Anda di halaman 1dari 49

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN KEBIASAAN MAKAN DAN STATUS GIZI


BALITA DI DESA SELOHARJO KECAMATAN PUNDONG
KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

TIAR DEA AYUMI


P07131118010

PRODI DPLOMA III GIZI

JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


YOGYAKARTA

2021

i
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN KEBIASAAN MAKAN DAN STATUS GIZI


BALITA DI DESA SELOHARJO KECAMATAN PUNDONG
KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk penelitian

TIAR DEA AYUMI


P07131118010

PRODI DIPLOMA III GIZI

JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


YOGYAKARTA

2021

i
ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING
Proposal Karya Tulis Ilmiah
“Gambaran kebiasaan makan dan status gizi balita di Desa Seloharjo Kecamatan
Pundong Kabupaten Bantul DIY”

Disusun oleh :
TIAR DEA AYUMI
NIM P07131118010
Telah disetujui oleh pembimbing pada tanggal :
......................
Menyetujui,
Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Dr. Tri Siswati, SKM, M.Kes Dr. Slamet Ikandar, SKM, M.Kes
NIP. 197403151998032001 NIP.197001051994031002

Yogyakarta, . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Ketua Jurusan Gizi

Dr. Ir. I Made Alit Gunawan, M.Si


NIP.196303241986031001
iii

HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
“GAMBARAN KEBIASAAN MAKAN DAN STATUS GIZI BALITA DI
DESA SELOHARJO KECAMATAN PUNDONG KABUPATEN BANTUL
DIY”

Disusun Oleh :
TIAR DEA AYUMI
NIM P07131118010
Telah dipertahankan dalam seminar di depan Dewan Penguji
Pada Tanggal : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Ketua

NAMA : Dr. Tri Siswati, SKM, M.Kes (. . . . . . . . . . . . . . . . .)

NIP : 197403151998032001

Anggota

NAMA : Dr. Slamet Iskandar, SKM, M.Kes (. . . . . . . . . . . . . . . . .)

NIP : 197001051994031002

Anggota

NAMA : Almira Sitasari, S.Gz, MPH (. . . . . . . . . . . . . . . . .)


NIP : 19873042015032004

Yogyakarta, . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
iv

Ketua Jurusan Gizi

Dr. Ir. I Made Alit Gunawan, M.Si


NIP.196303241986031001

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS


Proposal Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya penulis sendiri dan semua
sumber yang dikutip mampu dirujuk telah penulis nyatakan dengan benar

Nama : TIAR DEA AYUMI


NIM : P0713118010
Tanda Tangan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Tanggal :......................
v
vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


KARYA TULIS ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, saya yang
bertandatangan dibawah ini :

Nama : TIAR DEA AYUMI


NIM : P07131118010
Program Studi : Diploma III
Jurusan : Gizi
Demi pengembangan ilmu pegetahuan, menyetujui untuk memberikan
kepada Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-
exclusive Royalty-Free Right) atas Karya Tulis saya yang berjudul :
Gambaran Kebiasaan Makan Dan Status Gizi Balita di Desa Seloharjo
Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul DIY
Beserta perangkat yang ada (bila perlukan). Dengan Hak Besas Royalti
Noneksklusif ini Poltekkes Kemenkes Yogyakarta berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatikan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencamtumkan
nama saya sebagai nama penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Yogyakarta
Pada tanggal : . . . . . . . . . . . . . . . . .
Yang menyatakan
Materai 6000

(TIAR DEA AYUMI)


vii

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
ini. Penulisan KTI ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Ahli Madya Gizi pada Program Studi Diploma III Jurusan Gizi
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah ini terwujud. Penulis pada
kesempatan ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Joko Susilo , SKM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes


Yogyakarta

2. Bapak Dr. Ir. I Made Alit Gunawan, M.Si selaku Ketua Jurusan Gizi

3. Bapak Nur Hidayat, SKM, M.Kes selaku Ketua Prodi Diploma III Gizi

4. Ibu Dr. Tri Siswati, SKM, M.Kes selaku pembimbing utama

5. Bapak Dr. Slamet Iskandar, SKM, M.Kes selaku pembimbing pendamping

6. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan bantuan dukunga
material dan moral serta

7. Teman dan sahabat mahasiswa Diploma III Gizi yang telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Tugas Akhir ini membawa
manfaat bagi penambahan ilmu.

Yogyakarta, . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Penuli
viii
ix

DAFTAR ISI

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH................................................................i


PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH................................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..........................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................3
C. Tujuan Penelitian....................................................................................4
D. Ruang Lingkup........................................................................................4
E. Manfaat Penelitian..................................................................................4
F. Keaslian Penelitian..................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................15
A. Telaah Pustaka......................................................................................15
B. Kerangka Teori......................................................................................26
C. Kerangka Konsep..................................................................................27
D. Pertanyaan Penelitian...........................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................28
A. Jenis dan Desain Penelitian..................................................................28
B. Populasi dan Sampel.............................................................................28
x

C. Waktu dan Tempat...............................................................................29


D. Variabel Penelitian................................................................................30
E. Definisi Operasional Variabel..............................................................30
F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data..................................................33
G. Alat ukur atau Instrumen dan Bahan Penelitian...............................34
H. Prosedur Penelitian...............................................................................35
I. Manajemen Data.......................................................................................36
J. Etika Penelitian.........................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................39
LAMPIRAN..........................................................................................................40
xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian Gambaran Kebiasaan Makan dan Status


Gizi Balita di Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul,
Yogyakarta.............................................................................................................25
Gambar 2. Kerangka konsep penelitian “Kebiasaan makan dan status gizi balita di
Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Yogyakarta”...............26
xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kecukupan gizi anak menurut AKG 2019...............................................21


Tabel 2. Kategori ambang batas status gizi balita berdasarkan BB/U...................23
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Gizi merupakan satu dari sekian banyak aspek yang sangat penting
pada tumbuh kembang manusia. Serupa dengan hal tersebut, gizi juga
kerap kali dijadikan sebab kenapa individu tidak sehat, atau tidak dalam
pertumbuhan yang baik (Kurniawan, 2014).

