Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia internet pada saat ini telah mencapai suatu tahap
yang begitu cepat, sehingga tidak mengherankan apabila di setiap sudut kota
banyak ditemukan termpat-tempat internet yang menyajikan berbagai jasa
pelayanan internet. Sejarah perjalanan internet dari mulai ditemukan hingga
menjadi suatu kebutuhan manusia sampai saat ini sangatlah panjang. Internet
adalah jaringan informasi yang pada awalnya (sekitar akhir 1960-an, tepatnya
mulai tahun 1969) dikembangkan oleh Departeman Pertahanan dan Keamanan
Amerika Serikat (DoD = Departement of Defense USA) sebagai proyek strategis
yang bertujuan untuk berjaga-jaga (penanggulangan) bila terjadi gangguan pada
jaringan komunikasi umum, khususnya pengaruhnya pada sistem komunikasi
militer mereka. Pada saat itu perang dingin antara Amerika Serikat dengan Uni
Soviet sedang mencapai puncaknya, sehingga mereka membuat antisipasi atas
segala kemungkinan akibat perang yang mungkin akan terjadi. Awalnya internet
hanya digunakan secara terbatas di dan antar-laboratorium penelitian teknologi di
beberapa institusi pendidikan dan lembaga penelitian saja, yang terlibat langsung
dalam proyek DARPA (Defence Advanced Research Projects Agency). Tetapi 45
tahunan kemudian (sekarang ini), internet telah meluas ke seluruh dunia, dari
pemerintah, perusahaan besar dan kecil, LSM hingga perorangan telah banyak
yang memanfaatkannya, karena kepraktisannya sebagai sarana komunikasi dan
untuk pencarian informasi  Data tentang internet tahun 1998 menyebutkan bahwa
e-mail telah dapat dikirim ke 150 negara lebih di dunia ini, transfer file (ftp) dapat
menjangkau ke 100-an negara, dan pengguna di seluruh dunia pun diperkirakan
telah sampai 60 juta-an orang, atau 5% dari jumlah total seluru penduduk dunia. 
Kemudian, berdasarkan data tahun 1999, pengguna internet di seluruh dunia
hingga Mei 1999 sudah mencapai 163 juta orang.
Pada mulanya, internet sempat diperkirakan akan mengalami kehancuran oleh
beberapa pengamat komputer di era 1980-an karena kemampuannya yang pada
saat itu hanya bertukar informasi satu arah saja. Namun semakin ke depan,

1
ternyata perkiraan tersebut meleset, dan bahkan sekarang menjadi suatu
kebutuhan akan informasi yang tiada henti-hentinya dipergunakan.
Akhir-akhir ini kita banyak mendengar masalah keamanan yang berhubungan
dengan dunia internet. Di Indonesia sendiri beberapa orang  telah ditangkap
karena menggunakan kartu kredit curian untuk membeli barang melalui internet. 
Akibat dari berbagai  kegiatan ini diduga kartu kredit dari Indonesia sulit
digunakan di internet (atau malah di toko biasa di luar negeri). Demikian pula
pembeli dari Indonesia akan dicurigai dan tidak dipercaya oleh penjual yang ada
di internet.
Pada era global seperti sekarang ini, keamanan sistem informasi berbasis Internet
menjadi suatu keharusan untuk lebih diperhatikan, karena jaringan internet yang
sifatnya publik dan global pada dasarnya tidak aman. Pada saat data terkirim dari
suatu komputer ke komputer yang lain di dalam Internet, data itu akan melewati
sejumlah komputer yang lain yang berarti akan memberi kesempatan pada user
tersebut untuk mengambil alih satu atau beberapa komputer. Kecuali suatu
komputer terkunci di dalam suatu ruangan yang mempunyai akses terbatas dan
komputer tersebut tidak terhubung ke luar dari ruangan itu, maka komputer
tersebut akan aman. Pembobolan sistem keamanan di Internet terjadi hampir tiap
hari di seluruh dunia.
Namun keindahan internet tidak seindah namanya yang dijanjikan dapat
memberikan berbagai informasi yang ada di belahan dunia manapun, karena
berbagai kejahatan yang ada di kehidupan nyata ternyata lebih banyak ditemukan
didunia internet. Kejahatan di internet ini populer dengan nama cyber crime.
Adanya cyber crime akan menjadi dampak buruk bagi kemajuan dan
perkembangan negara kita serta di dunia pada umumumnya. Saat ini, internet
telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari sebagai salah satu wahana
komunikasi dalam BISNIS maupun untuk privat. Tetapi di balik itu masih banyak
lubang kelemahan sistem di internet yang bisa dimanfaatkan oleh para cracker
untuk tujuan tidak baik, seperti bom mail, pengacak-acakan home page, pencurian
data, password ataupun nomor kartu kredit, dll.

