Anda di halaman 1dari 2

Dursasana

Dursasana adalah nama seorang tokoh antagonis penting dalam wiracarita


Mahabharata. Ia merupakan adik nomor dua dari Duryudhana, pemimpin para Kurawa, atau
putra Raja Drestarasta dengan Gandari. Dursasana memiliki tubuh yang gagah, mulutnya lebar
dan mempunyai sifat sombong, suka bertindak sewenang-wenang, menggoda wanita dan
senang menghina orang lain. 
Dalam pewayangan Jawa, Dursasana memiliki seorang istri bernama Dewi Saltani, dan
seorang putra yang kesaktiannya melebihi dirinya, bernama Dursala. Nama Dursasana secara
harfiah memiliki arti "sulit untuk dikuasai" atau "sulit untuk diatasi". Dari kurawa bersaudara
yang paling di sayangi Duryudhana adalah Dursasana dan adik perempuannya Dursala.

Kelahiran Dursasana bersamaan dengan kelahiran Arjuna putra Pandu dan Kunti Seperti
saudara saudaranya yang lain, Dursasana lahir dari kandungan Gandari dalam keadaan tidak
wajar. Saat itu Gandari iri kepada Kunti istri Pandu yang telah melahirkan seorang putra
bernama Yudistira. Gandari pun memukul-mukul kandungannya sehingga lahir segumpal
daging berwarna keabu- abuan. Daging tersebut kemudian membelah diri sampai berjumlah
seratus potongan. Resi Wyasa datang menolong Gandari. Ia menanam daging-daging tersebut
pada pot-pot di dalam tanah. Setahun kemudian salah satu potongan daging berubah menjadi
bayi yang diberi nama Duryudhana, waktu itu bersamaan waktunya dengan kelahiran putra
kedua Kunti yang bernama Bima. Beberapa waktu kemudian, ada satu lagi potongan daging
putra Gandari yang berubah menjadi bayi, yang diberi nama Dursasana. 
Kemunculan Dursasana ini bersamaan dengan kelahiran Arjuna, putra ketiga Kunti.
Daging-daging sisanya sebanyak 98 potongan kemudian menyusul berubah menjadi bayi
normal, bersamaan dengan kelahiran Nakula dan Sadewa, putra kembar Madri istri kedua
Pandu. Sebanyak 100 orang putra Dretarasatra dan Gandari kemudian dikenal dengan sebutan
Kurawa, sedangkan kelima putra Pandu disebut Pandawa. Meskipun bersaudara sepupu,
namun Kurawa selalu memusuhi Pandawa akibat hasutan paman mereka, yaitu Sangkuni,
saudara Gandari. 
Kecemburuan para Kurawa terhadap Pandawa semakin memuncak ketika kelima
sepupu mereka itu berhasil membangun sebuah istana yang sangat indah bernama
Indraprastha. Berkat bantuan licik Sangkuni, para Kurawa berhasil merebut Indraprastha
melalui sebuah permainan dadu. Pada waktu permainan dadu , Dursasana dipertaruhkan oleh
Duryudhana ketika Yudistira mempertaruhkan Bima. Permainan dadu itu tentu saja
dimenangkan oleh Duryudhana. Saat Yudistira dan keempat adiknya kehilangan kemerdekaan,
ia masih tetap dipaksa oleh Duryodana untuk mempertaruhkan Drupadi. 
Drupadi adalah putri Kerajaan Pancala yang dinikahi para Pandawa secara bersama-
sama. Setelah Drupadi jatuh ke tangan Korawa, Duryudhana pun menyuruh Dursasana
menyeret wanita itu dari kamarnya. Dengan cara kasar, Dursasana menjambak Drupadi dan
menyeretnya dari kamar menuju tempat perjudian. Duryudhana kemudian memerintahkan agar
Dursasana menelanjangi Drupadi di depan umum. Tidak seorang pun yang kuasa menolong
Drupadi. Dalam keadaan tertekan, Drupadi berdoa memohon bantuan Tuhan. Kresna pun
mengirimkan bantuan gaib sehingga pakaian yang dikenakan Dropadi seolah-olah tidak ada
habisnya, meskipun terus-menerus ditarik Dursasana. Akhirnya Dursasana sendiri yang jatuh
kelelahan. 
Setelah peristiwa itu, Drupadi bersumpah tidak akan menyanggul rambutnya sebelum
keramas darah Dursasana, begitu juga Bima (Pandawa nomor dua) bersumpah akan
memotong lengan Dursasana dan meminum darahnya. 
Puncak permusuhan Pandawa dan Kurawa meletus dalam sebuah pertempuran besar di
Kurukshetra yang tenar dengan nama Bharatayuda. Pada hari keenam belas, Dursasana
bertarung melawan Bima. Dalam perkelahian tersebut Bima berhasil menarik lengan Dursasana
sampai putus, kemudian merobek dada dan meminum darah sepupunya itu. Bima kemudian
menyisakan segenggam darah Dursasana untuk diusapkannya ke rambut Drupadi yang
menunggu di tenda. Dendam istri Pandawa itu pun terbayar sudah.

Anda mungkin juga menyukai