Anda di halaman 1dari 10

Hacker dan Cracker

Etika Profesi

Disusun oleh :
18360021 - Randy Ikhsan Ramadhan

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI INFORMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, Penulis
masih diberikan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini tanpa halangan apapun.
Makalah ini disusun sebagai Tugas mata kuliah Etika Profesi. Pada kesempatan
yang telah diberikan, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah.
Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang dapat membangun penyusunan
makalah ini menjadi yang lebih baik.
Penulis memohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Bogor, 07 November 2020


Penulis,

Randy Ikhsan Ramadhan

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Pembahasan .................................................................................................. 2
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Definisi Hacker ......................................................................................................... 3
2.2 Definisi Cracker ........................................................................................................ 4
2.3 Perbedaan Hacker dan Cracker................................................................................. 4
2.4 Jenis Kegiatan Hacking ............................................................................................ 5
2.5 Kemampuan Dasar Hacking ..................................................................................... 5
2.6 Penanggulangan ........................................................................................................ 6
BAB 3. PENUTUP
Kesimpulan ..................................................................................................................... 7

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan dunia internet pada saat ini telah mencapai suatu tahap yang begitu
cepat, sehingga tidak mengherankan apabila di setiap sudut kota banyak ditemukan
termpat-tempat internet yang menyajikan berbagai jasa pelayanan internet. Sejarah
perjalanan internet dari mulai ditemukan hingga menjadi suatu kebutuhan manusia sampai
saat ini sangatlah panjang. Internet adalah jaringan informasi yang pada awalnya (sekitar
akhir 1960-an, tepatnya mulai tahun 1969) dikembangkan oleh Departeman Pertahanan
dan Keamanan Amerika Serikat (DoD = Departement of Defense USA) sebagai proyek
strategis yang bertujuan untuk berjaga-jaga (penanggulangan) bila terjadi gangguan pada
jaringan komunikasi umum, khususnya pengaruhnya pada sistem komunikasi militer
mereka. Pada saat itu perang dingin antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet sedang
mencapai puncaknya, sehingga mereka membuat antisipasi atas segala kemungkinan
akibat perang yang mungkin akan terjadi. Awalnya internet hanya digunakan secara
terbatas di dan antar-laboratorium penelitian teknologi di beberapa institusi pendidikan
dan lembaga penelitian saja, yang terlibat langsung dalam proyek DARPA (Defence
Advanced Research Projects Agency). Tetapi 45 tahunan kemudian (sekarang ini), internet
telah meluas ke seluruh dunia, dari pemerintah, perusahaan besar dan kecil, LSM hingga
perorangan telah banyak yang memanfaatkannya, karena kepraktisannya sebagai sarana
komunikasi dan untuk pencarian informasi Data tentang internet tahun 1998 menyebutkan
bahwa e-mail telah dapat dikirim ke 150 negara lebih di dunia ini, transfer file (ftp) dapat
menjangkau ke 100-an negara, dan pengguna di seluruh dunia pun diperkirakan telah
sampai 60 juta-an orang, atau 5% dari jumlah total seluru penduduk dunia. Kemudian,
berdasarkan data tahun 1999, pengguna internet di seluruh dunia hingga Mei 1999 sudah
mencapai 163 juta orang.
Pada mulanya, internet sempat diperkirakan akan mengalami kehancuran oleh
beberapa pengamat komputer di era 1980-an karena kemampuannya yang pada saat itu
hanya bertukar informasi satu arah saja. Namun semakin ke depan, ternyata perkiraan
tersebut meleset, dan bahkan sekarang menjadi suatu kebutuhan akan informasi yang tiada
henti-hentinya dipergunakan.
Akhir-akhir ini kita banyak mendengar masalah keamanan yang berhubungan dengan
dunia internet. Di Indonesia sendiri beberapa orang telah ditangkap karena menggunakan
kartu kredit curian untuk membeli barang melalui internet. Akibat dari berbagai kegiatan
ini diduga kartu kredit dari Indonesia sulit digunakan di internet (atau malah di toko biasa
di luar negeri). Demikian pula pembeli dari Indonesia akan dicurigai dan tidak dipercaya
oleh penjual yang ada di internet.
Pada era global seperti sekarang ini, keamanan sistem informasi berbasis Internet
menjadi suatu keharusan untuk lebih diperhatikan, karena jaringan internet yang sifatnya
publik dan global pada dasarnya tidak aman. Pada saat data terkirim dari suatu komputer
ke komputer yang lain di dalam Internet, data itu akan melewati sejumlah komputer yang
lain yang berarti akan memberi kesempatan pada user tersebut untuk mengambil alih satu
atau beberapa komputer. Kecuali suatu komputer terkunci di dalam suatu ruangan yang
mempunyai akses terbatas dan komputer tersebut tidak terhubung ke luar dari ruangan itu,
maka komputer tersebut akan aman. Pembobolan sistem keamanan di Internet terjadi
hampir tiap hari di seluruh dunia.

1
Namun keindahan internet tidak seindah namanya yang dijanjikan dapat memberikan
berbagai informasi yang ada di belahan dunia manapun, karena berbagai kejahatan yang
ada di kehidupan nyata ternyata lebih banyak ditemukan di dunia internet. Kejahatan di
internet ini populer dengan nama cyber crime. Adanya cyber crime akan menjadi dampak
buruk bagi kemajuan dan perkembangan negara kita serta di dunia pada umumumnya. Saat
ini, internet telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari sebagai salah satu wahana
komunikasi dalam bisnis maupun untuk privat. Tetapi di balik itu masih banyak lubang
kelemahan sistem di internet yang bisa dimanfaatkan oleh para cracker untuk tujuan tidak
baik, seperti bom mail, pengacak-acakan home page, pencurian data, password ataupun
nomor kartu kredit, dan lain-lain.
Adanya lubang-lubang keamanan pada sistem operasi menyebabkan kelemahan dan
terbukanya lubang yang dapat digunakan para hacker, cracker dan script kiddies untuk
menyusup ke dalam komputer tersebut.
Pengguna terhubung ke Internet melalui layanan Internet Service Provider (ISP), baik
dengan menggunakan modem, DSL, cable modem, wireless, maupun dengan
menggunakan leased line. ISP ini kemudian terhubung ke Internet melalui network
provider (upstream). Di sisi Web Server, terjadi hal yang serupa. Server
Internet terhubung ke Internet melalui ISP atau network provider lainnya. Gambaran
tersebut juga menunjukkan beberapa potensi lubang keamanan (security hole).
Di sisi pengguna, komputer milik pengguna dapat disusupi virus dan trojan horse
sehingga data-data yang berada di komputer pengguna (seperti nomor PIN, nomor kartu
kredit, dan kunci rahasia lainnya) dapat disadap, diubah, dihapus, dan dipalsukan. Jalur
antara pengguna dan ISP dapat juga di sadap. Sebagai contoh, seorang pengguna yang
menggunakan komputer di lingkungan umum (public facilities) seperti di Warung Internet
(warnet) dapat disadap informasinya oleh sesama pengguna warnet tersebut (atau pemilik
warnet yang tidak bertanggung jawab) ketika dia mengetikkan data-data rahasia melalui
web.
Di sisi ISP, informasi dapat juga disadap dan dipalsukan. Sebagai contoh bila sistem
keamanan dari sang ISP ternyata rentan, dan dia kebobolan, maka mungkin saja seorang
cracker memasang program penyadap (sniffer) yang menyadap atau mengambil informasi
tentang pelanggan ISP tersebut.
Di sisi penyedia jasa, dalam hal Web Server yang menyediakan layanan Internet.Ada
juga potensi lubang keamanan. Berbagai kasus tentang keamanan dan institusi finansial
sudah dilaporkan. Misalnya, ada kasus di Amerika serikat dimana seorang cracker berhasil
masuk ke sebuah institusi finansial dan mengambil data-data nasabah dari berbagai bank
yang berada dalam naungan institusi finansial tersebut. Di Indonesia sendiri ada “kasus”
domain “plesetan” klikbca.com yang sempat membuat heboh.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Hacker dan Cracker?
2. Apa perbedaan Hacker dan Cracker?
3. Bagaimana kemampuan dan jenis kegiatan Hacking?
4. Bagaimana cara penanggulangan agar terhindar dari Hacker dan Cracker?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Menjelaskan definisi Hacker dan Cracker.
2. Menjelaskan perbedaan Hacker dan Cracker.
3. Menjelaskan kemampuan dan jenis kegiatan Hacking.
4. Menjelaskan cara menanggulangi agar terhindar dari Hacker dan Cracker.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Hacker


Hacker atau Peretas adalah orang yang mempelajari, menganalisa, dan selanjutnya
bila menginginkan, bisa membuat, memodifikasi, atau bahkan mengeksploitasi sistem
yang terdapat di sebuah perangkat seperti perangkat lunak komputer dan perangkat keras
komputer seperti program komputer, administrasi dan hal-hal lainnya, terutama keamanan.
Dari masa ke masa definisi “hacker” telah berkembang, namun pada masa ini dapat
didefinisikan sebagai “Orang-orang yang gemar mempelajari seluk beluk sistem komputer
dan bereksperimen dengannya. Eric Raymond, penyusun “The New Hacker’s Dictionary”
(MIT Press, 1994), menuliskan ciri-ciri hacker sebagai berikut:
 Gemar mempelajari detail sistem komputer atau bahasa pemrograman.
 Gemar melakukan praktek pemrograman daripada hanya menteorikannya.
 Menghargai hasil hacking orang lain.
 Mempelajari pemrograman dengan cepat.
 Mahir dalam sistem operasi / bahasa pemrograman tertentu (UNIX).
Hacker sejati bukanlah kelompok kriminal perusak jaringan seperti anggapan orang
banyak, namun harus diakui bahwa dari waktu ke waktu terdapat cukup banyak hacker
yang menyalah gunakan kemampuan dan pengethuan mereka untuk hal-hal yang destruktif
dan negatif, melakukan berbagai kejahatan atau berbuat usil dengan mengacaukan dan
merusak file orang.
Hacker adalah sekumpulan atau beberapa kelompok yang bertujuan untuk
mengembangkan ilmu pengengetahuan dan sharing informasi bebas tanpa batas. Hacker
adalah seseorang yang tertarik untuk mengetahui secara mendalam mengenai kerja suatu
sistem, komputer, atau jaringan komputer. Mereka terdiri dari para programer yang ahli
jaringan. Mereka jugalah yang berjasa membangun Internet lewat pengembangan sistem
operasi UNIX.
Hacking adalah kegiatan menerobos program komputer milik orang/pihak lain.
Hacker adalah orang yang gemar ngoprek komputer, memiliki keahlian membuat dan
membaca program tertentu, dan terobsesi mengamati keamanan (security)-nya. Hacker
memiliki wajah ganda; ada yang budiman, ada yang pencoleng.
Hacker memiliki konotasi negatif karena kesalahpahaman masyarakat akan perbedaan
istilah tentang hacker dan cracker. Banyak orang memahami bahwa hackerlah yang
mengakibatkan kerugian pihak tertentu seperti mengubah tampilan suatu situs web
(defacing), menyisipkan kode-kode virus dsb. Padahal, mereka adalah cracker. Crackerlah
menggunakan celah-celah keamanan yang belum diperbaiki oleh pembuat perangkat lunak
(bug) untuk menyusup dan merusak suatu sistem. Atas alasan ini biasanya para hacker
dipahami dibagi menjadi 2 golongan White Hat Hackers, yakni hacker yang sebenarnya
dan cracker yang sering disebut dengan istilah Black Hat Hackers.
White hat hacker adalah istilah teknologi informasi yang mengacu kepada peretas
yang secara etis menunjukkan suatu kelemahan dalam sebuah sistem komputer. White
hat secara umum lebih memfokuskan aksinya kepada bagaimana melindungi sebuah
sistem, dimana bertentangan dengan black hat yang lebih memfokuskan aksinya kepada
bagaimana menerobos sistem tersebut.
Black hat hacker adalah istilah teknologi informasi yang mengacu kepada peretas
yaitu mereka yang menerobos keamanan sistem komputer tanpa izin, umumnya dengan
maksud untuk mengakses komputer-komputer yang terkoneksi ke jaringan tersebut. Istilah
cracker diajukan oleh Richard Stallman untuk mengacu kepada peretas dalam arti ini.

3
2.2 Definisi Cracker
Cracker merupakan sisi gelap dari profesional keamanan komputer yang menyimpang
terlalu jauh. KaumScript Kiddies, kaum Black Hat, orang-orang yang tanpa pengetahuan
kecuali cara melakukan hacking. Kelompok ini tidak mengetahui bagaimana komputer
tersebut bekerja. Seorang cracker tidak peduli terhadap masyarakat dan tidak memikirkan
akibat dari tindakan mereka. Para Cracker dianggap hina dalam forum hacking dan identik
dengan kerusakan dan "Google". Para cracker ingin segala sesuatunya yang dikuasainya
disimpan dalam piringan hitam. Mereka tidak mencari informasi untuk diri mereka dan
tergantung siapa saja yang memberikannya ke mereka. Mereka inilah kaum wanna-be.
Cracker adalah sebutan untuk orang yang mencari kelemahan sistem dan
memasukinya untuk kepentingan pribadi dan mencari keuntungan dari sistem yang di
masuki seperti pencurian data, penghapusan, dan banyak yang lainnya. Para cracker muda
ini umumnya melakukan cracking untuk meningkatkan kemampuan / menggunakan
sumber daya di jaringan untuk kepentingan sendiri.
Umumnya para cracker adalah opportunis. Melihat kelemahan sistem dengan
mejalankan program scanner. Setelah memperoleh akses root, cracker akan menginstall
pintu belakang (backdoor) dan Setelah berhasil melompat dan memasuki sistem lain,
cracker biasanya melakukan probing terhadap jaringan dan mengumpulkan informasi
yang dibutuhkan.
Seorang hacker memiliki tujuan untuk menyempurnakan sebuah sistem, sedangkan
seorang cracker lebih bersifat destruktif. Umumnya cracker melakukan cracking untuk
menggunakan sumber daya di sebuah sistem untuk kepentingan sendiri.
Seorang cracker dapat melakukan penetrasi ke dalam sistem dan melakukan
pengrusakan. Ada banyak cara yang biasanya digunakan untuk melakukan penetrasi antara
lain: IP Spoofing (Pemalsuan alamat IP), FTP Attack, dan lain-lain.
Agar cracker terlindungi pada saat melakukan serangan,
teknik cloacking (penyamaran) dilakukan dengan cara melompat dari mesin yang
sebelumnya telah di compromised (ditaklukan) melalui program telnet atau rsh. Pada
mesin perantara yang menggunakan Windows serangan dapat dilakukan dengan melompat
dari program Wingate. Selain itu, melompat dapat dilakukan melalui perangkat proxy yang
konfigurasinya kurang baik.
Pada umumnya, cara-cara tersebut bertujuan untuk membuat server dalam sebuah
sistem menjadi sangat sibuk dan bekerja di atas batas kemampuannya sehingga sistem
akan menjadi lemah dan mudah dicrack.
Hacker sejati menyebut orang-orang ini 'cracker' dan tidak suka bergaul dengan
mereka. Hacker sejati memandang cracker sebagai orang malas, tidak bertanggung jawab,
dan tidak terlalu cerdas. Hacker sejati tidak setuju jika dikatakan bahwa dengan menerobos
keamanan seseorang telah menjadi hacker.
2.3 Perbedaan Hacker dan Cracker
A. Hacker
1. Mempunyai kemampuan menganalisa kelemahan suatu sistem atau situs. Sebagai
contoh: Jika seorang hacker mencoba menguji suatu situs dipastikan isi situs
tersebut tak akan berantakan dan mengganggu yang lain. Biasanya hacker
melaporkan kejadian ini untuk diperbaiki menjadi sempurna. Bahkan seorang
hacker akan memberikan masukan dan saran yang bisa memperbaiki kebobolan
sistem yang ia masuki.
2. Hacker mempunyai etika serta kreatif dalam merancang suatu program yang
berguna bagi siapa saja.

4
3. Seorang Hacker tidak pelit membagi ilmunya kepada orang-orang yang serius atas
nama ilmu pengetahuan dan kebaikan.
4. Seorang hacker akan selalu memperdalam ilmunya dan memperbanyak
pemahaman tentang sistem operasi.
B. Cracker
1. Mampu membuat suatu program bagi kepentingan dirinya sendiri dan bersifat
destruktif atau merusak dan menjadikannya suatu keuntungan. Sebagia contoh:
Virus, Pencurian Kartu Kredit, Kode Warez, Pembobolan Rekening Bank,
Pencurian Password E-mail/Web Server.
2. Bisa berdiri sendiri atau berkelompok dalam bertindak.
3. Mempunyai situs atau channel dalam IRC yang tersembunyi, hanya orang-orang
tertentu yang bisa mengaksesnya.
4. Mempunyai IP yang tidak bisa dilacak.
5. Kasus yang paling sering ialah Carding yaitu Pencurian Kartu Kredit, kemudian
pembobolan situs dan mengubah segala isinya menjadi berantakan. Sebagai
contoh: Yahoo! pernah mengalami kejadian seperti ini sehingga tidak bisa diakses
dalam waktu yang lama, kasus clickBCA.com yang paling hangat dibicarakan
tahun 2001 lalu.
2.4 Jenis Kegiatan Hacking
1. Social Hacking, yang perlu diketahui ialah informasi tentang sistem apa yang
dipergunakan oleh server, siapa pemilik server, siapa Admin yang mengelola server,
koneksi yang dipergunakan jenis apa lalu bagaimana server itu tersambung internet,
mempergunakan koneksi siapa lalu informasi apa saja yang disediakan oleh server
tersebut, apakah server tersebut juga tersambung dengan LAN di sebuah organisasi
dan informasi lainnya.
2. Technical Hacking, merupakan tindakan teknis untuk melakukan penyusupan ke
dalam sistem, baik dengan alat bantu (tool) atau dengan mempergunakan fasilitas
sistem itu sendiri yang dipergunakan untuk menyerang kelemahan (lubang keamanan)
yang terdapat dalam sistem. Inti dari kegiatan ini adalah mendapatkan akses penuh
kedalam sistem dengan cara apapun dan bagaimanapun.
2.5 Kemampuan Dasar Hacking
1. Pelajari Bahasa Pemrograman
Menguasai hanya satu bahasa pemrograman saja tidak akan mencapai tingkat
kemampuan hacker atau bahkan seorang programer, perlu belajar cara pemrograman
secara umum, tidak bergantung pada satu bahasa mana pun. Anda perlu mencapai
tahap dimana dapat mempelajari bahasa baru dalam beberapa hari, dengan
menghubungkan apa yang ada di manual dengan apa yang telah Anda ketahui. Perlu
memplajari beberapa bahasa yang jauh berbeda dengan satu dengan yang lainya.
Bahasa-bahasa terpenting dalam hacking adalah Phyton, C, Perl, dan LISP tapi paling
baik sebetulnya mempelajari semuanya karena masing-masing mewakili cara
pendekatan pemrograman yang berbeda dan tiap bahasa akan memberi pelajaran-
pelajaran berharga.
2. Kuasai Sistem Operasi
Pelajari Sistem Operasi, terutama Linux dan Unix BSD karena sistem operasi
tersebut paling banyak digunakan di internet dan berperan penting dalam
perkembangan internet. Lagi pula Linux adalah sistem operasi Open Source. Pelajari
Unix jalankan Unix, bermain-mainlah dengan Unix, berhubungan internet melalui
Unix, baca kodenya dan modifikasi.

5
Di Unix Anda akan menjumpai tool pemrograman yang lebih baik (termasuk C,
Lisp, Phyton, dan Perl).
3. Pelajari World Wide Web
Maksudnya lebih dari sekedar menggunakan browser, tetapi mempelajari cara
menulis HTML, bahasa markup Web.
4. Pelajari Jaringan Komputer
Jaringan komputer yang menghubungkan kita dengan orang lain di internet,
sehingga perlu memplejari Jaringan komputer. Semakin banyak dari hal-hal diatas
yang sudah Anda kerjakan, semakin besar kemungkinan Anda adalah calon hacker
berbakat.
5. Sertifikasi
Bukan hanya lembaga atau produk yang harus mempunyai sertifikasi, hacker juga
mempunyai sertifikasi.Ada beberapa sertifikasi untuk hacker:
1) Certified Ethical Hacker
2) CREST
3) EC-Council Certified Security Analyst
4) Licensed Penetration Tester
5) ISSAF Penetration Testing Qualified
6) ISSAF Penetration Testing Expert
7) Certified Penetration Testing Professional
8) Certified Penetration Testing Expert
9) NSA’s INFOSEC Assessment Methodology
10) NSA’s INFOSEC Evaluation Methodology
11) Certified Information Sistem Auditor
2.6 Penanggulangan
Beberapa langkah penting yang harus dilakukan untuk menanggulangi:
1. Melakukan modernisasi hukum pidana nasional beserta hukum acaranya, yang
diselaraskan dengan konvensi internasional yang terkait dengan kejahatan tersebut
2. Meningkatkan sistem pengamanan jaringan komputer nasional sesuai standar
internasional
3. Meningkatkan pemahaman serta keahlian aparatur penegak hukum mengenai upaya
pencegahan, investigasi dan penuntutan perkara-perkara yang berhubungan dengan
cybercrime
4. Meningkatkan kesadaran warga negara mengenai masalah cybercrime serta
pentingnya mencegah kejahatan tersebut terjadi
5. Meningkatkan kerjasama antar negara, baik bilateral, regional maupun multilateral,
dalam upaya penanganan cybercrime, antara lain melalui perjanjian ekstradisi dan
mutual assistance treaties.

6
BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan
Hacker dan Cracker adalah dua istilah yang sangat berbeda, namun sering disalahartikan
oleh kebanyakan orang. Cracker maupun Hacker adalah 2 bidang yang benar-benar terpisah
oleh konsep dan cara kerja seperti 2 bidang ilmu yang lain walaupun mempunyai sedikit
kesamaan. Hacker mencari kelemahan sistem untuk memperbaikinya tetapi cracker mencari
kelemahan sistem untuk memanfaatkannya demi kepentingan tertentu. Para hacker
menggunakan keahliannya dalam hal komputer untuk melihat, menemukan dan memperbaiki
kelemahan sistem keamanan dalam sebuah sistem komputer ataupun dalam sebuah software.
Oleh karena itu, berkat para hacker-lah Internet ada dan dapat kita nikmati seperti sekarang ini,
bahkan terus di perbaiki untuk menjadi sistem yang lebih baik lagi. Maka hacker dapat disebut
sebagai pahlawan jaringan, sedangkan cracker dapat disebut sebagai penjahat jaringan karena
melakukan melakukan penyusupan dengan maksud menguntungkan dirinya secara personallity
dengan maksud merugikan orang lain. Hacker sering disebut hacker putih (yang merupakan
hacker sejati yang sifatnya membangun) dan hacker hitam (cracker yang sifatnya membongkar
dan merusak).
Dalam kehidupan underground, sebenarnya masih banyak kelompok lain yang hidup
berdampingan dengan hacker dan cracker seperti anarkis, cyberpunk, cypherpunk, phreaker,
pirate, virus maker, carder, phiser, spammer, dan blogger. Semuanya dapat hidup
berdampinan dengan aturan-aturan tidak tertulis yang lebih dikenal dengan istilah
“NETIQUETTE”.

Anda mungkin juga menyukai