4.1.1.2 Iklim
Bandara Soetta terletak dibawah khatulistiwa 6” Lintang Selatan yang
beriklim tropis-humid. Berdasarkan Stasiun Meteorologi Klas I Soekarno-Hatta
Cengkareng, suhu udara rata-rata pada kawasan ini sekitar 30-33°C, dengan
tingkat kelembaban udara rata-rata ± 79,5 %. Arah angin pada kawasan bandara
ini dominan bergerak dari arah utara dengan kecepatan antara 1,1-5,4 km/jam.
Lama penyinaran yang tercatat sekitar antara 46-87%. Selain itu, curah hujan rata-
ratanya sekitar 2340 mm setiap tahunnya dengan curah hujan maksimum terjadi
pada bulan Februari sebesar 440 mm setiap bulannya, sedangkan curah hujan
minimum terjadi pada bulan Agustus sebesar 60 mm setiap bulannya. Tekanan
udara rata-ratanya sekitar 1009,5 mb dengan tekanan udara maksimum adalah
1010,2 mb dan minimum adalah 1009 mb.
4.1.1.5 Hidrologi
Sumberdaya air di kawasan Bandara Soetta berasal dari PAM (pengolahan
air minum) dan hasil pengolahan limbah air yang terdapat pada badan-badan air,
berupa bak penampungan air (Gambar 7). Pengolahan limbah air dilakukan di
lokasi WTP yang terletak di sebelah utara bak penampungan air (Gambar 8) dan
26
letaknya (Gambar 9). Keberadaannya sangat penting untuk mengolah limbah cair
yang dapat mencemari lingkungan sekitar. Sebagian hasil pengolahan limbah cair
tersebut dapat digunakan lagi oleh pihak PT (Persero) Angkasa Pura II untuk
menyirami vegetasi yang berada di Bandara Soetta. Selain itu, pada saat menuju
Bandara Soetta melalui jalan tol terdapat rawa-rawa (Basin), serta pada bagian
barat Bandara Soetta terdapat sungai Cisadane yang mengalir dari wilayah Bogor
menuju Laut Jawa.
4.1.1.7 Vegetasi
Beberapa jenis vegetasi yang ditanam di Bandara Soetta, yaitu Bungur
(Lagerstroemia speciosa), Kecrutan (Lagerstromia sp), Biola Cantik (Ficus
pandurata), Mahoni (Swietania mahagoni), Trembesi (Samanea saman), Palem
Raja (Oreodexa regia), Palem Putri (Veitchia Merillii), Tabebuia (Tabebuia
chrysantha), dan Sawo Kecik (Manilkara kauki). Pada sisi jalan di area
kedatangan Bandara Soetta terdapat pohon Trembesi sebagai vegetasi pengarah,
sedangkan pada area terminal terdapat Palem Raja. Selain itu, pada area parkir
Terminal 1 dan 2 umumnya ditanam Pohon Biola Cantik, Mahoni, dan Sawo
28
4.1.1.8 Satwa
Satwa yang ditemukan di Bandara Soetta dibagi menjadi dua, yaitu hewan
peliharaan masyarakat sekitar Bandara Soetta dan hewan liar. Hewan peliharaan
diantaranya seperti kambing dan anjing, sedangkan hewan liar adalah berbagai
jenis aves. Keberadaan satwa tersebut pada Bandara Soetta dapat membahayakan
operasional bandara. Berikut dapat dilihat pada Gambar 12 berbagai jenis satwa
yang dapat mengganggu keselamatan penerbangan menurut Laporan Survey
Lokasi Bandara Soetta oleh PT (Persero) Angkasa Pura II pada Semester 2 tahun
2010.
Luas terminal VIP Room dan barang/ kargo keseluruhan masing-masing adalah
722 m² dan 48.838 m². Selain itu, terdapat area parkir dengan luas total adalah
79.129 m², terdiri dari 5100 unit kapasitas parkir roda empat, 850 unit kapasitas
parkir roda dua, 300 unit kapasitas taksi di pengendapan, dan 20 unit kapasitas
pengendapan Damri. Sedangkan, fasilitas pengelolaan penerbangan di Bandara
Soetta didukung oleh GMF AeroAsia (fasilitas pengelolaan Garuda) dengan
bangunan sebesar 480.000 m², terdiri dari tiga hangar, gudang, workshop, gedung
utilitas, gedung perlengkapan, dan perkantoran.
Selanjutnya, Bandara Soetta dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang
pelayanan bandara non penerbangan, seperti area golf 18 Hole yang terletak di
Soewarna Business Park Bandara Soetta dengan luas sebesar 102 Ha; dua jenis
hotel di Bandara Soetta (Hotel Bandara Sheraton yang terletak di pintu masuk
utama Bandara Soetta, dilengkapi empat lantai dengan 220 kamar dan Hotel
Bandara Jakarta yang terletak di lantai atas Terminal 2, dilengkapi dengan 82
kamar); area perbelanjaan di semua terminal Bandara Soetta yang terdiri dari toko
waralaba, toko suvenir, restoran, dan kafetaria.
31
4.1.3.1 Sejarah
Bandara Soetta merupakan pengganti Bandara Kemayoran yang ditujukan
untuk penerbangan domestik, karena bandara tersebut terlalu dekat dengan basis
militer Indonesia, yaitu Bandara Halim Perdanakusuma. Oleh karena itu,
penerbangan sipil di area tersebut menjadi terbatas, sedangkan lalu lintas udara
semakin meningkat.
Pada awal tahun 1970-an, dilakukan analisa terhadap delapan lokasi
berpotensi untuk bandar udara internasional baru, yaitu Kemayoran, Malaka,
Babakan, Jonggol, Halim, Curug, Tangerang Selatan dan Tangerang Utara.
Berdasarkan hasil analisa tersebut, Tangerang Utara dipilih untuk pembuatan
bandara internasional baru dan ditandai juga Jonggol sebagai bandara alternatif.
Nama bandara ini diambil dari nama Presiden Indonesia yang pertama,
yaitu Soekarno dan Wakil Presiden, yaitu Mohammad Hatta. Operasi bandara ini
dimulai pada tahun 1985, menggantikan Bandara Kemayoran (penerbangan
domestik) di Jakarta Pusat dan Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur.
Bandara Kemayoran telah ditutup, sedangkan Halim Perdanakusuma masih
beroperasi, melayani penerbangan charter dan militer.
Fungsi dari penggunaan Bandara Soekarno-Hatta adalah Internasional
Utama, Regional, dan Haji. Menurut Peraturan Menteri Perhubungan No.11
Tahun 2010 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional, Bandara Intemasional
adalah bandara yang ditetapkan sebagai bandara yang melayani rute penerbangan
dalam negeri dan rute penerbangan dari dan ke luar negeri. Bandara internasional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dikelompokkan atas:
a. bandara internasional utama;
b. bandara internasional regional;
c. bandara internasional penerbangan haji; dan
d. bandara internasional angkutan kargo.
32
Bandara ini dirancang oleh arsitek Perancis Paul Andreu, yang juga
merancang Bandara Charles de Gaulle di Paris. Salah satu karakteristik besar
bandara ini adalah gaya arsitektur lokalnya dan lanskap tropis di antara lounge
area tunggu. Gaya arsitektur lokal yang digunakan adalah bangunan beratap
genting merah yang dapat dilihat dari bentukan atap yang khas arsitektur
bangunan joglo.
Proyek pembangunan Bandara Soettadilakukan oleh konsultan Perancis,
yaitu Aeroport de Paris dan pemerintah menunjuk PT Konavi sebagai mitra lokal.
Hasil pembangunan proyek tersebut, antara lain dua landasan pacu termasuk
taxiway; jalan aspal, yaitu satu di timur dan di barat untuk pelayanan bandara; tiga
terminal, terdiri dari satu terminal untuk penerbangan internasional dan dua untuk
penerbangan domestik. Proyek pembangunan ini dikerjakan selama empat tahun
dari Mei 1980 sampai desember 1984. Kemudian, pada tahun 1992 proyek
tersebut dilanjutkan dengan pembangunan terminal kedua. Sedangkan, proyek
pembangunan Terminal 3 dimulai pada tahun 2007 dan dilakukan oleh mitra lokal
sebagai karya dalam negeri.
didirikan diarea bandara untuk komersil. Namun, pada masa yang akan datang
semua hal tersebut harus dibatasi untuk meningkatkan efisiensi.
4.1.3.3 Pengunjung
Dalam penerbangan internasional, Bandara Soetta dikatagorikan kedalam
jenis Destination Airport (bandara yang berfungsi sebagai tujuan akhir), bukan
sebagai Transit Airport. Sehingga, Bandara Soetta merupakan gerbang/pintu
masuk bagi warga negara asing (WNA) yang ingin berkunjung ke Indonesia.
Beberapa tahun terakhir, jumlah penumpang pesawat mendarat dan terbang
melalui Bandara Soetta selalu mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah
penumpang pesawat di Bandara Soetta paling signifikan terjadi pada tahun 2010.
Berdasarkan data Angkutan Udara yang dikeluarkan PT (Persero) Angkasa Pura
II, jumlah penumpang pesawat pada tahun 2010 sekitar 43,7 juta orang, yang
terdiri dari 9,53 juta penumpang penerbangan internasional dan 34,17 juta
penumpang penerbangan domestik melalui Bandara Soetta. Jumlah penumpang
pesawat tersebut, terangkut dalam 247.541 penerbangan domestik dan 63.405
penerbangan internasional.
Peningkatan jumlah penumpang secara signifikan terjadi pada bulan Juli,
September dan Desember 2010. Ketiga bulan tersebut, terdapat tiga agenda besar,
yaitu liburan sekolah, Lebaran, serta Natal dan tahun baru. Pada bulan Juli,
terdapat 3,233 juta penumpang domestik dan 962.063 penumpang asing. Pada saat
Lebaran yang jatuh pada bulan September, terdapat 2,996 juta penumpang
domestik dan 840.995 penumpang asing. Sedangkan, pada bulan Desember,
terdapat 3,13 juta penumpang domestik dan 848.608 penumpang asing. Sehingga,
pada tahun 2010 Bandara Soetta menjadi urutan ke 16 dalam bandara tersibuk
didunia dari jumlah penumpang (urutan ke 5 di Asia) dan melampaui Bandara
Changi, Singapore. Pertumbuhan penumpang di Bandara Soetta meningkat lebih
dari 15 persen dalam setahun, yang didominasi oleh penumpang domestik.
Berikut dibawah ini dapat dilihat statistik pergerakan penumpang, kargo, dan
penerbangan pesawat di Bandara Soetta pada Tabel 3.
35
Kargo Pergerakan
Tahun Penumpang Domestik Internasional
(ton) Pesawat
2001 11.818.047 9.966.403 1.851.644 281.765 123.540
2002 14.830.994 12.516.439 2.314.555 306.252 144.765
2003 19.702.902 16.809.708 2.893.194 310.131 186.695
2004 26.083.267 22.466.775 3.616.492 322.582 233.501
2005 27.947.482 23.426.867 4.520.615 336.113 241.846
2006 30.863.806 25.213.037 5.650.769 384.050 250.303
2007 32.458.946 25.395.485 7.063.461 473.593 248.482
2008 32.172.114 25.422.108 6.750.006 465.799 248.482
2009 37.143.719 29.977.615 7.166.104 418.562 298.178
2010 43.704.000 36.072.092 7.631.908 v510.442 310.946
Sumber:PT (Persero) Angkasa Pura II
2. Selatan : Jalan P2
3. Barat : Apron Terminal 2
4. Timur : Garbage dan Sewage Station
Terminal 3 memiliki luas areal sebesar 100,55 Ha, terbentang dari timur
Terminal 2 sampai barat Garbage dan Sewage Station. Namun, saat ini
pembangunan Terminal 3 baru menyelesaikan 1 pier (dari total 5 pier), dengan
luas 30 Ha. Berikut dapat dilihat pada Gambar 14 mengenai kondisi umum
Terminal 3 dan Gambar 15 mengenai Peta Inventarisasi Terminal 3.
4.2.1.2 Iklim
Terminal 3 Bandara Soettamemiliki iklim tropis-humid dan terletak
dibawah khatulistiwa 6” Lintang Selatan. Suhu udara rata-rata pada kawasan ini
sekitar 30-33°C (Gambar 16). Kelembaban pada kawasan bandara Soetta adalah ±
79,5 % (Gambar 17). Arah angin pada kawasan bandara ini dominan bergerak dari
arah utara dengan kecepatan antara 1,1-5,4 km/jam. Kecepatan angin rata-rata
pada kawasan ini adalah ± 4,8 km/jam (Gambar 18).
Selain itu, curah hujan rata-ratanya sekitar 2340 mm setiap tahunnya dengan
curah hujan maksimum terjadi pada bulan Februari sebesar 440 mm setiap
bulannya, sedangkan curah hujan minimum terjadi pada bulan Agustus sebesar 60
mm setiap bulannya (Gambar 19). Tekanan udara rata-ratanya sekitar 1009.5 mb
dengan tekanan udara maksimum adalah 1010,2 mb dan minimum adalah 1009
mb (Gambar 20), berdasarkan Stasiun Meteorologi Klas I Soekarno-Hatta
Cengkareng.
Jenis tekstur tanah pada kawasan Terminal 3 adalah lempung liat berdebu
dan memiliki pH tanah sekitar 4-6,5. Sedangkan, struktur tanahnya terdiri dari
pasir 5-12%, debu 55-57%, dan liat 32-38%.
Key Plan
4.2.1.5 Hidrologi
Sumberdaya air di kawasan Terminal 3 berasal dari PAM, hujan, dan hasil
pengolahan limbah air yang terdapat pada badan-badan air, berupa bak
penampungan air (Gambar 23 mengenai peta hidrologi). Keberadaannya sangat
43
44
penting sebagai tempat penampungan air untuk diolah dan digunakan kembali
untuk menyirami vegetasi di Bandara Soetta, serta sebagai tempat pembuangan air
untuk menghindari terjadinya genangan air. Berikut dapat dilihat pada Gambar 24
mengenai draenase menuju bak penampungan air (pond).
Key Plan
Key Plan
4.2.1.7 Vegetasi
Jenis vegetasi yang terdapat di Terminal 3 antara lain, yaitu Trembesi
(Samanea saman), Kecrutan (Lagerstromia sp), Palem Kuning (Chrysalidocarpus
lutescens), Glodokan Tiang (Polyalthia Longifolia), Pucuk Merah (Syzigium
oleina), Kamboja (Plumeria acuminata), Rumput Gajah (Axonopus Compressus),
dan Canna (Canna sp). Berikut ini dapat dilihat pada Gambar 26 mengenai
tutupan vegetasi di Terminal 3 dan Gambar 27 mengenai jenis-jenis vegetasi yang
berada di kawasan Terminal 3.
46
47
Key Plan
4.2.1.8 Satwa
Satwa yang ditemukan di Terminal 3 dibagi menjadi dua, yaitu hewan
peliharaan masyarakat sekitar Bandara Soetta dan hewan liar. Hewan peliharaan
diantaranya seperti kambing, sedangkan hewan liar adalah berbagai jenis aves.
Keberadaan satwa tersebut dapat membahayakan operasional bandara. Berikut
dapat dilihat pada Gambar 28 berbagai jenis satwa yang dapat mengganggu
keselamatan penerbangan menurut Laporan Survey Lokasi Bandara Soetta di
Terminal 3 oleh PT (Persero) Angkasa Pura II pada Semester 2 tahun 2010.
48
Key Plan
Key Plan
jenis, antara lain snack bar, restoran, dan cafe (seperti bakmi GM, J.Co,
Starbucks, Bread Papa, CFC, Hikaru Cafe, dan Laras), retail (Toko Buku
Amanda), Mini Market, (Circle K), dan refleksi (Vending Machine). Selain itu,
maskapai penerbangan yang beroperasi pada Terminal 3 adalah Indonesia Air
Asia, dengan konsep penerbangan low cost carrier. Berikut dapat dilihat pada
Gambar 31 mengenai peta kondisi umum fasilitas Terminal 3.
4.2.3.1 Sejarah
Pembangunan Terminal 3 tahap pertama dimulai pada tahun 2007 dan
diresmikan pada tanggal 16 April 2009 dengan jumlah satu pier dari keseluruhan
rencana lima pier. Bangunan Terminal 3 ini menggunakan konsep yang berbeda
dari terminal sebelumnya, yaitu dengan konsep modern dan minimalis. Terminal 3
diperuntukkan untuk maskapai bertarif rendah (low cost carrier), Indonesia
AirAsia yang melayani penerbangan domestik.
Berdasarkan Master Plan Bandara Soetta, Terminal 3 akan memiliki lima
pier dengan setiap pier memiliki kapasitas sebesar 4 juta penumpang per tahunnya
dan memperpanjang runway 2 menjadi 4.000 m. Selain itu, Terminal 3 akan
dihubungkan dengan transportasi kereta ke Stasiun Manggarai, Jakarta.
4.2.3.3 Pengunjung
Terminal 3 untuk sementara hanya difungsikan sebagai terminal yang
melayani penerbangan domestik. Namun, sesuai dengan Master Plan Bandara
Soetta, rencananya apabila pembangunan Terminal 3 telah selesai semua tahapan,
maka penggunaan terminal ini akan melayani penerbangan domestik dan
Internasional. Pada tahun 2009 (tahun pertama operasional terminal bandara),
jumlah penumpang Terminal 3 adalah 3,7 juta orang. Sedangkan, pada tahun 2010
turun menjadi 1,9 juta orang. Penurunan ini disebabkan karena gulung tikarnya
salah satu maskapai yang beroperasi di Terminal 3, yaitu Mandala. Sehingga,
untuk sementara hanya satu maskapai yang beroperasi di Terminal 3, yaitu
Indonesia AirAsia.