Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MINYAK

BUMI
Guru Pembimbing : Yetty Poniruswati, S.Pd

Disusun oleh:

1. Annisa Nur Rahmawati (03)


2. Carolina Samadhi (04)
3. Evita Harti Nanda (09)
4. Fiqih Kurniasandy (12)
5. Karina Widya Santoso (17)
6. M. Rosyidul Fikri Rahardjo (19)
7. Shaula Irlandy Ramadhania P. (30)
8. Wahyu Bita Pradana (31)

SMA NEGERI 3 SIDOARJO


Jl. Dr. Wahidin No. 130, Sekardangan, Sidoarjo, JawaTimur
MAKALAH MINYAK BUMI
dengan pembahasan
“BILANGAN OKTAN DAN JENIS
BENSIN”

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Makalah minyak bumi tentang “bilangan oktan dan jenis bensin” ini telah
diajukan sebagai tugas kurikulum mata pelajaran Kimia tahun pelajaran 2018/2019 di SMAN
3 Sidoarjo dan telah mendapat pengesahan pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 12 September 2018
 

Disahkan oleh

Kepala SMA Negeri 3 Sidoarjo, Guru Pembimbing,

Eko Redjo Sunariyanto, S.Pd, M. Pd Yetty Poniruswati, S.Pd


NIP. 197003161994121004 NIP. 196908312008012012

iii
Kata Pengantar

Rasa syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat melaksanakan dan menyusun tugas Makalah Minyak Bumi ini
dengan lancar. Untuk memenuhi nilai keterampilan kami di SMA Negeri 3 Sidoarjo ini, kami
murid XI MIPA 3 telah menyelesaikan tugas makalah ini dengan pembahasan “bilangan
oktan dan jenis bensin”.
Atas bimbingan dari Bu Yetty, maka disusunlah Makalah Minyak Bumi ini. Semoga
tugas kami dapat di terima dengan baik oleh Bu Yetty selaku guru Kimia kami. Dan dengan
tersusunnya makalah ini, diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi kami untuk dapat
menyusun makalah yang lebih baik lagi untuk tugas mendatang.
Dalam penyusunan makalah ini, kami telah berusaha untuk menyusun dengan baik,
karena sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan. Untuk memperbaiki kesalahan
kami, kami mengharap kritik dan saran dari Bu Yetty maupun teman-temansehingga kami
bisa memperbaiki kesalahan yang ada.
Rasa ucapan terima kasih patut kami sampaikan kepada pihak yang telah membantu
kami untuk menyusun laporan ini. Pihak yang kami beri ucapan terima kasih adalah Bu Yetty
selaku guru pembimbing untuk pelajaran Kimia.
Kami berharap semoga makalah ini bisa diterima dengan baik dan dapat dijadikan
contoh untuk teman-teman. Aamiin.

Sidoarjo, 6 September 2018

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................................ii
Halaman Pengesahan......................................................................................................iii
Kata Pengantar................................................................................................................iv
Daftar Isi..........................................................................................................................v

Bab 1 :Pendahuluan
1.1. Latar Belakang.....................................................................................................2
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3. Tujuan Pembuatan Makalah.................................................................................2

Bab 2 :Isi
2.1. Pengertian Bilangan Oktan..................................................................................3
2.2. Metode Pengukuran.............................................................................................4
2.3. Bilangan Oktan pada Jenis Bensin.......................................................................5
2.4. Zat Aditif pada Bensin.........................................................................................5
2.5. Nama Produk Bensin...........................................................................................6

Bab 3 :Penutup
3.1. Kesimpulan........................................................................................................7
3.2. Saran..................................................................................................................7

DaftarPustaka.............................................................................................................8

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini menjadikan teknologi otomotif juga
semakin berkembang. Perkembangan yang terjadi pada sistem pembakaran dimana sistem
tersebut memiliki rasio kompresi yang tinggi sehingga memerlukan jenis bahan bakar yang
sesuai agar proses pembakaran bekerja dengan sempurna. Oleh sebab itu diperlukan bahan
bakar yang mempunyai kualitas yang cukup baik. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas
bahan bakar adalah dengan menambahkan aditif ke dalam bahan bakar. Aditif (atau yang
dikenal dengan agen antiketukan) digunakan untuk menaikkan angka oktan bahan bakar,
mengurangi pengotoran ruang bakar/endapan karbon, meminimalisir deposit di dalam sistem
masukan dan mencegah pelekatan katup.Bilangan Oktan adalah bilangan yang menunjukkan
karakteristik bahan bakar untuk tidak menyala sendiri karena tekanan dan temperatur ruang
bakar. Di Indonesia, terdapatberbagaimacambensinsalahsatunyaadalahpertalite. Pertalite
adalah jenis bahan bakar yang diperjualbelikan pada bulan juli tahun 2015 oleh PT Pertamina
(Persero). Pertalite mempunyai karakteristik operasi bilangan oktan 90 (research octane
number). Untuk menaikkan angka oktan dari suatu bahan bakar dapat diperoleh dengan
memberikan TEL (Tetra Ethyl Lead), Methanol¸ Ethanol dan memberikan aditif iso-oktana.
TEL telah digunakan sebagai peningkat bilangan oktan sejak tahun 1920-an. Tetapi pada
tahun 1940-an TEL digantikan dengan penggunaan MMT (methylcyclopentadienyl
manganese tricarbonyl) benzena, toulena, dan naftalena.
Aditif yang akan digunakan untuk meningkatkan nilai oktan dari Pertalite adalah
dengan produk STP Octane Booster. Pada pengujian pertama, Pertalite murni (100%) akan
digunakan sebagai bahan bakar. Pada pengujian kedua, dilakukan penambahan zat aditif pada
pertalite. Begitupun dengan pengujian ketiga, dan pengujian keempat yang mempunyai
metode yang sama dengan pengujian kedua dengan perbedaan dari kadar aditif. Dari keempat
pengujian tersebut akan ditinjau unjuk kerja dari mesin bensin 4 langkah dengan spesifikasi
mesin yang sama setiap pengujiannya. Unjuk kerja dari mesin tersebut antara lain performansi
dan efisiensi.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian bilangan oktan?
2. Apa metode yang digunakan untuk menguji standart bensin?
3. Apa saja zat aditif dalam bensin?
4. Berapa saja bilangan oktan pada jenis-jenis bensin?
5. Apa saja jenis-jenis bensin?

1.3.Tujuan Pembuatan Makalah


Mengetahui tentang bilangan oktan dan bagaimana metode menghitung bilangan
oktan serta mengetahui jenis jenis bensin yang ada.

vi
BAB II
ISI
2.1. Pengertian Bilangan Oktan
Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa
diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin, campuran udara
dan bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh piston sampai dengan volume yang sangat
kecil dan kemudian dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi. Karena besarnya
tekanan ini, campuran udara dan bensin juga bisa terbakar secara spontan sebelum
percikan api dari busi keluar. Jika campuran gas ini terbakar karena tekanan yang
tinggi (dan bukan karena percikan api dari busi), maka akan terjadi knocking atau
ketukan di dalam mesin. Knocking ini akan menyebabkan mesin cepat rusak, sehingga
sebisa mungkin harus dihindari.
Nama oktan berasal dari oktana (C8), karena dari seluruh molekul penyusun
bensin, oktana yang memiliki sifat kompresi paling bagus. Oktana dapat dikompres
sampai volume kecil tanpa mengalami pembakaran spontan, tidak seperti yang terjadi
pada heptana, misalnya, yang dapat terbakar spontan meskipun baru ditekan sedikit.

Bilangan Bilangan
Senyawa oktan
Senyawa
oktan

n-heptana 0 Metilsikloheksana 104

2-metilheksana 41 Benzena 108

3-metilheksana 56 Metilbenzena 124

2,2-dimetilpentana 89 1-heptena 68

2,3-dimetilpentana 87 5-metil-1-heksena 96

2,4-dimetilpentana 77 2-metil-2-heksena 129

2,4-dimetil-1-
3,3-dimetilpentana 95
pentena
142

4,4-dimetil-1-
3-etilpentana 64
pentena
144

2,2,3-trimetilbutana 113 2,3-dimetil-2- 165

vii
pentena

2,4-dimetil-2-
n-heksana 26
pentena
135

2,2,3-trimetil-1-
sikloheksana 77
butena
145

2.2. Metode Pengukuran


Research Octane Number (RON)
Nilai oktan sebuah bahan bakar yang paling umum di seluruh dunia adalah nilai
Research Octane Number (RON). RON ditentukan dengan mengisi bahan bakar ke
dalam mesin uji dengan rasio kompresi variabel dengan kondisi yang teratur. Nilai
RON diambil dengan membandingkan campuran antara iso-oktana dan n-heptana.
Misalnya, sebuah bahan bakar dengan RON 88 berarti 88% kandungan bahan bakar
itu adalah iso-oktana dan 12%-nya n-heptana.

Motor Octane Number (MON)


Jenis bilangan oktan lainnya, disebut Motor Octane Number (MON), ditentukan
pada kecepatan mesin 900 rpm dan bukan 600 rpm seperti pada RON.[1] pengujian
MON menggunakan mesin tes serupa dengan yang digunakan dalam pengujian RON,
tetapi dengan campuran dipanaskan bahan bakar, kecepatan mesin yang lebih tinggi,
dan variabel waktu pengapian untuk lebih menekankan mengetuk ketahanan bahan
bakar. Tergantung pada komposisi bahan bakar, MON dari pompa bensin yang
modern akan menjadi sekitar 8 sampai 12 oktan lebih rendah dari RON, tetapi tidak
ada hubungan langsung antara RON dan MON. spesifikasi pompa bensin biasanya
membutuhkan baik minimal RON dan MON minimum.

