Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Perubahan Seks Sekunder


Menurut Muliani, dkk (2017) pertumbuhan dan perkembangan tanda-tanda
seks sekunder merupakan salah satu tanda dimulainya pubertas baik pada laki-
laki maupun perempuan. Pubertas sering didefinisikan sebagai transformasi
fisik seorang anak menjadi dewasa. Perubahan-perubahan ini mencakup
bentuk (pematangan seks), ukuran (peningkatan tinggi dan berat badan) dan
komposisi tubuh. Selesainya pertumbuhan tulang bersamaan dengan
peningkatan densitas tulang dan komposisi tubuh. Umumnya perubahan ini
konsisten terjadi di antara remaja, hanya terdapat variasi dalam umur
dimulainya pubertas, lama dan kecepatan perubahan tersebut. Adanya variasi
tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan, seperti asupan kalori
dan aktivitas fisik. Pubertas umumnya terjadi pada usia 11 tahun (perempuan)
dan 13 tahun (lelaki). Hal ini mengakibatkan remaja dengan umur kronologis
yang sama memiliki penampilan fisik yang berbeda. Remaja yang sudah
pubertas akan memiliki kebutuhan energi dan nutrisi yang berbeda dibanding-
kan dengan belum pubertas sehingga kematangan seksual dapat digunakan
untuk menilai partumbuhan dan perkembangan biologis dan kebutuhan nutrisi
remaja (Muliani, dkk, 2017).

B. Tanda-Tanda Seks Sekunder Pria


Pada masa pubertas ditandai dengan kematangan organ-organ reproduksi,
termasuk pertumbuhan seks sekunder. Pada masa ini juga remaja mengalami
pertumbuhan fisik yang sangat cepat. Tanda-tanda seks sekunder pada remaja
laki-laki terjadi perubahan suara, timbulnya jakun, penis dan buah zakar
bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebih besar, badan
berotot, tumbuhnya kumis, jambang dan rambut di sekitar kemaluan dan
ketiak.
Ciri sekunder lainnya ditandai oleh kelenjar lemak dan keringat menjadi
lebih aktif, dan sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat
(Wulandari Ade, dkk, 2014).
Menurut Sarlito (2009) dalam Agung Hidayat, dkk (2013) perubahan seks
sekunder pada laki-laki, yaitu : lengan dan tungkai kaki bertambah panjang,
tangan dan kaki bertambah besar, pundak dan dada bertambah besar dan
membidang, otot menguat, tulang wajah memanjang dan membesar tidak
tampak seperti anak kecil lagi, tumbuh jakun, tumbuh rambut-rambut di
ketiak, sekitar muka dan sekitar kemaluan, penis dan buah zakar membesar,
suara menjadi besar, keringat bertambah banyak, kulit dan rambut berminyak
(Agung Hidayat, dkk, 2013).

C. Karakteristik Seks Sekunder Pria


Perkembangan karakteristik seksual sekunder pada pria dipengaruhi oleh
testosterone. Testosterone dihasilkan akibat pelepasan dari follicular
stimulating hormones (FSH) dan luteinizing hormones (LH), dimana FSH dan
LH dihasilkan akibat pelepasan gonadotropin releasing hormone (GnRH) oleh
hyphotalamus (Muliani, dkk, 2017).
1. Pertumbuhan Rambut Pubis
Menurut Muliani, dkk (2017) pada laki-laki, pertumbuhan rambut
pubis diakibatkan oleh Adrenarche, dimana adrenarche ini juga
mempengaruhi tumbuhnya jerawat dan bau badan. Adrenarche pada lelaki
umumnya dimulai 1 sampai 2 tahun sebelum terjadi perubahan hormon
lain saat pubertas. Perkembangan rambut pubis pria terdiri dari beberapa
tahap, yaitu:

a. Tahap 1 : prepubertal, tidak terdapat rambut pubis.


b. Tahap 2 : tumbuh rambut pubis pada dasar penis namun masih
jarang.
c. Tahap 3 : rambut pubis bertambah banyak, gelap, kasar dan keriting.
d. Tahap 4 : rambut pubis sudah menyerupai bentuk dewasa hanya saja
belum menyebar ke bagian medial paha.
e. Tahap 5 : rambut pubis telah mencapai bentuk dan ukuran dewasa
serta sudah menyebar ke bagian medial paha.

Gambar 2.1 Sumber : Muliani, dkk. 2017.

2. Perkembangan Genital
Tahap-tahap perkembangan alat genital pada pria menurut Muliani,
dkk (2017), yaitu:

a. Tahap 1: prepubertal, tidak terdapat perubahan ukuran ataupun proporsi


testis, scrotum dan penis ketika awal masa anak-anak.
b. Tahap 2: scrotum dan testis membesar, kemerahan dan terjadi
perubahan tekstur kulit pada scrotum dengan sedikit atau tanpa
pembesaran penis.
c. Tahap 3: penis bertambah panjang lalu bertambah lebar, disertai dengan
pertumbuhan testis dan scrotum.
d. Tahap 4: penis membesar, diikuti dengan perkembangan kelenjar dan
pertumbuhan lebih lanjut testis dan scrotum. Kulit scrotum semakin
gelap.
e. Tahap 5: genitalia sudah mencapai bentuk dan ukuran dewasa.

Tahap-tahap perkembangan genital lelaki terlihat dari gambar 3 di bawah


ini:

Gambar 2.2 Sumber : Muliani, dkk. 2017.

3. Perubahan Ukuran Tubuh


Pertumbuhan tinggi dan berat badan merupakan perubahan fisik
mendasar yang pertama pada masa pubertas. Hurlock dalam Wulandari
Ade, dkk (2014) berpendapat peningkatan berat tubuh bukan hanya
disebabkan lemak, tetapi juga semakin bertambah beratnya tulang dan
jaringan otot (Wulandari Ade, dkk, 2014).
4. Perubahan Bentuk Tubuh
Perubahan bentuk tubuh merupakan perubahan fisik mendasar
kedua. Akibat terjadinya kematangan yang lebih cepat dari daerah - daerah
tubuh yang lain, sekarang daerah-daerah tubuh tertentu yang tadinya kecil
menjadi besar. Gejala ini tampak jelas pada hidung, kaki dan tangan.
Namun demikian semua bagian itu akan mencapai ukuran dewasa
walaupun perubahannya terjadi sebelum akhir masa puber pada akhir masa
remaja. Awal pubertas, ekstremitas tumbuh lebih cepat daripada batang
tubuh. Pertumbuhan ekstremitas kemudian berhenti, tetapi batang tubuh
terus tumbuh dengan baik sampai remaja. Pertumbuhan batang tubuh yang
paling besar biasanya pada tulang pelvis. Lebarnya bertambah lebih cepat
dari pada ukuran antero-posterior. Rongga pelvis memanjang dan pintu
panggul melebar, untuk mempersiapkan fungsi kehamilan. Urutan
perubahan - perubahan fisik yang terjadi pada remaja adalah sebagai
berikut :
a. Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota - anggota
badan menjadi panjang). Hal ini sebagai akibat berkembangnya lemak
di bawah kulit.
b. Tumbuh bulu yang halus dan lurus berwarna gelap di kemaluan
(Wulandari Ade, dkk, 2014).
Muliani, dkk. 2017. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan tanda-tanda seks
sekunder remaja SMPN 4 Bangli, Desa Pengotan, Kecamatan Bangli, Vol. 48
Number 2: 75-82. MEDICINA.
Wulandari Ade, dkk. 2014. Karakteristik Pertumbuhan Perkembangan Remaja
dan Implikasinya Terhadap Masalah Kesehatan Dan Keperawatannya, Volume 2,
No. 1, Mei 2014; 39-43. Jurnal Keperawatan Anak.

Hidayat, A., dkk. 2013. Tingkat Pengetahuan Tentang Tanda – Tanda Seks
Sekunder dengan Perilaku Seksual Remaja Putra dan Putri di SMP Negeri 1
Karangawen Kabupaten Demak, Vol. 6 No. 1. Demak : FIKkeS Jurnal
Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai