Anda di halaman 1dari 86

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI


STROKE HEMORAGIK DENGAN HAMBATAN
MOBILITAS FISIK DI RUANG KRISSAN
RSUD BANGIL PASURUAN

OLEH :
AMBAR YUNIARSIH
NIM : 171210005

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2020
KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI


STROKE HEMORAGIK DENGAN HAMBATAN
MOBILITAS FISIK DI RUANG KRISSAN
RSUD BANGIL PASURUAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada


Program studi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

OLEH :
AMBAR YUNIARSIH
NIM : 171210005

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2020

ii
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nam : Ambar Yuniarsih
NIM : 171210005
Jenjang : Diploma
Program studi : DIII Keperawatan
Demi pengembangan ilmu pengetahuan menyatakan bahwa karya tulis ilmiah
saya yang berjudul :
“Asuhan Keperawatan Pada Klien Yang Mengalami Stroke Hemoragik
Dengan Hambatan Mobilitas Fisik di ruang krissan RSUD Bangil
Pasuruan”

Merupakan karya tulis ilmiah dan artikel saya secara keseluruhan adalah
hasil karya penelitian penulis, kecuali teori yang dirujuk dari sumber informasi
aslinya.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Jombang 13 Agustus 2020

Saya yang menyatakan

Ambar Yuniarsih
NIM 171210005

v
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Ambar Yuniarsih
NIM : 171210005
Tempat dan Tanggal Lahir : Nganjuk, 17 Juni 1998
Institusi : STIKes ICME Jombang
Judul : Asuhan Keperawatan Pada Klien Yang Mengalami
Stroke Hemoragik Dengan Hambatan Mobilitas
Fisik di ruang krissan RSUD Bangil Pasuruan
Jenjang : Diploma
Program Studi : Keperawatan

Menyatakan bahwa tugas akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan merupakan pengambilan alihan tulis atau pikiran orang lain
yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri, kecuali dalam bentuk
kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi.

Jombang 13 Agustus 2020

Saya yang menyatakan

Ambar Yuniarsih
NIM 171210005

vi
RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Nganjuk, 17 Juni 1998 dari pasangan Seno Rahmadi dan
Pangesti Rini. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara.
Pada tahun 2004 penulis lulus dari TK Pertiwi Pelem, tahun 2010 lulus
dari SD Negeri 3 Pelem Kertosono, tahun 2013 lulus dari SMP Negeri 3
Kertosono dan pada tahun 2016 penulis lulus dari SMK Farmasi Al-Kautsar
Kertosono. Pada tahun 2017 penulis melanjutkan pendidikan di STIKes Insan
Cendekia Medika Jombang dan memilih program studi Diploma III Keperawatan
dari lima program studi yang ada di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan
Cendekia Medika Jombang.
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Jombang, 17 Agustus 2020

Penulis

vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Jawaban Sebuah Keberhasilan adalah


Terus Belajar dan Jangan Putus Asa”

“Lakukanlah yang Terbaik, Kemudian Berdoalah.


Tuhan yang Akan Mengurus Sisanya”

“Jika Kamu Percaya Akan Ada Pelangi Setelah Hujan,


Maka Kamu Harus Percaya Akan Ada Kebahagiaan Setelah Perjuangan”

viii
PERSEMBAHAN

Sujud syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kasih sayang dan
karunia yang tiada batasnya untuk hamba-Mu ini. Dan kupersembahkan Karya
Tulis Ilmiah ini kepada :

My support system (Almh.Ibu Pangesti Rini, Bapak Misgiono,


Bapak Widji Santoso, Ibu Mukti Anugerah Ikanti, Ibu Supinah, Alm. Bapak
Suharno dan seluruh keluarga besarku) terimakasih telah merawat, mendidik, dan
membesarkanku hingga detik ini. Dan tak lupa untuk semua doa, semangat dan
dukungannya hingga terselesaikannya tugas akhir ini dengan mudah.

Untuk adek ku Iin dan ketiga Sepupuku (Via, Tsani, Fahira)


yang menjadi temanku dimanapun aku berada.

The best partnerku Muhammad Rizal Ma’arif terimakasih


sudah menemani dan membantuku dengan sabar,
dan tak pernah bosan mendengarkan keluh kesahku.
Semoga semesta mengiyakan.

Untuk sahabatku Efril dan Nuke Terimakasih


telah menemaniku dari dulu sampai detik ini,
serta menjadi tempat curhat dan keluh kesah kedua ku.
Sahabat until Jannah amiin.
.
Dan tak lupa untuk semua teman angkatan 2017,
khususnya D3 Keperawatan, bibier netijen, KTI oke
terima kasih untuk kenangan dan perjalanan hidup yang luar biasa ini.
Sukses selalu untuk kita semua.

Pandemi Covid-19, Terimakasih telah mengajariku arti perjuangan


di tengah keterbatasan, serta pentinganya arti koneksi internet
saat bimbingan, sidang, yudisium dan wisuda.
Tapi Alhamdulillah Tuhan tetap mengizinkan kita lulus
sesuai target yang di tentukan dan
tetap bisa membanggakan orang tua. Semangat

ix
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini. Karya Tulis Ilmiah ini saya susun dengan tujuan untuk
menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.
Terselesaikannya Proposal Penelitian ini tidak lepas dari bantuan dan
motivasi berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih saya sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini. Terutama kepada :
1. H.Imam Fatoni.S.KM,.MM selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan
Cendekia Medika Jombang atas fasilitas dan ilmu yang diberikan di kampus ini
sehingga saya bisa sampai menyelesaikan tugas karya tulis ilmiah.
2. Maharani Tri Puspitasari S.Kep.,Ns.,MM selaku ketua program studi D III
Keperawatan dan juga pembimbing utama. Terimakasih telah menjadi ibu kedua di
kampus tercinta dan terimakasih bimbingannya.
3. Afif Hidayatul A,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing anggota atas bimbingannya
dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
4. beserta seluruh civitas akademika Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia
Medika Jombang untuk semua kenangan yang luar biasa.
5. Ungkapan terima kasih saya sampaikan kepada orang tua dan keluarga atas do’a dan
dukungannya, serta sahabat dan teman-teman saya.
Saya berharap mudah-mudahan karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi saya khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya. Saya menyadari bahwa
dalam Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan untuk kesempurnaan penulisan
yang akan datang.

Jombang, 02 Februari 2020

Penulis

x
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH ..............................iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iv
SURAT PERNYATAAN ................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vii
MOTTO .........................................................................................................viii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
SINGKATAN ................................................................................................ xvii
ABSTRAK ....................................................................................................xviii
ABSTRACT ..................................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah ................................................................................. 3
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................. 3
1.4 Tujuan ................................................................................................ 3
1.5 Manfaat ............................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Stroke..................................................................................... 5
2.1.1 Definisi ................................................................................... 5
2.1.2 Etiologi ................................................................................... 5
2.1.3 Klasifikasi ............................................................................... 5
2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Vaskularisasi ke Otak ................ 6
2.1.5 Manifestasi Klinik .................................................................. 6
2.1.6 Faktor – Faktor Risiko Stroke................................................. 7

xi
2.1.7 Komplikasi .............................................................................. 7
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang .......................................................... 8
2.1.9 Penatalaksanaan ...................................................................... 8
2.1.10 Pencegahan ........................................................................... 10
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Pada Stroke Hemoragik ................... 11
2.2.1 Pengkajian ............................................................................. 11
2.2.2 Diagnosa Keperawatan (Nanda Nic Noc, 2018-2020) ......... 17
2.2.3 Rencana Tindakan Keperawatan .......................................... 17
2.2.4 Implementasi Keperawatan................................................... 19
2.2.5 Evaluasi................................................................................. 19
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 22
3.2 Batasan Istilah .................................................................................. 22
3.3 Partisipan .......................................................................................... 23
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 23
3.5 Pengumpulan Data ............................................................................ 23
3.6 Uji Keabsahan Data .......................................................................... 24
3.7 Analisa Data ..................................................................................... 25
3.8 Etik Penelitian .................................................................................. 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ................................................................................................... 26
4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data ...................................... 26
4.1.2 Pengkajian ............................................................................... 26
4.1.3 Diagnosa Keperawatan ........................................................... 32
4.1.4 Intervensi Keperawatan .......................................................... 32
4.1.5 Impelentasi Keperawatan ....................................................... 34
4.1.6 Evaluasi Keperawatan ............................................................ 36
4.2 Pembahasan ....................................................................................... 38
4.2.1 Pengkajian ............................................................................... 38
4.2.2 Diagnosa keperawatan ............................................................. 38
4.2.3 Intervensi keperawatan ............................................................ 39
4.2.4 Implementasi keperawatan ...................................................... 40

xii
4.2.5 Evaluasi keperawatan ............................................................. 41
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 42
5.2 Saran .................................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rencana Tindakan Keperawatan ..................................................... 17


Tabel 4.1 Identitas klien ................................................................................... 26
Tabel 4.2 Riwayat penyakit ............................................................................ 26
Tabel 4.3 Perubahan pola kesehatan ............................................................... 27
Tabel 4.4 Pemeriksaan fisik ............................................................................ 28
Tabel 4.5 Hasil pemeriksaan Penunjang ......................................................... 30
Tabel 4.6 Terapi Medis ................................................................................... 31
Tabel 4.7 Analisa data klien 1 dan klien 2 ....................................................... 31
Tabel 4.8 Diagnosa keperawatan klien 1 dan klien 2....................................... 32
Tabel 4. 10 Implementasi keperawatan ............................................................ 34
Tabel 4.11 Evaluasi keperawatan ..................................................................... 36

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pathway ......................... ........ .......................................................21

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1. Jadwal Kegiatan Karya Tulis Ilmiah Program Studi D3 Keperawatan ................... 47
2. Permohonan Menjadi Responden............................................................................. 48
3. Informed Consent ..................................................................................................... 49
4. Format Pengkajian Keperawatan ............................................................................ 50
5. Analisa Data ............................................................................................................. 54
6. Intervensi Keperawatan ............................................................................................ 55
7. Implementasi Keperawatan ...................................................................................... 56
8. Evaluasi Keperawatan .............................................................................................. 57
9. Surat Ijin Penelitian ................................................................................................. 58
10. Lembar Kelaikan Etik .............................................................................................. 59
11. Persetujuan Penelitian ............................................................................................. 60
12. Permohonan Menjadi Responden ............................................................................ 61
13. Permohonan menjadi Partisipan ............................................................................... 62
14. Turnitin .................................................................................................................... 64
15. Lembar Kesediaan Penguji Utama .......................................................................... 65
16. Lembar Konsul Karya Tulis Ilmiah ......................................................................... 66

xvi
SINGKATAN

ROM : Range of Motion


MAV : Malvormasi Arterio Vena
ICH : Intra Cerebral hemoraghic
PIS : Perdarahan Intra Serebri
TIK : Tekanan Intra Kranial
PSA : Perdarahan Sub Arachnoid
KB : Keluarga Berencana
HDL : High Density Lipoprotein
LDL : Low Density Lipoprotein
EKG : Elektro Kardio Grafi
CT-SCAN : Computer Tomografi Scan
MRI : Magnetic Resonance Imaging
EEG : Electro Encephalogram
USG : Ultrasonografi
PTT : Partial Tromboplastin
INR : International Normalized Ratio
BAK : Buang Air Kecil
BAB : Buang Air Besar
GCS : Glasgow Coma Scale
NOC : Nursing Outcome Classification
NIC : Nursing Intervention Classification
TTV : tanda-tanda vital
WHO : World Health Organization

xvii
ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN STROKE HEMORAGIK


DENGAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK DI RSUD BANGIL
PASURUAN DI RUANG KRISSAN

Oleh:
Ambar Yuniarsih

Stroke menjadi penyebab kematian ketiga di dunia setelah penyakit


jantung koroner dan kanker baik di ngara maju maupun negara berkembang.
Stroke hemoragik terjadi paling sering dari pecahnya aneurisma atau pembuluh
darah yang abnormal terbentuk. Tujuan penelitian ini mampu memberikan asuhan
keperawatan pada klien stroke hemoragik dengan masalah hambatan mobilitas
fisik.
Desain penelitian ini menggunakan metode studi kasus, pada 2 klien
stroke hemoragik dengan masalah hambatan mobilitas. Pengumpulan data dengan
cara wawancara, observasi, pemeriksaan fisik. Analisa data dengan cara
pengumpulan data, pengkajian data, kesimpulan Etik penelitian: surat persetujuan,
tanpa nama, kerahasiaan.
Hasil penelititian didapatkan data klien 1 mengatakan tangan dan kaki kiri
klien lemas tidak bisa digerakkan dan bibirnya sedikit perot. Kedaan umum:
lemah GCS: 4-x-6 tensi darah: 160/100 mmHg, nadi: 92 x/menit, suhu: 36 °C,
respirasi: 24 x/menit sedangkan klien 2 mengatakan tangan dan kaki kanan klien
terasa lemas tidak bisa digerakkan dan klien cedal saat berbicara. Kedaan umum:
lemah, GCS: 4-x-6, Tensi darah: 170/100 mmHg, nadi: 92 x/menit, suhu: 36,3
°C, respirasi: 24 x/menit.
Kesimpulan diharapkan dengan adanya studi kasus ini klien dan keluarga
klien dapat paham dan mengerti cara perawatan dan pengobatan pada klien
dengan tujuan untuk mempercepat proses penyembuhan serta mau melaksanakan
anjuran dokter untuk minum obat rutin.

Kata kunci: Asuhan Keperawatan, Stroke Hemoragik, Hambatan Mobilitas


Fisik.

xviii
ABSTRACT

NURSING CARE IN HEMORAGIC STROKE CLIENTS WITH PHYSICAL


MOBILITY OBSTACLES IN THE KRISSAN SPACE GENERAL
HOSPITAL BANGIL PASURUAN AREA

By:
Ambar Yuniarsih

Stroke is the third leading cause of death in the world after coronary heart
disease and cancer in both developed and developing countries. Hemorrhagic
strokes occur most often from ruptured aneurysms or abnormally formed blood
vessels. The purpose of this study was able to provide nursing care to
hemorrhagic stroke clients with physical mobility problems.
The design of this study used the case study method, in 2 hemorrhagic
stroke clients with mobility impairment problems. Data collection by interview,
observation, physical examination. Data analysis by collecting data, reviewing
data, conclusions Research ethics: approval letter, anonymous, confidentiality.
The results of the study obtained client data 1 said the client's left hand
and leg were unable to move and his lips were slightly perot. General condition:
weak GCS: 4-x-6 blood pressure: 160/100 mmHg, pulse: 92 x/minute,
temperature: 36 °C, respiration: 24 x/minute while client 2 says the client's right
hand and foot feel weak can be moved and client cedal when talking. General
condition: weak, GCS: 4-x-6, blood pressure: 170/100 mmHg, pulse: 92 x/minute,
temperature: 36.3 °C, respiration: 24 x/minute.
Conclusions are expected with this case study the client and the client's
family can understand and understand how to care and treatment of the client
with the aim to accelerate the healing process and want to carry out the doctor's
advice to take routine medicine.

Keywords: Nursing Care, Hemorrhagic Stroke, Barriers to Physical Mobilit

xix
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stroke menjadi penyebab kematian ketiga di dunia setelah penyakit

jantung koroner dan kanker baik di negara maju maupun negara berkembang

(Hasan, 2018). Stroke dibagi menjadi hemoragik dan non hemoragik. Stroke

hemoragik terjadi paling sering dari pecahnya aneurisma atau pembuluh

darah yang abnormal terbentuk (Kasuba, Ramli, & Nasrun, 2019). Hambatan

mobilitas fisik dapat memengaruhi sistem tubuh, seperti perubahan pada

metabolisme tubuh, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, gangguan dalam

kebutuhan nutrisi, gangguan fungsi gastrointestinal, perubahan sistem

pernafasan, perubahan kardiovaskular, perubahan sistem muskuloskeletal,

perubahan kulit, perubahan eliminasi (Manurung, 2018).

WHO menyatakan setiap tahunnya terdapat sekitar 800,000 kasus

stroke baru dan sekitar 130,000 orang meninggal akibat stroke di Amerika

Serikat. Stroke hemoragik menjadi penyebab kematian dari 5,7 juta jiwa

diseluruh dunia dan diperkirakan meningkat menjadi 6,5 juta penderita, dan

di Indonesia sendiri angka kejadian tiap tahunnya terserang stroke dengan

insiden 12,1 % (Kasuba et al., 2019). Prevalensi stroke di Jawa Timur sebesar

16 per 1000 penduduk (Susanti & Bistara, 2019). Laporan data di RSUD

Bangil tahun 2017, jumlah kasus stroke adalah 1384 pasien, 762 dengan

stroke infark, 552 stroke perdarahan, dan 70 pasien dengan stroke not spesifik

infark atau perdarahan. Kasus stroke di ruang HCU RSUD Bangil menempati

1
2

urutan pertama pada daftar 10 besar diagnosa terbanyak. Laporan data di

RSUD Bangil pada bulan januari-maret 2018 jumlah pasien stroke sebesar

281 dari 1023 pasien. Pasien stroke hemoragik berjumlah 160 dan stroke

infark berjumlah 121 orang (Damayanti et al., 2018). Peningkatan penderita

stroke terjadi pada tahun 2019, dimana pada bulan Oktober – Desember 2019

jumlah penderita stroke sebesar 312 dengan stroke hemoragik sejumlah 227

pasien (Rekam Medik RSUD Bangil, 2019)

Penyebab stroke hemoragik antara lain: hipertensi, pecahnya aneurisma,

malformasi arteri venosa. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau

saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya

menurun. Perdarahan tersebut menyebabkan gangguan serabut saraf otak

melalui penekanan struktur otak dan juga oleh hematom yang menyebabkan

iskemia pada jaringan sekitarnya. Peningkatan tekanan intrakranial pada

gilirannya akan menimbulkan herniasi jaringan otak dan menekan batang otak

sehingga terjadi penurunan kesadaran (Kasuba et al., 2019). Penatalaksanaan

stroke hemoragik dapat dibagi menjadi penatalaksanaan medis dan

keperawatan. Posisi head up juga dapat digunakan untuk mensupport

tindakan keperawatan yang diberikan. Elevasi kepala 30° dapat meningkatkan

saturasi oksigen pada pasien stroke hemoragik (Hasan, 2018). Salah satu

tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah mobilisasi pasien stroke

hemoragik adalah dengan pemberian range of motion (ROM). Range Of

Motion (ROM) memiliki pengaruh terhadap kekuatan otot pada pasien stroke

karena setiap responden mengalami peningkatan skala kekuatan otot setelah

dilakukan ROM dengan cara menggenggam bola (Susanti & Bistara, 2019).
3

1.2 Batasan Masalah

Asuhan Keperawatan pada Klien Stroke hemoragik dengan masalah

Hambatan Mobilitas Fisik di RSUD Bangil Pasuruan.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana memberikan Asuhan Keperawatan pada Klien Stroke

hemoragik dengan Masalah Hambatan Mobilitas Fisik di RSUD Bangil

Pasuruan?

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien stroke hemoragik

dengan masalah hambatan mobilitas fisik di RSUD Bangil Pasuruan.

1.4.2 Tujuan Khusus

Melakukan pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan,

perencanaan keperawatan, tindakan keperawatan, evaluasi keperawatan

pada klien stroke hemoragik dengan masalah hambatan mobilitas fisik di

RSUD Bangil Pasuruan.

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil studi kasus ini diharapkan dapat memberikan gambaran dalam

mengembangkan ilmu keperawatan medikal bedah khususnya asuhan

keperawatan pada pasien stroke hemoragik dengan masalah hambatan

mobilitas fisik.
4

1.5.2 Manfaat Praktis

Asuhan keperawatan ini dapat dijadikan sebagai pedoman bagi

perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien stroke

hemoragik dengan masalah hambatan mobilitas fisik.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Stroke

2.1.1 Definisi

Stroke hemoragik adalah perdarahan ke dalam jaringan otak atau

perdarahan subarachnoid, yaitu ruang sempit antara permukaan otak dan

lapisan jaringan yang menutupi otak. Stroke ini merupakan jenis stroke yang

paling mematikan dan merupakan sebagian kecil dari keseluruhan stroke

yaitu sebesar 10-15% untuk perdarahn intraserebrum dan sekitar 5% untuk

perdarahan subarachnoid (Felgin, V., 2017).

2.1.2 Etiologi

Terdapat banyak faktor yang berperan dalam menentukan seseorang

terkena stroke atau tidak. Menurut Magistris, (2018) faktor tersebut

diantaranya adalah :

1. Usia

2. Hipertensi

3. Riwayat stroke sebelumnya

4. Alkohol

5. Narkoba

2.1.3 Klasifikasi

Berdasarkan jenisnya stroke hemoragik dibagi menjadi 2 (Juwono,

2016). yaitu :

1. Perdarahan Intra Serebri (PIS).

2. PerdarahanSubarakhnoid(PSA)

5
6

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Vaskularisasi ke Otak

Mc. Henry 1976 dalam Price (1995) telah mencoba memisahkan

faktor-faktor yang mengatur sirkulasi serebral menjadi faktor ekstrinsik

(ekstrakranial) dan Intrinsik (intrakranial) sebagai berikut :

1. Faktor Ekstrinsik :

1) Tekanan darah sistemik

2) Fungsi kardiovaskuler

3) Viskositas darah

2. Faktor Intrinsik

1) Mekanisme autoregulasi serebral yang mempunyai hubungan dengan

tekanan perfusi serebral

2) Pembuluh darah serebral

3) Tekanan cairan otak atau intrakranial

2.1.5 Manifestasi Klinik

Manifestasi klinis Stroke Hemoragik menurut Misbach (2016) antara

lain :

1. Kehilangan Motorik

2. Kehilangan Komunikasi

3. Gangguan Persepsi

4. Kerusakan Fungsi Kognitif dan Efek Psikologi

5. Disfungsi Kandung Kemih

6. Vertigo, mual, muntah, nyeri kepala, terjadi karena peningkatan tekanan

intrakranial, edema serebri


7

2.1.6 Faktor – Faktor Risiko Stroke

Faktor resiko dari stroke dibagi menjadi 2 yaitu faktor yang dapat di

kendalikan dan faktor yang tidak dapat di kendalikan (Purwani, 2017).

1. Faktor yang tidak dapat di kendalikan

1) Usia

2) Jenis kelamin

3) Riwayat keluarga

4) Ras

2. Faktor yang dapat di kendalikan yaitu :

a. Hipertensi

b. Dyslipidemia

c. Diabetes militus

d. Kelainan jantung

e. Merokok

f. Aktivitas fisik

(Purwani, 2017).

2.1.7 Komplikasi

Komplikasi stroke menurut Sudoyo (2017) meliputi :

1. Hipoksia serebra

2. Penurunan aliran darah serebral

3. Luasnya area cidera

4. Distritmia dapat mengakibatkan curah jantung tidak konsisten dan

penghentian trombus lokal.

2.1.8 Pemeriksaan Penunjang

Beberapa pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan untuk


8

memastikan penyebab stroke ringan antara lain (Purwani, 2017).

1. Radiologi

2. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

3. Electro Encephalogram (EEG)

4. Ultrasonografi Doppler (USG Doppler)

5. Angiografi Serebri

6. Laboratorium

a. Pemeriksaan Darah Lengkap

b. Tes Darah Koagulasi

c. Tes Kimia Darah

(Robinson, 2017).

2.1.9 Penatalaksanaan

1. Penanganan Medis (Brunner & Suddarth, 2016)

a. Rekombinan aktivator plasminogen jaringan (t-PA), kecuali

dikontraindikasikan, pantau perdarahan

b. Penatalaksanaan peningkatan tekanan intrakranial (TIK) : diuretik

osmotik, pertahankan PaCO2 pada 30 sampai 35 mmHg, posisi

untuk mencegah hipoksia (tinggikan kepala tempat tidur untuk

meningkatkan drainase vena dan menurunkan TIK yang

meningkat).

c. Kemungkinan hemikraniektomi untuk mengatasi peningkatan TIK

akibat edema otak pada stroke yang sangat luas.

d. Intubasi dengan slang endotrakeal untuk menetapkan kepatenan

jalan nafas, jika perlu.

e. Pantau hemodinamika secara kontinu (target tekanan darah tetap


9

kontroversial bagi pasien yang tidak mendapatkan terapi

trombolitik; terapi antihipertensi dapat ditunda kecuali tekanan

darah sistolik melebihi 220 mmHg atau tekanan darah diastolik

melebihi 120 mmHg).

f. Pengkajian neurologis untuk menentukan apakah stroke

berkembangdan apakah terdapat komplikasi akut lain yang sedang

terjadi.

2. Penanganan Komplikasi (Brunner & Suddarth, 2016)

a. Penurunan aliran darah serebral : perawatan pulmonal,

pemeliharaan kepatenan jalan napas dan berikan suplemen oksigen

sesuai kebutuhan.

b. Pantau adanya infeksi saluran kemih, disritmia jantung dan

komplikasi berupa mobilisasi.

3. Penanganan Farmakologi (Purwani, 2017)

a. Antikoagulan

b. Warfarin

c. Antiplatelet

d. Aspirin

e. KlopidogreAspirin – dipiridamol

f. Fibrinolitik

a. r-TPA (recombinan tisuue plasminogen activator / alteplase)

b. Streptokinase

g. Obat Antihipertensi

a. Captopril

b. Lisinopril
10

c. Hidroklorotiazid

h. Obat Antidiabetes

a. Metformin

b. Akarbose

i. Obat Antidislipidemia

a. Simvastatin

b. Atorvastatin

2.1.10 Pencegahan

Dalam upaya pencegahan stroke berulang maka hal – hal yang perlu

dilakukan yaitu (Purwani, 2017) :

1. Hindari faktor risiko dengan melakukan aktivitas fisik, konsumsi sayur

dan buah, memeriksa kesehatan berkala

2. Pemeriksaan rutin bagi anda yang memiliki keluarga dengan riwayat

stroke

3. Tatalaksana faktor risiko stroke dengan baik : menurunkan TD : 10

mmHg – risiko stroke turun 1/3

4. Pemberian obat-obatan : aspirin, statin, darah tinggi, warfarin

5. Perawatan paripurna pasien stroke

6. Berhenti merokok

7. Lakukan olahraga secara rutin

8. Kurangi konsumsi garam terlalu banyak

9. Hentikan terapi hormon

10. Kurangi stres dan istirahat yang cukup

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Pada Stroke Hemoragik

Menurut Tarwoto (2018) pengkajian keperawatan pada pasien Stroke


11

Hemoragik meliputi :

2.2.1 Pengkajian

1. Anamnesis

2. Keluhan Utama

3. Riwayat Penyakit Sekarang

4. Riwayat Penyakit Dahulu

5. Riwayat Penyakit Keluarga

6. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum : Lemah

b. Tanda Tanda Vital

1) Tekanan Darah

2) Nadi

3) Suhu

4) Pernafasan

5) Pemeriksaan Fisik Head to Toe

a) Kepala

Inspeksi : Biasanya tidak ditemukan masalah

b) Muka

Inspeksi : Umumnya tidak simetri, bell’s palsy, wajah pucat, alis

mata simetris,

c) Mata

Inspeksi : Biasanya konjungtiva tidak anemis, sklera tidak

ikterik, pupil isokor, kelopak mata tidak odem.

d) Telinga

Inspeksi : Biasanya telinga sejajar kanan dan kiri


12

e) Hidung

Inspeksi : Biasanya simetris kanan dan kiri, tidak ada pernafasan

cuping hidung.

f) Mulut dan Faring

Inspeksi : Biasanya pada pasien apatis, sopor, soporos coma

hingga coma akan mengalami masalah bau mulut, gigi

kotor,mukoso bibir kering.

g) Leher

Inspeksi : Biasanya pada pasien stroke hemoragik mengalami

gangguan menelan

h) Thorax

a. Paru

Inspeksi : simetris kanan dan kiri

Palpasi : vocal vremitus sama antara kanan dan kiri

Perkusi : biasanya bunyi normal (sonor)

Auskultasi : biasanya bunyi normal (vesikuler)

b. Jantung

Inspeksi : biasanya ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : biasanya ictus cordis teraba Perkusi

: biasanya batas jantung normal

Auskultasi : biasanya bunyi normal (vesikuler)

i) Abdomen

Inspeksi : biasanya simetris, tidak ada asites

Auskultasi : biasanya bising usus tidak terdengar

Palpasi : biasanya tidak ada pembesaran hepar


13

Perkusi : biasanya terdapat suara tympani

j) Sistem Integumen

Jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika

kekurangan cairan maka turgor akan jelek. Di samping itu perlu

juga di kaji tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah yang

menonjol karena klien Stroke Hemoragik Bleeding harus bed

rest 2-3 minggu.

k) Ekstremitas

Atas dan bawah : Keadaan rentang gerak biasanya terbatas, CRT

biasanya normal yaitu < 2 detik.

l) Genetalia dan sekitarnya

Terkadang terdapat inkontenensia atau retensio urinStatus

Neurologis

a. Tingkat Kesadaran

Biasanya pada pasien stroke memiliki tingkat kesadaran

samnolen, apatis, soporos coma, hingga coma dengan

GCS<12 pada awal terserang stroke. Sedangkan pada saat

pemulihan biasanya memiliki tingkat kesadaran letargi dan

composmetis dengan GCS 13-15.

b. Uji Saraf Cranial

1. Nervus I (Olfaktorius) : Biasanya ada masalah pada

penciuman, kadang ada yang bisa menyebutkan bau yang

diberikan perawatan, namun ada juga yang tidak, dan

biasanya ketajaman penciuman antara kiri dan kanan

berbeda.
14

2. Nervus II (Optikus) : Gangguan hubungan visual parsial

sering terlihat pada pasien dengan hemiplegia kiri. Pasien

mungkin tidak dapat memakai pakaian tanpa bantuan

karena ketidakmampuan untuk mencocokan pakaian ke

bagian tubuh. Biasanya lapang pandang baik 90o , visus

6/6.

3. Nervus III (Okulomotoris) : biasanya diameter pupil

2mm/2mm, kadang pupil isokor dan anisokor, palpebra

dan reflek kedip biasanya dapat dinilai jika pasien dapat

membuka mata.

4. Nervus IV (Toklearis) : biasanya pasien dapat mengikuti

arah tangan perawat ke atas dan bawah

5. Nervus V (Trigeminus) : biasanya pasien bisa

menyebutkan lokasi usapan, dan pada pasien koma ketika

bagian kornea mata diusap dengan kapas halus maka klien

akan menutup kelopak mata.

6. Nervus VI (Abdusen) : biasanya pasien dapat mengikuti

tangan perawat ke kanan dan kiri

7. Nervus VII (Fasialis) : biasanya lidah dapat mendorong

pipi kiri dan kanan, bibir simetris dan dapat menyebutkan

rasa manis dan asin.

8. Nervus VIII (Auskustikus) : biasanya pasien kurang bisa

mendengarkan gesekan jari dari perawat tergantung

dimana lokasi kelemahan dan pasien hanya dapat

mendengar jika suara keras dan dengan artikulasi yang


15

jelas

9. Nervus IX (Glosofaringeus) : biasanya ovule yang

terangkat tidak simetris, mencong ke arah bagian tubuh

yang lemah, dan pasien dapat merasakan asam dan pahit.

10. Nervus X (Vagus) : Kemampuan menelan tidak baik,

kesukaran membuka mulut

11. Nervus XI (Asesorius) : biasanya pasien stroke hemoragik

tidak dapat melawan tahanan pada bahu yang diberikan

perawat.

12. Nervus XII (Hipoglosus) : biasanya pasien dapat

menjulurkan lidah dan dapat di gerakkan ke kanan dan

kiri, namun artikulasi kurang jelas saat bicara.

c. Fungsi motorik

Hampir selalu terjadi kelumpuhan / kelemahan pada

salah satu sisi tubuh.

1) Fungsi sensorik

Dapat terjadi hemihipestesi

2) Reflek fisiologis

Pada pemeriksaan siku, biasanya saat siku diketuk tidak

ada respon apa-apa dari siku, tidak fleksi maupun ekstensi

(reflek bisep (-)) dan pada pemeriksaan trisep respon tidak

ada fleksi dan supinasi (reflek trisep (-)).

3) Reflek patologis

4) Reflek hoffman tromer biasanya jari tidak mengembang

ketika diberi reflek (reflek hoffman tromer (+))


16

1) Pada saat telapak kaki digores biasanya jari tidak

mengembang (reflek babinsky (+))

2) Pada saat dorsum pedis digores biasanya jari kaki juga

tidak berespon (reflek caddok (+))

3) Pada saat tulang kering digurut dari atas ke bawah

biasanya tidak ada respon fleksi atau ekstensi (reflek

openheim (+))

4) Pada saat dilakukan reflek patella biasanya femur

tidak bereaksi saat diketukkan (reflek patella (+))

1. Pola Fungsi Kesehatan

(Menurut Doengos, Mary, & Mur, 2017)

1) Aktivitas / Istirahat

2) Sirkulasi

3) Integritas ego

4) Eliminasi

5) Makanan / Cairan

6) Neurosensori

7) Nyeri / Kenyamanan

8) Pernapasan

9) Keamanan

10) Interaki Sosial

11) Penyuluhan / Pembelajaran

12) Pertimbangan Discharge Planning

2.2.2 Diagnosa Keperawatan (Nanda Nic Noc, 2018-2020)

1. Hambatan mobilitas fisik b.d hemiparesis, kehilangan keseimbangan


17

dan koordinasi, spastisitas, dan cedera otak

2. Hambatan komunikasi verbal b.d penurunan fungsi otot facialis

3. Kerusakan integritas kulit b.d luka dekubitus

4. Risiko jatuh b.d perubahan ketajaman penglihatan

2.2.3 Rencana Tindakan Keperawatan

Tabel 2.1 Rencana Tindakan keperawatan

Diagnosa NOC NIC


Hambatan mobilitas fisik 1. Joint Movement Exercise therapy :
Berhubungan dengan : : Active ambulation
1. Gangguan metabolisme 2. Mobility Level 1. Monitoring vital sign

sel sebelum/sesudah latihan


3. Self care :
dan lihat respon pasien
2. Keterlambatan ADLs
saat latihan
perkembangan 4. Transfer
2. Konsultasikan dengan
3. Pengobatan performance
terapi fisik tentang
4. Kurang support Setelah dilakukan rencana ambulasi sesuai
lingkungan tindakan dengan kebutuhan
5. Keterbatasan ketahan keperawatan 3. Bantu klien untuk
kardiovaskuler selama….hambatan menggunakan tongkat
6. Kehilangan integritas mobilitas fisik saat berjalan dan cegah
struktur tulang teratasi dengan terhadap cedera
7. Terapi pembatasan gerak kriteria hasil: 4. Kaji kemampuan pasien

8. Kurang pengetahuan a. Klien dalam mobilisasi


5. Latih pasien dalam
tentang kegunaan meningkat
pemenuhan kebutuhan
pergerakan fisik dalam aktivitas
ADLs secara mandiri
9. Indeks massa tubuh diatas fisik
sesuai kemampuan
75 tahun percentil sesuai b. Mengerti tujuan
6. Berikan alat Bantu jika
dengan usia dari klien memerlukan.
10. Kerusakan persepsi peningkatan 7. Ajarkan pasien
sensori mobilitas bagaimana merubah
11. Tidak nyaman, nyeri c. Memverbalisasi posisi dan berikan
18

12. Kerusakan kan perasaan bantuan jika diperlukan


muskuloskeletal dan dalam
neuromuskuler meningkatkan
13. Intoleransi kekuatan dan
aktivitas/penurunan kemampuan
kekuatan dan stamina berpindah
14. Depresi mood atau cemas d. Memperagakan
15. Kerusakan kognitif penggunaan alat
16. Penurunan kekuatan otot, Bantu untuk
kontrol dan atau masa mobilisasi
17. Keengganan untuk (walker)
memulai gerak
18. Gaya hidup yang menetap,
tidak digunakan,
deconditioning
19. Malnutrisi selektif atau
umum
DO:
1. Penurunan waktu reaksi
2. Kesulitan merubah posisi
3. Perubahan gerakan
(penurunan untuk
berjalan, kecepatan,
kesulitan memulai
langkah pendek)
4. Keterbatasan motorik
kasar dan halus
5. Keterbatasan ROM
6. Gerakan disertai nafas
pendek atau tremor
7. Ketidak stabilan posisi
selama melakukan ADL
19

8. Gerakan sangat lambat


dan tidak terkoordinasi

2.2.4 Implementasi Keperawatan

Menurut Kozier, dkk (2017) dalam Deden Derrmawan (2017), dalam

implementasi tindakan keperawatan memerlukan beberapa pertimbangan,

antara lain :

1. Individualisme klien, dengan mengkomunikasikan makna dasar dari

suatu implementasi keperawatan yang akan dilakukan.

2. Melibatkan klien dengan mempertimbangkan energi yang dimiliki,

penyakitnya, hakikat stressor, keadaan psikososiokultural, pengertian

terhadap penyakit dan intervensi.

3. Pencegahan terhadap komplikasi yang mungkin terjadi.

4. Mempertahankan kondisi tubuh agar penyakit tidak menjadi lebih parah

serta upaya peningkatan kesehatan.

5. Upaya rasa aman dan bantuan kepada klin dalam memenuhi

kebutuhannya.

6. Penampilan perawat dan bijaksana dari segala kegiatan yang dilakukan

pada klien.

2.2.5 Evaluasi

Evaluasi dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan SOAP:

S : Data subyektif

Adalah perkembangan keadaan yang didasarkan pada apa yang

dirasakan, dikeluhkan, dan dikemukakan klien.

O : Data Obyektif
20

Perkembangan yang bisa diamati dan diukur oleh perawat atau tim

kesehatan yang lain

A : Analisis

Penilaian dari kedua jenis data (baik subjektif maupun objektif)

apakah berkembang kea rag perbaika atau kemunduran.

P : Perencanaan

Rencana penanganan klien yang didasarkan pada hasil analisi diatas

yang berisi melanjutkan perencanaan sebelumnya apabila keadaan atau

masalah belum teratasi (Wahyuni, Sri Nurul, 2016)


21

PATHWAY

Hipertensi

Ruptur pembuluh darah serebral

Hemoragik serebral

Penambahan massa

TIK ↑

Kompresi

Menekan jaringan otak


Pada serebrum

Gangguan Gangguan . Gangguan


fungsi motorik bicara persepsi
sensori

Kelemahan
Kelemahan Disfasia
anggota
Anggota disartria Penglihatan ↓
gerak
Gerak Peraba ↓
Pendengaran ↓
Pengecapan ↓
Hemiplegi Gangguan
komunikasi
verbal
Perubahan
Gangguan nutrisi:
mobilitas fisik kurang dari
kebutuhan
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus yang

menjadi pokok bahasan penelitian ini adalah digunakan untuk mengeksplorasi

masalah asuhan keperawatan pada klien stroke hemoragik dengan masalah

hambatan mobilitas fisik di RSUD Bangil Pasuruan.

3.2 Batasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam memahi judul penelitian, maka

peneliti sangat perlu memberikan batasan istilah yang digunakan dalam

penelitian ini sebagai berikut :

1. Asuhan keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan

terorganisasi dalam pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan pada

reaksi dan respon unik individu pada suatu kelompok dan perseorangan

terhadap gangguan kesehatan yang dialami, baik aktual maupun potensial.

2. Klien adalah individu yang mencari atau menerima perawatan medis. Klin

dalam studi kasus ini adalah 2 klien dengan diagnosa medis dan masalah

keperawatan yang sama.

3. Stroke merupakan penyakit yang disebabkan karena adanya gangguan

sirkulasi ke otak.

4. Hambatan mobilitas fisik adalah ketidakmampuan seseorang untuk

melakukan pergerakan pada ekstremitas.

22
23

3.3 Partisipan

Partisipan adalah sejumlah orang yang turut berperan serta dalam suatu

kegiatan, keikutsertaan dan peran serta. Subyek yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 2 klien:

1. 2 klien yang mengalami stroke hemoragik

2. 2 klien yang mengalami hambatan mobilitas fisik

3. 2 klien yang dirawat di RSUD Bangil Pasuruan

4. 2 klien dan keluarga yang bersedia untuk dilakukan penelitian studi kasus

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.4.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruang Krissan RSUD Bangil yang

beralamat di jl. Raya Raci Bangil Pasuruan.

3.4.2 Waktu Penelitian

Penelitian dimulai pada bulan Februari 2020.

3.5 Pengumpulan Data

Agar dapat diperoleh data yang sesuai dengan permasalahan dalam

penelitian ini, sangatlah diperlukan teknik mengumpulkan data. Adapun

teknik tersebut adalah :

1. Wawancara adalah percakapan yang bertujuan, biasanya anatara dua

orang yang diarahkan oleh seorang dengan maksud memperoleh

keterangan. Dalam studi kasus ini, peneliti menggunakan 2 jenis

wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara langsung dengan klien) dan

aloanamnesa (wawancara dengan keluarga klien).

2. Observasi dan Pemeriksaan Fisik

Observasi merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh


24

perhatian untuk menyadari adanya rangsangan. Pengamatan dapat

dilakukan dengan seluruh alat indera, tidak terbatas hanya pada apa yang

dilihat (Saryono, 2013 dalam Muhklis 2016). Alasan peneliti melakukan

observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistis perilaku atau

kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti

perilaku manusia dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran

terhadap aspek tertentu untuk melaksanakan umpan balik terhadap

pengukuran tersebut. Pemeriksaan fisik pada studi kasus ini

menggunakan pendekatan haad to toe pada sistem tubuh klien.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah kegiatan mencari data atau variabel dari

sumber berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Yang diamati dalam studi

dokumentasi adalah benda mati (Suryono, 2013 dalam Muhklis 2016).

Dalam studi kasus ini menggunakan studi dokumentasi berupa catatan

hasil data rekam medis, revie literatur dan pemeriksaan diagnostik dan

data lain yang relevan.

3.6 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data atau

informasi yang diperoleh dalam penelitian sehingga menghasilkan data

dengan validitas tinggi. Disamping integritas peneliti (karena peneliti menjadi

instrumen utama), uji keabsahan data dilakukan dengan:

1. Memperpanjang waktu pengamatan / tindakan


25

2. Sumber informasi tambahan di dapatkan dari tiga sumber data utama yaitu

pasien, perawat dan keluarga pasien yang berkaitan dengan masalah yang

di teliti.

3.7 Analisa Data

Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi

dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya diinterpretasikan

oleh peneliti dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan

rekomendasi dalam intervensi tersebut (Tri, 2015 dalam Muhklis).

3.8 Etik Penelitian

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian, mengingat penelitian berhubungn langsung dengan

manusia, maka segi penelitian harus di perhatikan. Masalah etika yang harus

di perhatikan antara lain:

1. Infomed consent (Persetujuan

2. Anonomity (tanpa nama)

3. Confidentality (kerahasiaan)
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Pengambilan data pada studi kasus ini di Ruang Krissan RSUD Bangil

Jl. Raya Raci-Bangil, Balungbendo, Masangan, Bangil, Pasuruan.

4.1.2 Pengkajian

Tabel 4.1 Identitas klien


Identitas Klien Klien 1 Klien 2
Nama Ny. C Ny. D
Umur 52 tahun 55 tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga
Alamat Kersikan, Bangil Manaruwi, Bangil
Jenis kelamin Perempuan Perempuan
No RM 432xxx 527xxx
Diagnosa masuk Stroke Hemoragik Stroke Hemoragik
Tanggal MRS 09 Maret 2020 10 Maret 2020
Tanggal pengkajian 10 Maret 2020 10 Maret 2020
Sumber: Data primer, 2020

Tabel 4.2 Riwayat Penyakit


Riwayat Klien 1 Klien 2
Penyakit
Keluhan Klien mengatakan tangan dan Klien mengatakan tangan dan
Utama kaki kiri klien lemas tidak bisa kaki kanan klien terasa lemas
digerakkan dan bibirnya sedikit tidak bisa digerakkan dan klien
perot cedal saat berbicara
Riwayat Klien mengatakan saat Klien mengatakan saat
Penyakit berbelanja dipasar dengan memasak tiba-tiba klien
Sekarang anaknya tiba-tiba klien merasa merasa lemas pusing dan tidak
pusing, lalu tidak sadarkan diri. sadarkan diri. Kelurga klien
Kelurga klien mengatakan saat mengatakan sebelum kejadian
kejadian itu klien juga kejang- ini klien priksa dan tensinya
kejang. Akhirnya klien dibawa tinggi 180/100 mmHg.
ke RSUD Bangil. Setalah Akhirnya klien dibawa ke
dipriksa dokter menganjurkan RSUD Bangil. Setalah dipriksa
klien untuk dirawat inap dokter menganjurkan klien

26
27

untuk dirawat inap


Riwayat Klien mengatakan mempunyai Klien mengatakan mempunyai
penyakit riwayat hipertensi sejak 2 riwayat hipertensi sejak 4
dahulu tahun yang lalu. tahun yang lalu.
Riwayat Keluarga klien mengatakan Keluarga klien mengatakan
Keluarga tidak memiliki riwayat tidak memiliki riwayat
penyakit seperti yang diderita penyakit seperti yang diderita
klien saat ini klien saat ini
Riwayat Klien mengatakan menerima Klien mengatakan sedih
Psikososia dengan ikhlas atas saatnya saat menderita sakit seperti ini
l ini dan berharap cepat sembuh tetapi berusaha ikhlas dan
berharap cepat sembuh
Sumber: Data primer, 2020

Tabel 4.3 Perubahan Pola Kesehatan


Perubahan Klien 1 Klien 2
Pola Kesehatan
Nutrisi dan Di rumah: klien mengatakan Di rumah: klien mengatakan
cairan makan 3x/hari dengan nasi, makan 3x/hari dengan
sayur, lauk pauk. Minum 6- nasi,sayur,lauk. Minum 5-6
7 gelas/hari. gelas/hari

Di RS: diit lunak tinggi Di RS: diit lunak tinggi


protein rendah karbohidrat, protein rendah karbohidrat,
porsi yang disajikan tidak porsi yang disajikan tidak
dihabiskan oleh klien. dihabiskan oleh klien. Minum
Minum air mineral ± 1-2 air mineral ± 1-2 gelas/hari
gelas/hari

Istirahat atau Di rumah: klien mengatakan Di rumah: klien mengatakan


tidur malam ± 8 jam klien malam ± 9 jam jam klien
mengatakan mengatakan

Di RS: klien mengatakan Di RS: klien mengatakan


tidur ± 4 jam klien merasa tidur ± 5 jam klien sering
tidak nyaman dan sering terbangun karena rame
terbangun pengunjung

Eliminasi Di rumah: klien Di rumah: BAB 1x/hari


mengatakan BAB 1x/hari konsistensi lunak warna
konsistensi lunak warna kuning BAK 3-4x/hari warna
kuning, BAK 4-5x/hari kuning jernih bau khas
warna kuning jernih bau amoniak.
khas amoniak

Di RS: klien mengatakan Di RS: klien mengatakan


belum BAB. BAK ± belum BAB. BAK ± 700cc/
750cc/24jam dengan dower 24 jam dengan dower cateter
28

cateter warna kuning Keruh warna kecolatan bau khas


bau khas amoniak amoniak

Personal Di rumah: klien mengatakan Di rumah: klien mengatakan


hygiene mandi 2x/hari pagi dan sore, mandi 2x/hari pagi dan sore,
mengganti pakaian 2x/hari mengganti pakaian 2x/hari
pagi dan sore, keramas pagi dan sore, keramas
3x/minggu, sikat gigi 3x/minggu, sikat gigi 3x/hari
3x/hari pagi dan sore serta pagi dan sore serta setelah
setelah makan makan

Di RS: klien mengatakan Di RS: klien mengatakan


hanya diseka oleh keluarga hanya diseka oleh keluarga
1x/hari, mengganti pakaian 1x/hari, mengganti pakaian
1x/hari, tidak keramas dan 1x/hari, tidak keramas dan
sikat gigi 1x/hari tidak sikat gigi hanya kumur-
kumur
Aktivitas Di rumah: klien Di rumah: klien mengatakan
mengatakan tidak bekerja tidak bekerja hanya sebagai
hanya sebagai ibu rumah ibu rumah tangga melakukan
tangga melakukan aktivitas aktivitas secara mandiri
secara mandiri
Di RS: klien mengatakan
Di RS: klien mengatakan hanya bedrest diatas tempat
hanya bedrest diatas tempat tidur, semua aktivitas dibantu
tidur, semua aktivitas oleh keluarga
dibantu oleh keluarga
Sumber: Data primer, 2020

Tabel 4.4 Pemeriksaan Fisik


Observasi Klien 1 Klien 2
Keadaan umum Keadaan umum : lemah Keadaan umum : lemah
Kesadaran : composmentis Kesadaran :composmentis
GCS : 4x6 GCS : 4x6
TTV TTV
TD : 170/100 mmHg TD : 180/100 mmHg
N : 94x/menit N : 96x/menit
S : 36,2°C S : 36,7°C
RR : 24 x/menit RR : 26 x/menit
Pemerikssan
Fisik
Kepala Inspeksi : bentuk kapala Inspeksi : bentuk kepala
simetris, rambut ikal dan simetris, rambut lurus dan
kotor beruban
Palpasi : tidak ada Palpasi : tidak ada benjolan
benjolan dan tidak ada dan tidak ada nyeri tekan
nyeri tekan
Mata Inspeksi : mata simetris, Inspeksi : mata simetris,
29

alis tipis, pupil isokor, alis tipis, pupil isokor,


sclera normal, konjungtiva sclera normal, konjungtiva
pucat pucat

Hidung Inspeksi : bentuk simetris, Inspeksi : bentuk simetris,


tidak ada peradangan, tidak ada peradangan, tidak
tidak ada polip, tidak ada ada polip, tidak ada sekret,
sekret, ada pernafasan ada pernafasan cuping
cuping hidung hidung
Palpasi : tidak ada Palpasi : tidak ada benjolan
benjolan dan tidak ada dan tidak ada nyeri tekan
nyeri tekan

Mulut Inspeksi : mukosa bibir Inspeksi : mukosa bibir


kering, gigi kotor, tidak kering, gigi kotor, tidak
terdapat perdarahan gusi, terdapat perdarahan gusi,
lidah kotor, tidak terdapat lidah kotor, tidak terdapat
pembesaran tonsil pembesaran tonsil

Leher Inspeksi : bentuk simetris Inspeksi : bentuk simteris


tidak ada lesi tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada Palpasi : tidak ada benjolan,
benjolan, tidak terdapat tidak terdapat pembesaran
pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar tiroid, tidak
tidak terdapat nyeri tekan terdapat nyeri tekan

Paru Inpeksi : pergerakan dada Inpeksi : pergerakan dada


simetris, RR 24 x/menit simetris, RR 26 x/menit
Palpasi : tidak terdapat Palpasi : tidak terdapat
nyeri tekan nyeri tekan
Perkusi : suara paru sonor Perkusi : suara paru sinor
(kiri dan kanan) (kiri dan kanan)
Auskultasi : suara nafas Auskultasi : suara nafas
vesicular vesicular

Jantung Inspeksi dan palpasi : Inspeksi dan palpasi :


denyutan apeks terlihat denyutan apeks terlihat
Perkusi : tidak ada Perkusi : tidak ada
pembesaran jantung pembesaran jantung
Auskultasi : bunyi jantung Auskultasi : bunyi jantung
S1dan S2 normal, tidak S1dan S2 normal, tidak ada
ada bunyi tambahan bunyi tambahan

Abdomen Inspeksi : bentuk simetris, Inspeksi : bentuk simetris,


tidak terdapat asites tidak terdapat asites
Palpasi : tidak ada nyeri Palpasi : tidak ada nyeri
tekan, Perkusi : timpani tekan, Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus 10 Auskultasi : bising usus 12
30

x/menit x/menit

Ekstermitas Inspeksi : bentuk simetris Inspeksi : bentuk simetri


Palpasi : tidak ada oedem, Palpasi : tidak ada oedem,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada nyeri tekan,
hemiparesis pada tangan hemiparesis pada tangan
dan kaki kiri dan kaki kanan
Kekuatan tonus otot Kekuatan tonus otot

Genetalia Inspeksi : terpasang Inspeksi : terpasang kateter


kateter urine urine

Sumber: Data primer, 2020

Tabel 4.5 Hasil Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan Klien 1 Klien 2 Nilai normal
(09 Maret 2020) (10 Maret
2020)
Darah Lengkap
Leukosit (WBC) 17,23 14,27 3,70-10,1
Neutrofil 4,6 4,3
Limfosit 1,7 2,8
Monosit 1,0 0,7
Eosinofil 0,1 0,2
Basofil 0,1 0,1
Neutrofil % H 89,2 68,2 39,3-73,7
Limfosit % 24,2 H 17,4 18,0-48,3
Monosit % H 15,8 6,3 4,40-12,7
Eosinofil % L 0,5 3,2 0,600-7,30
Basofil % H 1,8 0,9 0,00-1,70
Eritrosit (RBC) L 1,234 L 4,125 4,6-6,2
Hemoglobin L 4,31 L 6,23 12,0-16,0
(HGB)
Hematokrit L 14,14 L 16,27 40-54
(HCT)
MCV 83,27 L 63,60 81,1-96,0
MCH L 24,53 L 21,50 27,0-31,2
MCHC L 30,53 32,22 31,8-35,4
RDW H 17,81 L 12,28 11,5-14,5
PLT 172 132 155-366
MPV 6,232 7,301 6,90-10,6
FAAL GINJAL
BUN H 21 L 12 7,8-20,23
Kreatinin 1,212 L 0,245 0,8-1,3
ELEKTROLIT
Natrium (Na) 141,03 142,27 135-147
Kalium (K) L 3,27 L 3,10 3,5-5
31

Klorida (Cl) 102,00 101,00 95-105


Kalsium Ion 1,120 1,310 1,16-1,32
GULA DARAH
Glukosa darah 110 113 < 200
sewaktu
Sumber: Laboraturium RSUD Bangil, 2020

Tabel 4.6 Teraspi Medis


Klien 1 Klien 2
Infus Asering 500cc/24 jam Infus Asering 1000cc/24 jam
Injeksi Antrain 3x1 mg Injeksi Antrain 3x1 mg
Injeksi Omeprazol 1x40 mg Injeksi Pantoprazol 3x40 mg
Injeksi Citicoline 2x500 mg Injeksi Kalmeco 1x500 mg
Injeksi Ceftriaxon 2x 50 mg Injeksi Ceftriaxon 2x 50 mg
P.O Neurosanbe 3x1 tab P.O Neurosanbe 3x1 tab
Sumber: Rekam medik klien, 2020

Tabel 4.7 Analisa Data


Analisa Data Etilogi Masalah
Keperawatan
Klien 1
DS : Klien mengatakan tangan dan Kelemahan Hambatan
kaki kiri klien lemas tidak bisa Anggota Gerak mobilitas fisik
digerakkan dan bibirnya sedikit perot
DO :
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : composmentis
GCS : 4-x-6
Makan, minum dibantu keluarga dan
perawat
Personal hygiene dibantu keluarga dan
perawat
Ganti pakaian, menyisir rambut, ke
toilet dibantu sepenuhnya oleh keluarga
dan perawat
He Hemiparesis tangan dan kaki kiri
Ke kuatan tonus otot

TTV TD : 170/100 mmHg


N : 94x/menit, S : 36,2°C
RR : 24 x/menit
32

Klien 2
DS : Klien mengatakan tangan dan Kelemahan Hambatan
kaki kanan klien terasa lemas tidak bisa Anggota Gerak mobilitas fisik
digerakkan dan klien cedal saat
berbicara
DO : Keadaan umum : lemah
Kesadaran :composmentis
GCS : 4-x-6
Makan, minum dibantu keluarga
Personal hygiene dibantu keluarga dan
perawat
Ganti pakaian, menyisir rambut, ke toilet
dibantu sepenuhnya oleh keluarga dan
perawat
Hemiparesis tangan dan kaki kanan
Kekuatan tonus otot

TTV
TD : 180/100 mmHg
N : 96x/menit
S : 36,7°C
RR : 26 x/menit

Sumber: Data primer, 2020

4.1.3 Diagnosa Keperawatan


Tabel 4.8 Diagnosa Keperawatan
Klien Diagnosa Keperawatan
Klien 1 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparesis,
kehilangan keseimbangan dan koordinasi
Klien 2 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparesis,
kehilangan keseimbangan dan koordinasi
Sumber: Data primer, 2020
4.1.4 Intervensi Keperawatan
Tabel 4.9 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
Hambatan 1. Joint Movement : Active Exercise therapy : ambulation
mobilitas fisik 2. Mobility Level 1. Monitoring vital sign
Berhubungan 3. Self care : ADLs sebelum/sesudah latihan dan
dengan 4. Transfer performance lihat respon pasien saat
hemiparesis, Setelah dilakukan tindakan latihan
kehilangan 2. Konsultasikan dengan terapi
keperawatan selama 3x24
keseimbangan fisik tentang rencana ambulasi
jam hambatan mobilitas sesuai dengan kebutuhan
dan koordinasi fisik teratasi dengan kriteria 3. Bantu klien untuk
hasil: menggunakan tongkat saat
berjalan dan cegah terhadap
Kriteria Hasil : Skala
33

Klien 4 cedera
meningkat 4. Kaji kemampuan pasien
dalam dalam mobilisasi
aktivitas fisik 5. Latih pasien dalam
Mengerti 3 pemenuhan kebutuhan ADLs
tujuan dari
secara mandiri sesuai
peningkatan
mobilitas kemampuan
Memverbalis 3 6. Berikan alat Bantu jika klien
asikan memerlukan.
perasaan 7. Ajarkan pasien bagaimana
dalam merubah posisi dan berikan
meningkatka bantuan jika diperlukan
n kekuatan 8. Lakukan ROM pasif pada
dan klien sesuai kebutuhan indikas
kemampuan 9. Damping dan bantu klien saat
berpindah
memenuhi kebutuhan ADLs
Memperagak 3
10. Jelaskan kepada klien dan
an
penggunaan keluarga tentang tehnik
alat Bantu ambulasi
untuk 11. Ajarkan klien tentang tehnik
mobilisasi ambulasi
(walker)
Sumber: Sri Wahyuni, (2016)
34

4.1.5 Impelentasi Keperawatan


Tabel 4.10 Impelentasi Keperawatan
Diagnosa
Keperawa Jam Hari ke-1 Par Jam Hari ke-2 Par Jam Hari ke-3 Par
tan Rabu 11 Maret af Kamis 12 Maret af Jumat 13 Maret af
2020 2020 2020
Klien 1 08.15 Menjelaskan 08.00 Mengkaji 08.15 Mendampingi dan
Hambatan kepada klien dan kemampuan pasien membantu klien
mobilitas keluarga tentang dalam mobilisasi: saat memenuhi
fisik tehnik ambulasi: klien mampu ROM kebutuhan ADLs:
Berhubung yaitu kegiatan pasif Mengganti Baju
an dengan fisik yang akan klien
hemiparesi dilakukan klien Mengajarkan klien
s, mulai dari 08.15 tentang tehnik Mengkaji
kehilangan gerakkan diatas ambulasi: ROM 08.50 kemampuan pasien
keseimban tempat tidur, pasif tangan dan dalam mobilisasi:
gan dan duduk dan kaki klien mampu ROM
koordinasi berdidi aktif pada tangan
Melatih pasien ROM pasif pada
Mengkaji 09.00 dalam pemenuhan kaki
08.50 kemampuan kebutuhan ADLs
pasien dalam secara mandiri Mengajarkan klien
mobilisasi: klien sesuai kemampuan: tentang tehnik
mampu ROM Membantu klien 09.00 ambulasi: ROM
pasif makan minum aktif tangan dan
pasif kaki
Mengajarkan Berkolaborasi
09.00 klien tentang dengan tim medis: Berkolaborasi
tehnik ambulasi: Injeksi Antrain 3x1 dengan tim medis:
ROM pasif 10.15 mg Injeksi Antrain 3x1
tangan dan kaki Injeksi Omeprazol 11.10 mg
1x40 mg Injeksi Omeprazol
Mengajarkan Injeksi Citicoline 1x40 mg
pasien bagaimana 2x500 mg Injeksi Citicoline
11.10 merubah posisi: Injeksi Ceftriaxon 2x500 mg
Merubah posisi 2x 50 mg Injeksi Ceftriaxon
miring ke kanan P.O Neurosanbe 2x 50 mg
kiri 3x1 tab P.O Neurosanbe
3x1 tab
Memonitor TTV Memonitor TTV
TD : 170/100 TD:150/100 mmHg Memonitor TTV
mmHg N : 90 x/mnt TD : 140/90 mmHg
12.30 N : 94x/menit, S : 12.10 S : 36,4 oC 12.20 N : 80 x/mnt
36,2°C RR : 24 x/mnt S : 36,6oC
RR : 24 x/menit RR : 22 x/mnt
35

Diagnosa Jam Hari ke-1 Par Jam Hari ke-2 Par Jam Hari ke-3 Par
Keperawa af af af
tan Rabu 11 Maret Kamis 12 Maret Jumat 13 Maret
2020 2020 2020
Klien 2 08.15 Menjelaskan 08.00 Mengkaji 08.15 Mendampingi dan
kepada klien dan kemampuan pasien membantu klien
Hambatan keluarga tentang dalam mobilisasi: saat memenuhi
mobilitas tehnik ambulasi: klien mampu ROM kebutuhan ADLs:
fisik yaitu kegiatan pasif Mengganti Baju
Berhubung fisik yang akan klien
an dengan dilakukan klien Mengajarkan klien
hemiparesi mulai dari 08.15 tentang tehnik Mengkaji
s, gerakkan diatas ambulasi: ROM 08.50 kemampuan pasien
kehilangan tempat tidur, pasif tangan dan dalam mobilisasi:
keseimban duduk dan kaki klien mampu ROM
gan dan berdidi aktif pada tangan
koordinasi Melatih pasien ROM pasif pada
Mengkaji 09.00 dalam pemenuhan kaki
08.50 kemampuan kebutuhan ADLs
pasien dalam secara mandiri Mengajarkan klien
mobilisasi: klien sesuai kemampuan: tentang tehnik
mampu ROM Membantu klien 09.10 ambulasi: ROM
pasif makan minum aktif tangan dan
pasif kaki
Mengajarkan Berkolaborasi
09.10 klien tentang dengan tim medis: Berkolaborasi
tehnik ambulasi: Injeksi Antrain 3x1 dengan tim medis:
ROM pasif 10.15 mg Injeksi Antrain 3x1
tangan dan kaki Injeksi Pantoprazol 10.00 mg
3x40 mg Injeksi Pantoprazol
10.00 Mengajarkan Injeksi Kalmeco 3x40 mg
pasien bagaimana 1x500 mg Injeksi Kalmeco
merubah posisi: Injeksi Ceftriaxon 1x500 mg
Merubah posisi 2x 50 mg Injeksi Ceftriaxon
miring ke kanan P.O Neurosanbe 2x 50 mg
kiri 3x1 tab P.O Neurosanbe
3x1 tab
11.15 Memonitor TTV Memonitor TTV
TD : 180/100 TD:160/100 mmHg Memonitor TTV
mmHg N : 90 x/mnt TD : 130/90 mmHg
N : 96x/menit 11.20 S : 36 oC 11.15 N : 82 x/mnt
S : 36,7°C RR : 22 x/mnt S : 36,2 oC
RR : 26 x/menit RR : 24 x/mnt

Sumber: Data primer, 2020


36

4.1.6 Evaluasi Keperawatan


Tabel 4.11 Evaluasi Keperawatan
Diagnosa Hari ke-1 Par Hari ke-2 Par Hari ke-3 Paraf
Keperawa Rabu 11 Maret 2020 af Kamis 12 Maret 2020 af Jumat 13 Maret 2020
tan
Klien 1 S : Klien mengatakan S : Klien mengatakan S : Klien mengatakan
tangan dan kaki kiri tangan bagian jari tangan bagian jari
Hambatan klien lemas tidak sedikit mulai bisa mulai bisa digerakkan
mobilitas bisa digerakkan dan digerakkan dan kaki dan kaki kiri bagian
fisik bibirnya sedikit perot kiri klien lemas tidak pergelangan klien
Berhubung bisa digerakkan serta sedikit bisa
an dengan O : k/u : lemah bibirnya sedikit perot digerakkan tetapi
hemiparesi GCS : 4-x-6 bibirnya sedikit perot
s, TTV : O : k/u : lemah
kehilangan TD : 160/100 mmHg GCS : 4-x-6 O : k/u : lemah
keseimban N : 92 x/menit, TTV : GCS : 4-x-6
gan dan S : 36 °C TD : 150/90 mmHg TTV :
koordinasi RR : 24 x/menit N : 84 x/menit, TD : 130/90 mmHg
Makan, minum S : 36, 4 °C N : 82 x/menit,
dibantu keluarga dan RR : 24 x/menit S : 36, 2°C
perawat Makan, minum RR : 20 x/menit
Personal hygiene dibantu keluarga dan Makan, minum sudah
dibantu keluarga perawat mandiri
Ganti pakaian, Personal hygiene Personal hygiene
menyisir rambut, ke dibantu keluarga dibantu oleh keluarga
toilet dibantu Ganti pakaian, Ganti pakaian,
sepenuhnya oleh menyisir rambut, ke menyisir rambut, ke
keluarga toilet dibantu toilet dibantu
Hemiparesis tangan sepenuhnya oleh sepenuhnya oleh
dan kaki kiri keluarga dan perawat keluarga dan perawat
Kekuatan tonus otot Hemiparesis tangan Hemiparesis tangan
dan kaki kiri dan kaki kiri
Kekuatan tonus otot Kekuatan tonus otot

A : Masalah belum
teratasi A : Masalah teratasi A : Masalah teratasi
sebagian sebagian
P : Intervensi
keperawatan P : Intervensi
dilanjutkan keperawatan P : Intervensi
1. Kaji kemampuan dilanjutkan keperawatan
pasien dalam 1. Latih pasien dilanjutkan
mobilisasi dalam pemenuhan 1. Ajarkan klien
2. Ajarkan klien kebutuhan ADLs tentang tehnik
tentang tehnik secara mandiri ambulasi
ambulasi sesuai 2. Berkolaborasi
3. Berkolaborasi kemampuan dengan tim medis
dengan tim 2. Berkolaborasi 3. Monitor TTV
medis dengan tim medis
4. Monitor TTV 3. Monitor TTV
37

Diagnosa Hari ke-1 Par Hari ke-2 Par Hari ke-3 Paraf
Keperawa Rabu 11 Maret 2020 af Kamis 12 Maret 2020 af Jumat 13 Maret 2020
tan
Klien 2 S : Klien mengatakan S : Klien mengatakan S : Klien mengatakan
tangan dan kaki tangan pergelangan tangan pergelangan
Hambatan kanan klien terasa jari sedikit mulai bisa jari mulai bisa
mobilitas lemas tidak bisa digerakkan dan kaki digerakkan dan kaki
fisik digerakkan dan klien kanan klien terasa kanan bagian jari klien
Berhubung cedal saat berbicara lemas tidak bisa mulai bisa digerakkan
an dengan digerakkan dan biacara dan biacara klien
hemiparesi O : k/u : lemah klien sudah mulai jelas sudah mulai jelas tidak
s, GCS : 4-x-6 tidak terlalu cedal. terlalu cedal.
kehilangan TTV :
keseimban TD : 170/100 mmHg O : k/u : lemah
gan dan N : 92 x/menit GCS : 4-x-6 O : k/u : lemah
koordinasi S : 36,3 °C TTV : GCS : 4-x-6
RR : 24 x/menit TD : 150/90 mmHg TTV :
Makan, minum N : 86 x/menit TD : 130/90 mmHg
dibantu keluarga S : 36 °C N : 84 x/menit
Personal hygiene RR : 22 x/menit S : 36,8 °C
dibantu keluarga dan Makan, minum RR : 24 x/menit
perawat dibantu keluarga Makan, minum sudah
Ganti pakaian, Personal hygiene mandiri
menyisir rambut, ke dibantu keluarga dan Personal hygiene
toilet dibantu perawat dibantu keluarga dan
sepenuhnya oleh Ganti pakaian, perawat
keluarga dan perawat menyisir rambut, ke Ganti pakaian,
Hemiparesis tangan toilet dibantu menyisir rambut, ke
dan kaki kanan sepenuhnya oleh toilet dibantu
Kekuatan tonus otot keluarga dan perawat sepenuhnya oleh
Hemiparesis tangan keluarga dan perawat
dan kaki kanan Hemiparesis tangan
Kekuatan tonus otot dan kaki kanan
Kekuatan tonus otot
A : masalah belum
teratasi

P : Intervensi A : masalah teratasi A : masalah teratasi


dilanjutkan sebagian sebagian
Intervensi
Keperawatan P : Intervensi P : Intervensi
1. Kaji kemampuan dilanjutkan dilanjutkan
pasien dalam 1. Latih pasien 1. Ajarkan klien
mobilisasi dalam pemenuhan tentang tehnik
2. Ajarkan klien kebutuhan ADLs ambulasi
tentang tehnik secara mandiri 2. Berkolaborasi
ambulasi sesuai dengan tim medis
3. Berkolaborasi kemampuan
dengan tim 2. Berkolaborasi
medis dengan tim medis
4. Monitor TTV 3. Monitor TTV

Sumber: Data primer, 2020


38

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengkajian

Pengkajian yang dilakukan pada kedua klien didapatkan data sebagai

berikut Klien 1 mengatakan tangan dan kaki kiri klien lemas tidak bisa

digerakkan dan bibirnya sedikit perot. sedangkan klien 2 mengatakan tangan

dan kaki kanan klien terasa lemas tidak bisa digerakkan dan klien cedal saat

berbicara.

Dampak yang ditimbulkan oleh stroke, berupa hemiparase

(kelemahan) dan hemiplegia (kelumpuhan) merupakan salah satu bentuk

defisit motorik. Hal ini disebabkan oleh gangguan motorik neuron dengan

karakteristik kehilangan kontrol gerakan volunteer (gerakan sadar),

gangguan gerakan, keterbatasan tonus otot, dan keterbatasan reflek (Susanti

& Bistara, 2019). Gejala stroke yang paling umum adalah kelemahan

mendadak atau mati rasa pada wajah, lengan atau kaki, paling sering pada

satu sisi tubuh (WHO, 2017).

Berdasarkan data fakta dan teori tersebut tidak ditemukan

kesenjangan anatara fakta dan teori karena menurut peneliti klien 1 dan

klien 2 mengalami gangguan pada ekstermitas atas kanan dan bawah kanan

hal ini disebabkan karena proses perjalanan penyakit stroke hemoragik dan

tanda gejala pada penyakit tersebut.

4.2.2 Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan kedua klien ditegakkan berdasarkan data

pengkajian yang didapat peneliti berdasarkan keluhan yang dirasakan oleh

klien yaitu hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparesis,

kehilangan keseimbangan dan koordinasi.


39

Salah satu penyebab terjadinya hambatan mobilitas fisik adalah

gangguan neuromuscular. Kekuatan otot ini sangat berhubungan dengan

sistem neuromuskular karena besarnya kemampuan sistem saraf dalam

mengaktivasi otot untuk melakukan kontraksi. Stroke merupakan kondisi

patologis dimana terjadi peningkatan produksi eikosanoid, adanya oksigen

radikal bebas dan lipid peroksidase yang berdampak pada rusaknya struktur

otak beserta fungsinya. Ini yang dapat menyebabkan penurunan kekuatan

otot dan gangguan neuromuskular pada pasien stroke. Penurunan kekuatan

otot dan gangguan neuromuskular ini yang menyebabkan sebagian besar

pasien stroke mengalami gangguan mobilisasi (Angelina, 2016).

Berdasarkan data fakta dan teori peneliti tidak menemukan

kesenjangan karena menurut peneliti hambatan mobilitas fisik berhubungan

dengan hemiparesis, kehilangan keseimbangan dan koordinasi dipengaruhi

oleh penurunan kekuatan otot sehingga membuat adanya gangguan pada

peredaran darah otak dilihat dari keluhan kedua klien yang mengalami

mengalami penurunan kekuatan otot ekstermitas pada klien 1 ekstermitas

atas dan bawah bagian kiri sedangkan klien 2 ekstermitas atas dan bawah

bagian kanan.

4.2.3 Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan untuk kedua klien yaitu Exercise therapy :

ambulation yaitu Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat

respon pasien saat latihan. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi. Latih

pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai

kemampuan. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan

jika diperlukan. Lakukan ROM pasif pada klien sesuai kebutuhan indikas.
40

Damping dan bantu klien saat memenuhi kebutuhan ADLs. Jelaskan kepada

klien dan keluarga tentang tehnik ambulasi. Ajarkan klien tentang tehnik

ambulasi.

Intervensi keperawatan adalah suatu tindakan langsung kepada klien

yang dilaksanakan oleh perawat, yang ditujukan kepada kegiatan yang

berhubungan dengan promosi, mempertahankan kesehatan klien (Sri

Wahyuni, 2016).

Berdasarkan keterangan data tersebut menurut peneliti intervensi

keperawatan yang dibuat untuk kedua klien sudah sesui dengan teori dan

diagnosa keperawatan klien pada diagnosa medis stroke hemoragik. Peneliti

tidak menemukan kesenjangan antara fakta dan teori

4.2.4 Implementasi keperawatan

Implementasi keperawatan yang diberikan kepada klien sudah sesuai

intervensi yang dibuat oleh peneliti akan tetapi untuk terapi medis kedua

klien berbeda yaitu klien 1 Injeksi Antrain 3x1 mg Injeksi Omeprazol 1x40

mg Injeksi Citicoline 2x500 mg Injeksi Ceftriaxon 2x 50 mg P.O

Neurosanbe 3x1 tabsedangkan klien 2 Injeksi Antrain 3x1 mg Injeksi

Pantoprazol 3x40 mg Injeksi Kalmeco 1x500 mg Injeksi Ceftriaxon 2x 50

mg P.O Neurosanbe 3x1 tab.

Salah satu tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah mobilisasi

pasien stroke hemoragik adalah dengan pemberian range of motion (ROM).

Berdasarkan data tersebut menurut peneliti, implementasi

keperawatan untuk kedua klien sesuai dengan standart intervensi

keperawatan yang tertulis dalam kamus Nursing Interventions Classification


41

(NIC), serta ada tambahan impelementasi dengan kolaborasi dengan tim

medis.

4.2.5 Evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawatan yang dilakukan selama tiga hari kepada kedua

klien didapatkan hasil pada hari ke tiga yaitu klien 1 mengatakan tangan

bagian jari mulai bisa digerakkan dan kaki kiri bagian pergelangan sedikit

bisa digerakkan serta bibirnya sedikit perot sedangkan klien 2 mengatakan

tangan bagian pergelangan mulai bisa digerakkan dan kaki kanan bagian jari

mulai bisa digerakkan dan biacara klien sudah mulai jelas tidak terlalu

cedal.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam hambatan

mobilitas fisik teratasi dengan kriteria hasil: Klien meningkat dalam

aktivitas fisik, Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas,

Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan

kemampuan berpindah, Memperagakan penggunaan alat Bantu untuk

mobilisasi (walker) (Sri Wahyuni, 2016).

Berdasarkan data tersebut menurut peneliti dari hasil evaluasi

keperawatan, dari klien 1 dan klien 2 menunjukkan kemajuan yang

signifikan karena pada hari ketiga tangan kedua klien sudah bisa

digerakakan dan melakukan ROM aktif secara mandiri pada tangannya

meski belum maksimal latihannya sedangkan pada kaki kedua klien masih

melakukan latihan ROM pasif.


BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Pengkajian yang dilakukan pada kedua klien didapatkan data sebagai

berikut Klien 1 mengatakan tangan dan kaki kiri klien lemas tidak bisa

digerakkan dan bibirnya sedikit perot sedangkan klien 2 mengatakan

tangan dan kaki kanan klien terasa lemas tidak bisa digerakkan dan klien

cedal saat berbicara.

2. Diagnosa keperawatan kedua klien ditegakkan berdasarkan data

pengkajian yang didapat peneliti berdasarkan keluhan yang dirasakan oleh

klien yaitu hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparesis,

kehilangan keseimbangan dan koordinasi.

3. Intervensi keperawatan untuk kedua klien yaitu Exercise therapy :

ambulation yaitu Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat

respon pasien saat latihan. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi.

Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai

kemampuan.

4. Implementasi keperawatan yang diberikan kepada klien sudah sesuai

intervensi yang dibuat oleh peneliti akan tetapi untuk terapi medis kedua

klien berbeda.

5. Hasil evaluasi keperawatan, dari klien 1 dan klien 2 menunjukkan

kemajuan yang signifikan karena pada hari ketiga tangan bagian jari kedua

klien sudah bisa digerakakan dan melakukan ROM pasif pada tangannya

42
43

meski belum maksimal latihannya sedangkan pada kaki kedua klien masih

melakukan latihan ROM pasif.

5.2 Saran

1. Bagi klien dan keluarga

Diharapkan dengan adanya studi kasus ini klien dan keluarga klien

dapat paham dan mengerti cara perawatan dan pengobatan pada klien

dengan tujuan untuk mempercepat proses penyembuhan serta mau

melaksanakan anjuran dokter untuk minum obat rutin.

2. Bagi institusi pendidikan

Studi kasus ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuhan dalam

pemebelajaran asuhan keperawatan pada klien stroke hemoragik dan

dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang akan

melakukan penelitian pada klien kasus stroke.

3. Bagi RSUD Bangil Pasuruan

Diharapkan dapat memberikan pelayanan yang optimal dalam

memberikan asuhan keperawatan kepada klien dan tetap mempertahankan

kolaborasi antara medis, tim gizi, tim medis lainnya serta klien yang

berguna untuk meningkatkan pelayanan dan mempercepat proses

kesembuhan klien.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan studi kasus ini sebagai referensi yang berkaitan dengan

asuhan keperawatan klien yang mengalami stroke, guna memperluas wawasan

keilmuanbagipeneliti.
45

DAFTAR PUSTAKA

Angelina, B. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (5th ed.). Jakarta:
EGC.

Brunner, & Suddarth. (2016). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Damayanti, R., Lestari, I., Catur, L. D., Sarjana, P., Stikes, K., Sehat, B., &
Mojokerto, P. (2018). Pengaruh Terapi Musik Instrumental Klasik Terhadap
Peningkatan GCS Pasien Stroke Hemoragik (STIKES Bina Sehat PPNI).
Retrieved from http://repository.stikes-
ppni.ac.id:8080/xmlui/handle/123456789/255Guyton, & Hall. (2016). Buku
Ajar Fisiologi Kedokteran. Singapore: Elsevier.

Data Primer, (2020), Pengkajian pada studi kasus klien stroke di RSUD Bangil
Pasuruan. Pasuruan: RSUD Bangil

Hasan, A. K. (2018). Study Kasus Gangguan Perfusi Jaringan Serebral dengan


Penurunan Kesadaran pada Klien Stroke Hemoragik setelah diberikan Posisi
Kepala Elevasi 30 Derajat. Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan, 9(2).
Retrieved from http://www.jurnal.stikes-aisyiyah-
palembang.ac.id/index.php/Kep/article/view/135

Kasuba, Y., Ramli, R. R., & Nasrun. (2019). Gambaran Kadar Elektrolit Darah
Pada Penderita Stroke Hemoragik Dengan Kesadaran Menurun Yang Di
Rawat Di Bagian Neurologi RSU Anutapura Palu Tahun 2017. Jurnal
Medika Alkhairaat 1(1): 28-32, 1(April), 59–66.

Manurung, N. (2018). Keperawatan Medikal Bedah Konsep, Mind Mapping dan


NANDA NIC NOC. Jakarta: TIM

Margareth TH, M. C. R. (2015). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Penyakit


Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

NANDA. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi


2018-2020 (11th ed.). Jakarta: EGC.

Nurarif, A. H. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis. Jogjakarta: MediAction.

Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.


Jakarta: Salemba Medika.

Priyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif. Ziftama Publishing: Ziftama


Publishing.

Setyosari, P. (2016). Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan.


Prenadamedia Group: Prenadamedia Group.

usanti, S., & Bistara, D. N. (2019). Pengaruh Range of Motion (ROM) terhadap
45

Kekuatan Otot pada Pasien Stroke. Jurnal Kesehatan Vokasional, 4(2), 112.
https://doi.org/10.22146/jkesvo.44497Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Wahid, & Suprapto. (2013). Keperawatan Medikal Bedah Asuhan


KeperawatanPada Gangguan Sistem Respirasi. Jakarta: TIM.

Yulian, K., Adam, O. M., & Dewi, L. (2018). Hubungan Tekanan Darah dengan
Volume Pendarahan Intraserebral pada Pasien Stroke Hemoragik di Ruang
Rawat Inap Saraf Rumkital Dr Ramelan Surabaya. HangTuah Medical
Journal, 15, 112–132.
JADWAL KEGIATAN KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM
STUDI D3 KEPERAWATAN Th. 2020
Bulan
No Jadwal Kegiatan April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persamaan
1
persepsi
Pengumuman
2
bimbingan
Bimbingan
3 proposal &
konfrimasi
Bimbingan
4 proposal & studi
pendahuluan
Bimbingan
5
proposal
6 Seminar proposal
Revisi seminar
7
proposal
8 Pengurusan izin
Pengambilan
data &
9
pengumpulan
data
10 Analisa data
11 Bimbingan hasil
12 Ujian hasil
Revisi KTI
13
seminar hasil
Pengumpulan
14 dan penggandaan
KTI
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Ambar Yuniarsih
NIM : 171210005

Adalah mahasiswa DIII Keperawatan STIKes ICMe Jombang yang akan


melakukan karya tulis ilmiah dalam bentuk studi kasus tentang “Asuhan
Keperawatan Pada Klien Yang Mengalami Stroke Hemoragik Dengan Hambatan
Mobilitas Fisik Di Ruang Krissan RSUD Bangil Pasuruan” sebagai upaya dalam
memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif. Tugas akhir ini
bermanfaat sebagai meningkatkan mutu pelayanan dan perawatan pada klien
Stroke.
Untuk itu saya mohon partisipasi Bapak/Ibu menjadi responden dalam
karya tulis ilmiah ini. Semua data yang telah dikumpulkan akan dirahasiakan.
Data responden disajikan untuk keperluan karya tulis ilmiah ini. Apabila dalam
penelitian ini responden merasa tidak nyaman dengan kegiatan yang dilakukan,
maka responden dapat mengundurkan diri.
Apabila Bapak/Ibu bersedia menjadi responden, silahkan menandatangani
pada lembar persetujuan yang telah disediakan. Atas perhatian dan partisipasinya
saya ucapkan terimakasih.

Hormat Saya,

Ambar Yuniarsih
INFORMED CONSENT
(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :.........................................................................
Umur :..........................................................................
Jenis Kelamin :.........................................................................
Pekerjaan :.........................................................................
Alamat :.........................................................................
Telah mendapat keterangan secara terinci dan jelas mengenai :
1. Judul karya tulis ilmiah “Asuhan Keperawatan pada Klien Stroke hemoragik
dengan Masalah Hambatan Mobilitas Fisik di RSUD Bangil Pasuruan”
2. Tujuan karya tulis ilmiah Mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien
stroke hemoragik dengan masalah hambatan mobilitas fisik di RSUD Bangil
Pasuruan.
3. Manfaat yang akan diperoleh hasil studi kasus ini diharapkan dapat
memberikan gambaran dalam mengembangkan ilmu keperawatan medikal
bedah khususnya asuhan keperawatan pada pasien stroke hemoragik dengan
masalah hambatan mobilitas fisik.

Responden mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai segala


sesuatu yang berhubungan dengan karya tulis ilmiah tersebut. Oleh karena itu
saya bersedia/ tidak bersedia*) secara sukarela untuk menjadi subyek penelitian
dengan penuh kesadaran serta tanpa keterpaksaan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak
manapun.
Bangil, ...........................2020
Peneliti, Responden,

(………………..) (…………………)

Saksi Pertama

(……………………)
FORMAT PENGKAJIAN STUDI KASUS
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
STIKES ICME JOMBANG
2020

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Pengkajian tgl. : Jam :


MRS tanggal : No. RM :
Diagnosa Masuk :

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Penanggung jawab biaya :
Usia : Nama :
Jenis kelamin : Alamat :
Suku : Hub. Keluarga :
Agama : Telepon :
Pendidikan :
Alamat :

II. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


a. Keluhan Utama:
b. Riwayat Penyakit Sekarang :

III. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


a. Riwayat Penyakit Kronik dan Menular ya, jenis : ....................... tidak
b. Riwayat Penyakit Alergi ya, jenis : ....................... tidak
c. Riwayat Operasi ya, jenis : ....................... tidak

IV. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


ya : .........(jelaskan) tidak

V. POLA KEGIATAN SEHARI – HARI


Makanan Minum
Frekuensi .........................x/hr Frekuensi ....................................x/hr
Jenis : Jenis :
Diit ........................................ Pantangan ..........................................
Pantangan ............................ .. Yang disukai .....................................
Yang di sukai ........................ Yang tidak di sukai ...........................
Yang tidak di sukai ............... Alergi ................................................
Alergi ....................................

Eliminasi
BAK ..............................x/hr
BAB ..............................x/hr
Kebersihan diri
Mandi ..............................x/hr
Keramas ..........................x/hr
Sikat gigi .........................x/hr
Memotong kuku ..............x/hr
Ganti pakaian ..................x/hr
Istirahat dan aktivitas
Tidur malam .....................jam/hr Jam .....................s/d ...........................
Aktifitas ...........................jam/hr jenis ................................................
Kebiasaan merokok/alkohol.jamu .......................................................
Psikososial
Sosial/interaksi ...................
Konsep diri .........................
Spiritual .............................
VI. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Tanda-tanda vital
S : ºC N: x/mnt
RR : x/mnt TD : mmHg
Kesadaran : GCS :
2. Sistem Pernafasan (B1)
a. Hidung :
Pernafasan cuping hidung :
Septum nasi :
Lain-lain :
b. Bentuk dada :
c. Keluhan :
d. Irama napas :
e. Suara napas :

3. Sistem Kardiovasculer (B2)


a. Keluhan nyeri dada :
b. Irama jantung :
c. CRT :
d. Konjungtiva pucat :
e. JVP :
Lain-lain :
4. Sistem Persarafan (B3)
a. Kesadaran :
GCS :
b. Keluhan pusing :
c. Pupil :
d. Nyeri :
Lain-lain :
5. Sistem Perkemihan (B4)
a. Keluhan :
b. Alat bantu :
c. Kandung kencing membesar :
Nyeritekan :
d. Produksi urine : warna : bau :
e. Intake cairan :
6. Sistem Pencernaan (B5)
a. TB : ….cm BB : ….kg
b. Mukosa mulut :
c. Tenggorokan :
d. Abdomen :
Pembesaran hepar :
Pembesaran lien :
Ascites :
Mual :
Muntah :
Terpasang NGT :
Bising usus :
e. BAB :
f. Diet : Frekuensi :
7. Sistem Muskuloskeletal (B6)
a. Kelainan ekstremitas :
b. Kelainan tulang belakang :
c. Fraktur :
d. Traksi/spalk/gips :
e. Kompartemen sindrom :
f. Kulit :
g. Akral :
h. Turgor :
i. Luka : jenis : luas :
Kekuatan tonus otot :

8. Sistem Endokrin
a. Pembesaran kelenjar Tyroid :
b. Pembesaran kelanjar getah bening :
Lain-lain
:
VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, radiologi, EKG, USG)

VIII. TERAPI

Mahasiswa,

(.............................................)
ANALISA DATA

Nama :………………………. No.RM: …………….


Data Etiologi Masalah Keperawatan
Data subyektif :

Data Obyektif :

Diagnosa Keperawatan yang muncul


1. ……………………………………………….
2. ……………………………………………….
3. ……………………………………………….
4. ……………………………………………….
5. ……………………………………………
Intervensi Keperawatan

Nama : ……… No. RM : …………


Diagnosa
Kep. Tujuan & kriteria hasil Rencana tindakan
Implementasi Keperawatan

Nama :………….. No.RM :…………..


Implementasi keperawatan
Hari/Tanggal Waktu Paraf
Evaluasi Keperawatan

Nama :………….. No.RM : …………

Hari/Tanggal Waktu Perkembangan Paraf


S :

O :

A :

P :

Anda mungkin juga menyukai