Anda di halaman 1dari 34

Muhammad Ardi, Ns., Sp.Kep.M.

B
• Learning outcome:
Setelah pembelajaran ini mahasiswa dapat:
– Mengenal Konsep Keperawatan Medikal Bedah
– Menjelaskan peran perawat Medikal Bedah
– Menguraikan manajemen keperawatan pada usia
dewasa
– Menjelaskan issu etis Keperawatan Medikal Bedah
– Menguraikan trend dan issu Keperawatan Medikal
Bedah
– Menjelaskan peran perawat medikal bedah dalam
pencapaian SDGs
• Kerawatan medikal bedah atau disebut perawatan dewasa
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah
penyakit pada individu usia 18 tahun - >100 tahun.
• Perawat medikal bedah harus memiliki pengetahuan dasar
dalam memenuhi kebutuhan pasien pada berbagai setting
perawatan.
• Perkembangan tekhnologi yang begitu pesat, peningkatan
pengetahuan yang massif dan perubahan dalam system
pelayanan kesehatan menuntut perawat medikal bedah
untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis untuk
melakukan perawatan kesehatan yang kompleks dan
holistik.
KONSEP KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Perawat memenuhi kebutuhan pasien menggunakan


pendekatan asuhan keperawatan.
• Memperoleh kenyamanan
• Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan,
• Melakukan upaya preventif
• Mendeteksi dan mengatasi kondisi berkaitan dengan penyakit
• Mengupayakan pemulihan hingga mencapai kapasitas
produktif tertinggi
• Membantu pasien menghadapi kematian secara bermartabat.
Praktek keperawatan medikal bedah
• Menggunakan langkah-langkah ilmiah pengkajian,
perencanaan, implementasi dan evaluasi
• Memperhatikan aspek bio-psiko-sosial pasien dalam merespon
gangguan fisiologis sebagai akibat penyakit, trauma dan
kecacatan
• Memerlukan pemahaman akan patofisiologis atau mekanisme
terjadinya gangguan dan manifestasi klinis yang mendasari
dalam intervensi keperawatan
Praktek keperawatan medikal bedah
Pengkajian Keperawatan

• Merupakan langkah pertama dan paling


penting dalam menyusun proses keperawatan
• Pengkajian keperawatan terdiri atas data
subyektif dan data obyektif dari diagnostik.
• Pengkajian individu terdiri atas riwayat
kesehatan (data subyektif) dan pemeriksaan
fisik (data obyektif).
Diagnosis Keperawatan

• Setelah data terkumpul, perlu melakukan


analisis kemudian mengidentifikasi masalah
atau respon terhadap proses kehidupan dan
status kesehatan.
• Jenis diagnosis keperawatan : aktual, promosi
kesehatan, risiko dan sindrom
Perencanaan

• Langkah pertama adalah


dan yang terukur.
• Selanjutnya
yang dibutuhkan untuk
memenuhi tujuan dan outcomes.
• Komunikasikan rencana keperawatan pada
pasien dan seluruh yang terlibat dalam
rencana keperawatan.
• Rencana keperawatan dapat merujuk pada
Nursing Intervention Classification (NIC).
• Setiap NIC terdiri dari beberapa aktivitas
untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien
Contoh Nursing Outcomes Classification (NOC)

Status respirasi: Jalan napas paten (0410)


Definisi: saluran trakeobronkhial bersih dan terbuka dan untuk pertukaran udara
Penilaian status respirasi: Sangat Terganggu Cukup Agak Tidak
jalan napas paten terganggu 1 terganggu 3 terganggu 4 terganggu 5
2

Indikator: 1 2 3 4 5 NA
041009 Mudah bernapas
041004 frekuensi napas 1 2 3 4 5 NA
041005 irama napas 1 2 3 4 5 NA
Severe Substantial Moderate Mild None

041002 ansietas 1 2 3 4 5 NA
------ dst
Contoh Nursing Interventions Classification (NIC)

Airway Manajemen 3140

Definisi: memfasilitasi kepatenan jalan nafas

Kegiatan/Aktivitas:

Buka jalan nafas, gunakan tehnik chin lift atau jaw thrust
Posisikan pasien untuk ventilasi maksimal
Identifikasi kebutuhan klien, insersi aktual/potensial airway
Masukkan jalan nafas oral atau nasofaringeal sesuai kebutuhan
Berikan terapi fisik dada sesuai kebutuhan
Hilangkan sekresi dengan menganjurkan untuk batuk, atau lakukan suction….dst
Implementasi

• Implementasi (juga disebut intervensi) yaitu


melaksanakan rencana untuk mencapai
tujuan dan hasil.
• Ketika implementasi, perawat terus mengkaji
respon pasien dan memodifikasi rencana yang
dibutuhkan.
• Pastikan untuk mendokumentasikan
perawatan.
Evaluasi
• Evaluasi dilakukan untuk menentukan efektifitas
rencana keperawatan.
• Lakukan pengkajian respon pasien berdasarkan
kriteria tujuan.
• Jika tujuan dan outcomes tidak tercapai, perlu
dipikirkan kembali rencana kerja melalui suatu
proses untuk mengembangkan rencana
perawatan yang lebih efektif
Koordinator perawatan Pemberi asuhan keperawatan

