49 276 1 PB PDF
49 276 1 PB PDF
2(2): 45–50
Sejarah artikel: Meningkatnya prevalensi penyakit diabetes melitus di Indonesia menyebabkan peningkatan penggunaan
Penerimaan naskah: 31 obat anti diabetes yang berpengaruh pada prevalensi kejadian efek samping. Untuk mengkaji efek
Maret 2017 samping pada penggunaan obat digunakan Algoritma Naranjo, yang merupakan skala resmi di Indonesia
Penerimaan naskah untuk mengukur potensi efek samping. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi efek samping
revisi: 19 September terapi obat anti diabetes pada pasien diabetes melitus rawat jalan di Puskesmas Kota Malang. Penelitian
2017 Disetujui untuk ini dinyatakan laik etik dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya No. 215/EC/KEPK- S1-
dipublikasikan 29 FARM/03/ 2015. Penelitian ini observasional menggunakan rancangan purposive sampling dengan
September 2017 kriteria inklusi pasien DM telah menggunakan terapi minimal 3 bulan dan menggunakan Algoritma
Naranjo sebagai alat bantu pengukuran potensi efek samping. Penelitian ini dilakukan dengan cara
Kata kunci : wawancara terstruktur dan pengisian kuesioner oleh responden sebanyak 69 responden. Selanjutnya
Algoritma Naranjo, dilakukan penghitungan skor Algoritma Naranjo yang dicocokkan dengan skala potensi efek samping.
efek samping, Hasil penelitian menunjukkan efek samping potensial mual pada penggunaan Metformin 18,53%
diabetes melitus. (Definite) dan Glimepiride 13,33% (Definite). Glibenklamid berpotensi menimbulkan efek samping
hipoglikemia 15,79% (Definite). Kesimpulan penelitian adalah penggunaan obat anti diabetes dapat
menimbulkan efek samping potensial berdasarkan pengukuran Algoritma Naranjo.
* Corresponding author: Anisyah Achmad, Sp.FRS., Apt, Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Telp: +62-341-
551611, Fax: +622-341-565420 E-mail address : 3littleangels@ub.ac.id
Putra et al: Kejadian Efek Samping Potensial…………………………………………………………………….………………………………………...46
1. Pendahuluan 2. Metode
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis Penelitian dilakukan secara observasional dengan
yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk pendekatan cross sectional menggunakan teknik purposive
memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan yang sampling untuk pemilihan sampel pasien dan puskesmas.
tidak efektif dari produksi insulin. Hal ini ditandai dengan Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Dinoyo,
tingginya kadar glukosa darah. Diabetes Melitus terdiri dari Kedungkandang, dan Kendalsari bulan Maret-Mei 2015.
dua tipe yaitu tipe pertama DM yang disebabkan keturunan Pemilihan puskesmas berdasarkan keberadaan Apoteker dan
dan penyakit autoimun, serta tipe kedua yang disebabkan perwakilan dari wilayah Kota Malang berdasar area barat,
gaya hidup. Secara umum, hampir 80% prevalensi diabetes timur, utara dan selatan. Persetujuan etik didapatkan dari
melitus adalah DM tipe 2.1 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya No.
Menurut laporan World Health Organization 215/EC/KEPK- S1- FARM/03/ 2015. Kriteria inklusi untuk
(WHO), Indonesia menempati urutan keempat terbesar dari puskesmas adalah yang memiliki prevalensi penderita
jumlah penderita diabetes melitus dengan prevalensi 8,6% diabetes melitus terbanyak di Kota Malang yang dapat
dari total penduduk sedangkan posisi urutan di atasnya yaitu diketahui dari Dinas Kesehatan Kota Malang, sedangkan
India, Cina, dan Amerika Serikat. WHO memprediksi untuk sampel adalah pasien diabetes melitus rawat jalan
kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta yang menerima terapi obat anti diabetes, telah menderita
pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. DM minimal tiga bulan yang dibuktikan melalui data rekam
International Diabetes Foundation (IDF) pada tahun 2009 medis dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini
memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM dari 7 juta dengan pengisian lembar persetujuan. Kriteria eksklusi
pada tahun 2009 menjadi 12 juta pada tahun 2030. Dari untuk puskesmas adalah puskesmas di luar Kota Malang dan
laporan tersebut menunjukkan peningkatan jumlah tidak bersedia untuk dijadikan lokasi pengambilan data,
penyandang DM sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2030.2 sedangkan untuk pasien adalah pasien DM rawat jalan yang
Berdasarkan angka pravelensi penderita DM di mengalami komplikasi penyakit lain, mengonsumsi obat-
Indonesia, penggunaan obat anti diabetes mengalami obatan jangka panjang yang memiliki efek samping sama
peningkatan yang dapat berpengaruh pada prevalensi dengan efek samping obat anti diabetes karena akan
terjadinya efek samping. Berdasarkan sebuah penelitian berpotensi menyebabkan bias pada skor penilaian.
terhadap penggunaan obat anti diabetes, diketahui bahwa
Instrumen penelitian menggunakan formulir
efek samping dari obat anti diabetes merupakan masalah
Algoritma Naranjo dan lembar pengumpulan data. Peneliti
serius yang seharusnya dapat ditanggulangi.3
melakukan wawancara pada pasien untuk menjawab poin-
Saat ini, penelitian terkait penatalaksanaan pasien
poin pertanyaan pada Algoritma Naranjo. Setiap poin pada
DM terfokus pada pengobatan dan perubahan gaya hidup
tiap pertanyaan akan dijumlahkan dan dilakukan
pada pasien,4-6 namun sedikit sekali penelitian yang
pencocokan dengan Skala Algoritma Naranjo yaitu skor 0
melakukan pengkajian terkait efek samping terkait regimen
(Doubtful) yang berarti bukan merupakan efek samping, 1-
obat anti diabetes yang diberikan pada pasien. Efek samping
4 (Possible) mungkin merupakan efek samping, 5-8
yang timbul dari suatu pengobatan dapat menurunkan
(Probable) kemungkinan besar terjadi efek samping dari
kualitas hidup pasien , baik dari segi fisik ataupun ekonomi.
obat yang dicurigai, dan ≥ 9 (Definite) pasti terjadi kejadian
Prevalensi munculnya efek samping terkait pemberian terapi
efek samping.7,8
obat anti diabetes pada pasien diabetes melitus rawat jalan
tidak diketahui secara pasti karena masih minimalnya 3. Hasil
penelitian tentang hal tersebut. Perlu dilakukan pengkajian
terhadap potensi efek samping dengan menggunakan Demografi pasien, obat, dan efek samping
metode tertentu. Sampel sebanyak 69 pasien DM yang memenuhi
Pengkajian efek samping penggunaan obat kriteria inklusi berasal dari tiga puskesmas yang berbeda
dilakukan di puskesmas Kota Malang karena masih yaitu Puskesmas Dinoyo sebanyak 26 orang, Puskesmas
sedikitnya pasien yang mengalami komplikasi penyakit, Kedungkandang sebanyak 29 orang, dan Puskesmas
sehingga efek samping yang timbul pada pengobatan Kendalsari sebanyak 14 orang. Pengambilan data dilakukan
kejadiannya lebih dominan karena obat bukan karena di puskesmas untuk 29 pasien dan 40 orang lainnya dengan
progresivitas penyakit. Algoritma Naranjo merupakan skala cara mendatangi kediaman pasien. Data demografi pasien
yang resmi dipakai di Indonesia untuk pengkajian potensi dapat dilihat pada Gambar 1.
efek samping. Algoritma ini mengukur potensi efek samping Total pasien penderita diabetes melitus yang sesuai
melalui kuesioner dengan skala tertentu yang menunjukkan kriteria inklusi pada penelitian ini terbesar adalah berjenis
besar potensi efek samping pada suatu terapi. Algoritma kelamin wanita sebayak 47 orang (68,12 %). Responden
Naranjo dipilih karena dapat menganalisis kejadian efek yang merupakan pasien DM rawat jalan dengan jumlah usia
samping secara kuantitatif dan kualitatif.7,8 terbanyak pada kelompok 51-60 tahun yaitu sejumlah 34
orang dengan persentase sebesar 49,28% (Gambar 2).
Putra et al: Kejadian Efek Samping Potensial……..………………………………………………………………………………………………………..47
40% 31.88%
Konstipasi 5.26%
20%
0% Tremor 5.26%
3.70%
EFEK SAMPING
Laki-Laki Jenis Kelamin Perempuan
Pusing 5.26%
11.11%
Gambar 1. Persentase Jenis Kelamin Pasien Hipoglikemia 15.79%
11.11%
60% Muntah 5.26%
49.28%
Persentase Kelompok Usia
3.70%
50%
13.33%
40% Mual 5.26%
30.43% 18.52%
30%
18.84% 0% 20% 40% 60% 80% 100%
20% PERSENTASE EFEK SAMPING
10% 1.45% Insulin Detemir Insulin Aspart Glimepiride
0% Glibenklamid Metformin
41-50 tahun 52-60 tahun 61-70 tahun 71-80 tahun Gambar 4. Persentase Kejadian Efek Samping Obat pada Pemberian
Kelompok Usia Obat Anti Diabetes
Tremor 1
Definite menunjukkan definite yang menunjukkan bahwa keluhan
Pusing 3 pada pasien merupakan efek samping yang diakibatkan oleh
Probable
Muntah 1 penggunaan obat yang dicurigai. Pada pertanyaan ke-6
Possible terkait pemberian plasebo dan ke-7 terkait terdeteksinya
2
2
Mual 1 konsentrasi toksik obat yang dicurigai, tidak dapat dijawab.
Doubtful
Hal ini disebabkan pasien tidak pernah diberikan plasebo
0 1 2 3 dan dilakukan pengecekan terhadap konsentrasi obat dalam
Jumlah Pasien darah. Pada pertanyaan ke-10 terkait efek samping obat
dengan bukti yang objektif, semua pasien tidak
Gambar 5. Penyebaran Skala Naranjo Pada Efek Samping Berdasarkan diketahui,kejadian efek sampingnya.. Hal ini dikarenakan
Penggunaan Metformin tidak ada bukti berupa catatan pada rekam medik yang
menunjukkan bahwa pasien mengalami efek samping.
1
Perbedaan efek samping yang dialami pasien dapat
Hipoglikemia 1
1 disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu usia, obat, adanya
penyakit penyerta, dan genetik. Pada pasien geriatrik,
Efek Samping
Tremor 1
Definite kondisi metabolisme tubuh sudah menurun yang disebabkan
Pusing 1
Probable oleh penurunan fungsi organ 30 -40%. Faktor obat yaitu sifat
Konstipasi 1
1 dan potensi obat untuk menimbulkan efek samping seperti
Possible pemilihan obat, jangka waktu penggunaan obat, dan adanya
Mual 1
Doubtful interaksi antar obat. Masing-masing obat memiliki
mekanisme dan tempat kerja yang berbeda-beda sehingga
0 1 2 3
dapat menimbulkan efek samping yang berbeda.10
Jumlah Pasien Pada penelitian ini, ditemukan sebanyak 39,13%
pasien menerima terapi obat anti diabetes golongan biguanid
Gambar 6. Penyebaran Skala Naranjo pada Efek Samping Berdasarkan yaitu Metformin dibandingkan dengan pemberian terapi
Penggunaan Glibenklamid
obat anti diabetes lainnya (Glibenklamid, Glimepirid, dan
terapi Insulin). Hal ini dikarenakan penggunaan Metformin
dapat menurunkan kadar glukosa darah tanpa menyebabkan
Efek Samping
dilakukan oleh tenaga kesehatan di puskesmas. penggunaan Glimepirid dapat memicu terjadinya reaksi efek
Pada reaksi efek samping hipoglikemia yang samping berupa rasa mual (nausea) dan muntah
timbul akibat penggunaan dari Metformin, ditemukan pada (vomiting).24 Timbulnya mual, tremor, dan pusing,
tiga pasien dengan total skor Algoritma Naranjo yang merupakan gejala awal dari hipoglikemia akibat
berbeda yaitu 5 pada seorang pasien dan 9 untuk dua pasien penggunaan obat golongan Sulfonilurea.21
lainnya. Metformin merupakan obat antidiabetik golongan Penggunaan Insulin untuk pasien DM di
biguanid yang pada penggunaannya dapat menimbulkan Puskesmas Kota Malang belum dilakukan. Hal ini
reaksi efek samping metabolik yaitu hipoglikemia.15 merupakan kebijaksanaan puskesmas sebagai fasilitas
Mekanisme potensi hipoglikemia diinduksi Metformin kesehatan kelas II. Pasien DM yang berkunjung ke
termasuk penurunan produksi glukosa hepatik dan puskesmas biasanya belum terkena komplikasi DM dan
penurunan penyerapan glukosa.16 kualitas hidup masih baik. Sehingga dengan minimalnya
Metformin juga dapat menimbulkan rasa pusing komplikasi, penggunaan Insulin juga tidak ada. Apabila ada
yang terjadi pada 3 pasien dengan total skor yang berbeda pasien yang memerlukan Insulin maka akan dirujuk ke
yaitu seorang pasien dengan skor 4 yang dapat rumah sakit.
diimplementasikan possible, dan dua pasien lainnya
memiliki skor 5 yang dapat diimplementasikan probable. 5. Ucapan Terima Kasih
Penggunaan Metformin dapat memicu timbulnya pusing. 15
Rasa pusing pada penggunaan Metformin merupakan salah Ucapan terima kasih disampaikan kepada segenap
satu gejala hipoglikemia.17 apoteker dan staf di Puskesmas Dinoyo, Puskesmas
Tremor pada satu pasien dengan total skor 8 yang Kedungkandang, dan Puskesmas Kendalsari yang telah
dapat dikategorikan probable. Penggunaan Metformin dapat membantu kelancaran pelaksanaan penelitian ini.
menimbulkan kelainan pada sistem saraf dan menimbulkan
tremor.18 Metformin dapat menyebabkan terjadinya
6. Daftar Pustaka
malabsorpsi vitamin B12 pada ileum sehingga akan
menimbulkan gangguan pada sistem saraf dengan 1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tahun
munculnya tremor.19 2030 Prevalensi Diabetes Melitus Di Indonesia
Selain Metformin penggunaan obat antidiabetes Mencapai 21,3 Juta Orang. 2009.
yang juga menimbulkan efek samping adalah Glibenklamid. (http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-
Penggunaan obat ini menimbulkan efek hipoglikemia pada release/414-tahun-2030-prevalensidiabetes-melitus-
tiga orang pasien dengan total skor berbeda yaitu dua pasien di-indonesia-mencapai-213-juta-orang.html. Diakses
memiliki skor 5 dan 7 dapat diimplementasikan probable, 12 Desember 2014).
sedangkan pada seorang pasien lainnya didapati total skor 9. 2. PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan
Glibenklamid atau Glyburide merupakan obat anti diabetes Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta:
golongan Sulfonilurea yang memiliki efek samping poten PERKENI.2011
yaitu hipoglikemia.20 Hipoglikemia pada penggunaan obat 3. Vickova V, Cornelius V, Kasliwal R, Wilton L, Shakir
golongan Sulfonilurea (Glibenklamid dan Glimepirid) SA. Hypoglycaemia with oral antidiabetic drugs:
terjadi karena sesuai dengan mekanisme aksinya yaitu results from prescription-event monitoring cohorts of
stimulasi sel beta pankreas untuk meningkatkan produksi rosiglitazone, pioglitazone, nateglinide and
Insulin yang dapat menurunkan kadar glukosa darah. 21 repaglinide. Drug Saf. 2009;32:409–18
Efek samping lain yang muncul pada penggunaan 4. Istiqomatunnisa. Rasionalitas Penggunaan Obat Anti
Glibenklamid yaitu konstipasi. Ada dua pasien dengan total Diabetes dan Evaluasi Beban Biaya Perbekalan
skor yang berbeda yaitu 1 dan 5. Pasien yang menggunakan Farmasi pada Pasien Rawat Inap Kartu Jakarta Sehat
Glibenklamid dapat mengalami konstipasi walau jarang ada di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr. Mintohardjo.
laporan mengenai ADR tersebut.22 Skripsi. Tidak diterbitkan, Fakultas Kedokteran dan
Efek samping tremor juga ditemukan pada seorang Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri, Jakarta.
pasien pengguna Glibenklamid dengan total skor 8, 2014.
sedangkan untuk pasien yang mengalami mual terjadi pada 5. Khasanah M. Gaya Hidup pada Penderita Diabetes
seorang pasien dengan total skor 1. Efek samping pusing Melitus. Skripsi. Tidak diterbitkan, Fakultas Dakwah
muncul pada penggunaan Glibenklamid dengan skor 7. Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya.
Timbulnya mual, tremor, dan pusing merupakan gejala awal 2012.
dari hipoglikemia akibat penggunaan obat Sulfonilurea. 20 6. Widya D. Hubungan Status Gizi dan Aktivitas Fisik
Pada penggunaan Glimepirid, ditemukan 2 pasien Terhadap Diabetes Mellitus pada Lansia di Provinsi
yang mengalami efek samping berupa mual dengan total Kalimantan Barat. Skripsi. Tidak diterbitkan, Fakultas
skor masing-masing- 8 dan 9. Jumlah skor 8 berarti Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul, Jakarta.
kemungkinan rasa mual kemungkinan besar adalah efek 2015.
samping dari penggunaaan Glimepirid dan total skor 9 yang 7. Naranjo, CA, Busto U., Sellers, E.M., Sandor, P., Ruiz,
berarti rasa mual yang dialami oleh pasien ini adalah efek I., Robert, E.A., et al., A Method For Estimating the
samping dari penggunaan Glimepirid. Berdasarkan literatur,
Putra et al: Kejadian Efek Samping Potensial…………………………………………………………………….………………………………………...50