Liliana Hikmah U
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemilikan
institusional dan financial distress terhadap auditor switching. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2020 dengan mengakses website www.idx.co.id. teknik
pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik purposive sampling agar
memperoleh sampel yang representatif, sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan,
yaitu perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2020.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dengan
bantuan program spss. penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kepemilikan
institusional dan financial distress tidak berpengaruh terhadap auditor switching.
Abstract
The purpose of this study was to determine the effect of institutional
ownership and financial distress on auditor switching. The population used in this
study are banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2020 by
accessing the website www.idx.co.id. The sampling technique used is purposive
sampling technique in order to obtain a representative sample, in accordance with
predetermined criteria, namely banking companies listed on the Indonesia Stock
Exchange for the period 2020. The data analysis technique used is descriptive
statistical analysis with the help of the SPSS program. This study shows that the
variables of institutional ownership and financial distress have no effect on auditor
switching.
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Keagenan
Teori keagenan merupakan teori yang menjelaskan hubungan antara dua pihak
yaitu manajemen (agent) dan pihak eksternal (manajer) yang juga merupakan
pengguna laporan keuangan (Robbitsari dan Wiratmaja, 2013). Agen ditunjuk oleh
prinsipal agar agen melakukan tindakan sesuai dengan kepentingannya. Dalam teori
keagenan, konflik kepentingan dapat terjadi antara agen dan prinsipal karena agen
tidak berperilaku seperti yang diharapkan prinsipal (Aprilia, 2013). Adanya konflik
kepentingan ini akan menimbulkan biaya keagenan bagi perusahaan dan peran auditor
adalah untuk menekan biaya keagenan. Teori keagenan mengasumsikan bahwa semua
individu bertindak sesuai dengan kepentingan mereka sendiri. Manajer diasumsikan
hanya tertarik pada pengembalian finansial yang mereka dapatkan dari investasi
mereka di perusahaan, sementara agen diasumsikan memperoleh kepuasan tidak
hanya dari kompensasi finansial tetapi dari partisipasi mereka dalam hubungan agensi
seperti pergantian auditor karena ketidaksepakatan tentang praktik akuntansi tertentu,
yang pada akhirnya agen akan menyampaikan kepada auditor yang dapat setuju
dengan agen.
Auditor Switching
Pergantian auditor adalah pergantian kantor akuntan publik (KAP) dan auditor
yang dilakukan oleh perusahaan klien. Pergantian auditor sangat penting bagi
perusahaan, karena dapat mengatasi masalah kualitas audit yang rendah akibat
hubungan yang lama antara auditor dan perusahaan klien (Cameran et al., 2009). Hal-
hal yang harus dilakukan selama pergantian auditor dapat diatur oleh Pemerintah
Indonesia melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 tentang jasa
akuntan jenderal.
Kepemilikan Institusional
Definisi dari kepemilikan institusional yaitu sebagai persentase saham yang
dimiliki oleh intitusi. Variabel kepemilikan institusional diukur dari persentase saham
yang dimiliki oleh institusi investor dibandingkan dengan saham yang beredar.
Kepemilikan institusional sangat berperan dalam mengambil keputusan
tentang perusahaan klien yang akan melakukan pergantian auditor diperiode
mendatang. Kepemilikan institusional yang besar pada perusahaan dapat
mengindikasikan kekuasannya untuk mengambil keputusan (Faizal, 2004).
Kepemilikan institusional yang semakin besar akan semakinefisien pada pemanfaatan
aktiva perusahaan klien, diharapkan juga dapat bertindak pada pengambilan
keputusan tertinggi. Peran penting yang dimiliki oleh jumlah pemegang saham
mayoritas (majority shareholders) yaitu pada pengambilan keputusan untuk
melakukan pergantian auditor (auditor switching) dalam perusahaan. Kepemilikan
organisasi yang lebih tinggi juga dapat menyebabkan peningkatan pengawasan
terhadap kinerja auditor, yang pada gilirannya dapat mengurangi tingkat kesalahan
auditor.
Financial Distress
Financial distress atau kesulitan keuangan perusahaan adalah kondisi pada saat
perusahaan mengalami kesulitan dalam keuangan yang dikhawatirkan dapat
mengalami kebangkrutan (Wijaya, 2012). Apabila financial distress terjadi pada
perusahaan klien maka kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya pergantian
auditor (auditor switching). Kondisi ini juga dapat menyebabkan perusahaan klien
akan mengalami arus kas negatif, buruknya rasio keuangan, tidak bisa memenuhi
perjanjian hutang dan yang akhirnya mengalami kebangkrutan, sehingga going
concern perusahaan klien diragukan.
Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap auditor switching
Kepemilikan institusional diikuti dengan perubahan kebijakan di bidang
akuntansi, keuangan, dan pemilihan akuntan publik (Damayanti dan Sudarma, 2008).
Kebutuhan pemegang saham akan jasa audit oleh auditor yang berkualitas lebih besar,
guna memenuhi tuntutan pesatnya pertumbuhan perusahaan (Joher et al., 2000).
Keinginan pemegang saham untuk terus berkembangnya perusahaan menyebabkan
pemegang saham memilih untuk menggunakan jasa audit dari auditor yang
berkualitas yang dapat memberikan opini audit dengan kualitas penjelasan tentang
kelangsungan hidup perusahaan (going concern).
Dalam hubungan antara auditor dengan perusahaan klien, ada kemungkinan
kebijakan yang ditetapkan oleh pemegang saham tidak sejalan dengan auditor. Hal ini
dikarenakan auditor dalam melaksanakan tugasnya hanya akan melihat apakah
kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan telah sesuai dengan semua peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku. Jika terdapat pertentangan dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku, auditor perlu berkomunikasi dengan perusahaan
klien, termasuk menasihati. Dalam hal ini, pergantian auditor (switching auditor)
dapat terjadi jika perusahaan klien tidak puas dengan jasa yang diberikan auditor atau
perbedaan pemahaman antara perusahaan klien dan auditor lebih besar. Selain itu,
pergantian auditor juga dapat disebabkan oleh keinginan perusahaan klien untuk
meningkatkan kualitas hasil audit dalam laporan keuangannya. Nagy (2006) dan
Sinarwati (2010) bahwa ketidaksesuaian pemahaman antara auditor dan pemegang
saham seringkali berakhir pada auditor switching. Alasan lain pemegang saham
berkeinginan untuk mengembangkan perusahaan, sehingga mereka cenderung
memilih penggunaan jasa audit oleh auditor yang berkualitas yang dapat memberikan
opini audit dengan paragraf penjelasan tentang kelayakan perusahaan.
Kepemilikan Institusional
kepemilikan institusional adalah merupakan saham yang dimiliki oleh
institusi atau lembaga, baik institusi pemerintah, swasta, domestik maupun
asing (Sintyawati dan Dewi, 2018). Kepemilikan institusional di hitung
dengan skala rasio melalui jumlah kepemilikan saham oleh institusi
dibandingkan dengan total saham perusahaan (Giovani, 2019)
jumlah saham investor institusi
Kepemilikaninstitusional= ×100 %
jumlah saham yang beredar dipasar
Variabel financial distress dari Sumber data penelitian berupa laporan tahunan
perbankan yang terdaftar di IDX tahun 2020 di peroleh nilai minimum sebesar 160.00
dan nilai maximum 894.00 serta nilai rata-rata 778.1667.
Variabel auditor switching dari Sumber data penelitian berupa laporan tahunan
perbankan yang terdaftar di IDX tahun 2020 di peroleh nilai minimum sebesar 0,00
dan nilai maximum 1,00 serta nilai rata-rata 0,2333.
Skewness dan kurtosis merupakan ukuran untuk melihat apakah data terdistribusi
secara normal atau tidak. Data yang terdistribusi secara normal mempunyai nilai
skewness dan kurtosis mendekati nol.
Dari nilai skewness dan kurtosis pada data tersebut dapat disimpulkan bahwa data
tidak terdistribusi secara normal karena memiliki nilai skewness dan kurtosis masing-
masing tidak mendekati nol.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel terikat dan variabel
bebas dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui
normalitas data, data ditampilkan dalam plot analisis regresi linier (normal
probability plot). Jika residual menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas. Uji normalitas dalam penelitian ini juga menggunakan uji non
parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji normalitas dilakukan dengan
mengevaluasi signifikansi bilateral dengan mengukur taraf signifikansi 5%. Data
dikatakan berdistribusi normal jika Asymp.Sig (2-tail) lebih besar dari 0,05 atau
5% (Ghozali, 2006). Berikut hasil uji normalitas yang diperoleh sebagai berikut:
3. Uji Multikolinieritas
4. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .188 a
.035 -.036 .43789 1.864
a. Predictors: (Constant), Financial Distress, Kepemilikan Institusional
b. Dependent Variable: Auditor Switchng
5. Uji Heteroskedastitas
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .692 .220 3.151 .004
Kepemilikan Institusional -3.150E-5 .000 -.455 -2.650 .013
Financial Distress .000 .000 -.123 -.714 .481
a. Dependent Variable: ABS_RES
Berdasarkan output data di atas diketahui bahwa model regresi terjadi gejala
heteroskedastisitas. Hal ini karena Sig. variabel Kepemilikan Institusional
terhadap absolut residual sebesar 0,013 < 0,05, lalu Sig. Variabel Financial
Distress terhadap absolut residual sebesar 0,481 > 0,05, Sig.
6. Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .189 2 .095 .494 .616b
Residual 5.177 27 .192
Total 5.367 29
a. Dependent Variable: Auditor Switchng
b. Predictors: (Constant), Financial Distress, Kepemilikan Institusional
Berdasarkan hasil uji ANOVA atau F test, diketahui nilai F hitung sebesar
0,494 dengan signifikansi 0,616. Maka dapat disimpulkan hipotesis ditolak.
Maka artinya kepemilikan institusional (X1) dan financial distress (X2) secara
simultan tidak berpengaruh terhadap auditor switching (Y)
7. Uji T
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .461 .444 1.037 .309
Kepemilikan Institusional -2.382E-5 .000 -.188 -.991 .331
Financial Distress -8.954E-5 .001 -.034 -.178 .860
a. Dependent Variable: Auditor Switchng
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, G. G., Willy Sri Yuliandhari, SE., MM., Ak. 2014. Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Kebijakan Dividen Terhadap
Kebijakan Utang Perusahaan (studi pada perusahaan Property, real estate, &
building construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 –
2013). e-Proceeding of Management, Vol.1, No.3 Page 182.
Ainurrizky Putri Robbitasari dan I Dewa Nyoman Wiratmaja, PENGARUH OPINI
AUDIT GOING CONCERN, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN
AUDIT DELAY PADA VOLUNTARY AUDITOR SWITCHING, E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana 5.3 (2013):652-665
Gusti Agung Ayu Intan Permata Sari dan Ida Bagus Putra Astika, Pengaruh Opini
Going Concern, Financial Distress, dan Kepemilikan Institusional Pada
Auditor Switching, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.23.2 (2018)