Anda di halaman 1dari 6

Pergantian Auditor

Oleh:
Virra Rahmi Nabilla
ABSTRAK
Auditor switching merupakan pergantian auditor yang dilakukan dengan tujuan memperkuat sistem
pengawasan untuk memperoleh kualitas audit yang lebih baik. Pembatasan jangka waktu pemberian
jasa audit umum perlu dibatasi karena dapat menimbulkan keraguan kualitas audit. Auditor switching
memiliki sifat mandatory (wajib) dan voluntary (sukarela). Pergantian auditor penting dilakukan karena
terdapat kewajiban yang menetapkannya. Namun, pergantian auditor dapat terjadi secara sukarela
meskipun tidak ada yang mewajibkannya. Auditor switching disebabkan oleh faktor auditor ataupun
faktor klien terhadap perusahaan. Faktor klien yang mempengaruhi perusahaan mengganti KAPnya ialah
kesulitan keuangan, manajemen yang gagal, perubahan ownership, dan Initial Publik Offering (IPO).
Sedangkan faktor auditor yang mempengaruhi perusahaan mengganti KAPnya ialah fee audit dan
kualitas audit. Pentingnya artikel ini ditulis untuk mengetahui lebih dalam faktor-faktor dan kondisi yang
dapat mempengaruhi auditor switching. Kualitas auditor sangat mempengaruhi sebuah laporan
keuangan dan dapat menunjukkan bagaimana kinerja suatu manajemen perusahaan. Sehingga, penting
untuk mengetahui dampak dari auditor switching.
Kata kunci: auditor switching, independensi, kualitas audit.

I. Pendahuluan

Auditor switching merupakan pergantian auditor yang dilakukan dengan tujuan


memperkuat sistem pengawasan untuk memperoleh kualitas audit yang lebih baik terhadap
laporan keuangan. Auditor switching perlu dilakukan karena jangka waktu perikatan yang
terlalu lama dapat menyebabkan hubungan kekeluargaan yang berlebihan. Hal ini dapat
menimbulkan keraguan atas independensi auditor terhadap kualitas auditnya, sehingga perlu
dilakukan pembatasan. Terdapat dua sifat pada auditor switching, yaitu sifat mandatory (wajib)
dan voluntary (sukarela). Pergantian auditor mandatory wajib dilakukan karena telah diatur
pada Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 2015 Pasal 11 yang mengatur tentang pergantian
auditor. Sedangkan, pergantian auditor yang bersifat voluntary atau sukarela dapat terjadi
dikarenakan permasalahan dari sisi klien ataupun auditor.

Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan perusahaan melakukan auditor


switching, contohnya seperti kualitas audit atau reputasi auditor dan fee auditor.
Sedangkan, faktor yang dapat menyebabkan klien melakukan auditor switching ialah perubahan
ownership, kesulitan keuangan, Initial Public Offering (IPO) dan manajemen gagal.

Salah satu contoh perusahaan yang melakukan auditor switching karena kualitas audit atau
reputasi auditor ialah PT. Inovisi Infracom. KAP yang bertugas pada Inovisi saat itu tidak dapat
menemukan beberapa angka akibat salah catat pada laporan keuangan PT. Inovisi Infracom
pada tahun 2015 (Fakhri, Majidah, & Nurbaititi, 2018). Kesalahan auditor ini menimbulkan
kerugian sehingga perlu dilakukan auditor switching.

Pentingnya artikel ini ditulis untuk mengetahui faktor-faktor dan kondisi yang dapat
mempengaruhi auditor switching. Kualitas auditor sangat mempengaruhi sebuah laporan
keuangan dan dapat menunjukkan bagaimana kinerja suatu manajemen perusahaan. Auditor
harus bersikap objektif dan independen. Sehingga, penting untuk mengetahui dampak dari
auditor switching.

II. Tinjauan Pustaka

Auditor switching ialah pergantian kantor akuntan publik (KAP) yang disebabkan oleh faktor
auditor ataupun faktor klien terhadap perusahaan. Faktor klien yang mempengaruhi
perusahaan mengganti KAPnya ialah kesulitan keuangan, manajemen yang gagal, perubahan
ownership, dan Initial Publik Offering (IPO). Sedangkan faktor auditor yang mempengaruhi
perusahaan mengganti KAPnya ialah fee audit dan kualitas audit (Fakhri, Majidah, & Nurbaititi,
2018).

Opini audit merupakan pernyataan pendapat seorang auditor terhadap perusahaan yang
diauditnya dalam menilai kewajaran laporan keuangan (Fakhri, Majidah, & Nurbaititi, 2018).
Opini audit harus bersifat objektif dan independen. Terdapat beberapa tahapan yang perlu
dilalui seorang auditor untuk memberikan opini audit (Rahmatika & Yudowati, 2018).

Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan suatu bentuk organisasi yang telah memperoleh
izin sesuai peraturan perundang-undangan yang memberikan jasa profesional dalam praktik
akuntan publik (Oktaviana, Suzan, & Yudowati, 2017). Ukuran KAP merupakan ukuran dalam
menentukan besar kecilnya suatu KAP. Ukuran KAP terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu
Kantor Internasional Empat Besar, Kantor Nasional, Kantor regional dan kantor lokal yang besar
dan kantor lokal kecil. Ukuran KAP big four merupakan tanda bahwa KAP tersebut besar dan
dianggap lebih mempertahankan tingkat independensinya (Fakhri, Majidah, & Nurbaititi, 2018).

Kualitas audit merupakan kemungkinan auditor dalam memberikan hasil atau penemuan
mengenai suatu pelanggaran dalam pencatatan sistem akuntansi klien. Kualitas audit dapat
dilihat dari auditor yang berkompeten dan independen. Auditor yang berkompeten memiliki
kemampuan teknologi dan dapat memahami dan melaksanakan prosedur audit serta
penyempelan yang benar. Selain itu, auditor yang independen dapat menemukan dan
melaporkan pelanggaran yang ditemukannya (Khairunnisa, Majidah, & Kurnia, 2020).

Audit fee merupakan imbalan atas jasa audit yang diterima dari klien yang dapat berbentuk
uang, barang ataupun bentuk lainnya. Indikator dari audit fee dapat diukur dari resiko
penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan
pertimbangan profesi lainnya, serta ukuran KAP. Ketentuan fee audit ini ialah untuk membantu
dalam pelaksanaan audit para akuntan publik dalam mempertahankan objektivitasnya
(Rahmatika & Yudowati, 2018).

Pergantian manajemen merupakan pergantian direksi perusahaan sesuai dengan


keputusan rapat umum pemegang saham ataupun karena kemauan sendiri. Pergantian
manajemen ini mempengaruhi bidang akuntansi, keuangan dan pemilihan auditor atau suatu
KAP (Rahmatika & Yudowati, 2018).

III. Pembahasan

Pergantian auditor dilakukan untuk menjaga independensi seorang auditor agar tetap
objektif dalam mengaudit laporan keuangan klien. Indonesia merupakan salah satu negara yang
mewajibkan adanya pergantian auditor. Peraturan tersebut diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik yang kemudian diperbaharui
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2015 Pasal 11 Tentang Praktik Akuntan Publik.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 17/PMK.01/2008 Tentang Jasa Akuntan
Publik tanggal 5 Februari 2008 dalam Pasal 3 ayat (1) menyatakan bahwa pemberian jasa audit
umum atas laporan keuangan oleh KAP paling lama ialah enam tahun berturut-turut, dan oleh
seorang akuntan publik paling lama tiga tahun berturut-turut. Kemudian dalam ayat (2)
menjelaskan bahwa akuntan publik tersebut dapat melakukan audit untuk klien yang sama
setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien
tersebut. Penugasan auditor yang terlalu lama dapat menyebabkan hubungan kekeluargaan
yang berlebihan sehingga dapat terjadi keraguan terhadap kualitas audit. Selain itu, pergantian
auditor dapat terjadi secara sukarela yang dapat dipengaruhi oleh faktor klien ataupun faktor
auditor. Faktor auditor yang mempengaruhi perusahaan dalam melakukan pergantian auditor
ialah kualitas audit dan fee auditor.

Kualitas audit dapat dilihat berdasarkan temuan mengenai suatu pelanggaran yang
ditemukan oleh auditor. Hal ini dapat menunjukkan bahwa auditor tersebut cukup kompeten
dan independen. Sehingga, kualitas audit berpengaruh positif terhadap pergantian auditor.
Auditor yang berkompeten cenderung akan dipertahankan oleh klien.

Fee audit yang diterima oleh auditor memiliki indikator-indikator yang berbeda untuk setiap
penerimaannya. Seorang auditor tentunya bekerja dengan mengharapkan memperoleh hasil
yang sesuai dan memadai. Namun, jika fee audit yang diajukan tidak disepakati oleh manajer,
maka akan dilakukan pergantian auditor. Hal ini menunjukkan bahwa fee audit berpengaruh
secara positif terhadap pergantian auditor (Rahmatika & Yudowati, 2018).

Salah satu faktor klien yang menyebabkan perusahaan melakukan pergantian auditor ialah
pergantian manajemen. Pergantian manajemen pada perusahaan akan mempengaruhi bidang
akuntansi, keuangan dan pemilihan auditor atau suatu KAP. Sehingga, hal ini menunjukkan
bahwa pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap pergantian auditor.

Opini audit seorang auditor harus bersifat objektif dan independen. Tentunya, auditee
mengingingkan laporan keuangan yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian. Hal ini dapat
menunjukkan bahwa perusahaan cenderung tidak melakukan pergantian auditor. Maka dari itu,
opini audit berpengaruh secara negatif terhadap pergantian auditor (Rahmatika & Yudowati,
2018).

Ukuran KAP dapat menunjukkan besar kecilnya suatu KAP. Ukuran KAP big four merupakan
tanda bahwa KAP tersebut besar dan dianggap lebih mempertahankan tingkat
independensinya. Perusahaan yang telah memilih KAP big four cenderung akan
mempertahankan dan kemungkinan melakukan pergantian auditor kecil.

Hal ini menunjukkan bahwa ukuran KAP memiliki pengaruh secara negatif terhadap pergantian
auditor (Khairunnisa, Majidah, & Kurnia, 2020).

Pergantian auditor penting dilakukan karena terdapat kewajiban yang menetapkannya.


Pergantian auditor dimaksudkan untuk menjaga independensi auditor agar tetap objektif dalam
mengaudit laporan keuangan klien. Permasalahan muncul ketika suatu perusahaan ingin
mengganti kantor akuntan publik (KAP) atas keinginannya sendiri. Sehingga, semakin banyak
faktor yang dapat mempengaruhi pergantian auditor, semakin kompleks pula masalah yang
terjadi.

IV. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan artikel di atas, dapat disimpulkan bahwa pergantian auditor


dilakukan untuk menjaga independensi seorang auditor agar tetap objektif dalam mengaudit
laporan keuangan klien. Pergantian auditor diatur dalam aturan perundang-undangan, yang
menyatakan pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan oleh KAP paling lama ialah
enam tahun berturut-turut, dan oleh seorang akuntan publik paling lama tiga tahun berturut-
turut. Penugasan auditor yang terlalu lama dapat menyebabkan hubungan kekeluargaan yang
berlebihan sehingga dapat terjadi keraguan terhadap kualitas audit. Selain itu, pergantian
auditor dapat terjadi secara sukarela yang dapat dipengaruhi oleh faktor klien ataupun faktor
auditor. Faktor klien yang mempengaruhi perusahaan mengganti KAPnya ialah kesulitan
keuangan, manajemen yang gagal, perubahan ownership, dan Initial Publik Offering (IPO).
Sedangkan faktor auditor yang mempengaruhi perusahaan mengganti KAPnya ialah fee audit
dan kualitas audit. Semakin banyak faktor yang dapat mempengaruhi pergantian auditor,
sehingga semakin kompleks pula masalah yang terjadi.
Saran

Bagi perusahaan diharapkan dapat melakukan pengungkapan yang sesuai dan memadai
berdasarkan opini yang diberikan oleh auditor, bukan opini yang buruk karena manajemen
telah memiliki rencana yang efektif untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Artikel ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi mengenai praktik auditor
switching yang dilakukan oleh perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Fakhri, M., Majidah, & Nurbaititi, A. (2018). Pengaruh Opini Audit, Ukuran Kantor Akuntan
Publik (KAP), dan Ukuran Perusahaan terhadap Auditor Switching. 1.

Khairunnisa, J. M., Majidah, & Kurnia. (2020). Pengaruh Financial Distress, Perencanaan Pajak,
Ukuran Perusahaan, Komite Audit dan Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba. 20.

Oktaviana, Z., Suzan, L., & Yudowati, S. P. (2017). Pengaruh Ukuran KAP, Opini Audit dan
Pergantian Manajemen terhadap Auditor Switching . 19.

Rahmatika, A. D., & Yudowati, S. P. (2018). Pengaruh Opini Audit, Audit Fee, Pergantian
Manajemen, dan Profitabilitas terhadap Auditor Switching. 23.

Anda mungkin juga menyukai