• melakukan kolaborasi • melakukan perawatan fisik


dengan tim kesehatan lain menggunakan keterampilan
sebagai bagian dari seperti memberikan
pengobatan dan melakukan
perencanaan perawatan pengkajian yang komprehensif.
interdisiplin • intervensi psikososial dan
spiritual
• Aktivitas : kolaboratif
(interdependen) dan
independen
Perencana perawatan
Edukator
berkelanjutan
• perawatan • Pendidikan kesehatan
berkelanjutan setelah pada pasien merupakan
komponen utama
pasien keluar dari RS
• Pendidikan kesehatan
dan home care sangat penting saat
perencanaan pulang dari
RS.
Advokat Change agent

• Perawat medikal bedah • merencanakan dan


bersama pasien dan keluarga mengimplementasikan suatu
menginterpretasikan system untuk merubah
informasi dari tim kesehatan perilaku kesehatan pasien
lain • perlu mengkaji perilaku
pasien dan keluarga untuk
mengidentifikasi kebutuhan
berubah
• Faktor yang paling penting
adalah mengkaji kesiapan
pasien untuk berubah.
• Pemberian asuhan keperawatan secara nyata telah
dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang terjadi
dalam sistem pelayanan keperawatan.
• Tujuan asuhan keperawatan tetap diarahkan untuk
menempatkan pasien pada kondisi yang baik agar
asuhan dapat berlangsung.
• Pelaksanaan asuhan keperawatan dilaksanakan
dalam berbagai metode pengorganisasian seperti
keperawatan tim, keperawatan primer dan
manajemen kasus.
• Trend keperawatan mengarah pada
mempersingkat lama perawatan dan
meningkatkan penggunaan layanan perawatan
kesehatan rawat jalan.
• Kebutuhan akan asuhan keperawatan di
lingkungan rumah dan komunitas juga akan
meningkat.
• Banyaknya jenis layanan keperawatan baik di
dalam maupun di luar rumah sakit
menyebabkan perawat medikal bedah
mempunyai banyak pilihan. Pilihan layanan
dapat di pelayanan medikal bedah akut, klinik,
rawat jalan, pusat pelayanan di sekitar
lingkungan, lembaga perawatan kesehatan
rumah, pelayanan keperawatan berkelompok
atau mandiri.
ISSU ETIS DALAM KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH
Kerahasiaan

• beritahukan tujuan pengkajian


• diskusi tim lain di tempat tertutup

Restrein

• Pertimbangkan dengan teliti risiko membatasi


otonomi
• Perlu dicoba strategi lain
Isu Etis....
Hubungan saling percaya
• Salah satu dilema etik dengan prinsip kejujuran yaitu
mengungkapkan diagnosis
• Beberapa strategi : memberikan informasi ttg prosedur dan
diagnosa keperawatan, mengkomunikasikan pada keluarga dan
dokter permintaan pasien akan informasi

Kematian dan sekarat

• Narkotik untuk menurunkan nyeri dapat


menyebabkan depresi pernapasan
Pada kondisi dilema, tindakan dibenarkan
dengan prinsip efek ganda dengan kriteria :

Secara tulus Terdapat


Tindakan itu berniat Efek yang baik keseimbangan
sendiri baik memberikan diraih dengan yang
atau secara efek yang baik cara efek yang proporsional
moral netral. dan bukan buruk antara baik
yang buruk. dan buruk.
Menolak Perawatan

• Alasan penolakan:
• konflik nilai pribadi
• takut mengalami cedera.
TREND DAN ISSUE DALAM
KEPERAWATAN
TREND
• sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak
orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta

ISSUE
• sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak
namun belum jelas faktanya atau buktinya.
Berbagai Trend dan Issue:

Pengurangan lamanya dirawat (early


discharge): one day care
• Pasien keluar dari perawatan akut segera setelah kondisi stabil, namun
mungkin masih memerlukan perawatan khusus

Lama hari rawat yang singkat menyebabkan


pergeseran perawatan di rumah (home care)
• Keluarga diharapkan terlibat dalam perawatan setelah pulang
Trend & Issue...

Populasi lansia semakin meningkat

• Pengetahuan tentang confusi, jatuh dan inkontinensia, kompleksitas


terapi, readmision, dan outcome yang jelek. Perlu juga mengembangkan
model perawatan lansia

Peningkatan kepercayaan terhadap tekhnologi


(telenursing)

Kebutuhan akan pengetahuan keperawatan tahap lanjut


Trend & Issue...

Inovasi dalam perencanaan keperawatan melalui komputerisasi

Pengembangan profesional berkelanjutan untuk kebutuhan


kompetensi

Peningkatan distanced (online) learning

Peningkatan pengajaran praktik berdasarkan bukti


PERAN PERAWAT MEDIKAL BEDAH
DALAM PENCAPAIAN SDGs
Goal 3 :
menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong
kesejahteraan bagi semua orang
di segala usia, yaitu pada 2030:
• Mengurangi AKI hingga di bawah 70 per 100.000 KH
• Mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan menurunkan
Angka Kematian Neonatal hingga 12 per 1.000 KH dan Angka Kematian Balita 25
per 1.000 KH;
• Mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria dan penyakit tropis yang
terabaikan, serta memerangi hepatitis, penyakit bersumber air dan penyakit
menular lainnya;
• Mengurangi 1/3 kematian prematur akibat penyakit tidak menular melalui
pencegahan dan perawatan, serta mendorong kesehatan dan kesejahteraan
mental;
• Memperkuat pencegahan dan perawatan penyalahgunaan zat, termasuk
penyalahgunaan narkotika dan alkohol yang membahayakan;
• Mengurangi setengah jumlah global kematian dan cedera akibat kecelakaan lalu
lintas;
• Menjamin akses semesta kepada pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi;
• Mencapai universal health coverage, termasuk perlindungan risiko keuangan,
akses kepada pelayanan kesehatan dasar berkualitas dan akses kepada obat-
obatan dan vaksin dasar yang aman, efektif, dan berkualitas bagi semua orang;
• Mengurangi secara substansial kematian dan kesakitan akibat senyawa berbahaya
serta kontaminasi dan polusi udara, air, dan tanah.
Mengapa perawat harus peduli
dengan SDGs?
Perawat merawat yang lain

• Perawat termasuk profesi untuk meningkatkan kesehatan


individu dan masyarakat. Ini merupakan hal yang fundamental
dalam keperawatan. ICN mendefinisikan keperawawatan
"Nursing encompasses the promotion of health, prevention of
illness, and care of physically ill, mentally ill, and other
community settings. Within this broad spectrum of health
care, the phenomena of particular concern to nurses are
individual, family and group responses to actual or potential
health problems".
Hal yang benar untuk dilakukan

• Hal yang mendasari semua ini adalah keadilan sosial. Kita harus
belajar dan berkontribusi pada SDGs karena ini adalah hal yang
benar untuk dilakukan. Kita bisa mencegah kematian anak dan
ibu, kita bisa mengakhiri kemiskinan yang ekstrem, kita bisa
meningkatkan kualitas hidup, kita bisa memastikan anak-anak
bersekolah, kita bisa mencegah kekerasan dan penindasan, kita
bisa memiliki keadilan. SDGs memberikan kesempatan untuk
menerapkan pengetahuan yang kita miliki sebagai perawat untuk
menciptakan kesehatan dunia yang lebih baik
Perubahan itu mungkin

• Di MDGs, dunia melihat peningkatan yang luar biasa dalam


meningkatkan harapan hidup, mengurangi angka kematian anak,
membuat lebih banyak anak masuk sekolah, mengurangi kemiskinan
dan meningkatkan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang aman.
Target yang ditetapkan di SDGs juga memungkinkan perubahan
kearah yang lebih baik.

Ini adalah kesehatan kita

• SDGs tidak hanya berhubungan dengan orang-orang di negara


berpenghasilan rendah. Mereka mempengaruhi kita semua. Realisasi
target ini akan memperbaiki kehidupan masyarakat kita, keluarga
kita, dan bahkan kesehatan kita sendiri.
REFERENSI :
• Dochterman, J. M., & Bulechek, G. M. (2004). Nursing Interventions Classification (NIC). 4th
edition. St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier.
• Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Murr, A. C. (2010). Nursing care plans: guidelines for
individualizing client care across the life span. 8th edition. Philadelphia: F. A. Davis Company.
• Ermalena. (2017). Indikator Kesehatan SDGs di Indonesia. Disampaikan dalam diskusi panel
“PengendalianTembakau dan Tujuan Pembangunan Indonesia” the 4th ICTOH, Balai Kartini, 15
Mei 2017
• Herdman, T. H. (2012). NANDA international nursing diagnoses: definitions & classification,
2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell
• International Council of Nurse. (2017). Nurse’s role in achieving the sustainable development
goals. Geneva, Switzerland : International Council of Nurse.
• Ignatavicius, D. D., & Workman, M. L., (2006). Medical-surgical nursing critical thinking for
collaborative care. Philadelphia: Saunders Elseviers.
• Lewis, S. L., Heitkemper, M. M., Dirksen, S. R., O’Brien, P. G., & Bucher, L. (2007). Medical
surgical nursing: assessment and management of clinical problems. 7th edition. St. Louis,
Missouri: Mosby Elsevier.
• Moorhead, S., Johnson, M., & Maas, M. (2004). Nursing outcomes classification (NOC). 3th
edition. St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai