Anda di halaman 1dari 73

PATIENT SAFETY

Mata kuliah ini membahas tentang manajemen keselamatan pasien


di rumah sakit, puskesmas dan tempat pelayanan kesehatan lainnya
1.Menguasai konsep dan prinsip patient safety
2.Menguasai konsep anatomi fisiologi tubuh manusia, patologi dan
patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh, gizi, mikrobiologi,
parasitologi, dan farmakologi
3.Menguasai konsep dan prinsip sterilitas dan desinfeksi alat.
Pokok Bahasan dan Sub :
1 Konsep dan prinsip patient safety
2 Langkah-langkah pelaksanaan patient safety
3 Standar keselamatan pasien
4 Kebijakan yang mendukung patient safety
5 Langkah-langkah pelaksanaan patient safety
6 Standar keselamatan pasien
7 Kebijakan yang mendukung patient safety
8 Kebijakan yang mendukung patient safety Penugasan
9 Manajemen Risiko dalam patient safety
10 Monitoring dan evaluasi patient safety
11 Safety Instruments/ Devices untuk keselamatan pasien
12 Manajemen Risiko patient safety
Pokok Bahasan dan Sub :
13 Komunikasi antar anggota team kesehatan
14 Leadership in patient safety
15 Patient safety ini Nursing
16 Komunikasi antar anggota team kesehatan
17 Budaya patient safety
KOMUNIKASI ANTAR ANGGOTA TIM
KESEHATAN
DEFINISI
• KOMUNIKASI ANTAR ANGGOTA TIM
KESEHATAN ADALAH KOMUNIKASI EFEKTIF
DALAM PRAKTEK KOLABORASI NTERPROFESI
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS
PELAYANAN
Latar belakang perlunya komunikasi interprofesi

• Kualitas layanan yang baik tergantung pada


profesional yang bekerja sama dalam tim
interprofessional (Rokhmah & Anggorowati, 2017)
• Komunikasi interprofesional yang digunakan
adalah SBAR (Situation-Background Assessment-
Recommendation).
• Rumah sakit adalah organisasi dalam bidang jasa
pelayanan kesehatan yang didukung oleh banyak
jenis ketrampilan SDM baik yang berbentuk profesi
maupun non profesi.
• Rumah Sakit yang bermutu adalah rumah sakit
yang memberikan pelayanan melalui
penyelenggaraan pelayanan secara paripurna
pada unit unit gawat darurat, rawat jalan, rawat
inap, ruang tindakan dan ruang perawatan khusus.
• Pelayanan yang ada di rumah sakit merupakan
pelayanan yang multidisilpin sehingga bisa
berpotensi terjadinya pelayanan yang tumpang tindih,
terjadinya konflik interprofesional dan juga
keterlambatan pemeriksaan dan tindakan
(Susilaningsih, 2016).
• Dalam pelayanan kesehatan terjadi kesalahan (error)
70-80 % yang disebabkan oleh buruknya komunikasi
dan pemahaman dalam tim, kerjasama tim yang baik
dapat membantu mengurangi masalah patient safety
(WHO, 2009)
• Kemampuan untuk bekerja dengan profesional
dari disiplin lain untuk memberikan kolaboratif,
patient centred care dianggap sebagai elemen
penting dari praktek profesional yang
membutuhkan spesifik perangkat kompetensi.
• The American Nurses Association (ANA, 2010)
• menggambarkan komunikasi efektif sebagai
standar praktik keperawatan profesional.
• Berhasilnya suatu komunikasi adalah apabila kita
mengetahui dan mempelajari unsur-unsur yang
terkandung dalam proses komunikasi. Unsur-unsur
itu adalah sumber (resource), pesan message),
saluran (channel/ media) dan penerima
(receiver/audience)
• Komunikasi yang efektif dan kolaborasi perlu diberi
penekanan yang kuat di semua program
perawatan kesehatan profesional untuk menjamin
kepuasan dan keamanan pasien.
• Contoh komunikasi interprofesional yang di
gunakan adalah SBAR (Situation-Background
Assessment_x0002_Recommendation). SBAR
merupakan tehnik dalam mengkomunikasikan
informasi yang penting yang membutuhkan
perhatian dan tindakan dengan segera sehingga
keselamatan pasien dapat terjamin dan terlindungi
KOMUNIKASI ANTAR TIM
KEPERAWATAN MELALUI
HAND OVER / TIMBANG TERIMA
DENGAN METODE SBAR
DEFINISI
Handover adalah komunikasi oral dari
informasi tentang pasien yang
dilakukan oleh perawat pada
pergantian shift jaga
timbang terima  cara dalam
menyampaikan sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan klien
(Nursalam, 2015)
TUJUAN
Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara
paripurna.

Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat .

Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang


bertanggung jawab antar anggota tim perawat.
Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien
yang berkesinambungan
Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum
klien
Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti
oleh dinas berikutnya

Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya


LANGKAH-LANGKAH TIMBANG TERIMA
Kedua kelompok dinas sudah siap.

Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara


penuh terhadap masalah, kebutuhan dan segenap tindakan yang
telah dilaksanakan serta hal-hal yang penting lainnya selama
masa perawatan (tanggung jawab)

Hal-hal yang sifatnya khusus, memerlukan perincian yang matang


sebaiknya dicatat khusus untuk kemudian diserahterimakan
kepada petugas berikutnya.
LANJUTAN….

• Identitas klien dan diagnosa medis.


• Masalah Keperawatan yang masih
muncul.
• Tindakan keperawatan yang telah
Hal-hal yang dilaksanakan (secara umum)
perlu • Intervensi kolaboratif yang telah
disampaikan dilaksanakan.
• Rencana umum dan persiapan yang
dalam perlu dilakukan dalam kegiatan operatif,
timbang pemeriksaan laboratorium /
pemeriksaan penunjang lain, persiapan
terima : untuk konsultasi atau prosedur yang
tidak rutin dijalankan.
• Prosedur rutin yang biasa dijalankan
tidak perlu dilaporkan.
LANJUTKAN...

Perawat yang
melakukan timbang Lama timbang
terima dapat Sedapat- terima tiap
melakukan
klarifikasi, tanya dapatnya, pasien tidak
jawab dan mengupayaka lebih dari 5
melakukan validasi n menit,kecuali
terhadap hal-hal
yang telah penyampaian dalam kondisi
ditimbang yang jelas, khusus dan
terimakan atau memerlukan
berhak terhadap singkat dan
keterangan- padat. keterangan
keterangan yang yang rumit.
kurang jelas.
PELAKSANAAN DALAM PROSEDUR
Metode tradisional Bedside handover

• Dilakukan hanya di meja • Dilakukan di samping


perawat tempat tidur pasien
• Komunikasi 1 arah • Pasien dan keluarga terlibat
• Jika ada pengecekan ke • Pasien dan keluarga
pasien, hanya memastikan mendapatkan feedback
kondisi secara umum
• Tidak ada kontribusi /
feedback dari pasien /
keluarga shg status kes
pasien tidak up to date

METODE TIMBANG TERIMA (Kassesan dan


Jagoo, 2005)
20
METODE PELAKSANAAN
Komunikasi
Oral 
diskusi
Komunikasi
Tape tertulis 
recorder medical
record

Metode
pelaksanaan

21
Efek timbang terima dalam shift jaga

• Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak
Efek fisiologi gangguan dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus
kurang tidur selama kerja malam

• Pada shift malam  itu bagi pekerja malam dipergunakan untuk


Efek psikososial istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif dalam
kegiatan

• mengakibatkan kemampuan mental menurun yang berpengaruh


Efek kinerja terhadap perilaku kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali
dan pemantauan

Efek thd kesehatan • Berpotensi menyebabkan ggn gastrointestinal

Thd keselamatan • Penelitian Smith, et all 0,69% terjadi kecelakaan kerja pada
shift malam dan shift pagi
kerja
22
Yang perlu didokumentasikan dalam
timbang terima
1. Identitas klien
2. Diagnosa medis pasien
3. Dokter yang menanganu
4. Kondisi umum pasien
5. Masalah keperawatan
6. Intervensi yg sdh dilakukan
7. Intervensi yg belum dilakukan
8. Tindakan kolaborasi
9. Rencana umum dan persiapan lain
10.Tanda tangan dan nama terang
23
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM TIMBANG TERIMA

• Dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas yang disepakati.


• Dipimpin oleh penanggung jawab klien / perawat primer.
• Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas.
• adanya unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab.
• Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematik dan
menggambarkan kondisi klien pada saat ini serta kerahasiaan klien.
• Timbang terima harus berorientasi pada masalah keperawatan yang ada
(melalui pengkajian ), kemudian tindakan yang telah dilakukan dan belum
dilakukan serta perkembangan setelah dilakukan tindakan.
• Dilakukan didekat pasien, volume suara yang pelan dan tegas ( tidak berbisik )
agar klien disebelahnya tidak mendengarkan apa yang dibicarakan untuk
menjaga privacy klien, hal-hal yang perlu dirahasiakan sebaiknya tidak
dibicarakan secara langsung di dekat klien.
• Bila ada informasi yang membuat klien terkejut sebaiknya jangan dibicarakan
didekat klien tetapi diruang perawat.
PENERAPAN KOMUNIKASI
S B A R PADA INTERAKSI DENGAN
PROFESI LAINNYA
KOMUNIKASI INTERAKSI
KEPERAWATAN
• Perawat – Pasien
– Tindakan Keperawatan pada Diagnosis
– Edukasi Kesehatan

• Perawat – Keluarga
– Tindakan Keperawatan sesuai Diagnosis
– Edukasi Kesehatan : Diagnosis Keperawatan dan Medik

• Perawat – Dokter
– ISBAR
– TBaK
Situation Background

Assessment Recommendation

(SBAR)
Kegagalan komunikasi menyebabkan kesalahan
dalam pelayanan kepada pasien

(Leonard, 2004)
SBAR DALAM KEPERAWATAN ADALAH
ALAT KOMUNIKASI DALAM
MELAKUKAN IDENTIFIKASI
TERHADAP PASIEN SEHINGGA
MAMPU MENINGKATKAN
KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTARA
PERAWAT DAN DOKTER
• Dokter lebih memperhatikan informasi
yang ringkas
• Perawat bekerja lebih cepat
• Mengkomunikasikan masalah dengan jelas
• Memberi kesempatan
menyampaikan saran kolaborasi
Acronym SBAR adalah

S – Situation : Apa yang terjadi dengan


pasien ?
B – Background: Hal-hal apa yang
melatarbelakangi kondisi klinis pasien ?
A – Assessment: Saya pikir apakah
problemnya ?
R – Recommendation: apa yang akan
saya lakukan untuk memperbaiki
kondisi itu ?
Gunakan kata kunci bahwa
kita semua paham .
misal :
“kita mempunyai masalah
yang serius “
“ kita berada disituasi kritis “
Kata kunci yang lain
“saya akan perhatian“,“saya
tidak nyaman
“ini tidak aman”, “saya cemas”
“saya membutuhkan beberapa
penjelasan”
SBAR

S • Situation

B • Background

A • Assessment

R • Recommendation
Situation
• Usia pasien
• Jenis kelamin
• Diagnosis sebelum operasi
• Prosedur
• Status mental
• Pra-prosedur
• Pasien stabil / tidak stabil
34
SITUASI/KONDISI PASIEN

• Hari ini Nn. D panas tinggi

2/18/2020 35
Background (Latar belakang)
• Riwayat medis terkait
• Alergi
• Gangguan sensorik
• Lokasi keluarga
• Agama / budaya
• Diperlukan juru bahasa
• Deposisi berharga 36
LATAR BELAKANG

• Pasien ini masuk 2 hari yang lalu,


dengan panas dirumah sudah 2 hari

2/18/2020 37
Assessment
• Vitals
• Diperlukan isolasi
• Kulit
• Faktor risiko
• Masalah yang saya khawatirkan tentang

38
ASESMEN YG SUDAH
DILAKUKAN

• TTV nya: Khusus suhunya 39

2/18/2020 39
Recommendation/Request
• Diperlukan perawatan khusus
segera atau sangat segera
• Area prioritas
• Kontrol rasa sakit
• Pompa IV
• Komunikasi keluarga

40
REKOMENDASI

• Dok, mungkin pasien memerlukan


obat penurun panas

2/18/2020 41
CONTOH SBAR: HIPERTERMI
• S: Dina panasnya tinggi, tindakan kep sudah
dilakukan: pakaian dan selimut tipis, minum
banyak dan kompres air hangat
• B: Dia masuk tadi pagi dan sudah dua hari panas
di rumah
• A: asesmen yang sudah dilakukan: Sh: 39, N: 84,
R: 24, T: !30/70
• R: Dok, sepertinya Dina memerlukan obat
penurun panas
2/18/2020 42
KOMUNIKASI PERAWAT – DOKTER : SBAR

• S : Situasi pasien yang penting dilaporkan


• B : Latar belakang pasien:
– Alasan masuk rumah sakit
– Predisposisi dan presipitasi
– Kondisi pasien sebelumnya dan perkembangannya
– Tindakan keperawatan dan medik yang telah dilakukan
• A : Pengkajian yang mendalam tentang S
• R : Rekomendasi atau saran yang diperlukan
yang merupakan wewenang dokter
KOMUNIKASI PERAWAT – DOKTER: TBaK

•T : Tulis instruksi yang diberikan


• Ba : Baca ulang instruksi yang telah ditulis
dan jika perlu di- spelling
•K : Konfirmasi kembali
SBAR: PERAWAT - DOKTER
• Situation : Symptom/problem :
Kondisi Tn X sekarang ini pukul 22.45 suhu tubuh 40
derajat celcius. Nadi : 100x/m T : 90/60 mm Hg RR :
30x/menit Tingkat kesadaran : stupor. Kaku kuduk.
• Background :
Riwayat penyakit Tn X terdiagnosa menderita penyakit
epilepsi sejak 5 tahun yang lalu dan tidak kontrol lagi
kurang lebih 2 tahun ini. Pengobatan sebelum ini untuk
epilepsi Tn X mendapatkan obat anti kejang (luminal).
MRS 2 hari dengan gejala sering kejang disertai demam.
• Assesment and action :
Pernafasan Tn X dyspneu RR : 30x/menit tindakan yang
dilakukan pemasangan oksigen 2 l/menit. Tekanan darah T
: 90/60 mm tindakan yang dilakukan monitor tensi tiap
setengah jam, pemasangan infus D10 % 20 tetes/menit.
Kesadaran menurun somnolen px tidak merespon stimulus
eksternal (panggilan, sentuhan).
• Response & rationale/requirement :
Mohon advis dokter untuk terapi intravena lanjutan tn X,
terapi cairan 24 jam. Pemeriksaan laboratorium : Darah
lengkap (DL), cairan serebrospinal. Demikian yang dapat
saya laporkan dari kondisi tn X.
CONTOH TBaK (perawat –Dokter)
• Terima kasih dokter atas advis untuk tn X. Konfirmasi
ulang, terapi intravena luminal injeksi 1 ampul untuk
mengurangi kaku kuduk, injeksi antipiretik novalgin 1
ampul, pemberian cairan intravena D10 % dan RL
dengan perbandingan 2 : 1 total 1500 cc/24 jam.
Pemeriksaan cito darah lengkap. Pemeriksaan
cairan serebrospinal menunggu hasil pemeriksaan
darah lengkap.
• Baik sudah kami dokumentasikan advis dokter dan
selanjutnya akan kami laksanakan.
Apa yang di bahas SBAR ?
• Situation : memberikan pikiran pokok
utama dalam 5-10 detik
• Background : menghubungkan data yang obyektif
dengan kondisi pasient yang spesifik pada saat ini
• Asessment : perawat memberikan penilaian dari
situasi terkini dengan benar
• Recommendation : ditujukan kepada
“ apakah kita perlu melakukan “
pendekatan kolaborasi
KEUNTUNGAN SBAR

1. Kekuatan perawat berkomunikasi secara


efektif
2. Dokter percaya pada analisa perawat
karena menunjukkan perawat paham
akan kondisi pasien
3. Memperbaiki komunikasi = memperbaiki
keamanan pasien
Contoh :
Situation
• Selamat pagi Dokter , saya Zr. A perawat lantai 2 baru
• Melaporkan pasien nama Ny. B kamar 216 C
• Sebutkan kondisi pasien yang paling spesifik:
- drainase dari tempat insisi……….or
- selang dada ……………..or
- penurunan pengeluaran urine……or
- pasien gelisah ,…….,…….
- tanda-tanda vital mengalami penurunan atau peningkatan
- trombocit….or Hb….
Back ground
• Diagnosa masuk…….. Tgl. Masuk……
• tindakan yang dilakukan……..
• Obat-obatan yang baru diberikan…….
• Allergies
• O2 ____l/min _____% dalam berapa jam
pemberian
• T __ P ___ RR __ B/P ___ O2 sat ___ (check
adanya perubahan).
• Hasil Lab. – masukkan tgl dan waktu pemeriksaan,
bandingkan dengan hasil sebelumnya

• Cantumkan informasi klinis yang lain :


- tingkat kesadaran ________
- bunyi napas ____________
- warna kulit _____________
- Urine output ____________
- Extremities ____________
• Asessment

• Apa penilaian anda pada situasi itu ?


• Saya pikir masalahnya adalah: tuliskan masalah
yang anda pikirkan OR
• Saya tidak yakin apa masalahnya , tetapi pasien
memburuk. OR
• Pasien kelihatannya tidak stabil.
• Recommendation

• Apa yang anda inginkan dari dokter ?


• Recommendations/Interventions:
- haruskah saya mulai dengan pemberian O2,I.V.dll.?
- apakah pasien perlu diperiksakan X-RAY, BGA, ECG
dan test yag lain?
- jam berapa dokter akan datang?
- apakah dokter akan consul dr. spesialis bedah/ dr. spesialis
jantung
- apakah dokter akan memindahkan pasien ke ICU?
dll.?
LATIHAN 1 :
• Pasien baru dari front office dengan diagnosa masuk
obs. Febris dr. B
• Pasien mengeluh panas badan sejak 3 hari yang lalu
• Pusing ,mual, badan sakit semua, batuk
• Sudah berobat kedokter dapat obat dumin 3x1 tab.,
cyprofloxacin 3x500 mg. , vometa 3x1 tab. Terakhir
minum tadi pagi jam . 07.00
• Riwayat Penyakit Dahulu RPD Tidak ada, alergi tidak
ada
• Hasil pemeriksaan tensi 120/70 mmHg. , nadi
80x/menit, suhu 39˚C
Latihan 2 :
• Pasien dengan DHF Dr. B. dirawat hari ke-6
• Tidak ada keluhan , makan habis ½
porsi/minum banyak
• Hasil pemeriksaan tensi 110/70 mmhg. , nadi
80x/menit, suhu 36.5 ˚C
• Trombocyt 28.000, Hb. 15 gr%, PCV (package
Cell Volume) 45%
LATIHAN 3:
• pasien dengan infark miokard akut dirawat Dr. C
hari ke-5
• Pasien sesak , batuk

LATIHAN 4:
• Pasien dengan CKD/Chronic Kidney
Diseaseter/Gagal ginjal kronis, yang pasang
CAPD (Continuous ambulatory peritoneal dialysis)
dirawat Dr. Chandra
• Tanam dialisat 2000 cc keluar 1500 cc
LATIHAN 5 :
• Pasien datang ke maternity dengan
G1P0 kehamilan 24 minggu ,dirawat Dr. Y.
mengalami perdarahan sejak tadi pagi, darah keluar
flek-flek warna kecoklatan

LATIHAN 6:
• Pasien post ET infertiliti 5 tahun dirawat Dr. M,
masuk ruangan jam 08.00, pesanan dari poli
infertility beri posisi trendelenberg (posisi kepala
lebih rendah dari kaki) s/d. jam 14.00,px. bedrest
LATIHAN 7:
• Pasien dengan post SC. Hari ke-1 dirawat Dr. X.
Mengalami nyeri daerah op.

LATIHAN
• Pasien datang dari front office dengan GIIPI Dr. X
• Tensi 200/110 mmhg. , nadi 96 x/menit. Suhu
37.5˚c
LATIHAN 8.
• Pasien dengan post. Op. CWL . Dr. A,
Terpasang tampon dikedua hidung,
mengantuk , 4 jam kemudian pindah
ruangan
Latihan 9
• Pasien dengan post. Op. ORIF ( fr.
Humerus kanan) Dr. E pindah ruangan
4jam kemudian
Latihan 10
• Pasien dengan post. Op. TUR .P. Dr. G
Latihan 11
• PASIEN datang dari AE . Dirawat Dr. H.
Dengan Acut lung Oedema, px. Sesak,
perfusi perifer dingin, tensi 80/70mmhg,
nadi 120 x/menit, DLL
Latihan 12
• Pasien dengan post . Op.
choleduchoyeyunoyeyunostomi hari I
dirawat Dr. K, kondisi stabil, nyeri daerah
op. skala 3, terpasang
T. drain dan Drain sub hepatal
Latihan 13
• Pasien dengan ARDS Dr. W terpasang respirator,
pasien sesak,
SPO2 88%, TTV . Dalam batas normal,
Respirator alarm
Latihan 14
• Pasien datang dari front office dengan CMV.
Umur 2 tahun Dirawat Dr. L
• Keluarga mengatakan anaknya mengalami
keterlambatan perkembangan
• Belum bisa berjalan , bicara belum bisa
• TTV. Dalam batas normal

Latihan 15
• Pasien dengan diare dirawat dr. L
• Sudah tidak diare , bab 1x lembek, bak 3x
buang pampers
Diagnosa keperawatan

Apa hubungan SBAR dengan diagnosa


keperawatan ?

Dicantumkan dibagian mana jika


diagnosa keperawatan adalah bagian
dari SBAR ?

Bagaimana tentang pernyataan teratasi ,


belum teratasi, dan teratasi sebagian
Diagnosa keperawatan :
Bagian dari proses keperawatan yang
digunakan secara terus menerus ketika
merencanakan dan memberikan asuhan
keperawatan.
Pengkajian (pengumpulan data)adalah
langkah awal dalam berpikir kritis dan
pembuatan keputusan yang mengarah pada
diagnosis keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah
sebuah label singkat, menggambarkan kondisi
pasien yang diobservasi di lapangan
• Diagnosa keperawatan dibedakan atas 3 hal :
1. masalah aktual
Data yang benar-benar terlukiskan
dari sebuah masalah yang terjadi
2. masalah potensial
Data yang menunjukkan kemungkinan
kuat,atau resiko, bahwa masalah akan
terjadi dalam waktu dekat jika tidak ada
perubahan (keperawatan berfokus pada
pencegahan masalah)
3. diagnosis sejahtera
berfokus pada transisi respons
CONTOH SBAR MOHON PERSIAPAN OPERASI

Bila anda pertelphon sebutkan identitas pasien tapi bila tidak, cukup
menuliskan SBAR karena sudah ada stiker pasien di integrated
note

S . Pro operasi TUR . P. tgl. 18-10-2009 jam 12.00


B . Px. Dengan BPH. DR. A Suhu 36.5 ° C ,
nadi 80x/menit, T. 130/80 , RR. 18 x/menit,
SPO2 99 %, TB. 165 cm. , BB. 60 kg.
• RPD. - hypertensi, DM, Alergi terhadap golongan
sulfa
• Sudah diconsulkan ke Dr. B dapat
terapi norvask 5mg 1-0-0
• Hasil Echo:disfungsi diastolik ventrikel kiri ,EF.60 %
- Sudah consul dr. S
dapat actrapid 3x14 unit SC
- Hasil laborat dan foto IVP, THORAK
terlampir
A . Kemungkinan operasi dengan
resiko ringan
R . Mohon persiapan operasi
CONTOH SBAR BALANS CAIRAN
S. Post op. TUR . P hari ke 2
Nyeri skala 3/2, produksi urine….
B. BI sampai dengan B6
Balanc cairan
Sedang jalan pethidin pump jalan
2 mg /jam = 4 cc /jam
A. nyeri terkontrol dengan pemberian
analgesik
R. instruksi dokter/ usul kita
Beberapa Contoh Nursing Care Plan
 Penurunan curah jantung
tidak adequatnya jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh

 Karakteristik
 Palpitasi,fatigue,napas pendek/dyspnea,anxiety
 Tachycardi, bradycardi
 Distensi vena jugularis, edema, peningkatan atau penurunan CVP
 Dingin, kulit pucat, perubahan warna dari membran mucosa/cyanosis, CRT
> 2 detik, penurunan / peningkatan tekanan darah
 Crackles, cough, penurunan ejection fraction, nyeri dada

 Mandiri
 Pantau tanda-tanda vital
 Evaluasi status mental
 Catat warna kulit dan kualitas denyut nadi
 Auskultasi bunyi napas dan bunyi jantung
 Pertahankan tirah baring
 Hindari mengejan / aktifitas yang menimbulkan tenaga
 Pantau dan catat efek /kerugian respon obat yang telah diberikan
 Intoleransi aktifitas (defisit perawatan diri)
suatu keadaan seorang individu yang tidak cukup mempunyai energi
fisiologis atau psykologis untuk bertahan atau memenuhi kebutuhan atau
aktifitas sehari-hari yang diinginkan

 Karakteristik
 Ketidaknyamanan atau dyspnea yang membutuhkan pengerahan
tenaga/pasien merasa letih/lemah
 Denyut jantung atau tekanan darah tidak normal sebagai respon terhadap
aktifitas
 Perubahan EKG selama aktifitas yang menunjukkan aritmia/iskemia

 Mandiri
 kaji respon pasien terhadap aktifitas
 ajarkan pasien tentang tehnik penghematan energi
 Berikan dorongan untuk melakukan aktifitas/perawatan diri bertahap jika
mampu ditoleransi
 Berikan bantuan sesuai kebutuhan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai