Anda di halaman 1dari 18

A.

Pengertian
Katarak adalah kekeruhan (bayangan seperti awan) pada lensa tanpa nyeri yang
berangsur – angsur penglihatan kabur dan akhirnya tidak dapat menerima cahaya. (Long,
B.C, 1996 : 259).
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya bening dan jernih
menjadi keruh. (Ilyas, 1997)
B. Klasifikasi Katarak :
1. Katarak Kongenital
Katarak yang mulai terjadi sebelum / segera setelah lahir dari plasenta bayi berusia
kurang dari 1 tahun.
2. Katarak Juvenil
Yaitu katarak lembek dan terdapat pada orang muda yang mulai terbentuk pada usia
kurang dari 9 tahun dan lebih dari 8 bulan.
3. Katarak Senilis
Yaitu semua kekeruhan yang terdapat pada usia diatas 50 tahun
4. Katarak Rubela
Rubela pada ibu dapat mengakibatkan katarak pada lensa, tedapat 2 bentuk kekeruhan
yaitu kekeruhan sentral dengan perifer jernih seperti mutiara / kekeruhan diluar nuklear
yaitu korteks anterior dan posterior / total.
5. Katarak Kondikata
Merupakan katarak akibat penyakit lain seperti radang dan proses degenerasi seperti
ablasi retina, retinitis pigmetosa, glaukoma, tumor intraokuler, iskemia okuler, helersis
anterior segmen, buttalmos akibat suatu trauma dan pasca bedah mata
6. Katarak Diabetikum
Merupakan katarak yang terjadi akibat penyakit diabetes melitus ( DM )
7. Katarak Sekunder
Katarak yang terjadi akibat terbentuknya jaringan fibrosa pada sisa lensa yang
tertinggal, paling cepat keadaan ini terlihat sesudah 2 hari EKEK (Ekstrasi Katarak
Ekstra Kapsular)
ETIOLOGI
1. Fisik
2. Kimia
3. Usia
4. Penyakit predisposisi ( DM )
5. genetik dan gangguan perkembangan
6. Infeksi virus dimasa pertumbuhan janin
7. Perubahan degeneratif
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Pandangan kabur
2. Photophobia
3. Silau pada cahaya
4. Monocular diplopia
5. Dapat melihat dengan baik jika pupil mengalami dilatasi
6. Lihat ganda( I.Black, Joyce.M.1987 & Ilyas, 1997 )

D. PERAWATAN PASCA BEDAH


Setelah pembedahan pasien segera diberi obat untuk mengurangi rasa sakit karena
operasi katarak adalah suatu tindakan yang menyayat . Antibiotik diperlukan atas dasar
kemungkinan terjadinya infeksi karena kebersihan yang tidak sempurna. Pasien diberi obat
tetes mata steroid untuk mengurangi reaksi radang akibat tindakan bedah dan diberikan
obat tetes mata yang mengandung antibiotik untuk mencegah infeksi. Mata selama 2-4
minggu setelah pembedahan perlu dilindungi sewaktu tidur untuk mencegah kecelakaan
pada mata yang dibedah akibat garukan tangan pada mata tanpa disadari Akan dirasakan
perbaikan penglihatan yang nyata pada hari berikut setelah pembedahan mata.
Penyembuhan sempurna akan didapat setelah 4-5 minggu.
Tujuan Perawatan post operasi katarak adalah mencegah :
a. Peningkatan Tekanan Intra Okular ( TIO )
b. Tegangan pada jahitan
c. Perdarahan pada ruang anterior
d. Infeksi
Pendidikan kesehatan diperlukan untuk pasien post operasi katarak dan keluarga.
Pendidikan kesehatan ini meliputi :
a. Tanda dan gejala infeksi ( kemerahan, pandangan kabur, nyeri, bengkak, berair )
b. Tanda dan gejala peningkatan TIO ( Nyeri, mual, pandangan menurun )
c. Proteksi untuk mata ( kacamata )
d. Pengobatan dan tekhnik menggunakan tetes mata
Diagnosa Rencana Keperawatan
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

. CEMAS Setelah dilakukan tindakan PENGURANGAN CEMAS


Definisi : perasaan gelisah yang tak keperawatan selama Definisi: rasa takut, cemas, merasa
jelas dari ketidaknyamanan atau .......x24 jam pasien dapat mengontrol dalam bahaya atau
kekuatan yang disertai respon autonom cemas ketidaknyamanan terhadap sumber
(sumber tidak spesifik atau tidak dengan indikator:: yang tidak
diketahui oleh individu), perasaan monitor intensitas kecemasan diketahui
keprihatinan disebabkan dari antisipasi menyingkirkan tanda kecemasan Intervensi :
terhadap bahaya. menurunkan stimulus lingkungan gunakan pendekatan yang
Faktor yang berhubungan : ketika menenangkan
Terpapar racun cemas pahami perspektif pasien terhadap
Konflik yang tidak disadari merencanakan strategi koping untuk situasi stres
tentang nilai-nilai utama tujuan situasi penuh stres temani pasien untuk memberikan
hidup, menggunakan teknik relaksasi untuk keamanan dan
berhubungan dengan herediter, mengurangi cemas mengurangi takut
kebutuhan tidak terpenuhi tidak ada manifestasi perilaku berikan informasi mengenai
transmisi interpersonal kecemasan diagnosis,
krisis situasional melaporkan kebutuhan tidur adekuat tindakan, prognosis
ancaman kematian dorong keluarga untuk menemani
ancaman terhadap konsep diri, anak
stres, subtans abuse lakukan backrup
perubahan dalam : status peran; dengarkan dengan penuh perhatian
kesehatan; pola interaksi, fungsi identifikasi tingkat kecemasan
peran, lingkungan, ekonomi bantu pasien mengenai situasi yang
Nyeri akut berhubungan dengan: Agen NOC : menimbulkan kecemasan
injuri (biologi, kimia, fisik,psikologis), Pain Level, NIC :
kerusakan jaringan pain control, Lakukan pengkajian nyeri secara
DS: -Laporan secara verbal DO:-Posisi comfort level komprehensif termasuklokasi,
untuk menahan nyeri Setelah dilakukan tindakan karakteristik, durasi, frekuensi,
-Tingkah laku berhati-hati keperawatan selama 3x24jam Pasien kualitas dan faktor presipitasi
-Gangguan tidur (mata sayu, tampakcapek, tidak mengalami nyeri, dengan kriteria Observasi reaksi nonverbal dari
sulit atau gerakan kacau,menyeringai) hasil: ketidaknyamanan
-Terfokus pada diri sendiri Mampu mengontrol nyeri Bantu pasien dan keluarga untuk
(tahupenyebab nyeri, mampu mencari dan menemukandukungan
menggunakan tehnik nonfarmakologi
untuk mengurang inyeri, mencari
bantuan)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. T


DENGAN KATARAK
DI RUANG EDELWAIS RSUD BANYUMAS

Tanggal pengkajian : 4 Juni 2015


Ruangan : EDELWAIS
A. DATA SUBYEKTIF
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. T
Umur : 61 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pekerjaan : IRT
Alamat :Losari Rt.01 Rw.5
Jenis Kelamin : Perempuan
No RM : 726648
Diagnosa : Katarak OD
b. Keluhan Utama
Pandangan mata kanan kabur
c. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan penglihatannya kabur, silau bila melihat
cahaya,kadang pusing, kornea mata tampak putih , TD 140/90 mmHg, N: 88 x/m, R: 20 x/m, S:
36,5 C, klien mengalami pandangan kabur sekitar 1 tahun yang lalu dan setelah dilakukan
pemeriksaan pasien rencana mau diopareasi tanggal 5 Juni 2015
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengalami penyakit serupa sudah 1 tahun yang lalu dan mengalami hipertensi sekitar 2
tahun yang lalu, tetapi hanya berobat ke puskesmas saja
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun dan menular. tidak ada yang
mengalami penyakit DM, Hipertensi maupun jantung
. Pola Fungsional
1. Persepsi tentang kesehatan dan managemen kesehatan
Pasien mengatakan sehat adalah bebas dari penyakit. Pasien juga mengatakan kesehatan
merupakan suatu hal yang penting dan berharga dalam kehidupan. Pasien selalu berdoa untuk
meminta kesembuhan. Usaha untuk memperoleh kesembuhan dan menjaga kesehatan dengan
cara melakukan pengobatan di Rumah Sakit.
2. Pola nutrisi
1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan minumnya, biasa minum 8
gelar air setiap harinya yang terdiri dari air putih dan teh. Pasien mengatakan tidak ada masalah
dengan pola makannya, pasien mengatakan kalau makannya teratur yaitu makan 3 kali.
2) Selama sakit : Pasien mengatakan sejak dirawat makan dan minum tidak ada masalah.
3. Pola Eliminasi
1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 1 x sehari dengan konsistensi lunak, warna
kuning kecoklatan, bau khas dan tidak ada masalah. Pasien mengatakan BAB sedikit + BAK
2 – 3 x sehari dengan warna kuning, jernih, bau khas.
2) Selama sakit : Pasien mengatakan BAB baru sekali setelah operasi. BAK sedikit sebanyak
500 cc/10 menit, warna kuning jernih, bau khas kateter.
4. Pola Istirahat Tidur
1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan di rumah + 7 – 8 jam dan tidak ada gangguan.
2) Selama sakit : Pasien mengatakan tidur 5jam.
5. Pola aktifitas dan latihan
1) Sebelum sakit :Pasien mengatakan tidak ada hambatan dalam melakukan aktifitas
2) Selama sakit : Aktifitas pasien terbatas selama sakit dan memerlukan bantuan dalam
pemenuhan ADL karena proses penyakitnya.
6. Pola Kognitif
1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan jika sakit biasanya pasien berobat ke mantri atau
Puskesmas terdekat.
2) Selama sakit : Pasien mengatakan kalau pasien mengetahui tentang penyakit yang
dideritanya saat ini dan mengerti tentang penyakitnya.
7. Persepsi diri dan konsep diri
1) Ideal diri : Pasien mengatakan sekarang kondisinya sudah lebih baik dari sebelumnya,
pasien ingin segera sembuh dan pulang ke rumah.
2) Harga diri : Pasien mengatakan menerima kondisinya saat ini, tetapi kadang pasien
sering merasa sedih dengan kondisinya saat ini.
3) Gambaran diri : Pasien mengatakan ada perubahan pada dirinya, bahwa dirinya saat ini
sedang sakit.
8. Pola koping dan toleransi stress
1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan jika mengalami suatu masalah, pasien sering
menceritakan kepada ibu dan ayah.
2) Selama sakit : Pasien mengatakan selama sakit keluarga selalu memperhatikan dan
menunggui pasien selama dirawat, dan jika ada masalah pasien menceritakan kepada
keluarganya.
9. Pola sexual dan reproduksi
1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak ada hambatan dalam masalah sexual dan
reproduksi.
2) Selama sakit : Pasien mengatakan selama sakit pasien tidak ada hambatan dalam masalah
sexual dan reproduksi.
10. Pola nilai dan kepercayaan
1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan selalu menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya.
2) Selama sakit : Pasien mengatakan selama sakit tidak menjalankan ibadah.

a. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis( E4M6V5)
Tekanan darah 140/90 mmHg N:80x/menit S:36’C Rr:18x/menit
b. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala:Bentuk kepala mesochepal, rambut beruban dan tidak mudah rontok, kulit kepala
bersih.
2. Muka:Simetris, tampak pucat
3. Mata:Penglihatan kabur mata kanan, kornea mata tampak putih, OD : palpebra dan
konjungtiva dextra sulit dinilai dan lensa keruh, OS: tidak ada gangguan penglihatan,
sclera tidak ikterik dan konjungtiva tidak anemis
4. Telinga:Simetris, bentuk normal,tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran
5. Hidung: Simetris, tidak ada polip, tidak ada nafas cuping hidung, tidak terpasang alat
bantu nafas
6. Mulut:Mukosa bibir kering dan bibir tidak sianosis
7. Gigi:Gigi tampak bersih dan tidak ada caries dentis
8. Lidah : Lidah tampak bersih
9. Leher:Tidak ada pembesaran vena jugularis, dan tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
10. Dada:Inspeksi:simetris, tidak ada retraksi D/S,Palpasivokal fremitus D/S simetris,tidak
ada nyeri tekan, auskultasi; suara paru vesikuler,tidak terdengar ronkhi pada paru kanan
dan kiri
11. Abdomen :Inspeksi : tampak tidak ada asites,supel. Palpasi : hepar tidak teraba, tidak ada
nyeri tekan, tidak teraba massa feces. Auskultasi: peristaltik normal, bising usus hipoaktif
12 x/m. Perkusi : dulness
12. Genital : tidak terpasang DC, urin warna kuning jernih kurang lebih 1500 cc/hr
13. Ekstremitas:Ektremitas kanan kiri tidak ada gangguan pergerakkan.Ekstremitas atas 5/5
dan ekstremitas bawah 5/5
c. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium tanggal 1 Juni 2015
No Pemeriksaan Hasil Normal
1 Gula sewaktu 81 mg/dl 70-105
2. PPT 11,5 Detik
3. APTT 25 Detik
4. HbsAg Negatif
d. Therapi
Tanggal 5 Juni 2015 :
Cefadroxil 2x500mg Xitrol tetes mata 6x/hari
Dexametason 2-2-0 Na Diclofenac 2x50mg
Diagnosa Rencana Keperawatan
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
. CEMAS Setelah dilakukan tindakan PENGURANGAN CEMAS
Definisi : perasaan gelisah yang tak keperawatan selama Definisi: rasa takut, cemas, merasa
jelas dari ketidaknyamanan atau .......x24 jam pasien dapat mengontrol dalam bahaya atau
kekuatan yang disertai respon autonom cemas ketidaknyamanan terhadap sumber
(sumber tidak spesifik atau tidak dengan indikator:: yang tidak
diketahui oleh individu), perasaan monitor intensitas kecemasan diketahui
keprihatinan disebabkan dari antisipasi menyingkirkan tanda kecemasan Intervensi :
terhadap bahaya. menurunkan stimulus lingkungan gunakan pendekatan yang
Faktor yang berhubungan : ketika menenangkan
Terpapar racun cemas pahami perspektif pasien terhadap
Konflik yang tidak disadari merencanakan strategi koping untuk situasi stres
tentang nilai-nilai utama tujuan situasi penuh stres temani pasien untuk memberikan
hidup, menggunakan teknik relaksasi untuk keamanan dan
berhubungan dengan herediter, mengurangi cemas mengurangi takut
kebutuhan tidak terpenuhi tidak ada manifestasi perilaku berikan informasi mengenai
transmisi interpersonal kecemasan diagnosis,
krisis situasional melaporkan kebutuhan tidur adekuat tindakan, prognosis
ancaman kematian dorong keluarga untuk menemani
ancaman terhadap konsep diri, anak
stres, subtans abuse lakukan backrup
perubahan dalam : status peran; dengarkan dengan penuh perhatian
kesehatan; pola interaksi, fungsi identifikasi tingkat kecemasan
peran, lingkungan, ekonomi bantu pasien mengenai situasi yang
Nyeri akut berhubungan dengan: Agen NOC : menimbulkan kecemasan
injuri (biologi, kimia, fisik,psikologis), Pain Level, NIC :
kerusakan jaringan pain control, Lakukan pengkajian nyeri secara
DS: -Laporan secara verbal DO:-Posisi comfort level komprehensif termasuklokasi,
untuk menahan nyeri Setelah dilakukan tindakan karakteristik, durasi, frekuensi,
-Tingkah laku berhati-hati keperawatan selama 3x24jam Pasien kualitas dan faktor presipitasi
-Gangguan tidur (mata sayu, tampakcapek, tidak mengalami nyeri, dengan kriteria Observasi reaksi nonverbal dari
sulit atau gerakan kacau,menyeringai) hasil: ketidaknyamanan
-Terfokus pada diri sendiri Mampu mengontrol nyeri Bantu pasien dan keluarga untuk
-Fokus menyempit (penurunanpersepsi (tahupenyebab nyeri, mampu mencari dan menemukandukungan
waktu, kerusakan prosesberpikir, menggunakan tehnik nonfarmakologi Kontrol lingkungan yang dapat
penurunan interaksi denganorang dan untuk mengurang inyeri, mencari mempengaruhi nyeri sepertisuhu
lingkungan) bantuan) ruangan, pencahayaan dan kebisingan
-Tingkah laku distraksi, contoh : jalan- Melaporkan bahwa nyeri berkurang Kurangi faktor presipitasi nyeri
jalan, menemui orang lain dengan menggunakan manajemen Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
dan/atauaktivitas, aktivitas berulang-ulang) nyeri menentukan intervensi
IMPLEMENTASI
Hari/Tanggal Jam Implementasi Respon
Senin, 4 juni 2015 10.00 Melakukan admision care S : Pasien mengatakan mengerti apa
yang dijelaskan
11.00 mengidentifikasi tingkat kecemasan O :Pasien mengerti apa yang dijelaskan
S : Pasien mengatakan takut akan
Mendorong pasien untuk tindakan operasi besok
12.00 mengungkapkan perasaan, ketakutan, O : Pasien terlihat cemas
persepsi TD 160/110 N:78 S:36 Rr:18
menginstruksikan pasien menggunakan S : Pasien mengatakan selalu
13.00 teknik relaksasi memikirkan bagaimana operasinya
O: Pasien terlihat masih belum tenang.
S: Pasien mengatakan lebih
tenang,khawatir mulai berkurang
O: pasien melakukan napas dalam untuk
mengurangi kecemasan
Selasa, 5 Juni 2015 10.00 Melakukan admision care S : Pasien mengatakan mengerti apa yang
dijelaskan
11.00 mengidentifikasi tingkat kecemasan O :Pasien mengerti apa yang dijelaskan
S : Pasien mengatakan takut akan tindakan
Mendorong pasien untuk mengungkapkan operasi besok
12.00 perasaan, ketakutan, persepsi O : Pasien terlihat cemas
menginstruksikan pasien menggunakan TD 160/110 N:78 S:36 Rr:18
teknik relaksasi S : Pasien mengatakan selalu memikirkan
13.00 bagaimana operasinya
O: Pasien terlihat masih belum tenang.

S: Pasien mengatakan lebih


tenang,khawatir mulai berkurang
O: pasien melakukan napas dalam untuk
mengurangi kecemasan
EVALUASI
Hari/Tanggal Diagnosa Evaluasi
senin, 5 Juni 2015 Cemas berhubungan dengan perubahan status S : Pasien mengatakan sudah tidak takut
kesehatan O : TD: 140/80 mmHg N: 80X/menit,
RR: 20X/menit,pasien terlihat lebih
tenang
A : Masalah cemas teratasi
P:-
selasa,6 Juni 2015 Nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik S : Pasien mengatakan nyeri berkurang
(prosedur invasif) pada mata kiri
O : Pasien terlihat segar, skala 3,nyeri
pada mata kiri,nyeri hilang timbul
A : Masalah Nyeri teratasi sebagian
P: lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuklokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dan faktor presipitasi
Ajarkan tehnik relaksasi
Gunakan analgetik sesuai kebutuhan

ULKUS DIABETIKUM

I. Pengertian
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, dengan
tanda-tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut
ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer
terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme
lemak dan protein ( Askandar, 2000 ). Diabetes mellitus adalah penyakit hiperglikemia yang
ditandai oleh ketiadaan absolut insulin atau insensitifitas sel terhadap insulin (Corwin, 2001:
543).
Ulkus Diabetik merupakan komplikasi kronik dari Diabetes Melllitus sebagai sebab
utama morbiditas, mortalitas serta kecacatan penderita Diabetes. Kadar LDL yang tinggi
memainkan peranan penting untukterjadinya Ulkus Uiabetik untuk terjadinya Ulkus Diabetik
melalui pembentukan plak atherosklerosis pada dinding pembuluh darah, (zaidah 2005).
Klasifikasi Diabetes sebagai berikut :
 Tipe 1 Diabetes Mellitus tergantung insulin (Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
 Tipe II Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
 Diabetes Mellitus yang berhubungan dengan sindrom lainnya.
 Diabetes Mellitus Gestasional (Gestasional Diabetes Mellitus)
III. Klasifikasi

Gangren kaki diabetik menjadi enam tingkatan , yaitu:

 Derajat 0 : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan disertai kelainan
bentuk kaki seperti “ claw,callus “.
 Derajat I : Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
 Derajat II : Ulkus dalam menembus tendon dan tulang
 Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.
 Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa selulitis.
 Derajat V : Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai
VI. Manifestasi
Ulkus Diabetikum akibat mikriangiopatik disebut juga ulkus panas walaupun nekrosis, daerah akral
itu tampak merah dan terasa hangat oleh peradangan dan biasanya teraba pulsasi arteri dibagian distal .
Proses mikroangipati menyebabkan sumbatan pembuluh darah, sedangkan secara akut emboli
memberikan gejala klinis 5 P yaitu :

o Pain (nyeri)
o Paleness (kepucatan).
o Paresthesia (kesemutan).
o Pulselessness (denyut nadi hilang)
o Paralysis (lumpuh).
VII. Komplikasi

1) Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah keadaan kronik gangguan syaraf yang disebabkan penurunan glukosa
darah. Gejala ini dapat ringan berupa gelisah sampai berat berupa koma dengan kejang.
Penyebab tersering hipoglikemia adalah obat-obat hiperglikemik oral golongan sulfonilurea.
2) Hiperglikemia
Secara anamnesis ditemukan adanya masukan kalori yang berlebihan, penghentian obat oral
maupun insulin yang didahului oleh stress akut. Tanda khas adalah kesadaran menurun disertai
dehidrasi berat. Ulkus Diabetik jika dibiarkan akan menjadi gangren, kalus, kulit melepuh, kuku
kaki yang tumbuh kedalam, pembengkakan ibu jari, pembengkakan ibu jari kaki, plantar warts,
jari kaki bengkok, kulit kaki kering dan pecah, kaki atlet
VIII. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang dapat dilakukan meliputi 4 hal yaitu:

Postprandial
Dilakukan 2 jam setelah makan atau setelah minum. Angka diatas 130 mg/dl mengindikasikan
diabetes.
Hemoglobin glikosilat: Hb1C adalah sebuah pengukuran untuk menilai kadar gula darah selama
140 hari terakhir. Angka Hb1C yang melebihi 6,1% menunjukkan diabetes.
Tes toleransi glukosa oral
Setelah berpuasa semalaman kemudian pasien diberi air dengan 75 gr gula, dan akan diuji
selama periode 24 jam. Angka gula darah yang normal dua jam setelah meminum cairan
tersebut harus < dari 140 mg/dl.
Tes glukosa darah dengan finger stick, yaitu jari ditusuk dengan sebuah jarum, sample darah
diletakkan pada sebuah strip yang dimasukkan kedalam celah pada mesin glukometer, pemeriksaan
ini digunakan hanya untuk memantau kadar glukosa yang dapat dilakukan dirumah.
Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan dengan cara
Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine : hijau ( + ),
kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ )

Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis kuman

XI. Penatalaksanaan

Medis
penatalaksanaan Medis pada pasien dengan Diabetes Mellitus meliputi:

Obat hiperglikemik oral (OHO).


Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 4 golongan :

1) Pemicu sekresi insulin.


2) Penambah sensitivitas terhadap insulin.
3) Penghambat glukoneogenesis.
4) Penghambat glukosidase alfa.
Insulin
Insulin diperlukan pada keadaan :
1) Penurunan berat badan yang cepat.
2) Hiperglikemia berat yang disertai ketoasidosis.
3) Ketoasidosis diabetik.
4) Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.
Terapi Kombinasi
Pemberian OHO maupun insulin selalu dimulai dengan dosis rendah, untuk kemudian
dinaikkan secara bertahap sesuai dengan respon kadar glukosa darah.
Keperawatanan
Usaha perawatan dan pengobatan yang ditujukan terhadap ulkus antara lain dengan antibiotika
atau kemoterapi. Perawatan luka dengan mengompreskan ulkus dengan larutan klorida atau
larutan antiseptic ringan. Misalnya rivanol dan larutan kalium permanganate 1 : 500 mg dan
penutupan ulkus dengan kassa steril. Alat-alat ortopedi yang secara mekanik yang dapat merata
tekanan tubuh terhadap kaki yang luka amputasi mungkin diperlukan untuk kasus DM. Menurut
Smeltzer dan Bare (2001: 1226), tujuan utama penatalaksanaan terapi pada Diabetes Mellitus
adalah menormalkan aktifitas insulin dan kadar glukosa darah, sedangkan tujuan jangka
panjangnya adalah untuk menghindari terjadinya komplikasi. Ada beberapa komponen dalam
penatalaksanaan Ulkus Diabetik:
a) Diet
Diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar untuk memberikan semua unsur
makanan esensial, memenuhi kebutuhan energi, mencegah kadar glukosa darah yang
tinggi dan menurunkan kadar lemak.
b) Latihan
Dengan latihan ini misalnya dengan berolahraga yang teratur akan menurunkan kadar
glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki
pemakaian kadar insulin.
c) Pemantauan
Dengan melakukan pemantaunan kadar glukosa darah secara mandiri diharapkan pada
penderita diabetes dapat mengatur terapinya secara optimal.
d) Terapi (jika diperlukan)
e) Penyuntikan insulin sering dilakukan dua kali per hari untuk mengendalikan kenaikan
kadar glukosa darah sesudah makan dan pada malam hari. Pendidikan
Tujuan dari pendidikan ini adalah supaya pasien dapat mempelajari keterampilan
dalam melakukan penatalaksanaan diabetes yang mandiri dan mampu menghindari
komplikasi dari diabetes itu sendiri.
f) Kontrol nutrisi dan metabolik
Faktor nutrisi merupakan salah satu faktor yang berperan dalam penyembuhan luka.
Adanya anemia dan hipoalbuminemia akan berpengaruh dalam proses penyembuhan.
Perlu memonitor Hb diatas 12 gram/dl dan pertahankan albumin diatas 3,5 gram/dl.
Diet pada penderita DM dengan selulitis atau gangren diperlukan protein tinggi yaitu
dengan komposisi protein 20%, lemak 20% dan karbohidrat 60%. Infeksi atau
inflamasi dapat mengakibatkan fluktuasi kadar gula darah yang besar. Pembedahan dan
pemberian antibiotika pada abses atau infeksi dapat membantu mengontrol gula darah.
Sebaliknya penderita dengan hiperglikemia yang tinggi, kemampuan melawan infeksi
turun sehingga kontrol gula darah yang baik harus diupayakan sebagai perawatan
pasien secara total.
g) Stres Mekanik
Perlu meminimalkan beban berat (weight bearing) pada ulkus. Modifikasi weight
bearing meliputi bedrest, memakai crutch, kursi roda, sepatu yang tertutup dan sepatu
khusus. Semua pasien yang istirahat ditempat tidur, tumit dan mata kaki harus
dilindungi serta kedua tungkai harus diinspeksi tiap hari. Hal ini diperlukan karena kaki
pasien sudah tidak peka lagi terhadap rasa nyeri, sehingga akan terjadi trauma berulang
ditempat yang sama menyebabkan bakteri masuk pada tempat luka.
h) Tindakan Bedah
Berdasarkan berat ringannya penyakit menurut Wagner maka tindakan pengobatan
atau pembedahan dapat ditentukan sebagai berikut:
Derajat 0 : perawatan lokal secara khusus tidak ada.
Diagnosa Rencana Keperawatan
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1. Nyeri akut berhubungan dengan: Agen NOC : NIC :


injuri (biologi, kimia, fisik,psikologis), Pain Level, Lakukan pengkajian nyeri secara
kerusakan jaringan pain control, komprehensif termasuklokasi,
DS: -Laporan secara verbal DO:-Posisi comfort level karakteristik, durasi, frekuensi,
untuk menahan nyeri Setelah dilakukan tindakan kualitas dan faktor presipitasi
-Tingkah laku berhati-hati keperawatan selama 3x24jam Pasien Observasi reaksi nonverbal dari
-Gangguan tidur (mata sayu, tampakcapek, tidak mengalami nyeri, dengan kriteria ketidaknyamanan
sulit atau gerakan kacau,menyeringai) hasil: Bantu pasien dan keluarga untuk
-Terfokus pada diri sendiri Mampu mengontrol nyeri mencari dan menemukandukungan
-Fokus menyempit (penurunanpersepsi (tahupenyebab nyeri, mampu Kontrol lingkungan yang dapat
waktu, kerusakan prosesberpikir, menggunakan tehnik nonfarmakologi mempengaruhi nyeri sepertisuhu
penurunan interaksi denganorang dan untuk mengurang inyeri, mencari ruangan, pencahayaan dan kebisingan
lingkungan) bantuan) Kurangi faktor presipitasi nyeri
-Tingkah laku distraksi, contoh : jalan- Melaporkan bahwa nyeri berkurang Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
jalan, menemui orang lain dengan menggunakan menentukan intervensi
dan/atauaktivitas, aktivitas berulang-ulang) manajemennyeri distraksi, kompres hangat/ dingin
-Respon autonom (seperti
diaphoresis,perubahan tekanan darah,
perubahannafas, nadi dan dilatasi pupil)
2. PERFUSI JARINGAN TIDAK Setelah dilakukan tindakan PERAWATAN SIRKULASI
EFEKTIF: PERIFER keperawatan selama .......x24 jam tidak Kaji secara komprehensif sirkukasi
Definisi : penurunan pemberian oksigen ada gangguan pada status sirkulasi perifer (nadi perifer, edema, kapillary
dalam kegagalan memberi makan jaringan psien dengan indikator: refill, warna dan temperatur
pada tingkat kapiler. Tekanan darah sistolik dbn ekstremitas)
Batasan karakteristik : Tekanan darah diastolik dbn Evaluasi nadi perifer dan edema
Perifer : Kekuatan nadi dbn Inpseksi kulit adanya luka
Edema Rata-rata tekanan darah dbn Kaji tingkat nyeri
Tanda hofman positif Nadi dbn Elevasi anggota badan 20 derajat
Perubahan karakteristik kulit (rambut, Tekanan vena sentral dbn atau lebih tinggi dari jantung untuk
kuku, kelembaban) Tidak ada bunyi hipo jantung meningkatkan venous return
Denyut nadi lemah atau tidak ada abnormal Ubah posisi klien minimal setiap 2
Diskolorisasi kulit Tidak ada angina jam sekali
Perubahan suhu kulit AGD dbn Monitor status cairan masuk dan
Perubahan sensasi Kesimbangan intake dan output 24 keluar
Kebiru-biruan jam Gunakan therapeutic bed
Perubahan tekanan darah di ekstremitas Perfusi jaringan perifer Dorong latihan ROM selama
Terlambat sembuh Kekuatan pulsasi perifer bedrest
Pulsasi arterial kurang Tidak ada pelebaran vena Dorong pasien latihan sesuai
Warna kulit pucat, warna tidak kembali Tidak ada distensi vena jugularis kemanpuan
pada penurunan kaki Tidak ada edema perifer Jaga keadekuatan hidrasi untuk
Faktor yang berhubungan: Tidak ada asites mencegah peningkatan viskositas
Hipovolemi darah
Kerusahan transport oksgen melalui Kolaborasi pemberian antiplatelet
alveoler atau membran kapiler atau antikoagulan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN ULKUS DIABETIKUM

DI RUANG EDELWAIS RSUD BANYUMAS

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Klien

Nama : Ny.S

Umur : 57 tahun

Jenis Kelamin : perempuan

Pekerjaan : ibu rumah tangga

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Alamat : Pucung Lor

Diagnosa Penyakit : Ulkus DM

Tanggal Masuk : 14 Februari 2015

2. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Nn. T

Umur : 29tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Hubungan Dg Klien : anak


Pekerjaan : swasta

3. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama

Klien mengatakan nyeri pada kaki kiri

b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien mengatakan satu bulan sebelum masuk RS, klien jatuh tersandung batu, jari kaki sebelah kiri luka
dan luka tidak kering (membasah). Saat datang ke poli klien mengeluh kesakitan pada kaki kiri,luka
rembes,berbau. Pada saat dikaji, klien mengeluh lemas

c. Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien tidak memiliki penyakit kronik pada masa kanak-kanak, tidak pernah mengalami trauma, tidak
ada riwayat pernah dirawat ataupun operasi ataupun melakukan transfusi darah, tidak ada allergi, tidak
memiliki kebiasaan merokok ataupun minum alkohol.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki penyakit menular, ataupun riwayat penyakit
keturunan.

e. Pola Fungsional
1) Persepsi tentang kesehatan dan managemen kesehatan
Pasien mengatakan sehat adalah bebas dari penyakit. Pasien juga mengatakan kesehatan merupakan
suatu hal yang penting dan berharga dalam kehidupan. Pasien selalu berdoa untuk meminta
kesembuhan. Usaha untuk memperoleh kesembuhan dan menjaga kesehatan dengan cara melakukan
pengobatan di Rumah Sakit.
2) Pola nutrisi
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan minumnya, biasa minum 8 gelar
air setiap harinya yang terdiri dari air putih dan teh. Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan
pola makannya, pasien mengatakan kalau makannya teratur yaitu makan 3 kali.
- Selama sakit : Pasien mengatakan sejak operasi pasien dipuasakan dengan sekarang minumnya
hanya satu atau dua sendok untuk membasahi bibirnya. Pasien mengatakan sejak dioperasi pasien
dipuasakan sehingga belum pernah makan post Apendiktomy.
3) Pola Eliminasi
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 1 x sehari dengan konsistensi lunak, warna kuning
kecoklatan, bau khas dan tidak ada masalah. Pasien mengatakan BAB sedikit + BAK 2 – 3 x sehari
dengan warna kuning, jernih, bau khas.
- Selama sakit : Pasien mengatakan BAB baru sekali setelah operasi. BAK sedikit sebanyak 500
cc/10 menit, warna kuning jernih, bau khas kateter.
4) Pola Istirahat Tidur
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan di rumah + 7 – 8 jam dan tidak ada gangguan.
- Selama sakit : Pasien mengatakan tidur 5jam.
5) Pola aktifitas dan latihan
- Sebelum sakit :Pasien mengatakan tidak ada hambatan dalam melakukan aktifitas
- Selama sakit : Aktifitas pasien terbatas selama sakit dan memerlukan bantuan dalam
pemenuhan ADL karena proses penyakitnya.
6) Pola Kognitif
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan jika sakit biasanya pasien berobat ke mantri
atau Puskesmas terdekat.
- Selama sakit : Pasien mengatakan kalau pasien mengetahui tentang penyakit yang
dideritanya saat ini dan mengerti tentang penyakitnya.
7) Persepsi diri dan konsep diri
- Ideal diri : Pasien mengatakan sekarang kondisinya sudah lebih baik dari sebelumnya,
pasien ingin segera sembuh dan pulang ke rumah.
- Harga diri : Pasien mengatakan menerima kondisinya saat ini, tetapi kadang pasien
sering merasa sedih dengan kondisinya saat ini.
- Gambaran diri : Pasien mengatakan ada perubahan pada dirinya, bahwa dirinya saat ini
sedang sakit.
8) Pola koping dan toleransi stress
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan jika mengalami suatu masalah, pasien sering
menceritakan kepada suami dan anak.
- Selama sakit : Pasien mengatakan selama sakit keluarga selalu memperhatikan dan
menunggui pasien selama dirawat, dan jika ada masalah pasien menceritakan kepada
keluarganya.
9) Pola sexual dan reproduksi
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak ada hambatan dalam masalah sexual dan
reproduksi.
- Selama sakit : Pasien mengatakan selama sakit pasien dapat melayani suami.
10) Pola nilai dan kepercayaan
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan selalu menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya.
- Selama sakit : Pasien mengatakan selama sakit tidak menjalankan ibadah.

Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum :

- Tingkat kesadaran : Compos mentis

- Berat badan : 45 kg

- Tinggi badan : 157 cm

- Tekanan Darah : 100/70 mmHg

- Frekuensi Nafas : 20 x/menit

- Nadi : 92 x/menit

- Suhu : 36,3’C

b. Kulit, rambut, kuku

- Kulit : Tidak terdapat lesi, kulit kering, hangat, tidak ada pitting edema

- Rambut : Kusut, kering

c. Mata

Simetris, konjungtiva ananemis, sklera anikterik, gerakan bola mata mengikuti jari pemeriksa,
reflek pupil mengecil saat terkena rangsangan cahaya, tidak ada nyeri palpebra, tidak ada edema.

d. Hidung

Simetris, tidak ada lesi, keadaan bersih, tidak ada sekret, tidak terdapat PCH, tidak terdapat
nyeri tekan pada sinus etmoidal dan sinus splenoidale

e. Mulut
Kebersihan baik, mukosa bibir kering, warna pucat, tidak terdapat stomatitis, gigi lengkap,
terdapat karies gigi, gusi berwarna merah muda, tidak terdapat perdarahan, tidak terdapat pembesaran
tonsil, palatum utuh, lidah bersih, tidak ada nyeri tekan palpasi lidah, fungsi pengecapan baik.

f. Leher

Tidak ada lesi, tidak ada pembesaran tiroid dan KGB, tidak ada peningkatan JVP, tidak ada
kesulitan menelan, tidak ada gangguan pada pergerakan leher.

g. Thorax

Postur simetris tidak ada kelainan postur, tidak ada lesi, pengembangan dada simetris, tidak
terdapat retraksi intercostal, tidak terdapat ictus cordis, suara nafas vesikuler, suara jantung S1 dan S2,
vocal premitus seimbang.

h. Abdomen

Bentuk cekung, tidak ada lesi, terkstur kering, BU = 15 x/menit, tidak ada nyeri tekan pada palpasi,
tidak terdapat pembesaran organ dalam abdomen, tidak terdapat distensi abdomen.

i. Ekstremitas Atas

Sejajar, tidak ada lesi, tekstur kering, terdapat IV Line Nacl pada tangan kanan, tonus otot 4/4, ROM
tidak ada hambatan.

j. Ekstremitas Bawah

Sejajar, tekstur kering, terdapat ulkus diabetikum pada digiti 4 dan 5 di ekstremitas bawah sinistra, luka
basah dan bau, tonus otot 4/4, ROM pada ekstremitas sinistra mengalami hambatan.

Therapi injeksi

- Injeksi ceftazidime 1gr/12jam - Novomix 15-0-15


- Injeksi Ranitidin 50mg/12jam - Metformin 3x500mg
- Infus Metronidazol 500mg/8jam - Injeksi ketorolac 30mg/8jam
 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil
Hematologi
- Hemoglobin 7,3 9/dl
- Hematokrit 35 %
- Leukosit 22,1 ribu/UI
- Trombosit 284 ribu/UI
- Eritrosit 3,55 juta
Kimia Klinik
- Protein total 4,4 g/dl
- Albumin 3,2 g/dl
Elektrolit
- Natrium 139 mmol/L
- Kalium 3,2 mmol/L
- Klorida 109 mmol/L
Gula darah sewaktu 450g/dl
ANALISA DATA
No Hari/Tanggl Data Masalah Etiologi
1 Senin, 14 Februari 2015 DS : Pasien mengatakan Nyeri pada Nyeri Agen injuri fisik
jari manis dan kelingking kaki kiri
DO : Pasien terlihat kesakitan
Pengkajian nyeri :
P : Nyeri pada luka di kaki kiri
Q : Nyeri panas
R : digiti 4 dan 5 kaki sinitra
S : Skala nyeri 5
T : Menetap

2. Senin, 14 Februari 2015 DS : Pasien mengatakan lemas. Perfusi Jaringan Penurunan konsentasi Hb
DO : Pasien tampak pucat,anemis, Tidak efektif dalam darah
Hb:7.3g/dl

Diagnosa Rencana Keperawatan


Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1. Nyeri akut berhubungan dengan: Agen NOC : NIC :


injuri (biologi, kimia, fisik,psikologis), Pain Level, Lakukan pengkajian nyeri secara
kerusakan jaringan pain control, komprehensif termasuklokasi,
DS: -Laporan secara verbal DO:-Posisi comfort level karakteristik, durasi, frekuensi,
untuk menahan nyeri Setelah dilakukan tindakan kualitas dan faktor presipitasi
-Tingkah laku berhati-hati keperawatan selama 3x24jam Pasien Observasi reaksi nonverbal dari
-Gangguan tidur (mata sayu, tampakcapek, tidak mengalami nyeri, dengan kriteria ketidaknyamanan
sulit atau gerakan kacau,menyeringai) hasil: Bantu pasien dan keluarga untuk
-Terfokus pada diri sendiri Mampu mengontrol nyeri mencari dan menemukandukungan
-Fokus menyempit (penurunanpersepsi (tahupenyebab nyeri, mampu Kontrol lingkungan yang dapat
waktu, kerusakan prosesberpikir, menggunakan tehnik nonfarmakologi mempengaruhi nyeri sepertisuhu
penurunan interaksi denganorang dan untuk mengurang inyeri, mencari ruangan, pencahayaan dan kebisingan
lingkungan) bantuan) Kurangi faktor presipitasi nyeri
-Tingkah laku distraksi, contoh : jalan- Melaporkan bahwa nyeri berkurang Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
jalan, menemui orang lain dengan menggunakan menentukan intervensi
dan/atauaktivitas, aktivitas berulang-ulang manajemennyeri distraksi, kompres hangat/ dingin
2. PERFUSI JARINGAN TIDAK Setelah dilakukan tindakan
EFEKTIF: PERIFER keperawatan selama .......x24 jam tidak PERAWATAN SIRKULASI
Definisi : penurunan pemberian oksigen ada gangguan pada status sirkulasi Kaji secara komprehensif sirkukasi
dalam kegagalan memberi makan jaringan psien dengan indikator: perifer (nadi perifer, edema, kapillary
pada tingkat kapiler. Tekanan darah sistolik dbn refill, warna dan temperatur
Batasan karakteristik : Tekanan darah diastolik dbn ekstremitas)
Perifer : Kekuatan nadi dbn Evaluasi nadi perifer dan edema
Edema Rata-rata tekanan darah dbn Inpseksi kulit adanya luka
Tanda hofman positif Nadi dbn Kaji tingkat nyeri
Perubahan karakteristik kulit (rambut, Tekanan vena sentral dbn Elevasi anggota badan 20 derajat
kuku, kelembaban) Tidak ada bunyi hipo jantung atau lebih tinggi dari jantung untuk
Denyut nadi lemah atau tidak ada abnormal meningkatkan venous return
Diskolorisasi kulit Tidak ada angina Ubah posisi klien minimal setiap 2
Perubahan suhu kulit AGD dbn jam sekali
IMPLEMENTASI

Hari/Tanggal Jam Implementasi Respon


Senin, 14 Februari 10.00 Mengkaji dan mencatat kualitas lokasi dan
S : Pasien mengatakan nyeri pada kaki kiri
2015 durasi nyeri. O : Pasien terlihat kesakitan,skala 5,nyeri
Mengecek gula darah sewaktu menetap,nyeri seperti ditusuk,nyeri terasa
10.30 Mengajarkan teknik relaksasi panas.
Memantau TTV S : Pasien mengatakan sering haus,lapar
11.00 dan sering kencing
Melakukan insersi intravena O: GDS : 515g/dl.
11.30 S:-
Mengajarkan tentang teknik relaksasi O: TD 100/60 N:78 S:36 Rr:18
13.00 (napas dalam) S: pasien mengatakan lemas
Mengkaji secara komprehensif sirkukasi O: pasien terpasang infus Nacl 20tpm pada
13.30 perifer tangan kanan
S: pasien mau melakukan relaksasi
O: pasien terlihat nyaman
S: -
O: kaki kiri oedem,terdapat luka
Selasa,15 Februari 09.00 Melakukan pengkajian nyeri S : Pasien mengatakan nyeri pada kaki kiri
2015 untuk mengurangi nyeri: inj.ketorolac O : skala nyeri 4,nyeri pada digiti 4 dan 5,
30mg nyeri menetap, nyeri seperti ditusuk-tusuk.

09.15 Melakukan perawatan luka S: pasien mau disuntik


O: pasien terlihat tenang dan nyaman
09.30 Memberikan cairan IV sesuai kebutuhan
S: pasien kooperatif pada saat dibersihkan
10.00 Memberikan tranfusi darah luka
O: kaki kiri bengkak,luka rembes
12.00 Monitor TTV darah,nanah dan berbau
EVALUASI
Hari/Tanggal Diagnosa Evaluasi
Rabu, 16 Februari 2015 Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik S : Pasien mengatakan nyeri berkurang
O : TD: 110/70 mmHg N: 80X/menit, RR:
20X/menit,skala nyeri 4
A : Masalah nyeri teratasi sebagian
P : Pantau KU pasien
Pantau skala nyeri baik verbal,
nonverbal
Ajarkan teknik relaksasi
Atur posisi yang nyaman( miring )
Kolaborasi pemberian obat analgetik
Rabu, 16 Februari 2015 Perfusi jaringan (perifer) tidak efektif S : Pasien mengatakan badan sudah tidak
berhubungan dengan penurunan HB dalam lemas
darah O : Pasien terlihat segar,tidak anemis,
HB:11
A : Masalah perfusi jaringann tidak efektif
teratasi sebagian
P : Kaji secara komprehensif sirkukasi
perifer (nadi perifer, edema, kapillary
refill, warna dan temperatur ekstremitas)
Inspeksi kulit adanya luka

Anda mungkin juga menyukai