Dinamika Linear
Dinamika Linear
Teori Singkat
Hukum-hukum Newton tentang Gerak
1. Hukum Newton
Benda yang diam atau berada dalam gerak dengan kecepatan konstan akan terus berada dalam
keadaan geraknya kecuali ada gaya yang bekerja padany.
2. Hukum Newton II
Benda yang mendapat gaya akan bergerak sedemikian sehingga laju perubahan momentumnya
sama dengan gaya yang bekerja padanyaa.
3. Hukum Newton III
Jika dua benda saling mengerjakan gaya satu terhadap yang lainnya, maka kedua gaya itu sama
besar dan berlawanan arah. Pasangan gaya ini dikenal sebagai gaya aksi dan gaya reaksi.
Untuk tumbukan elastis sempurna, koefisien restitusi e adalah 1. Untuk tumbukan tidak
elastic sama sekali e adalah 0. Untuk tumbukan elastik sebagian, nilai e antara 0 dan 1.
Koefisien restitusi didefinisikan pada garis tumbukan
Contoh Soal
^
1. Sebuah bola bilyar bergerak dengan kecepatan ⃗u 1=4 i m/s. Bola menumbuk bola lain
yang identik dalam keadaan diam. Setelah tumbukan bola pertama membentuk sudut 30°
dengan arah semula. Bila tumbukan bersifat lenting sempuma, tentukanlah kecepatan
masing-masing bola setelah tumbukan.
Penyelesaian
Situasinya diperlihatkan dalam gambar. Informasi tambahan yang diberikan adalah bahwa
kecepatan akhir bola pertama membentuk sudut 30° dengan arah semula. Kekekalan momentum:
u21 =v 21 + v 22 (3)
Bila persamaan (1) dan (2) kita kuadratkan, lalu hasil kuadratnya kita jumlahkan, maka kita
dapatkan :
u1 =v 1 ( 12 √ 3 )+ v 2 ( 12 )
3 1
= v 2 ( 2 )+ v 2 ( 2 )=2 v 2
1 1
v 2 =( 2 ) u1=( 2 ) ( 4 )
= 2 m/s dengan arah membentuk sudut –60o dari sumbuh x+
1
v 2 =( 2 √ 3 )=2 √ 3
m/s dengan arah membentuk sudut 30o dari sumbuh x+
2. Sebuah benda kecil bermassa m meluncur ke bawah suatu bukit licin dari ketinggian h tanpa
kecepatan awal. Di dasar bukit benda mengenai papan bermassa M. Karena gesekan antara
benda dan papan, benda diperlambat dan kemudian bergerak bersama papan dengan
kecepatan sama. Hitung usaha total yang dilakukan oleh gaya gesekan dalam proses ini.
Penyelesaian
Massa m jatuh dari ketinggian h. Dengan mengingat bahwa
h m1
m2
Penyelesaian
Perhatikan bahwa ketika benda 1 turun sejauh s, benda 2 akan naik sejauh 2s sehingga
percepatan benda 2 dua kali percepatan benda 1.
a2 = 2a1
T1 T2
m1g m2g
4. Sebuah partikel A bermassa m menumbuk partikel B yang diam. Massa partikel B adalah M.
Partikel A kemudian menyimpang dengan sudut 900, sedangkan partikel B menyimpang
dengan sudut 300 terhadap gerakan awal partikel A. Berapa persen perubahan energi kinetik
sistem setelah tumbukan jika M/m = 5 ?
Penyelesaian
Dalam soal ini, momentum linear sistem dalam arah x dan y kekal. Gunakan variabel berikut:
Partikel A datang dengan kecepatan awal u, kecepatan A setelah tumbukan adalah vA, dan
kecepatan B setelah tumbukan adalah vB.
Hukum kekekalan momentum dalam arah x: m u = M vB cos300,
Hukum kekekalan momentum dalam arah y: 0 = mvA – M vB sin300.
Dari dua hubungan ini, didapat
mu
v B= dan v A = u tan300
M cos 300
Perbandingan energi kinetik akhir terhadap energi kinetik awal
1 2 1 2 1 2 2 0 1 m2 u2
mu tan 30 M
E,K 2 m v A + 2 M v B 2
+
2 M 2 cos2 300
= =
EK 1 1
mu2 mu 2
2 2
E,K m
=tan 2 300 + =0,6
EK M cos 2 300
Jadi energi kinetik yang hilang adalah 40%.
5. .
Dinamika Rotasi
Rotasi berlawanan jarum jam sering kali didefinisikan sebagai arah rotasi positif dan
rotasi berlawanan arah jarum jam sering kali didefinisikan sebagai arah rotasi negatif.
Konvensi ini tidak wajib diikuti, selama besaran-besaran lain yang terkait didefinisikan
dengan tanda yang konsisten.
Kecepatan sudut ω merupakan besaran vektor, demikian juga percepatan sudut α.
Energi kinetik rotasi sebuah benda yang berputar terhadap sumbu simetri yang melalui
pusat massanya diberikan oleh jumlah total dari energi kinetik translasi massa-massa
kecil (pembentuk benda itu) yang berotasi
1 1 1
Ek = m1 v 21 + m 2 v 22+ …= m i v 2i
2 2 2
Karena kecepatan massa-massa kecil yang berotasi diberikan oleh vi = ωri, didapat
1
Ek = ( mi r 2i ) ω2
2
Momen inersia merupakan ukuran kelembaman benda berputar, didefinisikan sebagai:
I =mi r 2i
atau dalam notasi integral
I=∫r 2dm
sehingga energi kinetik rotasi diberikan oleh
1
Ek = ω2
2
Teorema sumbu sejajar: jika momen inersia suatu benda relatif terhadap sumbu simetri
yang melewati pusat massa adalah I0, maka momen inersia benda tersebut relatif terhadap
suatu sumbu yang sejajar dengan sumbu simetri tersebut dan berjarak h darinya diberikan
oleh
I = I0 + Mh2.
Kemampuan sebuah gaya F untuk memutar sebuah benda ditentukan oleh besar gaya itu,
jarak titik tangkap gaya terhadap pusat rotasi dan juga sudut antara gaya dan garis yang
menghubungkan titik tangkap ke pusat rotasi. Kemampuan ini disebut sebagai torka.
Torka didefinisikan sebagai
τ =⃗r × ⃗
F
Hukum Newton untuk rotasi:
τ = I α.
Usaha torka diberikan oleh
W = τΔθ untuk besar torka yang sama selama perubahan sudut Δθ
Untuk kasus yang lebih umum, usaha torka diberikan oleh W=∫ dt .
Momentum sudut terhadap suatu titik O dari sebuah partikel dengan momentum p dan
berada pada posisi r dari titik O diberikan oleh
L=r×p
Untuk benda tegar yang berotasi terhadap sumbu yang melalui pusat massanya dengan
suatu kecepatan sudut tertentu, terdapat tambahan momentum sudut rotasi sebesar:
L = Iω
Jika tidak ada torka luar yang bekerja pada suatu sistem, maka total momentum sudut
sistem itu tidak berubah terhadap waktu (momentum sudut kekal).
Impuls sudut adalah akumulasi torka terhadap waktu dan ini memberikan perubahan
momentum sudut.
Iθ = τ Δt = ΔL untuk kasus dimana gaya τ konstan selama selang waktu Δt.
Dalam perumusan yang lebih umum, impuls sudut diberikan oleh I θ=∫ τ d t
Analogi gerak lurus dan gerak rotasi
Daya P = Fv Daya P = τω
Gerakan benda menggelinding tanpa slip merupakan gerak kombinasi translasi murni dan
rotasi murni dengan hubungan v = ωR, R adalah jari-jari benda yang menggelinding.
Arah gaya gesek dalam proses menggelinding berlawanan dengan arah kecenderungan
gerak relatif kedua permukaan yang bersentuhan.
Untuk kasus khusus, dimana terjadi kesetimbangan (benda tidak bergerak selamanya),
berlaku hubungan ΣF = 0, Στ = 0.
Syarat keadaan setimbang:
Jumlah vektor dari semua gaya luar yang bekerja pada benda dalam keadaan seimbang harus
sama dengan nol,
Jumlah vektor semua torka luar yang bekerja pada benda dalam keadaan seimbang haruslah
sama dengan nol
Contoh Soal
Penyelesaian
a. Tinjau sistem bola tersebut. bersama peluru. Tanpa momen gaya luar berlaku hukum
kekekalan momentum sudut :
Lp + Lb1 + Lb2 = Lb2p' +Lb1'
Lp = mpvp L = momentum sudut peluru terhadap titik O sebelum tumbukan
Lb 1 = mb vb1 L = 0 = momentum sudut bola 1 terhadap titik O sebelum tumbukan .
( vb1 = 0 )
Lb2 = mb vb2 L = 0 = momentum sudut bola 2 terhadap titik O sebelum tumbukan
( vb2 = 0 )
2
Lb2p' = mb2 pω' L = momentum sudut bola 2 + peluru terhadap titik O setelah
tumbukan
Lbl' = mb1ω' ( L / 2 )2 = momentum sudut bola 1 terhadap titik O setelah tumbukan
mp v p L 0,1×400×4
2
= =0 , 794
Jadi ' =
2
m p L +mb 1 ( L /2 ) + mb2 L 2
0,1×4 2 +10×22 +10×4 2 rad/s
Misalkan bola dan batang berhenti setelah berputar terhadap titik O setelah menempuh sudut
putaran sebesar θ . Maka berdasarkan hukum kekekalan energi
1 1
m1 ( 0,5 ) L2 ω ' 2 + ( m2 +m p ) L2 ω ' 2 =m1 g ( 0,5 L ) (1−cosθ ) +(m 2 +m p )gL ( 1−cosθ )
2 2
1
{ 8
m p + 12 ( m2 +m p ) } L2 ω ' 2
1−cos θ
m 1 g ( 0,5 L ) + ( m 2 + m p ) gL
1
{ 8
10+ 12 ( 10+ 0,1 )} 4 2 ×7942
1−cos θ
{ 10×2+ ( 10+ 0,1 )×4 } 10
o
q = 26,51
Dengan ini, maka peluru dan bola 2 akan naik sebesar 4(0.1052)m = 0.4208 m sebelum berhenti.
b). Bila bola 2 berhenti setelah naik 0.5 x 0.42 m = 0.21 m ( = h ), maka harga kecepatan sudut
sistem sesaat setelah ditembus peluru dapat diperoleh sbb.
1 1
m1 ( L /2 )2 ω ' 2 + m2 L2 ω' 2=m1 gh/2+m 2 gh
2 2
m 1 gh / 2+ m2 gh 10×10×0 ,21/2+10×10×0 , 21
ω ' 2= 1 2 1 2
= 2 2
=0 , 315→ω '=0 ,56
m L + mL 10×4 /8+ 10×4 / 2
2 1 2 rad/s
Dari hukum kekekalan momentum sudut
2
m p Lv p=m1 ( L/2 ) ω'+m1 L2 ω'+m p Lv ' p
m1 ( L /2 )2 ω ' +m2 L2 ω ' 10×22 ×0 , 315+10×42 ×0 , 315
v ' p =v p − =400− =242 ,5
mp L 0,1×4 m/s.
Jadi kecepatan peluru sesaat setelah menembus bola 2 adalah 242.5 m / s.
Penyelesaian
Energi potensial mula-mula = mgh sin θ.
Energi kinetik mula-mula = 0
Energi potensial akhir = 0
Energi kinetik akhir = energi kinetik translasi m + Energi kinetik rotasi m + energi
kinetik translasi M.
1 2
Mv M
Energi kinetik translasi M = 2
2
1 ¿ 2 1 vm
Iθ = I 2
Energi kinetik rotasi m = 2 2 r ,
dimana vm = kecepatan relatif m terhadap M sepanjang bidang miring M.
vm cos θ
θ vM
vm
Penyelesaian
Tinjau sistem tangga dan orang,
Gaya yang bekerja dalam arah Y :
N A + N B =mg ......................................................................(1)
Tinjau sisi AC tangga,
Torka/torsi terhadap titik C :
Penyelesaian:
Pertama tinjau kasus ω0 searah jarum jam.
Ada 3 kemungkinan yang terjadi: ω0r > v0, ω0r = v0 atau ω0r < v0.
Jika ω0r > v0, maka gaya gesek ke arah depan.
Persamaan gerak translasi: f = ma.
Persamaan gerak rotasi: -fr = Iα.
2 2
Gaya gesek diberikan oleh f = μmg dan momen inersia I = m r
5
Gerak bola adalah gerak linear berubah beraturan, kecepatan diberikan oleh v=v0+µ g t .
5 μgt
Demikian juga gerak rotasi, kecepatan sudut diberikan oleh ω=ω 0−
2 r
5 μgt
Syarat agar berhenti slip v = ωr. Maka akan didapat v0+µ g t =ω 0 r − , atau
2 r
2
t= ( ω r−v o )
7 μg o
1
dan v=v0+µ g t = (2 ωo r +5 v o )
7