaan jaringan irigasi, perencanaan bangunan utama, dan
stabilitas bendung.

2
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

2.1. Gambaran Umum Lokasi Studi


2.1.1. Kondisi Geografis
Provinsi Aceh terletak antara 01o 58' 37,2" - 06o 04' 33,6" Lintang Utara
dan 94o 57' 57,6" - 98o 17' 13,2" Bujur Timur dengan ketinggian rata-rata 125
meter di atas permukaan laut. Pada tahun 2012 Provinsi Aceh dibagi menjadi 18
Kabupaten dan 5 kota, terdiri dari 289 kecamatan, 778 mukim dan 6.493 gampong
atau desa.
Batas-batas wilayah Provinsi Aceh, sebelah Utara dan Timur berbatasan
dengan Selat Malaka, sebelah Selatan dengan Provinsi Sumatera Utara dan
sebelah Barat dengan Samudera Indonesia. Satu-satunya hubungan darat hanyalah
dengan Provinsi Sumatera Utara, sehingga memiliki ketergantungan yang cukup
tinggi dengan Provinsi Sumatera Utara.
Luas Provinsi Aceh 5.677.081 ha, dengan hutan sebagai lahan terluas
yang mencapai 2.290.874 ha, diikuti lahan perkebunan rakyat seluas 800.553 ha.
Sedangkan lahan industri mempunyai luas terkecil yaitu 3.928 ha.
Lokasi suaka alam/objek wisata alam di Provinsi Aceh ada di sembilan
lokasi, yaitu Taman Buru Linge Isaq, Cagar Alam Serba jadi, Taman Nasional
Gunung Leuser, Taman Wisata dan Taman Laut Pulau Weh Sabang, Cagar Alam
Jantho, Hutan untuk Latihan Gajah (PLG), Taman Wisata Laut Kepulauan
Banyak, dan Suaka Margasatwa Rawa Singkil. (Sumber: Bappeda Aceh, Aceh
dalam Angkae disi 2013)

2.1.2. Kondisi Topografi


Provinsi Aceh memiliki topografi datar hingga bergunung. Wilayah
dengan topografi daerah datar dan landau sekitar 32% dari luas wilayah,
sedangkan berbukit hingga bergunung mencapai sekitar 68% dari luas wilayah.
Daerah dengan topografi bergunung terdapat dibagian tengah Aceh yang
merupakan gugusan pegunungan bukit barisan dan daerah dengan topografi
berbukit dan landai terdapat dibagian utara dan timur Aceh. Berdasarkan kelas
topografi wilayah, Provinsi Aceh yang memiliki topografi datar (0-2%) tersebar di

3
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

sepanjang pantai barat – selatan dan pantai utara – timur sebesar 24,83% dari total
wilayah; landai (2-15%) tersebar diantara pegunungan seulawah dengan sungai
krueng aceh, dibagian pantai barat – selatan dan pantai utara – timur sebesar
11,29% dari total wilayah; Agak curam (15 – 40%) sebesar 25,82%; dan sangat
curam (>40%) yang merupakan punggung pegunungan seulawah, gunung leuser,
dan bahu dari sungai-sungai yang ada sebesar 38,06% dari total wilayah.
Provinsi Aceh memiliki ketinggian rata-rata 125 meter diatas permukaan
laut.Persentase wilayah berdasarkan ketinggiannyayaitu :
1. Daerah berketinggian 0 – 25 meter dpl merupakan 22,62% luas wilayah
(1.283.877,27 ha)
2. Daerah berketinggian 25 – 1.000 meter dpl sebesar 54,22% luas wilayah
(3.077.445,87 ha)
3. Daerah berketinggian diatas 1.000 meter dpl sebesar 23,16% luas wilayah
(1.314.526,86 ha)

2.2. Situasi Sungai Lokasi Studi


2.2.1. Lokasi Perencanaan
Untuk mengetahui kondisi eksisting lokasi studi maka dilakukan survei
pendahuluan. Dalam survei ini dilakukan peninjauan terhadap peta lokasi wilayah
Pase – Peusangan (Gambar 2.1).

Gambar 2.1 Lokasi wilayah sungai Pase - Peusangan


Berikut adalah hasil peninjauan terhadap situasi pantai lokasi studi.
Kondisi fisik dan lokasi perencana :

4
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Koordinat = 5.103202° LU dan 97.070947° BT


Lokasi perencanaan adalah di Krueng Buloh Blang Ara terdapat di sisi
utara pulau sumatera. Gambar lokasi dapat dilihat pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 Lokasi Perencanaan Krueng Buloh Blang Ara

5
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

BAB III
DATA PERENCANAAN

3.1 Ketentuan-Ketentuan Umum

1. Asistensi kepada dosen pengasuh mata kuliah Perancangan Irigasi dan


Bangunan Air sesuai dengan jadwal asistensi, format tugas dibawa setiap kali
asistensi, asistensi membawa print out hasil kerja.
Jadwal asistensi:
Rabu : 09.30 – 12.00 WIB
*diluar jam tersebut, harap buat janji terlebih dahulu
2. Penulisan laporan menggunakan format baku penulisan skripsi
3. Laporan diketik pada kertas HVS ukuran A4
4. Pengerjaan tugas sesuai dengan kerangka tugas dan schedule pelaksanaan
5. Batas akhir asistensi kepada dosen pengasuh adalah minggu ke-15
6. Deadline ACC tugas oleh dosen untuk dijilid adalah minggu ke-16,
pengumpulan laporan dan responsi dilakukan setelahnya (waktu ditentukan
kemudian)
7. Bila batas akhir ACC terlampau, maka tugas dinyatakan gugur, mahasiswa
diwajibkan untuk mengulang perancangan dari awal pada semester
selanjutnya.
8. Unsur yang dinilai adalah, (1) keaktifan asistensi (minimal 8x), (2) ketepatan
penyelesaian tugas, (3) laporan dan penggambaran, (4) penguasaan materi
(responsi), dan (5) kreatifitas penyelesaian kasus/desain
9. Hal-hal lainnya yang belum ditentukan akan ditentukan kemudian

3.2 Format Laporan Perancangan Irigasi dan Bangunan Air


 Cover
 Halaman Pengesahan dan Penilaian
 Lembaran Soal
 Lembaran Konsultasi
 Kata Pengantar

6
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

 Daftar Isi
 Daftar Tabel
 Daftar Gambar
 Bab I Pendahuluan
 Bab II Gambaran Umum Lokasi Studi
 Bab III Data Perencanaan
 Bab IV Tinjauan Pustaka
 Bab V Analisis Hidrologi
 Bab VI Perencanaan Jaringan Irigasi
 Bab VII Perencanaan Bangunan Utama
 Bab VIII Analisis Rembesan dan Stabilitas
 Bab IX Penutup
 Daftar Pustaka
 Lampiran dan Gambar Desain

3.3 Kerangka Acuan Pelaksanaan Tugas


1. Lokasi perencanaan adalah di Krueng Buloh Blang Ara (5.103202°,
97.070947°)
2. Analisis curah hujan efektif setengah bulanan untuk padi dan palawija
3. Analisis evapotranspirasi (data klimatologi diberikan pada Tabel 1)
4. Analisis kebutuhan air tanaman (NFR)
5. Analisis curah hujan rancangan periode ulang 50, 100 tahun
6. Analisis debit banjir rancangan periode ulang 50, 100 tahun
7. Skema jaringan irigasi (peta petak, jaringan pembawa, jaringan pembuang,
bangunan)
8. Dimensi saluran pembawa, saluran pembuang, beserta bangunan
9. Analisis elevasi mercu bendung, lebar tubuh bendung, tipe mercu pelimpah,
bangunan penguras bendung dan peredam energi
10. Desain bangunan pengambilan utama (intake) dan kantong lumpur
11. Desain bangunan pembilas kantong lumpur dan pengambilan saluran primer
12. Analisis rembesan dan stabilitas bendung

7
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

13. Penggambaran hasil desain


14. Penyusunan laporan perencanaan

3.4 Rencana Schedule Pelaksanaan

3.5 Data Perencanaan


3.5.1 Data Perhitungan Kebutuhan Air Tanaman

1. Pola tata tanam: padi – padi – palawija (jenis palawija bebas ditentukan
sendiri)
2. Waktu mulai tanam: 1 Juli
3. Waktu penyiapan lahan = 45 hari
4. Kebutuhan air penjenuhan: 250 mm
5. Efisiensi jaringan irigasi, sal. primer = 90%, sal. sekunder = 85% dan sal.
tersier = 80%
Perkolasi = 2 mm/hr

3.5.2 Data Perhitungan Debit Banjir Rancangan


Sesuai peta topografi
3.5.3 Data Desain Jaringan Irigasi
Peta situasi Daerah Irigasi (DI)

8
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

3.5.4 Data Sungai dan Bendung

1. Peta topografi sungai


2. Mercu pelimpah bendung (bebas direncanakan)
3. Penentuan tipe bangunan peredam energi berdasarkan hasil perhitungan
4. Luas areal irigasi yang akan di airi = sesuai dengan peta DI (dalam hektar)
5. Periode pembilasan kantong lumpur : bebas direncanakan
6. Diameter butiran partikel sedimen: 0,07 m
7. Karakteristik geologi dan mekanika tanah site bendung
• Sudut geser dalam (ϕ = 26)
• Spesific gravity (Gs) : 2,75
• Void ratio (e) : 25%
• Koefisien kohesi : 1,93
Keterangan:

Apabila di dalam perencanaan terdapat data-data yang belum diberikan, data


tersebut akan ditentukan berdasarkan standar dalam Kriteria Perencanaan
Irigasi.

3.6 Gambar Detail Desain

Peta dan gambar berikut harus dibuat dan dilampirkan dalam laporan

1. Peta situasi daerah irigasi


2. Peta topografi sungai
3. Potongan memanjang saluran rencana (skala 1:1000)
4. Potongan melintang saluran (skala 1:50)
5. Denah bangunan utama secara umum (skala 1:100)
6. Potongan melintang bendung (skala 1:100)
7. Potongan memanjang bendung dan hidraulikanya (skala 1:100)
8. Potongan memanjang intake, penguras bendung, kantong lumpur (skala
1:100)
9. Detail pintu intake, pintu penguras, kolam olakan,
kantong lumpur (skala 1: 50)

9
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

3.7 Referensi
 Anonim, 2013, Pedoman/petunjuk teknik dan manual, bagian 2: Irigasi
(standar perencanaan irigasi). Jakarta: Balitbang Departemen Kimpaswil.
 Chow, Ven Te, 1992, Hidraulika Saluran Terbuka. Jakarta: Erlangga.
 Soemarto, C.D., 1999, Hidrologi Teknik. Jakarta: Erlangga.
 Sosrodarsono, S., Takeda, K. 1993, Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta:
Pradnya Paramita.
 Sri Harto, Br., 1993, Analisis Hidrologi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
 USBR, Department of the Interior, 1987, Design of Small Dams, 3rd Ed., a
Water Resources Technical Publication. Washington, DC.: US. Government
Printing Office.
 Data stasiun hujan dan klimatologi Elevasi = 100 m dpl
 Koordinat = 5°13'43.10" LU dan 96°56'51.01" BT

10
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

11
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

12
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam melakukan perencanaan teknis jaringan irigasi diperlukan rumus-


rumus yang dipakai dalam perhitungan. Pada bab ini dikemukakan beberapa teori
dan rumus yang berkaitan dengan dasar perencanaan.

4.1 Debit Andalan


Bila kebutuhan air sawah tidak dapat dipenuhi oleh hujan, maka untuk
mengairi sawah diperlukan sumber air yang berasal dari sungai. Debit sungai yang
dapat diandalkan sebagai dasar perencanaan untuk kebutuhan air disebut debit
andalan. Menurut Anonim 6 (1986), debit andalan untuk perencanaan irigasi
adalah debit sungai dengan kemungkinan tak terpenuhi 20%. Debit andalan
sungai dianalisa berdasarkan debit bulanan rata-rata. Bila tidak terdapat data debit,
menurut Anonim I (1986), debit sungai dapat dihitung dengan beberapa langkah,
yaitu yang pertama dengan Metode Mock dan yang kedua hasil dari Metode Mock
tersebut diprobabilitaskan.
Langkah-langkah perhitungan Metode Mock adalah sebagai berikut:

m
ΔE=ET 0 ( 18−n )
20 ...................................................................... (2.1)
E=ET 0 −ΔE ................................................................................. (2.2)
SMS =ISM + Re−E ...................................................................... (2.3)
WS=ISM +Re−E−SMS ............................................................ (2.4)
inf=WS×IF ................................................................................. (2.5)

G. STORt=G . STORt ( t−1)×Re+ ( 1+Re


2 )
×inf
................................ (2.6)
Qbase=inf−G. STORt +G. STOR(t−1)
............................................... (2.7)
Q direct =Ws×( 1−IF ) ...................................................................... (2.8)

Qstrom =Re× pf .............................................................................. (2.9)

13
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Qtotal=Qbase +Qdirect +Q strom ............................................................ (2.10)

QS =Qtotal ×A ................................................................................ (2.11)

Dimana:

ΔE = perbedaan antara evapotranspirasi potensial dan aktual (mm/bulan);


ET0 = evapotranspirasi potensial (mm/bulan);
m = proporsi permukaan tanah yang tidak ditutupi oleh vegetasi tiap
bulan;
n = jumlah hari hujan;
E = evapotranspirasi aktual (mm/bulan);
SMS = simpanan kelembaban tanah (mm/bulan);
ISM = kelembaban tanah awal (mm/bulan);
Re = curah hujan bulanan (mm/bulan);
Ws = kelembaban air (mm/bulan);
inf = infiltrasi (mm/bulan);
IF = faktor infiltrasi = 0,4;
G.STORt = daya tampung air tanah pada awal bulan (mm/bulan);
G.STORt-1 = daya tampung air tanah pada bulan sebelumnya (mm/bulan);
Rc = konstanta pengurangan aliran;
Qbase = besar limpasan dasar (mm/bulan);
Qdirect = besar limpasan permukaan (mm/bulan);
Qstrom = besar limpasan hujan sesaat (mm/bulan);
Qtotal = besar limpasan (mm/bulan);
Qs = debit rata-rata bulanan (mm/bulan);
A = luas daerah aliran sungai (DAS) (km2);
Menurut anonim 6 (1986) debit andalan diperoleh dengan mengurutkan
debit rata-rata bulanan dari urutan besar ke urutan kecil. Nomor urut data yang
merupakan debit andalan Dr. Mock dapat dihitung dengan mengunakan rumus:

14
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

m
×100 %
Pr = n+1 ..........................................................(2.12)
Dimana:
Pr = probabilitas (%);
n = jumlah tahun data;
m = nomor urut data setelah diurut dari nilai besar kenilai yang kecil.

4.2 Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi


4.2.1 Evapotranspirasi potensial
Menurut Anonim 2 (1986), besaran evapotranspirasi potensial yang terjadi
dapat dihitung dengan menggunakan metode Penman Modifikasi, yang mana
harga ET0 mengacu pada tanaman acuan yaitu rerumputan pendek. Besarnya
evapotranspirasi yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor klimatologi
sebagai berikut:

- Temperatur udara
- Kelembaban udara
- Kecepatan angin
- Penyinaran matahari
Persamaan Penman Modifikai dirumuskan sebagai berikut (Doorenbos, 1977):

ET 0 =c [ W . Rn + ( 1−W ) . f ( u ) . ( e a −e d ) ]
........................(2.13)
Rn=( 1−α ) Rs−Rn1 ......................................................(2,14)

Rs=Ra(0 , 25+0,5 n /N ) ................................................(2.15)

Rn1=f (T ) . f (e d ) . f (n/ N ) ............................................(2.16)

U
f (u )=0 ,27 1+ ( 100 ) .....................................................(2.17)
RH
e d =e a ×
100 ...................................................................(2.18)
Dimana:

15
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

ET0 = evapotranspirasi potensial (mm/hari);


c = faktor perkiraan dari kondisi musim;
W = faktor temperatur;
Rn = radiasi;
Rs = harga radiasi matahari;
Rn1 = radiasi gelombang panjang netto;
Ra = radiasi matahari yang didasarkan pada letak lintang;
N = lamanya penyinaran matahari rerata yang mungkin terjadi;
f(T) = faktor yang tergantung pada temperatur;
f(ed) = faktor yang tergantung pada uap jenuh;
f(n/N) = faktor yang tergantung pada jam penyinaran matahari;
n = penyinaran matahari yang diperoleh dari data terukur (jam/hari);
U =kecepatan angin (km/hari);
RH = kelembaban relatif (%).

4.2.2 Perkolasi
Menurut Anonim 2 (1986), laju perkolasi untuk tanaman palawija sama
dengan tanaman padi, pada daerah yang mempunyai tanah lempung diperkirakan
berkisar 1-3 mm/hari. Tanah yang banyak mengandung pasir, laju perkolasi dan
rembesan dapat mencapai angka yang lebih tinggi.

4.2.3 Menentukan waktu dan kebutuhan air untuk persiapan lahan


Menurut Anonim 2 (1986) faktor-faktor penting yang menentukan
lamanya jangka waktu penyiapan lahan adalah :

- Tersedianya tenaga kerja dan alat untuk penyiapan lahan;


- Perlunya memperpendek jangka waktu tersebut agar tersedia cukup waktu
untuk menanam padi
Jangka waktu penyiapan lahan untuk petak tersier yang dikerjakan dengan
traktor secara luas diambil satu bulan dan untuk jangka waktu penyiapan lahan
yang tidak dikerjakan dengan traktor diambil 1,5 bulan.

16
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Kebutuhan air untuk penyiapan lahan dipengaruhi oleh porositas tanah di


sawah. Untuk tanah bertekstur berat tanpa retak-retak, kebutuhan air untuk
penyiapan lahan diambil 200 mm. Ini termasuk air untuk penjenuhan dan
pengolahan tanah. Pada permulaan transplantasi (pemindahan bibit ke petak
sawah) tidak akan ada lapisan air yang tersisa di sawah. Setelah transplantasi
selesai, lapisan air di sawah akan ditambah 50 mm. Secara keseluruhan lapisan air
yang diperlukan 250 mm untuk penyiapan lahan dan untuk lapisan air awal
setelah transplantasi selesai. Pada lahan yang dibiarkan bera atau tidak digarap
dalam jangka waktu 2,5 bulan atau lebih, maka lapisan air yang diperlukan untuk
penyiapan lahan diambil 300 mm, 250 mm untuk penyiapan lahan dan 50 mm
untuk penggenangan setelah transplantasi.

4.2.4 Kebutuhan air selama penyiapan lahan


Menurut Anonim 2 (1986), pada umumnya waktu untuk penyiapan lahan
berkisar antara 30 dan 45 hari. Besarnya kebutuhan air selama penyiapan lahan
dihitung dengan metode yang dikembangkan oleh Van de Goor dan Ziljlstra.
Metode tersebut didasarkan pada laju air konstan dalam l/dt selama periode
penyiapan lahan. Rumus tersebut sebagai berikut:

k
M .e
k
IR = (e −1) .................................................................(2-19)
M = Eo + P ........................................................................(2-20)
M .T
k= S .......................................................................(2-21)
Dimana:
IR = kebutuhan air untuk penyiapan lahan (mm/hari);
M = kebutuhan air untuk mengganti/mengkonpensasi air yang hilang akibat
evaporasi dan perkolasi di sawah yang telah di jenuhkan (mm/hari);
Eo = evaporasi air terbuka yang diambil 1,1 x ETo selama penyiapan lahan
(mm/hari);
P = perkolasi (mm/hari);

17
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

k = parameter fungsi dari air yang diperlukan untuk penjenuhan waktu


penyiapan lahan dan kebutuhan air untuk lapisan pengganti;
T = jangka waktu penyiapan lahan (hari);
S = kebutuhan air untuk penjenuhan ditambah dengan lapisan air (mm);
e = 2,7182818

4.2.5 Kebutuhan air tanaman


Menurut Anonim 2 (1986), kebutuhan air tanaman dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:

ETc = Kc x ETo .................................................................(2-22)


Dimana:
ETc = kebutuhan air konsumtif (mm/hari);
Kc = koefisien tanaman padi;
ETo = evapotranspirasi potensial (mm/hari).
4.2.6 Penggantian lapisan air
Penggantian lapisan air (WLR/Water Losses Requirement) setinggi 50 mm
dilakukan dua kali, yaitu satu bulan setelah pemindahan bibit ke petak sawah
(transplantasi) dan dua bulan setelah transplantasi. Penggantian lapisan air
dilakukan setelah proses pemupukan dilakukan. Oleh karena itu jadwal
penggantian air sangat dipengaruhi oleh umur tanaman padi (Anonim 1, 1986).
Penggantian lapisan air dapat diberikan selama setengah bulan yaitu 50 mm dibagi
setengah bulan (15 hari) sebesar 3,3 mm/hari dan selama satu bulan yaitu 50 mm
dibagi satu bulan (30 hari) sebesar 1,7 mm/hari.

4.2.7 Curah hujan efektif


Curah hujan efektif adalah curah hujan andalan yang jatuh di suatu daerah
dan digunakan tanaman untuk pertumbuhannya. Penentuan curah hujan efektif
didasarkan untuk setiap setengah bulanan, yaitu merupakan hujan 70 % dari hujan
berpeluang terpenuhi 80 % atau berpeluang gagal 20 % (Anonim 2, 1986) :

18
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

R 80 % (setengah bulan )
x 70 %
Ref = 15 ...............................(2-23)
m
×100 %
Pr = n+1 ..........................................................(2-24)
Dimana:
Ref = curah hujan efektif (mm/hari)
Re80 % = hujan setengah bulanan berpeluang terpenuhi 80 %(mm);
Pr = probabilitas (%);
m = nomor urut data setelah diurut dari besar ke kecil;
n = jumlah tahun data.
4.2.8 Pola tanam
Pola tanam disesuaikan dengan daerah studi. Pola tanam adalah
penggantian berbagai jenis tanaman yang ditanam dalam waktu tertentu. Musim
tanam adalah penentuan waktu untuk melakukan penanaman. Penentuan waktu
untuk satu kali tanam ditentukan oleh umur dan jenis tanaman (Anonim 3, 1986).
4.2.9 Kebutuhan air irigasi tanaman padi
Menurut Anonim 2 (1986), kebutuhan air bersih di sawahuntuk tanaman
padi dapat dihitung dengan dua rumus:
- Kebutuhan bersih air di sawah saat penyiapan lahan:
NFR = IR – Ref...................................................................(2-25)
- Kebutuhan bersih air di sawah saat sesudah penyiapan lahan:
NFR = ETc + P – Ref +WLR..............................................(2-26)
Dimana :
NFR = kebutuhan bersih air untuk padi (mm/hari);
IR(LP) = kebutuhan air untuk penyiapan lahan (mm/hari);
Ref = curah hujan efektif (mm/hari);
ETc = kebutuhan air konsumtif (mm/hari);
P = perkolasi (mm/hari);
WLR = penggantian lapisan air (mm/hari).
4.2.10 Kebutuhan pengambilan

19
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Kebutuhan pengambilan untuk tanaman adalah jumlah debit air yang


dibutuhkan oleh satu hektar sawah untuk menanam padi atau palawija. Kebutuhan
pengambilan ini dipengaruhi oleh efisiensi irigasi. Efisiensi irigasi adalah air
hilang akibat dari bocoran (rembesan) dan penguapan di dalam saluran pada saat
air mengalir (Anonim 2, 1986). Kebutuhan pengambilan dihitung dengan rumus
sebagai berikut :

NFR
DR = ef × 8,64 ..............................................................(2-27)
Dimana:
DR = kebutuhan pengambilan (l/dtk/ha);
NFR = kebutuhan bersih air di sawah (mm/hari);
ef = efisiensi irigasi total (65%);
1/8.64 = angka konversi satuan mm/hari menjadi l/dtk/ha.

4.2.11 Debit pengambilan


Debit pengambilan ditentukan oleh kebutuhan pengambilan dan luas
daerah yang akan diairi. Debit pengambilan dapat dihitung dengan rumus
(Anonim 3, 1986) :

DR× A
Q=
1000 ...................................................................(2-28)
Dimana:
Q = debit pengambilan (m3/dtk);
DR = kebutuhan pengambilan (l/dtk/ha);
A = luas areal sawah (ha).
4.3 Perencanaan Jaringan Irigasi Teknis
Menurut Anonim 5 (1986), perencanaan jaringan irigasi teknis pada
dasarnya adalah mengatur tata letak saluran, agar air irigasi dapat dibagi secara
merata ke petak-petak sawah. Jaringan irigasi teknis adalah pemisahan antara
jaringan irigasi dan jaringan pembuang. Hal ini berarti bahwa saluran irigasi
maupun pembuang tetap bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing. Saluran

20
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

irigasi mengalirkan air irigasi ke sawah dan saluran pembuang mengalirkan air
lebih dari sawah ke saluran pembuang.
Perencanaan jaringan pada dasarnya berkenaan dengan unit tanah pada
petak tersier. Petak ini menerima air irigasi yang dialirkan dan diukur pada
bangunan sadap tersier. Bangunan sadap tersier mengalirkan air ke saluran tersier.
Batas ujung saluran tersier adalah boks bagi kuarter yang terakhir. Luas petak
tersier yang ideal antara 50-100 ha. Boks tersier hanya membagi air irigasi ke
saluran kuarter saja. Boks tersier membagi air irigasi antara saluran kuarter dan
tersier. Petak tersier harus mempunyai batas-batas yang jelas seperti parit, jalan
dan batas desa. Petak tersier dibagi menjadi petak-petak kuarter dengan luas
masing-masing 8-15 ha (Anonim 6, 1986).

4.4 Trase Saluran


Saluran irigasi terdiri dari saluran primer, sekunder, dan tersier. Saluran
tersebut dapat merupakan saluran garis tinggi dan dapat juga saluran punggung
tergantung pada keadaan topografi di lapangan yang direncanakan. Saluran induk
atau primer, biasanya selalu merupakan saluran garis tinggi dan adakalanya
berakhir dengan saluran punggung. Letak saluran induk direncanakan
direncanakan pada lahan paling tinggi, supaya luas sawah yang dapat diairi
menjadi seluas mungkin.
Menurut Anonim 5 (1986), kriteria yang akan diterapkan untuk
perencanaan jaringan didasarkan pada kondisi topografi, panjang saluran kuarter<
500 m, panjang saluran tersier < 1500 m, jarak antara saluran kuarter dan saluran
pembuang < 300 m.

4.5 Saluran Pembawa


Menurut Anonim 2 (1986), saluran pembawa terdiri dari saluran primer,
sekunder dan tersier. Saluran primer membawa air dari jaringan utama ke saluran
sekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah
pada bangunan bagi yang terakhir. Saluran sekunder membawa air dari saluran
primer ke petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran sekundertersebut. Batas

21
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

ujung saluran sekunder adalah pada bangunan sadap terakhir.Saluran muka tersier
membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak tersier yang terletak di
seberang petak tersier lainnya.
Sesuai dengan Anonim 3 (1986), debit rencana saluran pembawa dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
Q = DR x A.......................................................................(2-29)
Dimana:
Q = debit rencana ( lt/dtk);
DR = kebutuhan pengambilan (lt/dtk.ha);
A = luas daerah yang diairi (ha).

4.6 Dimensi Saluran


Menurut Anonim 3 (1986), setelah debit rencana diketahui maka dapat
dihitung dimensi saluran. Dimensi saluran dihitung berdasarkan tampang saluran
ekonomis. Kecepatan aliran dihitung dengan menggunakan rumus kecepatan
Strickler. Unsur-unsur geometris penampang saluran dihitung sebagai berikut
yaitu :
A = (b x mh)h.....................................................................(2-30)

P= b +2h √ 1+m2 .........................................................(2-31)


A
R = P ...................................................................................... (2-
32)
2 1
3 2
v = k .R .I ..................................................................(2-33)
Q = A x v...........................................................................(2-34)
Dimana:
b = lebar dasar saluran (m);
h = tinggi air (m);
A = luas tampang basah saluran (m2);
P = keliling basah (m);
R = jari-jari hidrolis saluran (m);

22
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

I = kemiringan memanjang saluran;


k = koefisien Strickler;
v = kecepatan aliran (m/dt);
Q = debit aliran (m3/dt).

4.7 Elevasi Muka Air


Menurut Anonim 5 (1986), tinggi elevasi muka air yang diinginkan dalam
jaringan utama didasarkan pada muka air yang diperlukan di sawah-sawah yang
diairi. Elevasi muka air yang diperlukan dapat dihitung dengan rumus berikut :

Pm = At + a + bs + nk . ck + d + mt . et + f + gt + Δ H + zt.................(2-
35)
Dimana:
Pm = muka air yang dibutuhkan jaringan utama di hulu bangunan sadap tersier;
At = elevasi sawah yang menentukan di petak tersier;
a = kedalaman air di sawah (10 cm);
bk = kehilangan tinggi energi dari saluran kuarter ke sawah (5 cm);
ck = kehilangan energi di boks bagi kuarter (5 cm/boks);
nk = jumlah boks bagi kuarter pada saluran yang direncana;
mt = jumlah boks bagi tersier pada saluran yang direncana;
d = kehilangan tinggi energi selama pengairan di saluran irigasi;
et = kehilangan tinggi energi di boks bagi tersier (10 cm);
f = kehilangan tinggi energi di gorong-gorong (5 cm);
gt = kehilangan tinggi energi di bangunan sadap tersier;
Δ H = variasi tinggi muka air;
zt = kehilangan tinggi energi di bangunan-bangunan tersier yang lain.

4.8 Dimensi Bangunan


4.8.1 Dimensi bangunan bagi dan sadap

23
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Menurut anonim 4 (1986) bangunan bagi dan sadap adalah bangunan yang
berfungsi untuk membagi air dan menyadapnya di saluran. Dimensi bangunan
bagi sadap ditentukan berdasarkan lebar bangunan ukur dan pengatur muka air
yang ditempatkan pada bangunan sadap. Salah satu dari bangunan ukur dan
pengatur muka air adalah pintu Romijn. Pintu Romijn adalah alat ukur ambang
lebar yang bisa digerakkan untuk mengatur dan mengukur debit dalam saluran
irigasi. Agar dapat bergerak, mercunya dibuat dari plat baja dan dipasang di atas
pintu sorong. Direktorat Irigasi telah membuat standar lebar pintu Romijn demi
keseragaman dan memudahkan pemesanan.
4.8.2 Dimensi box bagi
Boks bagi dibangun di antara saluran–saluran tersier dan kuarter untuk
membagi-bagi air irigasi ke seluruh petak tersier dan kuarter. Perencanaan boks
bagi harus sesuai dengan kebiasaan petani setempat dan memenuhi kebutuhan
kegiatan eksploitasi di daerah yang bersangkutan pada saat ini maupun
kemungkinan pengembangan di masa mendatang (Anonim 5, 1986). Dimensi
boks bagi dapat dihitung dengan rumus debit berikut :
Q = Cd x 1,7 ba x ha3/2........................................................(2-36)
dengan :
Q = debit (m3/dtk);
Cd = koefisien debit;
ba = lebar ambang (m);
ha = kedalaman air di hulu ambang (m).
4.8.3 Dimensi Gorong-gorong
Menurut Anonim 6 (1986), gorong-gorong adalah bangunan yang dipakai
untk membawa aliran air melewati bawah jalan air, bawah jalan atau rel kereta
api. Gorong-gorong mempunyai potongan melintang yang lebih kecil dari pada
luas basah saluran hulu maupun hilir. Dimensi gorong-gorong dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:

b4 = b + h............................................................................(2-37)
h4 = h + 0,2.........................................................................(2-38)

24
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

t4 = 0,5 x (EL1 - EL2).......................................................(2-39)


Dimana:
b = lebar dasar saluran (m);
h = tinggi saluran (m);
b4 = lebar gorong-gorong (m);
t4 = tinggi gorong-gorong (m);
h4 = tebal pondasi gorong-gorong (m);
EL1 = elevasi jalan;
EL2 = elevasi dasar saluran.
4.8.4 Dimensi talang
Menurut Anonim 5 (1986), talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi
lewat di atas saluran lainnya, saluran pembuang alami atau cekungan dan lembah-
lembah. Aliran dalam talang adalah aliran bebas. Dimensi talang dapat dihitung
dengan rumus:
Ft = bt x ht...........................................................................(2-40)
Q
v = Ft ..........................................................................(2-41)
P = bt + 2ht.........................................................................(2-42)
Ft
R= P ...........................................................................(2-43)
2/3 1/2
va = k x R xI ....................................................(2-44)
Kehilangan tinggi energi :
2
( v a−v )
Bagian masuk: Δ Hmasuk = ε masuk
2g .........................(2-45)
2
( v−v a )
Bagian keluar: Δ Hkeluar = ε keluar
2g ...........................(2-46)
Gesekan : Δ Hf = Lt x I
Jumlah kehilangan tinggi energi :
Δ Ht = Δ Hmasuk + Δ Hkeluar + Δ Hf..........................(2-47)
Lebar pondasi :

25
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Tt = 0,5 x (EL4 – EL6)........................................................(2-48)

Dimana:
Ft = luas tampang saluran talang (m2);
bt = lebar talang (minimal 0,4 m);
ht = kedalam aliran (m);
Q = debit saluran pembawa (m/det3);
P = keliling basah (m);
k = koefisien Strickler;
Lt = panjang talang (m);
I = kemiringan memanjang saluran;
masuk = koefisien pemasukan ( 0,50 );
keluar = koefisien keluar ( 1 );
va = kecepatan aliran flum (m/det);
v = kecepatan aliran di saluran (m/det);
g = percepatan gravitasi (m/det2);
Δ Hmasuk = kehilangan tinggi energi bagian masuk (m);
Δ Hkeluar = kehilangan tinggi energi bagian keluar (m);
Δ Hf = kehilangan tinggi energi akibat gesekan (m);
Δ Ht = kehilangan tinggi total (m);
Tt = lebar pondasi (m);
EL4 = elevasi jagaan;
EL6 = elevasi saluran.

4.9 Analisa Mercu


4.9.1 Tinggi air sebelum pembendungan
A = (B + mH)H..................................................................(2-49)

P = B + 2H ( √ 1+m2 )....................................................(2-50)

26
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

A
R= P ....................................................................................... (2-
51)
1 2/3 1/2
R I
V= n ................................................................(2-52)
Q = A x V...........................................................................(2-53)
Dimana:
B = lebar sungai (m);
H = tinggi air sebelum pembendungan (m);
A = luas tampang basah sungai (m2);
P = keliling basah (m);
R = jari-jari hidrolis sungai (m);
I = kemiringan memanjang sungai;
v = kecepatan aliran (m/dt);
Q = debit aliran (m3/dtk).
4.9.2 Debit per satuan lebar bendung (debit efektif)
QT
q=
B' ...........................................................................(2-54)

4.9.3 Menghitung tinggi air diatas mercu


3/2 3/2
V2 V2
q=
2
3
Cd √2 g [( Hd +
2g ) ( ) −
2g ] ...................(2-55)

Hd
Cd= 0,611 + 0,08 T ...................................................(2-56)

q q
q= AxV→ V= A = Y 1 ....................................(2-57)

Hd= Y1 – T.........................................................................(2-58)

Dimana:
QT = debit rencana 100 tahun (m3/dt);

27
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

q = debit per satuan lebar (m3/dt/s);


B’ = Lebar efektif (90% B) (m);
Cd = koefisien debit;
g = kecepatan gravitasi (m/dt2);
Hd = Tinggi air diatas mercu (m);
T = Tinggi mercu (m);

α =1

Selain menggunakan persamaan di atas, nilai Cd dapat diperoleh dengan


mengalikan harga C0, C1, dan C2 yang diperoleh dari grafik.

4.10 Tinjauan Stabilitas Konstruksi


4.10.1 Stabilitas erosi bawah bendung (piping)

∑ LX
CL = Hw

Dimana:
Hw = beda tinggi muka Air (m);

Lx = panjang garis lintasan arah vertikal dan horizontal (m);

CL = angka rembesan Lane.

4.10.2 Berat sendiri konstruksi


Menurut Soenarno berat sendiri dapat dihitung dengan persamaan :

G = Luas penampang × Berat volume beton.....................(2-61)

4.10.3 Gaya akibat gempa bumi


Satndar perencanaan irigasi, menyebutkan bahwa gaya akibat gempa bumi
yang bekerja pada pusat berat konstruksi dapat dihitung dengan persamaan :
K = E x G...........................................................................(2-62)
Dimana :
K = besarnya gaya gempa per satuan lebar (kg/m);

28
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

E = koefisien gempa;
G = berat sendiri konstruksi (kg).
Koefisien gempa dihitung dengan persamaan:
Ad = n (Acz)m.................................................................(2-63)
Ad
E = g .....................................................................(2-64)
Dimana :
Ad = percepatan koefisien rencana (cm/dt);
n,m = koefisien untuk jenis tanah;
z = faktor yang tergantung pada letak geografis;
Ac = percepatan kejut dasar (cm/s);
4.10.4 Gaya akibat tekanan lumpur
Besarnya tekanan lumpur direncanakan berdasarkan persamaan Rankine.
2
γh 1−sin ϕ
SH =
(
2 1+sin ϕ )
Dimana :
SH = gaya tekanan lumpur persatuan lebar (kg/m);
γ = berat volume lumpur (kg/m3);
h = tinggi endapan lumpur (m);
φ = sudut geser dalam.
4.10.5 Tekanan lateral tanah
Tekanan ini dihitung dengan metode Coulomb (Bowles, 1986).
Untuk tekanan tanah aktif menurut persamaan
( γ t −γ a )
H 2 ×Ka
Pa = 2 .................................................(2-65)
Untuk tekanan tanah pasif menurut persamaan
( γ t −γ a )
H 2 ×Kp
Pp= 2 ..................................................(2-66)
Dimana :
Pa = gaya tekanan lateral aktif persatuan lebar (t/m);
Pp = gaya tekanan lateral pasif persatuan lebar (t/m);

29
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

γ = berat volume tanah (kg/m3);


h = tinggi tanah (m);
4.10.6 Gaya hidrostatis
MenurutSugiarto dan Supriyana (1983) gaya hidrostatis dapat dihitung
dengan persamaan :

W = ½ γw h2..............................................................................(2-67)
Dimana :
W = gaya hidrostatis persatuan lebar (kg/m);
γw = berat volume air (kg/m3);
h = tinggi air (m).
4.10.7 Gaya hidrodinamis
Gaya ini terjadi bila air melintasi tubuh bendung, yaitu pada keadaan muka
air banjir. Menurut Sugiarto dan Supriyana besar gaya ini dapat dihitung dengan
persamaan :
W = ½ γw h2 + γw h2............................................................(2-68)

4.10.8 Gaya tekanan ke atas (uplift force)


Besar gaya angkat dapat dihitung dengan persamaan :

U = Luas diagram gaya angkat x Panjang bendung...........(2-69)

Berdasarkan gaya-gaya yang bekerja, dapat diketahui stabilitas konstruksi


terhadap penggulingan, pergeseran dan kuat tanah pondasi.
- Tinjauan terhadap guling
M−
n= M+> 1,5.................................................................(2-70)
- Tinjauan terhadap geser

∑ V tan θ
n= ∑H > 1,5.......................................................(2-71)
- Tinjauan kuat dukung tanah
ΔM
a = ∑ V ........................................................................(2-72)

30
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

B
−a
e= 2 ........................................................................(2-73)

∑V
τ= B (1±6Be ) < τizin.................................................(2-74)

Dimana :
n = faktor keamanan;
M- = momen negatif yang timbul;
M+ = momen positif yang timbul;
ΣV = jumlah gaya vertikal;
ΣH = jumlah gaya horizontal:
τ = tegangan tanah yang timbul;
B = lebar tubuh bendung;
E = eksentrisitas.

4.11 Bangunan Pengambilan


Kapasitas pengaliran menurut standar perencaaan irigasi dapat ditentukan
dengan persamaan :

Q = μba √ 2gz .................................................................(2-75)


Dimana :
Q = kapasitas saluran (m3/dt);
μ = koefisien debit;
a = tinggi bukaan pintu (m);
b = lebar bangunan pengambilan (m);
z = perbedaan elevasi muka air antara hulu dengan hilir (m).

4.12 Bangunan Pembilas/Penguras


4.12.1 Bangunan pembilas pada tubuh bendung
Menurut Isbash, kecepatan kritis yang menyebabkan butiran bergerak
dapat dihitung dengan persamaan:

31
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Ucr = 1,7 √ Δ.g. D ............................................................(2-76)


γ S −γ W
Δ= γW ............................................................................. (2-
77)
Dimana :
Ucr = kecepatan kritis;
Δ = perbandingan antara material terendam dengan volume air;
D = diameter butiran;
γs = berat volume material;
γw = berat volume air;
4.12.2 Bangunan pembilas kantung lumpur
Menurut Standar Perencanaan Irigasi (1986), dimensi bangunan pembilas
direncanakan berdasarkan persamaan :

Vs = Ks. R2/3 . Is1/2................................................................(2-78)

Dimana :
V = kecepatan pembilasan (m/dt);
Ks = koefisien Strickler;
R = jari-jari hidrolis saluran (m);
I = kemiringan saluran.
4.13 Kantung Lumpur
Standar Perencanaan Irigasi (1986) menyatakan bahwa dimensi kantung
lumpur dapat dihitung dengan persamaaan :

V = t b L + 0,5 (is – in) L2 b................................................(2-79)

Dimana :
V = volume kantung lumpur (m3);
t = tinggi kantung lumpur (m);
b = lebar dasar kantung lumpur(m);
L = panjang kantung lumpur (m);
is = kemiringan kantung lumpur;

32
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

in = kemiringan saluran induk.

33
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

BAB V
ANALISIS HIDROLOGI

5.1 Curah Hujan Efektif

Curah hujan efektif adalah curah hujan yang meresap kedalam tanah
untuk memenuhi kebutuhan air pada tanaman . Penentuan curah hujan efektif
didasarkan untuk setiap setengah bulanan, yaitu merupakan hujan 70 % dari hujan
berpeluang terpenuhi 80 % atau berpeluang gagal 20 % (Yulianur, 2005). Adapun
perhitungan curah hujan efektif adalah sebagai berikut

1. Dari data curah hujan setengah bulan, angka/nilai tersebut


dikelompokkan per setengah bulan.
2. Setelah dikelompokkan, angka/nilai masih dalam keadaan tidak
berurut tiap setengah bulannya, kemudian urutkan angka dari nilai
terbesar ke nilai terkecil, sehingga didapat curah hujan efektif.
3. Kemudian menghitung probabilitas dengan menggunakan rumus;

m
Pr = ×100 % ....................................................................(5.1)
n+1

dimana:

Pr = Probabilitas (%);

m = Nomor urut data setelah diurut dari besar ke kecil; dan

n = Jumlah tahun data.

Contoh, diambil data dari nomor urut pertama;

Pr = m ×100 % Pr = 1
×100 % = Pr = 9,09 %
n+1 10+1

4. Setelah itu, hitung R50% untuk tanaman palawija dan R80% untuk
tanaman padi dengan menggunakan metode interpolasi.

34
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Contoh, R80% berada diantara probabilitas 72,27% (R = 16 mm) dan 81,82% (R =


13 mm) untuk bulan juli pada setengah bulan ke I, maka;

P−P 1 80−77,27
(
R80 % =
P2−P1 )
× ( R2−R 1 ) + R1 R80 % = (
81,82−77,27
× ( 13−16 )+16)
R80 % =14,2mm /hr

Dengan cara yang sama diperoleh:

R50% = 25 mm/hari
5. Lalu, hitung hujan efektif untuk padi dan palawija, menggunakan
rumus;

R 50 % (setengahbulan)
Ref = × 70 %
15

R 80 % (setengahbulan)
Ref = × 70 %.........................................(5.2)
15

dimana:

Re = Curah hujan efektif (mm/hari);


Re80 % = Hujan setengah bulanan berpeluang terpenuhi 80 % (mm)
untuk padi;
Re50 % = Hujan setengah bulanan berpeluang terpenuhi 50 % (mm)
untuk palawija;

Contoh, diambil pada bulan januari;

R 50 % (setengahbulan) 25
Ref = × 70 % Ref = ×70 % = 2,2 mm/hari
15 15

R 80 % (setengahbulan) 14,2
Ref = × 70 % Ref = ×70 %=1,3mm/hari
15 15

35
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Tabel 5.1 Data Curah Hujan Setengah Bulanan Tahun 1990-2012

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Tahun
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
1995 30 96 52 12 42 102 17 93 8 30 26 37 13 58 100 64 16 108 85 18 19 51 159 73
1996 32 111 55 12 52 112 27 94 9 31 16 77 23 38 190 44 66 188 95 28 9 31 106 53
1997 99 129 54 5 86 46 22 97 24 41 121 63 25 58 19 177 111 64 27 115 24 41 79 114
1998 65 112 15 16 21 50 99 93 280 15 45 76 21 44 88 66 40 231 210 42 280 15 58 42
1999 2 9 72 111 29 65 45 30 59 22 9 79 67 71 102 165 92 176 80 99 5 22 125 87
2000 180 166 69 32 42 50 112 72 35 17 20 158 19 45 58 46 87 43 37 49 35 17 16 0
2001 76 21 8 28 225 81 85 36 19 13 17 239 51 75 28 55 77 161 84 114 19 13 14 31
2002 55 32 15 32 72 50 63 72 45 30 37 5 40 75 59 20 71 477 32 156 45 30 56 6
2003 30 151 8 21 225 81 85 76 25 26 121 84 5 127 43 5 57 194 85 185 25 26 59 54
2004 55 115 32 17 5 25 40 74 95 192 22 186 43 58 197 81 134 108 24 200 95 192 69 146
2005 219 156 58 39 91 96 5 63 36 55 27 8 32 101 90 196 130 47 56 22 36 55 118 0
2006 16 188 239 151 107 170 23 15 25 9 121 16 5 23 43 190 67 66 85 95 25 9 20 28
2007 111 64 36 173 5 75 5 68 31 24 77 121 38 25 84 19 188 111 28 27 31 24 36 115
2008 40 231 208 61 5 52 16 85 41 280 63 45 58 23 177 88 64 40 115 210 41 280 87 42
2009 32 176 54 26 29 249 20 63 81 138 200 21 20 63 9 79 67 71 102 165 92 176 150 99
2010 87 43 109 73 30 26 23 15 71 71 55 85 23 15 20 158 19 45 60 46 87 43 158 49
2011 77 161 60 136 18 16 5 68 103 56 24 151 5 68 17 239 51 75 28 55 77 161 106 114
2012 71 77 8 102 17 39 16 38 29 52 55 43 16 30 37 5 40 75 59 20 71 477 32 156
2013 67 194 138 72 139 25 54 10 88 68 212 5 25 26 121 84 5 127 43 5 67 194 154 185
2014 134 108 156 5 14 42 148 5 232 109 164 31 95 192 22 186 43 58 197 211 134 108 152 227
2015 130 47 33 74 32 40 39 39 12 52 7 5 36 55 27 8 32 101 90 196 130 47 45 22

36
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

5.2 Evapotranspirasi

Menurut Yulianur (2005), besaran evapotranspirasi potensial yang terjadi


dapat dihitung dengan menggunakan metode Penman Modifikasi, yang mana
harga ET0 mengacu pada tanaman acuan yaitu rerumputan pendek. Besarnya
evapotranspirasi yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor klimatologi
sebagai berikut:

 Temperatur udara
 Kelembaban udara
 Kecepatan angin
 Penyinaran matahari

Persamaan Penman Modifikasi dirumuskan sebagai berikut:

E T 0=c [ W . Rn+ ( 1−W ) . f ( u ) . ( e a−ed ) ]

Rn=( 1−α ) Rs−R n1

Rs=Ra( 0,25+0,5 n/ N )

R n1=f (T ). f ( ed ) . f (n/ N)

U
f (u)=0,27 1+ ( 100 )
RH
e d =e a ×
100

Keterangan:

ET0 = Evapotranspirasi potensial (mm/hari);

c = Faktor perkiraan dari kondisi musim

W = Faktor temperatur;

37
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Rn = Radiasi netto (mm/hari);

f(u) = Faktor kecepatan angin rerata (km/hari);

ea = Tekanan uap udara (mbar);

ed = Tekanan uap jenuh (mbar);

α = Angka pantulan untuk radiasi sinar matahari, diambil α =0,25;

Rs = Harga radiasi matahari (mm/hari);

Rn1 = Radiasi gelombang panjang netto (mm/hari);

Ra = Radiasi matahari yang didasarkan pada letak lintang (mm/hari);

N = Lamanya penyinaran matahari rerata yang mungkin terjadi (jam/hari);

f(T) = Faktor yang tergantung pada temperatur;

f(ed) = Faktor yang tergantung pada uap jenuh;

f(n/N) = Faktor yang tergantung pada jam penyinaran matahari;

n = Penyinaran matahari yang diperoleh dari data terukur (jam/hari);

U = Kecepatan angin yang diukur pada ketinggian 2 m (km/hari);

RH = Kelembaban relatif (%).

Perhitungan evapotranspirasi pada perencanaan ini didasarkan atas Metode


Penman modifikasi dengan posisi stasiun penakar: 5°13'43.10" LU dan
96°56'51.01" BT dan elevasi: 100 m dpl

Data klimatologi (Tabel 5.2)

Min Temp Max Humidity


Month Wind (U) Sun (n) Temp
(T) Temp (T) (RH)
Rata-

38
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Rata (T)
  °C °C % km/day hours °C

January 20,6 31,6 84,5 177,79 4,9 26,1

February 20,1 31,9 80,0 200,02 6,8 26,0

March 21,0 32,8 82,5 177,79 5,7 26,9

April 21,4 33,2 81,0 177,79 4,4 27,3

May 21,9 33,8 79,5 177,79 5,6 27,9

June 21,6 33,8 77,5 177,79 5,3 27,7

July 23,5 35,8 82,0 179,79 7,1 29,7

August 21,6 33,8 79,0 155,57 6,1 27,7

September 21,6 33,0 80,5 177,79 3,2 27,3

October 21,4 32,4 81,5 200,02 3,5 26,9

November 21,6 32,00 85,5 155,57 3,3 26,8

December 21,1 31,7 86,0 177,79 4,4 26,4

Menghitung Evapotranspirasi Potensial (Metode Pennman Modifikasi)

Dalam hal perhitungan evapotranspirasi penulis mengambil contoh bulan januari.

1. Faktor pembobot (W) dan (1-W)


Faktor pembobot W menjelaskan bobot pengaruh perubahan tekanan, dan
energi radiasi terhadap ET0, secara matematis dapat dihitung. Nilai W ini
dapat diperoleh dari tabel di bawah ini, yaitu berdasar posisi ketinggian
daerah yang diamati dan temperatur udara rata-rata.

39
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Perhitungan pada bulan juli:

Tahap 1:

Pada ketinggian z = 0 m, nilai W untuk T = 29,7 0C.

t−t 1 29,7−28
W= ( )
t 2−t 1 (
× ( W 2−W 1 ) +W 1W =
30−28 )
× ( 0,80−0,78 ) +0,78W =0,79

Tahap 2:

t−t 1 29,7−28
W= ( )
t 2−t 1 (
× ( W 2−W 1 ) +W 1W =
30−28 )
× ( 0,81−0,79 ) +0,79W =0,80 Pada

Ketinggian z = 500 m, nilai W untuk T = 29,7 0C.

Tahap 3:

Pada Ketinggian z = 20 dicari nilai W untuk T = 26 0C.

40
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

z1 = 0 m memberikan W1 = 0,79, sedangkan

z2 = 500 m memberikan W2 = 0,80, maka:


z−z 1
W=
( ) × W −W 1 ) +W 1
z 2 −z1 ( 2

W= (100−0
500−0 )
×( 0 , 80−0 , 79 )+0 ,79
W =0 ,79

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai W = 0,79 maka nilai (1-W) = 0,21

2. Tekanan uap jenuh ea menurut temperatur udara rata-rata


Temp 0 1 2 3 4 5 6 7 8
ea(mbar) 6,10 6,60 7,10 7,60 8,10 8,70 9,80 10,00 10,70
Temp 9 10 11 12 13 14 15 16 17
ea(mbar) 11,50 12,30 13,10 14,00 15,00 16,10 17,00 18,20 19,40
Temp 18 19 20 21 22 23 24 25 26
ea(mbar) 20,60 22,00 23,40 24,90 26,40 28,10 29,80 31,70 33,60
Temp 27 28 29 30 31 32 33 34 35
ea(mbar) 35,70 37,80 40,10 42,40 44,9 47,6 50,3 53,2 56,2

T= 29,70C

Perhitungan pada bulan juli:

t−t 1 29,7−29
ea= ( )
t 2−t 1 (
× ( e a2−e a1 ) +e a1ea=
30−29 )
× ( 42,4−40.1 ) +40,1

ea=41,7Pada temperature 300C dan 310C .

3. Tekanan uap aktual (ed) digunakan rumus yang menyatakan besar


kelembaban relatif (Rh), yaitu:
ea = 41,7

41
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

ed
Rh= × 100%  , dengan Rh=83 %
ea

Rh ×ea 83 × 41,7
ed = = =34,61 mbar
100 100
Perhitungan pada bulan juli:

( ea−ed )=41,7−34,61=6,39 mbar

Dengan diketahui nilai ea dan ea, maka diperoleh:

4. Fungsi kecepatan angin f(u):


Pengaruh angin terhadap ET0 yang dihitung dengan rumus Penman
Modifikasi ditunjukkan dengan rumus:

u
(
f (u )=0 ,27× 1+
100 )
180 ,79
(
f (u )=0 ,27× 1+
100 )
=0 ,76

5. Mencari nilai Ra (radiasi yang sampai pada lapisan atas atmosfer)


letak lintang 5°13'43,10" LU
dibulatkan menjadi
5+13/60+43,10/3600 = 5,2290 LU

42
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Lintang Utara Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
0 15,00 15,50 15,70 15,30 14,40 13,90 14,10 14,80 15,30 15,40 15,1 14,80
2 14,70 15,30 15,60 15,30 14,60 14,20 14,30 14,90 15,30 15,30 14,8 14,40
4 14,30 15,00 15,50 15,50 14,90 14,40 14,60 15,10 15,30 15,10 14,5 14,10
6 13,90 14,80 15,40 15,40 15,10 14,70 14,90 15,20 15,30 15,00 14,2 13,70
8 13,60 14,50 15,30 15,60 15,30 15,00 15,10 15,40 15,30 14,80 13,9 13,3
10 13,20 14,20 15,30 15,70 15,50 15,30 15,30 15,50 15,30 14,70 13,6 12,9
12 12,80 13,90 15,10 15,70 15,70 15,50 15,50 15,60 15,20 14,40 13,3 12,5
14 12,40 13,60 14,90 15,70 15,80 15,70 15,70 15,70 15,10 14,10 12,8 12
16 12,00 13,30 14,70 15,60 16,00 15,90 15,90 15,70 15,00 13,90 12,4 11,6
18 11,60 13,00 14,60 15,60 16,10 16,10 16,10 15,80 14,90 13,60 12 11,1
20 11,20 12,70 14,40 15,60 16,30 16,40 16,30 15,90 14,80 13,30 11,6 10,7
22 10,70 12,30 14,20 15,50 16,30 16,40 16,40 15,80 14,60 13,00 11,1 10,2
24 10,20 11,90 13,90 15,40 16,40 16,60 16,50 15,80 14,50 12,60 10,7 9,7
26 9,80 11,50 13,70 15,30 16,40 16,70 16,60 15,70 14,30 12,30 10,3 9,3
28 9,30 11,10 13,40 15,30 16,50 16,80 16,70 15,70 14,10 12,00 9,9 8,8
30 8,80 10,70 13,10 15,20 16,50 17,00 16,80 15,70 13,90 11,60 9,5 8,3

Perhitungan pada bulan juli:

Untuk 5,2290 LU dari tabel dengan interpolasi linear diperoleh:

Ra= ( 56−4,229−4 )×(14 , 9−14 , 6)+14 ,6


Ra=14, 78 mm/hari

6. Mencari nilai f(t)


Temp 0 2 4 6 8 10 12
F(T) 11,00 11,40 11,70 12,00 12,40 12,70 13,10
Temp 14 16 18 20 22 24
F(T) 13,50 13,80 14,20 14,60 15,00 15,40
Temp 26 28 30 32 34 36
F(T) 15,90 16,30 16,70 17,20 17,70 18,10

Perhitungan pada bulan juli:

t−t 1 29,7−28
F (t)= ( ) t 2−t 1
׿F (t)=
30−28 ( )
× ( 16,7−16,3 )+16,3 F (t)=16,64 T=

29,7 0C

7. Mencari nilai f(ed)

43
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

ed(mbar) 6 8 10 12 14 16 18 20 22
f(ed) 0,23 0,22 0,20 0,19 0,18 0,16 0,15 0,14 0,13
ed(mbar) 24 26 28 30 32 34 36 38 40
f(ed) 0,12 0,12 0,11 0,10 0,09 0,08 0,08 0,07 0,06

Perhitungan pada bulan juli:

ed−e d 1 34,11−34
f (ed )= ( e d 2−e d 1 )
× ¿f (ed )=
36−34( )
× ( 0,08−0,08 )+ 0,08 f (ed )=0,08

Untuk ed = 34,11 mbar dari tabel dengan interpolasi linear diperoleh:

8. Mencari nilai n/N


n/N 0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 0,40 0,45 0,50
f(n/N) 0,10 0,15 0,19 0,24 0,28 0,33 0,37 0,42 0,46 0,51 0,55
n/N 0,55 0,60 0,65 0,70 0,75 0,80 0,85 0,90 0,95 1,00
f(n/N) 0,60 0,64 0,69 0,73 0,78 0,82 0,87 0,91 0,96 1,00

Perhitungan pada bulan juli:

Untuk n/N = 67,5% = 0,675 dari tabel dengan interpolasi linear diperoleh:

f (n/ N )=¿ f (n/ N )= ( 0,592−0,50


0,55−0,50 )
× ( 0,60−0,55 ) +0,55 f (n/ N )=0,554

9. Mencari nilai Rn1


Perhitungan pada bulan juli:

Setelah diperoleh nilai f(T) = 16,86; f(ed) = 0,08 ; dan f(n/N) = 0,554 maka
dengan menggunakan rumus diperoleh:

Rn1=f (t )×f (ed )×f (n/ N )


10. Mencari nilai Rs 08×0, 710
Rn1=16,86×0,
Rn1=0,96 mm/hari pada bulan juli:
Perhitungan

Dengan menggunakan rumus

Ra = 14,78

44
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

n/N = 0,710
Rs=Ra( 0,25+0,5 n/ N )

Rs=14,78¿

Rs=7,79mm /hari

11. Mencari nilai Rn


Perhitungan pada bulan juli:

( 1−α )=0,75

Rs = 7,79 mm/hari

Rn1 = 0,96 mm/hari

Rn=( 1−α ) Rs−R n1

Rn=0,75 x 7,79−0,96

Rn = 5,15 mm/hari

12. Evapotranspirasi Potensial (ET0)


Perhitungan pada bulan juli:

Setelah variabel-varibel yang ada pada rumus Penman Modifikasi


diperoleh, maka:
E T 0=c × [ W × R n+ ( 1−W ) × f (u)× ( ea−ed ) ]

E T 0=1× [ 0,79 ×5,15+(1−0,79) x 0,76 ×7,37 ] E T 0=5,61 mm/hari

45
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Tabel 5.3 Perhitungan Evapotranspirasi

Parameter Satuan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
T ºC 26,1 26,0 26,9 27,3 27,9 27,7 29,7 27,7 27,3 26,9 26,8 26,4
U km/day 177,79 200,02 177,79 177,79 177,79 177,79 177,79 155,57 177,79 200,02 155,57 177,79
n/N % 40,8 56,7 47,5 36,7 46,7 44,2 59,2 50,8 26,7 29,2 27,5 36,7
W 0,75 0,75 0,76 0,77 0,77 0,77 0,77 0,77 0,78 0,78 0,80 0,78
1-W 0,25 0,25 0,24 0,24 0,23 0,23 0,23 0,23 0,22 0,22 0,20 0,22
ea mbar 33,81 33,60 35,49 36,33 37,49 37,17 41,60 37,17 36,33 35,49 35,28 34,44
RH % 84,5 80,0 82,5 81,0 79,5 77,5 82,0 79,0 80,5 81,5 85,5 86,0
ed mbar 28,57 26,88 29,28 29,43 29,80 28,81 34,11 29,36 29,25 28,92 30,16 29,62
ea-ed mbar 5,24 6,72 6,21 6,90 7,68 8,36 7,49 7,81 7,08 6,57 5,12 4,82
f(u) 0,75 0,81 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,69 0,75 0,81 0,69 0,75
α 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
1-α 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75
Ra mm/hari 14,05 14,88 15,44 15,44 15,02 14,58 14,78 15,16 15,30 15,04 14,32 13,85
f(t) 15,92 15,90 16,08 16,16 16,27 16,24 16,63 16,24 16,16 16,08 16,06 15,98
f(ed) 0,11 0,12 0,10 0,10 0,10 0,11 0,08 0,10 0,10 0,11 0,10 0,10
f(n/N) 0,468 0,613 0,530 0,433 0,523 0,502 0,592 0,558 0,343 0,363 0,350 0,433
Rn1 mm/hari 0,799 1,127 0,883 0,720 0,860 0,863 0,788 0,936 0,576 0,616 0,557 0,706
Rs mm/hari 6,383 7,934 7,526 6,690 7,261 6,867 8,070 7,644 5,865 5,953 5,547 6,004
Rn mm/hari 3,988 4,824 4,762 4,297 4,586 4,287 5,265 4,797 3,823 3,849 3,60 3,797
c 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
ET0 mm/hari 3,974 4,977 4,737 4,504 4,856 4,746 5,346 4,931 4,153 4,177 3,59 3,757
ET0 mm/bulan 119,222 149,319 142,111 135,121 145,684 142,366 160,373 147,931 124,594 125,299 107,65 112,701

ETo  c * W * Rn  1  W  * f  u  *  ea  ed 

46
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

5.3 Kebutuhan Air Tanaman

Kebutuhan air tanaman merupakan salah satu unsur yang sangat penting
dalam perencanaan sistem dan jaringan irigasi.Ini disebabkan karena besarnya
angka kebutuhan air tanaman merupakan dasar perhitungan untuk menentukan
dimensi dari bangunan-bangunan air yang direncanakan. Kebutuhan air tanaman
(NFR, net field requirement) untuk tanaman padi ditentukan berdasarkan prinsip-
prinsip neraca air yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

 Evapotranspirasi (ETo)
 Penggunaan air konsumtif (ETc)
 Perkolasi (P)
 Penyiapan lahan (LP)
 Penggantian lapisan air (WLR)
 Curah hujan efektif (Re)
 Efisiensi jaringan irigasi (e), dan
 Pola tata tanam

5.3.1 Penggunaan Konsumtif


Penggunaan konsumtif air oleh tanaman (Etc) dianalisis berdasarkan
persamaan berikut:

E t c =c × E t o

Keterangan:
Etc = Penggunaan konsumtif, mm/hari
Eto = Evapotranspirasi, mm/hari

c = Koefisien tanaman

5.3.2 Perkolasi (P)


Perkolasi adalah besarnya kehilangan air akibat rembesan sehingga terjadi
proses penjenuhan tanah sub surface, yang besarnya dipengaruhi oleh beberapa

47
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

faktor tanah, yaitu; jenis tanah, kondisi topografi, ketinggian muka air tanah, dan
tebalnya lapisan tanah permukaan. Pada tanah-tanah lempung berat dengan
karateristik pengolahan (puddling) yang baik, laju perkolasi dapat mencapai 1 - 3
mm/hari, atau rata-rata perkolasi bulanan adalah sekitar 2 mm/hari.Pada studi ini,
perkolasi diambil 2 mm/hari.

5.3.3 Penyiapan Lahan (LP)


Waktu pelaksanaan penyiapan lahan ditentukan maksimum selama 1,5
bulan (45 hari) untuk seluruh areal sawah, hal ini didasarkan atas kebiasaan
masyarakat yang belum sepenuhnya menggunakan mekanisasi pertanian,
disamping memberikan tenggang waktu yang cukup bagi petani, mengingat
sangat terbatasnya tenaga kerja dan peralatan pertanian yang belum memadai.

Kebutuhan air irigasi selama jangka waktu penyiapan lahan dihitung


dengan persamaan Van de Goor – Zijlstra (KP.01, 1985) sebagai berikut :

M ⋅e k
IR=
e k −1

Keterangan:
IR = Kebutuhan air untuk penyiapan lahan, mm/hari

M = Kebutuhan air untuk mengganti air yang hilang akibat perkolasi


dan evaporasi di sawah yang telah dijenuhkan

M = Eo + P

Eo = Evaporasi air terbuka selama penyiapan lahan, mm/hari,


Eo = 1,1 x ETo
k = MT / S

T = Jangka waktu penyiapan lahan = 45 hari

S = Air yang dibutuhkan untuk penjenuhan ditambah dengan 50 mm

48
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

= 250 mm

5.3.4 Penggantian Lapisan Air (WLR)

Penggantian lapisan air (Water Losses Requirement) dilakukan setelah


proses pemupukan selesai dilaksanakan, sehingga sangat dipengaruhi oleh umur
tanaman padi. Pada daerah irigasi penggantian lapisan air dilakukan 1 (satu) bulan
dan 2 (dua) bulan setelah transplantasi, dengan memberikan lapisan air setinggi 50
mm dalam jangka waktu setengah bulan. Jadi kebutuhan air tambahan adalah 50
mm dibagi 15 hari, yaitu 3,30 mm/hari dan diberikan selama 15 hari.

5.3.5 Efisiensi Jaringan Irigasi (e)

Di dalam perhitungan kebutuhan air tanaman, besarnya kehilangan air


ditentukan dengan tingkat efisiensi. Pada perencanaan jaringan irigasi utama dan
tersier ditentukan efisiensi irigasi sebagai berikut:
 Efisiensi di jaringan primer/utama = 0,90
 Efisiensi di jaringan sekunder = 0,85
 Efisiensi di jaringan tersier = 0,80

5.3.6. Pola Tata Tanam

Pola tanam disesuaikan dengan daerah studi. Pola tanam adalah


penggantian berbagai jenis tanaman yang ditanam dalam waktu tertentu. Musim
tanam adalah penentuan waktu untuk melakukan penanaman. Penentuan waktu
untuk satu kali tanam ditentukan oleh umur dan jenis tanaman (Yulianur, 2005).
Pada studi ini, pola tata tanam yang diterapkan adalah padi-padi-palawija dan
awal mulai tanam yaitu bulan Juli.

5.3.7 Kebutuhan Air Irigasi Tanaman Padi

Persamaan yang digunakan untuk menentukan kebutuhan bersih air


tanaman (NFR) dan kebutuhan air irigasi (DR) adalah sebagai berikut:

49
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

NFR=E T c + P−Re +WLR

Keterangan:
NFR = Kebutuhan air irigasi di sawah, L/det/ha
ETc = Penggunaan konsumtif, mm/hari

P = Perkolasi, mm/hari

Re = Curah hujan efektif, mm/hari

WLR = Penggantian lapisan air, mm/hari

5.3.8 Kebutuhan pengambilan

Kebutuhan pengambilan untuk tanaman adalah jumlah debit air yang


dibutuhkan oleh satu hektar sawah untuk menanam padi atau palawija. Kebutuhan
pengambilan ini dipengaruhi oleh efisiensi irigasi.Efisiensi irigasi ini adalah air
hilang akibat dari bocoran (rembesan) dan penguapan di dalam saluran pada saat
air mengalir (Yulianur, 2005). Kebutuhan pengambilan dihitung dengan rumus
sebagai berikut :

NFR
DR =
e × 8,64

Keterangan:

DR = Kebutuhan pengambilan (l/dtk/ha);

NFR = Kebutuhan bersih air di sawah (mm/hari);

e = Efisiensi irigasi total (61,2%);

1/8,64 = Angka konversi satuan mm/hari menjadi l/dtk/ha

Menghitung NFR, sebagai contoh pada minggu pertama bulan januari :


1. Nilai Eto yang didapat dari tabel sebelumnya, dimasukkan sebagai data
awal dalam perhitungan NFR.

50
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Penulis mengambil contoh bulan januari. Eto pada bulan januari adalah
3.56 mm/hr
2. Hitung evaporasi air terbuka, yang diambil 1,1 × ETo selama penyiapan
lahan (mm/hari).
3. Ditentukan nilai perkolasi
4. Hitung nilai air yang hilang (M) dengan rumus,
M = Eo + P
5. Hitung nilai k menggunakan rumus,
M ×T
K= S

6. Hitung nilai IR (LP) menggunakan rumus,


M × ek
IR =
(e k −1)
7. Hitung curah hujan efektif (Ref), nilai Ref diambil dari tabel perhitungan

curah hujan efektif.


8. Hitung WLR, Penggantian lapisan air (WLR) dapat diberikan selama
setengah bulan.
9. Pada bulan januari merupakan masa persiapan lahan jadi nilai Etc = IR
Hitung kebutuhan air tanaman pada waktu ada tananaman menggunakan
rumus,
Etc = Kc× Eto

10. Hitung nilai NFR menggunakan rumus,

Kebutuhan bersih air di sawah :

Pada penyiapan lahan, NFR dihitung dengan rumus

NFR=IR−Re

Pada saat ada tanaman, NFR dihitung dengan rumus dibawah,

NFR=E T c + P−Re +WLR

51
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

11. Nilai NFR padi dan palawija dijumlahkan, sehingga didapat nilai real
untuk NFR,
12. Hitung nilai DR menggunakan rumus,
NFR
DR =
ef

5.4. Curah Hujan Rencana

Dalam analisis hujan-aliran untuk memperkirakan debit banjir rencana


diperlukan masukan hujan rencana ke dalam suatu sistem DAS. Hujan rencana
tersebut dapat berupa kedalaman hujan di suatu titik atau hietograf hujan rencana
yang merupakan distribusi hujan sebagai fungsi waktu selama hujan deras.
Perencanaan bangunan air didasarkan pada debit banjir rencana yang diperoleh
dari analisis hujan-aliran tersebut, yang bisa berupa banjir rencana dengan periode
ulang tertentu.

Pada perencanaan bangunan pelimpah suatu bendungan diperlukan


hidrograf banjir rencana dengan periode ulang tertentu. Hidrograf banjir rencana
dapat diperoleh dengan menggunakan hidrograf satuan. Dalam hal ini data
masukan yang diperlukan adalah hietograf hujan rencana. Dalam analisis
hidrograf banjir rencana dengan masukan hujan rencana dengan periode ulang
tertentu yang diperoleh dari analisis frekuensi, biasanya parameter hujan seperti
durasi dan pola distribusi tidak diketahui. Padahal parameter tersebut sangat
diperlukan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untruk menentukan
distribusi hujan rencana, yaitu metode Tadashi Tanimoto, Mononobe dan
Alternating Block Method (ABM). Dalam perencanaan ini metode yang
digunakan adalah Alternating Block Method (ABM). Perhitungan curah hujan
rencana dalam perencanaan ini menggunakan perbandingan antara Metode Log
Normal, Metode Gumbel, dan Metode Log Pearson III.

52
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Tabel 5.4 Curah HujanMaksimum

53
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

1. Deviasi Standart (S) Perhitungan deviasi standar digunakan persamaan


sebagai berikut :

Di mana :

S = Deviasi standart

X = Nilai rata-rata variat

Xi = Nilai variat ke i

n = jumlah data

27775,208 ,
S=
19

S=38,23

2. Koefisien Skewness (CS)


Perhitungan koefisien skewness digunakan persamaan sebagai berikut :

Di mana :

CS = koofesien Skewness

Xi = Nilai variat ke i

20 x 1010714,39
C s=
( 20−1 )( 20−2 ) x 38,233

C s=1,06

55
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

3. Koefisien Kurtosis (CK)


Perhitungan kortosis digunakan persamaan sebagai berikut :

Di mana :
CK = Koofesien Kurtosis
Xi = Nilai variat ke i
X = Nilai rata-rata variat
n = Jumlah data
S = Deviasi standar
1
x 161816465,13
20
CK=
38,23 4

C K =¿3,79

4. Koefisien Variasi (CV)


Perhitungan koefisien variasi digunakan persamaan sebagai berikut :

Di mana :

CV = Koofesien variasi

X = Nilai rata-rata varian

S = Standart deviasi

38,23
CV=
102,46

C V =0,37

56
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

5.4.2 Analisis Jenis Sebaran

5.4.2.1 Metode Gumbel Tipe 1

Menghitung curah hujan dengan persamaan-persamaan sebagai berikut:

Di mana :

X = 102,46
S = 38,23
Yn = 0,5236 (tabel)
Sn = 1,0628 (tabel)

YT = T −1
{
−ln −ln
T }
Tabel Distrbusi Sebaran Metode Gumbel Tipe I

T X S XT
Yt Yn Sn K
(tahun) (mm) (mm) (mm)
2 102,46 38,23 0,3665 0,5236 1,0628 -0,1478 96,8088
5 102,46 38,23 1,4999 0,5236 1,0628 0,9186 137,5838
10 102,46 38,23 2,2504 0,5236 1,0628 1,6247 164,5804
25 102,46 38,23 3,1985 0,5236 1,0628 2,5169 198,6907
50 102,46 38,23 3,9019 0,5236 1,0628 3,1787 223,9956
100 102,46 38,23 4,6001 0,5236 1,0628 3,8357 249,1137

57
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

5.4.2.2 Metode Log Person III

Menghitung curah hujan dengan Metode Log Pearson III :

58
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Tabel Distribusi Frekuensi Metode Log Pearson Tipe III

(LogX - (LogX - (LogX - (LogX -


No Tahun X (mm) Log X LogRerata 2 3
LogRerata) LogRerata) LogRerata) LogRerata)4
1 1995 74 1,869 -0,114 0,0129357 -0,0014712 0,0001673
2 1996 123 2,090 0,107 0,0114358 0,0012229 0,0001308
3 1997 80 1,903 -0,080 0,0063803 -0,0005096 0,0000407
4 1998 99 1,996 0,013 0,0001605 0,0000020 0,0000000
5 1999 121 2,083 0,100 0,0099637 0,0009946 0,0000993
6 2000 209 2,320 0,337 0,1136899 0,0383339 0,0129254
7 2001 159 2,201 0,218 0,0477118 0,0104217 0,0022764
8 2002 49 1,690 -0,293 0,0857147 -0,0250948 0,0073470
9 2003 80 1,903 -0,080 0,0063803 -0,0005096 0,0000407
10 2004 96 1,982 -0,001 0,0000005 0,0000000 0,0000000
11 2005 87 1,940 1,983 -0,043 0,0018877 -0,0000820 0,0000036
12 2006 123 2,090 0,107 0,0114358 0,0012229 0,0001308
13 2007 76 1,881 -0,102 0,0104353 -0,0010660 0,0001089
14 2008 86 1,934 -0,048 0,0023492 -0,0001139 0,0000055
15 2009 107 2,029 0,046 0,0021545 0,0001000 0,0000046
16 2010 109 2,037 0,054 0,0029658 0,0001615 0,0000088
17 2011 127 2,104 0,121 0,0146015 0,0017644 0,0002132
18 2013 63 1,799 -0,184 0,0337186 -0,0061916 0,0011369
19 2014 133 2,124 0,141 0,0198485 0,0027964 0,0003940
20 2015 48,2 1,683 -0,300 0,0899519 -0,0269784 0,0080913
Jumlah 2049,20 39,659 0,000000 0,483722 -0,004997 0,033125
Rerata 102,46 1,983
s 0,160
Cs -0,072
Ck 2,555

Di mana :

59
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Y = nilai logaritma dari x

log(´ X)
Ý  rata – rata hitung nilai Y atau log´( X ) = ∑ = 1,983
n

log
S = deviasi standar menjadi S log´ ( X) 0,160
(X ) 
log( X )

= -0,072 2
n ∑ (log ( X ) −log´( X ) )
3

Nilai kemecengan C s=
( n−1)(n−2)( Slog´ ( X ))
3 n 1

1
∑ ( log ( X )−log´( X ) )4
Koefisien kurtosis C = n = 2,555
K
´ 4
( Slog ( X ))

Tabel Distribusi Sebaran Metode Log Pearson Tipe III

No T (tahun) PT (%) S Log X LogXrt Cs K Kxs Y = Log X X (mm)

1 2 50 0,160 1,983 -0,072 0,012 0,002 1,985 96,587


2 5 20 0,160 1,983 -0,072 0,845 0,135 2,118 131,152
3 10 10 0,160 1,983 -0,072 1,273 0,203 2,186 153,513
4 25 4 0,160 1,983 -0,072 1,726 0,275 2,258 181,275
5 50 2 0,160 1,983 -0,072 2,015 0,322 2,305 201,606
6 100 1 0,160 1,983 -0,072 2,273 0,363 2,346 221,619

5.4.2.3 Metode Log Normal


´ ´
Y = Ý + k.S sehingga persamaan menjadi log X  log( X )  k S log( X)  
Di mana :

Y = nilai logaritma dari x

log(´ X)
Ý  rata – rata hitung nilai Y atau log´( X ) = ∑ = 1,983
n

log
(X ) 
S = deviasi standar menjadi S log´ ( X) 60
log( X )

 2

n 1

60
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

n ∑ (log ( X ) −log´( X ) )
3

Nilai kemecengan C s= = -0,072


( n−1)(n−2)( Slog´ ( X ))
3

1
∑ ( log ( X )−log´( X ) )4
Koefisien kurtosis C = n = 2,555, didapat nilai K
K
´( ) 4
( Slog X )
dari tabel berikut :

Tabel Distrbusi Sebaran Metode Log Normal 3 Parameter :

Periode Peluang Xrt S CS k Y


2 50 102,46 0,160 -0,072 0,001 102,460
5 80 102,46 0,160 -0,072 -0,035 102,454
10 90 102,46 0,160 -0,072 -0,013 102,458
25 95 102,46 0,160 -0,072 -0,072 102,449
50 98 102,46 0,160 -0,072 -0,091 102,445
100 99 102,46 0,160 -0,072 -0,105 102,443

61
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Tabel curah hujan rancangan DAS sungai :

Syarat Pemilihan Jenis Distribus :

No Distribusi Persyaratan Hasil Kecocokan


Cs ≈ 0 1,08
1 Normal Tidak
Ck ≈ 3 3,85
Cs = Cv3 + 3Cv -0,07
2 Log Normal Tidak
Ck = Cv8 + 6Cv6+ 15Cv4+16Cv2+3 2,56
Cs = 1,14 1,08
3 Gumbel Tidak
Ck = 5,4 3,85
4 Log Pearson III Selain dari nilai di atas Ok

Dari pengujian yang dilakukan di atas jenis sebaran yang memenuhi


syarat adalah sebaran Gumbel tipe I.

62
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Tabel Periode Ulang 50 dan 100 Tahun

Durasi Periode Ulang (tahun)


(jam) 2 5 10 25 50 100
1 33,485 45,468 53,220 62,844 69,893 76,831
2 21,094 28,643 33,526 39,590 44,030 48,401
3 16,098 21,859 25,585 30,212 33,601 36,937
4 13,288 18,044 21,120 24,940 27,737 30,490
5 11,452 15,550 18,201 21,493 23,903 26,276
6 10,141 13,770 16,118 19,033 21,167 23,269
7 9,151 12,425 14,544 17,174 19,100 20,996
8 8,371 11,367 13,305 15,711 17,473 19,208
9 7,739 10,509 12,300 14,525 16,154 17,757
10 7,214 9,796 11,466 13,539 15,058 16,553
11 6,770 9,193 10,760 12,706 14,131 15,534
12 6,388 8,675 10,154 11,990 13,335 14,658
13 6,056 8,224 9,626 11,367 12,642 13,897
14 5,765 7,827 9,162 10,819 12,032 13,227
15 5,505 7,476 8,750 10,333 11,491 12,632
16 5,274 7,161 8,382 9,897 11,007 12,100
17 5,065 6,877 8,050 9,505 10,571 11,621
18 4,875 6,620 7,749 9,150 10,176 11,186
19 4,703 6,386 7,474 8,826 9,816 10,790
20 4,545 6,171 7,223 8,529 9,486 10,428
21 4,399 5,973 6,992 8,256 9,182 10,094
22 4,265 5,791 6,778 8,004 8,902 9,786
23 4,140 5,622 6,580 7,770 8,642 9,500
24 4,024 5,465 6,396 7,553 8,400 9,234

63
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Tabel Hyetograph Rencana Periode Ulang 50 Tahun = 193,67 mm

Td Dt It It Td Dp Pt Hyetograph
(jam) (jam) (mm/jam (mm) (mm) % % (mm)
1 0-1 69,89 69,89 69,89 34,67 1,45 2,92
2 1-2 44,03 88,06 18,17 9,01 1,54 3,11
3 2-3 33,60 100,80 12,74 6,32 1,65 3,33
4 3-4 27,74 110,95 10,15 5,03 1,78 3,60
5 4-5 23,90 119,52 8,57 4,25 1,94 3,92
6 5-6 21,17 127,00 7,49 3,71 2,15 4,33
7 6 -7 19,10 133,70 6,70 3,32 2,41 4,86
8 7-8 17,47 139,79 6,09 3,02 2,78 5,60
9 8-9 16,15 145,38 5,60 2,78 3,32 6,70
10 9 - 10 15,06 150,58 5,20 2,58 4,25 8,57
11 10 - 11 14,13 155,44 4,86 2,41 6,32 12,74
12 11 - 12 13,33 160,01 4,57 2,27 34,67 69,89
13 12 - 13 12,64 164,34 4,33 2,15 9,01 18,17
14 13 - 14 12,03 168,45 4,11 2,04 5,03 10,15
15 14 - 15 11,49 172,37 3,92 1,94 3,71 7,49
16 15 - 16 11,01 176,12 3,75 1,86 3,02 6,09
17 16 - 17 10,57 179,71 3,60 1,78 2,58 5,20
18 17 - 18 10,18 183,17 3,46 1,71 2,27 4,57
19 18 -19 9,82 186,50 3,33 1,65 2,04 4,11
20 19 - 20 9,49 189,72 3,22 1,60 1,86 3,75
21 20 - 21 9,18 192,83 3,11 1,54 1,71 3,46
22 21 - 22 8,90 195,84 3,01 1,49 1,60 3,22
23 22 - 23 8,64 198,77 2,92 1,45 1,49 3,01
24 23 - 24 8,40 201,61 2,84 1,41 1,41 2,84
Jumlah 201,61 100,00 100,00 201,61

Hyetograph Periode 50 Tahun

Gambar Grafik Hyetograph Periode 50 Tahun

64
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Tabel Hyetograph Rencana Periode ulang 100 tahun = 212,24 mm

Td Dt It It Td Dp Pt Hyetograph
(jam) (jam) (mm/jam (mm) (mm) % % (mm)
1 0-1 76,83 76,83 76,83 34,67 1,45 3,21
2 1-2 48,40 96,80 19,97 9,01 1,54 3,42
3 2-3 36,94 110,81 14,01 6,32 1,65 3,66
4 3-4 30,49 121,96 11,15 5,03 1,78 3,95
5 4-5 26,28 131,38 9,42 4,25 1,94 4,31
6 5-6 23,27 139,61 8,23 3,71 2,15 4,76
7 6 -7 21,00 146,97 7,36 3,32 2,41 5,34
8 7-8 19,21 153,66 6,69 3,02 2,78 6,15
9 8-9 17,76 159,82 6,15 2,78 3,32 7,36
10 9 - 10 16,55 165,53 5,71 2,58 4,25 9,42
11 10 - 11 15,53 170,87 5,34 2,41 6,32 14,01
12 11 - 12 14,66 175,90 5,03 2,27 34,67 76,83
13 12 - 13 13,90 180,66 4,76 2,15 9,01 19,97
14 13 - 14 13,23 185,17 4,52 2,04 5,03 11,15
15 14 - 15 12,63 189,48 4,31 1,94 3,71 8,23
16 15 - 16 12,10 193,60 4,12 1,86 3,02 6,69
17 16 - 17 11,62 197,55 3,95 1,78 2,58 5,71
18 17 - 18 11,19 201,35 3,80 1,71 2,27 5,03
19 18 -19 10,79 205,02 3,66 1,65 2,04 4,52
20 19 - 20 10,43 208,55 3,54 1,60 1,86 4,12
21 20 - 21 10,09 211,97 3,42 1,54 1,71 3,80
22 21 - 22 9,79 215,28 3,31 1,49 1,60 3,54
23 22 - 23 9,50 218,50 3,21 1,45 1,49 3,31
24 23 - 24 9,23 221,62 3,12 1,41 1,41 3,12
Jumlah 221,62 100,00 100,00 221,62

Hyetograph Periode 100 Tahun


100,00

90,00

80,00
Kedalam an H ujan (m m )

70,00

60,00

50,00

40,00

30,00

20,00

10,00

0,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Durasi Hujan (jam)

Gambar Grafik Hyetograph Periode 100 Tahun

65
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

5.5 Debit Andalan

Perhitungan debit andalan adalah debit yang berhubungan dengan


probabilitas atau nilai kemungkinan terjadinya. Debit andalan merupakan
debit yang kemungkinannya sama atau melampaui yang diharapkan. Debit
andalan yang dimaksut disini adalah debit yang mengalir pada suatu
penampang sungai dalam suatu daerah aliran sungai (DAS).
Perhitungan debit andalan meliputi :
1. Nilai ETo dan n (jumlah hari hujan)
2. Menghitung perbedaan Evapotranspirasi Potensial dengan Aktual ( ΔE )
ETo x m
ΔE = m = 20%
20 x (18−n)
3. Menghitung Evapotranspirasi Aktual (E)
E = Eto – ΔE

4. Menggunakan Re untuk mencari penyimpanan kelembaban tanah (SMS)


SMS = ISM + Re – E

Catatan: jika SMS > 200 = 200, jika SMS < 0 = 0

5. Menghitung kelebihan air (WS)


WS = ISM + Re-E-SMS

Catatan : jika WS < 0 = 0

6. Menghitung Infiltrasi (Inf)


Infiltrasi = WS x IF
dengan IF = 0,4

7. Menghitung penyimpanan air tanah pada akhir bulan (G.STORt)

G.STORt = G.STOR (t-1) x Rc + ((1+Rc)/2) x Infiltrasi

Rc = 0.6

8. Menghitung Limpasan Dasar (Qbase)


Qbase = Inf - (G.STORt + G.STOR(t-1))

9. Menghitung Limpasan Permukaan (Qdirect)


Qdirect = WS x (1-IF)

66
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

10. Menghitung Limpasan Hujan Sesaat (Qstorm)


Qstorm = Re x PF

PF = 0.05

11. Menghitung Total Limpasan (Qtotal) mm/bln


Qtotal = Qbase + Qdirect + Qstorm

12. Menghitung Debit Sungai (Qs) m3/det


Qs= Qtotal x A
dengan A = 20 km² = 20.000.000 m²

13. Menghitung Debit Andalan (Qa)


Pr = m/(n+1) x 100

5.6. Debit Banjir Rencana

Dalam memperkirakan banjir rencana, digunakan metode Nakayasu.


Metode tersebut dirumuskan sebagai berikut:

1 A.ℜ
Qp =
3.6 0.3 Tp+T 0.3

Tp = Tg + 0.8 Tr

Tg = 0.4 + 0.058 L  untuk L>15 km

Tr = 0.75 tg

T0.3 = α Tg

Keterangan:

Qp = Debit puncak banjir

A = Luas DAS (km2)

Re = Curah hujan efektif (mm)

Tp = Waktu dari permulaan banjir sampai puncak hidrograf banjir

67
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

(jam)

T0.3 = Waktu dari puncak banjir sampai 0,3 kali debit puncak banjir

(jam)

Tg = Waktu konsentrasi

Tr = Satuan waktu dari curah hujan (jam)

Α = Koefisien karakteristik DAS

L = Panjang sungai utama (km)

Perencanaan banjir rancangan dalam perencanaan ini dilakukan dengan


metode Nakayasu dengan luas DAS 20 km2 dan panjang sungai utama (L) 12 km.
Debit yang dihitung adalah debit banjir rencana (Q T) untuk, 50 dan 100 tahun.

Tg = 0.4 + 0.058 L

= 0.4 + 0.058 (12)

= 1,096 jam

Tr = 0.75 Tg

= 0.75 x 1,096 jam

= 0,822 jam

Tp = Tg + 0.8 Tr

= 1,096 + 0.8 (0,822)

= 1,754 jam

T0.3 = α Tg

= 2 x 1,096

= 2,192 jam

68
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Qp = 1/36 ((A*Re) : (0,3Tp + T0,3) = 2,0439 m³/d


Perhitungan debit banjir rancangan dengan menggunakan Metode Nakayasu
terlihat pada Tabel 5.37.

69
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Tabel 5.22 Evapotranspirasi (ETo)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Eto mm/bulan 119,222 149,319 142,111 135,121 145,684 142,366 160,373 147,931 124,594 125,299 107,648 112,701

Tabel 5.23 Jumlah hari hujan (n)

Jumlah Hari Hujan


No Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 1995 6 6 12 3 8 6 11 13 6 5 6 11
2 1996 7 5 5 7 5 5 6 10 4 6 8 3
3 1997 4 7 6 4 4 4 7 8 5 3 9 4
4 1998 8 5 11 8 8 5 8 3 4 5 10 8
5 1999 11 7 10 11 8 8 4 8 10 11 9 8
6 2000 9 5 8 9 5 4 10 3 9 3 10 5
7 2001 8 10 4 8 11 4 10 8 4 10 8 11
8 2002 10 5 9 10 4 2 7 3 5 8 6 4
9 2003 3 10 7 3 4 4 7 8 5 3 9 4
10 2004 3 9 6 3 8 5 8 10 4 10 10 8
11 2005 10 10 3 10 8 8 4 8 10 11 9 8
12 2006 7 5 5 7 5 4 10 3 9 3 10 5
13 2007 4 7 6 4 11 4 10 8 4 10 10 11
14 2008 8 5 11 8 5 10 5 9 3 9 9 5
15 2009 11 7 10 11 7 4 2 8 5 8 9 10
16 2010 9 5 8 9 5 4 6 10 7 6 6 9
17 2011 8 10 4 8 10 4 2 3 13 3 8 3
18 2012 10 5 9 10 5 8 5 3 12 10 6 3
19 2013 5 4 8 5 8 10 4 10 10 3 10 10
20 2014 7 9 8 8 4 8 10 11 9 4 9 10
21 2015 3 7 5 4 10 3 9 3 10 11 6 6
22 2016 5 7 11 4 10 8 4 10 10 3 9 4
23 2017 4 2 4 10 7 3 5 8 6 9 7 9
24 2018 11 3 10 11 11 5 3 9 10 6 10 6

70
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Tabel 5.24 Perbedaan Evapotranspirasi potensial dengan aktual

Perbedaan evapotranpirasi potensial dengan aktual


No Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 1995 14,307 17,918 8,527 20,268 14,568 17,084 11,226 7,397 14,951 16,289 12,918 7,889
2 1996 13,114 19,411 18,474 14,863 18,939 18,508 19,245 11,834 17,443 15,036 10,765 16,905
3 1997 16,691 16,425 17,053 18,917 20,396 19,931 17,641 14,793 16,197 18,795 9,688 15,778
4 1998 11,922 19,411 9,948 13,512 14,568 18,508 16,037 22,190 17,443 16,289 8,612 11,270
5 1999 8,346 16,425 11,369 9,458 14,568 14,237 22,452 14,793 9,968 8,771 9,688 11,270
6 2000 10,730 19,411 14,211 12,161 18,939 19,931 12,830 22,190 11,213 18,795 8,612 14,651
7 2001 11,922 11,946 19,896 13,512 10,198 19,931 12,830 14,793 17,443 10,024 10,765 7,889
8 2002 9,538 19,411 12,790 10,810 20,396 22,778 17,641 22,190 16,197 12,530 12,918 15,778
9 2003 17,883 11,946 15,632 20,268 20,396 19,931 17,641 14,793 16,197 18,795 9,688 15,778
10 2004 17,883 13,439 17,053 20,268 14,568 18,508 16,037 11,834 17,443 10,024 8,612 11,270
11 2005 9,538 11,946 21,317 10,810 14,568 14,237 22,452 14,793 9,968 8,771 9,688 11,270
12 2006 13,114 19,411 18,474 14,863 18,939 19,931 12,830 22,190 11,213 18,795 8,612 14,651
13 2007 16,691 16,425 17,053 18,917 10,198 19,931 12,830 14,793 17,443 10,024 8,612 7,889
14 2008 11,922 19,411 9,948 13,512 18,939 11,389 20,849 13,314 18,689 11,277 9,688 14,651
15 2009 8,346 16,425 11,369 9,458 16,025 19,931 25,660 14,793 16,197 12,530 9,688 9,016
16 2010 10,730 19,411 14,211 12,161 18,939 19,931 19,245 11,834 13,705 15,036 12,918 10,143
17 2011 11,922 11,946 19,896 13,512 11,655 19,931 25,660 22,190 6,230 18,795 10,765 16,905
18 2012 9,538 19,411 12,790 10,810 18,939 14,237 20,849 22,190 7,476 10,024 12,918 16,905
19 2013 15,499 20,905 14,211 17,566 14,568 11,389 22,452 11,834 9,968 18,795 8,612 9,016
20 2014 13,114 13,439 14,211 13,512 20,396 14,237 12,830 10,355 11,213 17,542 9,688 9,016
21 2015 17,883 16,425 18,474 18,917 11,655 21,355 14,434 22,190 9,968 8,771 12,918 13,524
22 2016 15,499 16,425 9,948 18,917 11,655 14,237 22,452 11,834 9,968 18,795 9,688 15,778
23 2017 16,691 23,891 19,896 10,810 16,025 21,355 20,849 14,793 14,951 11,277 11,841 10,143
24 2018 8,346 22,398 11,369 9,458 10,198 18,508 24,056 13,314 9,968 15,036 8,612 13,524

71
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Tabel 5.25 Evapotranspirasi Aktual

Evapotranspirasi Aktual
No Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 1995 104,915 131,401 133,584 114,853 131,115 125,282 149,147 140,535 109,643 109,010 94,731 104,812
2 1996 106,107 129,907 123,637 120,257 126,745 123,858 141,128 136,097 107,151 110,263 96,884 95,795
3 1997 102,531 132,894 125,058 116,204 125,288 122,434 142,732 133,138 108,397 106,504 97,960 96,922
4 1998 107,300 129,907 132,163 121,609 131,115 123,858 144,336 125,741 107,151 109,010 99,037 101,431
5 1999 110,876 132,894 130,742 125,662 131,115 128,129 137,921 133,138 114,627 116,528 97,960 101,431
6 2000 108,492 129,907 127,900 122,960 126,745 122,434 147,543 125,741 113,381 106,504 99,037 98,049
7 2001 107,300 137,373 122,216 121,609 135,486 122,434 147,543 133,138 107,151 115,275 96,884 104,812
8 2002 109,684 129,907 129,321 124,311 125,288 119,587 142,732 125,741 108,397 112,769 94,731 96,922
9 2003 101,339 137,373 126,479 114,853 125,288 122,434 142,732 133,138 108,397 106,504 97,960 96,922
10 2004 101,339 135,880 125,058 114,853 131,115 123,858 144,336 136,097 107,151 115,275 99,037 101,431
11 2005 109,684 137,373 120,794 124,311 131,115 128,129 137,921 133,138 114,627 116,528 97,960 101,431
12 2006 106,107 129,907 123,637 120,257 126,745 122,434 147,543 125,741 113,381 106,504 99,037 98,049
13 2007 102,531 132,894 125,058 116,204 135,486 122,434 147,543 133,138 107,151 115,275 99,037 104,812
14 2008 107,300 129,907 132,163 121,609 126,745 130,976 139,525 134,617 105,905 114,022 97,960 98,049
15 2009 110,876 132,894 130,742 125,662 129,659 122,434 134,713 133,138 108,397 112,769 97,960 103,685
16 2010 108,492 129,907 127,900 122,960 126,745 122,434 141,128 136,097 110,889 110,263 94,731 102,558
17 2011 107,300 137,373 122,216 121,609 134,029 122,434 134,713 125,741 118,365 106,504 96,884 95,795
18 2012 109,684 129,907 129,321 124,311 126,745 128,129 139,525 125,741 117,119 115,275 94,731 95,795
19 2013 103,723 128,414 127,900 117,555 131,115 130,976 137,921 136,097 114,627 106,504 99,037 103,685
20 2014 106,107 135,880 127,900 121,609 125,288 128,129 147,543 137,576 113,381 107,757 97,960 103,685
21 2015 101,339 132,894 123,637 116,204 134,029 121,011 145,940 125,741 114,627 116,528 94,731 99,177
22 2016 103,723 132,894 132,163 116,204 134,029 128,129 137,921 136,097 114,627 106,504 97,960 96,922
23 2017 102,531 125,428 122,216 124,311 129,659 121,011 139,525 133,138 109,643 114,022 95,807 102,558
24 2018 110,876 126,921 130,742 125,662 135,486 123,858 136,317 134,617 114,627 110,263 99,037 99,177

72
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Tabel 5.26 Curah Hujan Bulanan

Curah hujan bulanan


No Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 1995 126 64 144 110 38 63 71 164 124 103 70 125
2 1996 143 67 164 121 40 93 61 234 254 123 40 125
3 1997 228 59 132 119 65 184 83 196 175 142 65 241
4 1998 177 31 71 192 295 121 65 154 271 252 295 126
5 1999 11 183 94 75 81 88 138 267 268 179 27 270
6 2000 346 101 92 184 52 178 64 104 130 86 52 73
7 2001 97 36 306 121 32 256 126 83 238 198 32 78
8 2002 87 47 122 135 75 42 115 79 548 188 75 102
9 2003 181 29 306 161 51 205 132 48 251 270 51 101
10 2004 170 49 30 114 287 208 101 278 242 224 287 178
11 2005 375 97 187 68 91 35 133 286 177 78 91 149
12 2006 204 390 277 38 34 137 28 233 133 180 34 116
13 2007 175 209 80 73 55 198 63 63 299 55 55 142
14 2008 271 269 57 101 321 108 81 265 104 325 321 252
15 2009 208 80 278 83 219 221 83 88 138 267 268 179
16 2010 130 182 56 38 142 140 38 178 64 106 130 86
17 2011 238 196 34 73 159 175 73 256 126 83 238 198
18 2012 148 110 56 54 81 98 46 42 115 79 548 188
19 2013 261 210 164 64 156 217 51 205 132 48 261 270
20 2014 242 161 56 153 341 195 287 208 101 408 242 251
21 2015 177 107 72 78 64 12 91 35 133 286 177 78

73
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Tabel 5.27 Penyimpanan Kelembaban Tanah

Penyimpanan Kelembaban Tanah


No Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 1995 200 132,599 200 195,147 106,885 137,718 121,853 200 200 193,990 175,269 200
2 1996 200 137,093 200 200 113,255 169,142 119,872 200 200 200 143,116 200
3 1997 200 126,106 200 200 139,712 200 140,268 200 200 200 167,040 200
4 1998 200 101,093 138,837 200 200 197,142 120,664 200 200 200 200 200
5 1999 100,124 200 163,258 149,338 149,885 159,871 200,000 200 200 200 129,040 200
6 2000 200 171,093 164,1 200 125,255 200 116,457 178,259 200 179,496 152,963 174,951
7 2001 189,700 98,627 200 199,391 96,514 200 178,457 149,862 200 200 135,116 173,188
8 2002 177,316 117,093 192,679 200 149,712 122,413 172,268 153,259 200 200 180,269 200
9 2003 200 91,627 200 200 125,712 200 189,268 114,862 200 200 153,040 200
10 2004 200 113,120 104,942 199,147 200 200 156,664 200 200 200 200 200
11 2005 200 159,627 200 143,689 159,885 106,871 195,079 200 200 161,472 193,040 200
12 2006 200 200 200 117,743 107,255 200 80,457 200 200 200 134,963 200
13 2007 200 200 154,942 156,796 119,514 200 115,457 129,862 200 139,725 155,963 200
14 2008 200 200 124,837 179,391 200 177,024 141,475 200 198,0949 200 200 200
15 2009 200 147,106 200 157,338 200 200 148,287 154,862 200 200 200 200
16 2010 200 200 128,1 115,040 200 200 96,872 200 153,1111 195,737 200 183,442
17 2011 200 200 111,784 151,391 200 200 138,287 200 200 176,496 200 200
18 2012 200 180,093 126,679 129,689 154,255 169,871 106,475 116,259 197,8814 163,725 200 200
19 2013 200 200 200 146,445 200 200 113,079 200 200 141,496 200 200
20 2014 200 200 128,1 200 200 200 200 200 187,6192 200 200 200
21 2015 200 174,106 148,363 161,796 129,971 90,989 145,060 109,259 200 200 200 178,823

74
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Tabel 5.28 Kelebihan Air (WS)

Kelebihan air
No Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 1995 21,085 0 10,416 0 0 0 0 23,465 14,357 0 0 20,188
2 1996 36,893 0 40,363 0,743 0 0 0 97,903 146,849 12,737 0 29,205
3 1997 125,469 0 6,942 2,796 0 61,566 0 62,862 66,603 35,496 0 144,078
4 1998 69,700 0 0 70,391 163,885 0 0 28,259 163,849 142,990 195,963 24,569
5 1999 0 50,106 0 0 0 0 0 133,862 153,373 62,472 0 168,569
6 2000 237,508 0 0 61,040 0 55,566 0 0 16,619 0 0 0
7 2001 0 0 183,784 0 0 133,566 0 0 130,849 82,725 0 0
8 2002 0 0 0 10,689 0 0 0 0 439,603 75,231 0 5,078
9 2003 79,661 0 179,521 46,147 0 82,566 0 0 142,603 163,496 0 4,078
10 2004 68,661 0 0,000 0 155,885 84,142 0 141,903 134,849 108,725 187,963 76,569
11 2005 265,316 0 66,206 0 0 0 0 152,862 62,373 0 0 47,569
12 2006 97,893 260,093 153,363 0 0 14,566 0 107,259 19,619 73,496 0 17,951
13 2007 72,469 76,106 0 0 0 75,566 0 0 191,849 0 0 37,188
14 2008 163,700 139,093 0 0 194,255 0 0 130,383 0 210,978 223,040 153,951
15 2009 97,124 0 147,258 0 89,341 98,566 0 0 29,603 154,231 170,040 75,315
16 2010 21,508 52,093 0 0 15,255 17,566 0 41,903 0 0 35,269 0
17 2011 130,700 58,627 0 0 24,971 52,566 0 130,259 7,635 0 141,116 102,205
18 2012 38,316 0 0 0 0 0 0 0 0 0 453,269 92,205
19 2013 157,277 81,586 36,100 0 24,885 86,024 0 68,903 17,373 0 161,963 166,315
20 2014 135,893 25,120 0 31,391 215,712 66,871 139,457 70,424 0 300,243 144,040 147,315
21 2015 75,661 0 0 0 0 0 0 0 18,373 169,472 82,269 0

75
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Tabel 5.29 Infiltrasi

Infiltrasi
No Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 1995 8,434 0 4,166 0 0 0 0 9,386 5,743 0 0 8,075
2 1996 14,757 0 16,145 0,297 0 0 0 39,161 58,740 5,095 0 11,682
3 1997 50,188 0 2,777 1,118 0 24,626 0 25,145 26,641 14,198 0 57,631
4 1998 27,880 0 0 28,157 65,554 0 0 11,303 65,540 57,196 78,385 9,828
5 1999 0 20,043 0 0 0 0 0 53,545 61,349 24,989 0 67,428
6 2000 95,003 0 0 24,416 0 22,226 0 0 6,648 0 0 0
7 2001 0 0 73,514 0 0 53,426 0 0 52,340 33,090 0 0
8 2002 0 0 0 4,276 0 0 0 0 175,841 30,092 0 2,031
9 2003 31,865 0 71,808 18,459 0 33,026 0 0 57,041 65,398 0 1,631
10 2004 27,465 0 0 0 62,354 33,657 0 56,761 53,940 43,490 75,185 30,628
11 2005 106,126 0 26,482 0 0 0 0 61,145 24,949 0 0 19,028
12 2006 39,157 104,037 61,345 0 0 5,826 0 42,903 7,848 29,398 0 7,180
13 2007 28,988 30,443 0 0 0 30,226 0 0 76,740 0 0 14,875
14 2008 65,480 55,637 0 0 77,702 0 0 52,153 0 84,391 89,216 61,580
15 2009 38,849 0 58,903 0 35,737 39,426 0 0,000 11,841 61,692 68,016 30,126
16 2010 8,603 20,837 0 0 6,102 7,026 0 16,761 0 0 14,108 0
17 2011 52,280 23,451 0 0 9,988 21,026 0 52,103 3,054 0 56,447 40,882
18 2012 15,326 0 0 0 0 0 0 0 0 0 181,308 36,882
19 2013 62,911 32,634 14,440 0 9,954 34,409 0 27,561 6,949 0 64,785 66,526
20 2014 54,357 10,048 0 12,557 86,285 26,748 55,783 28,170 0 120,097 57,616 58,926
21 2015 30,265 0 0 0 0 0 0 0 7,349 67,789 32,908 0

76
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Tabel 5.30 Penyimpanan air tanah pada akhir bulan

Penyimpanan air tanah pada akhir bulan


No Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 1995 6,747 4,048 5,762 3,457 2,074 1,245 0,747 7,957 9,368 5,621 3,373 8,484
2 1996 16,896 10,138 18,999 11,637 6,982 4,189 2,514 32,837 66,694 44,092 26,455 25,219
3 1997 55,281 33,169 22,123 14,168 8,501 24,802 14,881 29,044 38,740 34,602 20,761 58,562
4 1998 57,441 34,465 20,679 34,933 73,403 44,042 26,425 24,898 67,370 86,179 114,416 76,512
5 1999 45,907 43,578 26,147 15,688 9,413 5,648 3,414 44,884 76,010 65,597 39,358 77,557
6 2000 122,537 73,522 44,113 46,001 27,600 34,341 20,605 12,363 12,736 7,642 4,585 2,751
7 2001 1,651 0,990 59,405 35,643 21,386 55,573 33,344 20,006 53,875 58,797 35,278 21,167
8 2002 12,700 7,620 4,572 6,164 3,698 2,219 1,331 0,799 141,152 108,765 65,259 40,780
9 2003 49,960 29,976 75,432 60,027 36,016 48,031 28,818 17,291 56,008 85,923 51,554 32,237
10 2004 41,314 24,788 14,873 8,924 55,237 60,068 36,041 67,034 83,372 84,815 111,037 91,125
11 2005 139,576 83,746 71,433 42,860 25,716 15,430 9,258 54,470 52,642 31,585 18,951 26,593
12 2006 47,281 111,598 116,035 69,621 41,773 29,725 17,835 45,024 33,292 43,494 26,096 21,402
13 2007 36,031 45,973 27,584 16,550 9,930 30,139 18,083 10,850 67,902 40,741 24,445 26,567
14 2008 68,324 85,504 51,303 30,782 80,631 48,378 29,027 59,139 35,483 88,803 124,654 124,057
15 2009 105,514 63,308 85,107 51,064 59,228 67,078 40,247 24,148 23,962 63,731 92,651 79,692
16 2010 54,698 49,488 29,693 17,816 15,571 14,964 8,978 18,796 11,278 6,767 15,346 9,208
17 2011 47,349 47,170 28,302 16,981 18,179 27,729 16,637 51,665 33,442 20,065 57,196 67,023
18 2012 52,475 31,485 18,891 11,335 6,801 4,080 2,448 1,469 0,881 0,529 145,363 116,724
19 2013 120,363 98,325 70,547 42,328 33,360 47,544 28,526 39,165 29,058 17,435 62,289 90,595
20 2014 97,842 66,744 40,046 34,073 89,472 75,082 89,675 76,341 45,804 123,560 120,229 119,278
21 2015 95,779 57,467 34,480 20,688 12,413 7,448 4,469 2,681 7,488 58,724 61,561 36,936

77
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Tabel 5.31 Limpasan Dasar

Limpasan dasar
No Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 1995 1,687 2,699 2,453 2,305 1,383 0,830 0,498 2,176 4,331 3,747 2,248 2,964
2 1996 6,345 6,758 7,284 7,659 4,655 2,793 1,676 8,838 24,883 27,697 17,637 12,918
3 1997 20,125 22,113 13,823 9,073 5,667 8,326 9,921 10,981 16,946 18,336 13,841 19,831
4 1998 29,001 22,976 13,786 13,903 27,084 29,361 17,617 12,831 23,067 38,387 50,149 47,732
5 1999 30,605 22,371 17,431 10,459 6,275 3,765 2,265 12,075 30,224 35,402 26,239 29,229
6 2000 50,024 49,015 29,409 22,529 18,400 15,485 13,737 8,242 6,275 5,094 3,057 1,834
7 2001 1,100 0,660 15,099 23,762 14,257 19,240 22,229 13,337 18,470 28,168 23,519 14,111
8 2002 8,467 5,080 3,048 2,684 2,465 1,479 0,888 0,533 35,488 62,479 43,506 26,510
9 2003 22,685 19,984 26,352 33,865 24,011 21,012 19,212 11,527 18,325 35,483 34,369 20,948
10 2004 18,388 16,526 9,915 5,949 16,040 28,826 24,027 25,769 37,601 42,047 48,963 50,540
11 2005 57,675 55,830 38,795 28,573 17,144 10,286 6,172 15,932 26,778 21,057 12,634 11,386
12 2006 18,469 39,720 56,908 46,414 27,848 17,874 11,890 15,715 19,579 19,197 17,398 11,875
13 2007 14,358 20,501 18,389 11,033 6,620 10,017 12,056 7,233 19,688 27,161 16,296 12,753
14 2008 23,723 38,457 34,202 20,521 27,853 32,252 19,351 22,041 23,655 31,072 53,364 62,178
15 2009 57,393 42,205 37,104 34,043 27,573 31,576 26,831 16,099 12,027 21,923 39,096 43,086
16 2010 33,597 26,046 19,795 11,877 8,347 7,634 5,985 6,944 7,518 4,511 5,528 6,138
17 2011 14,139 23,630 18,868 11,321 8,790 11,477 11,091 17,076 21,277 13,377 19,315 31,055
18 2012 29,875 20,990 12,594 7,556 4,534 2,720 1,632 0,979 0,588 0,353 36,473 65,522
19 2013 59,272 54,672 42,218 28,219 18,922 20,226 19,017 16,923 17,056 11,623 19,931 38,221
20 2014 47,109 41,147 26,698 18,530 30,886 41,138 41,189 41,504 30,536 42,341 60,947 59,877
21 2015 53,764 38,311 22,987 13,792 8,275 4,965 2,979 1,787 2,542 16,553 30,071 24,624

78
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Tabel 5.32 Limpasan Permukaan

Limpasan permukaan
No Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 1995 12,651 0 6,249 0 0 0 0 14,079 8,614 0 0 12,113
2 1996 22,136 0 24,218 0,446 0 0 0 58,742 88,109 7,642 0 17,523
3 1997 75,282 0 4,165 1,678 0 36,939 0 37,717 39,962 21,297 0 86,447
4 1998 41,820 0 0 42,235 98,331 0 0 16,955 98,309 85,794 117,578 14,742
5 1999 0 30,064 0 0 0 0 0 80,317 92,024 37,483 0 101,142
6 2000 142,505 0 0 36,624 0 33,339 0 0 9,972 0 0 0
7 2001 0 0 110,271 0 0 80,139 0 0 78,509 49,635 0 0
8 2002 0 0 0 6,413 0 0 0 0 263,762 45,138 0 3,047
9 2003 47,797 0 107,713 27,688 0 49,539 0 0 85,562 98,097 0 2,447
10 2004 41,197 0 0 0 93,531 50,485 0 85,142 80,909 65,235 112,778 45,942
11 2005 159,190 0 39,723 0 0 0 0 91,717 37,424 0 0 28,542
12 2006 58,736 156,056 92,018 0 0 8,739 0 64,355 11,772 44,097 0 10,770
13 2007 43,482 45,664 0 0 0 45,339 0 0,000 115,109 0 0 22,313
14 2008 98,220 83,456 0 0 116,553 0 0 78,230 0,000 126,587 133,824 92,370
15 2009 58,274 0 88,355 0 53,605 59,139 0 0,000 17,762 92,538 102,024 45,189
16 2010 12,905 31,256 0 0 9,153 10,539 0 25,142 0 0 21,162 0
17 2011 78,420 35,176 0 0 14,983 31,539 0 78,155 4,581 0 84,670 61,323
18 2012 22,990 0,000 0 0 0 0 0 0 0 0 271,962 55,323
19 2013 94,366 48,952 21,660 0 14,931 51,614 0 41,342 10,424 0 97,178 99,789
20 2014 81,536 15,072 0 18,835 129,427 40,123 83,674 42,254 0 180,146 86,424 88,389
21 2015 45,397 0 0 0 0 0 0 0 11,024 101,683 49,362 0

79
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Tabel 5.33 Limpasan Hujan Sesaat

Limpasan hujan sesaat


No Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 1995 6,30 3,20 7,20 5,50 1,90 3,15 3,55 8,20 6,20 5,15 3,50 6,25
2 1996 7,15 3,35 8,20 6,05 2,00 4,65 3,05 11,70 12,70 6,15 2,00 6,25
3 1997 11,40 2,95 6,60 5,95 3,25 9,20 4,15 9,80 8,75 7,10 3,25 12,05
4 1998 8,85 1,55 3,55 9,60 14,75 6,05 3,25 7,70 13,55 12,60 14,75 6,30
5 1999 0,55 9,15 4,70 3,75 4,05 4,40 6,90 13,35 13,40 8,95 1,35 13,50
6 2000 17,30 5,05 4,60 9,20 2,60 8,90 3,20 5,20 6,50 4,30 2,60 3,65
7 2001 4,85 1,80 15,30 6,05 1,60 12,80 6,30 4,15 11,90 9,90 1,60 3,90
8 2002 4,35 2,35 6,10 6,75 3,75 2,10 5,75 3,95 27,40 9,40 3,75 5,10
9 2003 9,05 1,45 15,30 8,05 2,55 10,25 6,60 2,40 12,55 13,50 2,55 5,05
10 2004 8,50 2,45 1,50 5,70 14,35 10,40 5,05 13,90 12,10 11,20 14,35 8,90
11 2005 18,75 4,85 9,35 3,40 4,55 1,75 6,65 14,30 8,85 3,90 4,55 7,45
12 2006 10,20 19,50 13,85 1,90 1,70 6,85 1,40 11,65 6,65 9,00 1,70 5,80
13 2007 8,75 10,45 4,00 3,65 2,75 9,90 3,15 3,15 14,95 2,75 2,75 7,10
14 2008 13,55 13,45 2,85 5,05 16,05 5,40 4,05 13,25 5,20 16,25 16,05 12,60
15 2009 10,40 4,00 13,90 4,15 10,95 11,05 4,15 4,40 6,90 13,35 13,40 8,95
16 2010 6,50 9,10 2,80 1,90 7,10 7,00 1,90 8,90 3,20 5,30 6,50 4,30
17 2011 11,90 9,80 1,70 3,65 7,95 8,75 3,65 12,80 6,30 4,15 11,90 9,90
18 2012 7,40 5,50 2,80 2,70 4,05 4,90 2,30 2,10 5,75 3,95 27,40 9,40
19 2013 13,05 10,50 8,20 3,20 7,80 10,85 2,55 10,25 6,60 2,40 13,05 13,50
20 2014 12,10 8,05 2,80 7,65 17,05 9,75 14,35 10,40 5,05 20,40 12,10 12,55
21 2015 8,85 5,35 3,60 3,90 3,20 0,60 4,55 1,75 6,65 14,30 8,85 3,90

80
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Tabel 5.34 Total Limpasan

Total limpasan
No Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 1995 20,638 5,899 15,902 7,805 3,283 3,980 4,048 24,455 19,146 8,897 5,748 21,327
2 1996 35,631 10,108 39,702 14,154 6,655 7,443 4,726 79,280 125,692 41,489 19,637 36,691
3 1997 106,807 25,063 24,588 16,701 8,917 54,465 14,071 58,499 65,658 46,733 17,091 118,327
4 1998 79,671 24,526 17,336 65,738 140,165 35,411 20,867 37,486 134,926 136,781 182,477 68,773
5 1999 31,155 61,585 22,131 14,209 10,325 8,165 9,213 105,742 135,648 81,835 27,589 143,871
6 2000 209,828 54,065 34,009 68,353 21,000 57,725 16,937 13,442 22,746 9,394 5,657 5,484
7 2001 5,950 2,460 140,670 29,812 15,857 112,179 28,529 17,487 108,880 87,703 25,119 18,011
8 2002 12,817 7,430 9,148 15,847 6,215 3,579 6,638 4,483 326,650 117,018 47,256 34,656
9 2003 79,532 21,434 149,365 69,603 26,561 80,801 25,812 13,927 116,436 147,080 36,919 28,444
10 2004 68,085 18,976 11,415 11,649 123,921 89,711 29,077 124,811 130,611 118,482 176,091 105,382
11 2005 235,615 60,680 87,868 31,973 21,694 12,036 12,822 121,949 73,052 24,957 17,184 47,378
12 2006 87,404 215,276 162,776 48,314 29,548 33,464 13,290 91,720 38,001 72,294 19,098 28,445
13 2007 66,590 76,615 22,389 14,683 9,370 65,257 15,206 10,383 149,747 29,911 19,046 42,166
14 2008 135,493 135,363 37,052 25,571 160,456 37,652 23,401 113,521 28,855 173,908 203,238 167,148
15 2009 126,067 46,205 139,359 38,193 92,128 101,766 30,981 20,499 36,689 127,812 154,519 97,225
16 2010 53,002 66,402 22,595 13,777 24,600 25,173 7,885 40,986 10,718 9,811 33,190 10,438
17 2011 104,459 68,606 20,568 14,971 31,723 51,766 14,741 108,031 32,158 17,527 115,885 102,278
18 2012 60,264 26,490 15,394 10,256 8,584 7,620 3,932 3,079 6,338 4,303 335,835 130,244
19 2013 166,688 114,123 72,078 31,419 41,653 82,690 21,567 68,515 34,080 14,023 130,159 151,510
20 2014 140,745 64,268 29,498 45,015 177,363 91,011 139,213 94,158 35,586 242,887 159,471 160,816
21 2015 108,011 43,661 26,587 17,692 11,475 5,565 7,529 3,537 20,216 132,536 88,283 28,524

81
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Tabel 5.35 Debit Sungai (Qs) m3/det

Total limpasan
No Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 1995 0,154 0,044 0,119 0,058 0,025 0,030 0,030 0,183 0,143 0,066 0,043 0,159
2 1996 0,266 0,075 0,296 0,106 0,050 0,056 0,035 0,592 0,939 0,310 0,147 0,274
3 1997 0,798 0,187 0,184 0,125 0,067 0,407 0,105 0,437 0,490 0,349 0,128 0,884
4 1998 0,595 0,183 0,129 0,491 1,047 0,264 0,156 0,280 1,008 1,021 1,363 0,514
5 1999 0,233 0,460 0,165 0,106 0,077 0,061 0,069 0,790 1,013 0,611 0,206 1,074
6 2000 1,567 0,404 0,254 0,510 0,157 0,431 0,126 0,100 0,170 0,070 0,042 0,041
7 2001 0,044 0,018 1,050 0,223 0,118 0,838 0,213 0,131 0,813 0,655 0,188 0,134
8 2002 0,096 0,055 0,068 0,118 0,046 0,027 0,050 0,033 2,439 0,874 0,353 0,259
9 2003 0,594 0,160 1,115 0,520 0,198 0,603 0,193 0,104 0,869 1,098 0,276 0,212
10 2004 0,508 0,142 0,085 0,087 0,925 0,670 0,217 0,932 0,975 0,885 1,315 0,787
11 2005 1,759 0,453 0,656 0,239 0,162 0,090 0,096 0,911 0,545 0,186 0,128 0,354
12 2006 0,653 1,607 1,215 0,361 0,221 0,250 0,099 0,685 0,284 0,540 0,143 0,212
13 2007 0,497 0,572 0,167 0,110 0,070 0,487 0,114 0,078 1,118 0,223 0,142 0,315
14 2008 1,012 1,011 0,277 0,191 1,198 0,281 0,175 0,848 0,215 1,299 1,518 1,248
15 2009 0,941 0,345 1,041 0,285 0,688 0,760 0,231 0,153 0,274 0,954 1,154 0,726
16 2010 0,396 0,496 0,169 0,103 0,184 0,188 0,059 0,306 0,080 0,073 0,248 0,078
17 2011 0,780 0,512 0,154 0,112 0,237 0,387 0,110 0,807 0,240 0,131 0,865 0,764
18 2012 0,450 0,198 0,115 0,077 0,064 0,057 0,029 0,023 0,047 0,032 2,508 0,973
19 2013 1,245 0,852 0,538 0,235 0,311 0,617 0,161 0,512 0,254 0,105 0,972 1,131
20 2014 1,051 0,480 0,220 0,336 1,324 0,680 1,040 0,703 0,266 1,814 1,191 1,201
21 2015 0,807 0,326 0,199 0,132 0,086 0,042 0,056 0,026 0,151 0,990 0,659 0,213
Debit rerata 0,688 0,409 0,391 0,215 0,345 0,344 0,160 0,411 0,587 0,585 0,647 0,550

82
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Tabel 5.36 Debit Andalan (Qa)

Debit Andalan
No Pr
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1 1,76 1,61 1,22 0,52 1,32 0,84 1,04 0,93 2,44 1,81 2,51 1,25 4,55
2 1,57 1,01 1,12 0,51 1,20 0,76 0,23 0,91 1,12 1,30 1,52 1,20 9,09
3 1,24 0,85 1,05 0,49 1,05 0,68 0,22 0,85 1,01 1,10 1,36 1,13 13,64
4 1,05 0,57 1,04 0,36 0,93 0,67 0,21 0,81 1,01 1,02 1,31 1,07 18,18
5 1,01 0,51 0,66 0,34 0,69 0,62 0,19 0,79 0,98 0,99 1,19 0,97 22,73
6 0,94 0,50 0,54 0,29 0,31 0,60 0,17 0,70 0,94 0,95 1,15 0,88 27,27
7 0,81 0,48 0,30 0,24 0,24 0,49 0,16 0,68 0,87 0,88 0,97 0,79 31,82
8 0,80 0,46 0,28 0,23 0,22 0,43 0,16 0,59 0,81 0,87 0,87 0,76 36,36
9 0,78 0,45 0,25 0,22 0,20 0,41 0,13 0,51 0,55 0,65 0,66 0,73 40,91
10 0,65 0,40 0,22 0,19 0,18 0,39 0,11 0,44 0,49 0,61 0,35 0,51 45,45
11 0,59 0,35 0,20 0,13 0,16 0,28 0,11 0,31 0,28 0,54 0,28 0,35 50,00
12 0,59 0,33 0,18 0,12 0,16 0,26 0,11 0,28 0,27 0,35 0,25 0,31 54,55
13 0,51 0,20 0,17 0,12 0,12 0,25 0,10 0,18 0,27 0,31 0,21 0,27 59,09
14 0,50 0,19 0,17 0,11 0,09 0,19 0,10 0,15 0,25 0,22 0,19 0,26 63,64
15 0,45 0,18 0,17 0,11 0,08 0,09 0,07 0,13 0,24 0,19 0,15 0,21 68,18
16 0,40 0,16 0,15 0,11 0,07 0,06 0,06 0,10 0,22 0,13 0,14 0,21 72,73
17 0,27 0,14 0,13 0,11 0,07 0,06 0,06 0,10 0,17 0,10 0,14 0,21 77,27
18 0,23 0,08 0,12 0,10 0,06 0,06 0,05 0,08 0,15 0,07 0,13 0,16 81,82
19 0,15 0,06 0,11 0,09 0,05 0,04 0,04 0,03 0,14 0,07 0,13 0,13 86,36
20 0,10 0,04 0,09 0,08 0,05 0,03 0,03 0,03 0,08 0,07 0,04 0,08 90,91
21 0,04 0,02 0,07 0,06 0,02 0,03 0,03 0,02 0,05 0,03 0,04 0,04 95,45
Qa 0,25 0,10 0,12 0,10 0,07 0,06 0,05 0,09 0,16 0,09 0,13 0,18

83
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Tabel 5.37 Hitungan Hidrograf Koreksi Metode Nakayasu

t (jam) Unit Hidrograf Koreksi Hidrograf


0 0,00 0,00
1 0,53 0,35
1,754 2,05 1,37
2 1,79 1,19
3 1,03 0,69
3,946 0,61 0,41
4 0,60 0,40
5 0,42 0,28
6 0,29 0,19
7 0,20 0,13
7,234 0,18 0,12
8 0,15 0,10
9 0,11 0,08
10 0,09 0,06
11 0,07 0,04
12 0,05 0,03
13 0,04 0,03
14 0,03 0,02
15 0,02 0,01
16 0,02 0,01
17 0,01 0,01
18 0,01 0,01
19 0,01 0,00
20 0,01 0,00
21 0,00 0,00
22 0,00 0,00
23 0,00 0,00
24 0,00 0,00
25 0,00 0,00
26 0,00 0,00
27 0,00 0,00
28 0,00 0,00
29 0,00 0,00
30 0,00 0,00
31 0,00 0,00
32 0,00 0,00
33 0,00 0,00

84
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

34 0,00 0,00
35 0,00 0,00
36 0,00 0,00
37 0,00 0,00
38 0,00 0,00
39 0,00 0,00
40 0,00 0,00
41 0,00 0,00
42 0,00 0,00
43 0,00 0,00
44 0,00 0,00
45 0,00 0,00
46 0,00 0,00
47 0,00 0,00
48 0,00 0,00
49 0,00 0,00
50 0,00 0,00
51 0,00 0,00
52 0,00 0,00
53 0,00 0,00
54 0,00 0,00
55 0,00 0,00
56 0,00 0,00
57 0,00 0,00
58 0,00 0,00
59 0,00 0,00
60 0,00 0,00
Jumlah 8,32 5,56
Volume 29940,28 20000
Kedalaman hujan 1,50 1,00
Koreksi 0,67 1,00

85
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Hidrogaf Nakayasu
2.50

2.00
Debit (m/dt)

1.50

1.00

0.50

0.00
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (jam)

Unit Hidrograf Koreksi Hidrograf

Gambar 5.3 Grafik Hidrograf Nakayasu

86
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

5.6.1 Limpasan

87
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Tabel 5.38 Skala Ulang 50 Tahun

88
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Waktu Unit Hidrograf Limpasan


(jam) (mm) 2,92 3,11 3,33 3,60 3,92 4,33 4,86 5,60 6,70 8,57 12,74 69,89 18,17 10,15 7,49 6,09 5,20 4,57 4,11 3,75 3,46 3,22 3,01 2,84 langsung
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) (j) (k) (l) (m) (n) (o) (p) (q) (r ) (s) (t) (u) (v) (w) (x) (y) (z) (aa)
0 0,00 0,00 0,00
1 0,53 1,55 0,00 1,55
2 2,05 5,98 1,65 0,00 7,63
2 1,79 5,22 6,36 1,77 0,00 13,35
3 1,03 3,01 5,55 6,81 1,91 0,00 17,29
4 0,61 1,79 3,21 5,95 7,35 2,08 0,00 20,38
4 0,60 1,76 1,91 3,43 6,42 8,01 2,30 0,00 23,83
5 0,42 1,22 1,87 2,04 3,71 7,00 8,85 2,58 0,00 27,26
6 0,29 0,84 1,30 2,00 2,20 4,04 7,72 9,94 2,97 0,00 31,02
7 0,20 0,59 0,90 1,39 2,16 2,40 4,46 8,68 11,45 3,56 0,00 35,58
7 0,18 0,54 0,62 0,96 1,50 2,36 2,65 5,01 9,99 13,69 4,55 0,00 41,88
8 0,15 0,44 0,57 0,67 1,04 1,63 2,60 2,98 5,77 11,95 17,52 6,77 0,00 51,94
9 0,11 0,33 0,46 0,61 0,72 1,13 1,80 2,92 3,43 6,90 15,29 26,06 37,11 0,00 96,78
10 0,09 0,25 0,35 0,50 0,66 0,79 1,25 2,03 3,36 4,11 8,83 22,75 142,93 9,65 0,00 197,45
11 0,07 0,19 0,27 0,38 0,54 0,72 0,87 1,40 2,33 4,03 5,25 13,14 124,77 37,15 5,39 0,00 196,42
12 0,05 0,15 0,20 0,29 0,41 0,58 0,80 0,97 1,62 2,79 5,15 7,81 72,04 32,43 20,75 3,98 0,00 149,96
13 0,04 0,11 0,15 0,22 0,31 0,44 0,64 0,89 1,12 1,94 3,57 7,66 42,85 18,73 18,11 15,31 3,23 0,00 115,29
14 0,03 0,08 0,12 0,17 0,24 0,34 0,49 0,72 1,03 1,34 2,48 5,31 42,01 11,14 10,46 13,37 12,45 2,76 0,00 104,49
15 0,02 0,06 0,09 0,13 0,18 0,26 0,37 0,55 0,83 1,23 1,72 3,68 29,13 10,92 6,22 7,72 10,86 10,63 2,43 0,00 87,01
16 0,02 0,05 0,07 0,10 0,14 0,19 0,28 0,42 0,63 1,00 1,58 2,55 20,20 7,57 6,10 4,59 6,27 9,28 9,35 2,18 0,00 72,55
17 0,01 0,04 0,05 0,07 0,10 0,15 0,21 0,32 0,48 0,76 1,28 2,34 14,01 5,25 4,23 4,50 3,73 5,36 8,17 8,41 1,99 0,00 61,44
18 0,01 0,03 0,04 0,06 0,08 0,11 0,16 0,24 0,37 0,58 0,97 1,90 12,86 3,64 2,93 3,12 3,66 3,19 4,71 7,34 7,67 1,84 0,00 55,48
19 0,01 0,02 0,03 0,04 0,06 0,09 0,12 0,18 0,28 0,44 0,74 1,44 10,42 3,34 2,03 2,16 2,54 3,12 2,80 4,24 6,69 7,07 1,71 0,00 49,57
20 0,01 0,02 0,02 0,03 0,05 0,06 0,09 0,14 0,21 0,33 0,56 1,10 7,92 2,71 1,87 1,50 1,76 2,17 2,75 2,52 3,86 6,17 6,58 1,60 0,00 44,01
21 0,00 0,01 0,02 0,02 0,03 0,05 0,07 0,11 0,16 0,25 0,43 0,83 6,01 2,06 1,51 1,38 1,22 1,50 1,91 2,47 2,30 3,56 5,74 6,16 1,51 39,32
22 0,00 0,01 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,08 0,12 0,19 0,32 0,63 4,57 1,56 1,15 1,12 1,12 1,04 1,32 1,71 2,25 2,12 3,32 5,38 5,81 33,98
23 0,00 0,01 0,01 0,01 0,02 0,03 0,04 0,06 0,09 0,15 0,25 0,48 3,47 1,19 0,87 0,85 0,91 0,96 0,92 1,19 1,56 2,08 1,97 3,11 5,07 25,28
24 0,00 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,03 0,05 0,07 0,11 0,19 0,37 2,64 0,90 0,66 0,64 0,69 0,77 0,84 0,82 1,08 1,44 1,93 1,85 2,93 18,08
25 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,04 0,05 0,08 0,14 0,28 2,00 0,69 0,50 0,49 0,52 0,59 0,68 0,76 0,75 1,00 1,34 1,81 1,74 13,54

89
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

26 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,02 0,03 0,04 0,06 0,11 0,21 1,52 0,52 0,38 0,37 0,40 0,45 0,52 0,61 0,69 0,69 0,93 1,26 1,71 10,55
27 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,02 0,03 0,05 0,08 0,16 1,16 0,40 0,29 0,28 0,30 0,34 0,39 0,47 0,56 0,64 0,64 0,87 1,18 7,90
28 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,04 0,06 0,12 0,88 0,30 0,22 0,21 0,23 0,26 0,30 0,35 0,42 0,52 0,59 0,60 0,82 6,00
29 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,02 0,03 0,05 0,09 0,67 0,23 0,17 0,16 0,17 0,20 0,23 0,27 0,32 0,39 0,48 0,55 0,57 4,63
30 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,02 0,04 0,07 0,51 0,17 0,13 0,12 0,13 0,15 0,17 0,20 0,25 0,30 0,36 0,45 0,52 3,64
31 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,02 0,03 0,05 0,39 0,13 0,10 0,09 0,10 0,11 0,13 0,16 0,19 0,23 0,28 0,34 0,42 2,79
32 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,02 0,04 0,29 0,10 0,07 0,07 0,08 0,09 0,10 0,12 0,14 0,17 0,21 0,26 0,32 2,12
33 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,02 0,03 0,22 0,08 0,06 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,11 0,13 0,16 0,20 0,24 1,61
34 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,02 0,17 0,06 0,04 0,04 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,10 0,12 0,15 0,19 1,22
35 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,02 0,13 0,04 0,03 0,03 0,03 0,04 0,04 0,05 0,06 0,08 0,09 0,11 0,14 0,93
36 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,10 0,03 0,02 0,02 0,03 0,03 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,09 0,11 0,71
37 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,07 0,03 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03 0,03 0,04 0,04 0,05 0,07 0,08 0,54
38 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,06 0,02 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,02 0,03 0,03 0,04 0,05 0,06 0,41
39 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,04 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,03 0,03 0,04 0,05 0,31
40 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,03 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,02 0,03 0,04 0,24
41 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,03 0,18
42 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,02 0,01 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,14
43 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0,10
44 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,08
45 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,06
46 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,05
47 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,03
48 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,03
49 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,02
50 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,02
51 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01
52 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01
53 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01
54 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01
55 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

90
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

56 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
57 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
58 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
59 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
60 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00
0,00 0,00
Maks 1676,70

91
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Tabel 5.39 Skala Ulang 100 Tahun

92
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

Waktu Unit Hidrograf Limpasan


(jam) (mm) 3,21 3,42 3,66 3,95 4,31 4,76 5,34 6,15 7,36 9,42 14,01 76,83 19,97 11,15 8,23 6,69 5,71 5,03 4,52 4,12 3,80 3,54 3,31 3,12 langsung
(a) (b) (c) (d) (e ) (f) (g) (h) (i) (j) (k) (l) (m) (n) (o) (p) (q) (r ) (s) (t) (u) (v) (w) (x) (y) (z) (aa)
0 0,00 0,00 0,00
1 0,53 1,71 0,00 1,71
2 2,05 6,57 1,82 0,00 8,39
2 1,79 5,74 6,99 1,94 0,00 14,67
3 1,03 3,31 6,10 7,49 2,10 0,00 19,00
4 0,61 1,97 3,52 6,54 8,08 2,29 0,00 22,40
4 0,60 1,93 2,10 3,77 7,06 8,81 2,53 0,00 26,19
5 0,42 1,34 2,06 2,24 4,07 7,69 9,73 2,84 0,00 29,97
6 0,29 0,93 1,43 2,20 2,42 4,44 8,49 10,93 3,27 0,00 34,10
7 0,20 0,64 0,99 1,53 2,38 2,64 4,90 9,54 12,58 3,91 0,00 39,11
7 0,18 0,59 0,69 1,06 1,65 2,59 2,92 5,51 10,98 15,05 5,00 0,00 46,03
8 0,15 0,48 0,63 0,73 1,14 1,80 2,86 3,28 6,34 13,14 19,26 7,44 0,00 57,09
9 0,11 0,36 0,51 0,67 0,79 1,24 1,98 3,21 3,77 7,59 16,81 28,65 40,79 0,00 106,39
10 0,09 0,28 0,39 0,55 0,73 0,86 1,37 2,23 3,70 4,51 9,71 25,01 157,12 10,60 0,00 217,05
11 0,07 0,21 0,29 0,41 0,59 0,79 0,95 1,54 2,56 4,42 5,77 14,44 137,16 40,84 5,92 0,00 215,92
12 0,05 0,16 0,22 0,32 0,45 0,64 0,87 1,07 1,78 3,07 5,66 8,59 79,19 35,65 22,81 4,37 0,00 164,85
13 0,04 0,12 0,17 0,24 0,34 0,49 0,71 0,98 1,23 2,13 3,93 8,42 47,10 20,58 19,91 16,83 3,55 0,00 126,74
14 0,03 0,09 0,13 0,18 0,26 0,37 0,54 0,80 1,13 1,48 2,72 5,84 46,18 12,24 11,49 14,70 13,68 3,03 0,00 114,86
15 0,02 0,07 0,10 0,14 0,20 0,28 0,41 0,61 0,92 1,35 1,89 4,05 32,02 12,00 6,84 8,49 11,94 11,68 2,67 0,00 95,65
16 0,02 0,05 0,07 0,11 0,15 0,21 0,31 0,46 0,70 1,10 1,73 2,81 22,20 8,32 6,70 5,05 6,90 10,20 10,28 2,40 0,00 79,75
17 0,01 0,04 0,06 0,08 0,11 0,16 0,24 0,35 0,53 0,83 1,40 2,58 15,40 5,77 4,65 4,95 4,10 5,89 8,98 9,24 2,19 0,00 67,54
18 0,01 0,03 0,04 0,06 0,09 0,12 0,18 0,27 0,40 0,63 1,07 2,09 14,13 4,00 3,22 3,43 4,02 3,50 5,18 8,07 8,43 2,02 0,00 60,98
19 0,01 0,02 0,03 0,05 0,07 0,09 0,14 0,20 0,31 0,48 0,81 1,59 11,45 3,67 2,23 2,38 2,79 3,43 3,08 4,66 7,36 7,77 1,88 0,00 54,49
20 0,01 0,02 0,02 0,04 0,05 0,07 0,10 0,15 0,23 0,37 0,62 1,21 8,70 2,98 2,05 1,65 1,93 2,38 3,02 2,77 4,25 6,78 7,23 1,76 0,00 48,38
21 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,08 0,12 0,18 0,28 0,47 0,92 6,61 2,26 1,66 1,51 1,34 1,65 2,10 2,72 2,53 3,92 6,31 6,77 1,66 43,22
22 0,00 0,01 0,01 0,02 0,03 0,04 0,06 0,09 0,13 0,21 0,36 0,70 5,02 1,72 1,26 1,23 1,23 1,14 1,45 1,88 2,48 2,33 3,64 5,91 6,38 37,35
23 0,00 0,01 0,01 0,02 0,02 0,03 0,05 0,07 0,10 0,16 0,27 0,53 3,82 1,31 0,96 0,93 1,00 1,05 1,01 1,31 1,72 2,28 2,17 3,41 5,57 27,79
24 0,00 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,03 0,05 0,08 0,12 0,21 0,40 2,90 0,99 0,73 0,71 0,76 0,85 0,92 0,91 1,19 1,58 2,13 2,03 3,22 19,88
25 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,02 0,03 0,04 0,06 0,09 0,16 0,31 2,20 0,75 0,55 0,54 0,58 0,65 0,75 0,83 0,83 1,10 1,47 1,99 1,91 14,88

93
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

26 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,02 0,03 0,04 0,07 0,12 0,23 1,67 0,57 0,42 0,41 0,44 0,49 0,57 0,67 0,76 0,76 1,02 1,38 1,88 11,60
27 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,03 0,05 0,09 0,18 1,27 0,44 0,32 0,31 0,33 0,37 0,43 0,51 0,61 0,70 0,71 0,96 1,30 8,69
28 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,02 0,03 0,04 0,07 0,13 0,97 0,33 0,24 0,24 0,25 0,28 0,33 0,39 0,47 0,57 0,65 0,66 0,90 6,60
29 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,02 0,03 0,05 0,10 0,73 0,25 0,18 0,18 0,19 0,22 0,25 0,30 0,35 0,43 0,53 0,61 0,63 5,09
30 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,02 0,04 0,08 0,56 0,19 0,14 0,14 0,15 0,16 0,19 0,22 0,27 0,33 0,40 0,49 0,57 4,00
31 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,02 0,03 0,06 0,42 0,15 0,11 0,10 0,11 0,12 0,14 0,17 0,20 0,25 0,30 0,38 0,47 3,07
32 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,02 0,04 0,32 0,11 0,08 0,08 0,08 0,09 0,11 0,13 0,16 0,19 0,23 0,29 0,35 2,33
33 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,02 0,03 0,24 0,08 0,06 0,06 0,06 0,07 0,08 0,10 0,12 0,14 0,18 0,22 0,27 1,77
34 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,03 0,19 0,06 0,05 0,05 0,05 0,05 0,06 0,07 0,09 0,11 0,13 0,16 0,20 1,35
35 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,02 0,14 0,05 0,04 0,03 0,04 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,10 0,13 0,16 1,02
36 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,11 0,04 0,03 0,03 0,03 0,03 0,04 0,04 0,05 0,06 0,08 0,10 0,12 0,78
37 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,08 0,03 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,09 0,59
38 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,06 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03 0,04 0,04 0,05 0,07 0,45
39 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,05 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,02 0,03 0,03 0,04 0,05 0,34
40 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,04 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,03 0,03 0,04 0,26
41 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,03 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,02 0,03 0,20
42 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,15
43 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,02 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0,11
44 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,09
45 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 0,07
46 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,05
47 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,04
48 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,03
49 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,02
50 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,02
51 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01
52 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01
53 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01
54 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01
55 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

94
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

56 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
57 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
58 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
59 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
60 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00
0,00 0,00
Maks 1843,15

95
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan bangunan irigasi dan air

96
Farhan Afnan(1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Hidrograf Limpasan Langsung


300,00

250,00

200,00

150,00

100,00

50,00

0,00
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

Periode 50 tahun Periode 100 tahun Periode 50 tahun Periode 100 tahun

Gambar 5.4 Grafik hidrograf limpasan langsung skala ulang 50 tahun – 100
tahun

97
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

BAB VI
PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI

6.1. Jaringan Irigasi Teknis

Jaringan irigasi teknis adalah pemisahan antara jaringan irigasi dan


jaringan pembuang. Perencanaan jaringan irigasi teknis pada dasarnya adalah
mengatur tata letak saluran agar air irigasi dapat dibagi secara merata ke petak-
petak sawah. Hal ini berarti bahwa saluran irigasi maupun saluran pembuang tetap
bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Dalam laporan perencanaan ini terlampir peta topografi daerah
rencana. Hasil perencanaan jaringan irigasi menunjukan bahwa total areal sawah
yang diairi adalah seluas 510 Ha yang terbagi dalam 8 petak tersier. Setiap petak
ini menerima air irigasi yang dialirkan dan diukur pada bangunan bagi, dimana
bangunan bagi merupakan bangunan yang terdapat pada saluran primer yang
membagi air ke saluran-saluran sekunder atau bangunan yang terdapat pada
saluran sekunder yang membagi air ke saluran-saluran sekunder lainnya. Sistem
jaringan irigasi yang akan direncanakan digambar terlebih dahulu. Hal penting
dalam penggambaran adalah pengetahuan tentang peta. Dengan pertolongan peta
dapat diketahui daerah irigasi rencana, letak tempat-tempat, aliran sungai dan lain-
lain.

6.2. Skema Sistem Jaringan Irigasi

Skema jaringan irigasi merupakan penyederhanaan dari tata letak jaringan


irigasi yang menunjukkan letak bangunan irigasi yang penting. Skema jaringan
irigasi mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

• Saluran primer, sekunder, dan bangunan bagi menuju saluran-saluran


sekunder lainnya digambar terlebih dahulu dengan lambang sesuai ketentuan.
• Tiap ruas saluran diantara saluran menunjukkan luas daerah yang diairi.
Panjang saluran disesuaikan dengan panjang sesungguhnya dan kapasitasnya.

98
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

• Tiap bangunan sadap diberi nama bangunan, luas, kapasitas bangunan serta
saluran yang akan diari.
• Lokasi dan nama pembendung air ditulis.
• Arah aliran sungai ditunjukkan.
• Ditulis juga nama bangunan pelengkap serta bangunan kontrol lainnya.

6.3. Trase Saluran

Saluran irigasi ini terdiri dari saluran primer dan sekunder dan tersier.
Letak saluran awal direncanakan pada lahan yang paling tinggi, supaya luas
sawah yang dapat diairi menjadi semakin luas.

Saluran pembawa adalah saluran yang berfungsi untuk mengalirkan air irigasi ke
petak-petak persawahan. Saluran pembawa terdiri dari saluran primerdansekunder.
a. Saluran primer membawa air dari jaringan utama ke saluran sekunder dan ke
petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada
bangunan bagi yang terakhir.
b. Saluran sekunder membawa air dari saluran primer ke petak-petak tersier
yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas ujung saluran sekunder
adalah pada bangunan sadap terakhir.

Saluran yang direncanakan yaitu:


• Saluran Primer 1 Ki : 550 meter
• Saluran Primer 2 Ki : 752 meter
• Saluran Primer 3 Ki : 403 meter
• Saluran Primer 4 Ki : 603 meter
• Saluran Primer 5 Ki : 343 meter
• Saluran Primer 6 Ki : 360 meter
• Saluran Sekunder 1 Ki : 149 meter
• Saluran Sekunder 1 Kn : 462 meter
• SaluranSekunder 2 Ki : 760 meter

99
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

6.4. Debit Pengambilan

Debit rencana pada saluran pembawa dihitung dengan rumus sebagai


berikut :

DR × A i
Q p=
1000

Dimana :
Qp = debit pengambilan (l/dt)
A = luas daerah yang diairi (Ha)
DR = Kebutuhan pengambilan (l/dt/ha)

Hasil perhitungan menunjukan nilai DR adalah sebesar 3,258 l/dt/ha


dengan total areal sawah 510 Ha dan efisiensi saluran 61,2%. Maka :

3,258<¿ dt /ha ×510 ha


Q p=
1000< ¿ m3

Q p=1,661 m3 /dt

6.5. Dimensi Saluran

Dimensi saluran dapat dihitung setelah debit rencana untuk saluran


pembawa diketahui. Dimensi saluran dihitung berdasarkan tampang saluran
ekonomis. Kecepatan aliran dihitung dengan menggunakan rumus kecepatan
Manning :

2 1
1
V = × R3 × I 2
n

Dimana :
V = kecepatan aliran (m/dt)
n = koefisien Manning
R = jari-jari hidraulis saluran (m)
I = kemiringan memanjang dasar saluran

100
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Sedangkan unsur-unsur geometris penampang saluran, dihitung dengan


menggunakan rumus berikut :

A
R=
P

A = (b + my) y

P=b+2 y √ 1+m 2

Q=AV

Dimana:
Q = debit saluran (m3/dt)
A = luas basah tampang saluran (m2)
P = keliling basah (m)
b = lebar dasar saluran (m)
y = tinggi air (m)
m = kemiringan talud

6.6 Tampang Lintang Ekonomis

Untuk debit aliran tertentu, luas tampang lintang akan minimum apabila
saluran mempunyai R maksimum (atau P minimum). Tampang lintang seperti ini
disebut tampang saluran ekonomis (efisien) untuk luas tampang tertentu.
Penjelasan tentang tampang lintang ekonomis ini dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus debit aliran.

Akan dihitung dimensi saluran primer 1 dengan data sebagai berikut :


 Luas daerah (A) = 510 ha
 Qp = 1,661 m3/detik
 Koefisien Strickler = 40 (Berdasarkan tabel karakteristik saluran yang
dipakai)
 I (slope) = 0,00514

101
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

 m =1
 b/h =2

Langkah perhitungan dimensi saluran :

 A = (b + mh) h

= (2h + 1h)h

2
= 3h

 P = b + 2h √ 1+ m2

=2h + 2h √ 1+1 2
= 4,8284h

A
 R = P

3 h2
=
4,8284 h

= 0,6213h
2 1
 V = k ×R3×I2

2 1
=40× 0,6213h 3 × 0,00514 2

= 2,0890h2/3
 Q =AxV

1,661 = 3h2 x 2,0890h2/3

1,661 = 6,2671h8/3

h8/3 = 0,261

h = 0,605 meter

102
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

 b = 2h
= 2(0,605)

103
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

= 1,209 m
1
h
 w = 3
1
= 0,605
3
=0,202 m

Hasil perhitungan untuk dimensi saluran lainnya menggunakan cara yang sama seperti diatas, dilanjutkan menggunakan tabel
dibawah ini.

Tabel 3.1 Dimensi saluran trapesium

104
Perancangan irigasi dan bangunan air

6.7 Perencanaan Gorong-gorong

A. Perhitungan Gorong-gorong GR I
1. Data Perencanaan Gorong-gorong GR 1

Gorong-gorong GR 1 Terletak pada saluran sekunder 2 Ka , dengan data-data


sebagai berikut :

 Data Saluran
3
Q = 0,241 m /dt K = 35
b = 0,380 m A = 74 ha
h = 0,380 m w = 0,127 m
V = 0,834 m/dt I = 0,00490
 Data Jalan
Lebar Jalan = 10 m (termasuk bahu jalan)
Lebar bahu jalan diasumsi = 2 m (bahu jalan kiri dan kanan).

2. Perhitungan dimensi Gorong-gorong GR 1


 I = 0,00900
 A = ¼ π D2
= 0,7854 D2

 n = 0,025
 R = ( ¼ )2/3
1 1
 Q =Ax x( ¿2/3 x (0,00329)1/2
n 4
1 1
= 0,785398 D2x x ( ¿2/3 x (0,003061)1/2
0,025 4
Q = 1,1828 D8/3
0,160
1,1828 D8/3 =
1,1828
D = 0,5508
r =0,5508/2

105
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

= 0,2754

106
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

 Hasil perhitungan untuk dimensi gorong-gorong lainnya menggunakan


cara yang sama seperti diatas, dilanjutkan menggunakan tabel dibawah ini.

Tabel 3.2 Dimensi gorong-gorong

107
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

BAB VII
PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA

7.1 Kurva Hubungan Debit dan Muka Air

Untuk perencanaan bendung didasarkan pada debit banjir dengan


probabilitas 100 tahunan (Q100 tahun), yaitu sebesar 217,5 m3/dt. Besarnya debit
dihitung dengan persamaan Manning:

1
v = ⋅R 2/3⋅S1/2
n

Q= A⋅v

dimana:

Q = debit saluran, m3/dt


v = kecepatan aliran, m/dt
A = luas penampang aliran, m2
R = jari-jari hidrolis, m
P = perimeter basah, m
S = kemiringan energi (kemiringan dasar saluran)
n = koefisien kekasaran Manning, dt/m1/3
Lebar sungai (B) = 30 m
Kemiringan talud sungai (m) =1:1
n = 0,04
Kemiringan dasar sungai (S) = 0,0014
Elevasi dasar sungai bagian hulu (UGL) = 21,427 m
Elevasi dasar sungai bagian hilir (DGL) = 17,706 m
Elevasi mercu (HL) = 23,627 m

Dari tabel perhitungan setelah interpolasi didapatkan tinggi muka air di


hilir bendung adalah sebesar h = 3,3724 m.

108
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Tabel 7.1 Perhitungan kedalaman air sebelum pembendungan

V Q 100
H (m) m I n B (m) A (m2) P (m) R (m) Q
(m/detik) Tahun
0 1 0,0014 0,04 30 0,00 30 0 0 217,50 0
0,2 1 0,0014 0,04 30 6,04 30,57 0,20 0,31 217,50 1,88
0,4 1 0,0014 0,04 30 12,16 31,13 0,39 0,49 217,50 5,98
0,6 1 0,0014 0,04 30 18,36 31,70 0,58 0,64 217,50 11,73
0,8 1 0,0014 0,04 30 24,64 32,26 0,76 0,77 217,50 18,93
1 1 0,0014 0,04 30 31,00 32,83 0,94 0,89 217,50 27,44
1,2 1 0,0014 0,04 30 37,44 33,39 1,12 0,99 217,50 37,16
1,4 1 0,0014 0,04 30 43,96 33,96 1,29 1,09 217,50 48,02
1,6 1 0,0014 0,04 30 50,56 34,53 1,46 1,19 217,50 59,96
1,8 1 0,0014 0,04 30 57,24 35,09 1,63 1,27 217,50 72,94
2 1 0,0014 0,04 30 64,00 35,66 1,79 1,36 217,50 86,92
2,2 1 0,0014 0,04 30 70,84 36,22 1,96 1,44 217,50 101,88
2,4 1 0,0014 0,04 30 77,76 36,79 2,11 1,51 217,50 117,78
2,6 1 0,0014 0,04 30 84,76 37,35 2,27 1,59 217,50 134,60
2,8 1 0,0014 0,04 30 91,84 37,92 2,42 1,66 217,50 152,32
3 1 0,0014 0,04 30 99,00 38,49 2,57 1,73 217,50 170,92
3,2 1 0,0014 0,04 30 106,24 39,05 2,72 1,79 217,50 190,40
3,3724 1 0,0014 0,04 30 112,55 39,54 2,85 1,85 217,50 207,87
3,4 1 0,0014 0,04 30 113,56 39,62 2,87 1,86 217,50 210,73
3,6 1 0,0014 0,04 30 120,96 40,18 3,01 1,92 217,50 231,91
3,8 1 0,0014 0,04 30 128,44 40,75 3,15 1,98 217,50 253,92
4 1 0,0014 0,04 30 136,00 41,31 3,29 2,04 217,50 276,76

Rating Curve
4,5

3,5

2,5
H (m)

1,5

0,5

0
0 100 200 300 400
Debit (m3/dt)

Gambar 7.1 Kurva hubungan debit dan muka air sebelum pembendungan

109
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

7.2 Dimensi Tubuh Bendung

Data yang digunakan untuk menghitung tinggi air di atas bendung :


Lebar sungai rata-rata (B) = 30 m
Kp = 0,01
Ka = 0,1
Jumlah pilar rencana (n) =3
Lebar pilar utama = 1,5 m
Lebar pilar pemisah =1m
P =2m

Elevasi Muka air bagian hulu sungai sebelum pembendungan:


UWLawal = UGL + H
= + 21,427 + 3,3724
= + 24,799 m

Elevasi sawah tertinggi = 21,427 m

Ketinggian air disawah = 0,1 m

Kehilangan energi dari saluran primer ke sekunder = 0,2 m

Kehilangan energi dari sungai ke saluran primer = 0,1 m

Kehilangan energi selama pengairan = 0,6 m

Kehilangan energi di bangunan sadap = 0,6 m

Kehilangan energi di bangunan bagi sadap = 0,6 m+

Ketinggian elevasi mercu (HL) = +23,627 m

110
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Didapatkan elevasi mercu (HL = + 23,627 m) berada di bawah elevasi


muka air sungai (UWLawal = + 24,799 m) dengan beda elevasi = +1,172 m. Mercu
yang digunakan adalah mercu tipe Ogee III.

Lebar bendung tidak termasuk pilar (B’)

B' = 30 – lebar pilar utama – n x (lebar pilar pemisah)

B' = 30 – 1,5 – 3 (1)

B' = 25,5 m

Beff = B' - 2(n.Kp+ka) He

Beff = 25,5 – 2 (3. 0,01 + 0,1) He

Beff = 25,5 – 0,26 He

Untuk mendapatkan nilai Beff dilakukan trial and error sampai nilai Q hit ≈ Q
dengan menggunakan rumus :

Q = 2/3 Cd √ 2/3 g . Be He3/2

Koefesien debit Cd adalah hasil kali dari:

1. Co yang merupakan fungsi H1/r, dengan r adalah jari-jari.


2. C1 yang merupakan fungsi P/H1, dengan P adalah tinggi mercu.
3. C2 yang merupakan fungsi P/H1 dan kemiringan muka hulu mercu.

Perhitungan dilakukan dengan cara interasi dengan menetapkan nilai He


sehingga Cd ≈ Cdhit

Tabel 7.2 Perhitungan tinggi energi

Cd He C0 C1 C2 Cd.h P/He Be Q.h Q


1,286 2,450 1,3 0,989 1,08 1,389 1,224 26,059 219,149 217,500
1,389 2,326 1,3 0,930 1,08 1,306 1,290 26,081 219,063 217,500
1,306 2,425 1,3 0,932 1,08 1,309 1,237 26,063 219,131 217,500
1,309 2,422 1,3 0,933 1,08 1,309 1,239 26,064 219,129 217,500

111
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Dari perhitungan di atas diperoleh :

Cd = 1,309

He = 2,422 m

Beff = 25,5 – 0,26 He

= 25,5 – 0,26 (2,422)

Beff = 24,87 m

Untuk mendapatkan tinggi air di atas mercu Hd dilakukan trial and error sampai
nilai Hehit ≈ He dengan menggunakan rumus :

V2
He = Hd +
2g

1 Q
He = Hd +
(
2 g Be ( P+H d ) )
Tabel 7.3 Perhitungan tinggi air di atas mercu

Hd 1/(2.g) Be P Q He hit He
1 0,050968 26,064 3 217,50 1,106 2,422
1,5 0,050968 26,064 3 217,50 1,595 2,422
2 0,050968 26,064 3 217,50 2,085 2,422
2,2715 0,050968 26,064 3 217,50 2,352 2,422
2,5 0,050968 26,064 3 217,50 2,577 2,422
3 0,050968 26,064 3 217,50 3,071 2,422
3,5 0,050968 26,064 3 217,50 3,565 2,422
4 0,050968 26,064 3 217,50 4,061 2,422
4,5 0,050968 26,064 3 217,50 4,557 2,422
5 0,050968 26,064 3 217,50 5,053 2,422

Dari perhitungan tabel di atas diperoleh :

Hd = 2,2715 m

112
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

7.3 Profil Mercu

Profil pelimpah bagian hilir dinyatakan dengan persamaan berikut :

xn =K Hd(n-1) .Y

Dengan :

x,y = Koordinat profil mercu (m)

K,n = Parameter yang tergantung pada kemiringan dinding


pelimpah sebelah hulu

Hd = Tinggi tekan rencana

Mercu direncanakan Ogee III (KP 02 - Bangunan Utama hal 98)

Gambar 7.2 Bentuk bendung mercu Ogee III

Mercu direncanakan Ogee III :


Hd = 2,2715

a = 0,237 Hd  a = 0,5383 m

b = 0,139 Hd  b = 0,3157 m

R = 0,21 Hd  R = 0,4770 m

r = 0,68 Hd  R = 1,5446 m

113
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Tabel 7.4 Kemiringan Hilir

Kemiringan Hilir K N

Vertikal 1,939 1,836

Dengan persamaaan Scemeni, mencari koordinat titik singgung pada mercu


adalah sebagai berikut:

Xn = K.Hd(n-1).Y

X1,836 = 1,939. Hd0,836 Y

X1,836 = 1,939. (2,2715)0,836 Y

X1,836 = 3,850 Y

Y = 0,260 X1,836

Y’ = 0,477 X0,836

dy
=1
dx

Y’ =1

1 = 0,477 X0,836

X0,836 = 2,097

X = 2,425 m

Maka,

Y = 0,260 X1,836

= 0, 260 (2,2425)1,836

Y = 1,321 m

114
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Sehingga,

X = 2,425 m

Y = 1,321 m

Tabel 7.5 Perhitungan Permukaan Mercu Tipe Ogee III

X Y

0,0 0,000

0,5 0,073

1,0 0,260

1,5 0,547

2,0 0,927

2,425 1,321

Diagram Mercu Ogee 3


0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00
0.00
0.20
0.40
y (m)

0.60
0.80
1.00
1.20
1.40
x (m)

Gambar 7.3 Kurva hubungan x dan y pada bendung Mercu Ogee III

115
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Gambar 7.4 Desain Mercu Oge III

7.4 Bangunan Peredam Energi (Kolam Olak)

Perencanaan bangunan peredam energi menggunakan data sebagai berikut:

- Debit banjir rancangan Q100 tahunan : 217,50 m3/detik


- Lebar bendung efektif (Be) : 26,064 m
- Tinggi air diatas mercu (Hd) : 2,2715 m
- Tinggi air banjir diatas mercu (He) : 2,422 m
- Tinggi mercu bendung (P) :3m

Untuk merencanakan kolam olak diperlukan data-data seperti UWL, DGL,


dan DWL. Dari data elevasi mercu (HL) dan tinggi air di atas mercu (H d) dapat
dihitung elevasi muka air bagian Hulu sungai sesudah pembendungan (upstream
water level).

UWL = HL + Hd

= + 23,6 + 2,272

= + 25,9 m

116
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Dari data elevasi dasar sungai bagian Hilir (DGL) dan tinggi air sebelum
pembendungan (H) dapat dihitung elevasi muka air sungai bagian Hilir bendung
(downstream water level).

DWL = DGL + H

= + 17,706 + 3,372

= + 21,078 m

Beda tinggi muka air antara Hulu dengan Hilir :

H = UWL - DWL

= +25,899 – (+21,078)

= 4,820 m

H1 = He = 2,349 m

∆ H 4,820
= =¿1,990
H 1 2,422

Berdasarkan Interpolasi nilai Tabel A.2.6 KP 04 - Bangunan Utama


diperoleh nilai sebagai berikut :

Yu
=0,2553  Yu = 0,618
H1

Hu
=3,6994  Hu = 8,959
H1

Yd
=1,6626  Yd = 4,02
H1

Perhitungan debit persatuan lebar bendung

Q max
qeff = Beff

117
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

217,50
qeff = = 8,345 m3/dt/m
26,064

Kedalaman kritis (yc) :

qeff 2
yc =

3

8,3452
=

3

9.81

yc = 1,922 m

Tinggi jatuh (Z)

Z = elevasi hulu + tinggi bendung – elevasi hilir

= 21,732 + 3 – 17,706

= 6,721 m

q = V1 x Y1

V1 = √ 2 x g(0,5 He+ z)

= √ 2 x 9,81 x(0,5 x 2,422+ 6,721)


= 12,475 m/dt

q
V1 =
y1

8,345
12,475 =
y1
y1 = 0,669 m

V1 12,475
Fr 1 = = = 4,870 m
√ g x y1 √ 9,81 x 0,669
Karena Nilai Fr = 4,870 (> 4,5) maka yang cocok digunakan. datar tipe III (USBR
Type 3)

118
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Gambar 7.5 Kolam Olak Tipe III (USBR 1973)

 Desain Kolam Olak


1
y2 = 2 ( √ 1+8 Fr 2 -1 ) x yu

1 2

= 2 (
√ 1+8 ( 4,870 )
-1) x 0,618

= 4,285 m

Tinggi Endsill yang diperlukan yaitu:

Tinggi Endsill = 1,25 x yu

= 1,25 x 0,618

= 0,773 m

Panjang Kolam Olak

Panjang Kolam Olakan (Lj) menurut KP 02 Bangunan Utama hal 67

119
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Lj = 5 (n + y2) dengan n = yu (18+Fr) /18

n = 0,618 (18 + 4,870)/18

= 0,7854

Maka Lj = 5 (0,785 + 4,285)

= 25,350 m

Elevasi Dasar Kolam Olak

Elevasi Kolam = DWL – yd

= 21,078 – 4,026 m = 17,052 m

Elevasi Kolam = DGL – endsill

= 17,706 – 0,773 m = 16,933 m

Digunakan elevasi kolam yang terendah yaitu 16,933 m.

Kontrol kedalaman air hilir yang terendah, yaitu:

y2 + endsill > 1,1 yd

4,285 + 0,773 > 1,1 x 3,945

5,057 > 4,339 (OK)

7.5 Bangunan Pengambilan

Kebutuhan pengambilan rencana untuk bangunan pengambilan adalah


1,320 m3/dt.Dengan adanya kantong lumpur, debit rencana pengambilan ditambah
20 %, sehingga debit rencana pengambilan menjadi:

Qrencana = 1,2Qn = 1,2 (1,639) = 1,994 m3/dt

120
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Kecepatan pengambilan rencana (v) diambil 1,5 m/dt (kisaran 1,0-2,0


m/dt). Dimensi bangunan pengambilan dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut;

v =  √2 g z
Q = vab

dimana :

Q = Debit rencana, m3/dt

 = Koefisien debit (= 0,8pengambilantenggelam)

a = Tinggi bersihbukaan, m

b = lebarbersihbukaan, m

g = percepatangravitasi = 9,81 m/dt2

z = kehilangan tinggi energi pada bukaan, m

Dengan kecepatan pengambilan rencana1,5 m/dt, kehilangan tinggi energi


menjadi :

v =  √2 g z
1,5 = 0,8 √(2 (9,81) z)
z = 0,179 m ≈ 0,18 m

Elevasi dasar bangunan pengambilan berada 0,18 m diatas muka kantong


lumpur dalam keadaan penuh, guna mencegah pengendapan partikel sedimen
didasar pengambilan itu sendiri.

121
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Gambar 7.6 Tipe pintu pengambilan

Karena yang diangkut sungai adalah sedimen halus, maka elevasi ambang
pengambilan harus sekurang-kurangnya 0,5 diatas dasar sungai bagian hulu
(UGL).

 Elevasi dasar sungai bagian hulu (UGL) = + 21,427 m


 Elevasi dasar sungai bagian hilir (DGL) = + 17,706 m
 Elevasi Mercu bendung (HL) = + 23,627 m
 Tinggi Mercu Bendung (P) = + 3,00 m
 Tinggi bersih bukaan bangunan pengambilan dan lebar pintu bangunan
pengambilan mengacu pada perhitungan dalam KP-02 Bangunan Utama :
P = 3,00 , p =1,5 m , z = 0,18 m , t = 0,1 m
a=P–p–z–t
= 3,0 – 1,5 – 0,18 – 0,1
= 1,221 m
 Lebar Bersih Pintu Bangunan Pengambilan :
Q = μ.b.a. √(2gz)
1,320 = 0,8.b. 1,221. √(2.9,81.0,18)
b = 1,0713 diambil b = 1,0 m

122
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Direncanakan 2 pintu bukaan, dengan masing-masing lebar bukaan adalah


0,5 m, dipisahkan dengan 1 pilar @ b = 1 m. Sehingga lebar total intake adalah

= (2 x 0,5) + 1 = 2 m

7.6 Perencanaan Bangunan Penguras

 Lebar pembilas ditambah tebal pilar pembagi sebaiknya sama dengan 1/60
– 1/10 dari lebar bersih bendung (jarak anatar pangkal – pangkalnya),
untuk sungai-sungai yang lebarnya kurang dari 100 m.
1/10 x 60 = 6 m
 Lebar bangunan pembilas sebaiknya 60% dari lebar total bagunan
pengambil termasuk pilar-pilarnya.
Lebar Penguras = 60% x 2 = 1,8 m
Maka diambil lebar bangunan pembilas 1,8 m
Lebar bangunan penguras terdiri dari 2 bukaan dengan lebar masing-
masing bukaan 0,6 m dan dipisahkan dengan 1 pilar @ b = 2 m
Lebar total bangunan penguras = (2 x 0,6 ) + ( 1 x 1) = 2,2 m

Gambar 7.7 Geometri Saluran Pembilas

7.7 Perencanaan Saluran Pengarah

123
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Saluran pembawa dari intake ke kantong lumpur agar tidak terjadi


pengendapan di saluran pengarah dari bangunan intake menuju ke kantong lumpur
, maka direncanakan dimensi saluran sebagai berikut :

 Kecepatan di saluran pengarah = Kecepatan di intake ( v = 2 m/dt )


3
 Debit Pembilasan = 1,966 m /dt
 Tinggi air di saluran pengarah = a + n + d
= 1,081 + 0,05 + 0,20

= 1,331 m

 Q pengarah (Qp) =A p xV

1,320 = B p xH p xV

1,320 = B p x 1,331 x 2

B p = 0,738 m ≈ 1,0m

7.8 Kantong Lumpur

Menurut Anonim 1 (1986), kantong lumpur itu merupakan pembesaran


potongan melintang saluran sampai panjang tertentu untuk mengurangi kecepatan
aliran dan memberi kesempatan kepada sedimen untuk mengendap. Untuk
menampung endapan sedimen ini, dasar bagian saluran tersebut diperdalam atau
diperlebar. Tampungan ini dibersihkan tiap jangka waktu tertentu (kurang lebih
sekali seminggu atau setengah bulan) dengan cara membilas sedimennya kembali
kesungai dengan aliran terkosentrasi yang berkecepatan tinggi.

 Ukuran partikel rencana


Ukuran diameter butiran partikel sendimen menurut data yang diberikan
berukuran dari 0,07 mm terangkut sebagai sedimen layang melalui jaringan
irigasi. Asumsi bahwa air yang dielakan mengandung 0,5% sendimen yang harus
diendapkan dalam kantong lumpur. menurut data yang
diberikandalamperencanaanyaitu D dan T yaitu sebagai berikut:

D = ukuran partikel sedimen yang terangkut kejaringan irigasi = 0,07 mm

124
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

T = periode pembilasan kantong lumpur = 3 minggu = 21 harian

M = persentase sedimen yang masuk ke intake = 0,05% = 0,0005

Dengan adanya kantong lumpur, debit rencana pengambilan ditambah 20%


sehingga debit rencana pengambilan menjadi (Bangunan Air Oleh Dirwan hal
100) :

 Qn = 1,966 m3/dt
 Menentukan volume (V) kantong lumpur yang akan diendapkan
Dikarenakan pembilasan dilakukan dua minggu sekali, maka :

Tbilas = 21 x 24 x 3600
= 1814400 dt
V = 0,0005 x Q x T

= 0,0005 x 1,966 x 1814400

= 1783,769 m3

 Menentukan lebar penampang saluran kantong lumpur


Menentukan perkiraan awal luas rata-rata permukaan kantong lumpur
dengan grafik 7.4 dalam KP-02 Bangunan Utama. Di indonesia dipakai
suhu air 20⁰C dan D = 0,07 mm

125
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Gambar 7.8 Hubungan antara diameter saringan dan kecepatan endap


untuk air tenang

didapat w = 4 mm/dt = 0,004 m/dt, perkiraan luas permukaan :

Q 6,618 Q 1, 966 Q 4,695


= =1654,5 w = =782,5
L.B = w 0,004 = 0,004 w 0,006

Q 6,72
= =1120= 491,56 m2
w 0,006

Persyaratan: L/B > 8

Direncanakan L = 8B

8B2 = 491,56 m2

B < 7,011 m dan L > 70,111 m

Perhitungan dilanjutkan dengan menggunakan B = 7,011 m

126
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

 Menentukan kemiringan saluran normal In (eksploitasi normal,


kantong sedimen hampir penuh)
Biasanya Vn diambil 0,40 m/dt untuk mencegah tumbuhnya vegetasi dan
agar partikel partikel yang besar tidak langsung mengendap dihilir
pengambilan. Harga Ks dapat diambil 45. Untuk menentukan Rn, luas
harus diperkirakan dulu.

Qn 1, 966
¿
An = Vn 0,4

= 4,916 m2

An
hn = B
4,916
=
7,011
A n 16,545
= 0,701 m = =1,286 m(hn merupakan kedalaman rata-
B 12,863
rata)
An
Rn = Pn

4,916
=
(B+2 hn)
4,916
=
(7,011+2( 0,701))
A n 16,545 16,545
= 0,584 = = =1,072 m
Pn B+2 Hn 12,863+2(1,286)
2 1
Vn = Ks x R 3 × I 2
n n

2 1
0,4 = 45 x 0,5842/3 x In1/2(1,01) 3 × I 2
n

In =0,00016

 Menentukan kemiringan kantong lumpur Is (pembilasan, kantong,


lumpur kosong)

127
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Sedimen di dalam kantong berupa pasir kasar. Untuk asumsi awal dalam
menentukan Is, kecepatan aliran untuk pembilasan diambil 1,5 m/dt.
Debit untuk pembilasan diambil 1,386 m3/dt

Luas penampang basah kantong lumpur As


Qs
As = Vs

1,966
=
1,5

= 1,311 m2

A s = b x hs

As
hs = B

1,311
=
7,011

= 0,187

A s 7,51 A s 10,75 A s 10,75


= =0,85 m = =1,01 m = =1,01 mRs =
B 8,85 B 10,58 B 10,58

As
Ps

1,311
=
(7,011+2( 0,187))

= 0,177 m

Untuk pembilasan, Harga Ks (koefisien kekasaran) dapat diambil 45


m½/dt. Maka kemiringan saluran normal (In) dapat dihitung sebagai
berikut:

128
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

2 1
Vs = Ks x R 3 × I 2
s s

1,5 = 45 x 0,1772/3 x Is1/2

Is = 0,01114

 Kontrol keadaan aliran


Agar pembilasan dapat dilakukan dengan baik, kecepatan aliran harus
dijaga agar tetap subkritis atau Fr < 1

Fr =V1/ √ g.hn
= 1,5 /√ (9.81).0,701

= 0,572 < 1 . . . . . . . . . . (OK)

 Mengecek ukuran partikel yang terbilas


Dari diagram Shields (Gambar 7-6 dalam “Bangunan Utama oleh
Dirwan”) diperoleh diameter partikel :

τ = ρghsIs

= 1000 x 9,81 x 0,187 x 0,01114

= 20,430 N/m2

129
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Gambar 7.9 Tegangan geser kritis dan kecepatan geser kritis sebagai

fungsi besarnya butir untuk ρs = 2.650 kg/m3 (pasir)

Partikel partikel yang lebih kecil dari 25 mm akan dibilas.

 Menghitung panjang kantong lumpur


Panjang kantong lumpur dihitung dengan memperhatikan beberapa
tinjauan. Dari tinjauan-tinjauan tersebut kemudian diambil nilai panjang
kantong lumpur yang terbesar.

 Tinjauan pertama
L
> 8
B

L > 8B

L > 8 (7,011)
L > 56,089 m

130
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

 Tinjauan kedua
Dengan diameter partikel = 0,07 mm,  = 0,04 m/dt, H = hn = 0,701 m,
maka:

H =Txω

0,574 m = T x 0,004 m/dt

T = 175,278 dt

Sehingga diperoleh:

L = vxT

= 0,4 m/dt x 175,278 dt

= 70,111 m

 Tinjauan ketiga (dengan memperhatikan volume kantong


lumpur)
Diasumsikan air yang dielakkan mengandung 0,5o/oo sedimen yang
harus diendapkan dalam kantong lumpur. Direncanakan pembilasan
dilakukan 1 minggu sekali.

Volume kantong lumpur :


Q = V/t
V = 0,3o/oQn t
V = 0,0003 1,966 m3/dt (21 hari 24 jam  3600 dt)
V = 594,590 m3

Dari volume kantong lumpur yang diperoleh, dapat dihitung panjang


kantong lumpur
V = 0,50 b L + 0,5 (Is – In) L2 b
399,130 = 0,50 (7,011) L + 0,5 (0,01114 – 0,00016) L2 (7,011)
= 3,506L + 0,038L2
0,038L2+ 3,508L – 594,59 =0

131
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

L = 86,838 m
Diambil L = 87 m

Jadi, dari ketiga tinjauan di atas, agar volume kantong lumpurnya nanti
lebih besar daripada volume sedimen yang terjadi, maka diambil nilai yang
terbesar sebagai panjang kantong lumpur, yaitu L = 87 m

Gambar 7.10 Potongan memanjang kantong lumpur

 Pengecekan efisiensi
Dari diagram Camp, efisiensi kantong lumpur untuk berbagai diameter
sedimen dapat ditentukan. Telah diperoleh dari perhitungan di atas nilai
L = 87 m, hn = 0,701 m, vo = vn = 0,4 m/dt, dan  = 0,004 m/dt.

Kecepatan endap rencana (o) :

hn L
=
ωo vo

0,,701 m 87 m

o 0, 4 m d
t

o = 0,0032 m/dt
 0,004 md
  1,24
,
o 0,0032 mt d
t

132
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

 0,004 m d
  0,01
vo 0, 4 m dt
t

Gambar 7.11 Grafik pembuangan sedimen Camp untuk aliran turbelensi


(Camp, 1945)

Dari Grafik Camp diperoleh efisiensinya 0,82.

7.9 Bangunan Pembilas Kantong Lumpur

Bangunan pembilas tidak boleh menjadi gangguan selama pembilasan


dilakukan. Oleh karna itu aliran pada pintu pembilas harus tidak tenggelam.
Kecepatan tidak boleh ditambah untuk mencegak terjadinya efek pengempangan.
Luas basah pada pintu harus ditambah dengan cara menambah kedalaman air
dengan cara perhitungan mengacu pada “Bangunan Utama oleh Dirwan” dengan
menggunakan data :

Lebar dasar kantung lumpur (b) = 7,011 m

Kedalaman air pembilas (hs) = 0,187 m

133
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Lebar bersih bukaan pembilas (bnf)

Kedalaman air pada bukaan pembilas (hf)

Untuk menghitung lebar bersih bukaan pembilas (bnf) terlebih dahulu


direncanakan bukaan dan pilar:

Diasumsikan ada 2 bukaan dengan lebar masing-masing 1,2 m, dan 1 pilar dengan
lebar masing-masing 0,7 m.

 b nf= 2 x 1,2 = 2,4 m


 AT = b x hs = 7,011 x 0,187 = 1,331 m2
b x Hs =b nf x Hf
1,331 = 2,4 Hf
Hf = 0,546 m

Jadi, kedalaman tambahan 0,546 – 0,87 = 0,359 m harus diberikan kedasar


bangunan pembilas.

Perencanaan Saluran Pembilas dengan data yang digunakan:

Kecepatan pada saluran pembilas (V) = 1,5 m3/dt

Elevasi dasar sungai = + 21,427

Dengan menggunakan nilai banding b/h =2

Af = bnf x hf
= 2,4 x 0,546
= 1,311m2

Af = ( n + m )H2

1,311 = (2 + 1)H2
H = 1,634m ≈ 2 m

Lebar saluran b = 2 x H , maka b = 4 m

134
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Af
Rf = p
1,311
=
(4+2(0,359))
= 0,278 m
As 7,51 Af 3,285
= =0,712 m = =0,82 m
P s 8,85+2(0,85) P 2,5+2(0,752)
Kemiringan yang diperlukan dapat ditentukan dengan Rumus Strickler,
dengan Ks = 35 (koefisien kekasaran) :
Vf = Ks x Rf2/3 x if ½
1,5 = 35 x 0,2782/3 x if ½

if = 0,01013

7.10 Bangunan Pengambilan Saluran Primer

Perhitungan ini mengacu pada buku “Bangunan Utama oleh Dirwan”.


Bangunan saluran primer dilengkapi dengan pintu untuk mencegah agar selama
pembilasan air tidak mengalir kembali ke saluran dan mencegah masuknya air
pembilas yang mengandung sendimen kedalam saluran ambang pengambilan
disaluran primer diambil 0,1 m diatas muka kantong lumpur dalam keadaan
penuh.

hn = 0,701 m

hi = hn– 0,1 – 0,1 = 0,501 m

Muka air disebelah hulupengambilan = +24,799 + 0,501 = +25,301

Diandaikan kehilangan tinggi energi 0,1 m diatas pengambilan. Kemudian


dapat dihitung dimensi saluran pengambilan.

Qn =  x hi x bi x √ 2 gz

1,320 = 0,8 x 0,501 x bi x √ 2 x 9,81 x 0,1

bi = 3,502 m ≈ 3,6 m

135
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

bi = lebar bersih bangunan pengambilan dan diambil 3,6 m.

Dengan Menggunakan 2 bukaan masing-masing 1,9 m, diperlukan 1 pilar


masing masing 1 m . Jadi lebar total adalah :

bi = (2 x 1,8) + (1 x 1) = 4,6 m

136
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

BAB VIII
ANALISIS REMBESAN DAN STABILITAS

8.1 Analisa Rembesan Air

Rembesan di bawah bendung dicek dengan teori Lane guna menyelidiki


adanya bahaya erosi bawah tanah (hanyutnya bahan - bahan halus). Metode ini
membandingkan jalur rembesan di bawah bangunan di sepanjang bidang kontak
bangunan/pondasi dengan beda tinggi muka air antara kedua sisi banguanan.
Rumus yang digunakan pada teori Lane iniadalah :

1
L v +∑ L H
3
CL =
HW

Keterangan :

CL : Angka rembesan Lane

LV : Jumlahpanjangvertikal (m)

LH : Jumlahpanjang horizontal (m)

HW : Beda tinggimuka air (m)

Tekanan air tanah Px harus di hitungdenganrumus :

Px = Hx – ΔH = Hx – (( Lx/L ) x Hw )

dimana :

Px = tekanan air pada titik X, (t/m2)

Lx = jarak jalu rembesan pada titik X, (m)

L = panjang total jalur rembesan, (m)

Hw = beda tinggi energi, (m)

137
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Ini perencanaan bendung

Gambar 8.1 Perencanaan bendung

Sebelum diselidiki stabilitasnya, terlebih dahulu dicek rembesan dan


tekanan air di bawah tanah sehingga dapat diketahui apakah diperlukan lantai
lindung atau tidak.

Tabel 8.1 Perhitungan Jalur Rembesan dan Tekanan Air pada Debit Rendah
Tanpa Lantai Lindung

PANJANG REMBESAN
L hitung Lx Hx Px = Hx -{ (Lx/L) x Hw]
TITIK ELEVASI GARIS V H 1/3H Lx/∑Lhitung
m m m m m m t/m2 kN/m2
A0 21,427 0,000 0,000 0,000 2,20 2,200 22,000
A 16,427 A0 - A 5 5,000 5,000 0,145 7,20 6,342 63,420
B 16,427 A - B 1,5 0,500 0,500 5,500 0,159 7,20 6,256 62,562
C 17,127 B - C 0,7 0,700 6,200 0,180 6,50 5,436 54,361
D 17,127 C - D 1 0,333 0,333 6,533 0,189 6,50 5,379 53,789
E 15,627 D - E 1,5 , 1,500 8,033 0,233 8,00 6,621 66,215
F 15,627 E - F 1 0,333 0,333 8,367 0,242 8,00 6,564 65,643
G 14,627 F - G 1 1,000 9,367 0,271 9,00 7,393 73,927
H 14,627 G - H 1 0,333 0,333 9,700 0,281 9,00 7,335 73,355
I 13,627 H - I 1 1,000 10,700 0,310 10,00 8,164 81,639
J 13,627 I - J 1 0,333 0,333 11,033 0,320 10,00 8,107 81,067
K 12,127 J - K 1,5 1,500 12,533 0,363 11,50 9,349 93,493
L 12,127 K - L 1 0,333 0,333 12,867 0,373 11,50 9,292 92,921
M 10,627 L - M 1,5 1,500 14,367 0,416 13,00 10,535 105,347
N 10,627 M - N 1 0,333 0,333 14,700 0,426 13,00 10,477 104,775
O 12,627 N - O 2,00 2,000 16,700 0,484 11,00 8,134 81,343
P 12,627 O - P 25,00 8,333 8,333 25,033 0,726 11,00 6,704 67,043
Q 10,627 P - Q 2,00 2,000 27,033 0,783 13,00 8,361 83,611
R 10,627 Q - R 2,1 0,700 0,700 27,733 0,804 13,00 8,241 82,409
S 17,398 R - S 6,7712 6,771 34,505 1,000 6,23 0,308 3,078
TITIK 22,9712 34,6 11,533 34,505

138
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Dari tabel di atas dihitung angka rembesan Lane-nya :


Hw = HL - DGL

Hw = 23,267 - 17,706

Hw = 5,921

Tabel 8.2 Angka Rembesan Lane (CL)

Uraian CL

Pasir sangat halus atau lanau 8,5

Pasir halus 7,0

Pasir sedang 6,0

Pasir kasar 5,0

Kerikil halus 4,0

Kerikil sedang 3,5

Kerikil kasar termasuk Kerakal 3,0

Bongkah dengan sedikit kerakal dan


kerikil 2,5

Lempung Lunak 3,0

Lv + Σ 1 3 LH
Cw = Hw

23,267+11,706
=
5,921

= 5,827 > 7 (Tidak aman)

Oleh karena itu, untuk melindungi terhadap bahaya rembesan dan erosi
bawah tanah yang akan terjadi pada bendung diperlukan perlindungan tambahan
berupa konstruksi lindung.

139
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Gambar 8.2 Perencanaan bendung dengan lantai lindung

Tabel 8.3 Perhitungan Jalur Rembesan dan Tekanan Air pada Debit Rendah
dengan Lantai Lindung

PANJANG REMBESAN
L hitung Lx Hx Px = Hx -{ (Lx/L) x Hw]
TITIK ELEVASI GARIS V H 1/3H Lx/∑Lhitung
m m m m m m t/m2 kN/m2
A0 21,427 0 0 0,000 2,200 2,200 22,000
A1 18,232 A0 - A1 3,5 3,500 3,500 0,060 5,395 5,039 50,386
A2 18,232 A1 - A2 1 0,333 0,333 3,833 0,066 5,395 5,005 50,046
A3 21,232 A2 - A3 3,5 3,500 7,333 0,126 2,395 1,648 16,482
A4 21,232 A3 - A4 1,5 0,500 0,500 7,833 0,135 2,395 1,597 15,973
A5 18,232 A4 - A5 3,5 3,500 11,333 0,195 5,395 4,241 42,409
A6 18,232 A5 - A6 1 0,333 0,333 11,667 0,201 5,395 4,207 42,070
A7 21,232 A6 - A7 3,5 3,500 15,167 0,261 2,395 0,851 8,506
A8 21,232 A7 - A8 1,5 0,500 0,500 15,667 0,269 2,395 0,800 7,996
A9 18,232 A8 - 5 3,5 3,500 19,167 0,330 5,395 3,443 34,432
A10 18,232 A9 - A10 1 0,333 0,333 19,500 0,335 5,395 3,409 34,093
A11 21,232 A10 - A11 3,5 3,500 23,000 0,396 2,395 0,053 0,529
A12 21,232 A11 - A12 2 0,667 0,667 23,667 0,407 2,395 -0,015 -0,150
A 16,732 A12 - A 4,5 4,500 28,167 0,484 6,895 4,027 40,267
B 16,732 A - B 1,5 0,500 0,500 28,667 0,493 6,895 3,976 39,758
C 17,732 B - C 1 1,000 29,667 0,510 5,895 2,874 28,740
D 17,732 C - D 1 0,333 0,333 30,000 0,516 5,895 2,840 28,400
E 15,732 D - E 2 , 2,000 32,000 0,550 7,895 4,636 46,364
F 15,732 E - F 1 0,333 0,333 32,333 0,556 7,895 4,602 46,024
G 14,732 F - GG 1 1,000 33,333 0,573 8,895 5,501 55,006
H 14,732 G - H 1,5 0,500 0,500 33,833 0,582 8,895 5,450 54,497
I 13,732 H - I 1 1,000 34,833 0,599 9,895 6,348 63,479
J 13,732 I - J 1,5 0,500 0,500 35,333 0,608 9,895 6,297 62,969
K 12,232 J - K 1,5 1,500 36,833 0,633 11,395 7,644 76,442
L 12,232 K - L 1 0,333 0,333 37,167 0,639 11,395 7,610 76,103
M 11,232 L - M 1 1,000 38,167 0,656 12,395 8,508 85,084
N 11,232 M - N 1 0,333 0,333 38,500 0,662 12,395 8,474 84,745
O 13,232 N - O 2,00 2,000 40,500 0,697 10,395 6,271 62,708
P 13,232 O - P 25,00 8,333 8,333 48,833 0,840 10,395 5,422 54,222
Q 11,232 P - Q 2,00 2,000 50,833 0,874 12,395 7,219 72,186
R 11,232 Q - R 2,5 0,833 0,833 51,667 0,889 12,395 7,134 71,337
S 17,706 R - S 6,4783 6,478 58,145 1,000 5,921 0,000 0,000
JUMLAH 17,706 43,4783 44 14,667 58,145 12,395

Dari tabel di atas dihitung angka rembesan Lane-nya :

Hw = HL - DGL

140
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Hw = 23,627 - 17,706

Hw = 5,921

Lv + Σ 1 3 LH
Cw = Hw

43,478+14,667
=
5,921

= 9,820 > 7 (Aman)

Konstruksi bendung telah aman terhadap rembesan, maka selanjutnya


dihitung tekanan air tanahnya.

8.2 Stabilitas pada Debit Rendah

Gaya – gaya yang bekerja pada bendung adalah :

1. Tekanan air (tekanan air tanah dan hidrostatis)

a. Gaya tekanan hidrostatis dihitung dengan rumus :


W = ½ (h.W) h

Keterangan :

W = Gaya tekananhidrostatis

w = Berat volume air (w = 1 t/m3)

h = Kedalaman air (m)

2. Tekanan tanah (termasuk lumpur yang mengendap di depan bendung)

Dihitung dengan rumus :

ρs −ρw
PS = ( 2 ) ×Ka×h2

Keterangan :

PS = Tekanan tanah aktif

141
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

s = Berat volume tanah/lumpur (s = 1,8 t/m2)

w = Berat volume air (w = 1 t/m2)

h = Tinggi tanah (m)

Ka = Koefisien tanah aktif

 = Sudut gesekan dalam yang tergantung dari jenis tanah ( = 260)

Nilai Ka :

26
(
Ka=tan 2 45−
2)=0 , 390

3. Beban mati bendung (G)

Berat sendiri konstruksi atau berat mati bangunan bergantung kepada


material yang dipakai untuk membuat bangunan itu. Berat volume
untuk :

Γ pasangan batu = 2,2 t/m2

γ beton tumbuk = 2,3 t/m2

γ beton bertulang = 2,4 t/m2

Dihitung dengan menggunakan rumus :

G = Luas Penampang x Berat Volume (γ)

Keterangan :

G =berat sendiri konstruksi (ton)

A = luas penampang (m2)

 =berat volume material (t/m2)

Dalam perencanaan ini digunakan material pasangan batu ( = 2,2 t/m2).

