Anda di halaman 1dari 2

Bab 5

Pembalikan dan Perlawanan

Pembalikan = penggantian subyek dengan predikat, dan sebaliknya, tanpa


mengurangi kebenaran keputusan itu.

Subyek bisa dibalik jadi predikat (dan sebaliknya), karena luas keduanya sama.
Misalnya: Kuda adalah binatang berkaki empat, berkuku satu dan meringkik
(Keputusan A/Universal). -> Binatang berkaki empat, berkuku satu dan
meringking adalah kuda (Keputusan A/universal)

Bila luasnya tak sama, maka tak bisa dibalik begitu saja.
Misalnya: besi adalah logam (Keputusan A/Singular) -> Beberapa Logam
adalah besi (Keputusan I)

Karena itu perlu mengetahui hukum-hukum pembalikan. Ada dua jenis hukum
pembalikan, yaitu pembalikan seluruhnya dan pembalikan sebagian.

Pembalikan seluruhnya adalah pembalikan yang luasnya tetap sama. Bisa


dirumuskan sebagai Keputusan E (negatif) menjadi keputusan E; Keputusan I
(afirmatif) menjadi Keputusan I.

Pembalikan sebagian adalah pembalikan dari Keputusan Universal menjadi


keputusan partikular/singular. Misalnya, Keputusan A menjadi Keputusan I.
Contoh: “Semua hukum pidana adalah norma” (keputusan A/singular) dibalik
menjadi “Beberapa norma adalah hukum pidana” (Keputusan I). Contoh lain
adalah Keputusan E menjadi keputusan O: “Semua orang tak makan”
(keputusan E/universal) -> “Tidak semua yang tidak makan adalah orang
(O/partikular)

HUKUM-HUKUM PEMBALIKAN
1. Keputusan A hanya boleh dibalik menjadi Keputusan I. Sebab dalam keputusan
Affirmatif, predikat partikular dan subyek universal. Luas predikat lebih besar
daripada luas subyek. Misalnya, “Semua kera adalah binatang” (keputusan A)
-> “Beberapa binatang adalah kera” (Keputusan I)
2. keputusan E selalu boleh dibolak-balik. Sebab dalam setiap keputusan negatif
seluruh luas subyek tak dimasukkan ke luas predikat. Karena itu keputusan E
bisa dibalik menjadi keputusan E dan O. Misalnya, “Semua ayam bukan tikus”
(E) -> “Semua tikus bukan ayam” (E) dan “Beberapa tikus bukan ayam” (O) –
maksudnya ‘beberapa tikus yang dimaksud atau ditunjuk, dan tak termasuk
beberapa tikus lainnya, adalah bukan ayam’.
3. Keputusan I hanya dapat dibalik menjadi keputusan I. Misalnya, “Beberapa
orang itu sakit” -> “Beberapa yang sakit adalah orang”
4. Keputusan O tak bisa dibalik. “Ada manusia yang bukan dokter” tak bisa
dibalik menjadi “Ada dokter yang bukan manusia”
Perlawanan
Keputusan yang berlawanan adalah keputusan yang tak bisa sekaligus benar
dan salah. Harus salah satu yang benar, dan yang lain salah. Perlawanan ada bila
ada keputusan tentang hal yang sama, tapi isinya berlawanan. Dengan kata lain,
keputusan itu punya subyek dan predikat yang sama, tapi bentuk dan luasnya
beda, atau bentuk dan luasnya sekaligus berbeda.

Perlawanan Bentuk
- Perlawanan Kontraris: A – E
Dalil: jika yang satu benar, yang lain pasti salah; jika yang satu salah,
yang lain dapat benar, dapat salah; ada kemungkinan ketiga, yakni
keduanya bisa sama-sama salah.

- Perlawanan Subkontraris: I – O
Dalil: Jika yang satu salah, yang lain pasti benar; Jika yang satu benar,
yang lain bisa salah, juga bisa benar; ada kemungkinan ketiga, yakni
keduanya bisa sama-sama benar.
“beberapa hukum adil” (I) -> “Beberapa hukum tidak adil” (O)
Jumlah 60 hukum

Perlawanan Luas
- Perlawanan subaltern: A – I dan E – O
Dalil: Jika yang universal benar, maka yang partikular juga benar; Jika
yang universal salah, maka yang partikular bisa benar, bisa juga salah.

Perlawanan Bentuk dan Luas


- Perlawanan Kontradiktoris: A—O dan E – I
Dalil: Jika yang satu benar, yang lain pasti salah; Jika yang satu salah,
yang lain pasti benar; tak ada kemungkinan ketiga.

Latihan
”Semua orang nakal” -> salah
“Semua orang tak nakal” ->benar, salah

Anda mungkin juga menyukai