Anda di halaman 1dari 7

‫‪KHUTBAH PERTAMA – KHUTBAH JUMAT TENTANG ILMU:‬‬

‫‪BAHAYA BERKATA AGAMA TANPA ILMU‬‬

‫إن الـ َح ْم َد هّلِل ِ نَـحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ‪َ ،‬ونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر ِ‬
‫ُور‬ ‫َّ‬
‫ض َّل لَهُ‪َ ،‬و َم ْن‬ ‫ت أَ ْع َمالِنَا‪َ ،‬م ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَاَل ُم ِ‬ ‫أَ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيِّئَا ِ‬
‫ك لَهُ‬ ‫ي لَهُ‪ ،‬أَ ْشهَ ُد أَن الَّ إِلَهَ إِالَّ هللا َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي َ‬ ‫يُضْ لِلْ فَاَل هَا ِد َ‬
‫َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُمـ َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه‬
‫ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح َّ‬
‫ق‬ ‫قال هللا تعالى فى كتابه الكريم‪ ،‬يَا أَيُّهَا الَّ ِذ َ‬
‫تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن إِاَّل َوأَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم َ‬
‫ون‬
‫ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَ ْواًل َس ِدي ًدا‬ ‫وقال تعالى‪ ،‬يَا أَيُّهَا الَّ ِذ َ‬
‫يُصْ لِحْ لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد‬
‫فَا َز فَ ْو ًزا َع ِظي ًما‬
‫ي‬‫ي هَ ْد ُ‬ ‫ث ِكتَابُ هَّللا ِ‪َ ،‬وأَحْ َس َن ْالهَ ْد ِ‬ ‫ق ْال َح ِدي ِ‬ ‫ص َد َ‬ ‫أَ َّما بَ ْع ُد‪ ،‬فإِ َّن أَ َ‬
‫ور ُمحْ َدثَاتُهَا‪َ ،‬و ُك َّل ُمحْ َدثَ ٍة‬ ‫م‬
‫ُ‬ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‪َ ،‬و َش َّر األُ‬‫ُم َح َّم ٍد َ‬
‫ِ‬
‫ضاللَ ٍة فِي النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫ضاللَةٌ ‪َ ،‬و ُك َّل َ‬ ‫ِب ْد َعةٌ‪َ ،‬و ُك َّل بِ ْد َع ٍة َ‬
‫‪Ummatal Islam,‬‬

‫‪Baca Juga:‬‬

‫‪Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 99 - 102‬‬

‫‪Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang kita untuk berkata ataupun mengikuti perkara‬‬
‫‪yang tidak ada ilmunya. Allah Ta’ala berfirman:‬‬
‫ك بِ ِه ِع ْل ٌم‬
َ َ‫ْس ل‬ ُ ‫َواَل تَ ْق‬
َ ‫ف َما لَي‬
“Jangan kamu ikuti apa-apa yang tidak ilmunya sama sekali.” (QS. Al-Isra'[17]: 36)
Karena berkata tanpa ilmu adalah sumber berbagai macam kesesatan, sumber berbagai
macam kehancuran dan kebinasaan. Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al-A’raf ayat
33:

‫ش َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَ َن َواإْل ِ ْث َم‬ َ ‫اح‬ِ ‫قُلْ إِنَّ َما َح َّر َم َربِّ َي ْالفَ َو‬
‫ق َوأَن تُ ْش ِر ُكوا بِاللَّـ ِه َما لَ ْم يُنَ ِّزلْ ِب ِه س ُْلطَانًا َوأَن‬ ِّ ‫َو ْالبَ ْغ َي بِ َغي ِْر ْال َح‬
﴾٣٣﴿ ‫ون‬ َ ‫تَقُولُوا َعلَى اللَّـ ِه َما اَل تَ ْعلَ ُم‬
“Katakan, ‘Sesungguhnya yang diharamkan oleh Rabbku yaitu fahisyah yang tampak
maupun yang tersembunyi, dan dosa, dan kamu berbuat zalim di muka bumi dengan
tanpa hak, dan kamu berbuat syirik (mempersekutukan Allah) dengan apa yang Allah
tidak turunkan ilmu padanya, dan kamu berkata atas Allah dengan tanpa ilmu.’“(QS.
Al-A’raf[7]: 33)
Di situ Allah menyebutkan tentang keharaman-keharaman. Allah mulai dari yang kecil,
kemudian naik menjadi besar, besar dan yang paling besar. Allah mengatakan,
“Sesungguhnya yang diharamkan oleh Rabbku yang pertama adalah
perbuatan fahisyah yang tampak maupun yang tersembunyi, dan dosa, (lalu naik lagi)
dan berbuat zalim di muka bumi ini, (dan naik lagi) berbuat syirik. Padahal syirik
merupakan dosa yang sangat besar, akan tetapi Allah tidak menutup ayat itu dengan
syirik. Allah menutup ayat itu dengan firmanNya, “Dan kamu berkata atas Allah dengan
tanpa ilmu.”

Baca Juga:

Larangan Mengakhirkan Shalat Dari Waktunya

Para ulama menyebutkan mengapa Allah menutup ayat tersebut dengan, “Berkata tanpa
ilmu.” Karena berkata tanpa ilmu adalah tiang kesesatan. Karena semua kesesatan
berasal daripada berkata tanpa ilmu. Seseorang berkata/berucap sesuatu dalam agama
lalu kemudian dia mengatakan, “ini halal/ini haram” padahal tidak ada dalilnya dari
syariat Allah, sungguh ia telah berdusta atas nama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah
berfirman:
َ ‫ف أَ ْل ِسنَتُ ُك ُم ْال َك ِذ‬
‫ب هَ ٰـ َذا َحاَل ٌل َوهَ ٰـ َذا َح َرا ٌم‬ ُ ‫ص‬ ِ َ‫َواَل تَقُولُوا ِل َما ت‬
‫ب‬َ ‫لِّتَ ْفتَرُوا َعلَى اللَّـ ِه ْال َك ِذ‬
“Jangan kalian mengucapkan dengan lisan-lisan kalian dengan mensifatkan ini halal
dan haram sehingga kalian pun berdusta atas nama Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
(QS. An-Nahl[16]: 116)
Berbicara dalam masalah agama harus berdasarkan dalil dan keilmuan dari Allah.
Karena agama ini milik Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah berfirman:

ُ‫ين ْال َخالِص‬


ُ ‫أَاَل لِلَّـ ِه ال ِّد‬
“Ketahuilah, milik Allah lah agama yang murni ini.” (QS. Az-Zumar[39]: 3)
Agama Islam ini milik Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Allah nyatakan bahwa itu satu-
satunya agama disisi Allah. Allah berfirman:

‫ين ِعن َد اللَّـ ِه اإْل ِ ْساَل ُم‬


َ ‫إِ َّن ال ِّد‬
“Sesungguhnya agama disisi Allah itu hanyalah Islam.” (QS. Ali-Imran[3]: 19)
Karena agama ini milik Allah, maka siapapun yang ingin berbicara tentang agama ini
hendaklah ia mempunyai burhan, mempunyai bukti dan dalil dari Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
Maka saudaraku,

Baca Juga:

Bab Bagaimana Ilmu itu Dicabut - Hadits 100 - Kitab Shahih Bukhari (Ustadz
Badrusalam, Lc.)

Berapa banyak kesesatan muncul akibat berkata tanpa ilmu? Berapa banyak kesyirikan
muncul akibat berkata tanpa ilmu? Berapa banyak kebid’ahan pun muncul akibat
berkata tanpa ilmu? Bahkan kemaksiatan dihalalkan karena berkata tanpa ilmu. Berapa
banyak kesyirikan pun dilakukan karena berkata tanpa ilmu?

Maka saudaraku, betapa buruknya pengaruh daripada berkata tanpa ilmu tersebut.

Namun Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengabarkan bahwa nanti di akhir zaman
orang-orang bodoh yang tak paham ilmu tentang diin ikut berbicara tentang agama.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam hadits yang dikeluarkan oleh
Ibnu Majah:
ٌ ‫اس َسنَ َو‬
ُ ‫ات َخ َّدا َع‬
‫ات‬ َّ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ى‬َ ‫ل‬ ‫ع‬
َ ‫ي‬ِ ‫ت‬ْ‫َسيَأ‬
ِ
“Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan.” kata
Rasulullah..

‫ق َوي ُْؤتَ َم ُن فِيهَا ْال َخائِ ُن‬ُ ‫ق فِيهَا ْال َكا ِذبُ َويُ َك َّذبُ فِيهَا الصَّا ِد‬ ُ ‫ص َّد‬
َ ُ‫ي‬
ُ‫ضة‬َ ِ‫ضةُ قِي َل َو َما الرُّ َو ْيب‬ َ ِ‫ق فِيهَا الرُّ َو ْيب‬ ُ ‫َويُ َخ َّو ُن فِيهَا اأْل َ ِم‬
ُ ‫ين َويَ ْن ِط‬
‫قَا َل ال َّر ُج ُل التَّافِهُ فِي أَ ْم ِر ْال َعا َّم ِة‬
“Orang yang berdusta dianggap jujur, orang yang jujur dianggap dusta, orang yang
mempunyai amanah dianggap penghianat dan orang yang berkhianat diberikan
amanah. Dan akan berbicaralah ruwaybidhah’ Ada yang bertanya, “Siapa ruwaybidhah,
wahai Rasulullah?’ kata Rasulullah, ‘Orang yang bodoh tapi berani berbicara dalam
perkara-perkara besar (masalah-masalah yang berhubungan dengan keumuman
manusia)'” (HR. Ibnu Majah)

Kita lihat di zaman ini banyak para penuntut ilmu atau bahkan bukan penuntut ilmu
berbicara tentang masalah agama dengan ra’yu-ra’yu mereka, dengan pendapat-
pendapat mereka, lalu ia bangga dengan pendapatnya. Padahal sama sekali tidak di atas
dalil, laa hawla wa laa quwwata illa billah.
Maka saudaraku, kita yang ingin keselamatan dari adzab api neraka, kewajiban kita
berhati-hatilah. Siapapun yang ingin berbicara tentang agama ini, tentang diin ini,
hendaklah yang pertama melihat apakah ada dalil yang menunjukkan kepadanya? Yang
kedua apakah ada pemahaman para sahabat dan para ulama setelahnya yang menopang
pemahaman terhadap dalil tersebut? Sehingga pada waktu itu pemahaman kita benar,
bukan hanya membawakan dalil tapi juga dengan pemahaman yang shahih. Tidak
seperti orang-orang khawarij yang Rasulullah mengabarkan bahwa mereka
membawakan ayat-ayat Al-Qur’an, mereka membaca Al-Qur’an, mereka membawakan
hadits, akan tetapi melesat dari agama Islam akibat mereka menafsirkan Al-Qur’an
dengan pemahaman yang dangkal. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda
tentang orang-orang khawarij:

Baca Juga:

Takut Adzab dan Berharap Rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala

‫ون من قَول خير ْالبَريَّة‬


َ ُ‫يَقُول‬
“Mereka membawakan sabda-sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Ummatal Islam,

Oleh karena itulah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menganjurkan umatnya


untuk menuntut ilmu dan terus menuntut ilmu. Fokuskan dengan menuntut ilmu dan
memperdalam keilmuan. Sehingga kita ketika berbicara tentang agama ini betul-betul
di atas dasar keilmuan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Berapa banyak ayat-ayat,
berapa banyak hadits-hadits yang menganjurkan kita untuk menuntut ilmu Allah?
Maka sibukan dengan menuntut ilmu, sibukkan kita untuk mendengar. Sehingga pada
waktu kita menjadi hamba yang benar-benar mengatakan, “sami‘na wa atha‘na (kami
mendengar dan kami taat).”
Mendengar siapa?
Mendengar Allah dan rasulNya dengan cara mempelajari dan mengkajinya. “Dan kami
taat” dengan cara mengamalkan ilmu yang telah kita dengar.

‫أقول قولي هذا واستغفر هللا لي ولكم‬


KHUTBAH KEDUA – KHUTBAH JUMAT TENTANG ILMU: BAHAYA BERKATA
AGAMA TANPA ILMU

‫ نبينا محمد و آله‬،‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا‬


،‫ أشهد أن ال إله إال هللا وحده ال شريك له‬،‫وصحبه ومن وااله‬
ُ‫أن مح ّمداً عبده ورسوله‬
َّ ‫وأشهد‬
Ummatal Islam,

Sesungguhnya merasa diri kita telah berilmu adalah awal daripada berkata tanpa ilmu.
Saat kita merasa bahwa kita telah memiliki ilmu yang banyak, lalu kemudian kita berani
berfatwa, lalu kemudian kita berani berbicara dengan sebatas ra’yu dan akal kita. Maka
di situlah awal kebinasaan diri kita, saudaraku..

Baca Juga:

Berlemah Lembut - Bab 217 - Hadits 466 - Kitab Al-Adab Al-Mufrad (Ustadz Dr.
Syafiq Riza Basalamah, M.A.)

Terlebih apabila kita merasa bangga dengan pendapat-pendapat kita. Oleh karena itulah
disebutkan bahwa Abu Darda berkata bahwa kalau bukan karena tiga perkara manusia
‫‪akan menjadi baik. Yang pertama yaitu kekikiran yang diikuti, hawa nafsu yang‬‬
‫‪diperturutkan, dan setiap orang merasa bangga dengan pendapatnya sendiri-sendiri.‬‬

‫‪Pendapat yang dia banggakan, bukan dia kembali kepada Allah dan rasulNya. Maka‬‬
‫‪disaat itu dia akan tersesat jalan. Na’udzubillah Nas’alullah as Salamah wal ‘Afiah.‬‬

‫ْت َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم‬ ‫صلَّي َ‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬
‫آل‬ ‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬إِنَّ َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪َ .‬وبَ ِ‬ ‫َو َعلَى ِ‬
‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬إِنَّ َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد‬ ‫ت َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬ ‫ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْك َ‬
‫َم ِج ْي ٌد‬
‫ت األَحْ يَا ِء‬ ‫المؤ ِمنِي َْن َو ْ‬
‫المؤ ِمنَا ِ‬ ‫ت َو ْ‬ ‫‪  ‬اللهُ َّم ا ْغفِرْ ِل ْل ُم ْسلِ ِمي َْن َوالم ْسلِ َما ِ‬
‫ت‪ ،‬فَيَا قَ ِ‬
‫اض َي‬ ‫ت إِنَّ َ‬
‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِج ْيبُ ال َّد َع َوا ِ‬ ‫ِم ْنهُ ْم َواألَ ْم َوا ِ‬
‫ال َحا َجات‬
‫اللهم تقبل أعمالنا يا رب العالمين‪ ،‬اللهم وتب علينا إنك أنت‬
‫التواب الرحيم‪ ،‬اللهم اصلح والة أمورنا يا رب العالمين‪،‬‬
‫واجعلنا من التوابين واجعلنا من المتطهرين‬

‫اآلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬


‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ِ‬
‫عباد هللا‪:‬‬
‫ان َوإِيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َويَ ْنهَ ٰى َع ِن‬ ‫إِ َّن اللَّـهَ يَأْ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َواإْل ِ حْ َس ِ‬
‫ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُمن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي ۚ يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر َ‬
‫ُون‬
‫ ول ِذك ُر‬،‫ َوا ْش ُكرُوهُ َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُكم‬،‫فَ ْاذ ُكرُوا هللا ال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُكم‬
.‫هللا أكبَر‬
DOWNLOAD MP3 KHUTBAH JUMAT TENTANG ILMU: BAHAYA BERKATA AGAMA
TANPA ILMU
Pemutar Audio
00:00

00:00

Podcast: PLAY IN NEW WINDOW |

Anda mungkin juga menyukai