KASUS MEDIK
MIOMA GEBURT
Pendamping:
dr. Nur Kurnia Putri
dr. Raissa Safitry
Pembimbing:
Dr. Sadly Salman, SpOG
RS SILOAM BUTON
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
2020
BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping
Status Generalis
Kepala :
o Mata : Anemis (+), sklera tidak ikterus
o Telinga : Otore (-), perdarahan (-)
o Hidung : Rinorhea (-), epistaksis (-)
o Bibir : Sianosis (-)
o Mulut: karies (-)
Leher :
o Inspeksi : Pembesaran KGB (-), abses (-)
o Palpasi : Nyeri tekan (-), kaku kuduk (-)
Thorax :
o Inspeksi : Pengembangan dada simetris kiri = kanan
o Palpasi : Krepitasi (-)
o Perkusi : Sonor. Batas paru hepar ICS V kanan
o Auskultasi : Vesikuler. BT: Wh-/-, Rh-/-
Jantung
o Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
o Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
o Perkusi : Pekak, batas jantung kesan normal
o Auskultasi : Bunyi jantung I/II dalam batas normal, bising (-)
Abdomen
o Inspeksi : Datar, ikut gerak napas
o Auskultasi : Peristaltik (+) normal
o Palpasi : Nyeri tekan(+) pada regio suprapubic, massa tumor (-), lien tidak
teraba, hepar tidak teraba, defans muscular (-)
o Perkusi : Timpani (+), shifting dullness (-)
Genitalia
o Teraba massa bertangkai, perabaan kenyal, permukaan rata, nyeri (+), massa
bergerak saat fundus uteri digerakkan, pelepasan darah.
Vertebra
o Inspeksi : Alignment tulang baik, tidak tampak massa tumor, warna kulit sama
dengan sekitarnya
o Palpasi : Tidak teraba massa tumor
Ekstremitas : Udem (-)
Pemeriksaan Laboratorium:
Kesan:
Myoma uteri intramural (posterior)
Massa isoechoic, bulat, batas tegas, ukuran +/- 6,7 cm x 6,8 cm x 6,9 cm pada cervix
sugestif massa cervix
Free fluid minimal cavum douglasii
3. Assessment
Syok Hipovolemik + Anemia + Menometroragia ec Mioma Geburt
4. Tatalaksana
IVFD RL loading 1 L dilanjutkan RL 28 tpm
As. Tranexamat 500mg/8j/iv
Omeprazole 40 mg/12 j/iv
Metoclopramide 10 mg/8j/iv
PRC 4 bag, 2 bag/hari premed dexamethason
Mioma Geburt
Pendahuluan
penting terhadap kelanjutan generasi penerus bagi suatu negara serta merupakan
uteri adalah tumor jinak otot polos yang terdiri dari sel-sel jaringan otot polos, jaringan
ikat fibroid dan kolagen. Beberapa istilah untuk mioma uteri antara lain fibromioma,
Mioma uteri adalah salah satu tumor jinak yang paling umum pada sistem
reproduksi wanita, insidensi sekitar 50-60%, dan sering terjadi pada usia reproduksi.
Menurut letaknya mioma uteri, dapat dibagi menjadi tiga jenis berikut: mioma
submukosa tanpa pedukula yang ≤50% ekspansi ke intramural, dan mioma submukosa
tanpa pedunkula yang >50% ekspansi ke intramural. Mioma submukosa memang tidak
Definisi
Mioma uteri, dikenal juga dengan sebutan fibromioma, fibroid, atau leiomioma
merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot polos uterus dan jaringan ikat yang
menumpanginya. Mioma uteri berbatas tegas, tidak berkapsul, dan berasal dari otot polos
jaringan fibrous sehingga mioma uteri dapat berkonsistensi padat jika jaringan ikatnya
Mioma geburt merupakan salah satu bentuk mioma submukosa dengan pedunkula
atau yang tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui saluran serviks.
Etiologi
Etiologi yang pasti terjadinya mioma uteri sampai saat ini belum diketahui.
Stimulasi estrogen diduga sangat berperan untuk terjadinya mioma uteri. Hipotesis ini
didukung oleh adanya mioma uteri yang banyak ditemukan pada usia reproduksi dan
insidennya setelah menarke. Pada kehamilan pertumbuhan tumor ini makin besar, tetapi
menurun setelah menopause. Perempuan nulipara mempunyai risiko yang tinggi untuk
Faktor Risiko
1) Umur
Frekuensi kejadian mioma uteri paling tinggi antara usia 35-50 tahun yaitu
mendekati angka 40%, sangat jarang ditemukan pada usia dibawah 20 tahun.
Sedangkan pada usia menopause hampir tidak pernah ditemukan. Pada usia sebelum
menarche kadar estrogen rendah, dan meningkat pada usia reproduksi, serta akan
turun pada usia menopause. Pada wanita menopause mioma uteri ditemukan ± 10%.
2) Riwayat keluarga
Wanita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan penderita mioma uteri
3) Obesitas
Obesitas juga berperan dalam terjadinya mioma uteri. Hal ini mungkin
jumlah estrogen tubuh, dimana hal ini dapat menerangkan hubungannya dengan
4) Paritas
hamil. Statistik menunjukkan 60% mioma uteri berkembang pada wanita yang tidak
5) Kehamilan
Angka kejadian mioma uteri bervariasi dari hasil penelitian yang pernah dilakukan
mioma uteri karena tingginya kadar estrogen dalam kehamilan dan bertambahnya
pembesaran mioma uteri. Kehamilan dapat juga mengurangi resiko mioma karena
Patofisiologi6
Sejumlah faktor dihubungkan dengan kejadian mioma uteri yang dikenal dengan
nama lain leiomioma uteri, yakni: hormonal, proses inflamasi, dan growth factor.
o Hormonal
meningkat akibat aktivitas aromatase yang tinggi. Enzim ini membantu proses
sel dengan cara menghambat jalur apoptosis, serta merangsang produksi sitokin
dan platelet derived growth factor (PDGF) dan epidermal growth factor (EGF).
lymphoma-2), suatu inhibitor apoptosis dan menemukan bukti bahwa gen ini lebih
banyak diproduksi saat fase sekretori siklus menstruasi. Siklus hormonal inilah
pertumbuhan mioma.
o Proses Inflamasi
pelepasan zat vasokonstriksi. Proses peradangan yang berulang kali setiap siklus
merangsang proliferasi sel. Obesitas yang merupakan faktor risiko mioma ternyata
juga merupakan proses inflamasi kronis; pada penelitian in vitro, pada obesitas
terjadi peningkatan TNF-α. Selain TNF-α, sejumlah sitokin lain juga memiliki
peranan dalam terjadinya tumor antara lain IL1, IL-6, dan eritropoietin.
o Growth Factor
growth factor (EGF), insulin like growth factor (IGF I-II), transforming growth
factor-B, platelet derived growth factor, acidic fibroblast growth factor (aFGF),
adalah dengan mencetak DNA-DNA baru, induksi proses mitosis sel dan berperan
Manifestasi Klinis
Keluhan berupa lama haid memanjang dan perdarahan vagina di luar siklus haid;
biasanya lebih berat terutama pada mioma tipe submukosa. Perdarahan menjadi
manifestasi klinik utama pada mioma dan perdarahan terjadi pada 30% penderita.
dan infeksi (vagina dan kavum uteri terhubung oleh tangkai yang keluar dari ostium
serviks.2,6
Gejala lain adalah nyeri perut dan pinggang bawah saat menstruasi. Mioma uteri
dapat menimbulkan nyeri perut maupun panggul yang disebabkan oleh karena
degenerasi akibat oklusi vaskuler, infeksi, torsi dari mioma yang bertangkai maupun
besar dapat mengisi rongga pelvik yang dapat menekan bagian tulang pelvik yang
dapat menekan saraf sehingga menyebabkan rasa nyeri yang menyebar ke bagian
Selain itu keluhan yang sering timbul ialah sensasi kenyang, sering berkemih,
sembelit, dan nyeri saat berhubungan seksual. Keluhan penting adalah seringnya
dan gangguan transportasi gamet dan embrio akibat terjadinya oklusi tuba bilateral.
diperlukan untuk motalitas sperma dalam uterus. Perubahan bentuk kavum uteri
implantasi embrio dapat terjadi pada keberadaan mioma akibat perubahan histologi
Dijumpai kondisi anemis yang ditandai konjungtiva, tangan dan kaki pucat.
Volume tumor akan menyebabkan keluhan pembesaran perut. Mioma uteri mudah
menjadi jelas bila dijumpai gangguan kontur uterus oleh satu atau lebih massa yang
licin, tetapi sering sulit untuk memastikan bahwa massa seperti ini adalah bagian
dari uterus.5,6
Diagnosis
1. Pemeriksaan laboratorium3,5
Hitung jenis sel darah putih bervariasi dari leukopeni sampai leukositosis (25.000).
tanpa bakteriuria. Nilai laju endap darah minimal 64 mm/h serta nilai akut C-reaktif
pencitraan pilihan pertama untuk diagnosis dan evaluasi TOA. USG menawarkan
akurasi, siap ketersediaan, biaya rendah dan kurangnya radiasi pengion. Namun,
tetap memerlukan keahlian teknis untuk mencapai potensi diagnostik yang akurat.
seperti rahim. Habitus tubuh besar dan adanya loop dari usus di pelvis dapat
2. CT (computed tomography)3,4
peran terbatas dalam evaluasi radiologi dari PID. Penggunaan radiasi pengion yang
membatasi faktor lainnya, karena mayoritas pasien tersebut dalam usia reproduksi.
metode dari akurasi diagnostik karena karakterisasi jaringan yang lebih baik.
Sejumlah kecil cairan dalam cul de sac bisa dideteksi oleh CT. Suatu abses Tubo-
dan kistik, dengan peningkatan semua atau bagian dari komponen padat. Tampilan
paling sering dari Tubo- ovarium abcess adalah adanya cairan yang mengandung
massa dengan dinding tebal. Septations mungkin juga ada. Salah satu tanda yang
lebih spesifik dari abses Tubo- ovarium, yang tidak umum pada PID, adalah
dalam massa. Dalam kasus seperti diagnosis abses Tubo-ovarium tidak sulit, jika
tidak, massa yang mengalami inflamasi bisa dibedakan dari proses peradangan yang
timbul dari appendiks (abses appendiceal) atau divertikula (Abses divertikular) atau
Tatalaksana
gejala sisa jangka panjang. Gejala sisa ini termasuk sakit kronis panggul, kehamilan
antibiotik yang paling cocok untuk TOA, tetapi pada beberapa penelitian
keadaan pasien. Jika tidak ada perbaikan dalam 48 sampai 72 jam maka sarankan
c) Drainase abses dapat dilakukan dengan bantuan CT-scan atau USG dengan
transabdominal dikakukan bila abses berada pada pelvis bagian atas atau
abdomen dan pendekatan transvaginal dilakukan jika letak abses pada pelvis
TOA yang pecah merupakan kasus darurat: harus segera dilakukan laparotomi
dilakukan dan merupakan tindakan dengan tingkat keberhasilan yang tinggi tetapi
memiliki banyak komplikasi seperti dapat menyebabkan infertilitas dan defisiensi
Komplikasi
1. TOA yang utuh : infertilitas, nyeri panggul kronik, kehamilan ektopik, abses ruptur
Prognosis
tidak ada perbaikan gejala dan ukuran abses tidak berkurang, maka lebih baik
dilakukan laparatomi jangan ditunggu abses menjadi pecah yang mungkin perlu
Kemungkinan septisemia besar oleh karenanya perlu penanganan dini dan tindakan