Anda di halaman 1dari 9

TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM INFORMASI KESEHATAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : HENY SRI ULINA GINTING


NPM : 19. 15.060
PEMINATAN : AKK

DOSEN : Prof. Dr. JON PITER SINAGA, MKes

PROGRAM MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA
2020
TINJAUAN PUSTAKA SISTEM INFORMASI KESEHATAN

A. Latar Belakang Pentingnya SIK

Pada zaman sekarang, teknologi informasi mempunyai peranan penting dalam bidang

industri maupun kehidupan kita sendiri. Salah satu bidang industri yang memanfaatkan

berkembangnya teknologi informasi adalah bidang kesehatan.

Teknologi informasi sudah berkontribusi banyak dalam kehidupan kita, salah satu

contohnya dalam bidang kesehatan yaitu rekam medis elektronik (EMR) yang digunakan oleh

dokter untuk mengetahui riwayat penyakit anda, obat-obatan apa saja yang sudah pernah di

konsumsi, apakah anda mempunyai sebuah alergi, dan lain-lain.

Tanpa teknologi informasi, pengumpulan dan pengambilan data tersebut tidaklah mudah

untuk rumah sakit yang mempunyai ribuan pasien jika dilakukan secara manual. Teknologi

informasi juga memudahkan komunikasi jarak jauh dengan adanya internet. Seluruh rumah

sakit akan mengakses database yang berisi dengan data pasien, sehingga memudahkan pasien

dan rumah sakit apabila pasien menggunakan rumah sakit yang berbeda.

Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi

kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematika dan terintegrasi untuk mendukung

manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Sistem ini terdiri dari gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus

informasi. Informasi kesehatan adalah hal yang selalu diperlukan dalam pembuatan program

kesehatan baik dari analisis situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternative solusi,

pengembangan program, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses evaluasi.

SIK menurut WHO merupakan salah satu dari 6 “building block” atau komponen utama

dalam sistem kesehatan di suatu negara. Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan
Nasional (SKN), Sistem Informasi Kesehatan (SIK) termasuk ke dalam sub sistem ke – 6

mengenai “Manajemen, Informasi dan Regulasi Kesehatan”. WHO juga menjabarkan manfaat

dari investasi sistem informasi kesehatan antara lain : membantu pengambilan keputusan untuk

mendeteksi dan mengendalikan masalah kesehatan, memantau perkembangan dan

meningkatkannya serta pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah

dipahami, serta melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan.

B. Dasar Hukum

Landasan hukum pijakan dalam Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah sebagai

berikut : 

1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembar

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4431); 

2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembar Negara 

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik 

Indonesia Nomor 4437); 

3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 

4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administasi Kependudukan (Lembar 

Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4674); 

5. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembar

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan LembaranNegara Republik

Indonesia Nomor 4843);


6. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

(Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 

7. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembar Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5072);

8. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembar Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5063); 

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 

10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah

dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembar Negara Republik

Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3952); 

11. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Laporan

Pertanggungjawaban Kepala Daerah (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2000

Nomor 209, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4027); 

12. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan

atas Penyelanggaraan Pemerintahan Daerah (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun

2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090); 


13. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan Daerah (Lembar

Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4124); 

14. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan

ertanggungjawaban Kepada Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan

Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembar

Negara Tahun 2007 Republik Indonesia Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4693); 

15. Peraturan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 06 Tahun 2005 tentang Petunjuk

Teknis, Perlindungan, Pengamanan dan Penyelamatan Dokumen/Arsip Vital Negara. 

16. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor

41/PER/Men.Kominfo/11/2007 tentang Panduan Umum Tata Kelola Teknologi Informasi

dan Komunikasi Nasional. 

17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1109/Menkes/PER/IX/2007 tentang Penyelenggaraan

Pengobatan Komplementer-Alternatif di Fasilitas Layanan Kesehatan. 

18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis; 

19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/SK/IX/2008 tentang Standar

Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010 tentang

Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah. 

21. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 148/Menkes/PER/IX/2010 tentang Ijin

dan Penyelenggaraan Praktik Perawat; 


22. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 411/Menkes/PER/III/2010 tentang

Laboratorium Klinik.

23. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Departemen Kesehatan; 

24. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/Menkes/PER/X/2010 tentang Izin

dan Penyelenggaraan Praktik Bidan; 

25. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/Menkes/PER/X/2010 tentang Jenis

Penyakit Menular Tertentu yang dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan.

26. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 028/Menkes/PER/I/2011 tentang Klinik; 

27. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 574/Menkes/SK/IV/2000 tentang

Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010; 

28. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2001 tentang Pengawasan

Represif Kebijakan Daerah; 

29. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 511/Menkes/SK/V/2002 tentang Kebijakan

dan Strategi Pengembangan SIK Nasional (SIKNAS);

30. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang Petunjuk Teknis

Pelaksanaan Pengambangan Sistem Informasi Daerah (SIKDA); 

31. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 09/Kep/M.PAN/2002 tentang

Jabatan Fungsional Arsipasi dan Angka Kreditnya; 

32. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

132/Kep/M.PAN/12/2002 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya; 

33. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/Menkes/SK/III/2003 tentang

Laboratorium Kesehatan; 
34. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 279/Menkes/SK/IV/2006 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Perawatan kesehatan manyarakat di Indonesia; 

35. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 837/Menkes/SK/VII/2007 tentang

Pengembangan SIKNAS Online; 

36. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.00.SJ.SK.VI.1111 Tahun 2007

tentang Penunjukan Petugas Pengolahan SIKNAS Online;

37. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 267/Menkes/SK/III/2008 tentang Petunjuk

Teknis Pengorganisasian Dinas Kesehtan Daerah;

38. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/SK/V/2009 tentang Sistem

Kesehatan Nasional;

39. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 442/Menkes/SK/VI/2009 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia;

40. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 908/Menkes/SK/VII/2010 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Keluarga; 

41. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 021/Menkes/SK/I/2011 tentang Rencana

Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014;

42. Keputusan Bersama Kepala Badan Pusat Statistik dan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Nomor 003/KS/2003 Nomor 25 Tahun 2003 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan

Fungsioanal Statistisi dan Angka Kreditnya;

43. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 291 tahun 2004 tentang

Pedoman Penyusun Formasi Jabatan Fungsional Pranata Komputer.


C. Maksud dan Tujuan

Tujuan dari dikembangkan nya sistem informasi kesehatan adalah :

1. Sistem informasi kesehatan ( SIK ) merupakan subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional

( SKN ) yang berperan dalam memberikan informasi untuk pengambilan keputusan di setiap

jenjang adminisratif kesehatan baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota atau bahkan pada

tingkat pelaksana teknis seperti RumahSakit atau pun Puskesmas.

2. Dalam bidang kesehatan telah banyak dikembangkan bentuk-bentuk Sistem Informasi

Kesehatan ( SIK ), dengan tujuan dikembangkannya berbagai bentuk SIK tersebut adalah agar

dapat mentransformasi data yang tersedia melalui sistem pencatatan rutin maupun non rutin

menjadi sebuah informasi.

Upaya pemantapan dan pengembangan sistem informasi kesehatan ditujukan kearah

terbentuknya suatu sistem informasi kesehatan yang berhasil guna dan berdayaguna, yang

mampu memberikan informasi yang akurat, tepat waktu dan dalam bentuk yang sesuai dengan

kebutuhan untuk:

1. Pengambilan keputusan di seluruh tingkat administrasi dalam rangka perencanaan,

penggerakan pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan penilaian.

2. Mengatasi masalah-masalah kesehatan melalui isyarat dini dan upaya penanggulangannya

D. Manfaat

Adapun manfaat pengadaan sebuah Sistem Informasi Kesehatan ini di dalam suatu fasilitas

kesehatan diantaranya adalah :

1. Memudahkan pasien mendapatkan pelayanan kesehatan


2. Memudahkan fasilitas kesehatan (faskes) dalam mendata setiap pasien yang mendaftar untuk

berobat

3. Mengontrol semua kegiatan yang berlngsung di dalam faskes tersebut

E. Kesimpulan

Sistem informasi kesehatan merupakan sarana untuk menunjang pelayanan kesehatan yang

diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan

informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di puskesmas atau di

rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data, bahkan juga informasi yang lengkap, tepat,

akurat, dancepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata

dan terlaksana dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai