Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ELEKTRONIKA DAYA

POWER SUPPLY 1 FASA DENGAN POWER FACTOR CORRECTION

PADA PLECS SIMULATOR

Kelompok 5

1. AHMAD ZAMZAMI 1606908382


2. ACHMAD IRFANDI 1606870755
3. ZIKHRI DWI K. 1506716996
4. M. NOOR ADDIN 1606908640
5. FAUZAN NASHSHAR T. 1606908483
6. IQBAL FADLI B. 1706104546
7. GILANG LADISADEWA 1706104520
8. ROKHMATUN Z. D 1706104615

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2019

ELDA 2019_GROUP 5
Page | 1
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Elektronika daya merupakan gabungan dari disiplin ilmu teknik tenaga listrik,
elektronika, dan sistem kendali yang menitikberatkan pada peralatan berdaya besar dengan
cara mengatur parameter-parameternya (arus, tegangan, dan daya). Pada tugas ini, kami
memilih simulasi rangkaian PLECS “Single-phase diode rectifier with power factor
correction” yang merupakan rangkaian catu daya yang sudah terintegrasi dengan modul
power factor correction.
Power supply merupakan suatu rangkaian elektronik yang mengubah arus listrik
bolak-balik menjadi arus listrik searah. Catu daya menjadi bagian yang penting dalam
elektonika yang berfungsi sebagai sumber tenaga listrik misalnya pada baterai atau accu.
Catu daya (Power Supply) juga dapat digunakan sebagai perangkat yang memasok listrik
energi untuk satu atau lebih beban listrik.
Power supply digunakan sebagai rangkaian untuk mengubah sinyal AC menjadi sinyal
DC. Di dalam power supply terdapat komponen dioda sebagai penyearah dan komponen daya
yang digunakan untuk mengurangi ripple. Penggunaan power supply dapat diaplikasikan
dengan tambahan rangkaian terintergrasi yang digunakan sebagai pengoreksi faktor daya
pada keluarannya, karena kembali lagi pada tujuan dari elektronika daya yakni untuk
memperbesar efisiensi dan memperkecil rugi-rugi daya. Power factor correction berfungsi
untuk memastikan dan menjaga tegangan keluaran konstan walaupun mendapat masukan atau
pembebanan yang selalu berubah.

Konverter AC-DC adalah bagian dari catu daya yang digunakan di peralatan elektronik
apa pun. Elektronika Daya digunakan dalam menyuntikkan harmonisa tingkat rendah,
konversi daya. Disebabkan oleh harmonik ini, total distorsi harmonik tinggi dan faktor daya
input sistem ini buruk. Skema PFC diimplementasikan untuk mendapatkan faktor daya,
harmonisa arus input rendah dan distorsi pada arus . Dengan faktor daya rendah, peningkatan
arus netral dalam 3-sistem fase, transformer dan motor induksi akan bertambah panas dan
karenanya, ada kebutuhan untuk perbaikan PF terus menerus dan pengurangan harmonisa
arus input.

ELDA 2019_GROUP 5
Page | 2
1.2 Tujuan Dan Manfaat Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memahami prinsip kerja power
supply 1 fasa dengan power factor correction , menganalisa kerja power supply 1 fasa dengan
power factor correction dan mengkomparasi sekaligus menganalisa antara power supply 1
fasa dengan power factor correction dengan literatur yang diperoleh dari paper IEEE.Manfaat
penulisan makalah ini bagi penulis adalah mendapatkan pengertian dan penjelasan tentang
power supply 1 fasa dengan power factor correction. Sedangkan bagi para pembaca,
diharapkan semoga makalah ini dapat menjadi sumbangan dalam memperkaya pengetahuan
dan memberikan kesempatan untuk mempelajarinya lebih lanjut.

ELDA 2019_GROUP 5
Page | 3
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Power Supply


Catu daya merupakan rangkaian yang digunakan untuk menyearahkan listrik AC
menjadi DC. Sekarang rangkaian catu daya banyak dikemas dalam SMPS contohnya chrager.
Komponen utama dalam catu daya adalah dioda yang fungsinya sebagai rectifier siklus
gelombang AC yang mengalami perubahan polaritas positif dan negatif menjadi keluara yang
hanya memiliki satu jenis polaritas yakni positif.

Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current)
yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai atau accu adalah sumber catu daya DC
yang paling baik. Namun untuk aplikasi yang membutuhkan catu daya lebih besar, sumber
dari baterai tidak cukup. Sumber catu daya yang besar adalah sumber bolak-balik AC
(alternating current) dari pembangkit tenaga listrik. Untuk itu diperlukan suatu perangkat
catu daya yang dapat mengubah arus AC menjadi DC. Pada tulisan kali ini disajikan prinsip
rangkaian catu daya (power supply) linier mulai dari rangkaian penyearah yang paling
sederhana sampai pada catu daya yang ter-regulasi.

2.2 Power Factor Correction


PFC (Power Factor Correction) merupakan suatu modul yang terdiri gabungan
beberapa komponen elektronika daya dan contol yang digunakan untuk menjaga daya
keluaran baik tegangan maupun arus dalam hal meminimalisasi adanya harmonisa. “As for
switch power supply, it is a very effective method, using active power factor correction
technology in power electronic equipment, to restrain harmonic current in the power grid
and to improve the power factor.” [1]
PFC sudah banyak diaplikasikan pada boost converter. Tegangan tiga fasa umumnya
range 0 sampai 375 V, sehingga diperlukan converter step up untuk menjaga tegangan bus
DC sebesar 380V atau lebih. Oleh karena itu, buck converter dihilangkan, dan buck-boost
converter memiliki tekanan akibat switching yang terlalu tinggi (Vin+Vo). Boost converter

ELDA 2019_GROUP 5
Page | 4
memilki filter induktor pada sisi input, yang menyediakan bentuk gelombang arus masukan
kontinu yang smooth kebalikan topologi arus input diskontinu pada buck atau buckboost.
Arus input kontinu sangat mudah untuk difilter yang mana sebagai manfaat utama karena
filter tambahan lain yang dibuthkan pada sisi input convevrter menambah biaya dan
mengurangi power factor karena pembebanan capasitif pada saluran.

Gambar 2.2 CCM PFC Boost Converter Design


Sumber: CCM PFC Boost Converter Design. Sam Abdel-Rahman Infineon Technologies North America
(IFNA) Corp.

Boost converter dapat beroperasi pada 3 mode yaitu: continuous conduction mode
(CCM), discontinuous conduction mode (DCM), and critical conduction mode (CrCM). Pada
Gmbar 3 bentuk gelombang untuk mengilustrasikan induktor dan arus input pada 3 mode
operasi pada kondisi tegangan dan daya yang sama. Namun, pada pembahasan selanjutnya
hanya akan fokus pada CCM dikarenakan sesuai dengan hasil simulasi pada PLECS.

Gambar 2.2 Ilustrasi Bentuk Gelombang Arus Input dalam 3 Mode Operasi
Sumber: CCM PFC Boost Converter Design. Sam Abdel-Rahman Infineon Technologies North America (IFNA) Corp.

ELDA 2019_GROUP 5
Page | 5
BAB III

SIMULASI DAN ANALIS

3.1 Simulasi

Gambar .3.1 Power Supply 1 Fasa dengan PFC

Gambar 3.2 Rangkaian Trigger IGBT

Gambar 3.3 Rangkaian dalam Configurable Controller

ELDA 2019_GROUP 5
Page | 6
3.2Prinsip Kerja CCM dengan PFC
Tegangan Output Vdc yang terukur menjadi input untuk Gain (penguat atau
pelemah), dimana K= 1/325. Dikalikan (Mul) dengan I ref = 5. Hasil perkalian ini
digunakan sebagai I ref masukan pada Configurable controller. Pada rangkaian dalam
configurablle controller dapat dilakukan operasi penjumlahan (sum) atau pengurangan
(substraction) yang direpresentasikan dengan tanda operasi pada input. Rangkaian ini
menggunakan tanda positif untuk Iref dan negatif untuk I (arus keluaran rangakian
chopper). Dari sini selisih antara kedua masukan arus tersebut yang digunakan untuk
mengaktifkan relay dimana referensinya antara -1 sampai +1. Jika input sinyal melebihi
+1 (upper threshold), relay akan aktif, sebaliknya relay akan off jika diberi input kurang
dari -1 (lower threshold). Keluaran relay ini yang akan menjadi masukan gate IGBT.
IGBT pada rangakian ini digunakna sebagai boost switch dalam chopper DC boost.

3.3 Hasil Simulasi

Gambar . Hasil Simulasi

3.4 Analisis

ELDA 2019_GROUP 5
Page | 7
 CCM PFC
Skematik umum untuk continuous conduction mode (CCM) beserta Power
Factor Correction. Rangkaian ini digunaakan untuk membuat cioonverter yang bisa
menjaga tegangan keluaran lebih besar atau sama dengan tegangan masukan dan
adanya choper untuk mengurangi efek harmonisa arus yang bisa berpengaruh pada
sisi keluaran dimana akan mengurangi kualitas daya keluaran untuk beban.

Gambar 3.1. Skematik Blok untuk Boost Power dengan Masukan Rectifier
Sumber: CCM PFC Boost Converter Design. Sam Abdel-Rahman Infineon Technologies North America (IFNA) Corp.

 Power Diode dan Filter Induktor

Filter Inductor

Dioda Bridge

Gambar . 3.2 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh 1 Fasa


Pada masukan diberi induktor yang digunakan untuk memperhalus sinyal
masukan khusunya pada bentuk gelombang arus. Selanjutnya sinyal masuk ke
rangakian dioda bridge.

ELDA 2019_GROUP 5
Page | 8
(a)

(b)
Gambar .3.3 Sinyal Masukan Rectifier (a) Tegangan; (b) Arus

(a)

(b)
Gambar . 3.4 Sinyal Keluaran Rectifier (a) Tegangan; (b) Arus

ELDA 2019_GROUP 5
Page | 9
Rangkaian Penyearah gelombang penuh dengan dioda bridge ini diberi
masukan Vrms (1fasa) sebesar 325V dengan frekuensi siklus sebesar 50Hz. Tampak
Gelombang masukan dan keluaran baik arus maupun tegangan memiliki nilai yang
selisihnya tidak terlalu jauh.
Saat sinyal masukan tegangan sebesar 325,8 Vrms setelah disearahkan
menghasilkan tegangan 325,4 Vdc. Sedangkan untuk sinyal arus masukan 5,9 Arms
dan sinyal keluaran 5,9 Adc. Adanya kesamaan ini seolah-olah dioda yang bekerja
dan beban resistor sebesar 1MΩ tidak begitu tidak menyerap banyak arus dan
tegangan. Dibuktikan dengan ketika ditampilkan nilai dioda V forward =0, pada
kenyataanya tidak ada dioda yang memiliki tegangan threshold 0V. Untuk jenis
silicon membutuhkan tegangan 0,7V dan germanium 0,4 V untuk membuat dioda
aktif.
Vdc=Vrms – 2Vdiode

Gambar 3.5 Paramater setting pada Dioda

o DC Chopper Boost
DC choper boost pada rangkaian ini memiliki prinsip kerja nilai tegangan
keluaran yang lebih besar atau sama dengan masukan. DC chopper boost umumnya
terdiri dari beberapa komponen penyusun yaitu induktor, dioda, kapasitor, serta
komponen pensaklaran sejenis transistor. Dalam simulasi PLECS ini tidak
menggunakan kapasitor di sisi output dn menggunakan komponen pensaklaran
IGBT. Alasan digunakanya IGBT adalahh Insulated Gate Bipolar Transistor
merupakana gabungan dari kelibihan transistor dan Mosfet. Dimana Prinsip kerjanya
sama dengan BJT, namun ia memiliki switching time dan tahan panas yang lebih
baik dari mosfet dan BJT. Berikut contoh rangkaian sederhana (typical) dari DC
Chopper Boost.

ELDA 2019_GROUP 5
Page | 10
Gambar .3.6 DC Chopper Boost
Sumber: https://docplayer.info/40598993-Pembuatan-dc-chopper-tipe-boost-berbasis-
transistor-sc2555.html

Dalam perancangan DC Chooper Boost dibutuhkan perhitungan nilai Induktor


yang nantinya akan mempengaruhi besar arus keluaran yang akan berpengaruh pada
kecepatan switching IGBT. Pada simulasi PLECS keluaran induktor ini akan
diproses dalam configurable controller yang keluaranya akan menjadi masukan Gate
IGBT. Besar masukan inilah yang bisa memperngaruhi kecepatan switching IGBT.
Dengan mengubah I ref.

Gambar 3.7 . Masukan Iref dan I pada Configurable Contoller


Pada chooper menggunakan induktor sebagai filter chopper untuk mengurangi
efek harmonisa akibat konsekuensi filter kapasitor pada rangkaian power supply pada
umumnya. Karena dilter kapasitor akan mengilangkan ripple tegangan keluaran dc
namun konsekuensinya penyearah tersebut menyebabkan bentuk gelombang arus
menjadi tidak rata dan mengandung harmonisa. Harmonisa ini yang mengakibatkan
kualitas daya pada rangkaian penyearah menjadi turun, karena dengan adanya
harmonisa pada rangkaian maka secara otomatis faktor daya sistem juga akan turun
dan membuat suhu komponen elektronika meningka (kondisi stress pada komponen
elektronika).

ELDA 2019_GROUP 5
Page | 11
Diagram skematik boost power factor corrector diberikan di bawah ini pada
Gambar dibawah. Sirkuit ini diagram ini mirip dengan boost converter. Jembatan
dioda yang digunakan di sini untuk tujuan memperbaiki tegangan input yang AC dan
mengubah tegangan input dari AC ke DC. Dan kapasitor digunakan untuk konversi
ini disimpan pada output konverter. Bahkan jika nilai kapasitor digunakan jembatan
input, nilainya sangat kurang & hanya digunakan untuk mengontrol jika ada suara di
sirkuit.
Tegangan konstan dapat diperoleh pada sisi output konverter, tetapi tegangan
input oleh beberapa kekuatan pemrograman, arus input menjadi setengah gelombang.
Daya keluaran didapat pada kapasitor sisi output dalam bentuk gelombang sinus.
Gelombang sinus ini memiliki frekuensi sama dengan dua kali lipatnya dari frekuensi
garis & tidak pernah konstan.

Gambar 3.8 High power factor control circuit

Sumber : Input Power Factor correction in a Single Phase AC-DC


Circuit Using Parallel Boost Converter , Department of Electrical EngineeringNational
Institute of Technology, Rourkela

ELDA 2019_GROUP 5
Page | 12
BAB IV
KESIMPULAN

Dari hasil simulasi dan analisa PLECS untuk Power Supply 1 Fasa dengan PFC
ini dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. CCM dan PFC modul gabungan yang digunakan untuk menghasilkan tegangan dan
arus keluaran yang sama atau lebih besar dari masukan.
2. Filter Inductor pada sisi primer digunakan untuk membuat bentuk gelombang arus
lebih smooth sebelum masuk ke zona rectifier.
3. Filter inductor untuk mengurangi efek harmonisa yang bisa menurunkan kualitas
daya keluaran.
4. Gate pada IGBT dikendalikan dari proses kontrol antara tegangan keluaran dan arus
untuk mengatur waktu switching IGBT yang berdampak pada koreksi faktor daya
keluaran untuk mengurangi efek harmonisa.

ELDA 2019_GROUP 5
Page | 13
DAFTAR PUSTAKA

[1] Abdel-Rahman, Sam. 2013. CCM PFC Boost Converter Design. Durhm: Infineon
Technologies North America.
[2] Gao, Jiabao. 2015. “Analysis of a Boost PFC Pre-regulator Operated in both CRM and
DCM.” Hainan; Cina: Atlantis Press.
[3] Xiangjun Zhang, Binze Wang, Hao Ding, Dianguo Xu. 2012. “Study of CCM Boost PFC
based on Simulink.” IEEE 1756-1760.
[4] Rashid, Muhammad H.(1993). Elektronika Daya: Rangkaian,Devais dan Aplikasinya,
edisi kedua (Edisi Bahasa indonesia).
[5] Mohan, Ned. (1995). Power electronics: converters, applications,and design. New
York: John Willey & son, Inc.

[6] Grigore, Vlad.(2001). Topological issues in single phase powerfactor correction.


Helsinki: University of Technology.

[7]Tao, F.F. and F.C. Lee, 2000. A criticalconduction-mode single-stage power factor
correction electronic ballast. Applied Power Electronics Conference and Exposition,
2000. APEC 2000. Fifteenth Annual IEEE 1: 603-609.

Pembagian Kerja Kelompok

No Nama/NPM Tugas

ELDA 2019_GROUP 5
Page | 14
1 Fauzan Nashshar T/ - Mencari referensi paper IEEE dan keterkaitan dengan
16060908483 simulasi PLECS.
- Menganalisa PFC dan IGBT.
- Menyusun presentasi
2 Ahmad Zamzami / - Menganalisa pemakaian Bridge Rectifier pada
1606908382 sistem
- Menyusun presentasi
3 Muhammad Noor Addin / - Menganalisa pemakaian Filter Inductor pada
1606908640 sistem
- Menganalisa kegunaan DC-DC Converter
4 Achmad Irfandi / 1606870755 - Menganalisa simulasi power supply pada PLECS
5 Zikhri Dwi K / 1506716996 - Menganalisa simulasi power supply pada PLECS
6 Gilang Ladisadewa/ - Menganalisa simulasi power supply pada PLECS
1706104520
7 Iqbaal Fadlli Besstian/ - Mencari referensi paper dan keterkaitan dengan
1706104546 simulasi plecs “Single-phase diode rectifier with
power factor correction”.
- Menyusun makalah
- Menyusun presentasi
- Menganalisa simulasi power supply pada PLECS
8 Rokhmatun Z .D /1 706104615 - Menganalisa model simulasi plecm.
- Menyusun presentasi
- Menyusun makalah.
- Mencari keterkaitan PLECS dengan CCM

ELDA 2019_GROUP 5
Page | 15

Anda mungkin juga menyukai