Anda di halaman 1dari 30

Perilaku Wirausaha

a. Konsep Wirausaha

Istilah kewirausahaan (entrepreneur) pertama kali diperkenalkan pada awal


abad ke-18 oleh ekonom perancis, Richard Cantillon.Menurutnya, entrepreneur
adalah “agent who buys means of
production at certain prices in order to
combine them”. Adapun makna
secara etimologis
wirausaha/wiraswasta berasal dari
bahasa sansekerta terdiri dari tiga
suku kata: “wira”, “swa” dan “sta”.
“Wira” berarti manusia unggul,
teladan, tangguh, berbudi luhur,
berjiwa besar, berani, pahlawan,
pionir, pendekar/pejuang, kemajuan,
memiliki keagungan watak.“Swa”
berarti sendiri, “Sta” berarti berdiri.
Istilah kewirausahaan, pada dasarnya
berasal dari terjemahan entrepreneur,

Figure 1 Joseph Schumpeter yang dalam bahasa inggris dikenal


Sumber: https://policonomy.wordpress.com
dengan between taker atau go
between. Pada abad pertengahan istilah entrepreneurdigunakan untuk
menggambarkan seseorang actor yang memimpin proyek produksi. Konsep
wirausaha secara lengkap dikemukakan oleh Joseph Schumpeter, yaitu sebagai
orang yang mendobrak system ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang
dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah
bahan baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisai bisnis
yang baru ataupun yang telah ada.Dalam defenisi tersebut ditekankan bahwa
wirausaha adalah orang yang melihat peluang kemudian menciptkan sebuah
organisasi untuk memanfaatkan peluag tersebut. Sedangkan proses kewirausahaan
adalah meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan
memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi. Istilah wirausaha dan
wirswasta sering digunakan secara bersamaan, walaupun memiliki substansi yang
agak berbeda.
Selain itu defenisi kewirausahaan yang telah dipaparkan, kewirausahaan menurut
Instruksi Presiden Republik Indonesia (INPRES) No. 4 Tahun 1995 tentang Gerakan
Nasional Me-masyarakat-kan dan membudayakan yang berbunyi:

Kewirasuahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang


dalam menangani usaha dan/atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari
menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik
dan/atau memperoleh keuntungan yang lebih besar

Berikut ini digambarkan perkembangan teori dan defenisi wirausaha yang asal
katanya adalah terjemahan dari entrepreneur (Bahasa Perancis) yang diterjemahkan
kedalam bahasa inggris dengan arti between taker atau go-between.
Perkembangan teori dan istilah enttrepreneur adalah sebagai berikut:

- Asal kata entrepreneur dari bahasa perancis berarti between taker atau go—
between.
- Abad Pertengahan: Berarti actor atau orang yang bertanggung jawab dalam proyek
produksi berskala besar.
- Abad 17 diartikan sebagai orang yang menanggung resiko untung rugi dalam
mengadakan kontrak pekerjaan dengan pemerintah dengan menggunakan fixed
price.
- Tahun 1725, Richard Cantillon menyatakan entrepreneur sebagai orang yang menanggung
resiko yang berbeda dengan orang yang member modal.
- Tahun 1797, Bedeau menyatakan wirausaha
sebagai orang yang menanggung resiko, yang
merencanakan, supervise, mengorganisasi, dan memiliki.
- Tahun 1803, Jean Baptist Say menyatakan
adanya pemisahan antara keuntungan untuk
entrepreneur dan keuntungan untuk pemilik modul.
- Tahun 1876, Francis Walker,
Figure 2 Richard Cantillon
Sumber:https://en.wikipedia.org membedakan antara orang yang menyediakan modal dan
menerima bunga, dengan orang yang menerima
keuntungan karena keberhasilannya memimpin usaha.
- Tahun1934, Joseph Schumpeter, seorang entrepreneur adalah seorang innovator
dan mengembangkan teknologi.
- Tahun1961, David McLelland, Entrepreneuri adalah seoarang yang energik dan
membatasi resiko.
- Tahun 1985, Robert Hisrich Enttrepreneur adalah the process of creating something
different with value by devoting the neccesarry time and effort, assuming the
accompanying financial, psychological, and social risks and receiving theresulting
rewards of monetary and personal satisfaction (Entrepreneur adalah proses
menciptakan sesuatu yang berbeda dengan mengabdikan seluruh waktu dan
tenaganya disertai dengan menanggung resiko keuangan, kejiwaan, social, dan
menrima balas jasa dalam bentuk uang dan kepuasan diri.

Kesimpulannya dari konsep wirausaha/entrepreneur merupakan usaha seseorang


melihat peluang dan siap menanggung resiko dalam menjalankan usaha.

b. Karakteristik wirausaha

Sifat dan kepribadian wirausaha dipelajari guna mengetahui karakteristik


perorangan yang membedakan seorang wirausaha dan bukan wirausaha.David
McCleland mengindikasikan ada korelasi positif antara tingkah laku orang yang memiliki
motif prestasi tinggi dengan tingkah laku wirausaha.
Karakteristik orang-orang yang mempunyai motif prestasi tinggi adalah:
1) Memilih resiko “moderate” dalam tindakannya dia memilih melakukan sesuatu yang
ada tantangannya, namun dengan cukup kemungkinan untuk berhasil
2) Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatan-perbuatan. Artinya kecil sekali
kecenderungan untuk mencari “kambing hitam” atas kegagalan atau kesalahan yang
dilakukannya.
3) Mencari umpan balik (feed back) tentang perbuatan-perbuatannya.
4) Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru.

Upaya untuk mengungkapkan karakteristik utama wirausaha juga dilakukan oleh


para ahli dengan menggunakan teorii letak kendali (locus of control) yang dikemukakan
oleh J. B Rotter.Teori letak kendali menggambarkan bagaimana meletakkan sebab dari
suatu kejadian dalam hidupnya.Apakah sebab kejadian tersebut oleh factor dalam
dirinya dan dalam lingkup kendalinya atau factor diluar kendalinya.
Dua kategori menurut Rotter yaitu:

1) Internal
Orang yang beranggapan bahwa dirinya mempunyai kendali atas apa yang akan
dicapainya. Karakteristik ini sejalan dengan karakteristik wirausaha seperti lebih
cepat menerima pembaruan (inovasi)
2) Eksternal
Orang yang beranggapan keberhasilan tidak semata tergantung pada usaha
seseorang, melainkan juga oleh keberuntungan, nasib, atau ketergantungan pada
pihak lain, karena adanya kekuatan besar disekeliling seseorang.

Management System International menyebutkan karakteristik pribadi wirausaha


(Personal Entrepreneurial Characteristic) sebagai berikut:
1) Mencari peluang
2) Keuletan
3) Tanggung jawab terhadap pekerjaan
4) Tuntutan atas kualitas dan efisiensi
5) Pengambilan risiko
6) Menetapkan sasaran
7) Mencari informasi
8) Perencanaan yang sistematis dan pengawasannya
9) Persuasi dan jejaring/koneksi
10) Percaya diri.
Pada dasarnya karakteristik yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah pertama
informatif dalam artian seseorang harus memiliki informasi dalam mencari peluang agar
tidak salah kaprah dalam berwirausaha.,Kedua setelah memiliki informasi, selanjutnya
seorang wirausaha harus tekun dalam mengelolah usaha. Ketiga,memiliki tanggung
jawab, percaya diri, dan koneksi/relasi. Keempat, karakteristik yang harus dimiliki
wirausaha adalah mampu mengambil resiko.Dalam berwirausaha aka nada banyak
tekanan dan ujian dalam mengeolah usaha. Jika berada di dua pilihan yang sangat
terjepit, seorang wirausaha harus berani memilih satu diantara keduanya apapun resiko
yang akan dihadapi.

c. Sikap dan perilaku wirausaha


Tingkah laku kewirausahaan tergambar dalam kepribadian, menjalin hubungan,
memiliki kemampuan dalam bidang pemasaran, memiliki keahlian mengatur, sikap
terhadap uang.Kepribadian kewirausahaan tercermin dalam kreativitas, disiplin diri,
kepercayaan diri, keberanian menghadapi resiko, dorongan, dan kemauan yang kuat.
Soedjono (1993), menyatakan bahwa perilaku kreatif dan inovatif dinamakan
“entrepreneur action” dengan cirri-ciri sebagai berikut:
1) Selalu mengamankan investasi terhadap resiko
2) Mandiri
3) Berkreasi menciptakan nilai tambah
4) Selalu mencari peluang
5) Berorientasi ke masa depan

Perilaku tersebut dipengaruhi oleh nilai-nilai kewirausahaan, yaitu berani mengambil


resiko, sikap positif dan optimis, keberanian mandiri, dan memimpin, serta kemampuan
belajar dari pengalaman.Keberhasilan dan kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi
oleh berbagai factor baik eksternal maupun internal.

Selanjutnya, Harsodjo (dalam Syam), menyatakan bahwa modernisasi sebagai


sikap kewirausahaan yang menggambarkan:

1) Sikap terbuka bagi pembaharuan dan perubahan.


2) Kemampuan membentuk pendapat secara demokrasi.
3) Berorientasi masa kini dan masa depan.
4) Meyakini kemampuan sendiri.
5) Meyakini kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6) Menganggap bahwa ganjaran itu hasil dari prestasi.
Gabungan pandangan Timmons, McCelland dan Zimmerer (dalam Surya, 2003)
memperluas karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan yang tergolong berhasill
adalah sebagai berikut:
1) Commitment and
Determination, yaitu memiliki
komitmen dan tekad yang
bulat untuk
mencurahkan semua
perhatiannya pada usaha.

Figure 3 Orang yang tidak berambisi untuk sukses cenderung bermalas-malasan

Sumber: http://www.tahupedia.com
Sikap yang setengah hati mengakibatkan besarnya kemungkinan untuk gagal
dalam berwirausaha.
2) Desire for Responsibilty, yaitu memeiliki rasa tanggung jawab baik dalam
mengendalikan sumber daya yang digunakan maupun tanggung jawab terhadap
keberhasilan berwirausaha, sehingga selalu mawas diri scara internal.
3) Oppurtunity Obsession, yaitu selalu berambisi untuk mencari peluang.
Keberhasilan wirausaha selalu diukur dengan keberhasilan untuk mencapai
tujuan. Pencapaian tujuan terjadi apabila ada peluang.
4) Tolerance for Risk, Ambiquity, and Uncertanty, yaitu tahan terhadap resiko dan
ketidakpastian, wirausaha harus belajar mengelola resiko dengan menstransfer
resiko ke pihak lain seperti bank,
investor, konsumen,
pemasok, dan lain- lain.
Wirausaha yang berhasil
biasanya memiliki toleransi
terhadap pandangan
yang berbeda dan
ketidakpastian.
5) Self confidence yaitu
percaya diri. Ia cenderung
optimis dan memiliki
keyakinan yang kuat

terhadap Figure 4 Seorang yang percaya Diri cenderung aktif dalam bertindak
Sumber:https://klubwanita.com
kemampuan yang dimilikinya untuk berhasil
6) Creativity and Flexibility, yaitu berdaya cipata dan luwes. Salah satu kunci penting
dalam hal ini adalah kemampuan untuk menghadapi perubahan permintaan.
Kekakuan dalam menghadapi perubahan ekonomi dunia yang serba cepat
seringkali membawa kegagalan. Kemampuan untuk menanggapi perubahan yang
cepat dan fleksibel tentu saja memerlukan kreativitas yang tinggi.
7) Desire for Intermediate yaitu, Selalu memerlukan umpan ballik yang segera. Ia
selalu ingin mengetahui hasil dari apa yang dikerjakannya.
8) High Level of Energy yaitu, memiliki tingkat energy yang tinggi. Wirausaha yang
berhasil biasanya memeiliki daya juang yang lebih tinggi disbanding rata-rata
orang lainnya, ia lebih suka bekerja keras walaupun dalam waktu yang relatif
lama.
9) Motivation to Exel yaitu, memiliki dorongan untuk selalu unggul, lebih berhasil
untuk mengerjakan apa yang dilakukannya dengan melebihi standar yang ada.
Motivasi ini muncul dari dalam diri (internal) dan jarang dari eksternal.
10) Orientation to the Future yaitu, Berorientasi pada masa yang akan datang. Untuk
tumuh berkembang ia selalu berpandangan jauh kedepan yang lebih baik.
11) Willingness to Learn from Failure yaitu, selalu belajar dari kegagalan. Wirausaha
yang berhasiltidak pernah takut gagal ia selalu memfokuskan kemampuannya
untuk meraih keberhasilan dalam berusaha.
12) Leadership ability yaitu kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha yang
berhasil memiliki kemampuan untuk menggunakan pengaruh tanpa kekuatan
(power), ia harus lebih memiliki taktik mediator dan negiator daripada diktator.

Sikap dan perilaku wirausaha melekat pada kepribadian seseorang yang disebut
karakter.Jika seseorang memiliki kepribadian berani dalam mengambil resiko berarti sikap dan
perilaku yang dimiliki seorang wirausaha tersebut adalah tahan terhadap resiko yang ada.Selain
itu banyak sikap dan perilaku yang sangat berkaitan erat dengan kepribadian ataupun karakter
wirausaha yakni percaya diri, tanggung jawab, kreativitas dan lain sebagainya.

d. Keberhasilan dan kegagalan dalam berwirausaha

Seorang wirausaha adalah seorang yang memiliki kepribadian yang produktif. Menurut
Gilmore, menyatakan bahwa seorang wirausaha yang produktif adalah wirausaha yang
menghasilkan kontribusi bermanfaat bagi lingkungan antara lin menampung tenaga kerja,
memberi sumbangan sosial dan bergaul dengan sesama. Keberhasilan seorang
wirausahawan erat kaitannya dengan hal-hal sebagai berikut:
1) Jujur
a) Jujur terhadap diri sendiri
b) Jujur terhadap orang lain
c) Jujur terhadap tujuan yang akan dicapai)
2) Disiplin dan berani
a) Berani dan disiplin berbuat karena bakat, pengalaman, dan pengetahuannya.
b) Berani dan displin berbuat karena adanya keyakinan dan fasilitas.
c) Dapat melaksanakan prinsip manajemen dengan baik
Disamping keberhasilan ada beberapa faktor penyebab kegagalan dalam berwirausaha
yaitu:
1) Tidak adanya perencanaan yang matang
2) Bakat yang tidak cocok
3) Kurang pengalaman
4) Tidak mempunyai semangat berwirausaha
5) Kurangnya modal
6) Lemahnya pemasaran
7) Tidak mempunyai etos kerja yang tinggi

Contoh 1: Produk kesehatan K-Sageplus

Deskripsi Produk:

 K- sageplus adalah ekstrak herbal kualitas


terbaik yang dirancang khusus untuk
meningkatkan fungsi dari otak.
 K-sageplus khusus
diformulasikan untuk
meningkatkan daya ingat,
meningkatkan kecerdasan, dan membantu
Figure 5 K- Sageplus
meredakan stress. Suplemen Untuk Otak

Sumber: https://www.tokopedia.com
K-sageplus juga mengandung supplemen
herbal alami lainnya yang bekerja mengaktifkan sel otak,
melancarkan aliran darah pada otak, merelaksasikan pikiran dari tekanan aktivitas
kita sehari-hari.
 K-sageplus adalah nutrisi penting untuk otak kita.

Siapa saja yang memerlukan K-sageplus?

Cocok untuk anak-anak, pelajar, orang dewasa untuk meningkatkan daya ingat dan
kecerdasan.Dapat digunakan oelh manula untuk membantu mengatasi
kepikunan.Sebagai suplemen herbal untuk membantu penyembuhan autism, hiperaktif,
dan idiot pada anak.Memiliki zat berkhasiat yang mampu meringankan penyakit
Parkinson, Alzheimer dan stroke membantu meredakan stress.

Komposisi:
Setiap kapsul 500mg K-SAGEPLUS mengandung:

Radix Salvia miltiorrhiza 90mg

Radix Linguistic wallichi 40mg

Radix Angelica sinensis 40mg

Radix Glycyrrhiza uralensis 20mg

Poria cocos 40mg

Fructus Schisandra Schisandra shinensis 80mg

Radix astragalus membranaceus 20mg

Radix codonopsis pilosula 40mg

Carthamus tinctorius 30mg

Fructus lyceum barbarum 20mg

Radix panax ginseng 80 mg

Dosis:

Dewasa: 2 kali sehari, 2 kapsul setiap setelah makan. Atau 3 kali sehari bagi mereka
dalam tekanan berat atau lanjut usia. Anak: 2 kali sehari 1 kapsul setiap setelah makan.

Perhatian:

Jangan melebihi dosis yang disarankan, jika sakit berlanjut hubungi dokter.Tidak untuk
ibu hamil atau bayi dibawah 6 tahun.

K-sageplus ini merupakan salah satu obatan herbal yang cukup terkenal
dilingkungan masyarakat yang memiliki keberhasilan dalam berwirausaha. Kenapa
produk ini berhasi? Produk ini memiliki kejujuran baik terhadap diri sendiri, orang lain
maupun tujuan yang akan dicapai. Hal ini dibuktikan pada deskripsi produk dan
komposisi yang terkandung dalam produk mempunyai kesinkronan, misalnya salah satu
deskripsi produk adalah K-sageplus khusus diformulasikan untuk meningkatkan daya
ingat, meningkatkan kecerdasan, dan membantu meredakan stress.Sedangkan di
komposisi produk memiliki kebutuhan untuk otak yakni Radix Astralagalus
Membranaceus sebanyak 20mg. selain kejujuran, produk ini memiliki tingkat manajemen
yang baik. Ditinjau dari deskripsi produk yang dibuat dan siapa saja yang akan
mengkonsumsi produk tersebut. Hal ini terbukti bahwa produk ini sudah memiliki
perencanaan sebelumnya sasaran pemasaran ketika produk ini di perjualbelikan.

e. Contoh sikap dan perilaku wirausaha

untuk mengetahui sikap dan perilaku secara fakta yang sering terjadi di dunia nyata,
beberapa contoh usaha yang berhasil akan membantu dalam menganalisis sikap dan
perilaku apa saja yang sering digunakan dalam wirausaha.
a. Sofian Mimpi yang menggerakan
Pembawaan sofian, pemuda kelahiran Mentok, Bangka, 1 Juni 1980 ini tidak
berbeda dengan gambaran kita akan seorang nerd. Pendiam, tidak suka berada di
keramaian, namun bisa tak ingat waktu bila sudah berada di depan computer. Kalau
bisa memilih, ia lebih suka berada bersama benda mati itu ketimbang makhluk
hidup. Computer memberinya eksplorasi yang luas dan membentangkan
kesempatan yang tak terbatas.Sebuah peluang untuk mewujudkan mimpi.
Lahir dari keluarga yang tak berada membuat sofian terbiasa hidup dalam
keadaan serba kekurangan.Namun, mimpi tak mengenal kendala itu.Mimpi itu tetap
datang dan menggerakkan sofian untuk mengubah nasib.“Action with vision will
bring the dreams come true”, kata
sofian mengutip sebuah ungkapan
pemuda asal kepulauan Bangka
Belitung ini lalu mulai
menerjemahkan mimpi-mimpinya
kedlam sebuah langkah
nyata.Langkah-langkah yang
awalnya kecil, namun akhirnya
menciptkan lompatan besar.
Kini, upayanya
berbuah manis. “Dari keahlian
sebagai programmer computer,
saya bisa meraih pemasukan sekitar
sekitar Rp 40-100 juta pertahun
dengan keuntungan bersih sampai

Figure 6 Sofian
Pemilik S-Works Computer
Sumber:http://ti.mdp.ac.id
lebih dari Rp 50 juta,” ungkapnya.Tentu saja, jumlah ini tak bisa dibandingkan
dengan profit idolanya, Bill gates.Namun, itupun bukan hal yang dapat dipandang
remeh.

BERANI BERMIMPI BESAR


Berdirinya S-Work milik sofian-yang melayani pembuatan aplikasi (software)
berbasis database computer, perawatan dan perbaikan computer, serta instalasi
jaringan computer (LAN)-diawali pada akhir 2009. Sofian yang telah lama bekerja
pada perusahaan orang lain, bahkan bekerja sama dengan rekan-rekannya,
akhirnya berani membuka usaha sendiri. Lokasi usahanya memang tidak mentereng
karena brada dirumahnya sendiri.Maklum, jenis pekerjaan sofian memang hanya
pelayanan. Jadi ia mendatangi perusahaan orang lain yang membutuhkan jasanya.
Sampai kini, ia telah membuat aplikasi untuk mini market, rumah makan, pujasera,
billing karaoke, billing warnet, spare part, aksesoris telepon seluler, dan program-
program keperluan kantor
“Sebelumnya saya kurang percaya diri untuk berwirausaha, takut gagal.Apalagi
strategi pemasaran kurang saya kuasai, ditambah sifat saya yang pemalu dan
kurang mampu berkomunikasi.Namun kemauan saya kuat.Apalagi keluarga juga
mendukung pilihan saya dan mau membantu memberikan tambahan modal,” kata
Sofian.
Untuk memulai usaha, sofian memang tak memerlukan modal besar, hanya
seperangkat computer dan meja kerja.“Meskipun modal minim saya memulai usaha
dengan satu mimpi raksasa untuk sukses.”Ujar Sofian penuh optimism.Mulai
program kecil berharga jutaan, sedikit demi sedikit usahanya meningkat menjadi
belasan juta, hingga sekarang sudah menjadi ratusan juta untuk setiap produk yang
digarapnya.Saat ini Sofian memang baru menangani segmen pasar kecil dan
menengah saja.Tapi, harapannya tidak berhenti disitu.“Saya berharap kedepannya
akan menjual produk ke perusahaan-perushaan besar diseluruh Indonesia,” katanya.
Kemauan untuk maju telah ditancapkan Sofian dengan kokok. Meski bisnisnya
belum berusia lama, namun bekal ilmu dan pengalamannya membuat ia yakin
bahwa usaha itu dapat berkembang menjadi perusahaan yang akan menghasilkan
hardware computer denganbrand sendiri. “Saya yakin, dengan semakin maju
teknologi, suatu hari nanti dapat mewujudkan semua impian saya,” tambahnya. “Dan
saya yakin, tak mungkin saya dapat sukses besar bila hanya bekerja untuk orang
lain. Saya ingin menjadi pemilik usaha, yang bisa menentukan sendiri nasib dan
perolehan yang diinginkan.Sebab hidup harus memilih,” tambahnya lagi.
Menurut Sofian, saat ini usahanya memang belum seberapa. Laju
perkembangannya pun belum menderap deras. Ini dikarenakan ia masih terkendala
oleh pengetahuan, sumber daya, maupun modal usaha. Namun dengan target dan
visi yang jelas, pengejaran mimpi itu sudah diawali dengan sukses, kendati ia pernah
dihantui kegagalan.
MENCICIPI KEGAGALAN
Pada 2006 Sofian mendapat tawarn kerja sama dari seseorang konsultan pajak
yang juga baru merintis usaha. Karena belum berpengalaman dan ragu untuk
memulai sendiri, tawaran kerja sama tersebut diterimanya. Ia pun meninggalkan
pekerjaannya di perushaan otomotif. Klien pertama Sofian adalah seorang kontraktor
yang menginginkan program computer untuk memantau penggunaan alat-alat berat,
mencatat penggunaan bahan bakarnya, absensi operator alat, dan sebagainya.
Kerja sama ini terus berjalan, hingga pada 2007 mitra kerjanya resmi membuka
kantor kecil. Saat itu, klien sudah mulai banyak dan ia mempunyai beberapa
karyawan untuk membantu administrasi kantor. Mitra kerja Sofian bahkan bersedia
memodali Sofian dengan perjanjian pembagian hasil 50:50 untuk setiap penjualan
program. Program yang dibuat adalah akuntansi standar untuk pembukuan kantor.
Dari hasil penjualan program, bersama mitra kerjanya ini, Sofian melebakan sayap
dengan membuka usaha baru, yaitu warnet, dengan pembagian keuntungan
20:80.Sayangnya karena belum berpengalaman, semua kesepakatan dibuat hanya
berdasarkan kepercayaan saja.Tanpa ada hitam diatas putih, pada akhirnya semua
keputusan berda ditangan mitra Sofian.
Disini timbul ketidakpuasan.Selama 2 tahun warnet tersebut beroperasi, Sofian tak
menikamati keuntungan sepeserpun.Baru pada tahun ketiga Sofian bisa menikmati
laba ker samanya, Rp 4 juta dari keuntungan Rp20juta setiap 3 bulan. Setelah tiga
kali menerima pembagian hasil, Sofian diajak kembali untuk membuka warnet
ditempat lain. “Tapi niat itu saya tolak. Saya tahu nanti computer dan segala
perlengkapan lain harus dibeli perusahaan lewat dia dengan bunga yang sangat
besar. Saya tak mau lagi dipermainkan,” kenang Sofian.
Ia pun menarik diri dari kerja sama itu karena merasa keahliannya di manfaatkan
untuk kepentingan pribadi mitranya. Apalagi, ternyata mitra bisnis Sofian sudah tidak
lagi melakukan penagihan pada klien yang memakai jasa program computer Sofian
selama setahun.Sofian pun merelakan modal usahanya-sebesar 20 persen-tidak
kembali.
Peristiwa ini menjadi pelajaran sangat berharga buat Sofian.Ia tak lantas putus
asa. Keahliannya masih tetap diakui oleh klien-klien lamanya. Buktinya, meski
taklagi bersama mitra kerjanya, Sofian masih dipercaya oleh kliennya dari kegagalan
itu, ia semakin berhati-hati melakukan usahanya. “Saya mendapat pengalaman
positif. Khususnya dalam berinteraksi dan mengenal orang lain,” kata Sofian.
Kepribadian Sofian menjadi lebih terbuka.Ia jadi tahu bagaimana cara
berhubungan dengan orang lain-misalnya untuk menawarkan produk. Ia melakukan
kunjungan ke perusahaan-perusahaan, membuat network untuk memperluas pasar.
“Kemudian saya memulai langkah untuk berwirausaha sendiri yang sesungguhnya,”
kata Sofian mantap.Selain itu, agar perusahaannya memiliki keunggulan, Sofian juga
menyediakan layanan purnajual yang mengesankan.Selama masih dipakai, produk
aplikasinya mendapat garansi seumur hidup. Cara ini menumbuhkan loyalitas dan
kepercayaan tersendiri, serta membuat banyak klien selalu kembali
kepadanya.Mimpi seorang Sofian telah menggerakkan semestanya!
MENGENAL KOMPUTER
Sofian kecil lahir dari keluarga sederhana. Bakat elektroniknya diawali saat ia
duduk di bangku SMP di kepulauan Bangka Belitung, tepatnya di Kabupaten Bangka
Barat, Kecamatan Mentok. Itu sebabnya, setamat SMP pada 1995, ia meilih
melanjutkan ke pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri II ketimbang
melanjutkan di SMU. Sofian pun pindah ke Pangkal Pinang.Ia rela berada jauh
dengan orang tuanya, kemudian memilih jurusan Elektronika dan Komunikasi.
Sekolah yang memiliki laboratorium cukup lengkap itu membuat hobi elektronik
Sofian berkembang.“Disini pula saya mengenal computer.Meski sebelumnya saya
tidak tertarik dengan komputer-saat itu belum ada program Windows-lama-kelamaan
saya bisa menikmatinya,” tutur Sofian bersemangat.Ia semakin termotivasi karena
jurusan mesin sudah mengimplementasikan komputer pada sebuah mesin bubut
CNC, sehingga membuat bentuk dari besi bukan lagi perkara sulit. “Diluar
sekolah,sekolah saya mengikuti kursus komputer, yang ternyata hanya satu-satunya
disana,” Sofian berkisah. Disanalah ia menjadi mahir menggunakan program Word
Star. “Saya pun hafal diluar kepala sintaksis untuk melakukan format penulisn,”
katanya.
Sayangnya karena keterbatasan dana, setelah lulus SMK Sofian tak bisa
meneruskan keperguruan tinggi. Tapi, ia tak putus asa. Kursus di Balai Latihan Kerja
Indonesia yang dikelolah Depnaker di Palembang, menjadi langkah
berikutnya.Spesialisasi yang diambilnya adalah TV dan radio.Komputer-yang saat itu
perkembangannya tidak pesat-sempat dia lupakan. Keahlian sekaligus hobinya
itupun ia kembangkan, dengan bekerja disalah satu took elektronik di Palembang
sebagai pemasang perangkat elektronik di rumah konsumen.
Pertengahan 1999 Sofian hengkang dari Pelembang dan pindah bekerja pada
sebuah main dealer Suzuki di Pekanbaru, Riau.Ia pun mendapat tempat di mess
karyawan. Disinilah Sofian berkenalan dengan seorang programmer komputer yang
mengani semua system yang sudah terintegrasi dengan sebuah dealer besar,
Indomobil.Dan, kariernya pun berawal dari sini, seakan mendapat petunjuk dari
Maha Kuasa.
Sofian-yang sejak kecil sangat tertarik pada elektronik-bagaikan mendapat guru
gratis.Dari kegiatan memasang kabel listrik, kabel LAN, sampai akhirnya format dan
install program di komputer, dilakoninya.Dari pemeliharaan jaringan hingga bahasa
pemograman pun dipelajarinya. Dengan dasar peralatan elektronik yang ia kauasai,
pelajaran komputer yang diberikan temannya dengan cepat diserapnya. Latihan
penanganan kasus yang etrjadi di lingkungan perusahaan otomatis mengasah
kemampuannya dibidang komputer dan pemograman.Sofian pun menjadi mahir dan
tenanganya dipercaya menangani cabang-cabang di Pekanbaru, Padang, Batam,
dan Tanjung Pinang.
Sofian kembali ke Palembnaga tahun 2004 dan langsung berkecimpung sebagai
tenaga IT pada perusahaan otomotif di wilayah Sumatera Selatan dan
Bengkulu.Tugasnya adalah membuat program database kecil yang dibutuhkan
semua bagian dalam perusahaan serta melakukan perawatan terhadap semua
masalah komputer.
“Setelah dua tahun bekerja, rasa kurang puas terus menggelora di dada.Impian
saya jadi pengusaha terasa semakin jauh,” kata Sofia. Akhirnya ia memutuskan
untuk menambah ilmunya dibidang komputer. Ia lalu kuliah sambil bekerja. Sesuai
cita-citanya ia pun mengambil jurusan Teknik Informatika pada Sekolah Tinggi
Komputer (STMIK-MDP) Palembang. Karena siang bekerja, malam kuliah, prestasi
akademik Sofian keteteran. Meski demikian ia tetap bertekad memperbaiki masa
depan dengan menyelesaikan kuliahnya.
Meski secara akademik tertinggal, dikampusnya namanya terkenal untuk urusan
komputer.Ia pun sering membantu teman-temannya dan tetap menerima order dari
perusahaan di kotanya. Ditengah-tengah masa kuliah, Sofian mengundurkna diri dari
pekerjaannya.Ia memilih mencoba berusaha sendiri, dan pada 2006 ia mulai bekerja
sama dengan seorang pengusaha. “Saya ingin sukses seperti mereka.Meskipun
mimpi saya terdengar mustahil, tapi saya tetap yakin suatu saat pasti bisa,” tandas
Sofian.
Tempaan dari sejak masa sekolah itulah yang membuat Sofian memiliki
semangat untuk bertahan menjalani usahanya. Meski dulu sempat kecewa dengan
mitra usahanya meski dulu, kini dia sudah membuka diri untuk bekerja sama lagi jika
ada yang berminat. Niat ini menjadi terbuka setelah ia menjadi finalis pada pelatihan
Wirausaha Muda Mandiri. Karena itulah ia terus memilihara situs perusahaannya.
http://www.s-works.web.id.
Sofian merupakan salah satu dari sekian banyak manusia yang memiliki keinginan
untuk sukses melalui wirausaha.dari sofia dapat dicontohi sikap dan perilaku yang
harus dimiliki seorang wirausaha adalah sebagai berikut:
1) Seorang wirausaha harus memiliki mimpi dan usaha dalam menggapai mimpi
yang telah dipupuk.
2) Terus berpikir positif meski gagal. Dalam kasus Sofian, sofian dipermainkan
oleh mitra kerjanya, tetapi ia tetap berpikir positif dan melanjutkan mimpi
suksesnya.
3) Memiliki ketekunan dalam bekerja dan keyakikan yang kuat untuk berhasil.
4) Mempelajari lebih luas bakat yang dimiliki.
5) Memiliki kreativitas dan inovasi.
6) Terbuka dengan masyarakat (sasaran pemasaran)
7) Cepat bangkit dari kegagalan.
8) Fokus pada usaha yang didirikan.
Peluang Usaha
a. Konsep peluang usaha

Peluang usaha disekitar lingkungan kita sebenarnya sangat banyak, baik dari
apa yang kita lihat, apa yang kita baca sehari-hari, apa yang kita dengar, maupun dari
pembicaraan dengan teman. Semuanya dapat mendatangkan ide bisnis.Tapi dibalik
ide-ide tersebut, yang terpenting adalah adanya keberanian, kreativitas, dan
kesungguhan untuk menangkap peluang. Bentuk bisnis yang belum ada disekitar kita
bisa juga menyontek bisnis orang lain yang sudah jalan, yang kebutuhan
masyarakatnya lebih tinggi dibanding persediaan.
Peluang usaha ialah kesempatan yang harus diambil oleh seorang
wirausahawan untuk memwujudkan
atau melaksanakan suatu usaha
dengan keberanian mengambil
resiko.Peluang usaha bukanlah
datang sendiri tetapi seorang
wirausaha harus sanggup dan
mampu menemukan tindakan
yang tepat dan layak untuk
mewujudkan peluang tersebut
sebagai suatu kenyataan dengan
kreativitas dan inovasi.
Peluang bisnis juga akan
mudah didapatkan apabila kita

