Jurnal Produksi Tanaman Vol. 1 No. 4 September-2013 Issn: 2338-3976
Jurnal Produksi Tanaman Vol. 1 No. 4 September-2013 Issn: 2338-3976
Jurnal Produksi Tanaman Vol. 1 No. 4 September-2013 Issn: 2338-3976
and concentration of plant growth regulators gunaan pupuk anorganik sering digunakan
Dekamon affect the growth and yield of petani karena pengaruh yang ditimbulkan
common bean. Goat manure treatment and lebih cepat terlihat. Penggunaan pupuk an-
plant growth regulators Dekamon give effect organik yang berlebihan dapat menurun-
on plant length (at the age 28 until 42 dap), kan kesuburan biologis tanah, memacu per-
number of leafes per plant, number of kembangan patogen, menyebabkan keracu-
branches per plant (at the age 21, 28, 35 nan unsur hara dan menurunkan ketahanan
and 42 dap), leaf area, total plant dry tanaman terhadap serangan hama, penya-
weight, number of pods per plant, fresh kit, angin dan hujan (Sutanto, 2002). Oleh
weight of pods per plant and weight of pods karena itu, sehingga diperlukan upaya pe-
per hectare. Application of goat manure up ningkatan kesuburan tanah melalui pende-
to a dose of 40 tons/ha increased pod katan nature farming (pertanian ramah ling-
weight per hectare of 5,88 tons/ha. Weight kungan) dengan cara menambah bahan or-
of pods per hectare on plant growth ganik dalam tanah menggunakan pupuk or-
regulator Dekamon treatment showed the ganik.
highest yield with dose of 2cc/l is 32,97 Pemupukan menggunakan pupuk
tons/ ha. kandang dapat meningkatkan hasil tanaman
kacang buncis. Pupuk kandang kambing da-
Keywords : common beans, manure dosa-, pat menyediakan unsur hara makro (N, P,
ge, goat manure, growth regulators Deka- K) dan mikro (Ca, Mg, S, Na, Fe, Cu, Mo).
mon Selain mampu menyediakan unsur hara,
pupuk kandang mempunyai daya ikat ion
PENDAHULUAN yang tinggi sehingga akan mengefektifkan
penggunaan pupuk anorganik dengan cara
Tanaman buncis (Phaseolus vulga- meminimalkan kehilangan pupuk anorganik
ris L.) merupakan tanaman semusim yang akibat penguapan atau tercuci oleh air sira-
berbentuk perdu. Kacang buncis merupakan man atau air hujan (Musnamar, 2004). Pu-
salah satu sayuran kelompok kacang-ka- puk kandang juga dapat memperbaiki sifat
cangan yang digemari masyarakat karena fisik, kimia dan biologi tanah. Penggunaan
merupakan salah satu sumber protein pupuk organik berupa pupuk kandang kam-
nabati dan kaya akan vitamin A, B dan C. bing bermanfaat untuk meningkatkan hu-
Tingginya minat konsumen terhadap kacang mus, memperbaiki struktur tanah, mening-
buncis direspons petani dengan melakukan katkan kehidupan jasad renik tanah sehing-
upaya meningkatkan produksi kacang bun- ga keseimbangan unsur hara didalam tanah
cis. Upaya peningkatan produksi dengan menjadi lebih baik, membantu menetralkan
menggunakan pupuk kandang berhasil me- pH tanah dan menetralkan racun akibat
ningkatkan produksi kacang buncis dari adanya logam berat dalam tanah (Rinsema,
24.442 ton pada tahun 2008 menjadi 45.501 1986). Sarief (1986) menjelaskan bahwa,
ton pada tahun 2010 (BPS, 2012). Data pupuk kotoran kambing juga berfungsi untuk
konsumsi buncis di Indonesia mengalami meningkatkan daya menahan air, mengan-
peningkatan pada tahun 1993 sebesar 0,94 dung mikroorganisme tanah yang dapat
kg/kapita, tahun 1996 sebesar 1,04 kg/kapi- mensintesa senyawa tertentu yang berman-
ta, tahun 1999 mengalami penurunan sebe- faat bagi tanaman.
sar 0,68 kg/kapita, dan pada tahun 2002 Salah satu permasalahan pemu-
sampai tahun 2004 mengalami peningkatan pukan menggunakan bahan organik yang
sebesar 0,88 kg/kapita dan 0,94 kg/kapita berupa pupuk kotoran kambing ialah keter-
(Anonymous, 2012). batasan sumber bahan organik. Hal terse-
Salah satu upaya untuk meningkat- but karena tidak semua petani memiliki ter-
kan produksi tanaman buncis dapat dilaku- nak untuk menghasilkan pupuk kandang se-
kan dengan pemupukan. Pada sistem perta- hingga harus membeli pupuk kandang. Kan-
nian intensif yang diusahakan oleh petani dungan unsur hara yang rendah mengaki-
berskala menengah dan besar, pemakaian batkan aplikasi pupuk kandang diperlukan
pupuk anorganik sangat berlebihan. Peng- dalam jumlah yang besar sehingga menga-
371
pupuk kotoran kambing dan konsentrasi zat Fungsi utama unsur hara N adalah untuk
pengatur tumbuh Dekamon tidak mempe- merangsang pertumbuhan tanaman secara
ngaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman keseluruhan pada masa vegetatif, sehingga
buncis secara bersamaan. Secara terpisah, pupuk kandang yang diberikan bertujuan
pupuk kotoran kambing berpengaruh nyata agar pertumbuhan vegetatif tanaman lebih
terhadap peubah panjang tanaman, jumlah cepat dan lebih baik. Unsur hara fosfor (P)
daun, jumlah cabang, luas daun, berat ke- berfungsi untuk mengedarkan energy kese-
ring total tanaman, jumlah polong per luruh bagian tanaman, berguna untuk
tanaman, bobot per tanaman dan bobot per merangsang pertumbuhan dan perkemba-
hek- tar. ngan akar, khususnya akar tanaman muda.
Berdasarkan data rata-rata panjang Tanaman yang kekurangan unsur hara P
tanaman (Tabel 1), dapat dilihat bahwa maka daun tanaman akan kuning kemudian
pemberian pupuk kotoran kambing dengan rontok dan tanaman menjadi kerdil.
dosis 60 ton/ha pada tanaman buncis me- Bobot kering total tanaman berhu-
miliki panjang tanaman lebih tinggi diban- bungan erat dengan jumlah daun dan luas
dingkan dengan dosis lainnya yaitu 216,95 daun. Tabel 2 menunjukkan, luas daun se-
cm pada umur 42 hst. Penurunan dosis makin meningkat sehingga mengakibatkan
menjadi 20 ton/ha dan 10 ton/ha pada selu- berat kering total tanaman juga meningkat.
ruh umur pengamatan lebih menurunkan Selain itu, semakin banyak N yang diserap
peubah panjang tanaman pada umur 14 hst oleh tanaman, daun akan tumbuh lebih be-
sampai 42 hst. sar sehingga proses fotosintesis berjalan
Hasil tersebut diatas diduga karena lancar dan berat kering total tanaman men-
pada dosis 60 ton/ha unsur hara yang dibe- jadi lebih banyak. Pada dosis 60 ton/ha
rikan tersedia dalam jumlah yang optimal, menghasilkan luas daun tertinggi (2366,51
-2 -1
seimbang dan telah mampu mensuplai cm .tan ) kemudian diikuti dengan dosis 40
-
unsur hara untuk meningkatkan tinggi tana- ton/ha dan 20 ton/ha sebesar 1973,27 cm
2 -1 -2 -1
man buncis. Hal tersebut sesuai dengan .tan dan 1828,80 cm .tan dan luas daun
-
pendapat Priyadi (1999 dalam Maryati et al., terendah pada dosis 10 ton/ha (1433,46 cm
2 -1
2008), bahwa pemberian porasi bermanfaat .tan ). Peningkatan pupuk kotoran kam-
bagi tanaman dalam menyediakan unsur N, bing mulai dosis 40 sampai 60 ton/ha meng-
P, K, memperbesar KTK tanah dan hasilkan bobot kering total tanaman lebih
meningkatkan kelarutan P tanah yang tinggi dibandingkan dengan perlakuan 10
termasuk hara esensial bagi tanaman. dan 20 ton/ha.
Tabel 1 Panjang tanaman (cm) sebagai akibat perlakuan berbagai dosis pupuk kotoran kambing
dan konsentrasi zat pengatur tumbuh Dekamon pada berbagai umur pengamatan
Panjang Tanaman
Perlakuan Hari Setelah Tanam (HST)
14 21 28 35 42
PK kambing (ton/ha)
10 ton/ha (P1) 13,78 36,51 93,70 a 157,46 a 197,39 a
20 ton/ha (P2) 14,06 37,01 99,49 a 160,74 ab 203,92 ab
40 ton/ha (P3) 14,13 39,33 112,88 b 170,60 bc 211,47 bc
60 ton/ha (P4) 14,26 40,74 118,52 b 171,92 c 216,95 c
BNT 5% tn tn 13,20 10,30 11,45
ZPT (cc/ l)
0 cc /l (Z0) 14,02 37,61 97,59 a 158,99 a 198,23 a
2 cc /l (Z1) 14,11 39,38 112,31 b 170,86 b 216,97 b
4 cc /l (Z2) 14,04 38,20 108,53 ab 165,69 ab 207,10 ab
BNT5% tn tn 11,43 8,92 9,91
Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada uji BNT 5%; tn = tidak nyata.
373
Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada uji BNT 5%.
Tabel 3 Jumlah daun buncis sebagai akibat perlakuan berbagai dosis pupuk kotoran kambing
dan konsentrasi zat pengatur tumbuh Dekamon pada berbagai umur pengamatan
Jumlah Daun
Perlakuan Hari Setelah Tanam (HST)
14 21 28 35 42
PK kambing (ton/ha)
10 ton/ha (P1) 3,98 7,87 a 13,39 a 19,00 a 29,01 a
20 ton/ha (P2) 3,99 7,94 a 13,46 a 19,42 a 31,54 ab
40 ton/ha (P3) 4,05 8,19 ab 15,13 b 20,92 b 33,95 bc
60 ton/ha (P4) 4,10 8,60 b 15,49 b 21,72 b 36,89 c
BNT 5% tn 0,52 1,13 1,39 4,30
ZPT (cc/ l)
0 cc/ l (Z0) 3,94 7,78 a 13,28 a 18,81 a 30,68 a
2 cc/ l (Z1) 4,07 8,53 b 15,25 b 21,34 b 35,46 b
4 cc/ l (Z2) 4,08 8,13 ab 14,58 b 20,65 b 32,40 ab
BNT5% tn 0,45 0,98 1,20 3,73
Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada uji BNT 5%; tn = tidak nyata.
Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa ta- makin banyak unsur N yang diserap tana-
naman dengan jumlah daun yang banyak man, daun akan tumbuh lebih besar sehing-
memiliki luas daun yang kecil, sedangkan ga proses fotosintesis berjalan lancar dan
tanaman yang mempunyai jumlah daun se- bobot kering total tanaman juga semakin
dikit dapat menghasilkan luas daun yang besar. Pendapat ini diperkuat oleh Sitompul
besar. Hal ini dapat terjadi karena, pada ta- dan Guritno (1995) yang menjelaskan bah-
naman dengan jumlah helai daun yang wa bobot kering total tanaman berkaitan de-
banyak, ukuran tiap helai daunnya kecil se- ngan luas daun tanaman, besarnya aktivitas
hingga dihasilkan luas daun total yang tidak fotosintesis disebabkan oleh luasnya daun
begitu besar. Sebaliknya pada tanaman de- tanaman yang dapat menyerap sinar mata-
ngan jumlah daun yang sedikit, maka uku- hari. Semakin besar luas daun maka bobot
ran tiap helaian daunnya besar, sehingga kering total tanaman pun semakin besar.
dihasilkan luas daun total yang besar. Se- Pada bobot polong per tanaman dan
374
bobot polong per hektar, dosis pupuk yang menyatakan bahwa peningkatan ukur-
kotoran kambing 40 ton/ha menghasilkan an daun yang lebih besar akan mengakibat-
bobot polong per tanaman dan bobot polong kan penaungan yang lebih banyak. Penau-
per hektar lebih tinggi dibandingkan dengan ngan cenderung meningkatkan kandungan
pupuk kotoran kambing dosis 10 dan 20 auksin yang dapat mempengaruhi panjang
ton/ha yaitu sebesar 307,36 g dan 32,40 ruas.
ton/ha namun tidak berbeda dengan dosis Zat pengatur tumbuh Dekamon
pupuk kotoran kambing 60 ton/ha (Tabel 4). memberikan pengaruh yang nyata terhadap
Pemberian pupuk kotoran kambing parameter luas daun tanaman buncis. Hal
dapat meningkatkan jumlah unsur hara da- tersebut diduga bahwa pembelahan dan
lam tanah, sehingga pertumbuhan tanaman pembesaran sel pada daun tanaman buncis
akan semakin baik dan mempengaruhi laju juga dirangsang oleh meningkatnya kandu-
fotosintesis, akibatnya bobot polong buncis ngan auksin akibat dari pemberian zat pe-
akan bertambah. Untuk meningkatkan pro- ngatur tumbuh Dekamon. Sesuai dengan
duktivitas tanaman sayuran dapat dilakukan pernyataan Gardner (1991), bahwa auksin
dengan beberapa cara, salah satunya ada- berperan dalam merangsang pembelahan
lah pemberian pupuk dengan jenis, dosis dan pembesaran sel tanaman. Senyawa
dan cara yang tepat (Sugito, 1995 dalam dinitrofenol bersifat auksin yang dikandung
Purwanti dan Susila, 2009). Hal tersebut se- ZPT Dekamon juga berperan dalam bertam-
suai dengan penelitian Mitra et al., (1990) bahnya ukuran sel-sel daun. Pada
yang menyatakan bahwa pupuk kandang konsentrasi 2 cc/l menghasilkan luas daun
mampu meningkatkan pertumbuhan dan tertinggi pada umur 84 hst yaitu 2132,06
-2 -1
hasil tanaman kacang buncis. cm .tan kemudian diikuti dengan konsen-
-2 -1
trasi 4 cc/l (1812,87 cm .tan ) dan luas
Pengaruh ZPT Dekamon daun terendah pada konsentrasi 0 cc/l
-2 -1
Hasil analisis ragam secara terpisah sebesar 1756,61 cm .tan (Tabel 2).
menunjukkan bahwa konsentrasi ZPT De- Peningkatan konsentrasi zat penga-
kamon terhadap pertumbuhan dan hasil ta- tur tumbuh Dekamon mulai 2 sampai 4 cc/l
naman buncis berpengaruh nyata terhadap menghasilkan bobot kering total tanaman
peubah panjang tanaman, jumlah daun, lebih tinggi (19,53 g dan 15,3 g) dibanding-
jumlah cabang, luas daun, berat kering total kan dengan konsentrasi 0 cc/l (14,18 g)
tanaman, jumlah polong per tanaman, bobot pada 84 hst (Tabel 2). Hal ini menunjukkan
per tanaman dan bobot per hektar. bahwa konsentrasi yang memberikan hasil
Berdasarkan data rata-rata panjang optimal adalah konsentrasi 2 cc/l. Pada kon-
tanaman (Tabel 1), dapat dilihat bahwa sentrasi 4 cc/l, berat kering total tanaman
pemberian 2 cc/l secara nyata meningkat- semakin menurun karena penurunan hasil
kan panjang tanaman, sedangkan pada fotosintat akibat tajuk yang saling mena-
konsentrasi 4 cc/l tidak menunjukkan ungi.
perbedaan dengan konsentrasi 2 cc/l pada Penurunan ini diduga karena unsur
umur pengamatan28 hst sampai 42 hst. hara makro dan mikro dalam ZPT Dekamon
Hasil tersebut diatas diduga bahwa mampu memacu proses fotosintesis. Apabi-
bahan aktif yang terkandung di dalam ZPT la fotosintesis berjalan lancar maka bioma-
Dekamon memberikan pengaruh yang posi- ssa yang dihasilkan maksimal. Hormon da-
tif terhadap panjang tanaman. Selain itu pe- lam ZPT Dekamon juga memungkinkan
nambahan panjang tanaman juga disebab- pembelahan sel dan menambah berat tana-
kan bertambahnya luas daun yang merupa- man. Penjelasan tersebut diperkuat oleh
kan hasil dari pemberian ZPT Dekamon se- Pranata (2004), unsur hara yang lengkap
hingga daun akan saling menaungi dan me- mampu merangsang pertumbuhan tanaman
ningkatkan kandungan auksin. Hal tersebut dan memacu metabolisme tanaman.
sesuai dengan pendapat Gardner (1991)
375
Tabel 4 Bobot polong per tanaman dan bobot polong per hektar akibat masing-masing
perlakuan yaitu dosis pupuk jumlah kotoran kambing dan konsentrasi zat pengatur tumbuh
Dekamon
Bobot/tan Bobot/hektar
Perlakuan (g/tanaman) (ton/ha)
PK kambing (ton/ha)
10 ton/ha (P1) 248,61 a 26,52 a
20 ton/ha (P2) 270,83 ab 28,01 a
40 ton/ha (P3) 307,36 bc 32,40 b
60 ton/ha (P4) 330,37 c 34,55 b
BNT 5% 46,27 4,00
ZPT (cc/l)
0 cc/l (Z0) 258,92 a 27,48 a
2 cc/l (Z1) 312,85 b 32,97 b
4 cc/l (Z2) 296,11 ab 30,66 ab
BNT5% 40,08 3,46
Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada uji BNT 5%; tn = tidak nyata.
PT JD LD BK B/T
JD 0,952**
LD 0,921** 0,924**
BK 0,827** 0,862** 0,876**
B/T 0,940** 0,939** 0,946** 0,899**
B/Ha 0,942** 0,942** 0,913** 0,890** 0,982**
Rinsema, W.T. 1986. Pupuk dan Cara Sumiati, E dan A. Hidayat. 2002. Studi
Pemupukan. Bharata Karya Aksara. Bedengan Kompos Permanen untuk
Jakarta. BudidayaKentang di Pekarangan.
Sarief, E. S. 1986. Kesuburan dan J.Hort. 12(4): 237-245.
Pemupukan Tanah Pertanian. Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik.
Pustaka Buana. Bandung. Kanisius. Yogyakarta.
Sumiati, E. 1989. Pengaruh Zat pengatur Wardjito., Z. Abidin dan Suwahyo. 1994.
Tumbuh terhadap Hasil Curd Brokol Pengaruh Dosis Bermacam-macam
(Brassica clerase var. Italica Pupuk Kandang terhadap
L).Kultivar Green Comet. Bull. Pertumbuhan dan Produksi Kubis
Penel. Hort. 18 (1): 44-49. (Brassica oleraceae). Bul. Penel.
Hort.26 (3): 37- 42.