Seperti dilaporkan oleh WHO pada tahun 2018 bahwa 22,2% atau
sebanyak 151 juta anak mengalami masalah stunting. World Health
Asembly (WHA) tahun 2012 menyatakan bahwa dibentuknya
pembangunan berkelanjutan (SDG’s) yaitu bertujuan untuk menurunkan
stunting sebanyak 40% pada tahun 2025. Pernyataan tersebut diartikan
bahwa kita masih tetap harus bekerja keras untuk menurunkan angka
stunting hingga 14,9% di tahun 2025.

Menurut Dinas Kesehatan DIY tahun 2018 prevalensi balita pendek di


DIY pada tahun 2017 sebesar 13,86 % dan anger ini turun menjadi 12,37%
pada tahun 2018. Prevalensi balita pendek terbesar adalah Kabupaten
Gunung Kidul (18,47%) dan terendah Kabupaten Bantul (9,75%). Dari
angka ini terlihat bahwa prevalensi balita sangat pendek di DIY lebih
rendah jika dibandingkan dengan Riskesdas tahun 2018 (21.4%).

Jika dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN, Indonesia


merupakan salah satu penyumbang masalah stunting 5 terbesar di dunia.
Ahli epidemologi menyatakan bahwa jika suatu negara mempunyai
prevalensi stunting yang tinggi, maka di dalam negara tersebut terdapat
beberapa masalah-masalah sosial dan struktural seperti persoalan sanitasi,
ekonomi, lingkungan dan persoalan mendasar lainnya.

Obesitas adalah kejadian terjadinya penumpukan pada lemak tubuh


yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi (energy intake)
dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama

1
2

(WHO dalam P2PTM Kemenkes RI 2018). WHO menyatakan bahwa


obesitas merupakan epidemi global, di mana prevalensinya terus
meningkat tidak hanya di negara maju, tetapi juga di negara berkembang
seperti di Indonesia.

Diperkirakan 5,9% atau sebanyak 40 juta anak di dunia mengalami


masalah obesitas di tahun 2018. Hampir 50% anak penderita obesitas
berada di Asia, selama kurun waktu 18 tahun terakhir tidak ada progres
membaik pada kasus obesitas anak terlebih di kawasan Asia Tenggara
terjadi peningkatan dari 3,2% pada tahun 2000 kemudian meningkat
menjadi 7,7% di tahun 2020 (WHO 2019).

Berdasarkan standar pengukuran antropometri yang digunakan WHO


pada tahun 2005, status gizi balita dapat diukur menggunakan indokator
berat badan per tinggi badan yang dapat diklasifikasikan menjadi 5
kategori yaitu sangat kurus, kurus, normal, gemuk dan obesitas. Balita
dapat dinyatakan mengalami overweight jika nilai Zscore antara 2 sampai
3 SD, sedangkan pada balita obesitas jika nilai Zsore lebih dari 3 SD
(Kemenkes RI, 2011).

Prevalensi balita yang mengalami obesitas secara nasional pada tahun


2007 sebanyak 12,2%, lalu terjadi peningkatan pada tahun 2010 sebesar
1,8%, kemudian pada tahun 2013 terjadi penurunan menjadi 11,9% dan
pada tahun 2018 terjadi penurunan kembali menjadi 8% (Badan
Litbangkes, 2018). Meskipun data prevalensinya berubah-ubah, namun hal
tersebut merupakan salah satu tantangan agar dapat menurunkan
prevalensi obesitas balita di masa mendatang.

Menurut Badan Litbangkes tahun 2018, proporsi nasional obesitas


pada anak usia kurang dari 5 tahun mencapai 8% di seluruh Indonesia.
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2018 dengan proporsi
balita obesitas sebanyak 5%. Pada peringkat pertama terdapat di Kota
Yogyakarta dengan proporsi balita obesitas mencapai 4,05%, diurutan
3

kedua yaitu Kabupaten Bantul dengan proporsi 3,05%, Kabupaten Sleman


berada di peringkat ketiga dengan proporsi 2,73, Kabupaten Gunungkidul
dengan proporsi 2,04 dan terakhir Kabupaten Kulon Progo 1,90% (Dinas
Kesehatan DIY, 2018)

Anak yang memiliki masalah gizi cenderung mempunyai kepercayaan


diri yang lebih rendah, terutama jika berkaitan dengan penampilan fisik,
jika dibandingkan dengan seusianya anak yang memiliki berat badan
normal (Bang, 2012). Strategi pencegahan obesitas perlu dilakukan sejak
dini, jauh sebelum anak memasuki sekolah (Kristina, 2011). Pada anak
usia 2 sampai 10 tahun cenderung masih sedikit berinteraksi dengan
lingkungan luar namun banyak berinteraksi dengan lingkungan keluarga,
sehingga intervensi untuk mengatasi obesitas anak dibawah usia 10 tahun
lebih dikhususkan kepada keluarga terutama orang tua (Wiramihardja,
2014).

Peningkatan kejadian masalah gizi dapat berdampak pada balita dan


beresiko lebih tinggi mengalami masalah gizi pada usia remaja hingga
dewasa. Masalah gizi dapat timbul karena beberapa faktor, seperti
keterbatasan ekonomi, lingkungan yang kurang baik, dan minimnya
pengetahuan ibu terkait gizi seimbang. Salah satu faktor yang
menyebabkan masalah gizi pada balita yaitu kurangnya pengetahuan ibu
mengenai kandungan gizi yang harus dipenuhi balita saat masa
pertumbuhan.

Orang tua terbiasa memberikan pola makan yang tidak sehat dengan
tidak memperhatikan bahan makanan yang sehat atau jika tidak diberikan
maka anak tidak ingin makan. Atau seperti kejadian pada orang tua yang
seringkali memberikan hadiah pada anaknya dalam bentuk makanan,
misalnya seperti memberikan es krim, permen, junk food, atau soft drink
karena telah berperilaku baik, membantu pekerjaan rumah atau
menghabiskan makanan tanpa sisa.
4

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian


tentang gambaran kebiasaan makan dan status gizi balita di desa Seloharjo,
Pundong, Bantul. Penelitian ini diperkuat oleh Fitriningsih (2009) yang
menunjukan hasil bahwa nilai korelasi spearman rank sebesar 0,392
dengan signifikan 0,017. Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan
dengan yang signifikan antara kebiasaan makan balita dengan status gizi
balita usia 1-5 tahun.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran kebiasaan makan dan status gizi pada balita di Desa
Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul?

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan umum

Mengetahui gambaran kebiasaan makan dan status gizi balita di


Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Yogyakarta

b. Tujuan khusus

1) Mengetahui frekuensi makan balita.

2) Mengetahui jumlah makan balita.

3) Mengetahui jenis makan balita.

4) Mengetahui status gizi balita.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian “Kebiasaan Makan dan Status Gizi pada
Balita di Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul,
Yogyakarta” merupakan bidang profesi gizi masyarakat.
5

E. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

1) Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat berupa


ilmu terkait gizi dan epidemiologi.

2) Hasil penelitian ini diharapkan mampu sebagai pengembangan


ilmu dan menambah referensi di Perpustakaan Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta.

b. Manfaat praktis

a) Bagi pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan


pengetahuan pembaca di bidang penelitian, yang mana telah
dicantumkan ilmu tentang pentingnya menjaga kebiasaan makan
untuk mencegah risiko terkena masalah gizi.

b) Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah referensi


dalam melaksanakan penelitian selanjutnya.
6

F. Keaslian Penelitian

Terdapat beberapa penelitian yang sejenis dengan penelitian yang


dilakukan, yaitu :

1. Makrufiyani, Dini tahun 2018 Jurusan Kebidanan Prodi Sarjana


Terapan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Yogyakarta dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Status Perkembangan Balita Usia 1-3 Tahun di Wilayah Puskesmas
Gamping II Sleman”. Persamaan penelitian ini yaitu menggunakan
data primer, data sekunder dan responden balita. Sedangkan
perbedaannya yaitu pada tempat penelitian, tahun penelitian,
sampel penelitian., waktu penelitian, subyek yang diteliti, dan jenis
penelitian. Jenis penelitian ini yaitu penelitian observasional
analitik dengan desain Cross Sectional.

2. Susanti, Mira tahun 2018 Jurusan Kebidanan Prodi Sarjana


Terapan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Yogyakarta dengan judul “Faktir-faktor yang Berhubungan
Dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Bumijo Kecamatan Jetis
Kota Yogyakarta”. Persamaan penelitian ini yaitu variabel terikat
status gizi, responden yang balita, menggunakan data primer dan
data sekunder. Sedangkan pada perbedaannya yaitu tahun
penelitian, tempat penelitian, sampel penelitian, subjek yang diteliti
dan jenis penelitian. Jenis penelitian ini yaitu penelitian analitik
observasional dengan desain Cross Sectional.

3. Tri Hartika, dkk tahun 2019 Jurnal Kebidanan Kestra Universitas


Prima Indonesia dengan judul “Hubungan Pola Makan Dengan
Status Gizi Pada Balita di Lingkungan VII Kelurahan Sidorejo
Kecamatan Medan Tembung”. Persamaan penelitian ini yaitu
responden yang diteliti balita, meneliti pola makan, dan meneliti
status gizi. Sedangkan perbedaannya terletak pada tempat
7

penelitian, tahun penelitian, sampel penelitian dan jenis penelitian.


Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan
rancangan Cross Sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara jenis makan, jumlah makan, dan pola
makan dengan status gizi pada balita.
8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Kebiasaan makan

Kebiasaan makan adalah bagaimana cara individu atau kelompok dari


individu untuk memilih pangan yang akan dikonsumsi. Kebiasaan makan
bukan bawaan sejak lahir namun dapat diartikan sebagai hasil belajar
(Suhardjo, 1989). Perubahan kebiasaan makan dapat disebabkan oleh
banyak faktor diantaranya faktor pendidikan gizi, kesehatan serta aktivitas
pemasaran atau distribusi pangan. Sedangkan pada faktor lingkungan yaitu
lingkungan budaya, lingkungan alam serta populasi (Hartog, Staveren &
Brouwer, 1995).

2. Pola makan

Pola makan merupakan cara atau usaha pada pengaturan jumlah dan
jenis makanan dengan tambahan informasi gambaran dengan tetap
mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu
kesembuhan suatu penyakit (Depkes RI, 2009).

Sedangkan menurut Selistyoningsih (2011) mengatakan bahwa pola


makan di definisikan sebagai karakteristik dari kegiatan yang berulang-
ulang individu setiap makan dalam memenuhi kebutuhan makanan.

Secara umum pola makan memiliki 3 (tiga) komponen yang terdiri dari :

a. Jenis Makan

Jenis makan merupakan sejenis makanan pokok yang dimakan


individu setiap hari yang terdiri terdiri dari makanan pokok, lauk
hewani, lauk nabati, sayuran dan buah yang dikonsumsi setiap hari
sebagai sumber makanan utama yang dikonsumsi setiap individu
atau sekelompok masyarakat yang terdiri dari beras, jagung, umbi-
umbian dan tepung (Sulistyoningsih, 2011).
9

Contoh jenis makanan yang menyebabkan masalah gizi pada


balita adalah makanan yang digoreng menggunakan banyak
minyak berkali pakai, cokelat, makanan cepat saji. Biasanya anak-
anak jajan di lingkungan bermain. Sehingga mereka terbiasa
mengkonsumsi makanan tersebut dan jarang mengkonsumsi buah
dan sayur untuk kebutuhan mereka. Disamping itu pula penjual
jarang mempertimbangkan nilai gizi dan kandungan yang ada di
dalam makanan yang ia jual karena kurangnya pengetahuan terkait
gizi seimbang..

b. Frekuensi Makan

Frekuensi makan di definisikan berapa banyaknya makan


individu dalam sehari meliputi makan pagi, makan siang, makan
malam dan makan selingan (Depkes, 2013). Di latar belakangi oleh
pengawasan orang tua terhadap anak yang kurang intens, seringkali
pola makan yang dijalani oleh anak tidak teratur. Hal tersebut
mengakibatkan pemenuhan gizi pada anak menjadi kurang
teerpantau. Terkadang makanan yang dikonsumsi anak dalam
sehari tidak stabil. Hal ini mengakibatkan frekuensi makan anak
menjadi tidak teratur bahkan melebihi ataupun kurang dari
kebutuhan gizi yang diperlukan. Hal tersebut dapat mengakibatkan
masalah gizi.

c. Jumlah Makan

Jumlah makan merupakan berapa banyaknya makanan yang


dikonsumsi dalam setiap orang atau setiap individu dalam
kelompok (Willy, 2011). Anak yang mengalami masalah gizi
cenderung mengkonsumsi porsi makanan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan, terkadang melebihi kebutuhan dan terkadang kurang.
Hal tersebut didasari alasan “yang penting kenyang”. Sekali makan
anak dapat menghabiskan jumlah makanan yang banyak dan
10

melebihi porsi yang dia butuhkan, terkadang pula mereka


mengkonsumsi makanan yang tidak seberapa karena kurang
berselera saat menyantapnya.

Selain ketiga komponen diatas pola makan juga terbentuk


dengan erat kaitannya terhadap kebiasaan makan balita. Secara
umum terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
terbentuknya pola makan yaitu faktor ekonomi, sosial budaya,
agama, pendidikan, dan lingkungan. (Sulistyoningsih, 2011).

a. Faktor ekonomi

Variabel ekonomi cukup dominan terhadap pengaruh


peningkatan peluang daya beli bahan makanan dengan
kuantitas dan kualitas sesuai dengan keadaan ekonomi
keluarga tersebut. Seperti contoh pada kondisi keluarga yang
memiliki keadaan ekonomi tinggi dan stabil cenderung lebih
memiliki persediaan makanan banyak, dengan demikian dapat
berpengaruh pada pola dan porsi makan balita. Apabila
persediaan makanan yang tersedia dirumah itu banyak, maka
anak akan dengan sering memakan makanan yang tersedia,
terlebih makanan cemilan seperti chiki. Berbeda halnya dengan
keluarga dengan keadaan ekonomi yang berkecukupan atau
cenderung rendah, maka cadangan berupa bahan makanan
akan lebih sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali.
Seringkali kedapatan bahwa keluarga berkecukupan
menggunakan sistem belanja sekali beli untuk satu hari makan
sehingga dapat berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan
gizi anak yang kurang dan tidak bervariasi.

b. Faktor sosial budaya

Dalam kegiatan bersosial dan bermasyarakat, terkadang


anak-anak memilih makanan yang akan dikonsumsi karena
11

kebiasaan dari lingkungan sekitar. Seperti pengaruh letak


geografis dimana anak tinggal, anak yang tinggal di kota akan
lebih mudah dan bervariasi dalam mendapatkan makanan
karena persediaaan makanan di kota cenderung lebih lengkap
dibandingkan di desa. Sedangkan pada daerah terpencil, akses
untuk pembelian bahan makanan akan terbatas dan makanan
yang dijajakan cenderung kurang sehat. Contohnya penjual
jajanan keliling yang menjajakan jajanan yang tidak sehat dan
mengandung banyak minyak yang sudah lama pakai. Tetapi
hal tersebut justru disukai oleh anak-anak tanpa memikirkan
dampak yang akan dialami. Jajanan yang biasanya lewat
seperti goreng-gorengan, makanan yang mengandung kadar
gula tinggi dan mengandung pewarna sintetis.

c. Agama

Pandangan yang didasari oleh agama, terutama agama islam


yang mayoritas di Indonesia. Misalnya pada agama islam
disebut suatu makanan jika dikonsumsi maka hukumnya haram
dan ketika seorang individu mengkonsumsinya dengan sengaja
maupun tidak maka hukumnya dosa dan dapat membahayakan
jasmani serta rohani bagi yang mengkonsumsinya. Konsep
halal dan haram sangat dipengaruhi pada pemilihan bahan
makanan yang akan di konsumsi.

d. Pendidikan

Faktor pendidikan kali ini biasanya dikaitkan dengan


pengetahuan, hal tersebut akan berpengaruh terhadap
pemilihan bahan makanan. Sebagai contoh terdapat orang tua
dengan lulusan Sekolah Dasar maka pemilihan bahan makanan
yang akan dikonsumsi untuk keluarga serta anak-anaknya yang
paling penting yaitu mengenyangkan tanpa peduli bagaimana
12

makanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan gizi keluarganya


atau bahkan sesuai gizi seimbang. Berbeda dengan orang tua
yang lulusan perguruan tinggi atau minimalnya Sekolah
Menengah Atas, orang tua tersebut akan memikirkan
bagaimana pemilihan bahan makanan agar dapat memenuhi
kebutuhan gizi keluarganya dengan cukup mengandung semua
jenis zat gizi serta memperhatikan kualitas kuantitas dan mutu
bahan yang akan dikonsumsi.

e. Lingkungan

Faktor lingkungan cukup dominan pengaruhnya terhadap


pembentukan perilaku makan. Lingkungan yang dimaksud
dapat berupa lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal,
serta lingkungan masyarakat. Seperti contohnya di dalam
masyarakat dia tinggal.

3. Aspek perkembangan anak

a. Perkembangan kognitif

Jean Piaget membagi perkembangan kognitif menjadi empat


tahap, yaitu tahap sensorimotorik (0-24 bulan) masa dimana anak
dapat memahami dunianya melalui gerak dan indera, tahap
praoperasional (2-7 tahun) masa dimana anak dapat berkembang
dengan memilii kecakapan motorik meskipun masih dianggap jauh
dari logis, tahap operasional konkret (7-11 tahun) usia dimana anak
mulai berfikir secara logis, tahap operasional formal (11 tahun ke
atas) tahap terakhir ini anak mampu melakukan penalaran abstrak
dan imajinasi telah berkembang

b. Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik dibagi menjadi dua, yaitu motorik kasar


yang merupakan aspek yang erat kaitannya dengan perkembangan
13

gerak dan posisi tubuh sedangkan motorik halus adalah suatu


koordinasi halus pada otot-otot kecil yang digunakan untuk
memainkan peran utama dalam koordinasi halus.

4. Pola pertumbuhan anak usia prasekolah

Worthington-Roberts dan Williams (2000) menyebutkan bahwa


pertambahan berat badan pada masa prasekolah ini sekitar 1,8 – 2,7
kg/tahun. Sementara itu penambahan panjang dan tinggi badan sekitar 7,6
cm dari usia 1 sampai 7 tahun. Beberapa faktor meningkatkan
pertumbuhan otot dan tulang, misalnya dengan kegiatan sehari-hari seperti
berlari, melompat, dan mengangkat, serta membawa juga memegang
benda dapat mendukung pertumbuhan otot. Pada usia ini anak sedang
tidak begitu tertarik kepada makanan karena perhatiannya banyak tersita
dengan lingkungan baru disekitarnya. Selain itu, pada masa ini
pertumbuhan motorik kasar dan halus anak sedang berkembang dengan
pesat sehingga anak tampak sedang fokus pada kemampuan barunya
tersebut.

5. Kebutuhan gizi anak usia pra sekolah

Periode anak pada usia >1 tahun ini dikenal dengan istilah periode
anak usia prasekolah. Optimalisasi lingkungan tumbuh kembang anak
pada masa ini merupakan investasi kunci dari kualitas dan produktivitas
anak di masa selanjutnya. Faktor gizi merupakan salah satu faktor tumbuh
kembang optimal. Memenuhi kebutuhan gizi anak dan memebrikan
stimulus merupakan hal yang perlu diprioritaskan oleh orang tua.
Mencukupi kebutuhan gizi anak bisa terlaksana dengan baik apabila orang
tua mengetahui kebutuhan gizi anak, cara pemenuhan asupan gizi anak
dengan baik, dan upaya perbaikan asupan gizi, serta berperan aktif dalam
mendukung pola kebiasaan makan anak. Pengukuran status gizi dan
penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) juga menjadi penting untuk
mengetahui capaian pertumbuhan anak pada usia prasekolah.
14

Balita atau sering disebut dengan anak usia dibawah lima tahun
merupakan usia dalam daur kehidupan dimana pertumbuhan tidak sepesat
pada masa bayi, tetapi aktivitas di masa tersebut mulai meningkat. Usia
balita merupakan masa kehidupan yang sangat penting dan perlu perhatian
serius (Adriani, 2012). Angka kecukupan zat gizi didasarkan pada
beberapa penelitian kemudian dikembangkan dari kebutuhan bayi dan
orang dewasa. Perbedaan kecukupan zat gizi pada kelompok anak cukup
signifikan, sehingga pada Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan
untuk anak berdasarkan kelompok usia (Almatsier, 2004).

Tabel 1. Kecukupan gizi anak

Zat gizi Anak Anak


usia 1-3 usia 4 -6
tahun tahun

Energi 1350 1400


(kkal)
Protein (g) 20 25
Lemak (g) 45 50
Karbohidrat 215 220
(g)

Sumber : Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2019

a. Energi

Kebutuhan energi sehari-hari pada balita disesuaikan menurut usia,


tinggi badan atau berat badan. Energi dalam tubuh digunakan untuk
metabolisme basak, aktivitas fisik, pertumbuhan dan perkembangan
balita.

b. Protein

Protein diperlukan sebagai zat pembangun yang merupakan


sumber asam amino esensial dimana berfungsi untuk pertumbuhan
dan pembentukan antibodi, sel-sel tubuh yang rusak, memelihara
15

keseimbangan asam basa dalam cairan tubuh, dan sumber energi.

c. Lemak

Terdapat tiga fungsi penting lemak bagi tubuh yaitu sebagai


sumber lemak esensial, zat pelarut vitamin A,D,E,K dan pemberi rasa
sedap pada makanan. Pada usia ini disarankan untuk mengkonsumsi
asam lemak esensial (asam linoleat) 1-2% dari total energi.

d. Karbohidrat

Karbohidrat diperlukan pada balita sebagai sumber energi. Pada


karbohidrat tidak ada batasan minimum karena glukosa dalam
sirkulasi dapat dibentuk dari protein dan gliserol.

6. Status Gizi

Status Gizi mempunyai hubungan yang signifikan dengan


perkembangan motorik anak. Status gizi yang buruk berdampak 5,7 kali
lipat beresiko terjadinya keterlambatan perkembangan dan berpotensi
terjadinya perkembangan yang tidak sesuai dengan usianya. Artinya
bahwa anak yang mengalami kekurangan makanan yang bergizi dapat
menyebabkan anak lemah dan tidak aktif sehingga terjadi keterlambatan
pertumbuhan dan perkembangan. Status gizi yang baik dapat bermanfaat
untuk anak menerima segala bentuk stimulasi yang diberikan. Selain status
gizi kurang, status gizi lebih juga berdampak negatif terhadap tumbuh
kembang anak sehingga menjadi rentan untuk terkena penyakit. Seseorang
dapat dikaatakan mencapai pertumbuhan optimal ketika dapat mencapai
standar pertumbuhan pada usianya.

7. Klasifikasi status gizi

Penilain status gizi dapat diukur menggunakan ukuran


16

antropometri. Di Indonesia ukuran baku hasil pengukuran berat badan dan


tinggi badan menggunakan ukuran baku PMK No.2 Tahun 2020 :

Tabel.2 Kategori ambang batas ststus gizi balita


berdasarkan BB/PB

Berat badan Obesitas : > +3 SD


menurut usia
(BB/PB) anak Gizi lebih : >+ 2 SD sampai dengan
usia 0-60 bulan + 3 SD
Beresiko gizi lebih : >+ 1 SD
sampai dengan + 2 SD
Gizi baik : -2 SD sampai dengan +1
SD
Gizi kurang : -3 SD sampai dengan
<-2 SD
Gizi buruk : <-3 SD

Sumber: Standar Antropometri WHO 2020


17

B. Kerangka Teori

Status Gizi

Asupan Zat Gizi Infeksi Penyakit

Pengetahuan Pola Asuh Ibu dan Pelayanan


Anak Kesehatan

Pendidikan

Gambar 1. Kerangka Teori Gambaran Kebiasaan Makan dan Status Gizi Balita di
Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Sumber : WHO (2005), Supariasa (2009), yang dimodifikasi
18

C. Kerangka Konsep

Jumlah Makan

STATUS GIZI
Frekuensi Makan

Jenis Makan

Gambar 2. Kerangka konsep penelitian “Kebiasaan makan dan status gizi balita di
Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Yogyakarta”

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagimana gambaran frekuensi makan pada balita di Desa Seloharjo,


Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Yogyakarta?

2. Bagaimana gambaran jumlah makan pada balita di Desa Seloharjo,


Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Yogyakarta?

3. Bagaimana gambaran jenis makan pada balita di Desa Seloharjo,


Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Yogyakarta?

4. Bagaimana status gizi balita di Desa Seloharjo, Kecamatan


Pundong, Kabupaten Bantul, Yogyakarta?
19

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dengan menggunakan


rancangan cross sectional study untuk melihat gambaran kebiasaan
makandan statuz gizi pada balita.

B. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh ibu yang memiliki balita
di Desa Seloharjo, Pundong, Bantul, Yogyakarta sebanyak 564.

b. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah sebagian ibu yang memiliki


balita di Desa Seloharjo, Pundong, Bantul, Yogyakarta yang diambil
menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria :

1) Kriteria inklusi (penerimaan) :

a) Responden bersedia untuk mengikuti penelitian dengan baik.

b) Responden memiliki anak balita.

2) Kriteria ekslusi (penolakan) :

a) Responden menderita sakit berat yang membutuhkan perawatan


di rumah sakit.

b) Responden tidak bersedia mengikuti penelitian.

Besar sampel ditentukan dengan rumus Lemeshow dkk, 1997 :


20

n=

Keterangan :

n = besar sampel

p = perkiraan proporsi (9,75% = 0,0975) Dinkes DIY 2018

q = 1-p

d = tingkat presisi (10% = 0,1)

Z = tingkat kepercayaan 95% = 1,96

N = jumlah populasi

Berdasarkan rumus tersebut, maka besar sampel pada penelitian ini ada
lah :

n = (1,96)2 x 0,0975 x 0,9025 x 564 / (0,1)2 (564-1) + (1,96)2 x 0,0975 x


0,9025

n = 0,3343 x 564 / 5,63 + 0,3343

n = 186,12 / 5,964

n = 31.207 dibulatan menjadi 32 sampel

Jadi, besar sampel minimal pada penelitian ini yaitu 32 balita dengan
sasaran utama ibu balita.

C. Waktu dan Tempat

a. Waktu

Penelitian akan dilaksanakan pada November - Desember 2020

b. Tempat
21

Di Desa Seloharjo, Pundong, Bantul, Yogyakarta

D. Variabel Penelitian

Variabel terikat : Status gizi

Variabel bebas : Kebiasaan makan

E. Definisi Operasional Variabel

1. Kebiasaan makan balita

Kebiasaan makan adalah bagaimana cara individu atau


kelompok dari individu untuk memilih pangan yang akan
dikonsumsi. Kebiasaan makan bukan bawaan sejak lahir namun
dapat diartikan sebagai hasil belajar (Suhardjo, 1989). Terdapat tiga
aspek dalaam penilaian kebiasaan makan, meliputi jenis makan,
frekuensi makan, dan jumlah makan yang dikonsumsi. Ketiga
aspek tersebut dapat dinilai menggunakan metode kuisioner
SQFFQ

a. Jenis makan

Jenis makan merupakan sejenis makanan pokok yang


dimakan individu setiap hari yang terdiri terdiri dari makanan
pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran dan buah yang
dikonsumsi setiap hari (Sulistyoningsih, 2011). Jenis makanan
yang dikonsumsi oleh balita menggunakan SQFFQ
menggunakan skala ordinal dengan klasifikasi :

1) Kurang = jika jenis makanan yang dikonsumsi balita selama


kurun waktu tertentu lebih dari tiga jenis kelompok
makanan.
22

2) Baik = jika jenis makanan yang dikonsumsi balita ≥ 3 jenis


kelompok makanan.

b. Frekuensi makanan

Frekuensi makan di definisikan berapa banyaknya makan


individu dalam sehari meliputi makan pagi, makan siang, makan
malam dan makan selingan (Depkes, 2013). Jenis makanan yang
dikonsumsi oleh balita menggunakan SQFFQ dan skala ordinal
dengan klasifikasi :

1) Kurang = jika frekuensi makan balita dalam sehari < 3


kali

2) Baik = jika frekuensi makan balita dalam sehari 3 kali

3) Lebih = jika frekuensi makan balita dalam sehari >3


kali.

c. Jumlah makan

Jumlah makan merupakan berapa banyaknya makanan yang


dikonsumsi dalam setiap orang atau setiap individu dalam
kelompok (Willy, 2011). Jumlah makanan yang dikonsumsi oleh
balita menggunakan SQFFQ kemudian dibandingkan dengan
kecukupan gizi menurut AKG 2019 menggunakan skala ordinal
dengan klasifikasi :

1) Kurang = jika hasil perhitungan skor asupan <70%

2) Cukup = jika hasil perhitungan skor asupan >70-80%

3) Baik = jika hasil perhitungan sjor asupan 80% - 110%

4) Lebih = jika hasil perhitungan skor >110%

2. Status gizi balita


23

Suatu kondisi ukuran tubuh balita yang dinilai berdasarkan berat


badan, tinggi badan dan usia balita kemudian dihitung dan
diinterpretasikan dalam parameter menurut BB/PB menggunakan
skala ordinal dengan klasifikasi :

1) Gizi buruk : <-3 SD

2) Gizi kurang : -3 SD sampai dengan <-2 SD

3) Gizi baik : -2 SD sampai dengan +1 SD

4) Beresiko gizi lebih : >+ 1 SD sampai dengan + 2 SD

5) Gizi lebih : >+ 2 SD sampai dengan + 3 SD

6) Obesitas : > +3 SD
24

F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data pada penelitian ini terdiri atas dua data yaitu data
primer dan data sekunder.

1) Data primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan dengan cara


pengisian kuisioner langsung oleh responden. Pengisian kuisioner
SQFFQ menggunakan media google formulir.

2) Data sekunder

Data sekunder merupakan data umum yang dikumpulkan dari


Puskesmas Pundong dengan data berupa banyaknya balita di Desa
Seloharjo, Pundong, Bantul dan data berat badan serta tinggi badan
yang terakhir kali dilakukan pengukuran oleh balita.

G. Alat ukur atau Instrumen dan Bahan Penelitian

Instrumen sebagai alat bantu dalam menggunakan metode


pengumpulan data merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam
benda misalnya angket atau kuisioner.

Instrumen pada penelitian ini :

a. Kuisioner SQFFQ yang sudah dilengkapi dengan formulir identitas


untuk mempereh data kebiasaan makan balita.

b. Buku foto makanan.

c. URT (Ukuran Rumah Tangga).

d. Laptop.
25

e. Kalkulator.

H. Prosedur Penelitian

Menurut (Nursalam,2013) prosedur penelitian data merupakan suatu


proses pendekatan kepada subjek dan pengumpulan karakteristik subjek
yang dilakukan dalam suatu penelitia. Untuk penelitian ini prosedur yang
ditetapkan yaitu :

1) Tahap perizinan

a. Menyusun proposal penelitian

b. Menentukan lokasi penelitian.

c. Pengurusan permohonan izin penelitian.

d. Melakukan uji reliabilitas setelah mendapat izin dari kepala


Puskesmas Pundong

e. Melakukan pengambilan data di Puskesmas Pundong setelah


mendapatkan izin dari Kepala Puskesmas Pundong.

f. Mempersiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan.

2) Tahap pelaksanaan

a. Mengkonfirmasi kembali ketersediaan responden sebagai


subjek penelitian.

b. Menghubungi responden dan mengirim link google formulir


untuk pengisian kuisioner SQFFQ.

c. Peneliti menyiapkan peralatan dan alat bantu yang dapat


mempermudah dalam pengumpulan data.

d. Memperoleh data kebisaan makan, tinggi badan dan berat


26

badan subjek.

e. Melakukan pengolahan data.

I. Manajemen Data

1. Pengolahan data

Langkah-langkah dalam pengolahan data yaitu sebagai berikut :

a. Editing

Merupakan kegiatan untuk pengecekan kembali dan


perbaikan terhadap data responden dan penilaian
wawancara.

b. Coding

Yaitu langkah untuk mengubah data bentuk kalimat


menjadi data bentuk angka atau bentuk bilangan.

c. Memasukkan data atau Processing

Adalah data dalam bentuk kode dimasukkan ke dalam


master table.

d. Tabulating

Membuat master tabel dari data yang telah dikumpulkan


untuk diolah dan dianalisis selanjutnya

e. Cleaning

Jika semua data responden sudah dimasukkan, maka


tetap perlu pengecekan kembali untuk melihat
kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan penulisan.
27

2. Analisis data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis


univariat (analisis deskriptif) bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian yaitu
kebiasaan makan pada anak obesitas dalam bentuk presentase, tabel,
diagram atau grafik diserai dengan penjelasan.
28

J. Etika Penelitian

Secara garis besar dalam melaksanakan sebuah penelitian ada empat


(4) prinsip yang harus dipegang teguh yaitu :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia

Menjelaskan secara detai terhadap responden terkait prosedur


penelitian, meliputi tujuan penelitian, manfaat penelitian,
ketidaknyamanan yang ditimbulkan, dan peneliti memberikan
kebebasan kepada responden mengenai akan memberikan jawaban
atau tidak.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian

Pada penelitian ini peneliti tidak mencantumkan nama asli


responden namun diganti dengan nama inisial dan peneliti menjamin
kerahasiaan terkait data dari responden.

3. Keadilan dan inklusivitas atau keterbukaan

Peneliti memenuhi prinsip keterbukaan dengan tidak membedakan


bahwa semua responden akan memperoleh keuntungan yang sama
tanpa membeda-bedakan.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan

Pada penelitian kali ini peneliti menjelaskan kepada responden


terkait manfaat dan kerugian dari penelitian. Manfaat penelitian bagi
responden yaitu responden dapat mengetahui dan menambah
pengetahuan mengenai pola makan yang baik untuk meanggulangi
masalah obesitas, sedangkan kerugian yang timbul yaitu berupa
ketidaknyamanan pada responden karena telah menggunakan waktu
responden untuk penelitian.
29

DAFTAR PUSTAKA

Fikawati, Sandra, dkk. (2017). Gizi anak dan remaja. Ed. 1. Cet. 1. Depok :
Rajawali Pers.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Editor ; IG.N. Gde Ranuh. Jakarta :
EGC.

Heryanti, Evi. 2009. FKM Universitas Indonesia

Putri, Dila Fajrina. 2018. Faktor Risiko Kejadian Obesitas pada Siswa SMA
Negeri 1 Jatiwangi Kabupaten Majalengka. Semarang.

Kurniawati Yulia.2016. Hubungan Antara Pola Makan, Asupan Energi, Aktivitas


Fisik dan Durasi Tidur dengan Kejadian Obesitas pada Polisi.
Banjarmasin.

Sunaryo Merry. 2018. Gambaran Pola Makan Terhadap Status gizi siswa di SD
Putra Indonesia Surabaya. Jurnal Fakultas Kesehatan Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Nadlatul Ulama Surabaya, Vol 4 No.
1.

Siswati, Tri. 2018. Naskah Orasi Ilmiah “Determinan Sosial, Struktural, dan
Biologi Stunting Balita di Indonesia”. Yogyakarta

Putri, Harumita Prasasti. 2018. Pengaruh Kebiasaan Makan Keluarga Terhadap


Status Gizi Anak di SDN Babak Sari Kecamatan Dukun Kabupaten
Gresik. Jurnal Fakultas Teknik Program Studi Tata Boga Universitas
Negeri Surabaya.

Sajawandi, Labib. Pengaruh Obesitas Pada Perkembangan Siswa Sekolah Dasar


Dan Penanganannya Dari Pihak Sekolah dan Keluarga. Purwokerto.

Global Database on Child Growth and Malnutrition. 2019. Diakses pada 16


30

Oktober 2020 < https://www.who.int/nutgrowthdb/estimates2018/en >

Profil Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. 2018. Diakses pada 28


Desember 2020 <
https://www.dinkes.jogjaprov.go.id/download/download/27 >

Amaranggani, Pramitha Primanggita Ayu. 2018. Hubungan Kejadian Stunting


dengan Perkembangan Sosial Emosional Anak Prasekolah di Wilayah
Kerja Puskesmas Kalasan Kabupaten Sleman. Yogyakarta. Skripsi
Jurusan Kebidanan Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta.

Makrufiyani, Dini. 2018. Faktor-faktor yang Memengaruhi Status Perkembangan


Balita Usia 1-3 Tahun di Wilayah Puskesmas Gamping 2 Sleman.
Yogyakarta. Skripsi Jurusan Kebidanan Prodi Sarjana Terapan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

Hasibuan, Tri Hartika Putri. 2019. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi
Pada Balita. Medan. Jurnal Kebidanan : Universitas Prima Indonesia.

Damasita, Whiksanti Ardya. 2019. Status Sosial Ekonomi Terhadap Status


Stunting Pada Anak Baduta di Wilayah Kerja Puskesmas Sewon I Bantul.
Skripsi. jurusan Gizi Prodi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika :
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
31

LAMPIRAN

FORMULIR SEMI QUANTITATIVE FOOD FREQUENCY


QUESTIONNAIRE

Cara mengisi formulir SQFFQ:


1.   Pengambil data mewancarai sampel mengenai seberapa sering sampel mengonsumsi bahan makanan/makanan tersebut.
2.   Pilih kategori yang tersedia pada “list” pilihan, yaitu hari,minggu.
3.   Pengambil data mengkonversi seluruh kategori dalam hari ( 1 minggu= 7 hari).
4.   Pengambil data mengalikan berat (g) setiap bahan makanan dengan frekuensi.

Berat
Nama : badan :
(kg)
Jenis
Usia : kelami :
n
Tinggi
:
badan (cm)

Banyak
nya
Ke
Tiap Frekuensi Konsumsi
t.
Konsum
URT si
N
Nama BM Standar 2
o
Porsi - ≥4 2-
G 1- 1x 1x ≥4
UR T 3 x/ 3x
ra 3/b /m /h x/
T P x/ m /h
m ln g r hr
m g r
g
MAKANAN POKOK
SEREALIA DAN PRODUK OLAHANNYA
piring
Nasi putih 1                      
1 sedang
2 Roti 1 buah/lbr                      
32

(Sebutkan
…)
Mie mangko
(Sebutkan 1 k                      
3 …) sedang
mangko
Bihun
1 k                      
(basah)
4 sedang
5 …                          
6 …                          
7 …                          

UMBI-UMBIAN
Kentang buah
1                      
1 kuning sedang
Singkong potong
1                      
2 putih sedang
Ubi jalar biji
1                      
3 kuning sedang
Ubi jalar biji
1                      
4 putih sedang
Ubi jalar biji
1                      
5 ungu sedang
6 …                          
7 …                          
8 …                          
PROTEIN HEWANI
PROTEIN HEWANI DAN PRODUK OLAHANNYA
potong
Ayam 1                      
1 sedang
Telur ayam
1 Butir                      
2 ras
Daging potong
1                      
3 sapi sedang
Daging potong
1                      
4 kambing sedang
5 Ikan 1 Ekor                      
potong
Hati ayam 1                      
6 sedang
7 …                          
8 …                          
9 …                          
PROTEIN NABATI
33

KACANG-KACANGAN DAN PRODUK OLAHANNYA


Tempe potong
1                      
1 kedelai sedang
potong
Tahu 1                      
2 sedang
Kacang
1 Sdm                      
3 merah
Kacang
1 Sdm                      
4 hijau
5 …                          
6 …                          
 
                     
7 …

SAYURAN
sendok
Bayam 1                      
1 sayur
sendok
Bunga kol 1                      
2 sayur
Caisin/ sendok
1                      
3 sawi hijau sayur
Banyak
Freku
nya
ensi
    Tiap        
Konsu
Konsu
msi
msi
URT M
N Ke
Nama BM Standar i
o t.
Porsi H n
U
Gr ar g
    R        
am ia g
T
n u
a
n
Kacang sendok
1                      
4 panjang sayur
sendok
Kangkung 1                      
5 sayur
sendok
Kol 1                      
6 sayur
Taoge/
1 Sdm                      
7 kecambah
sendok
Wortel 1                      
8 sayur
34

9 …                          
1
                         
0 …
1
                         
1 …
JENIS SAYUR MATANG
sendok
Sup-… 1                      
1 sayur
sendok
Bening-… 1                      
2 sayur
sendok
Lodeh-… 1                      
3 sayur
sendok
Bobor-… 1                      
4 sayur
sendok
1                      
5 Tumis-… sayur
sendok
1                      
6 Cha-… sayur
                             
BUAH-BUAHAN
buah
Pisang 1                      
1 sedang
potong
Pepaya 1                      
2 sedang
buah
Apel 1                      
3 sedang
buah
Jeruk 1                      
4 sedang
potong
Semangka 1                      
5 besar
potong
Melon 1                      
6 sedang
7 …                          
8 …                          
9 …                          
MINUMAN
gls
Tea 1 belimbi                      
1 ng
gls
Kopi 1 belimbi                      
2 ng
3 Susu 1 gls                      
belimbi
35

ng
gls
Sirup 1 belimbi                      
4 ng
Soft drink
botol
(sebutkan 1                      
sdg
5 …)
Minuman
suplemen
                         
(sebutkan..
6 .)
7 …                          
8 …                          
9 …                          
SNACK/SELINGAN/MAKANAN TAMBAHAN
Gorengan
potong
(sebutkan 1                      
sedang
1 …)
2 …                          
3 …                          
4 …                          
Kue kering
(sebutkan
5 …) 1 Keping                      
6 …                          
7 …                          
8 …                          
batang
9 Coklat 1 sedang                      
1
0 Kerupuk 1 buah                      
Jajanan
pasar/kelili
ng
1 (sebutkan
1 …)                          
1
2 …                          
1
3 …                          
1
4 …                          
1 …                          
36

5
1
6 …                          

Anda mungkin juga menyukai