Pembuatan Akta Syariah Oleh Notaris Di Wilayah Purwokerto Dalam Perspektif Hukum Islam
Pembuatan Akta Syariah Oleh Notaris Di Wilayah Purwokerto Dalam Perspektif Hukum Islam
Burhanudin Harahap
E-mail : burhanudin60@gmail.com
(Dosen Fakultas Hukum UNS)
Abstract
The article of this research is to find out and analyse the implementation of the designation of a witness in the
sharia made by deed of notary public. Research methods used are non doctrinal research methods included in
empirical sociological research. The results of this research show that the witnesses in the syariah certificate
specified by law number 2 by 2014 about changes in the law number 30 of 2004 concerning the office of a
notary, without specifying the gender of the witness from the perspective of Islamic law be accepted if it consists
of two male witnesses or one male and two female witnesses, because in matters of property (mu’amalah)
women’s testimony can only be accepted if the two female witnesses
Keyword : witnesses, notary, deed of sharia
Abstrak
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa pelaksanaan penunjukan saksi dalam akta
syariah yang dibuat oleh notaris. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian non doktrinal
termasuk dalam penelitian Sosiologis Empiris. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa saksi didalam akta
syariah yang ditentukan oleh Undang-Undang nomor 2 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang
nomor 30 tahun 2004 tentang jabatan notaris yaitu dengan dua orang saksi tanpa menjelaskan jenis kelamin
dari saksi tersebut menurut Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 282 dan perspektif hukum islam dapat diterima
apabila terdiri dari dua orang saksi laki-laki atau satu orang laki-laki dan dua orang saksi perempuan, karena
dalam urusan harta (mu’amalah) kesaksian perempuan hanya dapat diterima apabila dengan dua orang saksi
perempuan.
Kata kunci : Saksi, Notaris, Akta Syariah
54
Ari Nankanti Purbatin. Pembuatan Akta Syariah Oleh Notaris di Wilayah Purwokerto dalam Perspektif...
55
Jurnal Repertorium Volume IV No. 2 Juli - Desember 2017
muslim adalah bahwa nilai kesaksian perempuan Bunyi ayat ini secara umum dijadikan sebagai
separoh kesaksian laki-laki sebagaimana termuat landasan hukum atas keharusan dua orang saksi
dalam berbagai kitab fikih maupun tafsir. Pemahaman dalam transaksi mu’amalah yang tidak tunai. Dua
seperti itu banyak menuai kritik, karena seolah-olah orang saksi itu diutamakan berjenis kelamin laki-laki,
menempatkan posisi kaum perempuan lebih rendah jika tidak ada dua orang laki-laki maka boleh satu
dari pada kaum laki-laki, akibatnya banyak tudingan orang laki-laki dan dua orang perempuan. Statemen
terhadap islam sebagai agama yang diskriminatif inilah yang disimpulkan oleh banyak orang bahwa
terhadap kaum perempuan. kesaksian perempuan bernilai separoh dari kesaksian
laki-laki. Ayat Al-Qur’an tersebut menerangkan juga
Peranan al-Qur’an sangat penting dalam
mengenai perlunya seseorang atau para pihak untuk
kehidupan, seperti dalam memberikan kesaksian.
menuliskan transaksinya sebagai bukti tertulis atas
Mengenai saksi dalam mu’amalah, Allah telah
transaksi atau perjanjian yang telah dilakukan serta
berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat
adanya seorang yang bertindak sebagai penulis dan
282 yang artinya (Tim Penerjemah Depaq RI, 1995
saksi dalam transaksi atau perjanjian tersebut.
: 48) :
“Hai orang-orang yang beriman, apabila Kesaksian perempuan yang dianggap separoh
kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk oleh islam bukan merupakan suatu hal yang
waktu yang ditentukan, hendaklah kamu diskriminatif melainkan untuk meninggikan derajat
menuliskannya dengan benar. Dan janganlah perempuan dari yang tidak berharga menjadi dihargai
penulis enggan menuliskannya sebagaimana dan dijunjung tinggi karena melihat dari segi historis
Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah sebelum islam datang kedudukan perempuan dimuka
ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang bumi ini sama sekali tidak ada dan tidak dihargai,
itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), kemudian juga untuk meringankan kewajiban
dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah perempuan karena perempuan juga memiliki peran
Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi ganda tanggung jawab dan kewajiban yang berbeda
sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang dengan laki-laki.
berhutang itu orang yang lemah akalnya atau
Uraian diatas sangatlah jelas mengenai
lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak
ketentuan saksi dalam UUJN dan Hukum perjanjian
mampu mengimlakkan, maka hendaklah
islam, dalam pasal 16 ayat (1) huruf 1 dan pasal
walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan
40 Undang-Undang Jabatan Notaris menyebutkan
persaksikanlah dengan dua orang saksi dari
secara jelas tentang jumlah saksi dan syarat-syarat
orang-orang lelaki diantaramu. Jika tidak ada
menjadi saksi sebuah akta akan tetapi didalamnya
dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki
tidak mengatur mengenai jenis kelamin dari para
dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang
saksi tersebut, hal ini berbeda dengan ketentuan saksi
kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka
dalam hukum islam bidang muamalah, yakni saksi
seorang lagi mengingatkannya. Janganlah
tersebut sudah ditentukan dengan jelas jumlah dan
saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan)
jenis kelaminnya, di dalam surat Al-Baqarah ayat
apabila mereka dipanggil, dan janganlah kamu
282 yang dalam melakukan perjanjian hendaklah
jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun
penulis akad tersebut disaksikan oleh minimal dua
besar sampai batas waktu membayarnya, yang
orang saksi laki-laki dan apabila tidak ada laki-laki
demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih
dapat digantikan oleh dua orang perempuan.
dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat
kepada tidak (menimbulkan) keraguan, (tulislah Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah
mu’amalahmu itu), kecuali jika mu’amalah itu diatas, maka penulis akan mengkaji Bagaimana
perdagangan tunai yang kamu jalankan diantara saksi-saksi dalam pembuatan akta syariah yang
kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) dibuat oleh Notaris di Wilayah Purwokerto? dan
kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah Apakah saksi-saksi yang ada di dalam akta syariah
apabila kamu berjual beli, dan janganlah penulis telah memenuhi ketentuan Hukum Islam?
dan saksi saling sulit-menyulitkan. Jika kamu
lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya B. Metode Penelitian
hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan
bertakwalah kepada Allah, Allah mengajarmu Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
dan Allah maha mengetahui segala sesuatu”. Hukum non doktrinal termasuk dalam penelitian
56
Ari Nankanti Purbatin. Pembuatan Akta Syariah Oleh Notaris di Wilayah Purwokerto dalam Perspektif...
Sosiologis Empiris. Penelitian hukum Sosiologis atau yang isinya lebih komplek mengenai adanya
Empiris adalah metode penelitian yang dilakukan suatu prestasi dan konsekuensinya, maka dalam
untuk mendapatkan data primer dan menemukan hal ini peran para saksi sangat dibutuhkan.
kebenaran dengan menggunakan metode berpikir
Demi untuk menghindari hambatan-
induktif dan kriterium kebenaran koresponden
hambatan yang berkaitan dengan hal tersebut
serta fakta yang digunakan untuk melakukan
di atas, mekanisme mengenai penunjukan para
proses induksi dan pengujian kebenaran secara
saksi oleh para pihak yang akan melakukan
koresponden adalah fakta yang mutakhir. Penelitian
perbuatan hukum, hendaknya para pihak perlu
ini menghasilkan pengumpulan dan penemuan data
memahami hakekat dari perbuatan hukum yang
serta informasi melalui studi kepustakaan terhadap
akan dilakukannya. Hal ini berkaitan dengan
asumsi atau anggapan dasar yang dipergunakan
kepastian hukum dari perbuatan hukum yang
dalam menjawab permasalahan pada pelaksanaan
telah dilakukannya, sehingga para pihak bisa
penunjukan saksi dalam akta syariah yang dibuat oleh
merasa aman dan damai dalam menjalankan
notaris. Sifat penelitian penulisan hukum ini adalah
hak dan kewajibannya.
eksploratif merupakan penelitian yang dilakukan
apabila suatu gejala yang akan diselidiki masih Tanggung jawab yang harus dipikul
kurang sekali bahkan tidak ada. Dalam penulisan oleh saksi sehubungan dengan tindakan saksi
hukum ini penulis akan menggunakan studi dokumen dalam menjalankan hak dan kewajibannya
adalah suatu alat pengumpulan bahan hukum yang mempergunakan prinsip tanggung jawab
dilakukan melalui bahan hukum tertulis dengan berdasarkan kesalahan (liability based on
menggunakan content analisys yaitu dengan cara fault), yaitu prinsip tanggung jawab atas prinsip
Studi kepustakaan dan wawancara (Interview). umum yang berlaku dalam hukum pidana dan
perdata. Jadi bukti dengan saksi atau kesaksian
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan adalah pengadilan suatu peristiwa, kejadian atau
1. Saksi-saksi dalam pembuatan akta syariah keadaan tertentu yang ia dengar sendiri, lihat
oleh Notaris di Wilayah Purwokerto dalam sendiri dan alami sendiri. (Bambang Waluyo,
Perspektif Hukum Islam 1992 : 35-36).
57
Jurnal Repertorium Volume IV No. 2 Juli - Desember 2017
masing perkara, salah satu jumlah saksi yang persoalan sebenarnya secara objektif.
sudah ditentukan oleh hukum islam adalah
Dalam menentukan kelayakan saksi akta
dalam perjanjian yang dilaksanakan tidak secara
syariah apabila tidak ada dua orang laki-laki atau
tunai, sebagaimana yang disebutkan dalam surat
satu orang laki-laki dan dua orang perempuan
Al-Baqarah ayat 282: “Dan persaksikanlah
maka kekurangan saksi dalam akta syariah
dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki
tersebut, notaris dapat menggunakan saksi dari
diantaramu. Jika tidak ada dua orang lelaki,
pihak perbankan syariah yang penunjukkannya
maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang
sesuai dengan bank yang di percaya oleh
perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai,
nasabah dalam membuat perjanjian. Saksi
supaya jika seorang lupa maka seorang lagi
dari Bank Syariah tersebut adalah seseorang
mengingatkannya”.
yang ditunjuk dalam hal persaksian dan
Kesaksian perempuan dapat diterima memenuhi syarat menjadi seorang saksi sesuai
dalam urusan harta benda apabila disertakan UUJN pasal 40 ayat 2. Selain itu, saksi harus
dengan saksi perempuan lainnya, kecuali dalam dikenal oleh notaris atau diperkenalkan kepada
masalah yang tidak diketahui oleh perempuan notaris atau diterangkan tentang identitas dan
saja yang mengetahuinya maka kesaksiannya kewenangannya kepada notaris yang dinyatakan
dapat diterima tanpa harus bersamaan dengan secara tegas dalam akta.
kesaksian laki-laki dan dalam hal tertentu juga
Terdapat pengarahan kepada saksi agar
ada kesaksian yang tidak dapat diterima, apabila
jangan enggan untuk memberikan kesaksian
hanya perempuan saja yang menjadi saksi maka
(menjadi saksi) sesuai firman Allah yang artinya
saksi di dalam akta syariah yang ditentukan
“Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi
oleh UUJN yaitu dengan dua orang saksi tanpa
keterangan) apabila mereka dipanggil”. Kalau
menjelaskan jenis kelamin dari saksi tersebut.
begitu mendatangi panggilan untuk menjadi
Menurut perspektif hukum islam apabila saksi itu merupakan “kewajiban”, bukan sunnah
saksi tersebut dengan dua orang laki-laki maka (sukarela). Karena, kesaksian merupakan sarana
kesaksiannya dapat diterima, namun apabila untuk menegakkan keadilan dan merealisasikan
kesaksiannya dengan seorang laki-laki dan hak. Allah mewajibkannya supaya para saksi
seorang perempuan maka kesaksian seorang itu memberikan keterangan dengan rela hati
perempuan hanya diterima apabila dengan dan penuh kesadaran, tanpa merasa terpaksa
dua orang perempuan saja sehingga kesaksian dan tidak mau, dengan tidak mengutamakan
perempuan tersebut dalam hukum islam adalah yang satu atas lainnya dari kedua pihak yang
tidak sah karena tidak memenuhi ketentuan bertransaksi itu, bila mereka dipanggil oleh
saksi berdasarkan hukum perjanjian islam. keduanya atau salah satunya.
Pada hakekatnya, syariat mengutamakan Saksi dalam suatu perjanjian adalah
laki-laki karena biasanya merekalah yang untuk memperkuat pembuktian apabila terjadi
melakukan tugas-tugas besar di kalangan persengketaan antara para pihak, bahkan di
masyarakat islam, sedangkan wanita tidak perlu dalam hukum islam hukum kesaksian itu adalah
turut serta karena akan dapat menghilangkan fardu ‘ain bagi orang yang memikulnya apabila
keibuannya, kewanitaannya, dan kewajibannya dia dipanggil untuk itu dan dikhawatirkan
dalam menjalankan tugas kemanusiaan yang kebenaran akan hilang bahkan wajib apabila
lebih berharga, yaitu memelihara pertumbuhan dikhawatirkan lenyapnya kebenaran meskipun
anak-anak yang akan menjadi generasi dia tidak dipanggil untuk itu, karena Allah swt
masa depan, daripada dengan bekerja dia berfirman dalam surat QS.Al-Baqarah: 283
hanya mendapatkan beberapa suap makanan yang artinya: “Janganlah kamu (para saksi)
atau sedikit uang, sebagaimana kondisi menyembunyikan persaksian, dan barang siapa
masyarakat sekarang ini yang sudah amburadul yang menyembunyikannya, maka ia adalah
kehidupannya. Dengan adanya dua orang orang yang berdosa hatinya…”.
perempuan diharapkan akan dapat memberikan
Agama islam menempatkan kesetaraan
jaminan dengan saling mengingatkan apabila
yang sama antara laki-laki dan perempuan
salah satunya lupa karena pengaruh emosinya.
namun demikian bukan berarti kaum laki-
Dengan demikian, akan dapat kembali kepada
58
Ari Nankanti Purbatin. Pembuatan Akta Syariah Oleh Notaris di Wilayah Purwokerto dalam Perspektif...
laki dan wanita menjadi sama dan setara hal lainnya, yaitu kesamaan proporsional
dalam segala hal. Menyetarakan keduanya (acqualitas proportionis) dan kesamaan
dalam semua peran, kedudukan, status sosial, kuantitas atau jumlah (aqualitas quantitas).
pekerjaan, jenis kewajiban dan hak sama Thomas Aquinas juga menyatakan bahwa
dengan melanggar kodrat, karena kenyataan penghormatan terhadap person dapat terwujud
yang tidak dapat dipungkiri bahwa antara apabila ada sesuatu yang diberikan/ dibagikan
laki-laki dan wanita terdapat perbedaan- kepada seseorang sebanding dengan seharusnya
perbedaan mendasar, hingga jika kita melihat yang dia terima (preater proportion dagtinis
keduanya dengan kasat mata sekalipun. Secara ipsius), (E. Sumaryono, 2006 : 90-91) dengan
biologis dan kemampuan fisik, laki-laki dan dasar itu maka pengakuan terhadap person harus
perempuan jelas berbeda. Begitu pun dari sisi diarahkan pada pengakuan terhadap kepatutan
sifat, pemikiran akal, kecenderungan, emosi (equalty) kemudian pelayan dan penghargaan
dan potensi masing-masing juga berbeda. didistribusikan secara proporsional atas dasar
Apalagi wanita dengan tabiatnya melakukan harkat dan martabat manusia.
proses reproduksi, mengandung, melahirkan,
Beban dari kesaksian bukanlah hal yang
menyusui, menstruasi, sementara laki-laki
mudah untuk dilaksanakan, karena itu islam
tidak. Adalah tidak adil jika kita kemudian
memberikan kemudahan bagi perempuan
memaksakan suatu peran yang tidak sesuai
dengan nilai kesaksian separoh dari kesaksian
dengan tabiat dan kecenderungan dasar dari
laki-laki, hal ini adalah untuk meringankan
masing-masing jenis tersebut.
beban wanita bukan untuk mendiskriminasikan
Komposisi saksi yang diatur dalam hukum hak-hak mereka.
islam sangatlah adil (equal), perbandingan dua
2. Saksi-saksi yang berperan di dalam akta
banding satu bukanlah hal yang diskriminasi,
syariah belum sesuai menurut Hukum Islam
hal ini dapat dilihat dari banyak aspek, mulai
dari komposisi dan temperamen biologis yang Dalam pasal 1 angka 13 Undang-undang
berbeda yang telah bersifat kodrati artinya pada nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah,
kenyataannya wanita sangat berbeda dengan ditegaskan bahwa Aqad adalah kesepakatan
laki-laki setiap sel tubuhnya menunjukkan tertulis. Pasal ini hanya mewajibkan akad
tanda jenis kelaminnya. Hal yang sama adalah ataupun akta dalam perbankan syariah
benar adanya terhadap organnya, dan diatas harus tertulis, tapi tidak mewajibkan dalam
semua itu, system syarafnya. Kaidah fisiologi bentuk tertentu. Dan isi atau substansi dari
tidak dapat ditawar sebagaimana hukum kesepakatan tertulis tersebut memuat adanya
pergerakan bintang-bintang. Mereka tidak dapat hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak
digantikan oleh keinginan manusia. Kita wajib sesuai dengan prinsip syariah. Dalam praktek
menerimanya sebagaimana adanya. Wanita perbankan Syariah, atau Unit Usaha Syariah
harus mengembangkan bakatnya sesuai dengan (UUS).
fitrahnya, tanpa mencoba meniru kaum laki-laki
dan perempuan adalah bersifat kodrati. Bahwa awal dan akhir akta merupakan
mutlak tanggung jawab notaris, tapi untuk
Terkait dengan saksi perempuan dalam isi akta merupakan kesepakatan tertulis yang
sebuah akta maka penulis menggunakan teori dikehendaki oleh para pihak selama-sepanjang
keadilan sebagai pisau analisis, dalam hal berdasarkan peraturan perundang-undangan
ini penulis memakai teori keadilan Thomas yang berlaku atau sesuai prinsip syariah. Agar
Aquinas, yang mengatakan bahwa keadilan akta perbankan syariah yang dibuat dengan akta
pada dasarnya merupakan penghormatan notaris secara substansi sesuai dengan prinsip
terhadap person manusia (acceptio personarum) syariah dan juga secara normatif sesuai dengan
dan keluhurannya (dignitas). Dalam konteks pasal 38, khususnya ayat (2) UUJN-P, maka
keadilan distributif, keadilan dan kepatuhan untuk Perbankan Syariah, dapat dilakukan
(equitas) tidak tercapai semata-mata dengan dengan cara yaitu mencantumkan ketentuan
penetapan nilai yang aktual, melainkan juga kalimat sebagai berikut (Dr.Habib Adjie,
atas dasar kesamaan antara satu dengan Muhammad Hafidh, 2014 : 59) :
59
Jurnal Repertorium Volume IV No. 2 Juli - Desember 2017
60
Ari Nankanti Purbatin. Pembuatan Akta Syariah Oleh Notaris di Wilayah Purwokerto dalam Perspektif...
61