2
Adanya lubang-lubang keamanan pada system operasi menyebabkan kelemahan
dan terbukanya lubang yang dapat digunakan para hacker, cracker dan script
kiddies untuk menyusup ke dalam computer tersebut. Kejahatan yang terjadi dapat
berupa:
1. Pencurian terhadap data
2. Akses terhadap jaringan internal
3. Perubahan terhadap data-data penting
4. Pencurian informasi dan berujung pada penjualan informasi Pengguna
Internet
Pengguna terhubung ke Internet melalui layanan Internet Service Provider
(ISP), baik dengan menggunakan modem, DSL, cable modem, wireless, maupun
dengan menggunakan leased line. ISP ini kemudian terhubung ke Internet melalui
network provider (atau upstream). Di sisi Web Server, terjadi hal yang serupa.
Server Internet    terhubung ke Internet melalui ISP atau network provider lainnya.
Gambar tersebut juga menunjukkan beberapa potensi lubang keamanan (security
hole). Di sisi pengguna, komputer milik pengguna dapat disusupi virus dan trojan
horse sehingga data-data yang berada di komputer pengguna (seperti nomor PIN,
nomor kartu kredit, dan kunci rahasia lainnya) dapat disadap, diubah, dihapus, dan
dipalsukan.  Jalur antara pengguna dan ISP dapat juga di sadap. Sebagai contoh,
seorang pengguna yang menggunakan komputer di lingkungan umum (public
facilities) seperti di Warung Internet (warnet) dapat disadap informasinya oleh
sesama pengguna warnet tersebut (atau pemilik warnet yang tidak bertanggung
jawab) ketika dia mengetikkan data-data rahasia melalui web.
Di sisi ISP, informasi dapat juga disadap dan dipalsukan. Sebagai contoh bila
sistem keamanan dari sang ISP ternyata rentan, dan dia kebobolan, maka mungkin
saja seorang cracker memasang program penyadap (sniffer) yang menyadap atau
mengambil informasi tentang pelanggan ISP tersebut.
Di sisi penyedia jasa, dalam hal Web Server yang menyediakan layanan
Internet.Ada juga potensi lubang keamanan. Berbagai kasus tentang keamanan
dan institusi finansial sudah dilaporkan.

3
I.2 Rumusan Masalah
 Definisi Hacker dan Cracker
 Sejarah
 Klasifikasi Hacker
 Hierarki (Tingkatan) Hacker
 Kode Etik Hacker
 Etika Hacker
 Tingkatan Keahlian
 Sisi Positif pada Hacker
 Sisi negatif pada Cracker
 Keuntungan Dari Hacker
 Kerugian Dari Hacker

I.3 Maksud dan Tujuan


1.3.1 Maksud
Agar pembaca terkhusus buat buat penulis mengetahui lebih jauh
tentang kejahatan komputer yang disebut cubercrime dan cyberlaw lebih
detail tentang dan cracker. Untuk meluruskan salah kaprah tentang
pengertian hacker yang benar dan janganlah menjadi cracker yang
berbahaya dan tidak ada gunanya. Dimasyarakat umum, istilah ini banyak
tersalahgunakan atau rancu dengan istilah cracker. Dimana sering para
pecinta teknologi merasa dirugikan langsung mengasumsikan bahwa
sihacker inilah biang keroknya.
1.3.2 Tujuan
1. Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil
penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan
metodologis.
2. Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana
transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-
orang yang berminat membacanya.

4
3. Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa
dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya
ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan
pendidikan dari jurusannya.
4. Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
5. Mengetahui Perbedaan anatara Hacker dan Cracker

I.4 Metode Penulisan


Metode penelitian lapangan/buku yang menggunakan hitungan tabel,
statstik dengan kaidah-kaidah tertentu (Metode Kuantitatif)

5
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Definisi Hacker Dan Cracker
Hacker adalah sebutan untuk mereka yang memberikan sumbangan yang
bermanfaat kepada jaringan komputer, membuat program kecil dan
membagikannya dengan orang-orang di Internet. Sebagai contoh : digigumi
(Grup Digital) adalah sebuah kelompok yang mengkhususkan diri bergerak
dalam bidang game dan komputer.
Digigumi ini menggunakan teknik teknik hexadecimal untuk mengubah
teks yang terdapat di dalam game. Contohnya, game Chrono Trigger berbahasa
Inggris dapat diubah menjadi bahasa Indonesia. Oleh karena itu, status Digigumi
adalah hacker, namun bukan sebagai perusak. Hacker disini artinya, mencari,
mempelajari dan mengubah sesuatu untuk keperluan hobi dan pengembangan
dengan mengikuti legalitas yang telah ditentukan oleh developer game. Para
hacker biasanya melakukan penyusupan-penyusupan dengan maksud
memuaskan pengetahuan dan teknik. Rata – rata perusahaan yang bergerak di
dunia jaringan global (internet) juga memiliki hacker. Tugasnya yaitu untuk
menjaga jaringan dari kemungkinan perusakan pihak luar “cracker”, menguji
jaringan dari kemungkinan lobang yang menjadi peluang para cracker
mengobrak – abrik jaringannya, sebagai contoh : perusahaan asuransi dan
auditing “Price Waterhouse”. Ia memiliki team hacker yang disebut dengan
Tiger Team. Mereka bekerja untuk menguji sistem sekuriti client mereka.
Cracker adalah sebutan untuk mereka yang masuk ke sistem orang lain dan
cracker lebih bersifat destruktif, biasanya di jaringan komputer, mem-bypass
password atau lisensi program komputer, secara sengaja melawan keamanan
komputer, men-deface (merubah halaman muka web) milik orang lain bahkan
hingga men-delete data orang lain, mencuri data dan umumnya melakukan
cracking untuk keuntungan sendiri, maksud jahat, atau karena sebab lainnya
karena ada tantangan. Beberapa proses pembobolan dilakukan untuk
menunjukan kelemahan keamanan sistem. umumnya mereka melakukan
Cracking untuk maksud jahat, atau karena sebab lainnya karena ada tantangan.

6
Beberapa proses pembobolan dilakukan untuk menunjukan kelemahan
keamanan sistem.
Seorang cracker tentu saja mempunyai suatu alasan ketika dia memulai
aksinya, banyak hal yang bisa menjadi sebab seseorang melakukan suatu
tindakan yang biasa di sebut cracker, diantaanya adalah :
1. Profit, mencari keuntungan dari imbalan orang lain
2. Spite, kecewa, balas dendam
3. Politics, alasan politik
4. Stupidity, curiousity, mencari perhatian
5. Sport, petualangan
II.2 Sejarah
Hacker muncul pada awal tahun 1960-an diantara para anggota
organisasi mahasiswa Tech Model Railroad Club di Laboratorium Kecerdasan
Artifisial Massachusetts Institute of Technology (MIT). Kelompok mahasiswa
tersebut merupakan salah satu perintis perkembangan teknologi komputer dan
mereka beroperasi dengan sejumlah komputer mainframe. Kata hacker pertama
kali muncul dengan arti positif untuk menyebut seorang anggota yang memiliki
keahlian dalam bidang komputer dan mampu membuat program komputer yang
lebih baik dari yang telah dirancang bersama. Kemudian pada tahun 1983,
analogi hacker semakin berkembang untuk menyebut seseorang yang memiliki
obsesi untuk memahami dan menguasai sistem komputer. Pasalnya, pada tahun
tersebut untuk pertama kalinya FBI menangkap kelompok kriminal komputer
The 414s yang berbasis di Milwaukee AS. 414 merupakan kode area lokal
mereka. Kelompok yang kemudian disebut hacker tersebut dinyatakan bersalah
atas pembobolan 60 buah komputer, dari komputer milik Pusat Kanker
Memorial Sloan-Kettering hingga komputer milik Laboratorium Nasional Los
Alamos. Salah seorang dari antara pelaku tersebut mendapatkan kekebalan
karena testimonialnya, sedangkan 5 pelaku lainnya mendapatkan hukuman masa
percobaan.

