Allo Anamnese :
I. IDENTIFIKASI
A. KLIEN
NAMA INITIAL : TN. A
TEMPAT /TGL LAHIR(UMUR) : Tomohon 20-02-1943 (75 thn)
JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI PEREMPUAN
STATUS PERKAWINAN :- √
JUMLAH ANAK :-
AGAMA/SUKU : Kristen Protestan
WARGA NEGARA : INDONESIA ASING
BAHASA YANG DIGUNAKAN : √ INDONESIA
√
DAERAH
ASING
PENDIDIKAN : SMA
PEKERJAAN : WIRASWASTA
B. PENANGGUNG JAWAB
NAMA : Ny. K
ALAMAT : Tomohon
HUBUNGAN DENGAN KLIEN : Istri
II. DATA MEDIK √
A. DIKIRIM OLEH : UGD DOKTER PRAKTEK
B. DIAGNOSA MEDIK :
SAAT MASUK : Nyeri
SAAT PENGKAJIAN :
REUMATIK
G. GENOGRAM :
: perempuan
: laki-laki
: klien
X : meninggal
(dengan lanjut usia)
: ringgal serumah
DATA SUBJEKTIF
a. Keadaan sebelum sakit
Keluarga Klien mengatakan klien jarang sakit
Keluargan Klien mengatakan Jika klien sakit jarang menggunakan
fasilitas pelayanan kesehatan kecuali bila sangat terpaksa
Keluarga Klien mengatakan belum pernah mengalami kecelakaan
b. Keadaan sejak sakit
Keluarga Klien mengatakan menggunakan dan melakukan pengobatan
tradisional
Keluarga Klien mengatakan apabila sakit, klien biasanya menceritakan
pada istrinya dan anak anaknya
Keluarga Klien mangatakan ketika sakit klien biasanya berobat ke
pelayanan kesehatan terdekat
1. DATA OBJEKTIF
Beberapa obat untuk mengurangi rasa sakit digunakan pada klien dengan sakit
terminal, seperti morphin, heroin, dsbg. Pemberian obat ini diberikan sesuai
dengan tingkat toleransi nyeri yang dirasakan klien. Obat-obatan lebih baik
diberikan Intra Vena dibandingkan melalui Intra Muskular atau Subcutan, karena
kondisi system sirkulasi sudah menurun.
a. Observasi
Kebersihan rambut : baik
Kulit Kepala : baik
Kebersihan Kulit : baik
Higiene rongga mulut : baik
Kebersihan genitalia : baik
Kebersihan anus : baik
TANDA/SCAR VAKSINASI : BCG Cacar
√
b. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Rambut : warna putih
Hidung : simetris
Rongga mulut : bersih Gusi : bersih
Gigi Geligi : tidak lengkap Gigi palsu : tidak ada
Kemampuan mengunyah keras : tidak baik
Lidah : bersih Tonsil : baik
Pharing : baik (warna merah muda)
Kelenjar getah bening leher : tidak ada
Kelenjar parotis : tidak ada Kelenjar tyroid : tidak ada
c. Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium:
Hb
Elektrolit
hematologi
C. KAJIAN POLA ELIMINASI
1. Data Subyektif
a. Keadaan Sebelum sakit :
Klien mengalami gangguan eliminasi
BAB : 1x sehari warna kuning, Bau . kadang dalam 1 hari tidak BAB
BAK : Penuh (pempers)
b. Keadaan sejak sakit :
Keluarga klien mengatakan klien mengalami gangguan eliminasi. Keadaan sama
seperti sebelum sakit
2. Data Obyektif
a. Observasi
Klien mengalami gangguan eliminasi terhadap klien baik urin maupun bowel
b. Pemeriksaan Fisik
Palpasi Suprapubica: kandung kemih Penuh Kosong
Nyeri ketuk ginjal : Kiri Negatif Positif
√
Kanan Negatif Positif
Anus : √
Peradangan : Negatif Positif
√
Fissura : Negatif Positif
Hemorhoid : √ Negatif Positif
√
Prolapsus recti : Negatif Positif
√
Fistula ani : Negatif Positif
√
Aktivitas harian :
Makan
2
Mandi
Berpakaian 2 0: Mandiri
2
1: bantuan dengan alat
Kerapihan
Buang air besar 2 2 : bantuan orang
2
Buang air Kecil 3 : bantuan orang dan alat
2
4 : Bantuan penuh
Mobilisasi di tempat tidur
4
Ambulasi : tempat tidur
Postur tubuh : agak bungkuk karena persendian dibagian lutut ditambah lagi
lanjut keadaan yang sudah lanjut usia
Gaya jalan : bantuan orang dan alat
Anggota gerak yang cacat : di bagian lutut kaki kiri
pagi : -
siang : 2 jam
sore : 2 jam
malam : 7 jam
b. Keadaan sejak sakit :
Keluarga klien mengatakan klien tidak mengalami susah tidur .
Pagi : 1 jam
Siang : 2 jam
Sore : 2 jam
Malam dari 7 jam
2. Data Obyektif
a. Observasi :
Ekspresi wajah mengantuk : Negatif Positif
√
Banyak menguap : Negatif Positif
√
1. Data Subyektif
a. Keadaan sebelum sakit:
Klien mampu berkomunikasi dengan baik tanpa menggunakan alat bantu
Klien mampu mengerti apa yang dibicarakan dan berespon dengan baik
dengan orang-orang sekitar
b. Keadaan Sejak sakit :
Klien tidak mampu berkomunikasi dengan baik dan menggunakan bantuan
keluarga
Keluarga Klien mengatakan klien mengalami susah berjalan tanpa dibantu
Keluarga Klien mengatakan klien sudah tidak mampu mengerti apa yang
dibicarakan dan tidak berespon dengan baik dengan orang-orang sekitar
.
2. Data Obyektif
a. Observasi
Saat pengkajian klien dalam keadaan tidak sadar dan mengalami gangguan
bicara, pendengaran, dan penglihatan sehingga dibantu oleh keluarga
terdekat.
Klien dengan usila, penglihatan menjadi kabur, klien biasanya menolak atau
menghadapkan kepala kearah lampu atau tempat terang. Klien masih dapat
mendengar, tetapi tidak dapat atau mampu merespon, perawat dan keluarga
harus bicara dengan jelas dan tidak berbisik-bisik.
b. Pemeriksaan Fisik
Penglihatan
Cornea : tidak baik,tidak tampak berkilau, tidak
transparan
Visus : tidak baik
Pupil : tidak baik
Lensa mata : tidak baik, ketajaman mata tidak baik,
dan pakai kacamata
Tekanan Intra Ocular( TIO) : tidak baik dan mengalami miop
Pendengaran
Pina : tidak baik (daun telinga tidak memiliki
rangsangan pendengaran yang baik)
Canalis : tidak baik
Membran Tympani : tidak baik ( dalam penangkap dan pengumpul
getaran suara
Tes Pendengaran : tidak normal
2. Data Obyektif
a. Observasi
Mengkaji hal yang diinginkan penderita selama mendampinginya. Misalnya,
lanjut usia ingin memperbincangkan tentang kehidupan di masa lalu dan
kemudian hari. Bila pembicaraan tersebut berkenaan, luangkan waktu
sejenak.:
Menanyakan siapa-siapa saja yang ingin didatangkan untuk bertemu dengan
klien dan didiskusikan dengan keluarganya, misalnya: teman-teman dekat,
atau anggota keluarga lain..
Kontak mata : tidak baik
Rentang penglihatan : dengan mata klien yang melihat dengan tidak
jelas :
Suara dan cara berbicara : tidak jelas
Postur Tubuh : kurus
b. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : Bentuk : datar
Bayangan vena : tida ada
Bayangan masa : tidak ada
Kulit : Lesi kulit : tidak ada
Penggunaan Protesa : tidak ada
Data obyektif
Observasi
1. Adanya gangguan komunikasi verbal
2. klien bersahabat dengan keluarga yang menjaga klien dan dengan
sesame pasien lainnya serta keluarga yang menjaga pasien
H. KAJIAN POLA REPRODUKSI-SEKSUALITAS
1. Data Subyektif
a. Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan sudah tidak pernah berhubungan intim karena berhubungan
dengan usia (lanjut usia)
b. Keadaan sejak sakit :
Klien sudah tidak pernah berhubungan intim berhubungan dengan usia (lanjut usia)
2. Data Obyektif
a. Observasi
Tidak ada kelainan penyimpangan kebutuhan reproduksi seksual klien
KLASIFIKASI DATA
NO DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF
1. Keluarga klien mengatakan klien 1. klien tampak menahan nyeri
2. adanya lebam dibagian lutut kaki
merasakan nyeri dibagian lutut
kiri
kaki kiri yang berhubungan 3. keluarga tampak takut akan
kondisi klien
dengan dislokasi sendi
4. keluarga klien tampak sedikit
stress dengan kondisi klien
5. keluarga klien tampak tidak
Keluarga klien mengatakan takut
2 mampu diri dalam menghadapi
diperkirakan dengan situasi yang ancaman kematian (akan terlebih
istri klien)
tidak dikenal, sifat dan kondisi
6. tampak meringis menahan nyeri
yang tidak dapat diperkirakan 7. keluarga klien tampak berduka
takut akan kematian dan efek
negatif pada gaya hidup
2. Ansietas/ketakutan individu ,
keluarga yang berhubungan
diperkirakan dengan situasi Keluarga tampak cemas Gangangguan rasa aman
yang tidak dikenal, sifat dan keluarga klien
kondisi yang tidak dapat
diperkirakan takut akan
kematian dan efek negatif Tampak takut dengan keadaan klien
pada pada gaya hidup
DS:
Keluarga klien berduka dengan keadaan yang
mengatakan tidak terjadi pada klien
mampu menghadapi
ancaman kematian
Keluarga klien
mengatakan sangat
berduka dengan
keadaan yang terjadi
pada klien
DO:
Keluarga klien
tampak berduka
DS:
Klien mengatakan sangat lemas
Klien mengatakan susah bergerak
Klien mengatakan terjadi kekakuan pada sendi
DO:
Klien Nampak lemas
Tidak dapat melakukan aktivitas secara mandiri
Gerakan tidak teratur/tidak terkordinasi
DO:
Tampak ketidak mampuan diri
DS:
DO:
kriteria hasil:
1. Menunjukkan sikap menilai dapat
Tidak terjadi distres spiritual
1. Ekspesikan pengertrian dan penerimaan membantu mengurangi kesulitan klien
tentang pentingnya keyakinan dan praktik dalam mengekspresikan keyakinan dan
religius atau spiritual klien. prakteknya.
2. Berikan prifasi dan ketenangan untuk ritual 2. Privasi dan ketenangan memberikan
spiritual sesuai kebutuhan klien dapat lingkungan yang memudahkan refresi
DO:
Keluarga klien
tampak berduka
ASUHAN KEPERAWATAN
DI UNIT RAWAT INAP RS: BETHESDA TOMOHON
25
Mendorong klien untuk mengungkapkan A: masalah teratasi
setiap ketakutan permasalahan tentang
pengobatannya. P: intervensi dihentikan
Mengidentifikasi dan mendorong
mekanisme koping yang efektif.
3 Ansietas/ketakutan individu , keluarga - Mengkaji tingkat ansietas klien S : keluarga klien mengatakan menerima dan pasrah dengan
yang berhubungan diperkirakan - Mendorong keluarga dan teman untuk kondisi klien
dengan situasi yang tidak dikenal, mengungkapkan ketakutan atau pikiran
sifat dan kondisi yang tidak dapat mereka. O : keluarga tampak sudah tidak takut lagi akan hasil terhadap
diperkirakan takut akan kematian dan - Memberikan dorong pada klien dan keluarga kondisi klien (kematian).
efek negatif pada pada gaya hidup klien untuk menggunakan teknik relaksasi
seperti pernapasan relaksasi A : masalah teratasi
DS:
Keluarga klien mengatakan
P : intervensi dihentikan
takut diperkirakan dengan
situasi yang tidak dikenal, - Meluangkan waktu bersama keluarga atau
sifat dan kondisi klien orang terdekat klien dan tunjukan pengertian
takut akan kematian dan efek yang empati.
negatif pada gaya hidup - Menginsikan kleuarga klien atau orang
terdekat untuk mengekspresikan perasaan,
4 DO: ketakutan dan kekwatiran. S : keluarga klien mengatakan merasa nyaman setelah
Klien tampak cemas - Menjelaskan tindakan keperawatan dan mengekspresikan perasaan pada perawat.
Klien tampak gelisah memberikan informasi yang spesifik tentang
kondisi klien O : keluarga klien tampak tidak merasa sedih
- Mengkonsul atau memberikan rujukan
kesumber komunitas dan sumber lainnya. A: masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
Perubahan proses keluarga yang
berhubungan dengan gangguan
kehidupan takut akan hasil
5 ( kematian ) S: keluarga klien mengtakan sadar bahwa setiap apa yang
. diciptakan Tuhan Yang Maha Esa akan kembali kepadanya
26
DS: O: keluarga klien tampak siap menerima kenyataan
- Menggali apakah keluarga klien dan klien
menginginkan untuk melaksanakan praktek A: masalah teratasi
Keluarga klien mengalami
gangguan proses keluarga atau ritual keagamaan atau spiritual yang
yang berhubungan dengan diisinkan. Bila ia memberikan kesempatan P: intervensi dihentikan
gangguan kehidupan keluarga pada keluarga klien untuk melakukannya.
- Mengekpresikan pengertian dan penerimaan
DO: tentang pentingnya keyakinan dan praktek
religius atau spiritual keluarga klien
- Memberikan privasi dan ketenangan untuk
Klien tampak takut ritual, spiritual sesuai kebutuhan klien dan
dapat dilaksanakan
- Menawarkan untuk menghubungi rohaniawan
RS untuk mengatur kunjungan, menjelaskan
ketersediaan pelayanan misalnya : alkitab dan
pendeta bagi yang beragama Kristen
protestant.
Resiko terhadap distres spiritual yang - Memberikan kesempatan pada klien dan
berhubungan dengan perpisahan dari keluarga untuk mengungkapkan perasaan,
system pendukung keagamaan,
diskusikan kehilangan secara terbukadan gali
kurang privasi atau ketidak mampuan
makna pribadi dari kehilangan. Jelaskan
diri dalam menghadapi ancaman
kematian bahwa berduka adalah reaksi yang umum dan
sehat.
- Memberikan dorongan penggunaan strategi
DS: koping yang positif.
Keluarga klien mengatakan - Membantu klien dan keluarga klien
tidak mampu menghadapi menyatakan dan menerima kematian yang
ancaman kematian akan terjadi, menjawab semu pertanyaan
dengan jujur.
27
DO: - Meningkatkan harapan dengan perawatan
Tampak ketidakmampuan diri dengan perhatian, menghilangkan
ketidaknyamanan terhadap keluarga klien
DS:
DO:
28
berduka
29
CATATAN PERKEMBANGAN
S:
klien merasa sulit untuk
beraktifitas karna nyeri yg
dirasakan
O:
Klien tampak mengurat
kakinya
kaki agak sedikit 1. Memonitoring
17- II
membengkak vital sign
09/
TD : 110/80 mmHg sebelum/sesudah
18 latihan dan lihat
16. HR : 80x/m
RR : 24x/m respon pasien
00 saat latihan
SB : 36,5◦c
A: 2. Mengkonsultasik
Masalah belum teratasi an dengan terapi
P: fisik tentang
Intervensi dilanjutkan rencana ambulasi
sesuai dengan
S: kebutuhan.
Klien mengerti tentang 3. Membantu klien
penyakitnya dan cara untuk untuk
30
mempermudah proses menggunakan
penyembuhan dislokasi tongkatsaat
O: berjalan dan
Klien dapat cegah pada
menyebutkan manfaat cedera.
dari mobilisasi
Klien mengerti cara
melakukan mobilisasi
Klien tidak mengajukan
pertanyaan
17- III A:
09/ Masalah kurang pengetahuan
18 teratasi tetapi pasien belum 1. Mengkaji pengetahuan
17. melakukannya klien tentang
00 P: penyakitnya
Intervensi dilanjutkan 2. Menjelaskan tentang
proses penyakitnya
S: 3. Menjelaskan tentang
Klien mengatakan tidak bisa program pengobatan dan
tidur karna nyeri alternatife pengobatan
O: 4. Mendiskusikan tentang
Jumlah jam tidur pasien terapi dan pilihannya
kurang
Suasana ruangan pasien
yang bising
Klien merasakan nyeri
saat tidur
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
S:
Klien mengatakan masih
merasakan sedikit nyeri pada
kaki kiri bagian lutut 1. Memonitor gangguan
O: tidur klien
17- IV Klien tampak mengerti 2. Menawarkan ROM pada
09/ manajemen nyeri klien
18 Klien sudah bisa mengontrol 3. Mengubah posisi tidur
20. nyeri pasien setiap 2 jam sekali
00 A: 4. Mengajarkan pasien
Masalah sebagian teratasi relaksasi nafas dalam dan
P: distraksi
Intervensi dilanjutkan
S:
Klien mengatakan kakinya bisa
digerakan sedikit walau nyeri
masih terasa
O:
Klien terlihat beraktifitas
sederhana ditempat tidur
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
18- I Intervensi dilanjutkan
1. Memberikan analgesik
09/ untuk mengurangi nyeri
S:
18 2. Mengevaluasi keefektifan
Klien sudah mengerti dengan
09. semua yang dijelaskan kontrol nyeri dan
00 Klien sudah melakukan 3. Melakukan pengkajian
mobilisasi nyeri secara komperensif
O: termasuk lokasi,
Keluarga klien karakteristik, durasi,
31
menerima dan mengerti frekuensi, kualitas dan
penjelasan manfaat factor presipitasi
mobilisasi dan terapi 4. Mengobservasi reaksi
yang ada untuk penyakit nonverbal dari
dislokasi ketidaknyamanan
Keluarga memotivasi 5. MengKaji kultur yang
pasien mempengaruhi respon
A: nyeri
Masalah teratasi
P:
Dukung pasien untuk melakukan
terapi terapi yang ada
18- II Berikan pujian pada pasien agar
09/ terus melakukan
18 1. Mengajarkan pasien
12. S: tentang Teknik ambulasi
Klien mengatakan sudah tidak 2. Menkaji kemapuan
00
sulit lagi untuk memulai tidur pasien dalam mobilisasi
O: 3. Melatih pasien dalam
Jumlah jam tidur pasien pemenuhan kebutuhan
cukup ADLs secara mandiri
Suasana ruangan pasien sesuai kemampuan
tenang 4. Mendamping dan bantu
A : Masalah teratasi sebagian pasien saat mobilisasi
P :dukung pasien untuk menjaga dan bantu penuhi
pola istirahat kebutuhan ADLs
5. Mengajarkan pasien
S: bagaimana merubah
Klien mengatakan masih posisi dan berikan
merasakan sedikit nyeri pada banmtuan jika diperlukan
18- III
kaki kiri bagian lutut. Bila
09/
istirahat ( tidur ) nyeri berkurang
18 O:
14. Klien tampak mengerti
00 manajemen nyeri
Klien sudah bisa mengontrol 1. Menanyakan kembali
nyeri pengetahuan klien
A: tentang penyakit,
Masalah sudah teratasi prosedur perawatan
P: dan pengobatan
Ajarkan klien atau keluarga pada
prosedur keperawatan dan
melakukan terapi dengan baik
S:
Klien mengatakan kakinya lebih
enakan bisa digerakan sedikit
walau nyeri masih terasa
O:
Klien terlihat beraktifitas
sederhana ditempat tidur
Klien sudah mulai merasa
nyaman dan terlihat rileks
A:
Masalah sudah teratasi
P:
Motivasi pasien untuk selalu
melakukan mobilisasi
18- IV
09/ S:
18 Klien mengatakan sudah tidak
20. sulit lagi untuk memulai tidur
32
00 O:
Jumlah jam tidur pasien
cukup
Suasana ruangan pasien
tenang
A : Masalah teratasi
P : dukung pasien untuk 1. Memonitor gangguan
menjaga pola istirahat tidur klien
2. Mengubah posisi tidur
pasien setiap 2 jam sekali
3. Mengajarkan pasien
relaksasi nafas dalam dan
19- I distraksi
09/
18
09.
00
1. Memberikan analgesik
untuk mengurangi nyeri
2. Mengevaluasi keefektifan
kontrol nyeri dan
3. Melakukan pengkajian
nyeri secara komperensif
termasuk lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan
factor presipitasi
4. Mengobservasi reaksi
19- II nonverbal dari
09/ ketidaknyamanan
18 5. MengKaji kultur yang
12. mempengaruhi respon
00 nyeri
1. Memonitor gangguan
tidur klien
2. Mengubah posisi tidur
pasien setiap 2 jam sekali
3. Mengajarkan pasien
relaksasi nafas dalam dan
distraksi
34