Anda di halaman 1dari 15

Nama : Rhafli Rizki Pratama

NIM : 15121041
Mata Kuliah : GD3105 Survei GNSS

1. Sistem GPS

a. Pengertian, Sejarah, dan status GPS


GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi
yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan
posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di
seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, kepada banyak orang secara simultan.
Pada saat ini, system GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh dunia. Di Indonesia
pun, GPS sudah banyak diaplikasikan terutama yang terkait dengan aplikasi-aplikasi yang
menuntut informasi tentang posisi.
Sistem GPS pada awalnya merupakan system navigasi ketentaraan yang dirancang,
dilaksanakan, dibiayai, dan dikelola oleh Jabatan Pertahanan Amerika Serikat (DoD).
Sistem ini dirancang oleh Jabatan Amerika Serikat sejak tahun 1973. Sistem ini adalah hasil
gabungan program U.S. Navy TIMATION dan proyek U.S. Air Force 621B di bawah
tanggung jawab Joint Program Office (JPO). Satelit GPS yang pertama telah diluncurkan
pada tahun 1978. Pada awalnya, penggunaan sistem ini ditujukan bagi pihak tentara
Amerika Serikat saja tetapi setelah diluluskan pada Kongres Amerika Serikat, penggunaan
sistem penentuan posisi ini terbuka untuk umum. Tujuan utama GPS adalah untuk
mewujudkan sistem penentuan posisi di darat, laut, dan udara bagi pihak tentara Amerika
Serikat dan sekutunya, namun kemudian sistem ini bebas digunakan oleh semua pengguna.
Sistem ini dirancang untuk menggantikan berbagai sistem navigasi yang telah digunakan.

b. Segmen satelit pada GPS


GPS memiliki 31 satelit GPS yang ada di orbit sekitar 12,000 mil di atas kita. Satelit
ini bergerak konstan bergerak mengelilingi bumi 12 jam dengan kecepatan 7,000 mil per
jam. Satelit GPS berkekuatan energi sinar matahari, mempunyai baterai cadangan untuk
menjaga agar tetap berjalan pada saat gerhana matahari atau pada saat tidak ada energi
matahari. Roket penguat kecil pada masing-masing satelit agar dapat mengorbit tepat pada
tempatnya.
Satelit yang dimiliki oleh GPS merupakan milik Departemen Pertahanan (Department
of Defense) Amerika, adapun hal-hal lainnya mengenai GPS ini:
- Nama satelit adalah NAVSTAR
- GPS satelit pertama kali adalah tahun 1978
- Mulai ada 24 satelit dari tahun 1994
- Satelit di ganti tiap 10 tahun sekali
- GPS satelit beratnya kira-kira 2,000 pounds
- Kekuatan transmiter hanya 50 watts atau kurang
Satelit-satelit GPS harus selalu berada pada posisi orbit yang tepat untuk menjaga
akurasi data yang dikirim ke GPS reciever, sehingga harus selalu dipelihara agar posisinya
tepat. Stasiun-stasiun pengendali di bumi ada di Hawaii, Ascension Islan, Diego Garcia,
Kwajalein dan Colorado Spring. Stasiun bumi tersebut selalu memonitor posisi orbit jam
jam satelit dan di pastikan selalu tepat.

c. Segmen sistem kontrol pada GPS


Segmen kontrol terdiri dari stasiun kontrol utama atau stasiun bumi (Master Ground
Station-MGS) terletak dekat Colorado Springs di Colorado dan stasiun monitor (Monitor
Station-MS) serta Ground Antennas Stations (GAS), yang keseluruhannya bertugas
memastikan performa kinerja seluruh sistem satelit dan keakuratannya. Fungsi ini
menyangkut beberapa tugas antara lain :
- Menjaga agar satelit tetap berada pada lintasan yang seharusnya, dengan jalan
mengamati semua satelit secara terus menerus.
- Memantau semua status dan kelayakan semua bagian satelit.
- Menentukan dan menjaga waktu semua system GPS
- Mengkonfigurasi ulang semua peralatan GPS.
- Melacak semua satelit GPS secara aktif dan mengumpulkan data dari masing-masing
satelit yang kemudian semua informasi itu dikirim ke MGS, dimana data dan satelit
dan parameter waktu ditentukan.
Terletak di Colorado Springs, Master Control Station (MCS) adalah simpul kendali
pusat untuk konstelasi satelit GPS. Hal ini didukung oleh stasiun kontrol utama alternatif
yang beroperasi penuh. MCS bertanggung jawab atas semua aspek komando dan kontrol
konstelasi pada gps. Stasiun monitor didistribusikan di seluruh dunia dan dilengkapi
dengan standar jam atom dan penerima GPS untuk terus mengumpulkan data GPS untuk
semua satelit yang terlihat dari lokasinya. Data yang dikumpulkan dikirim ke Stasiun
Kontrol Utama di mana data tersebut diproses untuk memperkirakan orbit satelit
(ephemerides) dan kesalahan jam, di antara parameter lainnya, dan untuk menghasilkan
Pesan Navigasi. Mereka juga mengumpulkan sinyal navigasi, pengukuran
jangkauan/pembawa, dan data atmosfer.

d. Segmen Receiver pada GPS


Segmen receiver atau pengguna merupakan bagian penerima dari sistem GPS
Fungsinya sebagai penerima sinyal dari dua frekuensi GPS, menguraikan dan memproses
sinyal satelit yang diterimanya. Segmen pengguna ini terdiri dari beberapa bagian utama
utama yaitu : antena dengan pre-amplifier, bagian RF (Radio Frequency) dengan
pengidentifikasi dan pemroses sinyal dan data, tampilan serta perekam data yang kemudian
untuk menentukan dan menampilkan posisi, kecepatan, waktu dan sebagainya.
Karena alat ini bergantung penuh pada satelit , maka sinyal satelit menjadi sangat
penting. Alat navigasi berbasisi satelit ini tidak dapat bekerja maksimal ketika ada
gangguan pada sinyal satelit. Ada banyak hal yang dapat mengurangi kekuatan sinyal
satelit antara lain:
- Kondisi geogarafis dimana pengguna masih dapat melihat langit yang cukup luas, alat
ini masih dapat berfungsi.
- Hutan. Makin lebat hutannya, maka makin berkurang sinyal yang dapat diterima.
- Air. Jangan berharap dapat menggunakan alat ini ketika menyelam.
- Kaca film mobil, terutama yang mengandung metal.
- Alat-alat elektronik yang dapat mengeluarkan gelombang elektromagnetik.
- Gedung-gedung. Tidak hanya ketika didalam gedung, berada diantara dua buah gedung
tinggi juga akan menyebabkan efek seperti berada di dalam lembah.
- Sinyal yang memantul, misal bila berada diantara gedung- gedung tinggi, dapat
mengacaukan perhitungan alat navigasi sehingga alat navigasi dapat menunjukkan
posisi yang salah atau tidak akurat yang berakibat membingungkan bagi pengguna
dalam menentukan arah serta tujuan

2. Sistem Glonass

a. Pengertian, Sejarah, dan status Glonass


Global Navigation Satellite System Glonass adalah sistem navigasi satelit yang
dioperasikan oleh angkatan pertahanan luar angkasa rusia. Glonass merupakan satu-
satunya alternatif sistemnavigasi dengan jangkauan global selain Global Positioning
System (GPS).
Pembangunan Glonass dimulai oleh Uni Soviet pada 1976. Saat ini kelompok orbit
Glonass terdiri dari 27 satelit yang terdiri dari 24 satelit untuk memastikan navigasi global
dan tigasisanya adalah cadangan atau untuk melakukan tes peralatan eksperimen. Sejauh
ini ada 14 stasiun monitor di Rusia, satu di Brasil dan satu di benua Antartika, di stasiun
Bellingshausen Rusia. Stasiun Glonass lainnya diharapkan akan dibangun dalam waktu
dekat delapan di Rusia, dua di Brasil, satu di Australia, Kuba, Indonesia, Spanyol, Vietnam
dan stasiun tambahan di Antartika. Operasi penuh dari sistem baru dimulai pada 2010,
ketika mencoba untuk memasuki kompleksdalam pekerjaan aktif dilakukan sejak tahun
1995. Dalam banyak hal, masalah yang berkaitan dengandaya tahan rendah satelit yang
digunakan.
GLONASS Constellation 21 satelit (+3 cadangan aktif) pada ketinggian 19.100 km,
satelit mendistribusikan lebih dari 3 orbital pesawat (8 satelit per pesawat) yang letak
kemiringan terhadap ekuator adalah 64,8 °. satelit pada ketinggian 19.100 km, periode
revolusi dari satelit adalah 11h16. Pelengkap Sistem GLONASS memerlukan 24 satelit
fungsional. Pada tahun 2009, 17 satelit yang telah beroperasi dan 10 satelit tambahan yang
harus diluncurkan. SIGNAL GLONASS Serupa dengan GPS, setiap satelit GLONASS
mentransmisikan dua kode (C / A dan P) pada dua frekuensi (L1 dan L2) yang
memungkinkan untuk menghilangkan kesalahan signal dari ionosfer. Namun, untuk GPS,
setiap satelit mentransmisikan kode yang sama, sedangkan untuk GLONASS. Satelit
GLONASS emmit masing-masing signal ditranmisikan pada frekuensi yang berbeda.
Frekuensi rata-rata untuk L1 adalah di sekitar 1602MHz (antara 1597 dan 1617MHz) dan
untuk L2 adalah 1246 MHz (antara 1240 dan 1260MHz). Frekuensi ini akan ber ubah2
dalam tahun-tahun berikutnya.
Modernisasi GLONASS Dalam rangka meningkatkan kinerja dari positioning
GLONASS, satelit dan signal baru akan dikirim dalam waktu beberapa tahun mendatang.
Secara khusus, satelit GLONASS-K akan memberikan frekuensi , G3, pada 1024,704 MHz
dengan setidaknya dua modulasi sinyal.Saat ini jumlah satelit GLONASS berjumlah 24
dengan status 16 di orbit, 5 di antaranya dimatikan. 12 lebih dijadwalkan berada di orbit
dalam dua tahun ke depan.

b. Segmen satelit pada Glonass


Selama tiga dekade pengembangan, desain satelit telah melalui banyak perbaikan, dan
dapat dibagi menjadi tiga generasi: GLONASS yang asli (sejak 1982), GLONASS-M
(sejak 2003), dan GLONASS-K (sejak 2011). Setiap satelit GLONASS memiliki
desain GRAU 11F654, dan masing-masing juga memiliki desain militer “Cosmos-
NNNN”.
1. Generasi pertama satelit GLONASS (juga disebut Uragan) kesemuanya 3 sumbu
yang stabil, umumnya memiliki berat 1.250 kg dan dilengkapi dengan sistem
propulsi sederhana untuk memungkinkan relokasi dalam konstelasi. Seiring waktu,
dilakukan pengembangan menjadi Blok IIa, IIb, dan IIV, dengan pengembangan
setiap blok evolusioner. Enam satelit Blok Iia diluncurkan di 1985-1986 dengan
standar waktu dan frekuensi yang lebih baik dari prototype, dan stabilitas frekuensi
yang meningkat.Satelit-satelit ini juga menunjukkan umur hidup rata-rata 16 bulan
operasional.Satelit Blok Iib dengan desain 2 tahun masa hidup, muncul pada tahun
1987, dimana total 12 satelit diluncurkan, tapi setengah dari jumlah itu hancur
dalam kecelakaan kendaraan peluncuran. Enam satelit yang berhasil mencapai
orbit bekerja dengan baik, beroperasi selama rata-rata hampir 22 bulan. Blok IIV
adalah yang paling produktif dari generasi pertama.Digunakan secara eksklusif
1988-2000 dan terus dimasukkan dalam peluncuran sampai 2005, total 25 satelit
diluncurkan.Didesain untuk hidup selama tiga tahun, namun berbagai satelit
melebihi tiga tahun, dengan satu model yang hidup sampai 68 bulan. Satelit Blok
II yang biasanya diluncurkan tiga buah pada satu waktu dari Kosmodrom Baikonur
menggunakan Proton-K Blok-DM-2 atau Proton-K Briz-M boosters.Satu-satunya
pengecualian adalah ketika pada dua peluncuran, sebuah satelit reflektor geodetik
Etalon diganti oleh sebuah satelit GLONASS.
2. Generasi kedua dari satelit, yang dikenal sebagai Glonass-M,ndikembangkan
awal tahun 1990 dan pertama kali diluncurkan pada tahun 2003.Satelit ini memiliki
masa hidup tujuh tahun dan berat sekitar 1.480 kg.Ukuran satelit adalah sekitar 2,4
m(7 ft 10 in) dengan diameter 3,7 m(12 kaki) tinggi, dengan rentang panel surya
7,2 m(24 kaki) untuk kemampuan pembangkit tenaga listrik sebesar 1600 watt
pada saat peluncuran. Struktur payload belakang menjadi tempat 12 antena utama
untuk transmisi Lband. Reflektor laser sudut kubus juga dilakukan untuk
membantu dalam penentuan orbit yang tepat dan penelitian geodesi. Satelit ini juga
menggunakan jam atom Cesium. Total sebanyak 14 satelit generasi kedua
diluncurkan sampai akhir 2007.Seperti generasi sebelumnya, satelit-satelit
generasi kedua diluncurkan sejumlah tiga satelit sekali waktu menggunakan
Proton-K Blok-DM-2 atau Proton-K Briz-M boosters.
3. GLONASS-K adalah sebuah peningkatan dari generasi sebelumnya, yaitu pada
segi bobot.Bobot satelit GLONASS-K sekitar 750 kg, jauh lebih ringan
dibandingkan bobot satelit GLONASS-M yang sekitar 1450kg.Satelit ini memiliki
masa hidup operasional 10 tahun. Satelit generasi ketiga mengirimkan sinyal
navigasi yang lebih banyak untuk meningkatkan akurasi sistem, termasuk sinyal
CDMA baru pada band L3 dan band L5 yang akan menggunakan modulasi mirip
dengan GPS modern, Galileo ,dan Compass. Satelit GLONASS generasi ini
dipersenjatai peralatan yang canggih yang dibuat dari komponen-komponen dari
Rusia yang akan membuat akurasi GLONASS meningkat dua kali lipat. Seperti
halnya dengan satelit sebelumnya, GLONASS-K adalah 3-sumbu yang stabil
dengan panel surya ganda.Sateli GLONASS-K pertama berhasil diluncurkan pada
26 Februari 2011. Karena pengurangan bobot satelit, GLONASS-K dapat
diluncurkan berpasangan dari lokasi peluncuran Kosmodrom Plesetsk dengan
menggunakan biaya jauh lebih rendah Soyuz-2.1b boostersatau enam satelit pada
sekali waktu dari Kosmodrom Baikonur menggunakan Proton-K Briz-M.
c. Segmen sistem kontrol pada Glonass

Segmen kontrol darat melakukan kontrol satelit GLONASS.Segmen sistem kontrol


terdiri dari System Control Center (SCC) yang terletak di wilayah Moskow, dan beberapa
stasiun Telemetry, Tracking, dan Control (TT & C) yang terdistribusikan ke seluruh
wilayah Rusia.
Agar operasional sistem navigasi satelit menjadi normal, sangat penting untuk
menyinkronkan semua proses yang terjadi selama operasi sistem. Artinya, proses ini akan
berlangsung pada skala waktu yang tunggal. Untuk memenuhi persyaratan ini,
Synchronization System yang memuat Central Synchronizer yang merupakan sebuah
stasioner standar frekuensi hidrogen ultra-stabil, yang digunakan sebagai dasar untuk
skala waktu GLONASS.Semua skala waktu pada satelit disinkronisasi dengan skala
waktu sistem.Central Synchronizer disinkronisasikan dengan Waktu Negara dan
Referensi Frekuensi, yang terletak di Mendeleev (wilayah Moskow). Penyebaran dan
pemeliharaan orbital konstelasi dilakukan oleh dua roket sistem ruang angkasa, satu
berdasarkan peluncur “Proton” dan satu lainnya berdasarkan peluncur “Soyuz”. Setiap
sistem roket ruang meliputi:
- Sistem peluncur
- Sistem booster
- Sistem satelit
d. Segmen Receiver pada Glonass
Receiver GLONASS adalah perangkat yang mampu menentukan posisi pengguna,
kecepatan dan waktu tepat (PVT) dengan memproses sinyal yang disiarkan oleh satelit.
Solusi navigasi apa pun yang disediakan oleh Receiver. GNSS didasarkan pada
penghitungan jaraknya ke sekumpulan satelit, dengan cara mengekstraksi waktu propagasi
sinyal masuk yang melintasi ruang angkasa dengan kecepatan cahaya, sesuai dengan jam
lokal satelit dan Receiver.

3. Sistem Galileo
a. Pengertian, Sejarah, dan status Galileo

Galileo adalah Sistem Navigasi Satelit Global Eropa (GNSS), memberikan informasi
posisi dan waktu yang ditingkatkan dengan implikasi positif yang signifikan bagi banyak
layanan dan pengguna Eropa. Tujuan dibuatnya satelit ini adalah untuk mengurangi
ketergantungan terhadap penggunaan GPS, sekaligus untuk bisa bersaing di dunia
persatelitan dengan negara-negara maju. Galileo mewakili versi Eropa dari GPS Amerika
dan oleh karena itu merupakan langkah menuju kemandirian teknologi pada pembagian
navigasi satelit. Hal ini didasarkan pada 30 satelit (27 + 3 suku cadang) yang ditempatkan
di ketinggian 15.000 mil mengelilingi bumi pada apa yang disebut Medium Earth Orbits
(MEO) dan jaringan stasiun bumi, yang mengontrol satelit. Tiga satelit Galileo pertama
dimulai pada tahun 2011. Pada tahun 2020 jaringan dengan semua 30 satelit sudah aktif &
berjalan. Secara umum ada 3 komponen penyusun dari satelit Galileo yakni komponen
angkasa, komponen kontrol bumi, dan juga komponen pengguna atau user segment. Untuk
segmen pengguna, terdiri dari pengguna yang berada di baik udara, laut, maupun di darat.
Sistem Galileo dibangun mirip dengan GPS yang berasal dari Amerika Serikat. Galileo
bisa digunakan untuk berbagai keperluan entah dibidang maritim, monitoring lingkungan,
hingga berguna untuk kepentingan transportasi, dan juga telekomunikasi. Bidang lain yang
menjadi aplikasi dari sistem navigasi ini adalah untuk survei pemetaan, geofisik,
pemantauan deformasi, di bidang olahraga, dan juga rekreasi. Satelit Galileo sendiri
didesain dan juga dikembangkan untuk aplikasi non-militer, berbeda dengan GPS yang
didesain terutama untuk kepentingan di bidang militer.

b. Segmen satelit pada Galileo


Galileo memiliki beberapa jenis satelit yang membentuk konstelasi mereka untuk
memberikan layanan navigasi dan lokasi. Berikut adalah jenis-jenis satelit Galileo:
1. SateliOperasional (Full Operational Capability - FOC): Ini adalah satelit utama dalam
konstelasi Galileo yang mengirimkan sinyal navigasi dan informasi lokasi kepada
penerima di Bumi. Satelit operasional ini dirancang untuk beroperasi dalam jangka
waktu yang panjang dan menyediakan akurasi dan ketersediaan yang tinggi dalam
layanan navigasi.
2. Satelit Cadangan (IOV - In-Orbit Validation): Satelit cadangan adalah satelit yang
diorbitkan untuk menggantikan satelit operasional yang mengalami masalah atau
kerusakan. Satelit cadangan ini juga dapat digunakan untuk memperluas kapabilitas
sistem atau mengisi celah dalam jangkauan konstelasi Galileo.
3. Satelit Uji (Test and Development - T&D): Sebelum konstelasi satelit operasional
diluncurkan, satelit uji digunakan untuk menguji teknologi dan sistem yang akan
digunakan dalam operasi sehari-hari. Ini memungkinkan tim pengembangan untuk
memvalidasi dan memperbaiki konsep sebelum mengirimkan satelit operasional. 4.
4. Satelit Galileo Gen2: Generasi kedua satelit Galileo yang direncanakan akan memiliki
peningkatan dalam hal akurasi, ketersediaan, dan kehandalan. Ini mungkin melibatkan
perbaikan dalam komponen teknologi, daya tahan, dan fitur tambahan untuk memenuhi
kebutuhan yang berkembang dalam navigasi dan layanan lokasi.
5. Satelit BOC (Backup on Ground - BOC): Ini adalah satelit cadangan yang disimpan di
darat dan siap diluncurkan jika diperlukan. Satelit BOC dapat menjadi bagian dari
rencana keandalan yang lebih besar, memastikan bahwa ada cadangan yang siap untuk
menggantikan satelit operasional yang bermasalah.

c. Segmen sistem kontrol pada Galileo


Segmen kontrol pada sistem Galileo adalah bagian yang bertanggung jawab atas
pengoperasian, pengelolaan, dan pengendalian keseluruhan konstelasi satelit Galileo.
Segmen kontrol ini terdiri dari berbagai fasilitas darat dan infrastruktur yang diperlukan
untuk memantau, mengendalikan, dan memastikan kinerja optimal dari satelit-satelit
Galileo. Ada dua komponen utama dalam segmen kontrol Galileo:
1. Pusat Kontrol Utama (GCS - Ground Control Segment): Ini adalah pusat kendali
pusat yang mengendalikan operasi keseluruhan konstelasi satelit Galileo.
2. Stasiun Pengukuran Cakrawala (GMS - Ground Mission Segment): Stasiun ini
adalah bagian dari segmen kontrol yang mengumpulkan data dari satelit Galileo
dan menganalisisnya untuk memastikan kualitas dan akurasi sinyal
3. Secara keseluruhan, segmen kontrol pada Galileo sangat penting untuk menjaga
operasi yang lancar dan akurat dari konstelasi satelit. Dengan kerjasama antara
pusat kontrol utama dan stasiun pengukuran cakrawala, sistem ini dapat
memberikan layanan navigasi yang andal dan berkualitas tinggi kepada pengguna
di seluruh dunia.

d. Segmen Receiver pada Galileo


Segmen penerima (receiver segment) pada sistem Galileo tidak merujuk pada komponen
yang terintegrasi dalam infrastruktur Galileo, tetapi mengacu pada perangkat penerima atau
penerimaan di sisi pengguna akhir. Segmen penerima adalah perangkat keras atau
perangkat lunak yang digunakan oleh pengguna untuk menerima sinyal navigasi dari
satelit-satelit Galileo dan menghitung posisi, kecepatan, dan waktu dengan akurasi tinggi.
Ini adalah perangkat yang kita sebut "GPS receiver" atau "Galileo receiver."
Segmen penerima adalah aspek penting dalam ekosistem Galileo, karena akurasi dan
kualitas data yang dihasilkan oleh perangkat ini akan berdampak pada keberhasilan
penggunaan layanan navigasi Galileo. Perangkat penerima dapat berupa perangkat
portabel, kendaraan, atau bahkan terintegrasi dalam infrastruktur sistem yang lebih besar,
tergantung pada aplikasi yang digunakan.

4. Sistem BeiDou

a. Pengertian, Sejarah, dan status BeiDou


BeiDou, juga dikenal sebagai BDS (BeiDou Navigation Satellite System), adalah
sistem navigasi global yang dikembangkan oleh Republik Rakyat Tiongkok. Sistem ini
bertujuan untuk menyediakan layanan navigasi, pelacakan, dan penentuan waktu dengan
akurasi tinggi. BeiDou mirip dengan sistem navigasi lainnya seperti GPS (Amerika
Serikat), GLONASS (Rusia), dan Galileo (Uni Eropa)
Pengembangan BeiDou dimulai pada akhir 20 tahun pertama abad ke-21 dengan fase
eksperimen yang melibatkan beberapa satelit. Ini membentuk basis untuk sistem navigasi
global yang lebih besar. Fase pembangunan dimulai pada 2009 dengan peluncuran
serangkaian satelit navigasi BeiDou untuk membentuk konstelasi awal. Pada fase ini,
BeiDou mulai memberikan layanan di wilayah Tiongkok. Fase. Tiongkok memutuskan
untuk mengembangkan BeiDou menjadi sistem navigasi global yang bersaing dengan
sistem GPS, GLONASS, dan Galileo. Pada tahun 2015, BeiDou telah mencapai cakupan
regional dan dimulai peluncuran satelit untuk mengamankan cakupan global. Hingga kini,
ongkok terus meluncurkan satelit BeiDou baru dan meningkatkan teknologi sistemnya.
Pada tahun 2020, sistem BeiDou dianggap mencapai operasionalitas penuh dengan cakupan
global dan akurasi yang tinggi.
Pada Juli 2020, Tiongkok secara resmi mengumumkan bahwa BeiDou telah mencapai
operasionalitas penuh sebagai sistem navigasi global dengan konstelasi yang terdiri dari
lebih dari 30 satelit yang mencakup seluruh dunia. BeiDou menawarkan layanan yang
meliputi navigasi, pelacakan, penentuan waktu, serta layanan diferensial yang
meningkatkan akurasi posisi untuk aplikasi yang memerlukan akurasi tinggi. Sistem
BeiDou memiliki aplikasi luas, termasuk navigasi penerbangan, transportasi darat,
kelautan, survei dan pemetaan, serta berbagai aplikasi militer dan ilmiah. Sebagai sistem
navigasi global, BeiDou memiliki potensi untuk memberikan alternatif atau cadangan bagi
sistem navigasi lainnya.
b. Segmen satelit padaa BeiDou
Sistem navigasi BeiDou memiliki beberapa jenis satelit yang berkontribusi dalam
menyediakan layanan navigasi, pelacakan, dan penentuan waktu. Berikut adalah beberapa
jenis satelit yang ada dalam konstelasi BeiDou:
1. Satelit Navigasi:
Ini adalah satelit inti dalam konstelasi BeiDou yang bertanggung jawab untuk
mengirimkan sinyal navigasi kepada penerima di permukaan Bumi. Sinyal ini
digunakan oleh penerima untuk menghitung posisi, kecepatan, dan waktu dengan
akurasi tinggi. Satelit navigasi BeiDou melayani fungsi utama sistem navigasi ini.
2. Satelit Pelacakan dan Sinkronisasi:
Satelit ini membantu dalam melacak posisi satelit navigasi lainnya dan memastikan
bahwa waktu yang disediakan oleh sistem BeiDou akurat. Mereka dapat membantu
menjaga sinkronisasi waktu yang diperlukan dalam sistem navigasi.
3. Satelit Penguat Sinyal:
Satelit ini bertanggung jawab untuk memperkuat sinyal navigasi BeiDou yang diterima
oleh penerima di permukaan Bumi. Ini membantu meningkatkan ketersediaan dan
akurasi sinyal dalam berbagai kondisi, termasuk di wilayah yang sulit dijangkau.
4. Satelit Percobaan dan Pengembangan: Seperti sistem navigasi lainnya, BeiDou juga
dapat memiliki satelit yang digunakan untuk tujuan pengembangan dan eksperimen
sebelum diluncurkannya satelit operasional. Satelit percobaan ini membantu dalam
menguji teknologi baru dan memvalidasi konsep sebelum implementasi penuh.
c. Segmen sistem kontrol pada BeiDou
Stasiun kontrol dalam konteks BeiDou merujuk pada jaringan stasiun darat yang
digunakan untuk mengendalikan, memantau, dan memastikan kinerja optimal dari
konstelasi satelit BeiDou. Stasiun kontrol ini merupakan bagian penting dari segmen darat
atau Ground Control Segment (GCS) dalam infrastruktur BeiDou. Berikut adalah beberapa
informasi tentang stasiun kontrol BeiDou:
1. Jaringan Stasiun Pemantauan: BeiDou memiliki jaringan stasiun pemantauan yang
tersebar di berbagai lokasi strategis di seluruh dunia. Stasiun-stasiun ini mendapatkan
informasi dari satelit BeiDou, seperti data navigasi, sinyal waktu, dan informasi posisi.
Data ini dianalisis untuk memastikan akurasi sinyal dan kinerja satelit.
2. Fungsi Pemantauan: Stasiun-stasiun ini melakukan pemantauan terus-menerus
terhadap satelit-satelit BeiDou. Mereka mengukur parameter seperti posisi satelit,
kecepatan, waktu, dan kualitas sinyal yang dikirim. Data ini digunakan untuk
memverifikasi kinerja satelit dan akurasi sinyal.
3. Pemantauan Integritas: Stasiun kontrol juga bertanggung jawab untuk memantau
integritas sinyal BeiDou. Ini melibatkan deteksi potensi gangguan atau gangguan
dalam sinyal yang dapat mempengaruhi akurasi layanan. Jika ada gangguan yang
terdeteksi, langkah-langkah pengamanan dapat diambil.
4. Pengendalian Satelit: Stasiun kontrol juga berperan dalam mengendalikan pergerakan
dan operasi satelit. Mereka mengirimkan perintah ke satelit untuk mengatur lintasan
dan orientasi sesuai dengan kebutuhan sistem.
5. Sinkronisasi Waktu: Stasiun-stasiun ini membantu dalam menjaga sinkronisasi waktu
yang sangat penting untuk operasi navigasi. Waktu yang akurat diperlukan untuk
menghitung posisi dengan tepat.
d. Segmen Receiver pada BeiDou
Segmen Pengguna BeiDou terdiri dari terminal pengguna Beidou. Terminal pengguna
pertama muncul pada tahun 2009 berbasis ASIC dan sudah terdiri dari integrasi GPS.

Referensi :
https://simantu.pu.go.id/epel/edok/8733f_pengenalan_GPS.pdf
https://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/216/6/BAB%20III.pdf
https://gssc.esa.int/navipedia/index.php/GPS_Ground_Segment#The_Master_Control_Station
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/128576-T%2026771-Implementasi%20dan-Literatur.pdf
https://bappeda.ntbprov.go.id/wp-content/uploads/2013/09/Tutorial-QuantumGIS_bab10.pdf
yasin nulhikmah makalah glonbass
https://en.wikipedia.org/wiki/GLONASS
https://gssc.esa.int/navipedia/index.php/GLONASS_Future_and_Evolutions
glonass sistem satelit navigasi global canggih milik rusia/Selasa,20 september 2016
https://gssc.esa.int/navipedia/index.php/BeiDou_Receivers

Anda mungkin juga menyukai