Anda di halaman 1dari 15

TUGAS I : SISTEM GNSS

GD3105 Survei GNSS

Alqinthara Nuraghnia

151 16 076

TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2018
1. GPS (Global Positioning System)
a. Sejarah dan Status
GPS adalah sistem navigasi untuk menentukan posisi suatu objek dengan
memanfaatkan satelit. Kita dapat menentukan posisi suatu objek dengan akurat dan cepat
yang tentunya dengan ketelitian yang bermacam-macam tergantung pada tipe GPS yang
digunakan. GPS dikembangkan pertama kali oleh Pertahanan Amerika Serikat dengan
nama NAVSTAR GPS. Perancangan dan pengembangan GPS ini dimulai sejak tahun
1973 sampai tahun 1994 yang dibiayai dan dikelola oleh Departemen Keamanan
Amerika Serikat. Satelit pertama yaitu Block-I GPS diluncurkan pertama kali pada tahun
1978. Pada tahun 1983 Presiden Amerika Serikat mengumumkan bahwa sistem GPS
akan dapat diakses oleh seluruh warga sipil namun dalam pelaksanaannya Pertahanan
Amerika Serikat dapat menolak akses darimana pun. Pada tahun 1989 Satelit Block-II
GPS diluncurkan yang kemudian pada tahun 1994 sebanyak 24 satelit telat berhasil
diluncurkan.

b. Segmen Satelit
Satelit GPS bisa dianalogikan sebagai stasiun radio di angkasa, yang dilengkapi
dengan antena – antena untuk mengirim dan menerima sinyal – sinyal gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan oleh satelit GPS. Sinyal – sinyal ini selanjutnya
diterima oleh receiver GPS di / dekat permukaan bumi, dan digunakan untuk menentukan
informasi posisi, kecepatan, maupun waktu. Selain itu satelit GPS juga diperlengkapi
dengan peralatan untuk mengontrol ‘tingkah – laku’ (attitude) dari satelit, serta sensor –
sensor untuk mendeteksi peledakan nuklir dan lokasinya.

Pada dasarnya satelit – satelit GPS dapat dibagi ats beberapa generasi yaitu :

 BLOK I : Initial Concept Validation Satellites


 BLOK II : Initial Production Satellites
 BLOK IIA : Upgraded Production Satellites
 BLOK IIR : Replenishment Satellites
 BLOK IIF : Follow – On “Suistainment” Satellites
BLOCK-I GPS BLOCK-II GPS
Sumber: Sumber:
https://www.e-education.psu.edu/geog862/node/1773 https://www.globalsecurity.org/space/systems/gps_2.htm

c. Segmen Sistem Kontrol


Segmen sistem control berfungsi mengontrol dan memantau operasional satelit dan
memastikan bahwa satelit berfungsi sebagaimana mestinya. Fungsi ini mencakup
beberapa tugas dan kewajiban yaitu antara lain :
 Menjaga agar semua satelit masing – masing berada pada posisi orbitnya yang
seharusnya (station keeping).
 Memantau status dan kesehatan dari semua sub – sistem (bagian) satelit.
 Memantau panel matahari satelit, level daya baterai, dan propellant level yang
digunakan untuk maneuver satelit.
 Menentukan dan menjaga waktu sistem GPS.

d. Segmen Receiver

Segmen pengguna terdiri dari para pengguna satelit GPS, baik di darat, laut, udara
maupun di angkasa. Dalam hal ini alat penerima sinyal GPS (GPS receiver) diperlukan
untuk menerima dan memproses sinyal – sinyal dari satelit GPS untuk digunakan dalam
penentuan posisi, kecepatan, maupun waktu.
Komponen utama dari suatu receiver GPS secara umum adalah ; antenna dengan pre
– amplifier; bagian RF (Radio Frequency) dengan pengidentifikasi sinyal dan pemroses
sinyal; pemroses mikro untuk pengontrolan receiver, data sampling, dan pemroses data
(solusi navigasi); osilator presisi; catu daya ; unit perinttah dan tampilan ; dan memori
serta perekam data.
CIVILIAN
NAVIGATION
MILITARY
POSITIONING MAPPING
SINGLE
FREQUENCY
GPS
GEODETIC
RECEIVER
DUAL
FREQUENCY
TIME
TIMING
RECEIVER

