Komunikasi
Jabatan Kerja : Ahli Kelaikan Fungsi Elektrikal Bangunan Gedung
Buku Informasi : Membuat Laporan Akhir Pemeriksa Kelaikan Fungsi Elektrikal Pada
Bangunan Gedung
Penanggung Jawab : Ir. Suryawinata, MM., IPM., AU., AUt., MPM (LPJKP)
Ketua : Ir. Bambang Agus Hidayat, MM (ITBU)
Wakil Ketua : Ir. Deddy Haryadi Z (HTII)
Sekretaris : Asito Gunawan, S.Kom, (APEI)
Wakil Sekretaris : Syamsu Marlin, ST., MT. (UBK)
Ketua Sub Tim. Elektrikal : Ir. Hamid Tarhan., M.Kom (APEI)
Wakil Ketua : Ir. Anung Haryono, MT. (PBK)
Ketua Sub Tim. Mekanikal : Ir. Didit Sumardiyanto, MT. (UTA’45)
Wakil Ketua : Bantu Hotsan Simanullang, ST., MT. (ITBU)
Anggota :
Ir. Ikhsan Kamil, M.Kom (PNJ), Ir. Johansyah, MT. (UKRIDA), Sarah Setiawan (HDII),
Safitri Widiastuti (HDII), Permana Andi Paristiawan, ST. MT. (UBK), Prian Gagani, ST.
MT. (UMJ), Haris Wahyudi, ST. MT.(UMB), Ir. Mia MT Djaya, MM (APEI), Edy Setiawan,
ST. CSE (A2K4), Willy Purbaya, ST. (APEI), Ir. Erlangga (HAEI), Ir. Suparjo (HAEI), Ir.
Joko Tri Mulyantoro (PBK), Tony Kurniawan, ST. MT. (STT PLN), Wahyu, ST. (APPI),
Herwin Hutapea, S.ST. MT. (UTA’45)
Editor : M.Nasrullah
Desain Sampul dan Tata Letak : M. Nasrullah
Diterbitkan oleh
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Provinsi DKI Jakarta
Jl. Rajawali, Cipinang Indah II, Kel.Pondok Bambu,
Kec. Duren Sawit, Jakarta Timur 13430
Telp/Fax. (021) 8601789, 22088155
Website : www.lpjkdki.id
BUKU INFORMASI
AHLI KELAIKAN FUNGSI ELEKTRIKAL
BANGUNAN GEDUNG
191
5. Kemampuan dalam memilih dan memilah serta mengerti bahan laporan yang
dibutuhkan dengan teliti
A. MEMBUAT KONSEP
Cara membuat konsep formulir laporan adalah merancang konsep laporan untuk
memudahkan dalam pembuatan laporan sesuai prosedur.
Prosedur pembuatan draft tertuang pada flow chart dibawah ini
Mulai
Proses Persiapan
dan Pemilahan
Data
Proses pemilihan
& pemilahan data
Tdk
Ya
Proses
indentifikasidan
persiapan
Tdk
Sesuai dan
cermat serta
lengkap ?
Ya
Pembuatan Konsep
Laporan Akhir
Selesai
192
B. IDENTIFIKASI KONSEP
Mengidentifikasi konsep formulir laporan adalah kemampuan mengidentifikasi dan
membedakan jenis konsep laporan sesuai prosedur. Dalam melakukan indentifikasi yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Laporan akhir hendaknya ditulis secara benar (singkat, padat dan berisi) dan ditulis
dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar serta mengikuti kerangka pikir logis dan
jelas.
2. Dibuat dalam format minimal sebagai berikut :
a. Halaman judul / Cover
b. Halaman pengesahan
c. Daftar isi
d. Ringkasan eksekutif
e. Isi
3. Merancang formulir / format, sebaiknya perlu diperhatikan beberapa hal yaitu sebagai
berikut :
a. Kemampuan merancang formulir laporan sesuai dengan prosedur adalah
kemampuan dalam merancang dalam membuat konsep laporan sesuai dengan
prosedur dengan cermat.
b. Konsep laporan berdasarkan formulir adalah konsep laporan disusun dan
disesuaikan dengan formulir .
c. Kemampuan mengidentifikasi konsep laporan berdasarkan formulir adalah
kemampuan mengidentifikasi dan membedakan jenis dan fungsi konsep laporan
berdasarkan formulir.
d. Kemampuan menyusun konsep laporan berdasarkan formulir yang berlaku adalah
kemampuan menyusun dan mengerti dalam membuat konsep laporan
berdasarkan formulir yang berlaku dengan teliti.
e. Data yang telah terkumpul ditabulasi adalah semua data yang telah dikumpulkan
di tabulasi sebagai bahan untuk membuat laporan.
f. Kemampuan mengidentifikasi data yang telah terkumpul adalah kemampuan
dalam mengidentifikasi dan membedakan semua data yang telah terkumpul untuk
ditabulasi sesuai kebutuhan laporan.
g. Kemampuan mentabulasi data yang telah terkumpul adalah kemampuan
mentabulasi data yang telah terkumpul dan tahu serta mengerti cara mentabulasi
dengan teliti.
4. Contoh-contoh Laporan Akhir
a. Contoh beberapa laporan akhir yang baik
Bagi para penulis laporan akhir yang sudah dinyatakan diterima draftnya dan
melanjutkan menuju ketahap berikutnya yaitu mengerjakan tugas untuk membuat
laporan akhir. Maka dari itu, pada kesempatan ini akan dibuat contoh format
laporan akhir sehingga diharapkan memudahkan dalam membuat laporan.
Untuk membuat sebuah laporan yang baik dan benar, selain harus mengetahui
format para konseptor juga harus menyesuaikan pembuatan laporan dengan
sistematika yang telah ditentukan. Untuk memastikan proses kerja berjalan baik
itulah laporan kerja dibutuhkan. Saat ini, membuat laporan bukan hanya tanggung
jawab project manager saja bahkan Pekerja freelance pun harus mulai sadar
193
bahwa membuat laporan pekerjaan sangatlah penting baik untuk profesionalitas
maupun efektivitas kerja.
Sepenting apa sih laporan kerja itu ? dan mengapa harus dibuat ?
b. Laporan kerja menjadi catatan penting yang menggambarkan kinerja kita dan
sejauh mana pekerjaan terlaksana. Kita jadi tahu apa yang sudah tercapai, apa
yang dibutuhkan, dan apa yang masih harus diselesaikan. Secara umum, laporan
kerja itu penting karena:
Menjadi pemetaaan yang memudahkan arah pekerjaan.
Menjadi bukti kepada klien bahwa kita benar-benar mengerjakan project
mereka.
Klien merasa lebih puas dan senang karena bisa mengetahui
perkembangan project-nya tanpa harus memantau setiap hari on location.
Project report makes you looks more professional
194
f. Khusus freelancer, laporan kerja biasanya berbentuk laporan tertulis ataupun
materi presentasi yang dikirim via email. Terlepas apapun bentuknya, sebuah
laporan pekerjaan idealnya disampaikan setiap minggu atau setiap bulan.
g. Tone atau cara penyampaian. Selayaknya menyampaikan laporan lisan, laporan
kerja tulisan harus tetap memiliki tone yang tepat sesuai pembacanya.
h. Laporan yang ditujukan untuk kalangan internal, biasanya bisa lebih santai dan
informal.
i. Laporan untuk pihak eksternal (klien) jelas lebih formal dan professional.
j. Namun, pastikan kita tetap berpegang pada prinsip utama : harus jelas, terfokus,
dan sesuai fakta (jujur).
7. Konten utama sebuah laporan kerja adalah lingkup kerja, jadwal kerja, posisi
keuangan, dan posisi risiko.
8. Sebuah laporan yang baik dan efektif seminimalnya harus:
a. Menggambarkan keahlian, kompetensi, dan seberapa familiar pembuat laporan
terhadap project yang dikerjakan.
b. Menjadikan pekerjaan mengarah pada goals dan stay on the deadline, serta
semua stakeholder menyadari urgensi informasi dalam laporan.
c. Menampilkan data lengkap yang sesuai dan informatif memaksimalkan
pengetahuan klien, dengan mendorong perhatian mereka kepada masalah yang
relevan dan sangat berpengaruh pada hasil (memberikan informasi yang bisa
membantu pemecahan masalah pada waktu yang tepat).
d. Menjelaskan masalah dan solusi terbaik agar klien tidak harus terbebani mencari
solusi atas masalah tersebut selepas membaca laporan.
e. Are you ready to write your own work report?
195
Gambar 11.2 Tindakan sebelum menulis laporan
Terdapat 10 langkah untuk memulai dan menuangkan tulisan pada laporan akhir antara
lain :
1. Gunakan bulleted list. Efektif dibaca cepat, tidak melelahkan, dan tetap mudah
dipahami. Bulleted list bisa menyoroti poin penting serta menjadikan struktur laporan
lebih jelas terbaca dan pastinya menarik secara visual.
Sebagai contoh :
196
2. Sisipkan grafis dan tabel.
Sangat cocok untuk data yang melibatkan angka dan informasi teknis. Laporan dengan
grafis dan tabel terbukti lebih mudah dipahami dan efektif untuk pencarian dana.
Sisipkan grafis dan tabel ini dalam isi laporan, bukan sengaja ditumpuk dalam lampiran.
3. Dibagi dalam beberapa sub-sections.
Sangat memperjelas laporan karena setiap section memuat isi yang terfokus. Pemberi
tugaspun tidak perlu lelah membaca tulisan yang panjang tanpa jeda. Sub-
sections juga memudahkan klien yang ingin langsung melompat (baca) ke bagian yang
mereka butuhkan.
4. Perhatikan heading.
Letaknya paling atas, sebagai identitas dan template. Umumnya berisi tanggal, waktu
penyerahan laporan, nama dan posisi klien, nama penulis, judul laporan, nama dan
tempat berlangsungnya project, serta target yang ingin dicapai.
5. Impresive introduction.
Isinya adalah intisari project, serta status berjalan. Introduction menjelaskan tujuan
pembuatan laporan dan apa saja yang dibahas dalam laporan. Bagian ini membantu
klien mengetahui isi laporan secara garis besar.
6. Isi laporan.
Dasarnya merupakan versi lengkap dari introduction section. Isi sebuah laporan
sebaiknya terfokus dan menggunakan bahasa spesifik. Gunakan angka yang jelas,
alih-alih kata sifat yang abstrak.
Cara terbaik menyampaikan isi laporan adalah dengan memecah section-nya
berdasarkan tugas (task), yaitu:
a. Completed task: outline dan milestone tugas yang sudah dikerjakan
(membeberkan kemajuan apa saja yang sudah dibuat sejak laporan terakhir).
b. current task: tugas yang masih berjalan (belum selesai). Bahan mempersiapkan
diri ke planned task
c. planned task: tugas yang akan segera dilakukan ke depannya. Disampaikan
sekaligus dengan perencanaan waktu/jadwalnya.
d. current issues and risks: hal-hal penting dan masalah yang berpengaruh terhadap
pekerjaan, jadwal, dan (utamanya) biaya. Sampaikan beserta usulan solusi.
Namun, jangan juga menutup diri jika butuh saran dan masukan dari pihak klien.
e. late task: cari tahu tugas apa saja yang telat dan siapa yang bertanggung jawab.
Perlu disampaikan agar kita dan klien sama-sama tahu apakah letak
keterlambatan dari pekerja atau dari faktor di luar kontrol pekerja. Tujuannya
adalah membuka pencarian solusi.
f. changed task: perubahan yang terjadi dan mengapa harus terjadi (misalnya
pergantian personel, perubahan konten, penggunaan material, penggunaan dana
darurat, masalah ijin, dll)
197
Gambar 11.4 Tip ketika melakukan pemeriksaan dengan hati-hati
198
III. MEMBUAT LAPORAN AKHIR AHLI PEMERIKSA KELAIKAN FUNGSI
ELEKTRIKAL BANGUNAN GEDUNG
199
Gambar 11.6 Identifikasi masalah dan persoalan
Identifikasi masalah atau disebut juga dengan Problem Identification adalah suatu proses
dan hasil pengenalan masalah atau inventarisasi masalah dengan kata lain identifikasi
masalah adalah salah satu proses penelitian yang bisa dikatakan langkah paling penting
diantara langkah–langkah proses yang lain.
Masalah draft laporan akhir akan menentukan hasil dan kualitas suatu laporan bahkan bisa
juga menentukan apakah itu termasuk sebuah laporan atau tidak, dan masalah laporan
secara umum bisa ditemukan melalui studi literatur atau litelature review dan bisa juga
leawat pengamatan langsung seperti Observasi, Survey dan lain sebagainya.
Masalah laporan juga bisa didefinisikan sebagai penyataan yang mempersoalkan suatu
variabel atau hubungan satu dengan hubungan yang lainnya pada suatu fenomena atau
peristiwa, sedangkan variabel sendiri merupakan sebagai konsep yang memuat berbagai
macam variasi pembeda antara sesuatu dengan sesuatu yang lainnya.
200
Demikian juga dengan sama halnya dengan menyebarkan angket kepada pengguna
gedung, dengan begitu akan menemukan masalah yang dirasakan oleh pihak
pengguna tersebut. dan kegiatan ini biasanya merupakan suatu kegiatan awal untuk
mengadakan penjajakan tentang permasalahan yang ada di lapangan serta
menyakinkan adanya permasalahan–permasalahan yang ada.
5. Pengalaman
Pengalaman itu dapat kita katakan sebagai guru yang terbaik karena dengan adanya
pengalaman, namun tidak semua pengalaman yang dimiliki oleh seorang itu selalu
positif tetapi kadang–kadang juga sebaliknya mereka mempunyai pengalaman yang
negatif.
Pengalaman seseorang baik dari pengalamannya sendiri maupun dari pengalaman
orang lain dapat dijadikan sebagai sumber masalah yang dapat di jawab melalui
sebuah laporan.
Referensi:
BUKU ACUAN
1. Judul : Mechanical and Electrical Equipment for Buildings, ninth editions.
Pengarang : Mc. Guinness, Stein danReynolds
Penerbit : John Wiley and Sons, Inc, 605 Third Avenue New York, 10016
Tahun : 2014
2. Judul : Building Construction and Safety Code NFPA 5000, first edition.
201
Pengarang : Jerry Wooldridge
Penerbit : Committees on Building Code
Tahun : 2003
PERATURAN-PERATURAN TERKAIT
1. Undang-Undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-Undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan
3. Undang-Undang nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no.36 tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Bangunan gedung
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor 5 tahun 1996 tentang
Penerapan Audit SMK3 Sistim Manajemen Keselamatan Kerja Perusahaan.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no.16/PRT/M/2010 tentang Pemeriksaan berkala
bangunan
202