Anti-Knock Index (AKI) atau (R+M)/2


Di banyak negara, termasuk Australia, Selandia Baru, dan beberapa negara di
Eropa, nilai oktan yang ditampilkan pada pompa adalah RON, namun di Kanada,
Amerika Serikat, Brasil, dan beberapa negara lain, jumlah nilai utama yang
ditampilkan adalah rata-rata dari RON dan MON, disebut Anti-Knock Index (AKI),
dan terkadang dituliskan di pompa sebagai (R+M)/2. Terkadang nilai ini juga disebut
sebagai Posted Octane Number (PON).

viii
2.3. Bilangan Oktan Pada Jenis Bensin
No Jenis Bensin Bilangan Oktan
1 Premium 88
2 Pertalite 90
3 Pertamax 92
4 Pertamax Plus 95
5 Pertamax Turbo 98
6 Pertamax Racing 100

2.4. Zat Aditif Bensin


Pada umumnya, bensin yang dihasilkan dari proses penyulingan tahap
pertama mempunyai angka oktan antara 70-80. Untuk itu, perlu dinaikan angka
oktan -nya agar tidak menyebabkan mesin mudah aus. Peningkatan angka
oktan dapat dilakukan dengan menambahkan zat aditif anti ketukan seperti
Tetra Ethyl Lead (TEL), Methyl Tertier Buthyl Ether (MTBE) dan etanol.
1. TEL (Tetra Ethyl Lead)
TEL (Tetra Ethyl Lead) dengan rumus kimia Pb(C2H5)4. Cara ini efektif, tetapi
timbal hasil pembakarannya dapat mengendap di mesin. Oleh karena itu, perlu
ditambahkan senyawa 1,2-dibromoetana (C2H4Br2), yang akan mengikat timbal
menjadi PbBr2 yang mudah menguap.
Adanya PbBr2 yang berasal dari bensin menimbulkan masalah baru, yaitu dapat
menimbulkan pencemaran. Selain itu, timbal yang terlepas ke udara juga berbahaya
bagi kesehatan. Oleh karena itu, saat ini penggunaan timbal untuk meningkatkan
angka oktan sudah ditinggalkan.

2. MTBE (Methyl Tertier Buthyl Ether)


Dengan bilangan oktan 118, senyawa MTBE mempunyai rumus kimia:

Meskipun tidak mengandung timbal seperti TEL, sehingga relatif lebih aman
dibandingkan TEL, namun tetap saja MTBE ini memiliki potensi mencemari
lingkungan karena mikroorganisme sulit menguraikannya.

ix
3. Etanol
Zat Aditif lainnya yang dapat meningkatkan efisiensi pembakaran bensin,
dengan bilangan oktan 112 adalah Etanol. Etanol ini memiliki keunggulan
dibanding saudaranya TEL dan MTBE, tidak mengandung timbal dan bisa
diuraikan oleh mikroorganisme sehingga tidak mencemari udara/ lingkungan.
Disamping itu, etanol bisa didapat dari hasil fermentasi tumbuh-tumbuhan sehingga
di alam ketersediannya cukup melimpah dan juga dapat dibudidayakan.

2.5. Nama Produk Bensin


Bensin memiliki berbagai nama, tergantung pada produsen dan Oktan. Beberapa
jenis bensin yang dikenal di Indonesia di antaranya:
1. Premium, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 88.
2. Pertalite, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 90
3. Pertamax, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 92.
4. Pertamax Plus, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 95.
5. Pertamax Turbo, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 98.
6. Pertamax Racing, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 100. Khusus untuk
kebutuhan balap mobil.
7. Primax 92, produksi Petronas yang memiliki Oktan 92.
8. Primax 95, produksi Petronas yang memiliki Oktan 95.
9. Super 92, produksi Shell yang memiliki Oktan 92.
10. Super Extra 95, produksi Shell yang memiliki Oktan 95.
11. Performance 92, produksi Total yang memiliki Oktan 92.
12. Performance 95, produksi Total yang memiliki Oktan 95.

x
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Bensin dapat diklasifikasikan berdasarkan kualitasnya yang dilihat dari nilai
bilangan oktan yaitu angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa
diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan. Terdapat 3 metode pengukuran
bilangan oktan yaitu dengan cara : Research Octane Number (RON) , Motor
Octane Number (MON), Anti-Knock Index (AKI) atau (R+M)/2
Peningkatan angka oktan dapat dilakukan dengan menambahkan zat aditif anti ketukan
seperti Tetra Ethyl Lead (TEL), Methyl Tertier Buthyl Ether (MTBE) dan etanol.

3.2. Saran
Diharapkan peniliti dapat mengembangkan teknologi untuk meningkatkan mutu
dan kualitas bensin, tanpa menimbulkan bahaya bagi manusia dan lingkungan. Minyak
bumi merupakan SDA yang tidak dapat diperbarui, sedangkan bensin adalah salah satu
olahannya, maka manfaatkan dengan seefisien mungkin. · Bensin digunakan sebagai
bahan kendaraan bermotor dan akan habis bila tidak dicari alternative nya. Oleh
karena itu, usahakan untuk mencari alternative lain selain bensin.

xi
Daftar Pustaka

Jurnal repository USU (repository.usu.ac.id)


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bensin
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bilangan_oktan
https://motor.sportku.com/berita/news/aktual/17383-kenali-fungsi-nilai-oktan
Buku paket KIMIA kelas 11

xii

Anda mungkin juga menyukai