Figure 1 Bisnis Online punya keterampilan, misalnya:


Merupakan bisnis yang marak diminati para penikmat media sosial
Sumber: jennifercarrollevents.com 1) Keterampilan
elektronik, kita bisa buka service televise, kulkas, AC, dan Sebagainya.
2) Bagi mahasiswa jurusan matematika bisa membuka kursus matematika untuk
siswa-siswi SD, SMP, dan SMA atau Mahasiswa.
3) Hobi menanyi bisa buka les vocal, hobi organ tunggal bisa member kursus
organ, dan sebagainya.
4) Orang yang mengadakan perjalanan ke daerah atau luar negeri, biasanya ketika
kembali membuka usaha dari apa yang dilihatnya diluar daerah atau luar negeri.
Dapat disimpulkan konsep peluang usaha adalah kesempatan dari setiap
individu untuk memperbaiki hidup dengan mengandalkan keterampilan yang dimiliki
menggunakan mata yang jeli untuk melihat setiap peluang yang ada disekitarnya.

b. Identifikasi peluang usaha

Menciptakan bisnis adalah pilihan yang seringkali diasosiasikan dengan istilah


serikat kewirausahaan.Tidak ada pertanyaan yang menanmpilkan permulaan
perusahaan hingga kesempatan yang signifikan bagi banyak wirausaha, tetapi
wirausaha juga dapat mewujudkan mimpi mereka dengan membeli perusahaan yang
sudah ada.
1) Sumber Ide Awal Pendirian Usaha
Ide awal kadang membutuhkan jangka waktu yang panjang untuk penyaringan dan
evaluasi langkah ini sangat tepat untuk melahirkan temuan yang berarti dan sangat
dibutuhkan dalam pengembangan kerja untuk membuat mereka
beroperasi.Hampir seluruh ide membutuhkan studi yang hati-hati dan modifikasi
sebagai pendekatan untuk membuka bisnis.Kebutuhan menyaring ide adalah
dasar bagi entreprise Forum di Massachusett Institute of Technologis.Para
wirausaha yang terinspirasi menampilkan rencana bisnisnya kepada panel
individual yang sudah terbiasa dengan menggunakan ide awal.
Panel tersebut secara umum terdiri dari usaha yang berlatar belakang kahlian
yang beragam, seorang investor privat, seorang banker, seorang akuntan, dan
seorang lagi adalah pengacara. Kumpulan individu-individu ini membaca rencana
bisnis dan hadir dalam forum public dimana para wirausaha membuat presentasi
lisan rencananya pada sekelompok individu peserta yang tertarik. Para anggota
panel kemudian satu persatu menawarkan saran mereka untuk menguatkan usaha
yang diajukan.Akhirnya , peserta mempunyai kesempatan bertanya dan
mengajukan saran. Enterprise Forum sekarang telah tersebar di Negara-negara
besar di Amerika Serikat dan telah menjadi alat bagi ribuan wirausaha yang
mencari seseorang dengan keahlian untuk mengulas rencananya. Baik memulai
enterprise forum atau group yang sama seorang wirausaha harus dapat
menangkap kesempatan-kesempatan agar yang lain dapat mengevaluasi ide-ide
yang dikemukakan lebih baik bila sendiri mungkin evaluasi ini dilaksanakan
didalam proses.
Proses menyiapkan rencana bisnis akan sangat membantu wirausaha untuk
berpikir secara menyeluruh tentang ide mereka dan mempertimbangkan segala
aspek dari bisnis yang diajukan. Ahli yang ada di luar konteks ini dapat ditanyai
untuk mengulas rencana bisnisnya dan pertanyaan-pertanyaan serta saran-saran
dari mereka dapat digunakan untuk memperbaiki rencana bisnis tersebut.
Karena pendirian perusahaan diawali dengan ide-ide, maka sebaiknya kita
mempertimbangkan beberapa sumber inspirasi ide-ide baru. Beberapa penelitian
telah berusaha mencoba untuk menemukan tempat bermulanya ide dalam
pendirian bisnis berskala kecil yang menunjukkan hasil dari salah satu penelitian
yang dilakukan oleh National Federation of Independent Bussiness Foundation
menemukan bahwa 45 % ide baru muncul dari pengalaman kerja sebelumnya dari
seseorang, minat pribadi mempengaruhi munculnya ide baru hanya 16%,
sedangkan kesempatan hanya berpengaruh 11%. Meskipun sebuah ide baru
sebenarnya dapat berasal darimana saja, namu kita dapat memusatkan perhatian
pada 4 sumber inti,yaitu: (a) bos lama konsumen baru, (b) Pengalaman pribadi, (c)
penemuan tidak sengaja, dan (d) pencarian ide dengan penuh pertimbangan.
2) Identifikasi dan Evaluasi Kesempatan Investasi
Pengalaman menunjukkan bahwa sebuah ide bagus tidaklah harus menjadi
sebuah kesempatan investasi yang bagus pula.Kenyataan menunjukkan bahwa,
bila seorang menjadi terpengaruh oleh sebuah ide, mereka cenderung
meremehkan kesulitan untuk mengembangkan penerimaan pasar pada ide
tersebut.Untuk memenuhi syarat
sehingga sebuah kesempatan
investasi dinilai bagus, apabila
sebuah produk barang atau jasa
harus memenuhi kebutuhan riil
yang berkaitan langsung dengan
fungsi, kualitas, daya tahan, dan
harga.
Keberhasilan sangat tergantung
pada acara atau strategi
meyakinkan para konsumen
tentang manfaat barang atau jasa
Figure 2 Filosofi Peluang Usaha
Mulailah berusaha seperti dengan menanam benih, kalau tidak dirawat tersebut.Menurut Bhide, seorang
akan mati, maka rawatlah, pupuk dia hingga SUKSES.
Sumber:http://aricha1.blogspot.co.id
professor di Harvard Bussines School, menguraikan bahwa permulaan usaha
dengan produk yang tidak memenuhi kebutuhan yang jelas dan penting tidak
dapat diharapkan untuk ditemukan dengan jumlah konsumen yang cukup untuk
membuat sebuah perbedaan. Oleh karena itu, pasar sangat menentukan apakah
sebuah ide memiliki kemungkinan untuk menjadi sebuah kesempatan investasi
yang bagus atau malah sebaliknya.
Pengalaman lain untuk menentukan apakah sebuah ide bisnis baru adalah
kesempatan investasi yang baik, beberapa persyaratan mendasar akan muncul,
diantaranya adalah sebagai sebagai berikut:
a) Harus terdapat kebutuhan pasar yang ditentukan dengan jelas bagi
barang/jasa dan harus memiliki waktu yang tepat. Konsep yang dimiliki
bagus, namun waktu yang tidak tepat dapat mencegah sebuah barang/jasa
dari penentuan kesempatan investasi yang ada. Jadi untuk meraih
keberhasilan syaratnya jendela kesempatan harus terbuka dan tetap terbuka
cukup lama bagi seorang wirausaha untuk mengeksploitasikesempatan
tersebut.
b) Bisnis yang diinginkan harus dapat mencapai keuntungan betahan yang
kompetitif. Ketidakmampuan untuk mengerti sifat alami dan kepentingan dari
keuntungan kompetitif telah terbukti membuahkan kegagalan dari berbagai
macam ide-ide awal yang kecil.
c) Ekonomi dari suatu usaha perlu untuk dihargai dan bahkan dimaafkan,
memperbolehkan bagi keuntungan yang berarti dan menumbuhkan potensi.
Batas keuntungan (keuntungan sebagai presentasi dari ukuran investasi)
harus cukup tinggi untuk memberikan kesempatan pada kesalahan dan masih
mampu menghasilkan keuntungan ekonomi yang cukup berarti.
d) Harus ada kecocokan yang cukup baik antara wirausaha dan kesempatan.
Dalam perkataan lain, kesempatan harus dapat ditangkap dan dikembangkan
oleh seseorang yang mempunyai keahlian dan pengalaman serta yang
mempunyai akses untuk sumber kritikal yang perlu untuk pertumbuhan usaha.
e) Yakinkan tidak ada kesalahan total dalam usaha tersebut, yaitu tidak adanya
situasi atau perkembangan yang dapat membuat hidup dan mati sendiri yang
dapat membuat bisnis tersebut sebagai suatu kegagalan.
3) Keputusan Yang Harus Dilakukan
Beberapa ide bisnis datang tiba-tiba dan beberapa lagi hanyalah masalah fakta
yang belum terwujud oleh pengusaha yang menjanjikan. Harold Finch, CEO (Petty,
2001) dari Cottage Care Interior Home Service USA di Overland Park, Kansas
telah melakukan keduanya. Ide pertamanya adalah Padgett Thompson sebuah
perusahaan pelatihan manajemen.Finch mengatakan, “Ketika bertanya tentang
bagaimana saya melakukannya, maka saya diberitahu bahwa “lakukan saja” dan
pada saat itu saya membuka setiap kesalahan yang ada di buku”.Setelah
beberapa bulan yang cukup meretakkan saraf, perusahaan tersebut meroket dan
penjualan tahunannya mencapai $40 juta.Ketika perusahaan tersebut terjual, Finch
kemudian mempunyai uang dan waktu untuk mencari perusahaan yang
selanjutnya.
Finch menghabiskan waktu 6 bulan untuk mempelajari trend ekonomi dan
mengidentifikasi tiga hal yang menurutnya merupakan kunci sukses bagi bisnis
berikutnya.Muncul servis.Franchising,dan wanita pekerja, dengan
mempertimbangkan masalah perawatan anak dan pembersihan rumah. Ketika itu
rekan bisnisnya mendekati dia. Schraeder telah memulai perusahaan pembersihan
rumah 17 tahun yang lalu, tetapi telah meremehkan persyaratan modal dan harus
menjual perusahaannya untuk menutupi utang.Ia dan Harold Finch menjadi satu
pada tempat dan waktu yang tepat mengantar Cottage Care lahir dengan tujuan
untuk memberikan pelayanan pembersihan rumah secara professional.
Finch pergi ke sebuah kamar hotel setidaknya sehari sekali dalam satu bulan,
dengan tidak membawa apapun kecuali buku dan pensil untuk memikirkan cara
mengerjakan pekerjaannya dengan lebih efektif. Meskipun demikian, dia tetap
membatasi penelitiannya pada titik tertentu.Intinya, sekarang anda harus berhenti
membaca, berhenti berbicara, berhenti belajar, dan sekarang juga melakukannya.
4) Memulai Usaha dalam Dunia Usaha
Memulai segala bentuk karier dalam bisnis pada umumnya selalu
menyenangkan.Bagaimana juga, membuat usaha sendiri sangat mengesankan
karena resiko eksternal dan potensi yang hebat dalam dunia usaha. Sebetulnya,
didalam dunia usaha, ada peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meraih suatu
keberhasilan, akan tetapi semua itu membutuhkan persiapan yang harus matang.
Seperti dijelaskan sebelumnya, kata wirausaha kadangkala diberikan hanya pada
mereka yang benar-benar membuka usaha baru sebagai wujud kesempatan
berkarier seorang wirausaha yang diawali dalam sebuah usaha baru. Bila konsep
tersebut diperluas, termasuk didalamnya berbagai macam kemandirian dalam
pilihan bisnis, jelas bahwa meluncurkan bisnis yang benar-benar baru hanyalah
satu dari 4 alternatif yang ada, yaitu (1) memasuki bisnis keluarga, (2) membuka
bisnis, (3) memulai bisnis, dan (4) membeli bisnis yang sudah ada. Dengan
mengikuti salah satu dari keempat alternative tersebut, seorang individu dapat
menjadi pemilik bisnis yang mandiri.
Sumberdaya bagi perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi sumberdaya
financial, sumber daya fisik, sumberdaya manusia, sumberdaya teknologi,
sumberdaya reputasi, dan sumberdaya alam.

Sumber daya Finansial

Sumber Daya Fisik Sumber daya Manusia

Barang dan
Jasa Unggul
Sumber daya Teknologi Sumber daya Alam

Sumber daya Reputasi


Bagan 1. Sumber daya inti untuk memulai usaha (Suryana, 2003)

5) Memulai Usaha Baru


Apabila ingin memulai atau membuat bisnis baru dari sebuah rencana besar dalam
kewirausahaan, maka harus jelas alasan yang mendasarinya sehingga apa yang
akan dilakukan benar-benar merupakan sebuah perencanaan yang matang.
Langkah-langkah dalam membuat bisnis baru biasanya diawali berdasarkan:
a) Tiga alasan utuk memulai bisnis baru daripada membeli perusahaan yang
sudah ada atau mempunyai sebuah franchise. Ada beberapa alasan untuk
memulai sebuah bisnis dari sisa-sisa bisnis daripada mengejar alternative
seperti franchising, termasuk didalamnya adalah:
(1) Menanmpilkan penemuan terbaru atau terhadap barang atau jasa
terbaru yang dikembangkan.
(2) Mengambil keuntungan dari lokasi, peralatan, produk atau layanan,
pekerjaan, pemasok, dan bangker yang ideal.
(3) Menghindari pendahuluan yang tidak diinginkan, kebijaksanaan
proses, dan ikatan dari perusahaan yang ada. Presiden buruk,
kebijakan, prosedur, komitmen, hokum dari perusahaan yang sudah
ada yang tidak diinginkan. (Petty, 2001)
Asumsi bahwa anda memiliki satu atau lebih dari alasan dibawah ini untuk
mempertimbangkan permulaan bagi anda.
(1) Apakah perbedaan antara jenis-jenis ide permulaan?
(2) Berapa jenis ide permulaan yang akan anda pertimbangkan?
(3) Apa saja sumber untuk ide baru?
(4) Bagaimana anda mengenali kesempatan murni yang menjanjikan
keuntungan financial yang menarik?
(5) Bagaimana seharusnya anda menyaring ide anda?
(6) Apa yang mungkin anda lakukan untuk menambah kesempatan anda
sehingga bisnis anda akan berhasil?
b) Membedakan setiap perbedaan sumber dan jenis ide permulaan suatu
usaha. Jenis-jenis ide untuk memulai suatu usaha dapat disimak rincian
oleh Petty (2001) sebagaimana tertuang dalam Gambar 2. Yang
memperlihatkan tiga jenis dasar yang dapat dikembangkan menjadi ide
awal yang meliputi: ide-ide untuk pasar baru, teknologi baru, dan
manfaat baru. Banyak permulaan yang dikembangkan dari ide jenis A
yang berkaitan dengan penyediaan barang atau jasa yang tidak ada
dipasar konsumen, namun barang yang serupa sudah ada ditempat lain.
Peursahan minuman SIBON didirikan tahun 1993 oleh Hall dan wirausaha-
wirausaha lain adalah salah satu contoh dari ide permulaan.Bisnis tersebut
berlokasi didekat mata air alam di sebelah timur Texas yang bermaksud
untuk menyaingi pasar minuman “New Age” sebuah pasar kecil minuman
yang menampilkan minuman ringan yang bergizi.Ide Hall merupakan
konsep produk yang ada didalam pasar yang berbeda.
Beberapa ide permulaan yang didasarkan pad aide jenis B yang melibatkan
teknologi baru atau relative baru. Silber, misalnya telah mendapatnya $6,2
juta di tahun 1994 untuk mengembangkan New Yorkskyride sebuah
simulasi wisata helicopter ke Big Apple. Penampilan teknologi tinggi
tersebut menarik perhatian sekitar 19 % dari 3,4 juta turis yang
mengnujungi “Empire State Building” dalam tahun 1996.
Ide jenis C yang menampilkan cara baru atau perbaikan cara kinerja fungsi
yang lama, merupakan ide jumlah terbesar dari permulaan perusahaan.
Pada kenyataannya, kebanyakan usaha baru terutama dalam industry jasa
ditemukan pada strategi dengan ungkapan “saya juga
melakukannya”.Mereka membedakan dirinya melalui jasa yang unggul atau
yang lebih rendah.Contoh kasus Utler, karena panasnya musim panas di
arizonia membuat penurunan produktivitas perusahaan konstruksinya yaitu
Phoenix. Langkah kreativitas pun dilakukan untuk menyiasati hal tersebut
dengan menciptakan alat pendingin pribadi untuk menyejukkan
karyawannya. Pada tahun 1997, Misty Mate miliknya telah menghabiskan
biaya $25 yang terdiri dari paket kecil yang dapat disematkan pada
pinggang dan sebuah tube yang kaku, tapi fleksibel untuk dijepitkan pada
kra baju berhasil mencapai penjualan sebesar $7juta.
Ide Jenis A Ide Jenis B Ide Jenis C

