SALURAN KEMIH
TUTORIAL 4
Tutor : dr.Rissito Centricia Darumurti
Disusun oleh :
16711022
FAKULTAS KEDOKTERAN
JUNI 2017
Embriologi dan Anomali Ginjal dan Saluran Kemih
Dhiyaulhaq ‘Aqilatul Fadhilah Hakim (16711022)
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
I. PENDAHULUAN
Sistem kemih merupakan sistem pada tubuh yang berkonstribusi dalam
pengaturan homeostasis dengan mengatur osmolaritas darah, mengekskresi sisa-
sisa metabolisme tubuh, dan memproduksi hormon. Sistem kemih terdiri dari dua
ginjal, dua uretra, satu kandung kemih, dan satu uretra.
Ginjal berperan penting dalam sistem urinarius. Organ-organ yang lain
hanya sebagai jalur ataupun tempat menampung hasil ekskretori. Setiap hari ginjal
menyaring aliran darah tubuh untuk mengeluarkan racun, sisa-sisa metabolisme,
dan sisa-sisa ion dari dalam tubuh. Ginjal memiliki beberapa fungsi spesifik,
diantaranya yaitu meregulasi volume air dalam tubuh dan osmolaritasnya,
meregulasi ion pada cairan ekstra seluler, megatur keseimbangan asam dan basa
dalam jangka panjang, serta mengekskresi hasil metabolisme dan racun.[1]
Sel ginjal secara luas dapat diklasifikasikan menjadi parenkim (sel
fungsional) dan stroma (sel penyongsong). Dalam hal ini juga mencakup beberapa
jenis sel epitel dan mesenkim.[2]
Perkembangan embrionik individu sistem kemih dipelajari dalam
embriologi. Embriologi sistem kemih berasal dari mesoderma intermediet sama
seperti sistem genital. Maka dari itu, embriologi sistem kemih sering disebut
dengan embriologi urogenital. Dalam perkembangan embriologi, sistem
urogenital dibagi menjadi 3 tahap. Tahap yang pertama yaitu terhubungnya sistem
kemih dengan sistem urogenital. Tahapan kedua adalah perkembangan embrionik
ginjal. Kemudian, tahapan ketiga yaitu diferensiasi dan pengaturan struktur-
struktur yang ada di sestem urogenital.[3]
Dalam proses embriologi terkadang terjadi penyimpangan standar akibat
kelainan kongenital atau hereditas yang disebut dengan anomali. Ada banyak
faktor yang menyebabkan anomali sistem kemih, terutama anomali pada ginjal,
diantaranya yaitu ; kelainan trisomy pada kromosom, perkembangan ginjal yang
tidak sempurna, dan lain sebagainya.[4]
II. PEMBAHASAN
Setelah tubulus koligentes terbentuk, bagian distal dari tubulus ini ditutupi
oleh tutup jaringan metanefros. Sel-sel penutup jaringan ini akan membentuk
vesikal renal yang nantinya akan membentuk tubulus kecil berbentuk S. Kapiler-
kapiler tumbuh pada tubulus S dan berdiferensiasi menjadi glomerulus yang
kemudian akan membentuk nefron.[9] Ujung proksimal dari nephron akan
membentuk kapsula Bowman. Sedangkan ujung distalnya akan membentuk
tubulus kontortus proksimal, ansa Henle, dan tubulus kontortus distal. ][4] Nefron
akan terus terbentuk hingga lahir, dan bisa mencapai 1.000.000 nefron setiap
ginjal pada saat lahir.[9]
Epitel tunas ureter dari metanefros akan berinteraksi dengan mesenki
blastema mesonefros yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor WT 1
diekspreikan oleh mesenkim untuk berespon terhada tunas ureter. Faktor WT 1
mengatur pembentukan GDNF (glial-derived neurotrophic factor) dan HGF
(hepatocyte growth factor) melalui reseptornya masing-masing, yaitu RET dan
MET berperan dalam perangsangan pertumbuhan tunas dan mempertahankan
interaksinya. Faktor pertumbuhan FGF2 dan BMP7 merangsang ploriferasi
mesenkim dan mempertahankan ekspresi WT 1. Perubahan mesenkim untuk
pembentukan epitel nefron juga diperantarai oleh faktor WNT9B dan WNT6 yang
meningkatkan PAX2 dan WNT 4. PAX2 berperan dala, pemadatan mesenkim
pembentukan tubulus, sedangkan WNT 4 berperan dalam epitelisasi pembentukan
tubulus. Kemudian sel kolagen tipe IV membentuk membrana basalis sel epitel.[9]
Kasus anomali kedua yang sering terjadi yaitu tumor wilms. Tumor wilms
terjadi akibat mutasi di gen WT1 dan dapat terkait dengan abnormalitis atau
sindrom lainnya. Pada sindrom WAGR terjadi penghapusan gen WT1 pada
11p13. Risiko terkena tumor wilms pada sindrom WAGR adalah 30%. Kemudian
pada sindrom Denys-Drash terjadi mutasi di regio zinc-finger gen WT1 pada
11p13. Risiko terkena tumor wilms pada sindrom ini yaitu 90%. Contoh sindrom
lain yaitu sindrom Beckwith-Wiedemann yang mana pada sindrom ini terjadi lesi
genetik yang tidak tepat, seperti Hilangnya pencetakan beberapa gen
termasuk IGF2, H19, dan p57kip2 pada lokus 11p15. Pada sindrom Beckwith-
Wiedemann akan trjadi kemungkinan 5% terkena tumor wilms.[11]
Tumor wilms terbagi menjadi empat stage. Stage I tumor muncul pada
gijal dan masih berukuran 7cm. Stage II tumor
masih tetap berada di dalam ginjal, namun ukuran
tumor membesar melebihi 7 cm. Stage III tumor
mulai menyebar ke pembuluh terdekat, yaitu vena
cava, adrenal korteks, dan jaringan ikat sekitarnya.
Pada stage IV tumor mulai menyebar ke nodus
limfatik, maupun ke organ lain seperti otak atau
paru-paru.
K e m u d i a n a n
mereka membentang permukaan ventral
penis pada saat embriologi atau biasa
yang dikenal dengan hipospadias.
Hipospadias bisa dikategotrikan
berdasarkan lokasi meatus uretra di
permukaan ventral penis. Jenis dari
hipospadias bisa digambarkan dengan glandular, coronal, penile, penoscrotal, dan
perineal.[12][13]
III. KESIMPULAN