Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRESENTASI

SISTEM MONITORING INATEWS, EVALUASI PERALATAN, DAN


MAINTENANCE

DISUSUN OLEH:
Kelompok 4
1. M. Rafli Kurniawan (41.18.0062)
2. M. Rezky Ilham A (41.18.0068)
3. Ragil Ellang S (41.18.0073)
4. Reza Pitrianto (41.18.0076)
5. Ulul Albab Sardjaka D K (41.18.0082)
6. Zulkifli Yasin H (41.18.0088)

Kelas: Instrumentasi 5 C

PROGRAM STUDI D-IV INSTRUMENTASI MKG


SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
2020/2021
I. Seismograf
 Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memasang
164 Seismograph di wilayah Indonesia dalam jaringan Indonesia Tsunami
Early Warning System (INATEWS) untuk memantau kejadian
gempabumi.

 Pemilihan lokasi untuk penempatan seismograph menjadi suatu faktor


yang penting untuk mendapatkan kualitas data rekaman seismograph yang
baik. Meskipun teknologi peralatan yang digunakan sangat canggih,
namun bila lokasi penempatan alat berada pada tempat yang memiliki
noise yang tinggi, maka kualitas rekaman dalam mendeteksi gempabumi
akan menjadi kurang baik.

 Pertimbangan dalam pemilihan lokasi penempatan seismograph meliputi


beberapa aspek diantaranya :
o Jaringan tersebut harus dapat mencakup sumber-sumber
kegempaan yang ada
o Kondisi seismo-geologi harus dapat menangkap sinyal seismik
tinggi namun noise lingkungan yang rendah biasanya berdiri pada
singkapan batuan (bedrock)
o Daerah yang mudah untuk dijangkau, jauh dari sumber getaran
mesin dan jalan raya, terdapat sambungan listrik atau sumber catu
daya
o Kondisi iklim.
 Kegiatan monitoring dilakukan untuk mengetahui karakter sinyal
seismograf sehingga dapat diketahui kondisi - kondisi sebagai berikut ;
o Kondisi peralatan akibat gangguan teknis pada
seismometer/digitizer
o Tingkat noise lingkungan sekitar stasiun pemantauan akibat
aktifitas masyarakat
o Kesalahan installasi, kesalahan metadata, kalibrasi alat, dan
kontinuitas data yang terkirim ke server pusat.

II. Model Peterson


Original Noise Model
• Earth noise model telah menjadi bagian dari sains setidaknya sejak Brune
dan Oliver (1959) menerbitkan sebuah kurva background displacement
dari seismik tinggi dan rendah berdasarkan survei noise stasiun di seluruh
dunia
• Pada tahun 1980, Peterson membuat model low-noise yang diolah
berdasarkan gabungan low-noise dari data SRO dan ASRO dengan rentang
periode 0,1 hingga 100 detik
• Model low-noise didapatkan dari low-noise jaringan stasiun berdasarkan
metode PSD dengan overlaying plot spektral serta memilih plot noise
dengan menghiraukan puncak dan lembah spektrum yang sempit
• Agnew dan Berner memperlebar rentang periode data gabungan dari SRO
dan ASRO dengan patching data IDA gravimeter pada periode 100 detik
• Li memperlebar rentang periode dari data gabungan SRO dan ASRO
dengan patching data spektrum low-noise dari Lajitas, Texas
• Model high-noise pada dasarnya dibuat dengan cara yang sama seperti
model low-noise, dengan menggunakan data SRO

New Noise Model


• Pada tahun 1993 Peterson telah membuat baseline model background noise
terbaru pada jaringan seismology global.
• Sama seperti model low-noise original, model low-noise terbaru dibangun
berdasarkan gabungan spektrum dari beberapa stasiun dengan kondisi
instrumen, vaults, lingkungan geologis dan wilayah geografis yang berbeda.
• Model high-noise terbaru merupakan spektrum daya rata-rata dari high
background noise jaringan stasiun global
• Tingkat noise berdasarkan analisis spektral dalam pola Peterson Model
dengan jangkauan frekuensi antara 0,01Hz - 10 Hz serta dengan PSD -180 dB
sampai dengan -80 dB, serta batas atas High Noise Model (HNM) dan batas
bawah Low Noise Model (LNM).
III. Software Analysis
 PQL (1991)
PQL adalah versi aplikasi yang lebih sederhana dan lebih ringan, yang
tidak menyertakan database MySQL, PDF plot, atau alat Station Viewer.
 PQLX (2004)
PQLX (PASSCAL Quick Look eXtended) adalah open-source software
yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas data dan kinerja stasiun
seismik. Software ini terdiri dari server dan klien, serta mencakup
ekstraksi data dan migration tools. Dengan memberikan data dalam
bentuk gelombang dan instrumen respons file, server PQLX akan
menghitung Trace Statistic, Power Spectral Densities (PSD), dan
Probability Density Functions (PDF) dan mengirimkan hasilnya ke
database MySQL untuk dapat dilakukan pengaksesan secara cepat.
Pengaksesan database oleh klien dapat dilakukan pada GUI yang terdiri
dari tiga bagian:
o Trace Viewer
o PDF Viewer
o Station Viewer
 SQLX (2012)
SQLX mengubah data domain waktu menjadi setara dengan Power
Spectral Density (PSD) dalam domain frekuensi. Dengan menggunakan
PSD ini, berbagai jenis plot dibuat untuk analisis dan inspeksi.
Dengan data yang dikonversi ke domain frekuensi, "noise" mudah
divisualisasikan dan mudah diinterpretasikan.
 ObsPy (2012)
ObsPy adalah sebuah proyek open-source yang didedikasikan untuk
menyediakan kerja Python untuk mengolah data seismologi. ObsPy
menyediakan parser untuk format file umum, klien untuk mengakses pusat
data dan pemrosesan sinyal seismologi yang memungkinkan manipulasi
time series seismologi. Tujuan dari proyek ObsPy ini adalah untuk
memfasilitasi pengembangan aplikasi yang cepat untuk seismologi.
Tampilan Software Analysis
IV. Proses Pengolahan Data
Data seismometer dari setiap stasiun terkirim ke BMKG Seedlink server.
Kemudian pada server tersebut ditambahkan informasi metadata berupa
informasi sensor, digitizer, sistem komunikasi dan supply daya dari setiap
stasiun
• Pertama dilakukan perhitungan Power Spectral Density (PSD) dari data
seismik yang ada pada seedlink server
• Kemudian Power Spectral Density (PSD) dikomparasi dengan standar model
noise untuk batas bawah (NLNM) dan batas atas model (NHNM) (Peterson,
1993).
• Kemudian dilakukan perhitungan statistik dalam fungsi kerapatan
probabilitas (PDF) dari banyaknya PSD yang dihasilkan

Pola Karakter Wave Form Seismik dalam PSD


Karakter sinyal seismik yang terekam oleh seismometer akan terlihat berbeda-
beda pada PSD sesuai dengan variasi frequnecy yang diberikan.
Pada gambar disamping dapat dijelaskan bahwa pola sinyal pulsa
kalibrasi, gaps data atau kekosongan data, auto mass center, dan sinyal noise
alamiah serta sinyal gempa dekat dan gempa jauh, dapat digambarkan dalam
variasi dan tingkat noise yang berbeda-beda. Sehingga bila seismograph
mengalami kondisi tertentu dapat dengan mudah terlihat dalam PSD

V.
VI. HASIL MONITORING BEBERAPA STASIUN DI INDONESIA
1. Stasiun Labuha di Maluku (LBMI)
Data dalam kotak pada gambar terlihat adanya kekosongan data yang
sistematik mulai dari jam 10:00 UTC s.d 22:00 UTC hal tersebut akibat
adanya kerusakan pada baterai sebagai catu daya cadangan yang tidak
mendapatkan daya yang optimal dari panel tenaga surya, sehingga alat mati
pada malam hari, dan baru beroperasi kembali pada pagi hari.

2. Stasiun Banda Aceh (BSI)


Diwakili hanya analisis dari komponen BHE , dimana pada spekrum
terlihat tidak membentuk pola Peterson Model pada semua komponen
berarti alat tidak dapat merekam mikroseismik. Hal ini akibat kerusakan
pada sensor seismometer
3. Stasiun Alor Kupang (ALKI)
Stasiun di Alor Kupang (ALKI) pada komponen BHE dan BHZ
memperlihatkan spektrum yang membentuk pola dan masih dalam batasan
Peterson Model, pada frekuensi antara 5 – 10 Hz dalam kotak terlihat
masih berada dibawah batas atas. Sehingga lokasi penempatan seismograph
di Alor dapat dikatakan ideal. Stasiun ALKI berada pada lokasi dengan
batuan dasar yang keras sehingga dapat mengurangi noise lingkungan.

VII.

BEBERAPA MASALAH YANG MUNGKIN TERJADI PADA SEISMOMETER


1. Rusaknya Power Supply
Pada spectrum terlihat banyaknya sinyal diluar batas Peterson Model, dan
pada wave form terlihat banyak tanda kuning, yang menandakan bahwa pada
waktu tertentu tidak ada data yang terkirim (Gaps). Dan terlihat pada jendela
ketersediaan data, bahwa dari jam 11 UTC – 23 UTC tidak ada data
kemungkinan karena alat mati akibat tidak adanya supply power pada malam
hari.
2. Kerusakan Pada Digitizer Atau Sensor
Spectrum dari ketiga komponen tampak tidak sesuai dengan pola Peterson
model, kemungkinan ada kerusakan pada bagian digitizer atau seismometer

3. Kondisi Peralatan Akibat Variasi Suhu di Ruang Sensor


Variasi suhu antara siang dan malam hari dilokasi stasiun terkadang dapat
berubah secara drastis sehingga bila penutup/cover seismometer tidak baik,
variasi suhu tersebut dapat terrekam oleh seismometer, variasi tersebut terlihat
dari spectrum pada frequency rendah.

4. Ganggua
n
Aktifitas
Sekitar
Sensor
Pada spectrum terlihat frequency diatas 1 hz berada diluar batas atas Peterson
model, hal tersebut kemungkinan aktibat aktifitas lingkungan disekitar tempat
sensor yang tinggi, akibat kendaraan dan aktifitas bandara, hal tersebut dapat
dilihat dari peta situasi disekitar tempat sensor

5. Kondisi Peralatan Akibat Kesalahan Metadata


Pada spectrum terlihat bahwa frequency dibawah 1 Hz berada dibawah batas
bawah Peterson model sedangkan pada frequency diatas 1 Hz berada diatas
batas atas Peterson model, hal ini disebakan adanya kesalahan metadata pada
informasi respons sensor dari alat dan yang tersimpan pada server metadata
tidak sama

VIII. Kategori Penilaian


Peralatan
Hasil Diskusi
1) Apa yang dimaksud migration tools?
Jawab:
Jadi migration tool adalah sebuah alat yang digunakan untuk melalukan migrasi data.
Migrasi data adalah proses pemindahan atau penggabungan data dari satu sistem ke
sistem yang lain dengan mengubah penyimpanan, database atau sistem dari aplikasi itu
sendiri. Contoh nya yaitu dalam studi kasus, terdapat sebuah perusahaan atau sebuah
organisasi yang sedang berkembang, kemudian mereka berniat mengubah sistem yang
ada, entah mungkin untuk menambah atau mengubah fitur yang sudah dibuat, atau
memperbaiki sistem security, yang mengharuskan perubahan sistem secara global,
disinilah proses migrasi data dapat digunakan, dengan memanfaatkan beberapa data
dari sistem yang sudah ada.

2) Apa maksud dari data seed, mseed dan dseed?


Jawab:
File SEED adalah file data yang disimpan dalam format Standard for the Exchange of
Earthquake Data (SEED), format data umum yang digunakan dalam bidang seismologi.
Ini berisi nilai-nilai deret waktu, metadata instrumen, atau keduanya. Nilai deret waktu
adalah kumpulan interval waktu bentuk gelombang yang direkam oleh instrumen
seismik. Metadata instrumen mencakup informasi respons instrumen dan lokasi fisik
stasiun (di mana instrumen itu ketika data direkam).
File SEED dihasilkan oleh instrumen seismologis yang digunakan untuk memantau
pergerakan seismik di bumi. Format SEED dikelola oleh Federasi Jaringan Seismograf
Digital (FDSN).
File SEED yang berisi nilai deret waktu dan metadata dipisahkan menjadi dua bagian.
Bagian yang berisi nilai deret waktu dikenal sebagai "miniSEED." Bagian yang
mengandung metadata dikenal sebagai "Dataless SEED." Jika file SEED hanya berisi
nilai-nilai deret waktu, itu disebut file SEED mini tetapi masih memiliki ekstensi
".seed".
Jika file SEED hanya berisi metadata, itu dikenal sebagai file Dataless SEED tetapi
juga masih memiliki ekstensi ".seed".File SEED biasanya dikonversi ke format data
lain untuk diproses. rd SEED adalah program populer yang digunakan untuk membuka
dan mengonversi file SEED ke format lain.
DAFTAR PUSTAKA
Alfin S.S. et al. (2019) Analisis Kelaikan Peralatan Seismograph Jaringan InaTews Regional
Sulawesi (Studi Kasus Kejadian Gempa Bumi Palu 28 September 2018) Dengan Metode
Power Spectral Density. Jakarta : STMKG
Bidang Instrumentasi Rekayasa dan Kalibrasi Peralatan Geofisika. Sistem Kontrol Kondisi
Peralatan Seismograph Jaringan Inatews. Jakarta : BMKG
Mahmud Yusuf. et al. (2018). Evaluasi Kualitas Stasiun Seismograph Berdasarkan Analisis
Spektrum Pada Jaringan Seismograph Inatews. Jakarta : BMKG
Peterson. (1993). Observation And Modeling Of Seismic Background Noise. U.S. Geol. Surv.
Tech. Rept., 93-322, 94p. 1993.

Anda mungkin juga menyukai