142
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Tabel 8.4 Gaya dan Momen Horizontal

Horizontal Vertikal ϒ Gaya Lengan Momen


Gaya 2
m m t/m ton m tm
HORIZONTAL
Tekanan Hidrostatis
W1 2,200 2,200 1,00 2,420 10,233 24,765
Tekanan Air Tanah
4,500 0,459 1,00 2,066 4,730 9,769
W2
4,500 4,479 1,00 0,000 6,993 0,000
0,700 4,425 1,00 0,000 6,713 0,000
W3
0,700 3,651 1,00 -2,556 6,934 -17,720
1,500 3,615 1,00 5,423 5,808 31,493
W4
1,500 4,955 1,00 0,000 5,652 0,000
1,000 4,920 1,00 4,920 4,960 24,400
W5
1,000 5,813 1,00 0,000 4,438 0,000
1,000 5,777 1,00 5,777 2,889 16,688
W6
1,000 6,671 1,00 0,000 2,224 0,000
1,500 6,635 1,00 9,952 3,317 33,017
W7
1,500 7,975 1,00 0,000 5,317 0,000
1,500 7,922 1,00 11,882 3,961 47,063
W8
1,500 9,261 1,00 0,000 3,087 0,000
2,000 9,226 1,00 -18,452 4,613 -85,117
W9
2,000 7,012 1,00 0,000 2,337 0,000
2,000 6,123 1,00 12,246 3,062 37,493
W10
2,000 7,910 1,00 0,000 2,637 0,000
W11 7,079 7,834 1,00 -55,460 3,917 -217,248
Tekanan Tanah
(1/2) x Ka x (rs - rw) x h^2
S1 26,395 4,333 114,379
(1/2) x 0,33 x (1,8 - 1,0) x 11,3^2
RH MH
JUMLAH
4,614 198,738

143
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Tabel 8.5 Gaya dan Momen Vertikal Berat Mati Bendung

RH MH
JUMLAH
4,614 198,738
Horizontal Vertikal ϒ Gaya Lengan Momen
Gaya
2
m m t/m ton m tm
VERTIKAL
Beban Mati Bendung
G1 0,224 0,121 2,20 -0,030 35,988 -1,073
G2 0,318 0,121 2,20 -0,042 35,861 -1,518
G3 0,632 0,121 2,20 -0,084 35,401 -2,978
G4 0,947 2,871 2,20 -2,991 36,486 -109,120
G5 1,174 2,871 2,20 -7,415 35,567 -263,738
G6 3,568 2,871 2,20 -11,268 37,841 -426,392
G7 5,670 4,293 2,20 -53,551 36,570 -1958,377
G8 2,278 2,145 2,20 -5,375 34,470 -185,275
G9 0,532 0,502 2,20 -0,588 33,218 -19,517
G10 1,139 2,146 2,20 -2,689 32,187 -86,543
G11 1,139 2,146 2,20 -5,377 33,706 -181,253
G12 0,532 1,645 2,20 -0,963 28,068 -27,020
G13 1,500 7,071 2,20 -23,334 35,868 -836,948
G14 0,500 7,071 2,20 -3,889 34,451 -133,982
G15 5,500 1,500 2,20 -18,150 30,463 -552,911
G16 4,500 1,000 2,20 -4,950 29,625 -146,646
G17 3,500 1,000 2,20 -7,700 33,868 -260,781
G18 2,500 1,500 2,20 -8,250 29,368 -242,284
G19 1,000 1,500 2,20 -1,650 27,254 -44,970
G20 1,500 2,000 2,20 -6,600 0,750 -4,950
G21 1,992 1,877 2,20 -4,113 2,164 -8,900
G22 3,011 4,268 2,20 -28,272 1,506 -42,564
G23 1,622 0,811 2,20 -1,447 1,495 -2,163
G24 2,385 0,811 2,20 -4,255 1,193 -5,074
G25 0,954 2,000 2,20 -4,199 0,477 -2,004
G26 1,500 2,000 2,20 -6,600 0,750 -4,950
Jumlah -213,782 -5551,930

144
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Tabel 8.6 Gaya dan Momen Vertikal Tekanan Air Tanah (Uplift Pressure)

Horizontal Vertikal ϒ Gaya Lengan Momen


Gaya 2
m m t/m ton m tm
VERTIKAL
Tekanan Air Tanah (Uplift Pressure)
4,479 1,00 35,868 159,687
U1 1,500 4,452
4,425 1,00 36,118 160,800
4,425 1,00 34,368 138,780
U2 0,500 4,038
3,651 1,00 34,451 139,116
3,651 1,00 33,618 122,132
U3 1,000 3,633
3,615 1,00 33,784 122,737
4,955 1,00 32,618 161,044
U4 1,000 4,937
4,920 1,00 32,784 161,867
5,813 1,00 30,618 177,431
U5 1,000 5,795
5,777 1,00 30,784 178,396
6,671 1,00 28,618 190,386
U6 1,000 6,653
6,635 1,00 28,784 191,495
7,975 1,00 27,368 217,524
U7 1,500 7,948
7,922 1,00 27,618 219,511
9,261 1,00 2,929 27,078
U8 1,000 9,244
9,226 1,00 3,096 28,619
9,226 1,00 1,704 13,838
U9 1,500 8,119
7,012 1,00 0,954 7,749
7,012 1,00 2,204 14,478
U10 2,500 6,568
6,123 1,00 0,954 6,268
6,123 1,00 1,704 11,959
U11 1,500 7,016
7,910 1,00 0,954 6,697
7,910 1,00 2,013 15,848
U12 2,118 7,872
7,834 1,00 0,954 7,513
Jumlah 76,276 2473,44
RV MV
JUMLAH
-137,507 -3078,487

Dari tabelstabilitas debit rendah di atas, didapat:

 Rv = –137,507 ton
 RH = 4,614 ton
 Mv = – 3078,487 tm
 MH = 198,738 tm
 Mo = Mv + MH = – 3078,487 + 198,738 = -289,750 tm

145
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Garis tangkap (line of action) gaya resultan sekarang dapat ditentukan sehubungan
dengan titik 0.

M H 198,738
h= = =43,071 m
RH 4,614

Tekanan tanah di bawah bendung dapat dihitung sebagai berikut :

Panjang telapak pondasi L = 38,617 m

L Mo
Eksentrisitas : e = −
2 Rv

38,617 −289,750
e = −
2 −137,507

= -1,364 < (1/6 x L = 6,436)


(OK)

Bangunan aman terhadap bahaya guling selama terjadi debit rendah.

Rv 6e
Tekanan tanah: σ =
L (
x 1±
L )
−137,507 6 x (−1,364)
¿
38,617 (
x 1±
38,617 )
Didapat ; maks = 2,657 t/m2 dan  min = 4,465 t/m2

Daya dukung yang diizinkan untuk pasir dan kerikil adalah 20-60 t/m 2,
sehingga tanah OK (σmaks dan σmin < 20-60 t/m2 → Aman).

Dengan mempertimbangkan gerusan yang mungkin terjadi sampai


setengah kedalaman pondasi, tekanan tanah pasif epi menjadi :

 Pada titik R – A
ep1 = 0,5( ρ s−ρw ) x g x 0,5 h x tg2 (45o-φ/2 )

= 0,5(1,8 – 1) x 10 x 0,5 x 7,079 x tg2 (45o- 26o/2)

= 5,528 t/m

146
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

 Pada titik N – O
ep2 = 0,5( ρ s−ρw ) x g x 0,5 h x tg2 (45o-φ/2)

= 0,5(1,8 – 1) x 10 x 0,5x 2,0 x tg2 (45o- 26o/2)

= 1,562 t/m

 Pada titik B – C
ep3 = 0,5( ρ s−ρw ) x g x 0,5 h x tg2 (45o-φ/2)

= 0,5(1,8 – 1) x 10 x 0,5 x 0,7 x tg2 (45o- 30o/2)

= 0,547 t/

Tekanan tanah pasif menjadi :

 Pada titik S - R
Ep1 = ½ x (0,5 h x ep1)

= ½ x 0,5 x 7,079 x 5,528

= 9,783 t

 Pada titik N - O
Ep2 = ½ x (0,5 h x ep2)

= ½ x 0,5 x 2,0 x 1,562

= 0,781 t

 Pada titik B - C
Ep3 = ½ x (0,5 h x ep3)

= ½ x 0,5 x 0,7 x 0,547

= 0,137 t

E p =E p 1 + E p 2 + E p 3

E p =9,783+0,781+0,137

147
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

E p =10,701

Keamanan Terhadap Guling (F = 0,5)

Rv 137,507
S=fx =0,5 x =11,295> 2
R H −∑ E p 4,614−10,701
(OK)

Keamanan terhadap Erosi Bawah Tanah (Piping)

Persamaan :
a
s (1+ )
S= s
hs
Dimana :
S = factor keamanan (S = 2)
s = kedalaman tanah (7,079 m)
a = tebal lapisan lindung
hs = tekanan air pada titik O
= 7,936 – 7,079 = 0,857 m

Keamanan terhadap erosi bawah tanah menjadi :

7,079
S= =9,371> 2
0,755
(OK)

Keamanan Terhadap Gempa

Persamaan :

E = ad/g
ad = n (ac x z )

Dimana :

ad = percepatan gempa rencana, cm/dt2


n,m = koefisien jenis Aluvium (1,56 dan 0,89)

148
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

ac =percepatan gempa dasar, cm/dt2


E = koefisien gempa
Z = factor yang bergantung kepada letak geografis (0,56)
ad =1,56 (160 x 0,56)0.89 = 85,247
E =85,247/980 = 0,087 < 0,1 ;diambil E = 0,10

Gaya horizontal tambahan kearah hilir adalah:

He = E x ∑ G= 0,1 x 213,782 = 21,378 t

dan akan bekerja dari pusat gravitasi yang telah dihitung diatas. Momen tambahan
yang dipakaia dalah :

MHe = He x h= 21,378 x 19,837 = 920,780 tm

Jumlah momen sekarang menjadi :

Mgempa = Mo + MHe = -2879,750+ 920,780 = –1958,970 tm

Stabilitas bendung sekarang menjadi :


 Eksentrisitas (guling):
L Mo
e = −
2 Rv

38,617 −2879,750
e = −
2 −137,507

= -1,634<(1/6 x L = 6,438)
(OK)

 Tekanan tanah :
Rv 6e
maks ¿
L (
x 1+
L )
137,507 6 x (−1,634 )
mak¿
38,617
x 1+( 38,617 )
maks = 2,657 t/m2 < 20 t/m2 (OK)

149
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

 Gelincir :
Rv
S =fx
R H + H e +∑ E p
137,507
= 0,5 x
4,614+ 21,378+ 10,701

= 1,874 > 1,25 (OK)

150
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

8.3 Stabilitas pada Debit Banjir

Debit rencana (Qmax = ';/.210,083 m3/dt)

Tabel 8.7 Tekanan Air selama Banjir Rencana (Lane)

PANJANG REMBESAN
L hitung Lx Hx Px = Hx -{ (Lx/L) x Hw]
TITIK ELEVASI GARIS V H 1/3H Lx/∑Lhitung
m m m m m m t/m2 kN/m2
A0 21,427 0 0 0,000 4,472 4,472 44,715
A1 17,927 A0 - A1 3,5 3,500 3,500 0,063 7,972 7,667 76,674
A2 17,927 A1 - A2 1 0,333 0,333 3,833 0,069 7,972 7,638 76,385
A3 20,927 A2 - A3 3 3,000 6,833 0,123 4,972 4,378 43,779
A4 20,927 A3 - A4 1,5 0,500 0,500 7,333 0,132 4,972 4,334 43,344
A5 17,927 A4 - A5 3 3,000 10,333 0,186 7,972 7,074 70,738
A6 17,927 A5 - A6 1 0,333 0,333 10,667 0,192 7,972 7,045 70,449
A7 20,927 A6 - A7 3 3,000 13,667 0,246 4,972 3,784 37,842
A8 20,927 A7 - A8 1,5 0,500 0,500 14,167 0,255 4,972 3,741 37,408
A9 17,927 A8 - A9 3 3,000 17,167 0,309 7,972 6,480 64,802
A10 17,927 A9 - A10 1 0,333 0,333 17,500 0,315 7,972 6,451 64,512
A11 20,927 A10 - A11 3 3,000 20,500 0,369 4,972 3,191 31,906
A12 20,927 A11 - A12 1,5 0,500 0,500 21,000 0,378 4,972 3,147 31,472
A 16,427 A12 - A 4,5 4,500 25,500 0,460 9,472 7,256 72,563
B 16,427 A - B 1,5 0,500 0,500 26,000 0,469 9,472 7,213 72,128
C 17,127 B - C 0,7 0,700 26,700 0,481 8,772 6,452 64,520
D 17,127 C - D 1 0,333 0,333 27,033 0,487 8,772 6,423 64,231
E 15,627 D - E 1,5 , 1,500 28,533 0,514 10,272 7,793 77,927
F 15,627 E - F 1 0,333 0,333 28,867 0,520 10,272 7,764 77,638
G 14,627 F - GG 1 1,000 29,867 0,538 11,272 8,677 86,769
H 14,627 G - H 1 0,333 0,333 30,200 0,544 11,272 8,648 86,480
I 13,627 H - I 1 1,000 31,200 0,562 12,272 9,561 95,611
J 13,627 I - J 1 0,333 0,333 31,533 0,568 12,272 9,532 95,321
K 12,127 J - K 1,5 1,500 33,033 0,595 13,772 10,902 109,018
L 12,127 K - L 1,5 0,500 0,500 33,533 0,604 13,772 10,858 108,584
M 10,627 L - M 1,5 1,500 35,033 0,631 15,272 12,228 122,281
N 10,627 M - N 1 0,333 0,333 35,367 0,637 15,272 12,199 121,991
O 12,627 N - O 2,00 2,000 37,367 0,673 13,272 10,025 100,254
P 12,627 O - P 25,00 8,333 8,333 45,700 0,824 13,272 9,301 93,014
Q 10,627 P - Q 2,00 2,000 47,700 0,860 15,272 11,128 111,277
R 10,627 Q - R 2,1177 0,706 0,706 48,406 0,872 15,272 11,066 110,664
S 17,706 R - S 7,079 7,079 55,485 1,000 8,193 3,372 33,724
JUMLAH 17,706 41,279 42,6177 14,206 55,485 15,272

Dari tabel di atas dihitung angka rembesan Lane-nya :

Hw = UWL - DWL

Hw = 25,899 – 21,078

Hw = 4,820

151
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

1
Lv + Σ 3
LH
Cw = Hw

41,279+14,206
=
4,820

= 11,511 > 7 (Aman)

Tabel 8.8 Gaya dan Momen Horizontal

Horizontal Vertikal ϒ Gaya Lengan Momen


Gaya 2
m m t/m ton m tm
HORIZONTAL
Tekanan Hidrostatis
W1 4,472 4,472 1,00 9,997 10,991 109,874
Tekanan Air Tanah
4,500 3,147 1,00 14,162 6,074 86,016
W2
4,500 7,256 1,00 0,000 7,919 0,000
0,700 7,213 1,00 0,000 8,106 0,000
W3
0,700 6,452 1,00 -4,516 8,801 -39,750
1,500 6,423 1,00 9,635 7,212 69,480
W4
1,500 7,793 1,00 0,000 6,598 0,000
1,000 7,764 1,00 7,764 6,382 49,548
W5
1,000 8,677 1,00 0,000 5,392 0,000
1,000 8,648 1,00 8,648 4,324 37,394
W6
1,000 9,561 1,00 0,000 3,187 0,000
1,500 9,532 1,00 14,298 4,766 68,146
W7
1,500 10,902 1,00 0,000 7,268 0,000
1,500 10,858 1,00 16,288 5,429 88,428
W8
1,500 12,228 1,00 0,000 4,076 0,000
2,000 12,199 1,00 -24,398 6,100 -148,818
W9
2,000 10,025 1,00 0,000 3,342 0,000
2,000 9,301 1,00 18,603 4,651 86,517
W10
2,000 11,128 1,00 0,000 3,709 0,000
7,079 11,066 1,00 -78,339 5,533 -433,463
W11
7,079 3,372 2,00 -47,746 1,686 -80,510
Tekanan Tanah
(1/2) x Ka x (rs - rw) x h^2
S1 36,425 5,091 185,422
(1/2) x 0,33 x (1,8 - 1,0) x 11,3^2
RH MH
JUMLAH
28,566 505,739

152
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Tabel 8.9 Gaya dan Momen Vertikal Berat Mati Bendung

Horizontal Vertikal ϒ Gaya Lengan Momen


Gaya
m m 2 ton m tm
t/m
VERTIKAL
Beban Mati Bendung
G1 0,224 0,121 2,20 -0,030 35,988 -1,073
G2 0,318 0,121 2,20 -0,042 35,861 -1,518
G3 0,632 0,121 2,20 -0,084 35,401 -2,978
G4 0,947 2,871 2,20 -2,991 36,486 -109,120
G5 1,174 2,871 2,20 -7,415 35,567 -263,738
G6 3,568 2,871 2,20 -11,268 37,841 -426,392
G7 5,670 4,293 2,20 -53,551 36,570 -1958,377
G8 2,278 2,145 2,20 -5,375 34,470 -185,275
G9 0,532 0,502 2,20 -0,588 33,218 -19,517
G10 1,139 2,146 2,20 -2,689 32,187 -86,543
G11 1,139 2,146 2,20 -5,377 33,706 -181,253
G12 0,532 1,645 2,20 -0,963 28,068 -27,020
G13 1,500 7,071 2,20 -23,334 35,868 -836,948
G14 0,500 7,071 2,20 -3,889 34,451 -133,982
G15 5,500 1,500 2,20 -18,150 30,463 -552,911
G16 4,500 1,000 2,20 -4,950 29,625 -146,646
G17 3,500 1,000 2,20 -7,700 33,868 -260,781
G18 2,500 1,500 2,20 -8,250 29,368 -242,284
G19 1,000 1,500 2,20 -1,650 27,254 -44,970
G20 1,500 2,000 2,20 -6,600 0,750 -4,950
G21 1,992 1,877 2,20 -4,113 2,164 -8,900
G22 3,011 4,268 2,20 -28,272 1,506 -42,564
G23 1,622 0,811 2,20 -1,447 1,495 -2,163
G24 2,385 0,811 2,20 -4,255 1,193 -5,074
G25 0,954 2,000 2,20 -4,199 0,477 -2,004
G26 1,500 2,000 2,20 -6,600 0,750 -4,950
Jumlah -213,782 -5551,930

Tabel 8.10 Gaya dan Momen Vertikal Tekanan Air Tanah (Uplift Pressure)

153
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Horizontal Vertikal ϒ Gaya Lengan Momen


Gaya 2
m m t/m ton m tm
VERTIKAL
Tekanan Air Tanah (Uplift Pressure)
7,213 1,00 35,868 245,063
U1 1,500 6,832
6,452 1,00 36,118 246,771
6,452 1,00 34,368 221,243
U2 0,500 6,438
6,423 1,00 34,451 221,780
6,423 1,00 33,618 238,951
U3 1,000 7,108
7,793 1,00 33,784 240,136
7,764 1,00 32,618 268,129
U4 1,000 8,220
8,677 1,00 32,784 269,499
8,648 1,00 30,618 278,759
U5 1,000 9,105
9,561 1,00 30,784 280,277
9,532 1,00 28,618 292,386
U6 1,000 10,217
10,902 1,00 28,784 294,089
10,858 1,00 27,368 315,912
U7 1,500 11,543
12,228 1,00 27,618 318,797
12,199 1,00 2,929 32,552
U8 1,000 11,112
10,025 1,00 3,096 34,404
10,025 1,00 1,704 16,470
U9 1,500 9,663
9,301 1,00 0,954 9,223
9,301 1,00 2,204 22,517
U10 2,500 10,215
11,128 1,00 0,954 9,749
11,128 1,00 1,704 18,914
U11 1,500 11,097
11,066 1,00 0,954 10,591
11,066 1,00 2,013 14,534
U12 2,118 7,219
3,372 1,00 0,954 6,890
Jumlah 108,770 3900,75

Tabel 8.11 Gaya dan Momen Vertikal Tekanan Air

154
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

Horizontal Vertikal ϒ Gaya Lengan Momen


Gaya 2
m m t/m ton m tm
VERTIKAL
Tekanan Hidrostatis
W12 0,257 2,291 1,00 -0,29 36,08 -10,63
W13 2,830 2,291 1,00 -6,48 37,33 -242,02
W14 0,257 0,121 1,00 -0,02 33,25 -0,52
W15 0,632 0,121 1,00 -0,04 35,19 -1,35
W16 1,913 0,121 1,00 -0,23 34,04 -7,91
W17 1,260 1,005 1,00 -0,63 34,16 -21,63
W18 0,657 1,005 1,00 -0,66 33,41 -22,06
W19 0,657 0,525 1,00 -0,17 33,30 -5,74
W20 1,775 1,437 1,00 -1,28 32,49 -41,44
W21 1,775 0,224 1,00 -0,20 31,90 -6,34
W22 1,775 1,445 1,00 -1,28 30,43 -39,02
W23 2,062 1,669 1,00 -1,72 29,93 -51,51
W24 2,062 1,943 1,00 -2,00 28,22 -56,54
W25 2,400 1,943 1,00 -2,33 27,64 -64,46
W26 2,400 2,262 1,00 -2,71 28,23 -76,62
W27 0,219 0,177 1,00 -0,04 26,73 -1,04
W28 0,219 2,085 1,00 -0,23 26,70 -6,10
W29 0,219 0,206 1,00 -0,05 2,62 -0,12
W30 2,412 2,291 1,00 -5,53 2,71 -14,95
W31 4,006 1,48 1,00 -2,96 2,67 -7,92
W32 1,622 0,801 1,00 -0,65 1,08 -0,70
Jumlah -29,215 -678,59
RV MV
JUMLAH
-134,228 -2329,777

RV = – 134,228 ton
RH = 28,566 ton
MV = – 2329,777 tm
MH = 505,739 tm

maka, jumlah momen total adalah:

MO =MV + MH

= – 2329,777 + 505,739

= – 1824,038 tm

Garistangkap (line of action) gaya :

155
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

M H Σ Mh 87,628 tm 649,3kNm 505,739


h = R H Σ Rh = 8,111 ton 187,87 kN 28,566 = 17,704 m

M V Σ Mv - 4691,769 tm 2612,21 kN 2612,21 kNm −2329,777


v = RV Σ Rv = -323,958 ton 491,05 kNm 491,05 kN −134,228 = 17,357

8.3.1 Kestabilan Konstruksi Bendung

Kestabilan konstruksi bendung dicek terhadap:


a. Penggulingan/Eksentrisitas (Overturning)

e =
( L2 )−( Mo
Rv )

= 38,617 – 1824,038
e −
2 −134,228
e = 5,179 m <esyarat = 1 L = 6,436 (OK)
6

b. Tekanan Tanah di Bawah Bendung


Rv 6e
σ = L (

L )
134,228 6 ×(5,179)
σ =
38,617
2
(

38,617 )
σmax= 6,565 t/m
σmin= 0,387 t/m2

c. Keamanan Gelincir
Tanpa tanah pasif
Rv
Rh
S=f x
323,958 134,228
S = 0,5 x
8,111 28,566
S = 2,349 > 1 (OK)

Dengan tanah pasif


Rv RV

S= f x Rh−Σ Ep R H −∑ Ep

156
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

134,228 323,958
S = 0,5 ×0,5 x
(28,566−10,701) 8,111−6,887

S = 1,707 > 1,25 (OK)

BAB IX

PENUTUP

9.1 Kesimplan
1. Sistem penanaman yang direncanakan menggunakan padi varietas unggul
dan palawija dengan perencanaan 3 (tiga) kali penanaman dalam setahun
dengan pola tanam yaitu padi- padi.-palawija.
2. Debit banjir (Q100) yang diperoleh 207,87 m3/det.
3. Kebutuhan air pada masing masing petak sawah, yaitu :
 Pada SBT 1, dibutuhkan air sebanyak 166,57 lt/det untuk luasan sawah
sebesar 72,42 ha.
 Pada SBT 2, dibutuhkan air sebanyak 159,37 lt/det untuk luasan sawah
sebesar 69,29 ha.
 Pada SBT 3, dibutuhkan air sebanyak 121,16 lt/det untuk luasan sawah
sebesar 52,68 ha.
 Pada SDM 1, dibutuhkan air sebanyak 110,54 lt/det untuk luasan sawah
sebesar 48,06 ha.
 Pada SMK 1, dibutuhkan air sebanyak 158,47 lt/det untuk luasan sawah
sebesar 68,90 ha.
 Pada SMK 2, dibutuhkan air sebanyak 136,46 lt/det untuk luasan sawah
sebesar 59,33 ha.
 Pada SMK 3, dibutuhkan air sebanyak 120,61 lt/det untuk luasan sawah
sebesar 52,44 ha.
 Pada SB 1, dibutuhkan air sebanyak 179,65 lt/det untuk luasan sawah
sebesar 78,11 ha.
4. Tipe mercu yang digunakan adalah mercu ogee III dengan kolam olak tipe
IV (USBR type 3).

157
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

5. Kantong lumpur memiliki panjang sebesar 64 m dan lebar dasar sebesar


6,582 m dengan pembilas dilakukan 1 minggu sekali
6. Bangunan pembilas memiliki tinggi sebesar 0,385 m dan lebar sebesar 2,4
m
7. Bangunan pembilas saluran primer dibuat dengan 2 bukaan masing masing
1,9 m dan 1 pilar masing masing 1 m, maka lebar total bangunan sebesar
4,8 m.
8. Setelah melalui berbagai perhitungan didapatkan kesimpulan bendung
aman terhadap berbagai gaya dan pengaruh luar.
9. Bangunan pendukung bendung yang direncanakan adalah kantong lumpur,
bangunan pembilas, dan bangunan pengambilan saluran primer.

9.2 Saran
1. Sebaiknya mahasiswa mencari sumber-sumber jelas yang akan membantu
perhitungan.
2. Mahasiswa lebih diarahkan dalam me-layout jaringan irigasi dan
menggambar detail bangunan rencana.
3. Dalam menggambar rencana diharapkan mahasiswa menguasai software-
software yang berguna untuk menggambar seluruh gambar rencana yang
diminta.
4. Diharapkan mahasiswa dapat mengerjakan perhitungan dengan
bersungguh-sungguh serta penuh dengan ketelitian agar tidak terjadi
kekeliruan dan kesalahan saat penggambaran nantinya.
5. Untuk mempermudah didalam melakukan perencanaan dan perhitungan
dimasa yang akan datang, alangkah baiknya sebelum mengambil mata
kuliah perancangan ini mahasiswa mempelajari lebih mendalam saat mata
kuliah-mata kuliah yang bersangkutan diajarkan.

158
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1, 1986, Standar Perencanaan Irigasi (KP-01), Badan Penerbit P.U,


Jakarta.

Anonim 2, 1986, Standar Perencanaan Irigasi (KP-02) Badan Penerbit P.U,


Jakarta.

Anonim 3, 1986, Standar Perencanaan Irigasi (KP-03) Badan Penerbit P.U,


Jakarta.

Tryatmodjo, Bambang, 2008, Hidrologi Terapan, Penerbit Beta Offset,


Yogyakarta.

Triatmodjo, Bambang, 1996, Hidraulika II, Penerbit Beta Offset, Yogyakarta.

Zalaf, Amir Fauzi, 2004, Perencanaan Bangunan Air, Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Unsyiah, Banda Aceh.

Dirwan, 2007, Bangunan Air I, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unsyiah,
Banda Aceh.

159
Farhan Afnan (1704101010132)
Perancangan irigasi dan bangunan air

LAMPIRAN DAN
GAMBAR DESAIN

160
Farhan Afnan (1704101010132)

Anda mungkin juga menyukai