Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA CVA HEMORAGIK

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Minggu Ketiga Departemen


Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK Unmuh Ponorogo

Disusun oleh :
Arshal Furqoni Widodo (20650202)

PRODI PROFESI NERSFAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
JL.Budi Utomo No. 10 Telp (0352) 487 662 Ponorogo Fax. (0352) 461796
LAPORAN PENDAHULUAN
CVA HEMORAGIK

A. Pengertian

Gangguan peredaran darah di otak (GPDO) atau dikenal dengan CVA

(cerebro vascular accident) adalah gangguan fungsi saraf yang disebabkan

oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak

(dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala

atau tanda yang sesuai dengan daerah yang terganggu.

Hemoragik terjadi bila pembuluh darah di dalam otak pecah. Otak sangat

sensitif terhadap perdarahan, dan kerusakan dapat terjadi dengan sangat cepat.

Pendarahan di dalam otak dapat mengganggu jaringan otak, sehinga

menyebabkan pembengkakan, mengumpul menjadi sebuah massa yang

disebut hematoma. Pendarahan juga meningkatkan tekanan pada otak dan

menekan tulang tengkorak.

Stroke hemoragik dikelompokkan menurut lokasi pembuluh darah :

1. Intracerebral hemoragik, pendarahan terjadi di dalam otak.

2. Subarachnoid hemoragik, pendarahan di daerah antara otak dan jaringan

tipis yang menutupi otak.

Stroke hemoragik paling sering disebabkan oleh tekanan darah tinggi,

yang menekankan dinding arteri sampai pecah. Penyebab lain

terjadinya stroke hemoragik adalah :

1. Aneurisma, yang membuat titik lemah dalam dinding arteri, yang akhirnya

dapat pecah.

2. Hubungan abnormal antara arteri dan vena, seperti kelainanarteriovenosa.


3. Kanker, terutama kanker yang menyebar ke otak dari organ jauh seperti

payudara, kulit, dan tiroid.

4. Cerebral amyloid angiopathy, yang membentuk protein amiloid dalam

dinding arteri di otak, yang membuat kemungkinan terjadi stroke lebih

besar.

5. Kondisi atau obat (seperti aspirin atau warfarin).

6. Overdosis narkoba, seperti kokain.

B. Tanda Dan Gejala

Gejala stroke hemoragik bervariasi tergantung pada lokasi pendarahan

dan jumlah jaringan otak yang terkena. Gejala biasanya muncul tiba-tiba,

tanpa peringatan, dan sering selama aktivitas. Gejala mungkin sering muncul

dan menghilang, atau perlahan-lahan menjadi lebih buruk dari waktu ke

waktu. Gejala stroke hemoragik bisa meliputi:

1. Perubahan tingkat kesadaran (mengantuk, letih, apatis, koma).

2. Kesulitan berbicara atau memahami orang lain.

3. Kesulitan menelan.

4. Kesulitan menulis atau membaca.

5. Sakit kepala yang terjadi ketika berbaring, bangun dari tidur,

membungkuk, batuk, atau kadang terjadi secara tiba-tiba.

6. Kehilangan koordinasi.

7. Kehilangan keseimbangan.

8. Perubahan gerakan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti kesulitan

menggerakkan salah satu bagian tubuh, atau penurunan keterampilan

motorik.
9. Mual atau muntah.

10. Kejang.

11. Sensasi perubahan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti penurunan

sensasi, baal atau kesemutan.

12. Kelemahan pada salah satu bagian tubuh.

13. Perubahan visi (penurunan visi, atau kehilangan semua atau salah satu

bagian dari visi).

C. Patofisiologi

Menurut Sylvia A. Price (2005) dan Smeltzer C. Suzanne (2001), stroke

infark disebabkan oleh trombosis (bekuan cairan di dalam pembuluh darah

otak) dan embolisme serebral (bekuan darah atau material lain). Stroke infark

yang terjadi akibat obstruksi atau bekuan disuatu atau lebih arteri besar pada

sirkulasi serebrum dapat disebabkan oleh bekuan (trombus) yang terbentuk

didalam suatu pembuluh otak atau pembuluh organ distal. Pada trombus

vaskular distal, bekuan dapat terlepas atau mungkin terbentuk dalam suatu

organ seperti jantung dan kemudian dibawa melalui sistem arteri ke otak

sebagai suatu embolus. Sumbatan di arteri karotis interna sering mengalami

pembentukan plak aterosklerotik di pembuluh darah sehingga terjadi

penyempitan atau stenosis. Apabila stenosis mencapai suatu tingkat kritis

tertentu, maka meningkatnya turbulensi disekitar penyumbatan akan

menyebabkan penurunan tajam kecepatan aliran darah ke otak akibatnya

perfusi otak akan menurun dan terjadi nekrosis jaringan otak.

Faktor risiko utama pada stroke antara lain hipertensi, penyakit

kardiovaskuler, diabetes mellitus, TIA (Transient Ischemic attack), kadar


lemak dalam darah yang tinggi, dan lain-lain. Adapun manifestasi klinis pada

klien dengan stroke yaitu kelumpuhan wajah atau anggota badan (biasanya

hemiparesis) yang timbul mendadak, perubahan status mental (delirium,

stupor, atau koma), afasia (bicara tidak lancar, kurang ucapan atau kesulitan

memahami ucapan), disartia (bicara pelo atau cadel), gangguan penglihatan

diplopia, mual, muntah dan nyeri kepala.

Komplikasi stroke meliputi hipoksia serebral, penurunan aliran darah

serebral dan luasnya area cedera yang dapat mengakibatkan perubahan pada

aliran darah serebral sehingga ketersediaan oksigen ke otak menjadi berkurang

dan akan menimbulkan kematian jaringan otak.

D. Pathways :
STROKE

Hemoragik

Pecah Pembuluh Darah Otak

Perfusi Jaringan Otak ↓

ISKEMIA

Metabolisme Anaerob Aktifitas Elektrolit Terganggu

Asidosis Metabolik As Laktat Pompa Na dan K gagal

Vasodilatasi Pembuluh Darah EDEMA OTAK

TIK ↑ Perfusi Jaringan ↓


Nekrosis Jaringan Otak
Jaringan mengalami reaksi dan
pergeseran sensasi nyeri

Kerusakan Sel Neuron Kesadaran ↓


Nyeri kepala

Fungsi Saraf ↓ Fungsi otak sfingter tidak


berfungsi dengan normal
Gangguan Pola Istirahat
Tidur
Saraf Motorik
Gangguan Pola Eliminasi
Kelemahan/
Kelumpuhan

Immobilisasi
Saraf sensorik

Gangguan Pola
Intoleransi Aktivitas Interaksi

E. Faktor-Faktor Resiko

1. Hipertensi

2. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif,

fibrilasi atrium, penyakit jantung kongestif)


3. Kolesterol tinggi

4. Obesitas

5. Peningkatan hematokrit ( resiko infark serebral)

6. Diabetes Melitus ( berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)

7. Kontrasepasi oral( khususnya dengan disertai hipertensi, merkok, dan

kadar estrogen tinggi)

8. penyalahgunaan obat ( kokain)

9. konsumsi alkohol

F. Pemeriksaan Penunjang

1. CT Scan

Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya infark

2. Angiografi serebral
Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti
perdarahan atau obstruksi arteri
3. Pungsi Lumbal
- menunjukan adanya tekanan normal
- tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan
adanya perdarahan
4. MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik.
5. EEG: Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik
6. Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena
7. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal

G. Penatalaksaan Medis

1. Diuretika : untuk menurunkan edema serebral

2. Anti koagulan : mencegah memberatnya trombosis dan embolisasi


H. Penatalaksanaan Keperawatan

Untuk mengetahui permasalahan yang ada pada klien dengan stroke infark

perlu dilakukan pengkajian yang lebih menyeluruh dan mendalam dari

berbagai aspek yang ada sehingga dapat ditemukan masalah-masalah yang ada

pada klien dengan stroke infark. Pengkajian pada klien stroke infark menurut

Tuti Pharia, dkk (1996), Doenges (1999) dan Lynda Juall (2006) adalah

sebagai berikut :

1. Aktivitas / istirahat

Gejala : merasa kesulitan dalam melakukan aktifitas karena kelemahan,

kehilangan

sensasi atau paralisis ( hemiplegi ), merasa mudah lelah, susah

untuk beristirahat.