7
Kemudian pada perkembangan selanjutnya muncul kelompok lain yang
menyebut-nyebut diri hacker, padahal bukan. Mereka ini (terutama para pria
dewasa) yang mendapat kepuasan lewat membobol komputer dan mengakali
telepon (phreaking). Hacker sejati menyebut orang-orang ini ‘cracker’ dan tidak
suka bergaul dengan mereka. Hacker sejati memandang cracker sebagai orang
malas, tidak bertanggung jawab, dan tidak terlalu cerdas. Hacker sejati tidak
setuju jika dikatakan bahwa dengan menerobos keamanan seseorang telah
menjadi hacker.
Para hacker mengadakan pertemuan setiap setahun sekali yaitu diadakan
setiap pertengahan bulan Juli di Las Vegas. Ajang pertemuan hacker terbesar di
dunia tersebut dinamakan Def Con. Acara Def Con tersebut lebih kepada ajang
pertukaran informasi dan teknologi yang berkaitan dengan aktivitas hacking.
II.3 klasifikasi hacker
1. White Hats : merupakan hacker yang bekerja sebagai system analist, system
administrator maupun security analist. White hats bekerja dalam sistem dan
memiliki kemampuan yang tinggi untuk menjaga sistem agar tetap bekerja
dengan baik dan tidak diacak-acak oleh orang lain. White Hats hackers rata-
rata memiliki sertifikat kode etik hacker, misalnya CEH (Certified Ethical
Hacker)
2. Gray Hats : merupakan hacker yang bekerja offensivelly dan defensivelly.
Gray Hats merupakan orang yang melakukan attacking terhadap sistem yang
juga bekerja untuk membuat pertahanan terhadap sistem. Hacker tipe ini
merupakan hacker yang membobol sistemnya untuk mendapatkan bugs dan
lubang dari sistemnya yang kemudian mempelajari dan menutup lubang
tersebut.
3. Black Hats : merupakan hacker yang hanya bekerja sebagai attacker dan
mengambil manfaat terhadap sistem yang diserangnya. Black hats merupakan
hacker yang merusak sistem atau sering juga disebut sebagai cracker. Contoh
aksi yang dilakukan oleh hacker Black Hats antara lain membobol situs
perbankan, mengambil account (Carding), dsb.

8
4. Suicide Hacker : Hacker yang bekerja persis seperti Black Hats Hacker,
bersifat destruktif dan tidak peduli terhadap ancaman yang akan menimpanya.
Rata rata suicide hacker merupakan orang yang tidak memiliki tujuan yang
jelas, hanya membobol, mengambil keuntungan, ingin terkenal dan tidak
takut terhadap hukum.

II.4 Hierarki (Tingkatan) Hacker


1. Trojan/Exploit Maker, tingkat hacker ini adalah tingkat tertinggi yang
memiliki keahlian sangat baik dalam melakukan hacking dan memiliki
kemampuan programming yang sangat baik. Hacker tipe ini membuat
tools berupa trojan,exploit dll yang dapat dipergunakan untuk
memudahkan proses hacking.
2. Spammer/Phisser, tingkatan hacker ini merupakan hacker yang paling
kaya, dikarenakan dia akan melakukan flooding terhadap sistem dan
duplikasi sehingga mendapatkan informasi lebih banyak.
3. Skimmer/Carder, tingkatan hacker ini merupakan hacker yang melakukan
pencurian account, baik kartu kredit, ATM, transaksi online, dll.
4. Defacer, merupakan tingkatan hacker yang tugasnya melakukan deface
terhadap sistem.
5. Logins/Database, merupakan hacker yang tugasnya hanya mencari account
login dan melakukan serangan terhadap database.
6. D-DOS, merupakan hacker yang tugasya melakukan perusakan terhadap
service (Denial of service) yang ada pada sistem target.
7. Software Cracker/Nuller, merupakan hacker yang tugasnya melakukan
aktivasi/nulling terhadap software aplikasi.
8. Reseller, merupakan hacker yang tugasnya hanya menjual kartu kredit
hasil dari carding. Kebanyakan carder hanya melakukan carding dan
memberikannya pada reseller untuk dijualkan.
9. Cashier, merupakan hacker yang tugasnya menguangkan/mencairkan duit.
10. Phreaker, merupakan hacker yang hanya mengambil manfaat terhadap
sistem, contohnya internetan gratis.

9
11. Elite: Juga dikenal sebagai 3l33, 3l337, 31337 atau kombinasi dari itu;
merupakan ujung tombak industri keamanan jaringan. Mereka memahami
sistem operasi sisi luar dalam, sanggup mengkonfigurasi dan
menyambungkan jaringan secara global. Sanggup melakukan
pemrograman setiap harinya. Sebuah anugrah yang sangat alami, mereka
biasanya effisien & trampil,menggunakan pengetahuannya dengan tepat.
Mereka seperti siluman yang dapat memasuki sistem tanpa terdeteksi,
walaupun mereka tidak akan menghancurkan data-data yang ditemui.
Karena mereka selalu mengikuti peraturan yang ada.
12. Semi Elite: Hacker ini biasanya lebih muda dari pada Elite.Mereka juga
mempunyai kemampuan dan pengetahuan luas tentang komputer. Mereka
mengerti tentang sistem operasi (termasuk lubangnya (vulnerability)).
Biasanya dilengkapi dengan sejumlah kecil program cukup untuk
mengubah program eksploit. Banyak serangan yang dipublikasi dilakukan
oleh hacker tingkat ini. Sialnya oleh para Elite mereka sering kali
dikategorikan Lamer.
13. Developed Kiddie: Sebutan ini terutama karena umur kelompok ini masih
muda (ABG)dan masih sekolah. Mereka membaca tentang metode hacking
dan caranya di berbagai kesempatan. Mereka mencoba berbagai sistem
sampai akhirnya berhasil dan memproklamirkan kemenangan ke peretas
lainnya. Umumnya mereka masih menggunakan Grafic User Interface
(GUI) dan baru belajar hal dasar dari UNIX, tanpa mampu menemukan
lubang kelemahan baru di sistem operasi.
14. Script Kiddie: Seperti developed kiddie, Script Kiddie biasanya
melakukan aktifitas di atas. Seperti juga Lamers, mereka hanya
mempunyai pengetahuan teknis networking yang sangat minimal.
Biasanya tidak lepas dari GUI. Hacking dilakukan menggunakan trojan
untuk menakuti dan menyusahkan hidup pengguna Internet.
15. Lamer: Mereka adalah orang tanpa pengalaman dan pengetahuan yang
ingin menjadi hacker (wanna-be hacker). Mereka biasanya membaca atau
mendengar tentang hacker dan ingin menjadi seperti mereka. Penggunaan

10
komputer mereka hanyalah untuk main game, IRC, tukar menukar
software bajakan dan mencuri kartu kredit. Melakukan hacking
menggunakan software trojan, nuke dan DoS. Biasanya menyombongkan
diri melalui IRC channel. Karena banyak kekurangan untuk mencapai
elite, dalam perkembangannya mereka hanya akan sampai tingkat
developed kiddie atau script kiddie saja.
II.5 Kode Etik Hacker
1. Menghormati pengetahuan & kebebasan informasi.
2. Memberitahukan sistem administrator akan adanya pelanggaran
keamanan/lubang di keamanan yang anda lihat.
3. Jangan mengambil keuntungan yang tidak fair dari hack.
4. Tidak mendistribusikan & mengumpulkan software bajakan.
5. Tidak pernah mengambil resiko yang bodoh
6. selalu mengetahui kemampuan sendiri.
7. Selalu bersedia untuk secara terbuka/bebas/gratis memberitahukan&
mengajarkan berbagai informasi & metoda yang diperoleh.
8. Tidak pernah meng-hack sebuah sistem untuk mencuri uang.
9. Tidak pernah memberikan akses ke seseorang yang akan membuat
kerusakan.
10. Tidak pernah secara sengaja menghapus & merusak file di komputer yang
dihack.
11. Hormati mesin yang di hack, dan memperlakukan dia seperti mesin sendiri.

II.6 Tingkatan Keahlian Hacker


1. Wizard
Secara harfiah istilah ini berarti Dukun, Tukang Sihir. Wizard
merupakan salah satu tuntunan ketika menjalankan program, baik pada
saat melakukan instalasi, setting, dan sebagainya.Tingkatan keahlian dari
seorang hacker. Istilah ini diberikan pada seseorang yang telah memiliki
pengetahuan luas dibidangnya. Kemampuannya tersebut tidak diragukan
lagi.

11
2. Guru
Tingkatan keahlian dari seorang hacker. Istilah ini digunakan pada
seseorang yang mengetahui semua hal pada bidangnya, bahkan yang tidak
terdokumentasi. Ia mengembangkan trik-trik tersendiri melampaui batasan
yang diperlukan. Kalau bidangnya berkaitan dengan aplikasi, ia tahu lebih
banyak daripada pembuat aplikasi tersebut.

II.7 Sifat Hacker Dan Cracker


II.7.1 Sifat Hacker
1. Menyempurnakan sebuah system.
2. Memperbaiki sistem
II.7.2 Sifat cracker:
1. Scanning yaitu mengetahui hal-hal dasar mengenai sistem yang
digunakan, baik sistem operasi, sistem file, vulnerelability(Keamanan
Data) dan sebagainya.
2. Melakukan penyusupan ke sistem, hal ini terjadi jika ada kemungkinan
folder yg dapat diakses dgn priviledge Read Write dan Execute oleh
Public. Sehingga orang bisa meletakkan file di server dan selanjutnya
mengeksekusinya. Kemungkinan kedua adalah dari lemahnya
konfigurasi server.
3. Menerobos password super user, bisa terjadi jika Point 2 sudah dapat
dilakukan akan sangat mudah sekali.
4. Selanjutnya mengubah data secara acak. yang dirusak adalah halaman
untuk SMP X trus halaman ke 10. Cracker bekerja cepat agar tidak
diketahui oleh administrator. Jika harus mikir-mikir dapat diketahui
administrator.
5. Melakukan DEFACE (penggantian halaman).

12
II.8 Keuntungan Dan Kerugian Hacker
II.8.1 Keuntungan Hacker
1. Dapat merambah ke berbagai tempat
2. Dapat melakukan pemograman, tidak hanya teori
3. Dapat cepat belajar pemograman

II.8.2 Kerugian Hacker


1. Sombong
2. Dapat mencuri password
3. Merusak sistem orang

13
BAB III
KESIMPULAN
III.1 Kesimpulan
Dunia maya tidak berbeda jauh dengan dunia nyata.mudah-mudahan para
penikmat teknologi dapat mengubah mindsetnya bahwa hacker itu tidak
selalu jahat. Menjadi hacker adalah sebuah kebaikan tetapi menjadi seorang
cracker adalah sebuah kejahatan. Segalanya tergantung individu masing-
masing. Para hacker menggunakan keahliannya dalam hal komputer untuk
melihat, menemukan dan memperbaiki kelemahan sistem keamanan dalam
sebuah sistem komputer ataupun dalam sebuah software. Oleh karena itu,
berkat para hacker-lah internet ada dan dandapat kita nikmati seperti
sekarang ini, bahkan terus diperbaiki untuk menjadi sistem yang lebih baik
lagi. Maka hacker dapat disebut sebagai pahlawan jaringan, sedangkan
cracker dapat disebut sebagai penjahat jaringan karena melakukan
penyusupan dengan maksud menguntungkan dirinya secara personallity dan
dengan maksud merugikan orang lain. Hacker yang sering disebut hacker
putih (yang merupakan hacker sejati yang sifatnya membangun) dan hacker
hitam (cracker yang sifatnya membongkar dan merusak) motiv dari
kejahatan internet antara lain adalah coba-coba, rasa ingin tau, faktor
ekonomi, dan ajang unjuk diri, bahkan sakit hati.

14
DAFTAR PUSTAKA
1. Y3dips. 2007. Hacker? : Its not about black or white. Jakarta : jasakom
2. Suryadi, aris, Hacker jahat atau baik sih?.
http://arizane.wordpress.com/2008/02/12/hacker-jahat-atau-baik-sih.
3. https://Keamanan%20Komputer%20%20Mengenal%20Lebih%20Dalam
%20Tentang%20Hacker.html
4. https://Mengenal%20Lebih%20dekat%20tentang%20Hacker%20&
%20Cracker%20%20%20Terampil.html
5. https://Peretas%20%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,
%20ensiklopedia%20bebas.html
6. https://Definisi%20Hacker%20&%20Cracker%20%20%20Ilmu
%20Komputer%20by%20Roniamardi.html
7. https://hacker1bona.wordpress.com/sejarah-hacker-dan-cracker/

15

Anda mungkin juga menyukai