KATA PENGANTAR
materi maupun dorongan moril dari berbagai pihak. Oleh karenanya pada
yang terhormat :
1. Prof. Dr. Hj. Badriyah Rifai, S.H selaku Promotor, Prof. Dr. Anwar
2. Prof. Dr. Hj. Nurhayati Abbas, S.H.,M.H, Prof. Dr. Ahmadi Miru,
ini.
7. Prof. Dr. Abdul Razak, S.H.,M.H selaku Ketua Program Studi S3 Ilmu
Makassar.
menyelesaikan Studi.
12. Prof.Dr. Telly Sumbu, S.H.,M.H selaku Dekan Fakultas Hukum Unsrat
15. Istri tercinta Ollij Anneke Kereh, S.H.,M.H beserta anak-anak terkasih
Felicia Griselda Anis, SE, Valencia Matthew Anis, dan Brilian Jafet
Anis yang selalu memberi perhatian, semangat dan doa bagi penulis
16. Ayah tercinta Alm. Bobby Anis dan Ibu tercinta Dra. Miesje Sorongan
17. Ayah dan Ibu mertua George Kereh dan Almh.Ruth Tumelap yang
18. Ibu/Bapak, Saudara/i yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu
moril.
sehingga dengan hati yang terbuka segala masukan ataupun saran akan
penulis terima dengan senang hati. Akhir kata, segala perhatian dan
bantuan yang telah diberikan kiranya mendapatkan berkat dan rahmat dari
Tuhan Yang Maha Kuasa dan semoga disertasi ini dapat bermanfaat
Penulis
170
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iii
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
DAFTAR ISI ix
BAB I PENDAHULUAN 1
B. Perumusan Masalah 12
C. Tujuan Penelitian 12
D. Kegunaan Penelitian 13
E. Orisinalitas Penelitian 13
A. Kerangka Teori 16
A. Kesimpulan 325
B. Saran 326
Lampiran 1
176
BAB I
PENDAHULUAN
2025).
pantai 95.181 kilometer, luas laut mencapai 5,8 juta km 2 yang terdiri atas
0,3 juta km2 perairan territorial, 2,8 juta km2 perairan pedalaman dan
177
kepulauan, serta 2,7 juta km2 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Dari data
tersebut menunjukkan betapa besar potensi ekonomi yang dimiliki dan jika
miliar per tahun, namun yang dikembangkan saat ini belum mencapai
kewajiban antara debitor dan kreditor (penerima dana dan pemberi dana).
jaminan.
kepulauan di mana sebagian besar wilayah terdiri dari perairan laut. Oleh
transportasi laut. Bahkan lebih dari itu kapal sebagai suatu benda yang
hipotek kapal.
Sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 314 ayat (1) KUH Dagang, bahwa
kapal-kapal yang dapat dibukukan dalam register kapal adalah kapal yang
kapal yang dibukukan dalam register kapal, kapal dalam pembuatan dan
itu, dapat diletakkan hipotek. Kapal yang terdaftar ini diperlakukan sebagai
benda tetap sebaliknya kapal yang tidak terdaftar termasuk sebagai benda
bergerak.
yang terkandung dalam Pasal 1133 ini adalah bahwa kreditor tidak perlu
kreditor-kreditor lainnya.
Rumusan yang tidak jauh berbeda juga diberikan oleh UU No.17 Tahun
dari sifat hak kebendaan yang melekat pada hipotek kapal, kedudukan
Pasal 60 ayat (3) UU No.17 Tahun 2008 ditegaskan, bahwa setiap akta
182
dalam Pasal 55 ayat (2) dan (3) UU No.30 Tahun 2004 tentang Jabatan
gugatan di pengadilan.
dalam hal ini pihak bank tidak didukung oleh lembaga Pengadilan. Lewat
eksekutorial dari grosse akta hipotek kapal. Hal ini tercermin dari
menjadi terbatas. Hal ini bukan permasalahan dalam level praktik saja,
dilaksanakannya atau tidak suatu eksekusi atas suatu grosse akta seperti
April 2010).
Begitu pula sikap pengadilan dalam hal ini Mahkamah Agung (MA),
tanpa ada fiat dari pengadilan negeri setempat. Putusan MA No. 3210
makna penjualan berdasarkan parate eksekusi sesuai pasal 1178 ayat (2)
KUH Perdata dengan penjualan atas dasar grosse akta hipotek. Jika
ketua pengadilan negeri, lantas apa bedanya dengan grosse akta? Inilah
grosse akta hipotek perlu diteliti penyebabnya sehingga dapat dicari solusi
saja diakibatkan oleh pengaturan hukum yang tidak jelas dan tegas
B. Perumusan Masalah
implementasinya ?
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
berupa :
E. Orisinalitas Penelitian
kajian dari penelitian disertasi ini. Disertasi pertama ditulis oleh Alm. Anis
Idham dengan judul Pranata Jaminan Kebendaan Hipotik Kapal Laut Dan
Disertasi ini baru sampai pada tahap ujian tertutup (pra promosi) pada
tanggal 22 Februari 1993 dan dinyatakan lulus oleh Tim Penguji pada
189
pada apa yang disebutnya sebagai hukum maritim yang tersebar dalam
penelitian disertasi ini ditulis oleh Sutanto dengan judul Grosse Akta
sedangkan dalam penelitian ini membahas dari segi grosse akta hipotek
kapal.
191
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
memberikan bentang lingkup dari istilah hukum jaminan itu, yaitu meliputi
adalah:
jaminan pada masa yang akan datang. Sedangkan saat ini telah dibuat
3. Adanya jaminan
jaminan nonkebendaan.
pinjaman dan bunganya. Begitu juga debitor percaya bahwa bank atau
ruang lingkup kajian hukum jaminan. Menurut Salim (2004 : 8), objek
dua macam, yaitu objek materiil dan objek formal. Objek materiil yaitu
pembebanan jaminan.
diatur secara limitatif dan tidak enunsiatif, di mana seseorang tidak dapat
hak kebendaan ini merupakan salah satu ciri hak kebendaan, yang
196
Hasan, 1996:53-54).
KUH Perdata menganut sistem terbuka (open system), dalam arti, siapa
saja dapat membuat perjanjian, baik sudah dikenal di dalam Buku III KUH
Perdata maupun perjanjian baru di luar Buku III KUH Perdata. Perjanjian
yang dikenal dalam KUH Perdata seperti jual beli, sewa menyewa, tukar
leasing, beli sewa, franchise, kontrak rahim yang tidak diatur dalam KUH
hukum positif yang mengatur tentang jaminan dan segala sesuatu yang
pengertian yang satu dengan yang lain mempunyai hubungan yang erat,
bersangkutan;
dan ketentuan hukum positif merupakan pula yang penting bagi setiap
orang yang ingin mengetahui atau menyelidiki hukum positif dari suatu
tempat pada waktu tertentu. Dengan kata lain sumber hukum di sini
diatur dalam Buku III KUH Perdata, yaitu pada Titel Ketujuh Belas dengan
bersumber kepada Buku III, yaitu mengatur hak jaminan kebendaan dan
Dalam hal pembebanan hipotek atas kapal laut perlu juga merujuk
ketentuan dalam KUH Dagang terutama tentang batasan kapal laut yang
pembebanan hipotek atas kapal laut terdapat dalam Pasal 314, 315, 315a,
315b, 315c, 315d, 315e, 316, 316a, 316b, 316c, 316d, 316e, 317, 317a,
sampai dengan Pasal 64. Dalam Pasal 60 ayat (1) menentukan : Kapal
Balik Nama Kapal di tempat kapal didaftarkan dan dicatat dalam Daftar
Hal tersebut ditegaskan dalam ayat (4) sebagai berikut : Grosse Akta
Hipotek Kapal adalah hak agunan kebendaan atas kapal yang terdaftar
200
kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang timbul dari suatu
perikatan hukum. Oleh karena itu, hukum jaminan erat sekali dengan
debitor akan memenuhi kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang
dan mudah dicairkan yang nilainya minimal sebesar jumlah utang yang
utang yang tersisa. Ini berarti, bahwa tidak semua kebendaan atau hak-
pula tidak semua utang memerlukan jaminan misalnya pada utang kartu
kredit (http://debtor-creditor.lawyers.com/creditors-rights/creditors-legal-
rights.html).
Suatu hal yang penting dari keberadaan jaminan yaitu, bahwa yang
benda jaminan dan mengambil dari hasil penguangan benda jaminan itu
karena itu, barang yang dapat dijadikan jaminan haruslah suatu benda
atau suatu hak yang dapat dinilaikan ke dalam uang. Untuk menguangkan
benda jaminan perlu bahwa benda itu dialihkan kepada pihak lain. Oleh
karena itu, juga barang yang dapat dijadikan, jaminan haruslah benda
atau hak yang boleh dialihkan kepada orang lain (Subekti, 1981:24).
1. Dapat secara mudah membantu perolehan kredit itu oleh pihak yang
memerlukannya;
kredit.
ini dapat memberikan manfaat bagi kreditor dan debitor. Manfaat bagi
yang diserahkan kepada debitor sehingga kreditor tidak merasa takut atau
pokok kredit dan bunga dari debitor, sedangkan bagi debitor adalah
kredit dan bunga, bank atau pemilik modal dapat melakukan eksekusi
adalah untuk :
dalam perjanjian;
syarat yang telah disetujui agar debitor dan/atau pihak ketiga yang ikut
lazim dinamakan dengan the five C of credit analysis atau Prinsip 5 C's.
jaminan maka tanpa ada hak tagih, tidak ada hak jaminan. Demikian pula
maka tidak perlu dipenuhi syarat peralihan pada umumnya seperti yang
208
pendahuluannya.
Jika terjadi perjanjian jaminan, maka hak atas barang jaminan tetap
dimiliki oleh debitor, sedang kreditor hanya memiliki hak jaminan atas
collateral, there would simply the be a contract for loan or debt and
an obligation to repay it
perjanjian kredit.
jaminan.
Akta di bawah tangan adalah suatu akta yang dibuat dan ditandatangani
oleh para pihak saja dengan tanpa bantuan seorang pejabat umum atau
akta yang dibuat oleh atau di hadapan pejabat umum yang tidak
berwenang. Sementara itu, akta autentik adalah suatu akta yang dibuat
oleh atau di hadapan seorang pejabat umum yang berwenang untuk itu,
undang-undang.
Akta autentik adalah suatu akta yang dibuat oleh atau di hadapan
pejabat yang diberi wewenang untuk itu, merupakan bukti yang
lengkap antara pihak dari para ahli warisnya dan mereka yang
mendapat hak daripadanya tentang yang tercantum di dalamnya
dan bahkan sebagai pemberitahuan belaka, akan tetapi yang
terakhir ini hanya diberitahukan itu berhubungan langsung dengan
perihal pada akta itu.
1. akta tersebut dibuat oleh atau di hadapan seorang pejabat umum yang
2. bentuk aktanya dan tata cara pembuatannya telah ditentukan oleh atau
dalam undang-undang.
akta di bawah tangan dilakukan pada lembaga pegadaian. Bentuk, isi, dan
yang kosong dalam Surat Bukti Kredit (SBK) meliputi nama, alamat,
Notaris yang menjadi pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta
Pejabat Pendaftar dan Balik nama Kapal; pegawai pencatatan sipil; polisi
kapal, yang dibuat oleh Pejabat Pendaftar dan Pencatat Balik nama
Kapal;
hadapan Notaris;
yaitu:
214
telah diubah terakhir dalam Lembaran Negara Tahun 1954 Nomor 101;
2004;
Jabatan Notaris.
sebagai berikut :
(3) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2), Notaris mempunyai kewenangan lain yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
akta otentik itu tidak ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain
b. menyimpan akta;
c. memberikan grosse;
tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang
lain;
6. berwenang melakukan:
bawah tangan;
akta;
Pasal 1131 dan 1132 KUH Perdata. Ketentuan dalam Pasal 1131 KUH
Perdata menegaskan :
sama terhadap kreditor lain (kreditor konkuren), tidak ada kreditor yang
debitor.
Hak jaminan yang bersifat umum ini dilahirkan atau timbul karena
undang. Ditinjau dari sudut sifat haknya, para kreditor konkuren ini
mempunyai hak yang bersifat perseorangan, yaitu hak yang hanya dapat
Apabila terdapat lebih dari satu kreditor dan hasil penjualan harta
cukup untuk melunasi utang-utangnya; dalam hal ini akan tampak betapa
219
debitor itu kurang dari jumlah utangnya atau bila pasivanya melebihi
kepada pihak ketiga sementara utangnya belum dibayar lunas. Atau dapat
piutang kreditor. Jika hanya ada satu kreditor saja, ia dapat melaksanakan
bagi kreditor, karena kurang menimbulkan rasa aman dan terjamin bagi
kredit yang diberikan (Sofwan, 1980: 45). Dengan jaminan umum tersebut,
debitor yang ada sekarang dan yang akan ada di kemudian hari, serta
kepada siapa saja debitor itu berutang, sehingga khawatir hasil penjualan
terakhir dari ketentuan dalam Pasal 1132 KUH Perdata, yaitu kata-kata
"kecuali apabila di antara para berpiutang itu ada alasan-alasan yang sah
(Pasal 1150 dan Pasal 1162 KUH Perdata, Pasal 1 angka 1 juncto
hak jaminan yang bersifat khusus akan jauh lebih baik kedudukannya
tertentu atau dijamin oleh seseorang. Hak jaminan yang bersifat khusus ini
atas :
tetapi hanyalah dijamin oleh harta kekayaan seseorang lewat orang yang
yang berupa hak mutlak atas suatu benda yang mempunyai ciri-ciri
223
umumnya.
2) ada benda tertentu milik debitor yang dipegang oleh kreditor atau
terikat kepada hak kreditor, yang berharga bagi debitor dan dapat
debitor;
orang);
1991:14).
kepada kreditor suatu kedudukan yang lebih baik, karena adanya lebih
dari seorang debitor yang dapat ditagih. Kata "lebih baik" di sini adalah
lebih baik daripada kreditor yang tidak mempunyai hak jaminan (khusus)
atau lebih baik dari jaminan umum. Adanya lebih dari seorang debitor,
bisa karena ada debitor serta tanggung menanggung atau karena adanya
orang pihak ketiga yang mengikatkan dirinya sebagai borg (Satrio, 1991:
14).
badan usaha yang berbadan hukum. Garansi bank diberikan oleh bank
dijamin wanprestasi.
perlindungan jika menerima benda tersebut dengan iktikad baik (te goeder
trouw; in good faith), yaitu mengira bahwa debitor tersebut pemilik yang
terjadi. Hal ini menguntungkan debitor pemilik benda jaminan, yang justru
debitor, tanpa menimbulkan risiko bahaya bagi kreditor jika tidak disertai
telah diatur secara khusus dalam KUH Perdata yang disebut perjanjian
yang diatur dalam ketentuan Bab V sampai dengan Bab XVIII Buku III
KUH Perdata.
Bab I : Terdiri dari Pasal 1233 s/d 1312 mengatur tentang perikatan-
Bab II : Terdiri dari Pasal 1313 s/d 1351 mengatur tentang perikatan-
Bab III : Terdiri dari Pasal 1352 s/d 1380 mengatur tentang perikatan-
Bab IV : Terdiri dari Pasal 1381 s/d 1456 mengatur tentang hapusnya
perikatan.
Bab V s/d Bab XVIII terdiri dari Pasal 1457 s/d 1864 mengatur tentang
perjanjian-perjanjian khusus.
Bab I s/d Bab IV Buku III KUH Perdata mengatur tentang ketentuan
ketentuan umum tidak berlaku. Hal ini berlaku asas lex specialis derogat
pihak di dalam lapangan harta kekayaan di mana pihak yang satu berhak
atas pestasi dan pihak yang lain berkewajiban memenuhi prestasi itu. Dari
hukum antara dua pihak misalnya jual beli, sewa menyewa adalah
yang satu berhak untuk menuntut kepada pihak yang lain dan pihak
seorang atau beberapa orang dari padanya (debitor atau para debitor)
Berdasarkan Pasal 1234 KUH Perdata wujud dari prestasi itu dapat
berupa :
230
kehidupan masyarakat.
perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
Hal ini dapat diketahui dari rumusan kata kerja “mengikatkan diri” yang
sifatnya hanya datang dari satu pihak saja, tidak dari kedua belah
kepribadian;
suatu persetujuan dengan mana dua orang atau lebih saling mengikatkan
perjanjian dalam Buku III KUH Perdata menganut sistem terbuka. Hukum
untuk membuat perjanjian yang berisi apa saja yang diinginkan para pihak
233
kesusilaan.
dari ketetuan Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata yang berbunyi : “Semua
syarat dan ketentuan dalam perjanjian ditentukan atau diatur sediri oleh
para pihak dan perjanjian yang dibuat tersebut mengikat para pihak
perjanjian dalam Buku III KUH Perdata merupakan hukum pelengkap atau
dalam bahasa Inggris disebut Option Law atau dalam bahasa Belanda
Perdata tidak ada keharusan untuk digunakan sepanjang para pihak yang
lengkap.
c. Kemungkinan Buku III KUH Perdata tidak berlaku karena para pihak
dengan prinsip yang terkandung dalam Pasal 1338 KUH Perdata, tetapi
1320 KUH Perdata mensyaratkan empat hal yang harus dipenuhi untuk
dibatalkan oleh salah satu pihak yang tidak cakap. Dapat dibatalkan oleh
salah satu pihak artinya salah satu pihak dapat melakukan pembatalan
membatalkan perjanjian itu maka perjanjian yang dibuat tetap sah. Yang
dimaksud salah satu pihak yang membatalkan di sini adalah pihak yang
tidak cakap menurut hukum, yaitu orang tuanya atau walinya atau orang
yang tidak cakap itu apabila suatu saat menjadi cakap atau orang yang
membuat perjanjian itu bila pada saat membuat perjanjian tidak bebas
perjanjian tersebut batal demi hukum. Batal demi hukum artinya perjanjian
yang dibuat para pihak sejak awal dianggap tidak pernah ada. Jadi para
yang dinyatakan secara tegas atau diam. Kemauan yang bebas artinya
tidak ada tekanan dan paksaan dari pihak manapun tetapi berdasarkan
menulis surat.
terjadi pada saat kehendak yang dinyatakan itu dikirim oleh pihak yang
menerima tawaran.
diterima.
berumur 21 tahun dan sehat jasmani dan rohani. Menurut Pasal 1330
KUH Perdata orang yang tidak cakap melakukan perbuatan hukum ialah
suatu hal atau objek tertentu yang nantinya akan melahirkan prestasi yang
wajib dipenuh oleh para pihak dalam perjanjian. Hal atau objek tertentu
yang diperjanjikan harus secara jelas diatur sehingga para pihak dapat
sebab atau causa yang halal artinya suatu perjanjian harus berdasarkan
yang halal yang dimaksud di sini bukanlah sebab dalam arti yang
sebab dalam arti “isi perjanjian itu sendiri” yang menggambarkan tujuan
yang hendak dicapai oleh para pihak. Ketentuan Pasal 1337 KUH Perdata
atau diawasi oleh undang-undang itu ialah “isi perjanjian itu”, yang
undang, ketertiban umum dan kesusilaan. Pasal 1338 ayat (1) KUH
perjanjian mengenai hal apapun, diatur secara apa saja, dan perjanjian
2. Asas Konsensualisme
dan isi perjanjian yang dibuat. Tanda tangan juga berkaitan dengan
1338 ayat (1) KUH Perdata menentukan bahwa perjanjian yang dibuat
yang telah ditetapkan oleh para pihak. Tidak mencampuri isi hukum
perjanjian artinya pihak ketiga tidak boleh menambah atau mengurangi isi
Oleh karena para pihak wajib menaati isi perjanjian yang mereka
sepihak, Jika akan ditarik kembali, harus dengan kesepakatan para pihak
240
4. Asas Kepribadian
ketiga tidak akan terikat dalam perjanjian tersebut. Hal ini dapat dilihat dari
Pasal 1315 dan Pasal 1340 KUH Perdata. Pasal 1315 KUH Perdata
perjanjian selain untuk dirinya sendiri. Hal ini dipertegas dengan Pasal
1340 ayat (1) KUH Perdata yang menegaskan bahwa suatu perjanjian
yang dibuat untuk diri sendiri atau suatu pemberian kepada orang lain
mengandung suatu syarat semacam itu. Dalam Pasal 1317 ini terdapat
janji terhadap pihak ketiga atau janji untuk kepentingan pihak ketiga.
Contohnya, dalam perjanjian asuransi jiwa, ada dua orang berjanji, akan
ketiga.
241
Asas itikad baik merupakan salah satu sendi penting dalam hukum
hukum-perjanjian.html).
dalam Pasal 1381 KUH Perdata dapat terjadi karena (Sutarno, 2003:85-
91) :
1. Pembayaran
dapat melakukan pembayaran bukan hanya debitor saja tetapi orang lain
b. Orang yang tidak berkepentingan yang bertindak untuk dan atas nama
debitor.
2. Penawaran Pembayaran
debitor lama dengan debitor baru dan membebaskan debitor lama dari
tertentu.
menurut Pasal 1424 KUH Perdata terjadi “demi hukum” artinya terjadi
yaitu :
5. Percampuran Utang
bersatu pada satu orang, maka demi hukum atau otomatis suatu
waris.
6. Musnahnya Objek
245
Dalam hal yang demikian maka perjanjian menjadi hapus atau berakhir
tetapi kehilangan bukan akibat dari kesalahan debitor. Dalam hal debitor
hak berkaitan dengan barang yang musnah atau hilang, misalnya hak
kepada kreditor.
7. Pembebasan Utang
pembayaran utang dari debitor. Ini berarti krditor melepaskan haknya dan
utangnya.
menentukan bahwa :
8. Pembatalan Perjanjian
sahnya perjanjian yang diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Jika syarat
subjektif (sepakat dan cakap) tidak terpenuhi maka perjanjian itu dapat
dibatalkan. Bila salah satu pihak akan membatalkan perjanjian yang tidak
Negeri.
perjanjian dibatalkan.
Bila syarat objektif (objek tertentu dan sebab yang halal) tidak
dipenuhi maka perjanjian itu batal demi hukum, artinya perjanjian itu sejak
semula dianggap tidak pernah ada jadi tidak ada perikatan hukum yang
dilahirkan. Oleh karena itu dalam kasus ini dapat dikatakan tidak ada
berakhir lebih tepat daripada istilah syarat batal. Istilah syarat batal pada
sejumlah uang kepada Bank namun selama lebih dari tiga puluh tahun
Bank tidak pernah menagih utangnya, maka orang yang berutang tersebut
waktu tiga puluh tahun debitor tidak dapat dituntut di muka hakim untuk
248
(Naja, 2005:123).
yuridis).
a. Kepercayaan
Hal ini diartikan bahwa pemberi kredit yakin bahwa prestasi (uang,
250
b. Tenggang waktu
masa yang akan datang. Dalam unsur waktu ini terkandung pengertian
nilai agio dari uang, yaitu uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya
dari uang yang akan diterima pada masa yang akan datang.
c. Degree of risk
resiko, karena adanya unsur resiko ini maka dibutuhkan jaminan dalam
pemberian kredit.
Prestasi atau objek kredit ini tidak hanya diberikan dalam bentuk uang,
kredit yang menyangkut uanglah yang sering kita jumpai dalam praktik
maka perjanjian kredit walaupun tidak secara khusus diatur dalam KUH
perjanjian dalam Bab I dan Bab II Buku III KUH Perdata sebagaimana
atas.
XIII Pasal 1754 KUH Perdata. Pinjam meminjam adalah suatu perjanjian
dengan mana pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu
syarat bahwa pihak yang terakhir ini akan mengembalikan sejumlah yang
1. Pendapat Winedsheid
252
hal itu seperti yang diatur dalam pasal 1253 KUH Perdata.
2. Goudekte
yang dibuat secara khusus baik oleh bank selaku kreditor maupun
3. Loseccat Vermeer
uang. Pada saat itu diserahkan maka perjanjian itu “beralih” dan
4. Asser Kleyn
pinjam uang.
253
bukanlah perjanjian pinjam pakai habis yang tunduk pada Pasal 1754
sebesar Rp..... dan pihak kedua menerimanya.” Dalam hal ini jelas
(Imaniyati, 2010:146-147).
nasabah, dapat dijadikan dasar lembaga hukum apa yang akan dipakai
bentuk hubungan hukum yang lahir dari perjanjian pinjam mengganti atau
antara bank dengan nasabah debitor sehingga dari sanalah akan dapat
Agustus 1988 telah bersikap apriori atau take if for granted bahwa
pinjam meminjam adalah perjanjian riil. Hal ini dapat dilihat dari isi Pasal
1754 tersebut :
4. Yurisprudensi;
5. Kebiasaan perbankan;
tertuIis dan sering juga disebut sebagai suatu kontrak. Dari aspek
satu solusi dalam hal kegagalan satu pihak untuk melakukan janji-janji
Tahun 1998.
bussiness).
a. Peraturan Pemerintah;
kebiasaan dan dan praktik perbankan dapat juga menjadi suatu dasar
melakukan kegiatan lain dari yang telah diperincikan oleh Pasal 6, jika
1960, HIR tentang eksekusi hipotek, KUH Acara Perdata dan lain-
secara tertulis.
Akta di bawah tangan dan Akta autentik. Akta di bawah tangan artinya
bahwa akta atau perjanjian tersebut dibuat tanpa peran pejabat yang
nasabah.
protes atas klausul tersebut, sehingga mau tidak mau calon nasabah
sebagai kreditor.
setara antara pihak yang telah mempersiapkan (bank) dengan pihak yang
segala petunjuk dan peraturan bank, baik yang sudah ada atau yang
Akta autentik adalah surat atau tulisan yang sengaja dibuat dan
suatu hak untuk dijadikan sebagai alat bukti (Harun, 2010:38). Menurut
Pasal 1868 KUH Perdata akta autentik berupa akta yang ditentukan oleh
1. Judul perjanjian
Judul dalam suatu akta perjanjian kredit berguna agar setiap orang
2. Komparisi
3. Isi Perjanjian
Pada bagian ini merupakan pokok/inti dari suatu akta perjanjian kredit
1995:149) yaitu :
a. Jumlah hutang;
b. Besarnya bunga;
c. Waktu pelunasan;
d. Cara pembayaran;
e. Klausula opeisbaarheid;
f. Barang jaminan.
4. Penutup
minimal enam hal sebagaimana disebutkan pada angka 3 di atas, maka isi
kreditnya (overdraft)
dan pembayaran yang dilakukan pada hari dan jam kantor dibuka.
3. Jangka waktu dan cara pembayaran sampai jatuh tempo ada dua cara
biaya lainnya.
jumlah yang terhutang oleh debitor. Untuk itu, mutasi keuangan dan
bersangkutan.
dikarenakan :
curatele gesteld)
8. Syarat-syarat lain yang harus dipenuhi oleh debitor dan termasuk hak
9. Biaya akta dan biaya penagihan hutang, yang juga harus dibayar
Menurut Ch. Gatot Wardoyo ada beberapa klausul yang selalu dan
commitment fee.
waktunya.
secara tertulis.
267
bank.
Klausul ini terdiri atas beberapa macam hal yang mempunyai akibat
seizin bank.
8. Trigger Clause atau Opeisbaar Clause. Klausul ini mengatur hak bank
10. Expence Clause. Klausul ini mengatur mengenai beban biaya dan
12. Representation and Warranties. Klausul ini sering juga disebut dengan
13. Klausul ketaatan pada ketentuan bank. Klausul ini dimaksudkan untuk
bulanan.
2005:193-196).
1985:2).
jaminan mempunyai arti yang lebih penting lagi dikarenakan kredit yang
2010:152).
bergerak, baik yang sudah ada, maupun yang baru akan ada
2010:152-153)
dunia perbankan nasional. Hal ini jika melihat dari sisi jaminan
1. Secured
debitor, maka bank telah mempunyai alat bukti yang sempurna dan
2. Marketable
(Syahdaeni :1995:2) :
perusahaan lain.
secara gadai.
2010:52) :
perjanjian kredit;
awal.
(KUH Perdata)
bahwa kata hipotek berasal dari Hukum Romawi yaitu Hypotheca. Dalam
menunjukkan salah satu bentuk jaminan hak atas benda yang tidak
perikatan.
gambaran yang baik dari apa yang dirumuskan, melalui ciri-ciri khas yang
menonjol yang ada dalam perumusan tersebut. Dalam hal ini para sarjana
undang kata-kata Belanda kuno onderzetting, istilah yang tidak lagi lazim
dibebani. Pasal 1171 ayat (1) KUH Perdata dinyatakan : Hipotek hanya
dapat diberikan dengan suatu akta autentik, kecuali dalam hal-hal yang
Demikian pula ketentuan dalam Pasal 1175 ayat (1) KUH Perdata
sudah ada. Hipotek atas benda-benda yang baru akan ada di kemudian
hari adalah batal. Kemudian dalam Pasal 1176 ayat (1) KUH Perdata
lainnya dari KUH Perdata, dapat dirumuskan bahwa hipotek adalah hak
277
Perdata).
b. Sifat-Sifat Hipotek
tidak bergerak, maka sifat-sifat yang melekat pada hipotek itu adalah
4. bersifat terbuka;
5. mengandung pertelaan;
6. mengenal pertingkatan;
yang lain tidak dapat berdiri sendiri, ia selalu dikaitkan dengan sengaja,
wujudnya selalu tagihan (dalam arti luas). Oleh karena perjanjian hipotek
jaminan khusus).
Salah satu ciri dan sifat hipotek itu tidak dapat dibagi-bagi
disimpulkan dari ketentuan Pasal 1163 ayat (1) KUH Perdata, yang
kebendaan jaminan dari beban hak hipotek, melainkan hak hipotek itu
prinsipnya tidak dikenal roya partiil, dalam arti pemberi hipotek tidak dapat
itu tetap dibebani dengan hak tersebut, di dalam tangan siapa pun ia
berpindah.
Dari ketentuan Pasal 1163 ayat (2) KUH Perdata ini, sebagai
konsekuensi dari hak kebendaan, maka hak hipotek itu tetap mengikuti
jaminan itu berada atau dipindah. Sifat ini dikenal dengan istilah droit de
suite atau zaaksgevolg dan merupakan salah satu sifat dari jaminan
wanprestasi.
umum (pihak ketiga), maka segala ikatan hipotek harus didaftarkan, dalam
dalam suatu register umum yang diadakan untuk itu, ketentuan dalam
atas, agar suatu ikatan hipotek itu mempunyai kekuatan hukum, baik
maupun terhadap orang lain pihak ketiga, maka ikatan hipotek tersebut
wajib didaftarkan dalam suatu daftar yang diperuntukan untuk itu. Sifat ini
ketentuan dalam Pasal 1179 ayat (2) KUH Perdata maka suatu ikatan
hipotek tidak didaftarkan tidaklah mempunyai kekuatan apa pun juga bagi
pemilikan atas benda jaminan dan pihak ketiga yang tidak tahu adanya
kreditor bisa sangat dirugikan. Untuk itulah, hipotek atas kapal harus
didaftarkan dalam suatu register atau daftar umum untuk itu. Dengan
Spesialitas)
284
itu, jadi di dalam akta hipotek harus disebutkan secara jelas dan terang,
baik mengenai subjek hipotek, apalagi objek hipotek maupun utang yang
dijamin.
Perdata menentukan :
khusus tentang benda yang dibebani, begitu pula tentang sifat dan
atas benda-benda yang disebutkan atau ditunjuk secara khusus, baik itu
lebih dari satu utang atau kreditor, sehingga akan terdapat beberapa
pemegang hipotek atas benda yang sama dan bila demikian terdapat
sama. Dengan kata lain, mereka yang mendaftarkan hipoteknya pada hari
bunga dari piutang pokoknya. Hal ini disebutkan secara tegas dalam
untuk dua tahun dan tahun yang sedang berjalan, bagi bunganya
ditempatkan di dalam tingkatan hipotek yang sama seperti uang
pokoknya; dengan tidak mengurangi haknya untuk, mengenai
bunga-bunga yang lain selainnya yang dijamin pada pembukuan
pertama, mengambil pembukuan-pembukuan khusus, yang sejak
hari tanggalnya akan menerbitkan hipotek.
Demikian pula hipotek atas kapal laut, dapat dilakukan lebih dari
satu kali. Artinya terhadap kapal laut yang sama dapat dibebani lebih dari
hipotek kapal laut yang didaftarkan pada tanggal sama, maka mereka
ditafsirkan dari ketentuan dalam Pasal 315 KUH Dagang, yang berbunyi :
Tingkat di antara segala hipotek satu sama lain, ditentukan oleh hari
Dalam peristiwa ada pemasangan hipotek lebih dari satu kali, maka
hipotek yang didaftarkan paling awal sesuai dengan ciri dari hak
kebendaan lahir lebih dahulu dan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi
jaminan hipotek yang kedua, bisa diberikan, baik kepada kreditor yang
sama maupun kreditor lain. Dari ketentuan itu juga tersimpul, bahwa
untuk didahulukan ini, sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 1134 ayat
(2) KUH Perdata, piutang atas gadai dan hipotek lebih didahulukan atau
yang diambil dari hasil pendapatan eksekusi benda yang menjadi objek
hipotek.
dari debitor, tetapi hanya sebagai kreditor konkuren saja. Dalam hal ini
pemegang gadai dan pemegang privelege. Hal ini sesuai dengan klausul
terakhir dari bunyi Pasal 1134 ayat (2) KUH Perdata, yang menyatakan
sebaliknya.
Suatu hipotek hanyalah sah, sekedar jumlah uang untuk mana ia telah
diberikan, adalah tentu dan ditetapkan dalam akta. Dari bunyi ketentuan
pasal tersebut, jelas bahwa dalam akta hipotek harus disebutkan secara
pasti jumlah (jumlah tertentu) uang yang merupakan utang yang dibebani
dengan hipotek. Dengan kata lain dalam akta hipotek harus disebutkan
secara jelas dan tegas mengenai ”jumlah uang untuk mana” (nilai
tidaknya beban, tetapi juga berapa besarnya beban benda jaminan yang
c. Objek Hipotek
hipotek adalah :
segala perlengkapannya.
3. Hak numpang karang (opstal, identik dengan hak guna bangunan) dan
4. Bunga tanah, baik yang harus dibayar dengan uang maupun yang
5. Bunga sepersepuluh.
1. Bagian yang tak dapat dibagi-bagi dalam benda tak bergerak yang
4. Hak Konsesi menurut S. 1918 No.21 jo. No.20 yang juga dapat
a. Hak-hak atas tanah yang dapat dibebani Hipotek adalah, Hak Milik,
Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha yang berasal dari konversi
Erfpacht.
Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha yang berasal dari
mengenai hak-hak tanah yang mana yang dapat dibebani Hipotek dan
a. Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha baik yang
b. Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha yang baru (yang
Hak Guna Usaha yang telah dibukukan dalam Daftar Buku Tanah
No.16 Tahun 1985 Tentang Rumah Susun (UURS) maka akan ditemui
1. Menurut KUH Perdata, objek utama hak jaminan adalah hak atas
tanah dan segala sesuatu yang menjadi satu dengan tanah tersebut.
Hipotek. Hal ini sesuai dengan asas yang dianutnya yaitu perlekatan
(accessie).
2. Menurut UUPA jo. PMA No.15 Tahun 1961, objek utama hak jaminan
adalah hak atas tanah dengan status Hak Milik (Pasal 25 UUPA), Hak
tentang status hak atas tanah saja dan tidak mengatur bagaimana
tanahnya atau tidak dan melalui lembaga apa. Pertanyaan ini telah
(1) Rumah Susun berikut tanah tempat bangunan itu berdiri serta
benda lainnya yang merupakan satu kesatuan dengan tanah
tersebut dapat dijadikan jaminan hutang dengan :
Susun yang baru akan dibangun juga dapat menjadi objek jaminan
hipotek menurut UUPP dengan objek hipotek menurut KUH Perdata. Hal
Pemilikan rumah oleh pemilik hak atas tanah, rumah beserta tanahnya
maupun KUH Perdata objek jaminan Hipotek adalah sama-sama hak atas
tanah dengan bangunan. Hanya saja menurut KUH Perdata status hak
atas tanah adalah hak Eigendom, hak Opstal dan Hak Erfpacht,
sedangkan status hak atas tanah menurut UUPP adalah Hak Milik.
pembebanan Hipotek.
sebagai berikut :
1. Istilah “Hipotek” dan “Fidusia” yang tersebut dalam pasal-pasal 12, 13,
14, 15, 16, dan 17 UURS menjadi tidak berarti lagi karena baik Hipotek
maupun Fidusia bukan lagi merupakan hak jaminan atas tanah. Pasal
pembebanan hak jaminan atas Rumah Susun dan Hak Milik atas
dibebankan pada Rumah Susun dan Hak Milik atas Satuan Rumah
Susun yang didirikan di atas tanah Hak Pakai atas Tanah Negara.
atas tanah Hak Pakai atas Tanah Negara, dengan berlakunya UUHT
tidak dapat lagi dijaminkan atas tanah Hak Pakai atas Tanah Negara
yang penting adalah bahwa Hak Pakai tersebut ditunjuk sebagai objek
Hak Tanggungan (Penjelasan Umum angka 5). Juga Pasal 4 ayat (2)
pada ayat (1), Hak Pakai atas Tanah Negara yang menurut ketentuan
2009:102-103)
3. Pendaftaran Hipotek.
kredit. Ditinjau dari segi sifatnya perjanjian dalam fase ini merupakan
bentuk tertentu yaitu harus dilaksanakan dengan akta PPAT yang dibuat
oleh pejabat pembuat akta tanah. Karena perjanjian ini bersifat zakelijk
tanah hipotek dan menjadi alat bukti yang kuat tentang telah terjadinya
4. sertifikat hipotek.
298
akta otentik yaitu akta notaris (Pasal 1171 ayat 2). Dalam praktik surat
kuasa ini diberikan sekaligus di dalam akta pemberian kredit atau akta
atau pinjam- meminjam itu diadakan dengan akta notaris. Hal ini untuk
menghemat biaya.
kreditornya (Bank), sehingga fungsionaris dari Bank ini dapat setiap waktu
tidak diperlukan surat kuasa. Namun demikian pada praktiknya demi untuk
yang dilakukan oleh pihak ketiga (kreditor lain). Oleh karena itu praktik
sini kreditor dapat menjual benda jaminan itu di muka umum atas
1986:75). Menurut P.A. Stein terdapat enam cara hapusnya hipotek yaitu :
2. Afstand hipotek.
benda hipotek.
KUHPerdata.
rangregeling).
301
KUHPerdata).
dengan bottomry oleh karena obligasi tersebut menjadi batal jika terjadi
kerugian total kapal atau properti lainnya yang merupakan objek dari
menyebutkan :
dibagi mejadi dua macam hak, yaitu hak menikmati dan hak jaminan. Hak
dibebani hipotek (Salim HS, 2002: 100). Kapal yang dibukukan atau
dari asli (minut) akta. Diberikan dengan akta autentik maksudnya adalah
bahwa hipotek kapal itu harus dilakukan dengan akta autentik. Artinya
Pejabat yang berwenang untuk itu adalah Pejabat Pendaftar dan Pencatat
- KUH Perdata;
- KUH Dagang;
Pasal 314 sampai dengan Pasal 316. Pasal 314 ayat (1) menegaskan
dalam register kapal, kapal dalam pembuatan dan andil-andil dalam kapal-
hipotek.
pada satu hari yang sama, mempunyai tingkat yang sama.” Pasal 316
KUHD mengatur tentang piutang yang diberi hak mendahului atas kapal.
Piutang-piutang yang didahulukan itu, antara lain terdiri dari biaya sita
lelang, tagihan nakhoda dan anak buah kapalnya yang timbul dari
perjanjian perburuhan selama mereka bekerja dalam dinas kapal itu, upah
305
No.17 Tahun 2008 terdapat dalam Pasal 60 sampai dengan Pasal 64.
pembuatan akta hipotek oleh Pejabat Pendaftar dan Pencatat Balik Nama
sampai dengan ayat (5). Setiap akta hipotek diterbitkan 1 (satu) Grosse
Akta Hipotek untuk penerima hipotek. Grosse Akta Hipotek ini mempunyai
memperoleh kekuatan hukum yang tetap ( ayat (4) ). Dalam hal Grosse
menyatakan :
yang tidak bergerak dengan adanya utang yang terikat pada hipotek.
keatas dapat menjadi objek hipotek. Hal ini jelas pengaturannya dalam
Pasal 314 ayat (3) yang menegaskan bahwa kapal-kapal yang dibukukan
dalam register kapal, kapal dalam pembuatan dan andil-andil dalam kapal-
Sifat karaktaristik dari suatu kapal menurut hukum publik harus diberi
tanda kebangsaan satu negara yang tertentu. Ini berarti nasionalitas kapal
laut menunjuk kepada adanya hubungan khusus antara kapal laut dan negara
internasional, yaitu :
dan hukum pidana atas kejahatan awak kapal yang dilakukan di atas
ditilik dari dua sisi, yaitu dari sisi hukum perdata dan sisi hukum dagang. Dari sisi
hukum perdata, ketentuan dalam Pasal 509 dihubungkan dengan Pasal 510
karena sifatnya yang dapat berpindah atau dipindahkan atau karena ditetapkan
sebagai berikut :
Dari ketentuan dalam Pasal 509 dan Pasal 510 KUH Perdata, jelas
bahwa kapal laut itu termasuk sebagai benda bergerak, sebab dilihat dari segi
dengan gadai.
Sementara itu ayat (1) dari Pasal 314 KUH Dagang menetapkan :
Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 314 ayat (1) dan ayat (3) KUH
berukuran paling sedikit 20 m3 kotor yang wajib untuk didaftarkan dalam suatu
kebangsaan kapal. Demikian juga hanya kapal yang telah terdaftar yang
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari adanya perjanjian kredit antara
bank sebagai kreditor dengan pihak nasabah sebagai debitor. Dalam perjanjian
Kekhususan kredit bank terkait dengan tujuan perbankan Indonesia yaitu untuk
disetujui oleh bank maka antara pemohon kredit dan bank akan melekat
Perjanjian kredit tidak diatur secara khusus dalam KUH Perdata tetapi
hipotek oleh Pejabat Pendaftar dan Pencatat Balik Nama Kapal di tempat
kreditor lain”.
kapal harus dilakukan dengan cara membuat pembuatan akta hipotek oleh
Pejabat Pendaftar dan Pencatat Balik Nama Kapal di tempat di mana kapal
tertentu.
hukum tetap.
Dari ketentuan dalam Pasal 60 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang
sebagai surat tanda bukti adanya hipotek kapal yang mempunyai kekuatan
menerbitkan grosse akta pengganti terhadap grosse akta hipotek kapal yang
berikut :
kapal didaftarkan.
h. Perjanjian kredit;
grosse akta hipotek, yang diberikan kepada penerima hipotek. Bila grosse
Perdata);
c. Perjanjian kredit;
b. Perjanjian kredit;
hipotek kapal yang tidak jauh berbeda dengan pengaturan yang terdapat
hipotek.
roya dari penerima hipotek. Selain itu, pencoretan hipotek atas kapal laut
dan kebendaan lainnya atas kapal laut, selain didasarkan atas permintaan
B. Landasan Teori
kepastian hukum, maka hukum harus dibuat secara tertulis sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan ditetapkan oleh Negara (Manan, 2005 : 21).
319
mencapai tujuan dari hukum itu sendiri yaitu ketertiban. Kebutuhan akan
Manan (2005: 21), hukum sebagai kaidah sosial tidak terlepas dari nilai
yang berlaku di suatu masyarakat, dalam hal ini hukum itu merupakan
pencerminan dari pada nilai-nilai yang berlaku dari masyarakat itu. Jadi
konsep ilmu hukum yang bersumber pada teori ”law as a tool of social
lingkup yang luas. Menurut Hartono (1982: 10) fungsi hukum dalam
pendidikan masyarakat.
pertama kali dipopulerkan oleh aliran pragmatic legal realism (Lili Rasjidi
dalam Sinta, 2009: 4). Berkaitan dengan teori Roscoe Pound ini, menurut
320
Achmad Ali (1998 : 284) satu hal yang tidak banyak diketahui oleh
yang memadai harus tidak hanya memandang hukum itu sebagai suatu
kenyataan.
rangkanya sistem hukum, bagian yang tetap bertahan atau bagian yang
dikenal adanya Hukum Materiil yang terdiri dari Hukum Perdata, Hukum
Pidana, Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi dan Hukum Formil yang
terdiri dari Hukum Acara Perdata, Hukum Acara Pidana, dan lain-lain
(Saliman, 2010:5).
harapannya. Dalam hal ini kultur hukum merupakan suasana pikiran sosial
hukum.
pada dasarnya memandang hukum dari luar hukum (the outside) dengan
membahas sistem hukum dari sudut pandang ilmu sosial. Dari sudut
merupakan salah satu dari sekian banyak sistem sosial yang ada, dimana
legality yaitu :
dimengerti.
hukum itu bukan institusi yang lepas dari kepentingan manusia. Mutu
Hukum tidak ada untuk diri dan keperluannya sendiri, melainkan untuk
dalam ruang dan waktu yang tepat. Para pelaku hukum progresif dapat
peraturan (changing the law). Peraturan yang buruk tidak harus menjadi
pengadilan yang disebut fair trial dinegeri ini hendaknya berani ditafsirkan
tidak seperti legalisme yang mematok peraturan sebagai harga mati atau
sosial sebagai dua hal yang harus dipertimbangkan dalam tiap keputusan.
memiliki kemiripan logika, yaitu dalam hal hukum tidak dilihat dari
kacamata logika internal hukum itu sendiri. Baik hukum progresif maupun
legal realism, melihat dan menilai hukum dari tujuan sosial yang ingin
makna lebih dalam (to very meaning) dari undang-undang atau hukum.
327
mahkota dari setiap tata hukum dan berusaha mengatasi dualisme antara
Sein dan Sollen, antara ‘materi’ dan ‘bentuk’. Jika Stammler dan Kelsen
dan Sollen, ‘materi’ dan ‘bentuk’, sebagai dua sisi dari satu mata uang.
frase yang tepat untuk melukiskan teori Radbruch tentang hukum dan
keadilan. Nilai keadilan adalah ‘materi’ yang harus menjadi isi aturan
menjadi ukuran bagi adil tidak adilnya tata hukum. Tidak hanya itu nilai
moral hukum dan sekaligus tolok ukur sistem hukum positif. Kepada
keadilan harus menjadi unsur mutlak bagi hukum sebagai hukum. Tanpa
dapat mengatakan lain kecuali : ‘yang sama diperlakukan sama, dan yang
2009:11). Untuk mengisi cita keadilan ini dengan isi yang konkret, kita
memiliki tiga aspek, yakni keadilan finalitas dan kepastian (Huijbers dalam
Dalam literatur lain ketiga aspek ini disebut sebagai tiga ide dasar
keadilan yang dianut oleh hakim bagi penggugat atau tergugat, bagi
Yusuf tidak bisa dilepaskan dari tujuan akhir dari hidup bernegara dan
Landasan Hukum :
- KUH Perdata S. 1847-23 (Buku Kedua tentang Kebendaan Bab XXI Pasal 1162 s/d
1232.
- KUHD S.1847-23 (Buku Kedua tentang Hak-hak dan Kewajiban-kewajiban yang
Terbit Dari Pelayaran Bab KesatuPasal 314 s/d 315e.
- Undang-Undang No.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Bab VI Hipotek Dan Piutang
Pelayaran yang didahulukan (Pasal 60 s/d 66)
- Konvensi Internasional tentang Piutang Maritim dan Mortgage 1993
- HIR (Herziene Indlansch Reglement) atau Reglemen Indonesia Baru S.1848-16
Landasan Teori :
- Teori Hukum Pembangunan (Mochtar Kusumaatmadja)
- Teori Sistem Hukum (Lawrence M. Friedman, Fuller)
- Teori Hukum Progresif (Satjipto Rahardjo)
- Teori Tujuan Hukum (Gustav Radbruch)
Terwujudnya Kepastian
Hukum Dalam Pelaksanaan
Hipotek Kapal
332
yang memberikan pinjaman atau kredit dalam hal ini pihak bank.
4. Hipotek kapal adalah hak jaminan kebendaan atas kapal laut yang
hipotek kapal menurut dasarnya yang paling dalam atau dengan kata
lain sebab terdalam dari adanya hukum hipotek kapal, bukan sifat dan
bukan bentuk.
7. Grosse Akta Hipotek Kapal adalah salinan dari Akta Hipotek Kapal
hipotek kapal.
hipotek kapal
334
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
B. Lokasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini terdiri dari para pihak yang terkait
1. Pimpinan Bank;
2. Pengusaha perkapalan;
4. Hakim;
5. Notaris.
berkedudukan di Manado.
336
penelitian ini terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.
bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder adalah melalui studi
F. Analisis Data
metode analisis isi (content analysis) untuk bahan hukum primer dan
wawancara.
338
BAB IV
Jaminan Indonesia
dimaksud, ada yang masih berasal dari produk hukum semasa pemerintah
kolonial dan ada pula produk hukum bentukan bangsa Indonesia sendiri.
sistem hukum Indonesia, akan terlihat adanya ciri-ciri yang spesifik dan
dari berbagai masyarakat adat di Indonesia dari setiap kerajaan dan etnik
hukum adat, yaitu membiarkan hukum adat itu berlaku bagi golongan
tentang jaminan hipotek kapal dan peraturan lainnya yang terkait dengan
jaminan hipotek kapal yang menjadi kerangka dari sistem hukum jaminan
Pasal 1162-1232.
S.1848-16.
1935.
TMS 1969).
Pengukuran Kapal.
bidang jaminan hipotek kapal, maka sebagai dasar hukum materil yaitu
peraturan pelaksanaannya.
343
Tabel 1
Kedudukan lembaga jaminan Hipotek Kapal
dalam Sistem Hukum Jaminan Indonesia
Responden
Jumlah
No. Penilaian PB PP PKP Hakim Notaris
F % F % F % f % f % F %
2 Ragu-ragu 2 20 2 20 0 0 1 10 0 0 5 10
3 Tidak Penting 0 0 1 10 0 0 0 0 0 0 1 2
Keterangan :
PB : Pimpinan Bank
PP : Pengusaha Perkapalan
PKP : Pimpinan Kantor Pelabuhan
oleh karena hipotek kapal masih diterapkan dan menjadi pilihan sebagai
pinjaman/kredit.
kredit kepada debitor, di sisi yang lain, adalah dalam rangka memberi rasa
hanya sampai disitu saja melainkan berdasarkan sifat dari hipotek sebagai
jaminan yang kuat dan ampuh dalam memberikan kepastian hukum bagi
kreditor.
kreditor.
Fidusia dan Gadai. Hak Tanggungan objeknya adalah tanah dan benda-
sebagai berikut :
346
Jaminan Umum
( Karena UU )
Psl. 1131
Psl. 1132
Jaminan Kebendaan
(zakelijke
Lembaga Jaminan
zekerheidrechten)
Dalam KUH Pdt
Psl. 1150 (Gadai )
Psl. 1162 (Hipotek)
Jaminan Khusus
(Karena
Diperjkanjikan)
Psl. 1132
Jaminan Perorangan
(Persoonlijke
zekerheidrechten)
Psl. 1820(Borgtocht)
Psl. 1316
atas kapal yang terdaftar untuk menjamin pelunasan utang tertentu yang
kapal yang dijadikan jaminan walaupun secara fisik kapal tidak dalam
penguasaan kreditor.
atas kapal masih tetap dalam tangan debitor atau pihak pemberi hipotek.
pembayaran utang, hal ini berarti ada sebagian kekuasaan yang harus
dilepaskan itu adalah kekuasaan untuk mengalihkan hak milik atas kapal
dalam hal ini untuk lembaga gadai, berdasarkan Pasal 1152 ayat (2) KUH
dari kekuasaan fisik debitor. Mengingat sifat dari barang bergerak sebagai
memungkinkan barang jaminan dikuasai secara fisik oleh kreditor dan ini
pula menjadi semacam ciri khas dalam lembaga gadai. Sebaliknya dalam
hal jaminan benda tak bergerak pada hipotek kapal mengingat sifat dan
ciri benda jaminan, kreditor tidak dapat secara fisik menguasai benda
jaminan.
tidaklah berarti dalam kaitan dengan upaya pemindahan hak milik atas
seperti balik nama. Oleh karena itu yang relevan untuk diperhatikan
terdapat dalam Pasal 1163 ayat (2) KUH Perdata yang akan di bahas
dalam tangan siapapun benda itu berada. Sifat yang demikian dari hak
memiliki kapal yang telah di bebani hipotek. Dengan kata lain pihak
debitor tetap akan mengikuti di dalam tangan siapapun kapal itu berada.
Dengan demikian akan membawa kerugian bagi pihak ketiga jika membeli
publisitas yang terkandung dalam jaminan hipotek kapal. Melalui asas ini
sebuah kapal apakah telah ada pembebanan hak lain di atasnya (jaminan
beberapa hipotek kapal. Hipotek kapal yang lebih dulu ada atau yang lebih
tua mempunyai peringkat yang lebih tinggi dari hipotek kapal yang ada
yang lebih tua dari yang lebih muda. Dengan demikian dalam hal debitor
melakukan wanprestasi maka hipotek kapal yang tertua atau yang lebih
seterusnya.
Jika hipotek didaftarkan pada hari yang berbeda tentu tidak menjadi
masalah dalam menentukan hipotek mana yang lebih dulu ada. Akan
tetapi jika terjadi pendaftaran hipotek itu dilakukan pada hari yang sama,
maka sesuai ketentuan Pasal 1181 KUH Perdata hipotek yang terdaftar
pada hari yang sama mempunyai peringkat yang sama walaupun jam
pendaftaran berlainan. Ketentuan ini sesuai pula dengan isi Pasal 315
jika pada hari yang sama mempunyai tingkat yang sama. Berdasarkan
ketentuan ini maka jelas pembuat undang-undang tidak melihat faktor jam
tersebut yakni :
1. Dari segi sifat benda jaminan hipotek kapal yang digunakan di laut,
(droit de preference)
yakni kreditor yang tidak dijamin dengan hak kebendaan (jaminan umum).
Namun demikian menurut peneliti sebagai kreditor preferen bisa saja hak
kreditor preferen. Hal ini dapat terjadi oleh karena ketika suatu kapal
oleh hipotek kapal yang lebih dulu ada atau yang lebih tua.
e. Pengalihan Hipotek
kapal.
terjadi dengan suatu akta autentik yakni akta yang dibuat oleh atau di
hipotek. Oleh karena dapat terjadi jika hanya dalam bentuk akta di bawah
tangan, maka bisa saja ada pihak yang tidak mengakui adanya
tangan yang dibuatnya. Oleh karena itu sangat tepat dan tetap relevan jika
kapal.
oleh Pejabat Pendaftar dan Pencatat Balik Nama Kapal di tempat kapal
pengalihan hipotek, grosse akta pendaftaran kapal atau grosse akta balik
nama kapal dan grosse akta hipotek kapal. Akta pengalihan hipotek kapal
hipotek kapal sehingga dari segi waktu dan biaya memberi keuntungan
bagi penerima pengalihan hipotek kapal. Selanjutnya pula dari segi waktu,
dilakukan pada hari atau tanggal yang sama sehingga akan memberi nilai
355
pelayanan.
kapal dan berfungsi sebagai bukti adanya pengalihan hipotek atas kapal.
pendaftaran kapal atau grosse akta baliknama kapal (Pasal 35 ayat (1)
kreditor saja sebagai penerima pengalihan hipotek kapal, tetapi bisa juga
atas, diberikan kepada salah satu kreditor yang dikuasakan oleh sindikasi
hipotek kapal yaitu pada saat diadakan pencatatan akta hipotek kapal
hal yang terkait dengan status hukum sebuah kapal dalam hal ini tentang
pada saat lahirnya hak milik, maka untuk para pihak, saat lahirnya hipotek
adalah pada saat akta hipotek dibuat. Sedangkan untuk pihak ketiga, saat
357
Harsono mengacaukan dan tidak tepat. Baik hak milik maupun hipotek
adalah hak kebendaan yang saat lahirnya berada dalam satu sistem
sehingga saat lahirnya hak kebendaan itu tidak dapat diletakkan pada
perjanjian assesoir dan terakhir fase pendaftaran hipotek. Ketiga fase ini
dengan yang lain yang membentuk apa yang disebut sebagai sistem
hukum jaminan hipotek yang menjadi bagian tak terpisahkan dari sistem
hipotek maka pada saat itu melahirkan hak dan kewajiban bagi pihak
kreditor dan debitor. Sedangkan pada saat akta hipotek didaftarkan akan
358
pencatatan akta hipotek kapal dalam daftar induk, maka untuk hak
sertifikat tersebut.
Maha Esa” terdapat pada grosse akta hipotek kapal bukan pada sertifikat
359
Pasal 224 HIR yang memberikan fungsi eksekutorial kepada grosse akta
hipotek yang terdapat dalam KUH Perdata (Pasal 1186) dan UUPA No.5
Tahun 1960 (Pasal 19) beserta peraturan turunannya yang terdapat dalam
Pasal 22 ayat (4) PP 10 Tahun 1961 jo Pasal 7 ayat (1) PMA No.15 Tahun
Tahun 1996, tetapi akan tidak efektif jika di dalamnya masih terdapat hal-
terdapat pada sebagian hukum jaminan seperti UUHT dan UUJF, yang
yang saling tidak terkait akan membuat sistem tersebut menjadi rumit, sulit
(http://nickreuh.blogspot.com/2009/04/hukum-jaminan-fiducia_06.html).
Mengacu pada teori sistem hukum dari Fuller suatu sistem hukum
Legality. Salah satu asas yang dimaksud antara lain menghendaki dalam
sama lain (Rahardjo, 2000: 51) . Demikian pula mengacu pada teori
hukum jaminan hipotek kapal dan tentang grosse akta hipotek kapal.
karena itu dalam pembahasan ini tidak akan dibahas lagi menyangkut
aspek hukum perjanjian kredit, tetapi hanya dibatasi pada dua hal pokok
negara lain.
kapal, dan pembebanan hak jaminan atas kapal. Dari aspek hukum
terhadap hak pemilik kapal atas kapal. Menurut Ready (1998:6) dalam
sengketa. Dari aspek hukum publik kapal yang telah didaftarkan dapat
daerah pelayaran.
(http://maritimeindonesia-mls.blogspot.com/2011/11/status-hukum-
kapal.html)
bersangkutan.
kapal.
363
yang mengatur tentang Status Hukum Kapal mulai Pasal 158 s/d Pasal
didaftarkan.
kapal bahwa kapal yang dapat dijadikan jaminan adalah kapal yang
didaftarkan tetapi hanya terbatas pada kapal yang bobotnya paling sedikit
20 meter kubik (Pasal 314 KUH Dagang) atau yang setara dengan kapal
yang berukuran tonase kotor 7 atau GT.7 (Pasal 158 ayat (2) UU
Pelayaran No.17/2008).
364
Pendaftaran hak milik atas kapal meliputi tiga kategori yaitu kapal
maka pendaftaran hak milik atas kapal mempunyai arti penting seperti
Tabel 2
f % F % f % f % f % f %
2 Ragu-ragu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Tidak Penting 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Keterangan :
PB : Pimpinan Bank
PP : Pengusaha Perkapalan
PKP : Pimpinan Kantor Pelabuhan
dimiliki oleh warga negara Indonesia (Pasal 158 ayat (2) UU Pelayaran
No.17/2008).
di dunia maritim, maka terdapat tiga sistem atau aliran pendaftaran kapal
mls.blogspot.com/2011/11/status-hukumkapal.html) :
negara pendaftar.
Aliran ini dapat disebut sistem pendaftaran tertutup yang kaku (rigid
closed registry).
Aliran ini dianut antara lain oleh Panama, Liberia, Honduras, Costarica
tanpa syarat apapun dan seringkali atas dasar perlakuan yang sama
disebut open registry. Aliran ini mengaburkan prinsip genuine link yang
yang luwes.
luwes. Aliran ini tersirat dari ketentuan pendaftaran hak milik kapal yang
menentukan bahwa kapal yang dapat didaftar adalah kapal milik Badan
unit atau tumbuh sebesar 119 persen jika dibandingkan dengan posisi Mei
kapal-tidak-sesuai-uu-pelayaran).
dan China.
No.10 Tahun 2010 tentang Angkutan di Parairan, maka bagi kapal asing
belum tersedia atau belum cukup tersedia. Adapun kegiatan lain yang
yang berupa subsidi insentif, harga BBM dan biaya pelabuhan betul-
tertutup yaitu :
mls.blogspot.com/2011/11/status-hukum-kapal.html
pengukuran kapal oleh pejabat yang berwenang untuk itu yakni Ahli Ukur
Kapal dari kantor pusat Ditjen Hubungan Laut atau Kantor Administrator
dan metode pengukuran terusan Panama (Penjelasan Pasal 155 ayat (2)
2002)
mendapatkan Surat Ukur wajib dipasang Tanda Selar dengan baik dan
mudah dibaca.
huruf dan angka yang menunjukkan ukuran kapal, nomor Surat Ukur, dan
tempat dimana Surat Ukur itu dibuat. Sebagai contoh jika sebuah kapal
memiliki Tanda Selar tertulis GT. 150 No. 265/Ba menunjukkan arti :
DAFTAR UKUR
hak milik atas kapal. Disamping surat ukur kapal harus pula dilengkapi
dengan :
b. Identitas Pemilik;
sebagai bukti hak milik atas kapal dapat berupa kontrak pembangunan
kapal, berita acara serah terima kapal, dan surat keterangan galangan.
Bagi kapal bangunan baru yang dibuat oleh tukang secara tradisional,
bukti hak miliknya hanya berupa surat keterangan tukang yang diketahui
oleh camat atau surat keterangan tukang yang dilampiri surat keterangan
hak milik dari camat. Bagi kapal yang pernah didaftar di negara lain, bukti
hak milik atas kapal dapat berupa bukti penerimaan uang/kwitansi (bill of
kegiatan tersebut.
sedikitpun kebenarannya.
d. Bila ada pihak lain yang mengaku sebagai pemilik atas kapal yang
kapal meliputi antara lain pendaftaran hak milik. Dengan demikian melalui
kapal sebagai pendaftaran hak menjadi bukti dari adanya suatu hak walau
2007:13).
jual beli, hibah ataupun bentuk akta lainnya yang harus didaftarkan untuk
tidak ada alasan bagi pemilik kapal untuk tidak mendaftarkan kapal
Pendaftaran hak milik atas kapal dapat dilakukan jika kapal yang
hak milik atas kapal, Pejabat Pendaftar dan Pencatat Baliknama Kapal
tentang hal-hal penting, pendaftaran kapal dicatat juga dalam daftar harian
dan daftar pusat. Daftar harian adalah berkas minut akta pendaftaran
huruf yang terdiri atas angka tahun pendaftaran, kode pengukuran dari
tempat kapal didaftar, nomor urut akta pendaftaran, dan kode kategori
permanen di bagian luar dinding depan bangunan atas atau pada tempat
lain yang aman dan mudah dilihat dengan cara (Pasal 13 ayat 4
a. Dilas, dibaut atau dikeling untuk kapal konstruksi baja atau aluminium;
380
c. Dilekatkan atau dicat untuk kapal konstruksi fibreglass atau bahan lain.
dengan ukuran kurang dari GT 175 (seratus tujuh puluh lima grosse
tonnage); atau
tonnage).
dalam negeri atau di luar negeri dengan membuat akta pendaftaran kapal
kapal sedang dibangun. Dalam hal ini secara fisik telah mencapai tahap
atas.
381
a. Bukti hak milik atas kapal yang berupa surat perjanjian pembangunan
kapal;
c. NPWP;
Syahbandar;
hukum asing.
Walaupun pendaftaran kapal telah dihapus dari daftar kapal Indonesia, hal
ini tidak berarti hak milik atas kapal ikut terhapus juga tetapi pemilik tetap
kembali.
(2)
1. Hanya kapal yang telah didaftarkan saja yang dapat memperoleh hak
(flag state).
385
bergerak(http://maritimeindonesia-mls.blogspot.com/2011/11/status-
tanggal 2 Juni 1994 dan efektif berlaku pada tanggal 1 Januari 1995
(http://tradeinservices.mofcom.gov.cn/en/b/1994-06-02/27054.shtml)
sebagai berikut :
14)
Chapter VI : Ship's Mark and Company Flag (Article 31 s/d Article 34)
Chapter VII : Alteration and Deletion of Registration (Article 35 s/d Article
44)
Chapter VIII : Renewal and Re-issue of Certificate of Registration of
Menteri Perhubungan.
ini, yaitu untuk memperkuat pengawasan dan kontrol atas kapal oleh
terlibat dalam pendaftaran kapal. Dari isi pasal ini menunjukkan adanya
peran negara dalam hal ini pemerintah yang sangat besar pada salah satu
387
1. Kapal yang dimiliki oleh warga negara RRC yang tinggal atau tempat
2. Kapal yang dimiliki oleh perusahaan dengan status badan hukum yang
3. Kapal layanan Pemerintah RRC dan kapal yang dimiliki oleh lembaga
praktik di RRC. Dalam hal keterlibatan pihak asing sebagai pemilik kapal
Indonesia”.
atau dihapus.
tapi tidak semua pelabuhan dapat dijadikan tempat pendaftaran kapal. Hal
389
yang membuktikan kepemilikan atas kapal dan informasi teknis dari kapal.
diserahkan adalah :
dan
peralihan kapal.
Kapal yaitu :
kapal;
7. Nilai kapal, bahan lambung kapal dan informasi teknis utama kapal;
8. Original name dan port registry dari kapal dan tanggal penghapusan
10. Nama dan alamat penyewa kapal yang kosong atau operator kapal,
dan nama perwakilan hukumnya, jika pemilik kapal bukan orang yang
Jangka waktu penerbitan akta pendaftaran hak milik atas kapal oleh
yakni paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak permohonan diterima.
Jadi jika berkasnya lengkap dan telah memenuhi syarat, akta pendaftaran
tentu lebih menguntungkan baik bagi pemilik kapal maupun bagi Pejabat
tersebut di atas, pada pokoknya tidak berbeda dengan apa yang harus
dimuat dalam akta pendaftaran kapal seperti diatur dalam Pasal 10 ayat
392
1) nama kapal;
2) panjang;
3) lebar;
4) dalam;
5) tonase kotor;
6) tonase bersih;
7) tanda selar;
8) jumlah geladak;
Baliknama Kapal;
kapal telah dihapus, atau kebangsaan kapal akan segera dihapus ketika
kapal hilang (dibongkar atau termasuk karam) atau hilang, pemilik kapal
harus, dalam waktu 3 bulan setelah kapal hilang (dibongkar atau karam)
(dibongkar atau karam) atau hilang. Setelah aplikasi telah diperiksa dan
394
Registration Act 1992 (UU Pendaftaran Kapal 1992) yang mulai berlaku
act/public/1992/0089/latest/whole.html)
1. Interpretation
2. New Zealand Owned Ships
3. Ships on Demise Charter to New Zealand Based Operators
4. Application of Act to Crown, etc
bahwa kapal yang perlu atau berhak untuk didaftarkan yaitu kapal
395
b. dimiliki oleh 3 (tiga) orang atau lebih sebagai pemilik bersama (selain
c. dimiliki oleh 2 (dua) orang atau lebih sebagai pemilik yang sama, dan
lebih dari setengah dari saham di kapal dimiliki oleh 1 (satu) atau lebih
sebagai tempat tinggal pemilik, dan tidak ditawarkan atau digunakan untuk
a. sebuah kapal yang disediakan untuk transportasi atau olah raga atau
rekreasi oleh atau atas nama dari setiap institusi, hotel, motel, tempat
puluh empat) meter wajib didaftar kecuali terhadap kapal berikut ini :
(c) tongkang yang tidak melanjutkan pada pelayaran luar perairan pesisir.
bahwa terhadap kapal yang telah terdaftar di bawah hukum negara asing
pendaftaran.
maka kapal tersebut tidak diakui sebagai kapal Selandia Baru, dan tidak
Baru, kecuali sesuai dengan izin atau pass sementara. Petugas Bea
Cukai tidak akan memberikan sertifikat izin terhadap suatu kapal yang
ketentuan tidak melebihi $ 5000 jika yang melanggar adalah orang pribadi.
memuat:
(d) nama, alamat, dan kebangsaan dari setiap pemilik saham apapun
dalam kapal.
398
informasi tambahan dan bukti yang terkait dengan kapal dan kepemilikan.
menjelaskan tentang :
a. nama kapal (jika ada) atau nama atau deskripsi yang dikenal oleh
pembangun;
mesin dipasang.
Baru atau di negara lain, atau (jika belum terdaftar di negara manapun)
yang wajib didaftarkan dalam Bagian A dari Daftar atau setiap bagian dari
kapal tersebut, maka dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari setelah
orang untuk siapa kapal telah dibangun atau agen orang itu sertifikat yang
dapat menerima surat ukur yang diterbitkan oleh negara asing jika
surat ukur dari negara asing telah ditandatangani oleh surveyor kapal
yang dipekerjakan oleh pemerintah negara itu atau organisasi yang diakui
untuk tujuan tersebut di bawah hukum negara itu atau organisasi disetujui
oleh Direktur.
adanya kewajiban pemilik kapal untuk memasang tanda selar pada kapal
nama kapal pada setiap sisi haluan dan nama kapal dan nama pelabuhan
kapal berubah, tidak kelihatan atau terhapus dan yang membiarkan orang
melebihi $ 2000 jika dilakukan oleh orang pribadi, dan tidak melebihi $
kapal kepada pemilik kapal. Untuk kapal yang didaftarkan dalam Bagian
hilang atau hancur. Atas aplikasi yang dibuat secara tertulis oleh pemilik
rusak dalam hal kapal berada di pelabuhan asing atau kapal berada di laut
tidak dilanjutkan.
yang diambil oleh musuh, dibakar atau rusak, juga dalam hal kapal sudah
Kapal. Jika terjadi hal-hal tersebut di atas pemilik kapal wajib setelah
maka Panitera akan membuat catatan dalam daftar dan menutup atau
RRC dan Selandia Baru mempunyai kesamaan dengan apa yang berlaku
Bangsa (PBB).
Laut (UNCLOS III), yang berlangsung antara tahun 1973 dan 1982. Dalam
404
konvensi ini mengatur hal-hal yang berkaitan dengan hak dan tanggung
For the purpose of ensuring or, as the case may be, strengthening
the genuine link between a State and ships flying its flag, and in
order to exercise effectively its jurisdiction and control over such
ships with regard to identification and accountability of shipowners
and operators as well as with regard to administrative, technical,
economic and social matters, a flag State shall apply the provisions
contained in this Convention.
hipotek kapal. Para pihak yang terlibat dalam pembebanan hipotek kapal
c. Notaris; dan
Kreditor dalam hal ini tidak lain adalah pihak bank sebagai pihak
sekaligus juga sebagai pemberi hipotek kapal yang menjadi jaminan untuk
pelunasan kredit.
sesuai dengan kedudukan dan fungsi notaris sebagai pihak yang diberi
Memasang Hipotek (SKMH) oleh karena SKMH Kapal ini harus berbentuk
akta otentik, dan berdasarkan akta SKMH Kapal ini akan dipergunakan
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan yaitu pada tanggal
407
14 Februari 2012. Berdasarkan Pasal 28 ayat (1) dari peraturan ini, maka
pembebanan hipotek kapal adalah kapal yang telah terdaftar dalam daftar
kapal Indonesia. Adapun kapal yang dapat didaftarkan dibatasi pula hanya
Tabel 3
Responden
Jumlah
No. Penilaian PB PP PKP Hakim Notaris
f % f % f % f % f % f %
2 Ragu-ragu 2 20 2 20 0 0 1 10 0 0 5 10
3 Tidak Setuju 0 0 1 10 0 0 0 0 0 0 1 2
Keterangan:
PB : Pimpinan Bank
PP : Pengusaha Perkapalan
PKP : Pimpinan Kantor Pelabuhan
408
responden (88%) menyatakan setuju jika objek hipotek kapal adalah kapal
yang terdaftar dengan alasan untuk kepentingan pemilik kapal dan pihak
dengan alasan bahwa objek hipotek kapal bisa untuk kapal terdaftar dan
hipotek kapal.
tempat kapal didaftarkan dan dicatat dalam daftar induk kapal yang
dari pemilik kapal dan penerima hipotek (kreditor) atau penerima hipotek
secara sendiri atas kuasa pemilik kapal. Bentuk kuasa dari pemilik kapal
dengan perjanjian kredit dan asli grosse akta pendaftaran kapal atau
grosse akta pandaftaran kapal juga untuk mengetahui apakah atas kapal
pendaftaran kapal.
Baliknama Kapal;
e. data kapal;
tanggal akta hipotek kapal, dan pencatatan dalam daftar induk harus
dilakukan pada tanggal yang sama. Sebagai bukti bahwa kapal telah
hipotek kapal dapat memperjanjikan hal-hal lain yag dianggap perlu untuk
dimuat dalam akta hipotek kapal. Dalam praktik perjanjian yang dapat
dibuat adalah sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 1178 ayat (2)
KUH Perdata yakni janji untuk menjual atas kekuasaan sendiri (Parate
dalam hal debitor atau pemberi hipotek kapal wanprestasi, kreditor atau
dilakukan jika sebuah kapal tidak lagi menjadi jaminan utang dengan
dari pemberi hipotek atas kapal. Di samping itu pencoretan hipotek atas
atas kapal, permohonan wajib dilengkapi dengan asli grosse akta hipotek
kapal dan atau grosse akta pengalihan hipotek atas kapal serta grosse
akta pendaftaran kapal atau grosse akta baliknama kapal. Grosse akta
dari penerima hipotek atas kapal, grosse akta hipotek kapal dan atau
grosse akta pengalihan hipotek atas kapal serta grosse akta pendaftaran
(roya) dan surat persetujuan pencoretan hipotek (roya) yang diajukan atau
412
DOKUMEN YANG
DISYARATKAN
• Permohonan TEMPAT KAPAL
• Akta Surat Kuasa Memasang DI DAFTAR
Hipotek (*)
• Akta Pendaftaran/Akta
Baliknama Ditandatangani oleh
• Kreditur
• Perjanjian Kredit MINUT AKTA • Pejabat Pendaftar
• Pegawai Pembantu
DAFTAR HARIAN
DICATAT DALAM
DAFTAR INDUK
(*) Bila permohonan pembebanan
hipotek hanya diajukan oleh Kreditur
• Ditandatangani
GROSSE AKTA Peg. Pembantu
HIPOTEK • Diserahkan kepada
Kreditur
Dari aspek keamanan benda jaminan yang terkait juga dengan keamanan
kapal. Dalam ketentuan Pasal 1209 KUH Perdata, musnahnya kapal tidak
pihak Asuransi. Dalam hal ini nilai pertanggungan biasanya melebihi dari
kapal laut antara lain PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), Asuransi
415
Sinar Mas, Asuransi Wahana Tata, PT. Asuransi Ramayana Tbk, dan
British Marine.
(Article 20 s/d Article 24). Peraturan tentang pembebanan hipotek kapal ini
tonase kotor 20 (dua puluh) ton atau lebih dapat dijadikan objek hipotek
objek hipotek kapal hanya berlaku bagi kapal yang berukuran 20 (dua
puluh) meter kubik ke atas atau yang mempunyai tonase kotor tujuh (GT
7) ke atas.
d) sertifikat hipotek kapal jika telah ada hipotek lain atas kapal yang
bersangkutan.
atas kuasa dari pemilik kapal /debitor. Namun demikian berkaitan dengan
lebih dulu ada jika hendak mengajukan pembebanan hipotek yang baru.
417
lebih dari dua per tiga atau proporsi diperjanjikan dari saham tersebut.
kapal yaitu :
sertifikat;
pendaftaran hipotek kapal dalam daftar kapal yang tersedia atau dapat
hipotek kapal.
Jika terjadi dua atau lebih hipotek yang dilakukan di atas kapal yang
lebih aplikasi yang dibuat pada hari yang sama, tanggal pendaftaran harus
sama.
apapun dari kapal dapat dijadikan sebagai jaminan hipotek. Ketentuan ini
secara jelas memungkinan objek hipotek kapal tidak hanya terbatas pada
kapal secara keseluruhan tapi juga terhadap bagian dari kapal. Berbeda
kapal untuk bagian yang ada pada sebuah kapal. Demikian pula halnya
dan RRC.
urutan/waktu pengajuan.
Apabila terhadap kapal atau bagian kapal yang sama terdaftar dua
dengan apa yang berlaku di Indonesia maupun di RRC. Demikian pula jika
dalam hal debitor pailit maka tidak akan berpengaruh pada hak kreditor
hipotek;
dalam hipotek.
nota peningkatan dari utang hipotek atau tingkat bunga yang harus
syarat atau ketentuan dari setiap subjek hipotek kapal berikutnya tidak
Sebuah hipotek kapal atau bagian dalam dari kapal dapat ditransfer
oleh instrumen transfer yang dibuat dalam bentuk yang ditentukan. Begitu
kreditor dari kapal atau bagian kapal yang merupakan subjek dari hipotek
bagian dalam dari kapal lewat transmisi kepada seseorang dengan cara
apapun yang sah selain dengan transfer berdasarkan Pasal 43, Panitera
orang tersebut dalam bentuk yang ditentukan dan bukti transmisi sebagai
sebagai kreditor dari kapal atau bagian dari kapal bersangkutan (Pasal
44).
atau
424
kuasa (hak) mutlak untuk menyerahkan kapal atau bagian kapal dan
menjadi pemilik kapal atau bagian kapal, kecuali dalam kondisi yang
atau bagian dalam kapal memiliki hak (kuasa) mutlak untuk menyerahkan
kapal atau bagian kapal dan memberikan surat kuasa penyerahan kapal.
Apabila ada dua atau lebih hipotek dari kapal yang sama atau bagian
425
kapal yang sama, kreditor yang terakhir seharusnya tidak, kecuali menurut
atau diterima oleh Registrar (Pasal 49 ayat 1). Tidak ada dalam ayat (1)
mencegah pendaftaran kapal yang dimiliki oleh suatu badan usaha yang
hipotek di mana suatu badan usaha menjadi kreditornya (Pasal 49 ayat 2).
Sesuai dengan Pasal 46, 48, dan 49, tidak ada dalam Undang-undang ini
bermanfaat pada kapal, atau bagian dalam kapal, dalam cara yang sama
dasarnya untuk menelusuri apa hakikat tentang yang ada di balik hukum.
Hal ini berdasarkan pengertian dari hakikat itu sendiri yang oleh peneliti
sesuatu itu, bukan sifat dan bukan bentuk. Oleh karena itu meneliti hakikat
menurut dasarnya yang paling dalam (ex ultimis causis), bukan hukum
426
berarti telah masuk dalam ranah atau kajian filsafat hukum. Mengacu
pada pendapat Erwin (2012:25) bahwa dalam filsafat hukum kita hendak
berdasarkan pada apa yang dikenal dengan asas hukum yang terkait
dengan hukum jaminan. Dengan kata lain, asas hukum ini menjadi fondasi
yang dijunjung tinggi. Dengan kata lain asas hukum merupakan jembatan
pengertian yang menjadi titik tolak berpikir tentang hukum, termasuk titik
macam, yakni :
Asas hukum objektif yang bersifat moral atau asas moral hukum
lebih dipandang sebagai sesuatu yang idiil, yang belum tentu dapat
pada prinsip moral. Akan tetapi prinsip ini hanya sebagai regulatif saja,
hukum saat ini sangat bertentangan dalam mencapai cita hukum yang
diharapkan.
Asas hukum objektif yang bersifat rasional atau yang sering dikenal
Asas rasional hukum ini bertalian dengan aturan hidup bersama yang
masuk akal dan karenanya diterima sebagai titik tolak bagi pembentukan
- kepentingan masyarakat;
hakikatnya merupakan hak-hak yang ada pada manusia dan menjadi titik
429
perkembangan hukum.
asas hukum jaminan yang terdapat dalam KUH Perdata. Asas hukum
terdapat dua asas yaitu jaminan umum yang dapat diihat pengaturannya
dalam Pasal 1131 dan Pasal 1132 KUH Perdata. Pasal 1131KUH Perdata
benda bergerak maupun benda tak bergerak, baik yang sudah ada
maupun yang akan ada di kemudian hari, menjadi jaminan bagi semua
perikatan yang dibuat oleh debitor dengan para kreditornya. Ketentuan ini
pelunasan utang dari seluruh harta debitor tanpa kecuali dan karenanya
lain. Dari isi ketentuan ini terdapat beberapa hal yang menarik yakni kata
kedudukan yang sama. Kedudukan yang sama dari para kreditor terkait
utang debitor. Hak untuk didahulukan diatur dalam Pasal 1133 KUH
hak tersebut timbul dari hak istimewa, dari gadai dan hipotek.
jaminan hipotek. Dengan kata lain jaminan hipotek akan memberi rasa
oleh debitor. Hal ini tentu akan sangat berbeda dibandingkan dengan
431
sub sistem dari hukum benda. Dengan demikian hukum jaminan hipotek
kapal yang objeknya adalah benda merupakan sub sistem dari sistem
bersifat limitatif. Para pihak dalam hal ini kreditor dan debitor tidak boleh
salah satu pilar dasar hukum disamping keadilan dan kemanfaatan guna
Demikian pula harus terhindar dari terjadinya konflik norma baik secara
pailit selama jangka waktu 90 hari sejak penetapan pailit. Ketentuan ini
yang mengatur tentang jaminan kebendaan saat ini telah memadai seperti
Tabel 4
Responden
Jumlah
No. Penilaian PB PP PKP Hakim Notaris
f % f % f % f % f % f %
1 Memadai 3 30 6 60 8 80 9 90 10 100 36 72
2 Ragu-ragu 2 20 3 30 2 20 1 10 0 0 8 16
3 Tidak Memadai 5 50 1 10 0 0 0 0 0 0 6 12
Keterangan:
PB : Pimpinan Bank
PP : Pengusaha Perkapalan
PKP : Pimpinan Kantor Pelabuhan
Dari data yang ditunjukkan pada Tabel 4 di atas, sebagian besar
diatur dalam KUH Perdata dan KUH Dagang. Sedangkan 16% menjawab
perlindungan hukum.
kedudukan kreditor separatis, maka pelaku hukum dalam hal ini lembaga
konflik norma hukum tidak harus menjadi penghalang bagi para pelaku
d. Asas Spesialitas
akan dimuat secara jelas dalam akta hipotek kapal berdasarkan akta
hipotek kapal. Pemenuhan asas spesialitas ini akan sangat berguna ketika
e. Asas Publisitas
bahwa kapal yang telah dibebani dengan jaminan hipotek harus dilakukan
pihak ketiga atas jaminan yang sama. Asas Publisitas mengandung arti
apakah telah dibebani hipotek atau tidak. Hal ini tentunya sangat berguna
hipotek kapal.
perjanjian kredit antara kreditor dan debitor adalah agar kreditor mendapat
jaminan akan pemenuhan haknya oleh debitor jika suatu saat terjadi
untuk membayar sejumlah uang yang disepakati pada saat atau dengan
cara yang disepakati antara para pihak (Veigule, 2011:53). Jika debitor
benda jaminan harus dapat terlaksana dengan mudah dan pasti. Asas
dalam Pasal 60 ayat (4) dari UU No.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
asas hukum jaminan hipotek kapal, maka perlu juga meneliti dan
bentuk peraturan hukum. Oleh karena itu dalam meneliti norma hukum
No.42 Tahun 1999), maka pengaturan hukum hipotek kapal secara materil
440
dan membahas norma hukum jaminan hipotek kapal. Oleh karena itu
berikut :
1. Pasal 1162 KUH Perdata dan Pasal 1 angka 12 UU No.17 Tahun 2008
definisi tentang hipotek yaitu sebagai suatu hak kebendaan atas benda-
hukum hipotek itu sendiri. Persoalan inilah yang menurut Fuller dalam
peraturan hukum.
hukum jaminan kebendaan, maka hipotek yang dikenal dan diakui saat ini
Kelas Utama Tanjung Priok Jakarta pada posisi Juni 2012 sebanyak 102
akta hipotek atas kapal (Hasil wawancara dengan Bapak. Viktor Sinaga,
12 Juni 2012).
tersebut jelas menunjuk objek hipotek kapal adalah kapal yang terdaftar
sehingga bagi kapal yang tidak terdaftar tidak dapat diikat dengan hipotek.
keabsahan pihak yang berhak atas kapal yang dijadikan jaminan. Bagi
kapal yang terdaftar akan dapat dengan mudah mengetahui status hukum
kapal dan kejelasan dari kapal yang dijadikan objek jaminan, termasuk
siapa pemilik sah dari sebuah kapal, sebab pendaftaran yang dimaksud di
sini adalah pendaftaran hak milik atas kapal. Manfaat lainnya dari
442
yang dapat didaftarkan, yakni kapal yang mempunyai bobot paling sedikit
20 m3 (dua puluh meter kubik) isi kotor. Terhadap ukuran kapal yang
dapat didaftarkan tersebut, oleh Pasal 158 ayat (2) UU Pelayaran No.17
(GT.7). Penentuan bobot atau ukuran kapal yang dapat didaftarkan dalam
akan tetapi mengingat makna yang terkandung dibalik ketentuan ini terkait
pemilik kapal.
ayat (3) KUHD memberi manfaat yang lebih menguntungkan bagi pemilik
atasnya. Ketentuan ini diatur pula dalam Pasal 60 ayat (1) UU No.17
Tahun 2008 yang menyatakan terhadap kapal yang terdaftar dalam Daftar
hipotek atas kapal. Dari kedua aturan tersebut, Nampak bahwa aspek
443
atas kapal.
terdapat pengecualian bagi kapal yang terdaftar yaitu tidak lagi sebagai
Ajaran ini sejak lama telah diterima dikalangan para ahli hukum oleh
hipotek tidak lain diperuntukkan bagi benda tetap atau benda tak bergerak
dalam hal ini tanah dan bangunan, kapal laut, dan pesawat udara yang
pembagian benda jaminan dalam bentuk benda tidak bergerak dan benda
yaitu real property dan personal property yang oleh sistem hukum Eropa
dan benda lain yang ada di atasnya yakni bangunan dan inventaris tetap
3. Pasal 60 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) UU Pelayaran No.17 Tahun
2008
444
dengan membuat akta hipotek oleh Pejabat Pendaftar dan Pencatat Balik
Nama Kapal di tempat kapal didaftarkan dan dicatat dalam Daftar Induk
pemenuhan dari dua asas dalam hukum jaminan hipotek kapal yaitu asas
(3) ini merupakan aktualisasi dari asas preference (hak didahulukan) yang
yang menjadi keinginan di balik makna asas hukum jaminan hipotek yaitu
445
Ketentuan yang diatur dalam Pasal 224 HIR ini mengakui dua
macam grosse akta yaitu grosse akta hipotek dan grosse akta pengakuan
terjadi Mahkamah Agung telah membuat rancu arti dari titel eksekutorial
melaksanakan eksekusi.
Memang benar dalam Pasal 224 ini ada kalimat yang menyatakan
“jika surat yang demikian itu tidak ditepati dengan jalan damai, maka
446
pengadilan negeri”. Akan tetapi sangat jelas di sini bahwa kalimat ini
bukan ditujukan untuk grosse akta hipotek tetapi untuk grosse akta surat
pengadilan di bawahnya.
hukum terdapat dua pendapat yaitu ajaran mandaat dan ajaran eksekusi.
untuk menjual benda jaminan adalah hak yang berdiri sendiri (zelfstandig)
dari pemegang hipotek dan bukan merupakan kuasa dari pemberi hipotek
(Badrulzaman, 1986:66).
447
(2) KUH Perdata dapat diterima. Ajaran mandaat yang menitik beratkan
pada adanya pemberian kuasa dalam pasal ini nampak pada kalimat
dari debitor.
diterapkannya salah satu asas hukum hipotek yaitu mudah dan pasti
berikut ini.
Tabel 5
Responden
Jumlah
No. Penilaian PB PP PKP Hakim Notaris
f % F % f % f % f % f %
1 Setuju 0 0 6 60 2 20 10 100 1 10 19 38
2 Ragu-ragu 1 10 3 30 1 10 0 10 1 10 6 12
3 Tidak Setuju 9 90 1 10 7 70 0 0 8 80 25 50
Keterangan :
PB : Pimpinan Bank
PP : Pengusaha Perkapalan
PKP : Pimpinan Kantor Pelabuhan
pelaksanaan eksekusi.
kapal dilakukan. Hal ini sesuai ketentuan Hukum Acara Perdata yang
terdapat dalam Pasal 224 HIR/ Pasal 258 RBg dan Pasal 195 ayat (1)
HIR/ Pasal 206 ayat (1) RBg yang pada intinya mengatur bahwa bahwa
Peradilan Perdata Umum dan Perdata Khusus Buku II Edisi 2007 yang
1993
450
dihormati keberadaannya.
terbuka untuk diketahui publik dan dapat diperoleh salinannya dari pejabat
1993
451
dari para pemegang hak atas mortgage, hipotek atau piutang. Akan tetapi
pemegang hak atas mortgage, hipotek dan piutang yang terdaftar harus
penghapusan belum boleh dilakukan dalam jangka waktu yang tidak boleh
Mortgage 1993
pemegang hak piutang maritim, dan kepada pemilik kapal yang terdaftar
pos yang tercatat, atau dalam bentuk elektronik atau alat lain yang
ini sebagaimana pula telah diadopsi dalam peraturan hukum hipotek kapal
kebutuhan lainnya.
hukum.
akta menjadi isu yang menarik untuk dikaji baik dari aspek teoretik
maupun praktik. Berbagai pendapat dari para ahli hukum termasuk juga
yang memuat tentang pengertian atau definisi grosse akta secara jelas.
grosse akta adalah suatu salinan atau turunan dari akta autentik, yang
Sebagai akta autentik maka grosse akta harus dibuat oleh atau di
hadapan pejabat yang berwenang. Grosse akta hipotek kapal dibuat oleh
Pejabat Pendaftar dan Pencatat Balik Nama Kapal dan untuk grosse akta
pengakuan hutang dibuat oleh Notaris. Oleh karena itu bagi akta yang
dibuat di bawah tangan tidak bisa dibuat grossenya. Sebagai salinan atau
kutipan maka grosse akta harus sama persis isinya dengan minuta/akta
sebelum berlakunya UUJN No.30 Tahun 2004, khususnya dalam Bab III
pertama dari minuta akta (naskah asli), yang di atasnya memuat irah-irah
pula bahwa kepada yang berkepentingan, para ahli waris, atau para
Dari beberapa pengertian grosse akta tersebut dan juga dari hasil
berdasarkan adanya suatu akta autentik yakni suatu akta yang dibuat oleh
457
atau di hadapan pejabat yang diberi wewenang untuk itu. Dengan kata
satu salinan akta untuk pengakuan utang dengan kepala akta “Demi
kekuatan eksekutorial (Pasal 1 angka 11). Dari pengertian grosse akta ini
menyebutkan nama orang yang memintanya dan untuk siapa grosse akta
langsung pada akta, ahli waris, atau orang yang memperoleh hak, kecuali
Notaris.
antara pihak bank selaku pemberi pinjaman (kreditor) dan pihak debitor
perjanjian itu.
Terkait dengan batasan atau ruang lingkup akta-akta apa saja yang
penulis sah-sah saja jika berdasarkan argument yang dapat diterima. Bagi
semua akta yang berisi perjanjian apapun yang dibuat di hadapan notaris
dapat diterima jika mengacu pada Peraturan Jabatan Notaris Stb. No.3
grosse akta tersebut dianut pula oleh Pitlo bahwa notaris berwenang atas
Tanzah, 2010:31).
berpendirian bahwa mengenai grosse akta hanya dapat dibuat dari akta
ketentuan Pasal 224 HIR dan Pasal 440 Rv. Dengan berlakunya UU
akta apa saja yang dapat dibuatkan grossenya oleh notaris yaitu hanya
dalam Pasal 224 HIR. Sedangkan akta lainnya yang dapat dibuatkan
grossenya menurut Pasal 224 HIR adalah akta hipotek yang saat ini
untuk hipotek kapal dengan ukuran tertentu dan hipotek pesawat terbang.
460
dari grosse akta tetapi juga terhadap pengertian grosse akta pengakuan
utang. Merujuk pada ketentuan Pasal 224 HIR jo Pasal 440 Rv, titik tolak
dapat ditafsirkan secara luas bahwa grosse akta itu dapat terjadi dalam
telah menerima pinjaman uang secara nyata dan yang masih harus
dari grosse akta hanyalah memuat adanya pengakuan pinjam uang, dan
dipersempit lagi yaitu adanya jumlah uang yang harus sudah tertentu atau
pasti pula. Bila dalam suatu grosse akta penyebutan jumlah uangnya
Akta ini dibuat dalam bentuk akta autentik berupa akta notaris yang murni
kuasa. Demikian pula isi suatu grosse akta pengakuan hutang tidak lagi
akta pengakuan utang terdapat pula apa yang disebut dengan grosse akta
hipotek. Dengan kata lain Pasal 224 HIR secara limitatif menentukan
grosse akta hanya dapat dibuat dalam bentuk grosse akta hipotek dan
grosse akta pengakuan utang. Baik grosse akta pengakuan utang maupun
memperjelas status hipotek yang tidak lagi berlaku atas tanah tetapi
berlaku atas hipotek kapal. Dengan demikian grosse akta hipotek yang
disebutkan dalam pasal 224 HIR harus diartikan sebagai grosse akta
hal-hal yang berkaitan dengan hipotek atas tanah mengingat dari segi
hukum materil masih tetap mengacu pada Buku II KUH Perdata yang
Kedua bentuk grosse akta yang terdapat dalam Pasal 224 HIR
yakni grosse akta hipotek (grosse akta van hypotheek) dan grosse akta
sendiri tidak boleh di campur aduk atau saling bertindih dalam satu objek
utang yang sama, tetapi harus memilih salah satu. Kalau sudah memilih
yuridis yang dengan demikian dianggap tidak sah karena tidak adanya
kepastian hukum. Tidak adanya kepastian hukum grosse akta mana yang
pengadilan.
grosse akta pengakuan utang, dan bentuk ini oleh pihak kreditor dianggap
pengakuan utang yang diatur dalam Pasal 224 HIR keduanya merupakan
pokok antara grosse akta pengakuan utang dengan grosse akta hipotek
Dalam Pasal 1198 KUH Perdata telah ditetapkan suatu asas bahwa
perjanjian hipotek antara debitor dan kreditor. Tanpa ada perjnajian pokok,
adalah perjanjian yang assesor dengan perjanjian utang yang telah ada
lebih dulu.
berbentuk lisan dan boleh juga berbentuk akta di bawah tangan atau akta
perjanjian utang atau kredit yang dibuat setelah perjanjian utang atau
kredit harus lebih dulu dari perjanjian kuasa memasang hipotek. Sehingga
Dalam hal perjanjian utang atau kredit dibuat dalam bentuk akta
dapat disatukan sekaligus dalam akta perjanjian utang atau kredit. Apabila
bersama oleh pihak debitor dan kreditor. Kalau debitornya jujur dan
beritikad baik, memang tidak ada masalah risiko. Tetapi kalau kreditor
menghadapi debitor yang licik dan bandel, debitor tersebut akan berdaya
pemasangan hipotek, Pasal 1171 ayat (2) KUH Perdata memberi jalan
memasang hipotek boleh hanya menunjuk jumlah utang atau kredit yang
disebut dalam perjanjian utang atau kredit (jumlah plafonnya), boleh juga
ikatan hipotek. Cara penetapan hipotek telah diatur dalam Pasal 1171
KUH Perdata, yakni dalam akta pemasangan hipotek disebut dengan jelas
telah dikeluarkan sebuah model formulir oleh Dirjen Agraria (SK Menteri
Maha Esa”, dan tidak boleh pula melupakan maksud penetapan hipotek
yang diatur dalam Pasal 1171 KUH Perdata (Harahap, 1989:214). Dalam
secara tegas disyaratkan dan dalam bentuk yang tidak bisa diganti model
grosse aktanya.
ketentuan Pasal 1171 ayat (1) KUH Perdata yang menentukan bahwa
hadapan notaris. Hal ini berarti semua notaris dapat bertindak sebagai
pejabat khusus yang diangkat oleh Dirjen Agraria. Biasanya yang diangkat
sebagai petugas PPAT oleh Dirjen Agraria adalah para camat dan
sebagian terdiri dari notaris. Ketentuan ini masih tetap berlaku khususnya
untuk akta-akta terkait dengan tanah. Berbeda halnya pada hipotek kapal
dimana peran notaris dan camat tidak berlaku dalam pembuatan akta
hipotek. Keberatan ini tidak dapat dibenarkan oleh karena dalam keadaan
diberitahukan atau tidak perlu diketahui oleh pihak debitor serta tidak ada
debitor.
permintaan bersama antara debitor dan kreditor, tetap tidak ada kewajiban
hipotek) kepada debitor. Oleh karena itu keberatan pihak debitor yang
hipotek tidak diberitahukan atau oleh karena salinan akta hipoteknya tidak
terkandung di dalamnya.
dari satu lembar sebagai minuta (akta asli) dan lembar kedua berupa
salinan (grosse). Lembar minuta atau lembar asli akta hipotek disimpan
atas tanah yaitu dengan cara memberikan akta hipotek, sertifikat hak atas
tanah, dan dokumen lain yang diperlukan (akta perjanjian utang, kuasa
471
sertifikat hipotek tidak diatur tetapi hanya sampai pada pencatatan akta
yang diatur dalam Pasal 224 HIR, baru terwujud setelah dilakukan
Pendaftaran hipotek ini dipandang dari sudut teori hukum disebut sebagai
dipengaruhi oleh bentuk atau sifat dari objek yang dijadikan jaminan .
bentuk yaitu :
pertama dari akta asli/minuta yang dibuat oleh notaris. Dalam praktik
pada umumnya bagian akta yang asli selalu disimpan oleh notaris,
2. Grosse pertama akta dalam arti khusus, adalah salinan pertama dari
akta asli/minuta yang dibuat oleh notaris yang memakai kop surat
atau dengan pengertian lain ialah grosse pertama dari akta notaris
pertama dari akta-akta yang disebut dalam Pasal 224 HIR dan peraturan
39).
Tujuan grosse pertama akta dapat diketahui dari pasal 224 HIR
kreditor secara lebih cepat tanpa melalui tata cara pengajuan gugatan
dahulu.
secara sukarela dapat dieksekusi melalui Pasal 195 HIR dan seterusnya,
Syarat Fromil :
a. Grosse akta tersebut harus merupakan salinan kata demi kata dari Akta
grosse akta pengakuan utang, dan salinan kata demi kata dari akta
hipotek kapal untuk grosse akta hipotek kapal yang dibuat oleh Pejabat
Pendaftar dan Balik Nama Kapal untuk grosse akta hipotek kapal;
pemenuhan dari persyaratan formil maupun materil. Jika syarat formil dan
materil telah dipenuhi maka grosse akta akan mempunyai nilai kekuatan
eksekusi yang sama dengan nilai kekuatan eksekusi yang melekat pada
Jadi jika terjadi tindakan wanprestasi dari debitor terhadap isi perjanjian
475
kredit yang telah dituangkan dalam bentuk grosse akta, maka kreditor
berpedoman pada Pasal 197 ayat (1) HIR Ketua Pengadilan Negeri
objek hipotek. Penyitaan dilakukan oleh Panitera atau Juru Sita sesuai
dapat hadir pada saat pelaksanaan penyitaan dan harus dihadiri dua
orang saksi. Selanjutnya Juru Sita dibantu dua orang saksi membuat
pada kantor pejabat yang berwenang sesuai Pasal 198 HIR. Dalam hal
dengan pelaksanaan eksekusi yang berdasar pada putusan yang lahir dari
dalam Pasal 1178 ayat (2) KUH Perdata. Namun demikian pelaksanaan
sesuai ketentuan Pasal 1178 Ayat (2) KUH Perdata. Menurut Pasal 1178
cedera janji. Klausul pemberian kuasa yang demikian disebut Recht van
dikeluarkan.
ditentukan dalam Pasal 224 HIR. Namun demikian tata cara penjualan
yang dilakukan kreditor harus tunduk pada ketentuan Pasal 1211 KUH
penjualan lelang berdasarkan Pasal 224 HIR dan Pasal 1178 ayat (2)
sedangkan menurut Pasal 1178 ayat (2) KUH Perdata yang meminta
(2) jo. Pasal 1211 KUH Perdata ternyata tidak berjalan sebagaimana
2005:236-237), Bank memberi kredit kepada pihak PT. Golden City Textile
Persoalan timbul ketika pihak Golden City Textile Industry selaku debitor
umum berdasarkan Pasal 1211 KUH Perdata jo. Pasal 1178 ayat (2) KUH
12 Maret 1981.
lain :
Negeri, karena yang dimaksud jawatan umum pada Pasal 1211 KUH
verkoop (Pasal 1178 ayat (2) KUH Perdata) padahal keduanya sangat
481
sesuai dengan jiwa dari norma hukum dalam Pasal 1178 ayat (2) KUH
Pertama, bisa saja diakibatkan oleh isi ketentuannya yang tidak jelas dan
membaca isi ketentuan parate eksekusi dalam Pasal 1178 ayat (2) KUH
(Bank BNI Jakarta Kota), Tedi Suharja (Bank Mandiri Gatot Soebroto
Jakarta), dan Yohanita Dewi (Bank BRI Sudirman Jakarta) yang pada
bank akan memperhatikan juga aspek resiko yang antara lain berupa
risiko likuiditas, resiko operasional dan resiko pasar. Selain itu bank juga
pada bank tidak semudah yang diperkirakan oleh karena pihak bank
dinilai baik dan tidak bermasalah bank menyetujui kredit yang dimohonkan
Tabel 6
Responden
Jumlah
No. Penilaian PB PP PKP Hakim Notaris
f % F % f % f % f % f %
2 Ragu-ragu 0 0 3 30 1 10 0 0 0 0 4 8
3 Tidak Setuju 0 0 1 10 0 0 0 0 0 0 1 2
Keterangan:
PB : Pimpinan Bank
PP : Pengusaha Perkapalan
PKP : Pimpinan Kantor Pelabuhan
yang memberi nilai grosse akta hipotek layaknya putusan pengadilan yang
1178 ayat (2) KUH Perdata yang dikenal sebagai Parate Eksekusi yang
jika dalam akta hipotek terdapat janji bahwa pemegang hipotek pertama
mempunyai hak untuk menjual atas kekuasaan sendiri objek hak hipotek.
merujuk bahwa yang dimaksud dengan jawatan umum dalam Pasal 1211
KUH Perdata adalah Pengadilan, menurut peneliti ini tidak dapat diterima
jaminan di bawah tangan. Jika murni bertitik tolak dari ketentuan Pasal
224 HIR dan Pasal 1178 ayat (2) jo. Pasal 1211 KUH Perdata, objek
hipotek kapal tidak boleh dijual oleh kreditor di bawah tangan. Penjualan
kesepakatan antara debitor dan kreditor mesti dibuat secara tertulis, boleh
berbentuk akta autentik dan juga akta di bawah tangan. Melalui penjualan
hipotek terjual dengan harga yang tinggi. Dengan beberapa kelebihan ini
sistem.
Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa pada grosse akta
hipotek sebagaimana diatur dalam Pasal 224 HIR ternyata masih terjadi
tidak adanya satu persepsi yang sama di antara pembuat kebijakan. Hal
7 ayat (2) Peraturan Menteri Agraria (PMA) No.15 Tahun 1961 ditentukan
HIR, adanya titel ekekutorial merupakan syarat utama bagi suatu grosse
Pasal 224 HIR membatasi hanya grosse akta hipotek dan grosse akta
Substansi yang diatur dalam Pasal 7 ayat (2) PMA No.15 Tahun
1961 diikuti pula oleh UU No. 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun
kekuatan eksekutorial (butir 1 huruf c). Apa yang di cantumkan pada butir
1 huruf c ternyata tidak didukung oleh isi dari butir 2 yang menyatakan
bahwa titel eksekutorial tidak perlu lagi dicantumkan baik pada akta
Mencermati isi dari Surat Edaran Kepala BPN tersebut, maka apa
bawah undang-undang.
peraturan perundang-undangan.
Januari 2004 dan Permen No. 22 tahun 2008 yang diterbitkan oleh
490
karena itu Surat Edaran tidak dapat dijadikan dasar hukum untuk
Surat Edaran mempunyai derajat lebih tinggi dari surat biasa, karena surat
yaitu :
sebagai diskresi, maka isi Surat Edaran yang memerintahkan para notaris
Surat Edaran No. 1 Tahun 1980 tanggal 3 Januari 1980 yang menyatakan
bahwa ekesekusi berdasarkan Pasal 224 HIR atas dasar sertifikat hipotek
dikabulkan. Melalui Surat Edaran ini pula menyatakan tidak sah ketentuan
titel eksekutorial itu ditempatkan, bisa pada sertifikat hipotek dan bisa pula
492
kewajibannya. Hal ini seharusnya tidak perlu terjadi jika para pengambil
satu persepsi atau pemahaman yang sama bahwa titel eksekutorial itu
berdasarkan Pasal 224 HIR harus termuat dalam akta hipotek bukan pada
sertifikat hipotek.
Yang Maha Esa” pada grosse akta hipotek, jelas dipersamakan sebagai
Pompe (2005: 24) bahwa instrumen grosse akta ini memang pada
segera. Dengan manfaat yang demikian maka grosse akta hipotek akan
dalam memenuhi hak hipoteknya dan debitor juga tidak akan mengalami
telah diakui sebagai salah satu prinsip umum hukum Uni Eropa yang
hukum sebagai prinsip umum dalam hukum Uni Eropa itu berarti bahwa
494
hukum harus tertentu dalam hal ini jelas dan tepat dengan implikasi
tertulis dan tepat sehingga jelas dimengerti oleh mereka yang tunduk pada
hukum. Oleh karena itu mengacu pada praktik di Uni Eropa, dalam
termasuk juga pihak debitor, maka persoalan yang ada terkait dengan titel
berdasarkan Pasal 224 HIR terjadi disebabkan oleh ketidak jelasan norma
kepastian hukum.
Tetapi perlu diingat pula bahwa para pelaku hukum tidak boleh berlaku
496
hipotek menjadi satu hal yang mendesak untuk mendapat perhatian dari
pelaku hukum yang cenderung tidak pro aktif dalam mencari kebenaran
itu harus dipandang dalam satu kesatuan yang utuh. Hukum jangan hanya
untuk mewujudkan hukum itu dalam kenyataan. Jadi menurut penulis agar
hipotek kapal sudah baik tapi tidak didukung oleh penegak atau pelaksana
497
hukum dalam menerapkan hukum itu dengan baik, maka pasti peraturan
Jika hukum hipotek kapal yang dimaksud telah tertata dan berjalan
dengan baik, sudah pasti akan memberi pengaruh yang positif pada sikap
hukum diposisikannya sebagai bagian dari tiga elemen penting dari sistem
(legal substance).
maka hukum hipotek kapal akan dapat berfungsi efektif jika komponen
substansi hukum dibuat dengan baik dan dalam penegakannya juga harus
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dalam Bab IV, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
dalam satu sistem hukum jaminan kebendaan yang utuh tetapi masih
secara parsial.
berbeda.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Algra, N.E. dkk. 1983. Kamus Istilah Hukum Fockema Andereae Belanda-
Indonesia. Bina Cipta : Bandung
Chalik, H.A. Marhainis Abdul Hay. 1982. Beberapa Segi Hukum di Bidang
Perkreditan, Badan Penerbit Unit Penerbitan Yayasan Pembinaan
Keluarga UPN Veteran : Jakarta
501
Idham, Anis. 1995. Pranata Jaminan Kebendaan Hipotik Kapal Laut dan
Masalah Eksekusi Hipotik Kapal Laut Ditinjau dari Hukum Maritim.
Alumni : Bandung
Muljono, Eugenia Liliawati. 1996. Ekseusi Grosse Akta Hipotik Oleh Bank.
Rineka Cipta; Jakarta.
Naja, H.R. Daeng. 2005. Hukum Kredit dan Bank Garansi. Citra Aditya
Bakti: Bandung
Patrik, Purwahid dan Kushadi. 1985. Hukum Jaminan Edisi Revisi. Pusat
Studi Hukum Perdata Fakultas Hukum Undip: Semarang
Sinta, Dewi. 2009. Kapita Selekta Tinjauan Kritis Atas Situasi dan Kondisi
Hukum Di Indonesia, Seiring Perkembangan Masyarakat Nasional
dan Internasional. Widya Padjadjaran : Bandung
Soeroso, R. 2010. Hukum Acara Perdata, Lengkap & Praktis HIR, RBg,
dan Yurisprudensi. Sinar Grafika : Jakarta
505
Tanya, Bernard L. dkk. 2010. Teori Hukum Strategi Tertib Manusia Lintas
Ruang dan Generasi. Genta Publishing : Yogyakarta
506
Vollmar, H.F.A. 1980. Hukum Benda. Disadur oleh Chidir Ali. Tarsito:
Bandung
Gauci, G.M. 2010. The Rights of a Ship’s mortgagee in English Law, the
Course material provided at lectures, Lund University
Gautama, Sudargo, Indonesia dan Konvensi-Konvensi Internasional
Mengenai Hipotek atas Kapal Laut dan Kapal Terbang,
Prasaran/Makalah untuk Seminar Hukum BPHN di Jogyakarta, Juli
1977
Peraturan Perundang-undangan :
Media Internet :
- http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol20929/prosedur-eksekusi-
hak-tanggungan-menyulitkan
- http://debtor-creditor.lawyers.com/creditors-rights/creditors-legal-
rights.html
508
- http://www.investorindonesia.com/index.php?option=com_content&tas
k=view&id=70038&Itemid=
- Peraturan Pendaftaran Kapal RRC
http://www.tradeinservices.mofcom.gov.cn/en/b/1994-06-
02/27054.shtml (diakses Senin 22 April 2013 Jam 15.36 Wita)
- Status Hukum Kapal (Pengukuran Pendaftaran dan Kebangsaan
Kapal, Roswyar, SH,MH
http://maritimeindonesia-mls.blogspot.com/2011/11/status-hukum
- http://nickreuh.blogspot.com/2009/04/hukum-jaminan-fiducia_06.html
(diakses sabtu 18 feb 2012 jam 14.50)