KONVULSI
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Departemen Keperawatan Anak Profesi
Ners FIK Unmuh Ponorogo
INCLUDEPICTURE
"C:\\Users\\Asus\\AppData\\Local\\Temp\\ksohtml14020\\wps1.png" \*
MERGEFORMATINET
Disusun oleh :
Arshal Furqoni Widodo (20650202)
JL.Budi Utomo No. 10 Telp (0352) 487 662 Ponorogo Fax. (0352) 461796
TINJAUAN TEORI
2. Pathway
Kelainan
Proses demam Ketidakseimbangan neurologis
potensial membran perinatal /
ATP ASE prenatal
Hipertermia
Pengobatan perawatan
kondisi,
prognosis, dan diit Kurang dari 15 menit Lebih dari 15 menit
3. Diagnosa Keperawatan
Menurut Doengoes, (2007), Carpenito (2007) dan Krisanty (2008)
diagnosa yang mungkin muncul pada pasien dengan kejang demam :
1) Resiko terhadap cidera b.d aktivitas kejang
2) Resiko kejang berulang b/d peningkatan suhu tubuh
3) Hipertermia bd efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada
hipotalamus
4) Perfusi jaringan cerebral tidak efektif bd reduksi aliran darah ke otak.
5) Kurang pengetahuan orang tua bd kurangnya informasi
4. Intervensi Keperawatan
a. Resiko terhadap cidera b.d aktivitas kejang
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan resiko
cidera dapat di hindari
NOC : Pengendalian Resiko
1) Pengetahuan tentang resiko
2) Monitor lingkungan yang dapat menjadi resiko
3) Monitor kemasan personal
4) Kembangkan strategi efektif pengendalian resiko
5) Penggunaan sumber daya masyarakat untuk pengendalian resiko
Indkator skala :
1 : Tidak adekuat
2 : Sedikit adekuat
3 : Kadang-kadang adekuat
4 : Adekuat
5 : Sangat adekuat
NIC : Mencegah jatuh
1) Identifikasi faktor kognitif atau psikis dari pasien yang dapat
menjadikan potensial jatuh dalam setiap keadaan
2) Identifikasi karakteristik dari lingkungan yang dapat menjadikan
potensial jatuh
3) monitor cara berjalan, keseimbangan dan tingkat kelelahan dengan
ambulasi
4) instruksikan pada pasien untuk memanggil asisten kalau mau
bergerak
b. Resiko kejang berulang b / d peningkatan suhu tubuh
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan aktivitas
kejang tidak berulang
Kriteria hasil : Kejang dapat dikontrol, suhu tubuh kembali normal
Intervensi :
1) Kaji factor pencetus kejang.
2) Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien.
3) Observasi tanda-tanda vital.
4) Lindungi anak dari trauma.
5) Berikan kompres dingin pada daerah dahi dan ketiak.
c. Hipertermia bd efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada
hipotalamus
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan suhu dalam rentang
normal
NOC : Themoregulation
1) Suhu tubuh dalam rentang normal
2) Nadi dan RR dalam rentang normal
3) Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak warna kulit dan tidak
pusing
Indicator skala :
1 : ekstrem
2 : berat
3 : sedang
4 : ringan
5 : tidak ada gangguan
NIC : Temperatur regulation
1) Monitor suhu minimal tiap 2 jam
2) Rencanakan monitor suhu secara kontinyu
3) Monitor tanda –tanda hipertensi
4) Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
5) Monitor nadi dan RR
d. Perfusi jaringan cerebral tidak efektif bd reduksi aliran darah ke otak.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses
keperawatan diharapkan suplai darah ke otak dapat kembali normal
NOC : status sirkulasi
1) TD sistolik dbn
2) TD diastole dbn
3) Kekuatan nadi dbn
4) Tekanan vena sentral dbn
5) Rata- rata TD dbn
Indicator skala :
1 : Ekstrem
2 : Berat
3 : Sedang
4 : Ringan
5 : Tidak terganggu
NIC : Monitor TTV
1) Monitor TD, nadi, suhu, respirasi rate
2) Catat adanya fluktuasi TD
3) Monitor jumlah dan irama jantung
4) Monitor bunyi jantung
5) Monitor TD pada saat klien berbarning, duduk, berdiri
NIC : Status neurologia
1) Monitor tingkat kesadran
2) Monitor tingkat orientasi
3) Monitor status TTV
4) Monitor GCS
DAFTAR PUSTAKA
Hudak & Gallo. (2008). Keprawatan kritis vol II. Jakarta : EGC.