Pasar Baru Teknologi Baru Manfaat Baru

Contoh: Contoh: Contoh:


Menargetkan pasar Mengembangkan
Menggunakan komputer
minuman “new age” berteknologi tinggi untuk sebuah alat
dengan menjual mengembangkan sebuah pendingin pribadi
minuman ringan yang simulasi perjalanan untuk menyejukkan
bergizi dengna helikopter para pekerja

Bagan 2. Jenis ide yang dikembangkan menjadi permulaan perusahaan


Sumber: Husain Syam, Kewirausahaan (2007)

6) Membeli Bisnis .yang Sudah Ada


Alasan untuk membeli bisnis yang sudah ada dikelompokkan dalam 3
kategori umum, yakni untuk:
a) Mengurangi beberapa ketidaktekunan dan ketidaktahuan yang harus dihadapi
dalam memulai sebuah bisnis dan latar belakang tersebut.
b) Memperoleh sebuah bisnis dengan operasi yang sedang berjalan dan
mengembangkan hubungan dengan pelanggan dan pemasok.
c) Mendapatkan bisnis yang telah dikembangkan dengan harga di bawah biaya
disbanding memulai sebuah bisnis baru.
Pada dasarnya untuk mengidentifikasi peluang usaha harus memiliki berapa
tahap agar menangkap peluang usaha tidak keliru dan tidak mengalami kegagalan.
Diantaranya: pertama, memiliki ide awal, jika memperoleh peluang, seorang
wirausaha harus memiliki idem au dimanakan peluang yang sudah ada. Kedua,
Identifikasi dan evaluasi kesempatan investasi.Setelah memperoleh ide, seorang
wirausaha harus mengidentifikasi dan mengevaluasi kesempatan yang telah ada agar
tidak terjadi kebimbangan dalam melakukan investasi.Ketiga, Keputusan yang
dilakukan. Setelah mengidentifikasi dan mengevaluasi, langkah selanjutnya adalah,
pengambilan keputusan apakah peluang tersebut akan diambil atau dibiarkan begitu
saja bersama angin. Keempat, Memulai usaha dalam dunia usaha.Setelah keputusan
telah bulat, usaha siap dirintis.Kelima, memulai usaha baru, Jika usaha yang dibuat
sebelumnya mengalami perkembangan pesat, sehingga seorang wirausaha tergiur
untuk membuka cabang usaha tapi dengan penambahan ide didalamnya.Begitupun
dengan kegagalan pada usaha sebelumnya, seorang wirausaha harus bangkit dan
merintis usaha yang baru.Keenam, Membeli bisnis yang sudah ada. Ini langkah
terkahir jika ingin membuat usaha baru, apakah seorang wirausaha akan membeli
bisnis orang lain dengan ide yang sama atau membuat bisnis baru dengan konsep
yang dibuat dari awal.

c. Peluang usaha dengan analisis SWOT

SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weakness (kelemahan),


Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman), dimana swot ini dijadikan sebagai
suatu model dalam menganalisis suatu organisasi yang berorientasi profit dan non
profit dengan tujuan utama untuk mengetahui keadaan organisasi tersebut secara lebih
komprehensif.

Sumberdaya/ Peluang-
Peluang-
kemampuan- peluang peluang
kemampuan organisasi dilingkungan
organisasi
tersebut
Bagan 3. Mengidentifikasi peluang-peluang organisasi
Sumber: Irham Fahmi, Kewirausahaan (2013)
Ada hal yang harus diingat bahwa analisis SWOT tidak hanya menarik untuk
dikaji oleh para manajer atau para top management perusahaan, namun menjeadi
menarik juga jika dikaji secara pribadi. Terutama untuk melihat potensi diri seseorang
serta prospek yang akan diraih dalam pekerjaannya di masa depan. Ini sebagaiman
dikatakan oleh Stephen P. Robbins dan Mary Coulter bahwa, “Sebuah analisis SWOT
dapat merupakan alat yang bermanfaat untuk memeriksa keterampilan, kemampuan
pilihan karir, dan peluang-peluang karir anda sendiri.”
Melakukan analisis SWOT artinya anda diajarkan untuk masuk dalam analisis
diri secara komprehensif, dengan begitu anda akan menjadi lebih mengenal diri serta
pribadi yang dimiliki untuk lebih jauh menempatkan kajian secara strategis. Ini
sebagaimana ditegaskan oleh Stephan P. Robbins dan Mary Coultter bahwa, “Dengan
meluangkan waktu untuk mengidentifikasi apa yang penting secara pribadi, anda dapat
menyusun sebuah rencana strategis dan menjamin bahwa rencana itu dilaksanakan
secara efektif hingga anda puas.”Persoalan dibanyak orang adalah keinginan yang
kurang dalam meluangkan waktu untuk keperluan tersebut, kondisi seperti ini
menyebabkan orang tersebut bekerja dan membangun karir tidak dapat dalam tatanan
konseptual yang sitematis, namun lebih bersifat alamiah (natural).Oleh karena itu, salah
satu solusi konstruktif yang harus dilakukan dalam personal SWOT analysis adalah
dengan membuat daftar penilaian pribadi dari empat posisi tersebut, serta
mendampinginya dengan pertanyaan dan jawaban yang realistis.
Melakukan analisis dengan pendekatan SWOT memang memiliki kelebihan dan
kelemahannya. Namun setidaknya telah diperoleh gambaran yang membuat seseorang
bisa menilai serta memutuskan langkah-langkah apa yang bisa ia kerjakan dikemudian
hari. Jadi dengan kata lain seseorang sudah meiliki kerangka (framework) antisipasi
jika suatu saat mengalami masalah atau kendala.
d. Bentuk-bentuk Peluang Usaha

Seseorang yang akan terjun ke dunia bisnis


atau usaha terlebih dahulu harus dapat
memilih usaha yangs sesuai dengan dirinya,
karena apabila salah memilih jenis usaha yang
akan dijalankan maka kegagalan usaha yang
akan terjadi. Untuk memilih bidang usaha,
terlebih dahulu harus dilihat pemetaan usaha.

Figure 3 Bidang Industri dan Kerajian


Sumber: http://ikreatifonline.com
Jenis-jenis usaha dapat dibedakan sebagai berikut:
No Bidang Usaha Jenis Usaha
1 Industri dan Kerajinan Industri besar
Industri Menengah
Industri kecil dan pengrajin
2 Pertambangan dan energy: Minyak, batu bara, marmer, pasir, emas,
eksplorasi dan eksploitasi timah, perak,dll
3 Bidang pemberi jasa - Bank (Umum, Syariah, BPR)
- Asuransi (Jiwa, Kerugian,
kesehatan, kebakaran, dll)
- Hotel (berbintang, melati, wisma,dll)
- Restoran (rumah makan, warung,
kafe,dll)
- Pariwisata (agen tiket, agen
perjalanan wisata, pemandu wisata,
dll)
- Perantara (broker/makelar, jual beli
saham, tanah, mobil, telepon
genggam, rumah, dll)
4 Bidang Perdagangan Perdagangan besar, perdagangan
menengah, perdagangan kecil
(kelontong, bahan bangunan, elektronik)
5 Bidang Agraria - Pertanian (tanaman pokok, sayuran,
buah-buahan, dll)
- Perkebunan (tanaman keras,
tanaman obat, dll)
- Tanamn hias (tanaman bunga, dll)
- Peternakan (sapi, kerbau, unggas,
kambing, lebah, wallet, burung
puyuh, dll
- Perikanan (laut, air tawar, air payau)
e. Menangkap Peluang Usaha

Lihat Data di Lapangan


Orang-oranng yang terdidik biasanya agak sulit menangkap peluang usaha, karena terlalu
berpikir ilmiah, tidak berdasar pada data yang terlihat.Padahal bisnis merupakan paduan
ilmiah dan data yang langsung di amsyarakat. Rhenald Kasali menyatakan bahwa “Masalah
terbesar dari kalangan terdidik dalam wirausaha adalah terlalu berpikir formal logic (logika
ilmiah) dalam mengambil keputusan. Artinya, cenderung mengandalkan pikiran, melihat
dunia dengan pikiran, padahal lihatlah data yang ada dimasyarakat yang merupakan
aktivitas bisnis nyata.
Seorang wirausahawan pemula walaupun lulusan pendidikan tinggi harus mau mulai dari
noll di lapangan, atau mau belajar dari data di lapangan.Kerenanya kuasai dan kenali orang
yang berhubungan dengan bisnis anda, pelajari masalah yang muncul dan diskusikan
dengan orang yang telah lama dalam bisnis yang sejenis dengan anda.Dalam tahap belajar
bisnis bisa berjalan apabila anda mau melepaskan ego, merasa lebh pintar, lebih
tahu.Prinsipnya, semua yang ada anda banggakan harus ditanggalkan dulu.
Rhenald kasali menyatakan:
“Bukalah mata, telinga, dan pikiran.Tangkaplah segala hal yang tidak dapat ditangkap
oleh pikiran anda.Orang yang terlalu pintar sulit menangkap sinyal dan gerakan yang
dikirim orang, alam, atau benda-benda yang bergerak karena sudah ada tafsiran
otomatisnya.”

