Anda di halaman 1dari 43

Timbang Terima

atau
Handover
Timbang Terima......???

Timbang terima merupakan kegiatan yang


harus dilakukan sebelum pergantian dinas

Timbang terima  cara dalam menyampaikan sesuatu


(laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien
(Nursalam, 2015)
TUJUAN DILAKSANAKAN TIMBANG TERIMA

1. Menyampaikan kondisi atau keadaan pasien secara umum;


2. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas Berikutnya;
3. Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya (Nursalam, 2011).
MANFAAT TIMBANG TERIMA
1. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat;
2. Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat;
3. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan;
4. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna
(Nursalam, 2011).
Efek dalam shift jaga
• Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur
Efek fisiologi malam, banyak gangguan dan biasanya diperlukan waktu
istirahat untuk menebus kurang tidur selama kerja malam

• Pada shift malam  itu bagi pekerja malam dipergunakan


Efek psikososial untuk istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat berpartisipasi
aktif dalam kegiatan

• mengakibatkan kemampuan mental menurun yang


Efek kinerja berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan pekerjaan
seperti kualitas kendali dan pemantauan

Efek thd •Berpotensi menyebabkan ggn gastrointestinal


kesehatan
Thd keselamatan •Penelitian Smith, et all 0,69% terjadi kecelakaan kerja pada shift
malam dan shift pagi
kerja
5
Metode tradisional Bedside handover

• Dilakukan hanya di meja • Dilakukan di samping


perawat tempat tidur pasien
• Komunikasi 1 arah • Pasien dan keluarga
• Jika ada pengecekan ke terlibat
pasien, hanya memastikan • Pasien dan keluarga
kondisi secara umum mendapatkan feedback
• Tidak ada kontribusi /
feedback dari pasien /
keluarga shg status kes
pasien tidak up to date

METODE TIMBANG TERIMA (Kassesan dan Jagoo,


2005)

6
Komunikasi
Oral 
diskusi
Komunikasi
tertulis 
Tape recorder
medical
record

Metode
pelaksanaan

METODE PELAKSANAAN
7
Yang perlu didokumentasikan dalam
timbang terima
1. Identitas klien
2. Diagnosa medis pasien
3. Dokter yang menangani
4. Kondisi umum pasien
5. Masalah keperawatan
6. Intervensi yg sdh dilakukan
7. Intervensi yg belum dilakukan
8. Tindakan kolaborasi
9. Rencana umum dan persiapan lain
10. Tanda tangan dan nama terang
8
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
TIMBANG TERIMA
• Dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas yang disepakati.
• Dipimpin oleh penanggung jawab klien / perawat primer.
• Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas.
• Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematik dan
menggambarkan kondisi klien pada saat ini serta kerahasiaan klien SBAR
• Timbang terima harus berorientasi pada masalah keperawatan yang ada (melalui
pengkajian ), kemudian tindakan yang telah dilakukan dan belum dilakukan serta
perkembangan setelah dilakukan tindakan.
• Jika dekat pasien, jaga privasi, jaga volume suara
• Bila ada informasi yang membuat klien terkejut sebaiknya jangan dibicarakan
didekat klien tetapi diruang perawat.
PROSEDUR TIMBANG TERIMA
(Nursalam, 2011)

Persiapan
1. Kedua kelompok yang akan melakukan timbang terima sudah dalam
keadaan siap.
2. Kelompok yang akan bertugas atau yang akan melanjutkan dinas
sebaiknya menyiapkan buku catatan

Pelaksanaan
1. Timbang terima dilaksanakan pada setiap pergantian dinas.
2. Di nurse station (ruang perawat) hendaknya perawat berdiskusi untuk
melaksanakan timbang terima dengan mengkaji secara komprehensif hal-
hal yang berkaitan tentang masalah keperawatan pasien, rencana
tindakan yang sudah ada namun belum dilaksanakan serta hal-hal penting
lainnya yang perlu dibicarakan.
3. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah:
a. Identitas pasien dan diagnosis medis.
b. Masalah keperawatan yang mungkin masih muncul.
c. Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.
d. Intervensi kolaboratif dan dependensi
e. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya, diantaranya operasi, pemeriksaan laboratorium, atau
pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau
prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara rutin.

4. Adanya validasi dan klarifikasi.


5. Penyampaian singkat dan jelas.
6. Waktu +/- 5 menit tiap pasien, kecuali .
7. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada
buku laporan ruangan oleh perawat primer.
Format tentang timbang terima
Nama : Kamar :
Umur : Dx. Medis :
Tanggal :
Timbang Terima
Asuhan Keperawatan
Shift Pagi

Masalah Keperawatan

Data Fokus S:
(subjektif dan objektif) O:
A:
P:

Intervensi yang sudah dilakukan

Hal-hal yang perlu diperhatikan


(lab, obat, advis medis)

Tanda tangan PP PP Pagi : PP Sore :


Karu :
LEMBAR TIMBANG TERIMA

Timbang Terima
Asuhan Keperawatan Shift Pagi Shift Sore Shift Malam

Keadaan Pasien

Masalah Keperawatan

Evaluasi
Intervensi Keperawatan
yang telah
dilaksanakan

Pesan Khusus
Tanda Tangan Kepala PP Pagi : PP Sore : PP Malam :
Ruangan PP Sore : PP Malam : PP Pagi :
FORMAT LAPORAN TIMBANG TERIMA

Tanggal/ Identita dx. terapi TTV Keluhan Dx. Kep Tindaka Interve
jam s medis utama n nsi
klien Kep. selanjut
nya

Nadi RR TD Suhu
Sejarah SBAR
• Kegagalan komunikasi menyebabkan kesalahan
dalam pelayanan kepada pasien (Leonard, 2004)

• Sekitar 98.000 pasien rawat inap di AS meninggal


sebagai hasil kesalahan medis setiap tahunnya.
Kegagalan Komunikasi telah ditemukan menjadi akar
penyebab di hampir 70% dari peristiwa ini (Rodgers,
2007)

• Karena itu maka perlu meningkatkan efektivitas


komunikasi antar pemberi layanan kesehatan.
Petugas Kasir Perawat yg
merawat • Pelayanan di
RS melibatkan
Petugas
Laboratorium
Petugas
Admission
banyak orang /
profesi
• Dapat terjadi
kegagalan
Perawat
PASIEN
komunikasi jika
Kamar Bedah
tidak memiliki
dasar
komunikasi
Dokter yg Perawat UGD efektif dalam
merawat pelayanan
SBAR
• SBAR adalah format komunikasi, yang awalnya
dikembangkan oleh militer dan disempurnakan oleh
industri penerbangan untuk mengurangi risiko yang
terkait dengan transmisi informasi yang tidak akurat
dan tidak lengkap (Rodgers, 2007).

• SBAR adalah alat komunikasi yang menyediakan


metode jelas mengkomunikasikan informasi terkait
dengan temuan klinis
Dokter lebih memperhatikan karena informasi
yang ringkas
Bekerja lebih cepat
Mengkomunikasikan masalah dengan jelas
Memberi kesempatan menyampaikan
saran kolaborasi
Jenis Komunikasi SBAR
• Klinis:
– Perawat ke perawat, petugas lab ke dokter
– Dokter ke spesialis
– Perawat ke dokter dll
• Non Klinis:
– Komunikasi dg bagian maintenance dan iT
Pelaksanaan SBAR
• Sebagai alat komunikasi informasi melaporkan
kondisi pasien secara lisan (baik langsung
maupun tidak langsung)

• Sebagai alat komunikasi serah terima pasien:


– dari satu unit pelayanan ke unit lain.
– antar shift dalam tim kesehatan.
– sementara waktu krn harus pergi istirahat/
pertemuan, dll
(S)Situation: Bagaimana situasi yang Anda
bicarakan?
Mengidentifikasi nama diri petugas dan pasien
Apa yang terjadi dengan pasien yang
memprihatinkan.
(B) Background: Apa latar belakang informasi klinis
yang berhubungan dengan situasi?
 Diagnosa
 Obat saat ini & alergi
 Tanda-tanda vital terbaru
Hasil Lab: tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes
sebelumnya untuk perbandingan
 Riwayat medis
 Temuan klinis terbaru
(A)Assessment: Berbagi hasil penilaian klinis
Anda

 Apa temuan klinisi?


 Apa analisis dan pertimbangan anda?
 Apakah masalah ini parah atau mengancam
kehidupan?
(R) Recommendation: Apa yang Anda inginkan
terjadi dan kapan?
 Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan untuk
memperbaiki masalah?
 Apa solusi yang bisa Anda tawarkan dokter?
 Apa yang Anda butuhkan dari dokter untuk
memperbaiki kondisi pasien?
 Kapan waktu yang Anda harapkan tindakan ini
terjadi?
Contoh
Format
SBAR
Situation
Selamat pagi Dokter, saya Sr. Ana perawat lantai 6
ward MHJS
Melaporkan pasien nama Ny. As
 Sebutkan kondisi pasien yang paling spesifik :
 Drainage dari tempat incisi………. atau
 Selang dada …………….. atau
 Penurunan pengeluaran urine…….. atau
 Pasien gelisah , ..……., ….…….
 Tanda-tanda vital : ……. (mengalami
• penurunan/peningkatan)
Background
 Diagnosa masuk…….. Tgl. Masuk……
 tindakan yang dilakukan……..
 Obat-obatan yang baru diberikan…………..…. Allergies ……..
 O2 ____l/min _____% dalam berapa jam pemberian
 Hasil Lab. – masukkan tgl. dan waktu pemeriksaan,
bandingkan dengan hasil sebelumnya
 Cantumkan informasi klinis yang lain :
 Tingkat kesadaran ________
 Bunyi napas ____________
 Warna kulit _____________
 Urine output ____________
 Extremities____________
Asessment
Apa penilaian anda pada situasi itu ?
• Saya pikir masalahnya adalah :……………………..
(tuliskan masalah yang anda pikirkan) atau
• Pasien kelihatannya tidak stabil.
Recommendation
 Apa yang anda inginkan dari dokter ?
 Recommendations/Interventions:
- haruskah saya mulai dengan pemberian O2,I.V.dll.?
- apakah pasien perlu diperiksakan X-RAY, BGA, ECG
dan test yag lain?
- jam berapa dokter akan datang?
- apakah dokter akan consul Dr. bedah/Dr. jantung
- apakah dokter akan memindahkan pasien ke
ICU? dll.?
PRE DAN POST
CONFERENCE

33
CONFERENCE IS...

• Conference  diskusi kelompok tentang beberapa


aspek klinik dan kegiatan konsultasi. Conference
dilakukan sebelum dan sesudah melaksanakan
asuhan pada pasien.)
Tujuan Umum Conference
1. Menganalisa masalah-masalah secara kritis
dan menjabarkan alternatif penyelesaian
masalah
2. Mendapatkan gambaran berbagai situasi
lapangan untuk menyusun rencana antisipasi
sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri
dalam pemberian askep
3. Membantu koordinasi dalam rencana
pemberian asuhan keperawatan

35
Pedoman Pelaksanaan Conference
• Sebelum dimulai, tujuan conference harus dijelaskan

• Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok

• Pemimpin mempunyai peran untuk menjaga fokus diskusi tanpa mendominasi dan
memberi umpan balik

• Pemimpin harus merencanakan topik yang penting secara periodik

• Ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta,

• Ruang diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pada saat diskusi

• Saat menyimpulkan conference, ringkasan diberikan oleh pemimpin

36
cont.....

Macam-
macam
conference

Pre Post
conference conference

37
Pre dan post conference

• diskusi tentang aspek klinik


Pre setelah operan dan sebelum
melaksanakan asuhan
conference keperawatan pada pasien.

• diskusi tentang aspek klinik


Post sebelum operan dan sesudah
melaksanakan asuhan
conference keperawatan pada pasien.

38
Tujuan Pre dan Post Conference
Pre Conference Post Conference
• Membantu mengidentifikasi • untuk memberikan
masalah-masalah pasien, kesempatan mendiskusikan
merencanakan asuhan dan penyelesaian masalah dan
merencanakan evaluasi membandingkan masalah
hasil
yang dijumpai.
• Mempersiapkan hal-hal
yang akan ditemui di
lapangan
• Memberikan kesempatan
untuk berdiskusi tentang
keadaan pasien

39
Syarat Pelaksanaan Conference
Pre conference Post conference
• Dilaksanakan sebelum • Dilakukan sesudah
pemberian asuhan pemberian asuhan
keperawatan keperawatan
• Waktu efektif yang • Waktu efektif yang
diperlukan 10 atau 15 menit diperlukan 10 atau 15 menit
• Topik yang dibicarakan • Topik yang dibicarakan
harus dibatasi: keadaan harus dibatasi: keadaan
pasien, perencanaan pasien, evaluasi tindakan yg
tindakan rencana dan data- sudah dilakukan dan data-
data yg perlu ditambahkan data yg perlu ditambahkan
• Yang terlibat : kepala • Yang terlibat : kepala
ruangan, ketua tim dan ruangan, ketua tim dan
anggota tim anggota tim
40
Hal-hal yg disampaikan oleh PA

41
Pelaksanaan Conference
1. Dipimpin oleh ketua tim / PJ tim
2. Isi conference:
a. Rencana tiap perawat (rencana harian)
b. Tambahan rencana dari ketua tim atau PJ tim
3. Waktu : Dilakukan setelah operan
4. Tempat : Dilakukan di meja masing2 tim
5. Penanggung jawab
a. Ketua tim atau PJ tim membuka acara
b. Ketua tim atau PJ tim menanyakan rencana harian masing –
masing perawat pelaksana
c. Ketua tim atau PJ tim memberikan masukan dan tindakan lanjut
terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu

42

Anda mungkin juga menyukai