Anda di halaman 1dari 11

Hamzah Nur, Pengaruh Penggunaan Media Pendingin Air Garam, Air Tawar, dan Air Asam pada 1

Perlakuan Panas terhadap Kekerasan Baja ST 60

Pengaruh Penggunaan Media Pendingin Air Garam,


Air Tawar, dan Air Asam pada Perlakuan Panas
terhadap Kekerasan Baja ST 60
Hamzah Nur
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
Jl. Daeng Tata Raya Makassar Kampus UNM Parang Tambung
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Media
Pendingin Air Garam, Air Tawar, dan Air Asam Pada Perlakuan Panas Terhadap Kekerasan
Baja ST 60.Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini menggambarkan
secara mendalam tentang pengaruh penggunaan media pendingin air garam, air tawar dan
air asam pada p0erlakuan terhadap kekerasan baja ST 60. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebelum diuji statistik didapatkan nilai kekerasan sampel baja st 60 yang didinginkan
dengan air setelah dirata-ratakan sebesar 403,644, oli sebesar 226,057 dan udara sebesar
159,320 dari kekerasan awal sebesar 1,193. Nilai hasil penelitian kemudian dianalisis dengan
analisis statistik dalam hal ini yakni uji-t, untuk mengetahui perbedaan nilai kekerasan baja
St 60 yang didinginkan dengan air, oli dan udara. Hasil dari uji-t sampel yang didinginkan
dengan air dan oli (X 1 - X2 ) didapatkan nilai perbedaan sebesar 2,790, nilai perbedaan air
dengan udara (X 1 - X2 ) sebesar 3,412 dan nilai perbedaan oli dengan udara (X 2 – X3 ) sebesar
4,696.
Kata Kunci : Media pendingin, Perlakuan panas, Kekerasan

A. LATAR BELAKANG
Pada saat sekarang ini terdapat benda kerja menuju suhu pengerasan,
berbagai bahan teknik yang dapat setelah suhu pengerasan (austenit)
digunakan sebagai bahan baku industri, diperoleh secara meyakinkan selanjutnya
salah satu diantaranya adalah dari jenis diadakan proses penyejukan atau
logam. Logam sebagai salah satu bahan pendinginann secara cepat yang
teknik yang sangat penting saat ini, menyebabkan larutan padat austenit tetap
beragam jenisnya dan semakin mutakhir dipertahankan hingga mencapai suhu yang
penggunaannya, terutama sebagai bahan sedemikian rendahnya sehingga terbentuk
industri. Seiring dengan hal tersebut, perlu martensit. Suhu pembentukan martensit
diadakan pemilihan dalam penggunaannya akan semakin rendah apabila semakin
yang didasarkan pada sifat, lingkungan, dan tinggi kandungan zat arang, sedangkan
cara penggunaannya. tinggi rendahnya kekerasan martensit akan
Perlakuan panas menurut Schonmetz tergantung pada jenis pendingin yang
(1985: 38) adalah ”suatu cara yang dapat digunakan, akibat dari berbedanya
mengakibatkan perubahan struktur pada kekuatan masing-masing pendingin dan
bahan melalui suatu penyerapan panas”. kekuatan pendingin itu sendiri didasarkan
Senada dengan pernyataan di atas, Syamsul pada seberapa cepat pendinginn itu
Arifin (1976: 99) menjelaskan bahwa menurunkan suhu benda kerja yang
“perlakuan panas adalah suatu proses dipanaskan. Akibat pendinginan dari
pemanasan dan pendingin pada logam daerah suhu pengerasan ini dicapailah suatu
(baja) untuk mendapatkan sifat-sifat keadaan bagi struktur baja yang dapat
tertentu pada logam (baja). Perlakuan merangsang kekerasan.
panas pun juga menuntut pemanasan pada
2 TEKNOLOGI VOLUME 16 NO. 1 APRIL 2017

1. Rumusan Masalah dibatasi persentasenya”, Hari Amanto


Berdasarkan latar belakang masalah (2003: 22). Sedangkan BJM. Beumer
yang telah diuraikan di atas dan dengan (1994:80) menyatakan bahwa “baja pada
mengacu pada tujuan yang akan dicapai umumnya mempunyai kadar zat arang
dalam penelitian ini, maka rumusan sebesar 0,6 % - 1,5 %”.
masalah peneliti ini adalah apakah ada Sifat baja pada umumnya sangat
Pengaruh Penggunaan Media Pendingin dipengaruhi oleh persentase karbon dan
Air Garam, Air Tawar, dan Air Asam Pada struktur mikro, Struktur mikro pada baja
Perlakuan Panas Terhadap Kekerasan Baja karbon dipengaruhi oleh perlakuan panas.
ST 60? Karbon dengan unsur campuran lain dalam
2. Tujuan Penelitian baja membentuk karbid yang dapat
Tujuan penelitian ini adalah untuk menambah kekerasan, tahan goresan, dan
mengetahui Pengaruh Penggunaan Media tahan suhu baja. Perbedaan persentase
Pendingin Air Garam, Air Tawar, dan Air karbon dalam campuran logam baja karbon
Asam Pada Perlakuan Panas Terhadap menjadi salah satu cara mengklasifikasikan
Kekerasan Baja ST 60. baja.
3. Manfaat Penelitian Berdasarkan kandungan karbon, baja
Setelah penelitian ini dilakukan, dibagi menjadi 3 macam.
maka diharapkan dapat memberikan a. Baja karbon rendah
manfaat sebagai berikut: b. Baja karbon sedang
a. Bagi industri pengolahan baja, sebagai c. Baja karbon tinggi
bahan informasi dalam menentukan
sistem pendinginan yang tepat untuk 2. Perlakuan Panas
memperoleh nilai kekerasan baja yang Perlakuan panas adalah “suatu
diinginkan. proses pemanasan dan pendinginan logam
b. Bagi para akademisi, dapat dijadikan dalam keadaan padat untuk mengubah sifat-
perbandingan dalam mengkaji proses sifat logam tersebut”, B.H. Amstead (1995:
perlakuan panas pada baja. 5).
c. Bagi para mahasiswa dan peneliti, dapat Tujuan perlakuan panas adalah
dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk memberi sifat yang lebih sempurna
untuk penelitian selanjutnya yang pada bahan. Perlakuan panas dapat
berhubungan dengan Kekerasan Baja. mengubah sifat baja dengan cara mengubah
ukuran dan bentuk butir-butirannya, juga
B. TINJAUAN PUSTAKA mengubah unsur pelarutnya dalam jumlah
1. Baja yang kecil. Bentuk butirannya dapat diubah
Baja didefinisikan sebagai, “suatu dengan cara dipanaskan pada suhu di atas
campuran dari besi dan karbon, di mana suhu rata-rata.
unsur karbon (C) menjadi dasar Adapun jenis-jenis perlakuan panas
campurannya”, Hari Amanto (2003: 22). yang menghasilkan kondisi yang seimbang
Baja mengandung unsur campuran lain dan kondisi yang tidak seimbang yaitu:
seperti sulfur (S), fosfor (P), silicon (Si),
dan mangan (Mn) yang jumlahnya dibatasi. a. Memijar
Sementara Vohdin (1982: 27) menyatakan Menurut Hari Amanto (2003: 73)
bahwa “Baja adalah besi yang dapat “memijar adalah pemanasan bahan sampai
ditempa yang kadar zat arangnya di bawah kira-kira 1500C, lalu dipertahankan
1,7 % dibuat dari besi mentah oleh sebuah beberapa waktu lamanya pada suhu tersebut
konvertor atau proses dapur tinggi”. dan sesudah itu didinginkan dalam dapur
“Kandungan karbon di dalam baja sekitar dengan perlahan-lahan”. Sedangkan
0,1-1,7 %, sedangkan unsur lainnya menurut B.J.M. Beumer (1980:23)
Hamzah Nur, Pengaruh Penggunaan Media Pendingin Air Garam, Air Tawar, dan Air Asam pada 3
Perlakuan Panas terhadap Kekerasan Baja ST 60

“memijar adalah memanaskan bahan dari 0,3%C. adapun bahan yang digunakan
sampai suhu tertentu, lalu mempertahankan dalam proses karbonasi yaitu bahan padat,
suhu itu untuk beberapa waktu lamanya dan bahan cair, dan bahan gas.
kemudian membiarkan bahan dingin
f. Nitrasi
dengan perlahan-lahan. B.J.M. Beumer (1980:44). “Nitrasi
b. Menyepuh keras ialah pemanasan bahan sampai 5000C –
Menyepuh keras adalah, pemanasan 5500C dalam lingkungan yang dapat
bahan sampai suhu tertentu, lalu menyerahkan nitrogen, lalu dibiarkan
mempertahankan suhunya beberapa waktu beberapa waktu lamanya pada suhu ini dan
lamanya dan kemudian didinginkan dengan sesudah itu didinginkan dengan berlahan-
cepat. Tujuan dari proses ini adalah untuk lahan”.
mengeraskan bahan. Dalam proses ini
g. Pengerjaan panas secara khusus
biasanya komponen terbuat dari baja Pengerjaan panas secara khusus
dengan kandungan karbon sekitar 0,3%. atau karbonitrasi ialah melakukan
Untuk menyepuh keras baja, harus karbonasi bersamaan dengan nitrasi lunak.
dilakukan pemanasan sekitar 500C di atas Adapun keuntungan pengerjaan panas
garis sepuh keras. Struktur yang terjadi khusus atau karbonitrasi yaitu; (1) Waktu
waktu penyepuhan keras baja, tergantung karbonasi lebih pendek dan suhu karbonasi
dari kecepatan pendingin. lebih rendah, sehingga dapat memperoleh
c. Memudakan hablur yang tidak begitu kasar. (2)
”Memudakan ialah pengerjaan Kecepatan pendinginan kritis lebih rendah,
panas, di mana memanaskan bahan sampai sehingga waktu menyepuh keras,
suhu tertentu, lalu membiarkan beberapa pendinginan dapat dilakukan dengan tidak
waktu lamanya pada suhu ini dan sesudah begitu cepat. (3) Lapisan yang dikarbinasi
itu didinginkan secara berlahan”, B.J.M. lebih tahan aus.
Beumer (1980: 35). Berdasarkan latar belakang masalah
Proses memudakan dibagi atas dua yang telah diuraikan di atas dan dengan
macam yaitu memudakan rendah (pada mengacu pada tujuan yang akan dicapai
suhu rendah) dan memudakan tinggi (pada
dalam penelitian ini, maka rumusan
suhu tinggi). Memudakan rendah, bahan masalah peneliti ini adalah apakah ada
dipanaskan sampai kurang lebih 1800C. Pengaruh Penggunaan Media Pendingin
Tujuan dari pengerjaan panas ini ialah Air Garam, Air Tawar, dan Air Asam Pada
untuk mengurangi tegangan, yang terjadi Perlakuan Panas Terhadap Kekerasan Baja
pada penyepuhan keras akibat dari ST 60?
pendinginan yang cepat. Sedangkan
3. Media Pendingin
memudakan tinggi, bahan dipanaskan Media pendingin pada proses
sampai suhu yang terletak berkisar 3000C - perlakuan panas sangat penting dalam
6750C yang bertujuan untuk memperbesar pembentukan stuktur logam. “Pendinginan
kekenyalan bahan. adalah pemindahan panas dari suatu tempat
d. Memurnikan ke tempat yang lain yang diikuti oleh
Memurnikan atau memuliakan ialah adanya perubahan-perubahan pada tempat
pengerjaan panas yang dikombinasikan yang didinginkan (dari panas ke dingin)”
antara sepuh keras dan pemudaan tinggi. Jensen (1989:24).
a. Media Pendingin Air Tawar
e. Karbonasi
“Air dipermukaan bumi terdiri dari
Karbonasi ialah pengerjaan panas
7/10 bagian yang senantiasa berada dalam
untuk baja yang kadar karbonnya kurang
sirkulasi yang merupakan prasyarat
4 TEKNOLOGI VOLUME 16 NO. 1 APRIL 2017

kehidupan di atas bumi ini terutama (2003). Air asam atau cuka dihasilkan oleh
kehidupan manusia” Rafael Candell Villa berbagai bakteri penghasil asam asetat.
(1995: 34). Di alam ini tidak ada air bersih Asam asetat ini berasal dari bahasa latin
sebagaimana yang ditentukan oleh para ahli yaitu acetum, yang berarti cuka. Sifat Fisika
kimia, yaitu terdiri dari hidrogen (zat air) dari asam asetat adalah berbentuk cairan
dan oksigen (zat asam) saja. Air sungai, air jernih, tidak berwarna, barbau menyengat,
bawah tanah dan bahkan air hujan selalu pH asam, memiliki rasa asam yang sangat
berisi elemen lain yang larut di dalamnya menyengat sekali.
meskipun dalam jumlah sangat kecil tetapi
4. Uji Kekerasan
mampu memainkan peranan penting.
Seorang ahli hidrologi yang bernama Pengujian kekerasan adalah satu
Michael Batisse dalam Rafael Candell Villa dari sekian banyak pengujian yang dipakai,
(1995: 41) mengatakan bahwa, “setiap tetes karena dapat dilaksanakan pada benda uji
air mengandum sedikit garam”. Ini berarti yang kecil tanpa kesukaran mengenai
bahwa elemen lain yang paling banyak larut spesifikasi.
dalam air adalah garam. Untuk mengetahui nilai kekerasan
baja yang telah melalui proses pemanasan
b. Media Pendingin Air Garam dan dilanjutkan dengan proses pendinginan
Pendinginan dengan air garam maka perlu dilakukan pengujian kekerasan.
dilakukan untuk perlakuan panas untuk Djaindar S (1979:91) “membagi metode
mendinginkan baja. Air garam dipakai penentuan kekerasan kedalam tiga macam
sebagai bahan pendingin disebabkan yaitu (1) metode goresan (metode Mohr),
memiliki sifat mendinginkan yang teratur (2) metode penekanan, dan (3) metode
dan cepat. Bahan yang didinginkan di dinamik (pantulan)”. Metode goresan
dalam cairan garam akan mengakibatkan merupakan metode yang digunakan untuk
ikatannya menjadi lebih keras karena pada mengukur kekerasan berdasarkan
permukaan benda kerja tersebut akan kemempuan goresan yang satu dengan yang
meningkat zat arang. lain yang dijadikan referensi. Metode
penekanan ini dilakuakan dengan cara
c. Media Pendingin Air Asam
melakukan penekanan terhadap spesimen,
Air Asam pada kalangan
sedangkan metode dinamik dengan cara
masyarakat biasanya disebut dengan cuka
memantulkan sesuatu terhadap spesimen.
atau asam cuka, “Asam cuka merupakan
Sebagai gambaran bahwa sebelum sampel
cairan yang rasanya masam dan
benda kerja diuji maka terlebih dahulu
pembuatannya melalui proses fermentasi
benda uji di polishing, dan secara skematik
alcohol dan fermentasi asetat yang didapat
gambaran mengenai bentuk pengujian
dari bahan kaya gula seperti anggur, apel,
kekerasan dengan menggunakan metode
malt, gula, dan sebagainya”, Anton A
Vickers disajikan Gambar 1.
Hamzah Nur, Pengaruh Penggunaan Media Pendingin Air Garam, Air Tawar, dan Air Asam pada 5
Perlakuan Panas terhadap Kekerasan Baja ST 60

1360

dv

dh

Gambar 1. Uji kekerasan Vickers

Angka kekerasan Vickers menurut


George E. Dieter (1993:334) ditentukan
Dengan persamaan berikut: VHN = (Si), dan mangan (Mn) yang jumlahnya
𝜃
2𝑃 sin( 2 ) 1,854.𝑃 dibatasi. Baja ST 60 merupakan baja
= (1) karbon sedang dengan kandungan unsur
𝐿2 𝐿2
karbon 0,3 % - 0,6 % dan dapat dikeraskan
Keterangan: dengan proses perlakuan panas yakni
P = beban yang diterapkan, kg proses memanaskan sampai 8000C dan
𝑑𝑣+𝑑ℎ kemudian didinginkan dengan media air
L = panjang diagonal rata-rata ( ), mm garam, air tawar, dan air asam. Dari media
2
𝜃 = sudut antara permukaan intan yang pendingin tersebut menghasilkan kekerasan
berlawanan = 1360. yang berbeda, untuk mengetahui kekerasan
tersebut dilakukan pengujian. Pengujian
C. KERANGKA PIKIR yang dipakai yakni, pengujian tekan berupa
Baja merupakan campuran dari besi dan uji vickers. Kerangka berpikir ini
karbon yang dapat ditempah, di mana unsur
karbon (C) menjadi dasar campurannya
dengan kadar zat arang di bawah 1,7%, di
samping itu, mengandung unsur campuran
lainnya seperti sulfur (S), fosfor (P), silicon
6 TEKNOLOGI VOLUME 16 NO. 1 APRIL 2017

selanjutnya diuraikan secara singkat pada d. Proses perlakuan panas, di mana benda
skema berikut ini: kerja dipanaskan di dalam tungku atau
dapur pemanas.
e. Mengatur temperatur pemanasan, yakni
8000C.
f. Mendinginkan sampel telah dipanaskan
dengan menggunakan air garam, air
tawar, dan air asam.
g. Benda kerja dipolis atau dihaluskan
permukaanya sebelum dilakukan
pengujian.
h. Mengatur temperatur pemanasan, yakni
8000C
i. Mendinginkan sampel telah dipanaskan
dengan menggunakan air garam, air
tawar, dan air asam.
j. Mengukur bekas penekanan dengan
menggunakan alat profil proyektor.
C. METODE PENELITIAN k. Menghitung nilai kekerasan sampel.
1. Bahan dan Alat
3. Variabel dan desain penelitian
a. Bahan
Baja ST 60 berbentuk bulat, a. Variabel penelitian
berdiameter 52 mm dengan ketebalan 7 Variabel penelitian adalah nilai
mm, sebanyak 15 potong dan Media kekerasan baja ST 60, Variabel pertama
pendingin berupa air garam, air tawar, dan adalah nilai kekerasan baja ST 60 setelah
air asam. proses perlakuan panas yang didinginkan
b. Alat dengan menggunakan air garam yang diberi
Adapun alat yang digunakan dalam simbol (XA), nilai kekerasan baja ST 60
penelitian ini adalah Dapur pemanas setelah proses perlakuan panas yang
(tungku) beserta kelengkapannya, Satu unit didinginkan dengan menggunakan air tawar
alat penguji kekerasan Vickers beserta yang diberi simbol (XO), nilai kekerasan
kelengkapannya, Profil proyektor, Mesin baja ST 60 setelah proses perlakuan panas
polis, Mistar baja, Mistar ingsut, didinginkan dengan menggunakan air asam
Penggores, Mesin gergaji dan Wadah untuk yang diberi simbol (XU).
media pendinginan b. Desain penelitian
2. Langkah kerja Penelitian ini bersifat eksperimen yang
Adapun langkah kerja dalam pelaksanaan dilakukan dengan cara memberi
penelitian ini adalah sebagai berikut: pendinginan yang berbeda pada setiap
a. Menyediakan alat dan bahan serta sampel untuk memperoleh gambaran
perlengkapan lainnya yang akan mengenai perbedaan kekerasan sampel
digunakan. yang didinginkan dengan menggunakan air
b. Memotong bahan sesuai dengan ukuran garam, air tawar, dan air asam setelah
yang telah ditentukan. mengalami proses perlakuan panas.
c. Sebelum bahan dipanaskan, bahan di uji 4. Defenisi operasional variabel
untuk mengetahui nilai kekerasan Defenisi operasional variabel dalam
awalnya. penelitian ini dimaksudkan untuk memberi
batasan masalah terhadap variabel yang
diteliti.
Hamzah Nur, Pengaruh Penggunaan Media Pendingin Air Garam, Air Tawar, dan Air Asam pada 7
Perlakuan Panas terhadap Kekerasan Baja ST 60

1. Nilai kekerasan baja ST 60 yang berupa tulisan maupun dalam bentuk


didinginkan dengan menggunakan air gambar selama dalam proses penelitian
garam. (XA) adalah nilai kekerasan
setelah proses perlakuan panas. b. Teknik analisis data
2. Nilai kekerasan baja ST 60 yang
1. Uji normalitas
didinginkan dengan menggunakan air Uji normalitas digunakan untuk
tawar. (Xo). adalah nilai kekerasan mengetahui apakah data yang diperoleh
setelah proses perlakuan panas. berdistribusi normal atau tidak. Menurut
Nilai kekerasan baja ST 60 yang Sugiono (1999:135) “sebelum dilakukan
didinginkan dengan menggunakan air asam pengujian data hasil penelitian, terdapat
(Xu). adalah nilai kekerasan setelah proses beberapa hal yang perlu diperhatikan
perlakuan panas. diantaranya normalitas dan homogenitas
5. Sampel varians”.
Sampel penelitian adalah baja ST 60 Untuk keperluan uji normalitas ini
berbentuk bulat berdiameter 52 mm dengan Sudjana (1996:273) memberikan
ketebalan 7 mm. persamaan sebagai berikut :
(𝑓ℎ − 𝑓𝑜)2
𝑋2 = ∑ (2 )
𝑓ℎ
Keterangan:
X2 = chi-kuadrat
fh = hasil pengamatan
fo = frekuensi teoritis
Kreteria pengujiannya adalah jika
Xhitung lebih kecil atau sama dengan Xtabel
pada taraf signifikansi dengan derajat
kebebasan (dk) = k-1 maka data
berdistribusi normal, dan jika Xhitung lebih
Gambar 3. Bahan uji atau Sampel besar atau sama dengan Xtabel maka data
(A) Tampak samping, (B) Tampak Depan. tidak berdistribusi normal.
Penetapan sampel adalah dengan cara 2. Uji homogenitas
purporsive sampling atau teknik penentuan Uji homogenitas diperlukan sebelum
sampel dengan pertimbangan tertentu. membandingkan dua kelompok atau lebih,
agar perbedaan data dasar. Pengujian
a. Teknik pengumpulan data homogenitas varians dapat dilakukan
Untuk memperoleh data atau dengan cara membandingkan varians α =
informasi yang diperlukan dalam penelitian 0.05 terbesar terhadap varians terkecil.
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
ini, maka digunakan metode pengumpulan 𝐹= ……… ( 3 )
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
data sebagai berikut: (Agus Irianto, 2004: 276)
1. Observasi Fh ≤ Ft :Ha diterimah, varians homogen.
Observasi dilakukan dengan cara Fh ≥ Ft :Ho ditolak, varians tidak homogen
pengamatan. Pengamatan terhadap tempat, Jika Fhitung lebih kecil atau sama dengan
alat, bahan, dan proses perlakuan panas Ftabel , maka varians homogen dan
sampai pada pengujian kekerasan sampel. Jika F hitung lebih besar dari Ftabel maka
2. Dokumentasi varians tidak homogen.
Dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan data hasil penelitian, yaitu 3. Uji hipotesis
Sebelum dilakukan analisis dengan
uji hipotesis (t-tes) terlebih dahulu
8 TEKNOLOGI VOLUME 16 NO. 1 APRIL 2017

dilakukan uji F untuk mengetahui ada Polled Varians


tidaknya perbedaan dengan menggunakan 𝑋̅1 − 𝑋̅2
(5)
uji ANOVA satu jalur.
( ∑ 𝑋𝑡𝑜𝑡 )2 (𝑛 − 𝑛2 )𝑠12 + (𝑛2 − 1)𝑆22 1 1
2
1. 𝐽𝐾𝑡𝑜𝑡 = ∑ 𝑋𝑡𝑜𝑡 − √ 1 ( + )
𝑁 𝑛1 + 𝑛2 − 3 𝑛1 𝑛2
( ∑ 𝑋1 )2 ( ∑ 𝑋2 )2
2. 𝐽𝐾𝑎𝑛𝑡 = 𝑛1
+
𝑛2
+ ⋯+ di mana: t = t- tes (t hitung)
( ∑ 𝑋𝑚 )2 ( ∑ 𝑋𝑡𝑜𝑡 )2 X = rata-rata sampel

𝑛𝑚 𝑁 S = varians sampel
3. 𝐽𝐾𝑑𝑎𝑙 = 𝐽𝐾𝑡𝑜𝑡 − 𝐽𝐾𝑎𝑛𝑡 = ⋯ n = jumlah anggota sampel
𝐽𝐾𝑎𝑛𝑡
4. 𝑀𝐾𝑎𝑛𝑡 = 𝑚−1 =⋯ Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 dan
5. 𝑀𝐾𝑑𝑎𝑙 =
𝐽𝐾𝑑𝑎𝑙
=⋯
varians homogeny (𝜎12 = 𝜎22 ), maka dapat
𝑁−𝑚 digunakan rumus t-tes Sparated Varians
𝑀𝐾𝑎𝑛𝑡
6. 𝐹ℎ𝑖𝑡 = 𝑀𝐾 =⋯ maupun polled Varians, dan apabila n1 = n2,
𝑑𝑎𝑙
N = jumlah seluruh anggota sampel varians tidak homogen (𝜎12 ≠ 𝜎22 ), dapat
M = jumlah kelompok sampel digunakan rumus Sparated Varians
Bila variabel terdapat perbedaan maupun polled Varians dengan dk=n1-1
maka dapat dilanjutkan dengan uji atau dk=n2-1.
hipotesis.
D. HASIL PENELITIAN DAN
F hitung = F tabel = tidak terdapat perbedaan,
PEMBAHASAN
dan jika F hitung > F tabel = terdapat
perbedaan. 1. Hasil Penelitian
Uji hipotesis untuk mengetahui Bentuk penelitian adalah bersifat
perbedaan nilai kekerasan baja ST 60 yang experimental yaitu baja ST 60 sebagai
didinginkan dengan air garam (XA), air sampel penelitian terlebih dahulu diberikan
tawar (XO), dan air asam (XU) yaitu; XA perlakuan dengan cara dipanasi di dalam
dengan XO, XO dengan XU, dan XA dengan tungku pemanas listrik TNW Walwuk
XU. Holland, dan setelah dipanaskan, kemudian
Bentuk hipotesis statistik yang digunakan didinginkan secara cepat dan secara lambat.
adalah sebagai berikut: Sampel kemudian diuji kekerasannya
thitung = ttabel :Terdapat perbedaan, Ha diterima menggunakan pengujian kekerasan
dan Ho ditolak. Vickers. kemudian proses perlakuan panas
thitung < ttabel :Tidak terdapat perbedaan, Ho sampai pengujiann kekerasan diadakan di
diterima dan Ha ditolak. UPTD Balai Pendidikan dan Pelatihan
Menurut Sugiyono (2010:138) terdapat dua Kejuruan Teknologi (BPPKT) Propinsi
rumus yang dapat digunakan untuk uji Sulawesi Selatan. Waktu pelaksanaan
hipotesis komparatif sampel independen mulai dari penyedian bahan sampai dengan
yaitu: pengujian kekerasan ialah 2 minggu.
Separated Variation Penentuan nilai kekerasan didapat
𝑋̅1 − 𝑋̅2 setelah setiap sampel diuji kekerasannya.
t= (4)
𝑆2 𝑆22
Namun sebelum diuji, terlebih dahulu
√ 1 + sampel dipersiapkan, caranya adalah
𝑛1 𝑛2
sampel didipotong menggunakan mesin
(Agus Irianto, 2004: 276) gergaji sebanyak enam belas buah dengan
Fh ≤ Ft :Ha diterimah, varians homogen. ukuran panjang masing-masing 7 mm.
Fh ≥ Ft :Ho ditolak, varians tidak homogen Setelah sampel dipotong, sampel dipolis
Jika Fhitung lebih kecil atau sama dengan menggunakan mesin polish. 16 buah
Ftabel , maka varians homogen dan sampel yang telah dipotong dan dipolish
Jika F hitung lebih besar dari Ftabel maka tersebut, kemudian dipisahkan menjadi
varians tidak homogen empat bagian, masing-masing terdiri dari
Hamzah Nur, Pengaruh Penggunaan Media Pendingin Air Garam, Air Tawar, dan Air Asam pada 9
Perlakuan Panas terhadap Kekerasan Baja ST 60

lima buah dan sisanya satu buah digunakan pendingin air garam, air tawar, dan air
untuk diuji langsung untuk mengetahui asam.
kekerasan awalnya. Pemisahan tersebut Sampel yang telah didinginkan,
dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan kemudian digosok menggunakan kertas
sistem pendinginan yang akan digunakan gosok agar permukaannya menjadi bersih
setelah melalui proses pemanasan, yaitu air dari kotoran terak. Apabila semua sampel
garam, air tawar, dan air asam. setelah itu, penelitian telah bersih, maka diadakan
sebelum sampel dipanaskan menggunakan pengujian kekerasan terhadap semua
tungku pemanas listrik diadakan media sampel penelitian.
pendingin yaitu air garam. Air garam ini Pengujian kekerasan menggunakan
diperoleh dari pelarutan garam kedalam air. uji kekerasan Vickers ESE Way Hardness
Setelah media pendingin sudah ada maka Tester dengan cara sampel diberi tekanan
dilanjutkan dengan proses pemanasan konstan sebesar 150 kgf. Dari penekanan
sampel menggunakan dapur listrik. tersebut, diperoleh diagonal lubang
Sebanyak 15 buah sampel dipanaskan penekanan yang diukur dengan
secara bersamaan dan dibagi dalam tiga menggunakan Profil Proyektor pada arah
kelompok terdiri dari lima buah. Proses diagonal lubang penekanan yaitu dv dan dh,
pemanasan sampel, dibagi menjadi dua pengukuran dilakukan pada semua sampel
waktu pemanasan yaitu pemanasan awal yang sudah ditekan. Berdasarkan dari hasil
dan pemanasan akhir. penekanan, Nampak adanya nilai ukuran
Pemanasan awal membutuhkan diagonal lubang penekanan yang agak
waktu 15 menit yang dihitung sejak sampel berbeda pada semua sampel. Dalam tabel 4
dimasukkan kedalam tungku pemanas disajikan, dari sampel kelompok pertama
dengan suhu pemanasan mencapai 150°C. ukuran diagonal yang paling besar adalah
waktu 15 menit dengan suhu pemanasan sebesar 0.878 mm dan 0.846 mm dan
150°C digunakan untuk mencapai suhu diagonal terkecil 0.691 mm dan 0.706 mm.
pemanasan awal yang diperlukan. Pada saat Sementara itu, pada kelompok sampel
suhu pemanasan awal telah dicapai, kedua ukuran diagonal penekanan terbesar
kemudian dilanjutkan dengan pemanasan 0.757 mm dan 0.787 mm, dan ukuran
akhir. Lama waktu yang dibutuhkan untuk diagonal terkecil 0.633 mm dan 0.610 mm,
mencapai suhu pemanasan akhir adalah 85 dan pada kelompok sampel ketiga ukuran
menit, dihitung mulai dari saat suhu awal diagonal penekanan terbesar 0.942 mm dan
menunjukkan 150°C sampai suhu 0.911 mm, dan ukuran diagonal terkecil
pemanasan yang dipilih yaitu 800°C. 0.707 mm dan 0.793 mm. Dari semua hasil
Setelah pemanasan akhir mencapai suhu diagonal penekanan sampel pertama,
800°C, secara perlahan tungku pemanas kedua, dan ketiga tidak ada yang mendekati
dibuka, kemudian sampel dikeluarkan dan diagonal sampel yang tidak mendapat
langsung dicelupkan kedalam media perlakuan.
10 TEKNOLOGI VOLUME 16 NO. 1 APRIL 2017

Tabel 1. Hasil pengujian kekerasan Baja ST 60 yang didinginkan dengan air garam, air tawar,
air asam dalam proses perlakuan panas.
Ukuran Diameter Penekanan Rata-rata
Sistem Nomor (mm) d Nilai Kekerasan
pendingin Sampel
dh dv (mm) (Kgf/mm)
1 0.831 0.818 0.824 409.422
2 0.814 0.829 0.821 412.419
Air Garam 3 0.691 0.706 0.699 569.991
4 0.878 0.846 0.862 374.271
5 0.754 0.735 0.745 501.507
1 0.757 0.787 0.772 466.623
2 0.670 0.697 0.683 595.865
Air tawar 3 0.734 0.714 0.724 530.059
4 0.633 0.610 0.622 719.205
5 0.705 0.696 0.701 566.741
1 0.759 0.851 0.805 429.328
2 0.777 0.852 0.815 418.855
Air Asam 3 0.707 0.793 0.750 494.620
4 0.910 0.887 0.898 344.608
5 0.942 0.911 0.927 323.857
Sumber : Berdasarkan data primer dan sekunder

Dari hasil perhitungan diperoleh suatu luas permukaan hasil penekanan sampel
gambaran, bahwa semakin kecil diameter yang didinginkan dengan air dan udara
penekanannya nilai kekerasannya semakin sangat berbeda, luas penekanan sampel
tinggi. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel yang didinginkan dengan air lebih kecil di
hasil tabulasi nilai kekerasan baja ST 60 bandingkan dengan sampel yang
setelah uji Kekerasan Vickers. didinginkan dengan udara sedangkan
sampel yang didinginkan dengan oli tidak
2. Pembahasan
jauh berbeda dengan sampel yang
Nilai kekerasan Baja St 60 setelah proses
didinginkan dengan udara.
perlakuan panas dan didinginkan dengan
Besar kecilnya bekas penekanan
media pendingin yang berbeda
berpengaruh terhadap nilai kekerasan
mendapatkan nilai kekerasan yang berbeda
sampel penelitian (baja St 60). Semakin
pula. Dapat dilihat pada hasil penekanan
kecil hasil bekas penekanan maka akan
uji Vickers dari 15 sampel dengan 3 media
semkin keras nilai kekerasannya. Atau
pendingin yang berbeda yaitu air,oli dan
sebaliknya. Kekerasan sampel tiap media
udara.
pendingin tidaklah sama hal ini
Setiap sampel dilakukan tiga kali
dikarenakan kehilangan panas pada saat
penekanan hal ini dilakukan agar dapat
pengumpulan sampel untuk didinginkan
mewakili nilai kekerasan setiap sampel,
karena jarak dapur dengan media pendingin
ketiga titik hasil penekanan tersebut
agak sedikit jauh dari dapur pemanas.
kemudian dirata-ratakan untuk mengetahui
Berdasarkan hasil penelitian,
nilai kekerasannya tiap sampel dari setiap
sebelum diuji statistik didapatkan nilai
media yang digunakan. Secara kasat mata
Hamzah Nur, Pengaruh Penggunaan Media Pendingin Air Garam, Air Tawar, dan Air Asam pada 11
Perlakuan Panas terhadap Kekerasan Baja ST 60

kekerasan sampel baja st 60 yang tidak ada perbedaan waktu pada saat
didinginkan dengan air setelah dirata- didinginkan.
ratakan sebesar 403,644, oli sebesar 4. Sebelum melakukan penelitian (proses
226,057 dan udara sebesar 159,320 dari perlakuan panas) terlebih dahulu
kekerasan awal sebesar 1,193. Nilai hasil memperhatikan kreteria sampel yang
penelitian kemudian dianalisis dengan akan di uji coba, agar tidak terjadi
analisis statistik dalam hal ini yakni uji-t, kesalahan suhu pemanasan saat sampel
untuk mengetahui perbedaan nilai di panaskan.
kekerasan baja St 60 yang didinginkan
dengan air, oli dan udara. Hasil dari uji-t DAFTAR PUSTAKA
sampel yang didinginkan dengan air dan oli Amanto Hari & Daryanto. 2003. Ilmu
(X 1 - X2 ) didapatkan nilai perbedaan Bahan. Jakarta. Bumi Aksara.
sebesar 2,790, nilai perbedaan air dengan
udara (X 1 - X2 ) sebesar 3,412 dan nilai Amstead. B.H. dkk. 1995. Teknologi
perbedaan oli dengan udara (X 2 – X3 ) Mekanik. Jakarta. Erlangga.
sebesar 4,696. Beumer. B.J.M. 1980. Pengetahuan Bahan.
E. KESIMPULAN DAN SARAN Jakarta. Bharata Karya Aksara
a. Kesimpulan Beumer. B.J.M. 1994. Ilmu Bahan Logam
Kesimpulan dari penelitian ini Jilid 1. Jakarta. Bharatara.
adalah bahwa terdapat perbedaan nilai Dieter. E, George. 1993. Metalurgi
kekerasan baja St 60 yang didinginkan Mekanik. Jakarta. Erlangga.
dengan air, oli dan udara setelah proses
perlakuan panas. Hal tersebut menunjukkan Irianto Agus. 2004. Statistik konsep Dasar
bahwa nilai kekerasan baja yang Dan Aplikasinya. Jakarta. kencana
didinginkan dengan media pendingin yang Jenesen. 1989. Kekuatan Bahan Terapan.
berbeda setelah proses perlakuan panas Jakarta. Erlangga.
maka, akan mendapatkan nilai kekerasan
Soedjono & Mashudi. 1978. Pengetahuan
yang berbeda pula.
Logam 1. Jakarta. Departemen
b. Saran Pendidikan dan Kebudayaan.
Adapun saran yang dapat
Sugiono. 1999. Statiska Untuk Penelitian.
dikemukakan dalam penelitian ini adalah:
Bandung. Alfabeta.
1. Sebagai bahan informasi, bahan
pembanding bagi teman-teman Sugiono. 2010. Statiska Untuk Penelitian.
mahasiswa dalam menyusun skripsi Bandung. Alfabeta. Vohdin, K.W.
yang mempunyai kemiripan dengan 1981. Ilmu Logam. Jakarta. Pradnya
penelitian. Paramita.
2. Untuk penelitian yang berkaitan
dengan objek ini diharapkan untuk
meneliti nilai kekerasan baja denga
media pendingin oli yang berbeda
begitu pula dengan media pendingin air.
3. Untuk penelitian yang berkaitan
dengan objek ini diharapkan untuk
menyediakan suatu alat yang digunakan
untuk mengeluarkan sampel dari dapur
pemanas secara bersamaan dan
didinginkan secara bersamaan sehingga

Anda mungkin juga menyukai