Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS

LIMFOMA MALIGNA MAMMAE


DEXTRA
Fitrah Hanafi
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny. S
 No. RM : 197955
 Tgl. Lahir : 19 - 02 - 1978
 Alamat : Kampala Bantaeng
 DPJP : Dr. dr. Muh. Irwan Gunawan, Sp.B(K)Onk
 Tgl. Masuk RS : 19 – 08 - 2019
ANAMNESIS
 Keluhan Utama : Benjolan di ketiak kanan

 Anamnesis Terpimpin :
Pasien datang rujukan dari RSUD Anwar Makkatutu
Bantaeng dengan diagnosis Limpoma Maligna Mamma
Dextra. Pasien mengeluhkan muncul benjolan di dekat axilla
kanan sejak kurang lebih 2 bulan yang lalu setelah operasi
tumor payudara. Awalnya benjolan kecil lama kelamaan
membesar. Benjolan terasa sedikit nyeri. Demam (-), Mual
(-), Muntah (-), batuk (-). Riwayat HT (-), Riwayat DM (-),
Riwayat operasi tumor payudara (+) 2 bulan yang lalu.
PEMERIKSAAN FISIS
 Keadaan Umum : Compos Mentis
 Tanda Vital

- Tekanan Darah : 120/80 mmHg


- Nadi : 86 kali/menit
- Pernapasan : 18 kali/menit
- Suhu : 36.6 C
 Status Gizi :
 BB : 69 kg
 TB : 152cm
 BSA : 1,66
PEMERIKSAAN FISIS
 Kulit : turgor baik
 Kepala : normocephali

 Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-


refleks cahaya +/+
 Telinga: meatus akutstikus eksternus +/+, sekret -/-, darah
-/-
 Hidung : Deformitas -, sekret -/-
 Mulut : Mukosa oral basah

 Leher : Tidak terdapat massa

 Pembuluh darah : Tidak ada peningkatan JVP


PEMERIKSAAN FISIS
Thorax
Paru-paru
 Inspeksi : gerak napas tampak simetris
 Palpasi : gerak napas teraba simetris

 Perkusi : sonor +/+


 Auskultasi : vesikular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-

Jantung : Bunyi Jantung 1,2 reguler, murmur -, gallop -


Abdomen
 Inspeksi : dinding perut terlihat simetris
 Palpasi : tidak teraba massa, nyeri tekan(-), tahanan otot(-)

 Perkusi : Timpani
 Auskultasi : BU +

Punggung : nyeri tekan tidak ada


Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, edema -/-, sianosis -/-
FOTO KLINIS PASIEN
FOTO KLINIS PASIEN
PEMERIKSAAN FISIS
 StatusLokalis Regio Axillaa kanan
Inspeksi : tampak benjolan sebesar bola
pingpong , perubahan warna (-)
Palpasi : benjolan berukuran kurang lebih
5cm x 4 cm x 3cm, konsistensi padat ,
terfiksir , nyeri (-).
LABORATORIUM (19/08/19)
Parameter Nilai Nilai Rujukan
WBC 7.8 4.8 – 10.8
RBC 4.28 4.20 – 5.40
HGB 13.3 12.0 – 16.0
HCT 38.2 37.0 – 47.0
PLT 333 150 – 450
SGPT 26 10 – 41
SGOT 22 10 – 37
Kreatinin 1.0 0.5 – 1.2
Urea 14 15 – 40
GDS 108 70 – 140
USG MAMMAE
USG ABDOMEN
USG ABDOMEN
USG ABDOMEN
PATOLOGI ANATOMI (21/06/19)
Kesimpulan :
o Non Hodgkin Lymphoma, Diffuse Large Cell Type
DIAGNOSIS KLINIK
 Limfoma Maligna Mammae Dextra
PLANNING
 Rencana Kemoterapi Siklus I :
 Endoxan 800mg
 Doxorubicin 80mg
 Vincristine 2mg

 Premedikasi
 Ondansentron 8mg/iv
 Ranitidin 100mg/iv
 Dexamethasone 10 mg/iv
 Difenhidramin 2amp/iv
TERAPI POST KEMOTERAPI
 Ranitidin 150mg 2x1
 Ondansentron 4mg 2x1

 As. Mefenamat 3x1

 Curcuma 3x1

 Rencana kemoterapi siklus II


PEMBAHASAN
DEFINISI
 Limfoma Maligna adalah keganasan primer jaringan
limfoid yang bersifat padat. Penyakit ini dibagi dalam 2
golongan besar, yaitu penyakit Hodgkin dan limfoma non
Hodgkin (LNH).
ETIOLOGI

 Penyebabnya tidak diketahui


 Sering dikaitkan dengan virus  Epstein Barr
Virus (EVB)
SISTEM LIMFATIK
 Sistemlimfatik adalah bagian dari sistem
imun, terdiri dari:
Pembuluh limfe
Limfe
Nodus Limfatikus
Bagian sistem limfe lainnya
LIMFOMA NON HODGKIN
 Limfoma malignum non Hodgkin atau limfoma non Hodgkin
adalah suatu keganasan primer jaringan limfoid yang bersifat
padat.
 >> pasien dengan keadaan defisiensi imun dan yang mendapat
obat-obat imunosupresif
 Menurut beberapa literatur dikatakan bahwa kasus LNH pada
mammae terbilang sangat jarang (sekitar 1% dari neoplasma
mammae dan sekitar 2% dari kejadian kasus limfoma)
MANIFESTASI KLINIS
 Pembengkakan kelenjar limfe (limfadenopati) di sebelah atas
diafragma meliputi leher, supraklavikula atau aksiler, tetapi
jarang sekali retroperitoneal.
 Gejala menonjol  nyeri, disfagia, sesak napas,
pembengkakan daerah leher, muka, dan sekitar leher akibat
adanya obstruksi vena cava superior.
STADIUM LNH
I Tumor tunggal ekstranodal atau tumor di daerah tunggal nodal, kecuali di
daerah mediastinum atau abdomen
II Tumor tunggal (ekstranodal) dengan keterlibatan kelenjar regional pada satu sisi
diafragma pada dua atau lebih area nodul
Dua tumor (ekstranodal) dengan atau tanpa keterlibatan kelenjar regional
Tumor lebih dari satu, tetapi masih satu sisi dengan diafragma
Tumor primer pada gastrointestinal (ileosaekal) dengan atau tanpa keterlibatan
kelenjar mesenterium
III Tumor lebih dari dua (ekstranodal) pada kedua sisi diafragma
Tumor dua atau lebih pada satu sisi diafragma
Tumor primer di daerah intrathorakal (mediastinal, pleura, timus)
Tumor meluas pada intraabdominal yang tidak dapat direseksi
Tumor pada paraspinal atau epidural
IV Tumor meluas dan penyebaran ke sumsum tulang atau susunan saraf pusat
DIAGNOSIS
 Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik sangat penting
 Diagnosis ditegakkan dengan biopsi, pemeriksaan sitologis cairan
efusi maupun aspirasi sumsum tulang
 Pemeriksaan imunologik dan sitogenik untuk membedakan antara
sel B atau sel T.
Limfoblastik sel B Limfoblastik sel T

 Ditemukannya imunoglobulin monoklonal sel B  Petanda sel T positif (misal CD


pada permukaan sel dan pertanda sel B lainnya 3, 5-8)
misalnya: CD 19-24  Gambaran histologi:
 Translokasi (8;14), t(2;8), atau t(8;22) limfoblastik
 Gambaran histologis: Burkitt’s dan B limfoblastik  Gambaran L1 atau L2 pada
(K) atau undifferentiated atau small non cleaved klasifikasi FAB
(W)  Reaksi positif dengan asam
 Gambaran L3 pada klasifikasi F AB fosfat
 Primernya ada di intra abdominal  Primer pada kelenjar timus
TATA LAKSANA
 Kemoterapi
 Radioterapi

 Kombinasi

 Limfoma non Hodgkin khususnya limfoma limfoblastik sel T


seringkali disertai dengan berbagai komplikasi, untuk itu
dibutuhkan pengelolaan secepatnya

Anda mungkin juga menyukai