Untuk mendapat peluang usaha perlu mengurangi rasa malu.Rasa malu adalah persoalan
yang berat sehingga tidak mudah menguranginya.Apabila seorang pebisnis tidak mampu
mengurangi rasa malu, maka bisnisnya tidak akn berkembang, bahkan cenderung
berhenti.Bisnis adalah rangkaian perjanjian/transaksi dengan banyak orang yang belum
kenal, sehingga rasa malu selalu menghinggapi.Masalah malu adalah masalah mental yang
solusinya adalah pada mental pebisnis. Peter Drucker, pakar manajemen asal Amerika,
menyatakan bahwa orang yang efektif bukan orang yang pikirannya fokus pada masalah,
tetapi orang yang pikirannya fokus pada peluang.
Cara Menemukan Peluang
Peluang hanya ditemukan oleh orang yang matanya jeli.Kemudian memikirkan secara terus
menerus, ketertarikan yang tinggi pada sesuatu hal dan memiliki pengetahuan pada bidang
tertentu.Peluang bisa datang karena masalah, misalnya, karena kejahatan muncullah ide
untuk membuat private security (bisnis SATPAM). Dalam suatu perjalanan ke luar negeri,
seorang melihat took buku yang luas, nyaman, dapat membaca di tempat manapun
sekalipun tidak beli, kemudian buka di Jakarta, yaitu took buku Aksara. Seorang yang
merantau untuk kuliah di kota besar, ketika makan ia melihat ibu pemilik warung
membungkus nasi dengan daun dan Koran, maka dia mencoba menawarkan kertas Koran
untuk menjadi pemasok Koran di warung tersebut dan dapat menghasilkan uang.
Mencuri Waktu
Mencuri waktu adalah peluang usaha yang dilakukan oleh Bong Chandra, ia melihat cuci
mobil hanya buka pada siang hari, kemudian dia buka sampai malam hari, dan ternyata
banyak yang mencuci mobilnya. Bong melihat peluang dengan mencuri waktu dan
kesempatan karena ternyata banyak orang baru sempat mencuci mobilnya sore sampai
malam karena pulang kantor. Saya melihat mencuri waktu ini banyak peluang, misalnya,
bengkel kantor, bahan bangunan, tambal ban, pasar swalayan 24 jam, dan masih segudang
usaha yang dapat diciptakan dengan “mencuri waktu”, artinya membuka usaha ketika orang
lain tutup.
Sebagai contoh nyata dalam dunia wirausaha adalah warga bandung yang menjadi
pengusaha sukses makanan khas Makassar yakni pisang ijo.

Ada Satu kisah inspirasi dari pengusaha muda riezka rahmatiana. Berbagai usaha pernah ia
jalani. Jatuh Bangun dalam usaha sering dialami akhirnya camilan khas Makassar pisang
ijo yang berhasil mengantarkan sukses.

Rasa manis es pisang ijo ini mampu bikin ketagihan siapapun untuk menyantapnya. Pisang
ijo, makanan khas Makassar ini menjadi jalan bagi Riezka Rahmatiana untuk sukses.

Sebelumnya Riezka Rahmatiana


adalah orang yang selalu gagal
dalam merintis bisnis. Mulai dari
bisnis cafe, bisnis snack dan
bisnis minuman juga gagal.
Yang akhirnya ketemu dengan
konsep es campur pisang ijo
yang berawal dari tidak sengaja.

Figure 4 Pisang Ijo ala Riezka Rahmatia


Sumber: www.adasatu.com
Konsep pisang ijo berawal ketika ia sedang makan di rumah makan Makassar. Waktu itu
ada menu dessert yang bukan menu utama. Setelah dia rasakan Kok enak, akhirnya dia
mengambil ide dari menu dessert itu dan mengembangkan dengan berbagai macam rasa.

Selama 6 tahun menggeluti usaha ini, berbagai macam penghargaan telah diraih oleh
wanita berusia 28 tahun ini. Salah satunya yang paling bergengsi adalah terpilih sebagai
pemenang Ernest & young Woman pada tahun 2012 dari lembaga audit terkemuka Ernest
and young Inggris.
Pisang ijo adalah bisnis yang ke 9 dari serangkaian bisnis riezka rahmatiana sebelumnya
yang tidak berhasil. Rizka merintis usaha ini ketika ia menjadi mahasiswa di Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung saat ia berusia 21 tahun. Modal awal waktu
itu hanya Rp150.000. Kini ia mampu meraup untung hingga ratusan juta rupiah setiap
bulannya.

Agar virus usaha ini menyebar, Riska pun mewaralabakan usahanya. Kini tak hanya di
Bandung Jawa Barat, namun ada lebih dari 300 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia.
Awalnya pisang ijo ini punya 23 cabang milik sendiri dan kemudian diwaralabakan supaya
pemasaran lebih luas . Saat ini, dengan konsep frachise ini Rieska sukses membangun
gerai di kota-kota seluruh Indonesia tanpa ia harus ada disana.

Konsistensi dan kesuksesannya dalam dunia


usaha, membuat orang orang tertarik untuk
menjadi Mitra. Bahkan salah satu Mitranya
adalah seorang pegawai negeri yang ingin
belajar berwirausaha. Untuk mecari Mitra Riska
tak sembarangan bekerjasama, ada prosedur
dan seleksi dalam memilih pewaralaba.

Seorang Mitra harus punya jiwa entrepreneur.


Setelah dia punya jiwa enterpreneur dia harus
mampu mengontrol dan mampu melaporkan
hasil usahanya kepada manajemen. kalau tidak
Figure 4 Sosok Riezka Rahmatia
Warga bandung pemilik pisang ijo sanggup maka tidak akan di terima sebagai
Sumber: www.adasatu.com
Mitra.
Tidak hanya pisang ijo, Rizka juga menambah inovasi bisnis kuliner nya. Salah satunya
adalah camilan yang diadaptasi dari negeri Sakura Jepang. Saat ini Rieska sudah memiliki
rumah produksi sekaligus kantor di daerah Margahayu Soekarno Hatta Bandung. Dengan
dibantu 23 pegawainya, Riska tak ragu untuk terjun langsung ditiap seluk-beluk bisnisnya.
Setiap pagi rapat digelar untuk memperkokoh bidang usaha dan mempersolid tim kerjanya.

Riska juga tak lupa mengontrol kualitas produksi karena baginya kepuasan pelanggan
adalah kepuasan baginya. Semua produksinya dibuat tanpa bahan pengawet. Rieska tak
hanya berwirausaha untuk dirinya sendiri, dia juga membagi ilmunya untuk orang lain
terutama mahasiswa baginya level mahasiswa adalah usia ideal untuk memulai bisnis.

Rizka menciptakan sistem kerjasama dan berbagi omset penjualan untuk pelaku usaha
kecil menengah dan mahasiswa. Tak hanya berbagi ilmu, ia juga memberikan fasilitas
operasional yang dapat menunjang usaha dan semua diberikan secara gratis.

Bergelut dengan dunia usaha dan meraih sukses, tak membuat Rieska Lupa Daratan dia
juga peduli akan pendidikan bagi anak yatim.

Menjadi pengusaha tak membuatnya lupa kodrat sebagai wanita. Kini ia dikaruniai dua
orang anak. Dia tetap menjalankan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga yang baik.
Berinteraksi dengan keluarga terutama suami dan anak bisa menjadi obat Mustajab
penghilang penat.

Kunci keberhasilannya Adalah fokus dan konsisten. Jika kita fokus dan konsisten maka
pasti akan ada jalan

Anda mungkin juga menyukai