Frekuensi satelit ada 3 macam yaitu L1, L2, dan L5. Pada receiver single frequency
menangkap frekuensi L1 saja, sedangkan yang dual frequency menangkap frekuensi L1
dan L2.
Receiver tipe navigasi yang kadang disebut tipe genggam umumnya digunakan untuk
penentuan posisi absolute secara instan yang tidak menunntut ketelitian terlalu tinggi.
Receiver navigasi dapat memberikan ketelitian posisi sekita 3-4 m. Tipe navigasi terbagi
menjadi dua yaitu civilian dan military, pada tipe civilian (L1, C/A code, Pseudorange)
sedangkan pada tipe military (L1&L2, P code, Phase).
Receiver tipe pemetaan juga memberikan data pseudorange. Hanya bedanya, pada
receiver tipe pemetaan, data tersebut direkam dan dpat kemudian dipindahkan ke
computer untuk diproses lebih lanjut. Ketelitiannya berada pada besaran sentimeter
Receiver tipe geodetic adalah tipe receiver yang relating paling canggih, paling
mahal, dan juga memberikan data yang paling presisi. Tipe ini biasanya digunakan untuk
aplikasi – aplikasi yang menuntut ketelitian yang relative tinggi. Seperti untuk pengadaan
titik – titik control geodesi, pemantauan deformasi, dan stusi geodinamika.
Jenis-jenis receiver GPS
Sumber: https://www.slideshare.net/bramantiyomarjuki/presentasi-pengenalan-gps-
bimtek-oktober-2015-manado

e. Sumber
http://geoexpose.blogspot.com/2012/01/segmen-gps.html
http://www.rider-system.net/2012/03/gps-global-positioning-system.html

2. GLONASS
a. Sejarah dan Status GLONASS
GLONASS adalah singkatan untuk Global Sistem Navigasi Satelit. GLONASS
merupakan salah satu jenis dari GNSS. Sistem GNSS saat ini dioperasikan oleh
Departemen Pertahanan Rusia. Program ini pertama kali dimulai oleh Uni Soviet, dan
saat ini di bawah naungan Commonwealth of Independent States (CIS). Uji-satelit
diluncurkan ke orbit pada tanggal 12 Oktober 1982.
GLONASS adalah singkatan untuk Global Sistem Navigasi Satelit, sistem GNSS saat
ini dioperasikan oleh Departemen Pertahanan Rusia. Program ini pertama kali dimulai
oleh Uni Soviet, dan saat ini di bawah naungan Commonwealth of Independent States
(CIS). Uji-satelit diluncurkan ke orbit pada tanggal 12 Oktober 1982. Konstelasi
GLONASS selesai pada 1995 (FOC). Namun, setelah completition, system terdegradasi
dengan runtuhnya perekonomian Russia. Awal 2001, Rusia berkomitmen untuk
mengembalikan sistem.
GLONASS Constellation 21 satelit (+3 cadangan aktif) pada ketinggian 19.100 km,
satelit mendistribusikan lebih dari 3 orbital pesawat (8 satelit per pesawat) yang letak
kemiringan terhadap ekuator adalah 64,8 °. satelit pada ketinggian 19.100 km, periode
revolusi dari satelit adalah 11h16. Pelengkap Sistem GLONASS memerlukan 24 satelit
fungsional. Pada tahun 2009, 17 satelit yang telah beroperasi dan 10 satelit tambahan
yang harus diluncurkan. SIGNAL GLONASS Serupa dengan GPS, setiap satelit
GLONASS mentransmisikan dua kode (C / A dan P) pada dua frekuensi (L1 dan L2)
yang memungkinkan untuk menghilangkan kesalahan signal dari ionosfer. Namun, untuk
GPS, setiap satelit mentransmisikan kode yang sama, sedangkan untuk GLONASS.
Satelit GLONASS emmit masing-masing signal ditranmisikan pada frekuensi yang
berbeda. Frekuensi rata-rata untuk L1 adalah di sekitar 1602MHz (antara 1597 dan
1617MHz) dan untuk L2 adalah 1246 MHz (antara 1240 dan 1260MHz). Frekuensi ini
akan ber ubah2 dalam tahun-tahun berikutnya. Modernisasi GLONASS Dalam rangka
meningkatkan kinerja dari positioning GLONASS, satelit dan signal baru akan dikirim
dalam waktu beberapa tahun mendatang. Secara khusus, satelit GLONASS-K akan
memberikan frekuensi , G3, pada 1024,704 MHz dengan setidaknya dua modulasi sinyal.
Saat ini jumlah satelit GLONASS berjumlah 24 dengan status 16 di orbit, 5 di antaranya
dimatikan.

b. Segmen Satelit
Generasi pertama satelit GLONASS (juga disebut Uragan) umumnya memiliki berat
1.250 kg dan dilengkapi dengan sistem propulsi sederhana untuk memungkinkan relokasi
dalam konstelasi. Seiring waktu, dilakukan pengembangan menjadi Blok IIa, IIb, dan
IIV, dengan pengembangan setiap blok evolusioner. Enam satelit Blok Iia diluncurkan
pada tahun 1985-1986 dengan standar waktu dan frekuensi yang lebih baik dari
prototype, dan stabilitas frekuensi yang meningkat. Satelit-satelit ini juga menunjukkan
umur hidup rata-rata 16 bulan operasional. Satelit Blok Iib dengan desain 2 tahun masa
hidup, muncul pada tahun 1987, dimana total 12 satelit diluncurkan, tapi setengah dari
jumlah itu hancur dalam kecelakaan kendaraan peluncuran. Enam satelit yang berhasil
mencapai orbit bekerja dengan baik, beroperasi selama rata-rata hampir 22 bulan.
Generasi kedua dari satelit GLONASS, yang dikenal sebagai Glonass-M,
dikembangkan pada awal tahun 1990 dan pertama kali diluncurkan pada tahun 2003.
Satelit ini memiliki masa hidup tujuh tahun dan berat sekitar 1.480 kg. Ukuran satelit
adalah sekitar 2,4 m(7 ft 10 in) dengan diameter 3,7 m(12 kaki) tinggi, dengan rentang
panel surya 7,2 m(24 kaki) untuk kemampuan pembangkit tenaga listrik sebesar 1600
watt pada saat peluncuran. Struktur payload belakang menjadi tempat 12 antena utama
untuk transmisi Lband. Reflektor laser sudut kubus juga dilakukan untuk membantu
dalam penentuan orbit yang tepat dan penelitian geodesi. Satelit ini juga menggunakan
jam atom Cesium. Total sebanyak 14 satelit generasi kedua diluncurkan sampai akhir
2007.Seperti generasi sebelumnya, satelit-satelit generasi kedua diluncurkan sejumlah
tiga satelit sekali waktu menggunakan Proton-K Blok-DM-2 atau
Proton-K Briz-M boosters.
Satelit GLONASS-M
Sumber: https://lancercell.wordpress.com/2016/05/20/rusia-sedang-melakukan-
negosiasi-penyebaran-sistem-glonass-di-indonesia/

GLONASS-K adalah sebuah peningkatan dari generasi sebelumnya, yaitu pada segi
bobot. Bobot satelit GLONASS-K sekitar 750 kg, jauh lebih ringan dibandingkan bobot
satelit GLONASS-M yang sekitar 1450kg.Satelit ini memiliki masa hidup operasional 10
tahun. Satelit generasi ketiga mengirimkan sinyal navigasi yang lebih banyak untuk
meningkatkan akurasi sistem, termasuk sinyal CDMA baru pada band L3 dan band L5
yang akan menggunakan modulasi mirip dengan GPS modern, Galileo ,dan Compass.
Satelit GLONASS generasi ini dipersenjatai peralatan yang canggih yang dibuat dari
komponen-komponen dari Rusia yang akan membuat akurasi GLONASS meningkat dua
kali lipat. Seperti halnya dengan satelit sebelumnya, GLONASS-K adalah 3-sumbu yang
stabil dengan panel surya ganda. Satelit GLONASS-K pertama berhasil diluncurkan pada
26 Februari 2011. Karena pengurangan bobot satelit, GLONASS-K dapat diluncurkan
berpasangan dari lokasi peluncuran Kosmodrom Plesetsk dengan menggunakan biaya
jauh lebih rendah Soyuz-2.1b boostersatau enam satelit pada sekali waktu dari
Kosmodrom Baikonur menggunakan Proton-K Briz-M.

Satelit GLONASS-K
Sumber: http://www.russianspaceweb.com/uragan_k.html
c. Segmen Kontrol
Segmen kontrol darat melakukan kontrol satelit GLONASS. Segmen sistem kontrol
terdiri dari System Control Center (SCC) yang terletak di wilayah Moskow, dan beberapa
stasiun Telemetry, Tracking, dan Control (TT & C) yang
terdistribusikan ke seluruh wilayah Rusia. Segmen Kontrol Darat melakukan tugas
sebagai berikut:
 Pemantauan orbit konstelasi
 Menyesuaikan parameter orbit satelit secara berkelanjutan
 Mengupload program waktu, perintah kontrol, dan informasi khusus

Segmen kontrol darat GLONASS hampir seluruhnya terletak di bekas wilayah Uni
Soviet, kecuali beberapa di Brasil.
Segmen tanah GLONASS terdiri dari:
 Pusat kendali sistem;
 Lima Telemetri, Pusat Pelacakan dan Komando;
 Dua Stasiun Laser Ranging; dan
 Sepuluh Stasiun Pemantauan dan Pengukuran.

d. Segmen Receiver
Dari jenis data yang dikirim atau direkam, satelit GLONASS mengirimkan dua jenis
sinyal, yaitu sinyal Standard Precission (SP) dan sinyal High Precission(HP). Sinyal
menggunakan pengkodean DSSS dan modulasi Binary Phase-Shift
Keying (BPSK) yang sama seperti pada sinyal GPS.
Semua satelit GLONASS mengirimkan kode yang sama seperti sinyal SP mereka,
namun setiap pengiriman dilakukan pada frekuensi yang berbeda menggunakan 15-kanal
berteknik Frequency Division Multiple Access (FDMA) yang mencakup kedua sisi baik
dari 1602,0 MHz, yang dikenal sebagai band L1. Pusat frekuensi adalah 1602 MHz + n ×
0.5625 MHz, dimana n adalah nomor saluran frekuensi satelit
(n = -7, -6, -5, …0, …, 6, sebelumnya n = 0, .. , 13). Sinyal yang ditransmisikan dalam
kerucut 38 °,dengan menggunakan polarisasi melingkar tangan kanan, pada EIRP antara
25 hingga 27 dBW (316-500 watt). Perhatikan bahwa konstelasi 24 satelit diakomodasi
dengan hanya 15 saluran dengan menggunakan kanal frekuensi yang sama untuk
mendukung pasangan satelit antipodal (sisi berlawanan dari planet di orbit).
Sinyal HP (L2) disiarkan di fase quadrature dengan sinyal SP, berbagi gelombang
pembawa sama dengan sinyal SP, tetapi dengan bandwidth yang
sepuluh kali lebih tinggi dari sinyal SP. Sinyal L2 menggunakan FDMA sama dengan
sinyal band L1, tetapi mengirimkan membelakangi 1246 MHz dengan frekuensi pusat
ditentukan oleh persamaan 1246 MHz + n × 0,4375 MHz, dimana n mencakup kisaran
yang sama seperti untuk L1. Pada efisiensi puncak, sinyal SP menawarkan akurasi posisi
horisontal dalam 5-10 meter, posisi vertikal dalam 15 meter, mengukur vektor kecepatan
jarak 10 cm / detik, dan waktu dalam 200 ns, semua didasarkan pada pengukuran dari
empat generasi pertama satelit secara bersamaan; satelit baru seperti GLONASS-M
memperbaiki ini.
Sinyal HP yang lebih akurat yang tersedia untuk pengguna yang
berwenang, seperti Militer Rusia. Saat ini, sinyal referensi sipil tambahan disiarkan di
band L2 dengan kode SP identik dengan sinyal band L1. Ini tersedia dari semua satelit di
konstelasi saat ini, kecuali satelit bernomor 795. GLONASS menggunakan datum
koordinat bernama “PZ-90”, di mana lokasi yang tepat dari Kutub Utara diberikan
sebagai rata-rata posisinya 1900-1905.
Hal ini berbeda dengan datum koordinat GPS, WGS 84, yang menggunakan
lokasi Kutub Utara pada tahun 1984. Pada tanggal 17 September 2007, datum PZ-90
telah diperbarui agar berbeda dari WGS 84 kurang dari 40 cm (16 in) dalam arah tertentu.
Merk receiver GLONASS sangat beraneka ragam, seperti Septentrio, Topcon, JAVAD,
Magellan Navigation, Novatel, Leica Geosystems, Trimble Inc, dan lain-lain.

e. Sumber
http://lisa.blog.st3telkom.ac.id/2015/01/05/glonass-sistem-satelit-navigasi-global-
canggih-milik-rusia/
http://aapispis.blogspot.com/2017/01/teknologi-gps-glonass-galileo-google.html

3. GALILEO
a. Sejarah dan Status

Galileo adalah sistem navigasi satelit yang sedang dikembangkan oleh Uni
Eropa danEuropean Space Agency. Proyek bernilai €3,4 miliar ini dibuat untuk
menyediakan alternatif dari Global Positioning System milik Amerika
Serikat dan GLONASS milik Rusia.
Satelit Galileo
Sumber: https://www.globalsecurity.org/space/world/europe/nav.htm

Galileo terdiri dari konstelasi 30 satelit pada orbit melingkar di ketinggian 23.616 km
di atas Bumi. Sinyal Galileo terintegrasi dengan sistem yang ada. Satelit Galileo akan
menstransmisikan 10 sinyal yang berbeda. Dari 10 sinyal tersebut, 6 sinyal akan
digunakan untuk keperluan sipil (Open Service) dan Safety of Life Service, 2 sinyal
untuk keperluan komersial dan sisanya 2 untuk keperluan Public Regulated Service.
Selain pelayanan navigasi dan transmisi waktu, Galileo akan menyediakan informasi
mengenai akurasi dan status sinyal tersebut.
 Jumlah satelit : 30
 Penyelesaian : 2011
 Status satelit pertama diluncurkan pada bulan Desember 2005 dan sinyal pertama
'Galileo' diterima pada Januari 2006.
 Inklinasi : 56°
 Ketinggian : ± 23.616 km

No. Satellite Name Diluncurkan Carrier PRN Slot] Status Remarks


Soyuz-
FG/ Developed with the main goal of
GIOVE- 2005-12-28 Pensiun30 claiming the frequencies allocated to
1 GSAT0001 Test Test
A 05:19 June 2012 Galileo by the ITU. Some technology
demonstration.
Fregat
Soyuz-
GIOVE- 2008-04-26 Pensiun23 Similar goal to GIOVE-A but with
2 GSAT0002 FG/ Test Test
B 22:16 July 2012 higher fidelity signals.
Fregat
3 Galileo- GSAT0101 2011-10-21 Soyuz- E11 B05 Beroperasi IOV (In Orbit Validation) vehicles
IOV 10:30 STB/ were used for signal validation.[5]
PFM Fregat- Healthy spacecrafts are considered
MT part of the operative fleet.
Soyuz-
Galileo-
2011-10-21 STB/
4 IOV GSAT0102 E12 B06 Beroperasi Used for signal validation.
10:30 Fregat-
FM2
MT
Soyuz-
Galileo-
2012-10-12 STB/
5 IOV GSAT0103 E19 C04 Beroperasi Used for signal validation
18:15 Fregat-
FM3
MT
Soyuz-
Galileo-
2012-10-12 STB/
6 IOV GSAT0104 E20 C05 Unavailable Hilang karena gagal sistem
18:15 Fregat-
FM4
MT
Soyuz-
Galileo-
2014-08-22 STB/ Diluncurkan salah tempat, December
7 FOC GSAT0201 E18 Ext01 Testing
12:27 Fregat- 2014.
FM1
MT
Soyuz-
Galileo-
2014-08-22 STB/ Diluncurkan salah tempat, March
8 FOC GSAT0202 E14 Ext02 Testing
12:27 Fregat- 2015
FM2
MT
Soyuz-
Galileo-
2015-03-27 STB/
9 FOC GSAT0203 E26 B08 Operational 2015-12-03
21:46 Fregat-
FM3
MT
Soyuz-
Galileo-
2015-03-27 STB/
10 FOC GSAT0204 E22 B03 Operational 2015-12-04
21:46 Fregat-
FM4
MT
Soyuz-
Galileo-
2015-09-11 STB/
11 FOC GSAT0205 E24 A08 Operational 2016-01-28
02:08 Fregat-
FM5
MT
Soyuz-
Galileo-
2015-09-11 STB/
12 FOC GSAT0206 E30 A05 Operational 2016-01-28
02:08 Fregat-
FM6
MT
Soyuz-
Galileo-
2015-12-17 STB/
13 FOC GSAT0208 E08 C07 Operational 2016-04-22
11:51 Fregat-
FM8
MT
Soyuz-
Galileo-
2015-12-17 STB/
14 FOC GSAT0209 E09 C02 Operational 2016-04-22
11:51 Fregat-
FM9
MT

Soyuz-
Galileo-
2016-05-24 STB/
15 FOC GSAT0210 E01 A02 Operational 2016-12-01
08:48 Fregat-
FM10
MT

Soyuz-
Galileo-
2016-05-24 STB/
16 FOC GSAT0211 E02 A06 Operational 2016-12-01
08:48 Fregat-
FM11
MT
17 Galileo- GSAT0207A 2016-11-17 Ariane E07 C06 In Menunggu aktif
FOC 13:06 5ES commissioning
FM7
Galileo-
2016-11-17 Ariane In
18 FOC GSAT0212 E03 C08 Menunggu aktif
13:06 5ES commissioning
FM12
Galileo-
2016-11-17 Ariane In
19 FOC GSAT0213 E04 C03 Menunggu aktif
13:06 5ES commissioning
FM13
Galileo-
2016-11-17 Ariane In
20 FOC GSAT0214 E05 C01 Menunggu aktif
13:06 5ES commissioning
FM14

b. Segmen Satelit
Segmen angkasa Galileo terdiri dari 30 satelit, dimana terdapat 27 satelit yang aktif
dan 3 satelit cadangan (spare) dalam Medium Earth Orbit (MEO) pada ketinggian 23600
km. Satelit akan melakukan perjalanan sepanjang tiga orbit sirkular pada inklinasi 56°.
Dengan waktu orbit 14 jam, konfigurasi dari konstelasi akan menjamin sekurang-
kurangnya 10 satelit yang kelihatan akan memberikan informasi posisi dan waktu untuk
semua lokasi, termasuk daerah kutub. Wahana Satelit Galileo diharapkan akan dapat
bertahan selama 10 tahun

c. Segmen Sistem Kontrol


Segmen angkasa akan diatur lewat dua stasiun kontrol yang dipilih di suatu tempat di
Eropa, yang didukung oleh 20 stasiun sensor Galileo (GSS). Pertukaran data antara
stasiun kontrol dan satelit akan dikerjakan melalui stasiun penghubung khusus. Sebanyak
15 stasiun penghubung akan dipasang di sekitar permukaan bumi untuk memudahkan
dalam hal transfer data. Sebagai komponen kontrol bumi (ground segment), stasiun
kontrol akan bertanggungjawab memanajemen satelit, mengintegrasikan sinyal, dan
sinkronisasi jam atom pada satelit.
d. Segmen User (Pengguna)
Segmen pengguna terdiri dari para pengguna satelit Galileo, baik di darat, laut, udara,
maupun di angkasa. Dalam hal ini alat penerima sinyal Galileo diperlukan untuk
menerima dan memproses sinyal -sinyal dari satelit Galileo untuk digunakan dalam
penentuan posisi, kecepatan dan waktu. Komponen utama dari suatu receiver Galileo
secara umum adalah antena dengan pre-amplifier, bagian RF dengan pengidentifikasi
sinyal dan pemroses sinyal, pemroses mikro untuk pengontrolan receiver, data sampling
dan pemroses data ( solusi navigasi ), osilator presisi , catu daya, unit perintah dan
tampilan, dan memori serta perekam data.

e. Sumber
http://geodesy.gd.itb.ac.id/2007/01/16/satelit-galileo/
http://www.obengplus.com/articles/4804/1/Satelit-navigasi-Galileo-sekarang-sudah-
online.html
http://aapispis.blogspot.com/2017/01/teknologi-gps-glonass-galileo-google.html

4. Compass
a. Sejarah dan Status
China merencanakan membuat system satelit navigasi pada tahun 1980, dan baru
pada tahun 2003, Demo Sistem Navigasi Compass terselesaikan, dan sistemnya telah
digunakan dibeberapa area di China pada saat itu. Dan pada tahun 2008, satelit navigasi
compass masih dalam prosses penyempurnaan.
Sistem yang disebut dengan nama Beidou ini, merupakan alternatif dari sistem
navigasi lain seperti GPS dan Glonass yang menjanjikan dapat memberikan informasi
lokasi dengan tingkat akurasi hingga 10 meter. BeiDou mengklaim memiliki akurasi
lebih baik dari GPS karena keakuratan pemosisian berjarak 10 meteri [33 kaki],
kecepatan dalam 0,2 m/s, dan presisi pengaturan waktu hingga 50 nanodetik.

Satelit Compass
Sumber: http://arfighif.blogspot.com/2014/12/informasi-dan-perkembangan-
satelit.html

Sebagai perbandingan, GPS buatan Amerika memiliki margin of error 20 meter


ketika mencari lokasi. BeiDou-2, terdiri dari 16 satelit navigasi di orbit dan 4 satelit
eksperimen. Sistem akan memiliki 35 satelit pada saat penjadwalannya untuk penawaran
liputan global pada tahun 2020 nanti, dan 40 lagi pada beberapa tahun setelahnya
Layanan yang dapat digunakan terbagi atas:
 2 Jenis layanan umum:
1) Open Service, gratis dan terbuka untuk semua kalangan
 Akurasi posisi : 10m
 Akurasi waktu : 20ns
 Akurasi kecepatan : 0,2 m/s
2) Layanan resmi : memastikan penggunaan yang sangat
handal bahkan di situasi yang kompleks
 2 Jenis layanan regional
1) Layanan wide area differential
 Akurasi posisi : 1 m
2) Layanan short message
 Jumlah satelit : 20 (rencana 35 satelit pada 2020)
 Terdiri atas : 16 satelit memastikan navigasi, 4 satelit eksperimen

b. Segmen Compass

Segmen antariksa (satelit) memancarkan sinyal navigasi kepada segmen pemakai,


yang dikendalikan stasiun pengendali di Bumi. Satelit navigasi terdiri dari konstelasi
satelit dengan cakupan global. Fungsi satelit- satelit tersebut mengirim sinyal ke
receiver yang dipasang di pesawat terbang, kapal laut, kendaraan bermotor dan
manusia, untuk dapat menentukan posisi-posisi mereka.

Satelit navigasi mempunyai kemampuan untuk memberikan informasi tentang


posisi lokasi geografis dan sinkronisasi waktu dalam penggunaan sinyal real time dari
satelit navigasi yang mengorbit. Posisi yang ditentukan terdiri dari 4 (empat) dimensi
yaitu garis bujur, garis lintang, ketinggian, dan waktu (Justin Borton, 2010).

Satelit navigasi juga digunakan dalam berbagai sektor yaitu penelitian/survey,


precision farming/ketelitian dalam pertanian, mendukung
pencarian dan penyelamatan, ilmu kebumian, manajemen transportasi, pergantian
waktu yang tepat, manajemen/pelacakan/anti pencurian. Sistem GNSS terus berkembang
dan kemudian juga digunakan dalam berbagai sektor, seperti pengangkutan, keamanan,
pengawasan, dan industri. Satelit navigasi global memancarkan sinyal navigasi
penentuan posisi kepada pengguna yang dikendalikan dari stasiun pengendali di Bumi.
Penentuan posisi dapat dilakukan berdasarkan 4 (empat) dimensi, yaitu berdasarkan garis
bujur, garis lintang, ketinggian dan waktu. Saat ini negara-negara mengembangkan
sistem satelit navigasi global Global Navigation Satellite Systems (GNSS). GNSS yang
telah dikembangkan antara lain: (i) Global Positioning System (GPS) milik Amerika
Serikat, di mana secara efektif telah menyediakan layanan global, dan (ii) Global
Navigation Satellite System (GLONASS) milik Rusia (Uni Soviet), juga telah efektif
menyediakan layanan global. Sedangkan GNSS yang sedang dikembangkan adalah (i)
Sistem Galileo milik Eropa yang dikembangkan Uni Eropa bekerjasama dengan
European Space Agency (ESA), (ii) Sistem navigasi regional Beidou, dikembangkan
Cina, (iii) Sistem navigasi India Regional Navigational Satellite System (IRNSS)
dikembangkan oleh India, dan (iv) Quasi-Zenith System Satellite (QZSS) akan
dikembangkan oleh Jepang. [2]

China sendiri mengembangkan sistem ini, dimana sistem satelit navigasi negara
China telah memasuki era baru dengan diluncurkannya satelit compass. Satelit dengan
nama sistem "Compass" itu mampu memberikan layanan navigasi, waktu dan pesan
singkat di wilayah Asia-Pasifik sebelum 2012 dan seluruh dunia menjelang 2020. China
mulai membina rangkaian navigasi angkasa sejak tahun 2000 langkah China ini lebih
lanjut bertujuan untuk mengakhiri ketergantungan China pada satelit Amerika Serikat
(AS) yang menyediakan layanan navigasi dan positioning. Beijing memulai langkah
untuk mengakhiri ketergantungannya pada Global Positioning System AS,

Pemerintah Cina meluncurkan satelit Compass yang digunakan untuk transportasi,


eksplorasi minyak, pemantau cuaca, perkiraan bencana, telekomunikasi dan keamanan
publik. Satelit yang diluncurkan di daerah Sichuan, Cina bagian barat daya itu menjadi
bentuk kemandirian pemerintah tirai bambu atas ketergantungan terhadap satelit milik
Amerika Serikat yang menyediakan layanan navigasi dan positioning. China ingin
melepas ketergantungannya dari satelite AS, untuk mengembangkan sistemnya ,
meskipun begitu China juga melakukan koordinasi frekuensi bilateral dengan Eropa
(GALILEO), AS (GPS), Rusia (Glonass).[3]

c. Sumber
http://rifqiprimananda.blogspot.com/2016/01/satelite-compass-sebagai-
instrumen.html
http://arfighif.blogspot.com/2014/12/informasi-dan-perkembangan-satelit.html

Anda mungkin juga menyukai