Anda di halaman 1dari 301

i

KONSTRUKSI
BANGUNAN
Jilid-2

Untuk SMK

Siagian Robert
Konstruksi Bangunan Jilid 2
untuk SMK Kelas XI /oleh Robert Siagian. Jakarta : Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2014.
........, hlm

Daftar Pustaka :
Glosarium :
ISBN :

Penulis : Robert Siagian


Ukuran Buku : …… x …… cm
Desain Sampul : ...

Diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Tahun 2014

ii
Buku berjudul Konstruksi Bangunan ini dimaksudkan untuk memberikan
pengetahuan teori dan praktik tentang bangunan, baik itu bangunan sipil
kering maupun bangunan sipil basah, dan buku ini disusun dalam dua bentuk,
yaitu konstruksi bangunan_1 dan konstruksi bangunan_2, yang
berkesinambungan. Pada dasarnya konstruksi bangunan merupakan teori dan
pengetahuan yang sifatnya pengantar bagi siswa untuk memahami tentang
pengetahuan bahan, spesifikasi, karakteristik guna mereka mampu
mengaplikasikannya dalam praktek di lapangan. Siswa Sekolah Menengah
Kejuruan yang pada prkateknya di dunia kerja sebagai pelaksana dan juga
sebagai pengawas, dapat meningkat menjadi perencana bangunan, tentu
buku ini adalah pengantar mereka menuju pelajaran konstruksi atau struktur
pada pelajaran keahliannya. Sehingga setiap siswa yang mempelajari buku ini
diharapkan memiliki rasa ingin tau untuk lebih mendalam belajar konstruksi
seperti konstruksi batu, konstruksi kayu, konstruksi baja, konstruksi jalan dan
jembatan,konstruksi bangunan hidrolis dan lain-lain yang akan menjadikannya
menjadi mausia yang terampil dan bisa melakukan analisis, perencanaan dan
pelaksana bangunan

Penyusunan buku ini merupakan bagian dari program penulisan bahan ajar
SMK, yang dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
kejuruan (PSMK). Program pembuatan bahan ajar ini, adalah bagian dari
peningkatkan mutu pendidikan kejuruan, melalui sarana buku bahan ajar.
Penyusunan materi bahan ajar ini, tentu diambil dari berbagai sumber, baik itu
materi diklat, bahan ajaryang ada, modul dan sumber lain yang berkenaan
dengan topik dan gambar yang dimuat. Dengan demikian adanya buku ini
diharapkan akan semakin memperkaya referensi pada Sekolah Menengah
Kejuruan.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang membantu


penyelesaian buku ini, teman widyaiswara, dosen, pelaksana bangunan, dan
seluruh rekan guru SMK di Indonesia.

Akhirnya buku ini masih jauh dari sempurna, banyak kekurangan yang perlu
untuk dilengkapi. Kritik dan saran untuk kesempurnaan buku ini sangat
diharapkan. Semoga buku ini dapat dimanfaatkan bagi pengembangan bahan
ajr pendidikan menengah kejuruan.

Bandung, Awal Januari 2014

Robert Siagian, Dr, MP

iii
Judul Buku dan Katalog ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv

Bab 1 Kayu 1
A. Pendahuluan 2
B. Karakteristik Kayu 3
1. Sifatdan Karakteristik Kayu 6
2. Pemeriksaan Kayu 8
3. Keawetan kayu 11
4. Sifat Mekanik Kayu 15
C. Kayu Hasil Olahan 20
1. Pemeriksaan Kayu Olahan 25

Bab 2 Beton 29
A. Pendahuluan 30
B. Campuran Beton 31
1. Batu Beton 31
2. Pasir 34
3. Semen (PC) 36
C. Adukan Beton 43
1. Pekerjaan Pengecoran Beton 45
2. Pekerjaan Beksiting Beton 49

Bab 3 Lantai 53
A. Pendahuluan 54
B. Material Lantai Bangunan 58
1. Lantai Plesteran 59
2. Lantai Keramik 59
3. Lantai Marmer 64
4. Lantai Granit 65
5. Lantai Mozaik 66
6. Lantai Kayu 68
7. Lantai Kayu Olahan 71
8. Lantai Batu Alam 72
9. Lantai Karpet 74

Bab 4 Atap 78
A. Pendahuluan 79
B. Jenis Penutup Atap 80
1. Atap Dari Bahan Tumbuhan 81
1.1 Atap Ilalang 81
1.2 Atap Rumbia 81
1.3 Atap Ijuk 83

iv
1.4 Atap Sirap 85
2. Atap Bahan Logam 88
2.1 Atap Seng 88
2.2 Atap Spandek 89
3. Atap Genteng 94
3.1 Genteng Tanah Tradisonal 94
3.2 Genteng Keramik 95
3.3 Genteng Beton 96
3.4 Genteng Aspal (Bitumen) 99
3.5 Genteng Metal 101
4. Atap beton 104
5. Atap kaca 106
6. Atap Polycarbonate 107
7. Atap Asbes 109
C. Model (Bentuk) Penutup Atap 116

Bab 5 Konstruksi Rangka Atap 123


A. Pendahuluan 124
B. Konstruksi Rangka Atap 125
1. Struktur Rangka Atap 134
2. Bentuk Kuda-kuda 139
C. Model Pembebanan Pada Konstruksi Kuda-kuda 142
D. Bahan Rangka Atap 148
1. Konstruksi Rangka Atap Kayu 148
2. Konstruksi Rangka Atap Baja Ringan 155

Bab 6 Baja 160


A. Baja Sebagai Bahan Konstruksi Bangunan 162
1. Keunggulan Baja Sebagai Bahan Konstruksi 162
2. Sifat Mekanis Baja 164
3. Ketentuan Baja Bahan Konstruksi 165
B. Baja Profil 166
C. Sambungan Baja 172
1. Sambungan Menggunakan Baut 173
2. Sambungan Menggunakan Paku Keling 175
3. Sambungan Menggunakan Las 179

Bab 7 Almunium 182


A. Almunium Sebagai Bahan Konstruksi 183
B. Kusen Almunium 187
1. Sambungan Konstruksi Almunium 198
C. Almunium Foil 199

Bab 8 Cat 205


A. Cat SebagaiBahanBangunan 206
B. Cat Air (water based) 208
1.TeknikPengecatanMenggunakan Cat Tembok 209
C. Cat Minyak(solvent based) 214
1. TeknikPengecatanMenggunakan Cat Minyak 217

v
Bab 9 Adukan 222
A. Pendahuluan 223
B. Bahan Adukan 224
1. Air Untuk Adukan 225
2. Pasir 227
3. Semen 230
3.1 Bahan Utama Semen 232
4. Kapur 233
C. Adukan Beton 235
1. Teknik Campuran Adukan Beton 237
2. Mutu Beton 242
3. Uji Kuat Beton 245
D. Adukan Plesteran dan Pasangan 246
1. Adukan Pasangan Bata dan Batu Kali 249

Bab 10 Pekerjaan Bangunan Sipil (28 Jp) 252


A. Pendahuluan 253
B. Ruang Lingkup Pekerjaan Konstruksi Bangunan Sipil 256
1. Bidang Ilmu dalam Teknik Bangunan 258
1.1 Teknik Sipil 259
1.2 Arsitektur 260
1.3 Mekanikal, Elektrikal, dan Plambing (MEP) 261
1.4 Fisika Bangunan 261
1.5 Studi kelayakan dan analisis proyek 261
C. Pekerjaan Bangunan Sipil Kering 262
1. Bangunan Rumah tinggal 265
D. Pekerjaan Bangunan Sipil Basah 270
1. Bangunan Pondasi 272
1.1 Pondasi Dangkal 273
1.2 Pondasi Dalam 276
2. Bangunan Jalan dan Jembatan 277
2.1 Bangunan Jalan 278
2.2 Bangunan Jembatan 281
3. Bangunan Hidrolis 284
3.1 Perencanaan Bendung 285

vi
Judul Buku dan Katalog ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv

Bab 11 Pekerjaan Batu dan Beton (28 JP) 1


A. Pekerjaan Pengukuran Lapangan 2
1. Pengukuran Membuat Garis Siku 3
2. Pengukurna Membuat Bidang Datar 5
B. Pekerjaan Memasang Papan Duga 7
C. Pekerjaan Dinding Bangunan 11
1. Dinding Batu Bata 14
2. Dinding Hebel 26
3. Dinding Batako 29
4. Dinding Batu Alam 37
5. Dinding Penahan Tanah 38
6. Dinding Beton 41
7. Dinding Partisi 44
7.1 Papan Gypsum 45
7.2 Papan Kalsium 47
7.2 Papan Triplek/ Multiplek 49

Bab 12 Pekerjaan konstruksi Baja (28 JP) 51


A. Pendahuluan 52
B. Konstruksi Baja Profil Pada Bangunan
1. Gambar dan Notasi Baja 56
2. Sambungan Baja 59
2.1 Tipe Sambungan Baja 60
2.2 Gambar Sambungan Baja Profil 67
2.2.1 Sambungan Las 72
3. Pekerjaan Kuda-kuda Baja Profil 79
4. Konstruksi Baja Ringan 89

Bab 13 Pekerjaan Konstruksi kayu (28 JP) 95


A. Sambungan Kayu 96
1. Alat-Alat Penyambung Kayu 98
1.1 Sambungan dengan paku 98
1.2 Sambungan dengan baut 101
1.3 Sambungan Dengan Perekat 105
2. Sambungan Kayu Memanjang 112
3. Sambungan Kayu Melebar 117
4. Sambungan Kayu Menyudut 126

vii
B. Pekerjaan Kusen Kayu 136
1. Teknik Pemasangan Kusen Pintu 141
2. Teknik Pemasangan Daun Pintu dan Jendela 141
C. Konstruksi Kuda-kuda Kayu 145
D. Konstruksi Loteng Kayu 155
E. Konstruksi Plafon Kayu 161
Bab 14 Pondasi (10 JP) 162
A. Pendahuluan 163
B. Jenis-jenis Pondasi 166
1. Pondasi Langsung 166
2. Pondasi Tidak Langsung 181
a. Pondasi tiang Pancang 182
b. Pondasi Bored Pile 185
C. Perencanaan Pondasi 189

Bab 15 Utilitas Bangunan (10 JP) 195


A. Pendahuluan 196
B. Sistem Plambing Air Bersih 197
1. Peralata Plambing 200
2. Sistem Pemipaan Plambing 203
3. Sistem Plambing Air Bersih 205
4. Sistem Penyediaan Air Bersih 208
5. Air Panas 214
C. Sistem Plambing Air Kotor 218
1. Pipa Plambing Air Kotor 218
2. Sistem Pembuangan Air Kotor 221
3. Sistem Pembuangan Air Hujan 222
D. Utilitas Bangunan Modern 224

Bab 16 K3LH (10 JP) 234


A. Pendahuluan 235
B. Pelaksanaan K3LH Konstruksi 238
1. Pengertian K3 241
2. Peran dan Fungsi K3 242
3. Budaya K3 Kontruksi 245
4. Manajemen K3 249
5. Alat Pengaman Diri 251
C. Alat Pemadam api Ringan 257
D. Lingkungan Hidup 262
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup 263
2. Pengelolaan Lingkungan Hidup Sekolah 265
2.1 Konsep Green School 266

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 11-1 : Pengukuran Jarak Lapangan


Gambar 11-2 : Membuat Garis Siku-siku
Gambar 11-3 :Kontrol Garis Siku-siku
Gambar 11-4: Membuat Bidang Datar Menggunakan Selang Plastik
Gambar 11-5 :Pemasanagan Bouwplank
Gambar 11-6: Pemasangan Bouwplank di Sudut dan Pemberian Tanda
Gambar 11-7:Posisi Benang Pada Papan Bouwplank
Gambar 11-8:Sambungan Papan Bouwplank
Gambar 11-9: Bangunan Menggunakan Dinding Fabrikasi
Gambar 11-10: Bangunan Menggunakan Dinding Kaca
Gambar 11-11: Memasang Dinding Batu Bata
Gambar 11-12 :Mempersiapkan Pemasangan Dinding Batu Bata
Gambar 11-13 :Membuat Pedoman Siku Pemasangan Dinding Batu Bata
Gambar11-14 :Siar-siar Vertikal Batu Bata Tidak Satu garis
Gambar 11-15:Susunan Lapisan Pasangan Batu Bata
Gambar 11-16: Berbagai Hubungan Setengah Bata
Gambar 11-17:Bahan Dinding Hebel
Gambar 11-18:Pemasangan Dan Aplikasi Dinding Hebel
Gambar 11-19:Bentuk Batako (solid block dan hollow block)
Gambar 11-20:Ukuran Batako Press(Diambil dari sampel produksi)
Gambar 11-21:MesinPress Tangan
Gambar 11-22:Pemasangan Batako Sebagai Dinding Pagar
Gambar 11-23 :KonstruksiBatakoHubungan Sudut
Gambar 11-24:Konstruksi Batako Sudut Dengan Penguat Kolom
Gambar 11-25:KonstruksiBatakoHubungan Persilangan
Gambar 11-26:Konstruksi Batako Dengan Penguat Besi Beton
Gambar 11-27:Konstruksi Dinding Penahan Tanah
Gambar 11-28: Desain Konstruksi Dinding Penahan Tanah
Gambar 11-29 : Dinding Beton pada Bangunan
Gambar 11-30 : Dinding Beton Bertulang Sebagai Penahan Tanah
Gambar 11-31 : Dinding Partisi Dari Berbagai Bahan

ix
Gambar 12-1: Notasi Gambar Pada baja Profil
Gambar 12-2 : Sambungan Antar Balok Baja Profil
Gambar 12-3 : Sambungan Baja Vertical (Antar Kolom)
Gambar 12-4: Sambungan Baja Sudut (Antar Kolom dengan Balok)
Gambar 12-5: Sambungan Baja Pada Titik Buhul
Gambar 12-6 : Pelat Buhul Pada Sambungan
Gambar 12-7: Sambungan Baut Baja
Gambar 12-8: Sambungan Baja Profil (Foto)
Gambar 12-9: Pemasangan Paku Keling
Gambar 12-10 : Pemindahan Logam Cair
Gambar 12-11:Jenis dasar sambungan sebidang
Gambar 12-12 : Las Tumpul Sambungan Memanjang atau Melebar
Gambar 12-13: Bentuk Las Sudut
Gambar 12-14 : Notasi Gambar Las
Gambar 12-15: Konfigurasi Fillet Weld dengan berbagai kondisi
Gambar 12-16 : Hubungan Sambungan Baja Menggunakan Las
Gambar 12-17: Rencana Kuda-kuda Baja
Gambar 12-18 : Hubungan Titik Buhul (Paku, Baut dan Las)
Gambar 12-19 : Konstruksi Batang Tekan dan Tarik
Gambar 12-20 : Hubungan Konstruksi Gording dan Kaso Baja
Gambar 12-21 : Perletakan Gording dengan Kaki Kuda-kuda
Gambar 12-22 : Rencana Gording Baja Profil
Gambar 12-23 : Perencanaan Gording baja
Gambar 12-24 : Profil Baja Ringan “C” dan “Box”
Gambar 12-25 : Profil Omega dan Canal
Gambar 12-26 : Rangka Kuda-kuda Baja Ringan
Gambar 12-27 : Hubungan Sudut Baja Ringan

Gambar 13-2: Model Sambungan Paku


Gambar 13-3 : Alat Sambung Baut
Gambar 13-4 : Sambungan Kayu Dengan Perekat
Gambar 13-5: Macam-macam Bentuk Sambungan Kayu Melebar
Gambar 13-6 : Sambungan Kayu Voor Loef
Gambar 13-7 : Model Pintu dan Jendela

x
Gambar 13-8: Bagian-bagian Kusen Pintu kayu
Gambar 13-9: Model Pintu di Jual di Pasaran
Gambar 13-10: Pemasangan Kusen Kayu
Gambar 13-11: Pemasangan Kusen Jendela pada Konstruksi Dinding
Gambar 13-12: Pemasangan Daun Pintu
Gambar 13-13 : Rencana Kuda-kuda Kayu
Gambar 13-14: Kuda-kuda Kayu dengan Bagian-bagian
Gambar 13-15: Batang Kuda-kuda Kayu Menggunakan Baut
Gambar 13-16: SkemaKonstruksi Kuda-kuda Kayu
Gambar 13-17: Skema gaya-gaya Kaki Kuda-kuda
Gambar 13-18 : Detail A
Gambar 13-19 ;Model Detail B
Gambar 13-20 : Model Alternatif Detail B
Gambar 13-21 ; Detail C
Gambar 13-22 : Detail D
Gambar 13-23: Sambungan Kayu Gigi Rangkap
Gambar 13-24 : Balok Gapit Pada Balok Penggantung
Gambar 13-25: Balok dan Lantai Loteng
Gambar 13-26 : Balok dan Lantai Loteng
Gambar 13-27: Rencana Rumah Sehat Konstruksi Kayu Panggung
Gambar 13-28 : Isometri Rencana Balok Induk Konstruksi Loteng Kayu
Gambar 13-29:Isometri Konstruksi Lantai Panggung Kayu
Gambar 13-30: Isometri Hubungan Kolom, Balok Induk dan Balok Anak
Gambar 13-31 : Isometri Hubungan Kolom, Balok-balok dan Papan Lantai
Gambar 13-32: Bentuk konstruklsi Plafon Kayu Sisi Atas dan Bawah

Gambar 14-1: Ragam Batu Kali


Gambar 14-2: Pasangan Pondasi Batu Kali (Perspektif)
Gambar 14-3: Pasangan Pondasi Batu Kali (Foto)
Gambar 14-4: Pasangan Pondasi Batu Kali (Potongan)
Gambar 14-5: Pondasi Tapak (Telapak)
Gambar 14-6: Pondasi Tapak (Telapak)
Gambar 14-7: Dimensi Sloof
Gambar 14-8: Gambar Denah Pondasi dan Potongan

xi
Gambar 14-9: Tiang Pancang Beton
Gambar 14-10: Profil Tiang Pancang Beton
Gambar 14-11 : Tiang Pancang Kayu
Gambar 14-12: Tiang Pancang Besi
Gambar 14-13: Pekerjaan Pondasi Board Pile
Gambar 14-14: Pekerjaan Lubang Bored Pile Manual
Gambar 14-15: Proses Pekerjaan Pondasi Bored Pile
Gambar 14-16: Rencana Pondasi Batu Kali

Gambar 15-1 : Pendistribusian Air Bersih di Desa


Gambar 15-2: Pendistribusian Air Bersih Model PDAM
Gambar 15-3: Peralatan Km/Sanitair
Gambar 15-4 : Distribusi Air Melalui Shower
Gambar 15-5: Peralatan Sanitair Dalam Bangunan
Gambar 15-6: Sistem Sambungan Langsung
Gambar 15-7: Sistem Tangki Atap dan Tekan
Gambar 15-8 : Model Alat Pemanas Air Tenaga Gas
Gambar 15-9 : Model Alat Pemanas Air Tenaga Surya
Gambar 15-10 : Instalasi Pemanas air dengan daya listrik
Gambar 15-11: Model Sistem pembuangan Air Hujan
Gambar 15-12 : Alat Pemadam Kebakaran
Gambar 15-13 : Alat Pendingin Ruangan
Gambar 15-14 : CCTV Sebagai Utilitas Keamanan Bangunan
Gambar 15-15: Bagian-bagian Elevator
Gambar 15-16: Gondola Bangunan

Gambar 16-1 : Diagram Organisasi K3 di Indonesia


Gambar 16-2: Peralatan P3K
Gambar 16-3 : Siklus Penerapan K3 di Sekolah
Gambar 16-4 : Penggunaan APD Wajib Sebelum Bekerja
Gambar 16-5 : Kelengkapan Alat Perlindungan Diri (APD)
Gambar 16-6 : Penggunaan APD
Gambar 16-7: APAR Jenis Gas

xii
GLOSSARY

Batako adalah salah satu bahan bangunan yang berupa batu-batuan


yang pengerasannya tidak dibakar dengan bahan pembentuk yang
berupa campuran pasir, semen, air dan dalam pembuatannya dapat
ditambahkan dengan bahan tambah lainnya (additive)
Bouwplank, adalah patok kayu dan benang, sementara yang dibuat
untuk meletakkan titik-titik bangunan yang dibentuk dengan garis bantu
benang atau papan sesuai dengan gambar denah bangunan yang akan
dikerjakan, biasanya dibuat ketika akan memulai pekerjaan
pemasangan batu, pondasi dan kolom.
Hebel adalah jenis dinding dari bahan pabrikan, yang terbuat dari
campuran semen, pasir (silica), dan kapur, dikenal juga dengan sebutan
ACC (Autoclaved Aerated Concrete).
Leveling, adalah Pekerjaan pengukuran lapangan (Uitzet), merupakan
jenis pekerjaan yang digunakan untuk mewujudkan denah bentuk
bangunan menjadi suatu bangunan pada tanah lokasi yang telah
disediakan
Mortar, adalah bahan atau adonan yang digunakan untuk konstruksi
bangunan yang terdiri dari campuran antara semen dan agregat halus
Non structural; yaitu tidak memikul beban, biasanya digunakan untuk
bangunan ringan dan dapat dianggap memikul dengan syarat dinding
elemen penyebar beban harus kaku.
RKS, adalah singkatan dari Rencan Kerja dan Syarat-syarat
Structural; yaitu dapat memikul beban beban merata, bahan harus kaku
dan kokoh

1
A. Pekerjaan Pengukuran Lapangan (Leveling)

Pekerjaan pengukuran dan leveling merupakan pekerjaan yang sangat


penting karena hasil dari pekerjaan ini dapat mempengaruhi dan menentukan
ukuran presisinya suatu bangunan, baik dari sisi letak dan posisi tanah,
maupun dari segi artsitektur bangunan. Siku tidaknya ukuran dan bentuk
bangunan sangat tergantung dari pekerjaan leveling, sehingga pekerjaan ini
harus dilaksanakan dengan penuh ketelitian, setiap langkah pekerjaan harus
dilakukan pengontrolan kembali. Pekerjaan pengukuran dan leveling lapangan
(Uitzet) merupakan jenis pekerjaan yang digunakan untuk mewujudkan denah
bentuk bangunan menjadi suatu bangunan pada tanah lokasi yang telah
disediakan. Pekerjaan tersebut berupa pengukuran di lokasi bangunan sesuai
dengan gambar rencana bangunan. Hasil dari pengukuran tersebut berupa
garis-garis lurus yang menunjukkan sumbu dindingtembok bangunan yang
diperoleh dengan menghubungakan titik-titik hasilpengukuran.

Gambar 11-1 : Pengukuran Jarak Lapangan

Pengukuran jarak antara dua titik didefinisikan sebagai hubungan terpendek


antara dua titik tersebut. Apabila keadaan lapangan datar, maka hubungan
terpendek ini terpenuhi dan kedua titik telah terhubung secara lurus. Jarak
antara dua titik di lapangan dikatakan lurus apabila jarak yang diukur
panjangnya tidak melebihi 3,5 km. Karena bila melebihi 3,5 km sangat
dipengaruhi adanya faktor kelengkungan bumi. Tetapi bila dalam
pengukuran tidak dituntut adanya taktor keakuratan, maka pengaruh
kelengkungan bumi tersebut dapat diabaikan.

2
Satuan panjang menggunakan sistem internasional (SI) yaitu meter,
desimeter, centimeter dan milimeter dan kilometer.
Pengertian ukuran jarak
1 km = 1000 m = 100000 cm = 1000000 mm
1 foot = 12 inches
1 yard = 3 feel
1 meter = 39, 37 inches = 3,280 feet.

1. Pengukuran Membuat Garis Siku-siku

Pengukuran membuat sudut siku dapat dilakukan dengan beberapa alternatif


yang tujuan intinya adalah bagaimana agar bangunan yang akan dikerjakan
nantinya bisa benar-benar bersudut siku-siku (90 derajat).

Pertanyaan mengapa bangunan harus dibuat siku?, apa pemahaman kamu


tentang pertanyaan tersebut ?, guna memahami jawaban atas pertanyaan
tersebut, berikut adalah jawaban pemandu guna mengeksplorasi
pemahamanmu.
1. Ruangan yang siku lebih mudah dan bagus dalam menempatkan
lemari dan meja yang umumnya bersudut siku-siku
2. Pemasangan keramik lebih rapi, seragam dan tidak miring, karena
umunya keramik berbentuk persegi dan sudutnya siku.

Selanjutnya untuk pertanyaan di atas, berikan pendapatmu, mengapa


bangunan harus dibuat siku?, beri tiga jawaban, dan kemudian diskusikan
dengan temanmu.
1. …………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………………

Untuk membuat garis siku-siku di lapangan banyak dilakukan dengan memanfaatkan


dalil matematika yaitu “Pythagoras”.Selanjutnya untuk aplikasi dalil matematika
tersebut, perhatikan gambar segitiga siku-siku berikut ini, dan perhatikan titik
tumpu serta simbolnya.

3
Gambar 11-2 : Membuat Garis Siku-siku

Dengan melakukan pengukuran perbandingan sisi miring (BC) dengan sisi


datar (AC) dan sisi tegak (AB) dengan angka perbandingan AC : AB : BC = 3 :
4 : 5.Selanjutnya Untuk mengontrol hasil pekerjaan pengukuran lapangan
membuat siku-siku, dapat dilakukan dengan membuat bangun persegi,
dengan dalil matematika diagonal, perhatikan gambar beriktu di bawah ini.

Gambar 11-3 :Kontrol Garis Siku-siku

Kemudian langkah-langkah control garis sku-siku tersebut adalah sebagai


berikut:
a. Tarik garis dari titik B sejajar dengan AC (BD),
b. Tarik garis dari titik C sejajar dengan AB (CD),
c. Perpotongan dua buah garis BD dengan CD berpotongan di titik D,
membentuk bidang segi empat,
d. Jarak diagonal BC harus sama panjang dengan AD,
e. Bila jarak diagonal antara BC dengan AD belum sama panjang, maka

4
garis yang menghubungkan titik CAB belum membentuk siku-siku,
dan pekerjaan pengukuran harus diulangi sampai jarak diagonal BC
dengan AD sama panjang.

2. Pengukuran Membuat Bidang Datar

Pengukuran membuat Bidang Datar dapat dilakukan dengan beberapa


alternatif yang tujuan intinya untuk mendapatkan titik datar tinggi (waterpass),
sehingga diperoleh beda tinggi atau titik tinggi yang sama di lapangan. Untuk
membaut bidang datar (waterpas) pada pekerjaan pengukuran dan leveling
lapangan yang berukuran besar dan luas dapat digunakan pesawat
waterpassen, sedang untuk bangunan yang berukuran kecil seperti rumah
tinggal, cukup menggunakan alat bantu sederhana berupa selang plastik
yang diisi dengan air hingga dua permukaan air dalam selang plastik
membentuk bidang datar.

Pengukuran bidang datar atau pengukuran beda tinggi denga slang plastik
yang perlu diperhatikan adalah; 1) menggunakan diameter selang yang kecil;
2) Selang plastic tidak bocor bila di isi air; 3) ketika melakukan pengukuran
selang tidak terlipat dan jangan samapi air dalam selang terjadi gelembung
udara. Daerah pengukuran memanjang tidak terlalu jauh, bial jauh disarankan
menggunakan alat ukur tanah.

5
Gambar 11-4: Membuat Bidang Datar Menggunakan Selang Plastik

Selanjutnya untuk melakukan pengukuran di lapangan, dapat dilakukan


langkah kerja sebagi berikut;
1) Persiapkan alat yang digunakan untuk pengukuran dan periksa bila
ada kemungkinan kerusakan pada alattersebut;
2) Isi slang plastik dengan air bersih, hingga tidak ada gelembung
udara(usahakan slang plastik berwarna putih dan berdiameter 1 cm);
3) Tentukan jarak antara dua titik antara belakang misal A dan mukamisal
B, dimana jarak disesuaikan dengan panjang slang plastik,dirikan jelas
pada A dan B.
4) Rentangkan slang plastik antara titik A dan B, tunggu hingga kedua
permukaan air slang tidak bergerak dan tenang
5) Ukur ketinggian dari dari muka tanah sampai dari muka air padaslang
titik A (catat sebagai bacaan belakang B. demikian pulaketinggian dari
muka tanah sampai muka air pada slang dititik B (catatsebagai bacaan
muka B). disamping itu juga diukur jarak mendasardari A ke B.
6) Tentukan letak titik muka berikutnya dengan jarak B ke C
disesuaikanpanjang selang plastic dan prinsip yang sama lakukan
pengukuran selesai pada titik yang terakhir.

Untuk melakukan analisa hasil pengukuran, lakukan pengukuran beda tinggi


dan ketinggian titik yang diukur, untuk itu diperlukan pengelompokkan
datadengan perhitungannya dengan pedoman sebagai berikut, lakukan
penghitungan bedat tingg atau selisih tinggi antara dua titik kemudian hitung
tinggi titik-titik yang diukur.

6
Perhitunganbeda tinggi antara dua titik, gunakan symbol perhitungan sebagai
berikut ini;
∆t =b=m
∆t = beda tinggi
b = Pembacaan belakang
m = pembacaan muka

a) Perhitungan beda tinggi contoh (1):


Bacaan belakang (b) = 0,372 m, bacaan muka (m) = 0,020 m
maka: ∆t = 0,372 – 0,020m = +0,35 m à naik (+)
b) Perhitungan beda tinggi contoh (2):
Bacaan belakang (b) = 0,240 m, dan Bacaan muka (m) = 0,645 m
maka: ∆t = 0,240 m – 0,645 m= - 0,405 m à turun (-)
c) Perhitungan beda tinggi contoh (3):
Tinggi A = 110 m, Beda tinggi A dan B = + 0,550 m,
makaTinggi B = 110 m + 0,550 m, = 110,550 m
d) Perhitungan beda tinggi contoh (4):
Tinggi B = 110,550 m, Beda tinggi B dan C = 0,210 m, Tinggi C = 110,550
m – 0,210 m10= 110,340 m

B. Memasang Papan Duga (Bouwplank)

Papan duga atau patok kayu atau bouwplank, merupakan sebutan umum di
konstruksi bangunan ketika memulai pekerjaan pemasangan batu, baik batu
belah untuk pondasi atau batu bata untuk dinding, bahkan untuk pemasangan
tiang tiang kolam pada bangunan sederhana sering dilakukan. Bowplank
adalah Patok Kayu sementara yang dibuat untuk meletakkan titik-titik
pertengahan (as = poros tengah) bangunan yang dibentuk dengan garis bantu
benang atau papan sesuai dengan gambar denah bangunan yang akan
dikerjakan pemasangan konstruksi. Biasanya pada bowplank ini nanti kita
akan meletakkan paku untuk menarik benang agar tercipta garis yang lurus
dan selanjutnya bisa membuat sudut siku 90 derjat dengan tepat. Benang ini

7
nantinya yang menjadi pedoman untuk pekerjaan pasangan batu belah/bata,
pekerjaan pondasi, dan pekerjaan tiang tiang kolom bangunan.

Gambar 11-5 :Pemasanagan Bouwplank

Pelaksanaan pekerjaan membuat papan duga, patok, atau bouwplank adalah


dengan cara pedoman pembuatan atau pengukuran bidang datar yang telah
dijelaskan di atas, yaitu menggunakan pedoman dalil matematika phytagoras,
dengan langkah berikut ini;
1) Tanamkan secara dipancang deretan patok-patok menurut kedudukan,
dan tandai titik A-B, kemudian tarik benang (garis BA) sebagai dasar
pengukuran bangunan.
2) Pancangkan deretan patok-patok menurut kedudukan garis CD yang
dibuat tegak lurus terhadap garis BA dengan menggunakan
perbandingan dalil phytagoras (3:4:5).
3) Dengan cara yang sama, pancangkan deretan patok-pa-tok menurut
garis EF dan GH.
4) Pada tiap-tiap patok beri tanda letaknya titik duga ± 0,00 dengan
membuat bidang datar pada setiap patok, pasang bouwplank dengan
berpedoman pada titik duga tersebut.
5) Tentukan letaknya titik-titik sumbu dinding tembok pada papan
bouwplank, lalu tancapkan paku dan beri tanda dengan cat atau meni

8
Gambar 11-6: Pemasangan Bouwplank di Sudut dan Pemberian Tanda

Beberapa pedoman dan persyaratan memasang bouwplank yang baik adalah:


1) Bahan Bouwplank dibuat dari kayu yang mudah dikerjakan dan kuat
2) Titik hasil uitzet ditempatkan dengan tanda yang jelas, gunakan paku
dan atau cat sebagi tanda batas garis dan penarikan benang,
diusahakan bowplank tidak goyang pada saat pelaksanaan pekerjaan
pemasangan bangunan, seperti galian, pemasanagan batu, dan lain lain.
3) Letak kedudukan bowplank harus seragam, dan sisi atas bowplank
harus terletak satu bidang rata (horizontal) dengan papan bowplank
lainnya.
4) Garis benang bowplank merupakan bagian batas atau garis pedoman
pelaksanaan pekerjaan.
5) Berjarak cukup dari rencana galian

9
Gambar 11-7:Posisi Benang Pada Papan Bouwplank

Seperti dijelaskan di atas, bahwa titik-titik pada papan bangunan yang


menunjukkan dinding tembok dapat dijelaskan dengan tanda dari paku yang
juga berfungsi untuk menarik benang sebagai sumbu tembok.Untuk
menghindarkan kesalahan yang disebabkan letaknya paku, pada kedudukan
paku diberi tanda panah dengan cat/meni. Bidang atas bouwplank harus
diketam rata agar bidang atas papan dapat membentuk bidang datar (bidang
waterpas). Bidang atas papan bangunan biasanya dipasang pada kedudukan
± 0,00 sebagai duga lantai. Sudut pertemuan papan bouwplank harus benar-
benar siku, karena hal tersebut sebagai acuan untuk kesikuan pertemuan
dinding Untuk bangunan besar dan banyak terdapat ruang, pemasangan
bouwplank dilaksanakan mengelilingi seluruh area calon bangunan didirikan,
sedang untuk bangunan kecil, pemasangannya cukup pada lokasi sudut atau
pertemuan bangunan

Sambungan papan bouwplak diusahakan terletak pada sumbu patok,


sehingga jarak patok harus memperhitungkan terhadap panjang papan yang

10
akan dipergunakan sebagai bouwplank. Bila sambungan papan bouwplank
terletak di antara patok, maka sambungan papan harus menggunakan klem.

Gambar 11-8:Sambungan Papan Bouwplank

C. Pekerjaan Dinding Bangunan

Dinding merupakan salah satu elemen tegak (vertical) pada bangunan,


berupa bidang, dan berfungsi sebagai penutup atau pembatas ruangan.
Dinding adalah bagian bangunan yang sangat penting perannya bagi suatu
konstruksi bangunan. Dinding membentuk dan melindungi isi bangunan baik
dari segi konstruksi maupun penampilan artistik dari bangunan. Dinding
dirancang kuat danamanmenahan kekuatan horisontal dan vertikal yang
menjadi beban pada dinding, seperti apa yang menjadi beban konstrusi
bangunan dinding, yang dapat dihitung dengan dalil mekanika teknik. Pada
konstruksi bangunan atau mekanika, beban-beban yang timbul pada
konstruksi dinding, antara lain yaitu seperti kekuatanangin, berat sendiri,
mungkin bobotdinding dan lantaidari atas, dan kontraksiyang dihasilkan
olehvariasisuhu dan kelembabansertabebrapa dampaktertentu.

Pada zaman modern sekarang ini, dengan berkembangnya teknologi, dinding


dapat dirancang untuk menopang konstruksi dan berfungsi sebagai struktur
yaitu dapat memikul beban beban merata, dari konstruksi bangunan yang
berhubungan langsung atau tidak langsung dengan dinding.Sehingga fungsi
dinding dapat menjadi fungsi arsitektur sekaligus struktur
atausebagaikombinasi keduanyadalam konstruksi bangunan secara

11
keseluruhan. Dengan demikian konstruksi dinding bangunan menjadi peran
yang sangta penting dalam desain konstruksi secara keseluruhan, karena
disamping fungsi estetika dinding juga berfungsi sebagai struktur.Beberapa
bahan konstruksi didnding bangunan yang dikenal saat ini, seperti Bahan
batu, beton, rakitan lembaran bergelombang logam, panel kaca, atau panel
logam berlapis keramik, dan sebagainya.

Dari penjelasan di atas, jenis dinding bangunan dapat dibedakan dari segi;
1) Structural; yaitu dapat memikul beban beban merata, bahan harus
kaku dan kokoh dan bisanya jenis ini dibuat dari bahan; a) Batu alam
min. tebal 30 cm, b) Batu buatan, dan c) Beton/Beton bertulang.
2) Non structural; yaitu tidak memikul beban, biasanya digunakan untuk
bangunan ringan dan dapat dianggap memikul dengan syarat dinding
elemen penyebar beban harus kaku, dinding penyekat tersebut harus
pula cukup kokoh dan kaku. Jnie sdidnding ini biasanya terbuat dari;
a) Batu alam
b) Batu buatan; Batako, batu bata, bata celcon atau hebel
c) Kayu (triplek, plywood, Partisi)
d) Metal (baja, seng, alumunium)
e) Plastic
f) Kaca
g) Dan lain sebagainya

Sekilas dapat dijelaskan di sini, tentang bahan dari didnding bangunan


dimaksud, namun lebih jelasnya dapat kita pelajari lebih detail lagi dalam
penjelasan lanjutan. Dinding bata merah terbuat dari tanah liat atau lempung
yang dibakar. Untuk dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang aman
maka pengolahannya harus memenuhi standar peraturan bahan bangunan
Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah). Dinding dari pasangan bata
dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan min. 1 batu
(struktural). Bata celcon atau hebel, terbuat dari pasir silica, harganya lebih
mahal dari pada bata merah. Batako dan blok beton, adalah batu buatan yang
dibuat dari campuran bahan mentah: tras+ kapur + pasir dengan
perbandingan tertentu. Batu buatan jenis ini bentuknya berlubang, model dan

12
lubangnya dibuat bermacam variasi model. Blok beton, adalah batu buatan
yang dibuat dari campuran bahan mentah: semen + pasir
denganperbandingan tertentu, sama juga dengan bataco, blok beton ini juga
berlubang. Bata kapur, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran
beberapa bahan dengan perbandingan tertentu, umumnya digunakan pada
rumah-rumah sederhana di perkampungan, pagar pembatas tanah dan lain
sebagainya.

Proporsi ukuran bata merah standar SNI 15-2094-1991:


 panjang 240 mm, lebar 115 mm dan tebal 52 mm
 Panjang 230 mm, lebar 110 mm dan tebal 50 mm

Sebagai acuan umum, dapat dipakai bata merah dengan rentang dimensi:
 panjang = 19 cm - 24 cm
 lebar = 9 cm - 12 cm
 tebal = 5 cm - 6 cm

Ukuran bata merah yang terlalu kecil akan menyebabkan borosnya


pemakaian spesi untuk perekat pasangan bata. Ukuran bata merah yang
terlalu besar akan membuat pasangan dinding bata lebih lemah dalam
kekuatannya.
Bata merah yang baik tidak menyerap air lebih dari 10% berat keringnya :
 timbang bata merah kering
 rendam dalam air selama 24 jam
 timbang kembali dan hitung penambahan beratnya

Setelah direndam air 24 jam, tidak boleh menjadi rapuh dan mudah hancur
Bata merah tidak boleh mengandung terlalu banyak garam :
 rendam bata dalam posisi tegak (berdiri), sedalam sekitar
 diamkan selama 24 jam
lihat apakah muncul bercak putih di permukaan, tidak boleh lebih dari 50%
permukaan tidak terendam muncul bercak putih (akibat garam yang tertarik
dari proses penyerapan air)

13
Persyaratan kekuatan bata merah

Tabel : Kalasifikasi Kekuatan Bata (SNI 15-2094-1991)

Saat ini dinding bangunan, yang berfungsi sebagai non structural yaitu yang
berfungsi sebagai variasi atau berfungsi seni sebagai pembatas, telah banyak
diproduksi oleh pabrik-pabrik yang bergerak di bidnag bangunan.

Gambar 11-9: Bangunan Menggunakan Dinding Fabrikasi

Dinding prefabrikasi biasanya digunakan untuk konstruksi dinding tirai dan


sering dikenal sebagai dinding cetakan. Dinding pabrikan umumnya banyak
dipakai untuk bangunan bangunan perkantoran, hotel dan bangunan
bertingkat yang menjulang tinggi.Dinding pabrikan biasanya terbuat dari baja
bergelombang atau lembaran aluminium, kaca, meskipun kadang-kadang
terbuat dari serat diperkuat lembaran plastik. Dinding pabrikan sering dibuat
dalam lembaran datar atau bergelombang, yang pekerjaan konstruksinya

14
menggunakan teknik, sekrup, paku, lematau bahan perekat lain yang sesuai
dan telah di uji coba kekuatan konstruksinya, dan biasanya memiliki rangka
(frame) tersendiri.Pembangunan gedung pencakar langit, dengan konstruksi
dinding dari betonbertulangselain digunakan untuk kekuatan danjuga
berujuansebagai keindahan estetika.Dindingtersebut dapatdibuat di tempat
atau system pracetak. Beberapadinding betonpracetakterbuat daribalok-balok
beton pratekan, berbentukpersegi panjang, yangditempatkan secara vertikal.
Bahan pabrikan lain sepertiKaca, logam , atau keramik berlapis dinding panel
logam adalah jenis umum dinding yang digunakan dalam konstruksi bangunan
pencakar langit.

Gambar 11-10: Bangunan Menggunakan Dinding Kaca

1. Dinding Batu Bata

Pekerjaan pemasangan batu bata memiliki seni tersendiri dalam sistem


konstruksi bangunan gedung. Penggunanaan dinding batu bata paling banyak
digunakan di Indonesia, sepertuuntuk rumah sederhana, rumah mewah,
gedung olah raga, gedung besar (hall), bahkan untuk gedung-gedung
pencakar langit masih banyak yang menggunakan dinding batu bata.
Pekerjaan pelaksanaan pekerjaan dinding batu bata ini sebenarnya

15
merupakan pekerjaan dari arsitektur seara umum, walapun dari sudut
konstruksi pekerjaan batu bata juga memiliki peranana dalam mendukung
konstruksi bangunan. Bila pekerjaan pemasangan dinding batu bata jelek,
seperti miring, tidak rata atau retak-retaktentu akan mempengaruhi keindahan
arsitektur bangunan.

Beberapa syarat dan ketentuan dalam pekerjaan pemasangan dinding batu


bata, dapat dipedomani ketentuan berikut ini;
1) Bahan; Bahan yang perlu disiapkan dalam pasangan batu meliputi bata
yang sesuai dengan stnadar, dan bahan diperlukan dalam pasangan batu
perlu dipersiapkan dekat dengan tempat dimana pekerjaan akan
dilaksanakan. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah dalam
pelaksanaan pekerjaan. Ada beberpa peralatan dan bahan yang perlu
dipersiapkan dalam pemasangan dinding batu bata, antara lain yaitu;
Peralatan pengukuran (water pass/selang plastik, patok dan papan,
meteran); Peralatan kerja (sendok spesi, cangkul, palu); Bahan adukan
(pasir dan semen), dan tempat membuat adukan atau spesi
2) Persiapan Lokasi; Hal-hal yang perlu disiapkan di lokasi pekerjaan
pasangan batu adalah; a). Di dalam pekerjaan membersihkan lokasi kerja
dari sampah yang akan menghambat jalannya pekerjaan selalu dilakukan
pada awal pekerjaan. Pekerjaan ini tidak terlalu memerlukan tenaga yang
besar kecuali pekerjaannya memang besar yang akan dibahas secara
tersendiri karena menyangkut penggunaan alat berat seperti buldozer,
back hoe dan lain-lain; b). Memindahkan benda yang akan menghambat
proses pekerjaan.Pekerjaan memindahkan sering dilakukan
menyesuaikan dengan kondisi lapangan. Kalau kondisi lapangan
pekerjaan lahan baru, biasanya ada pohon yang perlu ditebang. Kondisi
lapangan bangunan lama juga perlu pembongkaran dan pengamanan alat
dan bahan yang masih terpakai, barang tersebut diinventaris dan
diletakkan pada ruangan yang aman; c). Membuat penerangan dan
sarana kebersihan seperti lampu dan tersedianya air.

Salah satu komponen bangunan yang biasa dibuat dari pasangan batu bata
adalah dinding. Dinding pasangan batu bata adalah susunan batu bata yang

16
disatukan dengan menggunakan adukan mortar sebagai bahan perekat,
sehingga membentuk konstruksipada bagian bangunan tertentu..Dinding bata
merah terbuat dari tanah liat atau lempung yang dibakar.Untuk dapat
digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus
memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10
(peraturan bata merah). Pada bangunan sederhana rumah tinggal dan
bangunan sederhana satu lantai lainnya, dinding berfungsi sebagai komponen
struktur untuk menyangga beban-beban bangunan yang ada di atasnya dan
sekaligus berfungsi sebagai partisi yaitu pembatas atau penyekat antar
ruangan. Pada bangunan gedung bertingkat, umumnya struktur utama berupa
struktur rangkadibuat dari material beton bertulang atau baja, sedangkan
tembok hanya berfungsi sebagai penyekat. Pasangan dinding batu bata,
menurut ketebalannya, dapat dibedakan menjadi: pasangan setengah batu,
pasangan satu batu, dan pasangan satu setengah batu.

Gambar 11-11: Memasang Dinding Batu Bata

Pemeriksaaan visual bata yang baik dapat dilihat dari bentuk, dan
warnanya.Bata yang ideal mempunyai ukuran 6 x 12 x 24 cm, tetapi bata yang
sekarang diproduksi mempunyai ukuran yang berbeda beda, tergantung
pabrik yang mengeluarkannya, bahkan banyak bata diproduksi ukurnanya
yang lebih kecil dari ukuran standar seperti yang dipesyaratkan oleh SNIatau
standar bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10. Umumnya ukuran bata di
Indonesia ukuran standar seperti berikut :
1) Panjang 240 mm, lebar 115 mm, tebal 52 mm atau
2) Panjang 230 mm, lebar 110 mm, tebal 50 mm

17
Penyimpangan terbesar, dari ukuran-ukuran seperti tersebut di atas ialah:
untuk panjang maksimal 3 %, lebar maksimal 4 % dan tebal maksimal 5 %.
Tetapi antara bata-bata dengan ukuran-ukuran terbesar dan bata-bata dengan
ukuran-ukuran ter-kecil, selisih maksimal yang diperbolehkan ialah untuk
panjang 10 mm, untuk lebar 5 mm dan untuk tebal 4 mm.

Untuk pemeriksaan dan mengetahui kekuatanbata dapat dilakukan pengujian


secara sederhana, yaitu dengan cara seperti berikut: Sebuah bata diletakkan
di atas dua bata yang lain, setiap batapenumpu menahan ± ¼ panjang bata
yang diuji, sehingga ± ½ panjang bata yang diuji menjadi bebas atau tidak
tertumpu, kemudian dipijak dengan satutelapak kaki orang dewasa. Apabila
bata pecah, maka kualitasnya tidak baik. Selain itu, ada beberapa pedoman
yang dapat dilakukan untuk pemeriksaan bata, seperti;
1) Mempunyai bentuk yang persegi, lurus, dan seragam,
2) Tidak retak dan tidak cacat seperti sompel
3) Permukaannya kasar
4) Jika dipukul bunyinya nyaring
5) Tidak mudah hancur atau patah.
6) Tahan bila direndam
7) Dibakar pada suhu yang tepat, sehingga secara visual terlihat
berwarna merah tua.

Memasang dinding dari batu bata, guna memperoleh hasil yang optimal, ada
beberapa pedoman yang dapat dilakukan antara lain, yaitu;
1) Mempersiapkan alat, seperti;
a) Waterpass
b) Benang
c) Unting-unting
d) Siku rangka
e) Meteran
f) Profil
g) Sendok spesi
h) Pensil
i) Pemotong bata

18
j) Palu
k) Bak spesi
l) Ember/sekop
m) Cangkul

2) Mempersiapkan Bahan, seperti;


a) Batu bata memenuhi syarat seperti dijelaskan sebelumnya.
b) Angkur terbuat dari baja tulangan diameter 10 mm sampai 12 mm
kondisi baik, tidak berkarat, tidak berminyak, bukan besi bekas.
c) Semen (PC kemasan 50 kg atau PPC kemasan 40 kg, tidak mengeras,
kering, warna seragam).
d) Pasir berasal dari sungai/darat, tidak mengandung lumpur dan bahan
organik.
e) Air layak minum, tidak berasa, tidak berwarna, tidak berbau.

Gambar 11-12 :Mempersiapkan Pemasangan Dinding Batu Bata

3) Pedoman kerja:
a) Pelajari RKS (Rencan kerja dan Syarat-syarat) beserta gambar kerja
yang tersedia, atau lakukan wawancara dan buat catatan hasil
wawancara dan diskusi;
b) Sebelum melakukan pekerjaan gunakan perlengkapan kerja standar;
c) Buat adukan sesuai dengan dengan komposisi adukan konstruksi
yang akan dibangun;
d) Persiapkan alat dan batu bata yang diperlukan, sebaiknya bata
direndam terlebih dahulu, agar tidak terlalu kering dan tidakmenyerap
air spesi sehingga diperoleh kekuatan lekat yang baik;

19
e) Tentukan dan atur tata letak pekerjaan dengan tujuan menghindari
kecelakaan kerja, tersedianya ruang gerak yang cukup leluasa saat
bekerja, meningkatkan produktivitas, dan hindari tercecernya material
yang bisa mengakibatkan pemborosan

Pelaksanaan pemasangan batu bata agar diperoleh hasil pasangan bata yang
baik, dalam memasang satu buah batu bata diusahakan cukup hanya sekali
mengambil dan meletakkan adukan/spesi. Cara meletakkan batu bata
didorong mendatar seperti pesawat terbang mendarat, sehingga ujung batu
bata akan mendorong adukan dan akhirnya mengisi siar tegak. Cara ini
memerlukan sendok yang cukup panjang, dan sebaiknya digunakan sendok
spesi segitiga. Pedoman dan langkah kerja pemasangan batu bata, sebagai
pasangan dinding untuk bangunan, rumah dan toko, dapat dikerjakan seperti
langkah berikut ini;
1) Persiapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan
mudah dijangkau.
2) Tentukan target ukuran pekerjaan dan memasang profil terbuat dari
kaso kayu di luar kedua ujung pasangan sejauh 50 cm, dan tegakkan
profil dengan menggunakan unting-unting
3) Mengukur ketinggian lapis pertama pasangan dinding dengan
pedoman elevasi sloof dan lantai di bawahnya dengan selang plastik
berisi air atau water pass.
4) Menentukan ketebalan setiap lapispasangan bata
denganmemperhitungkan tebal bata dan siar.
5) Memberikan tanda untuk setiap ketinggian lapisan pasangan bata, dari
lapis ke-1 sampai ke-20, pada kedua profil yang telah dipasang.
6) Merentangkan benang dan mengikat pada tanda elevasi di kedua profil
7) Memasang lapisan batu bata dengan mengontrol kelurusan ke arah
horisontal dan ketegakan ke arah vertikal pada setiap lapisannya.
8) Memindahkan benang ke tanda elevasi lapis kedua, setelah lapis
pertama selesai, dan melakukan pemasangan selanjutnya.
9) Memasang angkur dengan panjang penyaluran/tertanam minimal 40
cm, setiap 6 lapis batu bata pada bidang dinding.

20
10) Membersihkan ruang kerja dari adukan yang tercecer, cucilah alat dan
kembalikan ke tempat semula.
11) Mengulangi langkah-langkah pemasangan di atas sampai pekerjaan
selesai.

Gambar 11-13 :Membuat Pedoman Siku Pemasangan Dinding Batu Bata

Pelaksanaan pemasangan batu batu merah, dengan menghubungkan batu


merah masing-masing bersama mortar menjadi suatu kesatuan yang juga
dapat menerima beban. Siar-siar vertikal selalu diusahakan agar tidak
merupakan satu garis, harus bersilang, seperti terlihat pada gambar berikut
ini.

Gambar11-14 :Siar-siar Vertikal Batu Bata Tidak Satu garis

21
Gambar 11-15:Susunan Lapisan Pasangan Batu Bata

Lapisan pertama dengan lapisan yang kedua dibuat pada siar vertical yang
berbeda kemudian untuk lapisan kedua dan yang berikutnya pada batu
masing-masing diletakkan adukan (mortar) pada dinding yang sudah didirikan
untuk siar yang horisontal dan pada batu merah yang akan dipasang pada sisi
sebagai siar vertical Sekarang batu merah dipasang menurut tali yang telah
dipasang menurut papan mistar sampai batu merah terpasang rapat dan
tepat. Dengan sendok adukan, mortar yang tertekan keluar siar-siar dipotong
untuk digunakan langsung untuk batu merah berikutnya.Pada musim hujan
dinding-dinding pasangan batu merah yang belum kering harus dilindungi
terhadap air hujan. Perawatan pasangan batu bata, untuk mecapai hasil yang
optimal, selama proses pengerasan bahan adukandiperlukan kelembaban
yang memadai. Oleh sebab itu, perlu dilakukan perawatan dengan menyiram
dinding secara berkala selama minimal 7-14 hari sejak mulai dipasang.

Bentuk dan teknis ikatan pemasangan batu bata, dapat dilihat dari
gambar.Ikatan Setengah Bata Memanjang

22
1) Ikatan satu batu memanjang

2) Ikatan setengah batu sudut

3) Ikatan setengah batu persilangan tiga jalur

23
4) Ikatan setengah batu persilanganempat jalur

24
25
Gambar 11-16: Berbagai Hubungan Setengah Bata

Teknologi Pasangan Bata dan Plesteran

Semen sebagai bahan pengikat dalam pembuatan aduk dan beton secara
langsung dapat mempengaruhi nilai teknis dan ekonomis dari bangunan
sehubungan dengan kualitas. Adukan adalah suatu campuran dari bahan
pengikat, bahan pengisi dan air. Bahan pengikat yang biasa dipakai adalah

26
semen, kapur bangunan atau campuran dari keduanya, sedangkan bahan
pengisi adalah pasir atau tras. Adukan dengan bahan pengikat semen
mempunyai adhesi dan kekuatan yang lebih besar tetapi pengerjaannya agak
susah atau workabilitynya rendah. Sedangkan adukan dengan bahan pengikat
kapur mempunyai sifat adhesi dan kekuatan yang lebih rendah tetapi
mempunyai sifat kemudahan pengerjaan (workability) yang lebih baik. Sifat-
sifat adukan yang terpenting adalah mudah dikerjakan (workability), sifat
penyusutan (shrinkage) yang kecil, dan. Kekuatan (strength) yang cukup.

Pada pekerjaan pasangan bata dan plesteran dinding, jenis-jenis semen yang
digunakan harus mempunyai karakteristik tertentu dan memenuhi spesifikasi
sesuai dengan fungsinya antara lain mudah dikerjakan, panas hidrasi rendah
dan tidak terjadi retak. Fungsi adukan dalam pasangan bata antara lain
sebagai pengikat antara bata yang satu dengan yang lain, disamping dapat
menghilangkan deviasi dari permukaan batanya untuk menyalurkan beban.
Sedangkan fungsi adukan dalam plesteran untuk meratakan permukaan
dinding dan melindunginya dari berbagaai pengaruh seperti cuaca.

Beberapa hal buruk yang umumnya terjadi pada hasil pekerjaan pasangan
bata dan plesteran dinding disebabkan kurang memahami teori mencampur
adukan dan rencana kerja, antara lain :
a) Terjadinya retak-retak pada plesteran.
b) Pemasangan bata miring.
c) Banyak adukan tersisa pada waktu selesai kerja.
Menyadari hal tersebut di atas, maka untuk mendapatkan pasangan bata dan
plesteran dinding yang baik perlu didukung oleh peralatan, teknik
pemasangan, penyesuaian kecepatan pengisapan air permukaan dari bata
dan pemeliharaan pasangan bata.

Berikut ini beberapa ketentuan-ketentuan, pasangan dinding;


a) Pasangan harus tetap datar dan tegak lurus;
b) Bagian ujung pasangan harus berbentuk gerigi;
c) Kelebihan adukan yang menempel pada dinding pasangan harus segera
dibersihkan sebelum mengeras;

27
d) Bagian bata yang menumpang tidak boleh kurang dari ¼ dari panjang
bata;
e) Bata penutup dari suatu baris pasangan, adukan diletakkan pada bagian
ujung bata terlebih dahulu untuk mengisi sambungan tegak (vertikal);
f) Batu bata harus dalam kondisi lembab pada saat dipasang;

Pasangan Plesteran Permukaan dinding dasar sebelum diplester harus


memenuhi ketentuan berikut :
a) Bersih, bebas dari debu dan organik serta gumpalan adukan yang
melekat tidak sempurna;
b) Lurus/rata dengan toleransi maksimum 2,0 mm/m‟;
c) Dapat menyerap air;
d) Lajur kepala untuk plesteran dibuat dengan jarak 1 meter dan
maksimum 1,5 meter;
e) Khusus untuk permukaan dinding yang licin : Diberi anyaman kawat
atau dikasarkan dengan pahat, atau diberi lapisan kamprot dan
dibasahi selama 24 jam, atau; Diberi bahan pelekat/pengikat sesuai
ketentuan yang berlaku.

Pekerjaan Plesteran untuk Dasar Permukaan Padat Pekerjaan plesteran pada


dasar permukaan padat harus memenuhi ketentuan berikut :
a) Permukaan dengan penyerapan rendah harus dibasahi sebelum
diplester, sedangkan untuk permukaan dengan penyerapan tinggi
harus dibasahi sampai jenuh;
b) Pengamprotan (untuk lapisan kamprot) dilakukan dengan tekanan atau
lemparan kemudian digaruk dengan arah horizontal, sehingga
ketebalan 3 – 4 mm;
c) Lapisan kedua (badan plester) dilekatkan dan diratakan sampai padat
dan rata, sehingga ketebalan 3 – 4 mm;
d) Lapisan ketiga (acian) dilekatkan dengan tekanan yang cukup sampai
ketebalan maksimum 2,0 mm.
Pekerjaan Plesteran pada Dasar Permukaan Logam Pekerjaan plesteran
pada dasar permukaan logam harus mengikuti ketentuan berikut :

28
a) Lapis kamprotan harus dilakukan dengan tekanan yang cukup untuk
mendapatkan permukaan yang kasar dan kuat.

Waktu Efektif Adukan; Adukan harus segera diplesterkan sebelum mencapai


waktu paling lama 2,5 jam sejak mulai dicampur dan harus dilakukan
pengadukan ulang selama masa pelaksanaan untuk menjaga homogenitas
dan kemudahan pengerjaannya. Tenggang Waktu antar Lapisan, Tenggang
waktu antar lapisan harus diberikan sampai lapisan terdahulu cukup keras dan
stabil, terutama untuk lapisan badan (lapis kedua) sebelum diberi lapisan akhir
(acian) sudah tidak terjadi penyusutan dan retak-retak lebih lanjut. Untuk hal
tersebut, perlu diberikan tenggang waktu minimal 7 (tujuh)hari. Pemeliharaan
Selama masa pelaksanaan, dinding harus dijaga dari pengaruh sinar matahari
langsung dan dijaga agar tetap dalam kondisi lembab terutama pada lapisan
akhir selama minimal 3 x 24 jam.

2. Dinding Bata Hebel

Hebel adalah jenis dinding dari bahan pabrikan, yang terbuat dari campuran
semen, pasir (silica), dan kapur, lalu dicampur air dan bahan
pengembang setelah itu diproses dengan diberi uap air tekanan
tinggi dimana dalam pembentukannya gas-gas dibuang, kemudian kantong-
kantong udara dimanfaatkan untuk mengisi campuran beton (Semen, pasir
dan kapur), sehingga lebih padat tetapi ringan. Hebel dinamakan juga oleh
tukang-tukang di lapangan sebutan “bata ringan”, atau sebutan lain disebut
juga dengan Hebel ACC (Autoclaved Aerated Concrete) dan ada juga
menyebut beton ringan aerasi.

Di Indonesia sekarang ini hebel/bata


ringan sudah banyak diproduksi pabrik
skala besar, dan pabrik rumahan (home
industries), tetapi mereka tidak
menyebutnya dengan merek hebel dan
masing-masin mebuat merek sendiri,
karena batu ringan ini awalnya merek
hebel yang pertama dikenal29
orang.Kadang kala batu hebel
diproduksi juga dengan penguatan
batu bata, hanya ukurannya
lebih besar, umumnya
berukuran 10 cm x 19 cm x
59 cm atau ukuran 60 cm x
20 cm dengan ketebalan 8–
10 cm.

Spesifikasi umum hebel /bata ringan adalah;


1) Berat jenis kering : 520 kg/m3
2) Berat jenis normal : 650 kg/m3
3) Kuat tekan : > 4,0 N/mm2
4) Ketahanan terhadap api : 4 jam
5) Per meter luas, dibutuhkan 8-9 buah, atau untuk 1 m3 bata jenis ini
bisa digunakan untuk pasangan dinding seluas 11,5 m2. kebutuhan
spesi kira-kira 3 cm, dan dapat tidak diplester, karena permukaanya dan
dimensi solid dan presisi.

Beberapa keuntungan menggunakan Hebel sebagai dinidng, antara lain yaitu;

30
1. Pemasangan Cepat; Masa pekerjaan konstruksidinding hebel lebih cepat,
dibanding bata merah, sehingga dari anggaran pekerjaan, yaitu
penggunaan tenag kerja akan lebih hemat. Penggunaan hebel akan
menyisahkan sedikit sampah atau barang reject, yang membuat lokasi
proyek lebih bersih, tidak berantakan dank an mempercepat penyelesaian
konstruksi.
2. Solid; Hebel lebih solid bila disbanding dengan batu olahan tradisional,
lebih ringan sehingga transportasi akan lebih mudah, dan hasil penelitian
menunjukkan kekuatan hebel lebih kuat dibanduing batu tradional.
3. Tahan Api; Hebel sangattahan api, ini akan membuat lebih aman dan
untuk ketenangan pikiranterhadapa bangunan, dan menambahkan
keamanan.
4. Presisi; Hebel merupakan produksi pabrikan, tentu dimensi dan
ukuran lebih presisi.
5. Ramah Lingkungan; Hebel dibuat dengan konstruksi yang uniktahan
panasdenganmassa termal, membuatbangunan lebih efisiensi, karena
mengurangiketergantungan padapemanasan dan pendinginan, dan akan
berampak pada efisiensi penggunaan AC di ruangan.
6. Bagus untuk akustik; Hebeldenganpanel dindingringandan lebih solid,
akanmemberikantingkatkinerja akustik lebih berkualitas, karena lebih
kedap suara.

Dari keuntungan pemakaian batu hebel, jelas akan lebih bermanfaat


dibanding menggunakan batu bata, atau batu tradisonal lain.

31
Gambar 11-17:Bahan Dinding Hebel

Ada beberapa kekurangan dinding bata hebel atau celcon ini, yaitu;
1) Harga relative lebih mahal disbanding bata/batako, dan bahabn
tradisonal lain.
2) Tidak semua tukang mampu memasang hebel.
3) Pembelian melalui pemesanan pada took yang special menjual hebel.

Gambar 11-18:Pemasangan Dan Aplikasi Dinding Hebel

Hebel bahannya jenis ini harganya lebih mahal kurang lebih 16,5 % dari harga
dinding bata merah untuk setiap 1 m2 terpasang. Dinding jenis ini sering
digunakan pada rumah-rumah mewah, hotel, apartemen, monumen dan
gedung-gedung mewah yang lain.Dinding jenis hebel bisa saja tidak diplester,
cukup diaci saja karena permukaannya yang sudah relatif rata dan
permukaan batu yang lebar.Hanya saja ketebalan kusennya harus
disesuaikan. Selain itu, dalam praktik pemasangan sangat sedikit bahan yang
terbuang. Jarak pemasangan kolom penguat sama dengan yang disyaratkan
pada bata merah.

3. Dinding Batako

Batako adalah salah satu bahan bangunan yang berupa batu-batuan yang
pengerasannya tidak dibakar dengan bahan pembentuk yang berupa
campuran pasir, semen, air dan dalam pembuatannya dapat ditambahkan
dengan bahan tambah lainnya (additive). Selain itu ada juga yang

32
membuatnya dari campuran batu tras, kapur dan air bahkan kini juga beredar
batako dari campuran semen, pasir dan batubara, tentu dengan campuran
kekuatannya menjadi kurang. [pengertian Batako, menurut PUBI (Persyaratan
Umum Bahan Bangunan di Indonesia) tahun 1982 pasal 6, “Batako adalah
bata yang dibuat dengan mencetak dan memelihara dalam kondisi lembab”,
sednagkan menurut SNI 03-0349-1989, “Conblock (concrete block) atau batu
cetak beton adalah komponen bangunan yang dibuat dari campuran semen
Portland atau pozolan, pasir, air dan atau tanpa bahan tambahan lainnya
(additive), dicetak sedemikian rupa hingga memenuhi syarat dan dapat
digunakan sebagai bahan untuk pasangan dinding”

Bentuk dari batako/batu cetak itu sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu batu cetak
yang berlubang (hollow block) dan batu cetak yang tidak berlubang (solid
block) serta mempunyai ukuran yang bervariasi.Ukuran batako (press) pada
umumnya adalah panjang 36-40 cm, tebal 8-10 cm, dan tinggi 18-20 cm.
Untuk dinding seluas 1 m2, kira-kira membutuhkan 15 buah batako. Biasanya
orang memilih jenis batako press, hal ini dipilih untuk memperingan beban
struktur sebuah bangunan, mempercepat pelaksanaan, dan meminimalisasi
sisa material yang terjadi pada saat proses pemasangan dinding.

Gambar 11-19:Bentuk Batako (solid block dan hollow block)

33
Sebutan batako, juga sering disebut dengan bata beton, hanya campuran
semennya lebih sedikit dan bervariasi tergantung pabrik yang
memperoduksinya.Batako diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu batako
normal dan batako ringan. Batako normal tergolong batako yang memiliki
densitas sekitar 2200-2400 kg/m3 dan kekuatannya tergantung komposisi
campuran beton (mix design). Sedangkan untuk beton ringan adalah suatu
batako yang memiliki densitas < 1800 kg/m3, begitu juga kekuatannya
biasanya disesuaikan pada penggunaan dan pencampuran bahan bakunya
(mix design).Batako yang baik adalah yang masing-masing permukaanya rata
dan saling tegak lurus serta mempunyai kuat tekan yang tinggi.Permukaan
batako harus mulus, berumur minimal satu bulan, pada waktu pemasangan
harus sudah kering, berukuran panjang 400 mm, lebar 200 mm dan tebal 100-
200 mm, kadar air 25-35 % dari berat, dengan kuat tekan antara 2-7 N/mm2”.
Sebelum dipakai dalam bangunan, maka batako minimal harus sudah
berumur satu bulan dari proses pembuatannya, kadar air pada waktu
pemasangan tidak lebih dari 15 %.

Gambar 11-20:Ukuran Batako Press(Diambil dari sampel produksi)

Beberapa faktor yang menjadikan batako berkualitas, antara lain adalah;


Faktor air semen, umur batako dari mulai diproduksi, kepadatan batako yang
dipengaruhi ketika produksi, bentuk dan struktur batuan dan campuran bahan
yang digunakan.Berikut ini adalh spesifikasi umum batako;
1) Berat jenis normal 1000 kg/m3
2) Berat jenis kering 950 kg/m3
3) Kuat tekan : 5,5 N/mm²
4) Tebal spesi : 20 – 30 mm
5) Jumlah (kebutuhan) batako press per 1 m2 : 20 – 25 buah.

34
Beberapa keuntungan menggunakan batako sebagai dinding bangunan, yaitu;
1) Secara kuantitatif dalam pemasangan dinding, jumlahnya lebih sedikit
bila dibanding dengan batu bata.
2) Memasnga lebih cepat, dan dimensi ukruan lebih seragam disbanding
bat merah.
3) Tidak perlu diplester untuk menghemat biaya
4) Sebelum pemakaian tidak perlu direndam air.
Beberapa kekurangan menggunakan batako sebagai dinding bangunan, yaitu;
1) Gampang retak pada dinding
2) Gampang pecah, sehingga membutuhkan ekstra ketika pengangkutan
dan pemasangan
3) Kurang baik untuk insulasi panas dan suara.

Bahan dinding batu cetak yang tidak dibakar atau sebutan umum batako, ada
juga yang menyebut konblok, berdasarkan bahan bakunya dibedakan menjadi
dua bagian, yaitu:
1) Batako putih; Batako putih ata tras terbuat dari campuran trass, batu
kapur, dan air, dan sering juga disebut batu cetak kapur trass. Trass
merupakan jenis tanah yang berasal dari lapukan batu-batu yang
berasal dari gunung berapi, warnanya ada yang putih dan ada juga
yang putih kecokelatan. Ukuran batako trass yang biasa beredar di
pasaran memiliki panjang 20 cm–30 cm, tebal 8 cm–10 cm, dan tinggi
14 cm–18 cm.
2) Batako semen; dibuat dari campuran semen dan pasir. Ukuran dan
model lebih beragam dibandingkan dengan batako putih. Batako ini
biasanya menggunakan dua lubang atau tiga lubang disisinya untuk
diisi oleh adukan pengikat. Nama lain dari batako semen adalah
batako pres, yang dibedakan menjadi dua bagian, yaitu pres mesin
dan pres tangan. Secara kasat mata, perbedaan pres mesin dan
tangan dapat dilihat pada kepadatan permukaan batakonya. Di
pasaran ukuran batako semen yang biasa ditemui memiliki panjang 36
cm–40 cm, tinggi 18 cm–20 cm dan tebal 8 cm–10 cm

35
Gambar 11-21:MesinPress Tangan

Kelebihan dinding menggunakan batako putih antara lain adalah,


pemasangan relatif lebih cepat, harga relatif murah. Kemudian kekurangan
dinding batako putih antara lain adalah, rapuh dan mudah pecah, menyerap
air sehingga dapat menyebabkan tembok lembab, dinding mudah retak, dan
penggunaan rangka beton pengaku relatif lebih banyak, yaitu setiap bidang
dinding seluas.

Kelebihan dinding menggunakan batakosemen (pres) antara lain adalah;


1) Lebih kedap air sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya
rembesan air.
2) Pemasangan lebih cepat daripada dinding bata merah ataupun dinding
batako putih, karena ukuran material yang lebih besar.
3) Membutuhkan rangka beton pengaku relatif lebih sedikit, yaitu antara
9-12 m2 luas bidang dinding
4) Ukuran material lebih presisi dan seragam, sehingga mengurangi
pemakaian spesi, dan material plester dan aci.
5) Ketersediaan material relatif terjamin, serta fluktuasi harga tidak terlalu
tinggi karena proses pembuatannya tidak terlalu dipengaruhi oleh
musim.
Kemudian kekurangan dinding batako presantara lain adalah;
1) Harga relatif lebih mahal dibanding batako tras.
2) Mudah terjadi retak rambut pada dinding.

36
3) Dinding mudah berlubang karena terdapat lubang pada bagian sisi
dalamnya, sehingga menyulitkan untuk pemasangan perabot pada
dinding.

Batako dan paving block yang diproduksi, bahan bakunya terdiri dari pasir,
semen dan air dengan perbandingan 75 : 20 : 5. Perbandingan komposisi
bahan baku ini adalah sesuai dengan Pedoman Teknis yang dikeluarkan oleh
Departemen Pekerjaan Umum tahun 1986. Adapun proses produksi batako
dan paving block adalah sebagai berikut :
1) Pasir diayak untuk mendapatkan pasir yang halus dengan
menggunakan mesin/manual.
2) Pasir tanpa diayak dan semen diaduk sampai rata dengan
menggunakan mesin pengaduk/manual dan setelah rata ditambahkan
air.
3) Adonan pasir, semen dan air tersebut diaduk kembali sehingga
didapat adukan yang rata dan siap dipakai.
4) Adukan yang siap dipakai ditempatkan di mesin pencetak
batako/paving block dengan menggunakan sekop dan di atasnya
boleh ditambahkan pasir halus hasil ayakan (bergantung pada jenis
produk batako/paving block yang akan dibuat).
5) Dengan menggunakan lempengan besi khusus tersebut dipres/ditekan
sampai padat dan rata mekanisme tekan pada mesin cetak.
6) Batako/paving block mentah.yang sudah jadi tersebut kemudian
dikeluarkan dari cetakan dengan cara menempatkan potongan papan
di atas seluruh permukaan alat cetak.
7) Berikutnya alat cetak dibalik dengan hati-hati Skala produksi dan
keunggulan produk akhir sehingga batakolpaving block mentah
tersebut keluar dari alat cetaknya.
8) Proses berikutnya adalah mengeringkan batako/paving block mentah
dengan cara diangin-anginkan atau di jemur di bawah terik matahari
sehingga didapat batako/ paving block yang sudah jadi

Teknik dan cara pemasangan batako sama saja halnya dengan teknik dan
pemasangan batu bata, perbedaan hanya terletak pada ukuran saja. Oleh

37
karena itu, pada kesempatan ini kita tidak akan membahas secara detail
pemasangan batako, karena dapat dilihat pada materi terdahulu tentang
pemsangan batu bata. Baik itu tentang persiapan alat, persiapan bahan dan
lain sebagainya, dan yang terpenting untuk menghasilkan yang lebih baik, dan
kuat pemasangan batako haruslahbenar-benar disusun dengan rapi.Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penngunaan batako sebagai dinding
bangunan, yaitu;
1) Penyimpanan, diusahakan di dalam keadaan cukup kering
2) Kemanan konstruksi batako, sebaiknya disusun maksimal per lima
lapis.
3) Pemasangan tidak perlu dibasahi terlebih dahulu, serta tidak
bolehdirendam air.
4) Pemotongan batako dipergunakan palu, sendok semen, atau tatah
untukmembuat goresan pada batu yang akan dipatahkan.

Gambar 11-22:Pemasangan Batako Sebagai Dinding Pagar

Untuk memperkuat dinding batu batako juga digunakan rangkapengkaku yang


terdiri dari kolom atau balok beton bertulang yang dicordi dalam lubang-
1ubang batu batako.Kolom beton ini selalu dipasang disudut-sudut,
pertemuan dan persilangan dinding seperti terlihat padagambar diatas.Jika
dinding bersilangan salah satu dinding terdiri daribatu batako yang tidak
berlubang, maka digunakan angker besi beton.

Berikut ini, beberapa gambar teknik dan susunan pemasangan batako yang
dipersyaratkan untuk dipedomani.

38
Gambar 11-23 :KonstruksiBatakoHubungan Sudut

Gambar 11-24:Konstruksi Batako Sudut Dengan Penguat Kolom

Gambar 11-25:KonstruksiBatakoHubungan Persilangan

39
Gambar 11-26:Konstruksi Batako Dengan Penguat Besi Beton

4. Dinding Batu Alam

Batu alam membuat tampilan ruangan jadi alami, bentuk, tekstur, dan
motifnya mampu membuat suasana ruang berubah sejuk alami. Dalam
pemasangan, batu alam dapat menghasilkan beragam pola dan tampilan.
Dinding batu alam biasanya terbuat dari bebatuan yang terdapat di alam,
beda dengan batu olahan, seperti batu kali, batu cadas, batu candi, dan batu
yang dapat dipakai sebagai dinding baik itu berfungsi sebagai penyekat,
penahan maupun sekalian sebagai dekorasi arsitektur. Prinsip
pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus
dipasang selang-seling, untuk menyatukan batu diberi adukan seperti
campuran ½ PC : 1 kapur : 6 pasir untuk bagian dinding di atas permukaan
tanah.

Batu alam dapat dipasang dengan pola seperti batu bata dinding, kotak-kotak
bujur sangkar, dan susun sirih, selain juga pemasangan maju mundur. Pilihan
pola ini dapat disesuaikan dengan keinginan atau sesuai dengan karakter
batu yang dipakai. Batu candi batu ini berupa lempengan. mudah menyerap
air karena berpori besar. Teksturnya kasar. Apabila terkena air, warna batu
lebih kelam biasanya semakin hitam. Ukuran yang tersedia: 10 cm x 20 cm,
15 cm x 30 cm, dan 20 cm x 20 cm. Tersedia pula ukuran lebih besar, berkisar
antara 20 cm x 30 cm, 20 cm x 40 cm, dan 40 cm x 40 cm.

40
Batu alam biasanya digunakan untuk pondasi rumah, meski begitu, tersedia
juga batu kali lempengan. Bentuk dan ukuran batu alam biasanya tidak
teratur, lempengan batu ini biasa dipakai untuk lapisan dinding ataupun lantai,
bentuk dan ukuran yang tidak beraturan jelas membuat proses pemasangan
agak sedikit sulit butuh ahli agar hasilnya rapi daan terlihat lebih artistik.
Kemudian batu andesit, batu ini paling keras di antara batu alam yang umum
dipakai. Tingkat porositasnya paling kecil karena berpori rapat, warnanya
gelap, ukuran yang tersedia mulai 5 cm x 20 cm, sampai 20 cm x 40 cm,
dengan ketebalan 3-4 cm. Seperti halnya batu paras, penggunaan batu ini
cocok di segala ruang, pola yang banyak digunakan adalah susun bata, ini
menjadikan struktur pelapis dinding ini kuat karena saling mengikat.

5. Dinding Penahan Tanah

Dinding penahan tanah adalah suatu konstruksi yang berfungsi


untukmenahan tanah lepas atau alami dan mencegah keruntuhan tanah yang
miring ataulereng yang kemantapannya tidak dapat dijamin oleh lereng tanah
itu sendiri. Tanah yang tertahan memberikan dorongan secara aktif pada
struktur dinding sehingga struktur akan cenderung terguling atau tergeser.
Fungsi utama dari dinding penahan tanah adalah menahan tanah yang
berada dibelakangnya dari bahaya longsor akibat benda-benda yang ada atas
tanah, adanya berat tanah, adanya berat air (tanah) dan lain sebagainya.
Dinding penahan merupakan dinding yang dibangun untuk menahan massa
tanah di atas struktur atau bangunan yang dibuat. Jenis konstruksi dapat
dikonstribusikan merupakan konstruksi dengan mengandalkan berat
konstruksi untuk melawan gaya-gaya yang bekerja.Fungsi khusus yang dapat
diberikan oleh dinding pasangan batu yaitu, pemanfaatan ruang dari suatu
pembangunan jenis sarana dan prasarana lain, dan pemeliharaan, penunjang
umur dan bagian dari jenis sarana dan prasarana lain. Hal tersebut dapat
terjadi pada dinding saluran irigasi, prasarana tepi jalan kondisi khusus,
perlindungan tebing, dan lain-lain.

Dinding penahan tanah, biasanya dibuat dari pasangan batu kali, yaitu
pasangan batu yang dilekatkan dengan campuran semen, pasir dan air.
Dikenal beberapa jenis dinding penahan tanah, seperti konstruksi batu kali

41
murni, batu kali dengan tulangan (gravity & semi gravity), tembok yang dibuat
dari bahan kayu (talud kayu), dan tembok yang dibuat dari bahan beton (talud
beton).

Dinding penahan tanah digolongkan menurut bahan-bahan yang dipakai


antaralain yaitu;
1) Dinding dari batu; Dinding penahan jenis ini digunakan untuk
mencegah terjadinya keruntuhan tanah, dan digunakan apabila tanah
asli di belakang tembok itu cukup baik dan tekanan tanah dianggap
kecil.
2) Dinding dari beton; Tipe Gravitasi (Tipe Semigravitasi)bahan dari
dinding ini dapat dibuat dari balok beton polos (plain concrete).
Stabilitas dinding ini tergantung beratnya dan tidak ada gaya tarik di
setiap bagian dari dinding. Dinding ini kurang ekonomis apabila
digunakan untuk dinding yang tinggi. Dinding Semi Gravitasi adalah
dinding yang sifatnya terletak antara sifat dinding gravitasi sebenarnya
dan dinding kantilever. Dimana pada dinding ini terdapat perluasan
kaki sehingga tebal penumpang dapat direduksi dan digunakan
sejumlah kecil penguatan bajaKarena bentuknya yang sederhana dan
juga pelaksanaan yang mudah, jenis ini sering digunakan apabila
dibutuhkan konstruksi penahan yang tidak terlalu tinggi atau bila tanah
pondasinya baik.

3) Dinding dari Beton Bertulang; Dengan Balok Kantilever Dinding


penahan dengan balok kantilever tersusun dari suatu dinding
memanjang dan suatu pelat lantai, dinding ini menggunakan aksi
konsol untuk menahan massa yang berada di belakang dinding dari
kemiringan alami yang terjadi akan berlaku sebagai balok kantilever
dan kestabilan dari dinding didapatkan dengan berat badannya sendiri
dan berat tanah di atas tumit pelat lantai. Dinding penahan jenis ini
relatif ekonomis dan juga relatif mudah dilaksanakan.

42
Gambar 11-27:Konstruksi Dinding Penahan Tanah

Dinding penahan tanah digolongkan berdasarkan cara untuk mencapai


stabilitas,antara lain yaitu;
1) Dinding gravitasi (gravity wall); Dinding ini biasanya di buat dari
beton murni dan tanpa tulanganatau dari pasangan batu kali. Stabilitas
konstruksinya diperoleh hanya dengan mengandalkan berat sendiri
konstruksi, biasanya tinggi dinding tidak lebih dari 4 meter.
2) Dinding penahan kantilever (kantilever retaining wall); Dinding
penahan kantiliver di buat dari beton bertulang yang tersusun dari
suatu dinding vertical dan tapak lantai. Masing-masing berperan
sebagai balok atau pelat kantiliver, stabilita konstruksinya diperoleh
dari berat sendiri dinding penahan dan berat tanah diatas tumit tapak
(hell). Terdapat 3 bagian struktur yang berfungsi sebagai kantiliver,
yaitu bagian dinding vertical (steem), tumit tapak dan ujung kaki tapak
(toe ), dan biasanya ketinggian dinding ini tidak lebih dari 6– 7 meter
3) Dinding conterfort (counterfort wall); Apabila tekanan tanah aktif
pada dinding vertical cukup besar, maka bagian dinding vertical dan
tumit perlu disatukan (kontrafort). Kontrafort berfungsi sebagai
pengikat tarik dinding vertical dan ditempatkan pada bagian timbunan
dengan interfal jarak tertentu. Dinding kontrafort akan lebih ekonomis
digunakan bila ketinggian dinding lebih dari 7 meter.
4) Dinding butters (butters Wall); Dinding Buttress hampir sama
dengan dinding kontrafort, hanya bedanya bagian kontrafort diletakkan
di depan dinding. Dalam hal ini, struktur kontrafort berfungsi memikul
tegangan tekan. Pada dinding ini, bagian tumit lebih pendek dari pada
bagian kaki. Stabilitas konstruksinya diperoleh dari berat sendiri

43
dinding penahan dan berat tanah diatas tumit tapak. Dinding ini lebih
ekonomis untuk ketinggian lebih dari 7 meter
.

Gambar 11-28: Desain Konstruksi Dinding Penahan Tanah

6. Dinding Beton

Pada Bab terdahulu telah dijelaskan pengertian dari beton, untuk lebih
mengingatkan pemahaman kita, penegertian beton yaitu suatu campuran
yang berisi pasir, krikil/ batu pecah/ agregat lain yang dicampurkan menjadi

44
satu dengan air yang setelah mongering membentuk suatu masa yang disebut
dengan beton, dan selanjutnya dapat digunakan untuk membuat pondasi,
balok, plat lantai, dan lain sebagainya.Dari pekerjaan dan fungsinya beton
dikenal ada berbagai jenis, yaitu, beton normal, beton bertulang, beton
pratekan, dan beton komposit.

Kemudian faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan beton, antara lain yaitu;


1) Jenis dan kualitas semen (PC);
2) Perbandingan campuran semen, dengan agregat lain dalam
campuran, serta teknik dan metoda pencampuran bahan bahan yang
digunakan;
3) Pelaksanaan pekerjaan beton dan perawatan sampai mongering.

Sebagai salah satu konstruksi yang dikerjakan, beton memiliki Kelebihan dan
Kekurangan. Beton dalam keadaan mengeras akan sangat keras dan kaku,
tetapi dalam keadaan segar beton seperti bubur sehingga mudah dibentuk
sesuai keinginan. beton juga sangat tahan terhadap serangan api juga sangat
tahan terhadap serangan korosi, dan secara umum kelebihan dan kekurangan
beton adalah;
1) Kelebihan beton; dapat dibentuk sesuai keinginan, mampu memikul
beban tekan yang berat, tahan terhadap temperatur tinggi, biaya
pemeliharaan relative kecil.
2) Kekurangan beton; bentuk yang sudah dibuat sulit untuk diubah,
pelaksanaan pekerjaan memerlukan ketelitian yang tinggi, berat, daya
pantul suara besar, membutuhkan cetakan sebagai alat pembentuk,
tidak memiliki kekuatan tarik, setelah dicampur beton segera
mengeras, dan beton yang mengeras sebelum pengecoran tidak bisa
di daur ulang.

45
Gambar 11-29 : Dinding Beton pada Bangunan

Dinding beton dibuat dengan berbagai tujuan, selain untuk struktur beton
dapat diadikan sebagai disain arsitektur bangunan.Saat ini banyak orang
membuat dinding beton dari blok-blok beton pracetak, disamping kuat mudah
dalam pengerjaan di lapangan, yang hanya menyatukan dengan konstruksi
yang telah ada atau menempelkannya pada frame yang telah disediakan
sebelumnya. Sekarang ini banyak didapat dinding berbahan beton, dari
desain dan pengerjaannya dikenal beberapa macam, yaitu;
1) Dinding beton dan beton bertulang
2) Dinding beton pracetak
3) Dinding beton panel

Dinding beton bertulang banyak dipakai dalam konstruksi dinding penahan


tanah, hal tersebut dimungkinkan karena kekuatannya dan mudah
membentuk dan melaksanakna sesuai dengan counter/relief alam yang akan
dikerjakan. Penggunanaa dinding beton bertulang, banyak diapaki seperti
untuk bendungangan, drainase, dan pondasi atau jembatan. Bahkan untuk
konstruksi tertentu dinding juga dapat ditanam pipa didalamnya, karena
dinding beton dapat menahan kontraksi air dari luar yang dapat melindungi
kekuatan pipa di dalamnya. Tampilan estetikadari dindingbeton
bertulangdapat dibentuk sehingga menarik perhatian, dan akan memperindah
tampilan luar disamping kekuatan yang tetap dipertahankan.

46
Ketahanan dinding beton dapat bertahan berpuluh puluh tahun, bahkan
ratusan tahun tergantung dari kekuatan serta ketebalan lapisan beton yang di
desain, dan kekuatan dinding beton akan bertambah dari tahun ke ktahun,
sampai tercapai titik kuat yang diprediksi bisa sampai ratusan tahun. Namun,
bila spesifikasikonstruksi bangunantidakkuat, ini yang memungkinkan dinding
akan mengalami penurunan, seperti timbulnya retak-retak, yang
akhirnyaakan mengalami keruntuhan. Pembangunan konstruksi dindiing
beton dapat di desain dengan kombinasi arsitektur yang indah, sehingga
bukan hanya kokoh dari segi struktur tetapi indah dari sudut estetika.

Gambar 11-30 : Dinding Beton Bertulang Sebagai Penahan Tanah

7. Dinding Partisi

Bila ditinjau dari arti kata partisi, mungkin semua dari kita memahami
maksudnya, partisi berarti pembatas atau sekat ruangan.Kebiasaan di rumah
partisi dapat dipasang dan dipindah-pindah sesuai keinginan.Penggunaan
partisi sebagai pembatas ruangandimana ruangan satu dengan yang lainnya
mempunyai fungsiyang berbeda.Jadi sesuai dengan namanya dinding partisi
memang dikhususkan untuk sekat antar ruang, karena di desain sebagai
sekat antara ruang satu dan yang lain, dinding ini memiliki desain konstruksi
yang lebih praktis dan ringan dibanding dengan konstruksi dinding seperti
dinding bagian luar.Selain fungsi pembatas ruangan,partisi jugadapat

47
difungsikan sebagai tampilan dekoratif interior ruanganbersama furniture
pendukung, sehingga keberadaannya dapatmembuat kesan lebih hidup dan
mewah di suatu ruangan,kesan kosong dapatdihindari berkat hadirnya
furniture yang sesuai. Fungsi lain dari partisi adalah sebagai bagian dari
meubuler dengan mendesain partisi sebagai lemari atau bufet yang minimalis.

Bahan partisi untuk dinding dengan banyaknya produk pabrikan dapat


didesain bagus dan murah, dan biasanya dinding jenis partisi ini tidak bisa
digunakan untuk dinding luar (eksterior), hal Ini disebabkan sifat bahannya
yang kurang menjamin faktor keamanan dari gangguan luar. Disamping tidak
cocok untuk konstruksi terbuka, dinding jenis ini juga tidak dirancang untuk
memikul beban yang berat. Dinding macam ini banyak digunakan sebagai
bahan penyekat ruangan, terutama di perkantoran.Dengan desain yang
variatif,partisihadir dengan berbagai material seperti kayu, rotan, kaca,
bambu, triplek/multiplek yang difinishing dengan lapisan takon, HPL, lembaran
lembaran pelapis modern, dan lain sebagainya yang telah banyak di jual di
pasaran. Penggabungan material tersebut diharapkan bias menghasilkan
tampilan partisi yang cantik sehingga dapatmenjadi elemen penunjang
interior.

Dengan desain yang simple tetapi multifungsi, layak untuk dijadikan alasan
sebuah partisi dengan bufet sebagai penyekatruangan bisa digunakan untuk
menyimpan benda koleksiatau koleksi crystal.Adanya ruang keluarga
danruang makan dalam satu area,penempatan bufet sebagaipenyekat
diharapkan dapat menjadi solusi untuk membuat lebihnyaman area favorit
anda.

Dipasaran semakin banyak pilihan bahan untuk diaplikasikan menjadi dinding


partisi, namun ada tiga bahan yang seringkali digunakan dalam perencanaan,
antara lain yaitu Gypsum, Papan Kalsium/ Fibercement, dan Triplek/Multiplek.
Bahan untuk dinding partisi, yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran
multiplek atau papan gipsum,. bahan lain yang bagus untuk partisi adalah
papan semen fiber glass,yang terbuat dari campuran semen dan fiber glass
sehingga sangat kuat. Pemasangan kerangka kayu atau hollow biasanya

48
menggunakan sekrup sebagi paku untuk merekatkan bahan dimaksud,
bahannya mudah dipotong dengan menggunakan gergaji.Untuk dinding partisi
yang memakai bahan multiplek bisa dikatakan kurang aman, mengingat
bahan mudah terbakar dan mudah mengelupas bila sering terkena air.Secara
umum pemakaian partisi selalu dibuat dua lapis, untuk luar dan dalam. Bila
dana terbatas, gunakan bahan partisi ini untuk pembatas ruangan. Jenis
bahan disesuaikan dengan selera dan besarnya biaya.

7.1 Papan Gypsum

Papan gypsum terdiri dari bahan gypsum yang dibungkus dengan kertas
penguat di sekelilingnya. Pada umumnya yang tersedia dipasaran bagian
ujung papan sisi panjang berbentuk miring, namun ada juga beberapa produk
yang menyediakan tepian yang kotak untuk aplikasi khusus. Kekuatan utama
gypsum terletak pada kertas pembungkusnya, untuk papan gypsum standar
kertas pembungkus biasanya berwarna gading cenderung kecoklatan, dengan
bahan sepintas mirip dengan kertas zak pembungkus semen. Saat ini
produsen gypsum memproduksi beberapa jenis gypsum untuk beberapa
aplikasi. Ketebalan gypsum bervariasi, rata-rata di pasaran adalah 9mm,
12mm dan 15 mm untuk type gypsum standar (plasterboard).

Berikut ini adalah beberapa karakteristik gypsum, yaitu:


1) Ketahanan Terhadap Air; Karena kekuatan papan gypsum yang
terletak pada kertas pembungkusnya, maka untuk gypsum standar
(plasterboard) yang ada dipasaran rata-rata tidak tahan terhadap basah
dan lembab, kertas akan mengelupas dan inti gypsum akan terurai. Bila
memang memerlukan gypsum sebagai partisi maka beberapa merk
terkenal mengeluarkan type papan gypsum dengan pelapis yang lebih
tahan terhadap lemba, bukan basah, karena bahan gypsum memang tidak
akan bertahan terhadap basah tentu dengan harga yang lebih mahal untuk
ketebalan yang sama.
2) Akustik; Bahan papan gypsum standar (plasterboard) relatif lunak
sehingga bahan gypsum relatif bisa menyerap suara dengan baik daripada
dinding bata. Papan gypsum cocok digunakan untuk ruang-ruang yang
memerlukan peredaman suara, dan karena sifat peredaman gypsum yang

49
baik inilah maka beberapa produsen mengeluarkan panel peredam suara
yang lebih baik dengan berbahan dasar gypsum.
3) Ketahanan Terhadap Api; Papan gypsum standar (plasterboard)
mempuyai lapisan kertas sebagai penguat, dan seperti kita ketahui bahwa
kertas adalah penghantar api, sehingga kurang aman terhadap api.
Namun beberapa produsen menciptakan gypsum yang lebih tahan
terhadap api dengan lapisan kertas khusus (tentu dengan harga yang
lebih mahal).
4) Ketahanan Terhadap Benturan dan Goresan; Aplikasi gypsum sebagai
dinding partisi saat ini sudah menjadi suatu hal yang umum, namun dari
berbagai kasus yang terjadi, pemasangan papan gypsum di ruang yang
biasa dilalui banyak orang cenderung mudah rusak dan gupil terutama di
bagian sudut dinding seperti sebagai pelapis kolom. Selain itu bila dinding
tergores dengan sesuatu yang tajam maka dipastikan kertas akan mudah
terkelupas, tetapi perbaikan untuk hal ini cukup mudah.

Pemasangan papan gypsum sebagai partisi dapat menggunakan rangka kayu


ataupun rangka metal yang banyak tersedia di pasaran. Rangka biasanya
disusun secara vertikal dengan jarak menyesuaikan dengan persyaratan
tinggi maksimum yang dibutuhkan. Pemasangan gypsum direkomendasikan
dipasang tegak, dengan sisi pendek pada bagian bawah dan atas. Jarak antar
panel gypsum menurut rekomndasi rata-rata dari pabrikan sebesar 2.5-5mm.
Pemasangan panel pada rangka menggunakan sekrup gypsum, jarak yang
direkomendasikan antar sekrup sebesar 200 – 500 mm tergantung ketebalan
gypsum. Nat yang terjadi antar panel gypsum ditutup dengan joint compound
gypsum dan kain kassa. Setelah sambungan tertutup, maka tinggal
menghaluskan dan meratakan sambungan dengan ampelas, dan iap
diberikan cat dasar. Bila menggunakan aplikasi rangka kayu, maka sebaiknya
kayu yang dipakai sebagai rangka adalah kayu yang cukup kering, banyak
kejadian sambungan antar gypsum terjadi keretakan dikarenakan muai susut
kayu rangka.

Harga gypsum dipasaran relatif bervariasi, saat ini banyak produsen gypsum
yang menawarkan produknya mulai dari yang berkualitas dengan harga yang

50
tinggi, hingga gypsum kelas low-end yang ditawarkan dengan harga murah
tentu dengan kualitas seadanya. Harga gypsum ditentukan oleh ketebalan
dan jenis pelapis untuk aplikasi khusus.

7.2 Papan Kalsium

Papan Kalsium terbuat dari panel kalsium-silikat dan menggunakan serat


selulosa sebagai penguat. Secara tampilan kasat mata papan kalsium
menyerupai bahan plafon fibercement, namun lebih tebal dan kuat. Papan
kalsium dalam proses produksinya telah mengalami pengeringan secara
autoclaving, sehingga tidak mengalami muai susut. Berat jenis papan lebih
berat daripada papan gypsum, namun dari sisi kekuatan dan kepadatan
papan kalsium lebih padat dan kuat. Dipasaran ketebalan papan kalsium
terdiri dari 6mm,9mm dan 12 mm.

Berikut ini adalah beberapa karakteristik Papan Kalsium, yaitu:


1) Ketahanan terhadap air; Papan Kalsium lebih tahan terhadap air dan
lembab. Bila terkena air, papan kalsium tidak akan terurai seperti halnya
papan gypsum, ataupun terkelupas seperti triplek atau multiplek, namun
dari beberapa pengalaman yang saya temui, papan kalsium bila terkena
air dan lembab akan mudah sekali terdapat bercak-bercak hitam, namun
hal ini dapat dengan mudah diatasi dengan pengamplasan dan
pengecatan kembali.
2) Akustik;Papan kalsium memiliki material yang cukup padat, bahkan lebih
padat dari plesteran dinding bata pada umumnya, oleh karena itu dari segi
akustik papan kalsium cenderung tidak dapat menyerap suara dengan
baik dan tidak cocok untuk ruang yang membutuhkan peredaman suara
seperti ruang pertunjukan atau studio.
3) Ketahanan Terhadap Api;Bahan papan kalsium rata-rata tidak mudah
terbakar dan tidak juga menyebarkan nyala api, sehingga bahan ini sangat
cocok untuk ruang-ruang yang membutukkan perlindungan terhadap api,
dan yang rentan pada kebakaran seperti dapur, laboratorium, dan lain
sebaginya.

51
4) Ketahanan Terhadap Benturan dan Goresan;Bahan dengan kerapatan
yang padat, menjadikan papan kalsium cocok diaplikasikan di ruang
dimana banyak orang dan barang berlalu lalang. Papan Kalsium tidak
mudah ”gupil” dan gores, namun perlu dicatat bahwa papan kalsium
mempuyai sifat yang lebih getas, sehingga bila mengalami benturan yang
cukup keras pada bagian yang tidak terdapat rangka bisa mengalami
keretakan, dan keretakan pada papan kalsium memang bisa diatasi
dengan pemberiana plaster & compount seperti halnya pada gypsum,
namun hasilnya tidak bisa serapi papan gypsum.

Dalam hal pemasangan tidak jauh beda dengan pemasangan papan gypsum,
namun perlu dicatat, bahwa papan kalsium dengan sifat bahan yang lebih
keras dan kaku maka biasanya bila rangka kurang rapi sambungan antar
panel juga terlihat begelombang, dan hal ini lebih sulit diatasi dengan dempul
daripada papan gypsum.Harga papan kalsium rata-rata dipasaran relatif lebih
mahal daripada papan gypsum standart dengan ketebalan yang sama, namun
dalam aplikasi partisi yang sama papan kalsium bisa menggunakan ketebalan
yang lebih tipis daripada papan gypsum. Namun bila dibandingkan dengan
papan gypsum untuk aplikasi khusus seperti papan gypsum tahan api, papan
gypsum tahan kelembaban, maupun papan gypsum tahan benturan, maka
harga papan kalsium relatif lebih murah.

7.3 Papan Triplek/ Multiplek

Papan Multiplek dibuat dari serutan kayu yang dilapiskan secara vertical dan
horizontal secara berselangseling antar lapisan, dan antar lapisan tersebut di
press dengan tekanan tertentu dan di lem. Dalam proses pembuatannya
masing-masing lapisan pada triplek maupun multiplek telah mengalami
pengeringan yang sempurna dan telah difumigasi, sehingga menjadikan
papan triplek/multiplek tahan terhadap rayap dan hewan pemakan kayu
lainnya dan tidak mudah mengalami pelapukan.

Berikut ini adalah beberapa karakteristik Papan Triplek/ Multiplek, yaitu:

52
1) Ketahanan terhadap air; Papan Triplek/Multiplek bila dibiarkan tanpa
pelapis tidak akan tahan terlalu lama di tempat yang berair, namun bila
hanya tersiram untuk jangka waktu yang tidak terlalu lama, triplek
/multiplek lebih bertahan daripada papan gypsum standar. Bila direndam
dalam air dalam waktu yang cukup lama maka papan akan mengelupas
tiap lapisannya, dan melapuk. Namun dengan pelapisan yang baik partisi
triplek/multiplek dapat digunakan untuk ruang yang lembab seperti
sebagai partisi toilet.
2) Akustik; Papan Multiplek memiliki tingkat reduksi yang cukup bagus
tergantung juga ketebalannya dan mudah dibentuk, sehingga papan
multiplek cocok ruang yang memerlukan pengaturan tata suara seperti
gedung konser.
3) Ketahanan Terhadap Api; Sifat bahan dasar kayu sebagai penghantar
api, kayu olahan multiplek sebaiknya dihindarkan untuk partisi ruang-
ruang yang kontak langsung dengan api seperti dapur, dan laboratorium
penggunaan multiplek untuk partisi ruang yang retan terhadap api dapat
diatasi dengan penggunaan bahan pelapis yang tahan api.

Dari segi pemasangan papan multiplek lebih fleksibel dan mudah dibentuk
manjadi model apapun, pemasangan tidak memerlukan tenaga ahli khusus.
Rangka untuk menyokong papan multiplek juga bisa terbuat dari kayu
maupun rangka metal. Kelebihan dari pemasangan multiplek adalah bahan
yang mudah dibentuk menjadi bentuk apapun, dan sisa maupun bongkaran
bisa dimanfaatkan lagi tanpa terlalu banyak kerusakan.

Dari soal harga saat ini harga bahan bangunan berbahan dasar bahan kayu
relatif lebih mahal saat ini. Harga tiap lembar multiplek dipengaruhi oleh tebal
dan tekstur kayu yang dipakai. Bahan triplek/ multiplek sangat fleksibel karena
bisa dibongkar pasang tanpa banyak merusak bahan, dan bahan masih bisa
digunakan lagi, hal ini menjadikan bahan ini lebih ekonomis untuk jangka
panjang bila memang partisi sering di bongkar pasang.

Penggunaan dinding partisi semakin meningkat seiring dengan meningkatnya


kebutuhan perumahan dan perkantoran yang tidak hanya mempertimbangkan

53
faktor biaya dan waktu yang dihabiskan dalam membangun suatu
bangunan.Dinding partisi ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan
masyarakat yang semakin meningkat di sektor real.Sementara ini dinding
partisi merupakan hasil dari pengembangan teknologi yang tepat
guna.Dimana perkembangan teknologinya selalu meningkat sejalan dengan
inovasi produsen dinding partisi.

Gambar 11-31 : Dinding Partisi Dari Berbagai Bahan

54
1. Untuk tujuan apakah dilakukan pekerjaan pengukuran
dan leveling lapangan (Uitzet), beri penjelasan ?
2. Sebutkan Satuan panjang menggunakan sistem
internasional (SI), apa sajakah itu ?
3. Dalam pelaksanaan bangunan, dikenla dengan
sebutan bowplank (papan duga) untuk apakah itu,
jelaskan menurut pemahamanmu ?
4. Pada konstruksi bangunan dikenal dinding bangunan
dengan istilah Structural dan non structural,
jelaskan apa maksudnya dan beri contoh ?
5. Jelaskan pemahamanmu tentang pengertian adukan,
dan apa sajakah fungsi adukan dalam pekerjaan
dinding bangunan pasangan bata ?
6. Perhatikan sekelilingmu, kemudian data jenis bahan
dinding bangunan yang digunakan !.
7. Perhatikan juga kantor yang ada di sekitarmu, ruang
guru, atau dinding bagian dalam suatu ruangan,
bahan apa saja yang dapat digunakan sebagai
dinding atau penyekat ruangan, jelaskan
pemahamanmu ?

55
GLOSSARY

AISC, adalah American Institute of Steel Construction berupa Manual of


Steel Construction.
ANSI, adalah American National Standards Institute
ASTM, adalah American Society for Testing and Materials
Baja Pelat; Yaitu baja berupa pelat baik pelat lembaran maupun pelat
strip dengan tebal antara 3 mm s.d 60 mm
Baja Profil; Yaitu baja berupa batangan dengan penampang berprofil
dengan berbagai bentuk tertentu, dengan panjang pada umumnya 6
meter namun dapat dipesan di pabrik dengan panjang sampai 15 meter.
Baja Beton; Yaitu baja yang digunakan untuk penulangan / pembesian
beton (untuk konstruksi beton). Pada umumnya berbentuk batangan /
lonjoran dengan berbagai macam ukuran diameter, panjang 12 meter
Daktilitas, yaitu sifat regangan tarik
Homogenitas, adalah memiliki sifat yang sama ke segala arah
penampang, atau bersifat homogeny
PPBBI, adalah singakatan Peraturan Perencanaan Bangunan Baja
Indonesia.
Sambungan Titik Buhul (Simpul); Sambungan ini merupakan sambungan yang
menyatukan beberapa batang baja menjadi satu pada titik suhul (Simpul) atau
titik pertemuan.

56
A. Pendahuluan

Pad bab terdahulu kita telah membahas tentang baja sebagai bahan
bangunan. Dimana bahwa baja merupakan sauatu bahan konstruksi yang
lazim digunakan dalam struktur bangunan, karena kekuatan yang tinggi dan
ketahanan terhadap gaya luar yang besar maka baja ini juga telah menjadi
bahan pilihan untuk konstruksi bangunan gedung bertingkat. Dan juga telah
menjelaskan bentuk penampang melintang I dan H biasanya digunakan untuk
elemen-elemen besar yang membentuk balok dan kolom pada rangka
struktur. Bentuk kanal dan siku cocok untuk elemen-elemen kecil seperti
lapisan tumpuan sekunder dan sub-elemen pada rangka segitiga.
Bentuk penampang persegi, bulat, dan persegi empat yang
berlubang dihasilkan dalam batasan ukuran yang luas dan digunakan
seperti halnya pelat datar dan batang solid dengan berbagai ketebalan.

Baja dalam teknik konstruksi bangunan gedung terdapat dalam bermacam-


macam bentuk sebagai berikut :
1) Baja Pelat; Yaitu baja berupa pelat baik pelat lembaran maupun pelat
strip dengan tebal antara 3 mm s.d 60 mm. Baja Pelat Lembaran
terdapat dengan lebar antara 150 mm s.d 4300 mm dengan panjang 3
s.d 6 meter. Sedangakan Baja Pelat Strip biasanya dengan lebar≤
600 mm dengan panjang 3 s.d 6 meter. Permukaan baja pelat ada
yang polos dan ada yang bermotif dalam berbagai bentuk motif.
Namun untuk keperluan konstruksi pada umumnya digunakan baja
pelat yang polos rata dengan lebar dapat dipotong sendiri sesuai
dengan kebutuhan.
2) Baja Profil; Yaitu baja berupa batangan (lonjoran) dengan penampang
berprofil dengan bentuk tertentu dengan panjang pada umumnya 6
meter (namun dapat dipesan di pabrik dengan panjang sampai 15
meter. Adapun bentuk-bentuk profil penampang baja dapat
ilihat/dipelajari dalam buku Daftar-Daftar Untuk Konstruksi Baja (daftar
baja lama ) dan Tabel Profil Konstruksi Baja (daftar baja yang baru ).
Dalam daftar baja lama terdapat profil INP, Kanal, DIN, DiE, DiR, DiL,
½ INP, ½DIN, Profil T, Profil L (baja siku s ama kaki dan tidak sama

57
kaki ), batang profil segi empat sama sisi, dan batang profil bulat, juga
daftar paku keling, baut, dan las. Sedangkan daftar baja yang baru
profil INP, DIN, DiE, DiR, DiL, ½INP, ½ DIN, batang profil segi empat
sama sisi, batang profil bulat, daftar paku keling, baut, dan las tidak
ada, yang ada adalah : profil WF, Light Beam and Joists, H Bearing
Piles, Structural Tees, Profil Kanal, Profil Siku (sama kaki dan tidak
sama kaki), Daftar Faktor Tekuk, Light Lip Channels, Light Channel,
Hollow Structural Tubings (profil tabung segiempat ), Circular Hollow
Sections (profil tabung bulat), serta tabel-tabel pelengkap lainnya.
Kedua daftar baja tersebut di atas masih tetap digunakan kedua-
duanya karena saling melengkapi satu sama lain.
3) Baja Beton; Yaitu baja yang digunakan untuk penulangan / pembesian
beton (untuk konstruksi beton). Pada umumnya berbentuk batangan /
lonjoran dengan berbagai macam ukuran diameter, panjang 12 meter.
Terdapat baja tulangan berpenampang bulat polos, juga baja tulangan
yang diprofilkan.

Baja memiliki kekuatan tarik yang tinggi, jauh lebih tinggi dibanding beton, bila
diberi gaya tarikan terus menerus hingga melewati batas elastisitasnya, baja
akan mengalami regangan yang cukup besar sebelum benar-benar runtuh.
Pengertian elastisitas menjelaskan bahwa struktur baja, saat mengalami
stress yang hebat semisal gempa bumi tidak akan langsung rubuh. Biasanya
akan meregang dulu (miring), baru kemudian bila gaya sudah melebihi batas
kritis, baru bangunan tersebut akan runtuh, hal ini memberi kesempatan bagi
penghuni gedung untuk menyelamatkan diri. Kondisi struktur seperti ini, beda
dengan beton biasa yang akan langsung runtuh bila gaya melebihi batas
kritisnya. Baja sering digunakan sebagai struktur utama bangunan karena
memiliki beberapa keunggulan, antara lain yaitu:
1) Mempunyai kekuatan yang tinggi meski berukuran lebih kecil (colume
kecil) dibanding beton. Sehingga dapat mengurangi ukuran struktur,
serta mengurangi beban sendiri, dan jauh lebih berat dibandingkan
beton.
2) Homogenitas tinggi. Baja bersifat homogen, sehingga kekuatannya
merata.

58
3) Keawetan tinggi. Baja akan tahan lama bila perawatan yang dilakukan
terhadapnya sangat baik. Misalnya, rutin mengecat permukaan baja
agar terhindar dari korosi.
4) Bersifat elastis. Baja berperilaku elastis sampai tingkat tegangan yang
cukup tinggi. Baja akan kembali ke bentuk semula asalkan gaya yang
terjadi tidak melebihi batas elastisitas baja.
5) Daktilitas baja cukup tinggi. Selain mampu menahan tegangan tarik
yang cukup tinggi, baja juga akan mengalami regangan tarik yang
cukup besar sebelum runtuh.
6) Kemudahan pemasangan dan pengerjaan. Penampang baja bisa
dibentuk sesuai yang dibutuhkan. Penyambungan antar elemen pada
struktur baja juga mudah, hanya tinggal memasangkan baut atau bisa
menggunakan las, sehingga akan mempercepat kegiatan proyek.

Beberapa kelemahan baja sebagai struktur, antara lain, yaitu;


1) Pemeliharaan rutin. Baja membutuhkan pemeliharaan khusus agar
mutunya tidak berkurang. Konstruksi baja yang berhubungan langsung
dengan udara atau air harus dicat secara periodik.
2) Baja akan mengalami penurunan mutu secara drastis bahkan
kerusakan langsung karena temperatur tinggi. Misalnya saat terjadi
kebakaran.
3) Baja memiliki kelemahan tekuk pada penampang langsing.
Sekarang ini, banyak juga yang memanfaatkan baja ringan sebagai
sistem rangka atap.

Selain murah, ringan, dan pengerjaannya mudah, baja juga lebih awet.
Baja sudah banyak menggantikan peran kayu dalam konstruksi. Jaman kayu
sebagai atap mungkin sudah hampir punah. Mengingat hutan-hutan di seluruh
Indonesia sudah dibabat habis oleh para penebang kayu. Bisa-bisa hutan kita
akan gundul semua bila kita terus menggunakan kayu sebagai bahan
bangunan.

59
B. Konstruksi Baja Profil Pada Bangunan

Konstruksi baja pada bangunan banyak kita jumpai berbagai bangunan dan
jembatan yang menggunakan baja sebagai struktur utamanya, serti jembatan
kereta api dan jembatan jalan raya yang melintasi sungai yang cukup lebar.
Kemudian ada bangunan pabrik maupun gudang yang besar, desain
jembatan Suramadu, juga menggunakan kabel baja sebagai strukturnya,
renungkan dan jawab sembarang oleh mu!.

Sebenarnya, bagaimana sih struktur baja itu ?


Apa keunggulan baja dibanding beton atau bahan bangunan lain ?

Beberapa struktur baja yang sering diterapkan sebagai struktur bangunan:


1) Tipe Rangka atau frame structure; Dengan menyusun batang baja dengan
bentuk struktur tertentu, batang baja mampu memperkuat satu sama lain.
Hal ini banyak diterapkan pada struktur atap, bangunan pabrik,
pergudangan, jembatan serta tower BTS (Base Transceiver Station)
operator seluler. Yang populer di dunia, adalah Menara Eiffel, yang
sebagian besar menggunakan batang-batang baja yang disusun secara
struktural hingga bisa berdiri megah hingga kini.
2) Tipe cangkang atau shell-type structure; Struktur baja tipe cangkang
diterapkan pada bangunan stadion, gelora, maupun bangunan lain yang
membutuhkan kubah / dome diatasnya.
3) Tipe suspensi atau suspension-type structure; Suspensi bisa juga disebut
tarikan. Baja pada sistem struktur ini menahan beban dengan kekuatan
tarikannya. Contohnya, biasa dimanfaatkan sebagai kabel baja pada
jembatan.

60
Ketentuan atau pedoman dalam perencanaan dan pelaksanaan bangunan
konstruksi baja, sebaiknya menggunakan panduan yang dapat dipakai atau
dipertimbangkan yaitu;

1) Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) Mei 1983.


2) American Institute of Steel Construction (AISC) "Manual of Steel
Construction-7th Edition".
3) American National Standards Institute (ANSI) : B27.265 Plain Washers".
4) American Society for Testing and Materials (ASTM) specifications;
 A 36 - 70a Structural Steel
 A 53 - 72a Welded and Seamless Steel Pipe
 A153 - 71 Zink Coating (hot dip) on Iron and Steel Hardware
 A307 - 68 Carbon Steel Externally Threaded Standard Fasteners.
 A325 - 71a High Strength Bolts for/structural Steel Joint, Including
Sutiable Nuts and Palin Hardener Washers".
 A490 - 71 Quenched and Tempered Alloy Steel Bolts for
Structural Steel Joints

1. Gambar dan Notasi Baja

Pada konstruksi bangunan gedung, sebelum elaksnakan pekerjaan ada


baiknya pekerja memahami gambar kerja. Kelengkapan gambar kerja baja
dapat ditentukan dengan bagian-bagian gambar seperti;
1) Gambar Denah; Lengkap dengan notasi, ukuran-ukuran dan
penjelasan detail
2) Gambar Detail; Gambar dilengkapi dengan notasi, dan disesuaikan
dengan tabel baja
3) Gambar Sambungan; Dilengkapi dengan penjelasan jenis sambungan,
pengelasan, baut-baut, angkur (pengangkuran)
4) Profil; Bentuk dan jenis profil ditentukan dengan bahan yang tersedia
di pasaran
5) Perhitungan; Seluruh material (bahan) dan bentuk konstruksi/struktur
baja, harus melalui perhitungan yang dipersyaratkan.

61
Pemberian notasi atau tanda gambar profil baja dimulai dengan kode profil
diikuti dengan ukuran pokoknya. Berikut ini contoh-contoh penulisan nama
baja profil menurut nomor profil;
1) Baja WF 250x125x6x9: Yaitu baja profil WF (Wide Flange = sayap
lebar) dengan ukuran tinggi profil 250 mm, lebar sayap 125 mm, tebal
badan 6 mm, dan tebal sayap 9 mm.
2) Baja KANAL 140x60x7x10: Yaitu baja profil kanal dengan ukuran
tinggi profil 140 mm, lebar sayap (flens) 60 mm, tebal badan 7 mm,
dan tebal sayap 10 mm. Kanal = Saluran = Parit.
3) Baja L 60.60.6: Yaitu baja profil siku sama kaki dengan ukuran lebar
kaki 60 mm dan tebal baja 6 mm.
4) Baja L 65.100.7: Yaitu baja profil siku tidak sama kaki dengan ukuran
lebar kaki 65 mm dan 100 mm, tebal baja 7 mm.
5) Baja LIP C 125x50x20x3,2: Yaitu baja profil Lip Channel dengan
ukuran tinggi profil 125 mm, lebar sayap 50 mm, panjang bengkokan
sayap 20 mm, tebal baja 3,2 mm.
6) Baja LIGHT C 100x50x50x3,2: Yaitu baja profil Lidht Channel dengan
tinggi profil 100 mm, lebar sayap 50 mm, tebal baja 3,2 mm. Baja ini
hampir sama dengan Lip Channel tetapi tanpan ada bengkokan sayap.
7) Baja Tabung Segi Empat 100x100x3,2: Yaitu baja profil tabung segi
empat dengan ukuran sisi luar 100 x 100 mm, tebal baja 3,2 mm.
8) Baja Tabung Bundar 114,3x4,5: Yaitu baja profil tabung bundar (
pipa) dengan ukuran diameter luar 114,3 mm dan tebal baja 4,5 mm.

Selanjutnya untuk lebih mengenal gambar dan notasi profil baja, berikut ini
penjelasan gambar sistem notasi dan simbol-simbol yang tertera adalah
sebagai berikut;
a) Garis sumbu X dan sumbu Y pada profil baja saling tegak lurus satu sama
lain.
b) Ukuran tinggi profil ( h ) dan lebar flens ( b ) dengan berpedoman daftar
baja
c) Ukuran tebal badan ( d ) dan tebal flens ( t ), tebal t diukur pada titik
tengah lebar flens ( pada jarak ½b ) kemudian lukis garis tebal flens miring
8% melalui titik ujung garis tebal t dan lukis garis ujung flens.

62
d) Garis lengkung pada pertemuan sudut garis badan dan garis flens bagian
dalam (r= 10 mm atau r1 20 mm), juga garis lengkung pada sudut flens
bagian dalam dengan r1 = 5 mm atau∅ 10 mm.

Gambar 12-1: Notasi Gambar Pada baja Profil

63
2. Sambungan Baja

Di dalam struktur rangka sambungan pelat ataupun sambungan profil baja


tidak dapat dihindari karena ada kemungkinan suatu profil baja kurang
panjangnya, tetapi selain itu ada juga kemungkinan diadakan sambungan
karena pertemuan suatu batang dengan batang yang lain pada satu titik
buhul, dengan menggunakan pelat buhul. Alat penyambung yang lazim
digunakan untuk profil baja ialah baut, paku keling dan Las.

Baut adalah salah satu alat penyambung profil baja, selain paku keling dan
las. Baut yang lazim digunakan sebagai alat penyambung profil baja adalah
baut hitam dan baut berkekuatan tinggi. Baut hitam terdiri dari 2 jenis, yaitu :
Baut yang diulir penuh dan baut yang tidak diulir penuh, sedangkan baut
berkekuatan tinggi umumnya terdiri dari 3 type yaitu : Baut baja karbon
sedang, Baut baja karbon rendah, dan Baut baja tahan karat. Walaupun baut
ini kurang kaku bila dibandingkan dengan paku keling dan las, tetapi masih
banyak digunakan karena pemasangan baut relatif lebih praktis. Dalam
pemakaian di lapangan, baut dapat digunakan untuk membuat konstruksi
sambungan tetap, sambungan bergerak, maupun sambungan sementara
yang dapat dibongkar/dilepas kembali.

64
2.1 Tipe Sambungan Baja

Sambungan baja dalam perencanan struktur (konstruksi) baja didasarkan


pada tipe profil baja yang dipakai, secara umum sambungan terbentuk
didasarkan atas hubungan sambungan sebagai berikut:
1) Sambungan antar balok (balok dengan balok); Sambungan ini merupakan
sambungan yang menghubungkan antara balok dengan balok, yaitu jenis
sambungan memanjang, sehingga menjadikan baja profil yang menerus
secara horizontal. Sambungan baja ini dapat dilakukan dengan
menggunakan profil yang sama dan sejenis atau dengan profil yang
berbeda. Sambungan atau hubungan kedua profil yang disambung, dapat
menggunakan salah satu jenis sambungan atau kombinasi dari beberapa
alat sambung, baut, paku dan las.

65
Gambar 12-2 : Sambungan Antar Balok Baja Profil

2) Sambungan antar Kolom (kolom dengan kolom); Sambungan ini


merupakan sambungan yang menghubungkan antara Kolom dengan
Kolom, sehingga mendapatkan Profil yang menerus secara vertikal.
Sambungan baja ini dapat dilakukan dengan menggunakan profil yang
sama dan sejenis atau dengan profil yang berbeda. Sambungan atau
hubungan kedua profil yang disambung, dapat menggunakan salah satu
jenis sambungan atau kombinasi dari beberapa alat sambung, baut, paku
dan las.

66
Gambar 12-3 : Sambungan Baja Vertical (Antar Kolom)

Kolom-kolom pada konstruksi merupakan elemen struktur yang menerima


beban-beban dari balok dan pelat yang diteruskan ke pondasi. Kolom
mengalami tekan aksial searah sumbunya dan penempatan balok yang
mempunyai eksentrisitas menimbulkan gaya-gaya lentur. Tidak seperti
elemen struktur tarik yang bebannya cenderung menahan elemen struktur
pada posisinya, elemen struktut tekan sangat peka terhadap faktor-faktor
yang dapat menimbulkan peralihan lateral atau tekuk. Kolom pada hakekatnya
jarang sekali mengalami tekanan aksial saja. Namun, bila pembebanan ditata
sedemikian rupa hingga pengekangan (restraint) rotasi ujung dapat diabaikan
atau beban dari batang-batang yang bertemu di ujung kolom bersifat simetris
dan pengaruh lentur sangat kecil dibandingkan tekanan langsung, maka
batang tekan dapat direncanakan dengan aman sebagai kolom yang dibebani
secara konsentris.

67
Hubungan batang dengan penghubung dapat menggunakan baut, paku
keling, dan las. Batang tersusun sering digunakan pada kondisi-kondisi
sebagai berikut:
1) Kapasitas profil yang tersedia belum mencukupi
2) Diperlukan batang dengan kekakuan besar
3) Detail sambungan membutuhkan penampang tertentu
4) Faktor estetika

3) Sambungan Balok dengan kolom; Sambungan ini merupakan sambungan


antara balok yang dihubungkan dengan Kolom sehingga mendapatkan
Sambungan Siku, sambungan baja ini dapat dilakukan dengan merakit
Balok pada tepi Flens/Sayap maupun pada Web/Badan Kolom yang
dibantu dengan Pelat Penyambung ataupun Profil yang lainnya.
Sambungan baja ini dapat dilakukan dengan menggunakan profil yang
sama dan sejenis atau dengan profil yang berbeda. Sambungan atau
hubungan kedua profil yang disambung, dapat menggunakan salah satu
jenis sambungan atau kombinasi dari beberapa alat sambung, baut, paku
dan las.

68
Gambar 12-4: Sambungan Baja Sudut (Antar Kolom dengan Balok)

4) Sambungan Titik Buhul (Simpul); Sambungan ini merupakan sambungan


yang menyatukan beberapa Batang/Balok menjadi satu Titik Buhul
(Simpul) atau Titik Pertemuan, sambungan ini dilakukan dengan cara
memberi Pelat Baja (Pelat Buhul/Simpul) sebagai titik pertemuan batang-
batang aksial tersebut. Sambungan baja ini dapat dilakukan dengan
menggunakan profil yang sama dan sejenis atau dengan profil yang
berbeda. Sambungan atau hubungan kedua profil yang disambung, dapat

69
menggunakan salah satu jenis sambungan atau kombinasi dari beberapa
alat sambung, baut, paku dan las.

Gambar 12-5: Sambungan Baja Pada Titik Buhul

70
Sambungan Pada Simpul, selalu dibarengi dengan adanya pelat simpul
(gusset plate) sebagai bagian dari alat sambung, untuk mempersatukan dan
menyambung batang-batang yang bertemu di titik simpul tersebut, pelat
simpul sebagai pelat penyambung, harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
 Lebar, sehingga paku keling/baut dapat dipasang menurut peraturan
yang ditentukan.
 Kuat menerima beban dari batang-batang yang diteruskan pelat
simpul, maka simpul perlu diperiksa kekuatannya, dengan cara
mengadakan beberapa potongan untuk diperiksa kekuatannya pada
potongan tersebut. Tetapi sebelum dilanjutkan mengenai pemeriksaan
pelat simpul, sekilas di ulang kembali dulu tentang perhitungan
banyaknya baut/paku keling yang diperlukan
 Pelat buhul harus memiliki ketebalan yang lebih besar dibandingkan dengan
profil tebal pelat pada profil baja, hal ini dikarenakan semua gaya yang bekerja
pada struktur rangka utama akan disalurkan ke pelat buhul tersebut
 Takikan; Tidak terjadi takikan pada pelat buhul, pada posisi yang
menerima beban, yaitu pada bagia sudut dalam, karena dapat
mengakibatkan pelat simpul rawan sobek (perhatikan takikan pada
gambar di bawah ini).

Gambar 12-6 : Pelat Buhul Pada Sambungan

71
2.2 Gambar Sambungan Baja Profil

Notasi sambungan menggunakan baut; Secara umum penempatan baut pada


sambungan konstruksi baja dipasang dengan jarak-jarak dan digambar
menggunakan simbol seperti di bawah ini, untuk lebih memperjelas, diberikan
beberapa contoh gambar alat sambung dan bentuk sambungan pada baja
profil.

Gambar 12-7: Sambungan Baut Baja

Ketentuan dan notasi gambar penempatan baut atau paku keling pada baja
profil, perhatikan penampang profil gambar baja berikut ini.

72
73
Gambar 12-8: Sambungan Baja Profil (Foto)

Mengenai jarak baut atau paku pada suatu sambungan, tetap harus
berdasarkan ketentuan dan syarat yang ada pada PPBBI pasal 8:2, yaitu :
1) Banyaknya baut yang dipasang pada satu baris yang sejajar arah gaya,
tidak boleh lebih dari 5 buah. Jarak antara sumbu buat paling luar ke tepi
atau ke ujung bagian yang disambung, tidak boleh kurang dari 1,2 d dan
tidak boleh lebih besar dari 3d atau 6 t (t adalah tebal terkecil bagian yang
disambungkan).

Untuk pemasangan satu deret paku keeling yang menahan gaya normal
(tarik / tekan ) dimana deretan paku keeling berada pada garis gerja gaya,
ternyata untuk satu deret yang terdiri ≤ 5 buah paku keling masing-
masing paku menahan gaya relatif sama. Jadi gaya normal yang harus
ditahan dibagi sama rata oleh kelima paku keeling tersebut. Namun jika
banyaknya paku keling dalam satu deret lebih dari 5 buah maka masing-
masing paku keling menahan gaya yang besarnya mulai tidak sama rata.
Oleh karena itu jika dalam perhitungan paku keling / baut dalam konstruksi
ambungan ketemunya memerlukan lebih dari 5 buah paku/baut, maka
harus dipasang dalam susunan 2 deret atau lebih.

74
2) Pada sambungan yang terdiri dari satu baris baut, jarak dari sumbu ke
sumbu dari 2 baut yang berurutan tidak boleh kurang dari 2,5 d dan tidak
boleh lebih besar dari 7 d atau 14 t. Jika sambungan terdiri dari lebih satu
baris baut yang tidak berseling, maka jarak antara kedua baris baut itu dan
jarak sumbu ke sumbu dari 2 baut yang berurutan pada satu baris tidak
boleh kurang dari 2,5 d dan tidak boleh lebih besar dari 7 d atau 14 t.
2,5 d < s < 7 d atau 14 t
2,5 d < u < 7 d atau 14 t
1,5 d < s1 < 3 d atau 6 t
3) Jika sambungan terdiri dari lebih dari satu baris baut yang dipasang
berseling, jarak antara baris-baris buat (u) tidak bole kurang dari 2,5 d dan
tidak boleh lebih besar dari 7 d atau 14 t, sedangkan jarak antara satu
baut dengan baut terdekat pada baris lainnya (s2) tidak boleh lebih besar
dari 7 buah.
d – 0,5 u atau 14 t – 0,5 u.
2,5 d < u < 7 d atau 14 t
s2 > 7 d – 0,5 u atau 14 t – 0,5 u

75
Beberapa pedoman atau cara pemasangan Paku Keling, antara lain yaitu;
1) Plat yang akan disambung dibuat lubang, sesuai diameter paku keling
yang akan digunakan. Biasanya diameter lubang dibuat 1.5 mm lebih
besar dari diameter paku keling.
2) Paku keling dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan disambung.
3) Bagian kepala lepas dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan
disambung.
4) Dengan menggunakan alat atau mesin penekan (palu), tekan bagian
kepala lepas masuk ke bagian ekor paku keling dengan suaian paksa.
5) Setelah rapat/kuat, bagian ekor sisa kemudian dipotong dan
dirapikan/ratakan.
6) Mesin/alat pemasang paku keling dapat digerakkan dengan udara,
hidrolik atau tekanan uap tergantung jenis dan besar paku keling yang
akan dipasang.

Gambar 12-9: Pemasangan Paku Keling

76
2.2.1 Sambungan Las
Sambungan las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam
paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi
tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan setempat
dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Dalam cara
pengelasan yang digunakan kawat elektroda logam yang dibungkus dengan
fluks, bahwa busur listrik terbentuk di antara logam induk dan ujung elektroda.
Karena panas dari busur ini maka logam induk dan ujung elektroda tersebut
mencair dan kemudian membeku bersama. Proses pemindahan busur
elektroda terjadi pada saat ujung elektroda mencair dan membentuk butir-butir
yang terbawa oleh arus busur listrik yang terjadi. Bila digunakan arus listrik
yang besar maka butiran logam cair yang terbawa menjadi halus, sebaliknya
bila arusnya kecil maka butirannya menjadi besar.

Gambar 12-10 : Pemindahan Logam Cair

Metoda pengelasan diklasifikasikan berdasarkan metoda pemanasan untuk


mencairkan logam pengisi serta permukaan yang disambung.
1) Electric Arc Welding : panas diaplikasikan oleh busur listrik antara
elektroda las dengan benda kerja (lihat gambar di atas). Berdasarkan (1)
aplikasi logam pengisi dan (2) perlindungan logam cair thd atmosfir,
electric arc welding diklasifikasikan menjadi : a). Shielded Metal Arc
welding (SMAW); b). Gas Metal Arc Welding (GMAW) c). Gas Tungsten
Arc Welding (GTAW) d). Flux-cored Arc Welding (FCAW) dan e).
Submerged Arc Welding (SAW).
2) Resistance Welding : arus listrik meng-generate panas dengan laju I2R,
melalui kedua permukaan benda kerja yang disambung. Kedua benda di
cekam dengan baik. Tidak diperlukan adanya logam pengisi atau shield,

77
tetapi proses pengelasan dapat dilakukan pada ruang vakum atau dalam
inert gas. Metoda pengelasan ini cocok untuk produksi masa dengan
pengelasan kontinu. Range tebal material yang cocok untuk pengelasan
ini adalah 0,004 s/d 0,75 inchi.
3) Gas Welding : umumnya menggunakan pembakaran gas oxyacetylene
untuk memanaskan logam pengisi dan permukaan benda kerja yang
disambung. Proses pengelasan ini lambat, manual sehingga lebih cocok
untuk pengelasan ringan dan perbaikan.
4) Laser beam welding : plasma arc welding, electron beam welding, dan
electroslag welding : adalah teknologi pengelasan modern yang juga
menggunakan metoda fusi untuk aplikasi yang sangat spesifik.
5) Solid state welding : proses penyambungan dengan mengkombinasikan
panas dan tekanan untuk menyambungkan benda kerja. Temperatur
logam saat dipanaskan biasanya dibawah titik cair material.

Sambungan las terdiri dari lima jenis dasar dengan berbagai macam variasi
dan kombinasi yang banyak jumlahnya. Kelima jenis dasar ini adalah
sambungan sebidang (butt), lewatan (lap), tegak (T), sudut (corner), dan sisi
(edge), namun secara umum di dalam konstruksi baja bangunan, dikenal 2
macam yaitu; Las Tumpul dan Las Sudut, sebagai berikut :
a) Las Tumpul : adalah bentuk las sambungan memanjang atau melebar.
b) Las Sudut : adalah bentuk las sambungan menyudut.

Gambar 12-11:Jenis dasar sambungan sebidang

78
Simbol las diberikan pada gambar teknik dan gambar kerja sehingga
komponen dapat difabrikasi secara akurat. Simbol las distandardkan oleh
AWS (American Welding Society). Komponen utama simbol las sesuai
dengan standard AWS adalah (1) Reference line, (2) tanda panah, (3) basic
weld symbols, (4) dimensi dan data tambahan lainnya, (5) supplementary
symbols, (6) finish symbols, (7) tail, dan (8) spesifikasi atau proses. Simbol las
selengkapnya ditunjukkan pada gambar di bawah ini, aplikasi simbol las dan
ilustrasi hasil bentuk konfigurasi sambungan.

Gambar 12-12 : Las Tumpul Sambungan Memanjang atau Melebar

79
Gambar 12-13: Bentuk Las Sudut

Las sudut 4 – 96 = Las sudut dengan tebal 4 mm panjang 96 mm. Las sudut
4 – ( 160 + 77 ) /40 = Las sudut dengan tebal 4 mm panjang dipecah, 2
bagian masing-masing 160 mm dan 77 mm berjarak 40 mm.

Sambungan temu (butt joint) atau sebidang dipakai terutama untuk


menyambung ujung-ujung plat datar dengan ketebalan yang sama atau
hampir sarna. Keuntungan utama jenis sambungan ini ialah menghilangkan
eksentrisitas yang timbul pada sambungan lewatan tunggal. Bila digunakan
bersama dengan las tumpul penetrasi sempurna (full penetration groove
weld), sambungan sebidang menghasilkan ukuran sambungan minimum dan
biasanya lebih estetis dari pada sambungan bersusun. Kerugian utamanya
ialah ujung yang akan disambung biasanya harus disiapkan secara khusus
(diratakan atau dimiringkan) dan dipertemukan secara hati-hati sebelum dilas.
Hanya sedikit penyesuaian dapat dilakukan, dan potongan yang akan
disambung harus diperinci dan dibuat secara teliti. Akibatnya, kebanyakan
sambungan sebidang dibuat di bengkel yang dapat mengontrol proses
pengelasan dengan akurat.

Sambungan saling tumpang (lap joint) merupakan jenis yang paling umum.
Sambungan ini mempunyai dua keuntungan utama, yaitu mudah disesuaikan

80
dan mudah disambung. Lap joint menggunakan las sudut sehingga sesuai
baik untuk pengelasan di bengkel maupun di lapangan. Potongan yang akan
disambung dalam banyak hal hanya dijepit (diklem) tanpa menggunakan alat
pemegang khusus. Keuntungan lain sambungan tumpang adalah mudah
digunakan untuk menyambung plat yang tebalnya berlainan. Jenis
sambungan T dipakai untuk membuat penampang bentukan (builtup) seperti
profil T, gelagar plat (plat girder), pengaku tumpuan atau penguat samping
(bearing stiffener), penggantung, konsol (bracket). Jenis sambungan ini
terutama bermanfaat dalam pembuatan penampang yang dibentuk dari plat
datar yang disambung dengan las sudut maupun las tumpul.

Gambar 12-16 : Hubungan Sambungan Baja Menggunakan Las

81
Beberapa keunggulan dan kelemahan las baja profil, dimana bahwa secara
teoritis dapat menghasilkan kekuatan sambung yang sama dengan
penampang aslinya, artinya tidak ada pengurangan kekuatan. Ini khususnya
jika berbicara tentang butt-weld atau las tumpul. Jadi jika ada suatu
sambungan yang ingin kita uji kekuatan las, dan cara me-lasnya memakai
butt-weld maka ketika diuji tarik, yang rusak pasti bagian lain dan bukan di
tempat sambungan las tersebut dikerjakan. Beberapa kelebihan sambungan
las dibandingkan sambungan baut-mur atau sambungan keling (rivet) adalah
lebih murah untuk pekerjaan dalam jumlah besar, tidak ada kemungkinan
sambungan longgar, lebih tahan beban fatigue, ketahanan korosi yang lebih
baik.

Kelemahan sistem sambungan las hanya dalam pelaksanaannya. Kita tidak


bisa memeriksa sempurna tidaknya suatu hanya dari penampakan luar, tapi
dari prosesnya. Kecuali tentunya dengan alat-alat khusus, seperti X-ray, uji
gelombang atau semacamnya, yaitu menentukan homogenitas bahan yang
disambung. Jadi apakah seluruh penampang telah ter-las dengan baik, atau
hanya bagian luarnya saja yang tebal. Sedangkan kelemahannya antara lain
adalah adanya tegangan sisa (residual stress), kemungkinan timbul distorsi,
perubahan struktur metalurgi pada sambungan, dan masalah dalam
disasembling.

3. Pekerjaan Kuda-kuda Baja Profil

Pada perhitungan struktur atap gedung dari kuda-kuda baja profil, dalam
perencanaan konstruksinya direncanakan dengan menggunakan pedoman
dan ketentuan, sesuai dengan Pedoman Perencanaan Bangunan Baja
Indonesia (PPBBI), dan SK SNI untuk baja tahun 2002. Penggunaan baja
profil untuk konstruksi dengan bentang yang lebar, misalanya 15-20 meter,
pemilihan material baja sangatlah tepat karena sambungan untuk batang
tekan dan tariknya akan lebih kuat, kemudian dalam pekrjaan juga lebih
mudah dan cepat. Panjang baja profil yang umum di pasaran yaitu, 12 meter,
tentu untuk kebutuhan lebih panjang dibutuhkan sambungan baja, yang kita
kenal dengan tiga jenis sambungan yaitu sambungan baut, paku dan las.

82
Perhatikan gambar di bawah ini. Gambar A: Menunjukkan rencana bangunan
gudang dari baja, terlihat skesa tampak depan penutup atap model pelana,
terlihat sudut kemiringan atap dengan besar sudut α , kemudian gambar B:
adalah rencana kuda-kuda atap dari baja, yang memiliki sambungan
(hubungan ) pada titik buhul, yang seluruhnya persambungan tersebut harus
dihitung kekuatannya, dan dipahami teknik persambungannya.

Gambar 12-17: Rencana Kuda-kuda Baja

Kemudian pada gambar c: adalah gambar denah atap, dari sini dapat
direncanakan rangka atap, seperti susunan dan dimensi gording, ini juga
tergantung dari jenis penutup atap yang digunakan. Pada perencanaan
bangunan gudang dari baja ini direncanakan penutup atap jenis seng atau
asbes, tentu hanya membutuhkan konstruksi penutup atap gording saja,
berbeda dengan jenis atap genteng. Untuk atap genteng, digunakan
pedoman, sbb:
 Kemiringan atap : 30° ≤ α ≤ 60°
 α ≥ 60° : dipakai genteng khusus, dipaku pada reng
 α ≤ 30° : dipakai genteng dengan presisi tinggi, dan diberi lapisan
aluminium foil di bawah reng.
 Usuk dan reng harus mampu memikul beban hidup merata q dan
terpusat p

Untuk penutup atap dari jenis; Seng Gelombang, Asbes Gelombang, dan

83
spandeks
 semakin kecil α, overlap semakin besar
 kemiringan atap lebih bebas ; 5° ≤ α ≤ 90°
 semakin kecil α, overlap semakin besar overlap : Pada arah
mengalir air dan pada // arah mengalir air

Gambar 12-18 : Hubungan Titik Buhul (Paku, Baut dan Las)

Gambar 12-19 : Konstruksi Batang Tekan dan Tarik

84
Gambar 12-20 : Hubungan Konstruksi Gording dan Kaso Baja

Gambar 12-21 : Perletakan Gording dengan Kaki Kuda-kuda

85
3.1 Perencanaan Gording Baja

Gambar 12-22 : Rencana Gording Baja Profil

Perhitungan Gording, perhitungan gording dihitung dimensi berdasarkan


beban-beban yang diterima, seperti;
 Beban mati, yaitu berat sendiri atap, berat sendiri gording dan alat-
alat pengikat atau bahan yang ada melekat pada atap dan gording
 Beban hidup (daftar sesuai fungsi) Beban hidup (L) : sesuai peraturan
pembebanan; a) Terbagi rata : q = (40 – 0,8 α) ≤ 20 kg/m2, b) Beban
terbagi rata per m2 bidang datar berasal dari beban air hujan,
dimana adalah sudut kemiringan atap dalam derajat. Beban
tersebut tidak perlu ditinjau bila kemiringan atapnya lebih dari 500.
 Beban terpusat P= 100 kg (beban orang saat pelaksanaan/perawatan)
 Beban Angin (W) lihat Peraturan Pembebanan, besarnya tergantung
dari daerah (wilayah) dan sudut α.

Beberapa baja profl yang sering digunakan sebagai gording, dapat dilihat
contoh nama, bentuk, jenis dan spesifikasi gambar di bawah ini.

86
Contoh Perhitungan Gording
Data - data yang digunakan dalam contoh ini adalah data sembarang, hanya
sebagai contoh untuk memahami filosopi bagaimana gording direncanakan
sehingga memenuhi ketentuan perhitubgan struktur.

1) Diketahui:
 Bentang rangka atap = 30 m

87
 Jarak kuda – kuda ( λ ) =3m
 Berat atap genteng biasa = ±24 Kg/m
 Jarak gording = 5,303 m
 Beban angin ( W ) = 70 Kg/m2
 Beban Berguna ( P ) = 70 Kg

2) Mencari Dimensi Gording


Perhitungan dengan sistem coba-coba yang mendekati ke perhitungan,
dikarenakan data karaktersitik baja profil, telah di dapat dari daftar baja yang
tersedia.
Dicoba gording INP.30, Data Profil F = 69,1 Cm2; G = 54,2 Kg/m; Ix = 9800
Cm4; Iy = 451 Cm4; Wx = 653 Cm3, dan Wy = 72,2 Cm3

Gambar 12-23 : Perencanaan Gording baja

Perhitungan Pembebanan Gording


a) Beban Mati ; -
 Berat sendiri gording = 1 × 54,2 = 54,2 Kg/m
 Berat penutup atap = ( a × berat sendiri atap × 1 )
= 5,303 × 24 × 1 = 127,272 Kg/m
 q1 = 54,2 + 127,272 = 181,472 Kg/m

88
 Brancing 10 % . q1 = 10 % . 181,472
 q2 = 18,147 Kg/m
 q total = q1 + q2 = 181,472 + 18,147 = 199,619 Kg/m
b) Beban Berguna ( P ) = 70 Kg
c) Beban Angin:
 Angin tekan: c = 0,02 α – 0,4 = 0,02. 45 – 0,4 = 0,5
 Angin Isap = c‟ = - 0,4
 Beban angin tekan W = c × w × a × 1 = 0,5 × 70 × 5,303 × 1 =
185,605 Kg/m
 Beban angin isap W‟ = c „ × w × a × 1 = -0,4 × 70 × 5,303 × 1 = -
148,484 Kg/m

Perhitungan Momen Gording

Rumus-rumus:

 qy = q cos α  qx = q sin α
 Mqy = 1/8 . qy .λ2
 Mqx = 1/8 . qx . λ2

 Py = P cos α  Px = P sin α
 MPy = 14 . Py .λ
 MPx = 14 . Px .λ

Perhitugan Beban Mati:


qy = q cos α = 199,619 cos 45° = 141,152 Kg/m
qx = q sin α = 199,619 sin 45° = 141,152 Kg/m
Mqy = 1/8 . qy .λ2 = 18 . 141,152 . 32 = 158,796 Kg/m
Mqx = 1/8 . qx . λ2 = 18 . 141,152 . 32 = 158,796 Kg/m
Perhitungan Beban Berguna:

89
Py = P cos α = 70 cos 45° = 49,497 Kg
Px = P sin α = 70 sin 45° = 49,497 Kg
MPy = 14 . Py .λ = 14 . 49,497 . 3 = 37,123 Kg/m
MPx = 14 . Px .λ= 14 . 49,497 . 3 = 37,123 Kg/m

Perhitunga beban Angin:

Angin tekan
Wy = W = 185,605 Kg/m  Wx = 0 ,
MWy = 18 . wy . λ2 = 18 . 185,605 . 32 = 208,806 Kg/m  MWx = 0
Angin isap
Wy‟ = W‟ = -148,484 Kg/m Wx‟ = 0
MWy‟ = 18 . wy‟ . λ2 = 18 .-148,484. 32 = - 167,045 Kg/m  MWx‟ =
0

Kontrol Terhadap Tegangan


Data :
σ = 1600 Kg/cm2
Mx = 195,919 Kg.m = 19591,9 Kg.cm; My = 404,725 Kg.m = 40472,5
Kg.cm

90
Wx = 653 cm3  Wy = 72,2 cm3

19591,9653+40472,572,2 ≤ σ  590,564 Kg/cm2 ≤ 1600 Kg/cm2


Aman !

Kontrol Terhadap Lendutan


Data :
E = 2,1 x 106 Kg/cm2
qx = 141,152 Kg/m = 1,41152 Kg/cm2
g/m = 1,41152 Kg/cm2
Px = 49,497 Kg
Py = 49,497 Kg
Ix = 9800 cm4
Iy = 451 cm4
λ = 3 m = 300 cm

Lendutan Arah Sumbu x


δx = 5/384.𝑞𝑥.𝜆⁴𝐸.𝐼𝑥+1/48.𝑃𝑥.𝜆³𝐸.𝐼𝑥
= 5384.1,41152.300⁴2,1𝑥106.9800+148.49,497.300³2,1𝑥106.9800
= 0,008605 cm

Lendutan Arah Sumbu y


δy = 5/384.𝑞𝑦.𝜆⁴𝐸.𝐼𝑦+1/48.𝑃𝑦.𝜆³𝐸.𝐼𝑦
= 5384.1,41152.300⁴2,1𝑥106.451+148.49,497.300³2,1𝑥106.451
= 0,186583 cm
δ = √𝛿𝑥2+ 𝛿𝑦2 = √0,0086052+ 0,1865832 = 0,18678 cm
δ ≤ 1250 . λ
≤ 1250 . 300
0,18678 cm ≤ 1,2 cm  Aman !

91
4. Konstruksi Kuda-Kuda Baja Ringan

Bahan baja ringan sudah banyak dikenal saat ini untuk penggunaan
konstruksi kuda-kuda. Baja ringan adalah baja berkualitas tinggi yang bersifat
ringan dan tipis, namun kekuatannya tidak kalah dari baja konvensional.
Bahan baku rangka atap baja ringan adalah baja mutu tinggi seperti G550,
rangka atap baja ringan yang baik akan memberikan sertifikat benda uji untuk
membuktikan pemakaian bahan bajanya. Ada beberapa macam baja ringan
yang terbagi berdasarkan nilai tegangan tariknya (tensile strength).
Kemampuan tegangan tarik ini umumnya didasari pada fungsi akhir dari baja
ringan tersebut.

Penggunaan baja ringan juga efektif dan efisien dalam biaya. Salah satunya,
kemudahan dalam pengangkutan atau transportasi, karena produk ini
dikemas sedemikian rupa. Secara umum, sifat baja ringan adalah ringan, kuat
dalam sistem terintegrasi, memiliki struktur fleksibel dan mampu menghadapi
getaran, serta tidak menjalarkan api. Keuntungan-keuntungan ini sebenarnya
sudah cukup meyakinkan masyarakat untuk menggunakannya. Baja ringan
sebagai material pembuat rumah semakin popular, bahan yang terbukti lebih
tahan terhadap goncangan gempa tersebut juga kian luas digunakan, tidak
hanya untuk bangunan-bangunan darurat pasca bencana, namun juga untuk
rumah-rumah mewah di kota besar.

Banyaknya produk baja ringan yang beredar di pasaran tidak berarti


memudahkan konsumen dalam menentukan pilihan yang tepat, dikarenakan
masing-masing merk tentu saja mengaku sebagai produk unggulan yang
paling baik diantara yang lainnya. Semakin banyaknya merk baja ringan yang
beredar di pasaran membuat konsumen atau pemakai baja ringan di
Indonesia menjadi bingung dalam menentukan pilihan. Dalam memilih rangka
atap baja ringan yang berkualitas, perlu diperhatikan beberapa hal penting
sebagai berikut: Mutu Baja, karena ketebalan profil baja ringan sangat tipis
(yang beredar di Indonesia berkisar 0,5 sampai 1 mm), bahan baja yang harus
dipakai adalah baja mutu tinggi atau biasa disebut High Tension Steel,
umumnya (standar) G550, artinya Yield Strength maupun Tension Strength

92
dari baja tersebut minimal 550 MPa. (”minimal” tidak sama dengan “rata-rata”
dengan kata lain sewaktu diuji tarik di laboratorium, tension strength-nya tidak
boleh kurang dari 550 MPa) Lapisan Anti Karat.

Lapisan anti karat yang umumnya dipakai adalah lapisan Z (Zinc) yang sering
disebut Galvanis atau lapisan AZ (Aluminum dan Zinc). Masing-masing
lapisan punya kelebihan maupun kekurangan sendiri. Banyak orang salah
mengerti bahwa bahan Aluminum Zinc lebih baik daripada Zinc (Galvanis),
padahal yang menentukan adalah ketebalan lapisan yang dipakai, bukan
jenisnya. Untuk mencapai taraf ketahanan yang relatif setara, ketebalan
lapisan Zinc yang dipakai harus lebih tebal daripada Aluminum Zinc. Standar
umum untuk bahan struktural (menanggung beban), ketebalan lapisan
Aluminum Zinc tidak boleh kurang dari 100 gram/m2 (AZ 100) sedangkan
untuk lapisan Zinc (Galvanis) tidak kurang dari 200 gram/m2 (Z 200).

Untuk masing-masing jenis penutup atap seperti genteng keramik, beton,


metal, seng aluminium, onduline, fiberglass atau asbes, dan jenis penutup
atap lain. Pemilihan jenis serta ukuran atau dimensi, ketebalan serta
konstruksi rangka kuda-kuda atap baja ringan yang digunakan berbeda
disesuaikan dengan berat material penutup atap. Semakin berat material
penutup atap, semakin besar atau tebal dimensi yang dibutuhkan. Begitu pula
sebaliknya, bila penutup atap ringan tentu kebutuhan dimensi baja ringan
akan semakin keci. Ketelitian merancang dan mengaplikasikan penggunaan
baja ringan, sangat diperlukan. Carilah dan temukan informasi dimensi Reng
(roof batten) dan Kanal C (c channel) rangka yang akan dipasang. Semakin
besar/tebal Reng dan Kanal C rangka, semakin besar pula beban yang dapat
ditanggung oleh rangka, semakin kecil dimensi C channel, semakin minim
pula kesanggupan rangka untuk menanggung total beban penutup atap.

93
Bentuk profil baja ringan, mempunyai banyak bentuk, yang umum digunakan
adalah baja ringan berbentuk "Canal" atau "C", dan bentuk lain yang dikenal
dan diproduksi pabrik seperti bentuk omega. Bentuk profi baja ringaan ini
dapat dipergunakan sebagai penyusun konstruksi baja ringan dengan
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Penampang profil ini juga sudah
digunakan pada baja konvensional jauh sebelulm istilah baja ringan hadir
yang hingga saat ini masih dipakai. Pada profil C kelebihan utamanya adalah
pada saat digabungkan, dua profil C yang saling berhadapan disatukan
menjadi "box" atau "kotak".

Gambar 12-24 : Profil Baja Ringan “C” dan “Box”

Gambar di atas menunjukkan profil baja ringan berpenampang C single,


dan gambar di sebelahnya menunjukkan gambar profil C yang digabungkan
menjadi satu, sehingga membentuk box/kotak. Profil Canal "C" digunakan
sebagai rangka utama pada konstruksi kuda-kuda baja ringan. Sementara
untuk konstruksi pendukung seperti reng sebagai tempat kedudukan penutup
atap/genteng digunakanlah profil "Omega". Dimensi ukuran, seperti tebal baja
ringan yang lazim digunakan pada konstruksi baja ringan ini umumnya
memiliki ketebalan 0.75mm hingga 1.00 mm pada batang utama kuda-kuda
konstruksi. Sedang pada batten/reng ketebalan yang digunakan mulai 0.40
hingga 0.60mm. Sementara untuk ukuran tinggi profil juga bervariasi mulai
dari 70mm hingga 100mm, dan pada batten/reng tinggi mulai 31mm hingga
60mm. Variasi ukuran ini ditujukan menyesuaikan dengan kebutuhan lebar

94
bentang rangka yang berhubungan dengan beban/kekuatan yang
disokongnya.

Profil Omega

Gambar 12-25 : Profil Omega dan Canal

Beberapa keuntungan menggunakan rangka atap baja ringan, antara lain


yaitu;

95
1) Biaya lebih murah; Karena bobot konstruksi atap baja ringan yang ringan
maka dibandingkan kayu, beban yang harus ditanggung oleh struktur di
bawahnya lebih rendah.
2) Tahan Karat
3) Rangka atap Baja ringan bersifat tidak merembeskan api ( non-
combustible)
4) Konsumen tidak perlu kuatir Rangka atap baja ringan dimakan rayap.
5) Pemasangan Rangka atap baja ringan relatif sangat cepat apabila
dibandingkan rangka kayu.
6) Desain atap baja ringan fleksibel mengikuti desain atap yang ada
7) Rangka atap baja ringan bebas biaya pemeliharaan
8) Lebih presisi sebab standar bentuk sama sehingga atap baja ringan lebih
rata
9) Hasil terpasang atap baja ringan lebih rata atau flat jadi pemasangan
genteng lebih rapi dan lebih bagus

4.1 Bagian Konstruksi Kuda-kuda Baja Ringan

Gambar 12-26 : Rangka Kuda-kuda Baja Ringan

Bagian-bagian Konstruksi Kuda-kuda


 Bearing/ Support point: Titik simpul pada suatu kuda-kuda yang
difungsikan sebagai tumpuan/perletakan kuda-kuda. Tumpuan kuda-kuda

96
minimal berjumlah dua buah, dan dipilih dari panel point yang berada di
atas struktur penopang kuda-kuda (kolom atau ringbalk).
 Pitch: Sudut kemiringan atap (dalam derajat).
 Overhang: : Perpanjangan dari batang utama atas, yang melewati posisi
tumpuan rangka atap.
 Clear span: : Jarak horisontal antara dua sisi dalam pada tumpuan kuda-
kuda
 Apex: : Titik simpul yang berada di puncak kuda-kuda (truss).
 Heel joint: : Titik simpul yang merupakan pertemuan antara batang utama
atas dan bawah
 Panel point Titik simpul yang merupakan pertemuan beberapa elemen
batang pada suatu struktur kuda-kuda.
 Span: Jarak horisontal antara as/sumbu ke as/sumbu tumpuan kuda-kuda.
 Top chords: : : Batang-batang utama yang terletak di bagian atas dari
kuda-kuda
 Bottom chords: Batang-batang utama yang terletak di bagian bawah dari
kuda-kuda
 Webb: Batang-batang yang terletak di bagian dalam dari kuda-kuda
.

Detail Hubungan Sudut Kemiringan Atap (Pitch)

97
Gambar 12-27 : Hubungan Sudut Baja Ringan

98
8. Sebutkan macam-macam baja dalam teknik konstruksi
bangunan gedung ?
9. Baja L 60.60.6: Yaitu baja profil siku sama kaki, sebutkan
ukuran profilnya ?, lebar kaki ……….. dan tebal baja
………. 1
10. Di dalam struktur rangka sambungan pelat ataupun
sambungan profil, sebutkan alat penyambung yang lazim
digunakan untuk profil baja !!..
11. Apa saja tujuan dilakukan sambungan baja..?
12. Dalam sambungan baja dikenal beberapa tipe sambungan,
sebutkan tipe sambungan yang kamu ketahui !
13. Apa yang dimaksud dengan Sambungan Titik Buhul
(Simpul), pada konstruksi baja, jelaskan !
a) Pada konstruksi kuda-kuda, pada titik mana saja yang
kamu ketahui terdapat konstruksi sambungan titik
buhul ?
b) Apa cirri sambungan titik buhul pada konstruksi baja ?
14. Sebutkan Bentuk profil baja ringan, yang kamu kenal !
15. Bentuk profil baja ringan yang sering digunakan sebagai
konstruksi pendukung seperti reng digunakan profil …………..?
16. Sebutkan beberapa keuntungan menggunakan rangka atap baja
ringan, disbanding dengan bahan lain, seperti kayu.

99
GLOSSARY

Alur, Lubang yang memanjang pada sisi papan


Alur kapur, bagian dari tiang (style) yang dialur/dicoak dengan fungsi untuk
menahan gerakan kusen kemuka atau kebelakang selain itu juga agar apabila
terjadi penyusutan, tidak timbul celah.
Angkur, dipasang pada tiang (style), berfungsi untuk memperkuat melekatnya
pada tembok juga menahan gerakan ke samping.dan ke muka/ke belakang.
Balok, Kayu berbentuk batangan dengan penampang persegi dan tebal / lebar
lebih dari 4 cm.
Balok Induk; adalah semua balok yang melintang tanpa topang pada seluruh
lebar bangunan dan pada kedua ujungnya bertumpu pada kolom. Konstruksi
agar aman dibuat pada bentang terpendek
Balok Anak; adalah balok yang pada kedua ujungnya bertumpu pada balok
induk, digunakan untuk memperkecil petak-petak lantai disetiap ruangan.
Balok Bagi, adalah balok yang pada kedua ujungnya bertumpu pada balok
anak atau balok induk atau pada salah satunya bertumpu pada balok anak atau
balok induk, dapat berfungsi sebagai untuk memperkecil petak-petak lantai.
D adalah diameter paku atau baut
Duk (neut), dipasang pada tiang (style) di bagian bawah, khusus untuk kusen
pintu, berfungsi untuk menahan gerakan tiang ke segala arah dan melindung
tiang kayu terhadap resapan air dari latai ke atas.
Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap, umumnya kuda-
kuda terbuat dari kayu, bambu, baja, dan beton bertulang
Papan, Kayu berbentuk lembaran dengan tebal kurang dari 4 cm.
PKKI, adalah singkatan Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
Lidah, Pen pada sambungan papan melebar
Sambungan, Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua atau lebih
batang kayu untuk memenuhi kebutuhan panjang, lebar atau tinggi tertentu
dengan bentuk konstruksi yang sesuai dengan gaya-gaya yang akan bekerja
pada batang kayu tersebut sesuai penggunaan konstruksi kayu tersebut.

100
A. Sambungan Kayu

Kayu adalah bahan kontruksi yang banyak dipakai di dalam pembangunan


rumah dan gedung, kayu banyak dipilih karena kayu mempunyai bentuk dan
warna alami yang lembut dan artistik.Sebagai bahan pelengkap bangunan,
kayu banyak digunakan untuk komponen rangka atap, kuda-kuda, rangka
plafon, loteng, pintu dan jendela.Kayubanyak dipakai dalam pembuatan
perabotan rumah tangga. Pada pembangunan rumah atau gedung, kayu
sering kali memerlukan sambungan perpanjang untuk memperpanjang kayu
atau sambungan buhul untuk menggabungkan beberapa batang kayu pada
satu buhul/joint. Sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang
disambung sehingga menjadi satu batang kayu panjang atau mendatar
maupun tegak lurus dalam satu bidang datar atau bidang dua dimensi.
Sedangkan yang disebut dengan hubungan kayu yaitu dua batang kayu atau
lebih yang dihubung-hubungkan menjadi satu benda atau satu bagian
konstruksi dalam satu bidang (dua dimensi) maupun dalam satu ruang
berdimensi tiga.

Sambungan kayu dibagi dalam 3 kelompok yaitu; a). Sambungan kayu arah
memanjang, b). Hubungan kayu yang arah seratnya berlainan (menyudut), c).
Sambungan kayu arah melebar (sambungan papan). Sambungan memanjang
digunakan untuk menyambung balok tembok, gording dan sebagainya.
Hubungan kayu banyak digunakan pada hubungan-hubungan pintu, jendela,
kuda-kuda dan sebagainya. Sedangkan sambungan melebar digunakan untuk
bibir lantai,dinding atau atap. Jenis sambungan memanjang terdiri dari;
1) Sambungan mendatar dan tegak lurus.
2) Sambungan bibir lurus
3) Sambungan bibir lurus berkait
4) Sambungan bibir miring
5) Sambungan bibir miring berkait
6) Sambungan memanjang balok kunci
7) Sambungan memanjang kunci jepit
8) Sambungan tegak lurus.

101
Sambungan Bibir Lurus, sambungan ini digunakan bila seluruh batang dipikul,
misalnya balok tembok. Pada sambungan ini kayunya banyak diperlemah
karena masing-masing bagian ditakik separuh kayu.

Beberapa pedoman atau ketentuan yang perlu diperhatikan dalam


sambungan kayu, antara lain adalah;
1) Sambungan harus sederhana dan kuat, harus dihindari takikan besar
dan dalam, karena dapat mengakibatkan kelemahan kayu dan
diperlukan batang-batang kayu berukuran besar, sehingga dapat
merupakan pemborosan.
2) Harus memperhatikan sifat-sifat kayu, terutama sifat menyusut,
mengembang dan tarikan.
3) Bentuk sambungan dari hubungan konstruksi kayu harus tahan
terhadap gaya-gaya yang bekerja.

Ditinjau dari sudut konstruksi, sambungan merupakan bagian terlemah dari


suatu konstruksi kayu. Kegagalan konstruksi kayu sering desebabkan oleh
gagalnya sambungan dari pada kegagalan material kayu itu sendiri. Beberapa
hal yang menyebabkan rendanya kekuatan sambungan pada konstruksi kayu,
disebabkan oleh :
1) Terjadinya pengurangan luas tampang. Pemasangan alat sambung
seperti baut, pasak dan hubungan gigi akan mengurangi luas efektif
penbampang kayu yang disambung, sehingga kuat dukung batangnya
akan lebih rendah bila dibandingkan dengan batang yang
berpenampang utuh. T
2) Terjadinya penyimpangan arah serat. Pada buhul sering kali terjadi
gaya yang sejajar serat pada satu batang, tetapi tidak sejajr serat
dengan batang yang lain. Karena kekuatan kayu yang tidak sejajar
serat lebih kecil dari pada yang sejajar serat, maka kekuatan
sambungan harus didasarkan pada kekuatan kayu yang tidak sejajar
serat (kekuatan yang terkecil).
3) Terbatasnya luas sambungan. Kayu memiliki kuat geser sejajar serat
yang kecil, sehingga mudah patah apabila beberapa alat sambung
dipasang berdekatan. Oleh karena itu, dalam penempatan alat

102
sambung disyaratkan jarak minimal antara alat sambung agar kayu
terhindar dari kemungkinan pecah. Dengan adanya ketentuan jarak
tersebut, maka luas efektif sambungan (luas yang dapat digunakan
untuk penempatan alat sambung) akan berkurang dengan sendirinya.

1. Alat-Alat Penyambung Kayu

Pada umumnya dalam penyambungan kayu diperlukan alat-alat penyambung.


Untuk memperoleh penyambungan yang kuat diperlukan alat-alat sambung
yang baik dengan cirri-ciri sebagai berikut :
1) Mudah dalam pemasangannya,
2) pengurangan luas kayu yang digunakan untuk menempatkan alat
sambung relative kecil atau bahkan nol,
3) Memilki nilai banding antara kuat dukung sambungan dengan kuat
ultimit batang yang disambung yang tinggi,
4) Menunjukkan perilkau pelelehan sebelum mencapai keruntuhan
(daktail), serta memiliki angka penyebaran panas (thermal
conductivity) yang rendah.

1.1 Sambungan dengan paku

Alat sambungan paku sering dijumpai pada struktur dinding, lantai,


danrangka. Paku tersedia dalam bentuk dan ukuran yang bermacam-macam.
Pakubulat merupakan jenis paku yang mudah diperoleh meskipun kuat
dukungnyarelatif lebih rendah bila dibandingkan dengan paku yang berulir
(deform).Umumnya diameter paku berkisar antara 2,75 mm sampai 8 mm dan
panjangnyaantara 40 mm sampai 200 mm. Angka kelangsingan paku (nilai
banding antarapanjang terhadap diameter) sangat tinggi menyebabkan
mudahnya paku untukmembengkok saat dipukul.

103
Gambar 13-1 :Jenis-jenis paku

Agar terhindar dari pecahnya kayu, pemasangan paku dapat didahuluidengan


membuat lubang penuntun yang berdiameter 0,9D untuk kayu denganberat
jenis diatas 0,6 dan berdiameter 0,75D untuk kayu dengan berat jenisdibawah
atau sama dengan 0,6 (D adalah diameter paku). Pemasangan paku
dapatdilakukan secara cepat dengan menggunakan mesin penekan (nail
fasteningequipment).

Dibandingkan dengan sambungan baut maka sambungan dengan paku :


1) Mempunyai efesiensi yang lebih besar
2) Memberi pelemahan yang lebih kecil yaitu kira-kira 10%, yang sering
kali diabaikan saja.
3) Kekuatan tidak tergantung arah serat, dan pengaruh cacat-cacat
kayu juga kurang adalah lebih kaku beban-beban pada penampang
lebih merata untuk kayu yang tidak terlalu keras dan bila kayu yang
harus disambungtidak terlalu tebal, maka tidak perlu dibor, sehingga
dapat dikerjakan oleh setengah tukang.

104
Gambar 13-2: Model Sambungan Paku

Banyak teori dan hasil pengujian mengenai sambungan paku, teori umum
dapat didasarkan atas lenturan seperti balok yang dipengaruhi daya penahan
terhadap lentur dan kokoh desak kayu, dan tarikan dalam paku. Dalam PKKI
syarat-syarat serta cara-cara perhitungan dan perencanaan telah ditetapkan
untuk sambungan paku biasa. Untuk sambungan-sambungan paku istimewa,
seperti dengan penggunaan pelat buhul dari plywood, cara perhitungan ini
tidak dapat dipakai dan perlu diperhatikan penyelidikan-penyelidikan baru
yang telah menghasilkan rumus-rumus dengan mengabaikan pengauh tarikan
dalam paku dan menganggap beban-beban ideal plastis.

Beberapa ketentuan dan syarat sambungan paku menurut PKKI adalah


sebagai berikut;
1) Paku yang dipergunakan dapat mempunyai tampang melintang yang
berbentuk bulat persegi atau beralur lurus.
2) Kekuatan paku bertampang bulat diberikan dalam daftar V PKKI
berlaku untuk tebal kayu seperti tertera dalam daftar, kekuatan paku
tersebut tidak tergantung dari besar sudut yaitu sudut antara arah gaya
dan arah serat kayu.

105
1.2 Sambungan dengan baut

Alat sambung baut umumnya terbuat dari baja lunak (mild steel)
dengankepala berbentuk hexagonal, square, dome atau flat. Diameter baut
berkisar antara 12 mm sampai 30 mm. Untuk kemudahanmemasang, lubang
baut diberi kelonggaran 1 mm. Alat sambung baut iasanyadigunakan pada
sambungan dua irisan, dengan tebal minimum kayu samping 30mm dan kayu
tengah 40 mm dan dilengkapi dengan cincin penutup.

Baut sebagai alat penyambung yang dibebani banyak dipakai meskipun


sebetulnya tidak begitu baik karenaEfisiensi rendah dan Deformasi besar.
Ketentuan dan Syarat-syarat penyambung, di Indonesia telah ditetapkan
dalam PPKI Pasal 14 sebagai berikut :
1) Alat penyambung baut harus dibuat dari baja St. 37 atau dari besi
yang mempunyai kekuatan paling sedikit seperti St. 37.
2) Lubangbaut harus dibuat secukupnya saja dan kelonggaran tidak
boleh lebih dari 1,5 mm.
3) Garis tengah baut paling kecil harus 10 mm (3/8”), sedangkan untuk
sambungan, baik bertampang satu maupun bertampang dua, dengaan
tebal kayu lebih besar dari 8 cm, harus dipakai baut dengan garis
tengah paling kecil 12,7 mm (1/2”).
4) Baut harus disertai pelar ikutan yang tebalnya minimum 0,3 d dan
maksimum 5 mm dengan garis tengah 3 d, atau jika mempunyai
bentuk persegi empat, lebarnya 3 d, di mana d = garis tengah baut.
Jika bautnya hanya sebagai pelengkap, maka tebal pelat ikutan
dapat diambil minimum 0,2 d dan maksimum 4 mm.
5) Sambungan dengan baut dibagi dalam 3 golongan menurut kekuatan
kayu, yaitu golongan-golongan I, II dan III

106
Gambar 13-3 : Alat Sambung Baut

1.3 Sambungan Dengan Perekat

Bila dibandingkan dengan alat sambung yang lain, perekat/lem termasuk alat
sambung yang bersifat getas, bagian-bagian kayu keruntuhan sambungan
dengan alat sambung perekat/lem terjadi tanpa adanya peristiwa pelelehan
Alat sambung perekat/lem umumnya digunakan pada struktur balok susun,
atau produk kayu laminasi (glue laminated timber). Sambunagn dengan
perekat/lem berlainan dengan sambungan paku, baut dan pasak. Bagian-
bagian kayu tidak disambung pada titik-titik, melainkan pada bidang-bidang,
sehingga mempunyai kekakuan yang jauh lebih tinggi. Kekakuan tersebut
merugikan dalam sambungan rangka batang, karena timbulnya tegangan-
tegangan sekunder yang besar. Akan tetapi untuk balok-balok
tersusun,sambungan dengan perekat lebih menguntungkan.
Jenis perekat (lem) untuk kayu ditinjau dari bahan pembuatanya antara lain,
adalah;
1) Bahan perekat yang berasal dari hewani, seperti Albumen, Casein,
Shellac, Lilin lebah dan Kak (Animal Glue).

107
2) Bahan perekat yang berasal dari tumbuhan adalah Damar Alam, Arabic
Gum, Protein, Starch, Dextrin, dan Karet Alam. Beberapa bahan perekat
yang berasal dari mineral adalah Silicate, Magnesia, Litharge,
Bitemen,dan Asphalt.
3) Bahan pereket sintetis berasal dari Elastomer, Thermoplastic, dan
Thermosetting. Beberapa bahan perekat yang berasal dari Elastomer
adalah Poly Chloropene, Poly Urethane, Silicon Rubber, Polisoprene, Poly
Sulphide, dan Butyl Rubber. Beberapa bahan perekat yang berasal dari
Thermoplastic adalah Ethyl Cellulose, Poly Vinyl Acetate, Poly Vinyl
Aalcohol, Poly Vinyl Chloride, Poly Acrylate, dan Hotmelt. Beberapa bahan
perekat yang berasal dari Thermosetting adalah Urea Formaldehyde,
Epoxy Polyamide, dan Phenol Formaldehyde

Berikut adalah penjelasan mengenai jenis lem sebagai bahan perekat kayu
yang banyak di kenal di pasaran.

Casein; Casein adalah zat protein yang terdapat dalam susu hewan (sapi)
sebagai hasil samping dari perusahaan keju. Larutan casein dalam bentuk
pasta banyak digunakan pada penempelan label kertas ke botol gelas.
Keistimewaan dari lem casein ini ialah hasil penempelannya bersifat tahan
terhadap kelembaban dan juga tehan terhadap air, sehingga jika botol
terendam didalam air kertas lem tidak akan lepas artinya lem casein ini tahan
terhadap air.

Starch dan Dextrin; Starch atau kanji adalah hasil dari tumbuhan, contoh
yang kita jumpai ialah terbuat dari tepung tapioka. Bahan ini sudah dikenal
sejak dahulu sebagai bahan lem, ialah dengan cara memasaknya dengan air.
Dextrin adalah hasil modifokasi secara kimia dari kanji. Kedua bahan ini
digunakan pada pembuatan kantong kertas, kotak-kotak karton, dan lain-lain.
Poly Vinyl Acetate; Poly vinyl acetate atau disingkat PVAc adalah suatu resin
(polymer) dari hasil polimerisasi di mana sebagai bahan monomernya adalah
vinyl acetate. Lem jenis ini banyak di gunakan untuk keperluan indoor furniture
atau mebel untuk keperluan dalam ruangan, Untuk pemakaian luar ruangan
produk lem putih PVAc juga sangat bagus setelah mendapat penambahan

108
hardener yang membuatnya semakin kuat tanpa retak. Lem ini bisa di
gunakan untuk semua material yang mempunyai permukaan berpori. Sifat
dasarnya elastis dan bisa menyesuaikan terhadap perubahan cuaca (Weather
Reactance). Keistimewaan produk ini adalah tidak memiliki glue line yang
terlihat karena saat lem ini mengering dia berwarna bening, Lem ini juga
elastis sehingga permukaan sambungan yang bergerak atau mengalami
penyusutan minor tidak pecah, kelemahannya waktu pengeringan yang relatif
lama.

Urea Formaldehide; Urea Formaldehyde lebih banyak dipakai dibanding


yang lainnya. Urea Formaldehyde banyak dipakai pada pembuatan plywood.
Pada pemakaiannya kadang-kadang dicampur dengan tepung terigu untuk
menjadikan hasil perekatan fleksibel. Resin dicampur dengan hardener di
dalam air kemudian ditambahkan tepung terigu sebagai pengisi dan kemudian
zat katalis. Adukan ini disebarkan ke permukaan lapisan kayu dengan rol
spreader. Lapisan-lapisan kayu tipis (vinir) yang telah dispread dengan lem
urea ini kemudian disusun lapis tiga (triplek) dan dipres dengan dipanaskan
dengan steam selama 4 sampai 7 menit, dengan temperature atau suhu dari
steam antara 125 derajat hingga 140 derajat Celcius

Lem Epoxy; Jenis Lem Perkat Kayu ini adalah yang paling banyak di
gunakan, perekat ini terdiri dari 2 komponen utama yaitu Resin dan Hardener.
Sifatnya mengisi permukaan / komponen yang di sambung. memiliki tekstur
yang keras dan sangat kuat tahan air dan bahan kimia serta tahan temperatur
yang relatif tinggi. Pengeringan campuran lem ini bisa mencapai 100 menit
sebelum kemudian mengeras sempurna dan tidak dapat di gunakan lagi, Jika
kita terlalu banyak membuat campuran maka akan sanngat tidak ekonomis.
Kekurangan dari bahan lem perekat kayu epoxy adalah memiliki "glue line"
atau bekas lem yang cukup terlihat dan juga sifat kerasnya yang justru
menjadi bumerang karena jika permukaan komponen yang di sambung
bergerak sedikit saja maka lem akan pecah (retak). untuk aplikasi luar
ruangan (Outdoor Furniture ) mungkin kurang cocok jika menggunakan bahan
perekat ini.

109
Lem Busa (Polyurethane); Disebut lem busa karena saat sudah kering lem
ini berbentuk busa atau foam. Lem ini berbahan dasar synthetic Polyurethane
yang kuat dan tahan terhadap cuaca. Banyak di gunakan sebagai perekat
sambungan Finger Joint dan butt joint, sifanya yang weather reactance dan
mengisi rongga yang kosong pada sambungan. Kekurangannya adalah
kekuatan yang kurang untuk aplikasi pada struktur konstruksi.

Lem Super (cyanocrylate adhesive); lem ini sebagai lem berbentuk cairan
bening dengan glue line menyesuaikan residu bahan yang direkatkannya.
Lem ini hanya diaplikasikan pada finishing produk mebel yang memerlukan
perbaikan dengan hanya sedikit waktu tersedia. Lem ini bisa mengering dalam
waktu beberapa detik saja.

Gambar 13-4 : Sambungan Kayu Dengan Perekat

2. Sambungan Kayu Memanjang

Perhatikan bagian-bagian bangunan di sekitarmu, kamu sudah mengenal


komponen, seperti kuda-kuda, lantai, pintu, tiang, dan seterusnya yang
terbuat dari kayu. Perhatikan juga apakah kayu-kayu yang terpasang tersebut
tidak semuanya utuh ?, tentu ada bagian–bagian yang disambung.
Dibandingkan dengan bahan bangunan yang lain, kayu mempunyai sifat yang
khas yaitu kekuatannya besar, kenyal, ulet, keras, dan mudah dikerjakan.
Selain itu kayu mudah terbakar, tidak tahan lembab, mudah lapuk, dan dapat

110
berubah bentuknya. Pemakaian kayu sebagai bahan bangunan didasarkan
pada tingkat keawetan dan kekuatannya. Karena kayu merupakan bahan
bangunan alam, maka dari pohonnya kayu dapat dibentuk berbagai macam
ukuran yang berupa balok, dan papan. Di perdagangan ukuran kayu
umumnya sudah tertentu antara lain : (ukuran dalam satuan cm)
 6/12 ; 6/10 ; 8/12 ; 10/10 ; 15/15, disebut balok
 2/15 ; 2/20 ; 3/25 ; 3/30 ; 4/40, disebut papan
 4/6 ; 5/7 , disebut usuk atau kaso
 2/3 ; 3/4 , disebut reng
 1/3 ; 1/4 ; 1/6, disebut plat

Keterbatasan panjang kayu yang ada diperdagangan, maka untuk suatu


konstruksi kayu yang panjang diperlukan adanya sambungan kayu.
Pengertian sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang saling
disambungkan satu sama lain sehingga menjadi satu batang kayu yang
panjang. Pengertian hubungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang
saling dihubungkan satu sama lain pada satu titik tertentu sehingga menjadi
satu bagian konstruksi. Perlu diperhatikan syarat-syarat hubungan kayu,
antara lain : dibuat sesederhana mungkin tapi kokoh, hindari menakik kayu
yang dalam, perhatikan penempatan sambungan, harus tahan terhadap gaya
yang bekerja padanya, konstruksi sambungan dibuat yang pas, jangan
menggunakan kayu yang cacat. Pada prinsipnya sambungan kayu dapat
dibagi menjadi tiga macam yaitu ; 1) Sambungan kayu ke arah memanjang, 2)
Sambungan kayu ke arah melebar, dan 3) Sambungan kayu ke arah
menyudut.Selain tiga macam sambungan kayu tersebut di atas, masih ada
lagi dua sambungan lain yaitu sambungan bersusun dan sambungan dengan
pengunci. Sambungan kayu ke arah memanjang ada dua macam yaitu
memanjang ke arah mendatar (misalnya sambungan bibir lurus, sambungan
bibir lurus berkait, sambungan bibir miring, sambungan bibir miring berkait),
dan ke arah tegak (misalnya sambungan takikan lurus, sambungan mulut
ikan, sambungan takikan lurus rangkap, sambungan purus lurus).

111
Sambungan Bibir Lurus

112
Sambungan Bibir Lurus Berkait

113
Sambungan Bibir Miring

114
Sambungan Takikan

115
Sambungan Takikan Lurus

116
3. Sambungan Kayu Melebar

Sambungan kayu melebar ada dua macam yaitu melebar kearah horizontal
(kebanyakan digunakan konstruksi lantai) dan melebar ke arah vertikal (yang
sebagian besar digunakan pada konstruksi dinding). Materi kegiatan belajar 2
meliputi menggambar beberapa macam sambungan kayu melebar yaitu
:Sambungan lidah dan alur, Sambungan lidah lepas dan alur, Sambungan
lidah bersponing dan alur, Sambungan lidah miring dan Sambungan papan
melebar ke arah tegak.

Teknik penyambungan arah melebar bermacam-macam ada dengan perekat,


paku, alur dan lidah dengan profil. Dengan paku sambungan akan lebih rapat
walaupun terjadi susut pada papan tersebut. Bila dengan sambungan bentuk
lain khawatir ada penyusutan sehingga dinding akan kelihatan jelek, maka
dibuat lat atau profil untuk mengelabui, di samping untuk factor keindahan
dalam pemasangan. Untuk papan-papan yang akan dipergunakan sebagai
lantai atau dinding bangunan, disambung terlebih dahulu agar lantai maupun
dinding kayu dapat rapat dan kelihatan bersih. Akan tetapi sebelum membuat
sambungan hendaknya perlu diperhatikan dahulu sisi mana yang akan
disambung.

Gambar 13-5: Macam-macam Bentuk Sambungan Kayu Melebar

117
Sambungan Lidah Alur

118
119
Sambungan Lidah Miring

120
121
4. Sambungan Kayu Menyudut

Perhatikan dan pahami,Sambungan kayu menyudut pada garis besarnya ada


dua macam yaitu pertama yangmembentuk sudut siku dan kedua yang
membentuk sudut miring. Bentuksambungan kayu menyudut ada tiga macam
yaitu sambungan sudut,sambungan pertemuan, dan sambungan persilangan.
Materi kegiatanbelajar 3 meliputi menggambar beberapa macam sambungan
kayumenyudut yaitu :
 Sambungan takikan lurus, sambungan purus dan lubang
terbuka,sambungan purus dan lubang dengan spatpen purus alur.
 Sambungan takikan lurus ekor burung, sambungan purus danlubang
terbuka, sambungan purus dan lubang tertutup,sambungan purus dan
lubang dengan gigi tegak, sambunganpurus dan lubang dengan gigi
garis bagi, sambungan takikan lurusekor burung, sambungan Raveling
ekor burung.
 Sambungan voor loef.

122
123
124
125
126
127
128
129
Gambar 13-6 : Sambungan Kayu Voor Loef

130
B. Pekerjaan Kusen Kayu

Setelah kita mempunyai perencanaan membangun, seperti bangunan rumah


tinggal, ruko, kantor dan lain sebagainya, selanjutnya adalah mempersiapkan
bahan material bangunan dan salah satunya adalah kusen. Bahan untuk
kusen sebuah rumah sekarang sudah bervariasi bukan hanya menggunakan
kayu saja tetapi ada yang terbuat dari logam, aluminium, bahkan bahan lain
seperti plastik, ini dapat kita lihat pada kusen dan pintu kamar mandi yang
dijual di toko, begitu prkatis,kusen dan pintu plastik siap untuk di pasang.
Walau begitu, bahan kayu msaih banyak dimintai, karena tekstur yang unik,
alami dan dapat di finishing sesuai keinginan yang beragam,

Dalam memilih kayu sebagai bahan kusen maupun bahan jendela atau pintu,
sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu kusen-kusen yang akan kita buat,
seperti:
 Kusen Pintu jenisnya dibedakan dari segi ukurannya yaitu, ada pintu
utama atau ruang tamu, pintu kamar tidur, pintu kamar mandi dan pintu
garasi disesuaikan dengan desain rumah yang ada.
 Kusen Jendela, dibedakan dari segi ukurannya yaitu, Jendela ruang
tamu, jendela kamar tidur, jendela dapur.
 Kusen Fentilasi, biasanya untuk ruang tamu, kamar tidur sama, hanya
kamar mandi dan dapur saja yang berbeda.
 Bahan daun pintu dan daun jendela.
 Bahan furnitur atau meubelir lain

Banyak jenis kayu yang akan dibuat jadi kusen, yang banyak dikenal
adalah jenis kayu Kalimantan. Jenis kayu dari pulau kalimantan biasa
dipakai dalam pembuatan meubel atau furniture juga kusen, pintu, jendela
dan lain sebagainya, dan masing-masing jenis memiliki kelebihan dan
kekurangannya, berikut jenis-kayu kalimantan yang banyak dikenal, yaitu;
1) Kamfer samarinda; Jenis kayu yang ini sangat cocok untuk bahan
daun pintu minimalis, karena kayu ini biasanya dapat dikeringkan
dengan oven.

131
2) Bengkirai; Kayu bengkirai merupakan salah satu jenis kayu yang
berkualitas bagus, kayu bengkirai mudah diproses seperti diserut,
dipotong, diukirdan lain lainl. Oleh sebab itu, banyak orang yang
memasukkan kayu bengkirai ini ke dalam golongan jenis-jenis kayu
pertukangan.Dan dalam prakteknya, saat ini banyak sekali orang-
orang yang menggunakankayu bangkirai ini untuk memproduksi
beraneka macam produk dari kayu. Kayu bengkirai identik dengan
kayu kuat, karena kayu jenis ini biasanya berbobot lebih berat dan
keras, namun kayu ini rentan tehadap cuca panas yang biasanya
menyebabkan retak pada permukaan kayu.
3) Kruing; Jenis kayu ini biasanya berwarna coklat memiliki serat
yang lurus dan biasanya berminyak, dalam keadaan kering kayu ini
mirip seperti kamfer.
4) Meranti; Kayu meranti ada yang berwarna putih, dan coklat
berserat lurus, dan berbobot ringan.
5) Kayu Jati; kayu jati yang paling dikenal orang adalah karena
keawetannya dan daya tahannya terhadap perubahan cuaca
dibandingkan dengan jenis kayu lain, selain itu karakter serat dan
warnanya memiliki ciri khas tersendiri, kayu jati dari pulau Jawa
khusunya Jawa imur seperti Jepara, terkenal sampai ke
mancanegara.
6) Mahoni.
7) Durian
8) Nangka
9) Dan lain sebagainya.

Beberapa jenis ukuran kusen kayu untuk pintu dan jendela yang umum
dikenal di pasaran, antara lain yaitu;
1) Ukuran: 5/10 5/12 5/14 5/15 cm
2) Ukuran: 6/10 6/12 6/14 6/15 cm
3) Ukuran: 7/12 cm
1) Pada pintu rangkap dengan dua daun: 8/10 8/12 8/14 8/15 cm

132
Beberapa jenis kusen kayu untuk pintu dan jendela yang umum dikenal di
pasaran, antara lain yaitu;
1) Kusen gundul ( satu lubang)
2) Kusen Jalusi (jalusi peregi atau bulat)
3) Kusen gendong (dua lobang/ 3-lobang)
4) Daun pintu panel
5) Daun pintu minimalis

Contoh Kusen Pintu dan Jendela Yang ada di jual di pasaran

Gambar 13-7 : Model Pintu dan Jendela

133
Dalam ilmu konstruksi, khusunya konstruksi kayu, dikenal bagian-bagian
Kusen kayu , yaitu;
1) Tiang (style).
2) Ambang (dorpel) pada kusen jendela terdapat ambang atas
danambang bawah sedangkan pada pintu tidak ada ambang bawah.
3) Sponneng, yaitu tempat perletakan/melekatnya daun pintu atau daun
jendela.
4) Telinga, yaitu bagian ambang (dorpel) yang masuk/ditanam kedalam
tembok yang berfungsi untuk menahan gerakan kusen kemuka atau
kebelakang.
5) Alur kapur, bagian dari tiang (style) yang dialur/dicoak dengan fungsi
untuk menahan gerakan kusen kemuka atau kebelakang selain itu
juga agar apabila terjadi penyusutan, tidak timbul celah.
6) Angkur, dipasang pada tiang (style), berfungsi untuk memperkuat
melekatnya pada tembok juga menahan gerakan ke samping.dan ke
muka/ke belakang.
7) Duk (neut), dipasang pada tiang (style) di bagian bawah, khusus untuk
kusen pintu, berfungsi untuk menahan gerakan tiang ke segala arah
dan melindung tiang kayu terhadap resapan air dari latai ke atas.

Gambar 13-8: Bagian-bagian Kusen Pintu kayu

134
Gambar Kusen Pintu Tunggal (Gundul)

135
Kusen Pintu Gendong

136
Kusen Pintu Gendong Jalusi Melingkar

137
Kusen Jendela

138
Kusen Jendela Km/Wc

Beberapa Model Pintu dan Jendela yang banyak di jual di pasaran, berbagai
macam, ada yang belum di finshing dan ada yang telah di finishing dengan
berbagai corak dan warna.

139
Gambar 13-9: Model Pintu di Jual di Pasaran

140
1. Teknik Pemasangan Kusen Pintu

Cara pemasangan kusen pintu adalah sebagai berikut;


1) Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah
dijangkau.
2) Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as
bouwplank untuk menentukan kedudukan kusen.
3) Pasang angker pada kusen secukupnya.
4) Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu yaitu 2 meter
dari tinggi bouwplank.
5) Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan
menggunakan unting-unting.
6) Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.
7) Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan
menjadi kokoh.
8) Cek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai pada
tempatnya, ketinggian dan ketegakan dari kusen.
9) Bersihkan tempat sekelilingnya.

141
Gambar 13-10: Pemasangan Kusen Kayu

142
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas!

1. Sebutkan bagian-bagian dari kusen pintu dan jendela .!


2. Sebutkan macam-macam jenis kusen!
3. Apa kegunaan sponing pada kusen kayu!
4. Apa kegunaan dari umpak (neut) pada kusen pintu

Pemasangan Kusen Jendela, Berikut beberapa langkah kerja atau pedoman


pemasangan kusen pintu kayu, adalah sebagai berikut;
1) Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah
dijangkau.
2) Rentangkan benang selebar setengah ukuran batu bata dari as
bouwplank.
3) Pasang bata setengah batu setinggi dasar kusen jendela .
4) Rentangkan benang setinggi 2 meter dari bouwplank.
5) Pasang kusen jendela setinggi benang tersebut.
6) Pasang kusen jendela sampai betul-betul tegak dengan pertolongan
unting-unting.
7) Pasang skur agar kedudukannya stabil dan kuat.
8) Cek kembali posisi kusen jendela sampai terpasang pada keadaan
yang benar.
9) Bersihkan tempat sekelilingnya.

143
Gambar 13-11: Pemasangan Kusen Jendela pada Konstruksi Dinding

Ambang atas

Ambang tengah

Tiang
Ambang bawah

BAGIAN-BAGIAN KUSEN PINTU DAN JENDELA

144
Rangkuman

 Fungsi kusen Pintu dan jendela sebagai alat


sirkulasi udara maupun cahaya dari suatu bangunan.
 Bagian-bagian yang penting dari kusen jendela:

1. Tiang
2. Ambang atas
3. Ambang bawah
4. Ambang tengah
 Kupingan/Kuping, fungsinya untuk dapat dibuat
hubungan pen yang baik hanya dibuat jika kusen
dipasang pada tembok, Jika dipasang/menempel
pada kolom, kuping ditiadakan
 Angker di buat dari besi dipasang pada tembok atau
kolom praktis. Jika kusen dipasang pada kolom
utama dari beton maka tidak perlu menggunakan
angker, sebab kusen dipasang kemudian dengan
cara diselipkan dan angker digeser antara kolom
tersebut sebagai pengganti angker dipakai sekrup
“Fisher“
 Sponing kapur, adalah suatu cowakan dibuat pada
kuping, tiang sisi luar dan ambang bawah,
sedangkan pada ambang atas tidak terdapat sponing
kapur hal ini dikarenakan untuk menghindari
penglihatan tembus apabila terjadi pemuaian kayu.

145
2. Teknik Pemasangan Daun Pintu dan Jendela

Memasang Daun Pintu; Pintu terdiri dari kusen atau gawang dan daun pintu.
Kusen dipasang tetap atau mati di dalam tembok, sedang daunnya
digantungkan pada kusen dengan menggunakan engsel sehingga dapat
berputar pada engsel, berputar ke kiri atau ke kanan. Namun, daun pintu ada
yang tidak berputar pada engsel, melainkan bergeser didepan kusennya.
Pintu tersebur dinamakan dengan pintu geser.Kedudukan daun pintu pada
saat ditutup melekat dengan sponingpada kusen pintu, kecuali pada bagian
bawah, kedudukannyadibuat beberapa cm di atas lantai.

Ukuran Daun Pintu; Jumlah daun pintu ada yang tunggal, ada pula yang
ganda, lebar dan tingginya daun pintu diukur dari sisi dalam kusen sampai
sisiluar kusen. Ukuran yang lazim dipakai untuk pintu adalah sebagaiberikut:
 Tinggi : 2,00-2,10 meter
 Lebar : 0,70-0,90 meter (tunggal), 0,60-0,80 meter (ganda)
 Tebal : 0,30-0,40 meter.

Cara Pemasangan, Berikut beberapa langkah kerja atau pedoman


pemasangan daun pintu kayu;
1) Ukur lebar dan tinggi kusen pintu.
2) Ukur lebar dan tinggi daun pintu.
3) Ketam dan potong daun pintu (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
4) Masukkan/pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk
dengan toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun
kearah tinggi.
5) Lepaskan daun pintu, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang
daun pintu (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan
dari sisi bagian atas 25 cm (untuk pintu dengan 2 engsel), dan pada
bagian tengah (untuk pintu dengan 3 engsel)
6) Masukkan/pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu tempat
engsel yang sesuai dengan engsel pada daun pintu.

146
7) Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu dengan cara
melepas pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
8) Pasang kembali daun pintu pada kusennya dengan memasangkan
engselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga
terpasanglah daun pintu pada kusen pintunya.
9) Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup.
10) Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu dengan cara
melepaskan pen.
11) Stel lagi sampai daun pintu dapat membuka dan menutup dengan
baik, rata dan lurus dengan kusen.

147
Gambar 13-12: Pemasangan Daun Pintu

Memasang Daun Jendela; Seperti halnya pintu, jendela terdiri atas kusen
atau gawang dandaun jendela. Kusen dipasang tetap atau mati di dalam
tembok, sedangdaunnya digantungkan pada kusen dengan menggunakan
engselsehingga dapat berputar pada engsel, berputar horizontal (ke kiri
dankekanan) atau berputar vertikal (ke atas dan ke bawah). Namun, ada
jenisjendela yang tetap atau mati, biasa disebut jendela mati dengan
tujuanuntuk penerangan. Kedudukan daun jendela pada saat ditutup
melekatdengan sponing pada kusen jendela.

Ukuran Daun Jendela; Jumlah daun jendela ada yang tunggal, ada pula
yang ganda.Lebar dan tingginya daun jendela diukur dari sisi dalam kusen
sampai sisiluar kusen. Ukuran yang lazim dipakai untuk pintu adalah sebagai
berikut:
1) Tinggi : 0,80-1,70 meter (menyesuaikan dengan fungsi dankondisi
bangunan)
2) Lebar : 0,60-0,80 meter
3) Tebal : 0,30-0,40 meter.

Cara Pemasangan;
1) Ukur lebar dan tinggi kusen jendela.
2) Ukur lebar dan tinggi daun jendela.
3) Ketam dan potong daun jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).

148
4) Masukkan/pasang daun jendela pada kusennya, stel sampai
masukdengan toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar
maupunkearah tinggi.
5) Lepaskan daun jendela, pasang/tanam engsel daun jendela padatiang
daun jendela (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah15-20 cm
dari bagian tepi (untuk putaran horizontal) atau engselditanam pada
bagian ambang atas daun jendela dengan jarak 15-20cm dari bagian
tepi (untuk putaran vertikal).
6) Masukkan/pasang lagi daun jendela pada kusennya, stel sampai
baikkedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang/ambang atas
jendelatempat engsel yang sesuai dengan engsel pada daun jendela.
7) Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun jendela dengan
caramelepas pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang/ambang
ataskusen
8) Pasang kembali daun jendela pada kusennya dengan
memasangkanengselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas,
sehinggaterpasanglah daun jendela pada kusen jendelanya.
9) Coba daun jendela dengan cara membuka dan menutup.
10) Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun jendela dengan
caramelepaskan pen.
11) Stel lagi sampai daun jendela dapat membuka dan menutup denganbaik,
rata dan lurus dengan kusen

149
1. Sebutkan alat sambungan kayu yang kamu ketahui ?
2. Jelaskan apa pengertian sambungan kayu dan apa pula
maksudnya hubungan kayu ?
3. Ada bermacam-macam sambungan kayu, sebutkan bentuk
sambungan kayu yang kamu kenal !
4. Tentu kamu kenal kusen kayu, baik untuk pintu atau
jendela, sebutkan jenis (nama) kayu yang dapat dijadikan
kusen ?
5. Beberapa jenis ukuran kusen kayu untuk pintu dan jendela yang
umum dikenal di pasaran, sebutkan ukuran kayu kusen yang
umum di pasaran, baik itu bahan mentah maupun setelah jadi
kusen
6. Beberapa jenis kusen kayu untuk pintu dan jendela yang umum
dikenal di pasaran, sebutkan jenis (nama) kusen yang kamu
kenal !
7. Apa fungsi angkur pada kusen, jelaskan !
8. Pada kusen pintu dari kayu, dikenal istilah Duk (neut), di bagian
manakah dipasang ? dan apa fungsinya ?

150
C. Konstruksi Kuda Kuda Kayu

Konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangakaian batang yang selalu membentuk


segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan dan bentuk
penutupnya, maka konstruksi kuda-kuda satu sama lain akan berbeda, tetapi
setiap susunan rangka batang harus merupakan satu kesatuan bentuk yang
kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja tanpa mengalami
perubahan. Kuda-kuda diletakkan diatas dua dudukan bisa tembok, ring balok
atau tumpuan kolom selaku tumpuannya. Perlu diperhatikan bahwa tembok
diusahakan tidak menerima gayahorisontal maupun momen, karena tembok
hanya mampu menerimabeban vertikal saja. Kuda-kuda diperhitungkan
mampu mendukungbeban-beban atap dalam satu luasan atap tertentu.
Beban-beban yangdihitung adalah beban mati (yaitu berat penutup atap, reng,
usuk,gording, kuda-kuda) dan beban hidup (angin, air hujan, orang pada
saatmemasang/memperbaiki atap), dan beban beban lain sesuai kondisi dan
desain yang direncanakan.

Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap, umumnya kuda-


kuda terbuat dari kayu, bambu, baja, dan beton bertulang. Kuda-kuda kayu
digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang maksimal sekitar 12 m.
Kuda-kuda bambu pada umunya mampu mendukung beban atap sampai
dengan 10 meter, Sedangkan kuda-kuda baja sebagai pendukung atap,
dengan sistem frame work atau lengkung dapat mendukung beban atap
sampai dengan bentang 75 meter, seperti pada hanggar pesawat, stadion
olah raga, bangunan pabrik, dan sebagainya. Kuda-kuda dari beton bertulang
dapat digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10 hingga 12 meter. Pada
kuda-kuda dari baja atau kayu diperlukan ikatan angin untuk memperkaku
struktur kuda-kuda pada arah horisontal.

Berikut beberapa hubungan dan sistem sambungan bagian bagian dari


konstruksi kuda-kuda kayu. Bentuk dan sistem hubungan kayu di bawah ini
hanya sebagai salah satu contoh, banyak macam jenis hubungan dan
sambungan kayu yang dapat dibuat.

151
Gambar 13-13 : Rencana Kuda-kuda Kayu

152
Gambar 13-14: Kuda-kuda Kayu dengan Bagian-bagian

153
Gambar 13-15: Batang-batang Kuda-kuda Kayu Menggunakan Batang Gapit

154
Perhatikan gambar di atas, Keterangan gambar:
a. Balok tarik
b. Balok kunci
c. Kaki kuda-kuda
d. Tiang gantung
e. Batang Sokong
f. Balok Gapit
g. Balok Bubungan
h. Balok Gording
i. Balok Tembok
j. Balok bubungan miring
k. Balok tunjang
l. Tiang Pincang
m. Balok Pincang

Berikut ini beberapa gambar hubungan dan detail konstruksi kuda-kuda kayu,
dan sistem hubungan dan sambungan yang dapat dijelaskan, dengan
bermacam jenis hubungan atau ambungan yang dapat dipakai.

Skema 13-16: Konstruksi Kuda-kuda Kayu

155
 Detail A:Hubungan kaki kuda-kuda dengan balok penggantung Kaki
kuda-kuda menerima gaya tekan sedangkan balok penggantung
menerima gaya tarik (lihat skema gaya). Sehingga hubungan antara
kedua balok dapat dilaksanakan sistem gigi dan untuk memperkuat
hubungan tersebut dibantu dengan pelat baja, atau dengan perkuatan
lain.

Gambar 13-17: Skema gaya-gaya Kaki Kuda-kuda

Gambar 13-18 : Detail A

156
 Detail B:Hubungan balok tarik, penggantung dan balok penyokong.
Balok tarik menerima gaya tarik, balok penggantung menerima gaya
tarik sedang balok penyokong menerima gaya tekan. Sehingga
hubungan antara balok tarik dan penggantung dapat dilaksanakan
dengan sistem pen dan purus yang diperkuat dengan begel pelat baja,
sedangkan untuk balok penyokong dan penggantung tetap
menggunakan sistem gigi, atau berbagai bentuk variasi sambungan
lain.

Gambar 13-19 ;Model Detail B

Gambar 13-20 : Model Alternatif Detail B

157
 Detail C; Hubungan balok kaki kuda-kuda dengan balok penyokong. Baik
balok kaki kuda-kuda maupun balok penyokong semuanya mene-rima
gaya tekan, sehingga hubungan antara kedua balok tersebut dapat
dilaksanakan dengan sistem hubungan gigi, pen dan purus yang dikunci
dengan pasak dari kayu.

Gambar 13-21 ; Detail C

158
 Detail D:Hubungan balok kaki kuda-kuda dengan balok tarik Balok kaki
kuda-kuda menerima gaya tekan dan balok tarik menerima gaya tarik.
Sehingga hubungan kedua balok tersebut dapat dilaksanakan dengan
sistem gigi bahkan karena gaya tekan yang ada pada balok kaki kuda-kuda
terlalu besar pada gigi ganda yang dilengkapi dengan begel pelat baja.
Sambungan gigi tunggal
• tm  ¼ h. bila  50 
• tm  1/6h. bila  60 
• h = tinggi balok datar
Panjang kayu muka
• S = gaya tekan kaki kuda-kuda
•  = tegangan yang diizinkan sesuai mutu kayu 8, 12, 20
kg/cm2)
• b = lebar kayu datar

Sambungan gigi rangkap


• Syarat :tm2 – tm1>1 cm

Gambar 13-22 : Detail D

159
Gambar 13-23: Sambungan Kayu Gigi Rangkap

 Agar konstruksi kuda-kuda ini tidak melentur maka digapit sepasang balok
dan dikencangkan dengan menggunakan baut dan mur. Umumnya balok 6
x 12 cm. (lihat gambar berikut)

Gambar 13-24 : Balok Gapit Pada Balok Penggantung

160
D. Konstruksi Loteng Kayu

Loteng adalah salah satu bentuk ruangan dalam sebuah rumah yang
biasanya letaknya di bagian atas.Dalam penggunaannya, loteng digunakan
untuk tingkat atas.Loteng dalam sebuah rumah pada umumnya digunakan
untuk berbagai fungsi. Biasanya untuk gudang atau kamar tidur, dan ada juga
orang membangun loteng untuk digunakan sebagai tempat jemuran.Jadi
loteng merupakan ruang tambahan yang dibangun diatas rumah.Beberapa
desain loteng bahkan mengambil tempat diruang plafon. Hal ini jika rumah kita
didaerah tropis seperti Indonesia, sangat tidak disarankan loteng ini sebagai
kamar tidur, tapi jika hanya sebagai gudang silahkan saja, karena ruang
plafon adalah ruang isolasi panas dari penutup atap supaya tidak menerus
turun ke bawah.

Gambar 13-25: Balok dan Lantai Loteng

Pada konstruksi loteng, kita mengenal namanya balok induk dan balok anak,
yaitu tempat diletakkanya papan lantai, baik itu dari bahan papan solid atau
papan olahan, dan dapat pula sebagai penopang plafond pada bagian
bawahny. Berikut adalah nama dan fungsi balok-balok yang ada pada
konstruksi loteng;, yaitu:

161
1. Balok Induk; adalah semua balok yang melintang tanpa topang pada
seluruh lebar bangunan dan pada kedua ujungnya bertumpu pada
kolom. Konstruksi agar aman dibuat pada bentang terpendek
2. Balok Anak; adalah balok yang pada kedua ujungnya bertumpu pada
balok induk, digunakan untuk memperkecil petak-petak lantai disetiap
ruangan.
3. Balok Bagi, adalah balok yang pada kedua ujungnya bertumpu pada
balok anak atau balok induk atau pada salah satunya bertumpu pada
balok anak atau balok induk, dapat berfungsi sebagai untuk
memperkecil petak-petak lantai.

Gambar 13-26 : Balok dan Lantai Loteng

Kemudian Pelat lantai kayu, umumnya dibuat dari rangkaian papan kayu yang
disatukan menjadi kesatuan yang kuat, sehingga membentuk bidang yang
luas. Bahan untuk lantai kayu loteng, dapat juga dibuat dari bahan kayu
olahan, untuk mendapatkan bahan lantai kayu yang bermutu, maka fungsi
material kayu tersebut harus maksimal. Beberapa pedoman dapat dipakai,
diantaranya harus memilih jenis kayu yang tahan cuaca dan rayap, misalnya
kayu jati, eboni, besi, atau ulin, damar laut, bangkirai, dan merbau. Selain itu
harus dipastikan kayu yang digunakan memiliki kadar air yang sangatminimal.
Kandungan air tinggi dapat membuat kayu menjadi memual, susut atau retak.
Selain itu lakukan pula proses finishing dan pelapisan dengan zat anti rayap,
dan jika ingin memperoleh tekstur permukaan, pakailah pelitur atau vernis,
bisa juga dengan mengecatnya dengan cat kayu. Untuk lantai kayu, akanlebih

162
baik menggunakan kayu jenis solid, karena kayu solid tersebut tahan dari
serangan rayap selain memiliki tekstur yang cantik

Bila lantai loteng menggunakan kayu solid, diambil papan yang standar, dan
umumnya ukuran lebar papan umumnya 20 – 30 cm, tebal papan dapat dipilih
ukuran 2 – 3 cm, dengan jarak balok-balok pendukung antara 60 – 80 cm.
Ukuran balok berkisar antara 8/12, 8/14, 10/14 untuk bentangan 3 – 3,5 m.
balok-balok kayu ini dapat diletakkan di atas pasangan bata 1 batu atau
ditopang oleh balok beton, ring balok besi atau kayu.

Beberapa keuntungan menggunakan lantai loteng dengan konstruksi pelat


kayu, Antara lain adalah; Mudah dikerjakan, Beratnya ringan, Memunculkan
Kesan Alami, Membuat Ruangan Menjadi hangat, Lebih leluasa dalam
memilih motif yang sesuai dengan desain interior. Beberapa kerugian
menggunakan lantai loteng dengan konstruksi pelat kayu, anatara lain adalah;
Hanya boleh untuk konstruksi bangunan sederhana dengan beban ringan,
Bukan peredam suara yang baik, suara gaduh atau hentakan kaki dari
penghuni atas dapat mengganggu penghuni di lantai bawahnya, Sifat bahan
permeable (rembes air) jadi tidak dapat dibuat kamar mandi/WC di lantai atas,
Mudah terbakar, jadi tidak boleh membuat dapur di atasnya, Tidak dapat
dipasang tegel, jadi mengurangi kesan mewah (hanya dapat ditutup karpet,
vinyl, atau sejenisnya), Dapat dimakan bubuk atau serangga, berarti keawetan
bahan terbatas, Mudah rusak oleh pengaruh cuaca yang berubah-rubah
(panas dan hujan) jadi hanya cocok untuk bangunan yang terlindung.

Perawatan loteng dengan bahan lantai kayu, dapat dilakukan


seperti;Hindarkan kayu dari air, jika lantai kayu ditutupi dengan karpet, sering-
seringlah membersihkan area karpet ini dengan vacuum agar debu tidak turun
melalui serat-serat karpet dan mengotori lantai kayu.Jangan pernah
menggeser furnitur di atas lantai kayu. Pergunakan alas yang lembut seperti
lap atau handuk pada bagian bawah furnitur saat hendak memindahkannya,
hal ini menghindarkan terjadinya goresan pada lantai kayu.

163
Contoh rumah panggung adalah sebuah aplikasi konstruksi loteng kayu,
penggunaan papan sebagai pelat kayu.Perbedaan dengan konstruksi loteng
seperti penjelasan di atas, hanya terletak pada posisi lantai, dimana pada
loteng biasanya adalah bagian tingkat dua atau bagaian atas sebuah
rumah.Swedangkan rumah panggung, lantai pertama atau lantai dasar adalah
lantai rumah panggung itu sendiri.Sebagai gambaran dapat dilihat penjelasan
gambar rencana sebuah proyek rumah sehat dari konstruksi panggung
dengan lantai kayu, dan penjelasan detail beberapa hubungan balok induk,
balok anak, kolom, dan lantai kayu.Rencana rumah panggung kayu salah satu
aplikasi penggunaan kayu sebagai lantai.

Gambar 13-27: Rencana Rumah Sehat Konstruksi Kayu Panggung

164
Gambar 13-28 : Isometri Rencana Balok Induk Konstruksi Loteng Kayu

Gambar 13-29:Isometri Konstruksi Lantai Panggung Kayu

165
Gambar 13-30: Isometri Hubungan Kolom, Balok Induk dan Balok Anak

Gambar 13-31 : Isometri Hubungan Kolom, Balok-balok dan Papan Lantai

166
E. Konstruksi Plafon Kayu

Plafon adalah bagian konstruksi merupakan lapis pembatas antara rangka


bangunan dengan rangka atapnya, sehingga bisa sebagai atau dapat
dikatakan tinggi bangunan dibawah rangka atapnya. Plafon atau sering
disebut juga langit-langit merupakan bidang atas bagiandalam dari ruangan
bangunan ( rumah ). Pada dasarnya plafon dibuat dengan maksud untuk
mencegah cuaca panas atau dingin agar tidak langsung masuk ke dalam
rumah setelah melewati atap. Namun demikian dewasa ini plafon tidak lagi
hanya sekedar penghambat panas atau dingin,melainkan juga sebagai hiasan
yang akan lebih mempercantik interiorsuatu bangunan. Plafon biasanya dibuat
dengan ketinggian tertentu, namun sebagai variasi ada juga yang dibuat tidak
selalu rata. Variasitersebut dikenal sebagai plafond drop ceiling.

Beberapa fungsi plafon dibuat antara lain adalah :


1) Plafon dapat mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang
atap
2) Plafon sebagai finishing (elemen keindahan), mempunyai tempat untuk
menggantungkan bola lampu, sedang bagian atasnya untuk
meletakkan kabel – kabel listriknya (sparing instalasi).
3) Plafon merupakan bagian dari interior yang didesain sehingga ruangan
menjadi sejuk dan enak dipandang (artistik), supaya ruangan di bawah
atap selalu tampak bersih, dan tidak tampak kayu dari rangka-atapnya.
4) Plafon dapat juga sebagai meredam suara air hujan yang jatuh diatas
atap, terutama pada penutup atap dari bahan logam, untuk menahan
kotoran yang jauh dari bidang atap melalui celah-celah genteng.
5) Plafon berfungsi juga sebagai isolasi panas yang datang dari atap atau
sebagai penahan perambatan panas dari atap (aluminium foil).

Untuk pemasangan plafon diperlukan konstruksi khusus untuk


menggantungkannya yang dikenal dengan nama rangka plafon. Bahan rangka
plafon yang umum digunakan adalah kayu, meskipun dewasa inidikenal juga
rangka plafon dari bahan besi hollow (besi berbentuk kotak). Bahan ini tahan
terhadap rayap dan api yang membuat plafon bertahanlama dibanding

167
menggunakan kayu.Ukuran batang rangka plafon ditentukan dari jarak
bentang dariruangan, jenis bahan yang digunakan, dan panjang-pendeknya
batanggantung.

Ukuran-ukuran batang yang biasa dipakai seperti tercantum pada daftar


berikut.

JARAK PERLETAKAN (CM) LEBAR (CM) Tinggi (cm)


100 – 200 5 7
200 – 300 6 8
300 – 400 6 10
400 - 500 6 12

Ukuran-ukuran batang kayu tersebut berdasarkan pengalamanempiris dan


yang biasa digunakan.Ukuran tersebut dapat saja berubahsesuai dengan
hasil hitungan berdasarkan kekuatan kayu. Rangka langit-Iangit untuk kuda-
kuda biasa dibuat dari kayuukuran 4/6 atau 5/7, dilengkapi dengari klos dari
reng 2/3 cm yangdipasang berselang-seling.Pada kuda-kuda papan untuk
rangka langit-Iangit cukup dengan menggunakan kayu reng berukuran ¾ cm.

Gambar 13-32: Bentuk konstruklsi Plafon Kayu Sisi Atas dan Bawah

Pemasangan rangka plafon kayu, batang-batang dipasang rata dengan


bagian bawah balok-ikatkuda-kuda. Jika jarak antar dinding yang mendukung
kuda-kuda dalamruangan kurang dari jarak antara kuda-kuda, maka batang-
batanggantung plafon induk dipasang tegak lurus arah dinding dan masuk

168
dalam pasangan dinding. Namun, jika jarak antara kuda-kuda kurangdari jarak
antar dinding yang mendukung kuda-kuda, maka batang-batang gantung
plafon induk dipasang tegak lurus pada balok ikat darikuda-kuda.Pada
prinsipnya pemasangan batang penggantung plafon adalah sama, tetapi
jaraknya tidak sama tergantung dari bahan plafon yangdigunakan. Pada
bangunan perumahan dalam pemasangan plafond,ketentuan untuk tinggi
ruang/kamar minimal sekurang-kurangnya 2,40 mkecuali kalau kasau-
kasaunya miring sekurang-kurangnya ½ dari luasruang mempunyai tinggi
ruang 2,40 m dan tinggi ruang selebihnya padatitik terendah tidak kurang dari
1,75 m. Pada ruang cuci dan kamarmandi diperbolehkan sampai sekurang-
kurangnya 2,10 m.

Dalam pembuatan rencana plafond atau terkadang disebut sebagai rencana


rangka plafond atau denah plafond hal – hal yang harus diperhatikan adalah:
Ukuran bahan yang akan digunakan terhadap luasan ruangan.Untuk bahan
penutup dengan tripleks, sebaiknya menggunakan ukuran dengan kelipatan
30 cm agar dapat efisien dalam penggunaan bahan. Misalnya; 1,20 x 1,20.
Sedangkan bila digunakan bahan penutup dengan asbes, untuk efisiensi
bahan menggunakan ukuran 1,00 x 1,00 atau 1,00 x 0,50. Kemudian yang
perlu diperhatikan juga, pada perencanaan plafon dan keindahan untuk ruang
dan interiornya, hal yang perlu diperhatikan adalah kekuatan rangka plafon
yang dihubungkan dengan penggantungnya.Elevasi penutup plafon dan sistim
penerangan perlu diperhatikan juga khususnya untuk ruang rapat atau ruang
pertemuan termasuk ketinggian plafonnya.

169
1. Pada perencanaan kuda-kuda, sebutkan beban-beban apa
saja yang diperhitungkan, dan beri penjelasan singkat.
2. Berikan ukuran kayu yang biasa digunakan pada konstruksi
kuda-kuda kayu, untuk konstruksi rumah tinggal sederhana,
table di bawah ini !
NO JENIS KONSTRUKSI UKURAN KAYU
KUDA_KUDA (cm)
1 Kaki kuda-kuda …
2 Gording …
3 Kaso …
4 Reng …
5 Balok Penyokong …

3. Pada konstruksi loteng, kita mengenal namanya balok induk dan


balok anak, Jelaskan apa keunaannya !
4. Apa saja bahan/jenis kayu untuk lantai loteng,
5. Apa keuntungan bila menggunakan lantai loteng dengan
konstruksi pelat kayu ?, dan apa pula kerugiannya jelaskan !
6. Pada konstruksi plafon, sebutkan bahan apa saja yang
dapat digunakan sebagai rangka plafon !
7. Sebutkan bahan yang dapat digunakan untuk bahan
(penutup) plafon !

170
GLOSSARY

Balok sloof, adalah balok beton bertulang yang dipasang pada keliling
bangunan dan juga pondasi di tengah bangunan di bawah lantai.
Lapisan batu kosong, adalah pasangan batu tanpa spesi pada bagian
dasar pondasi dipasang setelah lapisan pasir dan pemadatannya
dilakukan dengan; timbris a) Titik 0,00 adalah titik untuk menunjukkan
muka atas lantai bangunan, b) Kedalaman pondasi adalah kedalaman
pondasi diukur dari muka atas latani (+0,00) sampai pada bagian
terbawah pondasi / sampai tahan keras. Biasanya diberi tanda minus.
Misalnya minus (-) 1,20 m.
Pondasi, adalah elemen bangunan yang berada dibawah permukaan
tanah, sebagai konstruksi yang berfungsi memikul beban diatasnya
dan meneruskan ke tanah dasar.
Ø Pondasi langsung (Stahl), termasuk pondasi dangkal yang dipakai
pada kondisi tanah baik dengan maksimal kedalaman tanah ± 2,00 m,
dan bahan bangunan yang sering digunakan adalah batu kali/belah,
batu gunung, atau beton tumbuk, batu bata, pondasi beton bertulang,
pondasi pias, pondasi plat kaki, dan pondasi balok sloof.
Pondasi tidak langsung, disebut juga dengan istilah pondasi dalam,
dari segi kedalaman masuknya ke dalam tanah, digunakannya pondasi
dalam karena besarnya beban bangunan, dan tanah keras diperoleh
sangat dalam, lebih dari dua meter ke bawah.
Tiang pancang, adalah bagian-bagian konstruksi yang dibuat dari
berbagai bahan bangunan (kayu, beton atau baja) yang digunakan untuk
menyalurkan beban-beban yang dipikul pondasi (struktur serta
penggunanya) ke lapisan tanah yang dalam, dimana dapat dicapai daya
dukung yang lebih baik

171
A. Pendahuluan

Pondasi adalah elemen bangunan yang berada dibawah permukaan tanah,


sebagai konstruksi yang berfungsi memikul beban diatasnya dan
meneruskan ke tanah dasar. Pondasi merupakan elemen pokok bangunan
yang sangat vital, berfungsi sebagai penyangga konstruksi bangunan di
atasnya. Kekuatan dan kekokohan suatu konstruksi bangunan gedung sangat
tergantung dari konstruksi pondasi. Pondasi merupakan pijakan dasar suatu
bangunan, karena tanpa pondasi bangunan tidak akan kuat dan kokoh.
Setiap bangunan seperti rumah tinggal, bisa memerlukan bentuk dan system
pondasi yang berbeda-beda, tergantung pada beban yang ada dan kondisi
tanah dasarnya.

Untuk membuat pondasi diperlukan pekerjaan galian tanah, umumnya lapisan


tanah dipermukaan setebal ± 50 cm adalah lapisan tanah humus yang sangat
labil dan tidak mempunyai daya dukung yang baik. Oleh karena itu dasar
pondasi tidak boleh diletidakkan pada lapisan tanah humus ini. Untuk
menjamin kestabilan pondasi dan memperoleh daya dukung tanah yang
cukup besar, maka dasar pondasi harus diletidakkan pada kedalaman lebih
dari 50 cm dari permukaan tanah sampai mencapai lapisan tanah keras.
Lebar galian tanah untuk memasang pondasi dibuat secukupnya saja asal
sudah dapat untuk memasang pondasi, karena tanah yang sudah terusik
sama sekali akan berubah baik sifatnya maupun kekuatannya.

Mengingat bahwa pondasi adalah salah satu elemen penting bangunan, maka
mau tidak mau, seluruh bangunan harus memiliki pondasi, agar kuat, tidak
rubuh dan mampu berdiri. Oleh karena itu perencanaan sebuah pondasi wajib
dilakukan utuk kekuatan dan ketahanannya menerima beban diatasnya.
Syarat dan ketentuan sebuah pondasi, antara lain adalah;
1) Konstriksi kokoh dan kuat menahan beban diatasnya
2) Bahan; Pondasi harus dibuat dari bahan yang tahan lama dan tidak
mudah hancur, dibuat dari bahan yang awet berada di dalam tanah
dan kuat menahan gaya-gaya yang bekerja padanya terutama gaya
desak.

172
3) Pondasi harus terletidak di atas tanah dasar yang cukup keras
sehingga kedudukan pondasi tidak mudah bergerak (berubah), baik
bergerak ke samping, ke bawah (turun) atau terguling.
4) Dasar pondasi harus mempunyai lebar yang cukup dan harus
diletidakkan pada lapisan tanah asli yang keras.
5) Pondasi harus dipasang menerus di bawah seluruh dinding bangunan
dan di bawah kolom-kolom pendukung yang berdiri bebas.
6) Apabila digunakan pondasi setempat, pondasi-pondasi tersebut harus
dirangkaikan satu dengan lainnya menggunakan balok pengikat (balok
sloof kopel).

Pondasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pondasi langsung dan pondasi
tidak langsung. Pondasi langsung adalah pondasi yang dibuat bila kedalaman
lapisan tanah keras maksimal 1 meter, sedangkan pondasi tidak langsung
adalah pondasi yang dibuat bila kedalaman lapisan tanah keras melebihi 1
meter.

1) Jenis-Jenis Pondasi

1. Pondasi Langsung (Dangkal)

Pondasi langsung (Stahl) termasuk pondasi dangkal yang dipakai pada


kondisi tanah baik dengan maksimal kedalaman tanah ± 2,00 m, dan bahan
bangunan yang sering digunakan adalah batu kali/belah, batu gunung, atau
beton tumbuk, batu bata, pondasi beton bertulang, pondasi pias, pondasi plat
kaki, dan pondasi balok sloof. Lebar dasar pondasi dibuat lebih besar dari
tebal dinding tembok di atasnya, hal tersebut dimaksudkan untuk memperkecil
beban persatuan luas pada tanah dasar, karena daya dukung tanah dasar
pondasi pada umumnya lebih kecil dari daya dukung pasangan badan
pondasi. Untuk pondasi langsung yang menggunakan bahan batu kali, batu
bata dan beton tumbuk, tampang badan pondasi membentuk bangun
trapesium, hal tersebut dilakukan selain berguna bagi kestabilan kedudukan
pondasi juga untuk efisiensi.

173
Pondasi langsung disebut orang juga jenis pondasi dangkal, karena
pondasinya dipasang langsung dan dangkal pada kedalaman ± 1-1.5 m.
Jenis pondasi langsung (dangkal) yang umum diantaranya adalah:
a) Pondasi Batu Kali. Jenis pondasi yang bahan dasarnya batu kali.
b) Pondasi Umpak. Biasanya jenis pondasi ini digunakan pada rumah
adat, rumah kayu, atau rumah tradisional jaman dulu.
c) Pondasi Batu Bata. Jenis pondasi yang dibuat dengan bahan dasar
batu bata. Dalam pemasangannya disusun sedemikian rupa sehingga
dapat menahan berat bangunan yang ada di atasnya dan
meneruskanya ke tanah.
d) Pondasi bor mini (Strauss Pile)
e) Pondasi Telapak/ Footplat
f) Pondasi beton/ sloof
g) Dll

a). Pondasi Batu Kali

Batu kali dikenal bermacam bentuknya, masing masing daerah tentu jenis dan
spesifikasinya berbeda pula. Batu kali bahan dasarnya, yang banyak dikenal
orang adalah batu besar atau batu gunung yang dibelah. Namun lain daerah
lain bentuk dan asalnya, kita kenal dulu jenis batu kali atau batu alam yang
dapat dijadikan pondasi batu kali, jenis batu kali yang kita kenal antara lain;
 Batu belah berasal dari batu bulat berukuran besar kemudian di pecah
menjadi bongkahan-bongkahan lebih kecil. Batu belah merupakan batu
yang sangat baik untuk pondasi menerus dan pondasi umpak. Batu belah
yang baik harus keras, padat bersih dan tidak lapuk.
 Batu Bulat; Batu bulat merupakan bahan yang banyak ditemui hampir
disemua daerah di Indonesia. Batu bulat berasaldaribatu kali/sungai dan
gunung. Cirri-cirinya bentuknya bulay berwarna abu-abu agak kehitaman.
Batu bulat yang baik untuk pondasi adalah yang tidak terlalu besar, cukup
keras, bersih dan tidak memperlihatkan tanda-tanda lapuk. Kelemahan
batu bulat ini adalah karena bentuknya bulat menyebabkan tidak akan
saling mencengkeram satu dengan yang lainnya ketika dipasang.

174
 Batu karang berwarna putih atau kuning muda. Batu ini berasal dari laut
dan pantai. Batu karang yang baik mempunyai kepadatan pada
patahannya, kuat, keras dan bersih tnpa garis-garis pelapukan. Pada saat
pemasangan batu karang harus dipilih yang sudah dibelah-belah agar satu
sama lainya dapat mengikat

Gambar 14-1: Ragam Batu Kali

Pekerjaan Memasang Pondasi Batu Kali (Belah)

Batu kali merupakan bahan konstruksi pondasi yang paling banyak igunakan,
karena batu belah yang umumnya didapatkan dari batu kali tidak mengalami
perubahan bentuk dan kualitas bila tertanam di dalam tanah. Persyaratan batu
belah sebagai bahan konstruksi pondasi adalah batu tersebut mempunyai
permukaan yang kasar, berukuran ± 25 cm, bersih dari segala kotoran. Batu
belah yang permukaannya halus kurang baik dipakai sebagai bahan pondasi,
sehingga harus dipecah terlebih dahulu agar didapatkatkan permukaan yang
kasar. Demikian juga dengan batu belah yang berpori sebaiknya tidak
digunakan untuk bahan konstruksi pondasi. Permukaan batu yang kasar akan
membuat ikatan yang kokoh.

Pada umumnya tampang lintang dari badan pondasi batu belah berbentuk
trapesium dengan lebar sisi bagian atas paling sedikit 25 cm, sehingga
idapatkan susunan batu yang kokoh. Sebelum dipasang, batu belah harus
disiram air terlebih dahulu. Bila tanah dasar pondasi banyak mengandung air,
maka sebelum pondasi dipasang harus disusun terlebih dahulu pasangan
batu kosong yang diisi pasir pada rongga-rongganya. Dalam pemasangan

175
konstruksi pondasi batu kali, yang dibutuhkan dalam pemasangannya adalah
adalah; Batu belah (batu kali/guning), pasir pasang, dan semen PC (abu-abu).

Gambar 14-2: Pasangan Pondasi Batu Kali (Perspektif)

Gambar 14-3: Pasangan Pondasi Batu Kali (Foto)

176
Gambar 14-4: Pasangan Pondasi Batu Kali (Potongan)

Bila kondisi lapisan tanah banyak mengandung air, maka sebelum badan
pondasi dipasang terlebih dahulu disusun pasangan batu kosong yang diisi
pasir pada rongga-rongganya. Susunan batu kosong tersebut dinamakan
aanstamping, yang berfungsi sebagai drainase untuk mengeringkan air tanah
yang terdapat di sekitar badan pondasi.

Beberapa kelebihan menggunakan pondasi batu kali, yaitu;


a) Pelaksanaan pondasi mudah
b) Waktu pengerjaan pondasi cepat
c) Batu belah mudah didapat, (khususnya pulau jawa)
Beberapa kekurangan menggunakan pondasi batu kali, yaitu;
 Batu belah di daerah tertentu sulit dicari
 Membuat pondasi ini memerlukan biaya besar

177
 Pondasi ini memerlukan biaya lebih mahal jika untuk rumah bertingkat.

b). Pondasi umpak/setempat

Pondasi umpak dipasang di bawah setiap tiang-tiang penyangga. Tiang-tiang


ini satu dan lainnya saling dihubungkan dengan balok-balok kayu yang
dipasang dibagian bawah tiang yang juga untuk menumpu papan-papan
lantainya, dan dibagian atas tiang yang menyatu dengan rangka atapnya.
Pondasi jenis ini, umumnya dipakai pada bangunan sederhana yang terbuat
dari rangka kayu dengan dindin dari papan, dan rumah rumah seperti ini,
banyak kita temui di daerah pesisir pantai, atau di pedesaan. Pondasi umpak
terbuat dari bahan-bahan ; Pasangan batu yang disusun meningkat, Cor
beton tidak bertulang , dan Batu alam yang dibuat menjadi umpak.

c). Pondasi Batu Bata

Jenis pondasi yang dibuat dengan bahan dasar batu bata. Pemasangan bata
sebagai pasangan rollag bata merupakan pondasi yang diaplikasikan untuk
menopang berat beban. Pada saat ini pondasi rollag bata telah lama
ditinggalkan, pemasangannya membutuhkan waktu yang lama serta tidak
memiliki kekuatan yang bisa diandalkan. Pondasi ini tetap digunakanuntuk
menahan beban ringan, misalnya pada teras, bangunan tanpa dinding, atau
jalan setapak yang terbuka.

d). Pondasi Setempat (Telapak)

Pondasi setempat umumnya dibuat dengan kedalaman 1 sampai dengan 1,50


m dari permukaan tanah, atau lebih. Pondasi setempat ini juga dibuat untuk
menahan kolom pada bangunan bertingkat. Jadi dia hanya menahan kolom,
sedangkan beban untuk dinding-dinging bisa juga ditahan oleh balok, sloof
pengikat ataupun pondasi menerus berbahan batu kali. Jadi untuk bangunan
bertingkat, pondasi setempat ini adalah struktur utama. Semua beban dari
bangunan yg diterima oleh kolom pendukung akan langsung ditumpukan pada
pondasi setempat ini. Pada penerapan pondasi setempat ini, bisa juga

178
didukung oleh pondasi menerus, tapi pondasi menerus batukali ini tidak
berfungsi sebagai pendukung beban keseluruhan bangunan, melainkan hanya
untuk dinding-dinging atau tempat tumpuan sloof.

Salah satu bentuk pondasi setempat terbuat dari beton yaitu Pondasi telapak,
pondasi ini adalah pondasi yang biasa digunakan untuk menumpu kolom
bangunan, tugu, menara, tangki air, cerobong asap dan beberapa bangunan
sipil lainnya. Pondasi ini berbentuk papan yang terbuat dari beton bertulang
dan diletidakan di atas tanah pada kedalaman tertentu dengan dimensi dan
ketebalan yang tertentu pula. Biasanya, pondasi ini dibuat dengan dimensi
yang lebih besar daripada kolom diatasnya, Hal ini bertujuan agar beban yang
diteruskan ke pondasi dapat disebarkan keluasan tanah yang lebih besar
dibawahnya. Karena dimensi ukuran dari pondasi dibuat lebih besar daripada
kolom diatasnya, maka secara fisik terlihat seperti telapk kaki atau sepatu
kolom, sehingga pondasi ini bisa disebut juga sebagai pondasi kaki pelat atau
“foot plate”.

Gambar 14-5: Pondasi Tapak (Telapak)

179
Beberapa bentuk dan desain pondasi telapak dapa dilihat di bawah ini.

180
Gambar 14-6: Pondasi Tapak (Telapak)

Pondasi Tapak atau pondasi telapak, atau dikenal juga dengan sebutan
Pondasi Cakar Ayam, biasanya dipakai untuk membuat bangunan yang

181
memiliki beban tetap yang berat, seperti rumah tinggal, ruko, dan
perkantoran, pondasi ini dipasang persis dibawah kolom, atau didesain
menerus kolom.

e) Pondasi Sloof

Sloof adalah konstruksi balok beton yang dipasang memanjang, dan


biasanya dipasang sebagai pengikat dan penahan pasangan dinding, baik
pasangan bata merah, batidako, atau bahan dinding lainnya yang berada
diatasnya. Beton sloof bekerja melindungi dinding pasangan bata sehingga
kuat, tidak retidak, dan juga mengikat keseluruhan bangunan. Ada beberapa
pengertian tentang Sloof dari mulai pengikat, penahan, serta pengkaku, itu
semua memanglah fungsi dari sloof. Namun dari salah satu buku menjelaskan
bahwa Sloof itu adalah struktur bangunan yang berada di atas pondasi.
Fungsi dari sloof ini adalah
1) Menahan beban dari dinding sekaligus meratidakan beban yang
diterima oleh pondasi dan dilimpahkan ke tanah.
2) Sebagai pengunci dinding apabila terjadi gaya lateral atau gaya
horizontal yang diakibatkan oleh gempa supaya dinding tersebut atau
struktur tersebut ruksak atau tidak mengalami roboh

Gambar 14-7: Dimensi Sloof

Pada kenyataan ada juga orang membuat sloof bukan diatas pondasi batu kali
atau pondasi tertentu, sloof dipasang diatas tanah, tetapi sebaiknya dibuat di
atas tanah keras. Sloof tersebut biasa disebut orang sloof gantung, tentu disini
sloof tersebut berfungsi sebagai pondasi langsung, dan sekalgius Sloof

182
gantung adalah struktur bangunan yang berfungsi sebagai pengikat antar
pondasi.

Gambar dan Notasi Pondasi

Pada setiap gambar rencana sebuah pondasi umumnya akan digambarkan:


1. Denah bangunan
2. Pandangan depan dan pandangan samping
3. Penampang memanjang dan melintang
Dari gambar denah bangunan dan gambar potongan melintang maupun
memanjang akan diketahui macam pondasi yang direncanakan akan tetapi
biasanya belum begitu jelas sehingga diperlukan suatu gambar penjelas
pondasi yang terdiri atas:
a. Gambar denah pondasi
b. Gambar penampang pondasi
Gambar-gambar ini dapat dibuat dengan mudah kalau gambar rencana yang
bersangkutan telah disetujui oleh ahli konstruksi sebab ada kalanya ukuran
bentuk dan macam pondasinya dirubah oleh ahli konstruksi, karena keadaan
tanah yang kurang sesuai dengan rencana pondasi atau karena sebab lain.

Pondasi untuk bangunan dapat dibuat dari bermacam-macam konstruksi


tergantung dari berat beban di atasnya, macam tanah dan sebagainya.
Konstruksi pondasi selain berhubungan erat dengan beban yang diterima dan
sifatsifat tanah juga tergantung pula dari macam bahan yang akan digunakan.
1) Pondasi pasangan batu kali
2) Pondasi menerima beban langsung dari tembok teras, emperan, tembok
sebelah luar, tembok sebelah dalam dan lain-lain.
3) Pondasi pasangan batu kali di atas jalur beton bertulang
4) Pondasi beton bertulang
5) Pondasi beton tumbuk
6) Pondasi tidak langsung atau pondasi atas tiang
7) Pondasi pasangan batu merah
8) Pondasi menerima beban langsun dari tembok teras, emperan, tembok
sebelah luar, tembok sebelah dalam atau lain-lain.

183
9) Pondasi pasangan batu merah di atas jalur beton bertulang yang jenisnya
pondasi pasangan batu kali di atas jalur beton.

Untuk selanjutnya pada penggambaran pondasi diperlukan gambar penjelas


pondasi yang terdiri dari :
 Gambar denah pondasi, pada bagian ini yang perlu digambar adalah :
a. Tebal dinding (lebar sloof beton)
b. Lebar pondasi bagian atas
c. Lebar pondasi bagian bawah
d. Lebar pasangan batu kali kosongan
e. Kolom beton
 Keterangan yang perlu dicantumkan antara lain:
a. Ukuran jarak antara dinding dalam meter
b. Ukuran kolom dalam cm
c. Ukuran lebar atas/bawah pondasi dalam cm
d. Ukuran balok sloof dalam cm
e. Tempat-tempat potongan untuk penampang yang akan dibuatkan
gambar penjelas diberi tanda dengan nomor atau juga dengan tanda
huruf.
f. Skala yang dipakai umumnya 1 : 100.
 Gambar penampang pondasi pada bagian ini yang perlu dicantumkan
adalah :
a. Ukuran dalamnya pondasi
b. Ukuran lebar dari bagian pondasi (dengan ukuran bagian atas, tengah,
bawah dalam cm).
c. Keterangan-keterangan lapisan pasir urug, tanah urug, muka tanah,
lantai tegel, pasangan batu, berikut tanda-tanda pengasirannya.
d. Nomor penjelas.
e. Skala yang dipakai

184
185
186
Gambar 14-8: Gambar Denah Pondasi dan Potongan

187
2. Pondasi Tidak Langsung

Konstruksi pondasi tidak langsung digunakan bila lapisan tanah yang


baik/keras terdapat cukup dalam dari permukaan tanah. Prinsip dasar dari
konstruksi pondasi tidak langsung adalah dengan perantaraan konstruksi
pondasi tidak angsung tersebut beban bangunan dipindahkan ke lapisan
tanah dasar pondasi yang baik. Pada tanah bangunan di mana lapisan tanah
mudah pecah akibat pengaruh panas sinar matahari dan air sampai cukup
dalam dan dan lapisan tanah yang mempunyai daya dukung besar cukup
dalam, bila konstruksi pondasi langsung dikhawatirkan menyulitkan
pelaksanaan pekerjaan dan tidak efisien. Terdapat bermacam-macam jenis
konstruksi pondasi tidak langsung, diantaranya pondasi umpak, gabungan
pondasi plat kaki dan umpak, pondasi sumuran, pondasi tiang straus, dan
pondasi tiang pancang. Bahasan selanjutnya difokuskan pada konstruksi
pondasi langsung berupa pondasi batu belah. Hal tersebut dilakukan
mengingat konstruksi pondasi langsung dengan bahan batu belah amat
dominan digunakan di lapangan.

Pondasi tidak langsung disebut juga dengan istilah pondasi dalam, dari segi
kedalaman masuknya ke dalam tanah, digunakannya pondasi dalam karena
besarnya beban bangunan, dan tanah keras diperoleh sangat dalam, lebih
dari dua meter ke bawah. Dalam perencanaan, dan pelaksanaan pondasi
dalam ini, kita akan mengenal juga bentuk; tiang pancang (pile), pondasi
tiang franki (Franky Pile), pondasi tiang injeksi (Injection Pile), pondasi tiang
bor (Bored Pile), turap (sheet pile), dan kaison (caisson). Pondassi tidak
langsung, dapat dibuat dari kayu, baja, beton bertulang dan beton prategang.
Pondasi dalam dapat dipasang baik dengan menancapkannya atau
memancangnya ke bumi maupun membor dengan besaran tertentu lalu
mengisinya dengan beton, masif maupun bertulang. Sistem pondasi tiang,
seringkali memiliki kelompok tiang atau beberapa tiang yang dipancang
dengan jarak antar tiang yang beraturan, yang dipersatukan dengan pur / pile
cap yang berupa blok beton besar yang mengikat seluruh kepala tiang dalam
satu kelompok, sehingga kelompok tiang tersebut dapat menyokong beban
yang lebih besar daripada yang dapat ditahan oleh satu tiang saja.

188
2.1 Pondasi Tiang Pancang

Pondasi Tiang pancang adalah jenis Pondasi Dalam (Deep Foundation).


Secara definitif, tiang pancang adalah bagian-bagian konstruksi yang dibuat
dari berbagai bahan bangunan (kayu, beton atau baja) yang digunakan untuk
menyalurkan beban-beban yang dipikul pondasi (struktur serta penggunanya)
ke lapisan tanah yang dalam, dimana dapat dicapai daya dukung yang lebih
baik. Jika dilihat dari pemakaiannya, maka pondasi tiang pancang dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu tiang pancang tunggal dengan tiang pancang
kelompok. Sedangkan, bila dilihat dari bahan yang dipakai menjadi tiang
pancang, maka tiang pancang dapat dibedakan menjadi tiang pancang kayu,
tiang pancang baja, tiang pancang beton pracetak, tiang pancamg beton
prategang dan tiang pancang komposit.

Penggunaan tiang pancang untuk konstruksi ini biasanya bertitik tolak pada
beberapa hal yang mendasar seperti anggapan adanya beban yang besar
sehingga pondasi langsung jelas tidak dapat digunakan, kemudian jenis tanah
pada lokasi yang bersangkutan relatif lunak (lembek) sehingga pondasi
langsung tidak ekonomis lagi untuk dipergunakan. Telah dijelaskan di atas,
bahwa pondasi tiang pancang dapat dibuat dari bahan pembuatannya seperti;
tiang pancang beton, tiang pancang kayu, dan tiang pancang baja, berikut
penjelasan tiang pancang dimaksud.

Gambar 14-9: Tiang Pancang Beton

189
Aplikasi penggunaan tiang pancang sebagai pondasi yaitu; a) Pondasi tiang
pancang dalam struktur dermaga didesain untuk menerima beban dari berat
struktur dermaga, peralatan penanganan kargo, dan beban-beban lateral yang
disebabkan oleh kondisi lingkungan (arus, gelombang, gempa) dan operasi
kapal (berthing, mooring). b) Pondasi tiang pancang digunakan untuk pondasi
jembaan yang tanah permukaannya tidak mempunyai daya dukung (bearing
capacity) yang cukup untuk menahan beban dan tanah kerasnya yang
memiliki daya dukung letaknya sangat dalam (> 10 m). Kemudian yang ketiga
c) Pondasi tiang untuk Bendungan; Tiang pancang beton berdasarkan cara
pembuatannya dibedakan menjadi dua macam yaitu Cast in place (tiang
beton cor ditempat atau fondasi tiang bor), dan Precast pile (tiang beton
dibuat ditempat lain atau dibuat dipabrik). Pondasi tiang pancang dibuat
ditempat lain (pabrik, dilokasi) dan baru dipancang sesuai dengan umur
beton setelah 28 hari. Karena tegangan tarik beton adalah kecil, sedangkan
berat sendiri beton adalah besar, maka tiang pancang beton ini haruslah
diberi tulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan
timbul pada waktu pengangkatan dan pemancangan

Beberapa penjelasan mengenai tiang pancang, baik dari jenis bahan maupun
maupunn aplikasi.
 Tiang pancang Beton; Tiang pancang beton berdasarkan cara
pembuatannya dibedakan menjadi dua macam yaitu : Cast in place (tiang
beton cor ditempat atau fondasi tiang bor) dan Precast pile (tiang beton
dibuat ditempat lain atau dibuat dipabrik)..
 Tiang Pancang Kayu; Tiang pancang dengan bahan material kayu dapat
digunakan sebagai tiang pancang pada suatu dermaga. Persyaratan dari
tiang pancang tongkat kayu tersebut adalah : bahan kayu yang
dipergunakan harus cukup tua, berkualitas baik dan tidak cacat, contohnya
kayu belian. Beberapa kayu keras dapat digunakan tanpa pengawetan,
tetapi pada umumnya, kebutuhan untuk mengawetkan kayu keras
tergantung pada jenis kayu dan beratnya kondisi pelayanan.
 Tiang Pancang Baja; Pondasi tiang pancang baja biasanya berbentuk
profil H ataupun berbentuk pipa baja. Pada tiang pancang baja pipa, dapat
dipilih dengan ujung terbuka bebas ataupun tertutup. Sering kali tiang baja

190
pipa dilakukan pengisian dengan pengecoran beton setelah
pemancangan, namun dalam beberapa hal dan kondisi, pengecoran
tersebut dirasakan tidak perlu dilakukan. Berdasarkan pengalaman,
bentuk ujung terbuka lebih menguntungkan dari segi kedalaman penetrasi
dan dapat dikombinasikan dengan pengeboran bila diperlukan, misalnya
penetrasi tiang pada tanah berbatu.

Gambar 14-10: Profil Tiang Pancang Beton

Gambar 14-11 : Tiang Pancang Kayu

191
Gambar 14-12: Tiang Pancang Besi

Di Indonesi saat ini dikenal namanya pondasi tiang Franki, yaitu jenis pondasi
tiang pancang yang betonnya dicor di lokasi dengan pembesaran di ujung
bagian bawah. Nama Franki adalah salah satu nama perusahaan yang
bergerak di bidang konstruksi tiang pancang di Dunia, dan kini sudah menjadi
bagian konstruksi pondasi di negeri Indonesia. Tipe pondasi ini banyak
digunakan, karena pada kondisi tanah yang disesuaikan, jenis pondasi ini
banyak dipilih sebagai pondasi gedung-gedung tinggi di berbagai kota di
Indonesia. Pondasi tiang Franki menggabungkan sisi positif dari tiang
pancang dan tiang bor, yaitu tidak ada tanah yang diangkat keluar, sehingga
friksi tanah termanfaatkan secara maksimal dan beton yang digunakan sesuai
kedalaman pondasi, karena dicor di lokasi. Dengan demikian, tiang Franki
cocok pada kondisi dengan kedalaman tanah keras yang bervariasi. Selain
itu, tiang Franki juga memiliki keunikan, yakni adanya perbesaran di ujung
bawah yang akan meningkatkan daya dukung tiang. Diameter tiang bisa
mencapai 50-55 cm dan perbesaran di ujung bawah sampai diameter 80 cm.
Tiang Franki juga cocok diaplikasikan pada tanah dengan lapisan lensa pasir,
karena dalam pelaksanaanya dapat meningkatkan kepadatan lensa pasir.

2.2 Pondasi Bored Pile

Pondasi bored pile adalah pondasi tiang dalam berbentuk tabung yang
berfungsi meneruskan beban bangunan kedalam permukaan tanah.

192
Fungsinya sama dengan pondasi dalam lainya seperti pancang, bedanya ada
pada cara pengerjaanya. Pengerjaan Bored Pile dimulai dengan pelubangan
tanah dahulu sampai kedalaman yang diinginkan, kemudian pemasangan
tulangan besi yang dilanjutkan dengan pengecoran beton.

Gambar 14-13: Pekerjaan Pondasi Board Pile

Pembuatan lobang untuk pondasi board pile biasanya dilakukan dengan alat
(mesin) bor. Namun tidak tertutup kemungkinan menggunakan tenaga
manuasia atau manual, cara pekerjaan ini dikenal dengan istilah Bored Pile
Manual (Strauss Pile). Pekerjaan dengan model Strauss Pile (Bor pile
manual) di aplikasikan pada pondasi dangkal berbentuk tabung, umumnya
berkedalaman antara 2-10meter, dengan diameter antara 20cm-40cm.
Pengaplikasian strauss pile umumnya digunakan untuk beban bangunan
ringan sampai menengah, seperti pagar, tower, rumah tinggal, gudang dan
sebagainya. Keunggulan strauss pile adalah alat yang sederhana dan ringkas.
Pengerjaan dengan 2 tenaga sudah bisa, sehingga bisa mengerjakan
dimedan yang sempit, yang tidak bisa dikerjakan dengan bor pile mesin.

193
Gambar 14-14: Pekerjaan Lubang Bored Pile Manual

Aplikasi penggunaan model pondasi Board Pile direnanakan dan


dilaksanakan pada pembangunan jembatan Suramadu di jawa Timur. Pada
tahun 2002 sejalan dengan perubahan tipe konstruksi bentang tengah
menjadi cable stayed dan box girder melalui Review Design oleh Departemen
Kimpraswil dan konsultan Virama Karya maka konstruksi pondasi bentang
utama di-review menjadi pondasi bored pile dengan panjang dan diameter
yang bervariasi. Dalam menindaklanjuti hasil Basic Design tersebut maka
pada tahun 2005 – 2006 dilaksanakan serangkaian Technical Studies untuk
mendukung pelaksanaan (DED) Detail Engineering Design. Struktur pondasi
pada bentang utama Jembatan Suramadu direncanakan untuk mampu
menahan beban-beban yang bekerja baik itu beban tetap maupun beban
sementara dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pondasi bored pile
Cable Stayed maupun Approach Bridge didesain untuk pondasi tiang friksi
dan end bearing.

194
Gambar 14-15: Proses Pekerjaan Pondasi Bored Pile

a) Boring; Proses pengeboran untuk pondasi bored pile, Soil auger dan soil
bucket dipakai untuk pengeboran tanah yang halus (soft), pasir (sand)
sampai tanah keras (hard layer).
b) Casting; Metode casting adalah dengan menggunakan pipa tremi.
Ready mix dituang melalui bucket yang berbentuk pipa corong. Sebelum
ready mix dituang terlebih dahulu sterofom di tuang ke dalam corong
untuk melancarkan aliran ready mix dalam pipa tremi.
c) Proses pemasukan beton.

Beberapa keunggulan pondasi Bored Pile, antara lain yaitu;


 Getaran kecil, tidak gaduh, sehingga lebih cocok untuk digunakan didaerah
padat penduduk, dibandingkan mengguakan tiang panang
 Diameter pondasi dapat besar, tiang dapat lebih panjang, dan
ketepatan lebih baik.
 Ujung pondasi bisa bertumpu pada tanah keras, dan letak tanah
pendukung pondasi dapat lansung diketahui
 Pondasi bored pile tidak memerlukan kedalaman seperti tiang
pancang, karena pondasi ini mengandalkan gaya friksi yang terjadi
antara dinding pondasi dengan lapisan tanah (80% gaya friksi).

Beberapa kekurangan pondasi Bored Pile, antara lain yaitu;


 Diperlukan peralatan bor

195
 Pelaksanaan pemasangannya relative agak susah, bila pelaksanaan
yang kurang bagus dapat menyebabkan pondasi keropos, karena
unsur semen larut oleh air tanah
 pemeriksaan kualitas tiang hanya dapat dilakukan secara tidak
lansung, karena beton terletak dibawah muka air tanah.
 Adukan beton bisa bercampur tanah atau lumpur, untuk itu harus
ditangani dengan seksama.
 Lokasi pengerjaan menjadi kotor akibat lumpur dan air yang di angkat
dari hasil pemboran.

Gambar : Konsep Dasar Teori Pondasi Tiang Pancang

196
C. Perencanaan Pondasi

Perencanaan pondasi kita bahas hanya dasar-dasar saja, yaitu perencanaan


pondasi ada yang berupa rencana struktur, yang menghiung
kekuatan/kekokohan pondasi dan perencanaan pelaksanaan, yaitu
bagaimana pondasi dapat dibangun sesuai desain. Pada perhitungan rencana
kekuatan pondasi, harus didukung teori lain yaitu ilmu mekanka tanah dan
ilmu mekanika teknik. Data tanah yang diperoleh disesuaikann dengan beban
bangunan, dan dihitung kekuatan pondasi menyalurkan gaya-gaya yang
timbul. Prinsip keadaan tanah, yaitu; 1) Tanah dianggap sebagai lapisan yang
elastis dan plat pondasi adalah lapisan yang kaku, sehingga tekanan tanah
dapat dianggap terbagi rata atau berubah linear; 2) Tegangan tanah yang
digunakan untuk menghitung pondasi adalah tegangan tanah total dikurangi
tegangan tanah akibat beban diatas pondasi (plat pons dan tanah urugan)

Beberapa langkah kerja untuk menghitung perencanaan pondasi, dapat


dipedomani langkah sebagai berikut ini;
1) Analisa Data dan Penyelidikan Tanah; Pondasi merupakan struktur
bawah yang berfungsi untuk meletakkan bangunan di atas tanah dan
meneruskan beban ke tanah dasar. Untuk itu perlu dilaksanakan
penyelidikan kondisi tanah pada lokasi yang akan dibangun.
2) Dari Hasil Tes Boring (Boring Log); diperoleh hasil tes boring pada
kealaman tertentu, dengan menentukan titik dan banyak sampel.
3) Dari Hasil Tes Sondir; Sondir dilakukan, dengan hasil yang diperoleh
setiap titik, sebagai dasar perhitungan untuk perencanaan. Dilihat dari
analisa data tanah lapisan tanah keras didapat pada kealaman tertentu.
4) Pemilihan Jenis Pondasi; Dalam merencanakan suatu struktur bawah
dari konstruksi bangunan dapat digunakan beberapa macam tipe pondasi,
pemilihan tipe pondasi didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:
 Fungsi bangunan atas
 Besarnya beban dan berat dari bangunan atas
 Keadaan tanah dimana bangunan tersebut akan didirikan
 Jumlah biaya yang dikeluarkan

197
Pemilihan tipe pondasi dalam perencanaan ini tidak terlepas dari hal-hal
tersebut di atas. Dari pertimbangan hasil penyelidikan tanah dari aspek
ketinggian gedung dan beban dari struktur di atasnya, maka jenis pondasi
yang digunakan ditentukan, dengan perhitungan kekuatan, dan volume
dan bentuk penampang. Kemudian disusun dan ditentukan spesifikasi
bahan yang digunakan sebagai pondasi.

Untuk dapat menentukan jenis pondasi dan ukuran pondasi yang akan dipakai
kita harus mengetahui beban yang akan didukung oleh pondasi. Untuk itu kita
akan menghitung beban bangunan di atas pondasi. Menurut Peraturan
Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1983, beban hidup untuk
bangunan :
 Rumah tinggal = 200 kg/m2
 Perkantoran, pertokoan dan ruang kelas = 250 kg/m2
 Berat jenis beton bertulang = 2400 kg/m3
 Berat jenis pasangan bata = 1700 kg/m3
 Berat jenis kayu = 1000 kg/m3

Pada perencanaan pondasi beton bertulang, perlu ditinjau beberapa hal


seperti :
1) Design terhadap lentur
2) Design terhadap Geser
3) Pemindahan gaya dan momen pada dasar kolom
4) Panjang penyaluran tulangan

Perencanaan Pondasi Batu Kali


Pelaksanaan pembuatan pondasi, sebelum dilakanakannya pembuatan
pondasi, selain perencanaan kekuatan, tentu direncanakan juga bahan-bahan
yang akan digunakan, seberap banyak bahan, dan seberapa banyak biaya
untuk dapat membangun pondasi . Perencanaan perhitungan volume bahan
dan upah kerja, pada pelajaan Rencana Anggaran Biaya (RAB), akan lebih
diperjelas dan lebih diperdalam lagi, sampai pada angka nominal biaya untuk
membangun pondasi dimaksud.

198
Gambar 14-16: Rencana Pondasi Batu Kali

Beberapa langkah kerja dan perencanaan pekerjaan pondasi batu kali yang
perlu diperhatikan adalah bagian-bagian pekerjaan, yaitu;
1) pekerjaan galian
2) pekerjaan urugan tanah dan pasir
3) pekerjaan batu kosong (anstamping)
4) pekerjaan batu kali
5) urugan tanah kembali

Pekerjaan galian; Pekerjaan galian tanah untuk lokasi pondasi agar


dapat dibuat atau dilaksanakan pembangunan pondasi dimaksud. Galian
dibuat poisisnya terbalik dari posisi pondasi, dimana pada bagian atasnya
lebih besar dari bagian bawahnya. Untuk galian pondasi perhtiungkan
keleluasaan pekerja, galian untuk lantai kerja dan aanstamping. Dengan
memperoleh; lebar galian = xx m, tinggi galian = xx m, panjang galian
= panjang pondasi = xx m, maka diperoleh volume galian = xxx m3.

Pekerjaan urugan tanah dan pasir; Urugan tanah dimaksud adalah


urugan tanah setelah pembangunan pondasi selesai, sedangkan urugan
pasir adalah pasir untuk kebutuhan lantai kerja atau pasir yang
direncakana untuk urugan, tergantung perencanaan, apakah pondasi
setelah selesai dipasang akan di urug dengan tanah atau pasir. Dengan

199
memperoleh ; lebar urugan = xx m, tinggi urugan = xx m, panjang
pondasi = xx m, maka volume urugan = xxx m3.

Pekerjaan batu kosong (anstamping); Pekerjaan ini yaitu pemasangan


batu kosong setelah lapisan pasir, dimana setelah lapisan aanstamping,
diatasnya adalah lapisan pasangan batu kali. Dengan memperoleh;
lebar pasangan batu kosong = xx m, tinggi batu kosong = xx m, panjang
pondasi = xx m, maka volume batu kosong = xxx m3.

Pekerjaan batu kali; Pekerjaan batu kali adalah pemasangann batu kali
sebagai pondasi batu kali menerus, artinya pasangan batu kali dipasanga
sepanjang bangunan yang akan dibangun. Untuk pondasi batu kali
disusun dengan menggunakan adukan yang telah direncanakan
sebelumnya, contoh campuran adukan adalah; 1PC:3 Psr atau 1PC:4Psr
atau 1PC: 5. Dengan perencanaan dimensi pondasi batu kali, diperoleh;
lebar atas = xx m, lebar bawah = xx m, tinggi batu kali = xx m, panjang
pondasi = xx m, maka volume batu kali = xxx m3.

Pekerjaan urugan kembali; Seperti di jelaskan di atas, bahwa pekerjaan


urugan kembali, dapat dilakukan dengan tanah atau dengan pasir urug,
tergantung perencanaan. Dengan perencanaan dimensi urguan, diperoleh;
volumenya = 1/3 x pekerjaan galian tanah = xxx m3

Untuk memperoleh harga atau biaya pembangunan pondasi tersebut,


dapat dihitung setelah mendapat volume, kemudian dikalikan dengan
harga satuan per m3 nya, hasilnya, itulah biaya yang dibutuhkan untuk
masing2 pekerjaan.

200
Contoh perhitungan volume bahan pondasi

 Volume pondasi per meter = (0,25+0,5)/2x0,6x1=0,225 m3


Jika panjang total pondasi adalah 10 meter, maka kebutuhan totalnya
adalah: 0,225x10=2,25 m3.
 Bahan batu Kali = Koefisien batu kali x voleme = 1,2 x 225 = 2,70 m3
(koefisien diperoleh dengan asumsi 5%).
 Semen (PC) = Koef x Volume = 136 kg x volume = 136 kg x 225 = 306 kg
atau setara dengan 306/40 zak = 7,65 zak semen
 Pasir = Koef x Volume = 0, 544 x225 = 1, 224 m3

201
1. Jelaskan fungsi pondasi dalam bangunan ?
2. Sebutkan beberapa Syarat dan ketentuan perencanaan
sebuah pondasi, agar kuat dan mampu menerima
beban diatasnya ?
3. Apa itu pondasi langsung, dan beri contoh !
4. Apa itu pondasi tidak langsung dan beri contoh !
5. Pada konstruksi bangunan, pada saat bagimana
pondasi tidak langsung digunakan ?
6. Pada perhitungan rencana kekuatan pondasi, harus
didukung teori lain, sebutkan ilmu (teori) apa yang
dibutuhkan untuk itu ?
7. Untuk dapat menentukan jenis pondasi dan ukuran
pondasi yang akan dipakai, hal apa yang paling utama
kita ketahui ?
8. Apa itu bebn hidup untuk bangunan, beri contoh !

202
GLOSSARY

Air bersih, adalah air dingin atau Panas untuk keperluan minum, mandi,
cuci dll.
Air kotor, adalah air sisa, air limbah, air hujan dan air limbah khusus
Air panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu dan
digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu.
Pathogen, adalah membahayakan bagi kesehatan manusia
Utilitas adalah sarana penunjang untuk membantu melaksanakan
sesuatu, agar memenuhi standar atau kemudahan dalam
penggunaannya.
Sistem penyediaan air bersih dengan sumber air secara individu,
air dari sumber air yang ada didalam tanah melalui sumur diangkat
kepermukaan tanah dengan menggunakan timba atau pompa, lalu
air tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-har
Sistem Plambing, adalah tentang perpipaan sistem penyediaan air
minum, sistem pembuangan air kotor, dan perpipaan sistem
pembuangan air hujan.
Sestim Vertikal, adalah sistem pengaliran/distribusi air bersih dengan
sistem pengaturan beda tinggi yang banyak digunakan pada bangunan-
bangunan bertingkat tinggi.
Sistem sambungan langsung pipa distribusi dalam gedung langsung
dengan pipa utama penyediaan air bersih sepeti pipa utama dibawah
jalan dari perusahaan air bersih, atau sistem air bersih dalam komplek
perumahan

203
A. Pendahuluan

Utilitas adalah sarana penunjang untuk membantu melaksanakan sesuatu,


agar memenuhi standar atau kemudahan dalam penggunaannya. Bila diambil
suatu contoh bangunan, seperti sanitasi merupakan salah satu sarana yang
harus disediakan dalam suatu bangunan atau gedung, supaya dapat
terpenuhi syarat kesehatan pengguna bangunan atau gedung tersebut.
Instalasi adalah suatu utilitas yang ada dalam suatu bangunan atau gedung
untuk memfasilitasi kebutuhan pada gedung atau bangunan tersebut. Utilitas
Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas yang digunakan untuk
menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan,
kemudahan komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan.

Dalam bangunan gedung, beberapa utilitas yang dikenal antara lain, yaitu;
1) Sistem plambing dan kelengkapan sanitasi.
2) Alat pemadam/ pencegahan kebakaran
3) Sistem sirkulasi udara
4) Sistem penerangan
5) Sistem keamanan dan CCTV
6) Sistem Audio/akustik
7) Sistem pengolahan limbah
8) Sistem mobilisasi dan perparkiran
9) Sistem telekomunikasi
10) Sistem penangkal petir
11) Dan lain sebagainya

Setiap bangunan, sistem utilitasnya tentu tidak sama, baik itu standar minimal
ataupun standar ideal yang dibutuhkan. Namanya juga bagian penunjang,
kebutuhan bangunan, kamar mandi rumah di desa, dibandingkan dengan
rumah di kota atau gedung yang menjulang tinggi tentu berbeda. Sebagai
contoh, perancangan gedung tinggi, dalam pembangunan gedung setinggi
100 meter, tentu dibutuhkan teknologi yang canggih untuk mendukung utilitas
bangunan. Dalam pembangunan gedung tinggi tentunya dibutuhkan teknologi
yang tinggi juga untuk mendukung menciptakan kenyamanan bagi pengguna.

204
Kebutuhan akan lift untuk tangga naik, menjadi kebtuhan standar dalam
gedung pencakar langit, sementara gedung ruko tiga lantai cukup dengan
tangga manual dari beton. Itulah salah satu perbandingan utilitas yang
menjadi standar suau bangunan.

Sebagai ulasan kita, pada sistem utilitas bangunan kita ambil contoh adalah
sistem plambing, tentu dalam perencanaan bangunan sistem ini sudah harus
direncanakan matang. Pekerjaan plambing dapat diidentifikasikan
pekerjaannya berdasarkan pengertian plumbing, yaitu Sistem Plambing
suatu bangunan gedung adalah tentang perpipaan sistem penyediaan air
minum, perpipaan sistem pembuangan air kotor, dan perpipaan sistem
pembuangan air hujan. Sehingga bidang kegiatan pekerjaan yang termasuk
dalam ruang lingkup plambing diantaranya adalah sistem penyediaan air
bersih, sistem pembuangan air kotor, dan sistem pembuangan air hujan
didalam bangunan gedung. Karena plambing merupakan bagian dari utilitas
bangunan, maka tujuan penempatan plambing dalam suatu bangunan
gedung juga, agar penghuni bangunan gedung tersebut merasa aman,
nyaman, dan sehat

B. Sistem Plumbing Air bersih

Sistem perancangan plambing adalah suatu sistem penyedian atau


pengeluaran air ke tempat-tempat yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau
pencemaran terhadap daerah-daerah yang dilaluinya dan dapat memenuhi
kebutuhan penghuninya dalam masalah air. Sistem plambing yang baik
bergantung pada sistem plambing pemipaan plambing yang baik pula. Selain
pemipaan plambing, terdapat hubungan yang erat juga antara masalah
penyediaan air dan sanitasi, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan
beberapa aspek berikut; Kesehatan, penggunaan air, dan pengolahan dan
pembuangan limbah.

Dalam perancangan sistem plambing, dibutuhkan berbagai peralatan


plambing yang meliputi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam suatu
bangunan, seperti rumah, toko, dan gedung-gedung sarana umum. Pada

205
perencanaan plambing pada bangunan tersebut, dibutuhkan alat plambing,
guna mendukung operasional gedung sesuai fungsinya. Alat plambing adalah
semua peralatan yang dipasang di dalam ataupun di luar gedung, untuk
menyediakan air (memasukan) air panas atau air dingin, dan untuk menerima
(mengeluarkan) air buangan, atau secara singkat dapat dikatakan semua
peralatan yang dipasang pada ujung akhir pipa, untuk memasukkan air, dan
ujung awal pipa, untuk membuang air. Peralatan tersebut terdiri dari antara
lain, yaitu; a) Peralatan untuk penyedian air bersih, b) Peralatan untuk
penyedian air panas, c) Peralatan untuk pembuangan air kotor, dan d)
Peralatan lainnya yang ada hubungannya terhadap perencanaan pemipaan
plambing.

Gambar 15-1 : Pendistribusian Air Bersih di Desa

Beberapa syarat-syarat dan mutu bahan bangunan untu peralatan plambing,


antara lain, yaitu;
1) Tidak menimbulkan bahaya kesehatan
2) Tidak menimbulkan gannguan suara
3) Tidak menimbulkan radiasi

206
4) Tidak merusak perlengkapan bangunan
5) Instalasi harus kuat dan bersih
Kemudian mutu bahannya harus memenuhi syarat sebagai berikut;
1) Daya tahan harus lama minimal 30 tahun
2) Permukaan harus halus dan tahan air
3) Tidakk ada bagian-bagian yan tersembunyi/menyimpan kotoran pada
bahan-bahan yang dimaksud
4) Bebas dari kerusakan baik mekanis maupun yang lain
5) Mudah memeliharanya
6) Memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku

Gambar 15-2: Pendistribusian Air Bersih Model PDAM

Sistem plambing adalah sistem penyediaan air bersih dan sistem


pembuangan air kotor yang saling berkaitan serta merupakan paduan yang
memenuhi syarat, yang berupa peraturan dan perundangan, pedoman
pelaksanaan, standar tentang peralatan dan instalasinya. Sistem plambing
yang baik bergantung pada sistem plambing pemipaan plambing yang baik

207
pula. Selain pemipaan plambing, terdapat hubungan yang erat juga antara
masalah penyediaan air dan sanitasi, dimana sanitasi berhubungan langsung
dengan beberapa aspek berikut; Kesehatan, Penggunaan air, dan
Pengolahan dan pembuangan limbah. Dalam perencanaan pelambing, perlu
diperhatikan bahan atau alat plambing. Pipa PVC dan pipa tembaga (untuk air
panasa). Ukuran yang sering digunakan mulai dari diameter ½” sampai
dengan 2” sampai dengan 6” untuk bangunan tinggi. Alat-alat plambing yang
merupakan permulaan dari sistem pembuangan dari instalasi dapat berupa :
Kran, kloset, wastafel (lavatory), urinoir, bidet, beth tub, shower.

Sistem plambing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam


perencanaan dan pembangunan gedung. Oleh karena itu, perencanaan dan
perancangan sistem plambing haruslah dilakukan secara bersamaan dan
sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan dan perancangan gedung itu
sendiri, dengan memperhatikan secara seksama hubungannya dengan
bagian-bagian kontruksi gedung serta dengan peralatan lainnya yang ada.
Pada jenis penggunaan sistem plambing sangat tergantung pada kebutuhan
dari bangunan itu sendiri, tentu .perencanaan dan perancangan sistem
plambing komplit pada persediaan air, saluran dan sistem pendistribusian.

1. Peralatan Plambing

Istilah “alat plambing” digunakan untuk semua peralatan yang dipasang di


dalam ataupun di luar gedung, untuk menyediakan air (memasukan) air
panas atau air dingin, dan untuk menerima (mengeluarkan) air buangan, atau
secara singkat dapat dikatakan semua peralatan yang dipasang pada Ujung
akhir pipa,untuk memasukkan air, dan Ujung awal pipa, untuk membuang air.

Bahan yang dianjurkan sebagai alat plambing harus memenuhi syarat-syarat


berikut :
1) Tidak menyerap air (atau, sedikit sekali)
2) Mudah dibersihkan
3) Tidak berkarat dan tidak mudah aus
4) Relatif mudah dibuat

208
5) Mudah dipasang
Bahan yang banyak digunakan adalah porselen, besi atau baja yang dilapis,
berbagai jenis plastik, dan baja tahan karat. Untuk bagian alat plambing yang
tidak atau jarang terkena air, ada juga digunakan bahan kayu. Alat plambing
yang tergolong “mewah” menggunakan juga marmer kualitas tinggi. Bahan
lain yang ada pada masa sekarang mulai banyak digunakan, terutama untuk
bak mandi (bath tub) adalah FRP atau resin polyester yang diperkuat dengan
anyaman serat gelas.

Peralatan Saniter; Peralatan saniter pada gedung yang hanya menggunakan


air bersih adalah bak cuci tangan, janitor, bak cuci piring (pantry), dan
pancuran mandi, peralatan saniter umumnya dibuat dari bahan porselen atau
keramik. Bahan ini sangat popular karena biaya pembuatannya cukup murah,
dan ditinjau dari segi sanitasi sangat baik. Bahan lain yang cukup banyak
digunakan di Indonesia adalah “teraso”, walaupun untuk membersihkan lebih
sulit dari pada bahan porselen.

Gambar 15-3: Peralatan Km/Sanitair

Beberapa jenis peralatan saniter yang menggunakan air bersih pada


bangunan, sebagai berikut :
1) Bak cuci tangan; Pada gedung, bak cuci tangan meliputi bak cuci
tangan kecil dan bak cuci tangan. Bak cuci tangan kecil ialah tempat
untuk menyuci tangan (wastafel), sedangkan bak cuci tangan pada
gedung ini ialah tempat yang digunakan untuk mengambil air
berwudhu, dimana pemakaian air bersih pada bak cuci tangan ini
terlalu banyak.

209
2) Janitor; Janitor adalah tempat pencucian (pembersihan) kain pel dan
biasanya juga dipakai untuk menyuci pakaian (laundry), tapi pada
gedung ini janitor hanya digunakan untuk tempat pencucian kain pel
saja.
3) Bak cuci piring (pantry); Bak cuci piring (pantry) ini adalah tempat
pencuci piring untuk para penghuni gedung.

Pancuran Mandi; Pancuran mandi yang disambung dengan pipa fleksibel


(hand shower) sekarang ini makin banyak digunakan,di samping pancuran
yang dipasang tetap pada dinding. Pancuran mandi semacam ini memberikan
keleluasaan lebih dalam penggunaannya untuk mandi, tetapi dalam keadaan
tertentu dapat menimbulkan kemungkinan aliran balik. Hal ini bisa terjadi
kalau misalnya katup pancuran tersebut dalam keadaan terbuka sedang
kepala pancurannya, ketika katup pancuran tersebut terbenam dalam bak
mandi (bath tub).

Gambar 15-4 : Distribusi Air Melalui Shower

Apabila dalam pipa air bersih ke pancuran terjadi tekanan negative, air bekas
yang di dalam bak mandi dapat tersedot balik ke dalam pipa dan mencemari
air bersih dalam pipa. Untuk mencegah hal ini, seharusnya dipasang pemecah
vakum untuk menghindarkan aliran balik. Pemecah vakum tersebut dapat
dipasang dalam sistem pipa atau sambungan pipa dengan pipa fleksibel yang
menghubungkan kepala pancuran. Di dalam kamar mandi di mana ada bak
mandi dengan pancuran seperti ini dan juga ada bak pencuci tangan, bibir
taraf banjir bak cuci tangan akan lebih tinggi dari bibir taraf banjir bak mandi.
Untuk mencegah pencemaran air dalam pipa ke bak cuci tangan akibat aliran
210
balik dari bak mandi melalui kepala pancuran, sebaiknya pemecah vakum
dipasang pada tempat yang letaknya sekurang-kurangnya 15 cm di atas
bidang bibir taraf banjir dari alat plumbing tertinggi yang berada dalam ruang
kamar mandi tersebut.

Gambar 15-5: Peralatan Sanitair Dalam Bangunan

2. Sistem Pemipaan Plambing

Plambing didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan


pelaksanaan pemasangan pipa dengan peralatannya di dalam gedung atau
gedung yang berdekatan yang bersangkutan dengan air bersih dan air
buangan yang dhubungkan dengan sistem saluran kota. Adapun fungsi dari
sistem instalasi plambing adalah; a) Menyediakan air bersih ke tempattempat
yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup, b) Membuang air kotor dari
tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian penting lainnya. Sistem
plambing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam
pembangunan gedung. Oleh karena itu, perencanaan dan perancangan
sistem plambing haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-
tahapan perencanaan dan perancangan gedung itu sendiri, dengan
memperhatikan secara seksama hubungannya dengan bagian-bagian
kontruksi gedung serta dengan peralatan lainnya yang ada dalam gedung
tersebut. Pada jenis penggunaan sistem plambing ini sangat tergantung pada

211
kebutuhan dari bangunan yang bersangkutan. Dalam hal ini, perencanaan
dan perancangan sistem plambing dibatasi pada pendistribusian dan
penyediaan air bersih.

Instalasi pipa pada bangunan tinggi digunakan untuk mengalirkan air bersih
(panas dan dingin), air es untuk keperluan tata udara, air untuk keperluan
pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran, pembuangan air kotor ,
air buangan air hujan dan air limbah. Jenis pipa digunakan juga beragam
jenisnya: air bersih dialirkan melalui pipa besi (steel pipe atau black pipe), pipa
galvanis , pipa PVC atau pipa tembaga (copper pipe). Pipa yang digunakan
untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran ( hidran dan
spinkler), dituntut untuk mampu menahan beban tertentu. Jaringan pipa diatur
menurut arah vertikal ( riser, down feed, atau stand feed) yang disembunyikan
dalam saluran didalam tembok, sedangkan pada arah horizontal biasanya
diletakkan diatas langit-langit atau dilantai instalasi

Sistem pemipaan plambing menurut cara pengaliran airnya, adalah cara untuk
mengalirkan air dan ketempat yang memerlukan. Ada dua cara pengaturan air
yaitu;
1) sistem horizontal
2) sistem Vertikal.

Sistem horizontal, adalah suatu sistem pemipaan plambing yang banyak


digunakan untuk mengalirka kebutuhan air pada suatu kompleks perumahan
atau rumah-rumah tinggal yang tidak bertingkat Ada dua cara yang dipakai
untuk sistem pemipaan plambing horizontal yaitu sebagai berikut; a)
Pemipaan plambing yang menuju ke satu titik akhir Keuntungan pemipaan
plambing ini adalah pemakaian bahan yang lebih efesien, dan kerugiannnya
adalah daya pancar pada titik kran air tidak sama, semakin jauh semakin kecil
daya pancarnya; b) Pemipaan plambing yang melingkar/membentuk ring
Pemipaan plambing ini menuntut penggunaan bahan pipa yang banyak,
padahal kekuatan daya pancar air kesemua titik-titik akan menghasilkan air
yang sama

212
Sestim Vertikal, adalah sistem pengaliran/distribusi air bersih dengan sistem
pengaturan beda tinggi yang banyak digunakan pada bangunan-bangunan
bertingkat tinggi. Cara pendistribusiannya adalah dengan menampung lebih
dulu pada tangki air (ground reservoir) yang terbuat dari beton dengan
kapasitas sesuai dengan kebutuhan air pada bangunan tersebut. Kemudian
air dialirkan dengan menggunakan pompa untuk langsung ke titik-titik kran
yang diperlukan. Sistem ini lebih menguntungkan pada penggunaan pipa,
tetapi sering mengalami kesulitan kalau sumber tenaga untuk pompa
mengalami pemadaman. Cara lain dengan menggunakan pompa untuk
diteruskan pada tangki di atas bangunan. Kemudian dari tangki dialirkan ke
tempat-tempat yang memerlukan, dengan menggunakan sistem
gravitasi/diturunkan secara lansung.

3. Sistem Plambing Air bersih

Berbicara tentang sistem plambing, tidak terlepas dari pembicaraan masalah


air, baik itu air bersih, air kotor mapun air sebagai sumber kesehatan dan juga
air sebagai sumber penyakit. Air adalah unsur penting yang sangat berperan
dalam semua kehidupan, termasuk kehidupan manusia, di dalam air itu
terdapat berbagai mineral dan unsur kimia, seperti Ca, Fe, F, J, dan lain-
lain yang diperlukan untuk pertumbuhan dan untuk menjaga kesehatan
manusia. Selain dari pada itu air juga merupakan tempat hidup binatang–
binatang air, mulai dari ikan sampai mikroorganisme. Mikroorganisme yang
hidup di dalam air sangat bermacam–macam, ada yang pathogen
(membahayakan bagi kesehatan manusia) dan ada yang tidak pathogen. Oleh
karena itu, air disamping sebagai kebutuhan hidup juga sebagai media
penularan penyakit. Disamping air sebagai media penularan penyakit perut,
air pun merupakan pelarut yang sangat baik. Oleh karena itu di dalam air
banyak dijumpai zat-zat kimia atau mineral-mineral. Zat kimia dan
mineral-mineral itu kadar di dalam air tergantung dari daerah yang di
laluinya.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, pada Peraturan Pemerintah


Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2005, tentang Pengembangan Sistem

213
Penyediaan Air Minum, pasal 1 ayat 2. Air bersih adalah air bersih rumah
tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Syarat-syarat
kualitas air bersih adalah :
1) Syarat fisik; jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dan
sejuk (temperatur dibawah suhu kamar).
2) Syarat kimiawi; air mengandung zat-zat kimia atau mineral-mineral
dalam kadar tertentu.
3) Syarat bakteriologi; air tidak boleh mengandung bakteri-bakteri
pathogen.
Dengan demikian bahwa air bersih bisa didefinisikan sebagai berikut : “Air
bersih adalah air yang telah memenuhi syarat kualitas air bersih syarat fisik,
kimiawi dan bakteriologi. Agar air itu bisa digunakan oleh manusia secara
aman (tidak mengganggu/ membahayakan kesehatan), maka organisme-
organisme, bahan-bahan kimia dan mineral-mineral tadi keberadaannya harus
pada batas-batas tertentu, dengan kata lain air tersebut harus memenuhi
syarat-syarat tertentu, syarat ini dinamakan syarat kualitas air bersih. Didalam
bangunan gedung air bersih digunakan untuk berbagai keperluan yang
menunjang kegiatan penghuninya, diantaranya adalah: keperluan untuk
memasak, mandi, minum, mencuci, penggelontor kakus, menyiram
tanaman, kolam renang, dan lain sebagainya.

Air menurut kebutuhannya dapat dibagi menjadi: air bersih (dingin atau
Panas), air kotor (air sisa, air limbah, air hujan dan air limbah khusus).
Kebutuhan air dalam bangunan artinya air yang dipergunakan baik oleh
penghuninya ataupun oleh keperluan-keperluan lain yang ada kaitannya
dengan fasilitas bangunan.Kebutuhan air di dalam gedung, rumah, kantor,
apartemen, hotel dan lain sebagainya, kebutuhan didasarkan atas, antara lain
yaitu; a) Kebutuhan untuk minum, memasak/dimasak. Untuk keperluan mandi,
buang air kecil dan air besar. Untuk mencuci, cuci pakaian, cuci badan,
tangan, cuci perlatan dan untuk proses seperti industry; b) Kebutuhan yang
sifatnya sirkulasi: air panas, water cooling/AC, kolam renang, air mancur
taman, dan kebutuhan untuk air taman, hidran dan lain sebaginya. Kebutuhan
air terhadap bangunan tergantung fungsi kegunaan bangunan dan jumlah

214
penghuninya. Besar kebutuhan air khususnya untuk kebutuhan manusia
dihitung rata-rata perorang per hari tergantung dari jenis bangunan yang
digunakan untuk kegiatan manusia tersebut.

Air bersih yang masuk kedalam bangunan atau masuk kedalam sistem
plambing air bersih, harus memenuhi syarat kuantitas air bersih, yaitu
kapasitas air bersih harus mencukupi berbagai kebutuhan air bersih bangunan
gedung tersebut. Untuk menghitung besarnya kebutuhan air bersih dalam
bangunan gedung didasarkan pada pendekatan sebagai berikut; Jumlah
penghuni gedung, baik yang permanen maupun yang tidak permanen. Unit
beban alat plambing Luas lantai bangunan Perhitungan kebutuhan air
berdasarkan luas lantai banguan hanya digunakan untuk menentukan
kebutuhan air pada waktu pra rancangan, tidak untuk bangunan gedung
yang sudah selesai rancangannya. Perhitungan berdasarkan jumlah
penghuni, dipakai untuk bangunan gedung rumah tinggal.

Sebagai Contoh menghitung kebutuhan air dalam rumah tinggal, kita hitung
dengan cara sebagai berikut;
1) Kebutuhan air bersih rumah tinggal sederhana: Menentukan
banyaknya kebutuhan air bersih untuk rumah tinggal sederhana
dengan jumlah penghuni sebanyak 5 jiwa. Asumsikan kebutuhan air
sebesar 100 l/jiwa/hari. Kebutuhan air sebesar : 5 jiwa X 100
l/jiwa/hari = 500 l/hari.
2) Kebutuhan air bersih rumah tinggal mewah: Menentukan
banyaknya kebutuhan air bersih untuk rumah tinggal mewah
dengan jumlah penghuni sebanyak 8 jiwa. Asumsikan kebutuhan air
sebesar 250 l/jiwa/hari. Kebutuhan air sebesar : 8 jiwa X 250
l/jiwa/hari = 2.000 l/hari.

Tabel : Kebutuhan air menurut tipe bangunan


Jenis Bangunan Liter/ hari
Sekolahan 57
Sekolahan+Kafetaria 95
Apartemen 133

215
Kantor 57-125
Taman Umum 19
Taman dan shower 38
Kolam renang 38
Apartemen mewah 570/unit
Rumah susun 152/unit
Hotel 380/kamar
Pabrik 95
Rumah sakit umum 570/unit
Rumah perawat 285/unit
Restoran 95
Dapur hotel 38
Motel 190/tmpt tidur
Drive in Pertokoan 19/mobil
Servis station 38
Airprt 11-
Gereja 19/penumpang
Rumah tinggal 19-26/tmpt duduk
150-285

4. Sistem Penyediaan Air Bersih

Sisem penyediaan air bersih, tentu sangat erat kaitannya dengan sumber air
itu sendiri, sumber air untuk sistem penyedian air bersih suatu bangunan
gedung ada dua macam yaitu secara individu dan secara kolektif. Secara
individu adalah sistem penyediaan air bersih yang sumber airnya diambil
secara perorangan atau rumah tangga/bangunan. Secara kolektif adalah
sistem penyediaan air bersih yang sumber airnya diambil secara bersama-
sama atau kolektif yang diselenggarakan oleh suatu badan atau
perusahaan, yang pada umumnya badan atau perusahaan yang
menyelenggarakannya adalah Perusahaan Daerah Air bersih (PDAM),
namun kini beberpa perumahan elah membuat sumber air kolektif yang
dikelola oleh depeloper atau tim yang ada dalam perumahan. Sistem yang
digunakan untuk mendistribusikan airnya menggunakan sarana perpipaan,
oleh karena itu sistem ini juga disebut penyediaan air bersih sistem
perpipaan.

Penjelasan sistem penyediaan air bersih dengan sumber air secara individu,
air dari sumber air yang ada didalam tanah melalui sumur diangkat
kepermukaan tanah dengan menggunakan timba atau pompa, lalu air

216
tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Ada juga air dari sumber air
yang ada didalam tanah melalui sumur di pompa langsung ke alat-alat
plambing atau di pompa ke menara air, lalu air dari menara air dialirkan
secara gravitasi ke alat-alat plambing. Ada juga yang menggunakan
sumber air dari mata air atau dari air permukaan seperti sungai atau kolam.
Kemudian penjelasan sistem penyediaan air bersih dengan sumber air
secara kolektif adalah air dari sumber air seperti air tanah tertekan, mata air,
atau air permukaan di alirkan melalui saluran transmisi (saluran pembawa)
air, baik secara gravitasi maupun secara pemompaan ke bangunan atau unit
pengolahan air bersih untuk diolah agar supaya air dari sumber air yang
belum memenuhi syarat kualitas air bersih menjadi memenuhi syarat
kualitas air minum. Air bersih dari unit pengolahan air bersihdialirkan
melalui pipa transmisi (pipa pembawa) air bersih secara gravitasi atau
pemompaan ke reservoir. Air bersih dari reservoir didistribusikan ke
konsumen atau pemakai melalui pipa atau jaringan pipa distribusi (pipa
atau jaringan pipa pembagi) secara gravitasi atau secara pemompaan atau
gabungan pemompaan dan gravitasi. Tekanan air pada pipa distribusi,
maksimal 40 meter kolom air (mka), dan pada ujung pipa distribusi minimal 10
meter kolom air. Dari pipa distribusi air dialirkan ke bangunan gedung,
bisa secara langsung keperalatan plambing, bisa juga secara tidak langsung
(menggunakan menara air). Air dari sistem penyediaan air bersih kota
(PDAM) pada umumnya kualitasnya sudah memenuhi persyaratan kualitas
air bersih, kalau air dari sumber air individu, ada yang sudah memenuhi syarat
kualitas air bersih ada juga yang belum memenuhi. Kalau belum memenuhi
syarat kualitas air bersih, maka air tersebut harus diolah terlebih dahulu agar
memenuhi persyaratan air minum, sebelum masuk ke dalam sistem
plambing bangunan gedung.

Sistem penyediaan air bersih yang banyak digunakan dapat dikelompokkan


sebagai berikut :
1) Sistem sambungan langsung
2) Sistem tangki atap
3) Sistem tangki tekan
4) Sistem tanpa tangki (booster system)

217
Gambar 15-6: Sistem Sambungan Langsung

Dalam sistem sambungan langsung pipa distribusi dalam gedung langsung


dengan pipa utama penyediaan air bersih sepeti pipa utama dibawah jalan
dari perusahaan air bersih, atau sistem air bersih dalam komplek perumahan.
Karena terbatasnya tekanan dalam pipa utama dan dibatasinya ukuran pipa,
cabang dari pipa utama tersebut, maka sistem ini terutama dapat diterapkan
untuk perumahan dan gedung-gedung kecil dan rendah. Ukuran pipa cabang
biasnya diatur/ditetapkan oleh perusahaan atau pengelola air bersih setempat.

Gambar 15-7: Sistem Tangki Atap dan Tekan

218
Sistem tangki atap, dalam sistem ini, air ditampung lebih dahulu dalam tangki
bawah yaitu dipasang pada lantai terendah bangunan atau dibawah muka
tanah, kemudian dipompakan ke suatu tangki atas yang biasanya dipasang
diatas atap atau diatas lantai tertinggi bangunan. Kemudian tangki atap ini
diterapkan dengan kondisi-kondisi seperti; Selama air digunakan, perubahan
tekanan yang terjadi pada alat plambing hanyalah akibat muka air dalam
tangki atap, dan sistem pompa yang dinaikkan air tangki atap bekerja
otomatis dengan cara yang sangat sederhana sehingga kecil sekali
kemungkinan timbulnya kesulitan. Pompa biasanya dijalankan dan dimatikan
oleh alat yang mendeteksi muka dalam tangki atap. Perawatan tangki atap
sangat sederhana jika dibandingkan dengan tangki tekan. Untuk bangunan-
bangunan yang cukup besar, sebaiknya disediakan pompa cadangan untuk
menaikkan air ke tangki atap. Pompa cadangan ini dalam keadaan normal
biasanya dijalankan bergantian dengan pompa utama, untuk menjaga agar
kalau ada kerusakan atau kesulitan maka dapat segera diketahui. Apabila
tekanan air dalam pipa utama cukup besar, air dapat langsung dialirkan ke
dalam tangki atap tanpa disimpan dalam tangki bawah dan dipompa. Dalam
keadaan demikian ketinggian lantai atas yang dapat dilayani akan tergantung
pada besarnya tekanan air dalam pipa utama.

Sistem tangki tekan diterapkan dalam keadaan dimana suatu kondisi tidak
dapat digunakan sistem sambungan langsung. Prinsip kerja sistem ini adalah
sebagai berikut : Air yang telah ditampung dalam tangki bawah, dipompakan
ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup sehingga udara di dalamnya
terkompresi. Air dalam tangki tersebut dialirkan ke dalam suatu distribusi
bangunan. Pompa bekerja secara otomatis yang diatur oleh suatu detektor
tekanan, yang menutup / membuka saklar motor listrik penggerak pompa.
Pompa berhenti bekerja kalau tekanan tangki telah mencapai suatu batas
minimum yang ditetapkan, daerah fluktuasi tekanan ini biasanya ditetapkan
antara 1,0 sampai 1,5 kg / cm2. Daerah yang makin lebar biasanya baik bagi
pompa karena memberikan waktu lebih lama untuk berhenti, tetapi seringkali
menimbulkan efek yang negatif padaperalatan plambing.

219
Dalam sistem ini udara yang terkompresi akan menekan air ke dalam sistem
distribusi dan setelah berulang kali mengembang dan terkompresi lama
kelamaan akan berkurang, karena larut dalam air atau ikut terbawa keluar
tangki. Sistem tangki tekan biasanya dirancang agar volume udara tidak lebih
dari 30% terhadap volume tangki dan 70% volume tangki berisi air. Bila mula-
mula seluruh tangki berisi udara pada tekanan atmosfer, dan bila fluktuasi
tekanan antara 1,0 sampai dengan 1,5 kg/cm2, maka sebenarnya volume
efektif air yang mengalir hanyalah sekitar 10% dari volume tangki. Untuk
melayani kebutuhan air yang besar maka akan diperlukan tangki tekan yang
besar. Untuk mengatasi hal ini maka tekanan awal udara dalam tangki dibuat
lebih besar dari tekanan atmosfer (dengan memasukkan udara kempa ke
dalam tangki). Kelebihan sistem tangki tekan yaitu;
1) Lebih menguntungkan dari segi estetika karena tidak terlalu mencolok
dibandingkan dengan tangki atap.
2) Mudah perawatannya karena dapat dipasang dalam ruang mesin
bersama pompa-pompa lainya.
3) Harga awal lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang harus
dipasang di atas menara.

Sedangkan kekurangannya yaitu :


1) Daerah fluktuasi tekanan sebesar 1,0 kg/cm2 sangat besar
dibandingkan dengan sistem tangki atap yang hampir tidak ada
fluktuasinya. Fluktuasi yang besar ini dapat menimbulkan fluktuasi
aliran air yang cukup berarti pada alat plambing, dan pada alat
pemanas gas dapat menghasilkan air dengan temperatur yang
berubah-ubah.
2) Dengan berkurangnya udara dalam tangki tekan, maka setiap
beberapa hari sekali harus ditambahkan udara kempa dengan
kompresor atau dengan menguras seluruh air dalam tangki tekan.
3) Sistem tangki tekan dapat dianggap sebagai suatu sistem pengaturan
otomatik pompa penyediaan air saja dan bukan sebagai sistem
penyimpanan air seperti tangki atap.

220
4) Karena jumlah air yang efektif tersimpan dalam tangki tekan relatif
sedikit, maka pompa akan sering bekerja sehingga menyebabkan
keausan pada saklar yang lebih cepat.

Variasi yang ada pada sistem tangki tekan antara lain :


1) Sistem Hydrocel Sistem ini menggunakan alat yang dinamakan
“Hydrocel” ciptaan Jacuzzi Brothers Inc. Sebuah perusahaan di
Amerika Serikat sekitar 20 tahun yang lalu, sebagai penganti
udara dalam tangki tekan. Sistem ini mengunakan tabungtabung
berisi udara dibuat dari bahan karet khusus, yang akan
mengkerut dan mengembang sesuai dengan tekanan air dalam
tangki. Dengan demikian akan mencegah kontak langsung
antara udara dengan air sehingga selama pemakaian sistem ini
tidak perlu ditambah udara setiap kali.
2) Kelemahannya hanyalah bahwa volume air yang tersimpan
relatif sedikit.
3) Sistem Tangki Tekan dengan Diafram Tangki tekan pada sistem
ini dilengkapi dengan diafram yang dibuat dari bahan karet
khusus, untuk memisahkan udara dengan air. Dengan demikian
akan menghilangkan kelemahan tangki tekan sehubungan
dengan perlunya pengisian udara secara periodik.

Sistem Tanpa Tangki (Booster System), Dalam sistem ini tidak digunakan
tangki apapun, baik tangki bawah, tangki tekan, ataupun tangki atap. Air
dipompakan langsung ke sistem distribusi bangunan dan pompa penghisap
air langsung dari pipa utama (misalnya pipa utama perusahaan air minum). Di
Eropa dan Amerika Serikat cara ini dapat dilakukan kalau pipa masuk pompa
diameternya 100 mm atau kurang. Sistem ini sebenarnya dilarang di
Indonesia, baik oleh Perusahaan Air Minum maupun pada pipa-pipa utama
dalam pemukiman khusus (tidak untuk umum).

Sistem ini terdapat dua sistem dikaitkan dengan kecepatan pompa,


yaitu :

221
1) Sistem kecepatan putaran pompa konstan, Pompa utama selalu
bekerja sedangkan pompa lain akan bekerja secara otomatik yang
diatur oleh tekanan.
2) Sistem kecepatan putaran pompa variabel, Sistem ini untuk mengubah
kecepatan atau laju aliran diatur dengan mengubah kecepatan putaran
pompa secara otomatik. Sistem kecepatan putaran pompa variabel
mempunyai keuntungan/ kerugiannya antara lain:
 Mengurangi tingkat pencemaran air karena tidak menggunakan tangki,
 Mengurangi terjadinya karat karena tidak kontak udara langsung,
 Beban struktur semakin ringan karena tidak ada tangki atas,
 Biaya pemakaian daya listrik besar,
 Penyediaan air bersih tergantung pada sumberdayanya,
 Investasi awal besar.

5. Air Panas

Air panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu dan
digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu. Sistem air panas ini dapat
dipasang pada bangunan perumahan, perkantoran, restoran, hotel,
apartemen, penginapan, rumah sakit dan bangunan umum. Pada daerah yang
beriklim sejuk atau dingin air panas dibutuhkan, oleh Karena itu sistem
plambing air panas ini menggunakan pipa besi tuang atau tembaga yang
dibalut dengan benang-benang asbes sebagai isolator supaya panasnya tidak
terbuang.

Alat pemanas yang sering digunakan adalah sebagai berikut:


 Pemanas air dengan gas, air mengalir sesaat, dan melewati pipa-pipa
yang dipanaskan.
 Pemanas air listrik
 Pemas air energy surya dimana tabung penyimpan dipasang diatas
atap bangunan untuk mendapatkan panas matahari.

Pemanas air dengan menggunakan gas terdapat dua sistem yaitu (a) alat
tidak bekerja dan akan menutup secara otomatis katup pengaman yang ada

222
pada mesin pemanas jika air kurang dari minium yang disyaratkan, (b) alat
tidak diolengkapi katup pengaman otomatis, jika air kurang dari yang
disyaratkan maka mesin pemanas akan mengembang karena panas akhirnya
rusak. Gas buang harus dipasang di atas atap 0,6 m.

Alat pemanas yang berujud elemen pemanas di masukan dalam air dalam
pemanas sehingga akan terjadi perubahan air dari dingin menjadi panas.
Bahan pemanas digunakan nikelkrom diselubungi konduktor kalor (oksida
magnesium). Air dingin masuk dari bawah dan air panas keluar di bagian atas
tangki pemanas. Tekanan uap pada mesin pemanas air biasanya tidak lebih
dari 7 kg/cm2 dan jika tekanan yang terjadi sebesar 7 kg/cm2 maka panas air
sebesar 100oC., oleh karena itu pencabangan seabiknya menggunakan bahan
perunggu/kuningan.

Gambar 15-8 : Model Alat Pemanas Air Tenaga Gas

223
Gambar 15-9 : Model Alat Pemanas Air Tenaga Surya

224
5.1 Memasang Instalasi pipa air panas

Dalam pemasangan pipa instalasi air panas yang perlu diperhatikan adalah
sistem perpipaan pada pemanas air ada dua, yaitu : (a) sistem ke atas (up
feed ) dan (b) sistem ke bawah (down feed). Sistem ke atas agar dapat
melayani air panas pada lantai di atas alat maka perlu digunakan alat
pendorong yaitu pompa air. Sedangkan untuk yang ke bawah sistem tersebut
berdasarkan gravitasi.

Pipa untuk instalasi air panas umumnya menyesuaikan dengan pipa masuk
air dingin dari yang sudah ada dan pipa flexsibel pada mesin pemanas air baik
inlet maupun outletnya. Alat sambung yang digunakan pada instalasi
pemanas air sama dengan instalasi air bersih dingin. Pemanas air sesaat
dengan kapasitas kecil umumnyanya langsung dihubungkan dengan alat
plambing seperti shower, bak mandi, sink dan alat plambing lainnya.
Penyerapan panas pada bahan pipa distribusi sampai dengan pemakai
diabaikan. Namun untuk instalasi dengan kapasitas besar dan terpusat, maka
penyerapan panas karena bahan instalasi perlu diperhitungkan (misalnya
untuk hotel dan pabrik).

Instalasi pemanas air untuk rumah tinggal umumnya digunakan kapasitas


kecil seperti pemanas dengan bahan listrik gas. Pengisian air pada tangki
pemanas dengan menggunakan bak tandon air/ reservoir atas dengan
harapan bahwa sistem gravitasi/ sirkulasi alami akan sempurna.

225
Gambar 15-10 : Instalasi Pemanas air dengan daya listrik

C. Sistem Plumbing Air Kotor

Air buangan atau air kotor adalah air bekas pakai yang dibuang. Air kotor
dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan hasil penggunaannya,
seperti; a) Air buangan bekas mencuci, mandi dan lai-lainnya, b) Air Limbah
yaitu air untuk memebersihkan limbah/kotoran, c) Air hujan yaitu air yang
jatuh ke atas permukaan tanah atau bangunan, dan d) Air limbah khusus yaitu
air bekas cucian dari kotoran-kotoran dan alat-alat tertentu seperti air bekas
dari rumah sakit laboratorium, restoran dan pabrik. Sistem pembuangan air
kotor/air bekas, air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian, air bekas
cucian pakain, kendaraan, cucian peralatan masakan dan beberapa macam
cucian lainnya.

Air limbah adalah air bekas buangan yang bercampur kotoran. Air bekas/air
limmbah ini tidak diperbolehkan dibuang sembarangan/dibuang ke seluruh
lingkungan tetapi harus ditampung ke dalam bak penampungan. Untuk
bangunan rumah tinggal, satu atau dua titik buangan cukup diperlukan septic
tank dengan volume 1 – 1,5 m3 dengan dibuat perembesan. Air limbah

226
khusus adalah air bekas buangan dari kebutuhan-kebutuhan khusus , seperti
restoran yang besar, pabrik industri kimia, bengkel, rummah sakit dan
laboratorium.

Air hujan adalah air dari awan yang jatuh dipermukaan tanah. Air tersebut
dialirkan kesaluran-saluran tertentu. Air hujan yang jatuh pada rumah tinggal
atau komplek perummahan disalurkan melalui talang-talang-talang vertical
dengan deameter 3” (minimal) yang diteruskan ke saluran-saluran horizontal
dengan kemiringan 0,5-1% dengan jarak terpendek menuju ke saluran
terbuka lingkungan. Dalam menghitung besar pipa pembuangan air hujan
harus diketahui atap yang menampung air hujan tersebut dalam luasann m2.

1. Pipa Plambing Air Kotor

Sistem pipa air kotor, bekas, dan kotoran keluar dari perlengkapan saniter
menggunakan pipa tegak agar air buangan dapat mudah berjalan/mengalir
oleh adanya gravitasi bumi. Beberapa pipa dari perlengkapan saniter tersebut
digabungkan menjadi satu pada pipa vertikal utama. Tetapi untuk sampai ke
pipa vertikal utama tersebut tentu dihubungkan dengan pipa horizontal dalam
manajemen proyek.

Pemasangan pipa terhadap konstruksi perlu diperhatikan. Jangan sampai


seluruh konstruksi bangunan sudah selesai dikerjakan tetapi pipa belum
terpasang. Memasang pipa yang dilakukakan belakangan, akan
memperlemah konstruksi bangunan. Untuk itu perlu perencanaan yang baik
antara perencanaan plumbing dan pemberian perkuatan pada konstruksi
bangunan. Seluruh insatalasi pipa harus sudah terpasang dengan benar
sebelum pekerjaan pemasangan lanjutan berlangsung. Misalnya pemasangan
instalasi pipa pada kamar mandi harus sudah terpasang sebelum keramik
dinding terpasang dalam manajemen proyek. Atau juga pemasangan pipa
horizontal air hujan harus sudah terpasang sebelum memasang plafon. Pipa
yang menembus pondasi, akan memperlemah pondasi, maka pada bagian
yang menembus tersebut harus diperkuat oleh tulangan lain. Agar permukaan
pipa tidak langsung bersentuhan dengan lubang pada pondasi maka diberi
selubung. Pipa mungkin saja mengalami patah pada titik di mana pipa

227
tersebut bertemu dengan elemen bangunan. Hal ini terjadi akibat
mengembang dan menyusutnya pipa karena adanya perubahan temperatur.
Untuk itu, lubang tempat pipa tersebut, diberi selubung pipa baja. Selubung
pipa dapat diterapkan pada instalasi pipa horizontal dan pipa vertikal dalam
manajemen proyek

Bahan pipa yang umum digunakanuntuk saluran air kotor, adalah dari besi
(baja) dengan lapisan galvanis, plastik, pvc, porselin dan dari beton betulang.
Ketentuan dan syarat bahan harus memenuhi syarat tidak menyerap air,
mudah dibersihkan, tidak berkarat atau mudah aus. Untuk instalasi air kotor
dalam bangunan kecuali instalasi air panas biasa digunakan pipa PVC, pipa
ini dikenal spesifikasi di pasaran, antara lain;

Berdasarkan tipe ketebalan;


1) Type AW Untuk pipa dengan kawalitas yang paling baik ( tebal ) Biasanya
digunakan untuk saluran air bersih / air minum yang mempunyai kekuatan
tekan yang cukup tinggi.
2) Type, Untuk pipa kwalitas sedang dengan tebal medium, Biasanya
digunakan untuk saluran pembuang, seperti saluran air hujan, saluran
pem- buangan bekas cuci / mandi, saluran septictank, dsb.
3) Type C, Untuk pipa dengan kwalitas paling rendah (tipis).
Digunakan untuk sparing-sparing listrik yang tertanam dalam dinding.

Berdasarkan tipe Ukuran; Ukuran diameter penampang pipa.


1) Untuk saluran air bersih digunakan ukuran 1/2", 3/4", 1", 1,5".
2) Untuk saluran pembuang digunakan ukuran 1", 1,5" 2", 3", 4", 5".

Sistem Instalasi air Kotor, yang perlu diketahui dalam pelaksanaan harus
lengkap denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur
pembuangan. Beberpa pedoman dalam pekerjaaan instalasi sistem perpipaan
saluran air kotor, antara lain yaitu;
1) Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.
2) Sambungan harus betul-betul rapat.
3) Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk kontrol
pembersihan (bak kontrol) pada tempat-tempat tertentu.

228
4) Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.
5) Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton. ( diatas
plat = 25 cm, dibawah plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau
digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan.
6) Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah
ditentukan).
7) Jika saniter belum ditentukan , dipakai sistem Block Out.
8) Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila
ada), di mana letak sparing clean out berada di samping atau dekat
dengan sparing closet, fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet
terjadi penyumbatan.
9) Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan
dengan saluran pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi
tekanan udara pada pipa pada saat closet di gelontor dengan air.
10) Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan
bak.

2. Sistem Pembuangan Air Kotor

Sistem pembuangan air buangan, merupakan sistem instalasi untuk


mengalirkan air buangan yang berasal dari peralatan saniter maupun
hasil buangan dapur. Sistem Pembuangan Air Buangan dibedakan
berdasarkan cara pembuangannya, yaitu;
1) Sistem pembuangan air campuran, yaitu sistem pembuangan
dimana air kotor dan air bekas dialirkan kedalam satu saluran / pipa.
2) Sistem pembuangan air terpisah, yaitu sistem pembuangan dimana
air kotor dan air bekas masing-masing dialirkan secara terpisah atau
menggunakan pipa yang berlainan.
Sistem Pembuangan Air Buangan dibedakan berdasarkan
perletakannya:
1) Sistem pembuangan gedung, yaitu sistem pembuangan yang
berada didalam gedung.

229
2) Sistem pembuangan luar, yaitu sistem yang berada diluar gedung,
disebut juga riol gedung. Sebelum air buangan dari peralatan saniter
maupun dari buangan dapur dibuang ke saluran umum / kota maka
harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu dengan Sewage
Treatment Plant ( STP ), sehingga memenuhi ambang baku yang
dipersyaratkan.

Sewage Treatment Plant, berfungsi sebagai pengolah air buangan


sehingga memenuhi persyaratan sebagai air buangan rumah tangga (
domestic waste ), yaitu dengan ketentuan; a). Kandungan zat
tersuspensi rata-rata dalam waktu 24 jam adalah 20 mg / liter, b).
Kebutuhan biologi untuk oksigen ( BOD ) rata-rata dalam waktu 24 jam
adalah 20 mg / liter dengan kapasitas maksimum yang diperbolehkan
s/d 30 mg / liter.

Sistem Instalasi, pembuangan air kotor, kotoran, air hujan, dan air
bekas, dibedakan dalam 2 jenis yaitu sistem campuran dan sistem
terpisah. Sistem Konstruksi Bangunan campuran, artinya air bekas dan
air kotor dikumpulkan dan bersama-sama dibuang menggunakan satu
aliran. Sedangkan sistem terpisah,air dikumpulkan sesuai dengan
jenisnya dan dialirkan secara terpisah. Air kotor menuju ke septictank
sedangkan air bekas dan air hujan menuju riol lingkungan

3. Sistem Pembuangan Air Hujan

Air hujan yang dibawa dalam system plambing ini harus disalurkan ke dalam
lokasi pembuangan untuk air hujan, kondisi tersebut karena air hujan tidak
boleh disalurkan ke dalam system plambing air buangan yang hanya
bertujuan untuk menyalurkan air buangan saja atau disalurkan ke suatu
tempat sehingga air hujan tersebut akan mengalir ke jalan umum,
menyebabkan erosi atau genangan air. Bila terdapat system plambing air
buangan dan air hujan dalam satu gedung maka dianjurkan jangan
digabungkan kecuali hanya pada lantai paling bawah saja. Sistem plambing

230
air hujan yang digabung dengan air buangan pada lantai terbawah harus
dilengkapi dengan perangkap (penamung smentara) untuk mencegah
keluarnya gas dan bau tidak enak dari system tersebut. Perangkap yang
terpasang harus berukuran minimal sama dengan pipa mendatar yang
terpasang bersama. Dan harus dilengkapi dengan pembersih di tiap ujungnya
yang terletak di dalam gedung. Pada ujung dimana air masuk, harus
dilengkapi dengan penahan kotoran agar system plambing air hujan tidak
terganggu.

Talang atap (Gutter) dan talang tegak (leader) air hujan digunakan untuk
menangkap air hujan yang jatuh ke atas atap atau bidang tangkap lainnya di
atas tanah. Dari leader kemudian dihubungkan ke titik-titik pengeluaran,
umumnya ke permukaan tanah atau system drainase bawah tanah
(underground drain). Tidak diperkenankan menghubungkannya dengan
system saluran saniter. beberapa prinsip berkenaan dengan penentuan
ukuran Talang atap & talang tegak adalah :
1) Ukuran leader dibuat sama dengan outletnya, untuk menghindari
kemacetan aliran yang ditimbulkan oleh daun dan kotoran lainnya.
2) Ukuran outlet tergantung pada jumlah & jarak antar outlet, kemiringan
atap dan bentuk Talang atap.
1. Jenis gutter terbaik adalah jika punya kedalaman minimal sama dengan
setengah kali lebarnya dan tidak lebih dari ¾ lebarnya.

231
Gambar 15-11: Model Sistem pembuangan Air Hujan

Talang atap berbentuk setengah lingkaran merupakan bentuk yang paling


ekonomis dalam kebutuhan materialnya dan menjamin adanya proporsi yang
tepat antara kedalaman dan lebar gutter. Ukuran gutter tidak boleh lebih kecil
dari leadernya dan tidak boleh lebih kecil dari 4 inci. Perencanaan
pembuanagn air hujan harus sesuai dengan syaat dan ketentuan, seperti; a)
Ukuran saluran pembuangan air hujan gedung dan setiap pipa cabang
datarnya dengan kemiringan 4 % atau lebih kecil harus didasarkan atas
jumlah daerah drainase yang dilayaninya, dan sebaiknya pipa pembuangan
air hujan dan cabang-cabang mendatarnya memiliki kemiringan 2 %. Ukuran
pipa drainase bawah tanah yang dipasang di bawah lantai atau di sekeliling
tembok luar gedung harus minimal ukuran pipa ≥ 4 inci. Kemudian Talang
tegak air hujan pada luas atap yang dilayaninya haurs dapat menampung
besarnya air hujan yang trurun.

232
Pada SNI 03-7065-2005, tentang tata cara Tata cara perencanaan sistem
plambing

Pada pasal 7:11 dijelaskan:


Gedung harus mempunyai perlengkapan drainase untuk menyalurkan air
hujan dari atap dan halaman atau pekarangan dengan pengerasan di dalam
persil ke saluran air hujan kota atau saluran pembuangan campuran kota.
Pada daerah yang tidak terdapat saluran tersebut, pengaliran air hujan
dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku. Setiap persil berhak menyalurkan
air hujan ke saluran air hujan kota

Pada pasal 7:12 dijelaskan:


Perencanaan pipa air hujan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
(1) Pipa air hujan tidak boleh ditempatkan:
a) dalam ruang tangga,
b) sumuran alat pengangkat,
c) dibawah lift atau dibawah beban imbangan lift,
d) langsung di atas tangki air minum tanpa tekanan,
e) di atas lubang pemeriksaan tangki air minum yang bertekanan,
f) di atas lantai yang digunakan untuk pembuatan persiapan
pembungkusan penyimpanan atau peragaan makanan

2) Penempatan ujung buntu dilarang pada jaringan air hujan, kecuali bila
diperlukan untuk memperpanjang pipa lubang pembersih.
3) Kemiringan dan perubahan arah pipa air hujan memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
1. Pipa air hujan datar yang berukuran sampai dengan 75 mm harus
dipasang dengan kemiringan minimal 2% dan untuk pipa yang
berukuran lebih besar minimal 1%. Kemiringan yang lebih kecil
hanya diperbolehkan apabila secara khusus dibenarkan oleh
pejabat yang berwenang.
2. Perubahan arah pipa air hujan harus dibuat Y 45o, belokan jari-jari
besar 90o, belokan 60o, 45o, 22,5o atau gabungan belokan
tersebut atau gabungan penyambung ekivalen yang dibenarkan
kecuali dinyatakan lain dalam SNI 03-6481- 2000 Sistem Plambing.

233
3. Belokan jari-jari pendek, dan T saniter tunggal atau ganda hanya
diijinkan pemasangannya pada pipa air hujan.
3) Fitting dan Penyambungan yang dilarang

1. Ulir menerus, sambungan klem atau sadel tidak boleh


dipergunakan pada pipa air hujan

D. Utilitas Bangunan Modern

Perkembangan perencanaan system utilitas pada saat sekarang ini perlu


mendapatkan perhatian khusus mengingat dalam pendirian suatu bangunan
bukan hanya keindahan tampak dan keserasiannya terhadap lingkungan
tetapi bagaimana bangunan itu dapat memberikan rasa nyaman, sejuk, dan
dapat menjaga kestabilan bangunan dengan lingkungan sosialnya. Selain itu
Utilitas juga merupakan salah satu fasilitas umum yang menyangkut
kepentingan masyarakat banyak yang rnernpunyai sifat pelayanan lokal
maupun wilayah diluar bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan,
sehingga yang termaksud dalam pengertian ini diantaranya yaitu Jaringan
listrik, Jaringan Telkom, Jaringan air bersih, jaringan drinase, Jaringan
distribusi gas dan bahan bakar, dan Jaringan sanitasi lainnya. Namun
keamanan bangunan juga perlu diperhatikan terhadap segala bencana yang
dapat diakibatkan oleh kurang diperhatikannya perencanaan instalasi yang
terdapat didalam bangunan tersebut.

Ketersediaan fasilitas dan utilitas yang tidak memadai pada bangunan


modern, juga harus ditinjau dari segi keamanan pangan, yakni: berbagai
komponen biologi, kimia, fisika atau kondisi makanan yang dapat
mempengaruhi kesehatan bangunan modern, seperti pasar, mal, dan gedung-
geudng bertingkat. Sistem utilitas pada bangunan merupakan suatu sistem
jaringan, penyediaan, pengaturan, pemeliharaan, dan pengamanan terhadap
pelaku bangunan (pengguna) dalam pencapaian sebagai wadah aktifitas
manusia. Dalam sistem pembangunan tentu ada berbagai aspek yang
menjadi faktor utama dalam merancang dan mendesain sebuah bangunan
ataupun penataan lingkungan kota sebagai sarana pendukung yang sangat
harus diperhatikan apalagi yang sifatnya sebagai bangunan publik atau

234
sarana umum, sehingga dalam hal ini bangunan ataupun penataan
lingkungan kota sangat erat kaitannya dengan utilitas, sebab utilitas ini
menjelaskan keterkaitan dan hubungan letak suatu bangunan terhadap
lingkungan, hubungan lingkungan dengan sarana dan prasarana bangunan
yang tersedia, dan hubungan bangunan terhadap aktivitas pengguna
sehingga sistem utilitas ini merupakan salahsatu sarana pendukung pada
suatu sistem perancangan.

Seperti telah dijelaskan pada bagian atas, bangunan adalah suatu


kelengkapan fasilitas yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-
unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan komunikasi, dan
mobilitas dalam bangunan.

Setiap bangunan, sistem utilitasnya tentu tidak sama, baik itu standar minimal
ataupun standar ideal yang dibutuhkan. Namanya juga bagian penunjang,
kebutuhan kamar mandi rumah di desa, dibandingkan dengan rumah di kota
atau gedung yang menjulang tinggi tentu berbeda. Sebuah bangunan modern
dan tinggi adalah bangunan atau struktur tinggi, biasanya, fungsi bangunan
ditambahkan, elevator (lift), kebutuhan teknologi yang tinggi juga untuk mendukung
menciptakan kenyamanan bagi pengguna, salah satunya adalah masalah utilitas
bangunan.

1. Perancangan Plambing dan Sanitasi Bangunan Modern


Sistem plambing adalah sistem penyediaan air bersih dan sistem
pembuangan air kotor yang saling berkaitan serta merupakan paduan yang
memenuhi syarat, yang berupa peraturan dan perundangan, pedoman
pelaksanaan, standar tentang peralatan dan instalasinya . Sistem plambing
yang baik bergantung pada sistem plambing pemipaan yang baik pula. Selain
pemipaan, terdapat hubungan yang erat juga antara masalah penyediaan air
dan sanitasi, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan beberapa aspek
berikut:
1) Kesehatan.
2) Penggunaan air.
3) Pengolahan dan pembuangan limbah.
4) Perancangan Pencegahan Kebakaran

235
Gambar 15-12 : Alat Pemadam Kebakaran

Untuk menghindari terjadinya kebakaran pada suatu bangunan, diperlukan


suata cara atau sistem pencegahan kebakaran karena bahaya kebakaran
dapat menimbulkan kerugian berupa korban manusia, harta benda,
terganggunya proses produksi barang dan jasa, kerusakan lingkungan dan
terganggunya masyarakat. Bahaya kebakaran dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa kelompok, yaitu: Bahaya kebakaran ringan; Merupakan bahaya
terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yang mempunyai nilai
kemudahan terbakar rendah dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas
rendah dan menjalarnya api lambat. Bahaya kebakaran berat; Merupakan
bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yang mempunyai
nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran melepaskan
panas sangat tinggi dan menjalarnya api sangat cepat.

Perancangan sistem kebakaran erat kaitannya dengan sistem plumbing


karena agar meminimalisir bahaya bencana kebakaran maka dikembangkan
sistem-istem yang melingkupi pengaliran air, sebagai media pemadaman
guna mencegah bahaya kebakaran skala besar, sistem pencegahan tersebut
diantaranya adalah Sistem hidran dan Sistem sprinkler. Sistem
penanggulangan kebakaran dapat dilakukan dengan cara melengkapi

236
bangunan tersebut dengan alat-alat yang dapat membantu mencegah
kebakaran dan mengurangi membesarnya api. Oleh karena itu, perlindungan
disediakan untuk seluruh gedung, masing-masing untuk zona hunian,
termasuk tersedianya tangga dan lift untuk keadaan darurat pada saat terjadi
kebakaran. Disamping itu harus tersedia sistem pembuangan asap pada saat
terjadi kebakaran pada setiap lantainya. Pada Signature Tower layaknya
seperti bangunan tinggi lain diperlukan alat-alat yang dapat mencegah
kebakaran pada sebuah bangunan, seperti harus tersedianya alat pemadam
api ringan (APAR), Alarm Detector, Sprinkler, Fire Hose Reel dan Hydrant
Pillar.

2. Perancangan Pengudaraan/penghawaan
Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan, dan kesegaran hidup dalam
bangunan bertingkat, khususnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada
daerah yang beriklim tropis dengan udaranya yang panas dan kelembaban
udaranya yang tinggi, maka diperlukan usaha untuk mendapatkan udara
segar dari aliran udara alam maupun aliran udara buatan . Perencangan
pengudaraan atau penghawaan adalah perencanaan untuk mendapatkan
aliran udara yang tepat untuk ruangan serta pengontrolannya.

Gambar 15-13 : Alat Pendingin Ruangan

Penggunaan air conditioner (AC) atau pendingin ruangan sudah menjadi hal
yang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Tak hanya di kantor, di rumahpun

237
alat ini menjadi penolong utama untuk mengusir udara panas. Satu hal yang
harus diingat, janganlah hanya menjadi pengguna tapi juga
harus dapat merawat alat pendingin ruangan ini. Pendingin ruangan yang
tidak dirawat secara berkala dan saksama dapat menjadi polusi udara
bagi penghuninya sehingga menyebabkan beberapa jenis penyakit, seperti
penyakit pada saluran pernafasan. Hal ini disebabkan karena pendingin
ruangan yang kotor dapat menyimpan berbagai virus dan bakteri yang
kemudian disebarkan kembali ke seluruh ruangan sehingga masuk melalui
indera penciuman.

3. Perancangan Penerangan
Pada perencanaan penerangan dan pencahayaan gedung dimaksudkan agar
bangunan tersebut mendapat pencahayaan dan penerangan yang baik pada
siang hari maupun pada malam hari . Dewasa ini pemanfaatan
pencahayaandigunakan sumber alami dan telah diatur berdasarkan SNI 03 –
2396 – 2001 tentang “Tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada
bangunan gedung”. Selain itu dalam perencanaan penerangan atau
pencahayaan juga mempertimbangkan tentang standar pencahayaan buatan
yang diatur pada SNI 03- 6575-2001 tentang “Tata cara perancangan sistem
pencahayaan buatan pada bangunan gedung”.

4. Perancangan Sistem Komunikasi dan CCTV


Perancangan telepon pada gedung harus mempertimbangkan kepada
perencanaan istem komunikasi antara ruangan (intercom) dan perencanaan
sistem komunikasi luar. Perancangan ini juga harus memperhatikan sistem
pengaturan pemasangan kabel dalam bangunan sedemikian rupa sehingga
tidak menggangu estetika pada bangunan serta untuk memudahkan dalam
perawatan. Perencanaan arus lemah telepon, sistem telepon harus
menggunakan sistem hubungan seperti saluran untuk daya pembangkit
komputer, yaitu aliran di dalam lantai (floor duct).

238
Gambar 15-14 : CCTV Sebagai Utilitas Keamanan Bangunan

Pada saat ini CCTV (closed-circuit television) sudah merupakan salah satu
utilitas bangunan, untuk meningkatkan keamanan. CCTV dapat memantau
dan merekam segala aktivitas dan kejadian pada suatu tempat setiap saat.
Juga untuk menjaga sebuah ruang penyimpanan atau rumah tinggal dengan
pendeteksi gerak sehingga tidak diperlukan tenaga manusia untuk menjaga
sistem keamanan tersebut. Dengan menerapkan sistem keamanan
menggunakan CCTV dengan deteksi gerak dapat memantau kondisi lokasi
yang terpasang sistem ini menggunakan PC atau handphone melalui jaringan
internet. Deteksi gerak yang terpasang dapat memberikan peringatan melalui
email apabila terdektesi adanya sebuah gerakan oleh kamera. Untuk
menghasilkan sistem yang baik, diperlukan analisa terhadap jaringan,
penggunaan peralatan, dan analisis terhadap daya tangkap lensa pada
kamera

Kemajuan teknologi CCTV Online, bisa memantau toko, kantor, pabrik dari
Rumah atau tempat mana saja, dengan sangat mudah. Bisa memantau kantor
cabang dari pusat secara langsung, mengawasi kegiatan pabrik dari kantor,
mengawasi rumah (babby sitter/pembantu dll) selagi anda di kantor,
meningkatkan kinerja staff secara luar biasa drastis, Mengurangi dan
mencegah kecurangan dan penipuan mencegah kehilangan barang dan
kerugian material, memproteksi asset berharga anda, Bisa tetap memantau
jalannya bisnis sambil berlibur bersama keluarga tidak lagi mengorbankan
waktu bersama keluarga yang sangat berharga.

239
Kelebihan dan Keunggulan CCTV Antara Lain :
1) CCTV bisa diakses oleh multi user secara bersama-sama pada saat
bersamaan via jaringan LAN
2) CCTV bisa dimonitor dari jarak jauh hanya menggunakan line telepon
biasa, tanpa perlu koneksi internet apapun
3) CCTV Bisa diakses dari mana saja tanpa batasan jarak, dari luar kota
atau dari luar negeri menggunakan akses internet
4) Bisa dimonitor menggunakan PDA / Handphone, laptop maupun PC
5) Dilindungi password protection sehingga yang tidak berhak tidak bisa
mengakses
6) Tidak perlu menggunakan banyak layar monitor! Cukup 1 layar monitor
untuk melihat sampai dengan 16 titik kamera cctv secara bersamaan
7) CCTV bisa difungsikan sebagai alarm yang akan secara otomatis
menghubungi no telp yang sudah ditentukan jika ada hal yang tidak
dikehendaki
8) Harga yang semakin terjangkau dan ekonomis.

5. Perancangan Penangkal Petir


Pengamanan bangunan bertingkat dari bahaya sambaran petir perlu
dilakukan dengan memasang suatu alat penangkal petir pada puncak
bangunan tersebut. Penangkal petir ini harus dipasang pada bangunan-
bangunan yang tinggi, minimal bangunan 2 lantai, terutama yang paling tinggi
di antara sekitarnya.

6. Perancangan Transportasi Dalam Bangunan


Sebuah bangunan yang besar atau tinggi memerlukan suatu alat angkut
transportasi untuk memberikan suatu kenyamanan dalam berlalu-lalang di
bangunan tersebut. Alat transportasi tersebut mempunyai sifat berdasarkan
arah geraknya sebagai alat angkut dalam bentuk arah vertikal berupa
elevator, arah horizontal berupa konveyor, arah diagonal berupa eskalator. Lift
ini, sering disebut elevator, yang merupakan alat angkut untuk mengangkut
orang atau barang dalam suatu bangunan yang tinggi. Lift dapat dipasang
untuk bangunan yang tingginya lebih dari 4 lantai, karena kemampuan orang

240
untuk naik turun dalam menjalankan tuganya hanya mampu dilakukan sampai
empat lantai.

Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut


orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat
tinggi; biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Gedung-gedung yang lebih
rendah biasanya hanya mempunyai tangga atau eskalator. Lift-lift pada zaman
modern mempunyai tombol-tombol yang dapat dipilih penumpangnya sesuai
lantai tujuan mereka, Terdapat tiga jenis mesin, yaitu Hidraulik, Traxon atau
katrol tetap, dan Hoist atau katrol ganda, Jenis hoist dapat dibagi lagi menjadi
dua bagian, yaitu hoist dorong dan hoist tarik.

Gambar 15-15: Bagian-bagian Elevator

7. Perancangan Alat Pembersih Bangunan


Perancangan alat pembersih bangunan yang diterapkan pada bangunan
tinggi, biasanya menggunakan gondola. Sistem gondola digunakan untuk
membersihkan debu pada dinding dan kaca bangunan, sehingga warnanya
tetap terjaga dan terawat. Mengacu pada standart Working at height
Procedure, metode yang umum adalah Rope Acess dan system BMU (
Building Maitenance Units ) atau di Indonesia di sebut Gondola. Jika mengacu
pada fungsi Maintenance gedung, maka yang dimaksud dengan BMU atau

241
Gondola adalah alat atau sistem yang di instal di atas atap gedung, berfungsi
untuk mengantarkan pekerja Cleaning Service atau Teknisi Gedung yang
akan melakukan pekerjaan di sisi luar gedung dalam posisi Vertikal , Menuju
kesemua arah atau lokasi dimana mereka harus membersihkan kaca,dinding
gedung atau perbaikan lampu, dinding dan kaca atau konstruksi lainnya yang
berada di sisi luar gedung.

Gambar 15-16: Gondola Bangunan

242
1. Jelaskan apa itu Utilitas bangunan, beri contoh !
2. Utilitas bangunan akan berbeda standarnya, beri
contoh kebutuhan utilitas bangunan modern di
perkotaan dengan gedung yang menjulang tinggi !
3. Dapatkah kamu jelaskan apa itu sistem plambing, dan
beri contoh alat plambing yang kamu kenal ?
4. Apa saja fungsi dari sistem instalasi plambing yang
kamu ketahui, sebutkan !
5. Ada dua cara pengaturan air pada sistem pemipaan
plambing menurut cara pengaliran airnya yaitu, sistem
horizontal dan sistem Vertikal. Jelaskan apa maksudnya !
6. Apa yang dimaksud dengan air bersih, jelaskan !
7. Apa itu air kotor, beri contoh !
8. Apa yang dimaksud denga air panas dalam bangunan
(gedung), dan menurut kamu apa saja alat pemanas
yang sering digunakan untuk membuat air panas
tersebut ?
9. Salah satu kebutuhan utilitas bangunan modern saat ini
adalah system komunikasi dan CCTV, dapatkah kamu
jelaskan fungsi dari alat tersebut ?
10. Pada bangunan modern yang tinggi, dibuthukan utilitas
pembersih khusu, dapatkah kamu jelaskan bagimana
pemebrsih dan perawatan gedung tinggi tersebut ?

243
GLOSSARY

APD, adalah Alat Pelindung Diri yaitu kelengkapan wajib yang


digunakan saat bekerja sesuai dengan bahaya dan resiko kerja untuk
menjaga keselamatan tenaga kerja itu sendiri maupun orang lain di
tempat kerja
APAR, Alat Pemadam Api Ringan
dB, adalah Desibel, (Lambang Internasional = dB) yaitu satuan untuk mengukur
intensitas suara
K3, adalah singkatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
K3LH, adalah singkatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, serta
Lingungan Hidup.
Hz, adalah Hertz, yaitu Frekuensi suara atau frekuensi audio getaran frekuensi
yang terdengar oleh manusia
SMK3, adalah Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja,
merupakan upaya integratif yang harus dilakukan tidak hanya dilakukan
oleh pihak manajemen tetapi juga para pekerja yang terlibat langsung
C. MATERI PEMBELAJARAN
dengan pekerjaan.
Sol, adalah alas sepatu dan biasanya terbuat dari bahan karet

244
A. Pendahuluan

Pekerjaan konstruksi di bidang bangunan merupakan kompleksitas kerja yang


melibatkan bahan bangunan, peralatan, perlengkapan, teknologi dan tenaga
kerja yang secara sendiri ataupun bersama-sama dapat menjadi sumber
potensial terjadinya kecelakaan. Selain itu pekerjaan konstruksi di bidang
bangunan pada umumnya merupakan pekerjaan di lapangan terbuka yang
mudah terpengaruh oleh cuaca. Macam pekerjaan dapat berlangsung di
bagian atas bangunan, dibawah tanah, dalam genangan air, pada tempat-
tempat lembab ataupun gelap yang berpotensi terhadap kesehatan kerja.
Pekerja bangunan sebagai SDM tenaga kerja merupakan faktor yang sangat
penting dalam pelaksanaan pembangunan fisik, oleh karena itu perlu
dilindungi diberi pemahaman tentang K3LH. Apalagi bila tenaga kerja yang
telah trampil atau yang mempunyai keahlian mendapatkan kecelakaan yang
akan berakibat terhadap waktu penyelesaian pekerjaan dan pada akhirnya
merugikan bagi perencana dan pelaksana kerja bidang konstruksi bangunan.

Dalam era pembangunan saat ini di Indonesia, masalah keselamatan dan


kesehatan kerja (K3) mendapat perhatian serius semua pihak. Karena
penerapan K3 ini sangat berhubungan erat dengan berbagai aspek dalam
kehidupan baik itu dimulai dari lingkungan rumah tangga, lingkungan kerja,
tempat kerja dan masyarakat umum juga sangat dekat dan terkait dengan
faktor-faktor yang berkaitan langsung dengan K3. Keselamatan dan
kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga
kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian
secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam
usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses
produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah
Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja

245
yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan
kerja. Budaya K3 ini harus diterapkan didalam mendukung produktivitas kerja
dan hasil yang tinggi, efisiensi biaya dapat tercapai karena menghindari
bahaya kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta dapat meningkatkan
kenyamanan dan suasana yang baik serta kondusif. Penerapan Sistem
Manajemen K3 yang mengacu kepada standard dan peraturan yang berlaku
seperti Permennaker RI No: 05/ MEN/1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), merupakan tuntutan saat ini, dan
sebagian sekolah sudah melaksanakannya dalam lingkup pembelajaran
praktiknya.

Peraturan perundang-undangan yang mewajibkan perencana dan pelaksana


kerja bidang konstruksi bangunan untuk melaksanakan Kesehatan dan
Keamanan Kerja (K3) pada proyek yang menjadi tanggung jawabnya guna
menjamin perlindungan tenaga kerja dari kecelakaan dan gangguan
kesehatan kerja. Pelaksana lapangan sebagai petugas perencana dan
pelaksana kerja bidang konstruksi bangunan di lapangan perlu mengetahui
pokok-pokok kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada pekerjaan
konstruksi di bidang bangunan yang meliputi :
1) Peraturan Perundangan yang berlaku.
2) Lembaga atau Organisasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
3) Sebab-sebab serta cara pencegahan terjadinya kecelakaan.
4) Sebab-sebab serta cara pencegahan gangguan kesehatan tenaga
kerja pada pekerjaan konstruksi di bidang bangunan.

Beberapa Peraturan dan perundangan yang berkaitan dengan Kesehatan dan


Keselamatan Kerja (K3) pada pekerjaan konstruksi di bidang bangunan
adalah :
1) Pada tahun 1989 telah dikeluarkan Undang-undang No.14 tahun 1989
tentang Kesehatan Tenaga Kerja. Yang sebelumnya pada tahun 1970
telah dikeluarkan Undang-undang No.1 tentang Keselamatan Kerja.
2) Pada tahun 1980 Menteri Tenaga Kerja telah mengeluarkan Peraturan
No.01atauMENatau1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pada Konstruksi di bidang bangunan Bangunan.

246
3) Pada tahun 1986 Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja
menerbitkan Surat Keputusan bersama No.174 atau MEN atau 1986
dan 104 atau KPTS atau 1986 tentang Pedoman Kesehatan dan
Keselamatan Kerja pada Tempat Pekerjaan Konstruksi di bidang
bangunan.

Dengan adanya peraturan perundangan tersebut, maka telah lengkap dan


mantap landasan hukum untuk melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) pada pekerjaan konstruksi di bidang bangunan. Oleh karena itu
menjadi kewajiban semua pihak yang terlibat pada konstruksi di bidang
bangunan antara lain pemberi kerja, pelaksana bangunan, pengawas dan
tenaga kerja untuk melaksanakan peraturan dan perundangan tersebut.
Perencana dan pelaksana kerja bidang konstruksi bangunan harus
mempunyai petugas dalam bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
yang disebut Petugas Kesehatan. Adapun tugas petugas kesehatan adalah :
1) Membuat perencanaan dan program pelaksanaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) di Proyek.
2) Melakukan penyuluhan dan pemberian informasi serta latihan tentang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
3) Mencatat data kecelakaan.
4) Mencegah terjadinya kecelakaan dan gangguan kecelakaan.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sangat penting dan bermanfaat baik
bagi pemberi kerja, pelaksana bangunan maupun tenaga kerja. Bila tidak
melaksanakannya dapat menimbulkan kerugian. Kerugian-kerugian antara
lain :
1) Bagi Pemberi Kerja; Bila terjadi kecelakaan dan terjadi musibah (misalnya
kebakaran), maka proyek dapat tertunda penyelesaiannya. Sekalipun
pemberi kerja tidak akan mengeluarkan biaya tambahan karena adanya
kebakaran tsb, namun tertundanya penyelesaian proyek bearti merupakan
penundaan manfaat proyek yang dibiayai dari dana kredit, jelas pemberi
kerja akan menanggung bunga kredit itu selama waktu tertundanya proyek
beroperasi.

247
2) Bagi Perencana dan pelaksana kerja bidang konstruksi banguna; Banyak
sekali kerugian yang harus dipikul. Baik kerugian dalam keuangan, beban
pikiran dan reputasi. Bila terjadi kecelakaan dan kecelakaan tersebut
menimbulkan kerugian masyarakat yang besar, perencana dan pelaksana
kerja bidang konstruksi bangunan akan diprotes, dituntut bahkan
dicacimaki oleh Pers.
3) Bagi Tenaga Kerja (Naker); Bagi tenaga kerja yang mendapat kecelakaan,
apalagi cacat berat bearti yang bersangkutan akan kehilangan
kesempatan bekerja sesuai kemampuan yang dimilikinya, atau tidak dapat
bekerja sama sekali. Bagi yang sudah berumahtangga kecelakaan dapat
menimbulkan penderitaan istri dan anak-anaknya.

B. Pelaksanaan K3 Pekerjaan Konstruksi

Penjelaan dan pemahaman tentang Keselamatan kerja khusus untuk sektor


konstruksi, yaitu Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per-
01/Men/1980, peraturan mengenai keselamatan kerja untuk konstruksi
tersebut, dapat memadai untuk kondisi di Indonesia. Rendahnya kesadaran
masyarakat akan masalah keselamatan kerja, dan rendahnya tingkat
penegakan hukum oleh pemerintah, mengakibatkan penerapan peraturan
keselamatan kerja yang masih jauh dari optimal, yang pada akhirnya
menyebabkan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Pemerintah telah
sejak lama mempertimbangkan masalah perlindungan tenaga kerja, yaitu
melalui UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. Sesuai dengan
perkembangan jaman, pada tahun 2003, pemerintah mengeluarkan UU
13/2003 tentang Ketenagakerjaan. Undang undang ini mencakup berbagai hal
dalam perlindungan pekerja yaitu upah, kesejahteraan, jaminan sosial tenaga
kerja, dan termasuk juga masalah keselamatan dan kesehatan kerja.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.PER-01/MEN/1980


Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan.
Peraturan ini mencakup ketentuan-ketentuan mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja secara umum maupun pada tiap bagian konstruksi bangunan.

248
Sebagai tindak lanjut dikeluarkannya Peraturan Menakertrans tersebut,
pemerintah menerbitkan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum
dan Menteri Tenaga Kerja No.Kep.174/MEN/1986-104/KPTS/1986: Pedoman
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi.
Pedoman yang selanjutnya disingkat sebagai ”Pedoman K3 Konstruksi” ini
merupakan pedoman yang dapat dianggap sebagai standar K3 untuk
konstruksi di Indonesia. Pedoman K3 Konstruksi ini cukup komprehensif,
namun terkadang sulit dimengerti karena menggunakan istilah istilah yang
tidak umum digunakan, serta tidak dilengkapi dengan deskripsi/gambar yang
memadai. Kekurangan-kekurangan tersebut tentunya sangat menghambat
penerapan pedoman di lapangan, serta dapat menimbulkan perbedaan
pendapat dan perselisihan di antara pihak pelaksana dan pihak pengawas
konstruksi.

Dalam rangka terjaminnya keselamatan dan kesehatan kerja pada


penyelenggaraan konstruksi di Indonesia, terdapat pengaturan mengenai K3
yang bersifat umum dan yang bersifat khusus untuk penyelenggaraan
konstruksi yakni:
1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
2) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-01/Men/1980 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan.
3) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-05/Men/1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
4) Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri
Pekerjaan Umum masing-masing Nomor Kep.174/MEN/1986 dan
104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada
Tempat Kegiatan Konstruksi.

Pada proyek konstruksi, kecelakaan kerja yang terjadi dapat menimbulkan


kerugian terhadap pekerja dan kontraktor, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Kecelakaan kerja tersebut dapat disebabkan oleh tiga faktor yaitu
faktor manusia, faktor peralatan, dan faktor lingkungan kerja. Beberapa faktor
yang menimbulkan kecelakaan, faktor manusia merupakan faktor paling

249
dominan menjadi penyebab kecelakaan kerja, selain itu, faktor peralatan
seperti crane ataupun faktor lingkungan kerja juga dapat menyebabkan
kecelakaan kerja jika tidak dikelola dengan benar. Tingginya kecelakaan kerja
yang banyak terjadi pada proyek konstruksi bisa menyebabkan dampak
secara langsung terhadap lembaga/organisasi dan penyedia jasa. Maka
sangatlah penting adanya pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja
pada proyek konstruksi. Dampak yang terjadi berupa kerugian yang akan
dialami oleh lembaga/organisasi yang tidak menerapkan keselamatan dan
kesehatan kerja , meskipun sudah dikeluarkan suatu peraturan perundang-
undangan oleh pemerintah akibat kelalaian dalam pelaksanaan K3.

Gambar 16=1 : Diagram Organisasi K3 di Indonesia

250
Di Indonesia Peraturan Perundangan tentang Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) telah memadai. Departemen Pekerjaan Umum bertanggung jawab
terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada Pekerjaan Konstruksi
di bidang bangunan. Dilingkungan Departemen Tenaga Kerja ada unit atau
petugas yang melakukan tugas pengawasan atau inspeksi yaitu para
Inspektor Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Dilingkungan Departemen
Pekerjaan Umum terdapat unitataupetugas yang melaksanakan inspeksiatau
pengawasan, termasuk pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Dalam kontrak pekerjaan konstruksi di bidang bangunan tercantum klosul
tentang kewajiban perencana dan pelaksana kerja bidang konstruksi
bangunan untuk melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

1. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Ini juga
merupakan tingkat efisiensi fungsional dan / atau metabolisme organisme,
sering implisit manusia. Pada saat penciptaan Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO), pada tahun 1948, kesehatan didefinisikan sebagai "suatu keadaan
fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit
atau kelemahan". Pada tahun 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk
Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa kesehatan adalah; "sumber daya
bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup Kesehatan adalah konsep
positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik.."
Klasifikasi sistem seperti WHO Keluarga Klasifikasi Internasional (WHO-FIC),
yang terdiri dari Klasifikasi Internasional Berfungsi, Cacat, dan Kesehatan
(ICF) dan Klasifikasi Internasional Penyakit (ICD) juga menentukan
kesehatan. (The Caduceus 2009). Jackson (1999), menjelaskan bahwa
Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan kepada kondisi-
kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh
lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.

Sementara keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata „safety’ dan
biasanya selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari
peristiwa celaka (accident) atau nyaris celaka (near-miss). Jadi pada

251
hakekatnya keselamatan sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun
sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari faktor-faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya mengembangkan
berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil resiko terjadinya
kecelakaan. Keselamatan dan kesehatan kerja saat ini merupakan istilah yang
sangat populer. Bahkan di dalam dunia industri istilah tersebut lebih dikenal
dengan singkatan K3 yang artinya keselamatan, dan kesehatan kerja. Istilah
keselamatan dan kesehatan kerja, dapat dipandang mempunyai dua sisi
pengertian. Pengertian yang pertama mengandung arti sebagai suatu
pendekatan ilmiah (scientific approach) dan disisi lain mempunyai pengertian
sebagai suatu terapan atau suatu program yang mempunyai tujuan tertentu.

2. Peran dan Fungsi K3

Penjelasan dann pemahaman tentang k3 yang telah dijelaskan di atas,


menggiring kita untuk memahami tentang prosedur kerja K3 yang merupakan
cara untuk melakukan pekerjaan mulai awal hingga akhir yang didahului
dengan penilaian resiko terhadap pekerjaan tersebut yang mencakup
keselamatan dan kesehatan. Kita pernah melihat suatu pekerjaan itu
diselesaikan tetapi kecelakaan masih juga terjadi, setelah di investigasi
ternyata pekerja tersebut telah mengikuti prosedur kerja yang diberikan oleh
perusahaan. Setelah ditemukan akar permasalahannya, ternyata prosedur
kerja yang disosialisasikan tidak mempertimbangkan segi keselamatannya
sehingga kecelakaan pun terjadi. Disinilah pentingnya pembuatan prosedur
kerja K3 yang didasari oleh penilaian resiko baik itu resiko cidera, sakit akibat
kerja, kerusakan peralatan dan lingkungan.

Dengan demikian konsep K3 adalah suatu upaya guna memperkembangkan


kerja sama, saling pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha atau
pengurus dan tenaga kerja dalam tempat - tempat kerja untuk melaksanakan
tugas dan kewajiban bersama dibidang keselamatan, kesehatan, dan
keamanan kerja dalam rangka melancarkan usaha berproduksi. Melalui
Pelaksanaan K3LH ini diharapkan tercipta tempat kerja yang aman, sehat,
bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi atau

252
terbebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Jadi, pelaksanaan
K3 dapat meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas Kerja, karena berbagai
peran dan fungsi K3 iut sendiri, yaitu;
1) Setiap Tenaga Kerja berhak mendapat perlindungan atas
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
hidup dan meningkatkan produksi serta produktifitas nasional.
2) Setiap orang yang berbeda ditempat kerja perlu terjamin
keselamatannya.
3) Setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman
dan efisien.
4) Untuk mengurangi biaya perusahaan jika terjadi kecelakaan kerja dan
penyakit akibat hubungan kerja karena sebelumnya sudah ada
tindakan antisipasi dari perusahaan.

Sementara itu, K3 ini dibuat tentu mempunya tujuan di buatnya K3 secara


tersirat tertera dalam undang - undang nomor 1 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja tepatnya, yaitu;
1) Mencegah dan mengurangi dan memadamkan kebakaran
2) Mencegah dan mengurangi kecelakaan
3) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
4) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan dari pada waktu
kebakaran atau kejadian - kejadian lain yang berbahaya
5) Memberi pertolongan pada kecelakaan
6) Memberi alat - alat perlindungan daripada pekerja
7) Mencegah dan mengendalikan timbul atau penyebab luasnya suhu,
kelembapan, kotoran, asap, vas, gas, hembusan angin, cuaca, atau
radiasik, suara, dan getaran.
8) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik
fisik maupun psikis, peracunan, infeksi, dan penularan.
9) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
10) Menyelanggarakan suhu dan kelembapan udara yang baik
11) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
12) Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.

253
13) Memelihata keserasian antara tenaga kerja, alat kerja , linngkungan
cara dan proses kerjanya.
14) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman, atau barang.
15) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
16) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
17) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang berbahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

Jadi, berdasarkan syarat - syarat keselamatan kerja diatas dapat disimpulkan


bahwa tujuan K3 antara lain sebagai berikut :
1) Untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi - tingginya baik
buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, maupun pekerja - pekerja
bebas.
2) Untuk mencegah dan memberantas penyakit dan kecelakaan -
kecelakaan akibat kerja perlu memelihara dan meningkatkan
kesehatan efisiensi dan daya produktivitas kerja serta meningkatkan
kegairahan dan kenikmatan kerja

Menurut undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, yang


dimaksud dengan tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup
atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang
sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana
terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya baik di darat, di dalam tanah, di
permukaan air, di dalam air maupun di udara yang berada di dalam wilayah
kekuasaan hokum republik indonesia. Kemudian dalam penjelasannya pada
pasal 1 ayat (1), dengan perumusan ini, maka ruang lingkup dari UU tersebut
jelas ditentukan oleh 3 unsur yaitu:
 Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
 Adanya tenaga kerja yang bekerja.
 Adanya bahaya dan resiko kerja yang ada di tempat kerja.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara filosofi adalah suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah

254
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya.
Secara disiplin ilmu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja diartikan sebagai ilmu
dan penerapannya secara teknis dan teknologis untuk melakukan
pencegahan terhadap munculnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
dari setiap pekerjaan yang dilakukan. Secara hukum, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja diartikan sebagai suatu upaya perlindungan agar setiap
tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja senantiasa dalam
keaaan yang sehat dan selamat serta sumbersumber proses produksi dapat
dijalankan secara aman, efisien dan produktif.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan skala prioritas, karena


dalam pelaksanaannya, selain dilandasi oleh peraturan perundang-undangan
tetapi juga dilandasi oleh ilmu-ilmu tertentu, terutama ilmu keteknikan dan ilmu
kedokteran. Adapun tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja antara lain :
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatakan produksi
serta produktivitas nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja.
3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman

3. Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi

Budaya secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki
arti mengerjakan tanah, mengolah, dan memelihara. Sementara menurut The
American Herritage Dictionary mengartikan kebudayaan adalah sebagai suatu
keseluruhan dari pola perilaku yang dikirimkan melalui kehidupan sosial,
seniagama, kelembagaan, dan semua hasil kerja dan pemikiran manusia dari
suatu kelompok manusia. Kemudian “Budaya Kerja”, adalah suatu falsafah
dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat,
kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan yang terwujud sebagai hasil
produktivitas kerja. Dengan demikian budaya kerja memiliki tujuan untuk
mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada agar dapat meningkatkan
produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan
dating.

255
Pemahaman tentang kesehatan kerja yaitu meningkatkan kualitas hidup
tenaga kerja melalui upaya peningkatan kesehatan, pencegahan gangguan
kesehatan atau penyakit yang mungkin dialami oleh tenaga kerja akibat
pekerjaan di tempat kerja. Kemudian keselamatan kerja, yaitu keselamatan
yang berkaitan dengan mesin, alat, bahan dan proses kerja guna menjamin
keselamatan tenaga kerja dan seluruh aset produksi agar terhindar dari
kecelakaan kerja atau kerugian lainnya. Pemahaman tentang kesehatan dan
keselamatan di atas, bila dihubungkan dengan salah satu konsep adanya
Sekolah Menengah Kejuruan yang tamatannya diharapkan bisa langsung
terjun ke dunia industri menerapkan K3 dengan benar, untuk itu perlu
perhatian yang khusus dalam sarana dan prasarana dan dapat di praktikkan
dalam kegiatan belajar mengajar setiap hari.

Falsafah Keselamatan kerja adalah Menjamin keadaan, keutuhan dan


kesempurnaan baik jasmaniah maupun rokhaniah manusia,serta hasil karya
dan budayanya, tertuju pada kesejahteraan manusia khususnya. Guru dan
siswa, karyawan yang dibengkel merupakan komponen yang berhak atas K3,
karena memerlukan kenyamanan dalam bekerja. Keselamatan Dan
Kesehatan kerja merupakan dasar pokok yang harus dilaksanakan di bengkel
sekolah. Pembuatan UU tidak hanya diperuntukkan bagi industri , tetapi ada
jaminan disekolah yang melindungi komponen- komponennya. Di Indonesia
telah ditetapkan beberapa peraturan keselamatan dan kesehatan kerja; antara
lain sebagai berikut:
1) Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
2) Peraturan Menteri No. PER- 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Peraturan-peraturan tersebut ditetapkan bertujuan untuk mencegah dan
mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja. Program keselamatan dan
kesehatan kerja sebaiknya dimulai dari tahap yang paling dasar, yaitu
pembentukan budaya keselamatan dan kesehatan kerja. Dan program
keselamatan dan kesehatan kerja dapat berfungsi dan efektif, apabila
program tersebut dapat terkomunikasikan kepada seluruh lapisan individu
yang terlibat pada proyek konstruksi. Ada fenomena yang menarik yang

256
dimiliki oleh industri konstruksi, yaitu pertama bahwa jasa industri konstruksi
merupakan sebuah industri yang memiliki resiko cukup besar, akan tetapi
dapat diminimalisir dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja
melalui pembentukan budaya kerja yaitu salah satunya budaya keselamatan
dan kesehatan kerja. Kedua, industri konstruksi merupakan sebuah industri
yang tidak sekedar berorientasi pada produk jadi sebagaimana pada industri
lain, akan tetapi berorientasi pada proses. Oleh karenanya dalam proses
tersebut perlu diperhatikan faktor-faktor internal yang mempengaruhi kinerja
lembaga/organisasi berkaitan dengan resiko yang dimiliki.

Pelaksanaan K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan


lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja serta bebas pencemaran lingkungan menuju
peningkatan produktivitas sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang
No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Seperti kita ketahui, bahwa
kecelakaan kerja bukan hanya menimbulkan korban jiwa maupun kerugian
material bagi pekerja dan pengusaha tetapi dapat juga mengganggu proses
produksi secara menyeluruh dan merusak lingkungan yang akhirnya
berdampak kepada masyarakat luas. Karena itu perlu dilakukan upaya yang
nyata untuk mencegah dan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja secara maksimal. Apabila kita lakukan analisis secara
mendalam maka kecelakaan, peledakan, kebakaran dan penyakit akibat kerja
pada umumnya disebabkan tidak dijalankannya syarat-syarat K3 secara baik
dan benar, sehingga tercipta suatu kegiatan kerja yang aman.

Melaksanakan Pekerjaan secara aman sesuai peraturan K3, dimana setiap


Pekerja harus menyadari bahwa dalam bekerja kecelakaan bisa saja terjadi,
untuk itu mereka harus memahami dan mematuhi peraturan K3 dalam
bekerja, seperti; melihat keadaan tempat kerja, alat-alat pelindung diri,
apresiatif terhadap tanda-tanda/slogan-slogan tentang tanda bahaya, dan
setiap pekerja harus mengetahui/mempelajari undang- Undang No. 1 th.
1970 tentang keselamatan kerja. Pencegahan terhadap bahaya dari
kecelakaan kerja diidentifikasi pada latihan kerja dan dilaporkan sesuai
kebijakan perusahaan. Kondisi ditempatkerja agar diperiksa lebih seksama,

257
alat-alat pelindung diri dicek kelayakannya, alat-alat alarm diperiksa
keadaannya, bila ada kerusakan agar dicatat dan dilaporkan segera.

Gambar 16-2: Peralatan P3K

Tanggung jawab keselamatan di industri, jasa konstruksi diketahui dan


diaplikasikan, kebijakan-kebijakan, aturan-aturan yang menyangkut
keselamatan kerja/K3, disosialisasikan, bila terjadi kecelakaan agar segera
ditangani, format-format laporan agar disediakan. Peralatan pemadam
kebakaran dipilih dan dioperasikan secara benar sesuai dengan jenis
kebakaran. Adapun alat-alat pemadam kebakaran seperti; batang pengait,
tanga, pasir,alat hidrant, alat-alat penyembur, harus dipilih dan diperiksa agar
alat-alat tersebut dapat digunakan dengan baik saat terjadi kebakaran.
Prosedur Gawat Darurat dan P3K Diketahui dan Dijalankan bila seseorang
mendapat kecelakaan, atau diserang penyakit yang mendadak dan
berbahaya, maka hendaklah segera panggil dokter atau di bawa ke Rumah
Sakit terdekat, tapi ada baiknya jika kita mengetahui apa yang harus
dikerjakan untuk menolong si sakit bila dokter itu ke betulan sedang tidak ada
atau terlambat datang untuk memberi pertolongan.

258
Salah satau bukti telah dilaksanakannya penerpan K3 di sekolah, dapat dilihat
dari perlengkapan kotak P3K yang telah tersedia. Kotak P3K yang tersedianya
beberapa obat pertolongan pertama pada kecelakaan yang terletatak dalam
suatu kotak khusus, lengkap dengan petunjuk bagaimana cara melakukan
pertolongan pertama pada kecelakaan. Beberpa kelengkapan kotak
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.antara lain, yaitu;
- Plester
- Pembalut berperekat
- Pembalut steril (besar, sedang dan kecil)
- Perban gulung (5 cm dan 8 cm)
- Perban segitiga
- Kain pembalut siku
- Kasa hydrophile
- Kapas pembalut (10 dan 25)
- Pinset
- Gunting
- Peniti
- Salep levertran
- Obat luka anti septic
- Rivanol kompres
- Cutban –a plaster
- Obat gosok
- Minyak urut

4. Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Salah satu upaya dalam mengimplementasikan K3 adalah SMK3 (Sistem


Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja). SMK3 meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses,
dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan,
pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif
penerapan, pencapaian, aman, produktif. SMK3 merupakan upaya integratif

259
yang harus dilakukan tidak hanya dilakukan oleh pihak manajemen tetapi juga
para pekerja yang terlibat langsung dengan pekerjaan.

Implementasi K3 di sekolah, dapat dimulai dengan diperhatikannya dan


diikutkannya K3 sebagai bagian dari kebijakan dari manajemen sekolah. Hal
ini mulai disadari karena dari data kecelakaan kerja yang terjadi juga
mengakibatkan kerugian yang cukup. Manajemen risiko menuntut tidak hanya
keterlibatan pihak manajemen tetapi juga komitmen manajemen dan seluruh
pihak yang terkait. Pada konsep ini, bahaya sebagai sumber kecelakaan kerja
harus harus teridentifikasi, kemudian diadakan perhitungan dan prioritas
terhadap risiko dari bahaya tersebut dan terakhir adalah pengontrolan risiko.
Di tahap pengontrolan risiko, peran guru praktik sangat penting karena
pengontrolan risiko membutuhkan ketersediaan semua sumber daya yang
dimiliki sekolah, karena pihak manajemen sekolah yang sanggup memenuhi
ketersediaan ini.

Gambar 16-3 : Siklus Penerapan K3 di Sekolah

Memahami Kriteria-kriteria penjamin mutu yang ada berbagai upaya telah


dilakukan dalam rangka memasyarakatkan keselamatan dan kesehatan kerja,
salah satunya melalui peningkatan pengetahuan dan pemahaman
masyarakat mengenai berbagai peraturan atau norma-norma keselamatan
dan kesehatan kerja. Peraturan keselamatan dan kesehatan kerja dibuat
untuk dipahami dan dipatuhi terutama oleh para pelaku proses produksi,

260
terhindar dari segala resiko kerja, seperti terjadinya kecelakaan kerja, penyakit
akibat kerja maupun peledakan dan kebakaran. Disetiap perusahaan ada
kebijakan-kebijakan atau peraturan-peraturan yang ditujukan agar dalam
melaksanakan kegiatan dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab,
sehingga terhindar dari segala resiko yang tidak di inginkan bagi keselamatan
dan kesehatan kerja.

5. Alat Pelindung Diri (APD)

Pengertian Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan wajib yang


digunakan saat bekerja sesuai dengan bahaya dan resiko kerja untuk
menjaga keselamatan tenaga kerja itu sendiri maupun orang lain di tempat
kerja. Alat Pelindung diri adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga
kerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari adanya
kemungkinan potensi bahaya atau kecelakaan kerja. Secara teknis APD
tidaklah secara sempurna dapat melindungi tubuh tetapi akan dapat
meminimaliasi tingkat keparahan kecelakaan atau keluhan / penyakit yang
terjadi. Dengan kata lain, meskipun telah menggunakan APD upaya
pencegahan kecelakaan kerja secara teknis, teknologis yang paling utama.

Gambar 16-4 : Penggunaan APD Wajib Sebelum Bekerja

261
Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan
untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi
tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja. APD dipakai apabila usaha
rekayasa dan cara kerja yang aman telah maksimum. Dalam penggunaan
APD masih memiliki beberapa kelemahan seperti; Kemampuan perlindungan
yang tidak sempurna, Tenaga kerja tidak merasa aman, dan Komunikasi
terganggu.

Gambar 16-5 : Kelengkapan Alat Perlindungan Diri (APD)

5.1 APD Bagian Kepala


Beberapa alat pelindung diri pada bagian kepala, dikenal antara lain yaitu;
 Topi pengaman (safety helmet), untuk melindungi kepala dari benturan
atau pukulan benda-benda
 Topi / Tudung, untuk melindungi kepala dari api, uap, debu, kondisi
iklim yang buruk.
 Tutup kepala, untuk melindungi kebersihan kepala dan rambut
 Alat pelindung telinga; Sumbat telinga (ear plug), dan Tutup telinga
(ear muff)

Alat pelindung kepala (Safety Helmet) melindungi kepala dari benda keras,
pukulan dan benturan, terjatuh dan terkena arus listrik. Kemudian melindungi
262
kepala dari kebakaran, korosif, uap-uap, panas atau dingin. Pelindung kepala
untuk penggunaan yang bersifat umum dan pengaman dari tegangan listrik
yang terbatas atau tahan terhadap tegangan listrik tinggi. Perlindungan
terhadap tenaga listrik biasanya terbuat dari logam yang digunakan untuk
pemadam kebakaran. Manfaat alat pelindung kepala (Safety Helmet) adalah
topi untuk melindungi kepala dari zat-zat kimia berbahaya, dari iklim yang
berubah-ubah dan dari bahaya api dan lain-lain.

Sumbat telinga (ear plug) dapat mengurangi intensitas suara 10 s/d 15 dB dan
tutup telinga (ear muff) dapat mengurangi intensitas suara 20 s/d 30 dB.
Sumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi tertentu saja, sedangkan
frekuensi untuk bicara biasanya (komunikasi) tak terganggu. Kelemahan alat
pelindung telinga yaitu tidak tepat ukurannya dengan lobang telinga pemakai,
kadang-kadang lobang telinga kanan tak sama dengan yang kiri bahan
sumbat telinga karet, plastik keras, plastik yang lunak, lilin, kapas.
Penggunanan alat pelindung telinga yang banyak diminati adalah jenis karet
dan plastic lunak, karena bisa menyusaikan bentuk dengan lobang telinga.
Alat pelindung telinga ada beberapa jenis atenuasinya yaitu pada frekuensi
2800–4000 Hz sampai 42 dB (35–45 dB). Untuk frekuensi biasa 25-30 dB.
Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan antara tutup telinga dan sumbat
telinga sehingga dapat atenuasi yang lebih tinggi akan tetapi tak lebih dari 50
dB, karena hantaran suara melalui tulang masih ada.

5.2 APD Bagian Muka dan Mata ( face shield );


Syarat dan ketentuaan pelindung muka dan mata adalah mudah dikenakan
cocok untuk kasus berisiko kecil dan menengah. Bahan pembuat alat
pelindung mata dari plastic, ada beberapa jenis tergantung dari bahan
dasarnya seperti selulosa asetat, akrilik, poli karbonat dan sebagainya.
Contoh Kaca mata biasa (Goggles).

5.3 APD Bagian Pernafasan


Alat perlindungan pernafasan, memberikan perlindungan terhadap sumber-
sumber bahaya seperti kekurangan oksigen dan pencemaran oleh partikel
debu, kabut, asap dan uap logam kemudian pencemaran oleh gas atau uap.

263
Respirator yang sifatnya memurnikan udara, Respirator yang dihubungkan
dengan supply udara bersih, Respirator dengan supply oksigen.

5.4 APD Bagian Pakaian Kerja


Pakaian kerja khusus untuk pekerjaan dengan sumber-sumber bahaya
tertentu seperti; Terhadap radiasi panas, Terhadap radiasi mengion, Terhadap
cairan dan bahan – bahan kimia. Pakaian pelindung dipakai pada tempat kerja
tertentu misalnya Apron (penutup / menahan radiasi), yang berfungsi untuk
menutupi sebagian atau seluruh badan dari panas, percikan api, pada suhu
dingin, cairan kimia, oli, dari gas berbahaya atau beracun, serta dari sinar
radiasi.

5.5 APD Bagian Tali / sabuk Pengaman


Penggunaan bahan ini, berguna untuk melindungi tubuh dari kemungkinan
terjatuh, biasanya digunakan pada pekerjaan konstruksi dan memanjat serta
tempat tertutup atau boiler. Harus dapat menahan beban sebesar 80 Kg.
Jenis penggantung unifilar penggantung berbentuk U. Gabungan
penggantung unifilar dan bentuk U, ada beberapa macam safety harness yaitu
penunjang dada (chest harness), penunjang dada dan punggung (chest waist
harness), penunjang seluruh tubuh (full body harness).

5.6 APD Bagian Sarung Tangan


Fungsinya melindungi tangan dan jari-jari dari api, panas, dingin, radiasi,
listrik, bahan kimia, benturan dan pukulan, lecet dan infeksi. Sarung tangan
merupakan alat pelindung diri yang banyak digunakan, fungsinya untuk
melindungi tangan dari luka lecet, luka teriris, luka terkena bahan kimia dan
terhadap temperature ekstrim. Beberapa perlengkapan sarung tangan
sebagai perlengkapan K3LH, antara lain, yaitu;
a) Kelvar-trated gloves; Untuk melindungi dari kebakaran dan hal-hal
yang tidak menyenangkan ketika tangan terpapar panas secara terus
menerus
b) Metal-mesh gloves; Sering dipakai oleh mereka yang bekerja dengan
pisau dan terhadap benda-benda tajam untuk melindung dari terpotong

264
dan.pukulan dari peralatan mereka sendiri dan dari ketajaman atau
objek yang kasa
c) Rubber gloves;Untuk melindungi dari listrik, sarung tangan karet ini
harus di tes kekutan listriknya
d) Rubber neoprene or viniyl gloves; Digunakan dalam penggunaan
bahan kimia dan korosif
e) Leather gloves; Tahan percikan api, panas yang sedanng, benda kasar
dan objek yang keras dan dilengkapi dengan bantalan terhadap
pukulan. Biasanya dipakai untuk pekerjaan berat
f) Chrome-tanned cowhide leathe; Dengan alat penekan besi yang
melekat pada tapal tangan dan jari untuk pengecoran pada pabrik baja
g) Catton or fabric gloves; Dipakai untuk di tempat-tempat kotor,
memotong atau melindungi luka. Tidak terlalu berat untuk digunakan
terhadap yang kasar, tajam atau material berat
h) Coated fabric gloves; Melindungi dari konsentrasi kimia yang sedang
direkomendasi untuk pengalengan, pengepakan, penanganan
makanan, indusrti yang sejenis.

5.7 APD Bagian Pelindung kaki


Fungsinya untuk melidungi kaki dari tertimpah benda-benda berat, terbakar
karena logam cair, bahan kimia, tergelincir, tertusuk. Sepatu keselamatan
kerja dipergunakan untuk melindungi kaki dari bahaya kejatuhan benda-benda
berat, percikan cairan, dan tertusuk oleh benda-benda tajam. Menurut jenis
pekerjaan sepatu keselamatan terdapat bberapa jenis, antara lain yaitu;
a) Sepatu dengan logam atau baja, sepatu boot, dan jenis lainnya yang
mampu digunakan dimana dapat terjadi kebakaran dan bahaya
peledakan.
b) Sepatu buruh atau tipe sepatu jalan, digunakan untuk melindungi
pekerja dari percikan, lelehan metal atau logam yang berasal dari
pengelasan atau bunga api.

265
c) Sepatu penguat bagian dalamnya memiliki sol metal yang fleksibel dan
di rancang menonjol pada jari-jarinya, tetapi kemungkinan akan kontak
dengan energi listrik namun dapat diperkecil. Untuk kondisi basah
sepatu kulit dengan paduan kayu cendana, sangat efektif dan dapat
memberikan pelindungan yang baik dalam bekerja dan dibutuhkan
ketika berjalan di permukaan panas. Sepatu ini digunakan secara luas
dalam pekerjaan aspal panas. Sepatu keselamatan dengan pelindung
metatarsal, selalu digunakan dalam opersi material berat. Juga untuk
menjaga kemungkinan bila ada denda jatuh dan menimpa jari kaki
bagian atas. Pelindung metal ini sangat cukup melindungi kaki sampai
pergelanagan kaki. Sepatu boot keselamatan yaitu sepatu yang
dilengkapi dengan nonferrous yang akan mereduksi kemungkinan
adanya gesekan dari pecahan ketika dilokasi dengan bahaya ledakan
api.
d) Sepatu buruh atau tipe sepatu jalan, digunakan untuk melindungi
pekerja dari percikan, lelehan metal atau logam yang berasal dari
pengelasan atau bunga api.

Gambar 16-6 : Penggunaan APD

266
Dalam penggunaannya APD memiliki syarat – syarat anatra lain, sebagai
berikut;
1) Enak dipakai
2) Tidak mengganggu
3) Memberikan perlindungan yang efektif sesuai dengan jenis bahaya
tempat kerja

Pemeliharaan APD, Secara umum pemeliharaan APD dapat dilakukan antara


lain dengan :
1) Menyimpan dengan benar alat pelindung diri
2) Mencuci dengan air sabun, kemudian dibilas dengan air secukupnya.
Terutama untuk helm, kaca mata, sepatu kerja, pakaian kerja, sarung
tangan kain/kulit/karet.
3) Menjemur Di bawah sinar matahari untuk menghilangkan bau,
terutama pada sepatu dan helm.

Penyimpanan APD, Untuk menjaga daya guna dari APD, hendaknya disimpan
ditempat khusus sehingga terbebas dari debu, kotoran, gas beracun, dan
gigitan serangga/binatang. Tempat tersebut hendaknya kering dan mudah
dalam pengambilannya.

C. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

APAR atau alat pemadam api ringan yaitu peralatan portabel yang dapat
dibawa dan dioperasikan dengan tangan, berisi bahan pemadam bertekanann
yang dapat disemprotkan dengan tujuan memadamkan api. Jika anda masih
bingung alat ini sering berada di berbagai kantor, laboratorium dan pusat
perbelanjaan. Untuk seiap sekolah apakah itu ruangan kelas, ruangan guru
terutama begkel atau laboratorium wajib memiliki APAR. Peristiwa kebakaran
adalah peristiwa yang paling menakutkan. Kebakaran dapat menimbulkan
kehilangan harta benda, kematian dan kecelakaan. Kebakaran merupakan
satu peristiwa yang tidak terjadi begitu saja, sudah pasti ada penyebabnya.

267
Beberapa type atau jenis alat pemadam api ringan (APAR) antara ain, yaitu;
a) Jenis cairan, untuk kayu kertas dan tekstil
b) Jenis busa, untuk penggunaan terbatas pada kayu kertas dan tekstil
c) Jenis tepung kering, untuk kayu kertas, tekstil, karet dan plastik.
d) Jenis gas (hydrocarbon berhalogen dsb), untuk penggunaan terbatas pada
sentral telepon, transformator yang tidak berada diruang tertutup dan
terdapat banyak personil.

Gambar 16-7: APAR Jenis Gas

Di sekolah, terutama di bengkel atau di laboratorium atau tempat-tempat kerja


perlu dipasang APAR, minimal 1 (satu) buah APAR, seperti::
a) Tempat penyimpanan bahan – bahan yang mudah terbakar.
b) Tempat pengelasan.
c) Di setiap tingkat / lantai gedung yang sedang dibangun, dimana terdapat
barang-barang atau alat-alat yang mudah terbakar.

Pedoman penempatan dan penerpana APAR, seperti Memberikan pelatihan


kepada petugas pemadam kebakaran di area kerja cara penggunaan APAR
sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat. Kemudian menempatkan APAR
pada lokasi yang mudah dijangkau oleh pegawai/pekerja. Untuk tempat kerja
yang berdebu dan berpartikel logam, APAR harus diletakkan minimal pada
jarak 15 m. Beberpa pedomana dalam penerpan APAR di Sekolah atau
gedung, anatara lain;

268
a) Setiap guru/siswa/pegawai harus mengetahui lokasi APAR yang
terdekat dan cara penggunaannya.
b) Cara penggunaan APAR
c) Melakukan pemeriksaan visual APAR secara periodik untuk
memastikan APAR tetap penuh dan dalam kondisi siap pakai, bila
ditemukan ada APAR yang rusak harus segera segera diganti dan
tabung yang sudah berkurang isinya sesuai dial (alat petunjuk) yang
terpasang di APAR harus segera diisi ulang.
d) APAR harus selalu dijaga dan dirawat dengan baik agar tetap
berfungsi.
e) Personil yang terlatih dan tahu cara menggunakan APAR harus selalu
siap di tempat selama jam kerja.
f) Alat pemadam kebakaran yang berisi chlorinated hydrocarbon atau
tetroclorida tidak boleh digunakan didalam ruangan atau di tempat
yang terbatas (confined space).
g) Tidak diperkenankan memindahkan APAR, kecuali sedang digunakan.

Berikut ini dapat dilihat PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN


TRANSMIGRASI NO: PER.04/MEN/1980 TENTANG SYARAT-SYARAT
PEMASANGAN DAN PEMELIHARAN ALAT PEMADAM API RINGAN.

269
BAB I KETERANGAN UMUM
Pasal 1:
(1) Alat pemadam api ringan ialah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh
satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran.
(2) Menteri ialah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
(3) Pegawai pengawas ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dari luar
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang ditunjuk oleh Menteri.
(4) Ahli keselamatan kerja ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang ditunjuk oleh Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk mengawasi ditaatinya peraturan ini.
(5) Pengurus ialah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung suatu
tempat kerja atau bagian yang berdiri sendiri.

270
BAB II PEMASANGAN
Pasal 4:
(6) Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan
pada posisiyang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil
serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan.
(7) Pemberian tanda pemasangan tersebut ayat (1) harus sesuai dengan
lampiran I.
(8) Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut ayat (1) adalah 125 cm
dari dasar lantai tepat diatas satu atau kelompok alat pemadam api ringan
bersangkutan.
(9) Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus sesuai
dengan jenis dan penggolongan kebakaran seperti tersebut dalam
lampiran 2.
(10) Penempatan tersebut ayat (1) antara alat pemadam api yang satu dengan
lainnya atau kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter,
kecuali ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan
Kerja.
(11) Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah.

BAB III PEMEIHARAAN


Pasal 11:
(1) Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2 (dua) kali dalam
setahun, yaitu: a. pemeriksaan dalam jangka 6 (enam) bulan; b.
pemeriksaan dalam jangka 12 (dua belas) bulan;
(2) Cacat pada alat perlengkapan pemadam api ringan yang ditemui waktu
pemeriksaan, harus segera diperbaiki atau alat tersebut segera diganti
dengan yang tidak cacat.

Demikian bunyi kutipan Peraturan Meneteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi


No. Per.04/MEN/1980, tentang syarat-syarat pemsangan dan pemeliharaan
alat pemdama kebakran.

271
1. Mengenal Jenis Kebakaran dan Bahan Pemadam Kebakaran.
Menurut penggolongannya jenis kebakaran ada 3 macam, yaitu: Kelas A,
Kelas B, dan Kelas C.

1.1 Kebakaran Kelas A


Jenis kebakaran kelas A adalah kebakaran yang disebabkan oleh kayu,
kain dan kertas. Untuk memadamkam kebakaran kelas A maka ada
beberapa zat pemadam yang cocok digunakan antara lain:
a) Air
b) Soda asam (soda acid)
c) Tekanan gas (gas pressure)
d) Tekanan udara (stored air pressure)
e) Racun api (Fire Extinguisher)

1.2 Kebakaran Kelas B


Kebakaran kelas B adalah kebakaran yang terjadi akibat cairan yang
mudah terbakar, seperti: bensin, oli, solar, minyak tanah, tiner dan pelarut
lainnya. Untuk mencegah agar tidak terjadi kebakaran maka tutuplah
semua tangki bahan bakar, botol minyak, kaleng cat dan jauhkan dari
sumber api/panas.Untuk memadamkan kebakaran kelas B pakailah dry
powder dan gas carbon dioxide (CO2). Foam extenguisher (busa) paling
tepat dipakai untuk memadamkan kebakaran kelas B.

1.3 Kebakaran Kelas C


Kebakaran kelas C adalah kebakaran yang ditimbulkan oleh alat-alat
listrik, misalnya: motor listrik, generator listrik, kabel, kotak kontrol dan
peralatan elektronik. Kebakaran kelas C dapat dipadamkan dengan cairan
Bromochioro Diflourometane (BCF) atau Dry Powder dan CO2.

D. Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup, sering disebut sebagai lingkungan, adalah istilah yang


dapat mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di
Bumi atau bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur

272
tangan manusia yang berlebihan. Lawan dari lingkungan hidup adalah
lingkungan buatan, yang mencakup wilayah dan komponen-komponennya
yang banyak dipengaruhi oleh manusia. Pencemaran, menurut SK Menteri
Kependudukan Lingkungan Hidup No 02/MENKLH/1988, adalah masuk atau
dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam
air/udara, dan/atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan
manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/udara menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai


aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian
terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan.
Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau
bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan
terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya.
Pada saat ini, pencemaran terhadap lingkungan berlangsung di mana-mana
dengan laju yang sangat cepat. Sekarang ini beban pencemaran dalam
lingkungan sudah semakin berat dengan masuknya limbah industri dari
berbagai bahan kimia termasuk logam berat. Pencemaran lingkungan dapat
dikategorikan menjadi:
 Pencemaran air
 Pencemaran udara
 Pencemaran tanah
Sumber Daya Alam (biasa disingkat SDA) adalah potensi sumber daya yang
terkandung dalam bumi, air dan udara yang dapat didayagunakan untuk
memenuhi kebutuhan manusia dan kepentingan pertahanan negara. SDA
dibagi menjadi dua, yaitu,SDA yang dapat diperbaharui dan SDA yang tidak
dapat diperbaharui.
1. SDA yang dapat diperbaharui meliputi air, tanah, tumbuhan dan
hewan. SDA ini harus kita jaga kelestariannya agar tidak merusak
keseimbangan ekosistem.
2. SDA yang tidak dapat diperbaharui itu contohnya barang tambang
yang ada di dalam perut bumi seperti minyak bumi, batu bara,
timah dan nikel. Kita harus menggunakan SDA ini seefisien

273
mungkin. Sebab, seperti batu bara, baru akan terbentuk kembali
setelah jutaan tahun kemudian.
SDA juga dapat dibagi menjadi dua yaitu SDA hayati' dan SDA non-hayati.
SDA hayati adalah SDA yang berasal dari makhluk hidup (biotik). Seperti:
hasil pertanian, perkebunan, pertambakan dan perikanan. SDA non-hayati
adalah SDA yang berasal dari makhluk tak hidup (abiotik). Seperti: air, tanah,
barang-barang tambang.

1. Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,


keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Upaya pengelolaan
lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup adalah
pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan atau kegiatan yang
berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan Pasal 1 angka
(2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) adalah upaya sistematis dan
terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan
mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang
meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan,
pengawasan, dan penegakan hukum. Pengendalian dampak lingkungan hidup
merupakan upaya untuk melakukan tindakan pengawasan terhadap suatu
aktivitas yang dilakukan oleh setiap orang terutama perusahaan-perusahaan
yang menimbulkan dampak besar tehadap lingkungan. Dalam hal ini dampak
lingkungan hidup diartikan sebagai pengaruh perubahan pada lingkungan
hidup yng diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan.

Upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup menjadi kewajiban


bagi negara, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan dalam
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan agar lingkungan hidup Indonesia

274
dapat tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat Indonesia serta
makhluk hidup lain. Ketentuan Pasal 1 angka (3) Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
menetapkan bahwa pembangunan berkelanjutan sebagai upaya sadar dan
terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke
dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup
serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi
masa kini dan generasi masa depan.

Pengelolaan lingkungan hidup memberikan kemanfaatan ekonomi, sosial, dan


budaya serta perlu dilakukan berdasarkan prinsip kehati-hatian, demokrasi
lingkungan, desentralisasi, serta pengakuan dan penghargaan terhadap
kearifan lokal dan kearifan lingkungan, sehingga lingkungan hidup Indonesia
harus dilindungi dan dikelola dengan baik berdasarkan asas tanggung jawab
negara, asas keberlanjutan, dan asas keadilan.

Untuk mewujudkan kualitas lingkungan hidup yang lebih baik, diperlukan


adanya fungsi pengawasan, pemantauan dan penyidikan. Pengawasan dan
penyidikan merupakan salah satu komponen penting dalam penegakan
hukum baik hukum administrasi, perdata maupun pidana. Dalam
melaksanakan pengawasan dan pemantauan kualitas lingkungan hidup di
daerah, Pemerintah Indonesia memiliki Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup
Daerah yang disingkat dengan (PPLHD) seperti yang diamanatkan dalam
Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Nomor 32
Tahun 2009 bahwa dalam melaksanakan pengawasan, Menteri, Gubernur,
atau Bupati/Walikota menetapkan pejabat pengawas lingkungan hidup yang
merupakan pejabat fungsional. Peranan, fungsi dan kedudukan serta
kewenangan PPLHD dimaksud lebih dipertegas lagi dengan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 58 Tahun 2002 tentang Tata
Kerja Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup di Provinsi/Kabupaten/Kota.

275
2. Pengelolaan Lingkungan Hidup Sekolah

Kita hidup di dunia, sangat tergantung pada lingkungan hidup, manusia akan
musnah jika lingkungan hidupnya rusak, yaitu tidak dapat lagi menjalankan
fungsinya dalam mendukung kehidupan. Dilain pihak, manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya melakukan ekplorasi dan eksploitasi sumber
daya alam, dan eksploitasi yang berlebihan akan mengakibatkan merosotnya
daya dukung alam. Manusia slalu menggali potensi sumber daya alam,
dikarenakan kebutuhan yang terus berkembang, baik jenis maupun
jumlahnya, sedangkan penyediaan sumber daya alam terbatas. Disisi lain
dalam proses penyediaan barang kebutuhan manusia juga akan dihasilkan
limbah, limbah yang dihasilkan menjadi beban bagi lingkungan jumlah limbah
yang semakin besar yang tidak terdegradasi akan menimbulkan masalah baru
bagi manusia, sepeti timbulnya pencemaran.

Sekol salah satu media lingkungan hidup, sekolah adalah lingkungan


kehidupan siswa sehari-hari, bila lingkungan sekolah dapat ditata dan dikelola
dengan baik, maka akan menjadi wahana efektif untuk membentuk perilaku
peduli lingkungan pada siswa. Sekolah bisa menjadi pelopor gaya hidup yang
ramah lingkungan karena sekolah mampu mengajarkan siswanya bagaimana
menjalani kehidupan meskipun dengan cara yang sederhana. Jika pada
sebuah sekolah menegha kejuruan, dengan jumlah siswa dan guru yang
mencapai ratusan, maka sangat banyak dari mereka yang menggunakan air
di toilet, maupun kertas di setiap harinya. Untuk itu, perlunya ditanamkan
semangat untuk menyelamatkan lingkungan sejak dini kepada anak didik,
tentunya penggunaan energi serta berbagai sumber daya dapat dioptimalkan.
Misalnya, menghemat penggunaan air, tidak boros listrik, serta mengurangi
sampah plastik dan kertas.

2.1 Konsep Green School

Konsep "Green school”, adalah konsep yang mengajak seluruh warga


sekolah untuk membentuk gaya hidup agar lebih peduli dan melestarikan
lingkungan, demikian salah satu konsep implementasi pengelolaan lingkungan

276
hidup di sekolah. Saat ini pengelolaan lingkungan hidup di sekolah dikenal
dengan konsep green school, bila diartikan pemahaman makna kalimat green
school, dengan mudah kita sebut adalah sekolah hijau, tapi pengertian itu
bukan hanya tampilan fisik sekolah menjadi hijau. Konsep green school,
membawa wujud sekolah yang memiliki porgram dan aktifitas pendidikan
mengarah kepada kesadaran dan kearifan terhadap lingkungan hidup.
Konsep “sekolah hijau” adalah sutau metoda pendekatan agar sekolah yang
memiliki komitmen dan secara sistimatis mengembangkan program, program
untuk implementasi nilai-nilai lingkungan ke dalam seluruh aktifitas sekolah.
Penyusunan program sekolah menggunakan konsep Green School, adalah
program pengembangan sekolah yang terintegrasi ke dalam pengembangan
kurikulum berwawasan lingkungan dan pendidikan berbasis komunitas
terwadai dalam program kurikuler dan ektra kurikuler. Sedangkan
pengembangan kawasan sekolah dan pengembangan sistem pendukung
yang ramah lingkungan termasuk dalam program pengelolaan lingkungan fisik
serta fasilitas. Selanjutnya pengembangan lingkungan sosial/lingkungan kerja
merupakan bagian dari pengembangan manajemen sekolah

Di sekolah, proses pembelajaran mengarah pada upaya pembentukan


perilaku siswa yang peduli lingkungan melalui model pembelajaran yang
aplikatif dan menyentuh kehidupan sehari-hari. Sementara itu, lingkungan
sekolah dijadikan wahana pembiasaan perilaku peduli lingkungan sehari-hari.
Seluruh aspek menuju pada satu tujuan yaitu internalisasi atau pembiasaan
perilaku peduli lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Penyusunan program
sekolah hijau ini dilakukan secara holistik dengan mengaitkan seluruh
program yang ada di sekolah. Potensi internal sekolah seperti ketersediaan
lahan, sumber daya air, energi, tradisi masyarakat sekitar, dan ekosistemnya
merupakan objek pengembangan dalam konsep sekolah hijau.

Lingkungan fisik sekolah di tata secara rapi, manis, hijau dan ekologis
sehingga menjadi wahana pembelajaran bagi seluruh waga sekolah untuk
bersikap arif dan berperilaku ramah lingkungan. Program pendidikan dikemas
secara partisipatif penuh, percaya pada kekuatan kelompok, mengaktifkan
dan menyeimbangkan rasa, pikiran dan kekuatan yang nyata sehingga tiap

277
individu di sekolah bisa merasakan nilai budaya lingkungan, yang nyaman dan
tenteram, ibarat kita berjalan di sebuah kebun yang rindag, penuh kehijauan
dan kesejukan. Secara konsep seluruh unsur yang ada di sekolah, diajak
secara bersama-sama melahirkan tujuan dan visi bersama dengan
memahami apa yang menjadi penting, menemukan dan mengapresiasi apa
yang telah ada dan tentunya itu yang terbaik. Sehingga makna green school
terbentuk dan masing-masing pihak dapat berbuat untuk menciptakan
kualiatas lingkungan sekolah yang kondusif, ekologis, lestari secara nyata dan
berkelanjutan , tentunya dengan cara-cara yang simpatik, kreatif, inovatif
dengan menganut nilai-nilai dan kearifan budaya lokal.

Sekolah diharapkan mampu menerapkan berbagai program berkenaan


dengan lingkungan hidup yang dapat meningkatkan rasa tanggung jawab
serta kepedulian siswa terhadap lingkungan. Program Green School atau
Sekolah Hijau, di mana program ini menawarkan lingkungan yang sehat,
santai, dan aman. Peran aktif siswa SMK dalam implemetasi program green
school mengajak siswa mempunyai gaya hidup yang ramah lingkungan di
sekolah, seperti;
1) Siswa/i diajak melakukan hidup sederhana
2) Menggunakan air hemat, di kamar mandi atau di taman
3) Menyenangi hidup dengan cara bertanam pohon di lingkungan seolah
4) Hemat menggunakan energi, ruangan yang telah cukup penerangan tidak
perlu pakai listrik
5) Membuang sampah yang benar, dan mengenal jenis-jenis sampah,
sampah organik dan nonorganik?
6) Siswa dilarang melakukan corat-coret, meja, ruangan, km/wc, dan bahkan
tas sekolah sendiri.
7) Kebersihan kelas atau halaman sekoah
8) Dan lain-lain. .

Pembentukan sikap yang baik di sekolah, sepeti kebiasan di atas, akan


menjadikan budaya yang baik bagi setiap individu siswa, dan membawanya
ke lingkungan hidup sehari-hari. Sikap atau attitude hidup dengan menghargai
budaya lingkungan sekolah akan mencerminkan perasaan siswa terhadap

278
budaya lingkungan hijau. Sikap ini merupakan keteraturan dalam hal
perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi)
seseorang terhadap suatu aspek lingkungan di sekitarnya.

Pada program Green School, dalam menumbuhkan sikap peduli lingkungan


melalui proses pembelajaran dan pembiasaan menjadi penting dan strategis.
Di sekolah, proses pembelajaran mengarah pada upaya pembentukan
perilaku siswa yang peduli lingkungan melalui model pembelajaran yang
aplikatif dan menyentuh kehidupan sehari-hari. Sementara itu, lingkungan
sekolah dijadikan wahana pembiasaan perilaku peduli lingkungan sehari-hari.
Dengan demikian, kedua aspek tadi, menuju pada satu tujuan yaitu
internalisasi atau pembiasaan perilaku peduli lingkungan dalam kehidupan
sehari-hari.

Sekolah merupakan salah lembaga pendidikan yang tentunya mempunyai


peran dan tanggung jawab untuk mendidik siswa/I dan warga sekolahnya
untuk berprilaku positif terhadap lingkungan, menjaga ekosistem lingkungan
seperti menanam pohon-pohon, bunga, menjaga kebersihan lingkungan
dengan tidak membuang sampah sembarangan serta memilah dan mengolah
sampah sesuai dengan katagorinya. Untuk melakukan hal-hal diatas tidaklah
mudah, harus di mulai dari visi dan misi sekolah dan program sekolah, selain
itu yang terpenting adalah adanya komitmen dan konsisten dalam
menjalankan komitmen dari manajemen dan warga sekolah, kesadaran akan
ancaman terhadap lingkungan yang tinggi akan berdampak positif terhadap
keterlaksanaan program berwawasan lingkungan.

Seluruh masyarakat sekolah, guru, murid dan perangkat sekolah dapat


menerapkan konsep sekolah hijau yang harus diikuti bersama. Tentunya pula
hal ini dibarengi dengan adanya infrastruktur dan fasilitas yang mendukung
terciptanya sekolah ramah lingkungan. Namun, hal ini tidak perlu dipersulit, ini
masalah kebiasaan, banyak cara yang bisa dikembangkan untuk membuat
lingkungan sekolah menjadi hijau, misalnya dengan pembuatan lubang
biopori, adanya bank sampah, hingga pelatihan pembuatan bahan daur ulang
sampah. Jadi, aspek-aspek pendidikan karakter dapat langsung diterapkan di

279
dalam keseharian siswa di sekolah tanpa harus dijejali dengan ragam teori.
Sejatinya, menjaga lingkungan harus dilaksanakan oleh setiap individu tanpa
menunggu waktu, alias sekarang juga. Hal lainnya, pihak pengurus sekolah
dapat menyusun dan memetakan konsep: mau dibuat bagaimana agar
sekolah bisa disebut sekolah ramah lingkungan?.

3. Pengenalan Limbah

Banyak kegiatan Sekolah Menengah Kejuruan menghasilkan limbah, limbah


tersebut sering kali dibuang ke lingkungan, sementara jumlah limbah yang
dihasilkan terus meningkat. Berdasarkan PPNo. 18/1999 Jo.PP
85/1999, “Limbah” didefinisikan sebagai sisa/buangan dari suatu usaha dan
atau kegiatan manusia. Seiring dengan pertambahan penduduk dan kemajuan
teknologi serta perekonomian, jumlah atau konsentrasi limbah yang dibuang
kelingkungan dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan itu sendiri.
UU RI No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungn hidup
mendefinisikan “Baku Mutu Lingkungan” sebagai ukuran batas atau kadar
makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan atau
unsur pencemar yang ditenggang keberadaanya dalam suatu sumber daya
tertentu sebagai unsur lingkungan hidup.Dengan kata lain,baku mutu
lingkungan adalah ambang batas/batas maksimum suatu zat atau komponen
yang diperbolehkan berada dilingkungan agar tidak menimbulkan dampak
negatif
Berikut ini pengelompokan limbah, yang didasarkan jenis senyawa:
1) Limbah Organik; Limbah organik merupakan limbah yang memiliki unsur
hidrokarbon (hidrogen dan karbon) yang mudah diuraikan oleh
mikroorganisme. Contoh: Jasad Makhluk hidup, sisa makanan, kertas,
kotoran hewan. Limbah organik yang mudah membusuk dapat
dimanfaatkan kembali dengan cara dijadikan kompos. Kompos dapat
dimanfatkan sebagai pupuk/penyubur tanaman. Pembuatan kompos dari
limbah organik dapat menjadi salah satu solusi untuk menangani limbah
organik.
2) Limbah Anorganik; Limbah anorganik merupakan limbah yang tidak
memiliki unsur hidrokarbon (hidrogen dan karbon) dan sulit diuraikan oleh

280
mikroorganisme. Contoh: plastik, karet, besi, kaleng bekas, pecahan kaca.
Limbah anorganik tidak dapat dibiarkan begitu saja karena sulit diuraikan
secara alami oleh mikroorganisme, untuk itu limbah anorganik dapat
didaur ulang menjadi produk-produk yang dapat digunakan kembali oleh
manusia, seperti kaleng almunium didaur ulang menjadi kaleng almunium
kembali atau kertas bekas didaur ulang menjadi kertas siap pakai lagi.
Salah satu cara agar pemanfaatan limbah dapat dilakukan dengan efektif
dan efisien adalah dengan memilah limbah tersebut saat dibuang

Berikut ini pengelompokan limbah, yang didasarkan wujud:


1) Limbah Berwujud Cair; Limbah cair adalah segala jenis limbah yang
berwujud cairan, berupa air beserta bahan-bahan buangan lain yang
tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air.
2) Limbah cair dapat diklasifikasikan dalam 4 kelompok, yaitu:
a) Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah cair hasil
buangan darri perumahan (rumah tangga), bangunan, perdagangan,
perkantoran, dan sarana jenis. Contoh : Air detergen sisa cucian, air
sabun, dan air tinja.
b) Limbah cair industri (Industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil
buangan industri. Contoh: air sisa cucian daging, buah, atau sayur dari
industri pengolahan makanan dan dari sisa pewarnaan kain/bahan dari
industri tekstil.
c) Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang
berasal dari berbagai sumber yang memasukisaluran pembuangan
limbah cair melalui rembesan kedalam tanah atau melalui luapan dari
permukan.
d) Contoh: halaman, Air buangan dri talng atap, pendingin ruangan (AC),
halaman, bangunan perdagangan industri, serta pertanian atau
perkebunan.
e) Air Hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air
hujan diatas permukaan tanah. Aliran air hujan dipermukaan tanah
dapat melewati dan membawa partikel-partikel buangan padat atau
cair sehingga dapat disebut limbah cair.

281
Berikut ini pengelompokan limbah, yang didasarkan wujud Padat:
Limbah padat merupakan salah satu limbah yang paling banyak terdapat
dilingkungan Biasanya limbah padat disebut sampah, Limbah padat di
klasifikasikan menjadi 6 kelompok :
1) Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah,
berupa bahan-bahan organik yang mudah membusuk atau terurai
mikroorganisme.
a) Contoh : sisa dapur, sisa makanan, sampah sayuran, kulit buah-buahan.
2) Sampah anorganik dn organik tak membusuk (Rubbish), yaitu limbah
padat anorganik atau organik cukup kering yang sulit terurai oleh
mikroorganisme, sehingga sulit membusuk.
b) Contoh: Selulosa, kertas, plastik, kaca, logam.
3) Sampah Abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil
pembakaran. Sampah ini mudah terbawa angin karena ringan dan tidak
mudah membusuk.
4) Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang berupa
bangkai binatang, seperti tikus, ikan dan binatang ternak yang mati.
5) Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan
jalanan yang berisi berbagai sampah yang tersebar di jalanan, sperti
dedaunan, kertas dan plastik.
6) Sampah Industri (Industrial waste), yaitu semua limbah padat yang bersal
daribuangan industri. Komposisi sampah ini tergantung dari jenis
industrinya.

Berikut ini pengelompokan limbah, yang didasarkan wujud Gas:


Limbah gas biasanya dibuang keudara. Di udar,terkandung unsur-unsur kimia
seperti O2,N2,NO2,Co2,H2, dan lain-lain. Penambahan gas keudara yang
melampaui kandungan udara alami akan menurunkan kualitas udara.

Tabel : Beberapa macam limbah gas yang umumnya ada diudara

282
No. Jenis Keterangan
1. Karbon monoksida(CO) Gas tidak berwarna, tidak berbau
2. Karbon dioksida (CO2) Gas tidak berwarna, tidak berbau
3. Nitrogen Oksida (NOx) Gas berwarna dan berbau
4. Sulfur Oksida (SOx) Gas tidak berwarna dan berbau
tajam
5. Asam klorida (HCl) Berupa uap
6. Amonia (NH3) Gas tidak berwarna, berbau
7. Metan (CH4) Gas berbau
8. Hidrogen fluor ida (HF) Gas tidak berwarna
9. Nitrogen Sulida (NS) Gas berbau
10. Klorin (Cl2) Gas berbau

Limbah gas yang dibuang keudara biasanya mengandung partikel-partikel


bahan padatan atau cairan yang berukuran sangat kecil dan ringan sehingga
tersuspensi dengan gas-gas tersebut. Bahan padatan dan cairan tersebut
disebut sebagai materi partikulat.

Berikut ini pengelompokan limbah, yang didasarkan wujud Suara:


Yaitu, Limbah yang berupa gelombang bunyi yang merambat diudara. Limbah
suara dapat dihasilkan dari mesin kendaraan, mesin-mesin pabrik, peralatan
elektronikdan sumber-sumber yang lainnya.

Berikut ini pengelompokan limbah, yang didasarkan sumber:


1) Limbah Domestik; Adalah limbah yang berasal dari kegiatan
pemukiman penduduk (rumah tangga) dan kegiatan usaha
seperti pasar, restoran, dan gedung perkantoran.Contoh : sisa
makanan, kertas, kaleng, plastik, air sabun, detergen, tinja.
2) Limbah Industri; Adalah limbah buangan hasil industri,jenis
limbah yang di haasilkan tergantung pada jenis industri. Contoh:
Limbah organik cair atau padat akan banyak dihasilkan oleh
industri pengolahan makanan, sedangkan limbah anorganik

283
seperti logam berat dihasilkan oleh industri tekstil, Industri yang
melakukan proses pembakaran menghasilkan limbah gas.
3) Limbah Pertanian; Adalah limbah yang beraasal dari limbah pertanian,
limbah ini biasanya berupa senyawa-senyawa anorganik dari bahan
kimia yang digunakan untuk kegiatan pertanian. Contoh: Pupuk,
pestisida, sisa-sisa tumbuhan.
4) Limbah Pertambangan; Adalah limbah yang berasal dari kegi kegiatan
pertambangan. Kandungan limbah ini terutama berupa material
tambang. Contoh: Logam atau batuan.

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


Menurut PP RI No. 18/1999 tentang pengolahan limbah bahan berbahaya dan
beracun adalah sisa suatu kegiatan yang mengandung bahan berrbahaya dan
beracun, yang karena sifat dan atau konsentrasinya, baik secara langsung
maupun tak langsung merusak lingkungan hidup, kesehatan maupun
manusia. Limbah B3 dapat diklasifikasikan sebagai zat bahan yang
mengandung satu atau lebih senyawa:
 Mudah meledak (explosive)
 Pengoksidasi (oxidizing)
 Amat sangat mudah terbakar (extremely flammable)
 Sangat mudah terbakar (highly flammable)
 Mudah terbakar (flammable)
 Amat sangat beracun (extremely toxic)
 Sangat beracun (highly toxic)
 Beracun (moderately toxic)
 Berbahaya (harmful)
 Korosif (corrosive)
 Bersifat mengiritasi (irritant)
 Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)
 Karsinogenik/dapat menyebabkan kanker (carcinogenic)
 Teratogenik/dapat menyebabkan kecacatan janin (teratogenic)
 Mutagenik/dapat menyebabkan mutasi (mutagenic)

284
 Zat atau bahan tersebut diatas diklasifikasikan sebagai limbah
B3 karena memenuhi satau atau lebih karakteristik limbah B3
berikut:
 Limbah mudah meledak, yaitu limbah yang pada suhu dan
tekanan standar (250 C, 760 mmHg) dapat meledak dan atau
fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi
yang dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya.
 Limbah mudah terbakar, yaitu limbah yang mempunyai salah atu
sifat berikut:
o Limbah berupa cairan yang mengandung alkohol yang
mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan atau
pada titik nyala tidak lebih dari 400C (1400F) akan
menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api,
atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg.
o Limbah bukan berupa cairan, yang pada temperatur dan
tekanan standar (250C, 760mmHg) dapat mudah
menyebabkan kebakaran melalui gesekan, penyerapan
uap air, atau perubahan kimia secara spontan dan apabila
terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus
menerus.
o Merupakan limbah yang bertekanan yang mudah
terbakar.
o Merupakan limbah pengoksidasi.
 v Limbah yang bersifat reaktif, yaitu limbah yang mempunyai
salah satu sifat berikut:
 Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat
menyebabkan perubahan tanpa peledakan.
 Limbah yang dapat bereaksi hebat dengan air.
 Limbah yang apabila bercampur dengan air berpotensi
menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap, atau asap
beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan
manusia dan lingkungan.Merupakan limbah sianida, sulfida, atau
285
amonia yang pada kondisi pH antara 2 dan 12,5 dapat
menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang
membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
 Limbah yang mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan
tekanan standar (250C, 760mmHg).
 Limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepas atau
menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak
stabil dalam suhu tinggi.
 Limbah beracun, yaitu limbah yang mengandung pencemar yang
bersifat racun bagi manusia atau lingkungan yang dapat
menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk
kedalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.
 Limbah yang menyebabkan infeksi, yaitu limbah kedokteran,
limbah dari laboratorium atau limbah lainnya yang terinfeksi
kuman penyakit yang dapat menular.
 Limbah bersifat korosif, yaitu limbah yang mempunyai salah satu
sifat berikut:
− Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit.
− Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja .
− Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah
bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk
bersifat basa.
 Berbagai produk yang dapat menjadi limbah B3, yaitu:
− Produk Automotif, contoh: bahan bakar, oli kendaraan,
aki, dan pembersih kendaraan.
− Produk untuk pemeliharaan rumah, contoh: cat, pewarna,
pengencer cat.
− Pestisida, contoh: insektisida, racun tikus dan kamper.
− Pembersih rumah, contoh: pembersih lantai, pemutih,
pengkilap oven
− Produk lainnya, contoh: baterai, kosmetik, dan pemoles
sepatu
286
1. Penerapan budaya K3, apa saja dampak atau manfaatnya,
jelaskan !
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sangat penting dan
bermanfaat baik bagi pemberi kerja, pelaksana bangunan
maupun tenaga kerja. Apa kerugian bila hal ini tidak
diterapakan, terutama bagi: a) pemebri kerja dan b) tenaga
kerja, jelaskan !
3. Pada proyek konstruksi bangunan, potensi kecelakaan sangat
besar, berikan beberapa faktor yang menimbulkan kecelakaan
tersebut
4. Jelaskan, apa saja tujuan dari keselamatan dan kesehatan
kerja itu ?
5. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan budaya kerja !
6. Jelaskan, bahwa di SMK telah diterapak K3, berikan contoh !
7. Di Sekolah dikenal dengan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3), jelaskan konsep dan
pelaksanaannya !
8. Jelaskan apa itu Alat Pelindung Diri (APD), siapa dan kapan itu
dipakai ?, kemudian apa saja fungsinya ?
9. Sebutkan APD pada bagian kepala, apa saja ?
10. Sebutkan jenis Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang kamu
ketahui !
11. Menurut kamu, di sekolah di tempat mana sajakah yang perlu
disediakan APAR, sebutkan !

287
SEDIKIT PENJELASAN TENTANG SATUAN

Satuan

Satuan atau satuan ukur atau unit digunakan untuk memastikan kebenaran
pengukuran atau sebagai nilai standar bagi pembanding alat ukur, takar,
timbang dan perlengkapannya untuk melindungi kepentingan umum. Digunakan
dalam berbagai disiplin ilmu untuk mendefinisikan berbagai pengukuran, rumus
dan data. Satuan merupakan salah satu komponen besaran yang menjadi
standar dari suatu besaran. Adanya berbagai macam satuan untuk besaran yang
sama akan menimbulkan kesulitan. Kalian harus melakukan penyesuaian-
penyesuaian tertentu untuk memecahkan persoalan yang ada.

Dahulu orang biasa menggunakan jengkal, hasta, depa, langkah sebagai alat
ukur panjang. Ternyata hasil pengukuran yang dilakukan menghasilkan data
berbeda-beda yang berakibat menyulitkan dalam pengukuran, karena jengkal
orang satu dengan lainnya tidak sama. Oleh karena itu, harus ditentukan dan
ditetapkan satuan yang dapat berlaku secara umum. Usaha para ilmuwan
melalui berbagai pertemuan membuahkan hasil sistem satuan yang berlaku di
negara manapun dengan pertimbangan satuan yang baik harus memiliki syarat-
syarat sebagai berikut:
a) satuan selalu tetap, artinya tidak mengalami perubahan karena pengaruh
apapun, misalnya suhu, tekanan dan kelembaban.
b) bersifat internasional, artinya dapat dipakai di seluruh negara.
c) mudah ditiru bagi setiap orang yang akan menggunakannya.

Satuan Internasional adalah satuan yang diakui penggunaannya secara


internasional serta memiliki standar yang sudah baku. Satuan ini dibuat untuk
menghindari kesalah pahaman yang timbul dalam bidang ilmiah karena adanya
perbedaan satuan yang digunakan. Pada awalnya, Sistem Internasional disebut
sebagai Metre – Kilogram – Second (MKS). Selanjutnya pada Konferensi Berat
dan Pengukuran Tahun 1948, tiga satuan yaitu newton (N), joule (J), dan watt
(W) ditambahkan ke dalam SI. Akan tetapi, pada tahun 1960, tujuh Satuan
Internasional dari besaran pokok telah ditetapkan yaitu meter, kilogram, sekon,
ampere, kelvin, mol, dan kandela.

288
Sistem MKS menggantikan sistem metrik, yaitu suatu sistem satuan desimal
yang mengacu pada meter, gram yang didefinisikan sebagai massa satu
sentimeter kubik air, dan detik. Sistem itu juga disebut sistem Centimeter –
Gram – Second (CGS). Satuan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu satuan
tidak baku dan satuan baku. Standar satuan tidak baku tidak sama di setiap
tempat, misalnya jengkal dan hasta. Sementara itu, standar satuan baku telah
ditetapkan sama di setiap tempat.

Satuan dari besaran pokok itu adalah:


 Panjang; Satuan panjang adalah “meter”, Definisi Satu meter
adalah jarak yang ditempuh cahaya (dalam vakum) dalam
selang waktu 1/299 792 458 sekon.
 Massa; Massa zat merupakan kuantitas yang terkandung dalam suatu zat.
Satuan massa adalah “kilogram” (disingkat kg). Definisi Satu kilogram
adalah massa sebuah kilogram standar yang disimpan di lembaga
Timbangan dan Ukuran Internasional (CGPM ke-1, 1899)
Dalam sistem SI terdapat tujuh satuan dasar/pokok SI dan 2 satuan tanpa
dimensi. Selain itu, dalam sistem SI terdapat standar awalan-awalan (prefix)
yang dapat digunakan untuk penggandaan atau menurunkan satuan-satuan
yang lain.

Satuan pokok 7 satuan dasar/pokok SI adalah sebagai berikut :


1. Meter untuk panjang (m, l)
2. Kilogram untuk massa (kg, m)
3. Sekon untuk waktu (s, t)
4. Ampere untuk arus listrik (A, i)
5. Kelvin untuk suhu (K, T)
6. mol untuk jumlah molekul (mol, n)
7. Kandela untuk intensitas cahaya (cd, j)
Dua satuan SI tanpa dimensi adalah Radian (rad) dan Steradian (sr).

289

Anda mungkin juga menyukai