Anda di halaman 1dari 15

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Kontruksi Bidang Elektronika Dan

Komunikasi
Jabatan Kerja : Ahli Kelaikan Fungsi Elektrikal Bangunan Gedung
Buku Informasi : Membuat Laporan Akhir Pemeriksa Kelaikan Fungsi Elektrikal Pada
Bangunan Gedung

Tim Pembuatan Modul,


Narasumber:
Cakra Negara, ST, MT (PUPR), Dr. Ir. Trihono Kadri, MS (LPJKP), Ir. Kennedy
Nainggolan, MM (LPJKP), Fajaruddin Lubis, SE, MP. (LPJKP), Ir. Leonard Sihombing
(LPJKP), Dr. Khadik Triyanto,SH, MH (LPJKP), Ir. Achmad Sutowo Sutopo, MARS,
AUt. HAEI (HAEI), Puji Muhardi (APEI), Soewarto, BE. (AKLI), Ir. S. Gunawan, M.Sc
(HTII), Martunus Haris (PIPI)

Penanggung Jawab : Ir. Suryawinata, MM., IPM., AU., AUt., MPM (LPJKP)
Ketua : Ir. Bambang Agus Hidayat, MM (ITBU)
Wakil Ketua : Ir. Deddy Haryadi Z (HTII)
Sekretaris : Asito Gunawan, S.Kom, (APEI)
Wakil Sekretaris : Syamsu Marlin, ST., MT. (UBK)
Ketua Sub Tim. Elektrikal : Ir. Hamid Tarhan., M.Kom (APEI)
Wakil Ketua : Ir. Anung Haryono, MT. (PBK)
Ketua Sub Tim. Mekanikal : Ir. Didit Sumardiyanto, MT. (UTA’45)
Wakil Ketua : Bantu Hotsan Simanullang, ST., MT. (ITBU)

Anggota :
Ir. Ikhsan Kamil, M.Kom (PNJ), Ir. Johansyah, MT. (UKRIDA), Sarah Setiawan (HDII),
Safitri Widiastuti (HDII), Permana Andi Paristiawan, ST. MT. (UBK), Prian Gagani, ST.
MT. (UMJ), Haris Wahyudi, ST. MT.(UMB), Ir. Mia MT Djaya, MM (APEI), Edy Setiawan,
ST. CSE (A2K4), Willy Purbaya, ST. (APEI), Ir. Erlangga (HAEI), Ir. Suparjo (HAEI), Ir.
Joko Tri Mulyantoro (PBK), Tony Kurniawan, ST. MT. (STT PLN), Wahyu, ST. (APPI),
Herwin Hutapea, S.ST. MT. (UTA’45)

Editor : M.Nasrullah
Desain Sampul dan Tata Letak : M. Nasrullah

Cetakan ke-1 : Agustus 2018

Hak Pengarang dan Penerbit dilindungi Undang-undang

Diterbitkan oleh
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Provinsi DKI Jakarta
Jl. Rajawali, Cipinang Indah II, Kel.Pondok Bambu,
Kec. Duren Sawit, Jakarta Timur 13430
Telp/Fax. (021) 8601789, 22088155
Website : www.lpjkdki.id
BUKU INFORMASI
AHLI KELAIKAN FUNGSI ELEKTRIKAL
BANGUNAN GEDUNG

MEMBUAT LAPORAN AKHIR PEMERIKSA KELAIKAN FUNGSI


ELEKTRIKAL PADA BANGUNAN GEDUNG
BAB XI
MEMBUAT LAPORAN AKHIR PEMERIKSA KELAIKAN FUNGSI
ELEKTRIKAL PADA BANGUNAN GEDUNG

I. MELAKUKAN PERSIAPAN PEMBUATAN LAPORAN AHLI PEMERIKSA


KELAIKAN FUNGSI ELEKTRIKAL BANGUNAN GEDUNG

A. MENGUMPULKAN BAHAN PEMBUATAN LAPORAN


Diawali dengan pemeriksaan dan pendataan serta analisis kebutuhan baik perangkat keras
(Hardware) ataupun Perangkat Lunak (Software), maka langkah selanjutnya yang terakhir
sebagai langkah penutup adalah menyusun laporan.Salah satu cara mengumpulkan bahan
untuk pembuatan laporan yang sesuai dengan jenis pekerjaan adalah :
1. Semua data hasil pemeriksaan, pendataan dan pengujian yang sesuai dengan jenis
pekerjaannya dikumpulkan untuk pembuatan laporan.
2. Dalam mengukur kemampuan mengumpulkan bahan untuk pembuatan laporan
dengan teliti adalah kemampuan mengidentifikasi bahan untuk pembuatan laporan
terletak pada bagimana melakukan dan mengerjakan semua data hasil pemeriksaan ,
pendataan dan pengujian yang sesuai dengan jenis pekerjaannya di kumpulkan untuk
pembuatan laporan
3. Bahan-bahan untuk pembuatan laporan dikumpulkan dan dikelompokan sesuai
dengan jenis pekerjaannya.
4. Hasil pendataan, pemeriksaan dan pengujian adalah bahan untuk pembuatan konsep
laporan.
5. Pembuatan laporan harus disesuaikan dengan konsep laporan yang telah disetujui.

B. MENGUMPULKAN BAHAN LAPORAN


1. Laporan dibuat berdasarkan bahan-bahan yang telah terkumpul dan sesuai dengan
jenis peekerjaannya
2. Bahan bahan yang telah terkumpul dijadikan bahan untuk membuat laporan akhir
diperiksa secara teliti
3. kemampuan dalam melaksanakan pengumpulan dan pemilahan bahan laporan sesuai
dengan jenis pekerjaan dengan teliti
4. Semua bahan laporan yang terkumpul dipilih dan dipilah sesuai dengan jenis pekerjaan

C. IDENTIFIKASI BAHAN LAPORAN AKHIR


Dalam melakukan indentifikasi bahan laporan akhir terdapat beberapa tahapan yang harus
diperhatikan dan wajib dilakukan antara lain :
1. Kemampuan dalam mengidentifikasi dan membedakan jenis bahan laporan sesuai
dengan jenis pekerjaan
2. Kemampuan dalam memilih dan memilah bahan laporan sesuai dengan jenis
pekerjaan secara teliti
3. Semua hasil laporan dari kegiatan pemeriksaan, pengecekan dan pengetesan dipilih
sesuai kebutuhan.
4. Kemampuan dalam mengidentifikasi dan membedakan bahan laporan sesuai
kebutuhan

191
5. Kemampuan dalam memilih dan memilah serta mengerti bahan laporan yang
dibutuhkan dengan teliti

II. MEMBUAT KONSEP LAPORAN AHLI PEMERIKSA KELAIKAN FUNGSI


ELEKTRIKAL BANGUNAN GEDUNG

A. MEMBUAT KONSEP
Cara membuat konsep formulir laporan adalah merancang konsep laporan untuk
memudahkan dalam pembuatan laporan sesuai prosedur.
Prosedur pembuatan draft tertuang pada flow chart dibawah ini

Mulai

Proses Persiapan
dan Pemilahan
Data

Proses pemilihan
& pemilahan data

Tdk

Ssi dan seteliti


mungkin ?

Ya

Proses
indentifikasidan
persiapan

Tdk

Sesuai dan
cermat serta
lengkap ?