Tanda : gangguan tonus otot, paralitik (hemiplegia), kelemahan umum,

gangguan

penglihatan dan gangguan tingkatan kesadaran.

2. Sirkulasi

Gejala : adanya penyakit jantung, polisitemia

Tanda : hipertensi arterial, frekuensi nadi dapat bervariasi, distrimia,

perubahan

EKG

3. Integritas Ego

Gejala : perasaan tidak berdaya dan putus asa.

Tanda : emosi yang labil, ketidaksiapan untuk marah , sedih, gembira dan

kesulitan
untuk mengekspresikan diri.

4. Eliminasi

Gejala : perubahan pola kemih, distensi abdomen, bising usus negatif.

5. Makan / Minum

Gejala : nafsu makan hilang, mual muntah, kehilangan sensasi pada lidah,

pipi dan

tenggorokan, disfagia, ada riwayat diabetes mellitus, peningkatan

lemak

dalam darah.

Tanda : kesulitan menelan, obesitas.

6. Neurosensori

Gejala : pusing, sakit kepala, kelemahan/kesemutan, kebas, penglihatan

menurun,

penglihatan ganda, gangguan rasa pengecapan dan penciuman.

Tanda : gangguan fungsi kognitif, kelemahan/paralisis, afasia, kehilangan

kemampuan untuk mengenali/menghayati rangsangan visual,

pendengaran,

kekakuan muka dan kejang.

7. Nyeri / Kenyamanan

Gejala : sakit kepala

Tanda : tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada otot

8. Pernafasan

Gejala : merokok
Tanda : ketidak mampuan menelan / batuk / tambatan jalan nafas,

pernafasan sulit,

suara nafas terdengar ronkhi.

9. Keamanan

Tanda : masalah dengan penglihatan, tidak mampu mengenali objek,

gangguan

regulasi suhu tubuh, kesulitan dalam menelan, perhatian sedikit

terhadap

keamanan.

10. Interaksi sosial.

Tanda : masalah bicara, ketidak mampuan untuk berkomunikasi

11. Penyuluhan / Pembelajaran

Gejala : adanya riwayat hipertensi pada keluarga dan stroke

Penatalaksanaan keperawatan pada klien dengan stroke infark bertujuan

untuk mencegah keadaan yang lebih buruk dan komplikasi yang dapat

ditimbulkan. Untuk itu dalam merawat pasien stroke perlu diperhatikan faktor-

faktor kritis seperti mengkaji status pernafasan, mengobservasi tanda-tanda

vital, memantau fungsi usus dan kandung kemih, melakukan kateterisasi

kandung kemih, dan mempertahankan tirah baring.

I. Diagnosa Keperawatan Yang Bisa Muncul

1. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan tidak adequatnya

suplai darah serebral, gangguan oklusif, hemoragik, vasospasme serebral,

edema serebral.
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler,

kelemahan, paralisis.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan disfagia,

kesulitan menelan dan menurunnya nafsu makan.

4. Gangguan bersihan jalan nafas berhubungan dengan refleks batuk


menurun, defisit motorik, penumpukan produksi sekret pada jalan nafas.
DAFTAR PUSTAKA

Long C,.Barbara, Perawatan Medical Bedah, Jilid 2, Yayasan Ikatan Alumni

Pendidikan

Keperawatan Padjajaran, 2017

Smelltzer C, dkk,. Buku ajar keperawatan medikal bedah, jakarta, EGC, 2012

Batticaca, F.B., Asuhan keperawatan Klien dengan gangguan Sistem Persarafan,

Salemba

Medika, 2018, Jakarta

Price, S.A.,dkk,. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6,

Volume 2,

2016, EGC, Jakarta

Herdman T.H, dkk,. Nanda Internasional Edisi Bahasa Indonesia, Diagnosis

Keperawatan Definisi dan Klasifikasi, 2018, EGC, Jakarta

Wilkinson J .M,. SDKI Edisi Bahasa Indonesia, 2016, EGC, Jakarta

Doengoes, M.E.,dkk., Rencana asuhan keperawatan Edisi 3, 2017, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai