Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN NEOPLASMA MATA

1. Pengkajian
a. Riwayat
1) Data Demografi (Black & Hawks, 2015)
a. Keluhan Utama yang paling sering adalah benjolan di mata yang disertai perubahan
atau kehilangan penglihatan. Kadang disertai nyeri dan keluhan yang kurang spesifik
seperti nyeri kepala atau mata lelah.
b. Manifestasi Klinis

Nyeri
Gagguan Penglihatan Sensasi abnormal
(oftalmalgia) Penampakan abnormal

Eksudat
Terlokalisasi satu bagian Kacamata atau lensa Akut atau kronis
Merah
atau seluruhnya kontak Lokasi
Bengkak/edema
Okular atau orbital Pemeriksaan mata Durasi
Riwayat bedah mata
Konstan atau episodic terakhir Nyeri akut/kronis
Faktor yang
Faktor yang Akut atau kronis Infeksi pada tempat
memperingan
memperingan dan Riwayat neuropati optic, operasi
danmemperberat
memperberat glaucoma, katarak, Eksudat
Mata bergerak
Riwayat penyakit Riwayat gangguan Fotofobia
sistemik neurologis Alergi
Tindakan Riwayat penyakit lain Riwayat trauma mata
pengobatanyang pernah (DM, hipertensi) Paparan Lingkungan
dilaukan sendiri Nyeri Pengobatan sendiri
Pembedahan mata Eksudat Faktor memperingan
Perubahan penglihatan Pembedahan mata dan memperberat

Karakter Perubahan spesifik pada Karakter sensasi


Rasa terbakar mata Nyeri berdenyut dalam
Gatal Kabur Gatal
Menteskan air mata Silau Mata Kering
Panas Sensasi benda melayang Lelah mata
Berkabut Rasa terbakar
Diplopia Gatal
Sensasi benda asing
Rasa penuh
Nyeri kepala
2) Tinjauan Sistem

Riwayat Kesehatan Riwayat bedah


Alergi Medikasi Kebiasaan makan Riwayat sosial Riwayat Keluarga
dahulu sebelumnya

Pembedahan Lingkungan Status hidrasi Kondisi genetic


Penggunaan Pekerjaan
Riwayat Gangguan Prostetis mata Debu Pola asupan cairan Penyakit mata
antibiotic Kebiasaan Olah raga
endokrin Bedah mata pada Kimiawi KOnsumsi kafein (glaucoma,
Tetes mata (olahraga yang
Riwayat penggunaan masa lampau Serbuk bunga Diet degenerasi makular)
Anti Histamin membutuhkan
kacamata atau lenda Lasik atau prosedur Makanan
Dekongestan kacamata pelindung)
kontak keratotomy radial Kosmetik/obat
Suplemen natural Hobi
Riwayat glaukom, Katarar Tetes mata
Antikolinergik
katarak, Bedah laser Antibiotik
Insulin
Riwayat trauma Lateks
Penggantian tiroid
mata

Riwayat Bedah neuro


Pituitari
Lobus oksipital
Bedah yang
melibatkan jaras
visual
b. Pemeriksaan Fisik
1. Tes Penglihatan

No Tes Tujuan Prosedur Hasil


1 Ketajaman Menentukan  Posisi klien 20 kaki di depan Ketajaman penglihatan
Penglihatan kejernihan diagram snellen abnormal menunjukkan
kornea,lensa dan  Klien duduk dengan satu mata di gangguan refraksi atau
vitreus,tentukan tutup patologi
fungsi jaras visual  Minta klien membaca barisan  Normal 20/20
dari retina ke otak dengan tulisan terkecil  Miopia ( rabun jauh )
Untuk koreksi  Nilai klien pada pembacaan 20/30 atau lebih
mata terbaik, dengan 50% jawaban benar.  Rabun dekat 20/15 atau
minta klien Nilai hasil berdasarkan angka kurang, dapat lebih
memakai standar baik dari rata-rata
kacamata atau  Lakukan pengkajian baik saat  20/200 dengan koreksi
lensa kontak mata klien telanjang ataupun = buta
saat memakai kaca mata maya
atau tidak pada kedua mata
2 lapang  Untuk  Klien duduk dengan jarak 2 kaki Abnormalitas lapang
pandang mengevaluasi dari anda, melihat mata anda pandang kasar dapat
penglihatan  Tutup mata kanan anda dan dideteksi. Jika
perifer, dapat mata kiri klien ditemukan, lanjutkan ke
digunakan  Pegang penlight ditengah antara pemeriksaan lain.
metode anda dank lien, keluar dari Lapang pandang visual
konfrontasi lapang pandang. Mulai dari dapat disebabkan
( sebelah kanan ) lapang superior, bawa objek ke gangguan sistem saraf
atau instrument bawah sampai klien menyatakan pusat atau gangguan
komputerisasi melihat objek ( anda pun bisa ocular ( glaucoma,
 Instrumen melihat objek). Ulangi pada ablasio retina)
komputerisasi sudut 45 derajat, melalui lapang
memungkinkan superior, temporal, inferior dan
deteksi akurat nasal.
dan kuantifikasi  Ulangi pada mata yang lain
akurat ( area
penurunan fungsi
visual )
3 Tes khusus Bukan Menggunakan lembar warna Klien dengan masalah
penglihatan pemeriksaan dengan angka yang ditampilkan penglihatan warna tidak
warna : umum, mendeteksi dengan warna primer dan dapat membaca angka
Masalah klien dengan dikelilingi warna lain
biasanya gangguan persepsi
genetik,
biasanya warna
juga
dipengaruhi
oleh nutrisi,
gangguan
saraf optik,
masalah
fovea
sentralis
4 Area pusat Digunakan untuk Grid Amsler : kotak 20 cm dibagi Jika terjadi distorsi atau
kebutaan mendeteksi dan dalam 5 mm2 dengan titik di hilangnya grid, lanjutkan
memantau tengah. Pegang grid 12 inci dari pemeriksaan berikutnya
perkembangan wajah, klien memfiksasi
area pusat pandangan pada titik di pusat dan
kebutaan deskripsikan area distorsi atau
( skotoma ) seperti hilangnya grid
pada degenerasi
macular

2. Pemeriksaaan fisik mata


a. Reflex dan motilitas

No Tes Tujuan Prosedur Hasil


1 Refleks Kaji fungsi saraf Klien melihat lurus, ambil kapas Berkedip dan
kornea kranial V steril, usap dari belakang dan mengeluarkan airmata,
( trigeminus ) sentuh kornea dengan ringan, juga menandakan saraf baik
dapat menggunakan spuit untuk
meniupkan udara ke kornea
2 Refleks Menentukan Sinari penlight 12-15 inci dari  Refleks simetris ;
cahaya kesejajaran mata tengah hidung dengan klien normal
kornea menatap lurus ke depan, amati  Refleks asimetris :
pantulan cahaya Mengindikasikan
strabismus, esotropis
( deviasi ke hidung),
eksotropis ( deviasi
menjauh dari hidung ),
hyperopia ( naik ),
hipotropia ( turun ).

3 Motilitas Mengumpulkan  Klien melacak target dengan  Mata secara normal


ocular informasi kedua mata bergerak ke enam bergerak paralel satu
mengenai otot arah utama dengan yang lain
ekstraokular,  Tes fungsi saraf : berdiri di dengan gerakan halus.
orbita, saraf depan klien dengan penlight 12  Gerakan bola mata
okulomotor, inci dari mata, pertahankan involunter bolak-balik
troklear, dan posisi kepala, klien mengikuti cepat ( nistagmus)
abdusen, koneksi cahaya dengan mata saja, abnormal
batang otak dan gerakan dari pusat ke tepi ke 6  Mata tidak bergerak
korteks serebral arah parallel atau kelopak
mata menutup lebih
dari sebagian kecil iris :
abnormal

4 Pemeriksaan Mengkaji fungsi Klien menatap pada satu titik 20  Tidak ada pergerakan :
tutup-buka otot mata dan inci, tutup satu mata dengan kain normal
mata ( cover- kesejajaran untuk opak dan amati mata yang tidak  Tes dapat diulang
uncover test ) mencari tropia ditutup dari gerakan lateral atau beberapa kali untuk
( deviasi medial seperti saat mata terfokus konfirmasi hasil
kesejajaran pada titik tersebut, buka tutup abnormal
ocular ) dan phoria mata dan amati mata untuk
( deviasi laten saat gerakan seperti saat mata terfokus
satu mata ditutup) pada satu titik. Ulangi pada mata
yang lain

b. Mata bagian luar

Struktur Mata Temuan Abnormal


1. Posisi mata Terbenam atau mata menonjol, seperti penonjolan satu atau
kedua mata ( eksoftalmus)
2. Kelopak mata  Kelemahan kelopak mata yang menutup pupil ( ptosis)
 Kelopak mata yang melipat ke dalam ( entropion ) atau
keluar ( ekstropion)
 Everes kelopak mata dan inversi
3. Berkedip
Cepat, jarang, mengedip asimetris
4. Bola mata
Asimetris, lunak, keras
5. Apparatus lakrimalis
Bengkak, edema, kelembapan berlebih, regurgitasi cairan
6. Kongjungtiva
Pucat atau merah cerah
7. Kornea
Iregularitas permukaan dan berkabut ( opasitas )
8. Kamera okuli anterior
Dalam atau dangkal ( normal 3 mm) : abnormal
9. Iris
Menonjol atau warna yang tidak lazim
10. pupil
 Pupil irregular atau tidak simetris
 Intoleransi cahaya ( fotofobia)
 Pupil yang tidak bereaksi pada cahaya atau akomodasi
c. Mata bagian dalam
Struktur mata bagian dalam dapat dilihat dengan iluminasi dengan
oftalmoskop direk dan indirek. Instrumen ini di gunakan untuk menginpeksi
struktur di posterior iris termasuk lensa dan fundus ( termasuk retina, pembuluh
darah retina, koroid, diskus optikus, macula dan fovea ). Mengunakan
oftalmoskop membutuhkan ketrampilan dan latihan. Terbagi atas 3
pemeriksaan :
1. Oftalmoskopi direk
Menggunakan sumber cahaya dan cermin untuk menghasilkan pembesaran
bayangan ( 15x ) pada fundus ( bagian posterior mata ) dan pandangan
detail pada diskus dan bantalan vascular di retina.
2. Oftalmoskopi indirek
Memberikan gambaran streoskopik dari retina. Sumber cahaya dating dari
lampu yang terfiksasi. Pemeriksa memegang sebuah lensa cembung di
depan mata klien dan melalui pengamat yang ditempelkan di kepala
melihat bayangan yang terbaik. Indirek oftalmoskopi memberkan
penglihatan binocular dengan persepsi dalam dan memberikan lapang
pandang yang lebih luas dibandingkan metode direk.
3. Penkajian lanjut pada mata
Beberapa pemeriksaan lanjut tetapi umum dilakukan dalam mengkaji
struktur internal mata seperti tonometry yang merupakan metode
pengukuran tekanan intraocular dan pemeriksaan slit-lamp yang
memeriksa segmen anterior mata dengan pembesaran
c. Uji Diagnostik
1) Optalmoskopi
Untuk melihat retina, diskus optikus, macula dan pembuluh darah retina. Serta
bagian mata dalam seperti fundus
2) Pengukuran tekanan okuler
Untuk mengukur tekanan intra okuler. Alat yang digunakan disebut tonometry
3) Pemeriksaan lampu slit
Lampu slit adalah instrument yang biasa dijumpai dikamar periksa ahli oftalmologi
atau tempat dimana dilakukan evaluasi oftalmik.
4) Prosedur Pencitraan
Untuk mengetahui hubungan mata terhadap tengkorak atau jaringan lunak lainnya
5) Ultrasonografi
Gelombang suara ultra dapat digunakan untuk mengukur dimensi dan struktur
okuler
(Smeltzer & Bare, 2002)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan persepsi sensori : penglihatan (PPNI, 2017)
b. Gangguan citra tubuh (Herdman & Kamitsuru, 2018)
c. Resiko cedera (Herdman & Kamitsuru, 2018)
3. Rencana Keperawatan

NO DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATAN (Moorhead, Johnson, Maas, & (Bulechek, Butcher, Dochterman, & Wagner, 2013)
Swanson, 2013)
1 Gangguan persepsi sensori : Fungsi Sensori penglihatan (2404) Kurang penglihatan (4978)
penglihatan (D.0085)  Ketajaman pandangan (kanan)  Lakukan pengkajian penglihatan secara rutin
 Ketajaman pandangan (kiri)  Monitor implikasi terhadap pasien dengan
 Lapang pandang (kanan) penglihatan yang berkurang
 Lapang pandang (kiri)  Kenalkan diri anda saat memasuki ruangan pasien
 Pandangan kabur  Bantu pasien untuk meningkatkan stimulasi indera-
 Penglihatan terganggu indera lainnya
 Sedaiakan ruangan dengan pencahayaan memadai
 Meminimalkan cahaya silau
 Sedaiakan literature dengan huruf yang besar
 Hindari menata ulang item-item dilingkuangan
sekitar tanpa memberitahu pasien
2 Gangguan citra tubuh (0)
3 Resiko cedera (00035)
DAFTAR PUSTAKA

Black, J. M., & Hawks, J. hokanson. (2015). Keperawatan Medikal Bedah. In 3 (8th ed., pp.
411–422). Singapura: Elsevier.

Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2013). Nursing
Intervention Classification (NIC) (Kelima). Jakarta: Mocomedia.

Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (Eds.). (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan Defenisi
dan Klasifikasi 2018-2020 (11th ed.). Jakarta: EGC.

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes
Classification (NOC) (Kelima). Jakarta: Mocomedia.

PPNI, T. P. S. D. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Defenisi dan Indikator


Diagnostuk (Pertama). Jakarta: DPP PPNI.

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (Eds.). (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth (Delapan). Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai