Pengertian
Katarak adalah kekeruhan (bayangan seperti awan) pada lensa tanpa nyeri yang
berangsur – angsur penglihatan kabur dan akhirnya tidak dapat menerima cahaya. (Long,
B.C, 1996 : 259).
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya bening dan jernih
menjadi keruh. (Ilyas, 1997)
B. Klasifikasi Katarak :
1. Katarak Kongenital
Katarak yang mulai terjadi sebelum / segera setelah lahir dari plasenta bayi berusia
kurang dari 1 tahun.
2. Katarak Juvenil
Yaitu katarak lembek dan terdapat pada orang muda yang mulai terbentuk pada usia
kurang dari 9 tahun dan lebih dari 8 bulan.
3. Katarak Senilis
Yaitu semua kekeruhan yang terdapat pada usia diatas 50 tahun
4. Katarak Rubela
Rubela pada ibu dapat mengakibatkan katarak pada lensa, tedapat 2 bentuk kekeruhan
yaitu kekeruhan sentral dengan perifer jernih seperti mutiara / kekeruhan diluar nuklear
yaitu korteks anterior dan posterior / total.
5. Katarak Kondikata
Merupakan katarak akibat penyakit lain seperti radang dan proses degenerasi seperti
ablasi retina, retinitis pigmetosa, glaukoma, tumor intraokuler, iskemia okuler, helersis
anterior segmen, buttalmos akibat suatu trauma dan pasca bedah mata
6. Katarak Diabetikum
Merupakan katarak yang terjadi akibat penyakit diabetes melitus ( DM )
7. Katarak Sekunder
Katarak yang terjadi akibat terbentuknya jaringan fibrosa pada sisa lensa yang
tertinggal, paling cepat keadaan ini terlihat sesudah 2 hari EKEK (Ekstrasi Katarak
Ekstra Kapsular)
ETIOLOGI
1. Fisik
2. Kimia
3. Usia
4. Penyakit predisposisi ( DM )
5. genetik dan gangguan perkembangan
6. Infeksi virus dimasa pertumbuhan janin
7. Perubahan degeneratif
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Pandangan kabur
2. Photophobia
3. Silau pada cahaya
4. Monocular diplopia
5. Dapat melihat dengan baik jika pupil mengalami dilatasi
6. Lihat ganda( I.Black, Joyce.M.1987 & Ilyas, 1997 )
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis( E4M6V5)
Tekanan darah 140/90 mmHg N:80x/menit S:36’C Rr:18x/menit
b. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala:Bentuk kepala mesochepal, rambut beruban dan tidak mudah rontok, kulit kepala
bersih.
2. Muka:Simetris, tampak pucat
3. Mata:Penglihatan kabur mata kanan, kornea mata tampak putih, OD : palpebra dan
konjungtiva dextra sulit dinilai dan lensa keruh, OS: tidak ada gangguan penglihatan,
sclera tidak ikterik dan konjungtiva tidak anemis
4. Telinga:Simetris, bentuk normal,tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran
5. Hidung: Simetris, tidak ada polip, tidak ada nafas cuping hidung, tidak terpasang alat
bantu nafas
6. Mulut:Mukosa bibir kering dan bibir tidak sianosis
7. Gigi:Gigi tampak bersih dan tidak ada caries dentis
8. Lidah : Lidah tampak bersih
9. Leher:Tidak ada pembesaran vena jugularis, dan tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
10. Dada:Inspeksi:simetris, tidak ada retraksi D/S,Palpasivokal fremitus D/S simetris,tidak
ada nyeri tekan, auskultasi; suara paru vesikuler,tidak terdengar ronkhi pada paru kanan
dan kiri
11. Abdomen :Inspeksi : tampak tidak ada asites,supel. Palpasi : hepar tidak teraba, tidak ada
nyeri tekan, tidak teraba massa feces. Auskultasi: peristaltik normal, bising usus hipoaktif
12 x/m. Perkusi : dulness
12. Genital : tidak terpasang DC, urin warna kuning jernih kurang lebih 1500 cc/hr
13. Ekstremitas:Ektremitas kanan kiri tidak ada gangguan pergerakkan.Ekstremitas atas 5/5
dan ekstremitas bawah 5/5
c. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium tanggal 1 Juni 2015
No Pemeriksaan Hasil Normal
1 Gula sewaktu 81 mg/dl 70-105
2. PPT 11,5 Detik
3. APTT 25 Detik
4. HbsAg Negatif
d. Therapi
Tanggal 5 Juni 2015 :
Cefadroxil 2x500mg Xitrol tetes mata 6x/hari
Dexametason 2-2-0 Na Diclofenac 2x50mg
Diagnosa Rencana Keperawatan
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
. CEMAS Setelah dilakukan tindakan PENGURANGAN CEMAS
Definisi : perasaan gelisah yang tak keperawatan selama Definisi: rasa takut, cemas, merasa
jelas dari ketidaknyamanan atau .......x24 jam pasien dapat mengontrol dalam bahaya atau
kekuatan yang disertai respon autonom cemas ketidaknyamanan terhadap sumber
(sumber tidak spesifik atau tidak dengan indikator:: yang tidak
diketahui oleh individu), perasaan monitor intensitas kecemasan diketahui
keprihatinan disebabkan dari antisipasi menyingkirkan tanda kecemasan Intervensi :
terhadap bahaya. menurunkan stimulus lingkungan gunakan pendekatan yang
Faktor yang berhubungan : ketika menenangkan
Terpapar racun cemas pahami perspektif pasien terhadap
Konflik yang tidak disadari merencanakan strategi koping untuk situasi stres
tentang nilai-nilai utama tujuan situasi penuh stres temani pasien untuk memberikan
hidup, menggunakan teknik relaksasi untuk keamanan dan
berhubungan dengan herediter, mengurangi cemas mengurangi takut
kebutuhan tidak terpenuhi tidak ada manifestasi perilaku berikan informasi mengenai
transmisi interpersonal kecemasan diagnosis,
krisis situasional melaporkan kebutuhan tidur adekuat tindakan, prognosis
ancaman kematian dorong keluarga untuk menemani
ancaman terhadap konsep diri, anak
stres, subtans abuse lakukan backrup
perubahan dalam : status peran; dengarkan dengan penuh perhatian
kesehatan; pola interaksi, fungsi identifikasi tingkat kecemasan
peran, lingkungan, ekonomi bantu pasien mengenai situasi yang
Nyeri akut berhubungan dengan: Agen NOC : menimbulkan kecemasan
injuri (biologi, kimia, fisik,psikologis), Pain Level, NIC :
kerusakan jaringan pain control, Lakukan pengkajian nyeri secara
DS: -Laporan secara verbal DO:-Posisi comfort level komprehensif termasuklokasi,
untuk menahan nyeri Setelah dilakukan tindakan karakteristik, durasi, frekuensi,
-Tingkah laku berhati-hati keperawatan selama 3x24jam Pasien kualitas dan faktor presipitasi
-Gangguan tidur (mata sayu, tampakcapek, tidak mengalami nyeri, dengan kriteria Observasi reaksi nonverbal dari
sulit atau gerakan kacau,menyeringai) hasil: ketidaknyamanan
-Terfokus pada diri sendiri Mampu mengontrol nyeri Bantu pasien dan keluarga untuk
-Fokus menyempit (penurunanpersepsi (tahupenyebab nyeri, mampu mencari dan menemukandukungan
waktu, kerusakan prosesberpikir, menggunakan tehnik nonfarmakologi Kontrol lingkungan yang dapat
penurunan interaksi denganorang dan untuk mengurang inyeri, mencari mempengaruhi nyeri sepertisuhu
lingkungan) bantuan) ruangan, pencahayaan dan kebisingan
-Tingkah laku distraksi, contoh : jalan- Melaporkan bahwa nyeri berkurang Kurangi faktor presipitasi nyeri
jalan, menemui orang lain dengan menggunakan manajemen Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
dan/atauaktivitas, aktivitas berulang-ulang) nyeri menentukan intervensi
IMPLEMENTASI
Hari/Tanggal Jam Implementasi Respon
Senin, 4 juni 2015 10.00 Melakukan admision care S : Pasien mengatakan mengerti apa
yang dijelaskan
11.00 mengidentifikasi tingkat kecemasan O :Pasien mengerti apa yang dijelaskan
S : Pasien mengatakan takut akan
Mendorong pasien untuk tindakan operasi besok
12.00 mengungkapkan perasaan, ketakutan, O : Pasien terlihat cemas
persepsi TD 160/110 N:78 S:36 Rr:18
menginstruksikan pasien menggunakan S : Pasien mengatakan selalu
13.00 teknik relaksasi memikirkan bagaimana operasinya
O: Pasien terlihat masih belum tenang.
S: Pasien mengatakan lebih
tenang,khawatir mulai berkurang
O: pasien melakukan napas dalam untuk
mengurangi kecemasan
Selasa, 5 Juni 2015 10.00 Melakukan admision care S : Pasien mengatakan mengerti apa yang
dijelaskan
11.00 mengidentifikasi tingkat kecemasan O :Pasien mengerti apa yang dijelaskan
S : Pasien mengatakan takut akan tindakan
Mendorong pasien untuk mengungkapkan operasi besok
12.00 perasaan, ketakutan, persepsi O : Pasien terlihat cemas
menginstruksikan pasien menggunakan TD 160/110 N:78 S:36 Rr:18
teknik relaksasi S : Pasien mengatakan selalu memikirkan
13.00 bagaimana operasinya
O: Pasien terlihat masih belum tenang.
ULKUS DIABETIKUM
I. Pengertian
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, dengan
tanda-tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut
ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer
terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme
lemak dan protein ( Askandar, 2000 ). Diabetes mellitus adalah penyakit hiperglikemia yang
ditandai oleh ketiadaan absolut insulin atau insensitifitas sel terhadap insulin (Corwin, 2001:
543).
Ulkus Diabetik merupakan komplikasi kronik dari Diabetes Melllitus sebagai sebab
utama morbiditas, mortalitas serta kecacatan penderita Diabetes. Kadar LDL yang tinggi
memainkan peranan penting untukterjadinya Ulkus Uiabetik untuk terjadinya Ulkus Diabetik
melalui pembentukan plak atherosklerosis pada dinding pembuluh darah, (zaidah 2005).
Klasifikasi Diabetes sebagai berikut :
Tipe 1 Diabetes Mellitus tergantung insulin (Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
Tipe II Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
Diabetes Mellitus yang berhubungan dengan sindrom lainnya.
Diabetes Mellitus Gestasional (Gestasional Diabetes Mellitus)
III. Klasifikasi
Derajat 0 : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan disertai kelainan
bentuk kaki seperti “ claw,callus “.
Derajat I : Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
Derajat II : Ulkus dalam menembus tendon dan tulang
Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.
Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa selulitis.
Derajat V : Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai
VI. Manifestasi
Ulkus Diabetikum akibat mikriangiopatik disebut juga ulkus panas walaupun nekrosis, daerah akral
itu tampak merah dan terasa hangat oleh peradangan dan biasanya teraba pulsasi arteri dibagian distal .
Proses mikroangipati menyebabkan sumbatan pembuluh darah, sedangkan secara akut emboli
memberikan gejala klinis 5 P yaitu :
o Pain (nyeri)
o Paleness (kepucatan).
o Paresthesia (kesemutan).
o Pulselessness (denyut nadi hilang)
o Paralysis (lumpuh).
VII. Komplikasi
1) Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah keadaan kronik gangguan syaraf yang disebabkan penurunan glukosa
darah. Gejala ini dapat ringan berupa gelisah sampai berat berupa koma dengan kejang.
Penyebab tersering hipoglikemia adalah obat-obat hiperglikemik oral golongan sulfonilurea.
2) Hiperglikemia
Secara anamnesis ditemukan adanya masukan kalori yang berlebihan, penghentian obat oral
maupun insulin yang didahului oleh stress akut. Tanda khas adalah kesadaran menurun disertai
dehidrasi berat. Ulkus Diabetik jika dibiarkan akan menjadi gangren, kalus, kulit melepuh, kuku
kaki yang tumbuh kedalam, pembengkakan ibu jari, pembengkakan ibu jari kaki, plantar warts,
jari kaki bengkok, kulit kaki kering dan pecah, kaki atlet
VIII. Pemeriksaan Penunjang
Postprandial
Dilakukan 2 jam setelah makan atau setelah minum. Angka diatas 130 mg/dl mengindikasikan
diabetes.
Hemoglobin glikosilat: Hb1C adalah sebuah pengukuran untuk menilai kadar gula darah selama
140 hari terakhir. Angka Hb1C yang melebihi 6,1% menunjukkan diabetes.
Tes toleransi glukosa oral
Setelah berpuasa semalaman kemudian pasien diberi air dengan 75 gr gula, dan akan diuji
selama periode 24 jam. Angka gula darah yang normal dua jam setelah meminum cairan
tersebut harus < dari 140 mg/dl.
Tes glukosa darah dengan finger stick, yaitu jari ditusuk dengan sebuah jarum, sample darah
diletakkan pada sebuah strip yang dimasukkan kedalam celah pada mesin glukometer, pemeriksaan
ini digunakan hanya untuk memantau kadar glukosa yang dapat dilakukan dirumah.
Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan dengan cara
Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine : hijau ( + ),
kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ )
Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis kuman
XI. Penatalaksanaan
Medis
penatalaksanaan Medis pada pasien dengan Diabetes Mellitus meliputi:
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : Ny.S
Umur : 57 tahun
Agama : Islam
Nama : Nn. T
Umur : 29tahun
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan satu bulan sebelum masuk RS, klien jatuh tersandung batu, jari kaki sebelah kiri luka
dan luka tidak kering (membasah). Saat datang ke poli klien mengeluh kesakitan pada kaki kiri,luka
rembes,berbau. Pada saat dikaji, klien mengeluh lemas
Klien tidak memiliki penyakit kronik pada masa kanak-kanak, tidak pernah mengalami trauma, tidak
ada riwayat pernah dirawat ataupun operasi ataupun melakukan transfusi darah, tidak ada allergi, tidak
memiliki kebiasaan merokok ataupun minum alkohol.
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki penyakit menular, ataupun riwayat penyakit
keturunan.
e. Pola Fungsional
1) Persepsi tentang kesehatan dan managemen kesehatan
Pasien mengatakan sehat adalah bebas dari penyakit. Pasien juga mengatakan kesehatan merupakan
suatu hal yang penting dan berharga dalam kehidupan. Pasien selalu berdoa untuk meminta
kesembuhan. Usaha untuk memperoleh kesembuhan dan menjaga kesehatan dengan cara melakukan
pengobatan di Rumah Sakit.
2) Pola nutrisi
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan minumnya, biasa minum 8 gelar
air setiap harinya yang terdiri dari air putih dan teh. Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan
pola makannya, pasien mengatakan kalau makannya teratur yaitu makan 3 kali.
- Selama sakit : Pasien mengatakan sejak operasi pasien dipuasakan dengan sekarang minumnya
hanya satu atau dua sendok untuk membasahi bibirnya. Pasien mengatakan sejak dioperasi pasien
dipuasakan sehingga belum pernah makan post Apendiktomy.
3) Pola Eliminasi
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 1 x sehari dengan konsistensi lunak, warna kuning
kecoklatan, bau khas dan tidak ada masalah. Pasien mengatakan BAB sedikit + BAK 2 – 3 x sehari
dengan warna kuning, jernih, bau khas.
- Selama sakit : Pasien mengatakan BAB baru sekali setelah operasi. BAK sedikit sebanyak 500
cc/10 menit, warna kuning jernih, bau khas kateter.
4) Pola Istirahat Tidur
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan di rumah + 7 – 8 jam dan tidak ada gangguan.
- Selama sakit : Pasien mengatakan tidur 5jam.
5) Pola aktifitas dan latihan
- Sebelum sakit :Pasien mengatakan tidak ada hambatan dalam melakukan aktifitas
- Selama sakit : Aktifitas pasien terbatas selama sakit dan memerlukan bantuan dalam
pemenuhan ADL karena proses penyakitnya.
6) Pola Kognitif
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan jika sakit biasanya pasien berobat ke mantri
atau Puskesmas terdekat.
- Selama sakit : Pasien mengatakan kalau pasien mengetahui tentang penyakit yang
dideritanya saat ini dan mengerti tentang penyakitnya.
7) Persepsi diri dan konsep diri
- Ideal diri : Pasien mengatakan sekarang kondisinya sudah lebih baik dari sebelumnya,
pasien ingin segera sembuh dan pulang ke rumah.
- Harga diri : Pasien mengatakan menerima kondisinya saat ini, tetapi kadang pasien
sering merasa sedih dengan kondisinya saat ini.
- Gambaran diri : Pasien mengatakan ada perubahan pada dirinya, bahwa dirinya saat ini
sedang sakit.
8) Pola koping dan toleransi stress
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan jika mengalami suatu masalah, pasien sering
menceritakan kepada suami dan anak.
- Selama sakit : Pasien mengatakan selama sakit keluarga selalu memperhatikan dan
menunggui pasien selama dirawat, dan jika ada masalah pasien menceritakan kepada
keluarganya.
9) Pola sexual dan reproduksi
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak ada hambatan dalam masalah sexual dan
reproduksi.
- Selama sakit : Pasien mengatakan selama sakit pasien dapat melayani suami.
10) Pola nilai dan kepercayaan
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan selalu menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya.
- Selama sakit : Pasien mengatakan selama sakit tidak menjalankan ibadah.
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum :
- Berat badan : 45 kg
- Nadi : 92 x/menit
- Suhu : 36,3’C
- Kulit : Tidak terdapat lesi, kulit kering, hangat, tidak ada pitting edema
c. Mata
Simetris, konjungtiva ananemis, sklera anikterik, gerakan bola mata mengikuti jari pemeriksa,
reflek pupil mengecil saat terkena rangsangan cahaya, tidak ada nyeri palpebra, tidak ada edema.
d. Hidung
Simetris, tidak ada lesi, keadaan bersih, tidak ada sekret, tidak terdapat PCH, tidak terdapat
nyeri tekan pada sinus etmoidal dan sinus splenoidale
e. Mulut
Kebersihan baik, mukosa bibir kering, warna pucat, tidak terdapat stomatitis, gigi lengkap,
terdapat karies gigi, gusi berwarna merah muda, tidak terdapat perdarahan, tidak terdapat pembesaran
tonsil, palatum utuh, lidah bersih, tidak ada nyeri tekan palpasi lidah, fungsi pengecapan baik.
f. Leher
Tidak ada lesi, tidak ada pembesaran tiroid dan KGB, tidak ada peningkatan JVP, tidak ada
kesulitan menelan, tidak ada gangguan pada pergerakan leher.
g. Thorax
Postur simetris tidak ada kelainan postur, tidak ada lesi, pengembangan dada simetris, tidak
terdapat retraksi intercostal, tidak terdapat ictus cordis, suara nafas vesikuler, suara jantung S1 dan S2,
vocal premitus seimbang.
h. Abdomen
Bentuk cekung, tidak ada lesi, terkstur kering, BU = 15 x/menit, tidak ada nyeri tekan pada palpasi,
tidak terdapat pembesaran organ dalam abdomen, tidak terdapat distensi abdomen.
i. Ekstremitas Atas
Sejajar, tidak ada lesi, tekstur kering, terdapat IV Line Nacl pada tangan kanan, tonus otot 4/4, ROM
tidak ada hambatan.
j. Ekstremitas Bawah
Sejajar, tekstur kering, terdapat ulkus diabetikum pada digiti 4 dan 5 di ekstremitas bawah sinistra, luka
basah dan bau, tonus otot 4/4, ROM pada ekstremitas sinistra mengalami hambatan.
Therapi injeksi
2. Senin, 14 Februari 2015 DS : Pasien mengatakan lemas. Perfusi Jaringan Penurunan konsentasi Hb
DO : Pasien tampak pucat,anemis, Tidak efektif dalam darah
Hb:7.3g/dl