Ya

Pembuatan Konsep
Laporan Akhir

Selesai

Gambar 11.1 Flow Chart Proses Konsep Laporan

192
B. IDENTIFIKASI KONSEP
Mengidentifikasi konsep formulir laporan adalah kemampuan mengidentifikasi dan
membedakan jenis konsep laporan sesuai prosedur. Dalam melakukan indentifikasi yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Laporan akhir hendaknya ditulis secara benar (singkat, padat dan berisi) dan ditulis
dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar serta mengikuti kerangka pikir logis dan
jelas.
2. Dibuat dalam format minimal sebagai berikut :
a. Halaman judul / Cover
b. Halaman pengesahan
c. Daftar isi
d. Ringkasan eksekutif
e. Isi
3. Merancang formulir / format, sebaiknya perlu diperhatikan beberapa hal yaitu sebagai
berikut :
a. Kemampuan merancang formulir laporan sesuai dengan prosedur adalah
kemampuan dalam merancang dalam membuat konsep laporan sesuai dengan
prosedur dengan cermat.
b. Konsep laporan berdasarkan formulir adalah konsep laporan disusun dan
disesuaikan dengan formulir .
c. Kemampuan mengidentifikasi konsep laporan berdasarkan formulir adalah
kemampuan mengidentifikasi dan membedakan jenis dan fungsi konsep laporan
berdasarkan formulir.
d. Kemampuan menyusun konsep laporan berdasarkan formulir yang berlaku adalah
kemampuan menyusun dan mengerti dalam membuat konsep laporan
berdasarkan formulir yang berlaku dengan teliti.
e. Data yang telah terkumpul ditabulasi adalah semua data yang telah dikumpulkan
di tabulasi sebagai bahan untuk membuat laporan.
f. Kemampuan mengidentifikasi data yang telah terkumpul adalah kemampuan
dalam mengidentifikasi dan membedakan semua data yang telah terkumpul untuk
ditabulasi sesuai kebutuhan laporan.
g. Kemampuan mentabulasi data yang telah terkumpul adalah kemampuan
mentabulasi data yang telah terkumpul dan tahu serta mengerti cara mentabulasi
dengan teliti.
4. Contoh-contoh Laporan Akhir
a. Contoh beberapa laporan akhir yang baik
Bagi para penulis laporan akhir yang sudah dinyatakan diterima draftnya dan
melanjutkan menuju ketahap berikutnya yaitu mengerjakan tugas untuk membuat
laporan akhir. Maka dari itu, pada kesempatan ini akan dibuat contoh format
laporan akhir sehingga diharapkan memudahkan dalam membuat laporan.
Untuk membuat sebuah laporan yang baik dan benar, selain harus mengetahui
format para konseptor juga harus menyesuaikan pembuatan laporan dengan
sistematika yang telah ditentukan. Untuk memastikan proses kerja berjalan baik
itulah laporan kerja dibutuhkan. Saat ini, membuat laporan bukan hanya tanggung
jawab project manager saja bahkan Pekerja freelance pun harus mulai sadar

193
bahwa membuat laporan pekerjaan sangatlah penting baik untuk profesionalitas
maupun efektivitas kerja.
Sepenting apa sih laporan kerja itu ? dan mengapa harus dibuat ?
b. Laporan kerja menjadi catatan penting yang menggambarkan kinerja kita dan
sejauh mana pekerjaan terlaksana. Kita jadi tahu apa yang sudah tercapai, apa
yang dibutuhkan, dan apa yang masih harus diselesaikan. Secara umum, laporan
kerja itu penting karena:
 Menjadi pemetaaan yang memudahkan arah pekerjaan.
 Menjadi bukti kepada klien bahwa kita benar-benar mengerjakan project
mereka.
 Klien merasa lebih puas dan senang karena bisa mengetahui
perkembangan project-nya tanpa harus memantau setiap hari on location.
 Project report makes you looks more professional

5. Mempersiapkan laporan kerja


Dalam mempersiapkan sebuah laporan kerja, kita harus terlebih dulu memahami hal-hal
berikut :
a. Tujuan dibuatnya laporan. Sejauh ini, terdapat 3 tipe laporan pekerjaan
berdasarkan tujuannya. Yaitu:
1) Laporan untuk penelitian:
Sifatnya lebih mengarah pada teori dan fakta, mengutamakan banyak kutipan
(citation), dan tidak berfokus pada biaya. Laporan ini memberikan informasi
perkembangan penelitian dengan tujuan bersifat sosial dan hendak menguji
kebenaran sebuah teori.
2) Laporan kerja untuk klien:
Laporan dibuat sebagai inisiatif penulisnya untuk menggambarkan sejauh
mana peran dan pencapaiannya dalam project. Laporan berfokus pada
perkembangan status project, sejauh mana berhasil, serta apa saja yang
harus dilakukan untuk menyukseskannya.
3) Laporan kerja untuk pembelajaran:
Tujuan laporan adalah memberikan contoh kepada orang yang mungkin akan
mengisi posisi penulis dalam pekerjaan yang sama. Isinya meliputi tugas dan
tanggung jawab, apa saja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas, tips
dan saran, permasalahan yang dihadapi serta solusinya.
b. Pembaca laporan. Mengetahui pembaca memudahkan kita menentukan konten,
jenis bahasa, dan tampilan laporan. Pembaca laporan kerja freelancer tentunya
adalah klien dan freelancer itu sendiri. Selain mengetahui pembaca,
pertimbangkan juga apa respon yang kita inginkan dari pembaca setelah
membacanya (apakah mereka mendukung, menyediakan materi, memberikan
dana, meminta perombakan, perbaikan, dll).
6. Bentuk penyampaian sebuah laporan pekerjaan umumnya:
a. Laporan lisan yang disampaikan dalam meeting.
b. Email ke kolega.
c. Memo singkat ke atasan (dalam kerja tim atau perusahaan).
d. Laporan formal berbentuk buku (tahunan). Umumnya disampaikan perusahaan
kepada audiens atau publik.
e. Materi presentasi dengan slide

194
f. Khusus freelancer, laporan kerja biasanya berbentuk laporan tertulis ataupun
materi presentasi yang dikirim via email. Terlepas apapun bentuknya, sebuah
laporan pekerjaan idealnya disampaikan setiap minggu atau setiap bulan.
g. Tone atau cara penyampaian. Selayaknya menyampaikan laporan lisan, laporan
kerja tulisan harus tetap memiliki tone yang tepat sesuai pembacanya.
h. Laporan yang ditujukan untuk kalangan internal, biasanya bisa lebih santai dan
informal.
i. Laporan untuk pihak eksternal (klien) jelas lebih formal dan professional.
j. Namun, pastikan kita tetap berpegang pada prinsip utama : harus jelas, terfokus,
dan sesuai fakta (jujur).
7. Konten utama sebuah laporan kerja adalah lingkup kerja, jadwal kerja, posisi
keuangan, dan posisi risiko.
8. Sebuah laporan yang baik dan efektif seminimalnya harus:
a. Menggambarkan keahlian, kompetensi, dan seberapa familiar pembuat laporan
terhadap project yang dikerjakan.
b. Menjadikan pekerjaan mengarah pada goals dan stay on the deadline, serta
semua stakeholder menyadari urgensi informasi dalam laporan.
c. Menampilkan data lengkap yang sesuai dan informatif memaksimalkan
pengetahuan klien, dengan mendorong perhatian mereka kepada masalah yang
relevan dan sangat berpengaruh pada hasil (memberikan informasi yang bisa
membantu pemecahan masalah pada waktu yang tepat).
d. Menjelaskan masalah dan solusi terbaik agar klien tidak harus terbebani mencari
solusi atas masalah tersebut selepas membaca laporan.
e. Are you ready to write your own work report?

C. MULAI MENULIS LAPORAN PEKERJAAN


Saat ini sudah banyak software khusus untuk membuat laporan pekerjaan. Untuk laporan
dalam bentuk presentasi, pemula kerap memakai Ms.Power Point. Untuk yang lebih detail,
biasanya mengandalkan MS. Excel.
Sebagai pemula, kita bisa menggunakan template umum laporan kerja yang kini semakin
banyak tersedia gratis di internet. Namun, ada baiknya jika berani membuat laporan kerja
sendiri meski baru pertama kali.
Membuat sendiri awalnya mungkin sulit, namun keuntungannya adalah bisa disesuaikan
dengan kebutuhan serta bisa menjadi ciri khas di mata klien.
Dalam membuat laporan kerja yang bagus, pastikan unsur professional dan keindahan
tetap terjaga. Paling utama tentu menyederhanakan informasi rumit agar lebih mudah
dicerna klien tanpa mengorbankan detail.

195
Gambar 11.2 Tindakan sebelum menulis laporan

Terdapat 10 langkah untuk memulai dan menuangkan tulisan pada laporan akhir antara
lain :
1. Gunakan bulleted list. Efektif dibaca cepat, tidak melelahkan, dan tetap mudah
dipahami. Bulleted list bisa menyoroti poin penting serta menjadikan struktur laporan
lebih jelas terbaca dan pastinya menarik secara visual.
Sebagai contoh :

Gambar 11.3 Contoh-contoh pembuatan grafik untuk menulis laporan

196
2. Sisipkan grafis dan tabel.
Sangat cocok untuk data yang melibatkan angka dan informasi teknis. Laporan dengan
grafis dan tabel terbukti lebih mudah dipahami dan efektif untuk pencarian dana.
Sisipkan grafis dan tabel ini dalam isi laporan, bukan sengaja ditumpuk dalam lampiran.
3. Dibagi dalam beberapa sub-sections.
Sangat memperjelas laporan karena setiap section memuat isi yang terfokus. Pemberi
tugaspun tidak perlu lelah membaca tulisan yang panjang tanpa jeda. Sub-
sections juga memudahkan klien yang ingin langsung melompat (baca) ke bagian yang
mereka butuhkan.
4. Perhatikan heading.
Letaknya paling atas, sebagai identitas dan template. Umumnya berisi tanggal, waktu
penyerahan laporan, nama dan posisi klien, nama penulis, judul laporan, nama dan
tempat berlangsungnya project, serta target yang ingin dicapai.
5. Impresive introduction.
Isinya adalah intisari project, serta status berjalan. Introduction menjelaskan tujuan
pembuatan laporan dan apa saja yang dibahas dalam laporan. Bagian ini membantu
klien mengetahui isi laporan secara garis besar.
6. Isi laporan.
Dasarnya merupakan versi lengkap dari introduction section. Isi sebuah laporan
sebaiknya terfokus dan menggunakan bahasa spesifik. Gunakan angka yang jelas,
alih-alih kata sifat yang abstrak.
Cara terbaik menyampaikan isi laporan adalah dengan memecah section-nya
berdasarkan tugas (task), yaitu:
a. Completed task: outline dan milestone tugas yang sudah dikerjakan
(membeberkan kemajuan apa saja yang sudah dibuat sejak laporan terakhir).
b. current task: tugas yang masih berjalan (belum selesai). Bahan mempersiapkan
diri ke planned task
c. planned task: tugas yang akan segera dilakukan ke depannya. Disampaikan
sekaligus dengan perencanaan waktu/jadwalnya.
d. current issues and risks: hal-hal penting dan masalah yang berpengaruh terhadap
pekerjaan, jadwal, dan (utamanya) biaya. Sampaikan beserta usulan solusi.
Namun, jangan juga menutup diri jika butuh saran dan masukan dari pihak klien.
e. late task: cari tahu tugas apa saja yang telat dan siapa yang bertanggung jawab.
Perlu disampaikan agar kita dan klien sama-sama tahu apakah letak
keterlambatan dari pekerja atau dari faktor di luar kontrol pekerja. Tujuannya
adalah membuka pencarian solusi.
f. changed task: perubahan yang terjadi dan mengapa harus terjadi (misalnya
pergantian personel, perubahan konten, penggunaan material, penggunaan dana
darurat, masalah ijin, dll)

197
Gambar 11.4 Tip ketika melakukan pemeriksaan dengan hati-hati

7. Jangan lupakan kesimpulan:


Kesimpulan biasanya menjadi bahan rekomendasi penting dari klien terhadap isi
laporan.
8. Proofreading itu penting
Say no for typo error or grammar and punctuation mistakes. Libatkan pihak ketiga jika
perlu untuk penilaian lebih netral dan teliti. Dapat dilakukan dengan cara meng-
hire seorang copywriter atau proofreader untuk melakukannya.
9. Tampilan tetap professional dan menarik.
Pastikan tampilan laporan kerja tetap menyediakan clear area, pakai font profesional,
di-binding dengan bagus, tidak lecek, dan cover-nya menarik.
10. Appreciate your resource.
Jangan lupa cantumkan sumber dan lampiran penting berupa data statistik, dan
informasi budget.

Gambar 11.5 Contoh-contoh pembuatan kelengkapan laporan

198
III. MEMBUAT LAPORAN AKHIR AHLI PEMERIKSA KELAIKAN FUNGSI
ELEKTRIKAL BANGUNAN GEDUNG

A. CARA MENJELASKAN KONSEP LAPORAN


Cara menjelaskan konsep laporan dibahas dengan pengelola gedung dan pihak terkait
adalah menjelaskan cara membuat konsep laporan dan sistim pelaporan sesuai prosedur.
Dalam hal pembahasan dengan pengelola gedung dan pihak terkait perlu diperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
1. Mendefinisikan aktivitas
Merupakan sebuah proses untuk mendefinisikan setiap aktivitas yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan.
2. Urutan aktivitas
Proses ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan hubungan antara
tiap-tiap aktivitas
3. Estimasi aktivitas sumber daya
Estimasi aktivitas sumber daya proyek bertujuan untuk melakukan estimasi terhadap
penggunaan sumber daya.
4. Estimasi durasi kegiatan proyek
Proses ini diperlukan untuk menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan.
5. Membuat jadwal proyek
Setelah seluruh aktivitas, waktu dan sumber daya terdefinisi dengan jelas, maka
seorang manager akan membuat jadwal. Jadwal ini nantinya dapat digunakan untuk
menggambarkan secara rinci mengenai seluruh aktivitas dari awal pengerjaan hingga
diselesaikan.
6. Mengontrol dan mengendalikan jadwal
Saat kegiatan proyek mulai berjalan, maka pengendalian dan pengontrolan jadwal
proyek perlu dilakukan. Hal ini diperlukan untuk memastikan apakah kegiatan proyek
berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan atau tidak.

B. IDENTIFIKASI KONSEP LAPORAN


Kemampuan mengidentifikasi konsep laporan dengan pengelola gedung dan pihak terkait
adalah kemampuan mengidentifikasi dan membedakan konsep laporan dan sistem
pelaporan dengan pengelola gedung.
Dalam membahas tentang identifikasi masalah. Memang seharusnya hal yang perlu
dilakukan sebelum membuat rumusan masalah kita harus melalui langkah yang terpenting
dan tidak boleh terlewat yaitu identifikasi masalah, dalam membuat suatu laporan membuat
identifikasi masalah itu harus dan wajib dilakukan karena hasil laporan itu berkualitas atau
tidaknya tergantung pada bagaimana identifikasi masalah yang dilakukan dan sangat
menentukan, mengidentifikasi sebuah masalah. Pengertian identifikasi masalah beserta
dengan sumber-sumbernya adalah sebagai berikut:

199
Gambar 11.6 Identifikasi masalah dan persoalan

Identifikasi masalah atau disebut juga dengan Problem Identification adalah suatu proses
dan hasil pengenalan masalah atau inventarisasi masalah dengan kata lain identifikasi
masalah adalah salah satu proses penelitian yang bisa dikatakan langkah paling penting
diantara langkah–langkah proses yang lain.
Masalah draft laporan akhir akan menentukan hasil dan kualitas suatu laporan bahkan bisa
juga menentukan apakah itu termasuk sebuah laporan atau tidak, dan masalah laporan
secara umum bisa ditemukan melalui studi literatur atau litelature review dan bisa juga
leawat pengamatan langsung seperti Observasi, Survey dan lain sebagainya.
Masalah laporan juga bisa didefinisikan sebagai penyataan yang mempersoalkan suatu
variabel atau hubungan satu dengan hubungan yang lainnya pada suatu fenomena atau
peristiwa, sedangkan variabel sendiri merupakan sebagai konsep yang memuat berbagai
macam variasi pembeda antara sesuatu dengan sesuatu yang lainnya.

Berikut sumber sumber masalah yang bisa di jadikan bahan laporan :


1. Sumber Bacaan
Sumber pertama yang bisa dijadikan bahan laporan yaitu bacaan dan hasil pemilahan
berkas, entah itu dari koran atau majalah dan lain sebagainya. Dan suatu laporan tidak
mampu menyelesaikan masalah yang sudah teridentifikasi karena ada berbagai
keterbatasan atau ruang lingkup bahan laporan tersebut. Dan hal itu membuat seorang
tidak dapat fokus mengerjakan draft laporan.
2. Observasi (Pengamatan)
Pengamatan yang dilakukan oleh seorang juga bisa melahirkan suatu terjadinya
masalah baik direncanakan atau tidak direncanakan, baik secara sengaja atau tidak
sengaja, baik dalam waktu yang singkat atau waktu yang lama, baik secara terstruktur
atau tidak struktur semuanya itu bisa melahhirkan sebuah masalah.
3. Pertemuan dan hasil rapat
Masalah laporan dapat berasal dari pertemuan pertemuan dan rapat-rapat, diskusi dan
lain sebagainya. Dengan adanya pertemuan seperti itu maka akan bisa muncul
berbagai masalah yang memerlukan adanya sebuah laporan
4. Wawancara atau Angket
Dengan melakukan wawancara kepada pengguna gedung dan pihak terkait mengenai
kondisi yang aktual juga bisa melahirkan sebuah masalah, dan dengan wawancara
maka kita akan mengetahui masalah yang dihadapi oleh pengguna gedung dan pihak
terkait.

200
Demikian juga dengan sama halnya dengan menyebarkan angket kepada pengguna
gedung, dengan begitu akan menemukan masalah yang dirasakan oleh pihak
pengguna tersebut. dan kegiatan ini biasanya merupakan suatu kegiatan awal untuk
mengadakan penjajakan tentang permasalahan yang ada di lapangan serta
menyakinkan adanya permasalahan–permasalahan yang ada.
5. Pengalaman
Pengalaman itu dapat kita katakan sebagai guru yang terbaik karena dengan adanya
pengalaman, namun tidak semua pengalaman yang dimiliki oleh seorang itu selalu
positif tetapi kadang–kadang juga sebaliknya mereka mempunyai pengalaman yang
negatif.
Pengalaman seseorang baik dari pengalamannya sendiri maupun dari pengalaman
orang lain dapat dijadikan sebagai sumber masalah yang dapat di jawab melalui
sebuah laporan.

C. KOORDINASI DENGAN PENGELOLA GEDUNG


Kemampuan membahas konsep laporan dengan pengelola gedung dan pihak terkait
adalah kemampuan dalam membahas dan menjelaskan konsep laporan dan sistem
pelaporan dengan pengelola gedung dan pihak terkait dengan cermat.
Dapat menjelaskan laporan berdasarkan konsep yang sudah disetujui adalah pembuatan
laporan berdasarkan kesepakatan konsep yang telah disetujui oleh pengelola gedung atau
instansi terkait.
Dapat mengidentifikasi laporan berdasarkan konsep yang sudah disetujui adalah
kemampuan mengidentifikasi dalam membedakan jenis laporan berdasarkan konsep yang
telah disetujui oleh pengelola gedung atau instansi terkait.
Kemampuan menyusun laporan berdasarkan konsep yang sudah disetuju adalah
kemampuan mengidentifikasi dalam membedakan jenis laporan berdasarkan konsep yang
telah disetujui oleh pengelola gedung atau instansi terkait
Cara menjelaskan ringkasan eksekutif (abstrak) adalah suatu ringkasan yang menyebutkan
isi atau permasalahan yang sedang di bahas.
Kemampuan mengidentifikasi ringkasan eksekutif (abstrak) adalah kemampuan dalam
mengidentifikasi dan mengerti isi permasalahan yang dibahas dalam ringkasan eksekutif.
Menyusun ringkasan eksekutif (abstrak) adalah kemampuan dalam menyusun ringkasan
eksekutif adalah kemampuan dalam menyusun dan mengerti isi permasalahan yang
dibahas dalam ringkasan eksekutif dengan cermat.

Referensi:

BUKU ACUAN
1. Judul : Mechanical and Electrical Equipment for Buildings, ninth editions.
Pengarang : Mc. Guinness, Stein danReynolds
Penerbit : John Wiley and Sons, Inc, 605 Third Avenue New York, 10016
Tahun : 2014

2. Judul : Building Construction and Safety Code NFPA 5000, first edition.

201
Pengarang : Jerry Wooldridge
Penerbit : Committees on Building Code
Tahun : 2003

3. SKKNI NO.208 TAHUN 2013

PERATURAN-PERATURAN TERKAIT
1. Undang-Undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-Undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan
3. Undang-Undang nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no.36 tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Bangunan gedung
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor 5 tahun 1996 tentang
Penerapan Audit SMK3 Sistim Manajemen Keselamatan Kerja Perusahaan.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no.16/PRT/M/2010 tentang Pemeriksaan berkala
bangunan

NORMA DAN STANDAR


1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011

202

Anda mungkin juga menyukai