Skripsi Tanpa Bab Pembahasan
Skripsi Tanpa Bab Pembahasan
(Skripsi)
Oleh :
BAGUS PURNOMO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRAK
By
BAGUS PURNOMO
Oleh
BAGUS PURNOMO
Skripsi
Pada
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 5 Terbanggi Besar pada tahun 2009
tahun 2012.
Dan pada tahun 2012 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Teknik Mesin Fakultas
Mesin (HIMATEM) sebagai Kepala Divisi Penerbitan periode 2014 - 2015. Pada
bidang akademik, pada tahun 2015 penulis melaksanakan kerja praktek di PT.
kegiatan praktikum Proses Produksi pada tahun ajaran 2016/2017. Dan pada tahun
Bapak Dr. Gusri Akhyar Ibrahim S.T.,M.T. dan Bapak Achmad Yahya TP,
S.T.,M.T.
MOTTO
“Semua orang itu jenius. Tapi jika kau menilai seekor ikan dari
kemampuannya memanjat pohon, maka itu akan membuatnya
merasa bodoh seumur hidupnya”
(Albert Einsten)
Semua pengorbanan, keringat kerja keras dan kasih sayang yang selalu
kalian berikan menjadikanku lebih kuat dalam melangkah dan mampu pada
kalianlan aku memandang marah adalah nasehat yang berguna
Republik Indonesia
x
SANWACANA
Assalamu’alaikum Wr. Wb
mendapat kelancaran dan kemudahan dalam penulisan skripsi ini. Shalawat serta
salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW,
penulisan ini sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar sarjana teknik pada
jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung. Skripsi ini berjudul
motivasi dan bantuan baik secara moral maupun materil oleh banyak pihak. Untuk
itu dengan sepenuh ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Lampung.
3. Bapak Dr. Gusri Akhyar Ibrahim, S.T.,M.T. selaku pembimbing utama tugas
akhir, terima kasih atas semua arahan, bimbingan, segala nasehat dan juga
tugas akhir, terima kasih atas semua saran-saran, bimbingan, dan juga atas
5. Bapak Dr. Eng. Suryadiwansa Harun, S.T.,M.T. selaku dosen pembahas tugas
membangun.
6. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Tujiman dan Ibu Gariyanti yang selalu
memberikan kasih sayang, sabar menunggu dan mendoakan atas harapan akan
S., Sriminarni, dan Fita Kurniasih, A.md.,Keb. terima kasih atas dukungan,
8. Kepada Okni Winda Artanti, S.Pt. yang selalu sabar dan selalu memberikan
skripsi ini.
skripsi ini.
10. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Mesinatas ilmu yang diberikan selama penulis
11. Rekan satu penelitian Tugas Akhir saya : Dhika Arifian, Opi Sumardi, dan
melakukan penelitian.
Ikbal, Zaenal Arifin, Ahmad Alfian, Andika Sofyan, Farid Nanda Syanur,
Ahmad Gustiawan S, dan Rajiz Arif Wibowo semoga rasa kebersamaan dan
13. Rekan-rekan Teknik Mesin 2012 semua yang tidak bisa disebut namanya satu
“SOLIDARITY FOREVER”.
14. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini
terselesaikannya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
Bagus Purnomo
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ..................................................................................................... i
SANWACANA ............................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN
Berputar ............................................................................................... 30
Diam dan pahat Putar pada Parameter Yang Sama ............................ 108
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Prinsip bidang dan arah pada elemen magnesium ................... 12
Gambar 2.8. Ilustrasi proses pemesinan bubut dengan pahat berputar ......... 30
Gambar 2.9. Aliran panas selama proses pemesinan bubut dengan pahat
berputar ..................................................................................... 30
putar ....................................................................................... 57
Gambar 4.1. Grafik perbandingan gerak makan (f) 0,1 dan 0,2 mm/rev
makan gerak makan (f) 0,1 dan 0,2 mm/rev pada kecepatan
Gambar 4.3. Grafik perbandingan gerak makan (f) 0,1 dan 0,2 mm/rev
makan gerak makan (f) 0,1 dan 0,2 mm/rev pada kecepatan
Gambar 4.5. Grafik perbandingan gerak makan (f) 0,1 dan 0,2 mm/rev
makan gerak makan (f) 0,1 dan 0,2 mm/rev pada kecepatan
Gambar 4.7. Grafik perbandingan gerak makan (f) 0,1 dan 0,2 mm/rev
Gambar 4.9. Grafik perbandingan gerak makan (f) 0,1 dan 0,2 mm/rev
makan gerak makan (f) 0,1 dan 0,2 mm/rev pada kecepatan
benda kerja (Vw) 80 m/min dan 160 m/min pada gerak makan
benda kerja (Vw) 80 m/min dan 160 m/min pada gerak makan
benda kerja (Vw) 80 m/min dan 160 m/min pada gerak makan
benda kerja (Vw) 80 m/min dan 160 m/min pada gerak makan
Gambar 4.28. Perbandingan sisi pemakanan pahat diam dan pahat putar ..... 111
Gambar 4.29. Fenomena keausan yang terjadi pada pahat putar ................... 113
DAFTAR TABEL
Halaman
pengerjaannya .............................................................................. 29
Tabel 3.2. Karakteristik fisik dan termal paduan magnesium AZ31 ............. 41
Tabel 3.13. Disain penelitian dan jumlah sampel yang diperoleh untuk
Tabel 4.1. Data hasil pengukuran nilai kekasaran dengan keadaan kecepatan
Tabel 4.2. Data hasil pengukuran nilai kekasaran dengan keadaan kecepatan
benda kerja 120 m/min, kedalaman potong 0,3 mm, dan kecepatan
Tabel 4.3. Data hasil pengukuran nilai kekasaran dengan keadaan kecepatan
benda kerja 120 m/min, kedalaman potong 0,3 mm, dan kecepatan
Tabel 4.4. Data hasil pengukuran nilai kekasaran dengan keadaan kecepatan
benda kerja 160 m/min, kedalaman potong 0,3 mm, dan kecepatan
Tabel 4.5. Data hasil pengukuran nilai kekasaran dengan keadaan kecepatan
Tabel 4.6. Data hasil pengukuran nilai kekasaran dengan keadaan kecepatan
benda kerja 160 m/min, gerak makan 0,15 mm/rev, dan kedalaman
Tabel 4.7. Data hasil pengukuran nilai kekasaran dengan keadaan kecepatan
benda kerja 120 m/min, gerak makan 0,1 mm/rev, dan kedalaman
Tabel 4.8. Data hasil pengukuran nilai kekasaran dengan keadaan kecepatan
benda kerja 120 m/min, gerak makan 0,2 mm/rev, dan kedalaman
Tabel 4.9. Data hasil pengukuran nilai kekasaran dengan keadaan gerak
Tabel 4.10. Data hasil pengukuran nilai kekasaran dengan keadaan gerak
Tabel 4.11. Data hasil pengukuran nilai kekasaran dengan keadaan gerak
Tabel 4.12. Data hasil pengukuran nilai kekasaran dengan keadaan gerak
Tabel 4.13. Data hasil pengukuran nilai kekasaran pada pengujian kedua
Tabel 4.14. Data hasil pengukuran nilai kekasaran pada pengujian dengan
Tabel 4.15. Data hasil pengukuran nilai kekasaran pada pengujian dengan
BAB I. PENDAHULUAN
yang hampir sama dengan aluminium, akan tetapi magnesium memiliki titik
berat kulit bumi, serta merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak pada air laut
al., 2004). Dalam aplikasi otomotif penurunan berat ini akan meningkatkan
spesifik yang rendah, potongan geram yang pendek, keausan pahat yang
relatif rendah, kualitas permukaan yang tinggi serta dapat dipotong pada
memiliki titik nyala yang rendah. Pada titik nyala yang rendah tersebut geram
akan terbakar, di mana suhu pemotongan melebihi titik cair bahan yaitu
tinggi (Bruni et al., 2004). Karena proses pemesinan dengan suhu tinggi akan
kualitas kekasaran permukaan benda kerja (Su, et al., 2006 ; Paryanto et al.,
Selain itu pembuangan limbah dari cairan ini harus melalui beberapa proses
cairan ini memerlukan biaya produksi yang mahal (Doni, 2015 ; Kuuppinen,
2002).
pahat potong berputar pada proses pemesinan bubut tanpa cairan pendingin
makan yang besar akan menghasilkan nilai kekasaran yang besar pula.
udara dingin (air cooling) keluaran vortex tube cooler dengan suhu 15 °C.
sebesar 0,35 µm dan nilai kekasaran maksimum sebesar 1,50 µm. Dalam
kompresor dengan tekanan yang lebih tinggi untuk menghasilkan laju udara
(cutting speed), juga dipengaruhi oleh suhu pemotongan. Untuk itu pada
penelitian ini akan dilakukan analisa nilai kekasaran permukaan pada proses
10°. Pada penelitian sebelumnya sudut ini difungsikan untuk mereduksi daya
sebesar 30% dari daya total yang digunakan dan mengurangi besarnya gaya
udara dingin keluaran vortex tube cooler pada proses pemesinan akan dapat
al., 2012). Jika ditinjau dari nilai kekasaran permukaan akan lebih baik jika
metode ini diharapkan dapat menghasilkan nilai kekasaran yang lebih baik
1.2. Tujuan
potong berputar (rotary tool) dan udara pendingin (air cooling) keluaran
1. Material yang diuji pada penelitian ini adalah paduan magnesium tipe
2. Pahat yang dipakai adalah pahat putar jenis insert material carbide merk
3. Pahat putar pada pemesinan bubut yang digunakan adalah pahat putar
5. Menggunakan udara pendingin melalui alat air cooling tipe vortex tube
sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang perlunya kajian nilai
didapat, penutup, daftar pustaka yang dijadikan kajian, dan lampiran dari
penelitian.
penelitian, bahan dan alat penelitian yang digunakan dalam penelitian, dan
nilai kekasaran.
Bab IV. Data dan Pembahasan berisikan hasil dari pengujian yang telah
digunakan.
Bab V. Simpulan dan Saran berisikan mengenai kesimpulan dari hasil analisa
permukaan benda kerja terhadap parameter yang digunakan, dan saran yang
disampaikan dengan harapan agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
Akan tetapi ada pula paduan kepal magnesium atau paduan tuang magnesium,
Magnesium tahan terhadap alkali dan tahan pula terhadap kebanyakan zat
2003).
dua pertiga dari aluminium dan seperempat dari baja. Magnesium merupakan
9
elemen berlimpah, yang terdiri dari 2 % dari kerak bumi, dan tersedia secara
temperatur leleh yang relatif rendah dan spesifik panas yang tinggi. Oleh
karena itu, magnesium dan paduannya dapat dengah mudah dibentuk dengan
memerlukan massa yang ringan namun juga tetap memiliki kekuatan yang
mangan, dan juga zinc untuk meningkatkan sifat fisik, namun dengan
Simbol Unsur Mg
Nomor Atom 12
"magnelium".
(Andriyansyah, 2013).
(Polmer, 1994). Karena faktor ukuran yang baik (diameter atom 0.320
larutan padat dengan berbagai elemen, termasuk Al, Zn, Li, Ce, Ag,
(Froes, 1998).
ini adalah yang ketiga dari satu standar (kemudian dari A dan B,
14
berturut-turut).
masa artifiasial.
kerja sehingga menghasilkan suatu produk sesuai dengan hasil geometri yang
diinginkan. Pada proses ini tentu terdapat sisa dari pengerjaan produk yang
potong tunggal (single point cutting tool) dan pahat bermata potong jamak
(multiple point cutting tool). Pahat dapat melakukan gerak potong (cutting)
yaitu proses pemesinan untuk membentuk benda kerja silindris atau konis
dengan benda kerja atau pahat berputar, dan proses pemesinan untuk
Klasifikasi yang pertama meliputi proses bubut dan variasi proses yang
kedua meliputi proses sekrap (shaping planing), proses slot (sloting), proses
(Widarto, 2008).
15
pemesinan. Material dalam bentuk chip dipisahkan dari bahan benda kerja
potong, dan posisi pemakanan untuk benda kerja diketahui pada Gambar 2.3.
berbentuk konis maupun silindrik. Jenis mesin bubut yang paling umum
16
adalah mesin bubut (lathe) yang melepas bahan dengan memutar benda
pengatur yang terdapat pada kepala diam, putaran poros utama (n) dapat
distandarkan, misalnya : 83, 155, 275, 550, 1020 dan 1800 rpm. Pada
mesin bubut gerak potong dilakukan oleh benda kerja yang melakukan
makannya diatur dengan lengan pengatur pada rumah roda gigi. Gerak
makan (f) yang tersedia pada mesin bubut dibuat bertingkat dengan
dan umumnya terbuat dari bahan logam, sesuai bentuk dan ukuran yang
yang jenisnya lebih keras dari benda kerja yang dipotong (Setiawan,
2014).
konis.
Keterangan :
1. Benda kerja :
2. Mesin bubut :
pemotongan adalah :
; mm ....................................................................... (2.4)
; (mm)
mungkin terjadi jika geram tipis atau halus dengan perbandingan luas permukaan
diasah secara salah atau dibiarkan berhenti sebentar pada akhir pemotongan.
diperhatikan :
magnesium hidroksida dan gas hidrogen bebas, pendingin berbasis air harus
limbah diolah sebelum dibuang jelas akan memerlukan biaya yang cukup
besar.
23
et al., 1992).
seorang peneliti dibidang operasi mesin perkakas pada awal abad 19 telah
performa pemesinan optimal serta proses kendali mutu operasi mesin frais.
Vertical Milling dengan pahat HSS empat flute dan bahan ujinya jenis
0,2 inch, spindle speed 5000 rpm, feed rate 10 inch/menit dan tool diameter
24
alumunium 6061. Mesin yang digunakan Fadal CNC End Milling, hasil
prediksinya benda pada akurasi 90,29% untuk training data dan 90,03 %
untuk testing data. Ditinjau dari parameter pemesinan, diketahui lewat uji
bahwa solusi tersebut secara empiris dapat diselesaikan dalam waktu kurang
memilih besaran cutting speed, feed rate dan depth of cut, padahal besaran-
tercakup pada elemen geometri ukuran, bentuk dan posisi (Chang Xue, 2002).
1. Ideal Surface Roughness, yaitu : kekasaran ideal yang dapat dicapai dalam
a. Keahlian operator.
atau busur.
c. Profil referensi
e. Profil tengah
sehingga jumlah luas bagi daerah-daerah diatas profil tengah sampai profil
pada arah tegak dan arah memanjang. Untuk dimensi arah tegak dikenal
(μm) adalah jarak rata-rata antara profil referensi dengan profil terukur.
akar bagi jarak kuadrat rata-rata antara profil terukur dengan profil tengah.
profil terukur pada lima puncak tertinggi dikurangi jarak rata-rata profil
proses pemesinan. Toleransi harga Ra, seperti halnya toleransi ukuran (lubang
2.3.
menggunakan mesin gerinda sudah tentu lebih halus dari pada dengan
menggunakan mesin bubut. Tabel 2.4 berikut ini memberikan contoh harga
kecepatan tinggi dengan pahat putar. Seperti terlihat pada gambar, dalam
metode pemotongan ini, dengan pahat potong yang berputar maka mata pisau
cutting period) dalam satu putaran pahat potong. Hal ini diharapkan bahwa
bubut konvensional (pahat potong diam). Selain itu juga diharapkan bahwa
sumber panas (heat source). Sumber panas ini terdiri atas tiga zona deformasi
yang dekat dengan mata pisau pahat (tool cutting edge) seperti terlihat pada
utama (primary), kedua (secondary), dan ketiga (tertiary). Selain itu, sumber
panas yang lain adalah akibat akumulasi panas pada mata pisau pahat.
Chip Tool
Workpiece
Cutting egge
Heat sources :
Cutting period 1: Primary deformation zone (work
plastic deformation)
2: Secondary deformation zone (friction
Cutting direction energy between the chip and tool)
3: Tertiary deformation zone (friction
energy between the tool and workpiece)
Gambar 2.9. Aliran panas selama proses pemesinan bubut dengan pahat
berputar (Riyadi, 2015 : Harun, 2012).
31
timbulnya panas pada daerah deformasi geser (Trent et al., 2000). Eksperimen
pemesinan bubut material baja S45C dengan pahat berputar yang telah
diharapkan dapat memicu reduksi daya geser dan hal ini dapat menyebabkan
Tool Cutting edge Chip Work piece Cutting period Cutting direction
Secondary deformation zone (friction energy between the chip and tool) 3:
Tertiary deformation zone (friction energy between the tool and workpiece)
Gambar 2.9 Aliran panas selama proses pemesinan bubut. Material yang
deformation zone). Panas yang timbul dari daerah deformasi kedua adalah
dihasilkan akibat deformasi plastik material benda kerja dan energi gesek
32
antara pahat potong dan geram. Oleh karena itu panas yang tinggi biasanya
Panas yang timbul pada daerah deformasi ini dialirkan menuju geram
antara pahat dan benda kerja, dimana tepi pahat (flank tool) berputar sambil
energi gesek antara pahat dan benda kerja. Suhu yang meningkat akibat
dialirkan kedalam benda kerja. Pada pemesinan bubut dengan pahat berputar,
pendinginan pahat menjadi pendek. Oleh karena itu pada batas kecepatan
tertentu, suhu mata pisau pahat pada ujung periode pendinginan belum cukup
Vortex tube adalah suatu alat yang berfungsi sebagai pendingin tanpa
mengunakan refrigerant dan fenomena yang terjadi pada vortex tube sampai
saat ini belum dapat dijelaskan secara tepat, sehingga banyak ilmuwan yang
tentang vortex tube dengan menggunakan dua jenis desain, pertama desain
jumlah udara kecil dengan temperatur yang sangat rendah. Kedua, desain
jumlah udara besar dengan temperatur yang sesuai. Parameter yang dipakai
terhadap performa vortex tube yang meliputi : diameter nosel, diameter cold
orifice, aliran massa udara dingin dan panas, panjang tabung dan luasan area
performa alat ketika panjang tabung bertambah dari 45/Dvt sampai 55/Dvt.
Dengan menggunakan vortex tube jenis counter flow dan variasi jumlah
inlet nosel, diameter cold orifice dan tabung isolasi pada penurunan
untuk udara dingin dan 20 – 50 °C pada udara panas. Cold oriffice kecil
besar (d/Dvt = 0,7 ; 0,8 dan 0,9) nilainya mengikuti kecepatan tangensial
tabung, jumlah inlet nosel, tekanan input, tekanan udara pada keluaran vortex
tube dan pembukaan pada slot ring terhadap temperatur yang dihasilkan dan
performa alat. Pada penelitian ini dipakai 3 variasi panjang tabung yaitu 318
mm, 1309 mm dan 2586 mm, jumlah inlet nosel dari 1, 2 dan 4, untuk
tekanan inlet sebesar 3,75 bar dan 5,75 bar. Sedangkan untuk hot end plug
digunakan tiga jenis yaitu spherical, plate shaped dan cone shaped. Dan
variasi slot ring digunakan sebanyak tiga macam yaitu 1 x 14 mm, 0,65 x 14
temperatur yang semakin meningkat baik untuk udara dingin dan panas yang
dihasilkan. Begitu pula dengan pengaruh dari tekanan input, tekanan udara
pada keluaran vortex tube dan hot end plugs jenis spherical menghasilkan
menurun.
sini udara akan mengalir hingga ke bagian ujung pipa, yang mana di
bagian ini, udara terbagi menjadi dua arah. Aliran udara pertama adalah
35
vortex yang disebabkan oleh gaya sentrifugal pada fluida yang berputar,
lapisan dalam).
36
sebagai berikut :
b. Murah pada biaya awal dan juga biaya operasional dimana udara
sebagai berikut :
Studi
1
Literatur
Persiapan
Alat dan
2
Bahan
Pengujian
Pengujian dan
3 Pengambilan
Data
Pengolahan
4
Data
Pembuatan
5 Laporan
Akhir
39
Mulai
Pemilihan bahan magnesium AZ31, pahat putar (rotary tool), udara pendingin
vortex tube dan setting mesin bubut, pahat putar (rotary tool) dan memasang
magnesium pada mesin.
Pemilihan parameter
pemotongan :
Vw = 80, 120, 160 m/min
Vt = 25, 50, 75 m/min
F = 0.10, 0.15, 0.20 mm/rev
d = 0.3 mm
A
40
Penulisan laporan
Selesai
proses penelitian . Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitan ini
380 mm
110 mm
atau bubut rata, dengan benda kerja yang berputar, satu pahat bermata
potong tunggal, dan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja
yang ditunjukkan pada Gambar 3.3 dan pada Tabel 3.3 berikut :
Tombol Start
Eretan atas
Eretan bawah
Merk PHINACO
Type S-90/200
tool), dimana dengan pahat potong yang berputar maka mata pisau
cutting period) dalam satu putaran pahat potong. Hal ini diharapkan
Pahat putar (rotary tool) spesifikasi dapat dilihat pada Gambar 3.4 dan
Tabel 3.4.
44
Eretan pahat
Motor listrik
Dudukan pahat
Diameter insert 16 mm
keluar kedua ujungnya. Dari sini udara akan mengalir hingga ke bagian
ujung pipa, yang mana di bagian ini, udara terbagi menjadi dua arah.
Aliran udara pertama adalah mengalir keluar melalui hujung pipa panas,
pipa panas sehingga udara ini menjadi lebih dingin. Udara yang telah
Selang udara
Lubang masuk selang kompresor
Pengukur tekanan
Lubang keluar udara dingin
3.3.5. Stopwatch
Gambar 3.6.
Alat digital ini digunakan untuk pengukur suhu yang keluar dari
semakin aktif dan semakin banyak energi infra merah yang dipancarkan
Merk Lutron
Jenis TM-2000
Tipe K.J.R.E.T
Pabrikasi Taiwan
Gambar dan spesifikasi lengkap dapat dilihat pada Gambar 3.8 dan
Merk Sumimoto
Tipe RCMT
Seri 1606MON-RX
48
Jenis Insert
Material Carbide
Diameter 16 mm
3.3.8. Kompresor
kerja kompresor adalah dengan menghisap udara dari luar melalui katub
lebih kecil, atau udara mengalir menuju tempat yang memiliki tekanan
udara yang lebih rendah. Gambar dan spesifikasi dapat dilihat pada
Merk SWAN
Type SD-205
Motor power 10 HP
Made in Taiwan
(Sumber : swanair.com.tw)
Pabrikasi Japan
Ketelitian 0,01 mm
hingga 1000 kali. Gambar dan spesifikasi alat dapat dilihat pada
Tombol kamera
Lensa mikroskop
Meja benda
Tiang penyangga
Manufacturing)
Magnification 1000x
Merk Mitutoyo
Made in Japan
didapat diameter 110 mm dan panjang 380 mm. Ketika akan melakukan
(A) (B)
posisi dari holder rotary tersebut seperti tinggi pahat harus sejajar
dengan senter. Hal ini sangat perlu dilakukan agar pada saat proses
pada tabung kompresor sampai angka 6,5 psi. Hal ini dilakukan agar
tekanan pada vortex tube bisa mencapai 6 bar. Untuk mengatur tekanan
Valve
Valvepengatur
pengaturaliran
aliran
udara
udara
Udara
Udarake
keluar
luar(bebas)
(bebas)
dengan alasan getaran yang ditimbulkan oleh sistem ini lebih rendah
berikut :
58
Kecepatan Suhu
Kecepatan benda Kedalaman potong pahat pendingin
Kecepatan makan
kerja Makan d, putar votex tube
f, mm/ref
Vc, m/min mm Potong
m/menit
80 120 160 0,10 0,15 0,20 0,3 25 50 75 0 °C. 6 Bar
Box Behnken. Dapat dilihat pada Tabel 3.9. Pengambilan data pada
Kec.
Kec. Kadar Pahat Kedalaman
StdOrder RunOrder
Potong Pemakanan Putar Potong
(m/min) (m/rev) (m/min) (mm)
1 1 80 0,1 50 0,3
8 2 160 0,15 75 0,3
11 3 120 0,1 75 0,3
13 4 120 0,15 50 0,3
6 5 160 0,15 25 0,3
5 6 80 0,15 25 0,3
4 7 160 0,2 50 0,3
2 8 160 0,1 50 0,3
3 9 80 0,2 50 0,3
10 10 120 0,2 25 0,3
9 11 120 0,1 25 0,3
15 12 120 0,15 50 0,3
12 13 120 0,2 75 0,3
7 14 80 0,15 75 0,3
14 15 120 0,15 50 0,3
380 mm
190 mm 190 mm
surface tester:
dengan menekan tombol start pada alat dan stylus akan bergerak
microskop USB
yang datar dan kuat, setelah itu menyambungkan kabel USB dari
titik dari setiap pengujian, yaitu dititik tengah. Dapat dilihat pada
Gambar 3.22.
62
dan 160 m/min); f (0,10, 0,15, dan 0,20 mm/rev); d (0,3mm); dan Vt
kedalaman pemotongan.
63
data
Rata-rata (µm)
Ra
Nilai Kekasaran
3
(µm)
Ra
2
yang digunakan sebagai
Ra
1
Tabel 3.9. Data pengujian
(Vt) (m/min)
Kedalaman potong (d) (mm)
Gerak Makan (f) (mm/rev)
Tabel
No
1
2
3
4
1
2
3
4
115
5.1. Simpulan
adalah :
benda kerja (Vw) 80 m/min, kecepatan potong pahat putar (Vt) 50 m/min
dengan gerak makan 0,2 mm/rev dan kedalaman potong 0,3 mm.
kecepatan benda kerja (Vw) 160 mm/min, kecepatan potong pahat putar
(Vt) 50 m/min dengan gerak makan 0,2 mm/rev dan kedalaman potong 0,3
mm.
hal ini disebabkan oleh keausan pahat yang tidak seragam disepanjang tepi
pahat putar.
benda kerja (Vw) dan kecepatan potong pahat putar (Vt). Semakin tinggi
pahat putar (Vt) maka nilai kekasaran permukaan yang dihasilkan semakin
rendah.
5.2. Saran
kecepatan benda kerja dan kecepatan potong pahat putar yang tinggi.
permukaan benda kerja, oleh karena itu perlu dikaji tentang tekstur
permukaan.
DAFTAR PUSTAKA
Amanto, Hari dan Daryanto. 2003. Ilmu Bahan. Penerbit PT Bumi Aksara. Jakarta.
Indonesia.
Albright, D.A, dan Haagensen, J.O. 1997. Life cycle Inventory of Magnesium.
Ansyori, Anang. 2015. Pengaruh Kecepatan Potong dan Makan terhadap Umur
Blawert, C., Hort, N., dan Kainer, K.U. 2004. Automotive Applications Of
Magnesium And Its Alloys. Trans. Indian Inst. Met. Vol.57, No. 4,
Bruni, C., Forcellese, A., Gabrielli, F., dan Simoncini, M. 2004. Effect Of
Buldum, Berat Baris., Aydin, SIK., dan Iskander, Ozkul. 2011. Infestigation of
Doni, A.R. 2015. Analisa Nilai Kekasaran Permukaan Paduan Magnesium AZ31
Universitas Lampung.
Fariza, Feri. 2016. Evaluasi Dan Analisa Kinerja Sistem Pahat Putar Modular
Friedrich, H.E., dan Mordike, B.L. 2006. Magnesium Tecnology. Profesor Institut
Froes, F.H., Eliezer, D., dan Aghion, E. 1998. The Science, Technology, and
Applications of Magnesium.
Gao, L.F. 2005. Introduction to Manufacturing Process. 3 rd Ed. Mc/ Graw – Hill
Book Co.
Actively Driven Rotary Tool. Key Engineering Materials. Vols. 389-390, pp.
138-14.
Lampung.
Lampung.
Ibrahim, G.A., Harun, S., dan Doni, A.R. 2015 Analisa Nilai Kekasaran Permukaan
University of Tchnology.
Inst.
Novriadi, Dwi. 2016. Rancang Bangun Sistem Pahat Putar Modular (Modular
Nugroho, Sri., dan Senoaji, Hendrikus Kedo. 2010. Karakterisasi Pahat Bubut High
Speed Steel (Hss) Boehler Tipe Molibdenum (M2) Dan Tipe Cold Work Tool
Diponegoro.
Growth Behaviour Of Pulsed Current Gas Tungsten Arc, Friction Stir And
Laser Beam Welded AZ31B Magnesium Alloy Joints. Centre for Materials
Paryanto, Rusnaldy, dan Tony S. Utomo. 2012. Effect Of Air Jet Cooling On
Diponegoro.
2013. Unjuk Kerja Vortex Tube Cooler Pada Pemesinan Baja St41. Jurnal
Rochim, Taufiq. 1993. Teori dan teknologi Proses Permesinan. ITB. Bandung.
Salgado, D.R., Alonso, F.J., Cambero, I., dan Marcelo, A. 2009. In-process surface
Lampung.
Su, Y., He, H., Li, L., Iqbal, A., Xiao, M.H., Xu, S., Qiu, B.G., 2007. Refrigerated
Sudianto, Bondan. 2015. Aus Pahat dan Struktur Mikro Magnesium pada Kondisi