Pendahuluan
Tindakan keperawatan : Fisioterapi dada
Definisi tindakan :
Fisioterapi dada merupakan kumpulan teknik atau tindakan pengeluaran
sputum yang digunakan, baik secara mandiri maupun kombinasi agar tidak
terjadi penumpukan sputum yang mengakibatkan tersumbatnya jalan napas dan
komplikasi penyakit lain sehingga menurunkan fungsi ventilasi paru-paru.
(Hidayati Dkk, 2014). Fisioterapi dada terdiri atas perkusi dada, vibrasi dada,
dan postural drainase. Perkusi dada adalah pengetokan dinding dada dengan
tangan. Perkusi dinding dada secara mekanis akan melepaskan sekret. Vibrasi
dada digunakan untuk meningkatkan kecepatan dan turbulensi udara ekshalasi
untukmenghilangkan secret. Postural drainase merupakan pemberian posisi
terapeutik pada pasien untuk memungkinkan sekresi paru-paru mengalir
berdasarkan gravitasi ke dalam bronkus mayor dan trakea (Somantri, 2007).
Rasional :
Salah satu tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk
mengatasi masalah bersihan jalan napas akibat penumpukan mukus adalah
dengan tindakan fisioterapi dada yang meliputi drainase postural, vibrasi, dan
perkusi (Hockenberry dan Wilson, 2009; Assifa dalam Kartika, 2014).
Fisioterapi dada dilakukan untuk meminimalkan dan mencegah sumbatan/
obstruksi saluran pernapasan. Fisioterapi dada merupakan kelompok terapi
yang digunakan dengan kombinasi untuk mobilisasi sekresi pulmonal.
Fisioterapi dada direkomendasikan untuk klien-klien yang memproduksi
sputum dengan jumlah yang lebih dari 30cc perhari atau menunjukan bukti
atelaktasis dengan sinar-x dada (Potter dan Perry dalam Nizar Yanwar, 2016).
Fisioterapi dada dapat dilakukan kira-kira ½ sampai 1 jam sebelum makan
siang dan makan malam, dengan durasi 20-30 menit. Fisioterapi dada memiliki
prinsip gravitasi untuk membantu mengalirkan sekret keluar dari paru-paru dan
menyebabkan reflek batuk (Mardiyanti, 2013).
Prosedur (Kozier, Berman, Snyder, 2011) :
a) Tujuan Tindakan:
Mengembalikan dan memelihara fungsi otot-otot pernafasan
9. Postural Drainage
a. Melepaskan pakaian klien, Memudahkan perawat saat
memberikan tempat penampungan melakukan tindakan dan tetap
sputum dan menyiapkan tisu menjaga kebersihan lingkungan
klien.
DAFTAR PUSTAKA
Canopy, Luh Putu Rekto Goldie. (2018). Gambaran Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Tuberkulosis Paru Dengan Bersihan Jalan Napas Tidak
Efektif Di Ruang Nakula RSUD Sanjiwani Tahun 2018. Politeknik
Kesehatan Kemenkes Denpasar Jurusan Keperawatan.
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/id/eprint/491. XHidayat, A. A. A.,
& Uliyah, M. (2005). Buku Saku Praktikum: Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta : EGC.
Henita Chania, Dhona Andhini, Jaji. (2020). Pengaruh Teknik Perkusi dan Vibrasi
Terhadap Pengeluaran Sputum Pada Balita Dengan Ispa di Puskesmas
Indralaya. Volume 6 nomor 1.
http://www.conference.unsri.ac.id/index.php/SNK/article/download/1727/10
13
Kozier, B., Berman, A., & Snyder, S. J. (2011). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan Konsep, Proses, & Praktik (7th ed.). Jakarta: EGC.